Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
MELALUI INTEGRASI DATA KESEHATAN MENUJU
DEPOK SMART HEALTHY CITY
DISUSUN OLEH:
NAMA : DR. SIDIK MULYONO, B. ENG., M. ENG.
NDH : 52
INSTANSI : DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KOTA DEPOK
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL
TINGKAT II ANGKATAN XXIV
TAHUN2019
I
FORM PERSETUJUAN SEMINAR
PKN TK II ANGKATAN XXIV TAHUN 2019
Nama Peserta : Dr. Ir. SIDIK MULYONO, M. Eng
NDH : 52
Instansi : PEMERINTAH KOTA DEPOK
Nama Mentor : drg. HARDIONO, SP. BM
Jabatan : SEKRETARIS DAERAH
Nama Coach : Dra. SINTA DAME SIMANJUNTAK, MA
Nama Narasumber : ERFI MUTHMAINAH, SS, MA
Gagasan Perubahan : OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
MELALUI INTEGRASI DATA DATA KESEHATAN
MENUJU DEPOK SMART HEALTHY CITY
Jakarta, Desember 2019
Disetujui Oleh,
Narasumber/Penguji,
ERFI MUTHMAINAH, SS. MA
Mengetahui
Mentor,
drg. HARDIONO, Sp. BM
Coach,
Dra. SINTA D. SIMANJUNTAK, MA
Peserta,
Dr. Ir. SIDIK MULYONO, M. Eng
II
SURAT PERNYATAAN
1. Peserta Diklat
Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dr. Ir. Sidik Mulyono, M.Eng
Jabatan : Kepala Dinas
Instansi : Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok
adalah peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional II Angkatan XXIV Tahun 2019 di
Lembaga Administrasi Negara, Pusat Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan dan
Manajerial Aparatur Sipil Negara.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian/ Pejabat yang Ditunjuk
Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : drg. Hardiono, Sp. BM.
Jabatan : Sekretaris Daerah
Instansi : Pemerintah Kota Depok
3. Proyek Perubahan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (Tingkat II) merupakan
produk pembelajaran individual yang menjadi salah satu indikator pencapaian hasil
Pelatihan. Proyek perubahan ini akan diimplementasikan di instansi kami dalam
milestone jangka menengah yaitu dari 9 Desember 2019 s.d 9 Juni 2020 dan jangka
panjang s.d 9 Desember 2020.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala konsekuensinya
Depok, 3 Desember 2019
Yang bersangkutan
Dr. Ir. Sidik Mulyono, M. Eng.
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19670124 1986011001
Mengetahui,
Pejabat Pembina Kepegawaian
drg. Hardiono, Sp. BM
Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19610127 1985031001
III
ABSTRAKSI
Depok Smart Healthy City merupakan salah satu dari 3 program unggulan Kota Depok,
yaitu penanganan pelayanan kesehatan di Kota Depok baik yang bersifat promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif, dengan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
Dalam program Depok Smart Healthy City ini terdapat 4 isu strategis yang harus dilaksanakan
oleh pemerintah kota Depok, yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas layanan kesehatan 24
jam; cakupan jaminan kesehatan; regulasi dan kelembagaan kesehatan; serta pengembangan
sistem manajemen kesehatan berbasis teknologi informasi. Dalam implementasinya,
Pemerintah Kota Depok banyak menciptakan berbagaimacam aplikasi layanan kesehatan,
seperti SIMPUS, SIBIMA, SIPKELING, SIMRS, SIPO, dan lain sebagainya dalam rangka
mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Kota Depok.
Namun masalah utamanya adalah, semua aplikasi tersebut belum dapat saling
berhubungan satu dengan lainnya, sehingga untuk berhubungan satu dengan lainnya masih
perlu dilakukan koneksi secara manual dan terpisah dari sistem. Selain itu, seluruh data yang
terkumpul belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan informasi kesehatan bagi
masyarakat maupun pemerintah kota Depok.
Dalam Proyek perubahan yang berjudul Optimalisasi Sistem Pelayanan Kesehatan
melalui integrasi data kesehatan menuju Depok Smart Healthy City ini, dibahas bagaimana
mengoptimalkan seluruh sistem layanan kesehatan tersebut dalam rangka meningkatkan
efisiensi waktu pelayanan kesehatan, membangun informasi kesehatan yang mudah dan cepat
diakses oleh masyarakat, serta meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi
semakin mudah.
Adapun outcome yang diharapkan melalui proyek perubahan tersebut adalah dapat:
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di
Puskesmas & RSUD Kota Depok, meningkatkan kinerja para tenaga medis, serta
meningkatkan indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota Depok.
IV
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan proyek perubahan yang
berjudul Optimalisasi Sistem Pelayanan Kesehatan melalui integrasi data kesehatan
menuju Depok Smart Healthy City, sebagai kewajiban untuk memenuhi kelengkapan
dokumen di dalam pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II Angkatan XXIV,
yang berlokasi di Kampus Lembaga Administrasi Negara (LAN), Pejompongan Jakarta.
Selama mengikuti PKN II ini dan selama melakukan penyusunan laporan ini, penulis banyak
mendapat bimbingan, saran-saran, motivasi, serta pembelajaran lainnya yang membuat penulis
mendapat pengalaman baru yang sangat berharga serta pengetahuan yang sangat bermanfaat
di dalam melaksanakan tugas dan fungsi selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Depok.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati,
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak KH. DR. Mohammad Idris, MA., selaku Walikota Depok yang telah
memberikan dukungan dan motivasi penuh dalam proyek perubahan ini.
2. Drg. Hardiono, Sp. BM., selaku Sekretaris Daerah sekaligus Mentor, yang telah
memberikan arahan gagasan dan persetujuan atas proyek perubahan ini, serta
memberikan bimbingan, dukungan penuh, dan pemantauan dalam pelaksanaan
proyek perubahan.
3. Dra. Sinta Dame Simanjuntak, MA., selaku Coach yang selalu memberikan
bimbingan, motivasi, dan arahan teknis selama mengikuti PKN II Angkatan XXIV.
4. Erfi Muthmainah, SS. MA., selaku Nara Sumber yang telah memberikan masukan,
saran, dan arahan dalam penyempurnaan proyek perubahan.
5. Tim Efektif yang telah membantu teknis pembangunan aplikasi dan integrase data
kesehatan, dokumentasi foto dan video, dan teknis penyusunan pelaporan
6. Para Stakeholder yang telah bersedia memberikan dukungan dan bantuan moril
dalam implementasi proyek perubahan.
7. Rekan-rekan peserta PKN II Angkatan XXIV yang telah memberikan bantuan moril,
dukungan, dan motivasi selama mengikuti Pelatihan di Kampus.
V
8. Panitia Penyelenggara yang telah berupaya memberikan yang terbaik bagi seluruh
peserta, serta memfasilitasi para peserta pelatihan.
Dalam menyusun laporan ini, penulis telah berupaya melakukannya dengan secermat
mungkin. Namun penulis menyadari kemungkinan masih ada kekurangan maupun kesalahan
dalam laporan ini, untuk itu mohon dimaafkan atas kekurangan tersebut, dan selalu terbuka
untuk menerima segala kritik, saran, serta masukan yang bersifat membangun dalam rangka
lebih menyempurnakan laporan ini.
Demikian laporan proyek perubahan ini dibuat, semoga bermanfaat bagi kita semua dan
menjadi referensi terbaik bagi peserta PKN II lainnya.
Jakarta, 3 Desember 2019
Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional II
Angkatan XXIV
Dr. Ir. Sidik Mulyono, M. Eng
VI
DAFTAR ISI
FORM PERSETUJUAN SEMINAR ........................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................................... ii
ABSTRAKSI ............................................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ix
BAB I LATAR BELAKANG PROYEK PERUBAHAN .......................................................... 1
1.1. PERMASALAHAN YANG ADA ....................................................................................... 1
1.2. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS........................................................................ 4
BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ....................................................................... 7
2.1. DESKRIPSI PELAKSANAAN PROYEK ........................................................................ 7
2.2. STATE OF THE ART ......................................................................................................... 9
2.3. TUJUAN DAN MANFAAT UNTUK ORGANISASI ADAPTIF .................................. 13 2.3.1. Tujuan Perubahan ...................................................................................................................... 13 2.3.2. Manfaat untuk Organisasi Adaptif ........................................................................................... 14
BAB III TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS ........................................... 15
3.1. PENTAHAPAN ................................................................................................................. 15 3.1.1. Sasaran Jangka Pendek (27 September sd 6 Desember 2019) ................................................ 15 3.1.2. Sasaran Jangka Menengah ........................................................................................................ 16 3.1.3. Sasaran Jangka Panjang ............................................................................................................ 16
3.2. MILESTONE ..................................................................................................................... 17 3.2.1. Jangka Pendek ............................................................................................................................ 17 3.2.2. Jangka Menengah ....................................................................................................................... 17 3.2.3. Jangka Panjang ........................................................................................................................... 18
3.3. OUTPUT DAN OUTCOME ............................................................................................... 18 3.3.1. Output ........................................................................................................................................... 18 3.3.2. Outcome ....................................................................................................................................... 18
BAB IV IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN .......................................................... 20
4.1. CAPAIAN TAHAPAN STRATEGIS .............................................................................. 20
4.2. IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING ............................................................. 28 4.2.2. Stakeholder................................................................................................................................... 28 4.2.2. Disain Konten Marketing ........................................................................................................... 29 4.2.3. Promosi ........................................................................................................................................ 29
4.3. OUTPUT PROYEK PERUBAHAN ................................................................................ 30 4.3.1. Integrasi data kesehatan ke dalam data warehouse ................................................................. 30 4.3.2. Dashboard informasi kesehatan ................................................................................................ 34 4.3.3. Sistem layanan kesehatan baru ................................................................................................. 38 4.3.4. Draft Perwal Tentang Pengelolaan Kota Sehat ........................................................................ 44
VII
4.4. PEMBERDAYAAN ORGANISASI PEMBELAJARAN .............................................. 45 4.4.1. Pemberdayaan Stakeholder Internal ......................................................................................... 45 4.4.2. Pemberdayaan Stakeholder Eksternal ...................................................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 47
5.1. KESIMPULAN .................................................................................................................. 47
5.2. SARAN ............................................................................................................................... 48
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 49
VIII
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Integrasi data kesehatan ......................................................................................... 7 Gambar 2.2 Sistem rujukan ........................................................................................................ 8
Gambar 4.1 Model inovasi integrase data beserta sistemnya .................................................. 21 Gambar 4.2 Satu Data Kesehatan Kota.................................................................................... 21 Gambar 4.3 Alur proses aplikasi elektronik rekam medis ....................................................... 24 Gambar 4. 4 Diagram Alur E-Rapor Kesehatan ...................................................................... 27 Gambar 4.5 Promosi dan penghargaan .................................................................................... 30 Gambar 4.6 Proses penarikan data dalam warehouse .............................................................. 31 Gambar 4.7 Dashboard integrasi data kesehatan ..................................................................... 32 Gambar 4.8 Dashboard integrasi data kesehatan (berikutnya) ................................................ 32 Gambar 4.9 Contoh kecenderungan data kesehatan (Hepatitis A) .......................................... 33 Gambar 4.10 Keterangan rinci pasien hepatitis A ................................................................... 33 Gambar 4.11 Menu kesehatan di dalam Depok Single Window .............................................. 35 Gambar 4.12 Info dokter di dalam menu kesehatan ................................................................ 36 Gambar 4.13 Info antrean Puskesmas dan ketersediaan ruang rawat inap RS ........................ 37 Gambar 4.14 HaloDoc dan feedback di dalam menu kesehatan .............................................. 38 Gambar 4.15 Info TOP 5 Penyakit di Bulan Nopember 2019 di dalam menu kesehatan ....... 38 Gambar 4.16 Menu login ERM ............................................................................................... 40 Gambar 4.17 Menu utama ERM .............................................................................................. 40 Gambar 4.18 Cek pasien yang telah registrasi ......................................................................... 41 Gambar 4.19 Halaman tindakan oleh dokter ........................................................................... 41 Gambar 4.20 Riwayat Pasien ................................................................................................... 42 Gambar 4.21 Pemeriksaan oleh perawat .................................................................................. 42 Gambar 4.22 Formulir SOAP .................................................................................................. 43 Gambar 4.23 Formulir Diagnosis ............................................................................................ 43 Gambar 4.24 Formulir Laboratorium ...................................................................................... 44 Gambar 4.25 Perwal Penyelenggaraan Kota Sehat.................................................................. 44
IX
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Aplikasi Untuk Kesehatan di Kota Depok....................................................... 2 Tabel 1.2 Tabel SWOT .............................................................................................................. 5
Tabel 4.1 Strategi marketing terhadap para stakeholder .......................................................... 28 Tabel 4.2 Disain konten marketing .......................................................................................... 29
1
BAB I
LATAR BELAKANG PROYEK PERUBAHAN
1.1. PERMASALAHAN YANG ADA
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah
dan ditindaklanjuti dengan Perwal Kota Depok nomor 84 tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Diskominfo. Berdasarkan peraturan baru
ini, bahwa Diskominfo kota depok merupakan unsur pelaksana pemerintah kota yang dipimpin
oleh kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada walikota melalui
Sekretaris daerah, yang mempunyai tugas pokok membantu walikota dalam penyelenggaraan
pemerintahan di bidang komunikasi, infomasi, statistik, dan persandian. Untuk melaksanakan
tugas pokok tersebut, Diskominfo didukung oleh seorang Sekretaris dan 3 Bidang, serta 2
subbag dan 5 kepala seksi dan seksi organisasi, dan kelompok jabatan fungsional.
Misi utama yang harus dilaksanakan oleh Diskominfo adalah meningkatkan kualitas
pelayanan publik yang profesional dan transparan dalam rangka mencapai Visi Kota Depok,
yaitu menuju Kota Depok yang Unggul, Nyaman, dan Religius.
Ada 3 program unggulan Kota Depok yang telah dicanangkan oleh Walikota dalam janji
kampanyenya, yaitu:
a. Zero waste city: yaitu program Kota Bersih yang semua masyarakat di Kota Depok
peduli dengan sampah serta bergerak membersihkan lingkungannya
b. Smart healthy city: yaitu program Kota Sehat yang penanganan kesehatan di Kota
Depok baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif akan
memanfaatkan IT secara optimal.
c. Family friendly city: yaitu program Kota Ramah Keluarga, dimana pembentukan dan
pembinaan keluarga, peningkatan perlindungan sosial, dan kapasitas ekonomi keluarga
serta pembangunan kota layak anak.
2
Dalam perkembangannya, untuk menjalankan tugas dan fungsi Diskominfo terkait
dengan pengelolaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), maka pemerintah kota
mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) nomor: 46 thn 2017 tentang Pedoman Electronic
Government Dalam Penyelengaraan Pemerintah Kota Depok, yang bertujuan untuk
mengoptimalkan pelayanan publik dan non publik. Di dalam Perwal tersebut sedikitnya
terdapat 14 kewenangan yang dimiliki oleh Diskominfo, dan di antaranya terdapat kewenangan
Diskominfo yang terkait dengan aplikasi TIK, yaitu:
a. Mengelola dan mengembangkan aplikasi, infrastruktur website, dan e-mail. (Pasal 15
ayat 1)
b. Memberikan rekomendasi teknis dan non teknis. (Pasal 6 ayat 5 dan Pasal 23 ayat 3)
Kaitannya dengan kewenangan Diskominfo tersebut, maka di dalam program unggulan
Smart Healthy City, Diskominfo sangat berperan penting dalam pengembangan sistem
manajemen kesehatan daerah berbasis TIK.
Selama ini, dalam upaya mewujudkan Kota Sehat serta dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan publik, pemerintah kota Depok telah menggulirkan beberapa
aplikasi kesehatan, antara seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Tabel Aplikasi Untuk Kesehatan di Kota Depok
No Nama Aplikasi Keterangan
1. SIMPUS Sistem Informasi Manajemen Puskesmas:
Untuk mengelola segala keadaan kesehatan masyarakat di
tingkat Puskesmas mulai dari rekam medis hingga data program
Puskesmas
2. SIPO Sistem Informasi Pengelolaan Obat:
Untuk mengelola informasi perbekalan farmasi untuk
mengetahui persediaan obat yang telah didistribusikan ke
Puskesmas dan sebaliknya
3. SIBUGAR Sistem Informasi Kebugaran:
Digunakan untuk mencatat kebugaran dan indeks massa tubuh
(IMT) ASN di lingkungan Kota Depok
4. SINDU Sistem Informasi Posyandu:
Digunakan untuk mencatat kegiatan Posyandu, data tumbuh
kembang anak, dan kesehatan ibu
5. SIBIMA Sistem Informasi Bidan Praktek Mandiri:
3
Digunakan untuk mencatat kondisi kesehatan ibu hamil hingga
melahirkan
6. SIMPOKSEHAT Sistem Informasi Manajemen Kota Depok Sehat:
Digunakan untuk mengelola tatanan Depok Kota Sehat,
termasuk Forum Komunikasi Kecamatan Sehat dan Kelurahan
Sehat
7. SIPKAP Sistem Informasi Pelaporan Keamanan Pangan:
Digunakan untuk melaporkan kondisi keamanan pangan dan
memberi informasi keamanan pangan kepada masyarakat
8. SIMAWAS Sistem Informasi Mandiri Berbasis Masyarakat:
Digunakan oleh tenaga kesehatan untuk melaporkan kondisi
kesehatan lingkungan
9. SIPKELING Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan:
Sistem berbasis Android Map digunakan untuk mencatat
kondidsi kesehatan lingkungan secara cepat, tepat, dan mudah
diakses
10. SIMRS Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit:
Sistem informasi open source yang dikembangkan untuk
pengelolaan RSUD Kota Depok
11. DSW Depok Single Window:
Depok dalam satu tampilan layar yang menyajikan layanan-
layanan publik, termasuk layanan kesehatan kota.
Sebagian besar aplikasi tersebut masih dalam tahapan pengembangan, dan belum
terintegrasi satu dengan lainnya. Selain itu, belum ada standar baku untuk proses pendaftaran
daring (online) di seluruh puskesmas. Sistem rujukan puskesmas ke rumah sakit masih belum
terintegrasi, dan masih menggunakan surat rujukan yang harus dibawa oleh pasien ke rumah
sakit yang dirujuk berdasarkan aplikasi HAFIZ dari BPJS. Sedangkan Depok Single Window
(DSW) merupakan aplikasi berbasis android yang mengintegrasikan berbagaimacam layanan
publik serta layanan informasi bagi masyarakat, termasuk layanan kesehatan. Hingga sekarang
sudah ada beberapa aplikasi yang telah diintegrasikan ke dalam DSW, setelah seluruh data
terkait terlebih dahulu diintegrasikan ke dalam data warehouse.
Adapun isu strategis di dalam smart healthy city antara lain:
a. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang akuntabel
b. Penyediaan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu
c. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui inovasi pelayanan kesehatan
d. Pembangunan sistem informasi kesehatan secara optimal
4
Secara umum kondisi saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Belum terselenggaranya pengelolaan Dinas Kesehatan secara akuntabel.
b. Masih terdapat kesenjangan dalam pemenuhan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
c. Belum tercapainya Universal Health Coverage (UHC)
d. Masih terdapatnya Kematian Ibu dan Bayi
e. Meningkatnya kasus penyakit menular dan tidak menular serta munculnya penyakit
menular lain (new emerging & re-emerging)
f. Masih terdapatnya masyarakat yang belum menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dan Tatanan Kota Sehat
g. Masih terdapat Balita dengan tubuh kerdil (stunting) dan gizi buruk
1.2. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
Perencanaan strategis adalah kegiatan manajemen organisasi yang digunakan untuk
menetapkan prioritas, memfokuskan energi dan sumber daya, memperkuat kinerja operasional
dalam proyek perubahan. Perencanaan strategis juga memastikan bahwa karyawan dan
pemangku kepentingan lainnya bekerja menuju tujuan bersama dan menetapkan kesepakatan
tentang hasil yang diinginkan, serta menyesuaikan arah organisasi saat terjadi perubahan. Ini
adalah suatu upaya kedisiplinan yang menghasilkan keputusan dan tindakan mendasar untuk
membentuk organisasi tersebut mengetahui tentang siapa yang dilayani organisasi tersebut, apa
yang dilakukan organisasi tersebut, dan mengapa harus melakukan hal tersebut. Perencanaan
strategis yang efektif tidak hanya mengartikulasikan ke mana suatu organisasi berjalan dan
tindakan yang diperlukan untuk membuat kemajuan, tetapi juga bagaimana ia akan tahu jika
ini akan terus menerus berhasil. Oleh karena itu dalam proyek perubahan ini perlu melakukan
identifikasi masalah dengan menggunakan analisis SWOT dan Business Model Canvas (BMC)
yang ditunjukan pada gambar berikut ini.
5
Tabel 1.2 Tabel SWOT
SWOT
STRENGTHS:
• Banyak aplikasi yang telah
diimplementasikan
• Banyak yang bisa
dikembangkan
• Tersedia big data
• Tersedia banyak SDM TIK
WEAKNESSES:
• Aplikasi tidak saling terintegrasi
• Data belum seluruhnya
terintegrasi
• Kualitas pelayanan masih rendah
• Tidak berbagipakai
• Citra negatif pemkot
OPPORTUNITIES:
• Integrasi data kesehatan
• Big data analysis
• Dashboard informasi &
pelayanan kesehatan
S-O:
Bagaimana kekuatan mampu
mengambil keuntungan dari
sebuah peluang yang ada
W-O:
Bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mencegah
peluang keuntungan
THREATS:
• SILO & Status quo
• Infrastruktur penyimpanan data
• Kemajuan TIK yang sangat pesat
S-T:
bagaimana kekuatan mampu
menghadapi ancaman yang ada
W-T:
Bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mampu
membuat ancaman menjadi nyata
atau menciptakan sebuah
ancaman baru
Gambar 1.1 Analisis SWOT
•SILO & Status quo
•Infrastruktur penyimpanandata
•Kemajuan TIK yang sangat cepat
• Integrasi data kesehatan
• Big data analysis
• Dashboard informasi & pelayanan kesehatan
•Aplikasi tidak salingterintegrasi
•Data belum seluruhnyaterintegrasi
•Kualitas pelayananmasih rendah
•Tidak berbagipakai•Citra negatif pemkot
•Banyak aplikasi yang telahdiimplementasikan
•Banyak yang bisadikembangkan
•Tersedia big data
•Tersedia banyak SDM TIK Strengths Weaknesses
ThreatsOpportunities
6
8.Key Partners: DINKES DISDUKCAPIL DISDIK BPJS RS Swasta FKDS FKKS
7.Key Activities: Integrasi data Pengembangan aplikasi Integrasi aplikasi Satu data kesehatan
2.Value Proposition: Integrasi data kesehatan Dashboard informasi kesehatan Integrasi layanan kesehatan
4.Customer relationship: Umpan balik keluhan dan pengaduan masyarakat Perbaikan layanan
1.Customer Segments: Masyarakat Puskesmas RSUD Klinik Umum Klinik Bersalin Walikota Masalah yang harus dipecahkan: Layanan kesehatan yang lambat Kurang update informasi kesehatan Layanan tidak terintegrasi
6.Key Resources: Tim Smart City Tim efektif (Tenaga ahli Pranata computer)
3.Channel: Media cetak Media online Focus Group Discussion Audiensi dan angket
9.Cost Structures: Biaya pembangunan data warehouse Biaya pengadaan server Biaya pembangunan dashboard informasi kesehatan
5.Revenue Stream: Opini masyarakat Indeks kepuasan masyarakat
Gambar 1.2 Business Model Canvas Selanjutnya hasil analisis ini disampaikan kepada pihak Mentor, dan didiskusikan
dengan 2 pemangku kepentingan yaitu Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur RSUD Kota
Depok, maka pihak Mentor telah menyetujui Rancangan Proyek Perubahan yang difokuskan
pada pengembangan Depok Smart Healthy City, yaitu: Optimalisasi Sistem Pelayanan
Kesehatan melalui Integrasi Data Kesehatan menuju Depok Smart Healthy City.
7
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
2.1. DESKRIPSI PELAKSANAAN PROYEK
Program Depok Smart Healthy City atau Depok Kota Sehat diluncurkan dengan tujuan
menempatkan kesehatan pada agenda sosial dan politik kota dengan mempromosikan
kesehatan, kesetaraan, dan pembangunan berkelanjutan melalui inovasi dan perubahan.
Program ini dibuat berdasarkan pada pengakuan akan pentingnya pelayanan kesehatan
masyarakat sebagai peran kunci pemerintah Kota. Selain untuk memenuhi janji kampanye
kepala daerah, Program Depok Kota Sehat lebih difokuskan pada penanganan kesehatan kota
baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan memanfaatkan TIK
secara optimal.
Saat ini data kesehatan dikelola oleh masing-masing unit pelayanan kesehatan, dan tidak
dapat berbagipakai, sehingga sulit untuk memadukan pelayanan satu dengan lainnya, dan
mengakibatkan pelayanan menjadi tidak optimal. Satu data kesehatan merupakan integrasi dari
seluruh data kesehatan kota yang ada di setiap unit pelayanan kesehatan, mulai dari data ibu
hamil, anak lahir, tumbuh kembang anak, data posyandu, data Usaha Kesehatan Sekolah, data
Puskesmas dan Poliklinik, data Rumah Sakit, dan data layanan lansia.
Gambar 2.1 Integrasi data kesehatan
8
Dari hasil integrasi data tersebut, maka dapat dibuat informasi kesehatan kota yang
terpadu dalam satu tampilan layar (dashboard) yang dapat dimanfaatkan secara terbuka untuk
publik, seperti: agenda harian kesehatan terkini, info layanan Puskesmas dan RSUD, informasi
antrean Puskesmas dan RSUD, TOP 10 penyakit terkini, informasi fasilitas kesehatan lainnya.
Selain itu juga dimanfaatkan untuk keperluan operasional Organisasi Perangkat Daerah terkait,
seperti: Pemantauan seluruh layanan yang ada di Puskesmas dan RSUD, feedback layanan
kesehatan, gawat darurat kesehatan, dll. Sedangkan untuk keperluan Eksekutif (Kepala
Daerah), dashboard ini dapat dimanfaatkan untuk memantau seluruh kinerja unit pelayanan
kesehatan kota, analisis big data untuk mendukung pengambilan keputusan.
Gambar 2.2 Sistem rujukan
Hasil dari integrasi data tersebut dapat juga diimplementasikan untuk sistem rujukan
terpadu bagi Puskesmas, Poliklinik, maupun praktek bidan yang akan merujuk pasien ke rumah
sakit. Sehingga dengan demikian masyarakat dapat lebih nyaman dan memperoleh kepastian
dalam menikmati layanan kesehatan.
Selain itu, hasil integrasi data dapat juga diimplementasikan untuk mengkolaborasikan
beberapa aplikasi layanan kesehatan menjadi lebih terpadu, seperti rekam medis yang langsung
dapat terhubung dengan layanan farmasi.
9
2.2. STATE OF THE ART
Program kota sehat cerdas (smart healthy city) adalah merupakan bagian implementasi
dari salah satu elemen kota cerdas (smart city) yaitu hidup cerdas (smart living). Dari seluruh
pemerintah kota yang mengikuti program Nasional Gerakan Menuju 100 Smart City
Indonesia, berupaya untuk mengembangkan implementasi smart healthy city ini dengan
berbagai inovasinya. Salah satu contoh kota yang telah menerapkan smart healthy city adalah
Kota Surabaya yang dapat dikatakan cukup responsif dan paling inovatif dalam mewujudkan
tatakelola yang baik (good governance) melalui e-Government yang dikembangkannya. Hal
ini terbukti dengan adanya berbagai produk pemerintahan khususnya berupa produk pelayanan
publik berbasis daring yang mendapatkan pengakuan dan penghargaan baik secara nasional
maupun internasional.
Salah satu yang cukup mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan di antara banyaknya
inovasi pelayanan pemerintahan yang dilakukan di Surabaya adalah inovasi pelayan kesehatan
melalui e-Health. Aplikasi e-Health Kota Surabaya merupakan inovasi unggulan yang masuk
dalam Top 25 inovasi pelayanan publik tingkat nasional tahun 2015 (http://nasional.news.
viva.co.id/news/read/620180-top-25-terpilih-dalam-kompetisi-sinovik). Peluncuran dan
peresmian e-Health dilakukan bersama-sama dengan peresmian Surabaya Single Window
(SSW), e-lampid dan pengembangan Broadband Learning Centre (BLC) oleh Walikota
Surabaya pada 10 November 2014. Kehadiran e-Health bukan hanya menjadi solusi terhadap
masalah pelayanan kesehatan di Surabaya yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan, namun juga menjadi model percontohan bagi banyak kabupaten atau kota lainnya
yang ingin menerapkan e-Health di daerahnya masing-masing. E-Health membuat pelayanan
kesehatan pada masyarakat menjadi lebih efisien. E-Health menghilangkan sistem antrian
pendaftaran secara fisik, pasien dapat mendaftarkan diri secara online untuk mendapatkan
kepastian waktu pelayanan dari manapun sepanjang terdapat akses internet.
Sistem e-Health terintegrasi dengan system informasi kependudukan dan data pasien di
puskesmas dan rumah sakit di kota Surabaya. Hal ini tentu saja sangat memudahkan dalam
setiap pelayanan terkait dengan pasien dan pengurusan administrasi kependudukan lainnya. Ini
10
merupakan kreasi sendiri hasil dari keprihatinan terhadap layanan kesehatan, dan mungkin
menjadi yang pertama di Indonesia. Menarik untuk ditelisik lebih jauh terkait keberhasilan
inovasi e-Health oleh pemerintah Kota Surabaya. Betapapun adopsi inovasi kemudian
mendifusikannya sehingga diadopsi kembali oleh individu atau masyarakat yang menjadi
sasarannya merupakan suatu proses yang tidak mudah. Meski inovasi merupakan suatu yang
bersifat teknis, akan tetapi keberhasilan penerapannya akan sangat tergantung pada proses
komunikasi yang dilakukan. Oleh karenanya penyebaran dan penerapan e-Health di Surabaya
menjadi sangat penting untuk diamati.
Dalam mewujudkan e-Government, selain mendasarkan pada kebijakan dan arahan
pimpinan daerah yang dalam hal ini adalah Walikota Surabaya, secara teknis operasional
melibatkan seluruh satuan perangkat kerja daerah (SKPD) yang ada di bawah koordinasi Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota
Surabaya Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Tujuan dari pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pemeritahan dimaksudkan antara lain
untuk: a) meningkatkan mutu layanan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan; b) meningkatkan pemerintahan yang
bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif; c) sebagai sarana
perbaikan organisasi, sistem manajemen dan proses kerja pemerintahan. Sementara dalam
kerangka pembangunan, pengelolaan dan atau monitoring dan evaluasi teknologi informasi dan
komunikasi dalam peraturan walikota tersebut dinyatakan harus berkoordinasi dengan Dinas
Komunikasi dan Informatika.
Inovasi e-Health Kota Surabaya ini terinspirasi dari kunjungan Walikota Surabaya Tri
Rismaharini ke rumah sakit pemerintah dan puskesmas yang melihat antrean calon pasien yang
begitu panjang. Keadaan ini membuat prihatin walikota dan meminta kepada pihak terkait
khususnya Dinas Kesehatan Kota Surabaya agar mencari solusi untuk mengatasi permasalahan
terkait pelayanan kesehatan masyarakat. Solusi yang diharapkan bukan hanya menyangkut
masalah antrean pendaftaran dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, akan tetapi juga pada
11
masalah rujukan yang langsung dapat dikunjungi pasien sesuai dengan keluhan penyakit yang
diderita tanpa harus antre berkali-kali.
Tim informasi dan teknologi (IT) Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan
penjelajahan (browsing) terhadap bentuk-bentuk sistem pelayanan kesehatan di negara-negara
maju yang menggunakan sisterm pelayanan daring (online) dalam layanan kesehatannya. Di
antara banyak pelayanan kesehatan berbasis daring di negara maju, Kanada dan Norwegia
menjadi model pelayanan kesehatan yang dipandang cukup ideal untuk diterapkan di Kota
Surabaya, sehingga diadopsi oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan dijadikan sebagai
sebuah inovasi yang akan diterapkan di Kota Surabaya.
Meski model pelayanan kesehatan melalui sistem e-Health diadopsi dan dijadikan
inovasi oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya, namun aplikasi program e-Health Kanada dan
Norwegia tidak serta merta dapat diadopsi dan diterapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Selain tidak ada tim yang secara fisik melakukan studi banding dan mempelajari sistem e-
Health di kedua negara tersebut, tingkat keperluan penggunaannyapun juga tidak sama
mengingat tingkat perbedaan yang tinggi terkait dengan kompleksitas dan kemajuan
masyarakatnya. Oleh karenanya tim IT Dinas Kesehatan Kota Surabaya berupaya untuk
mengembangkan dan membuat sistem aplikasi kesehatan sendiri sesuai dengan situasi,
kemampuan dan kebutuhan yang ada. Sistem aplikasi dikembangkan dalam prinsip
mempermudah pasien dalam pendaftaran dan mendapatkan pelayanan. Oleh karenanya sistem
program aplikasi pertama yang dikembangkan adalah pada sistem menghilangkan antrean
dalam pendaftaran. Pada sistem pendaftaran, calon pasien dapat melakukan pendaftaran
secara daring baik dari rumah apabila memiliki fasilitas internet, maupun di tempat-tempat
yang disediakan fasilitasnya oleh pemerintah Kota Surabaya seperti di kantor kelurahan, kantor
kecamatan, rumah sakit, puskesmas atau fasilitas umum lainnya. Melalui sistem pendaftaran
online calon pasien tidak perlu datang mengantre dan mendaftar di loket pendaftaran pasien di
puskesmas ataupun di rumah sakit, cukup mendaftarkan diri melalui perangkat daring dari
manapun pendaftaran dilakukan. Melalui sistem ini calon pasien akan mendapatkan nomor
antrean secara daring sehingga dapat memperkirakan waktu kedatangan sesuai dengan nomor
pelayanan yang ada tanpa harus menunggu terlalu lama. Selain itu pasien dapat langsung
12
merujuk pada poli yang dituju apabila berobat ke rumah sakit tanpa harus terlebih dahulu ke
puskesmas untuk mendapatkan rujukan. Program aplikasi ini dimaksudkan agar calon pasien
tidak perlu melakukan antrean ganda di puskesmas lalu di rumah sakit sebagaimana berlaku
selama ini.
Sama seperti e-Health Kota Surabaya, di dalam proyek perubahan ini juga melakukan
hal yang sama yaitu meningkatkan layanan kesehatan melalui optimalisasi sistem layanan
kesehatan dengan cara menghilangkan antrean pasien dalam proses pendaftaran baik di
puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tahap Pertama (FKTP) maupun rumah sakit umum
daerah sebagai fasilitas rujukan. Akan tetapi yang menjadi terobosan dalam proyek perubahan
ini adalah integrasi data kesehatan se Kota Depok, yaitu meliputi seluruh rumah sakit umum
daerah, rumah sakit swasta, puskesmas dan poliklinik FKTP, mulai dari layanan ibu hamil,
bayi melahirkan, hinggan layanan lansia. Dengan integrasi data kesehatan se Kota Depok ini,
diharapkan Kota Depok memiliki data besar (big data) mengenai profil kesehatan yang akurat
dan waktu nyata (real time), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai acuan perencanaan kota
sehat dalam mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB), serta perencanaan pengembangan
layanan kesehatan di FKTP maupun rumah sakit di masa mendatang, serta mendukung Kepala
Daerah dalam mengambil keputusan (decision support system).
13
2.3. TUJUAN DAN MANFAAT UNTUK ORGANISASI ADAPTIF
2.3.1. Tujuan Perubahan
a. Tujuan jangka pendek (2 bulan)
Meningkatkan efisiensi waktu pelayanan kesehatan (SIROL)
Membangun informasi kesehatan yang mudah dan cepat diakses oleh
masyarakat (Integrasi dgn DSW)
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi lebih mudah (One
data di DSW)
Uji coba sistem pelayanan kesehatan baru: Sistem rujukan online (SIROL)
dan elektronik rekam medis (ERM)
b. Tujuan jangka menengah (6 bulan)
Memastikan sistem berjalan secara konsisten dan berkelanjutan
(Disahkannya Perwal Penyelenggaraan Kota Sehat)
Meningkatkan kinerja para tenaga medis (Sosialisasi dan pelatihan)
Meningkatkan kepuasan masyarakat di bidang pelayanan kesehatan (Tools
utk survey kepuasan)
c. Tujuan jangka Panjang (1 tahun)
Monitoring dan evaluasi implementasi Perwal Penyelenggaraan Kota Sehat
Meningkatkan kesehatan masyarakat
Meningkatkan indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah
Kota Depok
Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di seluruh layanan kesehatan
(RSUD dan seluruh Puskesmas) melalui produk Sistem Informasi Rujukan
OnLine (SIROL) dan Elektronik Rekam Medis (ERM).
14
2.3.2. Manfaat untuk Organisasi Adaptif
a. Manajemen perubahan yang mendukung percepatan reformasi birokrasi
Perubahan adalah suatu keharusan dalam era dijital sekarang, mengingat
perkembangan TIK sangat pesat sekali. Manajemen perubahan bertujuan untuk secara
sistematis dan konsistensi dari sistem dan mekanisme kerja organisasi, pola pikir serta
budaya kerja individu atau unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik. Target dari
proyek perubahan ini adalah terciptanya komitmen dari seluruh elemen pemerintahan
untuk melaksanakan reformasi birokrasi, terjadinya perubahan pola pikir dan budaya
kerja, serta menurunkan resiko resistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
b. Terbentuk Dialog Strategis cepat dan lincah dalam respon
Komunikasi yang berhasil dibangun selama pelaksanaan proyek perubahan ini bersama
para stakeholder, menambah kemampuan koordinasi dengan pihak internal maupun
eksternal lebih efektif dan efisien, yang diharapkan menghilangkan budaya ego sektoral
(SILO).
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Kualitas pelayanan merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan kepuasan bagi
para pengguna pelayanan, jika pengguna pelayanan merasa puas dengan pelayanan
yang telah diterima dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah memberikan pelayanan
yang sesuai degan tugas pemerintah.
d. System Layanan dan SDM yang agile…..
15
BAB III
TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
3.1. PENTAHAPAN
Langkah kegiatan yang harus dilaksanakan tahap demi tahap dan dituangkan dalam tabel
tahapan proyek perubahan dengan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek perubahan dibedakan
menjadi 3 sasaran, yaitu:
3.1.1. Sasaran Jangka Pendek (27 September sd 6 Desember 2019)
No Tahapan
Utama/Milestone
Kegiatan Output/
evidence
Tentative
timeline
1 Persiapan Pembentukan tim efektif SK Tim M1 Okt
Laporan dan konsultasi ke mentor
terkait kemajuan
Notulensi
rapat
M1 Okt
2 Pelaksanaan Rapat teknis dengan tim efektif
terkait pembagian tugas
Surat
undangan
M1 Okt
Rapat koordinasi dengan
Stakeholder
Surat
undangan
M1 Okt
Menyusun draft perwal
Penyelenggaraan Kota Sehat
Draft M1 Okt
Rapat tim teknis melakukan evaluasi
terhadap 15anjan pelayanan
kesehatan
Surat
undangan
M1 Okt
Pengadaan server Server
terpasang
M2 Okt
Rapat persiapan 15anjang15e data
ke dalam data warehouse
Disain
data
warehouse
M1 Okt
Melakukan perancangan dashboard
informasi kesehatan
Disain
dashboard
M2 Okt
Membangun dashboard informasi
kesehatan
Prototipe M3 Okt
Melakukan perbaikan system ERM
(Elektronik Rekam Medis) dan input
data RM
Aplikasi M2 Okt
Melakukan penetration test terhadap
15anjan
Lulus test M3 Nov
Merancang tool kepuasan
masyarakat
Disain
aplikasi
M1 Nov
16
Instalasi data warehouse Prototipe
Persiapan pelatihan ERM M2 Nov
3 Evaluasi dan
Pelaporan
Rapat evaluasi hasil kegiatan
Bersama tim efektif
M4 Nov
Penyusunan laporan dan bahan
tayang
M4 Nov
Seminar Laboratorium
Kepemimpinan
M1 Des
3.1.2. Sasaran Jangka Menengah
No Tahapan
Utama/Milestone
Kegiatan Output/
evidence
Tentative
timeline
1 Pengesahan Perwal Harmonisasi draft Perwal Draft
Perwal
Audiensi ke Walikota Surat
Finalisasi Draft
Perwal
Pengesahan Perwal
3 Pengembangan
Aplikasi
Disain aplikasi SIROL & e-UKS
Pembangunan aplikasiSIROL &
e-UKS
Ujicoba tool kepuasan
masyarakat
3.1.3. Sasaran Jangka Panjang
No Tahapan
Utama/Milestone
Kegiatan Output/
evidence
Tentative
timeline
2 Sosialisasi dan
pelatihan
Menyusun bahan pelatihan dan
jadual pelatihan
Pelatihan dan ujicoba
1 Monev perubahan Evaluasi pelaksanaan Perwal
Evaluasi ujicoba ERM dan
SIROL
2 Monev program
Smart Healthy City
Evaluasi Smart Healthy City
17
3.2. MILESTONE
3.2.1. Jangka Pendek
No Tahapan Perubahan Waktu Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8
3.2.2. Jangka Menengah
No Tahapan Perubahan Waktu Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8
18
3.2.3. Jangka Panjang
No Tahapan Perubahan Waktu Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8
3.3. OUTPUT DAN OUTCOME
3.3.1. Output
Produk akhir dari proyek perubahan ini yang akan dicapai adalah:
a. Integrasi data kesehatan ke dalam data warehouse
b. Dashboard informasi kesehatan
c. Sistem layanan kesehatan baru
d. Draft Perwal Tentang Penyelenggaraan Kota Sehat
3.3.2. Outcome
Adapun outcome yang diharapkan melalui proyek perubahan ini adalah:
a. Meningkatkan kinerja ASN dalam pelayanan kesehatan di Kota Depok
b. Meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan masyarakat
19
c. Meningkatkan indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota
Depok terutama di bidang layanan kesehatan
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan serta
kesadaran untuk meningkatkan kualitas kesehatan.
e. Terbentuknya sistem pendukung pengambilan keputusan (Decision Support
System) dalam penyusunan rencana strategis Kota.
20
BAB IV
IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN
4.1. CAPAIAN TAHAPAN STRATEGIS
Adapun rangkaian kegiatan dalam rangka mendukung terwujudnya output jangka pendek
dapat dijelaskan melalui implementasi rencana milestone di bawah ini:
1. Kegiatan : Rapat Pembentukan Tim Efektif
Tujuan : Membentuk Tim Efektif
Rencana : Minggu I Oktober 2019
Realisasi : 30 September 2019
Output : SK Tim Efektif (lihat Lampiran)
Catatan : Tim Efektif terdiri dari Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala Seksi,
dan para staf pelaksana, ditambah dengan para jurnalis yang akan terlibat
dalam peliputan kegiatan. Bukti kegiatan dalam undangan, daftar hadir,
foto, dan Surat Keputusan Tim Efektif yang ditandatangani oleh Kepala
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok.
2. Kegiatan : Rapat Teknis Integrasi data Kesehatan
Tujuan : Koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Tim Smart City
Rencana : Minggu I Oktober 2019
Realisasi : 10 Oktober 2019
Output : Rancangan Integrasi data kesehatan (Lihat gambar ….)
Catatan : Rapat dihadiri oleh Tim efektif, Tim Dinkes, dan Tim Smart City Kota
Depok, untuk membahas rancangan integrasi data kesehatan Kota
Depok, serta rencana pengembangan aplikasi lainnya menuju Satu Data
Kesehatan Kota.
21
Gambar 4.1 Model inovasi integrase data beserta sistemnya
Gambar 4.2 Satu Data Kesehatan Kota
3. Kegiatan : Rapat Pembahasan Draft Perwal Kota Sehat
Tujuan : Menyempurnakan draft Perwal Pengelolaan Kota Sehat
Rencana : Minggu I Oktober 2019
Realisasi : 1 Oktober 2019
Output : Revisi 1 draft Perwal (Lihat lampiran)
22
Catatan : Dalam rapat ini melibatkan Dinas Kesehatan dan Bagian Hukum
Sekretariat Daerah Kota Depok. Pada draft pertama Perwal, belum
dijelaskan secara rinci tujuan dan sasaran dari pengelolaan kota Sehat,
serta belum ada lingkup kegiatan yang bertujuan untuk mencapai
sasaran. Untuk mempermudah pembahasan, digunakan acuan konsep
kota sehat Ottawa City yang telah menerapkan pengelolaan kota Sehat,
untuk diadopsi ke dalam Perwal ini.
Bukti kegiatan ini berupa undangan, daftar hadir, foto, dan Draft Perwal
Pengelolaan Kota Sehat Revisi 1.
Pemaparan dari Kadiskominfo terkait lesson learned dari Kota
Ottawa yang telah menerapkan Smart Healthy City yang terdiri dari
penyampaian tentang:
Tujuan Kota Sehat (Draft Perwal Kota Depok masih jauh, belum
memasukkan agenda sosial dan politiknya). Saran: akan bagus bila
diadopsi di Kota Depok
Smart healthy city ini adalah sebagian kecil dari Smart Healthy Living
Target Kota Sehat adalah sadar kesehatan dan berusaha untuk
memperbaikinya. Ujungnya adalah SDG’s.
Dalam 11 Mutu Kota Sehat sudah banyak yang dimiliki atau sudah
dilakukan oleh Kota Depok.
Peran Diskominfo untuk membantu mengoptimalkan pelayanan.
Misalnya sistem ERS di RSUD tapi masih belum bisa
diimplementasikan karena datanya belum terintegrasi sehingga
operatornya harus bekerja dua kali dalam menggunakan aplikasi
tersebut.
Usulan Kadis Kominfo (masukan dalam draft Kota Sehat) antara lain:
Menetapkan 11 Mutu Kota Sehat
Terlibat dalam tujuan dari Smart Healthy City dengan cara:
23
- Membantu mempromosikan kesehatan dalam semua kebijakan
lokal dan sepenuhnya selaras dengan agenda tujuan
Pembangunan berkelanjutan
- Investasi dalam promosi kesehatan dan literasi kesehatan
(menggunakan aplikasi, literasi kesehatan oleh pranata humas)
- Mempromosikan perencanaan dan desain kota sehat
- Menggunakan aplikasi UKS Online dari sejak bayi, anak-anak
hingga dewasa. Berinvestasi dengan hidup sehat yang berawal
dari sejak anak-anak (bekerja sama dengan Disdik)
- Melakukan pemanfaatan big data untuk Kota Sehat
- Membuat motto: Kota Sehat, Kota Kita Semua (City for all)
- Semua aplikasi di bidang kesehatan akan diintegrasikan mulai
dari data anak lahir hingga data rumah sakit (ada dalam deskripsi
proyek perubahan).
Tanggapan dari pihak Dinkes:, bahwa paparan Kadis Kominfo akan
dipertimbangkan untuk dimasukkan di bagian sasaran dan tatanan yang
tatarannya menjadi lebih luas.
Tanggapan Bappeda: awalnya hanya fokus pada 2 hal (belum ada
regulasi yang mengatur tersebut) yang kedua memfasilotasi forum-
forum yang belum ada dasar hukumnya. Tatanan ini berdasarkan pada 7
tatanan Kota Sehat. Kalau maksud dan tujuannya diperluas, maka perlu
ada drafting kembali disesuaikan dengan Permenkes dan RPJMD
sehingga lebih komperehensif.
Tanggapan bagian Pembangunan: melihat Perwal ini masih umum
(makro). Bagaimana supaya bisa terlibat secara komprehensif.
24
4. Kegiatan : Rapat Koordinasi Sistem Layanan Kesehatan RSUD Depok
Tujuan : Mengevaluasi aplikasi elektronik rekam medis (ERM)
Rencana : Minggu II Oktober 2019
Realisasi : 7 Oktober 2019
Output : Aplikasi ERM Revisi I
Catatan : Rapat koordinasi dihadiri oleh Direktur RSUD beserta para staf dan tim
IT yang mengembangkan aplikasi ERM. Dari hasil evaluasi diketahui
bahwa aplikasi ini masih perlu perbaikan dan penyesuaian konten yang
berorientasi pada pengguna di RSUD, yaitu para dokter poli.
Salah satu yang harus diperbaiki adalah seluruh catatan dan informasi
pasien pada kunjungan sebelumnya dapat diakses oleh dokter agar dapat
dijadikan sebagai rujuan dokter. Selain itu, aplikasi ERM ini juga harus
dapat terkoneksi dengan layanan laboratorium, radiologi, dan tindakan
lainnya yang diperlukan.
Gambar 4.3 Alur proses aplikasi elektronik rekam medis
25
5. Kegiatan : Rapat Koordinasi e-Rapor
Tujuan : Mengevaluasi aplikasi e-Rapor
Rencana : Minggu III
Realisasi : 11 Oktober 2019
Output : Penyempurnaan aplikasi e-Rapor dan integrasi dengan Dapodik
Catatan : e-Rapor Kesehatan adalah sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh
Dinas Kesehatan Kota Depok dalam melaksanakan salah satu tupoksinya
yaitu pengelolaan kesehatan anak dan remaja, dengan indikator
tercapainya SPM Bidang Kesehatan pada anak usia sekolah sesuai
standar dan pengelolaan menjadi lebih efektif dan efisien. Sebelum
terbangunnya E Rapor Kesehatan, pengelolaan upaya kesehatan anak
dan remaja masih manual dan konvensional sehingga membutuhkan
proses dan waktu yang lebih lama untuk menyebarkan informasi
kesehatan bagi anak dan remaja, terlambatnya mendeteksi risiko yang
berbahaya bagi kesehatan, lamanya proses pengumpulan data hasil
penjaringan kesehatan serta melakukan feedback hasil pemeriksaan
kesehatan bagi peserta didik.
Konsep e-Rapor Kesehatan memindahkan Buku Rapor Kesehatan
dalam sebuah aplikasi yang mudah digunakan, baik oleh siswa, Guru
UKS, Petugas Puskesmas maupun Dinas Kesehatan, dibuat digitalisasi
dalam bentuk aplikasi yang dapat di unduh melalui playstore serta
dilengkapi dengan notifikasi kondisi sekolah, baik dari stratifikasi UKS,
Kantin Sehat, Kriteria Sekolah Ramah Anak dan Sekolah Adiwiyata.
Inovasi E-Rapor Kesehatan memuat:
a. Pencatatan dan Pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan anak sekolah
pada setiap jenjang pendidikan;
b. Hasil pelayanan kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan pada usia
pendidikan dasar dan usia produktif;
26
c. Informasi status gizi, tingkat kebugaran, dan status anemia pada anak
usia sekolah pada setiap jenjang pendidikan;
d. Informasi kesehatan seputar anak dan remaja;
e. Media konsultasi kesehatan dengan tenaga kesehatan;
f. Catatan rekam medis hasil pemeriksaan kesehatan secara berkala dari
setiap siswa;
g. Notifikasi berbasis Geographic Information System (GIS) tentang
stratifikasi UKS;
h. Notifikasi berbasis Geographic Information System (GIS) tentang
Sekolah Ramah Anak; dan
i. Notifikasi berbasis Geographic Information System (GIS) tentang
Sekolah Adiwiyata.
Konsep e-Rapor Kesehatan memindahkan Buku Rapor Kesehatan
dalam sebuah aplikasi yang mudah digunakan, baik oleh siswa, Guru
UKS, Petugas Puskesmas maupun Dinas Kesehatan, dibuat digitalisasi
dalam bentuk aplikasi yang dapat di unduh melalui playstore serta
dilengkapi dengan notifikasi kondisi sekolah, baik dari stratifikasi UKS,
Kriteria Sekolah Ramah Anak dan Sekolah Adiwiyata. Adapun diagram
alur E-Rapor Kesehatan disajikan dalam gambar berikut ini.
Dalam rapat ini dibahas bagaimana e-Rapor ini dapat diintegrasikan
dengan data Dapodik, sehingga implementasinya lebih mudah
dilaksanakan di setiap sekolah tanpa harus mengisi data siswa lagi.
27
Gambar 4. 4 Diagram Alur E-Rapor Kesehatan
6. Kegiatan : Rapat Koordinasi Integrasi Data Kesehatan RS se Depok
Tujuan : Penjelasan tentang integrasi data kesehatan Kota Depok
Rencana : Minggu III Oktober 2019
Realisasi : 30 Oktober 2019
Output : Komitmen Bersama seluruh Rumah Sakit dan Puskesmas untuk
mengintegrasikan data (Lihat Lampiran)
28
Catatan : Integrasi data kesehatan seluruh Rumah Sakit se Kota Depok telah
disepakati oleh seluruh perwakilan dari Rumah Sakit dan Puskesmas
dalam bentuk komitmen bersama. Untuk mempercepat implementasi,
Pemerintah Kota Depok akan memberikan dukungan kepada Rumah
Sakit yang siap melakukan integrasi ke dalam Data Warehouse, dalam
bentuk:
Layanan 3 in 1, yaitu akan menerima Akte Kelahiran, Kartu
Identitas Anak, serta Kartu Keluarga terbaru
Advetorial gratis di dalam Depok Single Window
Pemasangan Wifi gratis di ruang tunggu pasien
4.2. IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING
4.2.2. Stakeholder
Strategi marketing yang dilaksanakan dalam proyek perubahan ini adalah dalam
rangka untuk mengantisipasi, mempertahankan fleksibilitas, berpikir secara strategis,
serta bekerja dengan orang lain untuk memulai perubahan yang akan menciptakan masa
depan yang lebih baik bagi organisasi. Strategi yang digunakan untuk masing-masing
stakeholder ditentukan berdasarkan analisis pemetaan pengaruh dan kepentingan
stakeholder seperti yang dijelaskan pada BAB 3. Adapun implementasi strategi
marketing yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Strategi marketing terhadap para stakeholder
No Stakeholder Strategi yang dilaksanakan Hasil implementasi
1 Walikota Melaporkan rencana dan
kemajuan Proyek Perubahan
Mendukung penuh dan
terlibat aktif
2 Kepala Dinas kesehatan Masuk ke dalam tim pembina Mendukung penuh dan
terlibat aktif
3 Direktur RSUD Masuk ke dalam tim pembina Mendukung penuh dan
terlibat aktif
4 Tim Smart City Konsultasi dan koordinasi
terkait integrasi data
Mendukung penuh dan
terlibat aktif
29
5 Kepala Dinas Dukcapil Menjelaskan proyek
perubahan serta peran
disdukcapil dalam integrasi
data kesehatan
Mendukung penuh dan
terlibat aktif
6 Kepala Dinas
Pendidikan
Menjelaskan proyek
perubahan, rencana integrasi
data UKS dan peran disdik
dalam integrasi data
Mendukung penuh
7 Kepala BPJS Kota
Depok
Menjelaskan proyek
perubahan, konsolidasi, dan
motivasi agar turut berperan
dalam proyek perubahan
Mendukung penuh
8 Ketua FKDS Menjelaskan proyek
perubahan, konsolidasi, dan
peran FKDS dalam integrasi
data kesehatan
Mendukung penuh dan
terlibat aktif
9 Media Publikasi, advertising, dan
talkshow
Mendukung penuh
4.2.2. Disain Konten Marketing
Tabel 4.2 Disain konten marketing
No Konten Marketing Strategi
1 Product Integrasi data, dashboard informasi kesehatan, ERM,
SIROL, Draft Perwal Penyelenggaraan Kota Sehat
2 Place Wilayah administrasi Pemerintah Kota Depok
3 Price Dukungan anggaran APBD dari Diskominfo,
Dinkes, dan RSUD
4 Promotion Sosialisasi dan pelatihan, Media Cetak, Media
online, website Pemkot, Talkshow
5 Customer Masyarakat, Dinkes, Puskesmas, RSUD
4.2.3. Promosi
a. https://www.depok.go.id/08/10/2019/01-berita-depok/diskominfo-depok-
optimalkan-sistem-pelayanan-kesehatan-berbasis-online
b. https://www.itworks.id/22529/top-digital-awards-2019-pemkot-depok-berikan-
kemudahan-layanan-publik-lewat-depok-single-window.html
30
c. https://www.depok.go.id/30/10/2019/01-berita-depok/diskominfo-godok-
pengintegrasian-pelayanan-kesehatan
d. https://www.depok.go.id/26/11/2019/01-berita-depok/digitalisasi-sistem-
informasi-manajemen-rsud-depok-didukung-diskominfo
e. http://depokpembaharuan.com/diskominfo-dukung-sistem-digitalisasi-informasi-
manajemen-rsud-depok/
Talkshow di Radio DFM Penghargaan TOP Digital
Award
Penghargaan Gerakan
Menuju 100 Smart City
Gambar 4.5 Promosi dan penghargaan
4.3. OUTPUT PROYEK PERUBAHAN
4.3.1. Integrasi data kesehatan ke dalam data warehouse
Seluruh integrasi data dilakukan melalui proses ETL
(extracting, transforming, loading) yaitu proses mengumpulkan, menyaring, mengolah
dan menggabungkan data data yang relevan dari sumber aplikasi untuk disimpan ke
dalam data warehouse. Fungsi dari ETL adalah menyamakan penamaan pada Data
Base.
a. Extract
Extract adalah proses memilih dan mengambil data dari satu atau beberapa sumber
dan membaca/mengakses data yang dipilih tersebut. Proses ini dapat
menggunakan query, atau aplikasi ETL. Sebaiknya sebelum proses extract kita
31
lakukan, akan lebih mudah jika user sudah mendefinisikan kebutuhan terhadap
sumber data yang akan kita butuhkan.
b. Transform
Pada Proses ini data yang telah diambil pada proses extract akan dibersihkan dan
mengubah data dari bentuk asli menjadi bentuk yang sesuai dengan kebutuhan data
warehouse. Kendala yang biasanya terjadi pada proses transform adalah sulitnya
menggabungkan data dari beberapa sistem yang harus dibersihkan sehingga data
bersifat konsisten.
c. Load
Load adalah proses terakhir yang berfungsi untuk memasukkan data ke dalam
target akhir, yaitu ke dalam data warehouse. Cara untuk memasukkan data adalah
dengan menjalankan SQL script secara periodik.Pada proses ini akan mengubah
data kedalam bentuk Dimensional Data Store agar format data cocok untuk
diterapkan pada proses analisis dan telah terintegrasi dengan beberapa sumber data.
Proses Load yang termasuk proses terakhir dalam ETL akan sampai ke berbagai
macam output yang sesuai dengan skemanya, yaitu terdiri dari proses load-up data
(lodupd), load-insert data (lodins), dan load bulk data (lodbld).
Gambar 4.6 Proses penarikan data dalam warehouse
Adapun hasil integrasi data kesehatan, dapat ditunjukkan dalam gambar berikut ini.
32
Gambar 4.7 Dashboard integrasi data kesehatan
Gambar 4.8 Dashboard integrasi data kesehatan (berikutnya)
33
Gambar 4.9 Contoh kecenderungan data kesehatan (Hepatitis A)
Gambar 4.10 Keterangan rinci pasien hepatitis A
34
4.3.2. Dashboard informasi kesehatan
Sejalan dengan integrasi data, maka konten tampilan Depok Single Window juga
mengalami perkembangan terutama di menu Kesehatan, yaitu ada penambahan beberapa fitur,
antara lain:
a. Cari Dokter
Berisi informasi dokter umum maupun spesialis yang dibutuhkan oleh masyarakat,
serta informasi di Rumah Sakit mana dokter tersebut berada
b. Informasi Kamar
Untuk sementara, menu ini berisi informasi ketersediaan ruang rawat inap di RSUD
Kota Depok. Dalam pengembangan ke depan, akan dibuat juga informasi
ketersediaan kamar untuk rumah sakit swasta lainnya.
c. Konsultasi HaloDoc
Merupakan layanan konsultasi kesehatan gratis dengan berdialog secara online, baik
untuk poli umum maupu poli spesialis lainnya.
d. Feedback
Merupakan penilaian dari masyarakat pasca menggunakan berbagaimacam layanan
yang tersedia di Depok Single Window.
35
Menu Utama DSW Menu Kesehatan
(sebelum Proper)
Menu Kesehatan
(Setelah Proper)
Gambar 4.11 Menu kesehatan di dalam Depok Single Window
36
Info Dokter Spesialis/ Umum Info Dokter Rumah Sakit Info Dokter Puskesmas
Gambar 4.12 Info dokter di dalam menu kesehatan
37
Antrean Puskesmas Ketersediaan Kamar RS Ketersediaan Kamar RS
Gambar 4.13 Info antrean Puskesmas dan ketersediaan ruang rawat inap RS
38
Halodoc Feedback
Gambar 4.14 HaloDoc dan feedback di dalam menu kesehatan
Gambar 4.15 Info TOP 5 Penyakit di Bulan Nopember 2019 di dalam menu kesehatan
4.3.3. Sistem layanan kesehatan baru
Sejak beroperasi 12 tahun yang lalu, jumlah pasien yang tercatat di RSUD Kota
Depok sudah mencapai 355.208 orang. Artinya jika tidak ada proses retensi
(pemusnahan) arsip, maka ruang penyimpanan dokumen rekam medis yang dibutuhkan
oleh RSUD Kota Depok untuk menampung berkas rekam medis pasien akan menjadi
masalah besar. Belum lagi resiko kehilangan berkas rekam medis menjadi sangat besar
dengan banyaknya berkas yang makin bertambah setiap harinya. Selain itu, sekarang
39
masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari berkas rekam medis,
walaupun pengaturan peletakan rekam medis berdasarkan nomor rekam medisnya
sudah diterapkan oleh petugas rekam medis di rumah sakit.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis disebutkan bahwa rekam medis
harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Oleh karena itu,
untuk menjawab tantangan di tengah arus globalisasi yang sudah tidak terbendung
disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih di era revolusi industri
4.0, yang lebih menekankan pada pola digital economy, artificial inteligent, big data,
robotic dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive technology,
maka dibuatlah aplikasi Elektronik Rekam Medis (ERM) ini oleh tim IT RSUD.
Aplikasi ini merupakan pengembangan dari aplikasi SIMRS yang telah ada sebelumnya
dalam bentuk opensource, sehingga memudahkan kita untuk mengembangkannya
secara mandiri.
Aplikasi ini sudah dapat mengintegrasikan antara hasil rekam medis dokter
dengan instalasi Radiologi dan instalasi Laboratorium apabila dibutuhkan, dan pasien
dapat langsung menuju instalasi yang dirujuk oleh dokter hanya dengan membawa
kartu pasien. Untuk integrasi ke dalam instalasi Farmasi sudah dapat terkoneksi dengan
system stok obat RSUD, akan tetapi masih mengalami kendala di sistem stok obat BPJS,
mengingat system ini terpisah dengan aplikasi SIMRS yang ada di RSUD Kota Depok.
Agar dapat melakukan integrasi ke dalam aplikasi BPJS, maka perlu untuk
berkoordinasi dengan Kepala BPJS Kota Depok.
40
Gambar 4.16 Menu login ERM
Gambar 4.17 Menu utama ERM
41
Gambar 4.18 Cek pasien yang telah registrasi
Gambar 4.19 Halaman tindakan oleh dokter
42
Gambar 4.20 Riwayat Pasien
Gambar 4.21 Pemeriksaan oleh perawat
43
Gambar 4.22 Formulir SOAP
Gambar 4.23 Formulir Diagnosis
44
Gambar 4.24 Formulir Laboratorium
4.3.4. Draft Perwal Tentang Pengelolaan Kota Sehat
Gambar 4.25 Perwal Penyelenggaraan Kota Sehat
45
4.4. PEMBERDAYAAN ORGANISASI PEMBELAJARAN
4.4.1. Pemberdayaan Stakeholder Internal
a. Membangun komunikasi agar seluruh personil organisasi berada dalam sistem
kerja yang efektif, responsif, dan bergerak lincah untuk melakukan perubahan
dengan cara:
- Membentuk Tim Efektif yang lincah dengan SK Kepala Dinas Kominfo Kota
Depok.
- Rapat Tim internal dalam menentukan arah perubahan dan menentukan
metode perubahan untuk mencapai tujuan dan manfaat perubahan.
- Menjadikan organisasi pembelajaran sebagai organisasi yang kreatif, cakap,
dan mampu melakukan alih pengetahuan dan pertukaran informasi, yang
selanjutnya diharapkan mampu memperbaiki perilaku.
- Mengembangkan kepercayaan dan sinergitas antar unit kerja dalam mencapai
tujuan organisasi
- Menciptakan integritas dan tanggung jawab terhadap organisasi dan
masyarakat.
b. Membangun organisasi adaptif, yaitu dengan cara:
- Mendorong bawahan untuk mengemukakan ide-ide perubahan dan responsif
terhadap isu perubahan yang terjadi di lingkup kerja masing-masing.
- Memberi motivasi kepada bawahan agar mampu bertindak cepat, tepat, dan
efektif.
- Membangun budaya kerja yang berintegritas, bermoral, dan akhlaq yang mulia,
sehingga mampu menjadi agen perubahan di lingkup kerja masing-masing.
4.4.2. Pemberdayaan Stakeholder Eksternal
Untuk itu telah dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
46
a. Saling memahami tugas dan fungsi masing-masing pihak serta memahami bersama
tujuan yang akan dicapai bersama.
b. Membuat komitmen bersama dalam rangka percepatan tindak lanjut dari rencana
integrasi data kesehatan Kota Depok Bersama seluruh Rumah Sakit dan Puskesmas
di Kota Depok.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil implementasi proyek perubahan selama mengikuti Pelatihan Kepemimpinan
Nasional II Angkatan XXIV tahun 2019 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Membangun komunikasi adalah hal yang terpenting dalam mengelola organisasi,
sebelum agenda lain diterapkan. Karena komunikasi merupakan pintu gerbang menuju
suksesnya perencanaan dan pencapaian rencana tersebut.
b. Sebagai seorang pemimpin, selain harus memiliki sikap integritas, juga harus dapat
memberikan contoh kepada bawahan dalam menerapkan pemberdayaan organisasi
pembelajaran pada aktifitas sehari-hari.
c. Perubahan adalah suatu yang pasti terjadi, oleh karena itu yang dibutuhkan dalam
organisasi yang adaptif adalah kemampuan untuk membaca tanda-tanda perubahan
tersebut, agar dapat diantisipasi ke dalam perencanaan pekerjaan, termasuk hal-hal
mitigasi lainnya.
d. Inovasi adalah bukan semata masalah teknologi, akan tetapi lebih pada bagaimana kita
menyelesaikan setiap permasalahan secara efektif dan efisien, agar masalah serupa
maupun turunannya tidak terjadi lagi di masa depan.
e. Dalam implementasi proyek perubahan ini, dialog strategis marketing dengan para
stakeholder menjadi sangat penting, mengingat bahwa para stakeholder tersebut harus
menjadi pendukung utama dalam pelaksanaan proyek perubahan ini. Dengan dialog ini,
stakeholder yang apathetic sekalipun dapat berubah menjadi promotor, dan bahkan
akan turut memberikan ide dan saran dalam menyelesaikan masalah.
48
5.2. SARAN
Saran yang dapat disampaikan dalam rangka lebih menyempurnakan proyek perubahan ke
depan adalah:
a. Perlu pengawalan yang ketat terhadap percepatan penyelesaian tahapan jangka
menengah dan jangka panjang, serta memelihara hubungan yang baik dengan seluruh
stakeholeder.
b. Segera untuk mengintegrasikan seluruh aplikasi layanan kesehatan Kota Depok dengan
aplikasi yang digunakan oleh pihak BPJS agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dapat lebih cepat dan efektif.
49
LAMPIRAN