39
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR ... /POJK.04/2019 TENTANG PELAKSANAAN PENAWARAN AWAL, PENAWARAN, PENJATAHAN DAN DISTRIBUSI EFEK BERSIFAT EKUITAS, EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : 1. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan penawaran umum efek serta mendukung peningkatan kapasitas pemodal pasar modal dan peran serta perusahaan efek dalam penawaran umum; 2. bahwa perkembangan teknologi informasi mampu menyediakan akses terhadap informasi dan transaksi keuangan bagi publik melalui jaringan internet; 3. bahwa dalam rangka mendorong partisipasi publik dalam penawaran umum efek, Otoritas Jasa Keuangan perlu menetapkan peraturan mengenai penggunaan sistem teknologi informasi dalam penawaran umum efek oleh emiten; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN OTORITAS JASA … · utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda ... Penjatahan Pasti adalah mekanisme penjatahan Efek ... pemesanan Efek

Embed Size (px)

Citation preview

OTORITAS JASA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

NOMOR ... /POJK.04/2019

TENTANG

PELAKSANAAN PENAWARAN AWAL, PENAWARAN, PENJATAHAN DAN

DISTRIBUSI EFEK BERSIFAT EKUITAS, EFEK BERSIFAT UTANG

DAN/ATAU SUKUK SECARA ELEKTRONIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Menimbang : 1. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi,

transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan penawaran

umum efek serta mendukung peningkatan kapasitas

pemodal pasar modal dan peran serta perusahaan efek

dalam penawaran umum;

2. bahwa perkembangan teknologi informasi mampu

menyediakan akses terhadap informasi dan transaksi

keuangan bagi publik melalui jaringan internet;

3. bahwa dalam rangka mendorong partisipasi publik dalam

penawaran umum efek, Otoritas Jasa Keuangan perlu

menetapkan peraturan mengenai penggunaan sistem

teknologi informasi dalam penawaran umum efek oleh

emiten;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

- 2 -

Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas

Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5253);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PELAKSANAAN PENAWARAN AWAL, PENAWARAN,

PENJATAHAN DAN DISTRIBUSI EFEK BERSIFAT EKUITAS,

EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK SECARA

ELEKTRONIK.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, yang dimaksud

dengan:

1. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan

utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda

bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif,

kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari

Efek.

2. Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang

dilakukan oleh emiten untuk menjual Efek kepada

masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal dan peraturan pelaksanaanya.

3. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan

Penawaran Umum dan perdagangan Efek, perusahaan

publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

4. Pihak adalah orang perserorangan, perusahaan, usaha

bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi.

5. Sistem Penawaran Umum Elektronik adalah sistem

- 3 -

teknologi informasi dan/atau sarana yang digunakan

untuk melaksanakan kegiatan dalam Penawaran Umum

sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan ini.

6. Penyedia Sistem Penawaran Umum Elektronik adalah

Pihak yang ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk

menyediakan Sistem Penawaran Umum Elektronik.

7. Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik adalah

perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha dari

Otoritas Jasa Keuangan dan mempunyai hak untuk

mempergunakan Sistem Penawaran Umum Elektronik

sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.

8. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.

9. Emiten Skala Kecil adalah Emiten dengan aset skala kecil

sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-

undangan di sektor pasar modal mengenai pernyataan

pendaftaran dalam rangka penawaran umum dan

penambahan modal dengan memberikan hak memesan

efek terlebih dahulu oleh emiten dengan aset skala kecil

atau emiten dengan aset skala menengah.

10. Emiten Skala Menengah adalah Emiten dengan aset

skala menengah sebagaimana dimaksud dalam peraturan

perundang-undangan di sektor pasar modal mengenai

pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum

dan penambahan modal dengan memberikan hak

memesan efek terlebih dahulu oleh emiten dengan aset

skala kecil atau emiten dengan aset skala menengah.

11. Pernyataan Pendaftaran adalah dokumen yang wajib

disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh Emiten

dalam rangka Penawaran Umum atau perusahaan

publik.

12. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan

dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain

membeli Efek.

13. Prospektus Awal adalah dokumen tertulis yang memuat

seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan

kepada Otoritas Jasa Keuangan sebagai bagian dari

- 4 -

Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai

nominal, jumlah dan harga penawaran efek, penjaminan

emisi efek, tingkat suku bunga obligasi, atau hal lain

yang berhubungan dengan persyaratan penawaran yang

belum dapat ditentukan.

14. Penawaran Awal adalah ajakan baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan menggunakan

Prospektus Awal yang antara lain bertujuan untuk

mengetahui minat calon pembeli atas Efek yang akan

ditawarkan dan/atau perkiraan harga penawaran Efek.

15. Penjamin Emisi adalah adalah Pihak yang membuat

kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran

Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa

kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.

16. Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan

usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, perantara pedagang

Efek, dan/atau manajer investasi.

17. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan

menyediakan sistem dan/atau sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-

pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di

antara mereka.

18. Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah Pihak yang

menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan

penyelesaian transaksi bursa.

19. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah Pihak

yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi

bank kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain.

20. Bank Kustodian adalah bank umum yang telah

memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan untuk

melakukan kegiatan usaha sebagai kustodian.

21. Biro Administrasi Efek adalah Pihak yang berdasarkan

kontrak dengan Emiten melaksanakan pencatatan

pemilikan Efek dan pembagian hak yang berkaitan

dengan Efek.

22. Pemesan Ritel adalah Pihak yang menyampaikan minat

atas efek yang akan ditawarkan dan/atau pesanan atas

- 5 -

efek yang ditawarkan dengan nilai paling besar

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

23. Penjatahan Pasti adalah mekanisme penjatahan Efek

yang dilakukan dengan cara memberikan alokasi Efek

kepada pemesan sesuai dengan jumlah pesanan Efek.

24. Penjatahan Terpusat adalah mekanisme penjatahan Efek

yang dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh

pemesanan Efek dan kemudian dijatahkan sesuai dengan

prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan ini.

25. Penjatahan Terpusat Ritel adalah bagian dari Penjatahan

Terpusat yang dilaksanakan untuk Pemesan Ritel.

26. Nomor Tunggal Identitas Pemodal (Single Investor

Identification) yang selanjutnya disebut “SID” adalah

nomor tunggal identitas pemodal sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan KSEI mengenai nomor identitas tunggal.

27. Rekening Dana Nasabah yang selanjutnya disebut “RDN”

adalah rekening dana nasabah sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Lembaga Penyimpanan dan

Penyelesaian mengenai rekening dana.

28. Sub Rekening Efek yang selanjutnya disebut “SRE”

adalah Sub Rekening Efek sebagaimana dimaksud dalam

ketentuan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

mengenai sub rekening efek.

BAB II

PENYEDIAAN SISTEM PENAWARAN UMUM ELEKTRONIK

Pasal 2

(1) Sistem Penawaran Umum Elektronik wajib disediakan

oleh Penyedia Sistem Penawaran Umum Elektronik.

(2) Penyedia Sistem Penawaran Umum Elektronik dapat

menerbitkan ketentuan terkait penggunaan Sistem

Penawaran Umum Elektronik.

Pasal 3

Penyedia Sistem Penawaran Umum Elektronik sebagaimana

- 6 -

dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) wajib mengikuti dan

menerapkan pengendalian dan keamanan (control and

security) yang memadai atas Sistem Penawaran Umum

Elektronik.

Pasal 4

(1) Penyedia Sistem Penawaran Umum Elektronik berwenang

dan bertanggung jawab atas pengoperasian dan

pengelolaan Sistem Penawaran Umum Elektronik.

(2) Kewenangan dan tanggung jawab Penyedia Sistem

Penawaran Umum Elektronik ditetapkan oleh Otoritas

Jasa Keuangan.

BAB III

PENGGUNAAN SISTEM PENAWARAN UMUM ELEKTRONIK

Bagian Kesatu

Penggunaan Sistem Penawaran Umum Elektronik

Pasal 5

(1) Penawaran Umum Efek yang akan dicatatkan pada Bursa

Efek wajib menggunakan Sistem Penawaran Umum

Elektronik.

(2) Penawaran Umum Efek sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), meliputi:

a. Penawaran Umum Efek bersifat ekuitas;

b. Penawaran Umum Efek bersifat utang dan/atau

sukuk; dan

c. Penawaran Umum Berkelanjutan Efek bersifat utang

dan/atau sukuk.

(3) Pemberlakuan ketentuan kewajiban penggunaan Sistem

Penawaran Umum Elektronik untuk Penawaran Umum

Efek bersifat ekuitas, Efek bersifat utang dan/atau sukuk

dan Penawaran Umum Berkelanjutan Efek bersifat utang

dan/atau sukuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

- 7 -

Pasal 6

Pelaksanaan Penawaran Umum oleh Emiten yang

menggunakan Sistem Penawaran Umum Elektronik wajib

mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di

sektor Pasar Modal mengenai tata cara Pernyataan

Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan mengenai

pemesanan dan penjatahan Efek dalam Penawaran Umum,

kecuali diatur khusus dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan ini.

Bagian Kedua

Kegiatan dalam Sistem Penawaran Umum Elektronik

Pasal 7

(1) Sistem Penawaran Umum Elektronik meliputi kegiatan

dalam Penawaran Umum sebagai berikut:

a. Penawaran Awal;

b. penawaran Efek;

c. penjatahan Efek; dan

d. penyelesaian pemesanan atas Efek yang ditawarkan.

(2) Dalam hal Penawaran Umum dilaksanakan tanpa melalui

Penawaran Awal, penggunaan Sistem Penawaran Umum

Elektronik tidak mencakup kegiatan pada ayat (1) huruf

a.

Bagian Ketiga

Tanggung Jawab Pengguna dan Penjamin Pelaksana Emisi

Efek

Pasal 8

Setiap pengguna Sistem Penawaran Umum Elektronik

bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan informasi

dan data yang diinput pada Sistem Penawaran Umum

Elektronik.

Pasal 9

(1) Penjamin Emisi Efek yang menjadi penjamin pelaksana

- 8 -

emisi Efek bertanggung jawab atas penggunaan Sistem

Penawaran Umum Elektronik.

(2) Dalam hal terdapat lebih dari satu penjamin pelaksana

emisi Efek, Emiten menunjuk salah satu penjamin

pelaksana emisi Efek sebagai pihak yang bertanggung

jawab atas penggunaan Sistem Penawaran Umum

Elektronik.

BAB IV

PENGUMUMAN INFORMASI MENGENAI PENAWARAN UMUM,

PROSPEKTUS DAN JADWAL

Bagian Kesatu

Penginputan dan Pengunggahan Informasi dan Prospektus

Pasal 10

Emiten melalui Penjamin Emisi Efek yang bertanggung jawab

atas penggunaan Sistem Penawaran Umum Elektronik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 wajib melakukan input

data dan informasi serta mengunggah dokumen sehubungan

dengan Penawaran Umum pada Sistem Penawaran Umum

Elektronik.

Pasal 11

(1) Data dan informasi mengenai Penawaran Umum dan

Prospektus yang wajib diinput dan diunggah pada Sistem

Penawaran Umum Elektronik paling kurang meliputi:

a. data dan informasi yang diwajibkan untuk diisikan

pada Sistem Penawaran Umum Elektronik;

b. Prospektus Awal (jika ada);

c. Prospektus ringkas atau keterbukaan informasi

mengenai Penawaran Umum;

d. perbaikan dan/atau tambahan atas Prospektus

ringkas; dan

e. Prospektus.

(2) Batas waktu penginputan data dan informasi mengenai

Penawaran Umum dan pengunggahan Prospektus

- 9 -

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada Sistem

Penawaran Umum Elektronik mengikuti batas waktu

pengumuman sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan di sektor Pasar Modal yang

mengatur mengenai tata cara Pernyataan Pendaftaran

dalam rangka Penawaran Umum.

Pasal 12

Dalam hal terjadi penundaan masa penawaran Efek atau

pembatalan Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam

peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal

mengenai tata cara Pernyataan Pendaftaran dalam rangka

Penawaran Umum, pengumuman yang disyaratkan dalam

peraturan tersebut juga dilakukan melalui Sistem Penawaran

Umum Elektronik.

Bagian Kedua

Pengumuman di Media Masa

Pasal 13

(1) Dalam hal Emiten yang bukan Emiten Skala Kecil atau

Emiten Skala Menengah akan melakukan Penawaran

Awal, Emiten tersebut wajib mengumumkan informasi

mengenai Penawaran Umum pada paling sedikit 1 (satu)

surat kabar yang mempunyai peredaran nasional paling

lambat 2 (dua) hari kerja setelah Otoritas Jasa Keuangan

menyatakan Emiten dapat mengumumkan Prospektus

Ringkas dan/atau melaksanakan Penawaran Awal.

(2) Informasi yang wajib diumumkan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) paling sedikit mengenai hal-hal sebagai

berikut:

a. nama Emiten;

b. alamat, logo (jika ada), nomor telepon, nomor

faksimili, surat elektronik, situs web;

c. kegiatan usaha utama dari Emiten;

d. informasi mengenai Efek:

1) jenis dan jumlah Efek;

- 10 -

2) uraian singkat tentang Efek yang ditawarkan;

dan

3) rentang harga Penawaran Awal;

e. masa Penawaran Awal, prakiraan tanggal Efektif

Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa

Keuangan, prakiraan masa penawaran Efek,

prakiraan tanggal penjatahan dan prakiraan tanggal

distribusi Efek dan prakiraan tanggal pencatatan

jika Efek tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek;

f. Penjamin Emisi Efek;

g. keterangan bahwa Penawaran Awal, penawaran

Efek, penjatahan dan distribusi Efek akan dilakukan

menggunakan Sistem Penawaran Umum Elektronik;

dan

h. pernyataan bahwa informasi lebih rinci mengenai

Penawaran Umum dapat diperoleh pada Sistem

Penawaran Umum Elektronik dengan disertai

informasi tautan ke situs web Sistem Penawaran

Umum Elektronik.

Bagian Ketiga

Jadwal Kegiatan dalam Penawaran Umum

Pasal 14

Ketentuan batas waktu pelaksanaan kegiatan dalam

Penawaran Umum yang dilakukan dengan menggunakan

Sistem Penawaran Umum Elektronik adalah sebagai berikut:

a. masa Penawaran Awal dapat dimulai setelah penginputan

data dan informasi mengenai Penawaran Umum dan

pengunggahan Prospektus Awal dan Prospektus ringkas

atau pengunggahan keterbukaan informasi mengenai

Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal

11 ayat (1) selesai dilaksanakan;

b. masa penawaran Efek dapat dimulai setelah penginputan

data dan informasi mengenai Penawaran Umum dan

pengunggahan perbaikan dan/atau tambahan atas

Prospektus ringkas dan Prospektus sebagaimana

- 11 -

dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) selesai dilaksanakan;

c. penjatahan Efek wajib dilaksanakan setelah berakhirnya

masa penawaran Efek;

d. penyelesaian pemesanan Efek wajib dilaksanakan setelah

penjatahan Efek dan paling lambat sebelum pencatatan

Efek di Bursa Efek; dan

e. pencatatan Efek di Bursa Efek wajib dilaksanakan pada

hari kerja berikutnya setelah berakhirnya masa

penawaran Efek.

BAB V

PENYAMPAIAN MINAT DAN PESANAN

Bagian Kesatu

Persyaratan dan Tata Cara

Pasal 15

Pemodal yang dapat menyampaikan minat atas Efek yang

akan ditawarkan dan yang dapat menyampaikan pesanan atas

Efek yang ditawarkan wajib memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

a. memiliki SID; dan

b. bagi pemodal yang bukan merupakan pemodal

kelembagaan yang menjadi nasabah Bank Kustodian,

memiliki SRE dan RDN.

Pasal 16

(1) Melalui setiap Partisipan Sistem Penawaran Umum

Elektronik, setiap pemodal hanya dapat menyampaikan

satu minat dan/atau pesanan untuk tiap Penawaran

Umum Efek.

(2) Penyampaian minat dan/atau pesanan oleh setiap

pemodal hanya dapat dilakukan pada salah satu jenis

alokasi penjatahan Efek.

(3) Dalam hal terdapat minat atau pesanan pada alokasi

Penjatahan Pasti dan alokasi Penjatahan Terpusat dari

pemodal yang sama, maka minat atau pesanan pada

- 12 -

porsi Penjatahan Terpusat akan dibatalkan.

Pasal 17

(1) Pemodal menyampaikan minat atas Efek yang akan

ditawarkan dan pesanan atas Efek yang ditawarkan

melalui Sistem Penawaran Umum Elektronik dengan

cara:

a. menyampaikan minat dan/atau pesanan secara

langsung melalui Sistem Penawaran Umum

Elektronik;

b. menyampaikan minat dan/atau pesanan melalui

Perusahaan Efek yang merupakan Partisipan Sistem

Penawaran Umum Elektronik dimana pemodal yang

bersangkutan menjadi nasabahnya; atau

c. menyampaikan minat dan/atau pesanan melalui

Perusahaan Efek yang bukan merupakan Partisipan

Sistem Penawaran Umum Elektronik dimana

pemodal yang bersangkutan menjadi nasabahnya.

(2) Minat dan/atau pesanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b diteruskan ke Sistem Penawaran Umum

Elektronik oleh Partisipan Sistem Penawaran Umum

Elektronik.

(3) Minat dan/atau pesanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c diteruskan oleh Perusahaan Efek yang

bukan Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik

kepada Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik.

Pasal 18

(1) Minat dan/atau pesanan pemodal yang disampaikan

dengan cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat

(1) huruf a dan b wajib diverifikasi oleh Partisipan Sistem

Penawaran Umum Elektronik dimana pemodal terdaftar

sebagai nasabah.

(2) Minat dan/atau pesanan pemodal yang disampaikan

dengan cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat

(1) huruf c wajib diverifikasi oleh Perusahaan Efek

dimana pemodal terdaftar sebagai nasabah.

- 13 -

Pasal 19

(1) Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik dan

Perusahaan Efek yang menerima minat dan/atau

pesanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)

huruf b dan c wajib mendokumentasikan permintaan

nasabahnya untuk penyampaian minat dan pesanan.

(2) Dokumentasi sebagaimana dimaksud paling kurang

meliputi data dan informasi yang diwajibkan dalam

pengisian formulir penyampaian minat dan penyampaian

pesanan pada Sistem Penawaran Umum Elektronik.

Pasal 20

Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik hanya dapat

meneruskan satu minat dan/atau satu pesanan dari pemodal

yang sama.

Bagian Kedua

Peminatan atas Efek yang akan Ditawarkan

Pasal 21

(1) Pemodal menyampaikan minat atas Efek yang akan

ditawarkan melalui Sistem Penawaran Umum Elektronik

pada masa Penawaran Awal.

(2) Peminatan yang disampaikan paling sedikit memuat

informasi:

a. untuk Penawaran Umum Efek bersifat ekuitas

meliputi: jumlah Efek dan harga Efek yang diminati;

b. untuk Penawaran Umum Efek bersifat utang

meliputi: nilai Efek dan tingkat bunga yang diminati;

dan

c. untuk Penawaran Umum sukuk meliputi: nilai

sukuk dan besaran nisbah pembayaran bagi hasil,

marjin, atau imbal jasa sesuai dengan karakteristik

akad syariah yang diminati.

(3) Harga Efek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

mengikuti ketentuan mengenai fraksi harga Efek yang

- 14 -

ditetapkan Bursa Efek.

Pasal 22

(1) Pemodal dapat mengubah dan/atau membatalkan

peminatannya selama masa Penawaran Awal belum

berakhir.

(2) Perubahan dan/atau pembatalan peminatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui

Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik atau

melalui Perusahaan Efek yang bukan merupakan

Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik.

(3) Dalam hal terjadi perubahan atas peminatan yang telah

disampaikan, peminatan yang diperhitungkan adalah

peminatan yang terakhir disampaikan.

Bagian Ketiga

Pesanan atas Efek yang Ditawarkan

Pasal 23

(1) Dalam hal pada akhir masa Penawaran Awal harga Efek

yang disampaikan dalam peminatan oleh pemodal sama

atau lebih tinggi dari harga penawaran Efek yang

ditetapkan, peminatan tersebut akan diteruskan menjadi

pesanan Efek dengan harga sesuai harga penawaran Efek

setelah terlebih dahulu dikonfirmasi oleh pemodal.

(2) Konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan pemodal dengan menyatakan bahwa pemodal

telah menerima atau memperoleh kesempatan untuk

membaca Prospektus berkenaan dengan Efek yang

ditawarkan sebelum atau pada saat pemesanan

dilakukan.

Pasal 24

(1) Pesanan pemodal atas Efek yang akan ditawarkan

disampaikan melalui Sistem Penawaran Umum

Elektronik pada masa penawaran Efek.

(2) Pesanan yang disampaikan paling sedikit memuat

- 15 -

informasi:

a. untuk Penawaran Umum Efek bersifat ekuitas

meliputi: jumlah Efek yang dipesan;

b. untuk Penawaran Umum Efek bersifat utang

meliputi: nilai Efek yang dipesan; dan

c. untuk Penawaran Umum sukuk meliputi: nilai

sukuk yang dipesan.

Pasal 25

(1) Pemodal dapat mengubah dan/atau membatalkan

pesanannya selama masa penawaran Efek belum

berakhir.

(2) Perubahan dan/atau pembatalan pesanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Partisipan

Sistem Penawaran Umum Elektronik atau Perusahaan

Efek.

(3) Dalam hal pemodal melakukan perubahan atas pesanan,

pesanan yang diperhitungkan adalah pesanan yang

terakhir disampaikan.

Pasal 26

(1) Pesanan yang akan mendapatkan alokasi Penjatahan

Pasti ditentukan oleh penjamin pelaksana emisi Efek.

(2) Pesanan yang akan mendapatkan Penjatahan Pasti

diinput ke Sistem Penawaran Umum Elektronik oleh

penjamin pelaksana emisi Efek.

(3) Input pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan pada masa penawaran Efek.

Bagian Keempat

Penyediaan Dana Pemesanan Efek

Pasal 27

(1) Pemesanan Efek wajib disertai dengan ketersediaan dana

yang cukup.

(2) Pemesanan Efek yang tidak disertai dengan dana yang

cukup akan dibatalkan.

- 16 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dana atas

pemesanan Efek ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

BAB VI

HARGA DAN JUMLAH EFEK DALAM PENAWARAN UMUM

Bagian Kesatu

Rentang Harga dan Jumlah Efek yang akan Ditawarkan

Pasal 28

Penawaran Awal atas Efek yang akan ditawarkan

menggunakan rentang harga tertentu.

Pasal 29

(1) Rentang harga pada masa Penawaran Awal dapat diubah

dengan besaran perubahan paling besar 25% (dua puluh

lima persen) dari harga batas bawah dan harga batas

atas.

(2) Dalam hal terjadi perubahan rentang harga, masa

Penawaran Awal wajib paling sedikit 3 (tiga) hari kerja

setelah perubahan dimaksud.

(3) Perubahan rentang harga dapat dilakukan paling lambat

3 (tiga) hari kerja sebelum batas waktu konfirmasi ada

atau tidak adanya perubahan informasi atau

penyampaian informasi mengenai jumlah dan harga

penawaran Efek, penjaminan emisi Efek, dan/atau

besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau

imbal jasa sesuai dengan karakteristik akad syariah

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan di sektor Pasar Modal mengenai

tata cara Pernyataan Pendaftaran dalam rangka

Penawaran Umum.

(4) Informasi perubahan rentang harga diinput pada Sistem

Penawaran Umum Elektronik dan disampaikan kepada

pemodal yang telah menyampaikan peminatan.

- 17 -

Bagian Kedua

Harga dan Jumlah Efek yang Ditawarkan

Pasal 30

Harga dan jumlah Efek yang ditawarkan ditetapkan oleh

Emiten dan Penjamin Emisi Efek berdasarkan hasil

Penawaran Awal.

Pasal 31

Dalam hal terdapat perbedaan yang signifikan antara harga

dan jumlah Efek yang ditetapkan untuk ditawarkan dengan

harga yang terbentuk dari hasil Penawaran Awal melalui

Sistem Penawaran Umum Elektronik, Emiten wajib

mengungkapkan penjelasan atas pertimbangan penetapan

harga dan jumlah Efek tersebut dalam Prospektus.

BAB VII

ALOKASI DAN PENYESUAIAN ALOKASI EFEK

Bagian Kesatu

Alokasi Efek untuk Penjatahan Terpusat

Pasal 32

(1) Sejumlah tertentu dari Efek yang ditawarkan

dialokasikan untuk Penjatahan Terpusat.

(2) Sejumlah tertentu dari alokasi Efek untuk Penjatahan

Terpusat dialokasikan untuk Penjatahan Terpusat Ritel.

(3) Besaran alokasi Efek sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Pasal 33

(1) Sejumlah tertentu dari Efek untuk Penjatahan Terpusat

dapat dialokasikan untuk pemodal dengan kategori

tertentu.

(2) Besaran alokasi untuk pemesan dengan kategori tertentu

pada Penjatahan Terpusat wajib diungkapkan dalam

Prospektus.

- 18 -

(3) Ketentuan mengenai alokasi Efek untuk pemodal dengan

kategori tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Bagian Kedua

Penyesuaian Alokasi Efek

Pasal 34

(1) Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan dengan batasan

tertentu pada Penjatahan Terpusat, jumlah Efek yang

dialokasikan untuk Penjatahan Terpusat wajib

disesuaikan.

(2) Penyesuaian alokasi Efek sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditentukan berdasarkan jumlah pemesanan pada

Penjatahan Terpusat dibandingkan dengan batasan

jumlah tertentu yang wajib dialokasikan untuk

Penjatahan Terpusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyesuaian alokasi

Efek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

(4) Informasi mengenai penyesuaian alokasi efek yang akan

diterapkan dalam rangka memenuhi ketentuan pada ayat

(1) dan ayat (2) wajib diungkapkan dalam Prospektus.

BAB VIII

PENJATAHAN EFEK

Bagian Kesatu

Penjatahan Terpusat

Pasal 35

Dalam hal terdapat lebih dari satu pesanan dari pemodal yang

sama melalui Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik

yang berbeda, pesanan tersebut akan digabungkan menjadi

satu pesanan.

- 19 -

Pasal 36

(1) Pesanan yang berasal dari peminatan pada masa

Penawaran Awal dapat diberikan tambahan alokasi

dalam penjatahan Efek.

(2) Ketentuan mengenai tambahan alokasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Otoritas Jasa

Keuangan.

(3) Tambahan alokasi dan persyaratan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) di atas wajib

diungkapkan dalam prospektus.

Pasal 37

(1) Dalam hal terjadi kekurangan pemesanan pada

Penjatahan Terpusat Ritel, sisa Efek yang tersedia

dialokasikan terlebih dahulu untuk selain Penjatahan

Terpusat Ritel.

(2) Dalam hal terjadi kekurangan pemesanan pada

Penjatahan Terpusat selain Penjatahan Terpusat Ritel,

sisa Efek yang tersedia dialokasikan terlebih dahulu

untuk Penjatahan Terpusat Ritel.

Pasal 38

Dalam hal jumlah Efek yang dipesan melebihi jumlah Efek

yang dialokasikan untuk Penjatahan Terpusat, termasuk

setelah memperhitungkan adanya penyesuaian alokasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, penjatahan Efek

dilakukan sebagai berikut:

a. Pada masing-masing Penjatahan Terpusat, untuk setiap

pemodal yang pesanannya tidak dikecualikan akan

dilakukan penjatahan Efek terlebih dahulu paling banyak

sampai dengan 10 (sepuluh) satuan perdagangan atau

sesuai pesanannya untuk pemesanan yang kurang dari

10 (sepuluh) satuan perdagangan.

b. Dalam hal jumlah Efek yang tersedia tidak mencukupi

untuk memenuhi penjatahan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, Efek tersebut dialokasikan kepada pemodal

yang melakukan pemesanan terlebih dahulu.

- 20 -

c. Dalam hal masih terdapat Efek yang tersisa, setelah

penjatahan sebagaimana dimaksud pada huruf a, sisa

Efek dialokasikan secara proporsional dalam satuan

perdagangan berdasarkan sisa jumlah pesanan yang

belum terpenuhi.

Pasal 39

(1) Dalam hal perhitungan penjatahan secara proporsional

menghasilkan angka pecahan satuan perdagangan,

pembulatan satuan perdagangan dilakukan ke bawah.

(2) Dalam hal terdapat sisa Efek hasil pembulatan

penjatahan Efek secara proporsional, sisa Efek

dialokasikan kepada para pemodal yang pesanannya

belum terpenuhi berdasarkan urutan waktu

penyampaian pesanan masing-masing 1 (satu) satuan

perdagangan hingga Efek yang tersisa habis.

Pasal 40

(1) Untuk pemodal yang memiliki pesanan melalui lebih dari

satu Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik,

Efek yang diperoleh dialokasikan secara proporsional

untuk pesanan pada masing-masing Partisipan tersebut.

(2) Dalam hal jumlah Efek yang dijatahkan untuk pemodal

pada ayat (1) lebih sedikit daripada jumlah pemesanan

yang dilakukan atau terdapat sisa Efek hasil pembulatan,

Efek tersebut dialokasikan berdasarkan urutan waktu

penyampaian pesanan masing-masing 1 (satu) satuan

perdagangan hingga Efek yang tersisa habis.

Pasal 41

(1) Dalam hal terdapat alokasi Efek untuk kategori pemodal

tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan

pelaksanaan prosedur penjatahan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 38 telah memenuhi alokasi Efek

untuk kategori pemodal tertentu tersebut atau terjadi

kekurangan pemesanan, prosedur pada ayat (2) berikut

ini tidak dilaksanakan.

- 21 -

(2) Prosedur penjatahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

38 dilakukan pada kelompok pemodal yang memenuhi

kategori pemodal tertentu sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 33 sesuai dengan jumlah Efek yang dialokasikan.

Bagian Kedua

Penjatahan Pasti

Pasal 42

(1) Dalam hal terjadi penyesuaian alokasi Efek untuk

Penjatahan Terpusat sebagaimana dimaksud pada Pasal

34 dengan sumber Efek yang digunakan dari alokasi

untuk Penjatahan Pasti, pemenuhan pesanan pada

Penjatahan Pasti disesuaikan dengan jumlah Efek yang

tersedia.

(2) Ketentuan mengenai penyesuaian pemenuhan pesanan

sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) ditetapkan oleh

Otoritas Jasa Keuangan.

BAB IX

PENYELESAIAN PEMESANAN EFEK

Pasal 43

(1) Bagi pemodal yang bukan merupakan pemodal

kelembagaan yang menjadi nasabah Bank Kustodian,

penyelesaian pemesanan Efek dilaksanakan

menggunakan Sistem Penawaran Umum Elektronik.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur penyelesaian

pemesanan Efek yang ditawarkan ditetapkan oleh

Otoritas Jasa Keuangan.

Pasal 44

(1) Berdasarkan hasil penjatahan Efek, Sistem Penawaran

Umum Elektronik menarik dana dari rekening pemodal

untuk penyelesaian pemesanan Efek.

(2) Dana hasil Penawaran Umum sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diserahkan kepada penjamin pelaksana

- 22 -

emisi Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

(3) Penjamin pelaksana emisi Efek sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) wajib menyerahkan dana hasil Penawaran

Umum Efek kepada Emiten paling lambat sebelum

pembukaan perdagangan Efek pada tanggal pencatatan

Efek di Bursa Efek.

BAB X

PELAPORAN

Pasal 45

(1) Sistem Penawaran Umum Elektronik menghasilkan

laporan hasil pelaksanaan Penawaran Awal, hasil

Penawaran Umum, penjatahan dan distribusi Efek sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di

sektor Pasar Modal mengenai tata cara Pernyataan

Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan

mengenai pemesanan dan penjatahan Efek dalam

Penawaran Umum.

(2) Selain laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Sistem Penawaran Umum Elektronik dapat menghasilkan

laporan lain yang diperlukan.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) dapat diakses oleh Otoritas Jasa Keuangan dan para

pihak sesuai kewenangannya.

BAB XI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 46

Dalam hal terjadi kegagalan Sistem Penawaran Umum

Elektronik atau kegiatan pemeliharaan yang terjadi lebih dari

12 (dua belas) jam dalam suatu hari, maka batas waktu untuk

setiap tahapan kegiatan terkait Penawaran Umum yang

terdampak diperpanjang sebanyak 1 (satu) hari kerja atau

sebanyak jumlah hari terjadinya kegagalan Sistem Penawaran

Umum Elektronik atau kegiatan pemeliharaan, mana yang

- 23 -

lebih banyak.

Pasal 47

(1) Penyedia Sistem Penawaran Umum Elektronik dapat

mengenakan biaya atas penggunaan Sistem Penawaran

Umum Elektronik.

(2) Ketentuan mengenai biaya penggunaan Sistem

Penawaran Umum Elektronik diatur oleh Penyedia Sistem

Penawaran Umum Elektronik dengan persetujuan

Otoritas Jasa Keuangan.

BAB XII

KETENTUAN SANKSI

Pasal 48

(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang

Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan berwenang

mengenakan sanksi administratif terhadap setiap pihak

yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan ini, termasuk pihak-pihak yang

menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut berupa:

a. peringatan tertulis;

b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah

uang tertentu;

c. pembatasan kegiatan usaha;

d. pembekuan kegiatan usaha;

e. pencabutan izin usaha;

f. pembatalan persetujuan; dan

g. pembatalan pendaftaran.

(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g dapat

dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan

sanksi administratif berupa peringatan tertulis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.

(3) Sanksi denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b dapat dikenakan secara tersendiri atau secara

bersama-sama dengan pengenaaan sanksi sebagaimana

- 24 -

dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f,

atau huruf g.

Pasal 49

Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 48 ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan

tindakan tertentu terhadap setiap pihak yang melakukan

pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.

Pasal 50

Otoritas Jasa Keuangan dapat mengumumkan pengenaan

sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48

ayat (1) dan tindakan tertentu sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 49 kepada masyarakat.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 51

Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai

berlaku:

a. Peraturan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cata Pendaftaran

dalam rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan Nomor: Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei

2009:

1) angka 2 huruf b terkait pengumuman Prospektus

Ringkas dan penyampaian bukti pengumuman;

2) angka 4 huruf i angka 1) terkait pengumuman

perbaikan dan/atau tambahan atas Prospektus

ringkas;

3) angka 5 huruf b;

4) angka 5 huruf e;

5) angka 5 huruf f;

6) angka 5 huruf g;

7) angka 5 huruf i;

8) angka 5 huruf k;

- 25 -

9) angka 5 huruf m;

10) angka 5 huruf n;

b. Peraturan Nomor IX.A.7 tentang Pemesanan dan

Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, Lampiran

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan Nomor: Kep-691/BL/2011 tanggal 30

Desember 2011:

1) angka 1 huruf e;

2) angka 1 huruf f;

3) angka 2 huruf a, khusus terkait tanda tangan

pemesan pada formulir;

4) angka 2 huruf b;

5) angka 2 huruf c;

6) angka 2 huruf d;

7) angka 2 huruf e;

8) angka 3 huruf b;

9) angka 5; dan

10) angka 6 huruf a,

dinyatakan tidak berlaku bagi Emiten dan para Pihak yang

terkait dengan Penawaran Umum Efek yang menggunakan

Sistem Penawaran Umum Elektronik.

Pasal 52

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada

tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal ...

- 26 -

KETUA DEWAN KOMISIONER

OTORITAS JASA KEUANGAN,

ttd.

WIMBOH SANTOSO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ...

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR ...

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

NOMOR .../POJK.04/2019

TENTANG

PELAKSANAAN PENAWARAN AWAL, PENAWARAN, PENJATAHAN DAN

DISTRIBUSI EFEK BERSIFAT EKUITAS, EFEK BERSIFAT UTANG

DAN/ATAU SUKUK SECARA ELEKTRONIK

I. UMUM

Pasar Modal menjadi salah satu alternatif sumber pendanaan bagi

Emiten untuk mengembangkan bisnis dalam jangka panjang. Pasar

Modal mempertemukan antara Emiten sebagai pihak yang membutuhkan

dana dengan pemodal sebagai pemilik dana. Untuk mendukung Pasar

Modal yang kuat dalam menjalankan perannya dalam industri keuangan,

dilaksanakan program pendalaman pasar keuangan baik dari sisi

permintaan (demand) maupun penawaran (supply).

Dalam rangka mendukung program pendalaman pasar keuangan,

perlu ditingkatkan efisiensi, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan

Penawaran Umum. Efisiensi dalam Penawaran Umum diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi pemodal maupun Emiten dan pelaku pasar

lainnya pada aspek ekonomi maupun waktu. Transparansi dan

akuntabilitas dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada Pasar

Modal untuk melakukan investasi maupun bagi Emiten untuk

menghimpun dana.

Namun demikian, terdapat permasalahan yang dihadapi berkaitan

dengan Penawaran Umum, khususnya pada pasar perdana saham (Initial

Public Offering/IPO). Dalam beberapa tahun terakhir, meskipun jumlah

Emiten yang melakukan IPO cenderung meningkat, terdapat penurunan

jumlah pemodal dan Perusahaan Efek yang berpartisipasi pada IPO

- 2 -

tersebut. Model bisnis pelaksanaan IPO yang ada saat ini diindikasikan

kurang mendukung perbaikan peningkatan partisipasi pemodal dan

Perusahaan Efek.

Untuk mendorong peningkatan partisipasi pemodal publik dalam

Penawaran Umum, kemudahan untuk melakukan pemesanan Efek dan

alokasi Efek untuk Penjatahan Terpusat perlu ditingkatkan. Proses bisnis

Penawaran Umum untuk Penjatahan Terpusat saat ini relatif sulit

diakses mengingat dilaksanakan secara manual melalui gerai

pemesanan. Pemanfaatan teknologi informasi dapat memberi kemudahan

bagi pemodal untuk melakukan pemesanan Efek pada Penawaran

Umum. Sementara itu, ketersediaan Efek yang memadai untuk pemodal

publik memberikan kesempatan yang lebih baik bagi pemodal untuk

mendapatkan penjatahan Efek.

Selain itu, penentuan harga penawaran Efek dan jumlah Efek yang

ditawarkan dalam IPO juga penting untuk ditingkatkan transparansi dan

akuntabilitasnya. Hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan

kepercayaan para pemangku kepentingan atas pelaksanaan Penawaran

Umum sehingga dapat lebih mendorong peningkatan Emiten yang

melakukan Penawaran Umum, khususnya IPO, dan mendorong

peningkatan partisipasi pemodal.

Bahwa perkembangan teknologi informasi telah mampu

menyediakan akses kepada masyarakat terhadap informasi dan transaksi

keuangan, maka perlu adanya Sistem Penawaran Umum Elektronik yang

dikembangkan berdasarkan teknologi internet untuk memperluas

kesempatan masyarakat menjadi pemodal dalam pasar perdana Efek.

Sistem tersebut juga didesain untuk meningkatkan efisiensi,

transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan Penawaran

Umum secara keseluruhan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Yang dimaksud dengan ketentuan terkait penggunaan Sistem

Penawaran Umum Elektronik adalah petunjuk teknis penggunaan

sistem.

- 3 -

Pasal 3

Kewajiban untuk mengikuti dan menerapkan pengendalian dan

keamanan (control and security) yang memadai bertujuan agar

Sistem Penawaran Umum Elektronik dapat beroperasi dengan baik,

aman dan terjaga kerahasiaan data dan informasinya sesuai dengan

standar keamanan sistem teknologi informasi pada industri pasar

modal.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Khusus untuk pemberlakukan Penawaran Umum Efek bersifat

utang dan/atau Sukuk juga termasuk Penawaran Umum Efek

bersifat utang dan/atau Sukuk kepada Pemodal Profesional.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Penyelesaian pemesanan Efek yang ditawarkan mencakup

kegiatan penyelesaian pembayaran atas Efek yang dipesan

oleh pemodal dalam Penawaran Umum dan distribusi Efek

- 4 -

tersebut sesuai hasil penjatahan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Ayat (1)

Huruf a

Informasi yang diwajibkan untuk diisikan pada Sistem

Penawaran Umum Elektronik merupakan data dan

informasi terkait Penawaran Umum yang akan disimpan,

ditampilkan dan/atau diolah oleh Sistem Penawaran

Umum Elektronik dalam rangka pelaksanaan Penawaran

Umum Efek terkait. Data dan informasi tersebut diisikan

sesuai isian pada tampilan antarmuka (interface) Sistem

Penawaran Umum Elektronik.

Huruf b

Prospektus Awal wajib diunggah pada Sistem Penawaran

Umum Elektronik apabila Emiten akan melaksanakan

Penawaran Awal sebagai bagian dari pelaksanaan

Penawaran Umum Efeknya.

Huruf c

Yang dimaksud dengan keterbukaan informasi mengenai

Penawaran Umum adalah keterbukaan informasi yang

wajib diumumkan oleh Emiten Skala Kecil dan Emiten

Skala Menengah yang melakukan Penawaran Umum

sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-

undangan di sektor Pasar Modal mengenai Pernyataan

Pendaftaran dalam rangka penawaran umum dan

- 5 -

penambahan modal dengan memberikan hak memesan

efek terlebih dahulu oleh Emiten dengan Aset Skala Kecil

atau Emiten dengan Aset Skala Menengah.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 12

Yang dimaksud dengan masa penawaran Efek dalam Pasal ini

adalah masa Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam

peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal mengenai

tata cara Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum.

Selain mengumumkan dalam paling kurang satu surat kabar harian

berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional,

pengumuman penundaan atau pembatalan Penawaran Umum

tersebut juga harus diunggah ke Sistem Penawaran Umum

Elektronik.

Pasal 13

Ayat (1)

Ketentuan terkait pengumuman keterbukaan informasi

mengenai Penawaran Umum oleh Emiten Aset Skala Kecil dan

Emiten Aset Skala Menengah tetap mengikuti ketentuan

peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal

mengenai Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran

Umum dan penambahan modal dengan memberikan hak

memesan efek terlebih dahulu oleh Emiten Skala Kecil atau

Emiten Skala Menengah.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 14

Huruf a

Pengunggahan pengunggahan Prospektus Awal dan Prospektus

ringkas atau pengunggahan keterbukaan informasi mengenai

Penawaran Umum dilaksanakan setelah Emiten menerima

- 6 -

pemberitahuan dari Otoritas Jasa Keuangan bahwa Emiten

dapat mengumumkan Prospektus ringkas atau keterbukaan

informasi mengenai Penawaran Umum sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang

Pasar Modal mengenai tata cara Pernyataan Pendaftaran dalam

rangka Penawaran Umum. Penawaran Awal dapat segera

dimulai setelah data dan informasi mengenai Penawaran Umum

dan Prospektus ringkas atau keterbukaan informasi mengenai

Penawaran Umum tersedia untuk publik dalam situs web

Sistem Penawaran Umum Elektronik.

Huruf b

Penginputan data dan informasi mengenai Penawaran Umum

dan pengunggahan perbaikan dan/atau tambahan atas

Prospektus ringkas dan Prospektus dilaksanakan setelah

Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum

tersebut menjadi efektif.

Huruf c

Penyelesaian pemesanan Efek yang ditawarkan mencakup

kegiatan penyelesaian pembayaran atas Efek yang dipesan oleh

pemodal dalam Penawaran Umum dan distribusi Efek tersebut

sesuai hasil penjatahan.

Huruf d

Cukup jelas.

Pasal 15

Kewajiban memiliki SID bagi pemodal adalah terkait proses

penjatahan Efek yang akan dilaksanakan dengan berdasarkan SID

yang mewakili tiap pemodal. Kewajiban memiliki SRE adalah

sehubungan dengan penyediaan dana atas pesanan yang

disampaikan dan distribusi Efek. RDN terkait dengan penyediaan

dana oleh pemodal yang selanjutnya akan dipindahkan ke SRE

pemodal tersebut. Pemodal kelembagaan yang menjadi nasabah

Bank Kustodian untuk melaksanakan transaksi di Pasar Modal

tidak menggunakan SRE dan RDN pemodal yang bersangkutan

melainkan menggunakan jasa Bank Kustodian.

Pasal 16

- 7 -

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Salah satu jenis alokasi penjatahan Efek yang dimaksud pada

ayat ini adalah alokasi Penjatahan Pasti atau alokasi

Penjatahan Terpusat.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Verifikasi terhadap minat dan/atau pesanan sebagaimana dimaksud

pada Ayat (1) dan (2) meliputi informasi antara lain mengenai

kesesuaian identitas pemodal, SID, SRE dan RDN beserta jumlah

Efek yang diminati atau dipesan. Partisipan Sistem Penawaran

Umum dan Perusahaan Efek dapat melakukan tindakan lebih lanjut

yang diperlukan untuk melakukan verifikasi.

Pasal 19

Ayat (1)

Dokumentasi permintaan nasabah yang dimaksud pada ayat ini

dapat dilakukan dengan menggunakan formulir isian berbasis

kertas maupun berbasis teknologi informasi. Sebagai contoh,

dalam hal pesanan dilakukan melalui panggilan suara (telepon)

atau panggilan vidio (video call), rekaman panggilan tersebut

disimpan sebagai dokumentasi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup jelas.

- 8 -

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Indikasi harga Efek yang disampaikan dalam penyampaian

minat mengikuti ketentuan Bursa Efek mengenai fraksi harga

sebagaimana diatur oleh Bursa Efek dalam ketentuan mengenai

perdagangan Efek.

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik dan

Perusahaan Efek yang dimaksud pada ayat ini adalah

Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik dan

Perusahaan Efek yang telah melakukan verifikasi dan

penerusan atas minat yang akan diubah dan/atau dibatalkan

oleh pemodal.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik dan

Perusahaan Efek yang dimaksud pada ayat ini adalah

Partisipan Sistem Penawaran Umum Elektronik dan

Perusahaan Efek yang telah melakukan verifikasi dan

penerusan atas pesanan pemodal yang akan diubah dan/atau

dibatalkan oleh pemodal.

- 9 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Ayat (1)

Kategori tertentu yang dimaksud antara lain kelompok usia,

wilayah geografis atau jenis kelamin.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 34

Ayat (1)

Penyesuaian jumlah Efek yang dialokasikan untuk Penjatahan

Terpusat ketika terjadi kelebihan pemesanan dilakukan dengan

- 10 -

menambah jumlah Efek yang dialokasikan untuk penjatahan

tersebut. Penambahan alokasi Efek tersebut akan memberikan

kesempatan yang lebih baik bagi pemesan pada porsi

penjatahan tersebut untuk mendapatkan Efek dibandingkan

dengan alokasi Efek semula.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Informasi mengenai penyesuaian alokasi efek mencakup antara

lain informasi mengenai jumlah efek yang akan dialokasikan

untuk Penjatahan Terpusat apabila terjadi kelebihan

pemesanan untuk tiap tingkatan penyesuaian, prosedur

penyesuaian, dan sumber Efek yang akan digunakan untuk

memenuhi penyesuaian alokasi Efek.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Tambahan alokasi dapat diberikan bagi pemodal yang mempunyai

pesanan yang berasal dari minat pada Penawaran Awal dengan

tujuan mendorong pemodal untuk menyampaikan minat dan ikut

serta dalam Penawaran Awal. Peningkatan partisipasi pemodal

dalam Penawaran Awal diharapkan dapat menghasilkan informasi

yang lebih baik dalam rangka penentuan harga penawaran Efek dan

jumlah Efek yang ditawarkan.

Pasal 37

Ayat (1)

Penjatahan Terpusat terdiri dari Penjatahan Terpusat Ritel dan

Penjatahan Terpusat selain Penjatahan Terpusat Ritel. Apabila

terdapat kelebihan Efek yang dialokasikan untuk Penjatahan

Terpusat Ritel, maka Efek tersebut dialokasikan terlebih dahulu

untuk Penjatahan Terpusat selain Penjatahan Terpusat Ritel

sehingga Efek tersebut masih dialokasikan untuk pemodal pada

- 11 -

Penjatahan Terpusat.

Ayat (2)

Kondisi sebaliknya dari ayat (1), apabila terdapat kelebihan Efek

yang dialokasikan untuk selain Penjatahan Terpusat Ritel,

maka Efek tersebut dialokasikan terlebih dahulu untuk

Penjatahan Terpusat Ritel.

Pasal 38

Huruf a

Yang dimaksud dengan pada masing-masing Penjatahan

Terpusat adalah penjatahan Efek atas Efek yang dialokasikan

untuk Penjatahan Terpusat Ritel dilakukan bagi Pemesan Ritel

dan penjatahan atas Efek yang dialokasikan untuk selain

Penjatahan Terpusat Ritel dilakukan bagi pemodal selain

Pemesan Ritel.

Huruf b

Yang dimaksud dengan jumlah Efek yang tersedia tidak

mencukupi adalah ketika jumlah Efek yang tersedia dalam

satuan perdagangan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah

pemodal.

Contoh:

Efek yang tersedia sebanyak 100.000 satuan perdagangan dan

jumlah pemodal yang melakukan pemesanan sebanyak 125.000

Pihak. Dengan demikian, jumlah Efek tidak cukup untuk

dijatahkan terlebih dahulu masing-masing 1 (satu) satuan

perdagangan untuk setiap pemodal. Dalam kondisi tersebut,

penjatahan Efek dilakukan dengan mengalokasikan 100.000

satuan perdagangan bagi 100.000 pemodal pertama

berdasarkan urutan waktu penyampaian pesanan masing-

masing 1 (satu) satuan perdagangan.

Huruf c

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

- 12 -

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Contoh kondisi jumlah Efek yang dijatahkan untuk pemodal

pada ayat (1) lebih sedikit daripada jumlah pemesanan adalah

ketika pemodal mendapatkan penjatahan sebanyak 5 (lima)

satuan perdagangan sementara pemodal tersebut memiliki 7

(tujuh) pemesanan yang disampaikan melalui 7 (tujuh)

Partisipan Sistem Penawaran Umum yang berbeda. Dalam

kondisi tersebut, Efek sejumlah 5 (lima) satuan perdagangan

dialokasikan untuk 5 (lima) pemesanan pertama berdasarkan

urutan waktu penyampaian. 2 (dua) pemesanan lainnya tidak

mendapatkan penjatahan.

Pasal 41

Ayat (1)

Prosedur penjatahan Efek untuk Penjatahan Terpusat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 merupakan prosedur

baku sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. Apabila

hasil penjatahan Efek berdasarkan prosedur tersebut telah

memenuhi batasan alokasi Efek untuk kategori pemodal

tertentu yang telah ditetapkan, maka penjatahan cukup

dilakukan dengan menggunakan prosedur tersebut.

Ayat (2)

Dalam hal hasil penjatahan Efek berdasarkan prosedur dalam

Pasal 38 tidak memenuhi batasan alokasi Efek untuk kategori

pemodal tertentu yang telah ditetapkan, maka penjatahan atas

Efek yang dialokasikan tersebut dilakukan dengan cara

menerapkan prosedur tersebut hanya untuk kategori pemodal

tertentu yang telah ditetapkan.

Pasal 42

Pemenuhan ketentuan penyesuaian alokasi Efek untuk Penjatahan

Terpusat sebagaimana dimaksud pada Pasal 34 dapat menggunakan

Efek yang dialokasikan untuk Penjatahan Terpusat. Dalam hal

terjadi penyesuaian alokasi, jumlah Efek yang tersedia untuk

Penjatahan Pasti akan berkurang sehingga alokasi untuk pemodal

- 13 -

pada Penjatahan Pasti juga harus disesuaikan.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR ...