39
NOVEL"GADIS PANTAI" KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER: ANALISIS STRUKTURAL LEVI-STRAUSS Siminto' Abstract The objcctive of this sludyis to make analysis the conrent of this novel- In analysing of this novel, it usedLevi-Strauss Structual Analysis. This novel triesro criticize one of the side Javanese feudalisme that has the uncivilized and inhuman character. M€anrvhile, it also teLls about th€social relationship between th€s€cond class that is differ€nt injavanese people structur€, they a.e thehave class with rle poorclass. Becauseoft}at, by simpl€ writiDg, itwill rrytoverii, the structueofth€ Beach OirlNov€l andstructure ofjavanese people relationshjp by using the Levi-Strauss Structuralism Approach. Formore clearexplanation ofthis novel, keep trying to read ofthis wriring. Key words: L€vi-Strauss StructuralAnalysis A. Pendahuluan l. LatarBelakang Gadis Pantaiadalahnovel yang berupa trilogi dan tidak selesai (unfnisheQ. Mengapa demikian, karena dua buku laoj utan novel Gadis Pantai telah raib ditelankeganasan penguasa kala buku ini terbit. GadisPantai berhasil diselamatkan dan didokumentasikan oleh pihak Unive$itas Nasional Australia. Novel ini akhimya sampaikembali kepadasang pengarang, PramoedyaAnanta Toer, rnelalui Savitri P Scherer yang sedang menulis tesis tentang kepengarangan PramoedyaAnantaToer Penulis adalah dosen Jurusan Tarbiyah program studi Ta&is Bahasa Inggis Sekolah Tinggi Agarna Islam Negen(STAIN) Palangka Raya. Alamat kantor Jl. c. ObosKomp. Islamic Cenne Palangka Raya Ka IimanEn Tengai 7l I I2. JwnalStu.lt Agona dah Mostarukat. Volune5. Nonor I Ju 2008 47

Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisis novel gadis pantai

Citation preview

Page 1: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

NOVEL"GADIS PANTAI"KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER:ANALISIS STRUKTURAL LEVI-STRAUSS

Siminto'Abstract

The objcctive of this sludy is to make analysis the conrent of this novel- Inanalysing of this novel, it used Levi-Strauss Structual Analysis. This novel tries rocriticize one of the side Javanese feudalisme that has the uncivilized and inhumancharacter. M€anrvhile, it also teLls about th€ social relationship between th€ s€cond classthat is differ€nt injavanese people structur€, they a.e the have class with rle poor class.Becauseoft}at, by simpl€ writiDg, itwill rry to verii, the structueofth€ Beach OirlNov€land structure ofjavanese people relationshjp by using the Levi-Strauss StructuralismApproach. For more clear explanation ofthis novel, keep trying to read ofthis wriring.

Key words: L€vi-Strauss StructuralAnalysis

A. Pendahuluanl. LatarBelakang

Gadis Pantai adalah novel yang berupa trilogi dan tidak selesai(unfnisheQ. Mengapa demikian, karena dua buku laoj utan novel Gadis Pantaitelah raib ditelan keganasan penguasa kala buku ini terbit. Gadis Pantaiberhasil diselamatkan dan didokumentasikan oleh pihak Unive$itas NasionalAustralia. Novel ini akhimya sampai kembali kepada sang pengarang,PramoedyaAnanta Toer, rnelalui Savitri P Scherer yang sedang menulis tesistentang kepengarangan PramoedyaAnantaToer

Penulis adalah dosen Jurusan Tarbiyah program studi Ta&is Bahasa Inggis Sekolah TinggiAgarna Islam Negen (STAIN) Palangka Raya. Alamat kantor Jl. c. Obos Komp. IslamicCenne Palangka Raya Ka IimanEn Tengai 7l I I2.

JwnalStu.lt Agona dah Mostarukat. Volune 5. Nonor I Ju 2008 47

Page 2: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Siminto

Novel Gadis Pantai bertutur tentang kehidupan seorang gadis beliayang dilahirkao di sebuah kampung nelayan di Kabupaten Rembang, JawaTengah. Gadis Pantai adalah seorang gadis yang cukup manis, sehinggab€rhasil memikat hah seorang pembesar santri setempat, seorang Jawa yangbekerja pada bidaog administrasi Belanda. Gadis Pantai baru berusiaempatbelas tahun dan belum menstruasi ketika seorang priyayi Jaw4pembesar santri setempat, mengambilnya sebagai istri percobaan. Ya, ishipercobaan sebeluna ia mengambil istri "sebenarnya" yang datang dari kalanganyang sed€rajat. Dan Gadis Pantai bukanlah yang pertama yang mengalaminya.Di rumah si Bendoro (priyayi itu), Cadis Pantai diajari sholat dan banyak hallainnya yang terkait deDgan gaya hidup para. Kehidupan si Gadis Pantaiseketika berubah.

Hari-hari Gadis Pantai selanjubrya berjalan sangat lambat. Diamendapat emas p€rmata dao pakaian yang indah. Tak ada lagi beban kerj a beratyang mesti dilahrkrn. UDtuk mengisi hari, bebempa kali dalam semingguseorang guru datang untuk mengajarinya membatik, menjahit, merenda, danmembuat kue. Sel€bilny4 dia hanya akan berada di dalam kamar memnti sangbendoro datang - dan selatrjutnya Gadis Pantai akan menjalankan tugasnya:melayani nafsu seks sang Bendoro.

Gadis Pantai hatya melayani. Dia tidak akan pemah bemni bertanyaataupun meminta. Sekedar duduk beFama bendoro dan bercerita berbagaihalpun tak bisa dilakukan. Karena dia bukanlah istri tapi seorang abdi yangdinikahi resmi dan bertugas memenuhi nafsu sang bendoro. Dia seorang abdiyang dipandang dengao hormat oleh masyarakat lainnya hanya karena diapuoya banyak emas dan tinggal di istaoa megah.

Perkawin'n teNebut memberikan gestise bagi Cadis Pantai dikampuog balamannya karena dipandang telah berhasil menaikkan derajatsetelah menikah dengan pembcsar santri, seoraDg priyayi. Sejatiny4perlowinan tersebut hanya upaya untuk melegalkan si pembesar santri yanghendak memuaskan kebutuhan seksnya melalui si Cadis Pantai, sebelum iamelangsungkan pcmikahan yang sesungguhnya dengan wanita yang berkelas

JMal Studi,lgara d@ Mdty@kat, Yol6e 5, Nonor I Juni 2008

Page 3: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Norel Gadis Pantai" Kona Pran'oe.lw Ananta Toer:Analis is StruL!;rd! Lat i-S tra6s

dan sederajat dcngannya.Gadis Pantai dalam perkawinannya tak lebih sebagai pemuas

kebutuhan seks saja. Ia tidur dengan si pembesar sartri. Prestise yarg iadapatkan dari perkawinannya tidak berlangsung lama. Ia kembali terperosokke tanah, setelah si pembesar yang orang Jawa tega membuangnya setelahmelahirkanseorangbayiperempuan.

Dalam usiayang mudabelia, Gadis Pantaitelah kehilangan segalanya.Ia telahkehilangan suami, tidak punya rumah, tidakada anak(anaknya diambiloleh mantan suaminya), dan tidak punya pekerjaan. Ia pun terlalu malu untukkembali ke kampung halamannya. Akhimya, ia pun memutuskan untukberputar haluan meluju kota kecil Blora, dan kisah Gadis Pantai seL:uelpertama berakhir disini.

Novel ini menusuk salah satu sisi feodalisme Jawa yang tidak memilikiadab danjiwa kemanusiaan, Selain itu, novel inijugabanyakbercerita tentangrelasi sosial dua kelas yang berbeda dalam struktur masyarakat Jawa, yaitukaum pembesar atau priyayi dengan rakyat jelata. Relasi sosial tersebutmenarik untuk disimak lebih larjut. Oleh karena itu, melalui tulisansederhanaini, akanmencobauntuk menguraikan struktur novel Gadis Pantai dan strukturrelasi sosial masyarakat Jawa dengan menggunakan pendekatansb:ukturalisme L€vi-Strauss.

2, Landasan Teori dan MetodeAnalisisAntropologi struktural dari Claude L€vi-Strauss merupakan aliran

pemikiran baru dalam antropologi. Strukturalisme L€vi-Strauss banyakdipengaruhi oleh teori linguistik Ferdinand de Saussure dan Roman Jacobson.Melalui kajian Antropologi budaya, Levi-Strauss membentuk strukturalismesebagai "humanisme integral baru" yang mengkitik dan mengatasihumanisme klasik barat. Humanisme klasik dianggap mangancam kehidupanmanusia karena menciptakan pemisahan dan pertentangan antara manusia danalam, antara budaya barat dan budaya lain yang dianggap inferior. Sebaliknya"humanisme baru" dengan pola strukturalisme ini tidak mengadakan garis

Jumal Sludi Agama dan Mdsydtukat, yolu"'e 5, Nonor I Juni 1006 49

Page 4: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

pemisah dan penggusuran yang fatal, tetapi justru menekankan sifat salingterkait datl mencakup segala sesuatu. Fonologi, yang menjadi penanda khaspemikirannya, terutama ditandai dengan tiga ciri yang kesemuanya dapatdimanfaatkan dalam ilmu antropologi. Hubungan antam bahasa dan mitosmenempati posisi sentral dalam pandangan Levi-Strauss tentang pikiranpdmitif yang mena:npakkan dirinya dalam struktur-struktur mitosnya,sebanyak struktur bahasanya. Mitos, menurut L6vi-Strauss, memilikihubungan nyata dengan bahasa itu sendiri karena merupakan satu bentukpengucapan rnanusia sehingga analisisnya bisa diperluas ke bidang linguistikstuktural.

Mitos biasanya dianggap sebagai "impian" kolektil basis ritual, atausemacam "pemainan" estetika semata, dan figur-figur mitologisnya sendiridipikirkan hanya sebagai wujud abstraksi, atau para pahlawan yangdisakalkan, atau dewa yang tuun kc bumi sehingga mereduksi mitologisampai pada taraf semata sebagai "mainan anak-anak", serta menolak adanyarelasi apapun dengan dunia dall pranata-pranata masyarakat yangmenciptakannya. Perhatian Ldvi-Strauss terutama terletak padaberkembangnya struktur mitos dalam pikiran manusia, baik secara nomatifmaupun reflektif, yaitu dengan mencoba memahami bagaimana manusiamengatasi perbedaan antara alam dan budaya. Tingkah laku struktur mitosyang tak disadari ini membawa L€vi-Strauss pada analisis fonemik, berbagaifenomena yarg muncul direduksi ke dalam beberapa elementer-struktualdasar, namun dengan satu pemasalahan yang mendasar

Levi-Sfauss juga berhasil melakukan analisis terhadap masalahkekerabatan dengan menggunakan teori linguistik dari Saussure (semiologi).Sistem kekerabatan terdiri dari relasi-relasi dan oposisi-oposisi, sepertimisalnya suami-istri, anak-bapak, saudara lelaki, saudara perempuan, paman-keponakan. Hubungan ini sama seperti bahasa, kekgrabatan pun merupakansistem komunikasi. Bahasa adalah sistem komunikasi, karena informasi ataupesan-pesan yang disampaikan oleh satu individu pada individu lain.Kekerabatan adalah suatu sistem komunikasi, karena klen-klen atau famili-

50 Julhal Studi A eaha dah Masrarakat, yolrne 5, Nodot I Juhi 2008

Page 5: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Novel "Gadis Pantai ' Kurya Prunoedya Anantu Toet:A ta lisis Sttuktu ral Levi-Sttuuss

famili lain tukar-menukar wanita-wanita mereka. Sebagaimana halnya bahasa,kekerabatan pun dikuasai oleh aturan-aturan yang tidak disadari.Ketidaksadaran menjadi sebuah unsur pokok yang menandai keberadaanmanusia, hubungan antar manusia berada dalam sistem yang tidak disadarinl/a.

Untuk memahami strukturalisme Ldvistrauss harus memahamiasumsi-asumsi yang mendasarinya. Pertama, dalam strukturalisme adaanggapan bahwa berbagai aktivitas sosial dan hasilnya (misanyal: dongeng,upacara, sistem kekerabatan, perkawinan, pola tempat tinggal, pakaia[, dansebagainya) kesemuanya sebagaimana bahasa secara formal merupakanperangkat simbol dan tanda yang menyampaikan pesan-pesan tertentu danmenrpakan suatu sistem yang terdiri dari relasi-relasi dan oposisi-oposisi.Relasi-relasi yang ada pada struktur dalam (deep structure) dapatdisederhanakan lagi menjadi oposisi berpasangan (bihary opposition).Karenanya terdapat keteraturan (rcgularilies) dan ketertataan (order) padaberbagai fenomena tersebut. Inilah yang kemudian dikenal dalamstrukturalisme sebagai oposisi biner, seperti alami,/budaya, hitar/putih, laki-lawperempuan dan sebagainya.

Kedua, ada anggapanbahwa dalam dirimanusia terdapat kemampuandasar yang diwariskan secam genetis dan terdapat pada setiap manusia.Kemampuan tersebut adalah kemampuan unfuk mcnlusun strukfur ataumenetapkan shuktur tertentu pada gejala-gejala sosiall yang dihadapinya.Kemampuan tersebut membuat manusia dapat melihat struktur di balikberbagai macam gejala.

Ketiga, mengikuti pandangan de Saussure bahwa secara sinkronis,suatu istilah ditentukan maknanya oleh relasi denga[ istilah-istilah yang lain.Secara sinl<.ronis, relasi suatu fenomena sosial budaya dengan fenomena sosialbudaya yang lain menentukan makna fenomena sosial budayatersebut. Relasisosial budaya itu harus dipelajari secara sinkonis sebelum oralg memahamisecara diakonis. Penganut strukturalisme berpandangan bahwa untukmenjelaskan suatu fenomena sosial budaya tidak mengacu kepada hubungansebab-akibat yang bersifat diahonis, tetapi mengacu pada hukum-hukum

Jwral Studi Agana dan M6tdtdltdt, I'alune 5, Nodor Lluni 2008 ) l

Page 6: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

transformasi.Keempat, hukum-hukum linguistik memperlihatkan suatu tahap tak

sadar (rrcoTrsct06). Hukum-hukum tata bahasa umpamanya diterapkan orangtanpa ragu-ragu. Padahal orang tidak mengenal huklun-huL-um itu secarasadar.

Untuk dapat mcnganalisis menggunakan pendekatan strukturalismeL€vi-Strauss, ada beberapa landasan analisis struktural yang harus diikuti.Pertama, jika suatu karya sasfta dan nitos dipandang sebagai sesuatu yangbennakra, maka makna tidak terdapat pada [nsur-unsunlya yang bcrdirisendiri, yang terpisah satu dengan yang lain, tetapi terdapat pada cara uDsurunsur tersebut yang saling dikombinasikan antara satu dcngan yang lain.Kedua, walaupul mitos dan karya sastra tennasuk kategori bahasa, tetapitidak mirip benar dengan bahasa. Beberapa cirinya mirip dcDganbabasa, tetapimenperlihatkan ciri-ciri yang tertentu yang berbeda lagi. Ketiga, ciri-ciri yangditemukan lebih kompleks dan rumit daripada bahasa atau cin-ciri yang adadalam wujud kebahasaan lainnya. Mitos dan karya sastra Drcmpakan suatugejala kebahasaan yang jelas berbeda dengan gejala kebahasaan yangdipelajari oleh ahli linguistik. Jadi dalam usahanya melakukan interpretasiterhadap mitos, L6vi-Strauss membedakan unsur-unsur elementer dalamsetiap mitos. UJrsur elementeryang dinamakannya sebagai tllytheme (niteme).

L6vi-Strauss mengatakan bahwa warisan mitos terbagi rrenjadi dua,yaitu musik dan sasfia. Musik masih menyimpan struktur penikiran mistis(nylhical thought),maka sastra dianggap telah mcngambil "r,le l'o|st pot ts".Ketikaberbicara tentang teks atau suatukarya sastra, L6vi-Strauss Dlcrgatakanbahwa karya-karya sastra tidak atau kurang dapat dianalisis sccara struktural,karena menurutnya bagian-bagian atau unsur-unsur dalam suatu karya sastratidak lagi tersusun secam linear. Unsur-unsur karya sastra tersebut bisatersusun secara bolak-balik karena menggunakan teknik pelukisan kilas balik(lashback). Hal ini membuat analisis stuktural yang nenuntut penyusunancerita secara sintagmatik dan paradigmatikmenjadi agak sulit dilakukan. Akantetapi tidak menutup kemungkinan untuk mencoba menganalisis karya sastra

Juual Studi Agahtu dan M6ratakat, Ualuhe 5, Nonar I Juhi 2008

Page 7: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Novel Gadit Pantai Katua Prunoe.lw Anuto Toel:A h; I is is sttukt;lal Lav i. sttutss

tertentu dengan menggmakan pendekatan strukturalisme L6viStrauss. I

Bagi Levi-Strauss, analisis sintagmatik pada teks memperlihatkanmakna yang manifest (nyata-nampak) dan analisis paradigmatik teks akanmampu membongkar makna yang laten (tersembulyi) di balik teks. Strukturyangnampak dari teks terdiri dariapayang adadalam teks, sedangkan strukturlaten berisi teks terscbut berbicara apa. Dengan bahasa yang lain, tatkala kitamenggunakan pendekatan paradigmatik, kita sebagai pembaca tidak terlalumenaruh perhatian dengan apayang dikerjakan oleh karakter dalamteks, tetapilebih pada apa yang dimaksudkanolehteks tersebut.

3. Analisis Struktural Novel "Gadis Pantai"Novel "Gadis Pantai" menarik untuk dianalisis menggunakan

pendekatan struktural L6vi-Strauss karena di dalamnya kaya akan data-dataetnogmfi, terutama etnografi budaya Jawa. Di dalam novel itu jugadigambarkan bagaimana relasi golongan priyayi, santri, dan wong cilik yangtidak punya kekuasaan apa-apa, be{alan dengan tidak harmonis dan pincang.Untuk dapat memahami novel "Gadis Pantai" secara struktural, langkah awalyang dilakukan adalah menjelaskan stluktur novel "Gadis Pantai". Langkahselanjutnya dengan menjelaskan data data dan relasi-relasi sosial dalam noveldalam b€ntuk ce.iteme ceriteme. Menurut Ahimsa Putra,r ceritcme miripder,g n mytheme dalam analisis L6vi-Strauss. Ceriteme adalah kata-kata,frase, kalimat, bagian dari alinea, atau alinea yang ditempatkan dalan .elasitetentu dengan ceriteme yang lain sehingga menampakkan makDa-maknatertentu. Ceriteme bisa mendeskripsikan suatu pengalaman, sifat-sifat, latarbelakang kehidupan, interaksi, atau hubungan sosial, status sosialatau hal-hallain dai tokoh-tokoh cerita yang memegang peranan pcnting dalam analisis.Adapun langkah-ialgkah analisis struktural terhadap novel "Gadis Pantai"adalah sebagai bcrikut,' Ahimsa Puha, Heddy Shri, Sh*tqla/Rne LAi fuauss, Mitos dan Karya S6tra,

(Yogyalra,.1a: Kepel Press, 2006 ),h.262." 1bid.,h.263,264.

Jurrol StudiAsan'adan Mastarukat, Yoltne 5. Nono,l Jtni 2006

Page 8: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

B. StrukturNovel "Gadis Pantai"1. Tokohdan Penokohan

Tokoh dan penokohar merupakan unsur yang penting dalam karyasasha. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya. Penokohan atau perwatakaDatau karakterisasi lebih menunjuk pada penernpatan tokoh-tokoh tertentudengan watak tertentu dalam cerita. Bentukpenokohan yang paling sederhanaadalah pemberian nama. Pramoedya Ananta Toet sang pengarang, tidakmembeikan nama untuk tokoh{okoh senhal dalam novel "Gadis Pantai" ini.Pramoedya sengaja hanya memberikan sebutan-sebutan khusus saja, sehinggamembebaskan pembaca untuk benmajinasi.

Tokoh cerita (chalactel) menurut M.H. Abrams adalalr orang-orangyang ditampilkan dalan karya na.atif, oleh pembaca ditafsirkan rnempunyaikualitas moral dan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan(dialog) dan tindakan.r Sementara menurut Stanton bahwa tokoh cerita(character) mengacu pada individu-individu yang muncul dalam cerita danperpaduan dari minat, dorongan, emosi, dan prinsip rnoral yang melingkupiindividu-individu tcrsebut.'

Istilah 'penokohan' lebih luas pengertiannya sebab mencakup masalahsiapa tokoh ccrita, bagaimana perwatakan, penempatan, dan pelukisamyadalam sebuah cerita sehingga sanggup memberi gambaran yangjelas kepadapembaca. Jones mengatakan bahwa penokohan (characterization) adalahpelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalamsebuah cerita." Adapun tokoh-tokoh sentral adalah Gadis Pantai dan Bendoro.

Abnms, M.H.,l G/orsa,"/ oflitercry Tems, ol{ewyork: Holt, Rinehalt, and Winston Inc.,t91t) ,h.2t.StAnton, koben, An Introductian to Fktian, (New \ork: Holt, Rinehalt, and Winston Inc.1 9 6 5 ) , h . 1 7 .Nugiyantoro, B|lrhan, Teari Pengkajia, F,kr', (Yogyakartar Gadjah Mada UniversilyPress, l998),h.165.

54 Jumal StudiAgana dan M8yarukat, l'olunrc 5, Nonor I Jrni 20A8

Page 9: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Novel Gddh Pahtai Kdtra Proaaedta Ananta Toer:A tulk n Stuktural LAr i-S traust

a. GadisPantaiGadis Paatai adalah seomng gadis manis berumur 14 tahun, berkulit

kuning langsat, bertubuh kecil mungil, dan mempunyai mata agak sipit. GadisPantai adalah anak seorang nelayan miskin di suatu kampung nelayan diRembang, Jawa Tengah dar hidup di awal abad ke-20. Ia hidup apa adanya,sederhana, jauh dari gelimang harta. Peilakunya pun seperti gambaran hidupkesehariamya yang sederhana, tidak neko-neko, tidak berani membayangkanhal-hal yang indah dan mewah, sangat pemrrut, bahkan cenderung penakut.Pendidikan yang layak tidakpemah iamsakan. Seolahtidak adayang istimewadalam dirinya, hanya waj ah rupawan yang telah merubahj alan hidupnya.

Dalam usia yang masih sangatbelia, ia diperistri oleh seorang priyayiyang tidak pemah dikenalnya sebelumnya, sang B endoro, yang tertarik denganwajah manis Gadis Pantai. Gadis Pantai "dikawinkan" dengan keris, sebagaiwakil da si Bendoro. Keris adalah wakil dari Bendoro. ketika menikahdengan wanita dari golongan rakyatj elata, golongan wong cilik.

Seketika kehidupan Cadis Pantai berubah drastis. Gadis Pantaisebenamya tidak mau pindah ke rumah mewah Bendoro di kota, tapi terusdiantarkan orang tuanya yang berpikir Gadis Pantai akan hidup berbahagia dannyaman di sana. Gadis Pantai pun berganti nama menjadi Mas Nganten danharus mau menjalani kehidupan baru sebagai priyayi yang benar-benarberbeda dengan kehidupannya sebagai wong cilik, orang kebanyakan. GadisPantai mulai mengenal kehidupan priyayi dan mulai belajar bermacam halyang belum pemah dipelajarinya sebelunmya, sepe.ti membatik, mengaji, danshalat. Sebenamya Gadis Pantai adalah gadis yang cerdas, akan tetapikecerdasannya tidak dapat dimanfaatkan dan diolah secam baik dan tepat.Karena status so sial dan kemiskinan yang menghalanginya memperoleh ilmu.

Di mmah Bendoro te$ebut ada seorang pembantu tua yangmengajarkan kepada Gadis Pantai segala yang harus diketahui dan dilakukanGadis Pantai sebagai seomng wanita utama dan untuk memelihara kenangansuaminya. Ceriteme-ceriteme tentang pengetahuan baru Gadis Pantai untukmenjadi wanita utama dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut ini.

Jttkdl Stt.li Agana ddh Masya/al.at, Ilolrne 5, Naaol 1 Juni 2008

Page 10: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

"Antarkan!" Gadis Pantai menumbuk lantai delgan kaki sebglah."Ceh, ceh, ceh. Itu tidak layak bagi wanita utama, Mas Nganten.Wanita utama cukup menggerakkanjari, dan semua akan tedadi. Tapisekarang ini, sahaya inilah yang mengurus Mas Nganten."u"Mas Nganten wajib tetap ingat, mak," bujang itu memperingatkan,

"Wanita utama harus belaj ar berhati teguh, kendalikan segala perasaandengan bibir tetap tersen',um."7"Sekarang kamu mesti belajar menangis buat dirimu serdi . Tak perluorang lain lihat atau dengarkan. Kau mesti belajar menlukakan hatisetnua orang. "3"Apa sesungguhnya dikerjakan disini?" "Semua, Mas Nganten, u[tukmengabdi pada Bendoro." Kerja mengabdi! Kerja mengabdil GadisPantai masih juga kurang memahami.'"Tidak Mas Nganten," pelayan tua itu tak bosan-bosannyamemperingatkan, "Tidak semestinya wanita utama bicara dengansemua orang. Perintah saja orang-orang itu, jangan ragu-ragu. Tak adagunanya Mas Nganten dengarkan pe[dapat atau kebemtan mereka.Mereka disini buat diperintah. Sahaya ini begitu juga Mas Nganten"."mBok mengapa disini tak ada orang tertawa dan tersenyumdenganl-u?". "Lantas apa gunanya senlum dan tawa pada MasNganten. Juga tak baik layani senyum dan tawa mereka. Tahu, MasNganten, seorang wanita utama adalah laksana gunung. Dia tidakterungkit kedudukannya, terkecuali oleh tangan Bendoro. Bendorolebih lak rerungkil. lerkecuaii GustiAllah sendiri." '

' Pramo€dyaAnantaToer,GadisPantai,(Jak^rr^.PenerbnLentem Dipantara, 2006), h. 28.' tbid..h.44.' tbid., h.67.' Ibid.,h.69.'" lbid.,h.82.

50 Jurnol Sutdi Agand Adn M^)araLa! valuhp 5. vanor I Juni 20A8

Page 11: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Nowl "Gddis Pdhtdi Katud Ptdnoedtu Ahdhtd To.t:A n;lis b s | tuktt a t L di- s ta6 s

'Betapa kasamya tanganmu." "Sahaya Bendoro," Gadis Pantaiberbisik dengan sendirinya. 'Disini kau tak boleh ke{a. Tanganmubarus halus sepeni beludu. Wanila utama tak boleh kasar' ' 'Di rumah itu tidak ada yang peduli pada cadis Pantai. Ia merasa

sendirian. Suaminya pun jarang mengunjunginya, meski ia istri yangsenantiasa berusaha menyenangkan hati suaminya. Ketika Gadis Pantaimengandung anak pertama di usia pemikahannya yang kedua, Bendoro yangjuga suamilya tidak menunjukkan rasa kepedulian dan bersikap acuh tak acuhpada GadisPantai.

Akhimya, Gadis Pantai melahirkan seorang anak perempuan. Bendorotetap bersikap acuh tak acuh dar tidak peduli sama sekali terhadap GadisPantai dan amk kandungnya. Bahkan yang mengenaskan, setelah si bayiberumur tiga setengah bulan, dengan semena-mena Be[doro menceraikan danmengusir Gadis Pantai tanpa diperbolelrkan rnembawa bayinya.

Gadis pantai pun merana- Ia rela dipisabtan dari suami tapi sungguhtidak rela berpisah dari anaknya. Tapi sungguh apa daya, ia tidak mempunyaikuasa untuk melawan perintah Bendoro yang mantan suaminya. Gadis Pantaiyarg telah terpuruk hidupnya, merasa sangat malu untuk pulang ke kampunghalamannya. Ia pun memutuskan untuk berbelok ke selatan, menuju Blora,mencoba peruntungannya di sana. Cerita Gadis Pantai sel:uel pertama berakhirdisini.

b. BendoroTokoh sentral lainnya adalah Bendoro. Kondisi yang sangat

berkebalikan dengan Gadis Pantai, Bendoro adalah pemuda dari golonganpriyayi Jawa yang sangat dihomati dandisegani. Bendoro hidup bergelimangharta, tinggal di rumah gedung yang megah, santri yang menurut penilaianomrg lain cukup alim, tekun dan taat be badah, sudah dua kali naik haji, dandapat dengar mudah mengenyam pendidikan yang tinggi. Ia memiliki

" Ibid. ,h.32.

Jumal Studi AEdna don Masratukat, yolune 5, Nonor I Juni 2403

Page 12: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

kekuasaan, sehingga semua perintah dan keinginamya adalah perintah yangharus dilakukanoleh orang-orang di sekitarnya. SiapaBendoro itu, terlihat darikutipan-kutipan berikut ini:

"Mulai hari ini, nak," emaknya tak sanggup meneruskan, kemudianmengubah bicaranya: "Beruntung kau menjadi isri orang alim, duakali pemah naik haji, entah berapa kali khatam Qur'an. Perempuannak, kalau sudah kawin jeleknya laki jeteknya laki kita, baiknya lakibaiknya kita. Apa yang kurang baik pada dia?"..."Dia pembesar, nak,orang berkuasa, sering dipanggil Bendoro Bupati. Tuan besar residenjuga pemah datang ke rumahnya, nak- Semua orang tahu." :

Dalam novel dikisahkan, sebelum Bendoro menjAlani perkawinanpercobaan dengan Gadis Pantai, temyata ia pemah melakukan hal yang samadengan gadis lain sebelum Gadis Pantai. Bahkan Bendoro telah mempunyaibeberapa orang anak dari perkawinan-perkawinan sebelumnya yang kemudianmenceraikan ibu dari anak laki-lakinya. Meskipun telah beberapa kali menikahdan mempunyai anak, heramya Bendolo tetap dianggap perjaka sebelum iamenikah denganwanitayang sederajat dan sekelas dengannya.

Bendoro digambarkan sebagai seorang yang selalu sibuk denganpekerjaannya, mempunyai kekuasaan yang besar sehingga ketika ia berkatadan mgmerintah tidak ada seoratg pun yang berani melawan. Pada awal-awalpemikahannya dengan Gadis Pantai, ia adalah cermin suami yang penuhperhatian, lembut tapi berwibawa, dan kasih sayang, yang scring menunjukkanrasa ketertarikan dan kesukaannya pada Gadis Pantai dengan memberikanbermacam-macam perhiasan dan pennata, alat-alat kecantikan, dan kairr-kainbatikyang berkualitas tinggi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, terutamasetelah Cadis Pantai mengandung dan nelahirkan bayi perenrpuan, Bendoroberubah menjadi suami yang mulai jarang mengunjungi istrinya, jara[gmenyapanya, me[jadi tidak peduli, bersikap acuh tak acuh, dan yang sangat

' ' rbid.,h.14.

58 JuhalStudi Ag,'adan Mdsyam[aL yoluna t. Nonor I Ju 2008

Page 13: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

MN. t " G^d k P dhtai " Ka rya s?[r:;!,iii:::3 ::;

mengenaskan tega menceraikan istri lalu membuang istrinya ke jalanan dantega memisahkan anak dari ibunya.

Melihat ceriteme-cariteme te[tang latar belakang dua tokoh sentraltersebut, dapat disusun gambaran sebagai berikut ini.

KATEGORITOKOH CADISPANTAI >< BENDOROa. JenisKelamin wanita >< P ab. Status sosial Wongcilikanaknelayan x Priyayirawac. Kondisiekonomi Keluargamiskin >< Keluarga kaya rayad. Jabatanpublik Golongan marginal >< Bupati,penguasae. Lokasibermukim Desanelayanmiskin xPerkotaanf. Status pendidikan Tidakterpelajar >< Terpelajarg. Tingkatkereligiusan Kaumabangan x Kaum santd

Melihat latar belakang kedua tokoh sentral dalam novel ini, terlihatsebuah oposisi berpasangan (binary oppotit on) seperti yarg disyaratkan olehLdvi-Strauss untuk dapat melakukan analisis stuktural. Gadis Pantai yangseomng wanita dari golongan wong cilik (rakyat kebanyakan), beroposisidergan Beldoro yang seorang pda da golongan priyayi tinggi. Pada suatuepisode, ketika Gadis Pantai menikah dengan Bendoro, status sosial yangpadaawalnya merupakan oposisi, temyata mengalami penyatuan denganmeningkatDya derajat Cadis Pantai menjadi wanita utama, istri priyayi. Meskibeberapa orang melihat status Gadis Pantai hanya status bawaan saja yangmelekat pada Bendoro, tapi asal-usulnya yang gadis kampung tetap tidakhilang dalam relasi sosialnya sehari-hari. Ceriteme Gadis Partai yangterangkat derajatnya menj adi waDita utama terlihatpadakutipan berikut ini.

"Kau sendiri? Kau tak kekurangan sesuatu apa?" "Sekarang sahaya,Bendoro, sudah kecukupan segala-galanya, selama kasih Bendorotiada putus". "Ah, kau, siapa ajari kau?" "Siapa? Keinsafan sahayasendiri, Bendoro, keinsafan sebagai sahaya." "Ah, kau bukansahayaku. I(aU temanku. Mari, nak, mad nak berdiri." Tapi Gadis

Ju.nol Stud i Agono dok Moraqkat. volune 5. Nono. 1 Juhi 2008 59

Page 14: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Siminto

Pantai tgtap beqongkok di atas lantai. Bendoro mengusap-usaprambutnya."

2. Latar (setting)Karya sastra pada hakikatnya adalah sebuah dunia, dunia dalam

kernungkinan, sebuah dunia yang dilengkapi dengan tokoh{okoh penghunidan permasalahaD yang mengitarinya. Tokoh dengan permasalahannyate$ebut memerlukar ruang lingkup, tempat, dan waktu yang dalam penelitiansastra dikenal dengan latax atan setting sebagaimana kehidupan manusia didunia nyata. Latar atau landas tumpu mengacu pada pengefiiar tempat,hubungan waktu, dao lingkungan sosial tempat terjadinya pe stiwa-peristiwayang diceritakan.

Latax memberikan pijakan cerita secam konkret dan jelas. Hal inpenting unhrk memberikan kesan realistis kepada pembaca_ Penginfonnasianlatar melalui sanna cerita, adakalahnya lebih efektifdaripada sarana informasiyang lain. Hal ini disebabkan latar dalam fiksi langsung berkaitan dengansikap, pandangan, dan perlakuan tokoh, dan tokoh itu sendiri seringdiidentifikasi oleh pembaca. Latar mungkin merupakan ekspresi kehendakmanusia. Lataralami merupakan proyeksi kehendak tersebut. Latarjuga dapatberfungsi sebagai penentu pokok, lingkungan dianggap sebagai penyebab fisikdan sosial, suatu kekuatan yang tidak dapat dikontrol oleh individu.

Unsur latar dibedakan menjadi tiga unsur pokok, yaitu: latar tempat,waktu, dan sosial. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan salingmernpengaruhi satu dengar yang lainnya. Ada tiga latar yang jelas-jelastergambarkan dalam novel "Gadis Pantai" ini, yaitu latar tempat, latar waktu,danlatarsosial.a. LatarTempat

Latar tempat dalam novel ini adalah kabupaten Rembang dan Jepara.Pramoedya menggambarkan dengao konhas kondisi kota dan desa atau

" Ibid. ,h.101.

60 Jumol Studi Agaha dan MBratakat, I/olune 5, Nohor I Juni 2008

Page 15: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Ni' p t' c a d i s P d htd i " Kd 1T si,'liif i,iii!, xl&,?il;"

kampung dalam novel ini. Kota oleh Pramoedya digambarkaa sebagai tempatyang menjadi impian banyak o6ng, tempat tujuan orang yang inginmempunyai emas dan kekayaan. Kota merupakan tempat yang selalu diteranginyala lampu yang berkilauan, terarg-benderang ketika malam hari, danbanyak toko yang berjejeran. Situasi kota seperti terlihat pada petikar berikut1nl.

Dokar mulai memasuki halaman dengan deretan toko orang Tionghoa.Semua itu pemah dilihatnya dua tahun yang lalu, waktu dengan orang-orang sekampung datang beramai ke kota, nonton pasar malam. Iamasih ingat buaya yang dipajang di atas pintu toko sepatu. Ia masihingat toko pabrik tegel dengan bunga-bunganya ya[g berwama-wami.Ia masih ingat gedung-gedung besar dengan tiang-tiang yang tak dapatdipeluknya, putih, tinggi, bulat. Waktu dokar sampai di alun-alun,bapak memperbaiki letak bajunya, terdengar mendaham danmenggaruk-garuk leher, Ia lihat ibunya gelisah duduk di sampingnyadan nampak mulai ketakutan. Dokar membelok ke kana[. Ia masihdapat mengingat sekolah mkyat negeri, kemudian masjid raya. Diseberang alun-alun sana gedung kabupaten, disampingnya sekolahrendah Belanda, di samping lagi sebuah rumah bertingkat.'"Sementara itu, Pramoedya menggambarkan desa atau kampung yang

sungguh berkebalikan dengan kota. Kampung disini adalah kampung nelayan.Suasana pantai, laut, tanaman bakau, aneka macam ikan dan terasi ikan sangatterasa. Kampung nelayan disini adalah kampung nelayan yang berpasirsehingga tidak bisa dilewati dokar Kampung nelayan yang kotor, jorok, darmiskin. Gambaran tentang kampung nelayan dapat dilihat pada petikanberikut.

"Tak perlulah kalau kau tak suka. Aku tahu kampung-kampungseparj ang pantai sini. S ama saj a. Sepuluh tahun yang baru lalu akujugapernah datang ke kampungmu. Kotot miskin, orangnya tak pemah

- Ibid. , h. l4dan l5.

Jurnal StudiAgana dan Masyarukdt, l'olune 5, Nahol I Juri 2008

Page 16: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Si,ainlo

beribadah. Kotor itu tercela, tidak dibenarkan oleh orang yang tahuagama. Di mana banyak terdapat kotomn, orarg'omng di situ kenamurka TuhaD, rezeki mereka tidak lancar, mereka miskin."''Gambaran situasi kota dan desa merupakan opisisi berpasangan

menuut L€vi-Stauss. Kota beropisisi dengaa desa atau kampung nelayan.Kota tempat orang-orang kaya beroposisi dengan kampung nelayan tempatorang-orang miskin. Kota dunia yang serba gampang, tempat omng yanghanya tinggal memerintah beroposisi dengan kampung nelayan tempat orangharus bekerj a kasar membanting tulang.

Sementara menurut pandangan Gadis Pantai, kampung nelayardengan lautnya yang luas beroposisi dengan kota. Laut memang luas tidakdapat terkuras, kaya yang tidak terbatas, yang meski 'memaksa' nelayanbekerja keras untuk mendapatkan kekayaaa dari kekayaan laut yang tidakterbatas, akan tetapi orang-orang di dalamnya selalu penuh cinta kasih. Dunialaut dan nelayan selalu bebas, penuh tawa, terbuka, dan tanpa takut. Beroposisidengan dunia kota yarg se.ba gampang, akan tetapi manusia di dalamnyaterlalu angkuh, kaku, miskin kasih sayang, tidak peduli, dan jamng tertawalepas, sehingga dunia yang tercipta adalah dunia yang menakutkan,menegangkan, dan penuh duka, seperti terlihat pada kutipan berikut.

Wajah manusia-manusia tercinta ganti-beryanti mulcul dalambayangannya. Wajah manusia-manusia yarg tak punya sesuatu pununtuk diberikan, kecuali tenaga, kasih sayang, dan ikan. Ah, bapak,bapak. Kita ini, ia masih ingat kata-kata bapak sebelum iadiberangkatkan ke kota, kita ini biar hidup duabelas kali di dunia, tidakbisa kumpulkan duit buat beli barang-barang yang terdapat dalamhanya satu kamar orang-orang kota. Laut memang luas tak dapatterkuras, kaya tiada terbatas, tapi kerja kita yang memang hina tiadaberharga. Besok kau mulai tinggal di kota, 'nduk, jadi bini seorangpembesar. Kau cuma buka mulut, dan semua kau maui akan berbaris

' ' Ib id. ,h.41.

62 Jumal Studi Asoba da, Masrarakat, t/olune 5, Nanot I Juni 2A03

Page 17: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Nder "cad' Pa'ai Karyd ?!H;y:ii::i:,i:il:

datang kepadamu. Kau tinggal pilih. Ah, bapak. Bapak. Itulah duniayang kau tawarkan padaku, dunia serba gampang, cuma hati juga yangberat buat dibuka, mesti tinggal memilih dan meminta. Ah, bapak.Bapak. Aku tak butuhkan sesuatu dari dunia kita ini. Aku cumabutuhkan orang-orang tercinta, hati-hati yang terbuka, sennrm tawadan dunia tanpa duka, tanpa takut. Ah, bapak. Bapak. Sia-sia kaukirirnkan anakmu ke kota, jadi bini percobaan seorang pembesar''"Lebih dua tahun aku tinggal di kota, sampai akhimya kau datang.danbaru sekarang ini aku tahu, orang-orang kota, orang-orang berbangsaitu, begitu takutnya kalau orang tidak lagi menghormatinya. Danmereka begihr takutnya kalau terpaksa menghormati orang-orangkampung."''Ceriteme tentalg kota, tempat tinggalpara priyayi, yang menawarkan

kemewahan dalam hidup beroposisi dengan kampung nelayan, tempat tinggalgolongan rakyat kebanyakan yang kotor dan miskin. Ceriteme ini mengalamipenyatuan kembali, ketika dikisahkan bahwa meskipun kampung atau desat€mpat orarg-orang miskin, tetapi mereka jusfu kaya hatinya. Kota tempatberkumpulnya orang-orang kaya, temyata miskil1 hatinya.

b. LatarwaktuLatar waktu dalam novel ini adalah akhir abad kesembilan belas dan

awal abad kedua puluh, seperti terlihat pada kutipan bedkut ini.Empat belas tahun umumya waktu itu. Kulit langsat- Tubuh kecilmungil. ... Ia telah tinggalkan abad sembilan belas, memasuki abadduapuluh. Angin yang bersuling di puncak pohon-pohon cemara tidakmembuatpemrmbuhannya lebih baik.' '

' ' lb id. ,h. l38.' ' Ib id. ,h.156.' ' Ib id. ,h. 11.

Junal Stu.li Asana doa MosyarukaL yoluhe 5. Nonor I Juai 2008 63

Page 18: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Siminto

Dalam novel sempat menceritakao penggalan kehidupao Raden AjengKartini, yang hidw s€jaman dengan Gadis Partai. Raden Ajery Kartinidilukiskan sebagai seorang wanita golongan priyayi yang terpelajar, beraDimcnunjukkan sikap dan pen&patrya, dan berhasil menunjuk*an dirinyasebagai teladan bagi wanita-wanita sejaman dengannya agar berani berjuangbagi kemajual mereka sebagai wanita. Suatu pemikiran dan perbuatan yangnyeleneh dan sungguh berani pada masa itu.

Pada masa itu, masyarakat Jawa masih bercorak tradisional danterbagi-bagi atas kelas atau golongatr. P€rubahan-perubahan penting terjadidalam masyarakat Jawa sebagai akibat peryguDaan teknologi modem danpendidikan. Organisasi-organisasi "modern", yang telah mempunyai anggamndasar, konges daa sebagainya bermunculan bakjamur di musim penghujan.Tahun 1900 berdirilah Tiong Hoa Kwce Kwan, kemudian Indo Verbond berdiriditahun 1903. Dantahun 1908 b€rdiri Budi Utomo.

Perubahan-perubahan positif tersebu! sebenamya baru menyentuhgolongao masyarakat terpelajar, priyayi, dan masyarakat kelas menengah keatas. Perubahan-perubahan tersebut belum menyentub secara menyeluruhpada semua lapisan masyankat. H8l ini tampak pada novel "Gadis Pantai"ysng berlatar waktu awal abad ke-20 dar jalan ceritanya menggambarkankondisi sosial budaya masyarakat pada saat itu. Jelas diceritakan ada duagolongan masyarakat Jawa yang saling bercposisi disini, yaitu golonganpriyayi dan golotrgan rakyat kebanyakar atau wong cilik. Golongan priyayimempunysi kekuasaan yang b€sar dal! memuogkinkan mereka bertindak apapun kepada golongan wong cilik. Sementan itu, wong cilik tidak punya hakspapun, hanya diperiotah tidsk b€rh8k menolalq dan tak jarang diperlalorkansecara tidak matrusiawi.

c. L.trrs$ielLatar sosial dalam novel ini tetrtang kehidupan para priyal dan wong

cilik s€rta bagaimana masing-nasing golotrgaD ini menjalin suatu rclasisosial. Golongan priyayi digambarkan sebagai golongan yang berkuasa atas

Junal Studl,'lgaka dan Masyarckat, yolme 5, No^or f Jni 20M

Page 19: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Now| " Gadis Pa ai Koryasl,:!Iiff:i;*",if,I;

segalanya, termasuk menentukan nasib seorang wanita. Golongan priyayiadalah golongan yang mapan, elit, kaya, berkuasa, beroposisi dengangolongan wong cilik yang miskin, lemah, dan terpinggirkatr.

Novel ini banyak menceritakan tentang relasi sosial yang timpangantaja priyayi dan wong cilik. Secara garis besat novel ini berhasilmemperlihatka[ kontradiksi negatif praktek feodalisme Jawa. Novel iniberhasil menusuk feodalisme Jawa tepat langsulg dijantungnya yang palingdalam. Uraian tentang relasi sosial priyayi dan wong cilik dapat dilihat padabagian lain di tulisan ini.

d. Aluratau PlotPramoedya Ananta Toer mempergunakan alur maju atau lurus ketika

menulis novel "Gadis Pantai". Alur maju atau lurus ini memudahkan analisisstruktural terhadap karya sastra sesuai dengan kaidah yang dipersyaratkanL6vi-Strauss. Bagian-bagian dalam novel "Gadis Pantai" ini tersusun secaralinear. Analisis stuktural L6vi-Strauss menuntut adanya penempatan ceritasecara sintagmatis dan paradigmatis, bisa diterapkan pada novel ini, karenapence taannya menggunakan alur maju atau lurus.

Ceriteme dimulai dari episode kehidupan remaja Gadis Pantai yangdiambil paksa dari orang tuanya, yang seorang nelayan miskin di kampungnelayan, untuk menjadi istri percobaan sang Bendoro, seorang priyayipembesar Cerita berlanjut dengan episode kedua, yaitu episodc tahun pertamakehidupan pemikahan Gadis Pantai dan Bendoro. Gadis Pantai mencobamulaiberadaptasi dengan kehidupa[ pernikaha11 priyayi, mendapatkan pengalaman,pengetahuan, dan ketrampilan baru, tetap menemui konflik-konflik kecilberkaitan asal usulnya yang dari golonganwong cilik.

Cerita dilanjutkan dengan episode ketiga, episode kunjungan GadisPantai ke karnpung halamannya. Di dalamnya terdapat cerita tentang usaha-usaha kerabat Bendoro untuk menyingkirkan Gadis Pantai dari kehidupanBendoro dan upaya-upaya mereka menikahkan Bendoro dengan wanita yangsederajat dar sekelas. Episode terakhir adalah episode tahun kedua kehidupan

Ju alStutltAgon o dak M8)rraLat uolune 5. Noma.IJhat 2008

Page 20: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Siminto

p€rnikahan Gadis Pantai. Pada tahun kedua pemikahannya, Gadis PantaiDengandung aDak p€rtamanya. Tapi di luar dugaan, Bendoro justru semakinsering menjauhi Gadis Pantai dan bersikap tidak peduli, Setelah Gadis Pantaimelahirkatr bayi perempual, Bendoro mencenikan dan mencampakkan GadisPantai. Yang lebih mengenaskan, tcga memisahkan Gadis Pantai dao anaklya.Gadis Pantai terusir dari rumah Bendoro, dan karena menganggung malu, iapergi ke Blor8 untuk meneruskan hidupnya. Ce ta berakhir disini. Episode-episode tersebut adalah: Kehidupan remaja; pemikahan; tahud pertamapernikahan; kuDjungan ke kampung halaman.

C. Rel$l Soslal drhm Nov€l.Grdls Pantai"1. Tttrjrutn Sejsrrb Relasl Solhl Priyayi, Santri, Abrngrn, dan Wong

cilikSejak abad ke-16 di Jawa telah tumbuh 3 akar kekuatan yaog akan

menjadi sendi-sendi kckuatan masyarakat di kemudian hari. Kelompokpertama adalah kaum priyayi (aristokrasi) dan merupakatt kelompok yangberkuasa. Mereka berakar pada kcbudayaan Jawa-Hindu, sebagai bangsawanmercka berpusat di kantor-kantor. Kald priyayi kononberasal dari dua kataJawa para dan yqi yal)g secan harafiah berarti '!ara adif'. Yang dimaksudadalah para adik raja. Narnuo menurut Robson, kata ini bisa pula berasal darikata Sansekedaptyd, yang beradi kekasih."

Dalam kebudayaan Jawa, istitah priyayi atau berdarah biru merupakansuatu kelas sosial yang mengacu kepada golongan bangsawan. Suatu golongaDtedinggi dalam masyarakat karens memiliki keturunan dari keluarga kerajaan.Golongan priyayi tertinggi discbut Priayi Ageng (bangsawan tinggi). Gelardalam golongan ini terbagi menjadi bermacam-macam berdasa*an tinggirendabnya suahr kehormatan. Beberapa gelar dari yang tertinggi hinggadeogan ha[ya satu gelar saja yaitu Raden.

" Libathttp://id.witipidia.org// inde)y'php?tittFs.o_Robson=€dit.

66 Jumol Studi Agana.lat Masyarukat, yolme 5, NMo, I Juri 2008

Page 21: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Nd e t " c a rt i s p m, a i K a ry o si: :x #: it:3,7,,i:;

Gelar seorang priyayi juga dapat meningkat seiring dari usianya.Misalnya ketika seorang anak laki-laki lahir diberi nama Bomantara, iabergelar Raden Mas, jadi nama lengkapnya adalah Raden Mas Bomantara,ketika menginjak akil balik gelamya bertambah satu kata menjadi BandaraRaden Mas, ketika menapak dewasa ( l8 atau 2l tahun) bertambah lagi menjadiBandara Raden Mas Aryo. Pada saat dewasa dan telah memilikijabatan dalamhierarki kebangsawanan, ia aka[ memiliki gelaryang berbeda dari gelar yangtelah ia miliki. Misalnya ia menduduki jabatan pemimpin ksatrian makagelamya akan berubah menjadi Gusti Pangeran Adipati Haryo. Dan setiapkedudukan yang ia jabat ia akan memilki gelar tambahan atau gelar yangberubahnama.

Istilah priyayi menjadi terkenal saat Clifford Geertz melakukanpenelit iarl tentang masyarakat Jawa pada tahun 1960-an, danmengelompokkan masyarakat Jawa ke dalam tiga golongan: priyayi, santri danabangan. Kelompok santri digunakan untuk mengacu pada orang yangmemiliki pengetahuan dal mengamalkan agama. Abangan digtnakan untukmereka yang bukal priyayi danjuga bukan sanhi. Namun penggolongan initidaklah terlalu tepat, karena pengelompokkan priyayi - non priyayi adalahberdasarkan garis keturunan seseorang, sedangkan pengelompokkan santri -abangan dibuat berdasarkan sikap dan perilaku seseorang dalam mengamalkanagamanya (lslam). Dalam realita, ada priyayi yang santri dan ada pula yangabangan, bahkan ada yang non muslim.

Dengan berkembangtya Islam, muncul kaum santri. Mereka berakarpada masyarakat di sekitar pesantreD dan sebagai Islam, mereka meru pakankaum yang "ortodoks". Persaingan di antam ke dua kelompok ini di dalambidang politik, jelas terlihat selama abad ke- l6 dan ke-17, dimana kaum santriyang merupakan kekuatan pantai bertempur menghadapi kekuatan agra syang lebih merupakan peDerus kekuatan kerajaan-kerajaan praJslam.Kelompok ketiga adalah masyarakat pedesaan Jawa yang mendukung nilai-nilai kebudayaan zaman pra-Hindu, walaupun anasir Hindu serta Islam jugakita temui. Mereka ini disebut kaum abangan. Dan mereka inilah yang

J halSludi Agano dak Ma")arc*at Volud? 5. Nonor I Jrk! 2008

Page 22: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Siminto

diperebutkan olehkaum priyayi dan kaum santri."Pertentangal antara kaum sant dengan kaum priyayi terus

berlangsung setelah kedatangan Belanda- Usaha Sunan Amangkurat I untukmenumpas SunanCiri, pembunuhan terhadap ulama Islam Mataram, mungkindapat kita lihat sebagai contoh pertentangan-pertentangan kedua kelompoktadi.'' Dalam proses sejarah selanjutnya, kaum priyayi menjadi sekutuBelaDda.

Dengan sendirinya kaum santri merupakan sumber kekuataan untukmelawan kaum kafir (Belanda) dan priyayi. Islam selalu menjadi sumberkekuatan gerakan-gcrakan rakyat urtuk mengusir penjajahan selama abad ke-18 dan kel9 di Indonesia, mulai dari Perang Diponegoro sampai pada PerangAceh. Sampai dengan 1910, dengan perkecualian Gerakan Samin, kerusuhan-kerusuhan melawan Belanda berpularsekilartokoh-1okoh agan)a.-

Abad ke-19 dan awal abad ke-20 membawa pembahan-perubahanpenting bagi masyarakat Jawa sebagai akibat penggunaan teknologi rnodemdan pendidikan. Masa itu muncullalr organisasi-organisasi "modem", deigananggaran dasaq kongres dan sebagainya. Tahun i900 berdirilah Tiong HoaKwee Kwan, kemudian Indo Verbond berdiri di tahun 1903. Dan tahun I908,Budi Utomo. Apakah peftentangan-pertentangan yang sudah begitu bcrkaratlenyap begitu saja karenanya?

BudiUtomo sejak lahirsudah mewujudkan diri sebagai gerakan kaumpriyayi, di mana kaum bangsawan dan pencinta-poncinta kcbudayaantradisional Jawa terhimpun. Massa anggotanya kebanyakan terdiri dari kaumBB, dengan Regen senaBupati sebagai kekuataan-kekuatan. Sedangkan kaumanti-pdyayi, mendirikan Sarekat Islam yang mulanya tegas a ti-BB. Bahkanpemah menolakkaum BB sebagai anggotanya. Kaumtani (abangan) Jawaikut:" Harry J. Benda, /i" C/ercalt and tle Rising Sm: Indonesia lslan Under the Jupanase

Occryat ian I 942 - I 945.tp.,h. 13-16.'' P.obertL Jay, Religion and Political in Central Jala. (Cuhwal Repon Senes, Soulh East

Asian Studies, Yale University, 1963), h. 10." Ha$v LBenda-the crescent ....h.49.

68 Ju alttddAgano.Jan Mr\a'dkol uulunp 5. \onur IJult 20AB

Page 23: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

NNer "ca,i6 Pm,a " Kaly I:{:ffiP:i;::,:_3fx;

bergabung ke dalam Sarekat Islam. Dan menjadikan Sarekat lslam sebagaimedia prolcs melawan "unwantcd socral changc."t' PertcnLangan scgiriga arausegi dua berlanjut terus setelah tahnn 1900, tetapi dengan baju dan semangatbaru. Satu hal yang perlu dinyatakan di sini, bahwa perbedaan danpertentangan bukan seperti minyak dan air Ketiga{iganya malah saling isi-mengisi. Di dalam setup golongan kita jumpai unsur-unsur dari keduagolongan lainnya."

Manusia tidak pemah bisa melepaskandiri dari keadaan sekelilingnya,dari mana ia hidup, dibesarkan oleh bumi dan dari mana iabenkar. Nilai-nilaiyang didukung oleh lingkungannya, nilai yang dihayatinya sejak kecii, selalumembekas dalam pikiran dan pandangan-pandangannya. Demikian pulapandangan-pandangan tokoh{okoh yang menganut paham sosialisme.Mereka sedikit banyak dipengaruhi pandangan kebudayaan 1ama, entah Islam,Kejawen atau lainnya. Perjuangan melawan sesuatu kekuatan, sesuatupeo indasan a taupun memper tahankan c i ta -c i ta , se la lu d icobamengidentifikasikannya pada bentuk-bentuk perjuangan dari kebudayaanyang lebih lama atau tua.

Sikap tidak mendukung gerakan Islam juga diperlihatkan SarekatIslam Semarang di dalam tahun 1918. Ketika ada seorang menghina NabiMuhammad dan massa Islam bergerak mendirikan Tentara Nabi Muhammad,tetapi Sarekat Islam Semarang menolak untuk ikut serta dengan alasankebebasan pers. Sikap tidak bergairah kepada Islam ini, mengingatkan kitapada sikap kaum priyayi dan abangan masyarakat tradisional. Dan SarekatIslam Semarapg bukan perkumpulan priyayi. Jadi, apakah sikap demikian itubukannya sikap "araltganway of life"2 Benda mef'\tIis bahwa .."The politicalsignilicance of the abangan tradition as a likebr recriting ground for antiMoslem, inclwling Commnunist, pafties can no longer be underratet'.Geertz

" Ibid. ,h.43." Clitro'd GeerB Ihe De1,'elopnent o/ the Japanese Econony. A Social Cuuural Approach,.

(Cambridge: Massachusett Institute ofTechnologt 1956), h. I 0l .

Jumdl Studi AEana dak Mastaruka. yalune 5. Nonot I Juni 2008 69

Page 24: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

siminto

juga bicara tentang ab Mganfirtation with Marxism.Ciri lain dari awal abad ke-20, adalah pendidikan yang dimulai orang

Belanda. Dalam waktu singkat telah mulai keluar para lulusan sekolah-sckolahyang diselenggarakan Belanda itu untuk ditampung dalam masyarakat. Jika diiekolah murid-murid Indonesia itu mendapatkan pendidikan kebudayaan dansejarah Bamt, maka dengan sendirinya ia mulai menyadarkan mereka tentangmakna kebebasan, kemerdekaan dan hak asasi manusia Sejamh perJuanganrakyat-rikyat Erop. mela*an despotisme juga Inerangsang merekamelarcn"deipotismc" Belanda. Apa yang mereka pelajari tentang hak-hak pribadimanusia, temyata berbeda sekali dclgan kenyataan sehari-hari yang merekalihat dan alami. Diskiminasi sosial yang sangat mencolok telah menyadarkanpelajar Indonesia akan harga dirinya sebagal manusla.

2. Relasi Sosial Priyayi, Santri, Abangan, dan Wong Cilik dalam Novel

"Gadis Pantai"Novel "Gadis Pantai" banyak mence.itakan tentang kehidupan kaum

Drivayi dan kaum kebanyakan alau wong cil ik. Menjadi kaum priyayl adalahinugirah paling tstimewr yang diberikan TuhJn. dalr lrdak bisa sembarangorang menikmatinya. Orang kebanyakan yang bekerja keras seumur hidupnyapun tidak akan dengan mudah rnenjadi golongan pnyayi

Golongan pnyayi selalu menladi golongan penguasa Pcnguasa atassemua akses, baik;kses atas infonnasi, ekonomi, dan pendidikan. Kondisi ini

beroposisi dengan golongan rakyat kebanyakan atau wong cilik Golonganrakyat kebanyakan tidak mempunyai akses yang luas atas infonnasi, ekonomi,dan pendidikin. Akibamya, golongan rakyat kebanyckan cenderung menjadigolongan yang selalu ketinggalan inlormasi. miskin dan lida[' lerpelajar

6olorigan priyiyi selalu memerintah dan sangat jarang diperintah, kecuali olehgolortan ya;g lebih tinggi. Kondisi ini juga beroposisi dengan kondisigolongan rakyat kebanyakan. Mereka selalu diperintah oleh golongan prtyayt'

iterekla trdai< mempunyai kekuasam untuk menolak perintah golonganpriyayi. Seolah-olah, wong cilik ini memang ditakdirkan untuk diperintah'

10 Jwnal Sttdi Agdna don Masydrakat, voluDte 5 No'/or I Ju'i 200E

Page 25: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Ndet " Gadis pantai " Karya :,;,Hff:l#:#2ri,

Golongan priyayi terpelajar, beragama, beradab, dan tidak perlu bersusahpayah bekerja keras membanting tulang untuk mendapatkan kekayaan.Kondisi ini juga beroposisi dengan kondisi golongan rakyat kebanyakan.Golongad ini sebagian besar bukan orang terpelajar, tidak mengertiagama, danharus bekerja keras membanting tulang untuk mempertahankan hidup.Kondisi tersebut terlihatpada kutipan-kutipan berikut ini.

Malam itu Gadis Pantai rninta pada bujang untuk tidur dcngan emak.Tapi bujang tak meluluskan. "Biarlah emak kawani aku disini, kalauaku tak boleh tidur di kamar dapur"."Itu tidak layak bagi wanitautama"."Dia einalJcu, ematrC<u sendiri, mBok." "Begitulali MasNganten, biar ernak sendiri, kalau emaknya orang kebanyakan, diatetap seorang sahayanya"."Tidak, tidak, akulah sahaya emakku. Dikampungku aku lakukan segala perintahnya, aku akao terus lakukanperintahnya"."ltu salahnya, Mas Nganten, adat priyayi tinggi Iain lagi.Dan ini kota, bukan kampung di tepi pantai"."Ah, lantas apa yang akumesti kerjakan disini?"."Cuma dua, Mas Nganten, tidak bal1yak:mengabdi pada Bendoro dan meme ntah para sahaya dan semua orangyang ada disini"."Apa aku mesti kerjakan buat Bendoro'i" "Apa?Lakukan segala perintahnya, turutkan segala kehendaknya.'n'Pagi yang cerah waktu itu. Deburan laut terdengar kian lama kianmenjauh, sedang angin da.at mulai meiuh tanpa kendali. "Apa haruskuperbuat sekamng?" Gadis Pantai bertanya. "Tambah muliaseseorang, Mas Nganten, tarnbah tak pcrlu ia kerja. Hanya orangkebanyakan yang kerja.":oMengerikanbapak, mengerikan kehidupanpriyayi ini...SegaDas-ganaslaut, dia lebib pemurah dari hati priyayi...Dia akan jadi priyayi. Diaanakku. Dia akan tinggal di gedung. Dia akan memerintah. Ah, tidak.Aku tidak suka pada priyayi. Gedung-gedung berdinding batu itu

" rbid.,h.58.'" Ibid.,b.68.

Junal Studi.4cana dan M$ydlakaL l/alune 5, Notuor I Juni 20A8 1 l

Page 26: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Siminto

neraka. Neraka. Neraka tanpa peaasaan.'7Dalam novel ini diceritakan dengan jelas bahwa golongan priyayi

identik dengan kota, karena sebagianbesar golongan priyayi hidup mewah dikota. Seakanbeioposisi dengan golonganwongcilik, rakyatkebanyakan, yalgsebagian besar tinggal di kampung. Golongan priyayi adalah santri, golonganyang beragama dan tahu akan aturan agama. Beroposisi dengan golonganrakyat kebanyakan, kaum abangan, yang tidak tahu atwan-aturan agama.Ceriteme-ceritema tentang rclasi golongan priyayi dan golongan rakyatkebanyakan terlihat dalam novel seperti kutipan berikut ini.

"Lantas apa saja yang ada dalam kehidupan Mas Nganten?" "Setelahlebih dari dua tahun tinggal di gedung, tahulah aku, kami cuma punyakemiskinaq kehinaan, dan ketakutan terutama pada omng kota. Dikampung kami tahu benar tepung udang dibayar sebenggol, padahalmestinya empat sen. Itu tidak layak, tidak adil. Tapi lihatlah diriku ini.Bukan lagi tepung udang. Manusia! Aku takbisa dipungut begitu sajadari kampung, di simpan di dalam gedung. Kau, kau orang kota, apayang kau tahu tentang orang kampung?" Mardinah tak menjawab."Aku kenal seorang wanita tua. Dulu dia layani aku di gedung sej ak akutinggal di sana. Tapidia diusir karena tuduh agus-agus colong duitku.""Dia harus diusir". "Mengapa?". "Dia harus berbakti, bukanmenuduh." "Tapi ada yang colong duit diantara agus-agns itu". "Diaseorang abdr tak tahu lagi cara-cara mengabdi."ttGolongan priyayi santri yang banyak bemukim di kota, memandang

bahwa gaya hidup golongan rakyat kebanyakan di kampung selalu kotorkarena tidak beriman- Tidak beriman membuat manusia menj adi miskin.

"Kau tak pemah ingat pada nelayan. Telanjang dada mereka pergi kelaut"."Mengapa harus telanjang dada?" "Pakaiamya tidak cukup.""Oh". "Apa yang oh? Kau ini al-u tertawa tak boleh, begini salah,

" rbid.,h.268." Ibid.,h. r57.

'72Jurnal Sttdi Agdna dat MasyaftkaL vohhe 5, Nohar I Juni 2003

Page 27: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Ndet. cad$ p*'ai Karya i::x;!:i;::i3f,I;

begitu salah, apa yang oh? Kami memang orang miskin, dan di mataorang kota kemiskinan pun kesalahan. Al'.u masih ingat pada hari-haripertama, bendoro bilang kami olang-olang jorok, tak tahu iman, itumiskin, kau mengerti agama?""Akar tetapi, golongan rakyat kebanyakan yal1g miskin harta tapi

berj iwa besar dan kaya hati, temyata beroposisi dengaa golongan priyayi yangkaya harta tapi miskinj iwa. Hal ini seperti terlihat pada kutipar berikut.

"Lebih dua tahun aku tinggal di kota, sampai akhimya kau datang.dalbaru sekarang i aku tahu, orang-orang kota, orang-onng berbangsaitu, begitu takutnya kalau orang tidak lagi menghormatinya. Danmereka begitu taL-utnya kalau terpaksa menghormati orang-orangkampung."'"

3. Konsep Pernikahan Priyayi dan Wong Cilik dalam Novel "GadisPantai"

Golonganpriyayi dalam masyarakat Jawa pada akhir abadkesembilanbelas dan awal abad kedua puluh adalah golongan yang tinggi, terhomat, danteryaldang dalam masyarakat. merupakan suatu kelas sosial yang mengacukepada golongan bangsawan. Golongan Priyayi merupakan suatu golongantertinggi dalam masyarakat karena memiliki ketuunan dari keluarga kerajaan.Tidak sembarang orang bisa tergolong dalam priyayi.

Untuk urusan pemikahan pun, golongan priyayi tidak bisasembarangan. Mereka hanya diperkenankan menikah dergan orang yangsegolongan dengan mereka. Pria dari golongan priyayi hanya diperkenankanmenikah dengan wanita yang sederajat dan sekelas dengannya. Apabilaseorang pria dari golongan priyayi menikah dengan wanita dari golonganrakyat kebaryakan, maka pemikahan yang terjadi bukanlah pemikahan yangsesunggulnya. Itu adalah pemikahan percobaan. Apabila pengantin pria dari

" Ibid.,h.159.'" rbid.,h.1s6.

Jurnal Stu,li Agana dan Maslaruka' yoluue 5, Nohot I Juni 2a08

Page 28: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

golongan priyayi berhalangan hadir dalam upacara pengantin, maka sah-sahsaja bila digantikan dengan keris. Hal sama terjadi pada Gadis Pantai ketikadiperistri Bendoro.

Jika seorang gadis anak dari golongan rakyat kebanyakan menikahdengan pria dari golongan priyayi, maka secara otomatis ia menjadi priyayi.Derajatnya sekaligus naik. Omng-orang sekelilingnya tunduk takutkepadanya. Orang tua si gadis di kampung asalnya,juga secara otomatis akanterangkat deraj atnya. Masyarakat akan menaruh hormat pada keluarga si gadis,tidak berani mengganggu dan memperdayakannya. Akan tetapi, statuspemikahan yang tedadi disini hanyalah pemikahar percobaan, sehinggakedudukan istri dari golongan kebanyakan tetaplah dianggap sebagai selirsemata. Pemikahan yang sejati baru akan diakui dan terjadi ketika pria priyayitersebut menikah dengan wanita dari golongan yang sederajat. Gambarankeluarga gadis yang menj adi selir terlihat pada kutipan berikut.

Jangan pikirkan orang lelaki, Mas Nganten, biarpun bapak sendiri.Lelaki tahu bawa diri, biarpun di neraka." "Dia bapakkurnBok '."Sekarang Mas Nganten seorang wanita utama, tinggal digedung sebesar ini. Tak ada orang berani ganggu bapak, sekalipunbapak tinggal di kampung nelayar di tepi pantai. Bendoro-bendoropriyayi tak berani ganggu, kompenijuga tak berani ganggu. Bapak takperlu lagi lari dengan perahu, tinggal di pulau-pulau karang anak-beranak. Tidak. Bapak sekarang jadi orang terpandang di kampung.Setiap orang bakal dengar katanya. SenaDg-senangkan hati MasNgantel."Dalam pernikahan percobaan, wanita dari golongan rakyat

kebanyakan yang dinikahi pria dad golongan priyayi bukanlah istri yangsebenamya, tetapi hanya sebagai selir Selir yang dapat dengan mudahdiceraikan darl dicampakkan. Istri resmi jelas beroposisi dengan selir. Istriresmi mempunyai hak-hak yang jelas, sedangkan selir tidak lebih seperti

'74Junal Stt.li Agaha ddn Mdqd/akdt, volune 5, Nano, I hni 2008

Page 29: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Nd e ! " c a d i s P d' a i " K a ry f srffi #l:"i : ;:i:,?:;,

hamba sahaya yang berpakaian indah yang bertugas menemani para Bendorotidur. Gambaran pemikahan percobaan tersebut, terlihat pada kutipan berikutL

Kita sudah ditakdirkan oleh yang kita puji dan yang kita sembah buatjadi pasangan orang atasan. Kalau tidak ada orang-orang rcndahan,tentu tidak ada orang atasan"."Aku ini, mBok, aku ini orang apa?Rendahan? Atasan?". "Rendahan Mas Nganten, maalkanlah sahaya,tapi menuopang di tempat atasan". "Jadi apa mesti aku perbuat,mBok?" "Ah, beberapa kali sudah sahaya katakan. Mengabdi, MasNganten. Sujud, takluk sampai ke tanah pada Bendoro. Mari sahayadongengi. Tahu bawang merah bawang putih?". "Sudah tahu itu. Jadirnflok, bagaimana mengabdi sebaik-baiknya? Sujud, takluk sebaik-baiknya."Berbeda dengan pernikahalr percobaan, pernikahan yang

sesungguhnya dengan wanita bangsawan, pdyayi, dirayakan secara istimewa.Pernikahan tersebut tidak disembunyikan, bahkan seluruh kota ikut merayakandan merasakan kegembiraan. Seperti pemikahan Bendoro Bupati yangmenikah dengan putri katon Solo.

Malam itu ia kembali ke ranjang dengan banyak pikiran.Perkawinannya tak dirayakan seperti itu, Bupatiyang kawinjauh lebihtua dari Bendoro. Dan putri katon itu lebih tua dari dirinya. Tapi iatidak disambut dengan perayaan.rrPernikahan percobaan jelas berbeda delgan pemikahan yang

sebenamya. Relasi yang terjalin antara suami-istri dalam kedua macampemikahan tersebutjelas berbeda- Pada pemikahan yang resmi, relasi suami-istri tedaliD lebih hannonis, terbuka, lebih bebas mengungkapkan perasaaqdan yang jelas keberadaan istri tidak disembunyikan. Istri secara bebas dandiperbolehkan mendampingi suami ketika menerima tamu. Sebaliknya, pada

" rbid.,h.99." tbid.,h. t2.

hrnal StudiAgana don Mostdtukat, volune 5, Nomot I Juni 2008 75

Page 30: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Sitninio

p€rnikahan percobaaa relasi suami-isti terlihat lebih kaku. Istri tidak dapatleluasa mengungkapkan perasaan dad pikirannya, akan t€tapi salg suami bisabenikap leluasa dalam hubungan pemikahaony4 s€pcrti terlihat pada kutipanberikut.

"Suami-istri hiduptrya tidak seperti di sini". "Sahaya tahu. MerekabErsama-sama makan, bersama-sama duduk, minum. IGlau sedang takberlayar, mereka bicara tentarg segala hal". "Yah, tentang musim,tentaog bulaq tentang angi4 tentan€ binatang". "Sahay4 MasNgaDteD". "Ientang layar d8n dayung, t€ntang jaring tersatrgkut padabatu kanng dan kaki yang tertusuk duri babi". "Apakah di kota suaoi^isli tictak pemah bicara?" "Ah, Mas Ngaoten, di kota, baraogkali disemua kota dunia kcputryaan lelaki. Barangkali di kampung nelayantidak. Di kota perempuan berada clalam dunia yang dipunyai lelaki,Mas Ngad€o". "Lantas apa yang dipunyai perempuan kota?". "Takputry8 apa-ap4 Mas Nganten kecuali....". "Ya?". "Kewajiban menjagasetiap mitik lelaki.'sRelasi yang tcrbentuk dalam pemikahao percobaan bukan lagi rclasi

suami-isti, melainkan relasi antsra bendoro dengan hamba sahaya. Dalampemikahan yang dijalani Gadis Pantai pun, setali tiga uang. Gambar"an tentangrelasi pemikahan antara Bendoro dengatr Gadis Pantai dapat dilihat padakutipan berikut itri.

"Kau milikku. Aku yang menentukan apa yang kau boleh dan tidakboleb, harus dan mesti kedakan. Diamlah kau sekarang. MalamsemakiD larut " lalu seperti ad8 yatrg torlupa,'lapi kau belum punyapersiapan"."Apalah yang perlu dipersiapkan Bendoro?" "Husy. Kauharus selalu ingat-ingat, tak boleh ada sesuatu tedadi yangmenyebabkan penghormatan orang berkurang padaku. Bawalah jugasekanng bgas."

" Ibid,h"87drn88." rbid,L 136.

Ju al Studi lgana dan MasyataitL votune 5, Nonor t J@i 2NE

Page 31: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Nuet,,G'.rispantai..Karyal,::l:f ,!:i!::::f,fl;

Apabila suami memsa bosan dalam pemikahan percobaan tersebut,dengan mudah ia bersikap tidak peduli dengan istrinya, sekalipun si istrisedang mengandung. Istri menjadi tak lebih dari sekedar hamba mantan temantidur sudah melahirkan atau belum. Relasi suami-istri model seperti iniberoposisi dengan model relasi suami-istri di kampung nelayan. Suami-istrinelayan saling mendukung satu sama lain. Suami sengaja tidak mclaut hanyauntuk menunggui sang istri yang sedang melahirkan. Ceriteme tentang relasisuami-istri nelayan terscbut terlihat pada kutipan berikut ini.

Ia ilgat tctarlgganya baru sekali istrinya melahirkan. la berjaga siangmalam di luar rumah. Dan waktu bayinya lahir menangis kencang, iatubruk pintu. Lupa pada wajahnya yang bercorengan airmata.Sekamng pada siapa anak ini kuserahkan kalau tidak pada bapaknyasendi ? Barangkali Bendoro tak pedulikaD anaknya sendi ? Tidak,tidak mungkin, dia bapaknya, bapaknya sendiri. Tapimengapa takjugadatang. sekahpun cuma buat menengok?*Pemikahan percobaan memang cenderung merugikan wanitadan anak

yang dilahirkan dari pemikahan tersebut. Posisi keduanya menjadi sangatrawan dan sulit, dan seakan akan bergantung sepenuhnya pada sang suani.Apabila srami melceraikan istrinya dan cmisahkan anak dari ibunyaj makadi waktu itu tidak ada hukurr lain yang bisa melindungi si wanita- Wanita dananak selalu menjadipihak yanS dirugikar..

Anak yang dilahirkan daripemikahan percobaan, meski akan menjadipriyayi, tetapi akan kehilangan kasih bapak dan ibunya. Anak akan tetaptinggal bersama bapaknya, meski ibu si anak sudah diceraikan. Tinggalbersama bapak, meski secara mareti akan tercukupi dengan layak, akan tetapibukanjaminan anak akan mendapatkan perhatian yang cukup dad bapaknya.Para priyayi ini cenderung bersikap tidak peduli dengan anak-anak hasilpemikahannya dengan gadis-gadis golongan ralryat kebanyakan. Sungguhmengherankan, priyayi ini akan tetap dianggap perjaka meskipun mempunyai

* Ibid. ,h.2s2.

Jurhd I Studi Agalna dak Maslatukat, roluhe 5, Nonor I Ju,i 2008 17

Page 32: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

anak selusin, sebelum ia benar-bcnar menikah dengan rvanita dari golongansederajatdan sekelas.

Arak-anak ini sengaja dipisahkan da.i kehidupan pribadipriyayi, danhanya orang-orang tertentu saJa yang diperbolehkan bergaul dengan anak_anakini. Sesekalisaja sang priyayibertegur sapa dengan anaknya. Sungguh cenninhubungan bapak-anak yang sangat kaku, tidak hangat, dan miskin kasihsayang. Adapun kutipan-kutipan berikut menceritakan tentang status anakyang lahirdari pemtkahan percobaan.

Apa bapak harapkan dali cucu bapak?', ..Kesejahteman, keselamatan,Jangan seperti kita". "Sepe(i priyayi." ,.Kalau lelaki akanjadi priyayitulen". "Kalau ada nasib, bapak suka jadi priyayi?,' ..Itulah yangdicitakan setiap orang"."Kalau bapaktahu bagaimana lnereka hidup disana--..". "Setidak-tidaknya mercka tak mengadu untung setiap hari.Setidak tidaknya mereka tidak berlumuran kotor setiaD hari." ..Ah.anehbenarp ik r ranbapak. 'Anehdantak guna. Kr tah idupdanbckcr jabcrat dan akan begini tcrus sampai tak bisa kerja sesuatu lagi.Terkecuali kasih nasehat sepcrti kakek tua.,,r'Hal yang sama terjadi pada Gadis pantai dan anak perempuan yang

dilahirkannya. Gadis Pantai sangat berharap anaLnya akan menjadi priyayiseperti suaminya. la sangat berharap anaknya akan mendapat pendidikan yanglayak, tumbuh dewasa dalan keadaan yang berkecukupan, dihormati setiap9rang, dan menerintah bukannya dipcrintah. Akan tetapi, keadaan yangdidapatkannya beroposisi dari angan-angannya.

Kelahiran putri pertaDa Gadis Pantai tidak disambut haDtat olehBendoro. hanya karena bal i yang lahir rersebut adalah perempuan. Eendorobersikap tidak peduli dengan keadaan Gadis pantai dan anaknya. Bayiperempuan itu lahir tanpa sambutan hangat, hanya ibunya saja yang bersukacita menyambut kedatangannya. Gadis Pantai menjadi gamang, akankahanaknya mendapat perlakukan yang layak, selayaknya putri seorang priyayi?

" Ibid., h. l80.

t 6 JumalStu.li Agdma dan Mtydrakat, l/alune 5, Notuor I J,ni2A08

Page 33: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

NN e t " c a d a p M'a i " Ka ry 'd s:J!,;: f i,1;i! ::i1,7::;

Sungguh, ia sendiri tidak dapat memastikannya.Bendoro bahkan sangat tega menceraikan Gadis Pantai, mengusimya,

dan memisahkannya dari bayi yang baru dilahirkannya. Apakah layak seorangpriyayi pembesar yang terhormat, terpelajar, santri alim yang mengetahui ilmuagama dengan baik bertindak keji dan sangat tidak manusiawi seperti itu?Sungguh cermin praktik negatif feodalisme Jawa yang menusukjiwa:

Sore itu Bendorodatang membuka pintu kamar belakang Gadis Pantai,berhenti di samping daun pintu. "Bendoro, ampunilah sahaya, inilahanak Bendoro-..," tapi srLara itu tak keluar dari mulutnya. Ia terlalutakut. "Jadi sudah lahir dia. Aku dengar perempuan bayimu, benar?""Sahaya, Bendoro". "Jadi cuma perempuan?". "Seribu ampun,Bendoro". Bendoro membalikkan badan, keluar dari kamar sambilmenutup pintu kembali. Gadis Pantai memiringkan badan, dipeluknyabayinya dan diciuminya rambutnya... '""Kampung kita akan terima kau sepcrti dahulu waktu kau dilahirkan,nak. Semua orang datang dan memberikan berkahnya". Indahnyaorang-orang kampung di pinggir pantai itu. Gadis Pantai kembaliteringat pada bayinya: tiada scorang menyambut kedatangannyaterkecuali emaknya sendiri. Bapaknya sendiri pun tak acuh terhadapkelahirannya."

4. R€lasi Genderdalam Novel "Gadis Pantai"Nyai Ontosoroh dar Gadis Pantai, menjadi saksi bagaimaDa tokoh

ciptaan Pramoedya Ananta Toer ini tak sekedar dianggap rekaan - mclainkantelah menjadi bagian dari sejarah. Kedua perempuan ini memiliki 'kisahnya'

masing-masing. Nyai Ontosoroh, tokoh sentral dalam tetralogi Pramoedya(tetralogi: Bumi Manusia, Anak Semua Bngsa, Jejak Langkah, dan RumahKaca) digambarkan begitu sempuma, pintar, dan berpengaruh. Gadis Pantai

" rbid.,h.253." rbid.,h.269.

JurholSttdi Agd'nd ddh Mdryarukat, tlolunE 5. Nontol I Juni 2008

Page 34: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

dilukiskan sebagai seorang gadis yang lemah, lugu, penurut, meski belakanganmemiliki kesadaran kemanusiaan. Ada satu garis merah yang menjadi pengikatdua perempuan irri : perempuan yang menj adi korban sistem patiiarki. Masing-masing dalam bentuk yang berbeda. Nyai Ontosoroh dalam kontekkolonialisme, sedangkan Gadis Pantai dalam belenggu feodalisme.

Sebuah karya sastra menang multitafsir Apalagi ketika sangpengarang telah tiada. Pramoedya menangkap sebuah realitas di sekitamya.Sebuah kenyataao yang seringkali dilupakan banyak orang karena dianggaptelah biasa. Meski, dihrlis hampirtiga puluh tahun lalu dan mengambil settingkehidupan di awal abad 20, rekaman peristiwa yang diangkat Pramoedyasejatinyamasih kerap dijumpai dalam kehidupansaat ini.

Bila kita berbicara tentang relasi gender seperti yang diungkapkannovel ini, maka kisah Gadis Pantai mengungkapkan banyak contoh relasiantara laki-lakidan wanita pada masyarakat Jawa awalabad keduapuluh. Padamasa itu, wanita belum bisasecarabebas ikut berperan dalam sektorpublik danberperan aktifdalam setiap kegiatan pengambilan keputusan strategis. Kerjapublik adalah wilayah keda lakilaki. Pengambil keputusan shategis adalahmilik laki-laki. Wanita selalu berada dibawah bayang-bayang lakilaki. Wanitatidak bebas mengembangkan dirinya sendiri, babkan untuk mempertanyakankondisi sosial yang dihadapinya purl tidak diperbolehkan. Semua urusanpublik dan sosial adalah milik laki-laki. Wanita seakao tidak berhak tahuurusan laki-laki, kare[a urusan wanita hanya terbatas pada masalah rumahtangga.

"Terima kasih, mBok. Terima kasih. Kemanakah biasanya Bcndoropergi-sampai berhari-hari begini?" "Ah, Mas Nganten, ituuusan priadengan pekerjaannya. Jangan ikut campur, karena wanita tak tahu apa-apa tentang itu. Kita hanya tahu daerah kita sendiri: rumahtangga yangharuskitaurus.'{

- Ibid. ,77dan78.

80 .furtu|Studi Agana dat M8yarukat, rolune 5. Nonor I Juai 2008

Page 35: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

N*.1 ,codo p.,toi" Korr" MOo AMo T*r,"

Raden Ajeng Kartini adalah nama yang sempat dimunculkanPmmoedya dalam novel ini. Disinggung di dalamnya, keberanian Kartiniuntuk mempeduangkan haknya sebagai wanita. Kartini yang terpelajarterkenal sebagai wanita yang pemberani, tak takut pada siapa pun, termasukpada Belanda. Sayang, Kartini tidak berumur panjang karena meninggal dalamusia yang masih terbilang muda. Kondisi Kartini seakan merupakan oposisikondisiGadis Pantaiyang lemah, lugu, penurut, penakut, dan tidakteryelajarMalangnya, sebagian besar wanita Jawa pada masa itu seperti Gadis Pantai,sangal jarang sekali ada wanita pcrnberani sepeft i Kartini.

Pemikahan Gadis Pantai, adalah pemikahan yang hanya dikohendakioleh salah satu pihak, yaitu laki laki. Pemikahan yang dijalani adalahmanifestasi pengabdian total wanita pada laki-laki suaminya. Kewajibanwanita yang bersuami adalah menjaga semua trilik laki-laki, bahkan dirioyasendiri adalah milik laki-laki. Wanita saat itu beryikir, pengabdian total itulayak adanya, bila dibandingkan dengan pengorbanan laki-laki buat istri dankeluarganya. Wanita harus melupakan sakit yang dideritanya meskipun sedangmengandung sekalipun, demi mengabdi pada laki lakisuaminya.

"Apakah di kota suami-istri tidak pemah bicara?" "Ah, Mas Nganten,dikota, barangkali di semuakota dunia kepunyaan lelaki. Barangkalidikampung nelayan tidak. Di kota perempuan berada dalam dunia yangdipunyai lelaki, Mas Nganten"."Lantas apa yang dipunyai perempuankota?". "Tak punya apa-apa, Mas Nganten kecuali...."."Ya?"."Kewajiban menjaga setiap milik lelaki". "Tidak ada, Mas Nganten.Dia sendiri hak-milik lelaki." '

Ia mengSeletak tiga bulan di dalam kamar yang selalu tertutup pintudanjendelanya. Iamerasa malu. Tak adawanita kampung mengandungseperti dirinya. Mereka bangun setiap suami mereka turun ke laut.Mereka selalu hadir waktu perahu suami mereka berlabuh di muara.Dan mereka selalu turun ke dapur memasakbuat anak-anak dan suami

"' Ibid., 87 dan 88.

Jurna I Shtdi .lgdna dan Masyarakat,Valune 5, Namot I Jtni 20A8 8I

Page 36: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

mereka. Tapi ia seorang dirimenggeletak tanpa daya.,,Gadis Pantai adalah seorang wadta lemah tapi sekaligus cerdas dan

kritis. Gadis_Pantai juga seoraog wanita yang penuui terhadap suaminya dansedikit penakut. Tetapi pada akhimya, ia mencoba berani mimpertahankananak yang dirampas oleh suami dari tangannya. Sebagai waaita tintu rlerasasangat berat dan merana jika dipisahlan secara paksa dari anak yang barudilahirkannya. Sekali lagi ia hanyalah wanita, wanita golongaa iakyatkebanyakan yang tidak mempunyai kuasa untuk nemperdhankan haklya.Wanila yang gagal menembus dominasi lakr-laLi aras nisib dirinya dan anaksemata wayangnya.

Gadis Pantai harus rela menjadi istri yang kesekian, dan rela pula bilasewaktu-waktu diceraikan suaminya. Gadis pantai juga halus rela pula jikakeberadaannya sebagai istri percobaan, disembunyikan dan tidakdiikutsertakan dalam setiap relasi sosial suaminya. Sebenarnya kisahpemikahan Gadis Pantai ini, misalnya, apa bedanya dengan ,cerita indah'poligami? Poligami merupakan sebuah dunia yang diciptakan dan dimainkaroleh laki-laki. Poligami mensyaratkan pene maan wanita dalam konteksketerpaksaan. Dan sampai kini, saya masih sangat percaya, bahwa tak adasatupun wanita ya[g dengan sena.ng hati bisa menedma keputusan suaminyauntuk berpoligami.

D. KesimpulanObjek analisis struLtural Levi-Shauss dalam tulisan ini adalah novel

"Gadis Pantai" karya Pramoedya Ananta Toer Novel ini adalah unrtnished.rtorl,/, karena kelanjutan novel ini telah raib akibat kekeiaman dan kioicikanberpikir penguasa orde terdahulu. Novel ini banyak membongkar realitaskehidupan golongan priyayi Jawa pada akhir abad kesernbilan beias dan awalabad kedua puluh.

" Ibid',248 danz49.

82 Jurnal Sttdi Agana daa Masyarakdt, rotune 5, Noaor I Juhi 2008

Page 37: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Nd 2 t " G o d B Pa h t o i " K a ry a,r; ;H;iH 1;:::3,y;_

Pramoedya Ananta Toer bercerita dalam novel ..Gadis pantai" inimengguoakan alur maju atau lurus, sehinggabisa dilakukan analisis strukturalLevi-Strauss atasnya. Alur maju atau lurus ini, sesuai denean kaidahsrntagmatis dan paradigmatis yang drpersyararkan Levi-striuss ketikamelaklkan analtsis struktural. Alur cerira novcl ini saya basi xtas cmoatepisode: Kehidupan remaja: pernikahan. rahun pertama- pernikahin;kunjungan ke kampung halaman.

Untuk mcnjalankan episode-episode tersebut dibutuhkan ceriteme_ceriteme yangruntutpula. Ceritelne terbangun dengan kehadiran tokoh sentralyang dikuatkan denga[ penggambaran latar atar setting. Tokoh utama novelini ridak bemama. Pengarang hanya menyebuLnya Cadis pantai dan BendorosaJa.

_ cadis Pantai berasal dari golongan rakyat kebanyakan atau wong cilik.B-'endoro berasal dari golongan pembesar p yayi. Setelah dianalisis, dapatdiketahui bahwa realitas sosial yang melatarbelakangi kedua tokoh terseiurmerupakan oposisi berpasangan. Dr beberapa sisi rokoh Gadrs panrriberoposisi dengan Bendoro, seperti skema berikut ini.

KATEGORITOKOH GADISPANTAIa. JenisKelamin Wanitab. Statussosial Wong cilikanaknelayanc. Kondisiekonorni Keluargamiskin

d. Jabatan publik Golonganmarginal

e. Lokasibennukim Desanelayanmiskinf. Statuspendidikan Tidakterpelajarg. Tingkat kereligiusan Kaum abangan

Oposisi biner ini disisi lain mengalami penyatuan kembali setelahGadis Pantai menjadi wadta utama (meski hanya semeltara) setelah meniadi

>< BENDORO>< Pria>< Priyayi Jawa>< Keluarga

k^yaraya>< Bupati,

penguasa>< Perkotaan>< Terpelajar>< Kaum santi

JMal Studi AAaha dan M6rwakaa yolune 5, NMor I Juri 2MB 83

Page 38: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

istri percobaan priyayi. Relasi Gadis Pantai ketika menjalani pemikahanpercobaannya, temyata mengungkapkan banyak temuan. Relasi yangterbentuk dari pernikahan percobaan ini, relasi antara laki-laki darl wanita,tidak bedalan selayaknya suami-istri. Latar belakang sosial keduanya yangsangat berbeda, golongan priyayi dan wong cilik, tetap nlcnimbulkan friksi,sulit berjalan bersama, dan cenderung timpang dalam setiap relasi sosial yangtedadi. Relasi yang terjalin tak lebih hanya sekedar relasi antara priyayi danhamba sahaya. Latar belakang tempat tinggal pun, kota tetnpat priyayi kayabermukim dan kampung tempat nelayan miskin tinggal, Drerupakan oposisibine. Di satu sisi kembali ada penyatuan, ketika di balik kemiskinan harta,temyata golongan rakyat kebanyakan yang ti[gga] di kampung nelayanmiskin, mempunyai.jiwa dan hati yang kaya. Dan kekayaan hafia para p yayikota, temyata tidak menjamin akan kaya pulaj iwa dan hatinya. Sungguh suaturealitas sosial yang senantiasa kita temui, tidak hanya pada awal abad keduapuluh. tapihingga abad modem dewasa ini.

Kisah pemikahan percobaan Gadis Pantai ini tidak lebih merupakanpraktik poligami. Poligami disini merupakan sebuah dunia yang diciptakandan dimainkan oleh laki-laki. Poligami memyaratkan peDerimaan wanitadalam konteks keterpaksaan. Laki-laki priyayi akan dengan nudah menikahiempat wanita sekaligus, dan orang lain akan bersikap maklum atasnya. Selainitu, dominasi laki-laki atas wanitajugajelas terlihat. cadis pantai yang lemahposisi tawamya dalam pemikahan percobaan ini harus rela diccraikan olehsuaminya, diusir, bahkan dipisahkan secara paksa dari anak yang barudilahirkannya. Apakah layak seorang priyayi pembesar yang terhornat,terpelajar, santd alimyarg mengetahuiilmu agama dengafl baik bertindak kejidan sangat tidak manusiawi seperti itu? Sungguh cermin praktik negatiffeodalisme Jawa yang menusukjiwa.

DAITARPUSTAKAAbrams, M.H- 1971, A Glossary of Literary lerms. NewYork: I"Iolt, Rinehalr,

andWinstonlnc.

84 Jurnal Studi Agana ddr M$yarckat, Volurt. 5, Nohot l Juai 20A8

Page 39: Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Analisis Struktural Levi Strauss Siminto

Nd e I - c o d i s P @t4 i " Ka 4, a,::g::#:t r:, ;,?x;

Ahimsa-Puta, Heddy Stui. 2006, Stnrkturalisme Livi Strauss, Mitos danIhrya S astra.Yogyakarta: Kepel Press.

Bend^,Hatry J . The Ctescent and the Rising Sun: Indonesian Islam Under theJapanase Occupation I 942 - I 945.q.,q.

Geertz, Clifford. 1956, The Development ofthe Japanese Economy: A SocialCultural Appro ach. Cambridge: Massachusett Institute of Tecbnology.

lay, Robert J. 1963. Religion and Political i Central Jata. Cultural ReportSeries, South EastAsian Studies, Yale Universiry

Stanton, Robert, 1965 , An Intloductioh to Fictbn. New York: Holt, Rinehalt,andWinstonlnc.

Toet Pramoedya Anar\ta,2006, Gadis Pantrli. Jakartar Penerbit LenteraDipantara.

Internetwww.media-indonesia.cor/resensi/www.oenekolan.net/ngelrnu/fi lsafa'www.riaupos.com,/banr/content/view/6273l1 0 I /www.sosioloeikomunikasi.blogspot.cont2005/http://id.wikipidia. org//w/index/php?title=S. O_Robson=edit.

Ju'rol nu., Agana rlan Moflanlal uolun.5 Noaor I J,at )048 85