5
Kemajuan Kualitas Film Indonesia Sudah Bagus Kualitas film Indonesia sudah banyak mengalami kemajuan dan sudah sangat populer di mata audiens Indonesia. Sementara ini potensi industri film Indonesia sangat besar, ucap seorang menteri. “Film Indonesia sudah layak untuk ditonton dan sangat bisa populer di kalangan audiens dalam negeri,” demikian kata MenteriPariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menjelang acara Syukuran dan Puncak Perayaan Hari Film Nasional (HFN) ke-63 yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta, Jumat malam pada tanggal 25 Mei 2013. Mari berpendapat bahwa dari segi tema film sudah banyak variasi dan kualitasnya juga sudah meningkat. Pejabat itu mencontohkan film populer Cinta Brontosaurus yang bisa mengalahkan film superhero asing Iron Man. Film Sang Kyai yang diputar 30 Mei pun mempunyai banyak kemajuan baik itu dari sisi tema maupun kualitas. Pertumbuhan film Indonesia pada tahun 2012 mencapai 90 film, artinya naik 7% dibandingkan tahun 2011. Jumlah penonton juga semakin banyak. Sementara jumlah produksi film Indonesia hingga 15 Mei 2013 mencapai 44 film. Jumlah produksi film dan jumlah penonton menunjukan adanya peningkatan. “Target 100 film, harusnya bisa tahun depan,” kata Mari. Kenyataan itu adalah bagian dari kemajuan industri perfilman Indonesia. Selain itu yang patut dijadikan catatan adalah, beberapa produser dari luar negeri sudah menyampaikan minat besar untuk memproduksi filmnya di Indonesia, ini memperlihatkan bahwa negeri kita ini sekarang semakin menarik untuk menjadi lokasi film. Acara Syukuran dan Puncak Perayaan Hari Film Nasional (HFN) ke-63 itu dihadiri oleh sejumlah tokoh perfilman antara lain Christine Hakim, Ikranagara, Tio Pakusadewo, Gope T. Samtani dan Wulan Guritno, serta Slamet Rahardjo. “Seniman film Indonesia dalam kondisi seperti apapun tetap berkomitmen untuk terus memproduksi film. Sense of belonging seperti ini adalah sesuatu yang sangat mahal. Apa

Nonton Movie Streaming Film Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Nonton Film Indonesia Streaming

Citation preview

  • Kemajuan Kualitas Film Indonesia Sudah Bagus

    Kualitas film Indonesia sudah banyak mengalami kemajuan dan sudah sangat populer di mata audiens Indonesia. Sementara ini potensi industri film Indonesia sangat besar, ucap seorang menteri.

    Film Indonesia sudah layak untuk ditonton dan sangat bisa populer di kalangan audiens dalam negeri, demikian kata MenteriPariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menjelang acara Syukuran dan Puncak Perayaan Hari Film Nasional (HFN) ke-63 yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta, Jumat malam pada tanggal 25 Mei 2013.

    Mari berpendapat bahwa dari segi tema film sudah banyak variasi dan kualitasnya juga sudah meningkat. Pejabat itu mencontohkan film populer Cinta Brontosaurus yang bisa mengalahkan film superhero asing Iron Man. Film Sang Kyai yang diputar 30 Mei pun mempunyai banyak kemajuan baik itu dari sisi tema maupun kualitas.

    Pertumbuhan film Indonesia pada tahun 2012 mencapai 90 film, artinya naik 7% dibandingkan tahun 2011. Jumlah penonton juga semakin banyak. Sementara jumlah produksifilm Indonesia hingga 15 Mei 2013 mencapai 44 film. Jumlah produksi film dan jumlah penonton menunjukan adanya peningkatan. Target 100 film, harusnya bisa tahun depan, kata Mari.

    Kenyataan itu adalah bagian dari kemajuan industri perfilman Indonesia. Selain itu yang patut dijadikan catatan adalah, beberapa produser dari luar negeri sudah menyampaikan minat besar untuk memproduksi filmnya di Indonesia, ini memperlihatkan bahwa negeri kita ini sekarang semakin menarik untuk menjadi lokasi film.

    Acara Syukuran dan Puncak Perayaan Hari Film Nasional (HFN) ke-63 itu dihadiri oleh sejumlah tokoh perfilman antara lain Christine Hakim, Ikranagara, Tio Pakusadewo, Gope T. Samtani dan Wulan Guritno, serta Slamet Rahardjo.

    Seniman film Indonesia dalam kondisi seperti apapun tetap berkomitmen untuk terus memproduksi film. Sense of belonging seperti ini adalah sesuatu yang sangat mahal. Apa

  • yang dimiliki oleh seluruh insan film tak lain adalah sebuah kreatifitas. Apa pun yang terjadi, kita akan merayakan hari film setiap hari, kata Slamet Rahardjo.

    Syukuran dan Puncak Hari Film Nasional (HFN) ke-63 tahun 2013 juga menghadirkan sejumlah pertunjukan seni budaya. Bersamaan dengan kegiatan itu, Menteri juga mengukuhkan anggota baru Parfi kepengurusan 2011 2016 dengan Ketua Parfi Gatot Brajamusti.

    Ruang apresiasi bagi insan film di tanah air kini kembali bertambah. Setelah Festival Film Indonesia (FFI) dan Apresiasi Film Indonesia (AFI), kini giliran Akademi Film Indonesia (Akademi FI) yang bergulir untuk pertama kali. Ajang ini sendiri merupakan kerjasama dari dua lembaga yaitu Yayasan Konfiden sebagai penyelenggara dan tim dari filmindonesia.or.id sebagai pelaksana. Berbeda dengan FFI dan AFI, Akademi FI 2013 hanya memberikan tiga buah penghargaan kepada tiga kategori yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik dan Skenario Terbaik. Selain itu, Akademi FI pun akan memberikan penghargaan untuk Film Terlaris berdasarkan data-data yang sudah dikumpulkan oleh filmindonesia.or.id. Alasan pihak panitia hanya memberikan tiga buah penghargaan pada penyelenggaraan pertamanya bukanlah sebuah kesengajaan. Dengan terbatasnya jumlah anggota Akademi FI yang berjumlah 20 orang, panitia hanya ingin lebih realistis dengan target mereka. "Kenapa hanya tiga kategori? Karena kami ingin realistis, ketika kita belum punya bentuk, jadi saat ini hanya tiga saja. Kita memutuskan yang umum saja dulu yang orang lain juga tahu," jelas Totot Indrarto salah satu anggota Akademi FI saat berbicara setelah penghargaan Akademi FI di Magzi Ballroom grandkemang Hotel, Jakarta Selatan senin (8/4/2013) malam. Namun menurut Totot, kategori penghargaan akan bisa bertambah seiring dengan bertambahnya anggota Akademi FI. Film-film yang dinilai oleh anggota Akademi FI adalah film cerita panjang yang ditayangkan untuk umum dengan memungut uang tanda masuk selama satu tahun

  • kalender (1 Januari s.d 31 Desember) setiap tahunnya, baik di bioskop berjadwal maupun tempat pemutaran lain. Untuk tahun ini anggota Akademi FI menilai 85 judul film panjang yang dirilis sepanjang tahun 2012. Penilaian pun dilakukan oleh masing-masing anggota yang berhak menentukan nilai dari masing-masing film. Bagi Anggota Akademi yang filmnya masuk dalam kategori akan dilarang ikut menilai. "Semua ini dengan penilaian sistem angka, votting. Dan itu yang kita bawa dalam tahapan-tahapan penilaian. Dalam hal ini penilaian dari masing-masing anggota Akademi FI," tambah Riri Riza. Menurut Riri, Akademi FI hadir sebagai ruang alternatif bagi insan film di Indonesia. "Ada alternatif bagaimana kita menilai film dan memandang film dari sudut film yang lebih beragam. Bagaimana film dilihat dari konteks keseniannya dan film sebagai karya budaya," urai sutradara Atambua 39 Derajat Celsius itu. Selain Riri Riza, penghargaan Akademi FI 2013 diramaikan oleh insan film tanah air seperti Didi Petet, Deddy Mizwar, Mira Lesmana, Tio Pakusadewo, Ladya Cheryl dan Abduh Aziz. Tentang Akademi Film Indonesia Akademi Film Indonesia adalah sebuah kelompok independen beranggotakan individu-individu yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, memiliki pemahaman menyeluruh tentang perfilman, dan mengikuti perkembangan perfilman Indonesia terkini. Anggota Akademi FI untuk pertama kalinya dipilih oleh rapat filmindonesia.or.id yang menghasilkan 20 anggota pertama. Di masa selanjutnya keanggotaan Akademi FI akan terus bertambah baik dari segi jumlah maupun segi keterwakilan keahlian. Film Juga Tentukan Kemajuan Bangsa

    Majunya suatu peradaban bangsa tidak hanya ditentukan faktor pendidikan, ekonomi, sosial, maupun politik. Tetapi juga faktor budaya yang salah satunya adalah seni film. Seni film merupakan sekian dari bentuk budaya modern yang harus dilestarikan di samping

  • budaya tradisional. Sebab, jika budaya film berjaya akan menentukan kemajuan bangsa termasuk bangsa Indonesia.

    Hal itu diungkap sutradara film Damian Dematra dalam Meet and Greet Bintang Film Layar Lebar Si Anak Kampoeng di Aula Madya, Kamis (14/4). Dalam acara tersebut, hadir para pemain film Si Anak Kampoeng seperti Radith Syam, Pong Hardjatmo, Maya Ayu, Lucky Moniaga, dan Vinda Anggareni.

    Damian yang merupakan sutradara film Si Anak Kampoeng mengatakan seharusnya bangsa Indonesia berkaca kepada Amerika Serikat (AS) yang maju karena industri film Hollywood-nya.

    Film-film yang disajikan dari Hollywood selalu bermutu dan diminati masyarakat dunia sehingga industri film di negeri Paman Sam tersebut selalu berkembang tiap tahunnya.Berbeda dengan Indonesia yang kini selalu menyajikan film bergenre horor, seks, dan komedi yang tidak bermutu, tidak mendidik bahkan dapat merusak moral bangsa sehingga bisa dipastikan seperti apa kondisi bangsa kelak jika disuguhi film tersebut, ungkap Damian yang juga penulis novel ini.

    Ia juga menuturkan seharusnya Indonesia menyajikan film yang bermutu, mendidik, daninspiratif bukan film yang dapat menghancurkan moral demi komersialitas semata. Oleh karena itu, Damian tergerak untuk memperbaiki kondisi perfilman Indonesia dengan memproduksi film-film bermutu salah satunya adalah film berjudul Si Anak Kampoeng yang mengisahkan tentang kehidupan Buya Ahmad Syafii Maarif yang juga tokoh Muhammadiyah, tokoh nasionalis, dan pluralis serta mantan Ketua Umum Pengurus

    Film yang mengambil setting background Minangkabau ini menceritakan sosok anak kampung bernama Syafii Maarif yang penuh lika liku serta perjuangannya mencapai mimpi. Mimpinya adalah bagaimana Syafii dapat keluar dari kampungnya di pelosok Sumatera Barat yang jauh dari hingar bingar untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya. Akhirnya dengan ditempuh berbagai upaya dan perjuangan yang gigih salah satunya melalui pendidikan, Syafii sukses meraih mimpinya yakni menjadi intelek yang sukses di bidang agama.

  • Film ini sangat layak ditonton bagi masyarakat. Saya berharap agar film ini sukses dan dapat menginspirasi masyarakat betapa pentingnya pendidikan dan perjuangan yang gigih untuk meraih mimpi, papar Damian yang juga sutradara film Obama Anak Menteng tersebut.

    Kita sangat mengharapkan film-film Indonesia berkualitas lainnya, untuk itulah Kineria hadir dengan layanan movie streaming film Indonesia yang menghadirkan karya anak bangsa khususnya para sineas muda berbakat yang ingin mengharumkan kembali film Indonesia dan membuatnya kembali berjaya di negeri sendiri.

    Film-film Indonesia di Kineria adalah film-film fresh yang dapat dinikmati dengan biaya yang sangat murah, dan jauh lebih murah daripada tiket nonton ke bioskop. Bahkan dengan sekali bayar, Anda bisa menikmati 3 buah film sekaligus, baik film panjang maupun film pendek. Di Kineria Anda bisa membeli film langsung dari pembuatnya.

    Suka nonton film Indonesia? Ingin menyaksikan perkembangan film-film Indonesia berkualitas? Bergabunglah bersama kami sekarang juga. Untuk info selengkapnya dan berlangganan film Indonesia streaming, silahkan kunjungi website kami di www.kineria.com

    http://kineria.comhttp://kineria.comhttp://www.kineria.comhttp://www.kineria.com