12
Naskah Publikasi Sarjana Farmasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN (Eupatorium Triplinerve Vahl.) DENGAN SUSPENDING AGENT KOMBINASI PULVIS GUMMI ARABICI DAN HIDROKSIETIL SELULOSA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN OPTIMIZATION OF PRASMAN LEAF ETHANOL EXTRACT SUSPENSION (Eupatorium Triplinerve Vahl.) WITH SUSPENDING AGENT COMBINATION OF PULVIS GUMMI ARABICI AND HYDROXYETHYL CELLULOSE USING THE SIMPLEX LATTICE DESIGN METHOD Dina Salwa Atiqi*, S Slamet, Wirasti, Dwi Bagus Pambudi Program Studi Sarjana Farmasi, Fakulltas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan E-mail: [email protected] ABSTRAK Suspending agent merupakan zat yang dapat membuat perubahan viskositas dalam penyimpanan serta pendispersian pada sediaan suspensi. Ekstrak daun prasman memiliki kelarutan yang rendah di dalam air, sehingga dapat diformulasikan dalam sediaan suspensi untuk menghasilkan sediaan yang stabil dalam bentuk cair. Optimasi formula menggunakan program design expert versi 11.1.2.0 dengan metode simplex lattice design menggunakan dua komponen yaitu PGA dan hidroksietil selulosa. Dari metode tersebut, diperoleh delapan formula (formula I, II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII) yang diamati sifat fisiknya, meliputi organoleptis, pH,viskositas, volume sedimentasi, dan redispersibilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi kombinasi suspending agent PGA dan hidroksietil selulosa agar menghasilkan sifat fisik suspensi yang optimum. Dari hasil analisis diperoleh persamaan grafik untuk setiap respon sehingga formula optimum dapat ditentukan. Formula optimum yaitu formula II dengan tidak adanya perubahan fisik yang drastis selama penyimpanan 30 hari, pada uji organoleptis memiliki warna dan bau yang stabil, nilai pH 5, nilai viskositas 59 cP, sedimentasi 0,04 mL, dan nilai redispersibilitas 95% dengan konsentrasi suspending agent PGA 6,25% dan hidroksietil selulosa 0,775% dan nilai desirability yang diperoleh yaitu 0,579, hal ini menunjukkan bahwa sediaan suspensi memiliki karakteristik viskositas yang rendah, partikel cepat mengendap dan mudah untuk terdispersi kembali. Analisis statistik ANOVA formula optimum hasil percobaan menunjukkan nilai p<5 atau signifikan berarti metode Simlpex Lattice Design berpengaruh dalam peningkatan dan penurunanan nilai respon. Kata kunci: Ekstrak daun prasman, Suspensi, Suspending agent, Optimasi, Simplex lattice design. ABSTRAC Suspending agent is a substance that can make changes in viscosity in storage and dispersion in suspension preparations. Prasman leaf extract has low solubility in water, so it can be formulated in suspension preparations to produce stable preparations in liquid form. The optimization of the formula used the design expert program version 11.1.2.0 with the simplex lattice design method using two components, namely PGA and hydroxyethyl cellulose. From this method, eight formulas were obtained (formula I, II, III, IV, V, VI, VII, and VIII) which were observed for their physical properties, including organoleptic, pH, viscosity,

OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN (Eupatorium

Triplinerve Vahl.) DENGAN SUSPENDING AGENT KOMBINASI PULVIS

GUMMI ARABICI DAN HIDROKSIETIL SELULOSA MENGGUNAKAN

METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

OPTIMIZATION OF PRASMAN LEAF ETHANOL EXTRACT SUSPENSION

(Eupatorium Triplinerve Vahl.) WITH SUSPENDING AGENT COMBINATION OF

PULVIS GUMMI ARABICI AND HYDROXYETHYL CELLULOSE USING THE

SIMPLEX LATTICE DESIGN METHOD

Dina Salwa Atiqi*, S Slamet, Wirasti, Dwi Bagus Pambudi

Program Studi Sarjana Farmasi, Fakulltas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Suspending agent merupakan zat yang dapat membuat perubahan viskositas dalam

penyimpanan serta pendispersian pada sediaan suspensi. Ekstrak daun prasman memiliki

kelarutan yang rendah di dalam air, sehingga dapat diformulasikan dalam sediaan suspensi

untuk menghasilkan sediaan yang stabil dalam bentuk cair. Optimasi formula menggunakan

program design expert versi 11.1.2.0 dengan metode simplex lattice design menggunakan dua

komponen yaitu PGA dan hidroksietil selulosa. Dari metode tersebut, diperoleh delapan formula

(formula I, II, III, IV, V, VI, VII, dan VIII) yang diamati sifat fisiknya, meliputi organoleptis,

pH,viskositas, volume sedimentasi, dan redispersibilitas. Penelitian ini bertujuan untuk

mengoptimasi kombinasi suspending agent PGA dan hidroksietil selulosa agar menghasilkan

sifat fisik suspensi yang optimum. Dari hasil analisis diperoleh persamaan grafik untuk setiap

respon sehingga formula optimum dapat ditentukan. Formula optimum yaitu formula II dengan

tidak adanya perubahan fisik yang drastis selama penyimpanan 30 hari, pada uji organoleptis

memiliki warna dan bau yang stabil, nilai pH 5, nilai viskositas 59 cP, sedimentasi 0,04 mL, dan

nilai redispersibilitas 95% dengan konsentrasi suspending agent PGA 6,25% dan hidroksietil

selulosa 0,775% dan nilai desirability yang diperoleh yaitu 0,579, hal ini menunjukkan bahwa

sediaan suspensi memiliki karakteristik viskositas yang rendah, partikel cepat mengendap dan

mudah untuk terdispersi kembali. Analisis statistik ANOVA formula optimum hasil percobaan

menunjukkan nilai p<5 atau signifikan berarti metode Simlpex Lattice Design berpengaruh

dalam peningkatan dan penurunanan nilai respon.

Kata kunci: Ekstrak daun prasman, Suspensi, Suspending agent, Optimasi, Simplex lattice

design.

ABSTRAC

Suspending agent is a substance that can make changes in viscosity in storage and dispersion in

suspension preparations. Prasman leaf extract has low solubility in water, so it can be

formulated in suspension preparations to produce stable preparations in liquid form. The

optimization of the formula used the design expert program version 11.1.2.0 with the simplex

lattice design method using two components, namely PGA and hydroxyethyl cellulose. From

this method, eight formulas were obtained (formula I, II, III, IV, V, VI, VII, and VIII) which

were observed for their physical properties, including organoleptic, pH, viscosity,

Page 2: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

sedimentation volume, and redispersibility. This study aims to optimize the combination of

suspending agent PGA and hydroxyethyl cellulose in order to produce optimum physical

properties of the suspension. From the results of the analysis obtained a graph equation for

each response so that the optimum formula can be determined. The optimum formula is formula

I with no drastic physical changes during 30 days of storage, the organoleptic test has a stable

color and odor, pH 5, viscosity value 33 cP, sedimentation 0.04 mL, and redispersibility value

100% with suspending concentration. PGA agent 10% and 1% hydroxyethyl cellulose and the

obtained desirability value is 0.385, this indicates that the suspension preparation has low

viscosity characteristics, particles settle quickly and are easy to be re-dispersed. Statistical

ANOVA analysis of the optimum formula of the experimental results showed a p value <5 or

significant meaning that the Simlpex Lattice Design method had an effect on increasing and

decreasing the response value.

Keywords: Prasman leaf extract, suspension, suspending agent, optimization, simplex lattice

design.

PENDAHULUAN

Daun Prasman (Eupatorium

triplinerve Vahl.) merupakan tanaman obat

yang biasa digunakan oleh masyarakat

sebagai obat tradisional, seperti obat

sariawan, diare, batuk, demam, pilek, serta

kurang nafsu makan (Badrunasar dan

Santoso, 2016). Kandungan utama daun

Prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.)

ialah senyawa flavonoid, fenolik, alkaloid

dan tanin (Munte dkk., 2015). Daun

Prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.)

mempunyai rasa yang pahit dan getir

sehingga banyak orang enggan

mengkonsumsinya terutama anak-anak

(Badrunasar dkk., 2016), sehingga untuk

menutupi rasa yang tidak enak, daun

prasman dibuat dalam sediaan suspensi

dengan penambahan zat pemberi rasa.

Suspensi dapat didefinisikan

sebagai sediaan yang mengandung bahan

obat padat yang tidak larut, terdispersi

dalam cairan pembawa, serta tidak boleh

cepat mengendap, apabila di kocok,

sedimen harus terdispersi kembali dalam

cairan pembawa dan larutan mudah untuk

dituang (Nurlisani dkk., 2019). Alasan

pembuatan sediaan farmasi dalam bentuk

suspensi yaitu, zat aktif yang digunakan

tidak larut dalam air. Ekstrak etanol daun

Prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.)

diformulasikan dalam bentuk suspensi

karena ekstrak etanol daun Prasman

(Eupatorium triplinerve Vahl.) tidak larut

dalam air. Zat aktif yang tidak larut dalam

air bisa dibuat sediaan suspensi dengan

adanya bantuan suspending agent (Suena,

2015). Suspending agent merupakan zat

tambahan pembuatan sediaan suspensi yang

digunakan untuk mendispersikan partikel

tidak larut kedalam cairan pembawa,

meningkatkan viskositas serta

memperlambat pengendapan (Florensita,

2017). Dalam sediaan suspensi bahan

pensuspensi sangat berperan penting untuk

menjaga kestabilan pada waktu

penyimpanan, meningkatkan viskositas

serta memperlambat sedimentasi, sehingga

bisa menghasilkan suspensi yang stabil

(Emilia dkk., 2013).

Optimasi merupakan metode

eksperimental yang digunakan untuk

mendapatkan formula yang terbaik. Metode

optimasi formula menggunakan metode

simplex lattice design (SLD). Metode

simplex lattice design merupakan suatu

teknik yang digunakan dalam program

optimasi untuk mengatasi masalah pada

formulasi yaitu perubahan komposisi serta

untuk mendapatkan campuran kosentrasi

masing-masing komponen pada formula

untuk mendapatkan nilai desirability yang

terbaik (Bahri, 2016). Berdasarkan uraian

diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang optimasi suspensi ekstrak

daun Prasman (Eupatorium triplinerve

Vahl.) dengan kombinasi suspensing agent

PGA dan hidroksietil selulosa

menggunakan metode simplex lattice

design. Adapun tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui berapa kosentrasi

suspending agent yang dapat

Page 3: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

mempengaruhi sifat fisik suspensi yang

baik.

METODE PENELITIAN

Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan

dilaboratorium Farmakognosi dan

Fitokimia Prodi Sarjana Farmasi Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

(UMPP) dan laboratorium Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Waktu

penelitian dimulai dari bulan maret sampai

juni 2021.

Alat Timbangan digital, mikroskop,

objek glass, viskometer stromer, tabung

reaksi (pyrex), beaker glass (pyrex), batang

pengaduk, cawan, kertas perkamen, spatel,

gelas ukur (pyrex), mortir, stamper,

stopwach, oven, blender, ayakan mesh 40,

rotary evaporator dan alat-alat gelas

lainnya.

Bahan

Daun prasman (Eupatorium

Triplinerve Vahl.), PGA (Pulvis Gummi

Arabicum), hidroksietil selulosa, pipermint

oil, asam benzoat, sorbitol 70%, etanol

96%, aqua destilata.

Prosedur Kerja

Pengambilan dan penyiapan sampel

Sampel daun Prasman (Eupatorium

triplinerve Vahl.) diperoleh dari Kabupaten

Pemalang, pengambilan sampel dilakukan

pada waktu pagi hari yaitu jam 08.00-11.00

WIB, karena pada waktu itu terjadi proses

fotosisntesis maksimum, bagian yang

diambil yaitu seluruh daun yang tidak

rusak.

Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan di

laboratorium teknologi Farmasi Universitas

Ahmad Dahlan (UAD).

Penyiapan Simplisia

Daun prasman (Eupatorium

triplinerve Vahl.) sebanyak 5 kilogram

disortasi basah terlebih dahulu untuk

memisahkan bahan asing pada daun,

kemudian dicuci menggunakan air mengalir

sampai bersih, setelah itu ditiriskan,

kemudian dipotong kecil-kecil dan

dikeringkan dengan sinar matahari yang

dilapisi dengan kain hitam, lalu dilakukan

sortasi kering untuk memisahkan daun yang

rusak. Setelah kering daun prasman

(Eupatorium Triplinerve Vahl.) dihaluskan

dengan blender untuk mendapatkan serbuk

kasar, kemudian diayak menggunakan

ayakan mesh 40.

Ekstraksi

Daun prasman (Eupatorium

triplinerve Vahl.) sebanyak 5 kilogram

disortasi basah terlebih dahulu untuk

memisahkan bahan asing pada daun,

kemudian dicuci menggunakan air mengalir

sampai bersih, setelah itu ditiriskan,

kemudian dipotong kecil-kecil dan

dikeringkan dengan sinar matahari yang

dilapisi dengan kain hitam, lalu dilakukan

sortasi kering untuk memisahkan daun yang

rusak. Setelah kering daun prasman

(Eupatorium Triplinerve Vahl.) dihaluskan

dengan blender untuk mendapatkan serbuk

kasar, kemudian diayak menggunakan

ayakan mesh 40.

Optimasi Suspending Agent PGA dan

Hidroksietil selulosa dengan Metode

Simplex Lattice Design

Penentuan kosentrasi PGA dan

Hidroksietil selulosa dalam formula

Konsentrasi PGA dan Hidroksietil selulosa

ditentukan dengan mempertimbangkan

batas bawah dan batas atas. Kosentrasi

campuran PGA sebagai suspending agent

adalah 5-10% dan Hidroksietil selulosa

adlah 0,1-1% (Rowe et al., 2009).

Tabel 3.1 batas penggunaan PGA dan Hidroksietil selulosa sebagai suspending agent

Bahan Kosentrasi

Batas bawah (%) Batas atas (%)

PGA 5 10

Hidroksietil selulosa 0,1 1

Selanjutnya, proporsi PGA dan Hidroksietil

selulosa dalam formula ditentukan

menggunakan software Design Expert versi

11 dengan metode simplex lattice design

dan formula yang dihasilkan adalah

sebanyak 8 formula dengan konsentrasi

PGA dan Hidroksietil selulosa sebagaimana

tertera dalam tabel berikut:

Page 4: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Tabel 3.2 Proporsi PGA dan Hidroksietil selulosa dalam formula dari Design Expert versi 11

Bahan Formula

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8

PGA 1 0,25 0,5 1 0 0,5 0 0,75

HEC 0 0,75 0,5 0 1 0,5 1 0,25

Kosentrasi PGA dan Hidroksietil

selulosa pada formula

Menurut Rowe et.,al (2009)

perhitungan konsentrasi suspending agent

dari masing – masing formula

menggunakan batas atas dan batas bawah.

Perhitungannya menggunakan rumus:

% konsentrasi = f x (batas atas – batas

bawah) + batas bawah

Keterangan:

f = komposisi eksipien asam pada formula.

Nilai 0 pada formula merupakan batas

bawah dan nilai 1 pada formula merupakan

batas atas. Tabel 3.3 komposisi suspending agent

Bahan Formula (%)

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8

PGA 10 6,25 7,5 10 5 7,5 5 8,75

HEC 0,1 0,775 0,55 0,1 1 0,55 1 0,325

Rancangan Formula Tabel 3.4 Rancangan formulasi suspensi (Ulfa dkk., 2019)

Bahan Formula suspensi (%) Fungsi

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8

Daun prasman 80

mg

80

mg

80

mg

80

mg

80

mg

80

mg

80

mg

80

mg

Zat aktif

PGA 10 6,25 7,5 10 5 7,5 5 8,75 Suspending

agent

Hidroksietil

Selulosa

0,1 0,77

5

0,55 0,1 1 0,55 1 0,32

5

Suspending

agent

Propilenglikol 25 25 25 25 25 25 25 25 Wetting agent

Pipermint oil 4 tts 4 tts 4 tts 4 tts 4 tts 4 tts 4 tts 4 tts Perasa

Sorbitol 20 20 20 20 20 20 20 20 Pemanis

Asam

Benzoat

0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 Pengawet

Dapar fosfat

pH 6

0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 Pendapar

Aqua dest 100

mL

100

mL

100

mL

100

mL

100

mL

100

mL

100

mL

100

mL

Cairan

pembawa

Pembuatan sediaan suspensi

Timbang semua bahan, PGA

(pulvis gummi arabici) dilarutkan dengan

air sebanyak 7 kali beratnya dalam mortir,

hidroksietil selulosa ditaburkan kedalam air

panas sebanyak 20 kali beratnya dan

biarkan mengembang dalam mortir lain,

kemudian dicampur. ekstrak daun prasman

(Eupatorium triplinerve Vahl.) dilarutkan

dalam propilen glikol di mortir lain.

Kemudian ekstrak daun prasman

ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam

larutan PGA (pulvis gummi arabici) dan

hidroksietil selulosa aduk sampai homogen,

selanjutnya tambahkan sorbitol dan asam

benzoat aduk sampai homogen, tambahkan

dapar fosfat pH 6 dan perasa pipermint oil

aduk sampai homogen, ditambah dengan

aqua destilata hingga 100 mL.

Evaluasi sediaan suspensi

Uji organoleptis

Uji organoleptis dilakukan untuk

mengetahui hasil fisik suspensi ekstrak

etanol daun prasman (Eupatorium

triplinerve Vahl.) meliputi bentuk, bau, rasa

dan warna (Emilia dkk., 2013).

Uji pengukuran pH

Suspensi ekstrak etanol daun

prasman (Eupatorium Triplinerve Vahl.)

diukur menggunakan pH meter digital, alat

pH meter sebelumnya dikalibrasi terlebih

dahulu, suspensi dimasukkan kedalam

beaker glass, kemudian elektroda

dimasukkan kedalam sediaan selama 30

detik, catat hasil yang tertera pada pH

Page 5: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

meter(Sinila, 2016). Uji pengukuran pH

diamati selama 30 hari dan dievaluasi setiap

7 hari (Emilia dkk., 2013).

Uji viskositas

Uji viskositas sediaan suspensi

dilakukan menggunakan viskometer digital

dengan cara menyelupkan spindel pada

viskometer dalam 100 mL sediaan dengan

kecepatan yang sesuai, viskositas sediaan

dilihat pada skala dalam alat setelah

tercapai kestabilan. Untuk melihat stabilitas

dari sediaan, uji viskositas ini dilakukan

tiap 7 hari sekali selama 30 hari, standar

viskositas suspensi yaitu 37-396 mPas.

Volume sedimentasi

Suspensi ekstrak etanol daun

prasman disimpan pada gelas ukur 10 mL

selama 4 minggu tanpa gangguan, catat

volume awal (Vo), volume sedimentasi

dievaluasi setiap 7 hari tanpa pengadukan,

sampai tinggi sedimentasi konstan (Emilia

dkk., 2013). Menurut Anief, 1994 volume

sedimentasi (F) merupakan salah satu

parameter pengendapan dari suspensi.

Rumus volume sedimentasi yaitu:

Keterangan :

F :Volume sedimentasi (mL)

Vu :Volume akhir sedimentasi (mL)

V0 :Volume awal sediaan (mL)

Uji redispersibilitas

Uji redispersibilitas dilakukan

secara manual dengan cara suspensi hasil

pengujian volume sedimentasi diputar 180

°C dan dibalik keposisi semula, bernilai

100% jika suspensi terdispersi sempurna.

Apabila setiap pembalikan suspensi belum

terdispersi sempurna maka ada

pengurangan sebanyak 5% dari total

sediaan (Suena, 2015).

Analisis data

Analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah kuantitatif. Data yang

diperoleh dari evaluasi fisik sediaan

suspensi yakni viskositas, volume

sedimentasi dan redispersibilitas dianalisis

menggunakan softwere design expert versi

11.1.2.0 untuk mendapatkan formula yang

optimum. Dilakukan uji ANOVA, uji

ANOVA digunakan untuk melihat nilai

signifikansi viskositas, volume sedimentasi

dan redispersibilitas pada evaluasi fisik

sediaan suspensi, dikatakan signifikan jika

nilai p<0,05 dengan taraf kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinasi

Determinasi dilakukan di

laboratorium Biologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Ahmad Dahlan (UAD), tujuan

dilakukannya determinasi tanaman adalah

untuk memastikan kebenaran tanaman yang

digunakan dalam penelitian. Hasil

determinasi menyatakan bahwa tanaman

yang digunakan dalam penelitian

merupakan Eupatorium triplinerve Vahl.

Pembuatan Ekstrak

Pembuatan ekstrak dalam

penelitian ini menggunakan metode ektraksi

cara dingin yaitu maserasi, maserasi

bertujuan untuk menarik senyawa kimia

yang terkandung dalam tanaman. Saat

proses maserasi dilakukan pengadukan

setiap hari selama 60 menit, tujuan

pengadukan selama ekstraksi adalah untuk

mempercepat terjadinya keluarnya zat

metabolit dari matrik simplisia kecairan

penyari sehingga terjadi keseimbangan,

sedangkan apabila dalam keadaan diam

selama maserasi maka akan menyebabkan

turunnya perpindahan bahan aktif

(Istiqomah, 2013).

Tabel 4.1 Hasil ekstrak daun prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.)

Proses Berat simplisia

(g)

Berat ekstrak (g) Rendemen Ekstrak (%)

Maserasi 500 24,620 4,92

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 500 g

serbuk simplisia daun Prasman

menghasilkan ektrak sebanyak 24,620 g dan

rendemen ekstrak sebesar 4,92%.

Rendemen ekstrak merupakan

perbandingan dari berat ekstrak yang telah

didapat dan berat simplisia awal. Semakin

tinggi nilai rendemen yang dihasilkan

menunjukkan bahwa senyawa kimia yang

terkandung dalam simplisia banyak

F = 𝑉𝑢

𝑉𝑜

Page 6: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

sehingga ekstrak yang dihasilkan semakin

banyak (Fitri dkk, 2021). Serbuk simplisia

dimaserasi selama 5 hari dan remaserasi

selama 3 hari, tujuan dilakukannya remaseri

adalah untuk menyari senyawa yang belum

tersari. Filtrat hasil dari maserasi dan

remaserasi kemudian diupkan

menggunakan rotary evaporator untuk

menguapkan pelarutnya.

Penentuan formula suspensi ekstrak

daun Prasman (Eupatorium triplinerve

Vahl.)

Suspensi adalah suatu sediaan cair

yang mengandung partikel obat halus tidak

larut dalam cairan pembawa (Anggraeni,

2013). Dalam penelitian ini, suspensi

ekstrak daun Prasman dilakukan dengan

mengkombinasikan suspending agent PGA

dan hidroksietil selulosa, pemilihan

suspending agent PGA karena mempunyai

sifat mudah larut dalam air, dan dapat

menghasilkan larutan yang kental dan

tembus cahaya, serta tidak merubah struktur

kimia, dan bersifat alami (Anjani dkk,

2011), sedangkan hidroksietil selulosa

memiliki sifat yang tidak toksik, dapat

bercampur dengan banyak bahan,

mempunyai stabilitas dan viskositas yang

baik (Rowe et al, 2009). Optimasi

dilakukan dengan menggunakan softwere

Design Expert versi 11.1.2.0 dengan

metode yang digunakan adalah Simplex

Lattice Design. Penentuan formula awal

sediaan suspensi yaitu menentukan

komponen yang digunakan serta rentang

kosentrasinya. Komponen yang digunakan

yaitu PGA dengan rentang kosentrasi 5-

10% dan hidroksietil selulosa dengan

rentang kosentrasi 0,1-1%. Selanjutnya data

dimasukkan kedalam softwere Design

Expert versi 11.1.2.0 menggunakan metode

Simplex Lattice Design kemudian diperoleh

8 formula dan respon yang dilakukan untuk

menentukan formula optimum meliputi

viskositas, volume sedimentasi dan

redispersibilitas.

Evaluasi sifat fisik suspensi ekstrak

daun prasman

Uji organoleptis Pengamatan organoleptis sediaan

suspensi ekstrak daun Prasman

(Eupatorium triplinerve Vahl.) dilakukan

selama 30 hari dan dievaluasi setiap 7 hari

hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel

4.3

Tabel 4.3 Hasil uji organoleptis suspensi

Formula Parameter Hari ke-

0 7 14 21 30

I. Warna Hijau muda

(++)

Hijau muda

(+)

Hijau muda

(+)

Hijau muda

(+)

Hijau

muda (+)

Bau Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

II. Warna Hijau muda

(++)

Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau

muda (+) Hijau

muda (+) Bau Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

III. Warna Hijau muda

(++) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau

muda (+) Bau Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

IV. Warna Hijau muda

(++) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau

muda (+) Bau Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

V. Warna Hijau muda

(++) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau

muda (+) Bau Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

VI. Warna Hijau muda

(++) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau

muda (+) Bau Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

VII. Warna Hijau muda

(++) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau muda

(+) Hijau

muda (+) Bau Aromatik Aromatik Aromatik Aromatik Aromatik

Page 7: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

khas mint khas mint khas mint khas mint khas mint

VIII. Warna Hijau muda

(++) Hijau muda

(+) Hijau

muda(+) Hijau muda

(+) Hijau

muda(+) Bau Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Aromatik

khas mint

Keterangan : ++ = Pekat

+ = Tidak pekat

Pengamatan uji organoleptis dilakukan

untuk mengetahui bau dan warna dari

sediaan suspensi serta melihat adanya

perubahan selama penyimpanan. Tujuan

dilakukannya pengamatan 30 hari adalah

untuk melihat adanya stabilitas warna dan

bau pada sediaan suspensi selama

penyimpanan. Dalam penelitian ini

pengamatan pada hari ke-0 sampai hari ke-

30 dari ke-8 formula tersebut tidak ada

perubahan yang signifikan selama

penyimpanan atau dapat dikatakan stabil

selama penyimpanan.

Uji pH Uji pH merupakan parameter

fisikokimia pada sediaan, karena Ph

berkaitan dengan efektivitas zat aktif dan

stabilitas suspensi. Uji pH dilakukan

menggunakan pH meter untuk mengetahui

keasaman dan kebasaan suatu sediaan.

(Sabdowati, 2015). Dalam penelitian ini ada

penambahan pendapar yaitu dapar phospat,

dimana tujuan dari penambahan pendapar

yaitu untuk menjaga stabilitas pH selama

penyimpanan.

Pengukuran pH sediaan suspensi ekstrak

daun Prasman (Eupatorium triplinerve

Vahl.) dilakukan selama 30 hari dan

dievaluasi setiap 7 hari, hasil pengukuran

pH dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Grafik nilai pH sediaan suspensi

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa

pengukuran pH dari hari ke-0 sampai hari

ke-30 memiliki nilai pH yang sama yaitu 5,

hal ini dikarenakan dalam pembuatan

suspensi ada penambahan dapar phospat,

sehingga suspensi yang dihasilkan pHnya

stabil selama penyimpanan. pH optimum

suspensi berkisar antara 5-6 (Ansel, 2014).

Dengan demikian suspensi ekstrak daun

Prasman stabil dalam penyimpanan karena

tidak ada perubahan pH selama

penyimpanan.

Uji Viskositas

Pengujian viskositas penting

dilakukan karena viskositas memberikan

tahanan dari suatu suspensi untuk mengalir

serta merupakan salah satu parameter fisik

yang harus diamati, sebab viskositas dapat

mempengaruhi kemampuan redispersi,

dosis dan kemudahan dituang. Viskositas

yang terlalu tinggi tidak diharapkan karena

akan menyebabkan kesulitan suspensi saat

dituang dan sulit terdispersi kembali

(Artania dkk, 2020).

Berdasarkan data hasil, terdapat 3

formula yang tidak memenuhi persyaratan

0

2

4

6

Harike-0

Harike-7

Harike-14

Harike-21

Harike-30

pH

Waktu pengamatan

Nilai pH

Formula I

Formula II

Formula III

Formula IV

Formula V

Formula VI

Page 8: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

yaitu formula I, IV, dan VIII karena

memiliki nilai viskositas kurang dari 37 cP,

persyaratan viskositas menurut SNI yaitu

37-396 cP. Tipe aliran pada suspensi

ekstrak daun prasman merupakan aliran

pseudoplastis, dimana shearing rate dan

shearing stress tidak memiliki hubungan

linear, dan viskositasnya berubah-ubah.

Tipe aliran pseudoplastis mengandung

partikel-partikel asimetri dengan berbagai

titik kontak yang menyususn suatu jaringan

tiga dimensi diseluruh sampel. Oleh karena

itu, pada keadaan diam struktur ini

memberikan bentuk yang rigid pada sampel

(menyerupai seperti gel), sedangkan ketika

sampel dituang atau ditekan keluar dari

wadah (diberikan gaya), aliran mulai terjadi

karena strktur tiga dimensi yang rigid

tersebut mulai pecah (titik kontak

terganggu) dan partikel-partikel mulai

berbaris. Sifat aliran pseudoplastis memiliki

konsistensi yang cukup tinggi dalam

wadah, tetapi dapat dituang dan disebar

dengan mudah (Melian, 2018).

Analisis statistik ANOVA yang

diperoleh dari respon viskositas

menghasilkan nilai signifikansi 0,0001 atau

p<0,05 yang artinya peningkatan atau

penurunan kosentrasi PGA dan hidroksietil

selulosa berpengaruh signifikan terhadap

nilai viskositas. Nilai R-Squared yang

diperoleh yaitu 0,9817.Nilai R-squared

mendekati 1 menunjukkan bahwa data hasil

respon semakin mendekati model. Dari

hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa

adanya hubungan signifikan antara

komponen yang divariasi dengan respon.

Komponen yang divariasi adalah PGA dan

hidroksietil selulosa memberikan respon

terhadap viskositas supensi. Berikut adalah

persamaan komponen yang divariasi

dengan respon tertera pada persamaan 4.1 Y= 28,09 (A) + 65,65 (B) + 3,45 (AB)..(4.1)

Keterangan :

Y = Volume sedimentasi

A = Proporsi PGA

B = Proporsi Hidroksietil selulosa

Nilai koefisien komponen A

(PGA), komponen B (Hidroksietil selulosa)

dan proporsi campuran komponen A dan B

bernilai positif, hal ini berarti bahwa

persamaan regresi diatas menunjukkan efek

yang diharapkan, dimana apabila komponen

ditingkatkan akan menghasilkan respon

yang meningkat juga. Besaran angka

menunjukkan besarnya pengaruh komponen

terhadap respon (Yu et al., 2015) Berikut

adalah bentuk grafik yang diperoleh:

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara komponen

dengan viskositas

Gambar 4.3 menunjukan adanya

hubungan antara komponen A (PGA) dan

komponen (B) hidroksietil selulosa. Nilai

koefisien pada komponen A yaitu +28,09,

dan komponen B +65,65, yang berarti

bahwa penggunaan hidroksietil selulosa

sebagai suspending agent tunggal memiliki

efek yang dominan untuk meningkatkan

viskositas, semakin banyak kosentrasi

hidroksietil selulosa yang digunakan dalam

sediaan maka nilai viskositas semakin

tinggi. Sehingga peningkatan viskositas

yang dihasilkan hidroksietil selulosa lebih

besar dibandingkan dengan PGA, dan

interaksi antara komponen A dan B bernilai

positif (+3,45), hal ini menunjukkan bahwa

apabila kosentrasi komponen A dan B

ditingkatkan maka nilai respon akan

meningkat, sehingga nilai viskositas akan

semakin tinggi.

Uji volume sedimentasi

Pengamatan volume sedimentasi

dilakukan untuk mengetahui tinggi sedimen

yang terbentuk dari sediaan yang

sebelumnya didispersikan secara sempurna

dan didiamkan selama 30 hari (Wahyuni,

dkk, 2017).

Berdasarkan hasil data, volume sedimentasi

yang terbentuk selama penyimpanan 30 hari

Page 9: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

berkisar antara 0,06-0,1 mL, dari ke 8

formula memiliki nilai volume sedimentasi

memenuhi persyaratan, karena volume

sedimentasi yang terbentuk <1.

Analisis statistik ANOVA yang

diperoleh dari respon volume sedimentasi

menghasilkan nilai signifikansi 0,0017 atau

p<0,05 yang artinya peningkatan atau

penurunan kosentrasi PGA dan hidroksietil

selulosa berpengaruh signifikan terhadap

nilai volume sedimentasi. Nilai R-Squared

yang diperoleh yaitu 0,9227. Nilai R-

squared mendekati 1 menunjukkan bahwa

data hasil respon semakin mendekati model.

Dari hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa hubungan signifikan antara

komponen yang divariasi dengan respon.

Komponen yang divariasi adalah PGA dan

hidroksietil selulosa memberikan respon

terhadap volume sedimentasi supensi.

Berikut persamaan hubungan antara respon

dengan komponen yang divariasi tertera

pada persamaan 4.2: Y= 0,0535 (A) + 0,1002 (B) + 0,0173

(AB)................(4.2)

Keterangan :

Y = Volume sedimentasi

A = Proporsi PGA

B = Proporsi Hidroksietil selulosa

Nilai koefisien komponen A

(PGA), komponen B (Hidroksietil selulosa)

dan proporsi campuran keduanya (AB)

bernilai positif, hal ini berarti bahwa

persamaan regresi diatas menunjukkan efek

yang diharapkan, dimana apabila komponen

ditingkatkan akan menghasilkan respon

yang meningkat juga. Berikut adalah bentuk

grafik yang diperoleh:

Gambar 4.3 Grafik hubungan antara komponen

dengan volume sedimentasi

Gambar 4.3 Menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara komponen A

(PGA) dan komponen B (hidroksietil

selulosa), nilai koefisien komponen A yaitu

+0,0535, komponen B +0,1002, dapat

dilihat bahwa komponen B memberikan

pengaruh paling dominan untuk

meningkatkan rasio volume sedimentasi

karena hidroksietil selulosa memiliki

viskositas yang tinggi. Meningkatnya

viskositas berpengaruh dalam rasio volume

sedimentasi dimana semakin tinggi nilai

viskositas rasio volume sedimentasi yang

dihasilkan besar. Sedangkan komponen

PGA tidak terlalu berpengaruh terhadap

volume sedimentasi sediaan karena

memiliki viskositas yang rendah. interaksi

antara komponen A dan B bernilai positif

(+0,0173), hal ini menunjukkan bahwa

apabila kosentrasi komponen A dan B

ditingkatkan maka nilai respon akan

meningkat, sehingga volume sedimentasi

akan semakin tinggi.

Uji Redispersibilitas

Pengujian redispersibilitas

bertujuan untuk mengetahui kemampuan

suspensi setelah terjadi pengendapan untuk

terdispersi secara sempurna dengan

pengocokan minimum. Uji redispersibilitas

merupakan salah satu parameter yang harus

dilakukan dalam penelitian untuk menjamin

keseragaman suatu sediaan.

Redispersibilitas juga dipengaruhi oleh nilai

viskositas, apabila suatu sediaan memiliki

viskositas yang tinggi maka kemampuan

redispersibilitas semakin rendah sehingga

Page 10: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

sedimen membentuk caking dan dosisnya

tidak homogen (Anggraeni, 2013).

Berdasarkan data hasil pengujian

redispersibilitas bahwa ke 8 formula

suspensi memiliki kemampuan untuk

terdispersi kembali dengan mudah, Jumlah

putaran untuk mendispersikan kembali

sediaan suspensi 1x putaran (180°), hasil

pengujian redispersi pada uji

redispersibilitas setiap pengulangan akan

menurunkan nilai redispersi sebesar 5%,

dari ke 8 formula memiliki nilai redispersi

yang baik, dimana suspensi mudah untuk

terdispersi kembali dan tidak terjadi caking

pada sediaan, sehingga formula ini

termasuk dalam suspensi tipe flokulasi.

Analisis statistik ANOVA yang

diperoleh dari respon redispersibilitas

menghasilkan nilai signifikansi 0,0102 atau

p<0,05 yang artinya peningkatan atau

penurunan kosentrasi PGA dan hidroksietil

selulosa berpengaruh signifikan terhadap

redispersibilitas. Nilai R-Squared yang

diperoleh yaitu 0,8402. Nilai R-squared

mendekati 1 menunjukkan bahwa data hasil

respon semakin mendekati model. Dari

hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa

hubungan signifikan antara komponen yang

divariasi dengan respon. Komponen yang

divariasi adalah PGA dan hidroksietil

selulosa memberikan respon terhadap

redispersibilitas supensi. Berikut persamaan

hubungan antara respon dengan komponen

yang divariasi tertera pada persamaan 4.3: Y= 95,74 (A) + 82,40 (B) – 8,63 (AB)...(4.3)

Keterangan :

Y = Redispersibilitas

A = Proporsi PGA

B = Proporsi Hidroksietil selulosa

Nilai koefisien komponen A

(PGA), komponen B Hidroksietil selulosa

bernilai positif dan proporsi campuran

keduanya (AB) bernilai negatif, hal ini

berarti bahwa persamaan regresi diatas

menunjukkan efek yang diharapkan,

dimana apabila komponen diturunkan akan

menghasilkan respon yang menurun juga.

Nilai negatif menunjukkan efek yang

antagonis antara komponen dan respon,

besaran angka yang diperoleh menunjukkan

besarnya pengaruh komponen terhadap

respon. Berikut adalah bentuk grafik yang

diperoleh:

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara komponen

dengan redispersibilitas

Gambar 4.4 Menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara komponen A

(PGA) dan komponen B (hidroksietil

selulosa), nilai koefisien komponen A yaitu

+95,74, komponen B +82,40, hal ini

menunjukkan bahwa PGA memberikan

pengaruh yang paling dominan dibanding

dengan hidroksietil selulosa karena PGA

memiliki nilai viskositas yang rendah,

sehingga sediaan mudah untuk terdispersi

kembali, sedangkan hidroksietil selulosa

memilki nilai koefisien lebih kecil dari

PGA hal ini dikarenakan semakin tinggi

penggunaan hidroksietil selulosa maka hasil

redispersibilitas semakin rendah, viskositas

yang tinggi sulit untuk terdispersi, dan

interaksi komponen A dan B memiliki nilai

koefisien –8,63, yang artinya bahwa

interaksi komponen A dan B dapat

menurunkan redispersibilitas sediaan

suspensi.

Penentuan Formula optimum

Penentuan formula optimum

dilakukan dengan menganalisis hasil

pengujian sifat fisik sediaan menggunakan

softwere Design Expert versi 11.1.2.0 untuk

mendapatkan grafik setiap respon sehingga

didapatkan formula yang optimum.

Parameter yang dioptimasi pada penelitian

ini meliputi viskositas, volume sedimentasi

dan redispersibilitas. Optimasi dilakukan

dengan menentukan target atau goal yang

ingin dicapai dalam memperoleh formula

optimum. Target atau goal yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah

Page 11: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

viskositas, volume sedimentasi dan

redispersibilitas. viskositas dibuat goal

minimaze karena diharapkan sediaan

suspensi tidak terlalu kental sehingga

mudah untuk didispersikan kembali,

redispersibilitas dibuat goal maximize

karena diharapkan suspensi mempunyai

kemampuan terdispersi secara sempurna

dengan penggojokan yang minimum dan

volume sedimentasi dibuat goal maximize

karena diharapkan suspensi yang dihasilkan

memiliki nilai volume sedimentasi

maksimal. Saran yang ditawarkan dari hasil

analisis memiliki tingkat desirability dalam

bentuk grafik yang tertera pada gambar 4.5

. Nilai desirability merupakan nilai yang

menggambarkan suatu model yang

digunakan terhadap target yang diinginkan,

dimana nilai desirability yang baik yaitu

nilai yang mendekati 1 (Damayanti et al.,

2018).

Gambar 4.5 Kurva desirability sediaan suspensi

ekatrak daun Prasman (Eupatorium

triplinerve Vahl.)

Gambar 4.5 menunjukkan formula

optimum dengan komposisi PGA 6,25% :

hidroksietil selulosa 0,775% dengan nilai

desirability tertinggi yaitu 0,579. Nilai

desirability ini berarti kemampuan untuk

memprediksi sifat fisik formula optimum

bernilai sekitar 58%. Selain memprediksi

formula optimum softwere design expert

juga memberikan nilai respon yang

diprediksikan dari formula optimum. Nilai

prediksi viskositas sebesar 38,002 cP

volume sedimentasi 0,068 mL dan

redispersibilitas sebesar 90,842%. Formula

optimum yang diperoleh selanjutnya

dilakukan verifikasi formula dengan

membuat kembali formula yang disarankan

oleh softwere Design Expert dengan metode

Simplex Lattice Design dan diuji sifat

fisiknya untuk membuktikan dan

memverifikasi data yang diprediksi oleh

softwere tersebut dan untuk melihat apakah

hasil yang didapat sesuai atau tidak.

KESIMPULAN

Dari hasil data penelitian yang telah

dilakukan, maka dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa didapatkan formula

optimum dari komposisi kombinasi PGA

dan hidroksietil selulosa pada pembuatan

suspensi berdasarkan parameter uji

viskositas, volume sedimentasi dan

redispersibilitas menggunakan metode

simplex lattice design dengan perbandingan

PGA 6,25% : Hidroksietil selulosa 0,775%

dengan nilai desirability 0,579. Dan

penambahan suspending agent PGA dan

hidroksietil selulosa serta interaksi kedua

komponen tersebut memberikan pengaruh

positif dalam meningkatkan sifat fisik

suspensi seperti viskositas, volume

sedimentasi dan redispersibilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, B. dwi (2013) ‘Optimasi

Formula Suspensi Siprofloksasin

Menggunakan Kombinasi Pulvis

Gummi Arabici (PGA) dan

Hydroxypropil Methilcellulose

(HPMC) dengan Metode Desain

Faktorial’.

Anjani, M. R. et al. (2011) ‘Formulasi

Suspensi Siprofloksasin Dengan

Suspending Agent Pulvis Gummi

Arabici Dan Daya Antibakterinya’,

12(1), pp. 26–32.

Ansel H.C., and Allen L.V., Popovich N.G.,

2014, Bentuk Sediaan Farmasetis

& Sistem Penghantaran Obat,

Diterjemahkan oleh Lucia Hendriati

dan Kuncoro Foe, Edisi

Kesembilan, Penerbit Buku

Kedokteran EGC,

Jakarta.

Artania, N., Harta, I. and Pratama, G.

(2020) ‘Optimasi Propilenglikol

Dalam Sediaan Sirup Obat Batuk

Ekstrak Rimpang Jahe’, Jurnal

Kimia, 14(2), p. 185.

Page 12: OPTIMASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN …

Naskah Publikasi Sarjana Farmasi

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Badrunasar, A. and Santoso, H. B. (2016)

Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat.

Bahri, M. C. (2016) ‘Optimasi Emulgator

Pada Lotion Repelan Ekstrak N-

Heksana Batang Serai Wangi

(Cymbopogon Nardus L) : Studi

Eksperimental Metode Simplex

Lattice Design’, Universitas Islam

Sultan Agung.

Damayanti et al. (2018) ‘The formulation

of pacing (Costus speciosus) extract

tablet by using Avicel®PH 200 as

filler-binder and amylum as

disintegration agent’, Indonesian

Journal of Pharmacy, 29(1), pp. 29–

36. doi:

10.14499/indonesianjpharm29iss1pp

29. Emilia, Taurina, W. and Fahrurroji, A.

(2013) ‘Formulasi Dan Evaluasi

Stabilitas Fisik Suspensi Ibuprofen

Dengan Menggunakan Natrosol Hbr

Sebagai Bahan Pensuspensi’, media

farmasi indonesia, 8(2), pp. 585–595.

Fitri, D. R., Syafei, D. and Sari, C. P.

(2021) ‘Karakteristik Nanopartikel

Ekstrak Etanol 70 % Daun Jarak

Pagar ( Jatropha Curcas L .) dengan

Metode Gelasi Ionik’, 13(1).

Florensita, stevani H. (2017) ‘Pengaruh

Jenis Suspending Agent PGA,PGS

Dan Tragakan’, Sediaan Farmasi,

pp. 1–8.

Istiqomah (2013) Perbandingan Metode

Ekstraksi Maserasi Dan Sokletasi

Terhadap Kadar Piperin Buah

Cabe Jawa (Piperis retrofracti

fructus), International Journal of

Immunopharmacology. doi:

10.1016/0192-0561(91)90052-9.

Melian, E. (2018) ‘Formulasi Kaolin Facial

Wash dengan Variasi Kosentrasi

Sodium Laurileter Lulfat (SLES)

dan Uji Daya Bersih Terhadap

Bakteri Penyebab Jerawat

(Propionibacterium acnes)’, Skripsi.

Munte, L., Runtuwene, M. R. and

Citraningtyas, G. (2015) ‘Aktivitas

Antioksidan Dari Ekstrak Daun

Prasman (Eupatorium triplinerve

Vahl.)’, Pharmacon, 4(3), pp. 41–50.

doi: 10.35799/pha.4.2015.8836.

Nurlisani et al. (2019) ‘Formulasi Dan

Evaluasi Sediaan Suspensi

Ketoprefen Menggunakan

Perbandingan Konsentrasi

Suspending Agent Xantan Gum’,

Proceeding of Sari Mulia

University Pharmacy National

Seminars, I, pp. 66–74.

Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of

Pharmaceutical Excipients, 6th Ed,

The Pharmaceutical Press, London.

Sabdowati, R. A. (2019) ‘Uji Stabilitas

Spironolakton Terhadap Perubahan

pH dengan Menggunakan

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

(KCKT)’, Jurnal Farmasi

Indonesia, 16(1), pp. 8–13. doi:

10.31001/jfi.v16i1.450.

Sinila, S. (2016) Farmasi Fisika. Jakarta:

pusdik SDM kesehatan. Available

at:http://library1.nida.ac.th/termpap

er6/sd/2554/19755.pdf.

Suena, N. M. D. S. (2015) ‘Evaluasi Fisik

Sediaan Suspensi Dengan Kombinasi

Suspending Agent PGA dan CMC-

Na’, Jurnal Ilmiah Medicamento,

1(1), pp. 33–38. doi:

10.36733/medicamento.v1i1.724.

Ulfa, F., Wirasti and Rejeki, H. (2019)

‘Karakterisasi Nanopartikel Sediaan

Suspensi Ekstrak Etanol Daun

Afrika ( Vernonia amygdalina Del

.)’, pp. 1–13.

Wahyuni, R., Yunalti, S. and Syofyan

(2017) ‘Formulasi dan evaluasi

stabilitas fisik suspensi ibuprofen

menggunakan kombinasi polimer

serbuk gom arab dan natrium

karboksimetilselulosa’, jurnal

farmasi higea, vol 9 no 1, pp. 56–67.

Yu, H. Yue, H. dan Halling, P. (2016). A

Two-loop Optimization Strategy for Multi objective Optimal

Experimental Design. IFAC-

PapersOnline. 49. 803-808.