Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAPHASIL BELAJAR IPA
KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 25 MADELLO KECAMATAN LALABATA
KABUPATEN SOPPENG
SKRIPSI
OLEH
DIAN FEBRIYANTI
10540 8717 13
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila
kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada ALLAH
hendaknya kamu berharap”
Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan,
Bersabar dalam menghadapi cobaan, karena di dunia ini tak ada yang mudah
tapi tak ada yang tidak mungkin. Selama kita masih menginginkannya.
Hidup adalah pilihan antara memilih dan dipilih
Usahakanlah yang terbaik
Karya ini ku peruntukkan Kepada kedua orang tua ku
tercinta yang tak pernahh lelah membesarkanku dengan
penuh kasih sayang, doa serta motivasi dan pengorbanan
dalam hidup ini. Teruntuk saudara-saudaraku yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan mengisi hari-hariku
dengan canda dan tawa juga kasih sayangnya. Terima
kasih buat kakak dan adik-adik ku.
viii
ABSTRAK
Dian Febriyanti, 2019. Pengaruh Metode Demontrasi Terhadap Hasil Belajar
IPA Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SD Negri 25 Madello
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Skripsi.Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Syarifuddin Kune, dan Pembimbing II
Andi Marliah Bakri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode demonstrasi dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa kelas IV SD
Negri 25 Madello Kec.Lalabata Kab.Soppeng. Yang mana merupakan metode
yang menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan analisis
deskriptif dan Analisis statistic inferensial. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV SD Negeri 25 Madello Kabupaten Soppeng, sampel diambil
dengan semua siswa kelas IV yang berjumalah 20 orang. Setelah menganalisis
data, penulis menemukan bahwa pengaruh hasil belajar siswa yang dilaksanakan
sebelum menggunakan metode demonstrasi tergolong rendah yaitu Berdasarkan
hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji-t, dapat
diketahui bahwa didapat Lhitung = 0,908997dengan n = 20 siswa, dan taraf nyata
0.05 maka Ltabel = 1,725 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat
dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal pada pretest, adapun pada postest
didapat Lhitung = 0,818162dengan n = 20 siswa, dan taraf nyata 0.05 maka Ltabel
= 1,725 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat dikatakan bahwa populasi
Selain itu presentase kategori hasil belajar siswa juga meningkat yang mana siswa
yang tergolong sangat rendah 10%, rendah 5%, sedang 15%, tinggi 10%, sangat
tinggi 60%. Hipotesis tindakan terbukti bahwa menggunakan metode demonstrasi
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi perubahan
wujud benda siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng.
Kata Kunci: Pengaruh metode demonstrasi, Hasil Belajar IPA.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Untaian Zikir lewat kata yang indah
terucap sebagai ungkapan rasa syukur penulis selaku hamba dalam balutan
kerendahan hati dan jiwa yang tulus kepada Sang Khaliq, yang menciptakan
manusia dari segumpal darah, Yang Maha Pemurah, mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya dengan perantaraan kalam. Tiada upaya, tiada
kekuatan, dan tiada kuasa tanpa kehendak-Nya. Bingkisan salam dan salawat
tercurah kepada Kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW, Para sahabat dan
keluarganya serta Umat yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
akhirnya sampai di titik akhir penyelesaian karya ini. Namun, semua itu tak lepas
dari uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan serta
bantuan moril dan materil.
Terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang telah
membantu selama penulis menyusun skripsi ini yaitu diantaranya :
1. Ayahanda Amiruddin dan Ibunda Rosmiati serta semua keluarga yang telah
mencurahkan kasih sayang dan cintanya dalam membesarkan, mendidik dan
membiayai penulis serta doa restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan
penulis.
2. Drs.Syarifuddin Kune, M.Si. pembimbing I dan Dra. Andi Marlia bakri, M.Si.
pembimbing II yang telah meluangkan waktunya disela kesibukan beliau
x
untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini
sampai tahap penyelesaian.
3. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE. MM., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
4. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Drs. H. M. Syukur Hak, MM. Dosen penasehat akademik yang senantiasa
memeberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa
yang tak ternilai harganya kepada penulis.
8. Saudaraku tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan kepada adinda
selama pendidikan baik berupa moril maupun materil selama penyusunan
skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 di Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar terkhusus kelas I yang telah bersama-sama berusaha keras dan
penuh semangat dalam menjalani studi dalam suka dan duka. Kebersamaan ini
akan menjadi sebuah kenangan yang indah.
10. Semua pihak yang tidak bisa dituliskan namanya satu-persatu namun tak
mengurangi rasa terima kasih penulis yang setinggi-tingginya kepada mereka.
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan sebagai
bahan acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Hanya kepada Allah
SWT kita memohon semoga berkat dan rahmat serta limpahan pahala yang
berlipat ganda selalu dicurahkan kepada kita semua.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Makassar, JULI 2019
Penulis,
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .......................................................................... v
KARTU KONTROL .............................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, dan HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ............................................................................. 7
1. Perubahan Wujud Benda ......................................................... 7
2. Wujud Benda ........................................................................... 11
xiii
3. Metode Demontrasi ................................................................. 12
4.Hasil Belajar ............................................................................. 17
5. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ................................ 21
6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ................................................ 23
7. Profil Sekolah .......................................................................... 26
B. Kerangka Pikir ............................................................................ 26
C. Hipotesis ...................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 31
B. Fokus Penelitian .......................................................................... 31
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 32
D. Defenisi Operasional ................................................................... 33
E. Populasi Dan Sampel .................................................................. 33
F. Instrumen Penelitian.................................................................... 34
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 35
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Deksriptif Data ................................................ 42
2. Hasil Analisis Data Inferemsial .............................................. 50
B. Pembahasan ................................................................................. 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 57
xiv
B. Saran ........................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 59
LAMPIRAN……………………………………………………………. 61
1. A1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………. 62
2. A2 Daftar Hadir Siswa ………………………………………… 68
3. B1 Lembar Kegiatan Pretest Siswa ………………………….... 72
4. B2 Lembar Kegiatan Postest Siswa ……………………………. 73
5. C1 Daftar Nilai Pretest dan Postest ……………………………. 75
6. C2 Analisis Data Hasil Pretest dan Postest ……………………. 76
7. D1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa……………………….... 84
8. E1 Dokumentasi ……………………………………………….. 87
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….. 89
xv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Es batu yang berubah menjadi air ......................................... 7
2.2 Air yang dimasukkan dalam frezer menjadi es ..................... 7
2.3 Air yang direbus jika dibiarkan akan habis .......................... 8
2.4 Rumput dilapangan pada pagi hari menjadi basah ............... 8
2.5 Kapur barus (kamper) yang disimpan pada lemari pakaian .. 9
2.6 Uap menjadi salju .................................................................. 9
2.7 Bagan kerangka pikir ............................................................ 26
xvi
DAFTAR TABEL
3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 29
3.2 Populasi ...................................................................................... 31
3.3 Sampel siswa .............................................................................. 31
3.4 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar ........................... 35
3.5 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar ............................................... 36
3.6 Statistik deskriptif hasil belajar pretest ..................................... 40
3.7 Tingkat penguasaan materi pretest ........................................... 41
3.8 Diskripsi ketuntasan hasil belajar IPA ........................................ 41
3.9 Statistik deskriptif hasil belajar IPA Posttest ............................. 42
3.10 Tingkat penguasaan materi posttest ....................................... 43
3.11 Deskripsi ketuntasan hasil belajar IPA ..................................... 44
3.12 Hasil analisis data observasi aktifitas murid ............................ 44
3.13 Analisis skor pretest dan posttest ............................................ 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya
meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan
kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan
pembangunan. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun
dan etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena
menurut Muhibinsyah (2009) “Pendidikan memiliki posisi yang strategis dalam
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik menyangkut aspek
spiritual, intelektual maupun kemampuan professional terutama dikaitkan dengan
tuntutan pembangunan bangsa. Dunia pendidikan saat ini sudah sepantasnya untuk
lebih berkompeten dimasa yang akan dating. Pendidikan dapat diartikan sebagai
sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga siswa memperoleh
pengetahuan, serta cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.”
Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang
dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan demikian kebutuhan manusia
yang semakin kompleks akan terpenuhi. Selain itu melalui pendidikan akan dibentuk
manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia yang
2
mempunyai karakteristik seperti di atas, sangat diperlukan dalam menguasai dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu menghadapi
persaingan global. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan pembangunan disegala bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini
sebagai wadah dalam pembentukan sumber daya manusia yang diinginkan. Melihat
begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka
peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan secara
berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman.
Dalam upaya meningkatkat mutu pendidikan yang lebih baik guru ditekankan
harus dapat menciptakan suasana Kelas yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM). Dalam pembelajaran seperti yang telah dianjurkan dalam kurikulum
KTSP. Salah satunya yakni dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini dapat
membantu guru dalam menggerakkan, menjelaskan gambaran ide dari suatu materi
pelajaran khususnya pada bidang studi Sains.
Pembelajaran Sains memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan
serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai, maka Sains perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat
melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.
Mutu pembelajaran Sains perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk
mengimbangi perkembangan teknologi. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran
3
tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi. Sementara ini masih banyak orang
beranggapan bahwa Sains merupakan pelajaran yang sulit, serta kurang menarik
minat baik di kalangan siswa maupun guru.
Proses pembelajaran di SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah
saja. Dimana dalam proses pembelajaran guru lebih sering melakukan ceramah dan
mengajar terlalu monoton karena guru hanya mentransfer ilmu secara aktif sedangkan
siswa terlihat pasif dan bosan saat proses pembelajaran. Saat proses pembelajaran
juga guru tidak menunjukkan benda-benda dalam bentuk aslinya atau nyata, guru
lebih sering menunjukkan benda-benda yang berhubungan dengan materi hanya
melalui gambar yang sudah ada pada buku paket tanpa kreatifitas yang diciptakan
seperti membuat sebuah media atau menghadirkan sesuatu yang nyata dalam proses
pembelajaran, sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
Hal di atas diperkuat oleh observasi awal yang dilakukan peneliti di Kelas IV
SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng untuk bidang studi
IPA ditemukan diantara 20 orang siswa masih ada 45% belum tuntas atau 9 orang
yang memperoleh nilai terendah, yang tidak tuntas mendapatkan nilai terendah 50
dibawah nilai KKM yaitu 70 dan 55% siswa yang telah tuntas atau 11 siswa.Siswa
yang telah tuntas mendapatkan nilai tertinggi 80. Ini berarti 9 orang siswa dinyatakan
belum memenuhi standar nilai KKM untuk bidang studi IPA sesuai dengan yang
4
ditetapkan di SD Negeri 25 Madello Kabupaten Soppeng yaitu minimal 70 sedangkan
nilai rata-rata yang diperoleh siswa 60.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk menerapkan salah satu
metode yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaranya, serta membawa suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan
yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi.
Metode Demonstrasi “merupakan metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik
secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasanatau materi yang sedang disajikan.” Muchlisin Riadi (2012)
Penerapan metode demonstrasi diterapkan sebagai salah satu upaya yang
dilakukan pendidik dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
Adapun berbagai penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah
banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian Aisyah (2014) dengan judul
“Pengaruh Metode Demonstrasi Untuk Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Pada
Materi Pembiasan Cahaya Kelas V MI Al-Musthofa Sempur”. Penelitian tersebut
menunjukkan keberhasilan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan
menulis siswa Kelas V MI Al-Musthofa Sempur.
5
Berdasarkan temuan peneliti terdahulu dan pengamatan di lapangan, calon
peneliti menyimpulkan metode demonstrasi mampu membantu kesulitan siswa dalam
pembelajaran IPA konsep perubahan wujud benda. Berdasarkan latar belakang
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Perubahan Wujud Benda
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng”. Selain itu, belum terdapat penelitian yang dilakukan di sekolah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah ada pengaruh Metode Demonstrasi
Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Pe rubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV
SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui metode demonstrasi dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPA
konsep perubahan wujud benda pada siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Proposal ini bermanfaat untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi
terhadap hasil balajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa Kelas IV
SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Murid
1.Memper mudah proses pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA
karena siswa mendapat kesempatan dan pengalaman belajar dalam
suasana yang menyenangkan.
2. Menarik minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui metode
demontrasi.
b. Bagi Guru
1.Sebagai informasi bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang tepat.
2.Mendapat pengalaman secara langsung setelah menggunakan pendekatan
metode demontrasi.
7
c. Bagi Sekolah
Memberi tambahan literature bagi sekolah sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pendidikan.
d. Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan, wawasan serta menambah pengalaman
dalam melakukan penelitian sekaligus menambah bekal sebagai calon
pendidik.
c. Bagi Pembaca
Sebagai sumber referensi dan bahan perbandingan untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Perubahan Wujud Benda
Secara umum, semua yang ada disekitar tempat tiggal kita atau disekeliling
kita disebut dengan benda, benda dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu benda padat,
benda cair, dan gas. Benda padat yaitu benda yang berwujud padat dan mempunyai
bentuk dan besar yang selalu tetap. Benda cair yaitu bentuknya berubah-ubah sesuai
dengan tempatnya, tetapi isinya selalu tetap. Benda gas yaitu selalu mengisi ruangan
yang ditempatinya, bentuk dan isi gas selalu berubah-ubah.
Perubahan fisika yaitu perubahan benda tanpa menghasilkan zat baru. macam-
macam perubahan fisika yaitu :
a. Mencair
Mencair atau melebur yaitu peristiwa perubahan zat padat menjadi cair, hal ini
karena adanya kenaikan suhu (panas). Contoh peristiwa mencair yaitu pada es
batu yang berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan, dan lain-lain.
9
Gambar 2.1 Es batu yang berubah menjadi air
b. Membeku
Membeku yaitu peristiwa perubahan zat cair menjadi padat, karena adanya
pendinginan. Contoh peristiwa mencair yaitu air yang dimasukkan dalam freezer
akan menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.
Gambar 2.2 Air yang dimasukkan dalam freezer akan menjadi es batu
c. Menguap
Menguap adalah peristiwa perubahan zat cair menjadi gas. Contohnya air yang
direbus jika dibiarkan lama-kelamaan akan habis, bensin yang dibiarkan berada
pada tempat terbuka lama-lama juga akan habis berubah menjadi gas.
10
Gambar 2.3 Air yang direbus jika dibiarkan lama-kelamaan akan habis
d. Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan benda gas menjadi air. Contoh
mengembun adalah ketika kita menyimpan es batu dalam sebuah gelas maka
bagian luar gelas akan basah, atau rumput di lapangan pada pagi hari menjadi
basah padahal sore harinya tidak hujan.
Gambar 2.4 rumput di lapangan pada pagi hari menjadi basah
e. Menyublim
Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya.
Contoh menyublim yaitu pada kapur barus (kamper) yang disimpan pada lemari
pakaian lama-lama akan habis.
11
Gambar 2.5 kapur barus (kamper) yang disimpan pada lemari pakaian
f. Mengkristal atau menghablur
Mengkristal atau menghablur adalah peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi
padat. Contoh mengkristal adalah pada peristiwa berubahnya uap menjadi salju.
Gambar 2.6 Uap menjadi salju
2. Wujud Benda
Wujud benda ( zat) terdiri dari :
a. Benda padat. Sifat yang dimiliki benda padat yaitu bentuknya tetap dan mencair
jika dipanaskan pada suhu tertentu.
12
b. Benda cair. Sifat-sifat benda cair, antara lain: Bentuknya tidak tetap, selalu
mengikuti bentuk wadahnya, Bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu
datar, Benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah. Benda cair menekan ke
segala arah, Benda cair meresap melalui celah-celah kecil (kapilaritas).
c. Benda gas. Benda gas tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat dirasakan
keberadaannya. Sifat benda gas yaitu: bentuknya tidak tetap karena selalu
mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya dan menekan ke segala arah.
3. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
“Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu
peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar
dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya” dalam
Syaiful Bahri Djamarah (2008:210).
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan” (Muhibbin Syah, 2000:22).
Sementara itu, menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:2) bahwa “metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses
atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran”.
13
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:210) metode demonstrasi ini lebih
sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-
gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode
demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati
segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-
kesimpulan yang diharapkan.
Syaiful Bahri Djamarah dan Zin (2002: 77) mengemukakan bahwa “Metode
demontrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan”. Sebagai metode penyajian, Demontrasi tidak
terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demontrasi
peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demontrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka metode demonstrasi adalah
metode yang mengajarkan suatu materi melalui gerakan-gerakan atau suatu proses
sehingga siswa dapat mengamati secara langsung. Metode ini dapat membantu siswa
dalam menemukan pemahaman yang jelas mengenai suatu materi.
b. Tujuan Penerapan Metode Demontrasi
Dalam proses belajar mengajar anak-anak tentunya memilki banyak sekali
kekurangan mendapatkan informasi yang abstrak, dengan informasi, gambaran yang
abstrak besar kemungkinan anak akan lebih memahami akan isi dari pembelajaran,
14
salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan metode demontrasi adalah
supaya anak didik melihat langsung isi dari pelajaran, mereka tidak cuma
berimajinasi dengan hayalan-hayalan yang tidak mungkin pasti kebenarannya, dengan
metode inilah anak belajar dengan keadaan yang nyata.
c. Kelebihan dan Kelemahan
Metode Demontrasi sebagai suatu metode pembelajaran demontrasi memiliki
kelebihan dan kekurangan.
1. Kelebihan Metode Demontrasi
a) Melalui metode demontrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa
akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Selain itu Sanjaya (2010: 88) menyatakan bahwa metode demonstrasi
memiliki kelebihan sebagai berikut:
a) Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping
itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar
mengajar dan tidak kepada yang lainya.
15
b) Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
c) Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu
yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang
pendek. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan
gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
d) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak
e) Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat
diperjelas waktu proses demonstrasi.
2. Kelemahan Metode Demontrasi
a) Metode demontrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai demontrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi
untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan
waktu yang banyak.
b) Demontrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal dibanding dengan ceramah.
16
c) Demontrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping
itu demontrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang
bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Sementara itu, Djamarah dan Zain (2002: 86) menyatakan kelemahan dari
metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
a) Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau
mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan
kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol.
b) Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-
kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak
wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
c) Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan
diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan oleh
peserta didik.
d) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di Kelas.
e) Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat
minimum.
f) Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di Kelas akan berbeda jika
proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.
17
g) Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan ketekitian dan
kesabaran.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan
selama pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu, proses
membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau
menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan
suatu cara engan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sering didengar oleh semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar kata ”Belajar” merupakan kata yang tidak asing bahkan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam
menuntut ilmu diberbagai lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka
lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan, baik pada malam hari maupun pagi
hari.
Kegiatan belajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok dari
keseluruhan proses belajar disekolah. Ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian
18
tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami
sisiwa sebagai anak didik disekolah. Para pakar pendidikan mengemukakan
pengertian yang berbeda dalam belajar, namun selalu mengacu pada prinsip yang
sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu
perubahan dalam dirinya. Menurut (Hamalik, 2001 : 27) “Belajar merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami”.Hasil belajar bukan
suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan individu melalui
interaksi dengan lingkungan.
Namun, dari dari semua itu tidak semua orang mengetahui apa itu belajar.
Sebenarnya kata “Belajar” memiliki pengertian yang tersimpan didalamnya.
Pengertian dari kata “Belajar” itulah yang perlu diketahui dan dihayati sehingga tidak
menimbulkan pemahaman yang keliru mengenai masalah belajar. Menurut
(Sadirman, 2004:34) “Belajar adalah suatu proses perubahan pengetahuan,
pemahaman sikap, tingkah laku, keterampilan dan sebagainya”.
Dalam hal ini ( Wijaya, 2000:54) mengatakan:
“Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
dinyatakan dalam bentuk penguasaan bahan yang diajarkan, penilaian sikap,
pengetahuan, dan percakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang atau
berbagai aspek kehidupan. Proses berarti interaksi antara individu dengan suatu sikap,
19
nilai atau kebiasaan, pengetahuan, dan keterampilan dalam hubungan dengan
dunianya sehingga ia berubah.”
Berdasarkan definisi belajar yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat
disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kualitas
tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi
terus menerus dengan lingkungannya. Peningkatan kualitas dan kuantitas tersebut
dapat dilaksanakan melalui pembelajaran terutama di sekolah-sekolah.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung
secara berkesinambungan, tidak statis (Slameto. 2010: 3). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2003 : 729 ) menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaiaan atau ilmu tertentu dengan tergantung pada kekuatan harapan bahwa
tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu
bagi orang bersangkutan.
Menurut Sudjana (2005: 12) hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa
yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan
sesuatu yang diperoleh dari suatu aktifitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses
yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik
aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar
merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkkan tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar
20
yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar
mengajar. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam Sudjana (2005: 23) membagi
tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2).
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita.
Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam proses belajar sebagaimana
yang diemukakan oleh Soemanto (2012: 117) bahwa “Pengenalan seorang terhadap
hasil belajar atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui
hasil-hasil yang sudah dicapainya, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil
belajar selanjutnya”. Mengenai perubahan tingkat kemampuan menurut Bloom
(Budiningsih, 2012: 77) meliputi tiga ranah, yaitu:
1) Kognitif: Knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),
evaluation (menilai), application (menerapkan)
2) Affective: receiving (sikap menerima), responding (memberi respon), valuing
(menilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).
3) Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.
Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan atau
kapasitas yang dimiliki seseorang.Penguasaan hasil belajar dari seseorang dapat
dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik. Menurut Rusyan ( 2000:65 )
21
dalam bukunya pendekatan dalam proses belajar mengajar berpendapat: "Hasil
belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan
kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang
guru pada suatu saat”.
Menurut Sudjana (2000:28) hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari
suatu proses belajar. Menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar
adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh informasi,
siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan guru menjadi partner
siswa dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi
yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama.
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka
intinya adalah perubahan.Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar
memberi perubahan dalam dirinya maka individu itu dikatakan telah belajar.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar. Menurut Hamalik, (2008:21) Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar antara lain mengikuti faktor internal dan faktor eksternal:
a. Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
22
sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam
menerima materi pelajaran.
2) Faktor Psikologis
Setiap indiviu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil
belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegansi (IQ), perhatian,
minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta didik.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor Lingkungan
ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam
misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di
ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan
akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya
masih sangat segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernapas lega.
2) Faktor Instrumental
Faktotr-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
23
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor
instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru.
6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian IPA
Menurut Ahmadi (1998:6) Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang
mempelajari alam dengan segala isinya. Sedangkanmenurut Takdir (2015:9) kata IPA
biasa diterjemahkan Ilmu Pengetahuan Alam yang berasal dari kata Natural Science,
ilmu pengetahuanalam adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala
isinya.
Menurut Maslichah Asy'ari dalam (Khaeruddin, 2005:7) ilmu pengetahuan
alam adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang
terkontrol. Penjelasan ini mengandung maksud bahwa ilmu pengetahuan alam selain
menjadi sebagai produk juga sebagai proses. IPA sebagai produk yaitu pengetahuan
manusia dan sebagi proses yaitu bagaimana mendapatkan pengetahuan tersebut.
Ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam
masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting.Struktur kognitif anak tidak
dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan.Anak perlu dilatih dan diberi
kesempatan untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan dan dapat berpikir serta
bertindak secara ilmiah. Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar menurut Paolo dan
Marten (Samatowa, 2006:12) didefinisikan sebagai berikut: mengamati apa yang
24
terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk
meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar.
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA
meliputi empat unsur utama yaitu:
1) Sikap, rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;
2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;
3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori dan hukum; dan
4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari. Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebernarnya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain
Dengan demikian pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat melatih dan
memberikan kesempatan kepadamurid untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses dan dapat melatih murid untuk dapat berpikir serta bertindak
secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang ada di
sekitarnya. Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada murid sebisa
mungkin disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan karakteristik murid
25
Sekolah Dasar, sehingga murid dapat menerapkannya dalam kehidupannya sehari-
hari.
b. Tujuan pembelajaran IPA
Pembelajaran sains di sekolah dasar di kenal dengan pembelajaran ilmu
pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang
masih terpadu, karena belum terpisahkan secara tersendiri seperti kimia, fisika, dan
biologi.Dari uraian tersebut, maka Depdiknas (Bualimbong, 2015:14) menyatakan
bahwa hakekat pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta
yang ada di alam, hubungann saling ketergantungan dan hubungan antara
sains dan teknologi.
3) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan
masalah dan melakukan observasi.
4) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur, terbuka,
benar, dan dapat bekerja sama.
5) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan
deduktif dalam menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam.
26
6) Apresiasi terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan
keteraturan alam serta penerapannya dalam teknologi.
7. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri 25 Madello
Status Sekolah : Negeri
Bentuk Pendidikan : Sekolah Dasar
Alamat : Madello
Desa : Ompo
Kecamatan : Lalabata
Kabupaten : Soppeng
Provinsi : Sulawesi Selatan
Kode Pos : 90811
Tahun Pendirian Sekolah : 1965-12-31
Surat keputusan/sk : 1910-01-01
Nama Bank : SDN 25 Madello
Cabang/KCP/Unit : Soppeng
B. Kerangka Pikir
Berpijak dari permasalahan dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 25 Madello
Kecamatan Lalabata Kebupaten Soppeng yang ada yaitu dalam proses pembelajaran
guru lebih sering melakukan ceramah dan mengajar terlalu monoton dimana guru
hanya mentransfer ilmu saja secara aktif sedangkan siswa terlihat pasif dan bosan saat
27
proses pembelajaran, saat proses pembelajaran guru juga tidak menujukkan benda-
benda dalam bentuk aslinya atau nyata, guru lebih sering menunjukkan benda-benda
yang berhubungan dengan materi hanya melalui gambar yang sudah ada pada buku
paket saja tanpa kreatifitas yang diciptakan seperti membuat media atau membawa
sesuatu yang nyata di dalam Kelas sehinggah hal tersebut berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa rendah.
Materi yang akan diberikan nantinya di Kelas IV yaitu Metode Demonstrasi
Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Perubahan Wujud Benda, karena metode ini
menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan mereka. Dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan Pretest dan postes,
Pretest dilakukan sebelum memberikan perlakuan dan Postest dilakukan setelah
diberikan perlakuan. Dengan metode ini nantinya diharapkan berpengaruh signifikan
terhadap hasil belajar siswa. Adapun alur penelitan yaitu sebagai berikut :
28
Pembelajaran IPA di SD Negeri 25 Madello
Kecamatan Lalabata Kebupaten Soppeng
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.7 Bagan Kerangka Pikir
Pembelajaran Perubahan Wujud
Benda Perubahan Wujud Benda
Kelas Kontrol Tidak
Menggunakan Metode
Pembelajaran Demonstrasi
Kelas Eksperimen
Menggunakan Metode
Pembelajaran Demonstrasi
Hasil Soal Lembar Kerja
Siswa
Analisis
Temuan
Berpengaruh Tidak Berpengaruh
29
C. Kriteria Pengujian Hipotesis
Rumusan hipotesis diuji dengan menggunakan kriteria pengujian hipotesis
sebagai berikut. H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai Pvalue >0,05 artinya tidak ada
perbedaan antara dua perlakuan yang diberikan. Sebaliknya, hipotesis H0 ditolak dan
H1 diterima jika nilai Pvalue <0,05, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa Kelas IV SD Negeri 25
Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng yang menggunakan metode
demonstrasi dengan hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada siswa
Kelas IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng yang
tidak menggunakan metode demonstrasi.
Adapun hipotesis statistiknya sebagai berikut :
Ho : 21 lawan H1 : 21
Keterangan :
µ1: Rata – rata hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada
siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng yang tidak menggunakan metode demontrasi.
µ2: Rata – rata hasil belajar IPA konsepperubahan wujud benda pada
siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng yang menggunakan metode demontrasi.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode demontrasi
terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda pada
30
siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang siginifikan penggunaan metode
demontrasi terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud
benda pada siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan
Lalabata Kabupaten Soppeng.
Kriteria pengujian adalah H1diterima jika thitung≥ ttabel, dan Ho ditolak jika thitung≤tta.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dirancang secara
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:160) metode eksperimen adalah metode
penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (treatment/perlakuan) terhadap fariabel dependen (hasil) dalam kondisi
yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain (selain variabel
treatment) yang mempengaruhi variabel dependen. Agar kondisi dapat dikendalikan,
maka dalam penelitian eksperimen menggunakan kelompok kontrol.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design.
Alasan peneliti memilih desain penelitian ini karena jenis eksperimen ini sudah
memenuhi persyaratan. Yang dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen ini
adalah adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan
pengamatan. Selain itu, kedua Kelas yang akan dijadikan sebagai sampel merupakan
Kelas yang homogen dilihat dari tingkat kemampuan siswa (Sugiyono, 2012).
32
Tabel 2.8 Desain Penelitian Pretest-Posttest Only Control Group Design
Sebelum Perlakuan Setelah
O1 X O2
Keterangan:
X = Perlakuan
O1 = Hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan
O2 = Hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan0
C. Variabel Penelitian
Variabel yakni segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian,
dapat pula diartikan sebagai ciri dari individu, objek, gejala, atau peristiwa yang
dapat diukur secara kualitatif ataupun secara kuantitatif. Adapun yang menjadi
variabel dalam penelitian ini yaitu :
1) Variabel independen (Variabel bebas)
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu metode demonstrasidalam
pembelajaran.
2) Variabel dependen (Variabel terikat)
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada murid Kelas
IV SD 25 Madello Kabupaten Soppeng.
33
D. Definisi Operasional Variabel
1. Model demonstrasi adalah salah satu model pembelajaran yang sangat kreatif
dan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menjelaskan sebuah
kejadian atau perubahan secara lebih jelas.
2. Hasil belajar adalah sebuah proses belajar yang dilakukan oleh siswa dengan
dalam mengembangkan kemampuan sehingga dari proses tersebut dapat
menghasilkan nilai.
3. Perubahan wujud Benda adalah peristiwa perubahan bentuk suatu benda
menjadi benda lain.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiono (2016:117) mendefinisikan “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi
populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu Kelas IV SD Negeri 25 Madello
Kabupaten Soppeng, alasan peneliti memilih populasi ini karena di Kelas IV SD
Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng belum menerapkan
Metode Demonstrasi.
34
Tabel 2.9. Tabel Populasi
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
1 IV
Perempuan Laki-Laki 20
11 9
.Sumber: Data sekolah SD Negeri 25 Madello
2. Sampel
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh yaitu semua
murid Kelas IV yang menjadi sampel.
Tabel 3.0. Tabel Sampel Siswa Kelas IV
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Keterangan
1 IV
Perempuan Laki-Laki
20 Kelas Eksperimen
11 9
Sumber: Data sekolah SD Negeri 25 Madello.
Dimana murid Kelas IV terdiri dari 20 murid.9 laki-laki dan 11 perempuan.
Selanjutnya sampel tersebut diberi perlakuan, yaitu diajar dengan metode demonstrasi
dalam pembelajaran IPA.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes tertulis
(essay). Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dengan
menggunakan model pembelajaran peta pikiran. Data yang diperoleh dari instrumen
35
yang digunakan dideskripsikan berdasarkan hasil pencapaian evaluasi terhadap siswa
yang menjadi sampel dalam penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
teknik tes. Tes adalah serangkaian tugas yang diperuntukkan dan dikerjakan oleh
siswa untuk menghasilkan hasil kerja yang dapat dinilai. Tahapan sebelum
mengambil data yaitu dilakukan tes awal (pre-test), perlakuan (treatment), dan tes
akhir (post-test). Pengumpulan data akan dilakukan pada dua Kelas dengan dengan
cara yang sama tetapi dengan perlakuan yang lain, yaitu Kelas eksperimen akan
diberikan perlakuan menggunakan model peta pikiran dan Kelas Kelas control secara
konvensional.
1. Pengambilan data pada Kelas eksperimen
a. Tes awal (pre-test) diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum diberikan perlakuan (treatment). Siswa yang menjadi objek
penelitian akan diberikan tes tertulis (essay) sebelum diberikan perlakuan.
b. Perlakuan (treatment) diberikan setelah siswa menyelesaikan tes awal.
Siswa akan diberikan penjelasan mengenai menulis teks eksposisi
menggunakan model peta pikiran. Siswa juga akan diberikan penjelasan
mengenai langkah langkah model peta pikiran.
c. Tes akhir (post-test) akan diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil
dari perlakuan dan mengetahui perbandingan kemampuan siswa pada saat
36
sebelum dan sesudah perlakuan serta mengetahui pengaruh yang
ditimbulkan perlakuan. Tes yang diberikan pada tes awal sama dengan tes
yang diberikan saat tes awal yaitu berupa tes tertulis (essay).
2. Pengambilan data pada Kelas kontrol
a. Tes awal (pre-test) diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum diberikan perlakuan (treatment). Siswa yang menjadi objek
penelitian akan diberikan tes tertulis (essay) sebelum diberikan perlakuan.
b. Perlakuan (treatment) diberikan setelah siswa menyelesaikan tes awal.
Siswa akan diberikan penjelasan mengenai menulis teks eksposisi dengan
cara konvensional.
c. Tes akhir (post-test) akan diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil
dari perlakuan dan mengetahui perbandingan kemampuan siswa pada saat
sebelum dan sesudah perlakuan serta mengetahui pengaruh yang
ditimbulkan perlakuan. Tes yang diberikan pada tes awal sama dengan tes
yang diberikan saat tes awal yaitu berupa tes tertulis (essay).
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini ada dua teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik
analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial, diantaranya yaitu
sebagai berikut :
37
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang
diperoleh diantaranya penentuan nilain statistik deskriptif, penentuan kategori hasil
belajar dan penentuan distribusi presentase ketuntasan.Berikut adalah rrumus yang
digunakan dalam analisis data statistik deskriptif.
a) Penentuan Nilai Statistik Hasil Belajar
Nilai statistik yang dimaksud meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-
rata, standar deviasi.
1) Penentuan nilai statistik deskriptif dilihat dari nilai rata-rata siswa (mean).
∑
∑
2) Standar Deviasi = √∑ ∑
b) Penentuan kategori hasil belajar
Penentuan kategori hasil belajar dapat dilihat pada table dibawah ini.
Nilai =
38
Tabel 3.1. Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar (Pretest atau posttest).
No Interval Nilai Kategori
1. 0-49 Sangat rendah
2. 50-69 Rendah
3. 70-79 Sedang
4. 80-89 Tinggi
5. 89-100 Sangat Tinggi
Sumber. Sekolah SD 25 Madello
c) Penentuan distribusi presentase ketuntasan
Kriteria ketuntasan minimum siswa Kelas IV SD 25 Madello yang
ditentukan oleh sekolah yaitu 70 dari skor idealnya 100.
Tabel 3.2. Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar (Kriteria Ketuntasan Minimum)
Nilai Kriteria
< 70 Tidak Tuntas
≥ 70 Tuntas
39
Berdasarkan tabel diatas bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 dinyatakan
Tuntas dalam mengikuti proses belajar mengajar dan siswa yang memperoleh nilai <
70 maka siswa dinyatakan tidak tuntas dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Persentase ketuntasan belajar dapat diperoleh dengan rumus berikut:
Skor tersebut merupakan ketetapan dari sekolah tersebut.
1) Untuk menghitung persentase (%) ketuntasan, menggunakan rumus:
% ketuntasan = ∑
∑ x 100
2) Untuk menghitung persentase ketidaktuntasan, menggunakan rumus:
% ketidaktuntasan = ∑
∑ x 100
2. Analisis Data Statistik Inferensial
Statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametris. Menurut
Sugiyono (2013: 149), statistik parametris digunakan untuk menguji parameter
populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Analisis
statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan
menggunakan uji-t. Namun, sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan homogenitas.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data hasil belajar siswa dimaksudkan untuk mengetahui
bahwa data yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji
normalitas untuk variabel Kelas eksperimen maupun Kelas kontrol melalui uji
40
normalitas kolmogrov_smirnov. Pengujian dilakukan pada taraf kebenaran α= 0.05,
jika p > α maka dapat disimpulkan bahwa data yang diselidiki berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas varians
Pengujian homogenitasnya digunakan untuk mengetahui apakah beberapa
varian data sama atau tidak, uji yang digunakan adalah kesamaan varian data
(homogenitas) dengan Levene test. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis
Independen sample t-test. Data yang memenuhi syarat adalah jika varian sama atau
subjek berasal dari kelompok homogeny:
Langkah untuk uji homogenitas sebagai berikut.
1. Menentukan apakah kedua varian sama atau berbeda
2. Kriteria pengujian (berdasarkan probabilitas/ signifikan)
Jika Pvalue ≥0,05 maka kedua varian sama
Jika Pvalue <0,05 maka kedua varian berbeda
3. Membandingkan probabilitas
Jika Pvalue ≥0,05 maka kedua varian sama
4. Menarik kesimpulan
c. Uji Hipotesis
Setelah memperhatikan karakteristik variabel yang telah diteliti dan
persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Untuk
keperluan hipotesis digunakan statistika inferensial dengan bantuan program
Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 22.0 yaitu statistik
41
nonparametrik dengan uji Mann-Whitney U. Kriteria pengujiannya adalah hipotesis
H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai Pvalue >0,05 artinya tidak ada perbedaan antara
dua perlakuan yang diberikan. Sebaliknya, hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima jika
nilai Pvalue <0,05, artinya hasil kemampuan menulis teks eksposisi yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran mind mapping lebih efektif dibandingkan hasil
kemampuan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model pembelajaran mind
mapping.
Setelah diketahui bahwa data yang diperoleh tidak terdistribusi normal dan
memiliki varian yang sama, maka dilakukan pengujian dialihkan ke analisis
nonparametrik dengan uji mann-whitney u menggunakan SPSS versi 22.0 untuk
menguji hipotesis penelitian. Nilai sig. (2-tailed) yang diperoleh dari uji hipotesis
adalah 0,000 < α (0,05). Berdasarkan kriteria tersebut maka H0 ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peneliti pada bab ini akan menyajikan dan menemukan data hasil penelitian.
Data penelitian ini diperoleh melalui pemberian soal pretes dan postes sebagai alat
ukur dan untuk mengetahui pengaruh metode demontrasi terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA. Dalam data ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu data hasil
belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran melalui penggunaan
metode demonstrasi pada pertemuan pertama, dan demontrasi pre eksperimen pada
pertemuan kedua, pada pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 25 Madello
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
A. Hasil Analisis Deskriptif Data
Hasil Belajar IPA siswa sebelum menggunakan Metode Demontrasi dengan
konsep perubahan wujud benda siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan
Lalabata Kabupaten Soppeng. .
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 25
Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng mulai tanggal 08 Desember – 15
Desember 2017, maka diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes
sehingga dapat diketahui kemampuan hasil belajar ipa konsep perubahan wujud
benda dari Kelas IV.
42
43
Hasil yang di peroleh dari nilai tersebut menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil
belajar IPA murid sebelum diberikan perlakuan atau Pretest adalah 63,95 dari skor
ideal 100. Nilai tertinggi yang dicapai murid adalah 98 dan nilai terendahnya adalah
15 dengan standar deviasi 25.43. Hal tersebut berarti bahwa skor hasil belajar IPA
murid Kelas IV pada saat Pretest di SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng tersebar dari nilai terendah 15 sampai nilai tertinggi 98.
Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan
kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3. Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Sebelum penerapan Metode
Demontrasi
No. Kategori Hasil
Belajar Interval Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat Rendah 0 – 59 4 20 %
2. Rendah 60 – 69 7 35 %
3. Sedang 70 - 79 3 15 %
4. Tinggi 80- 89 1 5 %
5. Sangat Tinggi 90 - 100 5 25 %
Jumlah 20 100%
Sumber: (hasil belajar Pretest siswa Kelas IV SDN 25 Madello)
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda siswa pada tahap Pretest
dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 20%, rendah
35%, sedang 15%, tinggi 5% dan sangat tingggi berada pada presentase 25%. Melihat
44
dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat keterampilan siswa
dalam membaca permulaan sebelum menggunakan metode Demontrasi tergolong
rendah.
Apabila dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang
ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai
KKM (70) 75%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA konsep
perubahan wujud benda murid Kelas IV SD Negri 25 Madello belum memenuhi
kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu siswa yang tuntas hanya 45%
75%.
Kemudian, Hasil belajar IPA siswa setelah menggunakan Metode Demontrasi
dengan konsep perubahan wujud benda siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap Kelas setelah
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh
setelah diberikan posttest. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data hasil belajar IPA
dengan konsep perubahan wujud benda siswa Kelas IV SD Negeri 25 Madello
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil
belajar IPA murid Kelas IV SDN 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng. adalah 86,21 dari skor ideal 100. Nilai tertinggi yang dicapai murid adalah
100 dan nilai terendah adalah 50 dengan standar deviasi 16,95. Hal tersebut berarti
45
bahwa skor hasil belajar IPA murid Kelas IV SDN 25 Madello Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng, tersebar dari nilai terendah 50 sampai pada nilai tertinggi 100.
Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan
(Depdikbud),maka keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4. Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Sesudah penerapan Metode
Demontrasi
No. Kategori Hasil
Belajar Interval Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat Rendah 0 – 59 2 10 %
2. Rendah 60 – 69 1 5 %
3. Sedang 70 – 79 3 15 %
4. Tinggi 80- 89 2 10 %
5. Sangat Tinggi 90 - 100 12 60 %
Jumlah 20 100%
Sumber: (hasil belajar posttest siswa Kelas IV SDN 25 Madello)
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar ipa konsep perubahan wujud benda siswa pada tahap posttest
dengan menggunakan instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 60%, tinggi
10%, sedang 15%, rendah 5%, dan sangat rendah berada pada presentase 10%.
Melihat dari hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat keterampilan
siswa dalam membaca permulaan setelah menggunakan metode Demostrasi tergolong
tinggi.
46
Apabila data statistic deksripsi hasil belajar IPA Postest yang memiliki nilai
tertinggi 100, nilai terendah 50, nilai rata-rata 86,21, dan nilai standard deviasi 16,95.
Dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan
oleh peneliti yaitu jika jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM (70)
75%, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ipa konsep perubahan wujud
benda murid Kelas IV SD Negri 25 Madello telah memenuhi kriteria ketuntasan hasil
belajar secara klasikal yaitu murid yang tuntas adalah 85% 75%.
1. Hasil Pretest dan Postest
Dari data hasil belajar IPA Siswa setelah menggunakan Metode Demonstrasi
terdiri dari dua kali evaluasi pemeblajaran berupa Pretest dan posttest. Adapun
penyebaran skor dari data yang telah dikumpulkan dapat dilihat dalam tabel
Analisis skor dibawah ini.
47
Tabel 3.5. Analisis skor Pretest dan Posttest
No. X1 (Pretest) X
2 (Posttest) d = X
2 – X
1 d
2
1. 63 95 32 1.024
2. 15 50 35 1.225
3. 63 85 22 484
4. 63 85 22 484
5. 70 95 25 625
6. 63 93 30 900
7. 63 75 12 144
8. 75 95 20 400
9. 75 95 20 400
10. 80 100 20 400
11. 63 70 7 49
12. 15 50 35 1225
13. 90 100 10 100
14. 98 100 2 4
15. 63 90 27 729
16. 90 100 10 100
17. 20 60 40 1600
18. 90 100 10 100
19. 90 100 10 100
20 30 70 40 1600
Jumlah 429 11693
Sumber ; ( Hasil olahan data tahun 2017)
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Pretest
No. Kategori Hasil
Belajar Interval Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat Rendah 0 – 59 4 20 %
2. Rendah 60 – 69 7 35 %
3. Sedang 70 – 79 3 15 %
4. Tinggi 80- 89 1 5 %
5. Sangat Tinggi 90 – 100 5 25 %
Jumlah 20 100%
48
Dari distribusi frekuensi pada tabel tersebut dapat dibuat histogram mengenai hasil
belajar siswa.
Gambar 3.7
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretes
Ukuran: pemusatan dan penyebaran hasil data pretes
Sedangkan perolehan nilai postes siswa setelah menggunakan metode demonstrasi
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
0 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
90 - 100
49
Tabel 3.8. Distribusi Frekuensi Postest
No. Kategori Hasil
Belajar Interval Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat Rendah 0 – 59 2 10 %
2. Rendah 60 – 69 1 5 %
3. Sedang 70 – 79 3 15 %
4. Tinggi 80- 89 2 10 %
5. Sangat Tinggi 90 - 100 12 60 %
Jumlah 20 100%
Sumber: (hasil belajar posttest siswa Kelas IV SDN 25 Madello)
Dari distribusi frekuensi pada tabel tersebut dapat dibuat histogram mengenai hasil
belajar siswa.
Gambar 3.9
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
0 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
90 - 100
50
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Postest
B. Hasil Analisis Data Inferensial
Berdasarkan data yang telah dikemukakan diatas, nampak bahwa hasil belajar
IPA siswa sebelum menggunakan Metode Demontrasi eksperimen berbeda dengan
sesudah menggunakan Metode demontrasi eksperimen. Selanjutnya data tersebut
diuji dengan beberapa uji yang telah ditentukan yaitu uji normalitas, uji homogentias
dan uji hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak, untuk itu penulis dalam menguji normalitas terhadap
data hasil penelitian menggunakan uji Liliefors. Adapun kriteria penerimaan bahwa
suatu data berdistribusi normal atau tidak dengan rumusan sebagai berikut:
Jika Lo < Lt maka data berdistribusi normal
Jika Lo > Lt maka data tidak berdistribusi normal
Uji normalitas soal pretes dapat dilihat pada tabel 4.0 berikut ini:
Banyak
Siswa
Lhitung Ltabel Kesimpulan Data
20 0,908997 1,725 Data berdistribusi
normal
Catatan: Dari tabel di atas, didapat Lhitung = 0,908997dengan n = 20 siswa, dan
taraf nyata 0.05 maka Ltabel = 1,725 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat
dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal.
Sedangkan uji normalitas untuk soal postes dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Pada soal postes telah diuji normalitasnya oleh peneliti, adapun hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
51
Uji normalitas soal postes dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini:
Banyak
Siswa
Lhitung Ltabel Kesimpulan Data
20 0,818162 1,725 Data berdistribusi
normal
Catatan: Dari tabel di atas, didapat Lhitung = 0,818162dengan n = 20 siswa, dan
taraf nyata 0.05 maka Ltabel = 1,725 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat
dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Langkah selanjutnya setelah data hasil penelitian diketahui memiliki distribusi
normal, maka akan dilakukan pengujian homogenitas dimana dalam pengujian ini
data yang diuji berdasarkan kesamaan varian kedua kelompok yang dilakukan dengan
metode uji fisher dengan taraf signifikan sebesar 5 % dan kriteria pengujiannya
adalah sebagai berikut:
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua data adalah homogen.
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua data adalah tidak
homogen.
Uji homogenitas kedua varian dengan hasil pada table 4.2 sebagai berikut:
Keterangan FHitung FTabel Kesimpulan
Pretes 2,251492455 2,168251601
Data berasal
dari distribusi
homogen Postes
Hasil perhitungan menunjukkan nilai Fhiutng = 2,251492455, sedangkan Ftabel
dengan dk pembilang dan dk penyebut masing-masing 20- 1=19 di peroleh Ftabel =
2,168251601. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data nilai pada pertemuan I
52
memiliki varian yang sama atau homogen. Hasil perhitungan menunjukkan nilai
Fhiutng = 2,251492455, sedangkan Ftabel dengan dk pembilang dan dk penyebut
masing-masing 20- 56 1=19 di peroleh Ftabel = 2,168251601. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data nilai memiliki varian yang sama atau homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah diketahui bahwa data dari kedua kelompok pada penelitian ini
berdistribusi normal dan homogen, maka perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok
penelitian selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan uji t. Pengujian ini
dilakukan guna mengetahui sejauh mana perbedaan hasil hasil belajar IPA siswa.
Dari hasil pehitungan perbedaan rata-rata nilai pretes dan postes pada
dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikan 5 %, dan dk = (n1+n2-2) maka
hipotesis nol ditolak, sedangkan untuk Pretest nilai thitung sebesar 1.43147203 nilai
ini lebih kecil dari ttabel maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa hasil belajar dengan metode pengelolaan Kelas lebih baik jika
dibandingkan kegiatan belajar mengajar tanpa menerapkan metode pengelolaan Kelas
yang optimal. Lebih jelasnya hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
53
Tabel. 4.3 Uji Hipotesis
Pretes Postes
Mean 63,95 85,4
Variance 647,1026316 287,4105263
Observations 20 20
Pooled Variance 467,2565789
Hypothesized Mean
Difference 0 0
Df 38
t Stat -3,137975757
P(T<=t) one-tail 0,001640946
t Critical one-tail 1,68595446
P(T<=t) two-tail 0,003281893
t Critical two-tail 2,024394164
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa mulai
mengalami peningkatan, peningkatan yang diraih nilai pretes pertemuan pertama
yaitu 15%. Pada pretes ke postes pertemuan pertemuan pertama mengalami
peningkatan sebesar 20% . pada pertemuan ke dua melalui penerapan Metode
Demontrasi pre- eksperimen mengalami peningkatan yang sangat signinifikan yaitu
sebesar 30%.
B. Pembahasan
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu
peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkahlaku yang dicontohkan agar
dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful,
2008:210).
54
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan” (Muhibbin Syah, 2000:22).
Sementara itu, menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:2) bahwa “metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses
atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran”.
Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu
proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik
berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang
terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang
diharapkan.
Djamarah dan Zin (2002: 77) mengemukakan bahwa “Metode demontrasi
adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau
hanya sekedar tiruan”. Sebagai metode penyajian, Demontrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demontrasi peran siswa
hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demontrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran lebih konkret.
55
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka metode demonstrasi adalah
metode yang mengajarkan suatu materi melalui gerakan-gerakan atau suatu proses
sehingga siswa dapat mengamati secara langsung. Metode ini dapat membantu siswa
dalam menemukan pemahaman yang jelas mengenai suatu materi.
Berdasarkan hasil Pretest, nilai rata-rata hasil belajar ipa konsep perubahan
wujud benda murid adalah 63,95 dengan kategori yakni sangat rendah yaitu 20%,
rendah 35%, sedang 15%, tinggi 5% dan sangat tingggi berada pada presentase 25%.
Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan
murid dalam pembelajaran ipa konsep perubahan wujud benda sebelum
menggunakan metode Demonstrasi tergolong rendah.
Selanjutnya nilai rata-rata hasil posttest adalah 85,4. Jadi kemampuan murid
dalam pembelajaran ipa konsep perubahan wujud benda setelah menggunakan
metode Demontrasi mempunyai hasil yang lebih baik dibanding dengan sebelum
menggunakan metode Demontrasi. Selain itu persentasi kategori kemampuan murid
dalam pembelajaran ipa konsep perubahan wujud benda juga meningkat yakni sangat
tinggi yaitu 60%, tinggi 10%, sedang 15%, rendah 5%, dan sangat rendah berada
pada presentase 10%.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji-t,
dapat diketahui bahwa didapat Lhitung = 0,908997dengan n = 20 siswa, dan taraf
nyata 0.05 maka Ltabel = 1,725 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat
dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal pada pretest, adapun pada postest
56
didapat Lhitung = 0,818162dengan n = 20 siswa, dan taraf nyata 0.05 maka Ltabel =
1,725 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat dikatakan bahwa populasi
berdistribusi tidak normal yang berarti bahwa penggunaan metode demontrasi
mempengaruhi hasil belajar ipa konsep perubahan wujud benda.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang
diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode demontrasi memiliki pengaruh terhadap hasil belajar ipa konsep
perubahan wujud benda murid Kelas IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng.
57
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
konsep perubahan wujud benda dengan menggunakan metode Demonstrasi di Kelas
IV SD Negeri 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng maka dapat
disimpulkan sebagai berikut. Aktivitas siswa dengan menggunakan metode
demonstrasi dari Pretest sampai Posttest memiliki pengaruh. Hasil tersebut sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang direncanakan, maka hipotesis tindakan
terbukti bahwa menggunakan metode demonstrasi berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada pelajaran IPA materi perubahan wujud benda siswa Kelas IV SD Negeri
25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan dengan hasil penelitian penggunaan
metode Demontrasi yang mempengaruhi hasil belajar ipa konsep perubahan wujud
benda murid Kelas IV SD Negri 25 Madello Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada para pendidik khususnya guru SD Negri 25 Madello Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng, disarankan untuk menggunakan metode Demontsrasi dalam
57
58
pembelajaran agar dapat membangkitkan minat dan motivasi murid untuk
belajar.
2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan metode Demontrasiini
pada mata pelajaran lain demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
3. Kepada calon Peneliti, sekiranya dapat mengembangkan penggunaan metode
Demontsrasi ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji
terlebih dahulu, sehingga mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.
59
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 1998. Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada.
Aisyah. 2013. Pengaruh Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Siswa Pada Materi Pembiasan Cahaya. Skripsi, Program Studi
Pendidikan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Dual Mode System,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Budiningsih, Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamara, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
________________. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamilik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
________________.2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Riadi Muchlisin. Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran.
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-
dalambelajar.html#.UmJxolOYljU. 2013.
Rusyan, A. Tabrani. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Karya.
Sadirman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi. Jakarta: Raja Grafindo.
Samatawa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta: Depdiknas.
SanjayaWina. 2010. StrategiPembelajaranBerorientasiStandarProfesiPendidikan.
Jakarta: Predana Media Group.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
RinekaCipta.
Soemanto, Wasty. 2012. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimin
Pendidikan). Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
60
___________. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfa
Beta.
Sugiono. 2015. Statistika untuk penelitian. Bandung. Alfa Beta.
Syah, Muhubbin. 2000. Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama republik
Indonesia, 2009), h. 121, Cet. 1.
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus besar
Bahasa Indonesia, Edisi kedua, cetakan kesepuluh, Jakarta: BalaiPustaka.
Wijaya, Cece dkk. 2000. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran A
A 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
A 2 Daftar Hadir Murid
A 3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester : IV/2
Pokok Bahasan : Perubahan Wujud Benda
Alokasi Waktu : 2x35 menit ( pertemuan 1 dan 2 )
I. Standar Kompetensi
Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan
benda berdasarkan sifatnya.
II. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair;
padat → gas→padat.
III. Indikator
1. Mengidentifikasi perubahan wujud benda.
2. Memberikan contoh perubahan wujud benda.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi kelompok siswa mampu memahami beragam sifat dan perubahan
wujud benda.
2. Siswa mampu memahami dan memberikan contoh perubahan wujud benda melalui
presentasi gambar yang menunjukkan contoh perubahan wujud oleh kelompok ahli.
V. Materi Pembelajaran
1. Perubahan Wujud Benda
2. Materi terlampir
VI. Metode Pembelajaran
Demonstrasi dan Diskusi tanya jawab
VII. Langkah-Langkah Kegiatan
a. Kegiatan Pendahuluan / Apersepsi
Mengkondisikan kelas
Menginformasikan materi yang hendak dipelajari siswa.
Menyampaikan Tujuan
b. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Guru meminta salah seorang peserta didik menceritakan cara membuat es. Guru dapat
mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
Apakah bahan untuk membuat es?
Bagaimana perubahan wujud benda pada es?
Pengetahuan Prasyarat
Apakah membeku, mencair, menguap, mengembun, mengkristal dan
menyublim itu?
2. Elaborasi
Pertemuan I
Guru menyampaikan materi mengenai perubahan wujud benda.
Siswa dibagi menjadi enam kelompok .
Masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang telah didapat dan setiap
individu menuliskan jawaban dilembar jawaban yang telah dibagikan.
Pertemuan II
Setelah mendiskusikan materi dengan kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok
asal tadi. Secara bergiliran, masing-masing anggota kelompok menjelaskan hasil
diskusi dalam kelompok asal tadi.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
3. Konfirmasi
Guru memberikan pemantapan serta menyimpulkan/merefleksi hasil diskusi.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, apabila ada yang belum
paham.
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan evaluasi berupa soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Guru memberi tugas remedial jika perlu, dan memberikan PR kepada siswa.
Guru menutup pembelajaran, kemudian berdo’a untuk menutup pembelajaran sesuai
dengan kepercayaan masing-masing.
VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Kurikulum dan standard isi
Silabus kelas IV
LKS IPA Kelas IV semester gasal
Buku BSE IPA kelas IV SD
IX. EVALUASI
Jenis : Tertulis
Bentuk : Isian Singkat
Instrumen : Soal-soal Terlampir
Watansoppeng, 12 Dessember 2016
Mengetahui..,
Mahasiswa
Dian febriyanti
Guru Kelas Kepala Sekolah
Jusmain S.Pd Sumarni S.Pd
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester : IV/2
Pokok Bahasan : Perubahan Wujud Benda
Alokasi Waktu : 2x35 menit (pertemuan 3 dan 4)
I. Standar Kompetensi
Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan
benda berdasarkansifatnya.
II. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair;
padat → gas→padat.
III. Indikator
1. Mengidentifikasi perubahan wujud benda.
2. Memberikan contoh perubahan wujud benda.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi kelompok siswa mampu memahami beragam sifat dan perubahan
wujud benda.
2. Siswa mampu memahami dan memberikan contoh perubahan wujud benda melalui
presentasi gambar yang menunjukkan contoh perubahan wujud oleh kelompok ahli.
V. Materi Pembelajaran
Perubahan Wujud Benda
VI. Metode Pembelajaran
Demonstrasi dan Diskusi tanya jawab
VII. Langkah-Langkah Kegiatan
a. Kegiatan Pendahuluan / Apersepsi
Mengkondisikan kelas
Menginformasikan materi yang hendak dipelajari siswa.
Menyampaikan Tujuan
b. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Guru meminta salah seorang peserta didik menceritakan proses mengeringnya pakaian
yang dijemur. Guru dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
Bagaimana perubahan wujud benda pada pada pakaian yang basah?
Pengetahuan Prasyarat
Apakah membeku, mencair, menguap, mengembun, mengkristal dan
menyublim itu?
2. Elaborasi
Pertemuan III
Guru menjelakan materi perubahan wujud benda kepada siswa.
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai materi perubahan wujud benda.
Pertemuan IV
Guru mempersiapkan bahan yang akan dipergunakan untuk melakaukan percoban
perubahan wujud benda.
Guru membagi lembar jawaban kepada siswa.
Guru melakukan percobaan yang dibantu oleh siswa.
Siswa pengamati percobaan dan menjawab pertanyaan yang ada di lembar jawaban.
3. Konfirmasi
Guru memberikan pemantapan serta menyimpulkan/merefleksi hasil diskusi.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, apabila ada yang belum
paham.
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan evaluasi berupa soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Guru memberi tugas remedial jika perlu, dan memberikan PR kepada siswa.
Guru menutup pembelajaran, kemudian berdo’a untuk menutup pembelajaran sesuai
dengan kepercayaan masing-masing.
VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Kurikulum dan standard isi
Silabus kelas IV
LKS IPA Kelas IV semester gasal
Buku BSE IPA kelas IV SD
IX. EVALUASI
Jenis : Tertulis
Bentuk : Isian Singkat
Instrumen : Soal-soal Terlampir
Watansoppeng, 12 Dessember 2016
Mengetahui..,
Mahasiswa
Dian febriyanti
Guru Kelas Kepala Sekolah
Jusmain S.Pd Sumarni S.Pd
DAFTAR HADIR MURID KELAS IV SD NEGRI 25 MADELLO
KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG
No Nama Siswa L/P
Pertemuan
Ket. 1 2 3 4 5
1 A M Fadil Rahman L
P
R
E
T
E
S
T
√ √ √
P
O
S
T
T
E
S
T
2 A Sulo L √ √ √
3 A Yusril L √ √ √
4 Ahmad Raqil L √ √ √
5 Ahmad Azlam L √ √ √
6 Atra L √ √ √
7 Herul L √ √ √
8 M Rasya L √ √ √
9 Sadi Qulwadi L √ √ √
10 A Aulia L √ √ √
11 A Sucima L √ √ √
12 Citra Lestari P √ √ √
13 Dinda Putri Purnama P I √ √
14 Fatmiati P √ √ √
15 Ghita P √ √ √
16 Istiqomah P √ √ √
17 Milla Purnama P √ A √
18 Nurul Fadila P √ √ √
19 Refa P √ √ √
20 Widya P √ √ √
Ket: √ = Hadir
S = Sakit
A = Alfa
I = Izin
Laki-laki = 9 orang
Perempuan = 11 orang +
Jumlah siswa = 20 orang
SOPPENG DESSEMBER 2017
Peneliti
DIAN FEBRIYANTI
NIM : 10540 8717 13
Lampiran B
B 1 Teks Pretest
B 2 Teks Posttest
LEMBAR KEGITAN SISWA PRETEST
NAMA :
KELAS :
1. Manakah yang dinamakan mencair! Berikan contohnya!
2. Jelaskan penyebab perubahan wujud “mencair”!
3. Manakah yang dinamakan membeku! Berikan contohnya!
4. Jelaskan penyebab perubahan wujud “membeku”!
5. Manakah yang dinamakan menguap! Berikan contohnya!
6. Jelaskan penyebab perubahan wujud “menguap”!
7. Manakah yang dinamakan mengembun! Berikan contohnya!
8. Jelaskan penyebab perubahan wujud “mengembun”!
9. Manakah yang dinamakan menyublim! Berikan contohnya!
10. Jelaskan penyebab perubahan wujud “menyublim”!
LEMBAR KEGIATAN POSTEST
Nama :
Kelas :
1. Perubahan apa yang terjadi tehadap lilin?
2. Jelaskan proses peruban terhadp lilin!
3. Berilah kesimpulanmu terhadap kegiatan perubahan terhadap lilin!
4. Apa yang terjadi terhadap air yang ada dalam kantong pelastik?
5. Jelaskan proses perubahan yang terjadi terhadap air dalam kantong pelastik!
6. Berikanlah kesimpulanmu terhadap yang kegiatan air dalam kantong pelastik!
7. Perubahan apa yang terjadi terhadap kain basa di bawah sinar matahari?
8. Perhatikan es dalam gelas maka bagian luar gelas akan basah. Mengapa bisa terjadi?
9. Perubahan apa yang terjadi pada kamper?
10. Mengapa kamper dalam lemari bisa berubah menjadi kecil?
Lampiran C
C 1 Daftar Nilai Pretest dan posttest
C 2 Analisis Data Hasil Pretest dan Posttest
DATA HASIL BELAJAR IPA KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA pretest dan postest
No Nama Siswa Pretest Postest
1 A M Fadil Rahman 63 95
2 A Sulo 15 50
3 A Yusril 63 85
4 Ahmad Raqil 63 85
5 Ahmad Azlam 70 95
6 Atra 63 93
7 Herul 63 75
8 M Rasya 75 95
9 Sadi Qulwadi 75 95
10 A Aulia 80 100
11 A Sucima 63 70
12 Citra Lestari 15 50
13 Dinda Putri Purnama 90 100
14 Fatmiati 98 100
15 Ghita 63 90
16 Istiqomah 90 100
17 Milla Purnama 20 60
18 Nurul Fadila 90 100
19 Refa 90 100
20 Widya 30 70
Jumlah 1.279 1.708
Rata-rata 63,95 85,4
ANALISIS DATA HASIL PRETEST DAN POSTTEST PADA MURID KELAS
IV SDN 25 MADELLO KABUPATEN SOPPENG
A. Analisis Data Statistik Deskriptif
Pretest
No Nama Murid Nilai
1 A M Fadil Rahman 63
2 A Sulo 15
3 A Yusril 63
4 Ahmad Raqil 63
5 Ahmad Azlam 70
6 Atra 63
7 Herul 63
8 M Rasya 75
9 Sadi Qulwadi 75
10 A Aulia 80
11 A Sucima 63
12 Citra Lestari 15
13 Dinda Putri Purnama 90
14 Fatmiati 98
15 Ghita 63
16 Istiqomah 90
17 Milla Purnama 20
18 Nurul Fadila 90
19 Refa 90
20 Widya 30
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Pretest
No. Kategori Hasil
Belajar Interval Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat Rendah 0 – 59 4 20 %
2. Rendah 60 – 69 7 35 %
3. Sedang 70 – 79 3 15 %
4. Tinggi 80- 89 1 5 %
5. Sangat Tinggi 90 – 100 5 25 %
Jumlah 20 100%
Dari distribusi frekuensi pada tabel tersebut dapat dibuat histogram mengenai hasil belajar siswa.
Gambar 3.7
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretes
Ukuran: pemusatan dan penyebaran hasil data pretest
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
0 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
90 - 100
POSTTEST
No Nama Murid Nilai
1 A M Fadil Rahman 95
2 A Sulo 50
3 A Yusril 85
4 Ahmad Raqil 85
5 Ahmad Azlam 95
6 Atra 93
7 Herul 75
8 M Rasya 95
9 Sadi Qulwadi 95
10 A Aulia 100
11 A Sucima 70
12 Citra Lestari 50
13 Dinda Putri Purnama 100
14 Fatmiati 100
15 Ghita 90
16 Istiqomah 100
17 Milla Purnama 60
18 Nurul Fadila 100
19 Refa 100
20 Widya 70
Tabel 3.8. Distribusi Frekuensi Postest
No. Kategori Hasil
Belajar Interval Frekuensi Persentase (%)
1. Sangat Rendah 0 – 59 2 10 %
2. Rendah 60 – 69 1 5 %
3. Sedang 70 – 79 3 15 %
4. Tinggi 80- 89 2 10 %
5. Sangat Tinggi 90 - 100 12 60 %
Jumlah 20 100%
Sumber: (hasil belajar posttest siswa Kelas IV SDN 25 Madello)
Dari distribusi frekuensi pada tabel tersebut dapat dibuat histogram mengenai hasil belajar siswa.
Gambar 3.9
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Postest
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
0 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
90 - 100
B. Analisis Data Statistik Inferensial
No. X1 (Pretest) X2 (Posttest) d = X2 – X1 d2
1. 63 95 32 1.024
2. 15 50 35 1.225
3. 63 85 22 484
4. 63 85 22 484
5. 70 95 25 625
6. 63 93 30 900
7. 63 75 12 144
8. 75 95 20 400
9. 75 95 20 400
10. 80 100 20 400
11. 63 70 7 49
12. 15 50 35 1225
13. 90 100 10 100
14. 98 100 2 4
15. 63 90 27 729
16. 90 100 10 100
17. 20 60 40 1600
18. 90 100 10 100
19. 90 100 10 100
20 30 70 40 1600
Jumlah 429 11693
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Uji normalitas soal pretes dapat dilihat pada tabel 4.0 berikut ini:
Banyak
Siswa
Lhitung Ltabel Kesimpulan Data
20 0,908997 1,725 Data berdistribusi
normal
Catatan: Dari tabel di atas, didapat Lhitung = 0,908997dengan n = 20 siswa, dan taraf nyata 0.05 maka
Ltabel = 1,725 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi
normal.
2. Uji normalitas soal postes dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini:
Banyak
Siswa
Lhitung Ltabel Kesimpulan Data
20 0,818162 1,725 Data berdistribusi
normal
Catatan: Dari tabel di atas, didapat Lhitung = 0,818162dengan n = 20 siswa, dan taraf nyata 0.05 maka
Ltabel = 1,725 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi
normal.
3. Uji homogenitas kedua varian dengan hasil pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Keterangan FHitung FTabel Kesimpulan
Pretes
2,251492455 2,168251601
Data berasal dari
distribusi
homogen Postes
4. Uji Hipotesis kedua varian dengan hasil pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Pretes Postes
Mean 63,95 85,4
Variance 647,1026316 287,4105263
Observations 20 20
Pooled Variance 467,2565789
Hypothesized Mean Difference 0 0
Df 38
t Stat -3,137975757
P(T<=t) one-tail 0,001640946
t Critical one-tail 1,68595446
P(T<=t) two-tail 0,003281893
t Critical two-tail 2,024394164
Lampiran D
D 1 Lembar Observasi Aktivitas Murid
D 2 Tabel Nilai-nilai Distribusi t
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MURID
Petunjuak Pengisian :
Amatilah Hal-hal yang menyangkut aktifitas murid selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
kemudian isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamatan dilakukan kepada murid sejak guru memulai pembelajaran.
2. Pengamat menghitung murid yang melakukan aktifitas yang diharapkan kemudian
menuliskan di kolom jumlah murid yang aktif setiap pertemuan.
3. Kategori keaktifan murid dikatakan aktif jika jumlah murid yang dilakukan kegiatan yang
diharapkan > 50 %.
4. Kategori pengamatan keaktifan murid ditulis dikolom kategori yang tersedia.
No
Aktivitas Murid
Jumlah Murid yang
Aktif pada Pertemuan
ke-
Rata-
Rata
%
2 3 4
1 Murid yang hadir pada saat pembelajaran 19 20 20 19,67 98,35
2 Murid yang tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi.
2
1
2
1,67
8,35
3 Murid yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi.
17
19
18
18
90
4 Murid yang menjawab pertanyaan guru
baik secara lisan maupun tulisan.
15
17
19
17
85
5 Murid yang mendengarkan penjelasan dari guru
17
18
17
17,33
86,65
6 Murid yang bertanya kepada guru pada saat pembelajaran berlangsung.
17
16
17
16,67
83,35
Nama Sekolah : SDN 25 Madello kabupaten Soppeng
Kelas : IV (Dua)
Mata Pelajaran : IPA
Guru Kelas : Jusmain S.Pd
7 Murid yang mengajukan diri untuk melakukan kegiatan membaca di depan
kelas.
16
18
17
17
85
8 Murid yang mampu mengungkapkan perasaan dan pendapatnya setelah
temannya melakukan kegiatan membaca di depan kelas.
15
17
18
16,67
83,35
9 Murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran
16
17
17
16,67
83,35
Rata-Rata 78,16
Watansoppeng Dessember 2017
Observer
DIAN FEBRIYANTI
NIM : 10540871713
Lampiran E
E 1 Dokumentasi
E 2 Persuratan
Dokumentasi
Gambar 1 Papan Sekolah
Gambar 2 Struktur Organisasi sekolah
Gambar 3 Pembukaan plajaran
Gambar 4 Guru mengawasi siswa
Gambar 5 Guru mendegarkan hasil diskusi siswa
89
RIWAYAT HIDUP
DIAN FEBRIYANTI, lahir di Makassar, 28 Februari
1993. Anak kedua dari 3 bersaudara. Buah hati dari
pasangan Amiruddin dan Rosmiati. Mulai menapaki
dunia pendidikan formal pada tahun 2000 di SD Negeri
25 Madello dan tamat pada tahun 2005. Pada tahun 2005
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Watansoppeng, kemudian pada tahun
2008 melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Watansoppeng. Pada tahun 2013
penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan terdaftar di Universitas
Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1).