Upload
phungphuc
View
249
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TERHADAP KINERJA GURU SMP SWASTA DENGAN
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR SEBAGAI
VARIABEL MEDIASI DI JEMBRANA BALI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progran Studi Strata II pada Jurusan
Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
Mu’adz P 100160041
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TERHADAP KINERJA GURU SMP SWASTA DENGAN
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR SEBAGAI
VARIABEL MEDIASI DI JEMBRANA BALI
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
Mu’adz P 100160041
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. M. Farid Wajdi, M.M., Ph.D Drs. Wiyadi, M.M., Ph.D
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TERHADAP KINERJA GURU SMP SWASTA DENGAN
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR SEBAGAI
VARIABEL MEDIASI DI JEMBRANA BALI
Oleh :
Mu’adz P 100160041
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 9 November 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Dewan Penguji :
1. Drs. M. Farid Wajdi, M.M., Ph.D
(Ketua Dewan Penguji)
1.
2. Drs. Wiyadi, M.M., Ph.D
(Anggota I Dewan Penguji)
2.
3. Dr. Muzakar Isa, SE., MSi
(Anggota II Dewan Penguji)
3.
Direktur,
Prof. Dr. Bambang Sumardjoko
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
sepenuhnya terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
sepenuhnya terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
orang lain, kecuali secara tertulis yang diacu dalam naskah dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya sesuai kemampuan.
Surakarta, 9 November 2018
Penulis,
Mu’adz P 100160041
1
PENGARUH TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TERHADAP KINERJA GURU SMP SWASTA DENGAN
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR SEBAGAI
VARIABEL MEDIASI DI JEMBRANA BALI
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Transformational
Leadership Terhadap Kinerja Guru SMP Swasta: Peran Mediasi Organizational
Citizenship Behavior di Jembrana Bali. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
100 guru dengan menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data. Teknik
pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Teknik analisa data
menggunakan analisis path. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan Transformational leadership terhadap
Organizational Citizhenship Behavioral. 2) Tidak Terdapat pengaruh
Transformational leadership terhadap Kinerja. 3) Terdapat pengaruh positif dan
signifikan Organizational Citizhenship Behavioral terhadap Kinerja. 4) Hasil
pengaruh langsung dan tidak langsung di atas, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan variabel Organizational Citizhenship Behavioral sebagai variabel
mediasi untuk peningkatan kinerja guru adalah efektif
Kata kunci : Transformational leadership, Organizational Citizhenship
Behavioral dan Kinerja
ABSTRACT
This study aims to analyze the Effect of Transformational Leadership on
Private Junior High School Teacher Performance: The Role of Mediating
Organizational Citizenship Behavior in Jembrana Bali. The sample in this study
amounted to 100 teachers using a questionnaire for data collection. The sampling
technique using purposive sampling method. Data analysis techniques using path
analysis. The results of this study indicate that: 1) There is a positive and
significant effect of Transformational leadership on Organizational Citizhenship
Behavioral. 2) No There is a Transformational leadership influence on
Performance. 3) There is a positive and significant influence of Organizational
Citizhenship Behavioral on Performance. 4) The results of direct and indirect
influences above, it can be concluded that the use of Organizational Citizhenship
Behavioral variables as mediating variables to improve teacher performance is
effective
Keywords: Transformational leadership, Organizational Citizenship Behavior
and Performance
2
1. PENDAHULUAN
Kinerja dapat didefinisikan sebagai efektivitas kegiatan yang
berkontribusi terhadap operasi organisasi. Kinerja karyawan mengacu pada
kontribusi karyawan untuk pembangunan dan berkelanjutannya proyek
organisasi, dan dibagi menjadi tugas kinerja berkelanjutan dan hubungan
kinerja berkelanjutan. Tugas kinerja berkelanjutan mengacu pada sejauh
mana karyawan mencapai pengembangan berkelanjutan mereka sendiri
dengan memenuhi tugas mereka. Pembangunan berkelanjutan relasional
mengacu sejauh mana karyawan berkontribusi pada pengembangan proyek
organisasi yang berkelanjutan (Mangkunegara, 2013).
Kinerja sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya
adalah berasal dari perilaku organisasi (organizational citizenship behavior),
juga bisa berasal dari tipe pemimpin yang ada pada sebuah organisasi ataupun
perusahaan, dimana kedua faktor tersebut yang akan kita bahas pada
penelitian ini. Hal ini bisa sangat berpengaruh terhadap kinerja dikarenakan
keduanya akan langsung bersinggungan terhadap setiap individu yang
terdapat di organisasi ataupun perusahaan tersebut (Fitrinasari, 2013).
Seorang pemimpin yang bergaya transformasional dapat mengubah
para pengikut yang berpikir sedemikian rupa hingga mereka mengadopsi visi
organisasi seolah-olah visi itu adalah milik mereka sendiri. Transformasi ini
memotivasi karyawan untuk mengatasi kepentingan mereka sendiri dan
berjuang untuk tujuan bersama (Bass, 1999). Ada empat dimensi
kepemimpinan transformasional, yaitu mereka, (1) Mempunyai pengaruh
yang ideal, hal ini mengacu pada sejauh mana seorang pemimpin terlibat
dalam mempromosikan karyawan untuk menghasilkan kepercayaan dan
mengikuti pemimpin. (2) Motivasi yang inspiratif, adapun ciri ini
menunjukkan sejauh mana seorang pemimpin menyajikan visi untuk
memotivasi para karyawan. (3) Perilaku stimulasi intelektual, yaitu
mencirikan sejauh mana seorang pemimpin mendorong pengikut untuk
berinovasi dan menantang diri, dan (4) Pertimbangan individual, ciri-cirinya
3
adalah sejauh mana pemimpin peduli kebutuhan individu karyawan (Bass,
1985; Sanjaya dan Setiawan, 2017).
Pemimpin transformasional memainkan peran pelatih dan penasehat
yang akan meningkatkan komitmen anggota tim untuk melakukan tugas yang
diatur oleh pemimpin. Pertama, pemimpin transformasional memperhatikan
setiap karyawan dengan kebutuhan yang berbeda di bawah latar belakang
profesional yang berbeda. Pemimpin transformasional akan memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kemampuan para
karyawan secara berkelanjutan. Kedua, pemimpin transformasional sebagai
kepala perusahaan atau organisasi, secara sadar memupuk semangat budaya
kolektivisme dan mengajak setiap individu untuk berpartisipasi dalam
kegiatan kolektif dan berinteraksi satu sama lain dengan baik. Semua perilaku
ini bermanfaat bagi hubungan kinerja karyawan secara berkelanjutan. Selain
itu, karisma (sebagai elemen penting dari kepemimpinan transformasional)
sangat penting bagi seorang pemimpin transformasional agar dapat
mempengaruhi setiap bawahan yang ada di perusahaannya (Qureshi et al.,
2015).
Kepemimpinan transformasional menekankan pentingnya pertukaran
sosial antara pemimpin dan pengikut dalam bentuk kontrak psikologis,
sehingga merangsang munculnya Organizational Citizenship Behavior
(OCB). Selain itu, OCB terdiri dari perilaku ekstra-peran yang penting untuk
proses yang efisien dalam suatu organisasi. Podsakoff dkk, menemukan
bahwa OCB juga dapat memprediksi kinerja karyawan. Memberi inisiatif
dalam menawarkan banyak peluang bagi karyawan yang bersedia mengambil
tambahan tanggung jawab pekerjaan dan menghadapi masalah pekerjaan
secara mandiri. Karena itu, karyawan tersebut punya banyak peluang untuk
meningkatkan kompetensi kerja dan pengembangan profesi mereka secara
berkelanjutan, juga membantu perilaku meningkatnya kinerja karyawan
(Organ et al., 2006).
Ini karena rekan kerja lebih mudah diintegrasikan menjadi kelompok
yang lengkap. Oleh karena itu, kelompok dapat membangun praktik terbaik,
4
dan membuat komunikasi dan koordinasi tugas lebih mudah. Maka, perilaku
saling membantu antar karyawan dapat meningkatkan kinerja kerja
kelompok, serta kinerja kerja individu. Partisipasi dalam kegiatan kelompok
bisa menstimulasi budaya organisasi, yang pada gilirannya akan memperkuat
kohesi organisasi dan meningkatkan kinerja kerja kelompok. Partisipasi
dalam kegiatan kelompok dapat membuat kerjasama kerja berjalan lebih
lancar, dan kinerja berkelanjutan baik tugas dan hubungan kinerja
berkelanjutan juga bisa ditingkatkan (Shweta dan Srirang, 2010).
Berdasarkan pengamatan penulis terkait kondisi iklim lingkungan
organisasi di salah satu Yayasan yang bergerak dibidang Pendidikan yang
berada di Jembrana, salah satunya yaitu Yayasan Cahaya Insan, penulis
menemukan adanya kejanggalan pada suasana organisasi yang menjadi
kurang kondusif. Dimana guru-guru yang ada seperti terbagi menjadi dua
kelompok, satu kelompok yang pro dengan pemimpin yang ada, sedang satu
kelompok lagi guru yang tidak pro tetapi memilih diam agar posisinya aman
di Yayasan tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja para guru yang ada,
dimana guru yang tidak suka menjadi kurang fokus dalam bekerja.
Seorang pemimpin yang bagus harusnya mampu merangkul semua
karyawan yang ada dengan baik, sehingga mampu memaksimalkan semua
potensi yang ada pada diri tiap-tiap karyawan agar kinerja perusahaan
semakin meningkat. Jika pemimpin tersebut mampu membuat iklim
organisasi yayasan menjadi kondusif, maka akan memunculkan OCB atau
perilaku organisasi yang baik juga, sehingga kinerja dari karyawan juga
kinerja organisasi dapat meningkat secara optimal. Sehingga masalahnya
“Bagaimana pengaruh transformational leadership terhadap kinerja guru
SMP swasta yang di mediasi oleh organizational citizenship behavior di
Jembrana Bali”
1.1. Pengembangan Hipotesis
1.1.1 Hubungan transformational leadership terhadap organizational
citizenship behavior (OCB).
5
Kepemimpinan transformasional menekankan pentingnya
pertukaran sosial antara pemimpin dan pengikut dalam bentuk kontrak
psikologis, sehingga merangsang OCB (Ekowati, et., al, 2013).
Mengambil inisiatif menawarkan banyak peluang bagi karyawan yang
bersedia mengambil tanggung jawab pekerjaan tambahan dan
menghadapi masalah pekerjaan secara mandiri. Oleh karena itu,
karyawan tersebut memiliki banyak kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi kerja mereka dan pengembangan profesi mereka yang
berkelanjutan. Membantu perilaku meningkatkan kinerja karyawan.
H1: transformational leadership memiliki pengaruh positif terhadap
organizational citizenship behavior (OCB).
1.1.2 Hubungan transformational leadership terhadap kinerja karyawan.
Gaya kepemimpinan telah ditekankan sebagai salah satu pengaruh
individu paling penting pada inovasi perusahaan, alasannya adalah
bahwa para pemimpin dapat secara langsung memutuskan untuk
memperkenalkan ide-ide baru ke dalam organisasi, menetapkan tujuan
tertentu, dan mendorong inisiatif inovasi dari bawahan (Noruzy et al.,
2013). Kepemimpinan transformasional adalah pendekatan
kontemporer dan langsung yang membantu seseorang memimpin orang
dan membawa perubahan dalam organisasi (Mutahar, Rasli dan Al-
Ghazali, 2015). Bass (1999) mendefinisikan kepemimpinan
transformasional sebagai gaya kepemimpinan yang mengarah pada
peningkatan kesadaran minat bersama di antara anggota organisasi dan
juga membantu mereka dalam mencapai tujuan kolektif mereka.
Berbagai teori kepemimpinan transformasional menekankan pada nilai,
emosi, dan pentingnya kepemimpinan untuk mendorong kreativitas
karyawan.
Kepemimpinan transformasional biasanya membawa efek pada
kinerja yang melampaui dan di atas efek yang diberikan oleh
kepemimpinan transaksional. Pemimpin transformasional memiliki
karisma, memberikan inspirasi dan juga mempromosikan rangsangan
intelektual (Bass, 1999). Karisma bertanggung jawab untuk
menghasilkan kebanggaan, rasa hormat, dan keyakinan bahwa para
pemimpin bekerja untuk mengilhami karyawan mereka untuk
ditanamkan di dalamnya, pemimpin mereka, dan organisasi tempat
mereka bekerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mutahar, Rasli
dan Al-Ghazali, (2015) menunjukkan bahwa Leadership Transformal
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
6
H2: Leadership Transformal memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja karyawan
1.1.3 Hubungan organizational citizenship behavior (OCB) terhadap
kinerja karyawan.
OCB terdiri dari perilaku ekstra-peran yang penting untuk proses
yang efisien dalam suatu organisasi (Avolio dan Yamarino, 1990). Ini
karena rekan kerja lebih mudah diintegrasikan ke dalam kelompok yang
lengkap. Oleh karena itu, kelompok dapat membangun praktik terbaik,
dan membuat koordinasi komunikasi dan tugas lebih mudah. Oleh
karena itu, perilaku membantu dapat meningkatkan kinerja kerja
kelompok, serta kinerja kerja individu. Semua jenis pertunjukan ini
bermanfaat bagi kinerja berkelanjutan tugas dan kinerja berkelanjutan
relasional. Partisipasi dalam kegiatan kelompok dapat merangsang
budaya organisasi, yang pada gilirannya akan memperkuat kohesi
organisasi dan meningkatkan kinerja kerja kelompok. Partisipasi dalam
kegiatan kelompok dapat membuat kerja sama kerja berjalan lebih
lancar, dan kinerja berkelanjutan baik tugas maupun hubungan kinerja
berkelanjutan juga bisa ditingkatkan. Pengembangan diri dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kerja karyawan, dan pada
akhirnya meningkatkan kinerja tugasnya yang berkelanjutan.
Menyimpan sumber daya perusahaan berarti seorang karyawan
memiliki semangat dedikasi kepada organisasi. Semangat ini pada
gilirannya akan merangsang karyawan untuk mencoba yang terbaik
untuk melakukan pekerjaan yang diperlukan. Oleh karena itu,
penghematan sumber daya perusahaan memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan yang berkelanjutan
H3: organizational citizenship behavior (OCB) memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja karyawan
1.1.4 Hubungan transformational leadership ke kinerja karyawan melalui
organizational citizenship behavior (OCB).
Gaya kepemimpinan telah ditekankan sebagai salah satu pengaruh
individu paling penting pada inovasi perusahaan, alasannya adalah
bahwa para pemimpin dapat secara langsung memutuskan untuk
memperkenalkan ide-ide baru ke dalam organisasi, menetapkan tujuan
tertentu, dan mendorong inisiatif inovasi dari bawahan (Noruzy et al.,
2013).
Kepemimpinan transformasional biasanya membawa efek pada
kinerja yang melampaui dan di atas efek yang diberikan oleh
7
kepemimpinan transaksional. Pemimpin transformasional memiliki
karisma, memberikan inspirasi dan juga mempromosikan rangsangan
intelektual (Bass, 1999). Karisma bertanggung jawab untuk
menghasilkan kebanggaan, rasa hormat, dan keyakinan bahwa para
pemimpin bekerja untuk mengilhami karyawan mereka untuk
ditanamkan di dalamnya, pemimpin mereka, dan organisasi tempat
mereka bekerja. Ini karena rekan kerja lebih mudah diintegrasikan ke
dalam kelompok yang lengkap. Oleh karena itu, kelompok dapat
membangun praktik terbaik, dan membuat koordinasi komunikasi dan
tugas lebih mudah.
H4: organizational citizenship behavior (OCB) dapat memediasi
antara transformational leadership terhadap kinerja karyawan
1.2 Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Analis jalur Transformational Leadership ke Kinerja Karyawan
dengan organizational citizenship behavior sebagai mediasi.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bentuknya kuantitatif. Populasi yang dipakai adalah guru SMP
Firdaus dan guru SMP Al-banna dengan sampel penelitian 100 responden.
Organizational
Citizenship Behavior
(OCB) (Y)
Kinerja Karyawan
Transformational
Leadership (X)
H 2
H 3
H 1
H 4
8
Teknik Pengambilan Sampel dengan purposive sampling dan metode analisis
menggunakan analisis path
3. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No Jenis Kelamin Jumlah Persentese
1 <30th 51 51%
2 30-40th 36 36%
3 >40th 13 13%
Jumlah 100 orang 100 %
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentese
1. S1 93 93%
2. S2 6 6%
3. S3 1 1%
Jumlah 100 orang 100 %
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja
No Masa Kerja Jumlah Persentese
1. 1th 13 13%
2. 1-2th 25 25%
3. 3-5th 30 30%
4. >5th 32 32%
Jumlah 100 100 %
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
No Masa Kerja Jumlah Persentese
1. PNS 1 1%
2. Honorer 19 19%
3. Tetap 73 73%
4. Lainnya 7 7%
Jumlah 100 100 %
Sumber: Data primer diolah, 2018
9
Analisis Data
Hasil Rangkuman uji Regresi Linier Berganda ( Persamaan 1)
Variabel B Std. Error t-hitung Sig.
(Constant) 24,557 4,292 5,722 0,000
Transformational Leadership
(X1) 0,133 0,055 2,428 0,017
R 0,238
R-Squared 0,057
F-Hitung 5,894
Probabilitas F 0,017
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Rangkuman uji Regresi Linier Berganda (Persamaan 2)
Variabel B Std. Error t-hitung Sig.
(Constant) 11,472 3,644 3,148 0,002
Transformational Leadership
(X1) 0,044 0,041 1,070 0,287
Organizational Citizhenship
Behavioral (X2) 0,774 0,074 10,421 0,000
R 0,746
R-Squared 0,556
F-Hitung 60,991
Probabilitas F 0,000
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Uji t
Persamaan thitung Sig. Keterangan
Persamaan 1
Transformasional Leadership Oragnizational
Citizhenship Behavioral
2,428
0,017
Signifikan
Persamaan 2
Transformasional Leadership Kinerja Guru
Oragnizational Citizhenship Behavioral Kinerja Guru
1,070
10,421
0,287
0,000
Signifikan
Tidak signifikan
Sumber: data primer diolah, 2018
10
Mencari standard error dari koefisien indirect effect (Sp1p3) –
Transformational leadership ke Kinerja Guru melalui Organizational
Citizhenship Behavioral sebagai variable intervening:
=
=
=
=
=
= 0,0437
Berdasarkan hasil Sp1p3 diatas maka dapat dihitung nilai t statistic atau
nilai t hitungnya, yaitu dengan cara:
=
=
= = 2,356
Oleh karena nilai t hitung = 2,356 lebih besar dari nilai t tabel dengan
tingkat signifikansi 5% yaitu sebesar 1,985 maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien mediasi 0,0437 signifikan yang berarti terdapat pengaruh
mediasi. Berdasarkan data hasil perhitungan dan beberapa tahapan di atas
maka dapat diketahui bahwa terbukti sesuai dengan hipotesis
Hasil Implikasi Manajerial.
1. Pengaruh Transformational leadership terhadap Organizational
Citizhenship Behavioral.
Pengaruh langsung Transformational leadership terhadap Organizational
Citizhenship Behavioral diperoleh hasil Transformational leadership
berpengaruh positif signifikan terhadap Organizational Citizhenship
Behavioral, apabila Transformational leadership ditingkatkan maka
Organizational Citizhenship Behavioral di guru SMP swasta di Jembrana
Bali akan meningkat. Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian
11
yang dilakukan oleh Supriyanto (2014) bahwa Transformational
leadership berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizhenship
Behavioral.
Kepemimpinan transformasional menekankan pentingnya pertukaran
sosial antara pemimpin dan pengikut dalam bentuk kontrak psikologis,
sehingga merangsang OCB (Ekowati, et., al, 2013). Mengambil inisiatif
menawarkan banyak peluang bagi karyawan yang bersedia mengambil
tanggung jawab pekerjaan tambahan dan menghadapi masalah pekerjaan
secara mandiri.
2. Pengaruh Transformational leadership terhadap Kinerja Guru
Pengaruh langsung Transformational leadership terhadap kinerja
diperoleh hasil Transformational leadership tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan, apabila Transformational leadership
ditingkatkan maka kinerja guru SMP swasta di Jembrana Bali akan biasa
saja. Temuan penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mutahar, Rasli dan Al-Ghazali, (2015) menunjukkan
bahwa Leadership Transformal memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja.
Hal tersebut disebabkan karena responden dalam penelitian ini berlatar
belakang pendidikan akhir S1, yang mayoritas memiliki fokus utama
dalam bekerja untuk memperoleh uang. Oleh karena itu, ketika pemimpin
menggunakan transformational leadership yang lebih mengarah pada
perubahan pola pikir karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja
karyawan ternyata tidak berdampak pada kinerja karyawan secara
signifikan. Dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
transactional leadership lebih memberikan pengaruh yang lebih besar
dibandingkan transformational ketika karyawan yang dipimpin mayoritas
adalah lulusan S1.
12
3. Pengaruh Organizational Citizhenship Behavioral terhadap Kinerja
Guru.
Pengaruh langsung Organizational Citizhenship Behavioral terhadap
Kinerja Guru diperoleh hasil Organizational Citizhenship Behavioral
berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Guru, apabila
Organizational Citizhenship Behavioral ditingkatkan maka Kinerja Guru
di guru SMP swasta di Jembrana Bali akan meningkat. Temuan penelitian
ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya dan Setiawan
(2017) bahwa Organizational Citizhenship Behavioral berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
Partisipasi dalam kegiatan kelompok dapat merangsang budaya organisasi,
yang pada gilirannya akan memperkuat kohesi organisasi dan
meningkatkan kinerja kerja kelompok. Partisipasi dalam kegiatan
kelompok dapat membuat kerja sama kerja berjalan lebih lancar, dan
kinerja berkelanjutan baik tugas maupun hubungan kinerja berkelanjutan
juga bisa ditingkatkan. Pengembangan diri dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan kerja karyawan, dan pada akhirnya
meningkatkan kinerja tugasnya yang berkelanjutan. Menyimpan sumber
daya perusahaan berarti seorang karyawan memiliki semangat dedikasi
kepada organisasi. Semangat ini pada gilirannya akan merangsang
karyawan untuk mencoba yang terbaik untuk melakukan pekerjaan yang
diperlukan. Oleh karena itu, penghematan sumber daya perusahaan
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan yang berkelanjutan
4. Pengaruh Mediasi Organizational Citizhenship Behavioral terhadap
variabel Transformational leadership dengan Kinerja Guru.
Hasil menunjukkan bahwa organizational citizhenship behavioral dapat
memediasi antara transformasional dan kinerja dikarena nilai t hitung =
2,356 lebih besar dari nilai t tabel dengan tingkat signifikansi 5% yaitu
sebesar 1,985 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,0437
signifikan yang berarti terdapat pengaruh mediasi. Ini menunjukkan bahwa
13
pemimpin yang baik dan bijak merupakan pemimpim yang dapat merubah
budaya organisasi menunju kearah yang maju dalam kinerja. Hasil
penelitian ini mendukung dari penelitian yang dilakukan oleh jiang, Zhao
dan Ni (2017) yang menyebutkan bahwa organizational citizhenship
behavioral dapat memediasi antara transformasional dan kinerja
Dalam penelitian ini di SMP swasta di Jembrana Bali menjukkan
bahwa dalam kondisi yang ada guru melihat bahwa kepemimpinan yang
dimiliki sekarang memiliki dampak terhadap budaya organisasi yang
mana guru memiliki tekanan dari pimpinan sehingga dapat memiliki
kinerja yang tinggi akan tetapi disisi lain adanya guru yang memiliki
tekanan, guru hanya ingin mencari rezeki aja dikarena kepemimpinan
tidak memiliki pengaruh langsung dengan kinerja.
4. PENUTUP
Simpulan
Setelah dilakukan perhitungan dan analisis tentang pengaruh
variabel-variabel independen yang terdiri dari Transformational leadership
(X1) terhadap Kinerja Guru(Y) pada yang dimedisasi oleh Organizational
Citizhenship Behavioral,dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Transformational leadership
terhadap Organizational Citizhenship Behavioral di guru SMP swasta
di Jembrana Bali.
b. Tidak Terdapat pengaruh Transformational leadership terhadap
Kinerja Guru di guru SMP swasta di Jembrana Bali.
c. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Organizational Citizhenship
Behavioral terhadap Kinerja di guru SMP swasta di Jembrana Bali.
d. Hasil pengaruh langsung dan tidak langsung di atas, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan variabel Organizational Citizhenship Behavioral
sebagai variabel mediasi untuk peningkatan kinerja guru adalah
efektif
14
Keterbatasan penelitian
Pada Dalam melakukan penelitian dari awal hingga akhir, penulis
menyadari terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya
adalah :
1. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel independen yaitu
Transformational leadership kemudian kinerja sebagai variabel
dependen serta variabel Organizational Citizhenship Behavioral
sebagai variabel mediasi.
2. Peneliti tidak dapat membedakan jawaban dari responden yang sesuai
dengan kenyataan dengan jawaban yang ditulis sesuai dengan selera
responden sehingga terkadang jawaban tidak sesuai.
3. Penelitian ini dilakukan hanya lingkup guru SMP swasta di Jembrana
Bali sehingga tidak dapat digeneralisasikan untuk dinas yang lain.
Saran
Untuk Dari sekian keterbatasan dalam penulisan dan hal-hal lain dalam
penulisan ini, penulis memberikan saran diantaranya sebagai berikut :
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa adanya
Organizational Citizhenship Behavioral dapat memberikan peningkatan
karyawan dalam menunjang kinerja, sehingga OCB memberikan dampak
positif tidak hanya bagi pegawai itu sendiri tetapi juga memberikan kontribusi
pada organisasi lebih daripada apa yang dituntut secara formal oleh organisasi
tersebut. Organisasi yang sukses memiliki karyawan yang melampaui
tanggung jawab pada pekerjaan formal dan bebas memberikan waktu dan
energi mereka untuk berhasil dalam pekerjaan yang ditugaskan. Perilaku
tersebut tidak ditentukan, namun memberikan kontribusi terhadap kelancaran
fungsi organisasi dengan kata lain dalam mempertahankan kinerja karyawan
perlu adanya kegiatan seperti:
a. Outbound yang dapat membentuk kerja sama tim
b. Pelatihan bagi guru untuk menambah skil
c. Memberi penghargaan bagi para guru
15
Adapun saran bagi peneliti selanjutnya, yaitu untuk mengkaji lebih
lanjut hasil penelitian ini yang menunjukkan hubungan negatif antar variabel.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningrum, S. D., & Nugrohoseno, D. (2016). “Pengaruh Persepsi Dukungan
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Yang Dimediasi Oleh OCB
(Organizational Citizenship Behavior) (Studi pada PT. Angkasa Pura I
Kantor Cabang Surabaya)”. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 4(2)
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Avolio, B.J.; Yammarino, F.J. Operationalizing charismatic leadership using a
levels-of-analysis framework. Leadersh. Q. 1990, 1, 193–208
Bass, B.M. 1985. Leadership performance beyond expectations. Acad. Manag.
Rev.12, 5244–5247.
Bass, B.M. Two decades of research and development in transformational
leadership. Eur. J. Work Organ. Psychol. 1999, 8, 9–32
Bodroastuti, t., & Ruliaji, a. (2016). “Pengaruh komitmen organisasi dan kepuasan
kerja terhadap organizational citizenship behaviour (ocb) serta dampaknya
terhadap kinerja karyawan”. Jurnal dinamika ekonomi & bisnis, 13(1).
Ekowati, V.M.; Troena, E.A.; Noermijati, N. Organizational citizenship behavior
role in mediating the effect of transformational leadership, job satisfaction
on employee performance: Studies in PT Bank Syariah Mandiri Malang
East Java. Int. J. Bus. Manag. 2013, 8, 17.
Fitrianasari, D., Nimran, U., & Utami, H. N. (2013). “Pengaruh Kompensasi dan
Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)
danKinerja Karyawan (Studi pada Perawat Rumah Sakit Umum
“Darmayu” diKabupaten Ponorogo)”. Profit (jurnal administrasi bisnis),
7(1).
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Lubis, M. S. (2015). “Pengaruh Iklim Organisasi dan Komitmen Organisasi
terhadap Pembentukan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan dalam rangka Peningkatan Kinerja”. E-Jurnal Apresiasi
Ekonomi, 3(2), 75-84.
16
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mutahar, Amena Y., Rasli, Amran Md. Dan Al-Ghazali, Basheer. 2015.
Relationship of Transformational Leadership, Organizational Learning and
Organizational Performance. International Journal of Economics and
Financial, Vol 5 • Special Issue.
Noruzy, A., Dalfard, V.M., Azhdari, B., Nazari-Shirkouhi, S., Rezazadeh, A.
(2013), Relations between transfromational leadership. Organizational
learning, knowledge management, organizational innovation, and
organizational performance: An empirical investigation of manufacturing
firms. International Journal of Advanced Manufacturing Technology, 64,
1073-1085.
Organ, D. W. (1988). Organizational citizenship behavior: the good soldier
syndrome. Lexington, MA: Lexington Books.
Organ, D. W., Podsakoff, P. M., & MacKensie, S. B. (2006). Organizational
citizenship behavior. Its nature, antecedents, and consequences.
Thousands Oaks, CA: Sage Publications.
Qureshi, M.I., Khan, N.U., Rasli, A.M., Zaman, K. (2015), The battle of health
with environmental evils of Asian countries: Promises to keep.
Environmental Science and Pollution Research, 22(15), 1-8.
Rahmi, M. 2013. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap
Organizational Citizenship Behavior dan Komitmen Organisasional
Dengan Mediasi Kepuasan Kerja.Tesis.Denpasar: Program Pascasarjana
Universitas Udayana.
Shweta, J., and Srirang,J. 2010. Determinants of Organizational Citizenship
Behavior: A Review of Literature, Journal of Management and Public
Policy. 1(2), pp. 27-36.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supriyanto, Agus Dan Triyanto. 2014. Pengaruh Kepuasan Kerja, Kepemimpinan
Transformasional Dan Komitmen Organisasional Pada Kinerja Karyawan,
Dengan Organizational Citizenship Behavior. Riset Manajemen &
Akuntansi Volume 5 Nomor 10 Edisi November 2014.
17
Swarjana, I Ketut. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Taurisa, Melina, C., & Intan, R. (2012). “Analisis pengaruh budaya organisasi dan
kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional dalam meningkatkan
kinerja karyawan (Studi pada PT. Sido Muncul Kaligawe Semarang)”.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 19(2)