48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Percepatan arus informasi, globalisasi, dan krisis multidimensional telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan, dan kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk semakin terkikisnya nilai-nilai Islami pada sebagian masyarakat. Hal tersebut terjadi, ketika masyarakat didikte untuk memasuki “kehampaan spiritual”, yang membuatnya terasing dan dir lingkungan, dan nilai-nilai agania yang dianutnya. Oleh karena itul jika bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata SDM, terutama menyangkut aspek emosional, spiritual, kreativitas, dan moral, di smping aspek intelektual. Penataan SDM tersebut harus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas, baik secara informal, formal, maupun nonfo rmal, mulai dan pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Hal mi penting, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan belum mampu menasi1kan SDM sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan, 1

PAI BERBASIS KOMPETENSI NITA.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Percepatan arus informasi, globalisasi, dan krisis multidimensional

telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan, dan kualitas sumber daya

manusia (SDM), termasuk semakin terkikisnya nilai-nilai Islami pada

sebagian masyarakat. Hal tersebut terjadi, ketika masyarakat didikte untuk

memasuki “kehampaan spiritual”, yang membuatnya terasing dan dir

lingkungan, dan nilai-nilai agania yang dianutnya. Oleh karena itul jika bangsa

Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama

yang harus dilakukan adalah menata SDM, terutama menyangkut aspek

emosional, spiritual, kreativitas, dan moral, di smping aspek intelektual.

Penataan SDM tersebut harus diupayakan secara bertahap dan

berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas, baik secara

informal, formal, maupun nonfo rmal, mulai dan pendidikan dasar sampai

pendidikan tinggi. Hal mi penting, karena berbagai indikator menunjukkan

bahwa pendidikan belum mampu menasi1kan SDM sesuai dengan

perkembangan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan, meskipun kondisi

yang ada sekarang bukan sepenuhnya kesalahan pendidikan.

Hampin setiap han, kita disuguhi contohcontoh yang menyedihkan

melalui berbagai media massa, yang secara bebas

mempertontonkan perilaku kekerasan, kejahatan, perselingkuhan, dan

korupsi,. yang telah membudayadalam sebagian masyarakat, bahkan di

kalangan pejabat. Contoh-contoh tersebut menunjukkan betapa rendah dan

rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa, sehingga telah

melemparkan

moralitas bangsa kita pada titik terendah, yang mengesankan manusia

Indonesia hidup dengan hukum rimba di tengah hutan belantara kota. Kita

juga mendengar dan menyaksikan, betapa para pemuda, pelajar dan

mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah terlibat

1

dengan VCD forno, narkoba, dan perjudian. Dalam pada itu, dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara belum tumbuh budaya mutu, budaya na1u, dan

budaya kerja, baik di kalangan para pemimpin

B.

2

BAB II

A. Identitas Buku

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KOMPETENSI

( Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 )

Penulis : Abdul Majid, S. Ag dan Dian Andayani, S. Pd

Pengantar : Dr. E. Mulyasa, M. Pd

Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA

Kota terbit : Bandung

Tahun : 2004

Jumlah Halaman : 284 Lembar

B. Ruang Lingkup Permasalahan

3

DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Pengembangan kurikulum model makro

Mempunyai cakupan yang cukup luas bukan hanya di tingkat guru,

analisis kebutuhan masalah pendidikan, akan tetapi sampai pada tingkat

nasional.

a. Model Romizowsky

Dalam buku Oemar Hamalik, model sistematik menerapkan, salah satu

penerapan pendekatan sistem (system approach). Pengembangan

kurikulum model sistematik yang dikembangkan oleh Romizowsky

dilakukan melalui 14 langkah, yaitu:

Identifikasi tugas-tugas

Identifikasi tugas-tugas yang menjadi tuntutan suatu pekerjaan.

Berdasarkan tuntutan pekerjaan itu, harus dilaksanakan sehubungan

dengan job tersebut.

Analisis tugas

Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional dijabarkan

menjadi seperangkat tugas yang lebih rinci.

Menetapkan kemampuan

Setiap kemampuan hendaknya didasarkan pada kriteria kognitif,

afektif dan performance, serta produktif dan ekploratoris.

Spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap

Setiap kemampuan yang dimiliki, dirinci menjadi pengetahuan apa,

sikap-sikap apa, dan keterampilan-keterampilan apa yang perlu dimiliki

oleh setiap lulusan.

Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan

Artinya jenis-jenis pendidikan yang perlu disediakan dalam rangka

mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan seperti

kegiatan belajar teorik dan praktik lapangan.

Perumusan tujuan kompetensi

4

Tujuan pendidikan ini masih bersifat umum. Karena itu perlu

dijabarkan menjadi tujuan kurikulum dan tujuan intruksional umum dan

harus koheren dengan kompetensi yang hendak dikembangkan.

Kriteria keberhasilan program

Adalah indikator keberhasilan suatu program yang ditandai dengan

ketercapaian tujuan kemampuan yang diharapkan.

Organisasi sumber-sumber belajar

Komponen ini berisikan sumber materi dan objek masyarakat yang

dapat dijadikan sumber informasi.

Pemilihan strategi pembelajaran

Perlu dirancang secara seksama kegiatan-kegiatan belajar dan

mengajar yang terpilih dan cocok dengan pencapaian tujuan yang

direncanakan.

Uji coba program

Berdasarkan pengukuran itu dapat dicek sejauh mana efektifitas

program, validitas dan reliabilitas alat ukur dan efektifitas sistem

informasi pengukuran yang digunakan sebagai umpan balik untuk

perbaikan dan penyesuaian program.

Pelaksanaan program

Bahwa rancangan program yang talah di desain secara cermat dan

telah mengalami uji serta perbaikan dapat dipublikasikan dan

dilaksanakan dalam sample yang lebih luas.

Monitoring program

Untuk menghimpun informasi tentang pelaksanaan program,

hendaknya didesain secara cermat. Dengan demikian pada akhirnya

diperoleh suatu program yang sinkron sesuai dengan kebutuhan

lapangan dan diadaptasikan dengan lingkungan rohani.

Perbaikan dan penyesuaian

Langkah ini merupakan tindak lanjut setelah pelakasaan uji coba dan

pengukuran.

b. Model Gagne dan Briggs

5

Gagne dan Briggs dalam bukunya priciples of intructional design

menggambarkan model kurikulum pendidikan berdasarkan teknologi

pendidikan.

1. Memperhatikan perbedaan individu siswa

2. Memperhatikan psikologi perkembangan

Model ini menggunakan pendekatan sistem, terutama berorientasi

pada keterampilan dasar dan penugasan materi pelajaran.

c. Model Blank

Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada kemampuan

untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan standar performansi yang

telah ditetapkan.

Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung

tiga unsur pokok, yaitu:

1. Pemilihan kompetensi yang sesuai

2. Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan

pencapaian kompetensi

3. Pengembangan sisitem pengajaran

Langkah-langkah pengembangan kurikulum pelatihan dan

pembelajaran berbasis kompetensi menurut E. Blank, antara lain:

Mengidentifikasi dan menetapkan jabatan (okupasi khusus). Pada

langkah ini perlu diidentifikasi dan ditentukan bidang pekerjaan apa yang

hendak ditingkatkan dan perlu mendapat pertimbangan untuk dilakukan

bagi pelatih unsur ketenagaanya.

Mengidentifikasi kemampuan awal (prerequisit). Pada langkah ini

identifikasi semua unsur kemampuan yang telah dimiliki oleh calon

peserta latihan yang mencakup pengetahuan, pengalamam dan

sebagainya. Hal ini perlu, karena dengan mengetahui kelemahan dan

realita kemampuan yang ada, kelak dapat dikembangkan materi pelatihan

yang lebih relevan.

Mengidentifikasi dan menetapkan jenis pekerjaan (jobs) sesuai dengan

okupasi khusus.

6

Menganalisis tugas-tugas (task) pekerjaan dan menambah pengetahuan

tentang tugas-tugas yang diperlukan.

Merumuskan dan menulis tujuan-tujuan prilaku terminal. Prilaku terminal

adalah prilaku spesifik, dapat diamati dan terukur.

Menyusun urutan tugas-tugas dan tujuan-tujuan prilaku terminal. Hal ini

dilandasi oleh asumsi-asumsi , bahwa ketercapaain tujuan prilaku berati

siswa atau pesertas telah memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya.

Mengmbangkan tes prilaku. Berdasarkan tolak ukur, ketercapaian tujuan

pelatihan dan tingkat ketercapaian tersebut menjadi indikator keberhasilan

program pelatihan.

Mengembangkan tes tertulis. Tes tertulis dimaksudkan untuk mengukur

atau menilai tingkat penguasan pengetahuan berkenaan dengan tugas dan

job yang dilakukan.

Mengmbangkan konsep petunjuk (acuan) belajar. Petunjuk belajar tersebut

harus sesuai dengan prinsip-prinsip pengajaran berdasarkan kompetensi,

menggunakan pendekatan sisitem, memberdayakan teknologi intrukssional

dan dilasanakan dalam bentuk pembelajaran modular.

Melakukan uji coba. Langkah ini berkaitan erat dengan strategi

pengajaran.

Mengembangkan sisitem pengelolaan belajar.

Implementasi dan evaluasi program pelatihan. Dalam proses implementasi

program pelatihan, pengeloloan program melakukan kegiatan-kegiatan

monitoring yang bertujuan mengnumpulkan data dan informasi tentang

pelaksanaan program.

B. Pengembangan Kurikulum Model Mikro

1. Model desain Gerlach dan Ely

Merumuskan materi

Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk kemampuan yang

perlu dimilki oleh siswa pada jenjang belajar tertentu.

7

Menentukan tujuan

Mengukur kemampuan awal

Bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa sebelum menempuh sisitem

intruksional.

Menentukan kemampuan isi atau materi

Strategi pembelajaran adalah prosedur yang digunakan oleh pengajar

untuk memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber, menentukan

tugas dan perenan siswa.

Pengorganisasian kelompok

Perlu dilakukan sesuai dengan strategi pembelajaran yang telah

direncanakan, jumlah sisiwa, besarnya kapasitas kelas dan waktu yang

tersedia.

Mengalokasikan waktu

Mengalokasikan ruang dan tempat

Memilih sumber-sumber

Mengevaluasi perilaku

Menganalisis umpan balik

2. Model desain Dick dan Carey

Seluruh tingkatan dalam beberapa model sistem pembelajaran dapat

dikategorikan kedalam salah satu dari tiga fungsi:

a) Mengidentifikasi hasil pembelajran,

b) Pengembangan pembelajaran,

c) Evaluasi efektifitas pembelajaran,

Tujuan pembelajaran

Analisis pembelajaran

Tingkah laku dan karakteristik siswa

Tujuan perfomansi

Ada dua alasan untuk menyusun tujuan umum ke tujuan khusus.

Pertama, agar dapat mengkomunikasikan tingkat perbedaan seseorang.

Kedua, untuk menambah kelengkapan atau rincian dalam menyusun

8

perencanaan sehingga dimungkinkan terjadinya pengembangan dari

bahan dan sistem pengantar.

Fungsi performansi objektif, yaitu:

a) Memberikan sebuah pengertian untuk menentukan apakah hubungan

pembelajaran dangan pencapaian tujuan.

b) Memberikan makna, untuk memfokuskan perencanaan pembelajarn

diaatas menuju keadaan yang tepat atau cocok untuk belajar.

c) Sebagai pengantar dalampengnembangan pengukuran kinerja siswa.

d) Membantu siswa dalam belajar.

Kriteria-refeaensi soal tes

Strategi pembelajaran

Bahan pembelajaran

Evaluasi formatif

Evaluasi sumatif

3. Model Istiqomah

Model ini diadaptasi dari tulisa B.S Wibowo dalam Buku Tarbiyah

Menjawab Tantangan.

Imagination: imagination is more importhan than knowladge (Albert

Einstein). Dengan demikian guru harus mampu mengajar dengan

membangkitkan imajinasi jauh kedepan, baik itu manfaat ilmu maupun

menciptakan teknologi yang tidak ada menjadi ada.

Student centre: murid sebagai pusat aktivitas. Inquir adalh sebuah

program yang menekankan rasa ingin tahu belajar dan menggali dari

pengalaman terstruktur yang diberikan.

Teknologi: mengaar adalah memanfaatkan qolam teknologi.

Mengajar adalah proses formasi dari tidak tahu menjadi tahu (QS. 96: 1-

5).

Intervention: guru yang terbaik adalah pengalaman. Seluruh alam

adalah ruang kelas belajar bagi ornag yang mau berfikir.

9

Question and answer: hipotesa adalah pernyataan ilmiah dalam

bentuk kalimat tanya atau statment negatif yang harus di uji kebenarannya.

Organization: guru atau trainer yang paling siap adalah yang paling

siap materi. Dengan demikian sebaiknya guru turut mengontrol pola

pengorganisasian ilmu yang telah diperoleh oleh siswa.

Motivation: the three most important factor in learning are

motivation, motivqtion and motivation (Cristoper Ball).

Application: dengan demikian dalam mengjar hendaknya guru

mamapu memvisualisasikan ilmu pengetahuan pada duniaparaktis atau

mampu berfikir lateral untuk mngmbangkan aplikasi ilmu tersebut

kedalam berbagai bidang kehidupan.

Heart, hepar, jantung, hati, spiritual: bahahn bakar motif yang

paling kuat ada pada nilai-nilai, doktrin dan ideologi dan faktor spiritual.

Dengan demikian guru harus mampu mendidik dengan turut menyertai

nilai-nilai spiritual, karena ini merupakan faktor paling mendasar untuk

kesuksesan jangka panjang.

4. Model Rasulullah membelajarkan anak

a) Fokus, ucapannya ringkas. Langsung pada inti pembicaraan sehingga

mudah dipahami.

b) Pembicaraannya tidak terlalu cepat sehingga dapat memberi waktu

untuk mencernanya.

c) Memperhatikan keragaman anak, sehingga dapat melakukan

pemahaman yang brebeda dan tidak terbatas.

d) Analogi, memberikan perumpamaan-perumpamaan untuk

mempermudah memahami sesuatu.

e) Memperhatikan faktor kognitif, emosional dan kinetik.

f) Menumbuhkan krestivitas anak.

g) Berbaur sehingga terbiasa higup bersama.

h) Aplikasi, langsung memberikan tugas kepada anak.

10

5. Strategi Teaching jadi learning

Untuk mengubah paradigma dari teaching menjadi learning, proses

pembelajaran harus dikelola dengan baik

a) Berusaha menjadikan materi pelajaran sebagai bahan pembicaraan

yang menarik.

b) Tunjukan kepada siswa beberapa tokoh ilmuwan.

c) Lakukan asosiasi, artinya menghubungkan pelajaran yagn baru dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

d) Proses pembelajaran hendaknya mengikuti langkah-langkah strategis

dengan prinsip-prinsip didaktis.

e) Mencoba menyingkat beberapa istilah dengan nama yang unik sehngga

siswa dapat menghafalnay dengan mudah.

f) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan

g) Menjadikan guru sebagai media atau siswa dijadikan sebagi model

dalam pembelajaran.

11

KONSEP DASAR KBK

Ada empat madzhab kurikulum yang kini tumbuh dengan cepat, yaitu:

a) Esensial: mata pelajaaran inti. Tokohnya Plato.

b) Ensiklopedisme: yaitu mata pelajaran dasar dengan cakupan lebih luas dan

terbuka bagi semua orang.

c) Model pendidikan awal berbasis indera: arietoteles mengusulkan bahwa

pengetahuan berwal dari panca indera.

d) Gerakan pragmatis yang berorientasi pada anak: kini ada dua aliran

utama,yang satu berorientasi pada anak sebagi pribadi, dan yang lain pada

rekonstruksi masyarakat.

Konsep kompetensi dalam kurikulum menurut (Depdiknas, 2002: 1)

1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam

berbagai konteks.

2) Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk

menjadi kompeten

3) Kompetensi merupakan hasil belajar yang mejelaskan hal-hal yang dilakukan

oleh siswa melalui proses pembelajaran

4) Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara

jelas dan lugas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang

dapat diukur.

a. Latar belakang KBK

a. Pengertian Kompetensi

Menurut Mc. Ashan dalam Tarsisus Suhono mengatakan bahwa

kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang

diperoleh seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik termasuk

menyangkut perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik. Stefhn P.

Becker dan Jack Gordon mengemukakan elemen yang terkandung dalam

konsep kompetensi sebagai berikut:

12

1. Pengetahuan (knowledge)

2. Pengertian (understanding), yaitu kedalaman kognektif dan afektif yang

dimilik oleh siswa.

3. Keterampilan (skilss), adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu

untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya

4. Nilai (value), adalah suatu norma atau standar yang telah diyakini atau

secara fsikologis telah menyatu pada diri individu

5. Minat (interest), adalah keadaan yang mendasari motivasi individu,

keinginan yang berkelanjutan dan orientasi fsikologis.

Scrag dan Poland menjelaskan bahwa: Kompetensi merupakan

kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik sebagai hasil dari

pendidikan dan pelatihan yang diikutinya.

Depdiknas (2002:1) mendefinisikan kompetensi sebagai pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan kebiasaan berfikir dan

bertindak.

Dengan demikian kurikulum berbasis kompetensi merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang

harus dicapai oleh siswa.

b. Fokus pendekatan kompetensi

Pendidikan merupakan lingkungan utama yang memberikan kesempatan

dan dukuan bagi perkembangan potensi-potensi peserta didik dan diharapkan

guru dapat mengenali dan memahami potensi-potensi yang dimiliki peserta

didiknya sehingga dapat berkembang secara optimal.

c. Diversivikasi

Upaya memberikan ras keadilan atas keragaman yang timbul dari setiap

peserta didik yaitu dengan cara diversifikasi. Dan dengan melalui program ini

diharapkan dapat melayani keragaman latar belakang sosial, budaya, dan

kemamapuan peserta didik yang secara fitrah memang beragam.

Diversifikasi kurikulum adalah kurikulum yang disesuaikan, diperluas

dan diperdalam atau dirancang untuk melayani keragaman kemampuan dan

13

minat peserta didik serta kebutuhan dan kemampuan daerah dan sekolah

ditinjau dari segi geografis dan budaya.

Diversifikasi kurikulum dikelompokan menajdi sebagai berikut:

a. Kelompok normal

Mengembangkan pemahaman tentang prinsip dan praktikal

aplikasi.

Mengembangkan kemampuan praktkal akademik yang

berhubungan dengan alam pekerjaan.

b. Kelompok sedang

Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, menggali potensi diri

dan praktikal aplikasi.

Mengembangkan kemahiran akademik dan kemahiran praktikal

sehubungan dengan tuntutan dunia kerja.

c. Kelompok tinggi

Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori dan aplikasi.

Mengmbangkan kemampuan akademik untuk memasuki

pendidikan tinggi.

d. Desentralisasi

Pergeseran pola sentralisasi ke desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan

ini merupakan upaya memperday daerah dan sekolahdalam meningkatkan mutu

pendidikan secara berkelanjutan.

Salah satu upaya peningkatan mutu pendidika adalah penyempurnaan

kurikulum. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah diarahkan untuk

memberdayakan sumber daya yang adadidaerah dan sekolah dalam mengelola

kurikulum berbasis kompetensi.

e. Keunggulan kurikulum berbasis kompetensi

A. Landasan dan prinsip KBK

a. Landasan kurikulum kompetensi

14

Menurut Tyler (1949), landasan lurilulum terdiri dari landasan

filosofis, sosial budaya, dan psikologis.

a. Landasan Filosofis

Proses pentingnya mendidik anak agar menjadi manuisia yang baikpada

hakikatnya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut oleh

negara.

Dalam undang-Undang tentang Dasar Pendidikan dan Pengajaran

disekolah, Bab III pasal 4, tercantum: “pendidikan dan pengajaran

berdasarkan asas-asas yang termaktub dalam pancasila, Undang-Undang

Dasar Negara”

Dengan demikian filosofis pancasila yang dianut oleh negara kita dengan

prinsip demokratis, mengandung makna bahwa peserta didik diberi kebebasan

untuk berkembang dan mampu berfikir intelegen dikehidupan masyarakat,

melakukan aktifitas yang memberi manfaat terhadap hasil akhir.

b. Landasan sosial budaya

Landasan ini berkenaan dengan keadaan masyarakat, perkembangan dan

perubahannya berupa pengetahuan dan lail-lain. Tiap masayarakat berlainan

corak nilai-nilai yang dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar belakang

kebudayaannya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam penyusunan

kurikulum. Dengan dijadiknnya sosiologis sebagai landasan pengembangan

kurikulum, maka peserta didik nantinya diharapkan mampu bekerja sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

c. Landasan psikologis

Teori belajar dijadikan dasar bagi proses belajar mengajar. Dengan

demikian belajar dan psikologis anak ada hubungan yang erat antara

kurikulum dan psikologi belajar dan psikologi anak. Karena hubungan yang

sangat erat itu, maka psikologis menjadi salah satu dasar atau landasan

pengembangan kurikulum.

Guru mengajar apa yang diperkirakannya akan memberikan hasil yang

baik dan sering dilakkan dengan menggunakan berbagai teori belajar,

15

Dalam hal ini, aliran psikologis behaviorisme dan humanistika yng

mengandung maknapada pengembangan dan penguaaan terhadap kompetensi,

serta menekankan pada pengnembangan manusisa seutuhnya dijakan sebagai

salah satu landasan.

b. Prinsip-prinsip kurikulum berbasis kompetesi

Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur

Penguatan integritas nasional

Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika

Kesamaan memperoleh kesempatan

Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi

Pengembangan keterampilan hidup

Belajar sepanjang hayat

Berpusat pada anak

Pendekatan menyeluruh dan kemitraan

c. Komponen-komponen KBK

Kurikulum dan hasil belajar

Penilaian berbasis kelas

Kegiatan belajar mengajar

Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah

B. Penjabaran Tujuan Pendidikan Nasional

Undang-undang RI sistem pendidikan nasional (UUSPN) no 20 tahun

2003 memuat tujuan pendidikan nasional “pendidikan nasional bertujuan

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak mulia, nerilmu, cakap, kretif, mandiri

dan menjadi warga negar yang doemokratis serta bertanggung jawab.

Kompetensi tamatan, merupakn pengetahuan, keterapilan, sikap

dan nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

16

Kompetensi rumpun pelajaran, merupakan pernyataan tentang

pengetahuan, keterampilan, sikap-sikap dan nilai yang direflaksikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kompetensi dasar mata pelajran, pernyataan minimal atau

memadai tentang pengeahuan, keterampilan, sikap-sikap dan nilai yang

direflaksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kompetensi dasar, merupakan pernyataan apa yng dihaarpkan

dapat diketahui, disikapi atau dilaksanakan.

Hasil belajar, pernyataan kemammpuan siswa yang diharapkan

dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.

C. Pihak-pihak yang terlibat aktif dalam pengembangan KBK

a. Sekolah

b. Dinas pendidikan kabupaten atau kota

c. Dinas pendidikan propinsi

17

KURIKULUM PAI BERBASIS KOMPETENSI

A. Selintas mengenai kurikulum PAI

Islam adalah agam yang dibawa oleh Nabi SAW. Islam berisi

seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan

berdasarkan dan bersumber dari Al-Quran, AL-hadits serta akal. Islam sebagai

agma yentunya mempunyai tujuan, ajaran pokok atau materi, metode dan

evaluasi. Jauh sebelum teori barat muncul, kurikulum PAI telah ada.

TUJUAN

Muhammad Al-Munir menjelaskan bahwa tujuan PAI adalah:

1. Tercapainya manusia seutuhnya

2. Tercapainya kehidupan dunia dan akhirat

3. Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi

METODE

1. minhaj at-tarbiyah al-islamiyah

2. wasilatu at-tarbiyah al-islamiyah

3. kafiyatu at-tarbiyaj al-islamiyah

4. thariqatu at-tarbiyha al-islamiyah

B. Karakteristik kurikulum Islami

Abdurrahman An-Nahlawi menjelaskan bahwa kurikulum islami harus

memenuhi beberapa ketentuan, yaitu:

1. Memiliki sistem pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah manusia

serta bertujuan untuk menyucikan manusia.

2. Harus mewujudkan pendidikan islami, yaitu memurnikan ketaatan dan

peribadatan hanya kepada Allah.

3. Harus sesuai denagn tingakatan pendidikan baik dalam hal karakteristik,

tingkat pemahaman, jenis kelamin, serta tugas-tugas kemasyarakatan yang

telah dirancang oleh kurikulum.

18

4. Memeperhatikan tujuan-tujuan masyarakat yang realitis, menyangkut

kehidupan dan bertitik tolak dari keislaman yang ideal, seperti merasa

bangga menjadi umat Islam.

5. Tidak bertentangn dengan konsep-konsep Islam.

6. Harus realitis sehingga dapat diterapkan selaras dengan kesanggupan

negara yang hendak menerapkannya.

7. Harus memilih metode yang realitis sehingga dapay dioadaptasikan ke

dalam berbagai kondisi.

8. Harus efektif, dapat memberikan hasil pendidikan yang bersifat

behavioristik, dan tidak meninggalkan dampak emosional yang meledak-

ledak dalam diri genarerasi muda.

9. Harus sesuai dengan berbagai tingkatan usia anak didik.

10. Memperhatikan aspek pendidikan tentang segi-segi perilaku yang bersifat

aktifitas langsung, seperti berjihad.

C. PAI berbasis Kompetensi

Kehidupan dan peradaban manusia diawal milenium ketiga ini,

mengalami banyak perubahan. Namun bersamaan dengan itu. Muncul

sejumlah krisis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akibatnya peranan

dan efektivitas pendidikan agama disekolah sebagai pemberi nilai spiritual

terhadap kesejahteraan masyarakat dipertanyakan.

Memang tidak adil menimpakan tanggung jawab ats munculnya

kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu kepada pendidikan agama

disekolah, sebab pendidikan agma disekolah bukanlah satu-satunya faktor

yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian sisiwa.

a. Pendekatan pembelajaran dan penilaian

1. Pendekatan

Pendekatan keterpaduan dalam pendidikan agama islam meliputi:

Keimanan, pemganalan, pembiasaan, rasional, emosional,dan

keteladanan.

2. Penilaian

19

Penilaian dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa kompetensi

sebagaimana yang tercantum dalam KBM setiap mata pelajaran.

Penilaian berbasis kelas harus memperlihatkan tiga ranah, yaitu

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan

(psikomotor).

Penilaiannya tidak saja merupakan kegiatan tes formal, melainkan

juga:

Perhatian terhadap siswa ketika duduk, berbicara dan

bersikap.

Pengamatan ketika siswa berada diruang kelas, di tempat

ibadah dan ketika mereka bermain.

b. Pengorganisasian materi

Pengorganisasian materi pada hakikatnya adalah kegiatan yang mensiasati

proses pembelajaran dengan perancangan dan rekayasa terhadap unsur-

unsur instrumental melalui pengorganisasian yang rsional dan menyeluruh.

c. Pemanfaatan teknologi

Teknologi dan komunikasi diperlukan dalam mewujudkan kreatifitas dan

keterampilan agar hasil pembelajaran siswa daapt diketahui oleh aiawa

lain dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi adalah untuk

mendapatkan informasi-informasi terbaru dalam mencari gagasan untuk

perancangan dan pembuatan benda-benda keterampilan sebagai wujud dari

kreatifitas siswa.

d. Membaca Al-Quran

Membaca Al-Quran atau hafalan-hafalan tertentu diawal setiap pelajaran

selama 5-10 menit dengan tujuan untuk mengoptimalkan ketercapaian

kemampuan membaca atau menghafal Al-Quran secara baik dan benar.

e. Nilai-nilai

Setiap materi yang diajarkan kepada kepada peserta didik mengndung

nilai-nilai yang terkait dengan perilaku kehidupan sehari-hari.

20

f. Aspek sikap

Aspek fungsionalnya diutamakan pada aspek sikap, sehingga kelak siswa

mampu bersikap sebagai seorang muslim yang berakhlak mulia.

g. Ekstrakulikuler

h. Keterpaduan

Pola pembinaan pendidikn Islam dikembangkan dengan menekankan

keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

21

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI

Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yan telah ditentukan.

Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus

sesuai dengan target pendidikan.

Dalam konteks desentralisasi pendidikan seiring perwujudan pemerataan

hasil pendidikan yang bermutu, diperlukan standar kompetensi mata pelajaran

yang bertanggungjawabkan dalam konteks lokal, nasional dan global.

A. Penyusunan Silabus dan Komponennya

Komponen silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran

serta penilainnya.

Kompetensi dasar

Hasil belajar

Indikator

Langkah-langkah pembelajaran

Alokasi waktu

Sarana dan sumber belajar

penilaian

Format penyajian silabus

B. Model Penyajian Silabus PAI

Menjelaskan tujuan dari mata pelajaran dapat memacu dan

memotivasi siswa untuk memahami bagaiman kegiatan belajar yang akan

dialaminya. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan ccara menata

emosi siswa.

22

PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Berapa banyak orang yang berubah jalan hidup dan keyakinannya dalam

waktu yang sangat pendek, dari seorang penjahat besar, tiba-tiba menjadi seorang

yang baik, rajin dan tekun beribdah.

Islam dalah syari’at Allah yang diturunkan kepada umat manusia dimuka

bumi agar mereka beribdah kepada-Nya. Penanaman keyakinan terhadap Tuhan

hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik dirumah, sekolah maupun

lingkungan.

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Zakiyah Drajat pendidikan agama islam adalah suatu usaha

untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami

ajaran islam secara menyeluruh.

Pendekatan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas antara

hamba dengan Tuhannya. Penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat

penekanan dan masih terdapat sederet respon kritis terhadap pendidikan agama.

Hal ini disebabkan penilaian kelulusan siswa dalam pelajaran agam diukur

dengan berapa banyak hafalan dan mengerjakan ujian tertulis dikelas yang

dapat didemonstasikan oleh siswa.

B. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

a. Dasar Yuridis

Dasar yuridis formal, tersiri dari tiga macam, yaitu:

Dasar Ideal: dasar falsafah negara pancasila (sila ke satu)

Dasar struktural, yaitu UUD’45 bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2.

Dasar operasional (Tap MPR no IV atau MPR/1973)

b. Segi religius

QS. An-Nahl: 125

QS. Al-Imran : 104

Al-hadits : sampaikanlah ajaran kepada oarmg lain walaupun

hanya sedikit.

c. Aspek psikologis

23

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermsyarakat. Hal ini didasarkan dalm hidupnya, manusia

sebagai individu maupun masyarakat dihadapkn pada hal-hal yang

membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan

adanya pegangan hidup.

Sebagaiman yang dikatakan oleh Zuharini dkk bahwa: semua manusia di

dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut

agama.

C. Fungsi Pendidikan Agama Islam

1. Pengembangan, yaitu menungkatkan keimanan dan ketaqwaan peseerta

didik kepada Allah SWT ayng telah dutanamkan dalam lingkungan

keluarga.

2. Penanaman nilai

3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannyabaika lingkungan fisik mauoun lingkungan sosial dan dapat

mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.

4. Perbaikan, yaituuntuk memeperbaiki kesalahan-kesalahan dan kelemahan

peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dana pengalaman ajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal yang negatif dari lingkungan

atau budaya lainyang dapat memebahyakan dirinyadan menghanbat

perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

6. Pengjaran

7. Penyaluran

D. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Berbicara pendidikan agam islam, baik makna maupun tujuannya haruslah

mengacu pada penanaman nilai-nilai Islamcdan tidak dibenarkan melupakan

etika sosial maupun moralitas sosial.

24

E. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik

Mengingat betapa pentingnya pendidikan aama Islam dalam mewujudkan

harapan setiap orang tua, masyarakat stackholder dan membantu terwujudnya

tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan agama Islam harus diberikan dan

dilaksanakan disekolah dengan sebaik-bainya.

25

STANDAR KOMPETENSI PAI

A. Jenis-jenis kompetensi

Kompetensi lintas kurikulum

Kompetensi tamatan

Kompetensi umpun pelajaran

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Kompetensi dasar

Hasil belajar

Indikator hasil belajar

B. Kompetensi PAI SD-MI

Standar kompetensi lintas kurikulum

Standar kompetensi rumpun pelajaran

Standar kopetensi mata pelajaran

Kompetensi persatuan jenjang pendidikan

C. Kompetensi PAI SLTP

Kompetensi lintas kurikulum

Standar kompetensi pendidikan agama

Standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agam islam

Kompetensi persatuan jenjang pendidikan

D. Kompetensi PAI SLTA

Kompetensi kurikulum

Kompetensi pendidkan agama

Kompetensi spesifik pendidikan agama islam

Standar kompetensi mata pelajaran

Kompetensi persatuan jenjang pendidikan

26

KETERPADUAN PENBELAJARAN PAI

A. Isu-isu pendidikan Agama Islam

Menurut Mala Ustman, ciri-ciri pendidikan agama islam adalah sebagai

berikut:

Pertama, pendidikan ketuhanan, yaitu pendidikan yang bukan

buatan manusia melainkan berdasarkan kepada prinsip-prinsip yang

diturunkan Allah SWT yang bertujuan untuk mewujudkan nilai-nilai

kehidupan manusia.

Kedua, pendidikan faktual, yaitupendidikan yang serasi dengan

kenyataa manusia uang tersusun dengan komponenjisim (tubuh), nafs atau

qalb atau hati. Pendidikan ini mengakui adanya “gharizah” (insting) yang

menggerakan perilaku manusia.

Ketiga, pendidikan yang kontinue, yaitu pendidikan yang tidak

terkait oleh waktu tertentu dikeluarga dan disekolah saja, melainkan

kewajiban bagi orang islam sampai meninggal dunia.

Berekenan dengan hal itu, islam memandang bahwa pendiidkan

umum bertujuan untuk mencaapai manusia yang memiliki karaktertstik:

a. Hilmun, yakni kesanggupan atau kemampuan untuk menolak

argumentasi ornag bodoh dengan bahasa yang santun.

b. Wara’ yaitu tidak rakus, rendah hati yang mampu membentengi

dirinyadari perbuatan maksiat.

c. Husnul khuluq, yaitu berakhlak baik sehingga ia bisa hidup diantara

manusia.

Sedangkan kurikulum PAI di sekolah atau dimadarasah adalah sebagai

berikut:

1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan YME yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.

27

3. Penyesuain mental yaitu unutk menyesuaikan diri dengan

limgkungannya.

4. Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan

dan pemahaman adanya Tuhan.

5. Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan

atau budaya lain.

6. Pengajaran

7. Penyaluran, untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakatkhususu dibidang agama islam.

B. Kesenjangan materi kurikulum PAI

a. Kemampuan membaca Al-Quran

b. Kemamapuan prakterk ibadah

C. Faktor-faktor penyebab terfadinya kesenjangan kurikulum PAI di

sekolah

a. Persepsi guru agama

b. Terbatasnya saran dan fasilitas yang dimilki sekolah

D. Keterpaduan KBK PAI

Secara konseptual keterpaduan pelaksanaan kurikulum PAI berdasrkan

pada:

1. Larakteristik yang paling menonjol dalam organisasi tujuan-tujuan

kurikulum PAI bersifat development, kompetensi-kompetensi itu tidak

dapat dikembangkan dalam waktu serta lingkungan belajar yang

sangay terbatas.

2. Teori yang mengatakan “belajar adalah change in behavior”

tampaknya lebih relevant dengan penerapan kurikulum PAI daripada

sekedar menambah dan mengumpulkan pengetahuan saja (Nasutionm

1990)

28

3. Setting belajar yan naturalistik ternyata lebih efektif dalam pencapaian

hasil dibandingkan dengan setting belajar dikelas dengan pendekatan

yang verbalistik.

4. Upaya untuk mensintesis dan internalisasi nilai-nilai religious agar

menjadi suati sistem nilai yang mantap dan mendalam, sehingga benar-

benr menjadi sesuati yang dipedomani dalam kehidupan sehari-hari

perlu memperhatikan prinsip-prinsip komtinuitas, relevansi, dan

efektifitas dalam pengembangannya.

Bentuk kerjasama dalam penerapan kurikulum PAI

Menurut Arifin M bahwa hubungan kerjasama dapat berbentuk informal

individu atau formal organisatoris.

1. bentuk kerjasama informal individual, menurut Arifin kerjasama ini

didasari oleh rasa keinsyafan, kedua belah pihak akan pentingnya menjalin

kerjasama diantara keduanya dalam hal Pendidikan Agama Islam bagi

anak didik mereka.

2. formal organisatoris, bentuk ini direalisir dalam ikatan organisasi sseperti

badan Pembantu Penyelenggara pendidikan (komite sekolah atau majelis

madrasah).

Tujuan dilaksanaknnya hubungan kerjasama antara guru dan orang tua

murid menurut Arifin adalah sebagai berikut:

1. berusaha mendorong dan mengingatkan hubujgan baik antara keluarga

bauk secara perorangan maupun organisasi.

2. untuk menangkal atau menetralisir kemungkinan terjadi disekolah dan

dikeluarga.

3. diharapkan akan dapat menjadi salah satu instrumen pendukung bagi

upaya peningkatan kualitas hasil belajar siswa pada bidang PAI secara

menyeluruh .

Tujuan dilaksanakan kerjasama sekolah dengan lingkungan pendidikan

agam nonformal yang berada dimasyarakat sekitar adalah:

29

1. diharapkan agar dapat mengurangi kesenjangan kurikulum PAI pada

sekolah, dalam dimensi rencana dan prosesnya.

2. sebagai upaya untuk pemerataan hasil-hasik yang diperoleh para siswa

sekolah dalam bidang PAI.

3. diharapkan pula dapat meningkatkan kualitas hasil yang diperoleh dalam

PAI , dengan asumsi “semakin tinggi proses diharapka kan semakin tinggi

pula hasil yang dicapainya”.

Langkah-langkah mewujudkan kerjasama pembinaan pendidikan agam

islam

1. Menekankan kepada para siswa agar aktif belajar dimushalla masing-

masing, pesantern yang menyelanggarakan PAI pada sore atau malam hari.

2. mendatangi ustadz-ustadz di mushalla atau pesanttren untuk

mengkomunikasikan rencana sederhana PAI yang perlu mendapatka

pengembangan lebih lanjut kepada mereka.

3. guru agama mengontrol kegiatan PAI para isswa di mushalla dan

pesantren.

4. mengkondisikan para siswa untuk mengikuti pendidikan di madrasah

diniyah.

5. khusus untuk selam bulan Ramadhan, para siswa diwajibkan untuk

mengikuti kegiatan ibadah Ramdhan.

6. mengadakan komunikasi dengan orang tua siswa secara periodik, baik

melalui rapat formal maupun nonformal untuk mengontrol aktifitas siswa.

30

PENILAIAN PORTOFOLIO

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dimaksudkan untuk mengembangkan

kompetensi (kemampuan) siswa, yang meliputi kemauan, ketrampilan, dan aspek

afektif siswa. Oleh karena itu penilaian pembelajaran atau hasil belajar dalam

pelaksanaan KBK perlu dilakukan dengan berdasarkan informasi yang selengkap

mungkin mengenai siswa yang bersangkuatan. Penggunaan portofolio dalam

penilaian hasil belajar dapat vdiaplikasikan pada berbagai jenjang pendidikan.

Portofolio digunakan dengan maksud untuk menilai hasil belajar secara

komprehensif. Assessment sering dikaitkan denagn pencapaian kurikulum, dan

digunakan untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan proses

pembelajaran dan hasil belajar. Assessment alternative sering disebut sebagai

assessment performan atau assessment kinerja.

Pengertian Penilaian Portofolio

Poulson ( 1991:60 ) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan perkejaan

siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu

bidang atau lebih.

usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih.

Menurut Gronlund ( 1998:159 ) dalam Elin Rosini, portofolio mencakup

berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan.

Konteks assessment berkenaan dengan portofolio :

Tujuan

Hakekat hasil belajar

Fokus bukti

Rentang waktu

Hakekat bukti

31

Manfaat Penggunaan Portofolio

Borenson & Certer ( 1995:184 ) mengemukakan manfaat portofolio sebagai

berikut :

Mendemonstrasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu

Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki

Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar

Mendorong tanggungjawab siswa untuk belajar

Grondlund ( 1998:158 ) menyatakan bahwa portofolio memiliki beberapa

keuntungan, antara lain sebagai berikut :

Kemajuan siswa dapat terlihat dengan jelas

Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh

positif dalam belajar

Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa

bagi siswa itu sendiri, orang tua dan lainnya.

Sedangkan menurut ( Depdiknas, 2003:7 ) manfaat penilaian portofolio adalah :

Portofolio menyajikan atau memberikan bukti yang jelas atau lebih

lengkap tentang kerja siswa daripada hasil tes di kelas.

Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program

pembelajaran yang baik.

Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa.

Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang

baik.

Kelebihan Dan Keterbatasan Penilaian Portofilio Serta Implikasinya

Kekuatan portofolio antara lain :

Memungkinkan pendidik mengaskses kemampuan peserta didik untuk

membuat, menulis, menghasilkan berbagai tipe tugas akademik.

Memungkinkan pendidik menilai keterampilan / kecakapan peserta didik.

Mendorong kolaborasi ( komunikasi dan hubungan ) antara peserta didik

dan pendidik.

32

Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan dimana /

bilamana perlu membantu.

Adapun kelemahan assessment portofolio diantaranya adalah :

Memerlukan waktu yang relatif panjang dan segera.

Pendidik harus tekun, sabar dan terampil.

Tidak ada kriteria yang standar.

Koleksi Data Pada Penilaian Portofolio

Adapun bentuk assessment portofolio menurut Elin Rosani ( 2003: 3 )

diantaranya sebagai berikut:

Catatan Andekotal

Ceklis atau daftar cek

Skala penilaian

Teks skinning

Pemilihan Isi Portofolio

Sebelum membuat portofolio, ada beberapa hal yang harus perlu diperhatikan,

diantaranya :

Menentukan tujuan dan seterusnya jenis portofolio

Menentukan isi kandungan portofolio

Menentukan siapa yang akan memilih isi kandungan, bahan/sumber

portofolio

Menentukan bagaimana portofolio dinilai

33

BAB III

SIMPULAN

34