5
OBAT ANTIPSIKOTIK Obat antipsikotik juga dikenal dengan nama neurolaptik, mayor tranquilizer atau ataratik. Perbedaan dengan golongan sedatif-hipnotik adalah dapat menghasilkan efek penekanan sistem saraf pusat secara selektif, yaitu memberikan efek sedatif kuat tanpa menurunkan kesadaran atau menekan pusat vital, meskipun dalam dosis besar. Obat antipsikotik digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan yang berat, seperti skizifrenia, dan meringankan gejala penyakit tersebut. Efektif untuk menekan eksitasi, agitasi dan agresivitas. Obat antipsikotik tidak menyembuhkan tetapi hanya meringankan penyakit karena sampai saat ini faktor penyebab psikotis funsional masih belum diketahui dengan jelas. Diduga bahwa faktor keturunan dapat memberikan kecenderungan terjadinya skizofrenia.Banyak obat antipsikotik juga mempunyai aktivitas antiemetik, simpatolitik dan dapat memblok α-adrenergik. Obat antipsikotik mengadakan potensiasi dengan gol sedatif-hipnotik, analgenetika narkotik atau anstestika sistemik. Dua aspek penting pada pengobatan dengan obat antipsikotik adalah bahwa obat tersebut tidak menimbulkan ketergantungan fisik atau mental dan pada orang dewasa sangat jarang terjadi kelebihan dosis yang berakibat fatal. Mekanisme Kerja Obat Antipsikotik Obat antipsikotik menimbulkan efek farmakologis dengan mempengaruhi mekanisme dopaminergik, yaitu dengan bekerja sebagai antagonis pada reseptor dopamin, memblok dopamin

OBAT_ANTIPSIKOTIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Obat antispikotik

Citation preview

Page 1: OBAT_ANTIPSIKOTIK

OBAT ANTIPSIKOTIK

Obat antipsikotik juga dikenal dengan nama neurolaptik, mayor tranquilizer atau

ataratik. Perbedaan dengan golongan sedatif-hipnotik adalah dapat menghasilkan efek

penekanan sistem saraf pusat secara selektif, yaitu memberikan efek sedatif kuat tanpa

menurunkan kesadaran atau menekan pusat vital, meskipun dalam dosis besar.

Obat antipsikotik digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan yang berat, seperti

skizifrenia, dan meringankan gejala penyakit tersebut. Efektif untuk menekan eksitasi, agitasi

dan agresivitas. Obat antipsikotik tidak menyembuhkan tetapi hanya meringankan penyakit

karena sampai saat ini faktor penyebab psikotis funsional masih belum diketahui dengan

jelas. Diduga bahwa faktor keturunan dapat memberikan kecenderungan terjadinya

skizofrenia.Banyak obat antipsikotik juga mempunyai aktivitas antiemetik, simpatolitik dan

dapat memblok α-adrenergik. Obat antipsikotik mengadakan potensiasi dengan gol sedatif-

hipnotik, analgenetika narkotik atau anstestika sistemik. Dua aspek penting pada pengobatan

dengan obat antipsikotik adalah bahwa obat tersebut tidak menimbulkan ketergantungan fisik

atau mental dan pada orang dewasa sangat jarang terjadi kelebihan dosis yang berakibat fatal.

Mekanisme Kerja Obat Antipsikotik

Obat antipsikotik menimbulkan efek farmakologis dengan mempengaruhi mekanisme

dopaminergik, yaitu dengan bekerja sebagai antagonis pada reseptor dopamin, memblok

dopamin seingga tidak dapat berinteraksi dengan reseptor. Pemblokan tersebut terjadi pada

pra dan postsinaptik reseptor dopamin sehingga kadar dopamin dalam tubuh meningkat dan

menyebabkan terjadinya terjadinya efek antipsikotik. Obat antipsikotik dalam membentuk

kompleks dengan reseptor dopamin kemungkinan melibatkan dua bentuk konfirmasi, yaitu:

a. Bentuk konfirmasi keadaan padat dari obat antipsikotik, yang hampir sama dengan

bentuk dopamin yang memanjang.

Page 2: OBAT_ANTIPSIKOTIK

Gambar. Bentuk konformasi keadaan padat dari (a) klorpomazin dan (b) dopamin.

b. Bentuk konformasi S dari 4 atom berturutan yang menghubungkan cincin aromatik

dengan atom N tersier basa dari obat antipsikotik, yang juga hampir sama dengan

bentuk dopamin yang memanjang.

Gambar. Bentuk konformasi S dari (a) tioxanten dan (b) dopamin.

Kedua bentuk konformasi diatas menunjang penjelasan konsep bahwa aktivitas

antipsikotik disebabkan oleh efek pemblokan pada reseptor dopamin. Banyak peneliti

memberikan postulat bahwa ada dua reseptor dopamin, yaitu:

1. Reseptor D-1, yang berhubungan dengan enzim dopamin-sensitif adenilat siklases.

Rangsangan reseptor ini dapat meningkatkan pembentukan siklik-AMP.

2. Reseptor D-2, tidak berhubungan dengan enzim diatas. Rangsangan reseptor ini dapat

menurunkan kapasitas sel untuk mensintesis siklik-AMP dan respons terhadap agonis

β-adrenergenik.

Page 3: OBAT_ANTIPSIKOTIK

Turunan fenotiazin menunjukkan afinitas terhadap reseptor D-1 yang lebih besar

dibanding reseptor D-2, turunan tioxanten afinitas terhadap reseptor D-1 dan D-2 hampir

sama, sedang turunan fluorobutirofenon dan benzamid selektif sebagai penghambat reseptor

D-2.

Hubungan Struktur Dan Aktivitas

Menurut Janssen, obat antipsikotik secara umum mempunyai dua gambaran struktur

yang dipandang penting untuk timbilnya aktivitas, yaitu :

a. Rantai lurus yang terdiri dari tiga atom C, yang mengikat dasar cincin nitrogen dan atom

N,C atau O, merupakan bagian dari salah satu gugus-gugus berikut, yaitu benzoil, 2-

fenotiazin atau sistem trisiklis-tioksanten, rantai samping fenoksipropil, 2 fenil-penten-2

atau cincin sikloheksen.

b. Cincin heterisiklik dengan jumlah atom=6, seperti piperazin atau piperidin, yang

tersubstitusi pada posisi 1 dan 4. Substituen terbaik pada posisi 4 cincin heterosiklik

adalah gugus-gugus fenil, aniline, metal atau hidroksietil.

Turunan Fenotiazin

Turunan fenitiazin mempunyai struktur kimia karakteristik yaitu sistem tri siklik tidak

planar yang bersifat lipofil dan rantai sampinng alkilamino yang terikat ada atom N tersier

pusat cincin yang bersifat hidrofil. Rantai samping tersebut bervariasi dan kebanyakan

merupakn salah satu struktur sebagai berikut : propildialkilamino, alkilpiperidil atau

alkilpiperazin. Turunan fenotiazin dugunakan untuk pengobatan gangguan mental dan emosi

yang cukupan sampai berat, seperti skizofrenia, paranoia, psikoneurosis (ketegangan dan

kecemasan)seta psikosis akut dan kronik. Banyak turunan fenotiazin mempunyai aktivitas

antiematik, simpatolitik atau antikolinergenik. Turunan fenotiazin juga mengadakan

potensiasi dengan obat-obatsedatif-hipnotika, anagetika narkotik atau anesthesia sistemik.

Penggunaan dosis tinggi menimbulkan efek samping berupa gejala-gejala ekstrapiramidal

dengan efek seperti pada penyakit Parkinson. Penggunaan jangka panjang dapat

menimbulkan hipotensi, agranulisitosis, dermatitis, penyakit kuning, perubahan mata, dan

kulit serta sensitive terhadap cahaya.

Contoh turunan fenotiazin yang terutama diguanakn sebagai antipsikosis adalah

promazin, kloropromazin, trifluoperazin, teoridazin, mesorizadin, perazin (Taxilan),

butaperazin, Fluferazin, asetofenazin dan carfenazin.

Berikut ini merupakan contoh turunan fenotizin yang sering digunakan untuk pengobatan

skozofren.

Page 4: OBAT_ANTIPSIKOTIK

Klorpromazin HCl (Largactil, Promactil)

Digunakan untuk pengobatan skozofren, psikotik akut dan mengontrol manifestasi

kegilaan yang akut. Penyerapan obat dalam saluran cerna cepat dan sempurna,ketersediaan

hayatinya 32±19 %. Kadar plasma tertinggi dicapai dalam 2-4 jam setelah pemberian secara

oral ± 93-98 % obat terikat oleh protein plasma, waktu paronya 30± 7 jam. Pada pemberian

secara intramuscular, awal kerja obat cepat ±20-30 menit. Kadar obat dalam plasma 4-10 kali

lebih besar disbanding pemberian secara oral dan kadar plasma tertinggi dicapai dalam ±2-3

jam. Dosis oral : 25 mg 4 dd, pada kasus psikotik berat : 200-600 mg/hari, dalam dosis

terbagi, dan sesudah b2 minggu dosis dikurangi secara bertahap.

Daftar Pustaka

Siswandono dan Soekarjo, B., 1995, Kimia Medisinal, Surabaya: Airlangga University Pers.