P2 TEMPE

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    1/14

    LAPORAN PRAKTIKUM

    TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

    TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN

    KACANG-KACANGAN( TEMPE )

    Oleh

     Nama : Devi Indriyani

     NRP : 133020029

    Kelompok : A

    Meja : 5 ( Lima )

    Tanggal Praktikum : 12 Maret 2016

    Asisten : Rizka Audina

    LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG

    2016

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    2/14

    A.  TUJUAN PERCOBAAN

    Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menambah nilai ekonomis produk

    diversifikasi olahan kedelai dan mengetahui cara pembuatan tempe.

    B.  PRINSIP PERCOBAAN

    Prinsip dari percobaan ini berdasarkan pada penambahan jamur/kapang

     Rhizopus oligosporus  yang menyebabkan terbentuknya miselium putih pada

    kedelai..

    C.  BAHAN YANG DIGUNAKAN

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan pembuatan tempe adalah

    kacang kedelia, air bersih, tepung tapioca, dan ragi.

    D.  ALAT PERCOBAAN YANG DIGUNAKAN

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan pembuatan tempe antara lain

     baskom, panic, penggorengan, spatula, saringan, dan plastik.

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    3/14

    E.  DIAGRAM ALIR

    Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Tempe

    Penimbangan Perendaman Pemisahan

    kulit dari

    kacang

    kedelai

    Perebusan 1

    Jam

    PenirisanPengukusan

    30 menit

    Pencampuran

    Tepung

    tapioka dan

    ragi tempe

    Tempe

    Fermentasi

    selama 48

     jam

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    4/14

    Kedelai

    Perendaman

    Perebusan t = 1 jam

    Penirisan

    Penirisan

    Pencampuran

    Pengemasan

    Fermentasi t = 48 jam

    Tempe

    Pengukusan t = 15 menit

    Air Air  

    Air Uap Air  

    RagiTapioka

    Penyangraian

    Plastik 

     

    Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Tempe

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    5/14

    F.  HASIL PENGAMATAN

    Tabel 1. Hasil Pengamatan TempeKeterangan Hasil

    Basis 200 gram

    Bahanutama Kacang Kedelai

    Bahantambahan Tapioka, Ragi Tempe

    Beratproduk 70 gram

    % Produk 35%

    Organoleptik

    1. Warna

    2. Rasa

    3. Aroma

    4. Tekstur

    5. Kenampakan

    Kehitaman

    Tidak Layak Konsumsi

    Busuk

    Lembek

    Tidak Menarik

    (Sumber : Meja 5, Kelompok A,2016).

    G.  PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan tempeberat produk yang

    dihasilkan sebesar 70 gram dengan presentase 35% dan mempunyai warna

    kehitaman, tidak layak konsumsi, beraroma busuk, bertekstur lembek dan

    kenampakan tidak menarik.

    Pada pembuatan tempe pertama-tama kacang kedelai direndam dengan air

     bersih dan dilakukan pengupasan. Tujuan perendaman ialah untuk hidrasi biji

    kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    6/14

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    7/14

     pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, yang kemudian menyatukannya

    menjadi tempe (Wikipedia, 2014).

    Fungsi penambahan tepung tapioka pada pembuatan tempe, yaitu untuk

    merekatkan biji-biji kacang kedelai yang satu dengan yang lainnya sehingga

    membentuk massa tempe yang kompak, serta agar protein tempe terlindungi dari

    mikroorganisme (Sutisna, 2014).

    Fungsi penambahan ragi pada pembuatan tempe yaitu untuk proses

    fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji -

     biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada

    suhu 20 °C – 37 °C selama 18 – 36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat

     biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih

    tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya

    membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam (Wikipedia, 2014).

    Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada pembuatan tempe yaitu

    1.  Oksigen

    Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu

    cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga

    dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu

    apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka

    sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang

    satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.

    2.  Uap Air

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    8/14

    Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini

    disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk

     pertumbuhannya.

    3.  Suhu

    Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik,

    yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka

     pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.

    4. 

    Keaktifan Laru

    Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya.

    Karena itu pada pembuatan tempe sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu

    lama disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan

    (Yogi, 2011)

    Ada 3 faktor yang saling mempengaruhi selama proses fermentasi tempe

    terhadap pertumbuhan kapang yaitu oksigen, kadar air dan temperatur. Untuk

    tumbuh kapang membutuhkan cukup oksigen, tetapi kalau terlalu banyak maka

    metabolisme kapang terlalu cepat, sehingga panas yang ditimbulkan akan

    membunuhnya. Kadar air yang terlalu tinggi akan menghalangi difusi oksigen dan

    karenya akan menghambat pertumbuhan kapang. Difusi oksigen secara perlahan

    merata ke dalam tempe akan menghasilkan pertumbuhan kapang yang optimum

    (dhythy, 2011).

    Perubahan fisik pada pembuatan tempe, yaitu proses perubahan tekstur

    kacang kedelai yang awalnya keras menjadi lunak, serta perubahan biji-biji

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    9/14

    kacang kedelai yang merekat satu sama lain membentuk massa yang kompak yang

    disebut dengan tempe.

    Perubahan kimia pada pembuatan tempe, yaitu perubahan protein pada

    kacang kedelai. Protein kompleks pada kacang kedelai diubah menjadi senyawa

    yang lebih sederhana yang dapat dicerna oleh tubuh manusia. Tempe kaya akan

    serat pangan dan protein.

    Perubahan biologi pada pembuatan tempe, yakni pada saat fermentasi

    kedelai oleh ragi  Rhizopus sp. Sehingga dapat merekatkan biji kedelai yang satu

    dengan yang lainnya membentuk massa tempe yang kompak. Serta selama

     pertumbuhannya, ragi tersebut mampu menghasilkan enzim yang dapat

    menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai menjadi protein yang

    mudah dicerna oleh tubuh.

    Critical Control Point (CCP)  pada pembuatan tempe, yaitu pada proses

    fermentasi. Pada proses fermentasi plastik yang digunakan untuk membungkus

    kedelai harus diberi lubang agar fermentasi dapat berjalan aerob. Serta pada

     proses ini oksigen, kadar air, dan temperatur harus diperhatikan agar proses

    fermentasi tempe berjalan optimal. Selain itu pada saat penyangraian tepung

    tapioka dan pada saat perebusan tempe karena apabila tidak diperhatikan maka

    kegagalan fermentasi mungkin saja terjadi.

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    10/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Dhythy, (2011). Pembuatan Tempe.http://dhythybiokim.blogspot.com/. Diakses

    16 Maret 2016.

    Sutisna, Nana. (2014). Teknologi Pengolahan Kedelai. Universitas Pasundan,

    Bandung.

    Wikipedia, (2014). Tempe. http://id.wikipedia.org/tempe/. Diakses 16 Maret

    2016.

    Yogi, (2011). Fermentasi Tempe. https://lordbroken.wordpress.com/2011

    /07/09/fermentasi-tempe/. Diakses 16 Maret 2016.

    http://dhythybiokim.blogspot.com/http://dhythybiokim.blogspot.com/http://id.wikipedia.org/http://id.wikipedia.org/http://dhythybiokim.blogspot.com/

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    11/14

    LAMPIRAN PERHITUNGAN

    Perhitungan Formulasi

    Basis = 200 gram

    Kacang Kedelai 95,24% 95,24

    100 200 = 190,48 gram 

    Ragi Tempe 0,95% 0,95

    100 200 = 1,9 gram

    Tapioka 3,81% 3,81

    100 200 = 7,62 gram

    Tempe

    W basis : 200 gramW produk :70 gram

    % Produk mie basah =

      100%

     

    =70

    200  100  = 35%

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    12/14

    LAMPIRAN KUIS

    1.  Bagaimana metode pembuatan roti straight dough?

    Jawab :

    Gambar 1. Diagram AlirPembuatan Roti Tawar Straight Dough

    Terigu

    Pencam uran I

    Pencampuran II

    Pencampuran III

    Fermentas T=36°C, t= 1 am

    Knockin Down

    Penimban an

    PembentukanAdonan

    Baking

    T = 180°C t=25-30’ 

    Roti Manis

    CO2 

    Garam, Mentega,

    Butter  

    Air, Telur

    Susu, Ragi,

    Gula

    BahanIsian

    Fermentasi T-36°C, t=30’ 

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    13/14

    2. 

    Fungsi cooling shock dan glazing padapembuatanmie?

    Jawab :

      Cooling Shock berfungsi untuk penirisan mie dengan menggunakan air

    yang mengalir, mencegah pematangan berlanjut dan mencegah satu mie

    dengan mie yang lainnya tidak lengket dan saling menempel.

      Glazzing  berfungsi untuk membantu pembentukan tekstur mie agar

    menjadi kenyal, melunakkan tekstur mie serta menjaga kelembaban dari

    tekstur mie agar mie tidak lengket dan tidak saling menyatu satu sama lain.

    3. Sebutkan macam –  macam koagulan pada pembuatan tahu ?

    Jawab :

      Alumunium sulfat (Al2(SO4)3.14H2O)

      Sodium aluminate ( NaAlO2 )

      Ferrous sulfate ( FeSO4.7H2O )

      Chlorinated copperas

      Ferrie sulfate ( Fe2(SO4)3)

      Ferrie chloride ( FeCl3.6H2O)

      Asam sitrat

     

    Kalsium sulfat

      Cadan Mg klorida

      Asam asetat

      Jeruk nipis (secara alami)

  • 8/18/2019 P2 TEMPE

    14/14

    4. 

    Macam –  macam metode pembuatan roti?

    Jawab :

    a.  Metode langsung (straight dough) adalah metode pembuatan roti dimana

    seluruh bahan dicampur kemudian diaduk sampai kalis. Pada metode ini

    fermentasi dilakukan satu kali.

     b.  Metode cepat (no time dough) merupakan metode pembuatan roti yang paling

    cepat sehingga dalam waktu sekitar 3 jam bias dihasilkan

    c. 

    Metode adonan biang (sponge and dough method) adalah metode pembuatan

    roti dengan dua kali pengadukan dan fermentasi.

    5. 

    Mengapa tepung tapioca disebut sebagai“Sparing  agent ”? 

    Jawab :

    Tepung tapioca sebagai sparing agent karena dapat melindungi protein dari

    serangan mikroorganisme pengganggu sehingga yang pertama kali diserang

    adalah karbohidrat dari tepung tapioca bukan protein dari kedelai.