6
TUGAS TEKNOLOGI TERAPI GEN (Dosen pengampu: Drg. Agus Surono) OPINI TENTANG TERAPI GEN Disusun Oleh: Nafratilova Septiana 08/276288/PMU/5571 PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA

Opini Terapi Gen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

serba serbi

Citation preview

TUGAS TEKNOLOGI TERAPI GEN

(Dosen pengampu: Drg. Agus Surono)

OPINI TENTANG TERAPI GEN

Disusun Oleh:

Nafratilova Septiana

08/276288/PMU/5571PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

200OPINI TENTANG TERAPI GEN

Setelah era mikrobiologi dan sintesa zat aktif untuk pengobatan penyakit, kini giliran pengembangan biologi molekuler untuk mendapatkan terapi bagi penyakit-penyakit yang belum bisa diatasi dengan antibiotik, obat-obatan berbahan sintesa kimia maupun hasil pemurnian bahan alami. Terapi gen pada prinsipnya adalah menyisipkan materi genetik ke dalam sel tubuh untuk mengganti atau memperbaiki gen yang rusak dalam rangka pengobatan penyakit (REFERENSI?). Untuk memasukkan gen ke tubuh digunakan pelbagai bahan pembawa yang disebut vektor. Bahan itu antara lain protein yang sesuai dengan sel organ yang dituju. Materi genetik ditempelkan ke protein kemudian dimasukkan tubuh lewat mulut, injeksi maupun inhalasi (dihirup). Dalam tubuh, protein akan menempel ke reseptor sel organ sehingga DNA bisa masuk ke dalam sel. Virus merupakan vektor yang paling efektif yang digunakan dalam teknik terapi gen. Jenis yang digunakan antara lain adeno associated virus (AAV), gutless adenovirus (selubung adenovirus), lentivirus, retrovirus, dan herpes virus (REFERENSI?). Menurut saya, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penting untuk diperhatikan yaitu sebelum digunakan semuanya direkayasa terlebih dahulu sehingga tidak mampu menjangkitkan penyakit, sekaligus ditingkatkan kemampuannya untuk mengenali dan memasuki sel target, juga mentransfer gen. Selain mengganti gen yang rusak agar bisa memproduksi protein yang dibutuhkan tubuh, terapi gen juga digunakan untuk membasmi sel kanker. Gen yang disisipkan selain mematikan sel kanker juga berfungsi mengaktifkan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak ada lagi sel-sel yang tumbuh tak terkendali (bersifat immortal).Terapi gen merupakan pendekatan baru dalam pengobatan kanker. Sejak mengetahui bahwa kanker merupakan penyakit akibat mutasi gen, para ahli mulai berpikir bahwa terapi gen tentu efektif untuk mengobatinya. Apalagi kanker jauh lebih banyak penderitanya dibandingkan dengan penyakit keturunan akibat kelainan genetis yang selama ini diobati dengan terapi gen. Cara kerja terapi gen untuk pengobatan kanker, diantaranya yaitu dengan cara menambahkan gen tertentu pada sel kanker sehingga lebih peka terhadap kemoterapi maupun radiasi, atau menghalangi kerja gen yang dapat membuat sel kanker kebal terhadap obat-obat chemoterapy. Juga dicoba cara lain, membuat sel sehat lebih kebal terhadap chemoterapys dosis tinggi, sehingga tidak menimbulkan efek samping, selain itu dengan cara menambahkan gen tertentu sehingga sel-sel tumor/kanker lebih mudah dikenali dan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Atau sebaliknya, menambahkan gen pada sel-sel kekebalan tubuh sehingga lebih mudah mendeteksi dan menghancurkan sel-sel kanker.Selain untuk pengobatan penyakit kanker, terapi gen juga telah dikembangkan untuk mengatasi penyakit kronis. Pada tahun 2008, sebuah percobaan perawatan terapi gen untuk penyakit kronis telah berhasil dilakukan. Percobaan diujikan pada tikus dan berhasil membuat tubuh tikus bebas dari gejala penyakit selama tiga bulan. Tikus-tikus percobaan tersebut disuntik dengan suatu gen yang merangsang tubuhnya untuk melepaskan endorfin, yaitu zat penawar rasa sakit alami yang dikeluarkan tubuh suatu makhluk hidup. Gen yang dimanipulasi itu disisipkan ke dalam sel saraf di sekitar sumsum tulang belakang (REFERENSI?).Percobaan ini meniru efek dari obat penawar rasa sakit, tetapi dengan lingkup yang lebih khusus. Targetnya adalah sel-sel saraf di sepanjang sumsum tulang belakang, bukan di otak ataupun di daerah lain yang termasuk sistem saraf pusat. Harapannya adalah terapi semacam ini nantinya akan berpotensi besar untuk digunakan dalam penyembuhan penyakit kronis sebagai upaya menyingkirkan efek obat ber-opium yang selama ini biasa dikonsumsi pasien. Pasien kronis seringkali tidak merasa puas dan nyaman dengan perawatan menggunakan obat-obatan yang selama ini cenderung disertai efek samping tak tertahankan, seperti mengantuk berlebihan, gangguan mental, dan juga halusinasi. Dengan terapi gen yang diujikan, akan mungkin menghindarkan efek samping yang tak dikehendaki seperti jika menggunakan zat penghilang rasa sakit semacam morfin, misalnya. Adapun beberapa penyakit lain yang telah ditangani melalui pendekatan terapi gen yaitu terapi gen berpotensial untuk merestorasi alat pendengaran, hal ini telah berhasil dibuktikan oleh para peneliti dari Amerika Serikat, dimana penelitian ini memberi harapan bagi mereka yang mengalami penurunan pendengaran. Selain itu telah dilakukan juga penelitian dalam upaya untuk mengobati HIV. Penyakit Alzheimer juga telah mulai ditangani dengan pendekatan terapi gen. Para dokter di California, Amerika Serikat, baru-baru ini, menemukan cara memperlambat perkembangan penyakit kehilangan ingatan atau Alzheimer. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit kehilangan ingatan dapat dikurangi dengan terapi. Terapi diyakini bisa menumbuhkan kembali sel-sel otak yang rusak sehingga pasien dapat kembali melakukan aktivitas berpikir dan mengingat dengan baik (REFERENSI?).Keberhasilan terapi gen selama ini masih menunjukkan angka yang kecil. Dari ribuan pasien yang menjalani terapi gen hanya sedikit yang merasakan manfaatnya. Namun, hingga saat ini penggunaan terapi gen telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Terapi gen boleh jadi cabang paling rumit dari ilmu biologi. Tetapi, dengan kemajuan pesat di bidang medis memungkinkan keberhasilan terapi gen yang lebih besar lagi di masa depan. Semoga!