13
BUKU 1 : BIDANG ENERGI Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 495 Penyelidikan Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Tehoru, Maluku Tengah- Maluku Bangbang Sulaeman, Sri Widodo, Dudi Hermawan Kelompok Penyelidikan Panas Bumi S A R I Daerah panas bumi Tehoru secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Secara fisiografi daerah ini termasuk pada Busur Banda Dalam tak bergunungapi yang disusun oleh komplek batuan malihan berumur Perm-Trias. Pembentukan sistem panas bumi daerah Tehoru diperkirakan berhubungan dengan aktivitas tektonik kuat akibat dari tumbukan lempeng Pulau Seram dengan lempeng Benua Australia (plate collision) yang memicu pembentukan batuan intrusi di kedalaman sebagai sumber panas (heat sources) pada sistem panas bumi Tehoru. Sehingga sistem panas bumi daerah Tehoru dapat digolongkan ke dalam sistem heat sweep pada setting tabrakan lempeng yang berasosiasi dengan pembentukan batuan intrusi muda. Manifestasi panas bumi daerah Tehoru berupa pemunculan mata air panas dengan temperatur antara 40 - 100 0 C dan batuan ubahan yang dapat dikelompokkan ke dalam tipe ubahan argilik. Fluida panas pada sistem panas bumi Tehoru bertipe bikarbonat dengan lingkungan berada pada batuan sedimen/sedimen laut. Konsentrasi kimiawi yang cukup tinggi merupakan indikasi bahwa fluida panas berasal dari kedalaman pada temperatur dan tekanan tinggi yang membawa senyawa kimia terlarut sebagai hasil interaksi fluida panas dengan batuan di kedalaman. Mata air panas Tehoru berada pada zona partial equilibrium yang menggambarkan kondisi air panas kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dengan temperatur cukup tinggi serta menunjukkan bahwa kondisi mata air panas relatif sedikit sekali terpengaruh air permukaan atau pengenceran air meteorik. Temperatur reservoir diperkirakan sebesar 210 o C, yang termasuk ke dalam temperatur sedang. Hasil kompilasi data terpadu memperlihatkan zona prospek panas bumi daerah Tehoru diperkirakan berada di sekitar manifestasi mata air panas Tehoru dengan luas kurang lebih 6 km 2 . Dengan asumsi tebal reservoar 1 km, temperatur reservoir 210°C dan temperatur cut off 150°C, potensi sumber daya hipotetik daerah panas bumi Tehoru adalah sekitar 40 MWe. Kata kunci : fisiografi, batuan malihan, batuan intrusi, sumber panas. PENDAHULUAN Penyelidikan Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah panas bumi Tehoru secara administratif daerah survei termasuk Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah. Secara geografis terletak pada koordinat 129° 23' 45" – 129° 34' 3.3" BT dan 3° 18' 39.85"– 3° 28' 24.94"LS atau 544.000 – 563.000 mT dan 9.616.000 – 9.634.000 mS, dengan luas sekitar 19 km X 18 km . Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20ma

Panas Bumi Tehoru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tehoru Gothermal Potency

Citation preview

Page 1: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 495

Penyelidikan Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Tehoru, Maluku Tengah- Maluku

Bangbang Sulaeman, Sri Widodo, Dudi Hermawan

Kelompok Penyelidikan Panas Bumi

S A R I

Daerah panas bumi Tehoru secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Secara fisiografi daerah ini termasuk pada Busur Banda Dalam tak bergunungapi yang disusun oleh komplek batuan malihan berumur Perm-Trias. Pembentukan sistem panas bumi daerah Tehoru diperkirakan berhubungan dengan aktivitas tektonik kuat akibat dari tumbukan lempeng Pulau Seram dengan lempeng Benua Australia (plate collision) yang memicu pembentukan batuan intrusi di kedalaman sebagai sumber panas (heat sources) pada sistem panas bumi Tehoru. Sehingga sistem panas bumi daerah Tehoru dapat digolongkan ke dalam sistem heat sweep pada setting tabrakan lempeng yang berasosiasi dengan pembentukan batuan intrusi muda.

Manifestasi panas bumi daerah Tehoru berupa pemunculan mata air panas dengan temperatur antara 40 - 100 0C dan batuan ubahan yang dapat dikelompokkan ke dalam tipe ubahan argilik.

Fluida panas pada sistem panas bumi Tehoru bertipe bikarbonat dengan lingkungan berada pada batuan sedimen/sedimen laut. Konsentrasi kimiawi yang cukup tinggi merupakan indikasi bahwa fluida panas berasal dari kedalaman pada temperatur dan tekanan tinggi yang membawa senyawa kimia terlarut sebagai hasil interaksi fluida panas dengan batuan di kedalaman. Mata air panas Tehoru berada pada zona partial equilibrium yang menggambarkan kondisi air panas kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dengan temperatur cukup tinggi serta menunjukkan bahwa kondisi mata air panas relatif sedikit sekali terpengaruh air permukaan atau pengenceran air meteorik. Temperatur reservoir diperkirakan sebesar 210oC, yang termasuk ke dalam temperatur sedang.

Hasil kompilasi data terpadu memperlihatkan zona prospek panas bumi daerah Tehoru diperkirakan berada di sekitar manifestasi mata air panas Tehoru dengan luas kurang lebih 6 km2.

Dengan asumsi tebal reservoar 1 km, temperatur reservoir 210°C dan temperatur cut off 150°C, potensi sumber daya hipotetik daerah panas bumi Tehoru adalah sekitar 40 MWe. Kata kunci : fisiografi, batuan malihan, batuan intrusi, sumber panas. PENDAHULUAN

Penyelidikan Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah panas bumi Tehoru secara administratif daerah survei termasuk Kecamatan Tehoru, Kabupaten

Maluku Tengah. Secara geografis terletak pada koordinat 129° 23' 45" – 129° 34' 3.3" BT dan 3° 18' 39.85"– 3° 28' 24.94"LS atau 544.000 – 563.000 mT dan 9.616.000 – 9.634.000 mS, dengan luas sekitar 19 km X 18 km .

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 2: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

496 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

Daerah survei dapat dicapai dari kota Ambon memakai jalan darat menggunakan kendaran roda 4 (empat) ke Pelabuhan Tolehu dengan jarak ± 40 km dan menyeberang ke Masohi (Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah) di Pulau Seram menggunakan kapal cepat (penyeberangan reguler), lama perjalanan ± 2 jam.

Dari Masohi dilanjutkan ke kota Toheru dengan jarak ± 90 km menggunakan kendaraan roda empat dengan lama perjalanan ± 3 jam. GEOLOGI

Manifestasi panas bumi di daerah Tehoru terdiri dari mata air panas dengan temperatur sektar 40-100 0C dan batuan ubahan yang dapat dikelompokkan ke dalam tipe ubahan argilik.

Geomorfologi daerah panas bumi Tehoru terdiri dari satuan geomorfologi perbukitan bergelombang dengan luas ± 95 %, dan satuan pedataran dengan luas ± 5 % dari luas daerah survei. Stratigrafi daerah Tehoru disusun oleh 4 satuan batuan yang merupakan batuan malihan, dan satu endapan permukaan (aluvium), yaitu satuan filit, (PTf), sekis biotit (PTsb), sekis mika (PTsm), dan sekis hijau (PTsh), serta satu satuan endapan permukaan berupa aluvium (Qal) seperti di perlihatkan gambar.1.

Struktur geologi yang berkembang di daerah survei terdiri dari struktur lipatan (antiklin) dan patahan. Struktur geologi yang berperan dalam mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi adalah sesar mendatar sinistral berarah relatif barat-timur di sepanjang sungai Yapana.

Perhitungan kehilangan energi panas alamiah (natural heat loss) terhadap manifestasi panas bumi berupa mata air panas yang terdapat di daerah

Tehoru menunjukkan kehilangan panas di permukaan (heat loss) di daerah Tehoru yaitu sekitar 700 kWth.

Sumber panas diperkirakan berupa sisa panas dari dapur magma yang berasosiasi dengan aktivitas plutonik muda berumur Kuarter. Manifestasi Panas Bumi

Kenampakan gejala panas bumi di daerah panas bumi Tehoru berupa sumber mata air panas yang muncul di beberapa lokasi terutama sepanjang sungai Yapana yang terdiri dari :

Mata Air Panas Tehoru-1 (APTR-1) berada di wilayah Dusun Tehoru, Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru dan secara geografis terletak pada koordinat (UTM) X=559061 mE, Y=9625460 mN dengan ketinggian 30 m dpl. Mata air panas ini muncul melalui rekahan batuan sekis dan mengalir membentuk kolam air panas yang memanjang berarah relatif barat-timur dengan luas sekitar 10 x 20 m2 .

Temperatur mata air panas terukur di lapangan sangat tinggi 94,3 0C pada temperatur udara setempat 27,6 oC, pH 7,33 dengan daya hantar listrik yang relatif tinggi sekitar 3640 µmhos dan debit sekitar 0,5 liter/detik.

Kondisi fisik dari air panas tersebut jernih, sedikit berbau belerang, berasa kesat, terdapat endapan air panas berupa sinter karbonat dan endapan oksida besi warna coklat kekuning-kuningan. Mata Air Panas Tehoru-2 (APTR-2) berada di wilayah Dusun Tehoru, Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru dan secara geografis terletak pada koordinat (UTM) X= 559061 mE, Y=9625460 mN dengan ketinggian 30 m dpl. Mata air panas ini mengalir membentuk kolam air panas

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 3: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 497

yang memanjang berarah relatif barat-timur dengan luas sekitar 10 x 30 m2 .

Temperatur mata air panas terukur di lapangan sangat tinggi mencapai 99,6 0C pada temperatur udara setempat 27,8 0C dan pH 7,93 dengan daya hantar listrik yang relatif tinggi sekitar 3760 µmhos dan debit sekitar 0,5 liter/detik.

Kondisi fisik dari air panas tersebut jernih, sedikit berbau belerang, berasa kesat, hembusan uap cukup kuat disertai bualan gas, terdapat endapan air panas berupa sinter karbonat dan endapan oksida besi warna coklat kekuning-kuningan. Mata Air Panas Tehoru-3 (APTR-3) berada di wilayah Dusun Tehoru, Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru dan secara geografis terletak pada koordinat (UTM) X= 559061 mE, Y=9625460 mN dengan ketinggian 30 m dpl. Sumber mata air panas ini muncul melalui rekahan batuan sekis yang mengalir menuju sungai Yapana dengan luas sekitar 10 x 20 m2 .

Temperatur mata air panas terukur di lapangan cukup tinggi sekitar 98 – 99,8 0C pada temperatur udara setempat 28,4 oC, pH 7,61 dengan daya hantar listrik yang relatif tinggi sekitar 3570 µmhos dan debit sekitar 0,5 liter/detik.

Kondisi fisik dari air panas tersebut jernih, sedikit berbau belerang, berasa kesat, hembusan uap cukup kuat disertai bualan gas, terdapat endapan air panas berupa sinter karbonat warna keputih-putihan dan endapan oksida besi warna merah kecoklatan.

Dijumpai adanya tanah panas dengan temperatur terukur mencapai 80,6 0C dan batuan ubahan yang menyebar ke arah sungai Yapana.

Mata Air Panas Tehoru-4 (APTR-4) berada di wilayah dusun Tehoru, Desa

Tehoru, Kecamatan Tehoru dan secara geografis terletak pada koordinat (UTM) X= 559179 mE, Y=9625360 mN dengan ketinggian 74 m dpl. Mata air panas ini muncul melalui rekahan batuan sekis yang menyebar dan memanjang dengan luas sekitar 10 x 50 m2 di sungai Yapana Temperatur mata air panas terukur di lapangan cukup tinggi sekitar 68 – 71,3 0C pada temperatur udara setempat 28,4 oC, pH 6,587 dengan daya hantar listrik yang relatif tinggi sekitar 1590 µmhos dan debit sekitar 0,5 liter/detik.

Kondisi fisik dari air panas tersebut jernih, sedikit berbau belerang, berasa kesat, hembusan uap cukup kuat disertai bualan gas, terdapat endapan air panas berupa sinter karbonat dan endapan oksida besi warna merah kecoklatan. Mata Air Panas Tehoru-5 (APTR-5) berada di wilayah dusun Tehoru, desa Tehoru, Kecamatan Tehoru dan secara geografis terletak pada koordinat (UTM) X= 559061 mE, Y=9625460 mN dengan ketinggian 80 m dpl. Sumber mata air panas ini muncul melalui rekahan batuan sekis yang menyebar dengan luas sekitar 10 x 20 m2 sepanjang sungai Yapana .

Peta sebaran manifestasi panas bumi di daerah panas bumi Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku di perlihatkan dalam gambar 2. berikut.

Selain manifestasi berupa mata air panas, di daerah survei juga ditemukan batuan ubahan dengan sebaran yang tidak terlalu luas di daerah sekitrar mata air panas Tehoru. Secara megaskopis batuan telah terubah menjadi mineral lempung (montmorilonit dan haloysit).

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 4: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

498 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

GEOKIMIA Karakteristik dan Tipe Air Panas.

Plotting diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 serta Na-K-Mg dan Li-B-Cl berdasarkan klasifikasi dari Ellis dan Mahon, Fournier dan Giggenbach bertujuan untuk memperoleh tipe air panas, asal mula pemunculan manifestasi, lingkungan pemunculan mata air panas serta perkiraan temperatur bawah permukaan.

Komposisi kimia dan konsentrasi kimia sampel air panas daerah Tehoru yang diperoleh dari hasil analisis kimia di laboratorium selanjutnya diplot ke dalam diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 dimana memperlihatkan mata air panas APTR-1, APTR-2, APTR-3, APTR-4 dan APTR-5 daerah Tehoru termasuk ke dalam tipe air bikarbonat (Gambar 3.)

Konsentrasi kimiawi yang cukup tinggi merupakan indikasi bahwa fluida panas yang berasal dari kedalaman pada temperatur dan tekanan tinggi yang membawa senyawa kimia terlarut sebagai hasil interaksi fluida panas dengan batuan di kedalaman.

Hasil analisis kimia mata air panas Tehoru (Tehoru-1, Tehoru-2 ,Tehoru-3, Tehoru-4 dan Tehoru-5) menunjukkan kandungan ion-ion seperti bikarbonat (HCO3), klorida (Cl) dan Natrium (Na) dengan konsentrasi HCO3

antara 743 – 1915 ppm, Cl antara 190 – 542 ppm, SO4 antara 102 – 536 ppm dan Na antara 416 – 1200 ppm. Setelah diplot ke dalam diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 termasuk ke dalam tipe air panas bikarbonat.

Kandungan silika yang relatif tinggi (66 – 110 ppm) pada manifestasi mata air panas Tehoru (APTR-1, APTR-2, APTR-3, APTR-4 dan APTR-5) dibandingkan dengan kadar silika pada mata air dingin Tehoru (19 ppm) dan temperatur mata air panas di permukaan

sangat tinggi (65,5 – 99,8 0C), diakibatkan oleh fluida panas bertemperatur tinggi yang berasosiasi dengan batuan di kedalaman dan mengalami suatu proses hidrotermal sehingga terjadi pengkayaan silika dalam larutan.

Pengelompokan mata air panas sangat dipengaruhi oleh komposisi dan kondisi air panas, pemunculan mata air panas maupun pengaruh kontaminasi dan pengenceran oleh air sekitarnya terutama di permukaan dan uap yang naik berasal dari air bawah permukaan bertemperatur tinggi (umumnya daerah vulkanik) dan mengalami tingkat pendinginan oleh penurunan temperatur dengan gas CO2 dan gas sulfur yang tersisa di dalam uap yang naik melalui batuan membentuk ion karbonat dan sulfat.

Hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg (Gambar 4.) menunjukkan APTR-1, APTR-2, APTR-3, APTR-4 dan APTR-5 berada pada zona partial equilibrium. Hal ini menggambarkan kondisi air panas kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dengan temperatur cukup tinggi serta menunjukkan bahwa kondisi mata air panas relatif sedikit sekali dipengaruhi air permukaan atau pengenceran air meteorik.

Dari kadar boron yang relatif besar (5 – 19 ppm) dan hasil pengeplotan dalam diagram segitiga Cl-Li-B (Gambar 5.), mata air panas APTR-1, APTR-2, APTR-3, APTR-4 dan APTR-5 seluruhnya berada di tengah-tengah dan cenderung kearah Cl-B. Hal ini menunjukkan lingkungan pemunculan mata air panas pada umumnya berada diantara batuan sedimen dan sedimen marin.

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 5: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 499

Pendugaan Temperatur Bawah Permukaan

Geotermometer kimia (SiO2 dan Na-K) umumnya digunakan untuk mengestimasi temperatur bawah permukaan di daerah kenampakan panas bumi. Metode tersebut di atas diaplikasikan hanya untuk air panas yang mempunyai pH normal. Perkiraan temperatur bawah permukaan daerah panas bumi Tehoru dan sekitarnya yang memungkinkan adalah menggunakan metode geotermometer SiO2 dan Na-K (Giggenbach) dimana untuk daerah panas bumi Tehoru dengan menggunakan geotermometer SiO2 (conductive cooling) sebesar 115 - 143oC, sedangkan dengan geotermometer Na-K Giggenbach menunjukkan estimasi temperatur sebesar 182 – 209 oC dan termasuk kedalam entalpi sedang (intermediate enthalphy). Isotop 18O dan 2H Berdasarkan data hasil isotop 18O dan Deuterium dari sampel APTR-1, APTR-2, APTR-3, APTR-4 dan APTR-5, setelah diplot kedalam diagram hubungan antara Oksigen-18 dan Deuterium, menunjukkan air panas pada umumnya cenderung menjauhi garis air meteorik (Meteoric Water Line) (Gambar 6.) yang mengindikasikan telah terjadinya pengkayaan 18O karena adanya interaksi fluida panas dengan batuan di kedalaman, hal ini mencerminkan bahwa mata air panas di daerah Tehoru kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dan kemungkinan pengenceran oleh air meteorik sangat kecil.

Kandungan gas di daerah manifestasi panas bumi Tehoru sangat didominasi oleh kandungan gas CO2, HCl, CH4 dan NH 3 dibandingkan gas-gas lainnya yang relatif sangat kecil.

Kandungan CO2 yang sangat dominan menandakan bahwa reaksi yang berlangsung di bawah permukaan akan menghasilkan kandungan HCO3 yang tinggi dalam larutan air panas. Begitu pula dengan kandungan gas HCl dan SO2 yang terdeteksi mengindikasikan kandungan ion Cl- dan sulfat yang tinggi pula pada larutan air panas. Indikasi gas-gas tersebut umumnya dijumpai sebagai gas vulkanik yang berasal dari kedalaman. Hal ini dicerminkan oleh komposisi kimiawi mata air panas di daerah Tehoru yang sangat didominasi oleh kandungan ion karbonat, klorida dan sulfat yang termasuk kedalam tipe air bikarbonat dengan derajat keasaman yang relatif netral. Hal ini mengindikasikan adanya uap yang naik dari kedalaman sebagai air bawah permukaan yang bertemperatur tinggi (umumnya daerah vulkanik) dan mengalami proses pendinginan dikarenakan penurunan temperatur dengan gas CO2 dan gas klorida yang tersisa di dalam uap yang naik melalui batuan membentuk ion karbonat dan klorida. Sebaran Hg tanah dan CO2 udara tanah

Peta distribusi sebaran Hg (Gambar. 7) serta anomali konsentrasi tinggi Hg tanah dengan nilai lebih dari 250 ppb terletak di sekitar lokasi air panas Tehoru dan menyebar ke arah timurlaut dan selatan daerah survei. Diperkirakan daerah tersebut merupakan zona lemah akibat adanya pola struktur yang muncul berupa sesar–sesar.

Peta distribusi sebaran CO2 (Gambar. 8) serta anomali konsentrasi tinggi CO2 udara tanah dengan nilai lebih dari 2% terletak di sekitar lokasi air panas Tehoru dan menyebar ke arah selatan dan timur daerah survei.

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 6: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

500 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

Data hasil pengukuran menunjukkan pH tanah (derajat keasaman) antara 6,83 – 7,83 dengan temperatur udara tanah pada kedalaman 1 meter antara 24 – 34 oC. PEMBAHASAN

Sistem panas bumi di daerah panas bumi Tehoru (Gambar. 9) terbentuk dengan adanya panas dari sisa panas dari dapur magma yang yang berasosiasi dengan aktivitas plutonik muda. Aktivitas ini mengakibatkan terjadinya terobosan batuan beku berupa batuan intrusi pada rekahan-rekahan (zona lemah).

Sebaran area prospek panas bumi Tehoru berdasarkan hasil penyelidikan metode geologi dan geokimia terdapat di daerah sekitar manifestasi mata air panas Tehoru memanjang ke arah selatan. Area prospek ini didukung oleh hasil metode geokimia (anomali Hg dan CO2 tinggi) dan geologi seperti munculnya manifestasi panas bumi dan pola struktur geologi. Dari hasil kompilasi metode tersebut didapat luas zona prospek panas bumi Tehoru sekitar 6 km2

(Gambar 10). Estimasi potensi panas bumi

Daerah panas bumi Tehoru yang mempunyai luas wilayah prospek sekitar 6 km2. Temperatur reservoir diduga sebesar 210°C yang membentuk reservoir bertemperatur/entalpi sedang, sehingga temperatur cut-off diasumsikan sebesar 150°C. Dengan menggunakan metode penghitungan volumetrik, melalui beberapa asumsi yaitu tebal reservoir = 1 km, recovery factor = 50%, faktor konversi = 10%, dan lifetime = 30 tahun, maka potensi sumber daya hipotetis dari sistem panas bumi daerah Tehoru adalah sebesar 40 MWe.

KESIMPULAN

Manifestasi panas bumi di daerah Tehoru terdiri dari mata air panas dengan temperatur sektar 40-100 0C dan batuan ubahan yang dapat dikelompokkan ke dalam tipe ubahan argilik.

Geomorfologi daerah survei terdiri dari satuan geomorfologi perbukitan bergelombang dengan luas ± 95 %, dan satuan pedataran dengan luas ± 5 % dari luas daerah survei dan stratigrafi daerah Tehoru disusun oleh 4 satuan batuan, yaitu satuan filit, sekis biotit, sekis mika, dan sekis hijau, serta satu satuan endapan permukaan berupa aluvium.

Struktur geologi yang berkembang di daerah survei terdiri dari struktur lipatan (antiklin) dan patahan. Struktur geologi yang berperan dalam mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi adalah sesar mendatar sinistral berarah relatif barat-timur di sepanjang sungai Yapana.

Kehilangan panas di permukaan (heat loss) di daerah Tehoru yaitu sekitar 700 kWth. Sumber panas diperkirakan berupa sisa panas dari dapur magma yang berasosiasi dengan aktivitas plutonik muda berumur Kuarter.

Tipe air panas (diagram segitiga Cl-SO4-HCO3) daerah panas bumi Tehoru termasuk ke dalam tipe air bikarbonat, lingkungan berada diantara batuan sedimen dan sedimen laut pemunculannya (diagram segitiga Cl-Li-B) dan umumnya berada pada zona partial equilibrium (diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg).

Temperatur bawah permukaan yang diperkirakan berhubungan dengan reservoir panas bumi Tehoru sekitar 210 oC (entalpi sedang), berdasarkan perhitungan geotermometer Na-K.

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 7: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 501

Anomali konsentrasi tinggi Hg tanah dengan nilai lebih dari 250 ppb terletak di sekitar lokasi air panas Tehoru dan menyebar ke arah timurlaut dan selatan daerah survei. Anomali konsentrasi tinggi CO2 udara tanah dengan nilai lebih dari 2% terletak di sekitar lokasi air panas Tehoru dan menyebar ke arah selatan dan timur daerah survei. Konsentrasi Hg tanah relatif tinggi dan konsentrasi CO2 udara tanah relatif tinggi mendukung posisi zona upflow daerah Tehoru yang ada di sekitar manifestasi mata air panas Tehoru.

Data hasil isotop 18O dan Deuterium mengindikasikan bahwa mata air panas di daerah Tehoru kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dan kemungkinan pengenceran oleh air meteorik sangat kecil. Kandungan gas CO2 yang sangat dominan dan terdapatnya kandungan gas HCl dan SO2 mengindikasikan adanya uap yang naik dari kedalaman sebagai air bawah permukaan yang bertemperatur tinggi (umumnya daerah vulkanik) dan mengalami proses pendinginan dikarenakan penurunan temperatur.

Sistem panas bumi di daerah panas bumi Tehoru terbentuk dengan adanya panas dari sisa panas dari dapur magma yang yang berasosiasi dengan aktivitas plutonik muda. Aktivitas ini mengakibatkan terjadinya terobosan batuan beku berupa batuan intrusi pada rekahan-rekahan (zona lemah). Sistem panas bumi daerah Tehoru termasuk ke dalam tipe sistem heat sweep pada setting tabrakan lempeng yang berasosiasi dengan pembentukan batuan intrusi.

Lokasi penyelidikan memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan pemanfatan langsung, dengan mempertimbangkan peluang dan

hambatan pengembangan di daerah tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami

ucapkan kepada para Pejabat Pusat Sumber Daya Geologi dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan tulisan ini, yang telah memberi kemudahan dalam mengakses data yang diperlukan. DAFTAR PUSTAKA

M.Chazin.,M, 1977. Laporan

Inventarisasi Kenampakan Gejala Panas Bumi di daerah Pulau Haruku, Saparua,Nusalaut dan Seram, Maluku Tengah.

Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”. John Willey & Sons. New York.

Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo- Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.

Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.

Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press Inc. Orlando.

Martin,K. 1897 ‘’ Journey in the mollucas Ambon,Seram and Buru. EJ,Brile,Leiden’’. Sekala : 100.000

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 8: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

502 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

S.Gafoer dkk,. (1994) ‘’ Geologi Lembar Bula Watubela, Maluku, sekala 1 : 250.000’’

S.Tjokrosapoetro dkk,. (1993) ‘’ Geologi Lembar Ambon, Maluku, sekala 1 : 250.000’’

S.Tjokrosapoetro dkk,. (1993) ‘’ Geologi Lembar Masohi, Maluku, sekala 1 : 250.000’’

Supramono (1974) “Inventarisasi kenampakan gejala panas bumi di daerah Maluku Utara (P. Makian, P. Tidore, P. Halmahera), daerah Gorontalo dan Kepulauan Sangihe Talaut (Sulawesi Utara)

Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.

Van Bemmelen (1949) ‘’ Geologi Indonesia, V.IA ‘’..

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 9: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 503

Gambar. 2 Peta sebaran manifestasi panas bumi di daerah panas bumi Tehoru, Kabupaten Maluku

Tengah, Provinsi Maluku

Gambar 1 . Peta geologi daerah panas bumi Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 10: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

504 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

% Cl

HCO3/Cl

% SO420

20

40

40

60

60

80

80

Cl

SO4 HCO3

Cl

SO4 HCO3

Mature w

at ers

Ph eripheral waters

Volc

anic

wat

ers

Steam heated waters

22

22

LEGEND :

Tehoru-1Tehoru-2Tehoru-3Tehoru-4Tehoru-5

Gambar 3. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 mata air panas Tehoru

Immature waters

Partial equilibrium

Full equilibrium

K/100

ROCK

Na/1000

% Na K

% Mg20

20

40

40

60

60

220°

weir box

160° 100°

80

80

Mg

T KmT Kn 2

22

LEGEND :

Tehoru-1Tehoru-2Tehoru-3Tehoru-4Tehoru-5

Gambar 4 . Diagram segitiga Na/1000-K/100-√Mg mata air panas Tehoru

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 11: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 505

K E T E R A N G A N :

A p . Te h o r u - 1 A p . Te h o r u - 2 A p . Te h o r u - 3 A p . Te h o r u - 4 A p . Te h o r u - 5

Cl/100

B/4Li 20

20

40

40

60

60

80

80

Li less

or C

l abs

orptio

n

Rhyo

lite

Basalt

Low B

/Cl steam

Low B/Cl steam

Absorption of

Absorption of

Gambar 5. Diagram segitiga Cl-Li-B mata air panas Tehoru

Gambar .6 Grafik isotop δ18O terhadap δ2H (Deuterium)

-80

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4

δ 18O ( H2O )

δD (

H2O

)

Meteoric Water LineAp.Tehoru-1Ap.Tehoru-2Ap. Tehoru-3Ap. Tehoru-4Ap. Tehoru-5

δD = 8 δ18O + 14

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 12: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

506 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

Gambar 7. Peta distribusi Hg tanah daerah panas bumi Tehoru

Gambar 8. Peta distribusi CO2 udara tanah daerah panas bumi Tehoru

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf

Page 13: Panas Bumi Tehoru

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi 507

Gambar 9. Model sistem panas bumi tentatif daerah panas bumi Tehoru,

Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku

Gambar 10. Peta kompilasi geologi dan geokimia daerah panas bumi Tehoru, Kabupaten

Maluku Tengah, Provinsi Maluku

Pdf downloaded from http://www.thepdfportal.com/11.20penyelidikan20terpadu20geologi20dan20geokimia20daerah20panas20bumi20tehoru,20maluku_238482.pdf