Nursing Care Plan Spontan

Embed Size (px)

Citation preview

I. NURSING CARE PLANNoDiagnosaPerencanaan

TujuanIntervensiRasional

1. Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan nyeri terkontrol, dengan kriteria hasil :1. Klien tampak tenang atau rileks2. Klien mengatakan nyeri terkontrol3. Penurunan skala nyeri4. Peningkatan perhatian

1. Bantu dalam penggunaan teknik pernapasan relaksasi yang tepat dan pada masase abdomen2. Bantu tindakan kenyamanan (gosokan punggung, tekanan sakral, perubahan posisi yaitu dengan menganjurkan klien untuk posisi miring sesuai dengan posisi punggung janin)3. Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1-2 jam. Palpasi diatas simpisis pubis untuk menunjukkan distensi4. Instruksikan klien dalam menggunakan analgesik yang dikontrol pasien5. Hitung waktu, catat frekuensi, intensitas dan durasi pola kontraksi uterus setiap 30 menit6. Kaji tekanan darah dan nadi setiap 1-2 menit setelah injeksi regional selama 15 menit pertama, kemudian setiap 10-15 menit untuk sisa waktu7. Libatkan klien dalam percakapan untuk mengkaji sensori

1. Dapat memblok impuls nyeri dalam korteks serebral melalui respon kondisi dan stimulasi kutan2. Meningkatkan relaksasi dan hygiene serta meningkatkan perasaan sejahtera3. Mempertahankan kandung kemih bebas distensi yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan, mempengaruhi penurunan janin dan memperlama persalinan4. Memungkinkan klien mengontrol nyerinya sendiri5. Memantau kemajuan persalinan dan memberikan informasi untuk klien. 6. Posisikan miring kiri meningkatkan aliran vena dan meningkatkan sirkulasi plasenta7. Perubahan sensori dapat menjadi indikator awal terjadinya hipoksia

2. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan kompresi mekanik kandung kemih

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan mampu mengosongkan kandung kemih dengan tepat

1. Palpasi diatas simpisis pubis 2. Catat dan bandingkan masukan dan haluaran. Catat jumlah, warna, konsentrasi dan berat jenis urin3. Anjurkan upaya berkemih yang sering sedikitnya 1 sampai 2 jam4. Ukur suhu dan nadi, pertahankan peningkatan. Kaji kekeringan kulit dan membran mukosa

1. Mendeteksi adanya urin dalam kandung kemih dan derajat kepenuhan. Pengosongan tidak komplit dari kandung kemih dapat terjadi karena penurunan sensasi dan tonus2. Haluaran harus kira-kira sama dengan masukan 3. Tekanan dari bagian presentasi pada kandung kemih sering menurunkan sensasi dan menggangu pengosongan komplit4. Memantau derajat dehidrasi

3. Ansietas berhubungan dengan proses persalinan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan cemas berkurang dengan kriteria hasil :1. Klien tampak rileks2. Melakukan sendiri teknik relaksasi3. Klien memahami proses persalinan 4. Klien mampu mengikuti instruksi perawat

1. Kaji tingkat ansietas klien melalui isyarat verbal dan nonverbal2. Berikan dukungan profesional intrapartal kontinu, informasikan klien bahwa ia tidak akan ditinggalkan sendiri3. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi. Bernapas dengan pasangan4. Bantu ibu untuk menemukan posisi yang nyaman. Misalnya dengan menganjurkan ibu posisi miring dengan salah satu kaki diangkat oleh perawat atau suami5. Pantau DJJ dan variabilitasnya, pantau TD ibu6. Evaluasi pola kontraksi atau kemajuan persalinan

1. mengidentifikasi tingkat intervensi yang perlu. Ansietas yang berlebihan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap proses persalinan2. rasa takut terhadap penolakan dapat makin berat sesuai kemajuan persalinan. Klien dapat mengalami peningkatan ansietas dan/atau kehilangan kontrol bila dibiarkan tanpa perhatian3. membentu dalam menurunkan ansietas dan persepsi terhadap nyeri dalam korteks serebral, meningkatkan rasa kontrol4. posisi yang nyaman dapat mengurangi ansietas ibu5. ansietas yang lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan endokrin, dengan kelebihan pelepasan epineprin dan norepineprin, meningkatkan TD dan nadi6. Peningkatan kekuatan kontraksi uterus dapat meningkatkan masalah klien tentang kemampuan pribadi

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan episiotomi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan nyeri terkontrol dengan kriteria hasil :1. Klien melaporkan nyeri berkurang2. Klien tampak rileks3. Klien menunjukkan penurunan skala nyeri 4. Klien menunjukkan peningkatan perhatian5. Klien mampu bab dab bak tanpa rasa takut6. Klien mampu bab dan bak tanpa rasa sakit

1. Kaji derajat ketidaknyamanan melalui isyarat verbal dan nonverbal, perhatikan pengaruh budaya dan respon nyeri 2. Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi. Perhatikan edema, ekimmosis, nyeri tekan lokal, eksudat purulen atau kehilanga perlekatan jahitan3. Berikan kompres es pada perineum khususnya 24 jam pertama setelah persalinan4. Berikan kompres panas lembab (misalnya rendam duduk atau bak mandi) diantara 1000 dan 1050 F (38,0-43,2 0C) selama 20 menit, 3 samapi 4 kali sehari selama 24 jam pertama5. Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan episiotomi6. Berikan analgesik bila ada program medik

1. Tindakan atau reaksi nyeri adalah individu dan berdasarkan pengalaman masa lalu2. Dapat menunjukkan trrauma berlebihan pada jaringan perineal dan/atau terjadi komplikasi yang memerlukan intervensi lanjut3. Memberi anastesia lokal, meningkatkan vasokontriksi dan mengurangi edema dan vasodilatasi4. Meningkatkan sirkulasi pada perineum, meningkatkan oksigenasi dan nutrisi pada jaringan, menurunkan edema dan meningkatkan penyembuhan5. Penggunaan pengencangan gluteal saat duduk menurunkan stress dan tekanan langsung pada perineum6. Penggunaan agen farmakologis secara tepat membantu klien mengurangi nyeri