2
Etiologi dan Patogenesis Etiopatologi dari SLE belum diketahui secara pasti. Diduga melibatkan interaksi yang kompleks dan multifactorial antara variasi genetic dan faktor lingkungan. Faktor genetic diduga berperan  penting dalam predi sposis i penyaki t ini. Pada kasus SLE yang terjadi secara sporadi c tanpa identifikasi faktor genetic, berbagai faktor lingkungan diduga terlibat atau belum diketahui faktor yang bertanggung jawab. Interaksi antara sex, status hormona l, dan aksis hipota lamus- hipofis is- adr enal (HP A) mem peng aru hi kep ekaa n dan ekspresi klinis SLE. Adanya gangguan dalam mekanisme pengaturan imun seperti gang gua n pember siha n sel -sel apo pto sis dan komple ks imun merupakan kontributor yan g pe nt ing dalam perke mba ng an  penyaki t ini. Hilang ya tolenrans i imun, meningkatknya beban antigenic ( antigenic load ), ba nt ua n se l T ya ng be rl eb ihan, ga nggu an su pr es i se l B da n pe ra li ha n respons imun dari T helper 1 (Th1) ke Th2 me nyeb abka n hi pe ra kt ivit as se l B da n me mp ro du ks i auto anti bodi pa to ge ni k. Respon imun yang terpapar faktor eksternal/lingkungan seperti radiasi UV atau infeksi virus dalam  periode yang cukup lama bi sa juga menyebab kan disre gulasi s istem imun. Epidemiologi Da la m 30 ta hun te ra khi r, SLE telah me nja di salah satu pe nya kit re umatik ut ama di dunia . Pre vale nsi SLE dib erb agai nega ra sang at ber variasi. Pre vale nsi pad a ber baga i popu las i yang  berbeda -beda bervari asi antara 2.9/100 .000 - 400/ 100.0 00. SLE lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti bangsa Negro, Cina, dan mungkin juga Filipina. Terdapat juga tendensi familial. Fakt or eko nomi dan geog rafik tidak mem peng aru hi dis tri busi pen yak it. Penyakit ini dap at

Pa to Genesis, Epidemiologi SLE

Embed Size (px)

Citation preview

5/17/2018 Pa to Genesis, Epidemiologi SLE - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pa-to-genesis-epidemiologi-sle 1/3

 

Etiologi dan Patogenesis

Etiopatologi dari SLE belum diketahui secara pasti. Diduga melibatkan interaksi yang kompleks

dan multifactorial antara variasi genetic dan faktor lingkungan. Faktor genetic diduga berperan

 penting dalam predisposisi penyakit ini. Pada kasus SLE yang terjadi secara sporadic tanpa

identifikasi faktor genetic, berbagai faktor lingkungan diduga terlibat atau belum diketahui faktor 

yang bertanggung jawab.

Interaksi antara sex, status

hormonal, dan aksis hipotalamus-hipofisis-

adrenal (HPA) mempengaruhi kepekaan

dan ekspresi klinis SLE. Adanya gangguan

dalam mekanisme pengaturan imun seperti

gangguan pembersihan sel-sel apoptosis

dan kompleks imun merupakan kontributor 

yang penting dalam perkembangan

 penyakit ini. Hilangya tolenransi imun,

meningkatknya beban antigenic (antigenic

load ), bantuan sel T yang berlebihan,

gangguan supresi sel B dan peralihanrespons imun dari T helper 1 (Th1) ke Th2

menyebabkan hiperaktivitas sel B dan

memproduksi autoantibodi patogenik.

Respon imun yang terpapar faktor eksternal/lingkungan seperti radiasi UV atau infeksi virus dalam

 periode yang cukup lama bisa juga menyebabkan disregulasi sistem imun.

Epidemiologi

Dalam 30 tahun terakhir, SLE telah menjadi salah satu penyakit reumatik utama di dunia.

Prevalensi SLE diberbagai negara sangat bervariasi. Prevalensi pada berbagai populasi yang

 berbeda-beda bervariasi antara 2.9/100.000 - 400/100.000. SLE lebih sering ditemukan pada ras

tertentu seperti bangsa Negro, Cina, dan mungkin juga Filipina. Terdapat juga tendensi familial.

Faktor ekonomi dan geografik tidak mempengaruhi distribusi penyakit. Penyakit ini dapat

5/17/2018 Pa to Genesis, Epidemiologi SLE - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pa-to-genesis-epidemiologi-sle 2/3

 

ditemukan pada semua usia , tetapi paling banyak pada usia 15-40 tahun (masa reproduksi).

Frekuensi pada wanita dibandingkan dengan frekuensi pada pria berkisar antara (5,5-9):1. Pada

lupus eritamatosus yang disebabkan obat (drug induced LE ), rasio ini lebih rendah, yaitu 3:2.

Beberapa data yang ada di Indonesia diperoleh dari pasien yang dirawat di rumah sakit.

Dari 3 peneliti di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/

RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta yang melakukan penelitian pada periode yang berbeda

diperoleh data sebagai berikut: antara tahun 1969-1970 ditemukan 5 kasus SLE; selama periode 5

tahun (1972-1976) ditemukan 1 kasus SLE dari setiap 666 kasus yang dirawat ( insidensi sebesar 

15 per 10.000 perawatan); antara tahun 1988-1990 (3 tahun) insidensi rata-rata ialah sebesar 37,7

 per 10.000 perawatan. Ketiganya menggunakan kriteria yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut

kriteria Dubois, kriteria pendahuluan ARA dan kriteria ARA yang telah diperbaiki.

5/17/2018 Pa to Genesis, Epidemiologi SLE - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pa-to-genesis-epidemiologi-sle 3/3