13
Naskah Publikasi Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh : KHUSNIYATI WAHYUNI A 410 090 052 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP

OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

  • Upload
    buinhi

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

Naskah Publikasi Ilmiah

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

KHUSNIYATI WAHYUNI

A 410 090 052

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN

KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP

Page 2: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran
Page 3: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

Oleh

Khusniyati Wahyuni1 dan Sutama

2

1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,[email protected]

2Staf Pengajar Pendidikan Matematika UMS Surakarta, [email protected]

Abstrak

Penelitian, ditujukan untuk mendeskripsikan peningkatan komunikasi

dan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5

Surakarta tahun 2012/2013 setelah dilakukan pembelajaran melalui optimalisasi

kardus bekas sebagai alat peraga. Penelitian menggunakan penelitian tindakan

kelas. Subyek penelitian, siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

sebanyak 31 siswa. Obyek penelitian, komunikasi dan hasil belajar matematika.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, metode tes, catatan

lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif

kualitatif dengan metode alur. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian, ada peningkatan komunikasi dan hasil belajar matematika yang

dapat dilihat dari meningkatnya indikator komunikasi dan hasil belajar

matematika yang meliputi : 1) berani menyampaikan pendapat sebelum tindakan

16,13% dan putaran II 70,96%, 2) menulis soal atau jawaban sebelum tindakan

29,03% dan putaran II 83,87%, 3) menggambar untuk memperjelas soal sebelum

tindakan 19,35% dan putaran II 74,19%, 4) menjelaskan konsep-konsep yang

berkaitan dengan pemecahan masalah sebelum tindakan 9,67% dan putaran II

54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38%

dan putaran II 93,54%. Simpulan penelitian, optimalisasi kardus bekas sebagai

alat peraga dapat meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika.

Kata kunci : komunikasi, hasil belajar, alat peraga

Pendahuluan

Komunikasi dan hasil belajar matematika itu penting. Komunikasi

matematika mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal. Komunikasi

tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang

menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga dapat berupa

uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan

kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan

masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan dan penjelasan

verbal suatu gagasan matematika (Ali Mahmudi, 2009 : 3).

OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN

KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP

Page 4: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

Komunikasi matematika berdampak pada hasil belajar matematika. Hasil

belajar matematika penting. Hal ini karena dengan matematika, kita akan belajar

bernalar secara kritis, kreatif dan aktif serta sebagai alat penyelesaian

permasalahan dalam kehidupan nyata. Belajar matematika sebagai suatu wahana

yang memfasilitasi kemampuan bernalar, berkomunikasi dan peningkatan

kepercayaan diri dalam bermatematika.

Hasil observasi awal kemampuan komunikasi matematika siswa SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta kelas VIIIA yang terdiri dari 31 siswa ( laki-laki

sebanyak 17 siswa dan perempuan sebanyak 14 siswa ) belum sesuai harapan.

Siswa yang berani menyampaikan pendapat sebanyak lima siswa (16,13%), siswa

yang sering menulis soal atau jawaban sebanyak sembilan siswa (29,03%), siswa

yang mampu menggambar untuk memperjelas soal sebanyak enam siswa

(19,35%), siswa yang mampu menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan dengan

pemecahan masalah sebanyak tiga siswa (9,67%) dan siswa yang tuntas dengan

nilai mencapai KKM sebanyak 15 siswa (48,38%). Dari data tersebut dapat

disimpulkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa kelas

VIII A masih rendah.

Akar penyebab permasalahan komunikasi dan hasil belajar matematika

diatas dapat bersumber dari banyak faktor. Salah satu diantaranya yaitu bersumber

dari guru, siswa, media pembelajaran ataupun lingkungan belajar. Faktor dominan

berasal dari media pembelajaran. Kurangnya media pembelajaran yang menarik

dikelas seperti komputer, LCD, maupun alat peraga matematika berpengaruh pada

komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika. Proses pembelajaran akan

menarik dan tidak membosankan jika dapat memanfaatkan media pembelajaran

yang menarik perhatian siswa.

Salah satu alternatif yang digunakan adalah media pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga matematika. Pada saat menggunakan alat peraga

hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat

peraga dapat mencapai hasil yang baik (Nana Sudjana, 2000 : 104). Dalam hal ini,

alat peraga yang akan digunakan terbuat dari kardus bekas.

Page 5: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

Keunggulan dari media pembelajaran dengan mengoptimalisasi kardus

bekas sebagai alat peraga yaitu 1) dapat dibuat oleh guru maupun siswa, 2) relatif

mudah pengerjaannya, 3) biaya pembuatan yang cukup murah, dan 4) mendaur

ulang kardus bekas. Selain itu, alat peraga ini merupakan alat visual tiga dimensi

sehingga siswa dapat mengamati dan memegangnya serta mampu mencegah

kebosanan siswa dalam belajar.

Berdasarkan keunggulan dari media pembelajaran dengan

mengoptimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga diduga 1) dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika bagi siswa kelas VIIIA SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta, dan 2) dapat meningkatkan hasil belajar matematika

bagi siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi

dan hasil belajar matematika. Secara khusus terdapat dua tujuan dalam penelitian

ini. (1) Mendiskripsikan peningkatan komunikasi matematika bagi siswa kelas

VIIIA semester 2 SMP Muhammadiyah 5 Surakarta tahun ajaran 2012/2013

melalui optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga. (2) Mendeskripsikan

peningkatan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VIIIA semester 2 SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 melalui optimalisasi kardus

bekas sebagai alat peraga.

Metode Penelitian

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1)

merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijaya K. dan Dedi D., 2011 : 9).

Proses PTK yaitu dialog awal, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi,

dan penyimpulan. Menurut Sutama (2010 : 18) bahwa karakteristik PTK secara

garis besar, yaitu (a) mengkaji permasalahan situasional dan kontekstual, (b)

adanya tindakan, (c) adanya evaluasi terhadap tindakan, (d) pengkajian terhadap

tindakan, (e) adanya kerjasama, dan (f) adanya refleksi. Penelitian ini dilakukan

Page 6: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

dua putaran selama 6 bulan, yaitu Oktober 2012 hingga Maret 2013. Subyek

penelitian adalah siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebanyak

31 siswa. Sedangkan obyek penelitian adalah komunikasi dan hasil belajar

matematika.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, metode tes, catatan

lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Arikunto (2010 : 272) dalam

menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya

dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen yang berisi tentang

kejadian atau tingkah laku yang akan dilakukan. Teknik analisis data dilakukan

secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Menurut Kusnandar (2011 : 128),

data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi

gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap

suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode

belajar yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias

dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat dianalisis

secara kualitatif. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Menurut

Sukmadinata (2005 : 104) keabsahan data dapat dilakukan melalui obsevasi secara

terus menerus, triangulasi sumber, metode, dan penelitian lain, pengecekan

anggot, diskusi teman sejawat, dan pengecekan referensi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Proses pembelajaran dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga

dilakukan dalam lima tahap. 1) orientasi siswa pada situasi masalah, 2)

mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5)

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Menurut Juprani

(2012), langkah-langkah pembelajaran dengan bantuan alat peraga ada tujuh

tahap. 1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dikelas,

2) melaksanakan pembelajaran menggunakan metode bervariasi, 3) siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok, 4) setiap kelompok bertanya jawab tentang

kegunaan rangka manusia berdasarkan LKS yang dibagikan guru, 5) membimbing

Page 7: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

siswa dalam menentukan fungsi dari setiap rangka manusia di dalam

kelompoknya, 6) diskusi tentang rangka manusia dan kegunaannya, 7) evaluasi

dan tindak lanjut.

Proses pembelajaran pada tindakan putaran I, siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. Pembagian kelompok dipilih

sendiri oleh siswa. Setiap anggota kelompok diberi modul materi dan alat peraga

matematika. Pada tindakan putaran II, proses pembelajaran sama dengan putaran I

dengan menggunakan alat peraga dan bekerja secara berkelompok. Namun,

pembagian kelompok ditentukan oleh guru berdasarkan nilai yang diperoleh siswa

pada putaran I. Siswa diberi waktu untuk berdiskusi tentang materi dengan

bantuan alat peraga. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Guru memberikan penguatan dan

bersama-sama siswa membuat kesimpulan.

Pembelajaran matematika dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat

peraga dapat meningkatkan komunikasi belajar siswa. Data peningkatan

komunikasi belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1

Data Komunikasi Matematika

Komunikasi Belajar

Matematika Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Berani menyampaikan

pendapat

5 siswa

(16,13%)

11 siswa

(35,48%)

22 siswa

(70,96%)

Menulis soal atau

jawaban

9 siswa

(29,03%)

16 siswa

(51,61%)

26 siswa

(83,87%)

Menggambar untuk

memperjelas soal

6 siswa

(19,35%)

13 siswa

(41,93%)

23 siswa

(74,19%)

Menjelaskan konsep-

konsep yang berkaitan

dengan pemecahan

masalah

3 siswa

(9,67%)

8 siswa

(25,8%)

17 siswa

(54,83%)

Page 8: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kondisi Awal Putaran I Putaran II

Pro

sen

tase

(%

)

Tindakan

Berani MenyampaikanPendapat

Menulis Soal atauJawaban

Menggambar untukMemperjelas Soal

Menjelaskan Konsep yangBerkaitan dengan

Pemecahan Masalah

Gambar 1 Peningkatan Komunikasi Matematika

Hasil analisis data kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

sebanyak 31 siswa, pada kondisi awal terlihat bahwa siswa yang berani

menyampaikan pendapat sebanyak 5 siswa (16,13%). Pada tindakan putaran I

menjadi 11 siswa (35,48%) dan pada tindakan putaran II menjadi 22 siswa

(70,69%).

Siswa yang mampu dan sering menulis soal atau jawaban dari pertanyaan

yang diberikan oleh guru pada kondisi awal sebanyak 9 siswa (29,03%). Pada

tindakan putaran I menjadi 16 siswa (51,61%). Pada tindakan putaran II

meningkat menjadi 26 siswa (83,87%).

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

komunikasi dan hasil belajar matematika. Budhi Citra Wati (2012) yang

menyimpulkan bahwa penerapan strategi guided teaching dengan metode

generative learning dalam pembelajaran matematika telah dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika siswa.

Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas, siswa yang mampu menggambar

untuk memperjelas soal mengalami peningkatan. Sebelum tindakan siswa yang

mampu menggambar untuk memperjelas soal tercatat sebanyak 6 siswa (19,35%),

pada putaran I sebanyak 13 siswa (41,93%), dan pada putaran II sebanyak 23

siswa (74,19%).

Ristanto (2012), menyatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif

College Ball dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kedisiplinan

Page 9: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

dan komunikasi matematika. Kroll dan Halaby (dalam Kosko) mengidentifikasi

manipulasi sebagai hal yang penting dalam mengembangkan keterampilan

menulis dalam matematika. Mereka mengidentifikasi menulis dalam matematika

sebagai proses perkembangan yang panjang. Jadi manipulasi digunakan untuk

memperkenalkan siswa pada gagasan penulisan dan diskusi dalam matematika.

Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas, siswa yang mampu menjelaskan

konsep matematika yang berkaitan dengan pemecahan masalah mengalami

peningkatan. Sebelum tindakan siswa yang mampu menjelaskan konsep yang

berkaitan dengan pemecahan masalah tercatat sebanyak 3 siswa (9,67%), pada

putaran I sebanyak 8 siswa (25,8%), dan pada putaran II sebanyak 17 siswa

(54,83%).

Komunikasi matematika mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau

verbal. Komunikasi tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel,

dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis

juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang

menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk

menyelesaikan masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan

dan penjelasan verbal suatu gagasan matematika (Ali Mahmudi, 2009 : 3).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

matematika mengalami peningkatan yang berdampak pada hasil belajar siswa. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ria Rustikaningrum Murti

Astuti (2013) menyimpulkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap

prestasi belajar matematika. Artinya semakin tinggi komunikasi siswa, maka

semakin tinggi kecenderungan siswa untuk mencapai prestasi belajar matematika

yang tinggi. Hal tersebut diperkuat dengan dukungan hasil penelitian oleh

Lipeikiene (2009) yang menyimpulkan bahwa komunikasi matematika digunakan

dalam berbagai aspek dan level.

Hasil belajar matematika dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas

dengan nilai mencapai lebih dari sama dengan KKM 70. Peningkatan diuraikan

singkat dibawah.

Page 10: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

0102030405060708090

100

Kondisi

Awal

Putaran I Putaran II

Pro

sen

tase

(%

)

Tindakan

Nilai ≥ KKM 70

Tabel 2

Data Hasil Belajar Matematika

Hasil Belajar

Matematika Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Nilai ≥ KKM 70 15 siswa

(48,38%)

25 siswa

(80%)

29 siswa

(93,54%)

Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia

menerima pelajaran. Hasil belajar digunakan guru untuk menentukan tercapainya

tujuan pembelajaran melalui sistem skoring hingga mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal).

Hasil penelitian Dony Farizandy (2010) mendukung penggunaan alat

peraga dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya

peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika setelah menggunakan

strategi Group Investigation yang berbantu alat peraga.

Sebelum tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak

15 siswa (48,38%). Pada putaran I siswa memperoleh nilai ≥ 70 menjadi sebanyak

25 siswa (80%), sedangkan pada putaran II siswa memperoleh nilai ≥ 70

meningkat sebanyak 29 siswa (93,54%). Hasil penelitian oleh Tella (2007) yang

menyimpulkan bahwa prestasi akademik peserta didik sekolah menengah berbeda

secara signifikan berdasarkan tingginya motivasi belajar mereka.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Fajar Sarjuningsih. Fajar

Sarjuningsih (2012) menyimpulkan bahwa penggunaan strategi Quick on the

Page 11: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

Draw dengan memanfaatkan alat peraga dapat meningkatkan komunikasi

matematika dalam pembelajaran matematika.

Simpulan

Proses pembelajaran dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga

dilakukan dalam lima tahap. 1) orientasi siswa pada situasi masalah, 2)

mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5)

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Proses pembelajaran

matematika dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga dapat

meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika. Peningkatan komunikasi

dan hasil belajar matematika diuraikan dibawah ini.

Peningkatan komunikasi belajar matematika yaitu (1) siswa yang berani

menyampaikan pendapat dari sebelum tindakan hingga putaran II meningkat

sebesar 54,83%, (2) siswa yang sering dan mampu menulis soal atau jawaban

meningkat sebesar 54,84%, (3) siswa yang mampu menggambar untuk

memperjelas soal meningkat 54,84%, dan (4) siswa yang mampu menjelaskan

konsep-konsep yang berkaitan dengan pemecahan masalah dari sebelum tindakan

hingga putaran II meningkat 45,16%.

Peningkatan komunikasi belajar matematika mengakibatkan peningkatan

hasil belajar matematika. Peningkatan hasil belajar matematika yaitu yang tuntas

mencapai KKM dari sebelum tindakan sebanyak 15 siswa (48,38%), putaran I 25

siswa (80%), dan pada putaran II sebanyak 29 siswa (93,54%).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan

sejumlah saran terhadap kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti

selanjutnya. Saran terhadap kepala sekolah, hendaknya menindaklanjuti

optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran. Guru

matematika hendaknya menerapkan penggunaan alat peraga dalam proses

pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan siswa

tidak bosan selama pembelajaran. Saran kepada peneliti selanjutnya hendaknya

Page 12: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

melakukan penelitian pada hal-hal yang belum dicapai secara maksimal dalam

meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika.

Selama pembuatan skripsi tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada 1) Drs.

Sofyan Anif, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian. 2) Dra. Sri Sutarni, M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3) Prof. Dr. Sutama, M.Pd, selaku Dosen

Pembimbing yang selalu memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan

dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4) Sudarno, S.Pd

dan Sri Lestari, S.Pd, selaku Kepala Sekolah dan Guru Matematika SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan serta

membantu dalam pelaksanaan penelitian. 5) Siswa siswi kelas VIIIA SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta yang dengan keikhlasan bersedia menjadi subyek

penelitian, terima kasih atas kerjasamanya. 6) Semua pihak yang tidak mungkin

disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta

Astuti, Ria Rustikaningrum Murti. 2013. Pengaruh Komunikasi, Fasilitas Belajar,

Dan Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Bilingual Bagi

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo. Skripsi. Surakarta : UMS

(Tidak dipublikasikan)

Farizandy, Dony. 2011. “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika

Siswa dengan Metode Cooperative Script dengan menggunakan Alat

Peraga”. Skripsi. Surakarta : UMS (Tidak Dipublikasikan)

Juprani. 2012. “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Terhadap Nilai Siswa Pada

Mata Pelajaran Sains Kelas V”. http://www.blogjuprani.blogspot.com

Page 13: OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA …eprints.ums.ac.id/23189/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran

Kosko, Karl W & Jesse L.M.Wilkins. “Mathematical Communication and Its

Relation to the Frequency of Manipulative Use”. Vol. 5

No.2, http://www.iejme.com/index.html

Kusnandar, 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta : Indeks

Lipeikiene, Joana. 2009. “A Wide Concept Of Mathematical Communication”.

[Jurnal]

Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta

[Makalah Jurnal]

Ristanto. 2012. “Peningkatan Kedisiplinan dan Kemampuan Komunikasi dalam

Pembelajaran Matematika melalui Strategi Aktif College Ball”. Skripsi.

Surakarta : UMS (Tidak Dipublikasikan)

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru Algesindo

Sutama. 2010. Penelitian Pendidikan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan

PTBK. Semarang : CV. Citra Mandiri Utama

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung:Remaja Rosdakarya

Tella, Adedeji. 2007. “The Impact of Motivation on Student’s Academic

Achievement and Learning Outcomes in Mathematics among Secondary

School Students in Nigeria”. 3(2). 149-156

Wati, Budhi Citra. 2012. “Penerapan Strategi Guided Teaching dengan Metode

Generative Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Siswa Dalam Pembelajaran Matematika”. Skripsi : UMS (Tidak

Dipublikasikan)