Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa dan
Ida Sang Hyang Widhi wasa, atas berkat, rahmat serta karunia NYA, akhirnya
penulis dapat menyeiesaikan skripsi ini dengan judul "ANALISIS PERJANJIAN
JUAL BELI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK". Skripsi ini disusun dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Udayana.
Pembuatan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis tak lupa mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini baik berupa bimbingan, arahan, saran dan
dukungan teknis maupun moril. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Prof, Dr. I Made Arya Utama, SH.,MH, sebagai Dekan Fakultas
Hukum Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Gede Made Swardhana, SH.,MH, sebagai Pembantu Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Udayana.
3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, SH., MH, sebagai Pembantu Dekan II Fakultas
Hukum Universitas Udayana.
4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH.,MH, sebagai Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Udayana.
v
2
5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH.,M.Si, sebagai Ketua Program
Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana.
6. Bapak Anak Agung Ketut Sukranatha, SH.,MH, sebagai Sekretaris
Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana.
7. Bapak Dr. I Ketut Westra. SH..MH, sebagai Pembimbing I yang
memberikan bimbingan serta wawasan lebih luas kepada penulis dalam
penulisan skripsi ini.
8. Bapak I Nyoman Darmadha, SH.,MH, sebagai Pembimbing II yang telah
banyak memberikan arahan dan telah menyediakan waktunya untuk
membimbing.
9. Bapak Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH.,MS, sebagai Pembimbing
Akademik yang sabar dan penuh tanggung jawab membimbing selama
menempuh perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
10. Bapak/Ibu dosen pengajar di Fakultas Hukum Universitas Udayana yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada saya selama
mengikuti perkuliahan.
11. Ayah saya Ketut Tubuh Adnyana, SH (aim), Ibu saya Putu Eka
Hendrayani, Kakak saya Putu Ayu Arya Windari, dan paman saya yang
selalu mendukung dan mengayomi saya di saat apapun Ketut Ngurah
Kajar. SH, dan Ketut Sucita. SH, serta segenap keluarga saya yang begitu
perhatian dan telah memberikan dukungan moril dan doa restu dalam
menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
12. Seluruh kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Program Ekstensi (HMPE)
vi
3
Fakultas Hukum Universitas Udayana, serta kawan-kawan mahasiswa
Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana.
13. Seluruh sahabat tercinta penulis, ida bagus nyoman gandi aditya, belly
riawan, kory, gede bayu, angga mulyanto, brahmanda yoga, doyok, debi
arianto, dan semua sahabat yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu
persatu yang telah memberikan bantuan, semangat dan doa selama
penulisan skripsi ini.
Semoga segala kebaikan, bantuan serta perunjuk dari Bapak/Ibu, kawan-
kawan dan saudara sekalian mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa dan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Akhir kata, Apabila ada kekurangan didalam skripsi
ini mohon dimaafkan dan besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Om Santhi, Santhi, Santhi, Om
Denpasar, 09 Juni 2016
Made Agus Arya Wirawan
NIM. 1016051044
vii
4
ABSTRAK
Sejalan dengan pesatnya perkernbangan teknologi di Indonesia terjadi pula
peningkatan aktivitas masyarakat dengan segala permasalahan, sehingga
memerlukan penanganan yang iebih konperesif. Beberapa permaslahannya yang
terlihat antara lain tingginya tingkat penggunaan media elektronik dalam
membantu masyarakat melakukan aktivitas sehari hari, seperti melakukan jual beli
melalui media elektronik. Di Indonesia yang merupakan Negara yang sedang
berkembang pesat dengan kegiatan ekonomi, pemerintahan, dan pariwisata maka
sudah tentu sangat memperhatikan masalah keamanan dan ketertiban dalam
melakukan aktivitasnya. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini
dilakukan dilakukan dengan judul Analisis Perjanjian Jual Beli melalui Media
Elektronik. Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
sahnya perjanjian jual beli melalui elektronik menurut Undang-undang No. 11
Tahun 2008 dan bagaimana bentuk penyelesaian wanprestasi pada perjanjian jual
beli melalui media elektronik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian yuridis empiris. Dalam hal sahnya suatu jual beli haras kembali
melihat pada Kitab Undang Hukum Perdata terlebih dahulu karena menjadi
sumber dari segala sumber hokum perdata di Indonesia, dan dari segi bentuk
penyelesaian wanprestasinya dapat ditempuh melalui dua cara yaitu dengan cara
letigasi dan non letigasi. Kedeparmya diharapkan pemerintah membuat lembaga
khusus untuk mengatur para pengguna jual beli melalui elektronik agar dapat
dikontrol dan menjadi alat bantu yang aman untuk digunakan oleh masyarakat,
khususnya masyarakat di Indonesia.
Kata kunci: Jual Beli, Sahnya, Bentuk Penyelesaian Wanprestasi.
viii
5
ABSTRACT
Along with the rapid development of technology in Indonesia there is also
increased activity of the community with all the problems, so it requires more
handling konperesif. Some of the trouble with that seen among others the high
level of use of electronic media to help people perform daily activities, such as
buying and selling through electronic media. In Indonesia, a country that is
developing rapidly with economic activity, government, and tourism it is certainly
very concerned about security and order in their activities. Based on this
background this research is done with the title Analysis Purchase Agreement
through Electronic Media. Problems found in this research is how the validity of
the purchase agreement through the electronics according to Law No. 11 of 2008
and how the shape of the settlement of default on the purchase agreement through
electronic media. The method used in this research is juridical empirical research
methods. In the event that the validity of a sale and purchase must again look at
the Book of the Civil Code in advance for being the source of all sources of civil
law in Indonesia, and in terms of form wanprestasinya settlement can be reached
in two ways, namely by way letigasi and non letigasi. In the future, the
government is expected to make a special agency to manage the users and selling
through the electronics to be controlled and be a tool that is safe for use by the
community, especially in Indonesia.
Keywords: Purchase Through Electronics, Legitimacy, Forms Completion of
Default.
ix
6
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM .............................................................. i
HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA ................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Bel akang Masalah ................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 5
1.3. Ruang Lingkup Masalah ................................................... 6
1.4. Orisinalitas Penelitian ....................................................... 6
1.5. Tujuan Penelitian .............................................................. 8
1. Tujuan Umum ............................................................ 8
2. Tujuan Khusus ........................................................... 8
1.6. Manfaat Penelitian ............................................................ 9
1. Manfaat Teoritis ......................................................... 9
2. Manfaat Praktis .......................................................... 9
1.7. Landasan Teoritis .............................................................. 9
1.8. Metode Penelitian.............................................................. 14
x
7
1. Jenis Penelitian ........................................................... 14
2. Jenis Pendekatan ........................................................ 14
3. Sifat Penelitian ........................................................... 15
4. Data dan Sumber Data ............................................... 16
5. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 17
6. Teknik Pengolahan Analisis Data .............................. 18
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI
MELALUI ELEKTRONIK
2.1 Perjanjian Jual Beli melalui Media Elektronik atau
Internet .............................................................................. 19
2.1.1 Pengertian Jual Beli Melalui Media Elektronik
atau Internet ........................................................... 19
2.1.2 Dasar Hukum Perjanjian Jual Beli melalui Media
Elektronik atau Internet ......................................... 26
2.1.3. Asas-asas dalam Perjanjian Jual Beli
Melalui Internet ..................................................... 33
2.2. Pengertian Wanprestasi dan Prestasi ................................. 36
2.2.1. Prestasi .................................................................. 36
2.2.2. Wanprestasi ........................................................... 40
2.2.3 Macam macam prestasi dan wanprestasi ............. 42
BAB III SAHNYA PERJANJIAN JUAL BELI MELALUI MEDIA
ELEKTRONIK
3.1. Proses Perjanjian Jual Beli Melalui Media Elektronik ..... 45
3.2. Bentuk Perjanjian Jual Beli Melalui Media Elektronik .... 50
3.3. Sahnya Perjanjian Jual Beli Melalui Elektronik ............... 57
xi
8
BAB IV BENTUK PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA
PERJANJIAN JUAL BELI MELALUI MEDIA
ELEKTRONIK
4.1 Bentuk Tanggungjawab pada Perjanjian Jual Beli
melalui Media Elektronik .................................................. 70
4.1.1 Penyebab Wanprestasi ........................................... 70
4.1.2 Penyelesaian Wanprestasi ..................................... 74
4.2 Penegakan Hukum pada Perjanjian Jual Beli Meialui
Media Elektronik ............................................................... 83
4.2.1 Pengaruran Hukum tentang Transaksi Elektronik
di Indonesia ........................................................... 85
4.2.2 Akibat Hukum Dari Wanprestasi .......................... 92
4.3 Hambatan dalam upaya dalam penegakkan hukum
pelanggaran jual beli meialui media elektronik ................ 102
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 110
5.2 Saran .................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan hasil-hasil
dan jenis-jenis peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin
banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan
teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah
melakukan perbuatan hukum seperti misal melakukan jual-beli. Perkembangan
internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek
kehidupan kita. Internet membantu kita sehingga dapat berinteraksi, komunikasi,
bahkan melakukan perdagangan dengan orang lain dari segala penjuru dunia
dengan murah cepat dan mudah. Beberapa tahun terakhir ini dengan begitu
merebaknya media internet menyebabkan banyaknya perusahaan yang mulai
mencoba menawarkan berbagai macam produknya dengan media ini. Dan salah
satu manfaat dari keberadaan internet adalah sebagai media promosi suatu produk.
Suatu produk yang dionlinekan melalui media internet dapat membawa
keuntungan besar bagi pengusaha karena produknya dikenal di seluruh dunia.
Perkembangan proses perdagangan tersebut menyebabkan jaringan
perdagangan internasional yang semakin menggelobal dan memasuki tahap awal
dari puncak globalisasi terutama semenjak lahirnya World Trade Organization
dan semakin banyaknya diratifikasikan hasil-hasil putaran oleh sebagian besar
2
negara-negara di dunia.1 Salah satu prasarana yang mutlak diperlukan untuk
mendukung globalisasi perdagangan adalah infrastruktur komunikasi
(Communication Infrastruktures).2
Dengan demikian penggunaan internet tidak terbatas pada pemanfaatan
informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan
sebagai sarana untuk melakukan transaksi perdagangan. Penggunaan media
internet sebagai media perdagangan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Transaksi perdagangan yang sekarang telah mulai diperkenalkan di Indonesia
bahkan mulai digunakan oleh beberapa perusahaan adalah electronic commerce
(E-commerce). E-commerce pada dasarnya merupakan suatu kontrak transaksi
perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet,
maka proses pemesanan barang atau yang lainnya dikomunikasikan melalui
internet.
Dengan demikian kehadiran internet telah memberikan keyakinan akan
pentingnya teknologi di dalam mencapai tujuan financial suatu perusahaan
melalui modifikasi dan efisiensi proses bisnis yaitu dengan memanfaatkan
E-Commerce, oleh karena itu E-Commerce merupakan salah satu keunggulan baru
dari internet yang kian digemari oleh banyak orang.
Keberadaan E-Commerce merupakan alternative bisnis yang cukup
1 Huala Adolf et.al., 1995, Masalah-masalah Hukum Dalam Perdagangan Internasional,
Cet. II, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 26.
2 Jull, 1999, Dilema Pengembangan Infrastruktur Informasi Indonesia, Info Komputer,
vol. XII/No.8/Agustus, hal. 34.
3
menjanjikan untuk diterapkan saat ini, karena E-commerce memberikan banyak
kemudahan bagi kedua belah pihak, baik dari pihak penjual maupun pembeli di
dalam melakukan transaksi perdagangan, meskipun para pihak berada di dua
benua berbeda sekalipun. Dengan E-Commerce setiap transaksi tidak memerlukan
pertemuan dalam setiap negosiasi. Oleh karena itu jaringan internet ini dapat
menembus batas geografis dan territorial termasuk yurisdiksi hukumnya. Dengan
demikian pengertian masyarakat kini diperluas dari konsep tradisionalnya yang
senantiasa terikat dengan kepala dimensi tempat/fisik. Sehingga sering dikatakan
telah lahir suatu “dunia baru” yaitu sebuah dunia maya,3 tidak terlihat namun
dapat dirasakan keberadaannya, dalam masyarakat informasi ini sering disebut
sebagai the cyber world dan masyarakat disebut cyber society.
Selain itu manfaat dari digunakannya E-Commerce ini adalah dapat
menekan biaya barang dan jasa, serta dapat meningkatkan kepuasan konsumen
sepanjang menyangkut kecepatan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan
dengan kualitas terbaik sesuai harganya. Order cyle sebuah bisnis yang tadinya
memakan waktu 30 hari, waktunya bisa dipercepat yakni bisa 5 hari saja. Proses
yang cepat tentunya dapat meningkatkan pendapatan.
Berbelanja atau melakukan transaksi perdagangan melalui internet sangat
berbeda dengan berbelanja atau melakukan transaksi perdagangan di dunia nyata.
Dengan E-Commerce memungkinkan kita bertransaksi dengan cepat dan biaya
murah tanpa melalui proses yang berbelit-belit, dimana pihak pembeli (buyer)
cukup mengakses internet, yang kemudian pihak pembeli (buyer) cukup
3 Tracey Laguay, 1997, Sahabat Internet, Terjemahan ITB Bandung, h. 10.
4
mempelajari term of condition (ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan) pihak
penjual.
Apabila term of conditionnya telah di setujui dan dipenuhi oleh pihak
pembeli maka langkah terakhir adalah dengan dilakukan pengeklikkan tombol
"SEND" oleh pihak pembeli yang menandakan suatu syarat persetujuan untuk
perjanjian yang ditawarkan oleh pihak penjual. Seandainya pihak konsumen tidak
setuju dengan term of condition yang ditawarkan oleh penjual, maka hanya tinggal
membatalkan transaksi dalam jangka waktu 7 hari. Setelah tombol "SEND" pada
keyboard computer ditekan konsumen hanya cukup menggesekkan kartu kredit
sebagai tanda pembayaran atas barang yang dibeli.
E-Commerce di Indonesia masih belum dapat berkembang dengan pesat,
meskipun pemerintah Indonesia telah menyadari akan pentingnya revolusi
informasi tersebut. Dan kenyataan yang ada di Indonesia, ternyata E-Commerce
tidak mampu membuat perubahan yang cukup besar. Berbagai kendala yang
dihadapi dalam pengembangan E-Commerce ini seperti:
a. Keterbatasan Infrastuktur
b. Jaminan keamanan transaksi dan
c. Terutama adalah mengenai sumber daya manusia4
Terlepas dari faktor-faktor yang tidak mendukung perkembangan
E-Commerce di Indonesia harus disadari bahwa kompetensi teknologi dan
manfaat yang diperoleh memang sering kali harus melalui proses yang cukup
panjang. Keterbukaan dan sifat proaktif serta antipatif merupakan alternative yang
4 Info Computer, 1999, Edisi Oktober, hal. 7.
5
dapat dipilih dalam menghadapi dinamika perkembangan tehnologi. Learning by
doing adalah alternative terbaik untuk menghadapi fenomena E-Commerce karena
mau tak mau Indonesia sudah menjadi bagian dari pasar E-Commerce global.
Sarana yang telah direvisi selara dengan perkembangan terakhir dalam
hubungannya dengan E-Commerce ini adalah adanya Rancangan Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang telah disetujui DPR dan
disahkan menjadi Undang-Undang No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UUITE) pada tanggal 12 April 2008. Dalam Undang-
Undang ini mencakup segala pranata hukum dan ketentuan-ketentuan yang
mengakomodasi tentang perdagangan elektronik yang merupakan salah satu
ornament utama dalam bisnis. Dengan adanya regulasi khusus yang mengatur
perjanjian virtual ini, maka secara otomatis perjanjian-perjanjian di internet untuk
transaksi di Indonesia berpedoman pada Buku III BW mengenai perikatan dan
ketentuan umum tentang perjanjian jual beli.
Permasalahannya dalam kentyataan di masyarakat perjanjian jual-beli
melalui media elektronik yang bersifat baku ini belum banyak dipahami oleh
pihak-pihak, sehingga diragukan tentang keabsahannya dari aspek hukumnya
,maupun bentuk tanggung jawab produk terhadap barang. Seperti dalam transaksi
jual beli buku melalui internet yang perjanjiannya bersifat baku, demikian pula
tanggung jawab terhadap barang yang menjadi objek perjanjian jual beli.
6
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah diajukan
adapun, hal-hal yang dipermasalahkan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Sahnya perjanjian jual beli melalui media elektronik atau
internet menurut UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UUITE)?
2. Bagaimana bentuk penyelesaian wanprestasi yang dianut dalam perjanjian
jualbeli melalui media elektronik atau internet?
1.3. Ruang Lingkup Masalah
Untuk mempertegas dan memperjelas pembahasan dalam penulisan ini,
maka perlu diungkapkan bahwa ruang lingkup dibatasi pada hal mengenai
keabsahan perjanjian jualbeli melalui media internet di tinajau dari UUITE serta
mengenai bentuk penyelesaian wanprestasi yang dianut dalam perjanjian jual beli
melalui media internet.
1.4. Orisinalitas Penelitian
Dengan ini penulis menyertakan penelitian-penelitian terdahulu yang
sejenis dan menjelaskan perbedaan dengan penelitian yang terdahulu.
Nama peneliti Judul /
Universitas
Tahun Rumusan Masalah
Chandra Yadi
Simatupang
PERJANJIAN
JUAL-BELI
Tahun
2011
1. Bagaimana syarat-syarat
dan proses pengikatan
7
MELALUI
INTERNET
DITINJAU
DARI ASPEK
HUKUM
PERJANJIAN
PERDATA
/
Fakultas
Hukum
Universitas
Sumatera
Utara
hual-beli melalui
internet?
2. Bagaimana keabsahan
perjanjian jual-beli
melalui internet?
3. Bagaimana penyelesaian
sengketa yang terjadi
dalam pelaksanaan
perjanjian jual-beli
melalui internet?
Muhamad
Billah
Yuhadiah
PERJANJIAN
JUAL BELI
SECARA
ONLINE
MELALUI
REKENING
BERSAMA
PADA
FORUM JUAL
Tahun
2012
1. Bagaimanakeabsahan
jual beli online melalui
rekening bersama pada
forum jual beli kaskus?
2. Bagaimana perlindungan
hukum bagi pembeli dan
penjual yang
menggunakan rekening
8
BELI KASKUS
/
Fakultas
Hukum
Universitas
Hasanudin
Makasar
bersama?
Setelah melihat hasil perbadingan dari penelitian-penelitian yang terdahulu
seperti yang tercantum dalam tabel diatas, maka dapat dilihat pada usulan
penelitian yang diajukan penulis yang berjudul “ANALISIS PERJANJIAN JUAL
BELI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK ATAU INTERNET” memiliki
perbedaan pada rumusan masalah dan apa yang akan dikaji.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini dapat dikualifikasikan atas tujuan yang bersifat
umum dan tujuan yang bersifat khusus.
1. Tujuan umum
Secara umum, penulisan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
yang jelas sahnya pelaksanaan perjanjian jual beli melalui elektronik atau
internet ditinjau UUITE serta bagaimana penyelesaian wanprestasi yang
dianut dalam perjanjian jual beli melalui media elektronik atau internet.
9
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan ini sesuai permasalahan yang
dibahas yaitu:
a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai sahnya perjanjian
jual-beli melalui media elektronik atau internet menurut dari UUITE.
b. Untuk membahas gambaran yang jelas tentang bagaimana bentuk
penyelesaian wanprestasi yang dianut dalam perjanjian jual-beli melalui
media elektronik atau internet.
1.6. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Manfaat dari segi teoritis diharapkan dapat memperdalam pengetahuan
mengenai E-Commerce, menambah wawasan tentang perjanjian jual beli
melalui internet, serta aspek-aspek hukum yang terkandung didalam
pelaksanaan transaksi jual-beli tersebut.
2. Manfaat Praktis
Manfaat dari segi praktis, diharapkan dapat memberi sumbangan
pengetahuan hukum, khususnya dalam hukum bisnis kepada masyarakat
dalam penggunaan transaksi jual-beli melalui internet baik pengetahuan
yang menyangkut sahnya perjanjian jual-beli melalui internet serta
mengenai bentuk penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian jual beli
melalui internet.
10
1.7. Landasan Teoritis
Untuk menunjang penulisan skripsi ini sesuai dengan permasalan yang
telah dikemukakan di atas, agar nantinya dapat menghasilkan karya ilmiah yang
baik, maka perlu dilandasi oleh teori - teori dan pendapat para sarjana mengenai
hal - hal yang menyangkut transaski jual beli melalui media internet. Sebelumnya
akan dipaparkan pendapat para sarjana mengenai pengertian jual beli secara
umum.
Menurut Nico Ngani jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak
satu mengikatkan kata dirinya untuk menyerahkan barang sedangkan pihak kedua
membayar harga yang telah dijanjikan.5
Sedangkan Suryodiningrat menyatakan, jual beli adalah suatu transaksi
dimana penjual menyerahkan sejumlah uang sesuai dengan harga barang tersebut.
Barang menjadi milik pembeli saat pembeli membayar lunas barang tersebut.6
Dan menurut Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:
"Jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk
membayar harga yang telah dijanjikan".
Oleh karena jual beli adalah suatu perjanjian maka perlu diingat pula
tentang syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1320 Kitab
Undang - Undang Hukum Perdata yang menyatakan :
5 Nico Ngani, 1995, Sewa Beli Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta, Liberty, hal. 6.
6 Suryodiningrat, 1979, Pokok-pokok Hukum Perikatan. Bina Cipta, Bandung, hal. 20.
11
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
Berdasarkan pengertian jual beli dapat dinyatakan bahwa jual beli melalui
media internet adalah transaksi yang terjadi dimana pembeli dan penjual tidak
bertemu muka (transaksi jarak jauh) dengan perantara media internet (electronic
commerce). Terjadinya perjanjian jual beli via internet ketika saat tercapainya
kata sepakat antara pihak yang ditandai dengan menekan (enter) tombol OK pada
formulir order barang.
Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi elektronik telah
disetujui DPR RI dan disahkan menjadi Undang-Undang no 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan transaksi elektronik (UUITE) pada tanggal 25 Maret 2008
dan mulai berlaku sejak tanggal 12 April 2008. Di dalamnya mencakup segala
pranata hukum dan ketentuan-ketentuan yang mengakomodasi tentang
perdagangan elektronik dan merupakan salah satu ornamen utama dalam bisnis.
Dengan adanya regulasi khusus yang mengatur perjanjian virtual ini. Maka secara
otomatis perjanjian-perjanjian di internet tersebut tunduk pada UUITE dan hukum
perjanjian yang ditentukan dalam Buku III BW. Berlakunya ketentuan BW ini
berdasarkan "asaz lex spesialis de rogat legi generalis" yaitu Undang-Undang
yang bersifat khusus menyampingkan Undang - Undang yang bersifat umum.7
7 Amirudin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, h. 129
12
Pasal 18 UUITE menyebutkan transaksi elektronik yang dituangkan ke
dalam kontrak elektronik, mengikat para pihak, penjual bertanggung jawab atas
produk atau jasa yang telah diiklankan di internet serta bertanggung jawab atas
pengiriman barang atau jasa yang telah dipesan oleh pembeli atas produk dan
jasanya. Sedangkan pembeli bertanggung jawab untuk membayar sejumlah harga
dari produk atau jasa yang dibelinya.
Jika dilihat dari segi tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumennya
berkaitan dengan tindakan wanprestasi melalui media internet menurut pendapat
Ny. H. Emma Suratman, bahwa tanggung jawab para pelaku usaha tersebut
bersifat mutlak (stric liabilty) baik dilihat dan tanggung jawab terhadap barang
(produk liability ) baik dilihat dari tanggung jawab terhadap isi perjanjian yang
telah disepakati (contractual liabilty)8
Bila pihak pelaku usaha bersikeras tidak mau bertanggung jawab atas
kerugian yang dialami pihak konsumen maka pihak konsumen bisa melakukan
sautu upaya - upaya hukum guna mendapatkan ganti kerugian, dari pihak pelaku
usaha.
Menurut Shidarta tanggung jawab produk adalah tanggung jawab pihak
pelaku usaha untuk produk yang dibawanya ke dalam peredaran yang
menimbulkan/menyebabkan kerugian karena cacat yang melekat pada produk
tersebut.9
8 Emma Suratman, 2000, Konsumen dan Permasalahannya, Harapan Jaya, Bandung,
h. 26.
9 Sidharta, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, h. 45.
13
Tanggung jawab produk sendiri diatur dalam pasal 7 sampai Pasal 11 UU
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 7 mengatur mengenai
kewajiban pelaku usaha, antara lain harus ada itikad baik, memberi informasi
yang benar mengenai produk yang dihasilkan, melayani konsumen dengan jujur
dan tidak diskriminatif dan lain sebagainya. Pasal 8 sampai Pasal 11 berisi
larangan - larangan bagi pelaku usaha dalam hal-hal yang menyangkut produk
yang dihasilkan (Pasal 8), ketika menawarkan produk (Pasal 9), ketika
menawarkan produk untuk diperdagangkan (Pasal 10) dan ketika barang tersebut
dijual secara obral maupun lelang (Pasal 11).
Dalam UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
setidaknya memuat sembilan hak yang dimiliki konsumen antara lain :
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan.
b. Hak untuk memilih barang.
c. Hak atas informasi.
d. Hak untuk didengar pendapatnya.
e. Hak untuk mendapatkan advokasi.
f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan.
g. Hak untuk diperlukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian.
i. Hak - hak yang diatur dalam peraturan pemndang-undangan lainnya.
Hak - hak tersebut tentu saja berlaku juga dalam transaksi E-Commerce.
Tidak ada pembatasan yang membuat aturan tersebut tidak berlaku lasgi. Hal lain
14
yang perlu mendapat perhatian dalam menjalankan E-Commerce adalah tentang
informasi produk. Informasi ini dijadikan ukuran atas kualitas barang yang
ditawarkan. Pentingnya informasi yang akutat dan lengkap atas suatu barang
dan/atau jasa mestinya menyadarkan pelaku usaha untuk menghargai hak-hak
konsumen, memproduksi barang dan jasa yang berkualitas, aman dikonsumsi atau
digunakan, mengikuti standar yang berlaku, dengan harga yang wajar
(reasonable).10
Tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh pihak pelaku usaha ada dua
yaitu:
a. Product Liability : yaitu pertanggungjawaban dari pelaku usaha terhadap
konsumen yang berupa produk (ditujukan pada barang yang menjadi jual beli).
b. Contractual Liability : yaitu pertanggungjawaban dari pelaku usaha terhadap
perjanjian yang telah disepakati, pelaku usaha tidak boleh menyimpang dari
perjanjian yang telah disepakati bersama (pelaku usaha-konsumen).11
1.8. Metode Penelitian
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat lewat metode
ilmiah. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh intrrelasi yang
sistematis.12
10
Http//teguharifiyadi:blogspot.com/2009/08tanggung-jawab-produk-dalam.e.html
11 www.dippkumham.go.id
12 Bambang sunggono, 2007, Metodelogi Penelitian Hukum, PT.Raja Grafindo, Jakarta,
h. 44
15
1. Jenis Penelitian
Penelitian hokum ini adalah penelitian hokum empiris. Pelitian
hokum empiris menurut sorjono soekamto penelitian hokum yang terdiri
dari penelitian identifikasi hokum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap
efektifitas hokum.13
2. Jenis Pendekatan
Di dalam penelitian hokum terdapat beberapa pendekatan-
pendekatan, dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan
informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk
dicari jawabannya. Pendekatan pendekatan yang digunakan di dalam
penelitian hokum adalah pendekatan undang undang (statue approach),
pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis (historical
approach), pendekatan komperatif (comperative approach), dan
pendekatan konseptual (konseptual approach).14
Didalam penelitian ini
menggunakan pendekatan undang undang (statue approach). Dilakukan
dengan menelaah semua undang undang dan regulasi yang bersangkut paut
dengan isu hokum yang sedang ditangani. Dan pendekatan conceptual
(conceptual approach) beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin
yang berkembang didalam ilmu hokum.15
Dalam rangka pemecahan
13
Soerjono soekamto, 2007, Pengentar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta,
h. 51
14 Peter Mahmud Marsuki, 2008, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, h. 93.
15 Ibid.
16
terhadap suatu masalah yang ada, maka dilakukan pendekatan masalah
secara sosiologis, artinya dalam menelaah permasalahan yang diangkat
dengan fakta yang ditunjang denganpendekatan yuridis atau pendekatan
undang undang.
3. Sifat Penelitian
Sifat penelitian terdiri dari penelitian yang bersifat eksploratif,
penelitian yang bersifat deskriptif dan penelitian yang bersifat
eksplanatoris. Dalam karya tulis ini menggunakan penelitian yang sifatnya
deskriptif. Penelitian deskriptif secara umum bertujuan untuk
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan gejala,
atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan
antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.
4. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data skunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama
dilapangan yaitu baik dari responden dan informan.16
2. Data Skunder
Data skunder adalah data yang bersumber dari penelitian kepustakaan,
yaitu data yang di peroleh tidak secara langsung dari sumber
pertamanya, melainkan bersumber dari data data yang sudah
16
Ibid, h. 141
17
terdokumen dalam bentuk bahan bahan hokum.17
Bahan hokum terdiri
dari bahan hokum primer, bahan hokum sekunder, dan bahan hokum
tersier.18
Bahan bahan hokum yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi :
a) Bahan hokum primer yaitu bahan bahan hokum yang mengikat.
Dalam penelitian ini terdiri dari perundang undangan yaitu :
- Undang-Undang Dasar Nedara Republik Indonesia Tahun
1945.
- Kitab Undang-Udang Hukum Perdata
- Undang-Undang 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UUITE)
b) Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hokum
yang bukan merupakan dokumen dokumen resmi. Publikasi
tentang hokum meliputi buku buku teks, kamus kamus hokum,
jurnal jurnal hokum, dan komentar atas putusan hokum.19
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Teknik Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan mengajukan daftar yang diajukan
17
Ibid.
18 Ibid.
19 Ibid, h. 144.
18
secara sistematis. Dalam hal ini, penulis mempersiapkan pertanyaan-
pertanyaan untuk berwawancara kepada responden ataupun informan.
2. Teknik Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan teknik awal yang digunakan dalam setiap
penelitian ilmu hokum, baik dalam penelitian hokum normative
maupun empiris.20
6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun skunder,
akan diolah dan dianalisis dengan cara menyusun data secara sistematis,
diklasifikasikan. Dan dihubungkan antarasatu data dengan data lainnya.
20
Ibid, h. 154.