22
NUTRISI SAPI PERAH NUTRISI SAPI PERAH

Nutrisi Sapi Perah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nutrisi Sapi Perah

NUTRISI SAPI PERAHNUTRISI SAPI PERAH

Page 2: Nutrisi Sapi Perah

Dari sisi pengeluaran, biaya pakan sangat penting dipertimbangkan karena umumnya sekitar 50% dari biaya operasional peternakan sapi perah. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan, sangant penting untuk memberikan pakan sapi perah dengan jumlah yang cukup dengan ransum secara nutrisi seimbang pada biaya yang layak.

Page 3: Nutrisi Sapi Perah

Nutrition of Lactating Nutrition of Lactating CowsCows

Cows nutritional needs vary during different stages of her production cycle◦Optimize milk yield ◦Prevent metabolic disorders

Water and Energy are the limiting nutrients in a dairy ration◦Hard to provide adequate nutrition

Milk yield is high Intake is limited

Cow uses her body fat and protein to provide for the nutrients not taken in by her daily ration

= Negative Energy Balance

Page 4: Nutrisi Sapi Perah

Nutrition of Lactating Nutrition of Lactating CowsCows

Body Condition Score◦Used to monitor nutrition, reproduction,

and health programs

http://dairynutrient.wisc.edu/302/page.php?id=36

Page 5: Nutrisi Sapi Perah

PERIODE LAKTASI DAN BUNTINGPERIODE LAKTASI DAN BUNTING

Produksi susu meningkat cepat dan mencapai puncak produksi (maksimum) 6 – 8 minggu setelah melahirkan. Namun, nafsu makan tertinggal di belakang produksi susu, dimana asupan bahan kering maksimum harian sering kali tidak terjadi sampai 12 – 15 minggu setelah melahirkan.

Sapi perah dalam kondisi baik, seringkali kehilangan bobot badannya sebesar 90 – 135 kg selama awal laktasi, yang cukup untuk menyokong 700 – 900 kg produksi susu.

Setelah asupan bahan kering dicapai, asupan cenderung mengikuti kebutuhan produksi dan menurun sejalan dengan penurunan produksi. Masih terjadi kelambatan asupan, hanya sekarang sapi perah cederung dapat mengkonsumsi lebih dari yang dibutuhkan selama akhir laktasi. Hal ini menyebabkan sapi dapat meningkatkan bobot badannya yang hilang pada awal laktasi.

Page 6: Nutrisi Sapi Perah

Program Fase Pemberian Program Fase Pemberian PakanPakanSiklus laktasi dan kebuntingan dapat dibagi

menjadi lima fase (seperti Gambar 1) berdasarkan pertimbangan nutrisi pada beberapa waktu.

Fase I, rata-rata 10 minggu pertama laktasi, dimana terjadi puncak produksi, dan cadangan tubuh digunakan untuk mendapatkan nutrisi pada asupan nutrisi yang defisit.

Fase II, pada kebanyak sapi perah fase ini terjadi kira-kira 10 minggu setelah melahirkan dan berlanjut selama 10 – 20 minggu, bersamaan dengan asupan bahan kering maksimum dan periode dimana terjadi keseimbangan antara asupan pakan dan kebutuhan.

Page 7: Nutrisi Sapi Perah

Fase III masuk akhir laktasi dimana asupan pakan melebihi kebutuhan nutrisi untuk produksi. Fase ini merupakan periode utama untuk memulihkan cadangan tubuh untuk periode laktasi berikutnya.

Ketepatan waktu dan lamanya ketiga fase laktasi ini dapat diubah jika pada salah satu fase ini dilakukan penyuntikan sapi dengan bovine somatotropin (bST) atau senyawa sejenis yang dapat merubah kurva laktasi.

Page 8: Nutrisi Sapi Perah

Fase IV, pada periode ini merupakan Periode kering sebagian besar terjadi pada yang merupakan periode untuk pemulihan akhir bobot badan dan untuk regenerasi sekretori ambing untuk laktasi berikutnya.

Fase V terdapat pada 1 – 3 minggu sebelum melahirkan (prepartum). Selama waktu ini, sapi harus mulai meningkatkan asupan biji-bijiaan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan rumen untuk meningkatkan asupan nutrisi yang segera akan diikuti proses kelahiran.

Page 9: Nutrisi Sapi Perah

Peak Production Maximum Dry Matter Intake

Body Weight Regain Dry Period

PP

MDMI

BW

Produksi Susu, Konsumsi Bahan Kering, dan Bobot Badan Sapi Perah selama Fase dan Periode Laktasi - Kering

0 2 3 6 10 11 12

Page 10: Nutrisi Sapi Perah

As shown in Figure 1, the average cow commonly peaks in milk production at 4 As shown in Figure 1, the average cow commonly peaks in milk production at 4 to 6 weeks into lactation. Her feed (dry matter) intake lags behind, normally to 6 weeks into lactation. Her feed (dry matter) intake lags behind, normally peaking at about 9 to 11 weeks. This situation puts the cow in a negative energy peaking at about 9 to 11 weeks. This situation puts the cow in a negative energy balance for several months in early lactation. This means that feed energy intake balance for several months in early lactation. This means that feed energy intake is less than milk energy output. The cow uses available body fat (tissue energy) is less than milk energy output. The cow uses available body fat (tissue energy) reserves to cover the shortfall.reserves to cover the shortfall.Figure 1. - Typical Energy Curves for the Lactating Dairy CowFigure 1. - Typical Energy Curves for the Lactating Dairy Cow

Page 11: Nutrisi Sapi Perah

Beberapa minggu sebelum Beberapa minggu sebelum proses kelahiranproses kelahiran adalah waktu untuk membuat beberapa perubahan

nutrisi untuk menolong sapi persiapan selama proses kelahiran dan menjamin pengeluaran susu.

adaptasi mikroflora rumen terhadap ransum berenrgi tinggi yang akan dibutuhkan setelah kelahiran untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang tinggi.

Pengaturan ini seringkali sangat baik dicapai dengan memberikan sejumlah kecil semua bahan pakan ransum laktasi dan sedikit-demi sedikit meningkatkan jumlah biji-bijian.

Pendekatan steaming up seperti ini juga dapat meminimalkan kemungkinan milk fever karena banyak campuran rumput-rumputan memilki ratio Ca dan P yang diinginkan dibandingkan legume, dan pendekatan ini dapat meminimalkan kemungkinan ketosis selama laktasi dengan cara menolong sapi pada awal laktasi beradaptasi terhadap ransum berenergi lebih tinggi lebih cepat.

Page 12: Nutrisi Sapi Perah

Periode akhir sebelum Periode akhir sebelum kelahirankelahiran Adala hwaktu untuk mengambil langkah untuk

meminimalkan beberapa masalah yang mungkin terjadi sekitar proses kelahiran. Pada sapi yang mudah kena milk fever, mungkin mempertimbangkan merendahkan asupan Ca sampai 13 – 18 g/hari selama beberapa hari sebelum melahirkan.

Akan mengaktifkan sistem hormon yang memobilisasi Ca untuk meningkatkan absorpsi dari usus dan mobilisasi dari tulang.

Untuk sapi yang gemuk (skor tubuh 4 dan 5), yang mudah ketosis, dan yang berproduksi tinggi, harus mempertimbangkan pemberian suplementasi Niacin 6 g/hari yang dimulai beberapa minggu terakhir sebelum melahirkan dan diteruskan selama 8 minggu laktasi. Pada daerah yang defisien Se, suplementasi Se-vitamin E harus diberikan atau disuntikan selama 2 – 3 minggu sebelum melahirkan.

Page 13: Nutrisi Sapi Perah

Sapi Dara dan Periode Sapi Dara dan Periode Kering Kering Periode kering adalah waktu untuk sapi perah

untuk regenerasi jaringan sekretori baru dalam ambing dan juga mengganti bobot badan yang hilang.

Umumnya periode kering selama 60 hari menghasilkan produksi tertinggi pada periode berikutnya.

Periode kering yang lebih pendek dari 40 hari tidak mencukupi waktu untuk regenerasi ambing, dan menghasilkan produksi susu yang lebih sedikit pada periode berikutnya.

Periode kering yang lebih lama dari 70 hari tidak merangsang peningkatan produksi susu, tetapi malah menghasilkan kondisi bobot badan yang berlebihan dan dan komplikasi yang dihasilkan dari kondisi kelebihan bobot badan.

Page 14: Nutrisi Sapi Perah

Sapi kering bunting membutuhkan lebih banyak protein, enenrgi, Ca dan P dibandingkan ketika tidak bunting dan laktasi, tetapi tidak sebanyak nutrisi ketika sedang laktasi (Tabel 1). Kandungan zat makanan ransum sapi kering dan contoh ransumnya dapat dilihat pada Tabel 2. Kebutuhan nutrisi sapi kering dapat dipenuhi hanya dari hijauan dan tidak perlu biji-bijian.

selama periode kering untuk menjaga atau mendapatkan kondisi baik tetapi jangan sampai terlalu gemuk. Sapi perah yang mengkonsumsi kekelbihan energi berasal dari biji-bijian dan/atau silase jagung akan lebih berkembang suatu penyakit yang disebut fat cow syndrome, yang ditandai dengan tingginya lemak dalam darah dan hati. Beberapa sapi perah akan mengalami kesulitan melahirkan, kesalahan letak abomasum, ketosis, dan masalah kesehatan lainnya.

Pada semua keadaan, sapi perah kering seharusnya dipisahkan dari kelompok sapi perah produktif untuk menghindari kelebihan asupan energi.

Page 15: Nutrisi Sapi Perah

Kebutuhan Sapi Perah Betina Dewasa akan Kebutuhan Sapi Perah Betina Dewasa akan Zat-zat Makanan per HariZat-zat Makanan per HariBobot Badan

(kg)TDN (kg) PK (g) Kalsium (g) Posfor (g) Vitamin A

(IU)1. Hidup Pokok*

350400450500550600

2,853,153,443,724,004,27

341373403432461489

141517182021

1111314151617

27.00030.00034.00038.00042.00046.000

2. Hidup pokok dengan bunting pada dua bulan terakhir sebelum beranak350400450500550

600

3,714,104,474,845,205,55

642702763821877931

232629313437

161820222426

27.00030.00034.00038.00042.00046.000

3. Produksi susu untuk setiap kilogram (% lemak)2,53,03,54,04,55,0

0,2600,2820,3040,3260,3440,365

727782879298

2,402,502,602,702,802,90

1,651,701,751,801,851,90

Page 16: Nutrisi Sapi Perah

Kebutuhan bahan kering untuk memenuhi Kebutuhan bahan kering untuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk hidup pokok, produksi kebutuhan nutrisi untuk hidup pokok, produksi susu, pertambahan bobt badan normal pada susu, pertambahan bobt badan normal pada waktu tengah dan akhir laktasi (% bobot waktu tengah dan akhir laktasi (% bobot badan)badan)

Prod. Susu 4% FCM

Bobot Badan, kg400 450 500 550 600

101520253035

2,502,803,103,403,704,00

2,402,652,953,253,553,80

2,302,502,803,103,403,60

2,252,452,753,053,303,50

2,202,402,703,303,203,40

Page 17: Nutrisi Sapi Perah

Contoh Ransum Sapi Contoh Ransum Sapi LaktasiLaktasi Misalkan untuk seekor sapi perah

berbobot badan 450 kg dengan produksi susu rata-rata per hari 13 kg dengan kadar lemak 3,5%, maka tahapan penghitungan penyusunan ransum adalah sebagai berikut (Sudono, 1999):

Berdasarkan NRC (1985):

Page 18: Nutrisi Sapi Perah

(1) Kebutuhan akan BK untuk hidup pokok dan produksi susu:

Terlebih dahulu dihitung produksi susu dalam 4% FCM (Fat Corrected Milk) = 0,4 produksi susu + 15 produksi lemak = (0,4 x 13) + 15(0,035 x 13) = 12 kg

Kemudian lihat kebutuhan BK dengan produksi 12 kg susu 4% FCM pada Tabel 4. Bila tidak ada lakukan interpolasi sbb:

Kebutuhan BK = 2,40 + (12 – 10)/(15 – 10) x (2,65 – 2,40) = 2,5% bobot badan

Jadi BK yang dibutuhkan sapi tersebut di atas = 2,5/100 x 450 kg = 11,25 kg

Page 19: Nutrisi Sapi Perah

Kebutuhan Konsumsi BK (kg/hari) menurut ARC

Konsumsi BK (kg/hari) = 0,025 x Bobot hidup (kg) + 0,1

x produksi susu (kg/hari) = 0,025 x 450 + 0,1 x 12 = 12,45 kg

Page 20: Nutrisi Sapi Perah

 (2) Kebutuhan akan TDN a. untuk hidup pokok dengan bobot

badan 450 kg (lihat Tabel 3) = 3,44 kg TDN

b. untuk produksi susu 13 kg, kadar lemak 3,5% (lihat Tabel 3) = 13 x 0,304 kg TDN = 3,95 kg TDN

Jadi jumlah kebutuhan akan TDN = (3,44 + 3,95) = 7,39 kg TDN

Page 21: Nutrisi Sapi Perah

(3) Kebutuhan akan Protein Kasar (PK)

untuk hidup pokok dengan bobot badan 450 kg = 0,403 kg

untuk produksi susu 13 kg, kadar lemak 3,5% = 13 x 0,082 kg PK = 1,066 kg PK

Jadi jumlah kebutuhan akan PK = (0,403 + 1,066) kg PK = 1,469 kg PK

Page 22: Nutrisi Sapi Perah

Susunan dan komposisi Susunan dan komposisi ransum sapi laktasiransum sapi laktasi

Uraian Jumlah BK TDN PK Kalsium

Posfor

Pakan ------------------------------------------ % -------------------------------------------

Rumput alam Rumput gajah Konsentrat komersil

607525

24,422,290,0

56,252,470,0

8,208,6915,0

0,3660,475

0,2300,347

40

Ransum --------------------kg--------------------------

Rumput alam Rumput gajah

20,757,60

5,06251,6875

2,8450,884

0,4150,147

Total Hijauan 28,35 6,75 3,729 0,562

+ Konsentrat 6,05 6,05 4,235 0,907

Total Ransum 12,75 7,964 1,469

Kebutuhan 11,25 7,39 1,469