Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IDENTIFIKAST DAN KARAKTERISASI JAMT]R PENI-YEBAB REBAH
KECAMB AW'opre emergence damping off' PADA PEMBIBITAN AWAL
KELAPA SAWIT, JALAT{ TUANKU TAMBUSAT UJUNG, PEKANBARU
YUNEL YEITITA'
ABSTRAK
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)merupakan salah satu tanaman produktddaerah tropis yang cukup berkembang di Indonesia. Propinsi Riau merupakan daerah yangsangat potensial dalom pengembangan tanaman kelapa sawit karena didukwzg olehtopografi taruah yang cenderung rata dan beriklim basah. Hal ini dapat dilihat dari luasm'eal perkebtman kelapa satvit yang terus meningkat. Kelapa sawit merupakan salah satusumber daya alam yang menjanjikan, karena penggunaannya yang sangat kontplekssehingga bernilai ekonomis tinggi. Keadaan ini menyebabkon pertambahan arealperkebtman kelapa sawit terus mengalami peninglmtan secara signifikan dari tahun ke tahunterutama di daerah Riau, baik yang dikelola langsung oleh pemerintalt, pihak swastamaupun masyarakat. Bagi Indonesia, tanantan kelapa sawit memiliki arti penting bagipembangtman perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yangmengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara.Kelapa sawit termasuk produk yang banyak diminati oleh investor knrena memiliki nilaiekonomis yang cukup tinggi. Banyak para investor ycnzg menginvestasikcn modalnya untukmembangun perkebzman dan pabrik pengolahan kelapa sswit. Metode penelitian adalahberupa st.{rney ke lapangan da:z kelnudian melakukan analysis deskriptif. Sampel tanamanyang terserang penyakit tanaman diambil, kemudion di periksa dan dibiakkandilaboratorium penyakit tumbuhon Fakultas Pertrmian Universitas Riau. Penelitianberlangsung selama 6 bulon, dari bulan Maret 2009 sampai Desember 2009.Dari hasil peruelitiafi, ternyata ditemukan j jenis patogen penyebab penyakit pre enxergencedamping offpada tanaman kelapa sawit yaitu Furasium sp, Pythium sp, Phoma sp.
Kata kunci ; Elaeis quineensis Jacg, Fttsarium sp, Pythium sp, Phoma sp
t Fakultur Pertanian Universitas Riau
209
PENDAHT]LUAFI
Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq) adalah salah satu dari beberapa palma
yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil. Minyak sawit selain digunakan
sebagai margarine, dapat juga digunakan untuk industri sabun, lilin dan dalam
pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri kosmetik.
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq)merupakan tanaman perkebunan
penting bagi Indonesia sebagai komoditi andalan untuk ekspor maupun untuk
komoditi yang diharapkan dalam meningkatkan pendapatan petani perkebunan
Indonesia (Lubis,1992).Tanamankelapa sawit mempunyai keunggulan yakni minyak
sawit mentah (Crude Palm OiI) mengandung provitamin A dan vitamin E dalam
benhrk tokoferol yang berguna unhrk mencegah kanker dan penyempitan pembuluh
darah. Minyak inti sawit mentah (Crude Palm Oit) dapat menghasilkan metilester
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar diesel (Asosiasi Peneliti dan
Pengembangan Perkebunan Indonesia, 2005).
Hal ini dapat dilihat dari luas areal penanaman kelapa sawit yang terus
meningkat. Data luas dan produksi perkebunan kelapa sawit didaerah Riau pada
tahun 2008 menunjukkan adarrya peningkatan luas areal dan produksi tanaman yang
cukup berarti jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu luas areal berkisar
1.530.150 ha dengan produksi 3,17 ton/ha (Badan Pusat Statisil{, 2003).
SoiI borne diseases
Penyakit biotik yang menyerang bibit kelapa sawit pada pembibitan awal,
hidup ditanah dikelompokkan sebagai soil borne diseases (penyakit tular tanah).
Penyakit tanaman yang menyerang benih yang baru berkecambah (yang belum
tumbuh menembus perrnukaan tanah) dikelompokkan sebagai pre emergence
damping off, Sedangkan penyakit tanaman yang menyerang bibit yang telah tumbuh
menembus permukaan tanah dikelompokkan sebagai post emergence datnping offPatogen penyebab penyakit tumbuhan yang hidup di tanah, menyerang benih yang
baru berkecambah, menyerang bibit yang baru berkecambah menyerang bibit yang
210
F.
;*
cii
Ig
I:!i-t-I
baru muncul ke permukaan tanah, kebanyakan kelompok baktert, nematoda dan
jarnur tumbuhan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah hasil survey dilapangan (pada kebun pembibitan)
terhadap benih yang tidak muncul keatas permukaan tanah (pre emergence damping
ofi)bermanfaatbagi pemilik kebun pembibitan kelapa sawit dan instansi yang terkait.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) bukanlah tanaman asii
Indonesia, melainkan berasal dari Afrika Barat. Walaupun demikian kelapa sawit
cocok dikembangkan di daerah luar asalnya termasuk Indonesia. Klasifikasi botani
tanaman kelapa sawit adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Sperrnatophyta, Kelas :
Monocotyledonae, ordo : Cocoideae, Famili : Palmmaceae, Genus : Elaeis, Spesies :
guinensis (Lubis, 1992).
Kelapa sawit (Elaeis guineensls Jacq) merupakan tanaman perkebunan yang
memeg2ng peranan penting bagi Indonesia sebagai komoditi untuk ekspor (Lubis,
1992). Kelapa sawit baik berupa bahan mentah maupun hasil olaharurya menduduki
peringkat tertinggi penyumbang devisa negara dan mampu menciptakan kesempatan
kerja bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan peningkatan luas areal perkebunan
kelapa sawit di Provinsi R.iau yarrg terus meningkat. Data luas dan produktivitasnya
perkebunan kelapa sawit di daerah Riau pada tahun 2005 mencapai 1.424.814 Ha,
tahun 2006.mencapai 1.530.150 Ha dan tahun 2007 mencapai 1.671.381. total
produktivitas tahun 2005 berkisar 2,39 kglha, tahun 2006 berkisar 3,04 kg/ ha, dan
tahun 2007 berkisar 3,17 kdha (Badan Pusat Statistik,200S).
Menurut Semangun (2008), tanaman sawit sangat banyak manfaatnya, seperti
minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun,
kosmetik, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat
digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang
dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi. mampu melarutkan bahan
277
kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang
tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah.
Bagran daging bnah *"r*hasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi
bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis trrrunannya. Kelebihan minyak nabati
dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan
karoten tinggr.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetik.
Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, biia masak
berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat, daging dan kulit buahnya
mengandung minyak yang digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabgn dan lilin.Ampas (bungkil) digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam,
sedangkantempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Meningkatnya luas arcal perkebunan kelapa sawit di daerah Riau,
mengakibatkan kebutuhan bibit kelapa sawit yang berkualitas meningkat. pada
pembibitan kelapa sawit sistem ganda ada2 tahap pembibitan yaitu pembibitan tahap
awal Qtre nursery) dan pembibitan utama (main nursery) yaitu kecambah di tanam
dengan menggunakan palybag kecil sampai bibit berumus 3 bulan, dan pembibitan
utama menggunakan polybag besar sampai berumur 12 bulan (ppKS, 2005)"
Pembibitan ini diharapkan akan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas tinggi,
sehingga memiliki kekuatan dan pertumbuhan yang optimal serta mempunyai
ketahanan terhadap serangan patogen.
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan industri 'penting
penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar ftiodiesel).Perkebunannya rnenghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan
perkebunan lama dikonversi meqjadi perkebunan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit
(Elaeis guineensis) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang
menduduki posisi penting di sektor pertanian umurrnya, dan sektor perkebunan
khususnya. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Minyak
dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah.
212
Kelapa sawit merupakan salah satu sumber daya alam yang menja$ikan,
karena penggunaannya yang sangat kornpleks sehingga bernilai ekonomis tinggi.
Keadaan ini menyebabkan pertambahan arcal, perkebunan kelapa sawit terus
mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahwr terutama didaerah Riau,
baik yang dikelola langsung oleh pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat.
Menwut informasi Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2007), perkembangan
luas kebun kelapa sawit di Riau selama tiga tahun sangat menunjukkan peningkatan
yang cukup tinggi, disamping karna prospek yang sangat menjanjikan, j.rgu banyak
yang mengalih fungsikan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Dalam tiga tahtm
terakhir menunjukkan peningkatan luas perkebunan pada tahun 2004 seluas
1.340.036 hektar, pada tahun 2005 seluas 1.424.8L4 hektar dan pada tahrn 2006
seluas 1.530. I 50 hektar.
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis) baik yang berorientasi pasar lokal
maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian
lingungan selain tentunya kuantitas produksi.
Perkembangan ekspor yang terus meningkat disertai dengan harga yang
semakin membaik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri menunjukkan
bahwa tanaman kelapa sawit cukup potensiai untuk dikembangkan. Salah satu
diantaranya adalah bahan perbanyakan tanaman berupa bibit, untuk itu perlu tindakan
kultur teknis atau perawatan bibit yang baik anlara lain dengan jalan pemupukan pada
waktu di pembibitan awal dan di pembibitan utama.
Kualitas bibit kelapa sawit merupakan faktor penentu produksi buah kelapa
sawit nantinya. Semakin baik kualitas bibit kelapa sawit maka akan berpengaruh baik,
terhadap produksi buah yang akan dihasilkan. Banyak faktor yang menentukan
keberhasilan pembibitan kelapa sawit, antara lain adalah kualitas medium tanam
dalam menyediakan unsur hara dan ketahanan bibit kelapa sawit tersebut terhadap
serangan hama dan penyakit.
Kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar dihutan-hutan,
lalu dibudidayakan. Tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik
agar mampu tumbuh dan berproduksi secara optimal. Keadaan iklim dan tanah
213
merupakan faktor utama bagi perhrmbuhan kelapa sawit, disarnping faktor.faktorlainnya seperti sifat genetika, perlakuakn budidaya dan penerapan teknologi lainnya.
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas pertumbuhan dan produksi
tanaman yang dibudidayakan. Iklim rnerupakan faktor yang sulit bahkan tidak dapat
dikendalikan. Menurut Mustafa (2004), budidaya tanaman apapun pada areal terbuka
sangat dipengaruhi iklim, demikian juga tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit mudah
mengalami stres akibat kekurangan air. Hal ini mengakibatkan menunrnnya produksi
dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, sebelum membudidayakan kelapa sawitkeadaan iklim setempat mutlak dipertimbangkan. Faktor iklim yang mempengaruhi
perhrmbuhan dan produksi kelapa sawit meliputi curah hujan, radiasi sinar matahari,
suhu dan kelembaban udara.
Serangan penyakit kelapa sawit pada pembibitan awal menyebabkan kualitasbibit menurun, demikian pula kualitas bibit yang layak ditanam pada pembibitan
utama juga berkurang (Sukamto, 2008).
Menurut Singh (1978), penyakit kecambahpre emergence damping offadalahpada saat bibit belum muncul ke permukaan tanah. Radikel dan plumule yang baru
kelaur dari biji medadi busuk secara keseluruhan (contplete roting). Hal ini terjadidibawah permukaan tanah, selanjutnya dijelaskan pula bahwa penyebab preemergence damping offadalah patogen kelompok soil borne deseases (patogen tulartanah) diantaranya : Pythium sp, phytophthora sp, sclerotturu sp, Botrytis sp,
Fusarium sp, Rhizoctonia sp, Gloneerella sp"
Proses Infeksi Jamur Patogenik
Proses Infeksi merupakan hubungan timbal balik antara patogen dan tanaman
inangnya" Ada tiga fase penyerangan jamur pada tanaman inangnya, yaitu fase-fase
sebelum, selama dan sesudah penyerangan (penetrasi)
1. Fase sebelumlnfeksi
Kebanyakan jamur patogen, sebeium terjadinya infeksi lebih dahulu terjadiperkecambahan spora yang membentuk tabung kecambah (germ tube) yarg dalam
keadaan tertentu membenfuk apresorium atau alat infeksi lainnya di atas permukaan
214
taRaman inang. Perkembangan patogen sebelum infeksi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti faktor-faktor fisis, kimia, dan biologis. Menurut Mardinus (200d),
berhasilnya jamur menyerang tanaman pertama-tama bergantung padaperkecambahan spora dan dapatnya patogen sementara bertahan pada permukaan
inangnya.
2. Fase selama Infeksi
Penghalang (barrier) pada permukaan tanaman harus dihancurkan(dipatahkan) lebih dulu oleh patogen sebelum dapat memasuki tanaman. Jika jamur
tidak sanggup mengatasi hal ini, maka infeksi tidak akan terjadi. Fenghalang mekanis
seperti kutikula yang tebal sering dapat mencegah jamu patogen dan begitu pulapenghalang yang berasal dari bahan kimia dapat melawan infeksi. Misalnya susunan
kimia dari jaringan tanaman (seperti epiderrnis) tidak dipengaruhi oleh enzim-enzimyang dihasilkan oleh jamur patogen, sehingga tidak memungkinkan terjadinya
infeksi.
Jamur-jamur patogen dapat masuk kedalam tanaman inang :
a. Langsung menerobos kutikula atau epidermis.
b. Melalui luka alami, dan
c. Melalui luka akibat aktifitas budidaya pertanian, seperti akibat
pemangkasan tanaman dan sebagainya"
3" Fase Sesudahlnfeksi
Proses infeksi sesudah parasit memasuki tanaman inangnya terus berlangsung
dan dapat ditentukan dengan adanya substrat yang dibutuhkan patogen sertia infeksitanaman inang terhadap patogen.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di kebun pemtrribitan JI" Tuanku TambusdiUjung dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Perlanian Universitas Riau.
215
Penelitian berlangsung selama 6 bulan, mulai bulan Maret 2009 sampai Agustus
2009.
Bahan dan AIat
Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah benih kelapa sawit yang tidak
muncul keatas permukaan tanah, setelah 9 minggu ditanam pada polybag di
pembibitan awal- Benih dicongkel yang secara fisik telah berubah warna" kemudian
dicuci dengan air mengalir, dimasukkan kedalam kantong plastik bersih dan dibawa
ke Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Bahan
yang lainnya : aquades, alkohol T\Yo,Potato Dextrosa Agar (pDA). Tissue, plastik,
kapas dan kertas saring serta kertas HVS.
AIat yang dipakai adalah : tugal, pisau, inkubator, oven, auto clave, Folimer
laminar airflow, pinset, lampu bunsen petridish serta alat fulis.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah berupa survey ke lapangan (ke pembibitan kelapa
sawit), sampel diambil secara acak diantara tarurman yang sehat pada 4 bedengan
pembibitan, kemudian melalcukan Analysis Deskriptif. Sampel yang terserang
penyakit pre emergence damping off, diperiksa dan dibiakkan di Laboratorium
Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian (Jniversitas Riau.
Sampel tanaman kelapa sawit yang terserang penyakit tanaman diambil pada
kebun pembibitan kelapa sawit Jl. Tuanku Tambusai ujung. Kondisi pembibitan
cukup bagus, jarak tanam yang dipakai juga baik, sehingga bibit yang tidak tumbuh
(tidak muncul kepermukaan tanah) secara tyatanampak diantara bibit yang tumbuh
sehat. Areal pembibitan tertata dengan baik, benih yang tidak tumbuh persentase <
l0Yo. Dat'. 4 (empat) bedengan, sampel diarnbil secara acak 16 polybag. Kemudian
diperiksa di Laboratorium Penyakit Tumbuhan. Secara fisik kulit biji telah rusak,
telah berubah warna.
Awal pemeriksanaan, dengan menggunakan metode moist chamber (biakal
basah). Benih yang terserang dicuci dengan air mengalir, kemudian direndam 5 menit
dalam aquadesh, dicelupkan dalam alkohol TA%o kemudian dibilas kembali dengan
216
aquadesh steril. Sampel dibiakkan didaiam petridish yang telah dialas dengan kertas
saring lembab. Pengamatan dilakukan setelah 3 hari dibiakkan dan 5 hari dibiakkan.
Pada hari ke 5 nampak tumbuh kumpulan hifa jamur (miselium).
Selanjutnyta dilakukan pembiakan didalam media PDA yang telah disterilkan
(dengan metoda Tyndalisasi). Pada hari ke 3 tampak kumpulan hifa jamur
(miselium). Kemudian dilalmkan biakan mumi.
HASIL DAN PEMBAHASAI{
Pada pengamatan secara makroskopis warna bibit yang baru tumbuh telah
berubah menjadi kuning, coklat dan kehitaman. Ada juga bibit yang baru turmbuh
menjadi keropos, warnanya berubah menjadi merah muda dan coklat.
Hasil pengamatan secara mikroskopis, temyata jenis jamur tular tanah yang
menyerang bibit kelapa sawit "pre emergence damping off' adalah jamur Fusarium
sp, Pythium sp, dan Phoma,qp. Jamur ini tergolong parasit pada tanaman.
Jamtr Fusariumsp, secara milroskopis mempunyai ciri-ciri :
- Mempunyai hifa yang sederhana
- Mempunyaikonidiospora
- Konidiospora terbenhrk pada percabangan sporodochium
- Warna miselium merah muda
- Konidia hialin (tidak berwama)
- Mikrokonidia satu sel, berbentuk oval atau oblong-
Pengamatan secara mikroskopis, sesuai dengan gambar dibawah ini.
277
Klas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
a. Hifa
b- Bentuk konidiospora
c. Konidiospora yang terbentuk pada percabangan
sporodochium
Menurut Barnett (1976) dan Gupta (1978), jamur Fusariumsp tennasuk :
Kingdom : Fungi
Deuteromycetes
Moniliales
Tuberculilaceae
Fusarium
Fusariunz sp
Fusarium sp adalahjamur yang amat penting dan paling banyak jumlahnya
dari famili Tuberculilaceae. Miseliumnya ekstensif, kadang-kadang berwama merah
muda atau kadang-kadang berwarna kuning. Hifanya'bersepta dan intracelluler (hidup
didalam sel inang)"
Jamur Phoma sp secara mikroskopis :
- Mempunyai hifa
- Mempunyai Fycnidium yang berbentuk globose dan kadang-kadang
osliole.
- Mempunyai konidia yang hialin, kadang-kadang berwama kuoing sampai
coklat.
218
OoOO
O
C
Keterangan : A Pycnidium
Permukaan atas Pycnidium
Konidia yang sebagian telah terlepas
D : Pycnidium, yang didalamnya terdapat banyak konidia
Menurut Holliday (1980) merupakan jamur patogen tanaman, menimbulkan
gejala nekrotik dan busuk. Jamur ini termasuk patogen tular tanah" Disarnping
sebagai patogen tular tanah, jamur juga bertahan sebagai saprofit berasosiasi dengan
tumbuhan legeminosa.
Jamur Pythium sp secara mikroskopis mempunyai ciri-ciri :
- Mempunyai hifa
- Mempunyai sporangiospor yang terdapat didalam sporangium
- Pada kondisi berair, terbentrk zoospora dengan 2 flagella"
- Pembentukan zoospora didalam vesikel
Pengamatan secara mikrosopis sesuai dengan gambar dibawah ini
Pengamatan jamur Phoma ^qp dapat dilihat pada gambar dibawah ini
B
C
219
ffi' \il,, 6Th,
))P#| />\' -t)/ -l{"
Klas
Sub klas
Ordo
Famiii
Genus
Species
1,2,3 : Bentuk sporangia
4,5,6,7 : Pembentukan zoospora didalam vesikel
8,9 : zoosporayang dibebaskan
Jamur Pythium termasuk :
Kingdom : Fungi
Phycomycetes
Oomycetes
Peronosporales
Pythiaceae
Pythium
Pythium sp
Menurut Gupta (7978), jamur Pythium sp adalah jamur yang bersifat
soilborne, hidup dalam tanah sebagai parasit akar atau saprofit pada bahan-bahan
organik, menghasilkan zoospora dan klamidospora-nya untuk hidup beberapa tahun
lamanya.
Mekanisme penyerangan oleh penyakit ini bermula dari adanya zoospora atau
miseliurn dari Pythium sp yang bersentuhan dengan jaringan bibit atau biji-biji
tanaman inangnya. Inokulum ini bisa masuk dengan jalan penetrasi langsung ataupun
220
dengan menembus celah-celah kulit biji. Selaqiutnya miselium akan masuk kedalam
embrio atau jaringan bibit yang sedang muncul ke atas permukaan tanah. Jamur.
Pythium sp menghancurkan dinding sel, mengkonsumsi beberapa substansi sel-seltanaman serta menggunakannya sebagai sumber energi untuk aktifitasmetabolismenya. Akibatnya sel-sel dan jaringan bibit menjadi, hancur sehingga
tanaman mati.
Hal ini sesuai dengan pendapat Robert (1975), penyakit akan terjadi apabila
zoospora bersentuhan dan melekat pada bagian tanaman yang peka. Selanjutnya
dijelaskan pula oleh Mardinus (2006), bahwa berhasilnya jamur menyerang tanaman
terganfung pada perkecambahan spora serta dapatnya patogen sementara bertahan
pada permukaan inang.
I(ESIMPULAAI DAN SARAN
Kesimpulan
1- Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan 3 (tiga) jenis jamur yang terdapat
pada biji kelapa sawit yang tidak tumbuh (serangal pre emergence) yaitu
Fusarium sp, Phoma sp dan Pythium sp, termasuk jenis patogen turnbuhan
yang bersifat parasit pada tanaman inang"
2" Satu jenis jamur yaittt Trichoderma harzianum adalah termasuk jamur saprofit
yang tidak termasuk jamur parasit tumbuhan. Jenis jamur ini dapat digunakan
sebagai agen hayati bagi jamur patogen, karena- sifatnya parasitisme,
kompetisi dan lisis bagi jamurpatogen.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan, untuk mendapatkan cara mencegah dan
memberantas yang terbaik jam* patogen tumbuharq khususnya pada pembibitan
kelapa sawit.
221