26
1 Klasifikasi Subsektor Pertanian Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu (Pendekatan Tipologi Klassen) (THE CLASSIFICATION OF AGRICULTURAL SUBSECTORS ON REGENCIES/CITY IN BENGKULU PROVINCE (Klassen Typology Approach)) Oleh : Nyayu Neti Arianti Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian FP UNIB Email : [email protected] HP : 0813 6774 1511 Abstract The aim of this research were to identify the classification of agriculture subsectors on ten regencies/city in Bengkulu Province based on Klassen Typology. The data of this research were the time series data of growth and distribution of those agriculture subsectors to total Gross Regional Domestic Products (GRDP) of Bengkulu Province from year 2003 to 2009. The Klassen Typology analysis was used to know the type or the category of those agriculture subsectors : superior, potential, developing, or inferior subsector. The research result showed that livestock was the dominant superior subsector (on six regencies/city), farm estate crops was the dominant potential subsector (on five regencies), forestry was the dominant developing subsector (on six regencies) and farm food estate crops was the dominant inferior subsector (on five regencies/city). Keywords : Klassen Typology, agriculture subsectors I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai sektor pemimpin dalam pembangunan ekonomi nasional didukung oleh pembangunan subsektor-subsektor pertanian. Sektor pertanian secara umum

Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

  • Upload
    lamdat

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

1

Klasifikasi Subsektor Pertanian Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu (Pendekatan Tipologi Klassen)

(THE CLASSIFICATION OF AGRICULTURAL SUBSECTORS ON REGENCIES/CITY IN BENGKULU PROVINCE

(Klassen Typology Approach))

Oleh :Nyayu Neti Arianti

Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian FP UNIBEmail : [email protected]

HP : 0813 6774 1511

Abstract

The aim of this research were to identify the classification of agriculture subsectors on ten regencies/city in Bengkulu Province based on Klassen Typology. The data of this research were the time series data of growth and distribution of those agriculture subsectors to total Gross Regional Domestic Products (GRDP) of Bengkulu Province from year 2003 to 2009.

The Klassen Typology analysis was used to know the type or the category of those agriculture subsectors : superior, potential, developing, or inferior subsector. The research result showed that livestock was the dominant superior subsector (on six regencies/city), farm estate crops was the dominant potential subsector (on five regencies), forestry was the dominant developing subsector (on six regencies) and farm food estate crops was the dominant inferior subsector (on five regencies/city).

Keywords : Klassen Typology, agriculture subsectors

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan pertanian sebagai sektor pemimpin dalam pembangunan ekonomi

nasional didukung oleh pembangunan subsektor-subsektor pertanian. Sektor pertanian secara

umum terdiri dari subsektor Tanaman Bahan Pangan, subsektor Tanaman Perkebunan,

subsektor Peternakan, subsektor Kehutanan dan subsektor Perikanan. Di Provinsi Bengkulu,

pada tahun 2009 sektor pertanian masih memberikan sumbangan relatif yang tinggi yaitu

sebesar 39,05 %. dari total PDRB provinsi. Sementara sektor industri hanya menyumbang

Page 2: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

2

sebesar 4,11 % dan sektor jasa menyumbang 16,24 % (Badan Pusat Startistik Provinsi

Bengkulu, 2010).

Subsektor-subsektor ini mengalami perubahan atau pertumbuhan serta memberikan

peran masing-masing dalam pembangunan pertanian daerah tergantung kinerja masing-

masing subsektor. Masing-masing daerah memiliki keunggulan sumberdaya pertanian yang

berbeda yang ditunjukkan oleh pertumbuhan dan peran subsektor yang bersangkutan.

Identifikasi dan klasifikasi subsektor pertanian diperlukan untuk memberikan

gambaran subsektor mana yang aktifitasnya menjadi basis perekonomian atau unggulan,

potensial, sedang berkembang dan mana pula yang tertinggal, sehingga dapat dilakukan

penentuan subsektor prioritas. Pemerintah daerah perlu membuat strategi pembangunan

berdasarkan prioritas ini agar kebijakan pembangunan pertanian di daerah dapat berjalan

dengan optimal.

Berdasarkan klasifikasi tersebut pemerintah dapat pula menyusun program

pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang tentunya juga

disesuaikan dengan kebijakan anggaran pembangunan, khususnya pembangunan pertanian.

Dengan demikian pembangunan pertanian dapat berjalan dengan baik dan terarah guna

mencapai kesejahteraan petani khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi subsektor-subsektor pertanian

kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu berdasarkan perbandingan tingkat pertumbuhan dan

kontribusinya terhadap subsektor pertanian di tingkat Provinsi Bengkulu.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai dasar kebijakan

dalam menyusun program-program pembangunan pertanian berdasarkan klasifikasi

subsektor-subsektor pertanian pada masing-masing daerah, dan memungkinkan pemerintah

Page 3: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

3

daerah menentukan sektor prioritas untuk dikembangkan dalam jangka pendek, menengah dan

jangka panjang guna menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.

II. METODE PENELITIAN

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa belum

pernah dilakukan penelitian tentang topik ini sebelumnya di Provinsi Bengkulu.

Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Bengkulu. Data-data yang dihimpun meliputi data pertumbuhan dan distribusi Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian beserta subsektor-subsektornya (tanaman

bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan) di Provinsi

Bengkulu dan data PDRB sepuluh kabupaten dan satu kota yang ada di Provinsi Bengkulu.

Data yang digunakan adalah data tahun 2003 sampai 2009 atas harga konstan tahun 2000.

Khusus untuk Kabupaten Bengkulu Tengah digunakan data tahun 2008 dan 2009 karena

kabupaten ini baru dibentuk melalui pemekaran wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Data-

data lain yang terkait dengan penelitian ini juga dihimpun dalam rangka mendukung

pembahasan hasil penelitian.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis Tipologi Klassen

Menurut Tipologi Klassen, masing-masing subsektor dalam sektor pertanian dapat

diklasifikasikan sebagai subsektor yang Prima, Potensial, Berkembang atau Terbelakang.,

dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Subsektor Prima : subsektor pertanian yang memiliki tingkat pertumbuhan dan

kontribusi lebih tinggi dibanding subsektor yang sama di tingkat provinsi.

2. Subsektor Potensial : subsektor pertanian yang memiliki kontribusi lebih tinggi, tetapi

tingkat pertumbuhannya lebih rendah dibanding subsektor yang sama di tingkat provinsi.

Page 4: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

4

3. Subsektor Berkembang : subsektor pertanian yang memiliki tingkat pertumbuhan lebih

tinggi, tetapi kontribusinya lebih rendah dibanding subsektor yang sama di tingkat

provinsi.

4. Subsektor Terbelakang : subsektor pertanian yang memiliki tingkat pertumbuhan dan

kontribusi yang lebih rendah dibanding subsektor yang sama di tingkat provinsi.

Klasifikasi subsektor pertanian didasarkan pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Dasar Klasifikasi Subsektor Pertanian menurut Tipologi Klassen

Kontribusi Subsektor thd PDRB

LajuPertumbuhanSubsektor

Kij ≥ Kin Kij < Kin

Rij ≥ Rin Subsektor Prima Subsektor Berkembang

Rij < Rin Subsektor Potensial Subsektor TerbelakangKeterangan :

Rij : Laju pertumbuhan subsektor pertanian ke-i di daerah j (kabupaten/kota)Rin : Laju pertumbuhan subsektor pertanian ke-i di daerah n (provinsi)Kij : Kontribusi subsektor pertanian ke-i di daerah j (kabupaten/kota)Kin : Kontribusi subsektor pertanian ke-i di daerah n (provinsi)

Sumber ; Widodo, 2006

Jika diketahui kategori atau tipe subsektor, maka dapat ditentukan subsektor prioritas

yang akan dikembangkan. Strategi pengembangan yang bisa dilakukan adalah strategi

pengembangan jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (6 – 10 tahun) dan jangka

panjang (> 10 tahun). Dalam jangka pendek subsektor Prima menjadi prioritas pembangunan.

Dalam jangka menengah yang diprioritaskan adalah subsektor Potensial dan Berkembang

agar menjadi Prima serta subsektor Terbelakang menjadi subsektor Berkembang atau

Potensial. Sedang dalam jangka panjang diharapkan subsektor Terbelakang dapat

Page 5: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

5

berkembang menjadi subsektor Prima yang menjadi andalan sebagai penggerak ekonomi

dalam pembangunan pertanian (Widodo, 2006).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Klasifikasi subsektor pertanian kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu menurut Tipologi

Klassen dilakukan dengan cara membandingkan secara sekaligus pertumbuhan ekonomi serta

kontribusi subsektor pertanian di tingkat kabupaten/kota dengan subsektor yang sama di

tingkat provinsi. Sektor pertanian terdiri dari subsektor Tanamanan Bahan Makanan,

Tanaman Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan. Rata-rata pertumbuhan PDRB

subsektor pertanian dan kontribusinya di tingkat kabupaten/kota dan di tingkat provinsi dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbandingan Rata-rata Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian serta Kontribusinya di Tingkat Kabupaten/Kota dan di Tingkat Provinsi Bengkulu Tahun 2004-2009 (dalam %)

DaerahSubsektor

MAK KEB TER HUT IKN(Rij) (Kij) (Rij) (Kij) (Rij) (Kij) (Rij) (Kij) (Rij) (Kij)

1. Kota Bengkulu 3,17 0,57 8,26 0,01 4,58 0,63 0,00 0,00 5,57 4,742. Kab. B. Utara -0,93 16,00 2,01 8,95 3,06 4,58 -4,29 2,17 -0,20 4,773. Kab. B. Selatan 0,28 10,27 5,55 9,81 10,38 3,78 1,56 1,18 7,27 8,044. Kab. R. Lebong 5,90 32,49 5,27 16,36 7,52 3,10 -0,08 0,27 4,07 2,345. Kab. Mukomuko 5,21 17,15 6,25 7,45 6,62 5,07 2,33 15,11 5,17 5,346. Kab. Seluma 5,44 29,37 6,22 16,57 6,34 4,36 1,81 1,00 5,73 3,047. Kab. Kaur 4,30 16,69 6,54 14,09 5,53 4,89 1,27 3,16 -0,76 10,318. Kab. Lebong 5,54 40,52 5,97 17,73 5,51 3,03 -0,17 0,27 7,40 3,169. Kab. Kepahiang 5,33 31,09 5,57 32,93 4,78 2,56 0,43 0,24 4,27 2,3810. Kab. B. Tengah 0,31 5,17 0,82 1,87 0,57 0,96 -0,05 0,27 0,11 1,35

Daerah (Rin) (Kin) (Rin) (Kin) (Rin) (Kin) (Rin) (Kin) (Rin) (Kin)Propinsi Bengkulu 4,67 17,93 6,83 12,68 4,54 2,94 -0,27 1,62 3,28 4,39

Keterangan : MAK : Tan. Bahan Makanan, KEB : Tan. Perkebunan, TER : Peternakan, HUT : Kehutanan, dan IKN : Perikanan Ri : Pertumbuhan PDRB Subsektor i dan Ki : Kontribusi Subsektor i j : Kab/Kota ke j, n : Provinsi BengkuluSumber : BPS Provinsi Bengkulu, PDRB Kabupaten/Kota dan Provinsi Bengkulu, beberapa terbitan. Diolah. 2011.

Di tingkat provinsi, pertumbuhan ekonomi yang bernilai positif kecuali subsektor

kehutanan yang mengalami penurunan nilai ekonomi. Subsektor tanaman bahan makanan

meningkat 4,67%/tahun yang disebabkan sebagian besar oleh peningkatan produksi tanaman

Page 6: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

6

padi dari 413375 ton (tahun 2003) menjadi 510160 ton (tahun 2009). Subsektor tanaman

perkebunan juga mengalami kenaikan produksi dari 137012 ton menjadi 591718 ton.

Subsektor peternakan juga mengalami kenaikan produksi terutama produksi ternak sapi, ayam

ras pedaging dan telur ayam. Subsektor perikanan meningkat produksinya dari 30749 ton

menjadi 57897 ton, yang disumbang dari perikanan laut dan perikanan darat yang meningkat

luasan area sawah yang menjadi area produksi. Sementara subsektor kehutanan mengalami

pertumbuhan negatif karena luas kawasan hutan menurun dari 476930 Ha menjadi 476355

Ha. Luas hutan produksi menurun, akibatnya jumlah produksi kayu bulat, kayu gergajian,

rotan manau dan rotan kesur yang menjadi primadona hasil kehutanan juga menurun.

Klasifikasi subsektor pertanian menurut Tipologi Klassen menghasilkan data kategori

subsektor seperti tersaji dalam Lampiran 1. Selanjutnya data kategori subsektor pada

Lampiran 1 dikelompokkan menurut kabupaten/kota sehingga diketahui tipe-tipe subsektor

pada masing-masing kabupaten/kota (Tabel 3) sehingga pemerintah daerah masing-masing

dapat menentukan subsektor prioritas dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang.

Tabel 3. Klasifikasi Subsektor Pertanian pada Masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu

Daerah Kategori-SubsektorPrima Potensial Berkembang Terbelakang

1. Kota Bengkulu Perikanan Kehutanan Tan. Perkebunan dan Peternakan

Tan. Bahan Makanan

2. Kab. Bengkulu Utara - Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

- Tan. Bahan Makanan dan Tan. Perkebunan

3. Kab. Bengkulu Selatan Peternakan dan Perikanan

- Kehutanan Tan. Bahan Makanan dan Tan. Perkebunan

Page 7: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

7

Tabel 3. Lanjutan

Daerah Kategori-SubsektorPrima Potensial Berkembang Terbelakang

4. Kab. Rejang Lebong Tan. Bahan Makanan dan Peternakan

Tan. Perkebunan

Kehutanan dan Perikanan

-

5. Kab. Mukomuko Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

- Tan. Bahan Makanan

Tan. Perkebunan

6. Kab. Seluma Tan. Bahan Makanan dan Peternakan

Tan. Perkebunan

Kehutanan dan Perikanan

-

7. Kab. Kaur Peternakan dan Kehutanan

Tan. Perkebunan dan Perikanan

- Tan. Bahan Makanan

8. Kab. Lebong Tan. Bahan Makanan dan Peternakan

Tan. Perkebunan

Kehutanan dan Perikanan

-

9. Kab. Kepahiang Tan. Bahan Makanan

Tan. Perkebunan

Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

-

10.Kab. Bengkulu Tengah - - Kehutanan Tan. Bahan Makanan, Tan. Perkebunan, Peternakan dan Perikanan

Sumber: Data diolah. 2011. (Lampiran 1)

Selanjutnya berdasarkan data pada Tabel 3 dilakukan pengelompokan daerah yang

didasarkan pada klasifikasi subsektor menurut hasil analisis Tipologi Klassen. Gunanya

adalah untuk mengetahui subsektor kategori apa yang paling dominan terjadi di

kabupaten/kota di Propinsi Bengkulu (Tabel 4).

Page 8: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

8

Tabel 4 . Daerah-daerah Kabupaten/Kota menurut Klasifikasi Subsektor Pertanian berdasarkan Tipologi Klassen

Klasifikasi Subsektor Daerah Klasifikasi Subsektor DaerahA. Prima a. MAK 1. Kab. RL C. Berkembang a. MAK Kab. MKO

2. Kab. SEL b. KEB Kota BKL3. Kab. LEB c. TER 1. Kota BKL4. Kab. KPH 2. Kab. KPH

b. KEB Tidak ada d. HUT 1. Kab. BSc. TER 1. Kab. BS 2. Kab. RL

2. Kab. RL 3. Kab. SEL3. Kab. MKO 4. Kab. LEB4. Kab. SEL 5. Kab. KPH5. Kab. KAU 6. Kab. BT6. Kab. LEB e. IKN 1. Kab. RL

d. HUT 1. Kab. MKO 2. Kab. SEL2. Kab. KAU 3. Kab. LEB

e. IKN 1. Kota BKL 4. Kab. KPH2. Kab. BS3. Kab. MKO

B. Potensial a. MAK Tidak ada D. Terbelakang a. MAK 1. Kota BKLb. KEB 1. Kab. RL 2. Kab. BU

2. Kab. SEL 3. Kab. BS3. Kab. KAU 4. Kab. KAU4. Kab. LEB 5. Kab. BT5. Kab. KPH b. KEB 1. Kab. BU

c. TER Kab. BU 2. Kab. BSd. HUT Kab. BU 3. Kab. MKOe. IKN Kab. BU 4. Kab. BT

c. TER Kab. BTd. HUT Tidak adae. IKN Kab. BT

Keterangan : MAK : Tan. Bahan Makanan, KEB : Tan. Perkebunan, TER : Peternakan, HUT : Kehutanan, dan IKN : Perikanan BKL : Bengkulu, BU : Bengkulu Utara, BS : Bengkulu Selatan, RL : Rejang Lebong, MKO : Mukomuko, SEL : Seluma, KAU : Kaur, LEB : Lebong, KPH: Kepahiang, dan BT : Bengkulu TengahSumber : BPS Provinsi Bengkulu, PDRB Kabupaten/Kota dan Provinsi Bengkulu, beberapa terbitan. Diolah. 2011.

Selanjutnya karena keterbatasan ruang, pembahasan akan dibatasi pada subsektor yang

dominan pada masing-masing klasifikasi.

Page 9: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

9

1. Subsektor Prima

Subsektor prima adalah subsektor pertanian di tingkat kabupaten/kota yang mempunyai

pertumbuhan dan kontribusi yang lebih tinggi dibanding di tingkat provinsi. Subsektor ini

dapat menjadi prioritas dalam pembangunan daerah melalui strategi pembangunan jangka

pendek (1-5 tahun) karena dapat memberikan nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat

diandalkan dalam memacu kemajuan ekonomi daerah.

Subsektor pertanian yang prima pada kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu adalah

subsektor peternakan. Subsektor peternakan menjadi subsektor prima di enam kabupaten,

yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Mukomuko, Seluma, Kaur, dan Lebong.

Sehingga subsektor peternakan menjadi subsektor unggulan di enam kabupaten tersebut.

Kondisi ini dimungkinkan karena produksi komoditi-komoditi peternakan yang menjadi

unggulan di daerah tersebut mengalami kenaikan.

Di Kabupaten Bengkulu Selatan komoditi peternakan yang dijadikan andalan karena

pertumbuhan dan kontribusinya selalu meningkat adalah ayam ras pedaging, sapi, kerbau dan

kambing. Di Kabupaten Rejang Lebong komoditi sapi perah, kambing, ayam ras pedaging

dan kelinci. Kabupaten Mukomuko mengandalkan komoditi sapi, kerbau, ayam bukan ras,

dan ayam ras pedaging. Kabupaten Seluma mengandalkan komoditi sapi dan kerbau.

Kabupaten Kaur mengandalkan kambing, sapi, kerbau dan ayam ras pedaging. Sedang

Kabupaten Lebong memiliki komoditi peternakan unggulan kerbau dan ayam ras petelur.

2. Subsektor Potensial

Subsektor pertanian dikatakan potensial jika memiliki kontribusi lebih tinggi, tetapi

tingkat pertumbuhannya lebih rendah dibanding di tingkat provinsi. Subsektor kategori ini

menjadi prioritas pembangunan jangka menengah (6-10 tahun) agar berkembang menjadi

subsektor prima, dengan cara memacu pertumbuhannya. Maka bagi pemerintah daerah yang

Page 10: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

10

bersangkutan, strategi pembangunan perlu disusun agar subsektor ini dalam jangka menengah

berkembang menjadi subsektor prima.

Subsektor pertanian potensial yang dominan di kabupaten/kota adalah subsektor

perkebunan yakni di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Rejang Lebong, Seluma, Kaur, Lebong

dan Kepahiang. Kabupaten Rejang Lebong nilai PDRB subsektor perkebunan sebagian besar

disumbangkan komoditi jahe, kopi arabika, karet dan kapuk yang senantiasa mengalami

peningkatan produksi. Kabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi

cengkeh, kelapa, karet, aren, kapuk, sawit dan pinang, dan komoditi perkebunan swasta

adalah sawit, karet dan kakao. Kabupaten Kaur mengusahakan komoditi sawit, kakao, karet

dan pinang di perkebunan rakyat. Kabupaten Lebong disumbang oleh komoditi kopi robusta,

kopi arabika, karet, aren, kemiri dan lada dari perkebunan rakyat, serta perkebunan swasta

oleh komoditi kopi arabika.

3, Subsektor Berkembang

Subsektor pertanian kategori berkembang adalah subsektor yang memiliki tingkat

pertumbuhan lebih tinggi, tetapi kontribusinya lebih rendah dibanding subsektor yang sama

di tingkat provinsi. Dalam jangka menengah (6-10 tahun) subsektor ini dapat dikembangkan

menjadi sektor unggulan atau prima. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengembangkan

strategi pembangunan yang dapat meningkatkan peran atau sumbangan subsektor ini bagi

kesejahteraan masyarakat keseluruhan. Subsektor pertanian kategori berkembang yang

dominan di kabupaten/kota adalah subsektor kehutanan yang meliputi enam kabupaten, yaitu

Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Seluma, Lebong, Kepahiang dan Bengkulu

Tengah.

Di Kabupaten Bengkulu Selatan pertumbuhan yang tinggi terjadi pada produksi kayu

bulat berbagai jenis, kayu gergajian, rotan manau, rotan kesur dan damar. Kabupaten Rejang

Lebong menggantungkan perekonomian subsektor kehutanan dari produksi rotan manau,

Page 11: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

11

rotan kesur, rotan jenis lainnya, dan kayu manis. Di Kabupaten Seluma produksi kehutanan

yang meningkat adalah komoditi kayu bulat meranti, kayu karet, kayu gergajian jenis meranti

dan kayu rakyat. Kabupaten Lebong mengandalkan rotan manau, rotan jenis lain, kulit kayu

medang, kayu bulat jenis meranti dan rimba campuran, albasia, rasamala, mahoni, bambu,

kayu bakar dan kayu olahan. Pertumbuhan subsektor kehutanan di Kabupaten Kepahiang

oleh terjadi pada komoditi kayu bulat rimba campuran, madu lebah, kulit kayu manis, kayu

olahan dan kemiri. Untuk Kabupaten Bengkulu Tengah belum tersedia data secara terperinci,

hanya data PDRB subsektor yang tersedia, sehingga tidak dapat diketahui kondisi subsektor

kehutanan di kabupaten tersebut.

4. Subsektor Terbelakang

Subsektor pertanian dikatakan terbelakang jika memiliki tingkat pertumbuhan dan

kontribusi yang lebih rendah dibanding subsektor yang sama di tingkat provinsi. Untuk

mengembangkan subsektor ini menjadi subsektor unggulan dibutuhkan strategi pembangunan

jangka panjang yaitu lebih dari 10 tahun. Namun untuk mewujudkannya menjadi subsektor

potensial atau berkembang digunakan strategi pembangunan jangka menengah (6-10 tahun).

Hasil analisis menunjukkan bahwa subsektor terbelakang yang dominan adalah subsektor

tanaman bahan makanan.

Subsektor tanaman bahan makanan menjadi subsektor terbelakang di lima

kabupaten/kota, yaitu di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kaur,

dan Bengkulu Tengah. Dalam kurun waktu 2003 sampai 2009 kelima kabupaten/kota tersebut

mengalami penurunan luas tanam, luas panen, produksi maupun produktifitas tanaman bahan

makanan terutama komoditi padi sawah maupun padi ladang. Padahal padi merupakan

makanan pokok sebagian besar masyarakat. Di tingkat propinsi luas tanam, luas panen dan

produksi meningkat dengan tingkat produktifitas 3,8 ton GKP/Ha.

Page 12: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

12

Di Kota Bengkulu luas tanam, luas panen, dan produksi padi menurun dari tahun ke

tahun walau produktifitas padi lebih tinggi dibanding provinsi, yakni sebesar 4,5 ton GKP/Ha.

Kabupaten Bengkulu Utara mengalami penurunan luas tanam dan produksi padi ladang

dengan produktifitas hanya 3,7 ton GKP/Ha. Di Kabupaten Bengkulu Selatan luas tanam dan

produksi padi meningkat, tetapi produktifitasnya hanya 3,8 ton GKP/Ha. Di Kabupaten Kaur

luas tanam, luas panen dan produksi tanaman padi menurun, dengan produktifitas 3,6 ton

GKP/Ha. Kabupaten Bengkulu Tengah dalam kurun waktu 2008 sampai 2009 luas tanam dan

produksi padi juga berkurang dengan produktifitas 3,4 ton GKP/Ha. Penurunan luas lahan,

produksi dan produktifitas mungkin disebabkan oleh konversi lahan menjadi lahan

pemukiman, industri atau komoditi selain tanaman bahan makanan. Kondisi yang

memprihatinkan ini hendaknya menjadi perhatian serius dari semua pihak, baik pemerintah

maupun masyarakat. Upaya penganekaragaman pangan terutama pangan pokok mungkin bisa

menjadi solusi.

IV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap daerah

kabupaten/kota memiliki klasifikasi subsektor pertanian berbeda-beda tergantung pada

sumberdaya dan kinerja subsektor tersebut. Subsektor prima yang paling banyak

teridentifikasi adalah subsektor peternakan meliputi enam kabupaten/kota, untuk subsektor

potensial adalah subsektor perkebunan yang meliputi lima kabupaten, untuk subsektor

berkembang adalah subsektor kehutanan yang meliputi enam kabupaten dan subsektor

terbelakang yang paling dominan adalah subsektor tanaman bahan makanan yaitu di lima

kabupaten/kota.

Page 13: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

13

Implikasi Kebijakan

1. Perlu kajian lebih lanjut tentang subsektor-subsektor lain yang termasuk ke masing-masing

klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah ini,

2. Subsektor peternakan menjadi subsektor prima di sebagian besar kabupaten/kota yang ada

di Provinsi Bengkulu sehingga pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi dapat

mempertimbangkan subsektor ini sebagai penggerak ekonomi dalam jangka pendek

dengan mempertahankan atau bahkan meningkatkan pertumbuhan dan kontribusinya

dalam perekonomian, subsektor perkebunan perlu dipacu pertumbuhannya, subsektor

kehutanan perlu ditingkatkan konsribusinya dalam perekonomian daerah dan subsektor

tanaman bahan makanan sangat perlu untuk ditingkatkan pertumbuhan dan kontribusinya

mengingat pentingnya subsektor ini dalam menjamin ketahanan pangan.

3. Pemerintah daerah hendaknya membuat strategi pengembangan pertanian berdasarkan

klasifikasi subsektor pertanian di daerah tersebut, sehingga pembangunan pertanian dapat

berjalan dengan baik. Dalam jangka pendek subsektor prima menjadi prioritas, dalam

jangka menengah subsektor potensial dan berkembang yang menjadi prioritas, sementara

dalam jangka panjang subsektor terbelakang dapat menjadi prioritas pembangunan.

4. Dengan adanya perbedaan klasifikasi subsektor pertanian antar daerah kabupaten/kota ini

perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kemungkinan adanya spesialisasi ataupun

keterkaitan antar daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Aswandi, Hairul dan Mudrajad Kuncoro. 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 17 No. 1 Hal : 27 – 45. www. mudrajat.com. Diunduh tanggal 10 Februari 2011 Pk. 10.00

BPS Kabupaten/Kota di Propinsi Bengkulu. Berbagai Tahun Penerbitan. Produk Domestik Regional Bruto.

Page 14: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

14

____________________________________. Berbagai Tahun Penerbitan. Kabupaten/Kota dalam Angka.

BPS Propinsi Bengkulu. Berbagai Tahun Penerbitan. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Bengkulu.

_____________________. Berbagai Tahun Penerbitan. Bengkulu dalam Angka.

Julianti, Dina Maseli. 2009. Strategi Pengembangan Sektor Pertanian di Kabupaten Banjarnegara (Pendekatan Tipologi Klassen).www.skripsi-indonesia.com. Diunduh tanggal 24 April 2011 Pk. 11.30

Mualif, Eye. 2009. Pengembangan Sektor Pertanian di Kota Salatiga dengan Pendekatan Tipologi Klassen. digilib.uns.ac.id. Diunduh tanggal 5 Januari 2011 Pk. 12.10

Nugraha, R. Aga. 2007. Evaluasi Pembangunan Ekonomi Daerah di Provinsi Bali Pasca Tragedi Bom.images.aganugraha.multiply. Diunduh tanggal 5 Januari 2011 Pk. 11.00

Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. P.T. Bumi Aksara. Jakarta.

Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Page 15: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

15

Lampiran 1. Klasifikasi Subsektor Pertanian Kabupaten/Kota di Propinsi Bengkulu berdasarkan Tipologi Klassen

Daerah Subsektor Rij (%) Rin (%) Kij (%) Kin (%) Kategori1. Kota Bengkulu a. Tan. Bahan Makanan 3,17 4,67 0,57 17,93 Terbelakang

b. Tan. Perkebunan 8,26 6,83 0,01 12,68 Berkembangc. Peternakan 4,58 4,54 0,63 2,94 Berkembangd. Kehutanan 0,00 -0,17 0,00 1,62 Potensiale. Perikanan 5,57 3,28 4,74 4,39 Prima

2. Kab. Bengkulu Utara a. Tan. Bahan Makanan -0,93 4,67 16,00 17,93 Terbelakangb. Tan. Perkebunan 2,01 6,83 8,95 12,68 Terbelakangc. Peternakan 3,06 4,54 4,58 2,94 Potensiald. Kehutanan -4,29 -0,17 2,17 1,62 Potensiale. Perikanan -0,20 3,28 4,77 4,39 Potensial

3. Kab. Bengkulu Selatan a. Tan. Bahan Makanan 0,28 4,67 10,27 17,93 Terbelakangb. Tan. Perkebunan 5,55 6,83 9,81 12,68 Terbelakangc. Peternakan 10,38 4,54 3,78 2,94 Primad. Kehutanan 1,56 -0,17 1,18 1,62 Berkembange. Perikanan 7,27 3,28 8,04 4,39 Prima

4. Kab. Rejang Lebong a. Tan. Bahan Makanan 5,90 4,67 32,49 17,93 Primab. Tan. Perkebunan 5,27 6,83 16,36 12,68 Potensialc. Peternakan 7,52 4,54 3,10 2,94 Primad. Kehutanan -0,08 -0,17 0,27 1,62 Berkembange. Perikanan 4,07 3,28 2,34 4,39 Berkembang

5. Kab. Mukomuko a. Tan. Bahan Makanan 5,21 4,67 17,15 17,93 Berkembangb. Tan. Perkebunan 6,25 6,83 7,45 12,68 Terbelakangc. Peternakan 6,62 4,54 5,07 2,94 Primad. Kehutanan 2,33 -0,17 15,11 1,62 Primae. Perikanan 5,17 3,28 5,34 4,39 Prima

Page 16: Web viewKabupaten Seluma disumbang dari perkebunan rakyat dari komoditi cengkeh, kelapa, karet ... termasuk ke masing-masing klasifikasi yang belum dibahas dalam makalah

16

Lampiran 1. Lanjutan

Daerah Subsektor Rij (%)

Rin (%)

Kij (%)

Kin (%) Kategori

6. Kab. Seluma a. Tan. Bahan Makanan 5,44 4,67 29,37 17,93 Primab. Tan. Perkebunan 6,22 6,83 16,57 12,68 Potensialc. Peternakan 6,34 4,54 4,36 2,94 Primad. Kehutanan 1,81 -0,17 1,00 1,62 Berkembange. Perikanan 5,73 3,28 3,04 4,39 Berkembang

7. Kab. Kaur a. Tan. Bahan Makanan 4,30 4,67 16,69 17,93 Terbelakangb. Tan. Perkebunan 6,54 6,83 14,09 12,68 Potensialc. Peternakan 5,53 4,54 4,89 2,94 Primad. Kehutanan 1,27 -0,17 3,16 1,62 Primae. Perikanan -0,76 3,28 10,31 4,39 Potensial

8. Kab. Lebong a. Tan. Bahan Makanan 5,54 4,67 40,52 17,93 Primab. Tan. Perkebunan 5,97 6,83 17,73 12,68 Potensialc. Peternakan 5,51 4,54 3,03 2,94 Primad. Kehutanan -0,17 -0,17 0,27 1,62 Berkembange. Perikanan 7,40 3,28 3,16 4,39 Berkembang

9. Kab. Kepahiang a. Tan. Bahan Makanan 5,33 4,67 31,09 17,93 Primab. Tan. Perkebunan 5,57 6,83 32,93 12,68 Potensialc. Peternakan 4,78 4,54 2,56 2,94 Berkembangd. Kehutanan 0,43 -0,17 0,24 1,62 Berkembange. Perikanan 4,27 3,28 2,38 4,39 Berkembang

10. Kab. Bengkulu Tengah a. Tan. Bahan Makanan 0,31 4,67 5,17 17,93 Terbelakang

b. Tan. Perkebunan 0,82 6,83 1,87 12,68 Terbelakangc. Peternakan 0,57 4,54 0,96 2,94 Terbelakangd. Kehutanan -0,05 -0,17 0,27 1,62 Berkembange. Perikanan 0,11 3,28 1,35 4,39 Terbelakang