Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1| Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI
Oleh :
Bayu Prasetyo Pambudi, Jupri*), Dadang Sungkawa*)
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Email :
[email protected], [email protected]
ABSTRAK
Pembangunan fasilitas umum tidak dapat dilaksanakan tanpa memepertimbangkan kebutuhan
ekologi, terutama dalam hal penataan kota. Berdasarkan peraturan pemerintah mengenai
penataan wilayah, sebuah kota wajibnya memiliki ruang terbuka hijau minimal 30%. Kota
Bekasi merupakan salah satu kota yang sedang melakukan pembangunan di aspek ruang terbuka
hijau, dalam hal ini taman kota. Tujuan dari penelitian ini ialah mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan taman kota, peran serta masyarakat dalam
memanfaatkan taman kota dan mengetahui respon pemerintah terhadap keberadaan taman kota.
Metode yang digunakan ialah observasi lapangan, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase dan teknik pengambilan sampel
yang digunakan ialah random sampling sehingga populasi dari penelitian ini masyarakat sekitar
yang sedang mengunjungi taman kota. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang
mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan taman kota ialah jarak tempat tingggal dan
kondisi fisik taman kota, selain itu taman dengan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan
taman kota paling tinggi ialah Taman Pekayon sedangkan respon pemerintah lebih kepada
merawat dan menjaga taman kota yang ada, serta berencana akan menambah jumlah taman kota
yang akan disebar di 12 kecamatan hingga tahun 2018. Agar pengelolaan taman kota dapat
ditingkatkan maka perawatan taman harus dilakukan secara rutin. Selain itu masyarakat sebagai
pengunjung taman kota harus bisa menjaga fasilitas taman kota yang tersedia.
Kata Kunci : Optimalisasi, RTH, Taman Kota,Bekasi.
Abstract
Construction of public facilities can not be implemented without considering enviromental
factors, especially in term of urban planning. Based on goverment regulatiion regarding the
arrangement of the city, a city must have a green open space at least 30%. Bekasi is one of the
cities that are doing development in aspects of green open space, in this case the city park. The
purpose of this study is to identify factors that affect the public in using city park. Community
participation in using the city park and knowing the goverment’s response to the presence of
city park. The method used in this research is descriptive method with data collection throught
2 | Pambudi,Bayu, dkk
Optimalisasi Pemanfaatan Taman...
observaton, interview and documentation study. The result show that factors that affect the
community in using the park is home to the ciry park distance and the physical condition of the
city park, in addition to that. A city park with community participation in using the highest city
park is Pekayon Park while the goverment response is to maintain and develop the existing city
park as well as plans to increase the number of city park that will be held in 12 district until
2018. In order for the management of urban parks can be improved park maintenance should
be performed routinely. Moreover, society as a city park visitors should be able to keep the city
park facilities to be used again
Keywords: Optimalization, Green Space, City Park, Bekasi
PENDAHULUAN
Kota merupakan suatu pusat dari
populasi yang luas serta padat
penduduknya, juga merupakan tempat
masyarakat untuk melakukan aktivitas
ekonomi, sosial dan politik serta
memiliki posisi geografi yang relatif
tetap dan kekuasaan pemerintah yang
spesifik.
Kota juga merupakan kawasan
pemukiman yang pada umumnya
dibangun untuk masyarakat yang
mendominasi tata ruang perkotaan dan
telah memiliki berbagai infrastruktur
yang dapat memenuhi kebutuhan
warganya secara mandiri.
Walaupun begitu, tata ruang
perkotaan yang baik baru dapat terpenuhi
jika terdapat penghijauan di pekarangan
pemukiman maupun perkantoran.
Menurut Jansson dan Lindgren (2012).
Tata ruang perkotaan yang baik
diutamakan pada keberadaan ruang
terbuka publik seperti taman umum,
taman bermain dan ruang terbuka hijau
pemukiman. Penyediaan ruang terbuka
hijau tidak hanya menjadi kewajiban
pemerintah, tetapi juga merupakan
kewajiban masyarakat maupun
pemerintah.
Salah satu bentuk peran serta
masyarakat adalah ikut menciptakan
RTH atau ruang terbuka hijau di
lingkungan sekitarnya dalam bentuk
pekarangan maupun taman di areal
pemukiman. Selain itu masyarakat juga
berkewajiban untuk merawat dan
menjaga ruang terbuka yang sudah ada.
Ruang terbuka hijau sendiri jika
dimanfaatkan dengan baik dapat
berfungsi secara estetis, hidrologis,
klimatologis, protektif maupun sosial
budaya (Hastuti, 2011). Sementara
menurut Van Dill En (2011), kualitas
suatu ruang terbuka hijau berhubungan
dengan kesehatan penghuni pemukiman
sekitar ruang terbuka hijau itu sendiri.
3| Antologi Geografi, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
Ruang terbuka hijau sendiri
merupakan unsur utama dalam tata ruang
kota. Menurut Direktorat Jenderal
Penataan Ruang (2006) ruang terbuka
hijau harus dibangun di antara struktur
bangunan sebagai pelunak maupun
penyejuk lingkungan. Pada prinsipnya,
ruang terbuka hijau diciptakan agar dapat
menekan efek negatif yang ditimbulkan
dari padatnya aktifitas perkotaan, seperti
penurunan tingkat peresapan air, polusi
dan peningkatan temperatur. Semakin
sedikit jumlah ruang terbuka hijau akan
berakibat fatal, yaitu naiknya suhu bumi
dan perubahan cuaca yang berakibat pada
pemanasan global. Saat ini eksistensi
ruang terbuka hijau semakin berkurang
dikarenakan adanya alih fungsi lahan
ruang terbuka hijau menjadi lahan
pemukiman maupun perkantoran, adanya
penebangan pohon-pohon di daerah
perkotaan yang dilakukan pemerintah
maupun masyarakat juga dan tidak
diikuti dengan upaya penanaman kembali
dengan pohon yang baru berdampak juga
pada berkurangnya ruang terbuka hijau.
Direktorat Jenderal Penataan
Ruang menyatakan berdasarkan Undang-
Undang No 26 Tahun 2007 mengenai tata
ruang perkotaan, sebuah kota wajibnya
memiliki ruang terbuka hijau minimal
30% dari total luas wilayah. Ruang
terbuka hijau yang dimaksud terbagi
menjadi dua, yaitu ruang terbuka publik
dan ruang terbuka privat dengan proporsi
masing-masing 20% untuk ruang terbuka
publik dan 10% untuk ruang terbuka
privat. Penetapan besaran luas ruang
terbuka hijau ini berdasarkan dari
pengembangan ruang terbuka hijau kota.
Upaya penataan wilayah perkotaan sesuai
dengan pengembangan kota akan
menciptakan keseimbangan serta
keserasian antara lingkungan alam
maupun lingkungan buatan atau binaan.
Direktorat Jenderal Penataan
Ruang (2006) juga menyatakan bahwa
kota-kota di indonesia pada umumnya
memiliki kesulitan dalam meningkatkan
ruang terbuka hijau kota sehingga
beberapa kota di indonesia hanya sekedar
mempertahankan ruang terbuka yang
sudah ada walaupun belum memenuhi
persentase 30% dari yang diwajibkan.
Target untuk memenuhi persentase ruang
terbuka hijau konon semakin sulit untuk
direalisasikan akibat adanya tekanan
kebutuhan sarana dan prasarana kota.
Seperti struktur bagunan dan pelebaran
jalur jalan yang semakin meningkat yang
disebabkan oleh peningkatan jumlah
penduduk. Hal ini merupakan bukti
kurang diperhatikannya eksistensi ruang
terbuka hijau dan bahkan sering
dikorbankan. Padahal seharusnya ruang
terbuka memiliki nilai ekologis maupun
4 | Pambudi,Bayu, dkk
Optimalisasi Pemanfaatan Taman...
ekonomis tinggi bagi terwujudnya
lingkungan kota yang sehat.
Keberadaan ruang terbuka di
perkotaan sering diabaikan baik oleh
masyarakat maupun pemerintah, karena
dianggap tidak memberikan keuntungan
ekonomi dan ini berakibat kepada luas
ruang terbuka yang semakin berkurang.
Ini disebabkan karena meningkatnya
kebutuhan lahan yang diiringi dengan
meningkatnya pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat
akan memberikan pengaruh yang besar
pada pemanfaatan lahan sehingga perlu
perhatian khusus dari pihak-pihak yang
berkaitan dengan penyediaan ruang
publik untuk masyarakat.
Dari sekian banyaknya jenis ruang
terbuka yang ada di perkotaan, salah
satunya adalah taman kota. Taman kota
merupakan suatu kawasan ruang terbuka
hijau di wilayah perkotaan, lengkap
dengan fasilitas yang ada untuk
kebutuhan masyarakat sebagai termpat
rekreasi, selain menjadi tempat rekreasi,
taman kota merupakan elemen kota yang
memiliki banyak fungsi. Selain untuk
mendapatkan keindahan taman juga
berfungsi sebagai tempat
bermain,berolahraga,pemelihara
ekosistem tertentu serta pelembut
arsitektur kota.
Es Savas (2000) menyatakan
bahwa taman kota ditempatkan sebagai
public goods yaitu natural resources atau
man made features yang dapat dinikmati
masyarakat secara gratis. Pemerintah di
negara-negara maju pada umumnya
sangat serius dalam memperhatikan
aspek pertamanan. Di beberapa negara
maju sudah banyak taman kota yang
dikembangkan untuk kepentingan publik.
Fokusnya ialah meningkatkan kualitas
taman, menambah dan memperbaiki
pepohonan, mengawasi kebersihan dan
keamanan. Dalam pengelolaan taman
kota tersebut bukan tanggung jawab
pemerintah, melainkan melalui lembaga
swadaya masyarakat yang bekerja sama
dengan pemerintah dan masyarakat yang
tinggal di sekitar taman kota. Saat ini
taman kota merupakan hal yang wajib
dibangun pemerintah setempat dalam
memperindah tata ruang kota, tidak
terkecuali dengan Kota Bekasi.
Kota Bekasi memiliki wilayah
yang relatif datar dan berbatasan
langsung dengan provinsi DKI Jakarta
sebagai ibu kota indonesia. Potensi
daerah Kota Bekasi yang tidak memiliki
hutan menyebabkan perkembangan kota
menuju daerah perdagangan, jasa serta
industri.
Karena letak Kota Bekasi yang
berbatasan langsung dengan ibukota,
5| Antologi Geografi, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
menyebabkan datangnya arus urbanisasi
yang signifikan dari masyarakat yang
ingin mengadu nasib di ibukota dan ini
berdampak pada berkurangnya areal
lahan RTH yang dialih fungsikan
menjadi pemukiman penduduk yang
semakin meluas.
Banyaknya lahan yang beralih
fungsi menjadi lahan pemukiman
membuat pemerintah mengalami
kesulitas dalam membangun ruang
terbuka hijau, dalam hal ini taman kota.
Saat ini jumlah taman kota di Kota
Bekasi berjumlah lima taman, sebagian
taman tersebut memiliki infrastruktur
taman yang memadai.
Walaupun begitu dengan adanya
infrastruktur taman yang memadai, masih
banyak masyarakat yang belum mampu
menjaga fasilitas publik yang banyak
digunakan orang.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran masyarakat dalam
mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi masyarakat dalam
memanfaatkan taman kota dan
mengetahui respon pemerintah terhadap
keberadaan taman kota yang ada.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini ialah metode deskriptif. Penggunaan
metode penelitian deskriptif ini
diharapkan akan memberikan penjelasan
mengenai peran masyarakat dalam
pemanfaatan taman kota di Kota Bekasi.
Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data ialah observasi
lapangan, wawancara, studi dokumentasi
serta studi literatur setelah itu peneliti
menganalisis data yang diperoleh
dilapangan dengan menggunakan analisis
persentase yang melihat seberapa banyak
kecenderungan frekuensi jawaban yang
diberikan oleh responden.
P=𝑓
𝑛𝑥 100%
Sumber:Arikunto (2006:57)
Dimana:
P = Persentase
F = Frekuensi dari setiap jawaban yang
dipilih responden.
N=Jumlah dari seluruh frekuensi
alternatif jawaban yang menjadi
pilihan responden
Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh masyarakat yang mengunjungi
taman kota, pengambilan sampel ini
menggunakan random sampling. Yaitu
pengambilan anggota sampel secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan
dijelaskan mengenai hasil penelitian:
6 | Pambudi,Bayu, dkk
Optimalisasi Pemanfaatan Taman...
1. Karakteristik Responden
Pengunjung Taman Kota
a. Jenis kelamin pengguna taman
Gambaran responden mengenai jenis
kelamin dianggap perlu karena akan
mengetahui kecenderungan pengguna
taman kota berdasarkan jenis kelamin,
hasil pengumpulan data dari 150
responden yang tersebar di 5 taman kota
berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai
berikut:
Tabel 1
Jenis Kelamin Pengguna Taman
Nama Taman Pria Wanita
Jum
lah
Perse
ntase
Jum
lah
Perse
ntase
Taman Bina
Bangsa
20 66% 10 34%
Taman
Pekayon
14 46% 16 54%
Taman
Terminal
19 64% 11 36%
Taman Alun
Alun
18 60% 12 40%
Taman
Bantar
Gebang
16 53% 14 47%
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat
bahwa jenis kelamin pria lebih
mendominasi dari jumlah pengunjung
taman kota di Kota Bekasi, dengan
persentase lebih dari 50 %, sementara
pengunjung wanita memiliki persentase
kurang dari 50%.
b. Pengguna taman berdasarkan usia
Tabel 2
Pengguna Taman Berdasarkan Usia
Nama
Taman
Usia Ju
ml
ah
10-20
Tahu
n
21-30
Tahu
n
31-40
Tahu
n
>40
Tah
un
Taman
Bina
Bangsa
7 12 8 3 30
Taman
Pekayon
2 22 4 2 30
Taman
Terminal
9 17 1 3 30
Taman
Alun
Alun
4 14 11 1 30
Taman
Bantar
Gebang
5 13 12 0 30
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dijelaskan bahwa usia pengunjung taman
kota cukup bervariasi dan merata, mulai
dari anak anak maupun dewasa. Usia
pengunjung terbanyak adalah pengnjung
dengan usia 21-30 tahun, dikarenakan
usia tersebut merupakan usia produktif
dan memliki semangat yang tinggi dalam
beraktifitas.
c. Pengguna taman berdasarkan tingkat
pendidikan
7| Antologi Geografi, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
Tabel 3
Pengguna Taman Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Nama Taman Tingkat Pendidikan
SD SM
P
SM
A
P
T
Juml
ah
Taman Bina
Bangsa
0 7 11 12 30
Taman
Pekayon
1 5 12 12 30
Taman
Terminal
8 11 9 2 30
Taman Alun
Alun
4 7 9 10 30
Taman Bantar
Gebang
3 9 14 4 30
Jumlah 16 39 55 40 150
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dijelaskan sebagian besar masyarakat
yang mengunjungi taman kota di Kota
Bekasi sudah pernah mengenyam bangku
pendidikan, dengan jumlah terbanyak
yaitu responden yang sudah atau sedang
menempuh SMA.
d. Pengguna taman kota berdasarkan
status pekerjaan.
Tabel 4
Pengguna Taman Kota
Berdasarkan Status Pekerjaan
Nama Taman P
N
S
Wiras
wasta
Pelaja
r,
mahas
iswa
Perse
ntase
Taman Bina
Bangsa
16
%
36% 48% 100%
Taman
Pekayon
43
%
50% 7% 100%
Taman
Terminal
0
%
10% 90% 100%
Taman Alun
Alun
58
%
36% 6% 100%
Taman
Bantar
Gebang
16
%
14% 70% 100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat
dijelaskan bahwa pengunjung Taman
Bina Bangsa, Taman Bantar Gebang,
Taman Terminal merupakan pengunjung
dengan kategori pelajar dan mahasiswa
terbanyak yang mengunjungi taman kota
tersebut. Sementara Taman Pekayon dan
Taman Alun Alun didominasi oleh
pengunjung dengan jenis pekerjaan PNS
dan wiraswasta.
2. Pemanfaatan Taman Kota sebagai
ruang publik
a. Tujuan utama mengunjungi taman
kota
Ruang publik merupakan suatu ruang
yang digunakan untuk umum. Menurut
Budiharjo dan Sujarto (1999:91) fungsi
dari ruang publik adalah “sebagai tempat
bermain dan berolahraga, tempat
bersantai, tempat komunikasi sosial,
tempat peralihan termasuk menunggu.
Untuk mengetahui apakah ruang publik
8 | Pambudi,Bayu, dkk
Optimalisasi Pemanfaatan Taman...
taman kota di bekasi telah dimanfaatkan
secara maksimal oleh masyarakat maka
harus diketahui tujuan utama masyarakat
mengunjungi taman kota. Pengumpulan
data dari 150 responden berdasarkan
tujuan utama mengunjungi taman kota
adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Tujuan Utama Mengunjungi
Taman Kota
Tujuan
Utama
Taman Kota
Tam
an
Bina
Ban
ga
Tama
n
Peka
yon
Tama
n
Termi
nal
Tam
an
Alun
Alun
Tam
an
Bant
ar
Geba
ng
Rekreasi 17% 36% 0% 10% 36%
Menikma
ti
Lingkung
an Taman
Kota
33% 43% 21% 33% 40%
Singgah
Sementar
a
0% 0% 73% 10% 0%
Olahraga 50% 21% 6% 47% 24%
Persentase 100
%
100% 100% 100
%
100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dijelaskan bahwa pengunjung Taman
Bina Bangsa, Taman Alun Alun dan
Taman Bantar Gebang lebih cenderung
untuk menikmati lingkungan taman serta
berolahraga, ini dikarenakan banyaknya
pepohonan disekitar taman yang
membuat suasana taman kota menjadi
teduh dan asri serta adanya jogging track
yang bisa digunakan pengunjung untuk
berolahraga. Sementara masyarakat yang
mengunjungi Taman Pekayon lebih
cenderung menikmati lingkungan taman
serta berekreasi bersama teman maupun
keluarga. Masyarakat yang mengunjungi
Taman Terminal sendiri lebih cenderung
hanya sekedar singgah sementara untuk
menunggu kendaraan umum yang mereka
tunggu maupun menunggu kedatangan
anggota keluarga yang sedang menuju
perjalanan ke Terminal Bekasi, ini
dikarenakan lokasi taman yang
berdekatan dengan Terminal Bekasi.
b. Intensitas mengunjungi taman kota
dalam sebulan
Tabel 6
Intensitas Mengunjungi Taman
Kota Dalam Sebulan
Nama
Taman
Intensitas Mengujungi
Taman Kota Dalam
Sebulan
Pers
enta
se
1 kali 2-4 kali >4
kali
Taman
Bina
Bangsa
3% 80% 17% 100
%
Taman
Pekayon
3% 87% 10% 100
%
Taman 16% 70% 14% 100
9| Antologi Geografi, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
Terminal %
Taman
Alun Alun
7% 73% 20% 100
%
Taman
Bantar
Gebang
16% 66% 18% 100
%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dijelaskan bahwa sebagian besar
responden mengunjungi taman kota
sebanyak 2-4 kali dalam sebulan, hal ini
menandakan bahwa sebagian besar
responden cukup intens dan berkala
dalam mengunjungi taman kota di Bekasi
sebagai ruang publik.
c. Lama mengunjungi taman kota
Tabel 7
Lama Mengunjungi Taman
Nama Taman Lama Kunjungan Persen
tase <30
menit
1-2
jam
>2
jam
Taman Bina
Bangsa
13% 65% 22% 100%
Taman
Pekayon
4% 86% 10% 100%
Taman
Terminal
60% 40% 0% 100%
Taman Alun
Alun
3% 93% 4% 100%
Taman
Bantar
Gebang
23% 77% 0% 100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dijelaskan bahwa sebagian besar
masyarakat yang mengunjungi Taman
Bina Bangsa, Taman Pekayon, Taman
Alun Alun dan Taman Bantar Gebang
menghabiskan waktu selama 1-2 jam, hal
ini dikarenakan sebagian besar
pengunjung taman kota melakukan
aktivitas berolahraga dan berekreasi
bersama keluarga, sehingga waktu
selama 2 jam dirasa cukup, sementara itu
sebagian besar masyarakat yang
mengunjungi Taman Terminal memilih
untuk memanfaatkan waktu di taman
kurang dari 30 menit, ini dikarenakan
luas taman yang tidak terlalu luas dan
tidak adanya fasilitas penunjang taman
kota yang bisa digunakan masyarakat
yang mengunjungi Taman Terminal,
sehingga masyarakat yang berada di
Taman Terminal hanya singgah
sementara
d. Bersama siapa mengunjungi taman
Tabel 8
Bersama Siapa Mengunjungi
Taman
Nama
Taman
Bersama Siapa Pers
entas
e Sen
diri
Kel
uar
ga
Te
ma
n
Rom
bong
an
Taman
Bina
20
%
43% 30
%
7% 100
%
10 | Pambudi,Bayu, dkk
Optimalisasi Pemanfaatan Taman...
Bangsa
Taman
Pekayon
13
%
36% 51
%
0% 100
%
Taman
Terminal
33
%
16% 45
%
6% 100
%
Taman
Alun Alun
13
%
58% 29
%
0% 100
%
Taman
Bantar
Gebang
30
%
27% 33
%
10% 100
%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dijelaskan bahwa sebagian besar
masyarakat datang ke taman kota
bersama keluarga maupun teman,
kemudian banyak juga yang datang
sendiri maupun bersama rombongannya.
Ini menunjukan bahwa masyarakat yang
mengunjungi taman kota datang selain
untuk menikmati suasana taman juga
untuk berkomunikasi dan berinteraksi,
baik dengan keluarga, teman ataupun
rombongan mereka. Ini menggambarkan
manusia sebagai makhluk sosial yang
selalu berinteraksi dengan individu lain
disekitarnya.
3. Kondisi Taman Kota
a. Taman Hijau Pekayon
Taman Hijau Pekayon terletak di
Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi
dengan jumlah penduduk sebanyak
215.050 jiwa. Taman ini dibangun
berdasarkan program P2KH atau
Program Pengembangan Kota
Hijau(P2KH). Program ini dibuat
berdasarkan implementasi Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota yang dicetuskan oleh
Direktorat Penataan Ruang Kementrian
Pekerjaan Umum pada tahun 2011.
Taman Hijau Pekayon memiliki
fasilitas seperti arena bermain anak,
lapangan basket, lahan untuk untuk
berkebun serta pendopo. Selain itu ada
pula fasilitas penerangan terbuat dari
lampu taman dengan daya dari energi
matahari. Arena parkir dan jogging track.
Total luas dari taman ini mencapai 4.980
m2.
Fasilitas yang terdapat di Taman
Pekayon masih dalam kondisi yang baik,
ini dikarenakan adanya perawatan yang
dilakukan masyarakat setempat dengan
membentuk LSM GPL (Gerakan Peduli
Lingkungan) Pekayon, dimana LSM
tersebut bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih serta asri dan
tujuan tersebut diaplikasikan dengan
membangun Taman Pekayon yang
dulunya berupa lapangan.
b. Taman Alun Alun Kota Bekasi
Taman Alun Alun Kota Bekasi
terletak di kawasan Alun Alun Kota
Bekasi yang berada Kelurahan
Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan,
Kota Bekasi. Taman ini diresmikan pada
11| Antologi Geografi, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
tanggal 1 Desember 2012 oleh walikota
bekasi saat itu Dr. H. Rahmat Effendi.
Taman yang dikelola oleh Badan
Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH)
Kota Bekasi ini terletak ditengah instansi
pemerintah antara lain RSUD Kota
Bekasi Pengadilan Negeri Kota Bekasi
dan Polres Kota Bekasi.
Taman Alun Alun Bekasi memiliki
fasilitas arena bermain anak, jalur
pedestrian serta tempat pengolahan
kompos. Total luas taman ini adalah
3.500 m2.
Fasilitas yang terdapat di taman ini
dalam kondisi yang cukup baik selain itu
adanya petugas yang terdapat disekitar
taman menjadikan kebersihan taman
terjaga.
c. Taman Bantar Gebang
Taman Bantar Gebang merupakan
taman kedua setelah Taman Pekayon
yang dibangun oleh Program
Pengembangan Kota Hijau (P2KH) atas
kerjasama antara Direktorat Jenderal
Penataan Ruang, Kementrian Pekerjaan
umum dengan Pemerintah Kota Bekasi.
Taman yang diresmikan pada 12
Januari 2015 ini terletak di Kecamatan
Bantar Gebang, Kota Bekasi.
Taman Bantar Gebang memiliki
fasilitas arena bermain anak, lapangan
serta jalur pedestrian. Total luas taman
ini mencapai 6000 m2.
Walaupun usia taman tergolong masih
muda, beberapa fasilitas yang terdapat di
taman ini sudah dalam kondisi tidak
layak pakai seperti arena bermain anak
berupa ayunan yang penyangganya sudah
patah sehingga tidak bisa digunakan
selain itu terdapat aksi vandalisme
dibeberapa fasilitas taman, ini
dikarenakan masyarakat yang belum
sadar untuk menjaga fasilitas taman yang
ada.
d. Taman Terminal Bekasi
Taman Terminal Bekasi atau Taman
Cut Mutia terletak di kawasan terminal
bekasi, Kecamatan Bekasi Timur, Kota
Bekasi. Taman ini diresmikan pada
tanggal 15 Agustus 1987 dan diresmikan
oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Bekasi saat itu, H. Suko Martono.
Berbeda dengan taman sebelumnya,
taman yang memiliki luas sekitar 2000
m2 ini tidak memiliki berbagai
infrastruktur taman. Selain itu banyaknya
gelandangan, pengamen yang sering
berkumpul di Taman Cut Mutia
menyebabkan enggannya masyarakat
untuk berkunjung ke taman tersebut.
e. Taman Bina Bangsa
Taman Kota Bina Bangsa merupakan
taman kedua milik Kota Bekasi yang
dibangun dan direhabilitasi setelah
Taman Alun Alun Bekasi pada awal 2011
lalu. Taman ini terletak di Kecamatan
12 | Pambudi,Bayu, dkk
Optimalisasi Pemanfaatan Taman...
Bekasi Selatan, Kota Bekasi dan berada
di jantung kota bekasi dikarenakan
berdekatan dengan Kantor Walikota
Bekasi.
Taman Kota Bina Bangsa memiliki luas
sekitar 3 hektar dengan berbagai fasilitas
pelengkap taman kota, sayangnya
walaupun berdekatan dengan Kantor
Walikota Bekasi, ketika malam tiba
taman ini digunakan para tunawisma
untuk beristirahat dan terjadinya kegiatan
prostitusi yang terjadi di Taman Bina
Bangsa.
4. Respon Pemerintah Terhadap
Keberadaan Taman Kota di Bekasi
Pembangunan di Kota Bekasi yang
berlangsung pesat saat ini menyebabkan
jumlah lahan terbangun sudah mencapai
52,09 %. Sedangkan yang belum
terbangun 48.91 %. Sisanya merupakan
RTH sebesar 11,4 %. Sementara sisanya
sudah dikuasai oleh pengembang
perumahan.
Padahal idealnya komposisi RTH di
sebuah daerah adalah 30 % sesuai dengan
Undang Undang Nomor 26 tahun 2007
mengenaii penataan ruang.
Selain adanya peraturan penataan
ruang terhadap pengembang agar turut
serta membangun ruang publik.
Pemerintah Kota Bekasi juga terus
membangun ruang publik salah satunya
berupa taman kota. Tahun ini sudah lima
taman kota yang dimiliki Pemerintah
Kota Bekasi, sedangkan sisanya ialah
jalur hijau. Saat ini Pemerintah Bekasi
berencana akan menambah jumlah
taman yang terdapat di Bekasi. Program
1000 taman yang dicanangkan oleh Dinas
Pertamanan, Pemakaman dan Penerangan
Jalan Umum (DPPJU) ini selain
bertujuan untuk menambah 400 jumlah
taman yang nantinya akan dibangun di 12
kecamatan , juga untuk menambah kuota
penyediaan RTH yang saat ini baru
mencapai 14 %. Taman tersebut nantinya
akan dibangun di sekitar jalan arteri,
perkantoran dan pemukiman kota.
5. Analisis Penilaian Pengunjung
Terhadap Fasilitas Taman
Berdasarkan gambar 1 dapat
dijelaskan bahwa taman dengan nilai
keindahan taman dan kenyamanan taman
paling tinggi ialah Taman Alun Alun
dengan nilai 97 untuk keindahan taman
yang berarti cukup dan nilai 114 yang
berarti sangat baik untuk kenyamanan
taman . Banyaknya tanaman hias serta
pepohonan yang tersusun dengan rapi
serta terdapatnya air mancur yang
terdapat di tengah taman memperindah
image Taman Alun Alun sebagai ruang
publik.
Taman dengan penilaian kondisi
tempat parkir paling tinggi ialah taman
Pekayon. Dan Taman Bantar Gebang ,
13| Antologi Geografi, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
ini dikarenakan lokasi parkir yang
berada di depan taman dan tidak
menghalangi kendaraan yang melaju
serta terdapat tempat parkir untuk sepeda
Taman dengan penilaian terhadap
arena bermain anak dan kondisi
keamanan paling tinggi ialah Taman Bina
Bangsa dengan nilai 118 dan 114 yang
berarti baik. Taman alun alun memiliki
Gambar 1
Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Taman Kota
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
fasilitas arena bermain anak yang
tersebar di sekitar taman. Walaupun
memiliki berbagai jenis arena bermain
anak, perawatan terhadap kondisi fasilitas
tersebut diperlukan agar bisa digunakan
dikemudian hari. Selain itu terdapatnya
pos keamanan polisi yang terdapat di luar
taman dan adanya petugas keamanan
yang berada di sekitar taman
menyebabkan pengunjung merasa aman
selama berada di Taman Bina Bangsa.
Taman dengan penilaian terhadap
keadaan vegetasi paling baik ialah Taman
Alun Alun dengan nilai 132 yang berarti
sangat baik. Perawatan yang dilakukan
secara berkala oleh petugas taman
terhadap kondisi yang terdapat di Taman
Alun Alun menyebabkan tanaman hias
dan pepohonan yang terdapat disekitar
taman tidak layu.
Taman dengan kondisi ketertiban,
pencahayaan taman dan kondisi tempat
0 50 100 150
Keindahan Taman
Kenyamanan Taman
Tempat Parkir
Arena Bermain Anak
Kondisi Keamanan
Keadaan Vegetasi
Ketertiban
Pencahayaan Taman
Kondisi Tempat Duduk
Kondisi Jalur Pedestrian
Kondisi Kebersihan
Fasilitas Taman
Taman Kota Bantar Gebang
Taman Kota Alun Alun
Taman Kota Terminal
Taman Kota Pekayon
Taman Kota Bina Bangsa
Penilaian:
30 - 53 Sangat tidak
baik
54 - 77 Kurang baik
78 - 101 Cukup
102 - 125 Baik
126 - 150 Sangat baik
14 | Pambudi,Bayu, dkk
Optimalisasi Pemanfaatan Taman...
duduk paling baik ialah Taman Pekayon
dengan nilai 131, 125, 120 yang berarti
sangat baik dan baik. Adanya papan
peringatan untuk tidak membuang
sampah yang terdapat disekitar taman
dan terdapatnya tempat sampah disetiap
sudut taman menyebabkan pengunjung
turut andil dalam menjaga lingkungan
taman, selain itu tidak adanya pedagang
kaki liar atau PKL yang berjualan
didalam taman menjadikan suasana
taman menjadi tertib. Kondisi
pecahayaan taman yang terdapat di
Taman Pekayon juga dalam kondisi yang
baik, ini dikarenakan lampu yang masih
bisa digunakan dan hanya dinyalakan
ketika malam hari dan kondisi tempat
duduk yang terdapat disekitar taman
dalam kondisi yang bagus karena tidak
adanya coretan – coretan yang terdapat di
bangku taman.
Taman dengan penilaian kondisi
jalur pedestrian paling tinggi ialah Taman
Alun Alun dengan nilai 133 yang berarti
sangat baik. Kondisi jalur pedestrian
yang terdapat di taman dalam kondisi
yang bagus dan tidak terdapat kerikil
tajam disepanjang jalur, selain itu
terdapat jalur refleksi yang terdapat di
selatan taman.
Taman dengan penilaian kondisi
kebersihan dan fasilitas taman paling
tinggi ialah Taman Pekayon dengan nilai
119 dan 126 yang berarti baik dan sangat
baik. Adanya papan peringatan untuk
tidak membuang sampah sembarangan
menyebabkan masyarakat yang
mengunjungi Taman Pekayon turut serta
dalam menjaga lingkungan taman dengan
tidak membuang sampah sembarangan.
Taman dengan penilaian kondisi
fasilitas taman paling tinggi ialah Taman
Pekayon dengan nilai 126 yang berarti
sangat baik, ini dikarenakan terdapatnya
fasilitas taman yang masih bisa
digunakan dan adanya peran masyarakat
setempat dalam merawat taman tersebut.
Berdasarkan analisis yang sudah
dijabarkan, dapat dijelaskan bahwa
Taman Pekayon memiliki enam
penilaian dengan kategori baik.
Walaupun tidak memiliki lahan taman
yang luas seperti Taman Bina Bangsa.
Taman Pekayon memiliki fasilitas dan
kebersihan taman yang terawat, ini
dikarenakan lahan taman yang tidak
terlalu luas sehingga mudah untuk
merawat fasilitas taman yang tersedia,
selain itu, adanya inisiatif masyarakat
Pekayon Indah untuk merawat taman
dengan mencetuskan lembaga swadaya
masyarakat bernama Gerakan Peduli
Lingkungan (GPL) Pekayon yang
bergerak di bidang lingkungan terutama
dalam menjaga dan merawat fasilitas
taman menjadikan pengunjung merasa
15| Antologi Geografi, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
nyaman dan aman selama berada di
Taman Pekayon dikarenakan adanya
aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat
sekitar di Taman Pekayon.
Sementara Taman Alun Alun
memiliki empat penilaian dengan
kategori baik dalam aspek keindahan,
kenyamanan taman, kondisi vegetasi dan
kondisi jalur pedestrian.. Kawasan taman
yang luas serta jenis vegetasi yang
beragam menjadikan pengunjung merasa
nyaman dan teduh selama berada di
Taman Alun Alun. Selain itu adanya
petugas yang berjaga di sekitar taman
membuat pengunjung merasa aman
selama berada di Taman Alun Alun.
Taman Bina Bangsa memiliki dua
penilaian dalam kategori cukup untuk
aspek kondisi arena bermain anak dan
keamanan. Walaupun memiliki fasilitas
bermain anak yang lengkap dan pos
keamanan yang berada di sekitar taman.
Perawatan secara berkala diperlukan agar
fasilitas bermain anak tersebut bisa
digunakan kedepannya, selain itu,
diperlukan petugas taman yang juga
berjaga di malam hari untuk
meminimalisir kegiatan prostitusi
ketika malam hari yang membuat
pengunjung merasa tidak nyaman ketika
melewati taman saat malam hari.
Taman Bantar Gebang memiliki
satu penilaian untuk aspek kondisi tempat
parkir. Taman yang diresmikan pada
awal tahun 2015 ini memiliki fasilitas
penunjang taman kota yang memadai,
sayangnya walaupun merupakan taman
kota baru, sudah ada beberapa fasilitas
taman yang sudah tidak layak pakai
seperti ayunan dengan besi pengaitnya
yang sudah patah sehingga tidak bisa
digunakan, terdapatnya bekas vandalisme
di bangku taman juga menunjukan
kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga dan merawat Taman Bantar
Gebang.
Taman Terminal tidak memiliki
hasil penilaian yang baik . Taman yang
terletak di persimpangan jalan djuanda
dan Jalan cut mutia ini tidak memiliki
lahan yang luas, letaknya yang berada
dipersimpangan jalan dan terdapatnya
monumen patriot Kota Bekasi
menjadikan taman terminal sebagai
“pintu masuk ke Kota Bekasi”.
Taman Terminal hanya memiliki
fasilitas penunjang taman berupa air
mancur, vegetasi serta beberapa
monumen yang terdapat di sekitar taman.
Walaupun begitu, adanya gelandangan
yang berkeliaran di sekitar taman saat
siang dan malam hari membuat
pengunjung merasa tidak nyaman ketika
melewati Taman Terminal.
Dari penjelasan yang sudah
dijelaskan dapat disimpulkan bahwa,
16 | Pambudi,Bayu, dkk
Optimalisasi Pemanfaatan Taman...
masih terdapat fasilitas taman kota yang
sudah tidak layak digunakan, ini
dikarenakan kurangnya kesadaran
pengunjung dalam menjaga dan merawat
fasilitas taman, selain itu pengawasan
oleh petugas taman juga diperlukan
terhadap fasilitas maupun lingkungan
taman, ini berfungsi untuk mengurangi
aksi perusakan fasilitas taman dan
meminimalisir perbuatan tidak
menyenangkan yang terjadi di taman
kota. Oleh karena itu harus ada kerja
sama antar pemerintah dengan
masyarakat pengguna taman agar bisa
saling menjaga dan merawat eksistensi
taman kota di Kota Bekasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
sudah dikemukakan dapat disimpulkan
bahwa:
Faktor-faktor yang mempengaruhi
masyarakat untuk memanfaatkan taman
kota ialah jarak antara tempat tinggal
dengan taman kota. Masyarakat lebih
memilih untuk mengunjungi taman kota
yang lebih dekat dengan tempat
tinggalnya, seperti Taman Pekayon.
Pengunjung yang berada di Taman
Pekayon sebagian besar ialah masyarakat
yang tinggal di sekitar taman. Lalu sarana
yang digunakan untuk mencapai taman
juga merupakan salah satu faktor
pemanfaatan taman kota. Karena
masyarakat lebih memilih mengunjungi
taman terdekat dengan sarana kendaraan
yang mudah digunakan.
Taman Pekayon merupakan taman
dengan peran serta masyarakat dalam
pemanfaatan taman kota paling baik
diantara keempat taman lainnya. Ini
dikarenakan adanya inisiatif dari
masyarakat sekitar untuk menciptakan
LSM. Dimana LSM ini bertujuan untuk
menciptakan lingkungan yang bersih
serta asri dan tujuan tersebut
diaplikasikan dengan membangun Taman
pekayon yang dulunya berupa lapangan.
Selain itu Taman Pekayon juga
digunakan untuk kegiatan seni dan
musyawarah antar masyarakat sekitar.
Selain adanya campur tangan
masyarakat dalam menjaga taman kota,
pemerintah juga harus bisa menjaga dan
merawat fasilitas taman kota yang
tersedia, sehingga taman kota bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Dalam meningkatkan keberadaan ruang
terbuka hijau di Bekasi, pemerintah
setempat juga harus turut meningkatkan
jumlah taman kota yang ada di Bekasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2012. Optimalisasi Penyediaan
Ruang Terbuka Hijau Privat di Kota
Cimahi.
17| Antologi Geografi, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015
*) Penulis Penanggung Jawab
Anonymous,2010. Pengaruh Ruang Terbuka
Hijau Terhadap Iklim Mikro di Kota
Pasuruan
Anonymous,2011.Tindakan Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau Pemukiman di Kota
Purwodadi.
Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota
Bekasi. 2013. Kota Bekasi Dalam Angka
2013. Bekasi. BAPPEDA.
Dinas Tata Kota Bekasi. (2014). Jurnal Tata
Kota Edisi 01. Bekasi. Dinas Tata Kota
Bekasi
Hernawati, Ati. 2010. Pemanfaatan Jembatan
Penyebrangan Orang di Kota Bandung.
Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Iriani,Lia Yulia. 2013.Legal Aspek
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di
Kota Bandung. Bandung. Puslitbang
Kementrian Pekerjaan Umum
Kharis Theo, Ronald Aji.2013. Pemanfaatan
Tegalega Sebagai Ruang Publik Oleh
Masyarakat Kota Bandung.Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Mawardah, Luluk. 2013. Penataan Ruang
Terbuka Hijau sebagai Cara Optimalisasi
Pembentukan Karakter Kota Pacitan.
Surabaya. Institut Teknologi Adhi Taman
Surabaya.
Silain,Safar.MM.2011.Penelitian Sosial Untuk
Penulisan Skripsi dan Tesis. In Media
Sukawi. 2008. Taman Kota dan Upaya
Pengurangan Suhu Lingkungan
Perkotaan (Studi Kasus Kota Semarang).
Semarang. Universitas Diponogoro.
Tika, Moh. Pabundu. (2005). Metode Penelitian
Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia (2007) UU
No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang. Jakarta : DPR RI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013).
Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Bandung: UPI Press.
Widiawati, Kurnia. 2013. Taman Kota dan
Jalur Hijau Jalan Sebagai Ruang
Terbuka Hijau Publik di Banjarbaru.
Banjarbaru. Universitas Lambung
Mangkurat..
18 | Pambudi,Bayu, dkk
Optimalisasi Pemanfaatan Taman...