29
SATUAN ACARA PENYULUHAN Bidang studi : Keperawatan Gerontik Topik : Penanganan Low Back Pain dengan Back Exercise Sasaran : Petugas Puskesmas Padang Pasir Tempat : Ruang Aula Puskesmas Padang Pasir Hari/tanggal : Rabu/19 Februari 2014 Waktu : 11.30 s/d selesai A. Latar Belakang Low back pain merupakan keluhan yang paling umum dijumpai dalam hubungannya dengan kasus muskuloskletal. Angka perkiraan menunjukkan bahwa kurang lebih 80% orang dewasa pernah mengeluh nyeri punggung bagian bawah (Medika Jwalita, 2005). Jika ditinjau dari onset kejadian biasanya LBP mulai diderita antara usia 20 – 55 tahun dan paling banyak usia 30 – 40 tahun (Kisner, 2006). Low back pain merupakan salah satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002). Faktor risiko terjadinya low back pain antara lain usia, obesitas, indeks massa tubuh, kehamilan dan faktor psikologi. Seorang yang berusia lanjut

No - Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Keperawatan Gerontik

Topik  : Penanganan Low Back Pain dengan Back Exercise

Sasaran : Petugas Puskesmas Padang Pasir

Tempat : Ruang Aula Puskesmas Padang Pasir

Hari/tanggal    : Rabu/19 Februari 2014

Waktu           : 11.30 s/d selesai

 

A. Latar Belakang

Low back pain merupakan keluhan yang paling umum dijumpai dalam

hubungannya dengan kasus muskuloskletal. Angka perkiraan menunjukkan bahwa kurang

lebih 80% orang dewasa pernah mengeluh nyeri punggung bagian bawah (Medika Jwalita,

2005). Jika ditinjau dari onset kejadian biasanya LBP mulai diderita antara usia 20 – 55

tahun dan paling banyak usia 30 – 40 tahun (Kisner, 2006).

Low back pain merupakan salah satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan

oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002). Faktor risiko

terjadinya low back pain antara lain usia, obesitas, indeks massa tubuh, kehamilan dan

faktor psikologi. Seorang yang berusia lanjut akan mengalami low back pain karena

penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulang, sehingga tidak lagi elastis seperti

diwaktu muda (Fathoni, 2009).

Fenomena umum yang terjadi adalah apabila penderita mengalami keluhan

gangguan kesehatan akibat nyeri punggung bagian bawah, mereka lebih senang untuk

minum obat, pijat atau mencari upaya penyembuhan lain. Hal ini antara lain dikarenakan

masih sedikitnya informasi dan data-data mengenai model latihan yang sesuai dengan

LBP.

Page 2: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

Bertambahnya umur juga akan mempengaruhi pada kondisi fisik diantaranya

berkurangnya fleksebilitas tulang belakang (Tarwaka, 2004). Sedangkan menurut Kemper

(2004) kemampuan fisik optimal seseorang dicapai pada usianya 25 – 30 tahun, dan

kapasitas fisiologi seseorang akan menurun 1 % per tahunnya setelah kondisi puncak

terlampaui. Proses penuaan seseorang ditandai dengan tubuh mulai melemah, gerakan

tubuh makin lamban dan kurang bertenaga, serta keseimbangan tubuh semakin berkurang.

Dalam penanganan penderita Low Back Pain untuk mengurangi disabilitas dan

perbaikan fungsional direkomendasikan dengan program back exercise (Abenhaim, 2002).

Back exercise adalah suatu bentuk latihan yang ditujukan untuk otot-otot stabilisator

punggung. Back exercise mempunyai manfaat untuk memperkuat otot-otot perut dan otot-

otot punggung sehingga tubuh dalam keadaan tegak secara fisiologi. Back exercise yang

dilakukan secara baik dan benar dalam waktu yang relative lama akan meningkatkan

kekuatan otot secara aktif sehingga disebut stabilisasi aktif. Peningkatan kekuatan otot juga

mempunyai efek peningkatan daya tahan tubuh terhadap perubahan gerakan atau

pembebanan secara statis dan dinamis.

Back exercise juga akan memperbaiki sitem peredaran darah sehingga mengatasi

terjadinya pembengkakan yang dapat mengganggu gerakan dan fungsi sendi. Back

exercise juga akan mengurangi nyeri melalui mekanisme gerbang kontrol dan pengurangan

nyeri melalui Beta endorphin. Umumnya perbaikan nyeri tidak terdapat pada keseluruhan

latihan dan kemungkinan tidak dapat berperan dalam pengurangan nyeri pada latihan

punggung dan otot perut.

Berdasarkan latar belakang diatas serta data yang diperoleh dari kunjungan

diruangan BP tanggal 12-16 Februari 2014 dari 10 orang pasien dewasa dan lansia terdapat

6 orang pasien mengeluh nyeri punggung bagian bawah dan belum terpapar informasi

tentang penanganan nyeri punggung bagian bawah dengan back exercise. Oleh sebab itu

Page 3: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

mahasiswa tertarik untuk memberiakan topik tentang penanganan LBP dengan teknik back

exercise untuk program transfer ilmu kali ini.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Penanganan Low Back Pain

dengan Back Exercise diharapkan petugas memahami tentang Back Exercise dan

menerapkannya di Puskesmas terutama untuk lansia dengan masalah nyeri

punggung.

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Penanganan Low Back Pain

dengan Back Exercise, diharapkan petugas mampu:

1) Menyebutkan pengertian Low Back Pain

2) Menyebutkan penyebab Low Back Pain

3) Menyebutkan gejala dan tanda Low Back Pain

4) Mengetahui penatalaksanaan Low Back Pain dengan Back Exercise

5) Menyebutkan pengertian Back Exercise

6) Menyebutkan manfaat dari Back Exercise

7) Menyebutkan tujuan dari Back Exercise

8) Mengetahui langkah-langkah dari Back Exercise

C. Materi (Terlampir)

D. Pelaksanaan

1. Topik

Penanganan Low Back Pain dengan Back Exercise

2. Sasaran

a. Sasaran Umum : Seluruh Petugas Puskesmas Padang Pasir

Page 4: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

b. Sasaran Khusus : Seluruh Perawat yang ada di Puskesmas Padang Pasir

3. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi

4. Media dan alat

a. Laptop dan Infocus

5. Waktu dan tempat

Hari : Rabu/19 Februari 2014

Jam : 11.300 WIB - selesai

Tempat : Aula Puskesmas Padang Pasir

6. Pengorganisasian

Leader : Andi Batafia, S.Kep

Co Leader : Rini Heldina, S.Kep

Moderator : Sari Angreni, S.Kep

Observer : Reftika Edelwis S.Kep

Fasilitator : Usriani Andari, S.Kep

Rahmiati DS, S.Kep

Rusmanwadi, S.Kep

Rina Novriana, S.Kep

Siska Yulandari, S.kep

Honesty Putri, S.Kep

Page 5: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

7. Setting Tempat

Keterangan :

L : Leader F : Fasilitator

B : Co Leader O : Observer

R : Moderator M : Peserta

8. Uraian Tugas

1. Leader

Bertanggung jawab memberikan penyuluhan tentang pengertian, tujuan dan

manfaat back exercise.

2. Co Leader

Memperagakan langkah-langkah back exercise.

3. Moderator

Membuka acara

Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing

Menjelaskan tujuan dan topik

Menjelaskan kontrak waktu

Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri

Mengarahkan alur diskusi

M M

O

F

B

M

F

M

M

M

M

M

M

M

F

R L

F

FF

F F

F

F

F

Page 6: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

Memimpin jalannya diskusi

Menutup acara

4. Fasilitator

Memotivasi peserta agar berperan aktif

Membuat absensi penyuluhan

Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan

5. Observer

Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

E. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens/Sasaran Waktu

1

2

Pembukaan

- Moderator memberi salam

- Moderator memperkenalkan

anggota penyuluhan

- Moderator memperkenalkan

pembimbing klinik dan

pembimbing akademik

- Moderator menjelaskan

tentang topik penyuluhan

- Moderator menjelaskan dan

membuat kontrak waktu,

bahasa, tujuan dan tata tertib

penyuluhan

Pelaksanaan

- Pemateri mengkaji

pengetahuan audiens tentang

LBP

- Memberi reinforcement (+)

- Meluruskan konsep tentang

- Menjawab salam

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan

5 mnt

40 mnt

Page 7: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

pengertian LBP

- Pemateri mengkaji

pengetahuan audiens tentang

penyebab LBP

- Memberi reinforcement (+)

- Meluruskan konsep tentang

penyebab LBP

- Pemateri mengkaji

pengetahuan audiens tentang

tanda gejala LBP

- Memberi reinforcement (+)

- Meluruskan konsep tentang

tanda gejala LBP

- Pemateri mengkaji

pengetahuan audiens tentang

Back exercise

- Memberi reinforcement (+)

- Meluruskan konsep tentang

pengertian Back exercise

- Mengkaji pengetahuan audien

tentang tujuan Back exercise

- Memberi reinforcement (+)

- Menjelaskan tujuan Back

exercise

- Mengkaji pengetahuan audien

tentang manfaat Back

exercise

- Memberi reinforcement (+)

- Menjelaskan tentang manfaat

Back exercise

- Menjelaskan langkah-langkah

back exercise

- Memberi kesempatan audiens

untuk bertanya

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

5 mnt

Page 8: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

3

- Memberi reinforcement (+)

- Menjawab pertanyaan

Penutup

- Meminta audiens mengulang

beberapa informasi yang telah

diberikan

- Memberi reinforcement (+)

- Bersama peserta

menyimpulkan materi

- Menutup dengan salam

- Mengajukan pertanyaan

- Mendengarkan

- Mendengarkan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Menjawab salam

F. Evaluasi

1) Evaluasi struktur

75 % atau lebih peserta menghadiri acara

Alat dan media sesuai dengan rencana

Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan

2) Evaluasi proses

Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi

Page 9: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

3) Evaluasi hasil

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75% peserta mampu :

Menyebutkan pengertian dari LBP

Menyebutkan penyebab LBP

Menyebutkan tanda dan gejala LBP

Menyebutkan pengertian back exercise

Menyebutkan tujuan dari back exercise

Menyebutkan manfaat back exercise

Menyebutkan langkah-langkah back exercise

Page 10: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

LAMPIRAN MATERI

PENANGANAN LOW BACK PAIN DENGAN BACK EXERCISE

I. LOW BACK PAIN

1. PENGERTIAN

Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang terbatas pada regio

lumbal, tetapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radik saraf,

namun secara luas berasal dari diskus intervetebral lumbal. Sedangakan istilah

lumbago adalah nyeri hebat dan akut pada regio lumbal yang disertai penurunan

mobilitas.

Di dalam tulang punggung terdapat chorda spinalis. Di sepanjang chorda

spinalis ini, saraf-saraf tulang belakang keluar melalui rongga diantara ruas-ruas

tulang belakang untuk berhubungan dengan saraf-saraf di seluruh tubuh. Bagian

saraf tulang belakang yanng terdekat dengan chorda spinalis dapat terjepit ketika

terjadi cedera pada tulang belakang.

Tulang punggung bagian bawah berfungsi dalam pergerakan untuk

membungkuk atau memutar tubuh. Selain juga berperan dalam menyokong tubuh

untuk berdiri, berjalan, dan mengangkat beban. Punggung bawah berperan dalam

hampir seluruh aktivitas tubuh sehari-hari. Dengan demikian, adanya nyeri

punggung bawah dapat membatasi banyak kegiatan dan menurunkan kualitas

hidup.

Page 11: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

2. PENYEBAB

Penyebab tersering timbulnya nyeri punggung bawah :

a. Keseleo atau terkilir, misalnya akibat mengangkat sesuatu, olahraga, atau

pergerakan yang tiba-tiba, misalnya saat jatuh atau kecelakaan. Punggung

bagian bawah lebih sering cedera jika kondisi fisik seseorang kurang baik

dan otot-otot yang menunjang lemah. Postur tubuh yang tidak baik,

mengangkat sesuatu dengan cara yang salah, berat badan berlebih, dan

kelelahan juga ikut berperan.

b. Osteoarthritis (arthritis degeneratif) menyebabkan gangguan pada tulang

rawan yang melindungi tulang belakang (vertebra). Gangguan ini

diperkirakan disebabkan oleh penggunaan dan robekan sendi yang lama.

Seseorang yang berulang kali memberi tekanan pada sendi lebih rentan

untuk terkena osteoarthritis. Diskus yang terletak diantara tulang belakang

akan rusak, menyempit dan dapat menekan pangkal saraf tulang belakang.

Adanya penonjolan tulang yang tidak rata dapat terbentuk pada tulang

belakang dan menekan pangkal saraf. Semua gangguan ini dapat

menyebabkan nyeri punggung bawah dan juga kekakuan.

c. Fraktur kompresi yang terjadi ketika densitas tulang menurun karena

osteoporosis, yang biasanya terjadi dengan bertambahnya usia. Tulang

belakang rentan terhadap efek osteoporosis, yaitu timbulnya fraktur

kompresi (yang biasanya menyebabkan nyeri punggung hebat yang tiba-

tiba) dapat diikuti oleh penekanan pangkal saraf. Namun, kebanyakan

fraktur akibat osteoporosis terjadi pada punggung bagian atas dan tengah,

dan menimbulkan nyeri pada punggung atas dan tengah, ketimbang nyeri

pada punggung bawah.

Page 12: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

d. Robekan atau herniasi diskus, dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.

Diskus intervertebra yang terletak diantara ruas-ruas tulang punggung

memiliki lapisan luar yang keras dan bagian dalam yang lunak seperti jelly.

Jika diskus ini tiba-tiba tertekan oleh ruas tulang punggung diatas dan

dibawahnya misalnya saat mengangkat benda berat, maka lapisan luar

diskus dapat robek dan menimbulkan nyeri. Bagian dalam diskus dapat

tertekan dan menonjol keluar melalui robekan yang ada (herniasi).

Penonjolan ini dapat menekan, mengiritasi, dan bahkan merusak pangkal

saraf tulang belakang didekatnya, dan meyebabkan nyeri yang lebih hebat.

e. Stenosis tulang pinggang, merupakan penyempitan ronggak doibagian

tengah tulang punggung (kanalis spinalis) yang berisi chorda spinalis, yang

terletak pada punggung bagian bawah. Gangguan ini seringkali merupakan

penyebab nyeri punggung bawah pada orang tua. Stenosis tulang pinggang

juga terjadi pada orang setenga baya yang lahir dengan kanalis spinalis yang

sempit. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti

osteoarthritis, rheumatoid arthritis, spondylolisthesis, dan ankylosing

spondylitis.

f. Spondylolisthesis, merupakan pergeseran sebagian tulang belakang pada

punggung bagian bawah. Gangguan ini biasanya terjadi pada orang-orang

yang memiliki kelainan tulang sejak lahir (spondylolysis) yang

menyebabkan lemahnya bagian dari tulang belakang. Biasanya saat remaja

atau dewasa muda (biasanya pada atlet), sebuah cedera ringan menyebabkan

fraktur pada bagian tulang belakang. Tulang belakang kemudiian

mengalami pergeseran. Jika pergeseran terjadi cukup besar, maka dapat

timbul rasa nyeri. Spondylolithesis juga dapat etrjadi pada orang tua. Orang-

Page 13: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

orang dengan spondylolithesis berisiko untuk terjadinya stenosis tulang

pinggang.

g. Fibromyalgia, merupakan penyebab yang sering untuk terjadinya nyeri pada

tubuh, terkadang termasuk juga nyeri punggung bagian bawah. Gangguan

ini menyebabkan nyeri kronis yang luas pada otot-otot dan juga jaringan

lunak lainya diluar punggung bagian bawah.

3. TANDA DAN GEJALA

Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-

masing seperti beberapa contoh dibawah ini :

a.. LBP akibat sikap yang salah 

Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku

dan tidak enak namun lokasi tidak jelas.

Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di

daerah lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih

sempurna, walaupun hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan

perasaan tidak enak

Lordosis yang menonjol

Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada

tendon

Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.

(Sidharta, Priguna., 2004) 

Page 14: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

b. Pada Herniasi Diskus Lumbal

Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau

terasa tidak enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak

dan berat

Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan,

batuk atau bersin.

Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan

tungkai yang sakit difleksikan.

Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang

menyebabkan nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri

tegak secara penuh

Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.

c. LBP pada Spondilosis

Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh

protrusi diskus, walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada

spondilisis

Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang

terkena

Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan reflex

Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra

yang menekan medula spinalis.

Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila

terdapat stenosis kanal lumbal.

Page 15: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

d. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis

Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan,

keringat malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak

menonjol.

Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan

menghilang bila istirahat.

Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada

20% kasus (akibat abses dingin)

Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra

dan kifosis)

Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti

paraparesis yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus,

hiperrefleksia dan refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan

deformitas dan nyeri ketok tulang vertebra.

Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang

muncul terutama gangguan motorik.

e. LBP pada Spondilitis Ankilopoetika

Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.

Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.

Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi

sakrolumbal dan seluruh tulang belakang lumbal.

Laju endap darah meninggi.

Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa (Mansjoer, Arif, et all., 2007)

Page 16: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

II. BACK EXERCISE

1. PENGERTIAN

Back exercise adalah suatu bentuk latihan yang ditujukan untuk otot-otot

stabilisator punggung. Back exercise mempunyai manfaat untuk memperkuat otot-otot

perut dan otot-otot punggung sehingga tubuh dalam keadaan tegak secara fisiologi.

Back exercise yang dilakukan secara baik dan benar dalam waktu yang relative lama

akan meningkatkan kekuatan otot secara aktif sehingga disebut stabilisasi aktif.

Peningkatan kekuatan otot juga mempunyai efek penigkatan daya tahan tubuh

terhadap perubahan gerakan atau pembebanan secara statis dan dinamis.

2. MANFAAT

f. Memperbaiki postur tubuh

g. Mengurangi hiperlordosis lumbal

h. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai dengan

mekanika tulang punggung

3. TUJUAN

a. Memperkuat otot dinding perut atau otot-otot fleksor

b. Mengurangi spasme otot

c. Mengurangi otot-otot yang memendek terutama otot-otot ekstensor punggung,

otot hamstring dan otot quadrantus lumborum

d. Mengurangi gaya yang bekerja pada tulang punggung degan cara mengurangi

beban

e. Koreksi postur tubuh

Page 17: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

4. LANGKAH-LANGKAH BACK EXERCISE

a. Gerakan 1

Posisi tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian menekankan punggung

ke dasar lantai dengan cara mengkontraksikan otot-otot perut, kontraksi otot perut

dilakukan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali pengulangan.

b. Gerakan 2

Posisi tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian menekakan pantat

kedasar lantai dengan cara mengkontraksikan otot-otot punggung kebagian bawah,

kontraksi otot punggung bagian bawah dilakukan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali

pengulangan.

Page 18: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

c. Gerakan 3

Posisi tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian menarik lutut satu per

satu hingga menekan dada disertai mengangkat kepala hingga dagu menyentuh dada,

setiap gerakan dilakukan dan ditahan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali

pengulangan.

d. Gerakan 4

Posisi tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian menarik kedua lutut

hingga menekan dada disertai mengagkat kepalahingga dagu menyentuh dada, setiap

gerakan dilakukan dan ditahan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali pengulangan

Page 19: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

e. Gerakan 5

Posisi tengkurap seperti posisi dengan salah satu lutut ditekuk hingga menempel

dada, posisi kepala terangkat hingga pandangan kedepan, otot-otot perut ditekan

pada paha dengan mengkontraksikan otot-otot punggug, setiap gerakan dilakukan

dan ditahan selama 5-8 hitungan dengan 4 kali pengulanga

f. Gerakan 6

Posisi tubuh berdiri dengan bersandar pada tembok/dinding posisi satu

langkah kedepan, kemudian menekan punggung hingga rata dengan dinding

tembok dengan mengkontraksikan otot-otot perut, setiap kontraksi dilakukan

dan ditahan 5-8 hitungan denga 4 kali pengulangan

Page 20: No -    Web viewIlmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. Sidharta, Priguna., 2004

DAFTAR PUSTAKA

Dachlan, L.M.2009.Pengaruh Back Exercise Pada Nyeri Punggung Bawah.Tesis Magister

Kedokteran Keluarga.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Fathoni H.2009.Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back Pain pada Perawat di

RSUD Purbalingga.Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 4, No.3.

Mansjoer, Arif, et all., 2007. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,

edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59

Sidharta, Priguna., 2004. Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi

III, cetakan kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205