36
ORAL RENAL RENIN INHIBITION Prof.DR.Dr. Djanggan Sargowo, SpPD, SpJP(K), FIHA, FACC, FAPSC FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA M A L A N G

Oral Renal Renin Inhibition

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hipertension

Citation preview

OCR Document

Ringkasan

Penggunaan obat untuk menghambat system renin-angiotensin merupakan cara efektif untuk mengintervensi patogenesis penyakit kardiovaskuler dan ginjal. Ide untuk mengeblok system renin sudah berlangsung 30 tahun. Penghambatan renin akan mensupresi pembentukan angiotensin II. Generasi pertama oral aktif renin inhibitor tidak pernah digunakan secara klinis karena bioavaibilitas yang rendah dan aktifitas penurun tekanan darah yang rendah. Sekarang, aliskiren merupakan oral renin inhibitor non-peptide dalam perkembangan menuju trial klinik fase III. Ini mungkin menjadi renin inhibitor pertama yang diindikasikan untuk pengobatan hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan ginjal. Bahan-bahan baru dengan bioavaibilitas, spesifisitas dan efikasi oral sekarang dalam perkembangan pre-klinik. Tulisan ini merangkum pengkembangan renin inhibitor oral dan farmakokinetik, farmakodinamik, dan berfokus pada aliskiren.

Summary

Use of drugs that inhibit the renin-angiotensin system is an effective way to intervene in the pathogenesis of cardiovascular and renal disorders. The idea of blocking the renin system at its origin by inhibition of renin has existed for more than 30 years. Renin inhibition suppresses the generation of the active peptide angiotensin II. The first generation of orally active renin inhibitors were never used clinically because of low bioavailability and weak blood-pressure-lowering activity. At present, aliskiren is the first non-peptide orally active renin inhibitor to progress to phase-III clinical trials. It might become the first renin inhibitor with indications for the treatment of hypertension and cardiovascular and renal disorders. Novel compounds with improved oral bioavailability, specificity, and efficacy are now in preclinical development. This Review summarises the development of oral renin inhibitors and their pharmacokinetic and pharmacodynamic properties, with a focus on aliskiren.

I. Pendahuluan

Penghambatan sistem renin angiotensin merupakan cara efektif untuk mengintervensi patogenesis penyakit kardiovaskuler dan ginjal. Renin mengkontrol langkah pertama dalam limitasi system dan memecah angiotensinogen menjadi dekapeptide angiotensin I inaktif. Oktapeptide angiotesin II aktif dibentuk dari angiotensin I oleh enzim converting angiotensin. Angiotensin II bekerja melalui reseptor angiotensin II tipe 1 (AT1) untuk meningkatkan tonus arteri, sekresi aldosteron adrenal, reabsorpsi sodium, neurotransmitter simpatis dan pertumbuhan sel.

Sistem renin dapat dihambat melalui beberapa titik (Gambar 1). Buhler dan kolega yang pertama kali menunjukkan hahwa bloker menurunkan pelepasan renin dari apparatus juxtaglomerular dan menurunkan tekamm darah. ACE inhibitor menujukkan konversi angiotensin I melalui angiotensin II. ACE inhibitor juga menghambat inaktivasi bradikinin dan substansi Peptida ini menyebabkan beberapa efek samping dari ACE inhibitor seperti batuk dan angioedema. Angiotensin reseptor bloker menginterfensi interaksi angiotensin II dengan reseptor AT1, tetapi tidak meneng-oposisi stimulasi reseptor angiotensin II tipe 2. Penghambatan system renin akan menghambat sistem renin pada tempat asalnya.

ACE inhibitor, angiotensin reseptor bloker dan renin inhibitor menginterupsi feedback supresi yang normal sekresi renin dari ginjal (Gambar 1). Peningkatan renin aktif dalam sirkulasi menyebabkan peningkatan angiotensin I yang juga akan meningkatkan angiotensin II melalui jalur dependen maupun independen. ACE (Gambar 1) Renin inhibitor tidak menghambat renin-like enzim seperti cathepsin D atau tonins, yang terdapat dalam dinding pembuluh darah dan yang mengeluarkan angiotensin I dari angiotensinogen (Gambar 1). Renin mempunyai spesifisitas yang unik dimana hanya mengenali substrat fisiologis, angiotensinogen. Tahun 1957, Skeggs telah menggaris-bawahi keuntungan potensial dari penghambatan yang spesifik dengan mengurangi aktivitas renin tanpa mengintervensi jalur metabolik lain.

II. Perkembangan renin inhibitor oral

Akibat dari renin berbeda pada setiap spesies, sehingga studi preklinik tentang renin inhibitor harus dilakukan pada primata, seperti marmut atau tikus untuk renin dan angiotensinogen manusia. Percobaan pertama untuk mengeblok sistem renin dipercaya bahwa peningkatan antibodi akan menghambat renin. Penghambatan renin secara imunologik akan menurunkan tekanan darah marmut yang normotensi dan menyediakan bukti tentang konsep renin inhibitor.

Gambar 1. Sistem renin-angiotensin-aldosteron (Steanson, JA, Lancet, 368,

2006)

Tabel 1. Efek sistem renin inhibitor terhadap enzim, substrat dan end-product (Steanson, JA, Lancet, 368, 2006)

EnzymesSubstratesEnd-products

PRAPRCAngiotensinogenAngiotensin IBradikininAngiotensin IIAldosterone

blockers NANANANANA

Renin inhibitorsNANA

ACE inhibitors

ARBNA

ACE inhibitors plus ARBNA

Renin inhibitors plus ARBNANANANA

PRA-enzymatic activity of plasma rennin- ie. the rate of generation of angiotensin I PRC-the plasma concentration of rennin, not including prorenin, PRC is also referred to as circulating active rennin. NA=data available.

Renin inhibitor sintesis pertama adalah pepstatin. Generasi pertama renin merupakan analog peptida dari prosegmen renin atau analog substrat dari amino terminal sisa dari angiotensinogen yang berisi potongan renin. Mereka harus diberikan secara parenteral, tetapi mereka efektif dalam menghambat aktivitas renin dan menurunkan tekanan darah binatang dan manusia. Modifikasi kimia terkini mulai meningkatkan bahan-bahan seperti CGP29287 yang memiliki stabilitas besar dan durasi aksi yang lama. CGP29287 merupakan inhibitor renin pertama. untuk menunjukkan aktivitas yang diberikan secara oral, yang aktif secara oral pada marmut jika diberikan dalam dosis tinggi. Pada pertengahan 1980, beberapa perusahaan obat mengembangkan renin inhibitor yang memiliki berat molekul yang tetrapeptide. Molekul ini (Gambar 2) termasuk enalkiren (A 64662; Abbott, Abbott Park, II, USA), CGP38560A (CibiaGeigy,Brusseel, Switzerland), remikiren (Ro 425892; Hoffmann-La Roche, Basel, Switzerland), dan aliskiren (A 72517; Abbott). Ketika diberikan per oral, mereka mempunyai bioavaibilitas kurang dari 2%, 11/2 pendek dan aktifitas penurun tekanan darah yang rendah (tabel 2).

Kristalografi dan model komputerisasi molekular dimulai dari kerjasama komponen- komponen perpustakaan, Hoffman-La Roche mengembangkan dan optimis mengganti renin inhibitor piperidin, yang kemudian dilarang penggunaannya setelah studi preklinik. Pada waktu bersamaan, CibaGeigy (sekarang Novartis, Basel, Switzerland) menemukan bahan yang aktif secara oral yaitu aliskiren (CGP 60536B, gambar 2). Meskipun demikian, jalur untuk sintesis ini dipatenkan pada tahun 1995, mempunyai banyak langkah dan tidak cocok untuk industri. Tahun 1999, aliskiren dikelurkan oleh Speedel AG (Basel, Switzerland), yang sukses dalam mendesain suatu metode produktif yang cost-efektif. Setelah kesuksesan test secara preklinik maupun klinik aliskiren (SPP 100) oleh Speedel, Novartis melatih kembali beberapa option untuk perkembangan lebih lanjut dari aliskiren dalam trial klinik fase III.

Tahun 2001, Hoffman-La Roche meniru strategi yang dikeluarkan olah Speedel. Sebuah subklas renin inhibitor baru yang dikenal sebagai SPP 600 dan sekarang masih dalam penelitian. April 2003, Speedel bergabung dengan Locus Phermaceuticals (Blue Bell, PA, USA) yang menggunakan hak milik mereka atas teknologi komputerisasi untuk mengidentifikasi pemimpin baru. Juni 2005, Speedel mengumumkan penemuan tentang komposisi baru (seri SSP 800), yang sudah masuk dalam penelitian farmakologi pada model binatang, dengan tujuan menyeleksi kandidat preklinik tahun 2006.

III. Penelitian generasi pertama renin inhibitor oral

Hemodinamik dan efek endokrin

Pada normotensi primata dan manusia, renin inhibitor yang diberikan secara perenteral atau oral menyebabkan secara akut dan dosis dependen penurunan aktivitas plasma renin, konsentrasi plasma angiotensin I dan angiotensin II, (tabel 1) dan tekanan darah tanpa menginduksi reflek takikardi. Tabel 3 merangkum efek dari remikiren oral dan zankiren pada tekanan darah dan aktivitas renin plasma dalam randomised clinical trials, dengan menyingkirkan penelitian dengan open desain. Secara umum, aktivitas penurunan tekanan darah lemah karena penghambatan feed-back normal dicampuri oleh angiotensin II (tabel 1), penghambatan renin secara konsisten menghilangkan peningkatan renin aktif yang bersirkulasi.

Gambar 2. Struktur kimia renin inhibitor oral (Steanson, JA. Lancet, 368, 2006)

Proses pelarian ini, yang juga terjadi selama pengobatan dengan ACE inhibitor dan angiotensin reseptor bloker, menjelaskan kenapa ketiga kelas obat ini termasuk penghambat sistem renin yang inkomplet. Meskipun renin inhibitor juga meningkatkan sensitivitas insulin, seperti ACE inhibitor dan angiotensin reseptor bloker, masih perlu diteliti lagi.

Pada kebanyakan penelitian (tabel 3), penurunan tekanan darah paralel dengan penghambatan aktivitas renin dan penurunan angioensin I dan angiotensin II plasma. Meski demikian, beberapa penelitian menunjukkan disinkronisasi antara efek hemodinamik dan endokrin secara in vitro pada penelitian aktivitas renin plasma menimbulkan overestimasi dari renin inhibitor.

Klinert dan asisten menginfus enalkiren dosis 0,1mg/BB, 1mg/BB dan 10mg/BB pada monyet anephric, human-renin diinfuskan pada monyet anephric dan kontrol monyet normal. Dosis terendah enalkiren inaktif pada monyet anephric, tetapi tekanan darah turun selama pemberian human-renin. Pada dosis tinggi secara konsisten menurunkan tekanan darah pada ketiga model. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas penurun tekanan darah oleh renin inhibitor pasti disebabkan oleh penghambatan renin plasma. Tetapi pada dosis tinggi mungkin menggunakan jalur lain (Gambar 1). Penelitian selanjutnya harus mengklarifikasi aturan renin jaringan dalam penurunan tekanan darah.

Renin ginjal yang merupakan gabungan cardiac dan vaskular renin, tetapi tidak untuk organ lain, seperti otak dan testis. Renin inhibitor mungkin melewati blood-testis barier. AT1 reseptor terdapat pada traktus reproduktif laki dan perempuan dan angiotensin II menstimulasi mobilitas sperma. Meskipun penelitian fase I aliskiren tidak menunjukkan toksisitas, penggunaan renin inhibitor jangka panjang masih perlu diteliti lagi.

IV. Efek pada vaskular

Kebanyakan renin di pembuluh darah berasal dari plasma. Penelitian menunjukkan bahwa renin inhibitor, seperti ACE inhibitor, mensupresi angiotensin II di vaskular dan menurunkan formasi, neointima setelah kerusakan pembuluh darah. Dibandingkan dengan placebo, ACE inhibitor menurunkan rata-rata progresi penebalan intima media pembuluh carotis, tetapi kemungkinan efek renin inbibitor dalam atherogenesis manusia masih belum diketahui.

V. Efek pada ginjal

Sistem renin intrarenal merupakan aturan utama dalam regulasi aliran darah dalam ginjal. Pada anjing, renin inhibitor ciprokiren (RO 449375, Hoffman-La Roche, Basel, Switzerland) mencegah penurunan aliran darah dan peningkatan resistensi arteri renalis yang mempakan respon penurunan tekanan perfusi. Hal yang sama terjadi pada monyet dengan penghilangan sodium dan normotensive marmut, enalapril dan renin inhibitor enalkiren dan remikiren secara konsisten menurunkan resistensi pmbuluh darah renal dan meningkatkan aliran darah renal dengan atau tanpa peningkatan glomerular filtration rate dan ekskresi sodium fraksional.

Fisher dan kolega meneliti manusia yang sehat dan hipertensi dengan deplesi sodium berdasarkan ketidak responsifan sirkulasi renal terhadap angiotensin II dalam kaitannya dengan plasebo, enalkiren atau captopril. Dibandingkan dengan placebo, kedua obat tersebut meningkatkan aliran darah renal selama infus angiotensin II. Pada penelitian 14 pasien hipertensi dengan normal atau kerUsakan fungsi ginjal, remikiren diberikan sekali sehari 600 mg menurunkan MAP dari baseline 11,2% pada konsentrasi plasma puncak dan 6,0% dari garis rendah. Resistensi pembuluh darah renal dan fraksi filtrasi turun 15% dan 10%, tanpa perubahan glomerular filtration rate. Pada 6 pasien dengan disfungsi renal, remikiren juga menurunkan proteinuria 27% dari baseline. Adanya efek renoprotektif dalam 8 hari pemakaian remikiren berbading terbalik dengan aktifitasnya yang lemah dalam menurunkan tekanan darah dan kemungkinan merefleksikan spesifik up-take obat oleh ginjal.

VI. Efek pada Jantung

Pada anjing, tikus dan domba dengan gagal ventrikel kiri, renin inhibitor mempunyai efek hemodinamik yang menguntungkan, sebagai contoh berupa penurunan end-diastolic pressure ventrikel kiri dan sistolik afterload. Pada tikus hipertensi, spesifik renin inhibitor menurunkan tekanan darah dan menyebabkan regresi yang serupa dengan hiprtrofi ventrikel kiri, jika dibandingkan dengan ACE inhibitor atau angiotensin reseptor bloker.

Pada double-blind trial oleh Kiowski dan co-worker, 36 pasien dengan gagal jantung kronik (New York Heart Association Class 2 or 3) secara random diinfus remikiren, enalapril atau kombinasi. Remikiren dan enaliprat diasosiasikan dengan penurunan yang cepat resistensi pembuluh darah sistemik dan tekanan darah. Perubahan hemodinamik ini proporsional dengan aktivitas renin plasma. Kedua obat ini juga sama-sama menurunkan teknan darah di atrium kanan dan arteri pulmonal dan juga pulmonary capillary wedge pressure. Selama latihan, remikiren dan enaliprat sama-sama meningkatkan index stroke volume dan menurunkan pulmonary capillary wedge pressure. Kombinasi kedua obat tidak menginduksi tambahan perubahan hemodinamik. Neuberg dan kolega melaporkan hasil hemodinamik serupa pada 9 pasien dengan gagal ginjal kronik yang diterapi dengan enalkiren i.v. saat istirahat.

VII. Pembatasan renin inhibitor oral pertama

Perkembangan klinik dari aktif renin inhibitor oral sangat menantang dibandingkan dari yang diharapkan sebelumnya. Rintangan terbesar adalah bioavilibilitas yang rendah disertai absorpsi gastrointestinal yang rendah dengan variabilitas yang besar antara individu dan substansi metabolisme fase pertama, durasi kerja yang pendek, aktivitas penurun tekanan darah yang rendah dan kesuksesan pemasaran ACE, inhibitor dan angotensin reseptor bloker tahun 1990. Tidak ada satupun renin inhibitor yang sukses menyelesaikan test secara klinik.

VIII. Aliskiren

Farmakokinetik

Aliskiren merupakan satu-satunya renin inhibitor oral aktif yahg berkembang ke fase III clinica trial. Pada marmut, aliskiren mencapai kadar puncak plasma 1-2 jam setelah dosis oral single 10mg/kgBB. T 2-3 jam dan bioavaibilitasnya 16,3%. Pada sukarelawan kesehatan, setelah aliskiren oral pada dosis 40-640 mg/hari, konsentrasi plasma yang dependen terhadap dosis akan meningkat, dengan puncak konsentrasi setelah 3-6 jam. T plasa sekitar 23,7 jam (range 20-45 jam), membuat bahan ini sesuai untuk penggunaan sekali sehari. Bioavaibilitas oral 2-7% (tabel 2). Konsentrasi steady-state plasma setelah 5-8 hari pengobatan. Eliminasi utama melalui ekskresi biliaris sebagai obat unmetabolisme. Kurang dari 1% aliskiren oral diekskresikan melalui urin. Dibandingkan dengan oral inhibitor lain, seperti remikiren atau enalkiren, aliskiren merupakan bahan poten yang belum diidentifikasi dengan spesifisitas yang tinggi pada renin primata (tabel 2). Aliskiren tidak dimetabolisme oleh cytochrome P450, tidak mencampuri aktiviitas warfarin dan menunjukkan interaksi farmakokinetik klinik yang relevan dengan lovastatin, atenolol, celecoxib, atau cimetidin.

Tabel 2. Farmakokinetik renin inhibitor oral (Steanson, JA, Lancet, 368, 2006)

Bioavailability,

%IC (nmol/L)Plasma half life,

h (SD)

Aliskiren2.70.623.7 (7.6)

CGP 38560