Upload
galuhrahmaprandinyputri
View
249
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
NUTAN
Citation preview
TUGAS MAKALAH NUTRISI TANAMAN
Transport Nutrisi Jarak Pendek
Disusun Oleh
Agastya Arbi Putra 135040200111187
Alivia Rachma 135040200111189
Dea Modessa 135040200111206
Danda Nuari 135040201111074
Kurniawan Santoso 135040201111091
Dadang Setiawan 135040201111113
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
1
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakan
Tanaman pada dasarnya membutuhkan nutrisi yang digunakan dalam melakukan
proses metabolismenya. Selain nutrisi tanaman juga membutuhkan air yan digunakan
sebagai pelarut dari nutrisi yang dibutuhkan tanaman tersebut. Nutrisi dan air ini diserap
oleh akar dalam bentuk larutan.
Dalam mekanismenya sendiri terdapat beberapa macam mekanisme penyerapan
yang dilakukan tanaman. Penyerapan ini dilakukan oleh akar dengan beberapa macam
mekanisme diantaranya adalah melalui saluran membrane, saluran simlas dan apoplas.
Ketiga saluran ini merupakan mekanisme penyerapan nutrisi dan juga air yang
terdapat di dalam akar. Untuk lebih jelasnya, ketiga mekanisme ini akan dibahas lebiih
lanjut di dalam makalah ini.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah antara lain
1. mengetahui mekanisme penyerapan melalui saluran apoplas.
2. Mengetahui mekanisme penyerapan melalui saluran simplas.
3. Mengetahui mekanisme penyerapan melalui saluran membrane.
2
2. Pembahasan
2.1 Transport Nutrisi Jarak Pendek
Tanaman memiliki saluran penyerapan unsur hara jarak pendek. Dimana saluran ini
merupakan saluran masuk air dan nutrisi tanaman menuju ke dalam jaringan angkut atau
xylem pada akar. Terdapat tiga jenis saluran transport nutrisi pada tanaman yang mana
saluran ini merupakan tempat masukknya air dan nutrisi dari luar ke jaringan xylem pada
akar. Ketiga saluran ini adalah saluran membrane atau disebut juga transmembrane, saluran
symplast, dan yang ketiga adalah saluran apoplas
Untuk dapat memahami penyerapan air oleh akar tanaman perlu di perhatikan
penampang melintang dari akar.tampak bahwa akar tersusun atas sel epidermis, sel korteks,
sel endodermis dan silinder pusat yang terdapat pembuluh xylem dan floem. Sel endodermis
yang memisahkan antara korteks dengan silinder pusat (stele) dicirikan oleh adanya
penebalan (lapisan suberin) ke arah radial ataupun transversal dari sel endodermis ini yang
dikenal sebagai pita kaspari yang tersusun atas lemak dan lignin yang sangat resisten
3
terhadap transportasi air dan bahan terlarut. Pada bagian tertentu sel perisikel menerobos
endodermis yang selanjutnya akan berkembang membentuk akar lateral. Sel perisikel ini
dapat berfungsi sebagai sel peresap yang dapat dilewati air dan bahan terlarut.
Transport air dalam jaringan akar dibedakan antara apoplas yang melewati ruang
antar sel dan simplas yang melalui sel ke sel lewat plasmodesmata. Seluruh bagian dari
dinding sel umumnya terbuka untuk aliran air dan bahan terlarut secara apoplas yang
berkaitan dengan adanya ruang bebas (free space). Ruang bebas/pori yang terdapat dalam
dinding sel ini disebut sebagai Apparent Free Space (AFS) yang terdiri dari Water Free Space
(WFS) merupakan ruang bebas yang dapat diisi air dan ion dan Donnan Free Space di mana
berlangsung pertukaran kation dan penolakan terhadap anion. Apoplas pada korteks akar
berhubungan langsung dengan medium tanah dan meningkat besarnya oleh adanya sejumlah
rambut akar dan sel-sel yang relatif besar dengan sejumlah ruang antar sel.
Penyerapan air dari medium tanah ke dalam korteks utamanya oleh daya kapileritas
dan osmosis. Daya kapileritas ditimbulkan oleh adanya lubang-lubang halus (pori) dan kanal
pada dinding sel. Selanjutnya sebagian air di rongga diikat sangat kuat dan berakibat pada
potensi air yang rendah. Rendahnya potensi air ini dengan maksud air dapat ditahan dengan
kuat. Hal ini berakibat bahwa ruang bebas pada jaringan akar tersebut nampak sangat resisten
terhadap air.
Air dapat diserap dari pori di atas ke dalam sitoplasma melalui cara osmosis melintasi
membran semipermeabel. Potensi osmosis dalam sitoplasma tergantung pada metabolisme.
Proses-proses seperti penyerapan ion secara aktif, sinteisis asam organik dan sintesis gula
akan menurunkan potensi osmosis (air) dalam sel dan berakibat meningkatkan penyerapan
air.
Penyerapan air berkaitan dengan metabolisme dan faktor lain yang berpengaruh pada
metabolisme sebagai pengaruh tidak langsung. Rendahnya suhu, kurangnya oksigen dan
senyawa toksik akan menekan penyerapan air, karena akan mengganggu metabolisme.
Demikian halnya aliran air antara vakuola dan sitoplasma dikendalikan oleh perbedaan
potensi air.
2.2 Struktur dan Fungsi Membran Sel Tumbuhan
1. Struktur membran sel
Umumnya membran mempunyai ketebalan anatara 7,5 nm sampai 10,0 nm. Senyawa
utama penyusun membran adalah protein dan lipida. Protein mencapai setengah sampai 2/3
dari total berat kering membran. Pada mikroskop elektron dapat kita lihat benjolan-benjolan
4
pada membrane, benjolan ini merupakan molekul protein penyusun membrane tersebut
(Lakitan.B, 1993: 7).
Gambar 2.1. Struktur membrane sel (Sumber: Lakitan.B, 1993: 10)
Beragamnya proporsi dan jenis molekul yang terkandung pada membran, tergantung
pada jenis membrane dan kondisi fisiologis dari sel yang bersangkutan. Perbedaan ini dapat
dilihat antara membrane plasma, tonoplas , reticulum endoplasma, diktisom, kloroplas, inti
sel, mitokondria, proksisom dan glioksisom. Komposisi protein dan lipida berbeda antara
spesies satu dengan spesies yang lain. Walaupun demikian jenis lipida yang sering dijumpai
adalah fosfolipida, glikolipida, dan sterol (Lakitan.B,1993:7).
Empat jenis fosfolipida yang sering dijumpai antara lain fosfatidil kholin, fosfatidil
etanolamin, fosfatidil gliserol dan fosfatidil inositol. Dua jenis glikolipida yang sering
dijumpai antara lain: monogalaktosildigliserida (yang mengandung 1 molekul galaktosa) dan
digalaktosildigliserida (mengandung 2 molekul galaktosa). Glikolipida terutama ditemukan
pada membrane kloroplas, dimana fosfolipida jarang dijumpai (Lakitan. B, 1993:7-8).
Struktur dari lipida-lipida tersebut memiliki karakteristik yang khas,yakni lipida
tersebut memiliki gliserol dengan 3 atom karbon sebagai tulang punggung. pada 2 dari 3
atom karbon tersebut akan teresterifikasi asam-asam lemak dengan 16 atau 18 atom karbon.
Asam-asam lemak ini bersifat hidrofobik (menjauhi air) sedangkan gliserol dengan atom-
atom oksigennya bersifat hidrofilik (menarik air) karena oksigen dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air (Lakitan. B, 1993: 8).
2. Fungsi membrane sel
Satu sifat sel yang universal adalah membran pembatas diluar. Membran sel berfungsi
sebagai interase antara mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluida cair yang membasahi
semua sel. Membran seldemikian tipisnya tebalnya sekitar 10 nm. Pemeriksaan yang teliti
menyingkapkan bahwa membran terdiri atas tiga lapisan, yang tampak sebagai dua garis
gelap dan di pisahkan oleh ruang yang jernih. Analisis kimiawi menyingkapkan bahwa
5
membran mengandung kira-kira 50% lipid dan 50% protein (Kimball, Tjitrosomo, Sugiri,
1992: 88).
Membran sering dikatakan bersifat semi permeabel, yang artinya molekul air dapat
menembus membrane tersebut, sedangkan bahan-bahan yang terlarut dalam air tersebut tidak
dapat menembus membran tersebut. Pada kenyataannya, bersama-sama molekul air akan pula
ikut ion atau senyawa tertentu yang terlarut di dalam dan bergerak menembus membran.
Berdasarkan kenyataan ini F.B. Salisbury dan C.W Ross mengusulkan sesungguhnya
membran tembus terkendali ( Lakitan. B, 1993: 10).
Fungsi membran pada dasarnya mengatur lalu lintas molekul air dan ion atau senyawa
yang terlarut dalam air untuk keluar masuk sel atau organel-organel sel. Walaupun membrane
bersifat semi fermeabel tetap saja molekul-molekul air leluasa untuk menembus membran di
banding dengan ion-ion atau senyawa lain. Membran sel merupakan pembatas antara bagian
dalam sel dengan lingkungan luarnya. Fungsinya antara lain melindungi isi sel, pengatur
keluar-masuknya molekul-molekul, dan juga reseptor rangsangan dari luar (Lakitan. B, 1993:
10- 11), ( Tata, 2012).
Menurut (Lakitan. B, 1993: 11-12) Ada 4 teori yang menyatakan air lebih mudah menembus
membran dibanding dengan ion atau senyawa lainnya.
1. Membran tersusun dari bahan yang lebih mudah berasosiasi dengan molekul air di
banding senyawa lain sehingga air lebih mudah menembus membran.
2. Adanya gelembung udara yang mengisi celah-celah membrane sehingga air akan lebih
mudah menembus membran.
3. Terdapatnya pori-pori yang sangat kecil yang hanya dapat dilalui oleh molekul air.
4. Air bergerak lebih cepat karena pergerakan menembus membran tersebut disebabkan
oleh difusi yang cepat pada bidang temu, antara air dalam pori membrane dengan cairan
sitoplasma, karena adanya perbedaan potensial air yang besar antara cairan sitoplasma
dengan air yang ada dalam pori membran. Difusi yang sangat cepat menyebabkan tariakan
bagi molekul-molekul air di dalam pori membran, sehingga menimbulkan aliran massa
molekul-molekul air di dalam pori membrane menuju sitoplasma.
Model molekuler membran mulai dikembangkan beberapa dasawarsa sebelum membran
untuk pertama kalinya dapat dilihat dengan mikroskop elektron pada tahun 1950-an. Postulat
pertama dikemukakan oleh Charles Overton bahwa membran terbuat dari lipid, atas dasar
pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel lebih cepat. Baru dua puluh
tahun kemudian diketahui bahwa membran tersusun atas lipid dan protein. Oleh karena itu
lipid dan protein adalah penyusun utama dari membran.
6
1. 1. Lipid
Gambar lipid penyusun membran
Lemak ( biasa juga disebut lipida ), yang tersusun atas unsure C (karbon ), H
( hydrogen ), O ( oksigen ). Peran utama lemak dalam sel adalah pembentuk membrane sel
bersama protein, mengatur sirkulasi lemak yang lain, dan sumber cadangan energi bagi sel.
Dalam metabolismenya, lemak terbentuk dari asam lemak dan gliserol. Lemak merupakan
bagian dari lipida, semua molekul lipida dibentuk dari samasam organik, tetapi tidak harus
mengandung gliserol sedangkan lemak selalu terbentuk dengan kerangka gliserol. Lilin (wax)
yang dihasilkan tumbuhan merupakan contoh lipida yang bukan lema ( Lakitan. B,1993: 24-
25) ( Sugeng,2014).
Secara kimia lemak dengan minyak merupakan senyawa yang sangat mirip.
Walaupun secara fisik lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair pada suhu
kamar.Baik lemak maupun minyak terbentuk dari satu molekul gliserol dengan 3 molekul
asam lemak. Oleh sebab itu lemak dan minyak sering disebut sebagai trigliserida.
7
Titik didih dan sifat lemak lainnya tergantung pada jenis asam-asam lemak yang
terkandung. Molekul lemak umumnya mengandung 3 jenis asam lemak yang berbeda, tetapi
kadang 2 diantaranya dari jenis yang sama. Asam lemak hamper selalu mempunyai atom
karbon yang genap biasanya 16 atau 18 atom karbon. Titik didih akan tinggi jika rantai asam
lemaknya panjang dan jenuh tanpa ikatan rangkap (Lakitan. B, 1993: 23).
Lemak umumnya mengandung asam lemak jenuh, sedangkan minyak mengandung
1- 3 asam lemak tak jenuh. Minyak dari biji kapas, jagung, kacang tanah dan kedelai banyak
mengandung asam lemak tak jenus seperti asam oleat asam linoleat. Kedua jenis asam lemak
ini juga merupaan jenis yang paling banyak di jumpai pada tumbuhan secara umum (Lakitan.
B, 1993: 23).
Lemak jarang terkandung jaringan dalam akar, tetapi sering dijumpai pada biji dan
kadang pada daging buah, seperti buah alpokat. Didalam sel tumbuhan, lemak disimpan
dalam oleosom pada sitoplasma. Oleosom dilapaisi oleh membrane tipis (kurang dari
setengah ketebalan membrane lainnya). Membran ini tampaknya merupakan membrane 1
lapis denga permukaan hidropobik (nonpolar) menghadap kesebelah dalam dimana lemak
ditimbun ( Lakitan. B, 1993: 24).
2.3 Difusi, Osmosis, Imbibsisi, Plasmolisis dan Defisit Tekanan Difusi pada Sel
Tumbuhan
1. Difusi
8
Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat
dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi
keseimbangan dinamis. Senada dengan itu, difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya
suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah (Indradewa,2009) (Agrisa, 2009).
Makin besar perbedan konsentrasi anatara dua daerah, maka makin tajam pula gradasi
konsentrasinya sehingga makin lambat pula kecepatan difusinya.Apabila partikel suatu zat
dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka waktu tertentu
partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata
seperti itu terjadi, akan terdapat lebih banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat
partikel itu lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi yang sebaliknya,
dan secara menyeluruh gerakan partikel ke arah tertentu disebut difusi. Makin besar
perbedaan konsentrasi antara dua daerah, yaitu makin tajam gradasi konsentrasinya, makin
besar kecepatan difusinya (Diana, 2014).
Difusi adalah peristiwa di mana terjadi tranfer materi melalui materi lain. Transfer materi ini
berlangsung karena atom atau partikel selalu bergerak oleh agitasi thermal. Walaupun
sesungguhnya gerak tersebut merupakan gerak acak tanpa arah tertentu, namun secara
keseluruhan ada arah neto dimana entropi akan meningkat. Difusi merupakan proses
irreversible. Pada fasa gas dan cair, peristiwa difusi mudah terjadi pada fasa padat difusi juga
terjadi walaupun memerlukan waktu lebih lama (Sudaryatno, 2009).
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu :
a. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
b. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
c. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
e. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Semua zat terdiri atas partikel-partikel yang sangat kecil yang bergerak terus menerus
secara acak-acakan. Makin tinggi suhunya makin cepat gerakan partikel- partikel tersebut.
Dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan ternyata ada kecenderungan bergerak dari
satu tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat lain yang konsentrasinya lebih rendah,
proses ini disebut difusi. Proses ini juga terjadi sebagai akibat adanya mobilitas dan energi
kinetik dari molekul atau ion yang mengadakan difusi tersebut (Lone, 2014).
9
Arah gerak molekul dalam larutan atau gas tidak tertentu karena adanya hantaman
molekul air atau dari gas lain. Arah gerak molekul ini mengikuti gerak Brown, atau geraknya
dinamakan “Random Walk”. Difusi zat cair dan gas ternyata lebih cepat dari pada zat padat.
Makin besar perbedaan konsentrasi antara dua daerah, makin cepat proses difusi. Banyak zat-
zat terlarut dapat masuk atau keluar dari sel-sel hidup karena protoplasma bersifat kobid
mirip dengan agar- agar dan permeabel. Difusi maupun arus massa oleh gaya dorong yang
dapat terjadi akibat adanya perbedaan potensial (temperature, listrik, terjadi adanya tekanan
hidrolik, konsentrasi, dan sebagainya) yang mengarah dari tempat dengan potensial tinggi ke
tempat dengan potensial lebih rendah (Lone, 2014).
Difusi dapat terjadi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas semua
molekul yang tidak terikat dalam suatu zat padat. Tiap molekul bergerak lurus sampai ia
bertabrakan dengan molekul lainnya. Pada setiap tabrakan molekul terpental dan melaju ke
arah lain. Inilah yang menyebabkan gerakan acak dari molekul tersebut. Kecepatan difusi zat
melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar,
muatan dan daya larut dalam lipit dari partikel- partikel tersebut. Pada umumnya zat-zat yang
larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih mudah berdifusi melalui membran dari pada
molekul hidrofilik. Membran sel, kurang permeabel terhadap ion-ion dibandingkan dengan
molekul kecil yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat
berdifusi melalui membran sel dari da molekul besar. Dan nyatanya difusi sederhana dari
molekul hidrofolik yang besarnya lebih dari 7- 8 A hampir tidak dapat berlangsung karena
terhalang oleh membran sel. Meskipun demikian molekul dapat juga masuk dalam sel. Suatu
cara bagaimana ini dapat berlangsung adalah dengan jalan yang di sebut “difusi terbantu”
(Kimball, Tjitrosomo, Sugiri,1992: 121- 122).
2. Osmosis
Osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu
tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi karena
difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis maka makin
besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti
jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi (Kimball, 1983).
Gambar 2.14 . Osmosis
10
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan
yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah
melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu
bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan
oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai
pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh
selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak
atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.
jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan
yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi
zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai
larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel
disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih
rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis (Anonim.2014).
3. Imbibisi
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik,
seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang menyebabkan zat
tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Kemampuan untuk menyerap air misalnya
pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan prosesnya disebut dengan imbibisi
(Hadada.W,2014).
Gambar 2.15 Imbibisi
(Sumber. Anonim: 2014)
Imbibisi adalah peristiwa masuknya air ke dalam suatu zat melalui pori-pori.Air yang
masuk ke dalam biji membuat biji mengalami perubahan, baik bentuk, warna, tekstur,
11
maupun berat biji. Proses imbibisi berguna untuk mematahkan dormansi dan memicu
perkecambahan biji. Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat
(solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari
bahan yang berupa koloid. Ada banyak hal yang merupakan proses penyerapan air yang
terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari dalam tanah oleh akar tanaman.
Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh biji kering
(Suradinata, 1993).
4. Plasmolisis
Plasmolisis adalah peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma
dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik. Plasmolisis
merupakan proses yang secara nyata menunjukkan bahwa pada sel, sebagai unit terkecil
kehidupan, terjadi sirkulasi keluar-masuk suatu zat. Adanya sirkulasi ini menjelaskan bahwa
sel dinamis dengan lingkungannya . Jika memerlukan materi dari luar maka sel harus
mengambil materi itu dengan segala cara, misalnya dengan mengatur tekanan agar terjadi
perbedaan tekanan sehingga materi dari luar bisa masuk (Meyer,1952 ), (Salisbury, 1985 ).
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Kehilangan air lebih banyak
lagi menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di
mana sitoplasma mengerut dan menjauhi dinding sel. Sehingga dapat terjadi chytorisis yaitu
runtuhnya dinding sel).
5. Defisit Tekanan Difusi
Molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel selalu bergerak. Oleh karena itu
terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul air, dari satu bagian ke bagian yang lain.
Perpindahan molekul-molekul itu dpat ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut sumber dan
dari sudut tujuan. Dari sudut sumber dikatakan bahwa terdapat suatu tekanan yang
menyebabkan molekul-molekul menyebar ke seluruh jaringan. Tekanan ini disebut dengan
tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat dikatakan bahwa ada sesuatu kekurangan/defisit akan
molekul-molekul. Hal ini dibandingkan dengan istilah daerah surplus molekul dan minus
molekul. Sumber tersebut adanya tekanan difusi positif dan ditinjau adanya tekanan difusi
negatif. Istilah tekanan difusi negatif dapat ditukar dengan kekurangan tekanan difusi atau
defisit tekanan difusi yang disingkat dengan DTD
2.4 Mekanisme Transmembran
Secara umum dikenal Dua teori mengenai perpindahan ion-ion hidrofilik melintasi
membran lipoprotein yaitu
12
1. Teori carrier yaitu molekul di dalam plasmalema mempunyai sisi pengikat yang
khusus untuk ion-ion tertentu, yang menyebabkan terjadinya seleksi. Kompleks ion carier
terbentuk pada perbatasan membran, membawa ion-ion melintasi membran dan kemudian
melepaskannya kedalam sel. Proses ini dikendalikan oleh ATP dan enzim kinase. Dalam
sistem carrier ini diperlukan beberapa syarat yaitu : 1. Membran sel tidak permeabel terhadap
ion-ion bebas, 2. Perlu adanya transpor elektron, 3. respirasi akar harus berjalan lancar.
Dengan demikian pengambilan ion-ion, tidaklah dengan mudah masuk kedalam sel, tetapai
berhubungan dengan metabolisme tanaman.
2. .Teori pompa ion yaitu energi yang dilepaskan karena konversi ATP menjadi ADP
oleh ATPase membawa ion-ion kedalam sebuah sel sebagai reaksi terhadap perubahan
keseimbangan yang tercipta pada saat ion-ion lain meninggalkan sel. Pompa Na-K
merupakan contoh yang umum. Ion-ion lain memasuki sel karena adanya perubahan kimiawi.
Laju penyerapan ion ternyata berkorelasi tinggi dengan aktifitas ATP.
2.5 Transpor Zat Terlarut melalui Membran
Mekanisme transpor pada membran adalah proses keluar masuknya molekul melewati
membran sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa, oksigen, dan karbondioksida
senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar-masuk sel dalam proses metabolisme.
Membran sel terbentuk dari struktur fosfolipid bilayer. Bagian luar bersifat hidrofilik,
sementara bagian dalam bersifat hidrofobik. Sifat kimia membran sel tersebut, berpengaruh
terhadap molekul-molekul yang bergerak melewatinya. Untuk lebih mendalaminya, berikut
ini disajikan berbagai macam jenis-jenis mekanisme membran sel dan perbandingannya.
• Selektivitas akumulasi membutuhkan specific binding sites, carrier, yang mengikat
ion K atau molekul yang tak bermuatan dan mengangkutnya melintasi membran à
Gambar (A)
• Transpor melawan gradient konsentrasi tidak perlu menyerupai transpor aktif dalam
thermodynamisense, namun dibutuhkan energi, baik secara langsung atau tidak
• Gambar (B) à Direct coupling dari carrier-mediated selective ion transport à
konsumsi fosfat kaya-energi dalam bentuk ATP à ATP berasal dari ADP + Pi via
respirasi (oxidative phosphorylation)
• Langkah yang membutuhkan energi ini merupakan aktivasi dari carrier
13
• Studi uptake K+ oleh akar dari bermacam species tanaman menunjukkan bahwa ada
hubungan erat antara K+ uptake dan aktivitas ATPase.
Zat umumnya bergerak melintasi membran selular melalui proses transportasi yang
dapat diklasifikasikan sebagai pasif atau aktif, tergantung apakah mereka memerlukan energi
atau tidak. Dalam transport pasif, zat bergerak menuruni gradien untuk menyeberangi
membran hanya menggunakan energi kinetik sendiri. Energi kinetik adalah intrinsik untuk
partikel yang bergerak. Contohnya adalah difusi sederhana (simple diffusion). Dalam proses
yang aktif, energi sel digunakan untuk menggerakkan substansi menaiki atau bergerak
melawan konsentrasi atau gradien listrik. Energi selular yang digunakan biasanya dalam
bentuk ATP. Contohnya termasuk endositosis, di mana vesikel terlepas dari membran plasma
sambil membawa bahan ke dalam sel, dan eksositosis, penggabungan vesikel dengan
membran plasma untuk melepaskan substansi, zat, atau partikel dari sel.
Proses transpor ion melalui membran seperti ditunjukkan oleh model carrier melintasi
membran dibawah kendali kinetik kejenuhan dengan asumsi jumlah carrier (tempat
pengikatan) dalam membran terbatas
Kinetik transpor ion melalui membran sel tanaman sebanding dengan hubungan
antara suatu enzim dengan substratnya, dikenal dengan enzymology.
Perbandingan carrier dengan molekul enzim dan ion pada substrat untuk enzim, laju transport
suatu ion tergantung pada dua faktor, yaitu:
Vmax : kapasitas laju transport maximum saat semua tempat carrier dijenuhi
Km : Konstanta Michealis-Menten yang sama dengan konsentrasi ion substrat yang
menghasilkan setengah dari laju transport maksimum
Cs : konsentrasi ion dalam substrat
Laju transport V dapat dirumuskan
V=V max . CSKm+CS
2.6 Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Transport Jarak Pendek
Ada banyak faktor yang mempeengaruhi pengangutan air atau larutan tanah dalam
xilem. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan eksternal atau kesatuan sistem antara
sistem tanah-jaringan – udara. Faktor internal meliputi tekanan akar, daya kapilaritas dan
daya hisap daun.
1) Daya tekan akar. Bila batang pisang dipotong, maka air akan keluar melalui
permukaan potongan batangnya. Air terdorong ke luar karena adanya tekanan akar.
14
Karena itu, tekanan akar menjadi salah satu pendorong masuknya air dari tanah ke
dalam akar.
2) Daya hisap daun. Melalui daun akan terjadi pelepasan uap air yang disebut
transpirasi. Karena air dalam tubuh tumbuhan membentuk benang air, maka lepasnya
molekul air pada daun akan diikuti naiknya air pada akar dan batang. Selanjutnya air
dari tanah juga akan terserap masuk ke akar.
3) Daya kapilaritas. Diameter xilem adalah sangat kecil sehingga menghasilkan daya
kapilaritas air di dalam xilem. Daya kapiler ini berbanding terbalik dengan jari-
jarinya. Dengan demikian, pada buluh yang semakin kecil akan menghasilkan daya
kapilaritas semakin besar. Daya kapilaritas didukung oleh dua kekuatan pada air,
yaitu daya kohesi dan adhesi.
a) Daya kohesi air. Antar molekul air terjadi saling ikat yang menyebabkan air
akan membentuk seperti benang air. Bila salah satu bagian air bergerak
menyusup ke ruang-ruang antar sel, maka akan diikuti oleh bagian air yang
lain.
b) Daya adhesi air. Air dapat merambat melalui benda yang dilewatinya,
karena air memiliki daya ikat terhadap permukaan benda lain. Daya adhesi air
akan tergantung dari sifat benda yang dilalui. Daya ikat air terhadap benda lain
ini disebut daya adhesi. Ingat, minyak dapat merambat melalui sumbu,
demikian pula air dapat merambat melalui dinding sel akar yang dilewatinya.
4) Tingkat bukaan stomata. Derajat bukaan stomata akan menentukan daya hantar
(konduktivitas) gas-gas melewatinya (pertukaran zat). Buka tutupnya stomata
dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi faktor klimatik, edafik, gasgas di udara (O2,
CO2) dan faktor-faktor internal seperti fotosintesis, asam abskisat (ABA = suatu
hormon), kondisi cairan tubuh, dsb.
Faktor-faktor eksternal penting meliputi :
(1) Faktor klimatik, meliputi suhu udara, kelembaban, cahaya (intensitas & lama
pencahayaan), kecepatan angin
(2) Faktor edafik, terutama kelembaban (kadar air tanah) dan suhu tanah Keadaan di
dalam jaringan dandi luar jaringan secara sistemik akan menentukan terbentuknya
beda (gradien) potensial air antara tanah-jaringan-udara. Beda potensial air ini
menjadi salah satu pendorong aliran air (water stream) mulai dari penyerapan –
15
pengangkutan – pelepasan (transpirasi). Pengaturan atau kontrol laju pelepasan air
dilakukan tumbuhan dengan cara mengatur tingkat bukan stomata.
16
3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas didapatkan kesimpulan bahwa transport nutrisi pada
akar dilakukan dengan tiga jenis mekanisme. Yaitu melalui saluran apoplas, simplas dan
membrane. Nutrisi yang melewati saluran ini kemudian diangkut menuju xylem dan di
angkut menuju daun.
3.2 Saran
Diketahui bahwa tanaman memiliki spesifikasi dalam mengangkut nutrisi dalam
bentuk ion. Maka dari itu diharapkan para ahli membuat rekomendasi cara pemupukan
dan membuat jenis pupuk yang mana nutrisinya mudah diserap untuk tanaman.
17
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Biologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Lakitan, Benyamin. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Purnama, Sinta & Zakrinal. 2009. Jago Biologi SMA. Jakarta: Media Pusindo
18