24
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS BAHAGIA NOMOR: 301/SK/Dir-RSA/XII/2014 TENTANG PANDUAN TRIASE DI RS BAHAGIA DIREKTUR UTAMA RS BAHAGIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang proses pelayanan pasien di RS Bahagia maka perlu disusun panduan triase di RS Bahagia; b. bahwa sehubungan dengan huruf a diatas, perlu ditetapkan Panduan Triase di RS Bahagia dengan Keputusan Direktur Utama RS Bahagia. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1966 tentang tenaga Kesehatan (Lembaga Negara Tahun 1996 Nomor 49, tambahan Lembaga Negara Nomor 3637); 5. Peraturan menteri Kesehatan nomor 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit; 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan nomor 2/V/PB/2013 dan Nomor 38 Tahun 2013 Tentang Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri; 7. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal;

Panduan Triage Bahagia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

panduan triage RS Bahagia

Citation preview

Page 1: Panduan Triage Bahagia

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS BAHAGIA

NOMOR: 301/SK/Dir-RSA/XII/2014

TENTANG

PANDUAN TRIASE DI RS BAHAGIA

DIREKTUR UTAMA RS BAHAGIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang proses pelayanan pasien di RS Bahagia maka perlu disusun panduan triase di RS Bahagia;

b. bahwa sehubungan dengan huruf a diatas, perlu ditetapkan Panduan Triase di RS Bahagia dengan Keputusan Direktur Utama RS Bahagia.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;

2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;3. Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

4. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1966 tentang tenaga Kesehatan (Lembaga Negara Tahun 1996 Nomor 49, tambahan Lembaga Negara Nomor 3637);

5. Peraturan menteri Kesehatan nomor 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan nomor 2/V/PB/2013 dan Nomor 38 Tahun 2013 Tentang Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri;

7. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal;

8. Keputusan Majelis Wali Amanat UTX Nomor 12/SK/MWA/2003 tentang Anggaran Rumah Tangga UTX dan Perubahannya;

9. Peraturan Rektor UTX Nomor 625/P/SK/HT/2014 tentang Rumah Sakit Akademik UTX;

10. Keputusan Rektor UTX Nomor 274/P/SK/HT/ 2011 Tentang Pengangkatan Direktur Utama Rumah Sakit Akademik UTX;

11. Keputusan Rektor UTX Nomor 749/P/SK/HT/2014 Tentang Penetapan Nama Rumah Sakit Akademik UTX Menjadi RS Bahagia;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS BAHAGIA TENTANG PANDUAN TRIASE RS BAHAGIA.

PERTAMA : Panduan Triase RS Bahagia terdapat dalam lampiran surat keputusan

Page 2: Panduan Triage Bahagia

ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan Direktur Utama RS Bahagia ini.

KEDUA : Panduan Triase RS Bahagia digunakan sebagai acuan dalam pelayanan pasien dalam keadaan darurat.

KETIGA

KEEMPAT

:

:

Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada Rencana Kegiatan Anggaran Biaya RS Bahagia.Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 12 Desember 2014 dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di KXPada tanggal 12 Desember 2014Direktur UtamaRS Bahagia

Tembusan:1. Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan.2. Direktur SDM dan Akademik.3. Plt. Direktur Keuangan dan Administrasi Umum.4. Kepala Bagian/Instalasi Terkait.5. Pihak Terkait.RS Bahagia.

Page 3: Panduan Triage Bahagia

Lampiran Keputusan Direktur Utama RS Bahagia

Nomor : 301/SK/Dir-RSA/XII/2014Tanggal : 12 Desember 2014Tentang : PANDUAN TRIASE RS BAHAGIA

PANDUAN TRIASE

RS BAHAGIA

BAB I

PENDAHULUAN

Instalasi Gawat Darurat adalah salah satu gerbang utama masuknya pasien ke rumah

sakit, dengan kasus yang tidak terduga, level kegawatan yang beragam, dan jumlah pasien

datang yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Tanpa sistem pelayanan yang tepat dan

kerja tim yang baik, sangat memungkinkan terjadinya kekacauan dalam pelayanan pasien

yang bisa berdampak pada keterlambatan penanganan pasien gawat darurat, meningkatnya

mortalitas dan morbiditas pasien, length of stay pasien yang memanjang, rendahnya cost

effectiveness pelayanan, yang pada akhirnya rendahnya mutu rumah sakit.

Sistem triage adalah salah satu alat bantu skrining pasien di Instalasi Gawat Darurat

yang bertujuan mengenali pasien kegawataruratan dengan cepat, dan memberikan

Page 4: Panduan Triage Bahagia

penatalaksanaan sesegera mungkin dengan tepat. Terdapat banyak acuan sistem triase yang

digunakan oleh masing-masing rumah sakit, mulai yang dengan three levels triage tool

seperti START sampai dengan five levels triage tools yang merupakan sistem triage modern

seperti Canadian Triage and Acuity Scale, the Manchester Triage System, dan the

Emergency Severity Index.

Tujuan triage modern di unit emergensi adalah untuk menentukan keparahan penyakit

dengan cara yang terstruktur, membangun prioritas penatalaksanaan, dan menentukan

fasilitas pelayanan lebih lanjut sesuai kebutuhan pasien. Instrumen triage yang menggunakan

lima level adalah standar emas triage unit emergensi.

Emergency Sistem Index (ESI) adalah salah satu sistem triage modern yang

menggunakan lima level kegawatdaruratan, realibel , tervalidasi dan sudah digunakan secara

luas, mulai dibuat sejak tahun 1999 dan mengalami penyempurnaan berkali-kai sampai saat

ini. Kelebihan ESI adalah rapid identification, quick sorting dan secara khusus membahas

secara tersendiri populasi pediatri. Pediatri adalah populasi khusus yang membutuhkan

asesmen tersendiri, oleh karena itu perlu dibuat alat triage tersendiri yang validitas dan

reabilitasnya tinggi. ETAT dari WHO adalah salah satu Triage Pediatri yang

direkomendasikan oleh IDAI.

Dengan segala kelebihan ESI dan ETAT WHO, RS Bahagia mengadopsi dan

mengkombinasikan keduanya untuk sistem triage dalam pelayanan pasien kegawatdaruratan

sehari-hari. Instrument triage START tetap digunakan pada keadaan bencana dengan korban

massal.

.

DEFINISI TRIASE

Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar

beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya

(SDM dan sarana) yang tersedia.

Triase di IGD adalah Pemilahan penderita berdasarkan pada keadaan ABC (Airway,

Breathing, dan Circulation). Dua jenis keadaan triase dapat terjadi :

Page 5: Panduan Triage Bahagia

1. Jumlah penderita dan beratnya luka tidak melampaui kemampuan petugas. Dalam

keadaan ini pasien dengan masalah gawat darurat dan multi trauma akan dilayani

terlebih dahulu, dan sesuai dengan prinsip ABC.

2. Jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan petugas. Dalam keadaan

ini yang akan di layani terlebih dahulu adalah pasien yang dengan kemungkinan

survival yang terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan, dan tenaga yang

terbatas.

BAB II

RUANG LINGKUP TRIASE

Panduan triase ini hanya berlaku pada pasien yang datang ke IGD Rumah Sakit

1. Di dalam Rumah Sakit

Semua Pasien yang datang akan di lakukan Triase oleh perawat triage yang kompeten

untuk mendapatkan prioritas pelayanan yang sesuai dengan kegawatdaruratannya.

Page 6: Panduan Triage Bahagia

Triase rutin / sehari hari memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat darurat

(true emergency ) dengan tepat dan cepat ( life saving )

2. Dalam keadaan bencana

Pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dari dalam maupun dari luar

rumah sakit. Triase Disaster / Dalam keadaan bencana Bila terjadi bencana baik dari

dalam maupun dari luar rumah sakit, dimana pasien yang datang lebih dari 10 orang

dalam waktu yang bersamaan, maka kriteria triase berdasarkan kemungkinan hidup

pasien yang lebih besar.

Triage pasien Di Instalasi Gawat Darurat dilakukan 2 kali, yaitu:

1. Triage Primer

Triage Primer dilakukan sejak pasien memasuki Instalasi Gawat Darurat dilakukan di

ruang triage jika kondisi pasien memungkinkan, dan dilaksanakan oleh perawat

penanggung jawab triage yang bertugas.

2. Retriage

Retriage adalah triage kedua yang dilakukan pada pasien, dilaksanakan olek dokter

jaga setelah memeriksa pasien.

Page 7: Panduan Triage Bahagia

BAB III

TATA LAKSANA TRIASE

1. Pelaksana Triase

a. Pelaksana Triase dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh perawat IGD PJ

Triage dilanjutkan asesmen lebih dalam dan retriage oleh dokter jaga

b. Sedangkan dalam keadaan bencana di lakukan oleh perawat IGD dan di lakukan

di luar atau di depan IGD

2. Penatalaksanaan Triage

Proses Triase merupakan suatu proses identifikasi yang dilakukan terhadap pasien

pada kontak pertama berdasarkan tingkat prioritas kegawatan pasien. Agar pasien

IGD dapat segera diidentifikasi dan diberikan pelayanan segera sesuai tingkat ke

gawat daruratannya. Memprioritaskan kasus kasus yang benar benar gawat darurat

( true emergency ) dengan tepat dan cepat ( life saving ).

a. Triage Pasien IGD (daily triage) Dewasa

a. Level 1 (Resusitasi)

Merupakan pasien yang datang ke IGD dalam keadaan terancam kematian dalam waktu cepat akibat problem fatal pada:

Jalan nafas (airway)

Obstruksi total/ parsial jalan nafas

Kejang

dsb

Pernafasan (breathing)

Henti nafas (apneu/ agonal breathing)

Distress respiratory berat

Bradypneu (nafas <10 kali/menit)

Tachypneu (nafas >30kali/menit)

Sianosis sentral

SpO2 <90 %

Trauma thoraks lethal

dsb

Sirkulasi (circulation)

Henti jantung

Page 8: Panduan Triage Bahagia

Gangguan hemodinamik berat (syok, dehidrasi berat)

Bradycardi (nadi <50 kali permenit, klinis tidak stabil)

Tachycardy (nadi >120 kali permenit, klinis tidak stabil)

Perdarahan tidak terkontrol

dsb

Disabilitas (disability)

Penurunan kesadaran akut, tanpa respon atau respon terbaik

dengan rangsang nyeri (tingkat P atau U dari AVPU)

Memerlukan resusitasi/ intervensi life saving terhadap ABCD

dalam waktu secepatnya ketika masuk IGD

Tindakan resusitasi terhadap ABCD, antara lain:

Kelompok tindakan ContohJalan nafas/ pernafasan Bantuan jalan nafas manual/ dengan

alat, VTP/ventilatorTerapi elektrik Defibrilasi, cardioversi darurat, pacu

jantung eksternalProsedur invasif Dekompresi dada, pericardiosentesisHemodinamik RJP, resusitasi cairan/darah, kontrol

perdarahan besarPengobatan Inotropik, vasopressor, D40,

naloxone

b. Level 2 (Emergency)

Merupakan pasien yang tidak memenuhi kriteria ESI level 1 tapi harus segera diperiksa da tidak bisa menunggu.Kriteria level 2:

Risiko tinggi: problem medis yang berpotensi memburuk dengan

ancaman terhadap jiwa (kematian) / organ (kecacatan) sehingga

memerluakan tindakan/terapi definitif dalam batas tertentu DAN

ATAU

Penurunan kesadaran akut: penurunan kesadaran dengan onset

akut, respon terbaik didapat dengan rangsang suara (tingkat respon

V dari AVPU) atau setara GCS 9-12 DAN ATAU

Nyeri berat: sekala nyeri 7-10 dan memerlukan intervensi lanjut

(tidak cukup dengan tindakan pemberian analgetik atau tatalaksana

konservatif)

Gangguan psikis berat: korban kekerasan, gaduh gelisah/agitasi,

tentamen suicide, dsb.

Page 9: Panduan Triage Bahagia

c. Level 3 (Urgen/ Priority)

Merupakan pasien yang: Tidak memenuhi kriteria ESI level 1/2

Aman untuk menunggu, secara klinis berada dalam kondisi stabil

Memiliki problem kompleks yang memerlukan > 2 tindakan medis

sebelum keluar dari IGD

d. Level 4 (Non Urgen)

Merupakan pasien yang: Tidak memenuhi kriteria ESI level 1/2/3

Aman untuk menunggu, secara klinis berada dalam kondisi stabil

Memiliki problem non-kompleks yang hanya membutuhkan satu

tindakan medis sebelum keluar dari IGD

e. Level 5 (False Emergency)

Tidak memenuhi kriteria ESI level 1/2/3/4

Aman untuk menunggu, secara klinis berada dalam kondisi stabil

Memiliki problem non-kompleks yang tdak membutuhkan tindakan

medis sebelum keluar dari IGD

Khusus untuk pasien bayi/anak, triage dilakukan menurut pedoman

Emergency Triage Assessment and Treatment (ETAT) dari WHO.

Triage adalah proses skrining secara tepat pada semua anak sakit untuk

mengidentifikasi kedalam kategori Emergency sign, Priority sign, atau

Non-Urgent.

Page 10: Panduan Triage Bahagia

Triage primer pasien didokumentasikan menggunakan form triage primer pasien

dewasa seperti di bawah ini:

b. Triage Pasien IGD (daily triage) Pediatri

Periksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap:

Page 11: Panduan Triage Bahagia

Tahap 1: Periksa jalan napas dan pernapasan, bila terdapat masalah, segera

berikan tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan napas bantuan.

Tahap 2: Segera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak sadar,

kejang, atau diare dengan dehidrasi berat.

Jangan menunda penanganan. Tetap tenang dan kerjakan dengan tenaga

kesehatan lain yang mungkin diperlukan untuk membantu memberikan

pertolongan, karena pada anak yang sakit berat seringkali memerlukan

beberapa tindakan pada waktu yang bersamaan.

Lakukan pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan (darahlengkap,

gula darah, malaria). Kirimkan sampel darah untuk pemeriksaan golongan

darah dan cross-match bila anak mengalami syok, anemia berat, atau

perdarahan yang cukup banyak.

Setelah memberikan pertolongan kegawatdaruratan, lanjutkan

segera dengan penilaian, diagnosis dan penatalaksanaan terhadap masalah

yang mendasarinya. Bila tidak didapatkan tanda kegawatdaruratan, periksa

tanda prioritas (konsep 4T3PR MOB):

Tiny baby (bayi kecil < 2 bulan)

Respiratory distress (distres Temperature: anak sangat panas

pernapasan) Trauma (trauma atau kondisi yang perlu tindakan bedah

segera)

Restless, irritable, or lethargic (gelisah, mudah marah, lemah)

Trismus

Referral (rujukan segera)

Pallor (sangat pucat)

Malnutrition (gizi buruk)

Poisoning (keracunan)

Oedema (edema kedua punggung kaki)

Pain (nyeri hebat)

Burns (luka bakar luas)

Anak dengan tanda prioritas harus didahulukan untuk mendapatkan

pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut dengan segera (tanpa menunggu

giliran). Pindahkan anak ke depan antrean. Bila ada trauma atau masalah

bedah yang lain, segera cari pertolongan bedah.

a. Level 1 (Resusitasi)

Page 12: Panduan Triage Bahagia

Adalah pasien yang selama triase ditemukan permasalahan pada

Airway

:

Breathing :

Sirkulasi

:

Disability :

Lain-lain :

Terdapat sumbatan total jalan nafasStridor

Apneu Sianosis sentral (tidak membaik dengan O2)Distres nafas beratKusmaull

Akral dingin dengan nadi lemahNadi tak terabaMuntah/diare profuseAnuri (-) 6 jamPerdarahan hebatCRT >3 detikMottled skin

KejangKoma, level kesadaran terbaik pada P (AVPU)Flaccid babyKelemahan/ Lumpuh layu

Luka bakar (mayor)

b. Level 2 (Emergensi)

c. Level 3 (Prioriti/ urgen)

d. Level 4 (Non Urgen)

e. Level 5 (False Emergency)

Page 13: Panduan Triage Bahagia
Page 14: Panduan Triage Bahagia

c. Triage Bencana

Pada kondisi bencana/ musibah massal digunakan sistem triase yang menurut

Simple Triage And Rapid Treatment (START) yang terdiri dari 4 kategori

prioritas.

Kategori merah (immediate): pasien dengan ancaman ABCD

namun masih bisa diselamatkan, membutuhkan tindakan medis

segera.

Page 15: Panduan Triage Bahagia

Kategori kuning (delayed): pasien dengan berpotensi cedera serius,

namun cukup stabil (tidak ada ancaman pada ABCD) untuk

menunggu sementara waktu sebelum mendapatkan penanganan

medis.

Ketegori hijau (minor): pasien dengan cedera ringan yang dapat

menunggu lebih lama sebelum mendapatkan penanganan medis.

Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir seperti luka ringan

dan luka superfisial.

Kategori hitam (deceased) pasien yang mengalami henti nafas dan

setelah dilakukan head tilt chin lift/ jaw thrust/ triple maneuver

tetap tidak ada nafas.

A. Melakukan Primary survey

Tindakan untuk mencari keadaan yang mengancam nyawa adalah :

a. Airway dengan control servical

- Mengenal keadaan airway dengan: inspeksi,auscultasi, dan palpasi

- Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi

- Lakukan chin lift dan atau jaw trustdengan kontrol servikal

- Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning

- Pasang gudel

- Fiksasi leher pada pasien denga Multi trauma terlebih bila ada gangguan

kesadaran atau perlukaan diatas clavicula.’

- Menganggap kemungkinan adanya fraktur servical pada semua pasien

denga Multi trauma terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan

diatas klavicula.

b. Breathing dan Ventilasi oksigen

Penilaian :

- Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan

terdapat deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian

otot otot tambahan dan tanda tanda cidera lainya.

- Hitung dan perhatikan dalamnya pernapasan

- Auscultasi thoraks bilateral

- Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor

Page 16: Panduan Triage Bahagia

- Buka leher dan dada penderita dengan tetap memperhatikan kontrol

servical

Penatalaksaan :

- Pemberian oksigen konsentrasi tinggi dengan pemakaian NRBM 10-12

ltr/mnt

- Ventilasi dengan bag valve mask

- Menghilangkan tension pneumothoraks

- Menutup open pneumothoraks

- Memasang Saturasi oksigen

- Evaluasi

c. Circulation dengan kontrol perdarahan

Penilaian:

- Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.

- Mengetahui sumber perdarahan yang internal

- Periksa tekanan darah

- Periksa warna kulit, kenali tanda tanda sianosis.

- Periksa nadi pasien : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus.

Tidak di ketemukanya pulsasi dari arteri besar yang merupakan tanda

untuk memerlukan resusitasi masif segera.

Pengelolaan :

- Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal

- Kenali perdarahan internl, kebutuhn untukintervensi bedah serta konsultasi

pada ahli bedah

- Pasang iv canule 2 jalur ukuran besar sekaligus untuk mengambil sampel

darah untuk pemeriksan laboratorium dan Analisa gas darah

- Cegah hipothermia

- Beri cairan kristaloid dengan tetesan cepat

d. Disability ( Penilaian Status Neurologis )

- Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS

- Nilai refleks cahaya dan diameter pupil

- Evaluasi dan Re evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dan circulation

e. Exposure

Page 17: Panduan Triage Bahagia

- Cegah hipothermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan

yang hangat

- Buka pakaian pasien untuk melihat dengan jelas apakah ada cedera yang

lain

BAB IV

DOKUMENTASI TRIASE

Dokumentasi triase primer dalam keadaan sehari hari di IGD rumah sakit  menggunakan

Form Triage Primer Dewasa untuk pasien dewasa, dan Form Triage Primer Pediatri untuk

pasien pediatri. Pendokumentasian reatriage menggunakan Lembar IGD pasien. Sedangkan

dokumentasi atas triase dalam keadaan bencana adalah menggunakan form triage primer.

Direktur Utama

RS Bahagia

Page 18: Panduan Triage Bahagia