12
A. JUDUL : OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA BEDA KUALITAS UNTUK MEMENUHI KRITERIA PERMINTAAN KONSUMEN DI PT ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN. B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Batubara merupakan suatu lapisan yang padat,yang pembentukannya dan penyebarannya dapat terjadi secara horisontal maupun vertikal,dan merupakan suatu lapisan yang heterogen. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka batubara mempunyai kualitas yang berbeda-beda meskipun tempat terbentuknya terdapat pada satu tempat. Dengan adanya beda kualitas ini agar batubara yang mempunyai kualitas rendah dapat dimanfaatkan, maka dilakukan kegiatan blending atau pencampuran antara batubara kualitas tinggi dengan batubara kualitas rendah. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka penulis tertarik untuk meneliti percampuran yang tepat antara batubara kualitas tinggi dengan batubara kualitas rendah untuk memenuhi kebutuhan batubara sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh konsumen dengan memperhatikan 6 parameter dari batubara yaitu : kandungan air bawaan,kandungan abu,zat terbang,karbon tertambat,kandungan sulfur,dan nilai kalor. C. TUJUAN PENELITIAN

Optimasi Pencampuran Batubara Kualitas Rendah Dengan Kualita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal tambang3

Citation preview

Page 1: Optimasi Pencampuran Batubara Kualitas Rendah Dengan Kualita

A. JUDUL : OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA BEDA

KUALITAS UNTUK MEMENUHI KRITERIA

PERMINTAAN KONSUMEN DI PT ADARO INDONESIA

KALIMANTAN SELATAN.

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Batubara merupakan suatu lapisan yang padat,yang pembentukannya dan

penyebarannya dapat terjadi secara horisontal maupun vertikal,dan merupakan

suatu lapisan yang heterogen. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka

batubara mempunyai kualitas yang berbeda-beda meskipun tempat terbentuknya

terdapat pada satu tempat. Dengan adanya beda kualitas ini agar batubara yang

mempunyai kualitas rendah dapat dimanfaatkan, maka dilakukan kegiatan

blending atau pencampuran antara batubara kualitas tinggi dengan batubara

kualitas rendah. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka penulis tertarik

untuk meneliti percampuran yang tepat antara batubara kualitas tinggi dengan

batubara kualitas rendah untuk memenuhi kebutuhan batubara sesuai dengan

kriteria yang diinginkan oleh konsumen dengan memperhatikan 6 parameter dari

batubara yaitu : kandungan air bawaan,kandungan abu,zat terbang,karbon

tertambat,kandungan sulfur,dan nilai kalor.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan yang tepat

antara batubara kualitas rendah dengan batubara kualitas tinggi untuk di blending

sehingga didapatkan kualitas batubara sesuai yang diinginkan oleh konsumen.

D. DASAR TEORI

1. Genesa Batubara

Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa macam

tumbuhan yang merupakan material organik dan telah mengalami dekomposisi

atau penguraian oleh adanya proses biokimia dan geokimia sehingga berubah baik

sifat fisik maupun sifat kimianya.

Page 2: Optimasi Pencampuran Batubara Kualitas Rendah Dengan Kualita

Genesa batu bara berdasarkan tempat terjadinya dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Teori Insitu

Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadinya ditempat dimana

tumbuh-tumbuhan itu berada (terjadi di tempat itu juga) yang

mempunyai ciri-ciri sbb : Penyebarannya luas,dan kualitasnya baik

(karena kadar abunya rendah).

2. Teori Drift

Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara ,terjadinya ditempat lain dari

tumbuh-tumbuhan asal itu berada karena sudah tertransportasi,yang

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ; penyebarannya tidak luas tetapi

banyak, kualitasnya kurang baik karena banyak mengandung pengotor.

2. Parameter Kualitas Batubara

Untuk mengetahui kualitas dari batu bara maka dapat diketahui dengan

menggunakan parameter-parameter dari batubara. Parameter-parameter dari

batubara adalah sbb :

1. Kandungan Air.

Kandungan air dalam batubara secara umum ada dua yaitu air

permukaan (free moisture) dan kandungan air bawaan (inherent

moisture). Kandungan air permukaan secara mekanisterdapat dalam

permukaan dan retakan-retakan serta kapiler-kapiler besar (makro

kapiler) batubara dan mempunyai tekanan gas normal. Jumlah

kandungan air bebas secara prinsip tergantung dari kondisi yaitu dari

lembab sampai kering. Hal tersebut juga tergantung dari

penambangan ,benefisiasi ,transportasi,penanganan dan penyimpanan

juga distribusi ukuran butirnya.

Kandungan air bawaan berada pada mikro pori, yang mempunyai

tekanan lebih rendah dari tekanan uap normal. Kandungan air bawaan

ini penting diketahui,karena dapat digunakan untuk mengindikasi

peringkat batubara . Batubara makin tinggi kandungan air

bawannnya,peringkatnya makin rendah.

Page 3: Optimasi Pencampuran Batubara Kualitas Rendah Dengan Kualita

2. Kandungan Abu.

Seperti telah diketahui bahwa kandungan Batu bara terdiri dari 3 unsur

yaitu : air,material batu bara (Coal matter) dan material bukan batu

bara (mineral matter).

Mineral matter terdiri atas 2 macam yaitu mineral matter bawaan

(inherent mineral matter) serta material mineral dari luar batu bara

(extraneous mineral matter). Inherent mineral matter berhubungan

dengan tumbuh-tumbuhan yang hidup di rawa-rawa dan sulit

dipisahkan dari batu bara,biasanya berjumlah 0,5 – 1,0 %. Extraneous

Mineral Matter terjadi saat terambil waktu penambangan (parting),

yang terbawa waktu terjadi banjir ke lapisan batubara pada waktu

pembentukannya. Extraneous Mineral Matter dapat dipesahkan dari

batubara dengan proses pencucian.

Jika Batubara dipanaskan maka mineral matter tersebut akan

mengalami perubahan secara kimia menjadi abu.

Perubahan secara kimia tersebut antara lain sebagai berikut :

Kehilangan air dari senyawa-senyawa yang mengandung

hidrogen

Kehilangan CO2 dari karbonat.

Oksidasi FeS2 menjadi besi sulfida dan magnesium oksida.

Penguapan dan penguraian dari alkali chloride.

Secara umum untuk memperkirakan jumlah mineral matter dapat

dicari dengan menggunakan rumus sbb :

MM = 1,1 x Kandungan Abu

Atau

MM = 1,08 + 0,55 S

Ket :

MM = mineral matter

A = Kandungan abu

S = Kandungan sulfur

Page 4: Optimasi Pencampuran Batubara Kualitas Rendah Dengan Kualita

3. Zat Terbang.

Zat terbang terdiri dari Combustible gasses (gas-gas yang mudah

terbakar) seperti gas hidrogen, CO, dan CH4 serta gas-gas yang dapat

dikondensasikan seperti tar dengan sejumlah kecil gas-gas yang tidak

terbakar seperti CO2 dan air yang terbentuk karena hasil dehidrasi dan

kalsinasi.

Zat terbang juga dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan

peringkat batubara.

Pengaruhnya dalam preparasi batubara adalah jika kandungan zat

terbang tinggi (>24 %) maka batubara akan mudah terbakar. Untuk

mengatasi hal tersebut sebaiknya batubar tidak dilakukan penggerusan

terlalu halus,karena sangat berpotensi untuk mudah meledak.

4. Karbon Tetap (Fixed Carbon).

Sebagai komponen dari analisa proksimat, Fixed Carbon dihitung dari

FC = 100 – ( A + VM + IM ).

Rasio Fixed carbon dengan Volatile matter (zat terbang) disebut

dengan “FR” (Fuel Ratio). FR juga dapat digunakan sebagai pegangan

untuk menentukan peringkat batubara.

5. Nilai Kalor.

Nilai kalor dari batubara merupakan jumlah panas dari komponen yang

terbakar seperti karbon, hidrogen, dan sulfur dikurangi dengan panas

reaksi eksotermis atau endotermis yang terjadi dari pembakaran

komponen pengotor.

6. Kandungan Sulfur.

Sulfur merupakan zat pencemar,maka adanya sulfur yang tinggi sangat

tidak dikehendaki.

Ada 3 macam bentuk sulfur yaitu :

Pyritic Sulfur (FeS2) biasanya berjumlah 20 – 80 % dari total

sulfur dan berasosiasi dengan abu batubara.

Page 5: Optimasi Pencampuran Batubara Kualitas Rendah Dengan Kualita

Organic Sulfur biasanya berjumlah relatif dan bervariasi antara

20 – 80 % dari total sulfur. Sulfur Organik terikat secara kimia

dengan substansi atau zat-zat lain.

Sulphate sebagaian besar terdiri dari kalsium sulfat dan besi

sulfat.

3. Blending.

Blending atau pencampuran adalah penggabungan atau penimbunan secara

bersamaan dan terus menerus dalam waktu tertentu dari dua atau lebih material

(batubara beda kualitas), yang dianggap mempunyai komposisi yang konstan

(parameter kualitas konstan) dan terkontrol proporsinya.

Dalam hal ini pencampuran dilakukan terhadap batubara yang berbeda

kualitasnya,sehingga kualitas batubara hasil campuran merupakan perpaduan dari

semua parameter kualitas batubara yang dicampur atau dengan kata lain batubara

dengan kualitas rendah akan menjadi lebih baik dan dapat memenuhi batasan-

batasan persyaratan untuk memenuhi permintaan konsumen.

Pencampuran batubara dilakukan terhadap batubara yang terdiri dari dua jenis

kualitas batubara pada area penimbunan tersebut dengan perbandingan tertentu

sehingga didapatkan hasil blending atau pencampuran yang sesuai dengan

permintaan konsumen.

Pencampuran batubara supaya didapatkan hasil yang sesuai dengan yang

diinginkan dengan komposisi yang seragam dan homogen ,secara teorotis

parameter kualitasnya campurannya dapat dideteksi dapat didekati dengan

persamaan sbb :

Kc =

Xc = X1 + X2 + ... + Xn

Page 6: Optimasi Pencampuran Batubara Kualitas Rendah Dengan Kualita

Keterangan :

Kc = Kualitas batubara campuran.

Xc = Berat total batubara campuran.

K1,K2,...,Kn = Kualitas dari masing-masing batubara yang akan dicampur.

X1,X2,...,Xn = Berat dari masing-masing batubara yang akan dicampur.

E. PENYELESAIAN MASALAH.

Untuk menyelesaikan masalah ini maka yang dilakukan adalah sebagai berikut

1.Pengumpulan Data

a. Data-data yang berhubungan dengan penelitian, yang meliputi antara lain:

Data curah hujan.

Data cadangan batubara.

Data kualitas umum batubara

Data kualitas batu bara yang diinginkan oleh konsumen

Data jumlah produksi batubara berdasarkan kualitasnya.

Data kualitas batubara dilapangan.

2. Analisa

Analisa dilakukan di Laboratorium untuk mengetahui kualitas dari batubara

tersebut dan mencari komposisi blending yang tepat dari data-data yang ada.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Studi Literatur

Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data

di lapangan, adapun bahan-bahan diperoleh dari Instansi yang terkait dengan

penelitian ini dan perpustakaan kampus dan daerah yang mana dapat berupa :

a. Literatur

b. Brosur-brosur

c. Karya-karya ilmiah,dll.

2. Penelitian Langsung di lapangan

Page 7: Optimasi Pencampuran Batubara Kualitas Rendah Dengan Kualita

Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

a. Observasi lapangan

Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas

serta kesampaian daerah serta mencocokkan dengan data-data yang

diperoleh.

b. Pengambilan conto dilapangan.

Yaitu dengan mengambil conto yang ada dilapangan untuk nantinya

dianalisa di laboratorium.

c. Cek kembali perumusan masalah

Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa yang telah di

dapat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan.

3. Pengambilan Data

Dalam penelitian ini pengambilan data diperoleh dari :

Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara lisan

maupun dokumen.

Instansi yang terkait, seperti P3TM dan pusat informasi lainnya

Perpustakaan, baik perpustakaan kampus UPN “Veteran” maupun

perpustakaan daerah.

4. Akuisisi Data

Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data, diantaranya :

Pengumpulan dan pengelompokan data

Menghitung jumlah data dengan metode statistik

5. Mengolah Data

Data-data yang telah diperoleh akan diolah, sehingga masalah yang ada dalam

hal ini komposisi blending yang tepat dapat terselesaikan.

Page 8: Optimasi Pencampuran Batubara Kualitas Rendah Dengan Kualita

DAFTAR PUSTAKA

1. Charles G. Schofield “Homogenization/Blending System Design And Control For Mineral Processing”, 1st Edition,Trans Tech Publication, Clausthere Zellerfeld Federal Republic of Company, 1978.

2. H.C. Rance, “Coal Quality Parameters and Their Influence In Coal Utilization” Shell International Petroleum Co.Ltd.

3. Samuel,M.C, Element Of Practical Coal Mining”, SME,AIME, Inc, New York, 1973.

4. Sukandar Rumidi ,Ir ,Msc, Phd , “Batubara Dan Gambut “ Gajah Mada University, Press, 1995.