Upload
bryan-de-hope
View
141
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/17/2018 Pa to Genesis, Epidemiologi SLE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pa-to-genesis-epidemiologi-sle 1/3
Etiologi dan Patogenesis
Etiopatologi dari SLE belum diketahui secara pasti. Diduga melibatkan interaksi yang kompleks
dan multifactorial antara variasi genetic dan faktor lingkungan. Faktor genetic diduga berperan
penting dalam predisposisi penyakit ini. Pada kasus SLE yang terjadi secara sporadic tanpa
identifikasi faktor genetic, berbagai faktor lingkungan diduga terlibat atau belum diketahui faktor
yang bertanggung jawab.
Interaksi antara sex, status
hormonal, dan aksis hipotalamus-hipofisis-
adrenal (HPA) mempengaruhi kepekaan
dan ekspresi klinis SLE. Adanya gangguan
dalam mekanisme pengaturan imun seperti
gangguan pembersihan sel-sel apoptosis
dan kompleks imun merupakan kontributor
yang penting dalam perkembangan
penyakit ini. Hilangya tolenransi imun,
meningkatknya beban antigenic (antigenic
load ), bantuan sel T yang berlebihan,
gangguan supresi sel B dan peralihanrespons imun dari T helper 1 (Th1) ke Th2
menyebabkan hiperaktivitas sel B dan
memproduksi autoantibodi patogenik.
Respon imun yang terpapar faktor eksternal/lingkungan seperti radiasi UV atau infeksi virus dalam
periode yang cukup lama bisa juga menyebabkan disregulasi sistem imun.
Epidemiologi
Dalam 30 tahun terakhir, SLE telah menjadi salah satu penyakit reumatik utama di dunia.
Prevalensi SLE diberbagai negara sangat bervariasi. Prevalensi pada berbagai populasi yang
berbeda-beda bervariasi antara 2.9/100.000 - 400/100.000. SLE lebih sering ditemukan pada ras
tertentu seperti bangsa Negro, Cina, dan mungkin juga Filipina. Terdapat juga tendensi familial.
Faktor ekonomi dan geografik tidak mempengaruhi distribusi penyakit. Penyakit ini dapat
5/17/2018 Pa to Genesis, Epidemiologi SLE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pa-to-genesis-epidemiologi-sle 2/3
ditemukan pada semua usia , tetapi paling banyak pada usia 15-40 tahun (masa reproduksi).
Frekuensi pada wanita dibandingkan dengan frekuensi pada pria berkisar antara (5,5-9):1. Pada
lupus eritamatosus yang disebabkan obat (drug induced LE ), rasio ini lebih rendah, yaitu 3:2.
Beberapa data yang ada di Indonesia diperoleh dari pasien yang dirawat di rumah sakit.
Dari 3 peneliti di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta yang melakukan penelitian pada periode yang berbeda
diperoleh data sebagai berikut: antara tahun 1969-1970 ditemukan 5 kasus SLE; selama periode 5
tahun (1972-1976) ditemukan 1 kasus SLE dari setiap 666 kasus yang dirawat ( insidensi sebesar
15 per 10.000 perawatan); antara tahun 1988-1990 (3 tahun) insidensi rata-rata ialah sebesar 37,7
per 10.000 perawatan. Ketiganya menggunakan kriteria yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut
kriteria Dubois, kriteria pendahuluan ARA dan kriteria ARA yang telah diperbaiki.