Upload
selly-apriyanti
View
66
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vvn
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nitrosamin (nitrosamine) adalah senyawa karsogenik (penyebab kanker) yang terdapat pada
makanan yang diawetkan oleh nitrit. Nitrit sering digunakan untuk mengawetkan daging, ikan
dan keju agar bakteri pembusuk tidak dapat berkembangbiak. Penggunaan nitrit pada makanan
dibatasi dalam jumlah 150 mg/kg daging.
Nitrosamin akan terbentuk jika nitrit bereaksi dengan amino sekunder karena suhu yang
tinggi yang terjadi saat menggoreng daging olahan. Makanan yang mengandung nitrosamin
dapat menyebabkan kanker, terutama kanker perut. Untuk mengatasinya, seringkali ditambahkan
asam askorbat dalam proses pengawetan daging, agar pembentukan nitrosamin terhambat. Jadi,
bila tidak mau terkena kanker, kurangilah konsumsi daging yang diawetkan.
Nitrosamine terjadi pada lateks produk seperti balon, dan dalam banyak makanan dan
barang keperluan lainnya. Nitrosamin dari kondom tidak diharapkan untuk menjadi toksikologi
signifikansi.
Pada makanan, nitrosamin yang dihasilkan dari nitrit dan menengah amina yang sering
terjadi pada bentuk protein . Pembentukan mereka dapat terjadi hanya dalam kondisi tertentu,
seperti sangat asam kondisi seperti yang dari manusia perut . Suhu tinggi, seperti dalam
menggoreng, juga dapat meningkatkan pembentukan nitrosamin. Kehadiran nitrosamin dapat
diidentifikasi oleh Liebermann nitroso reaksi (tidak harus bingung dengan reaksi Liebermann )
Di bawah kondisi asam nitrit membentuk asam nitrit (HNO 2) yang terprotonasi dan
membagi ke dalam nitrosonium kation N ≡ O + dan air: H2 NO 2 + = H2 O + NO +. The nitrosonium
kation kemudian bereaksi dengan amina untuk menghasilkan nitrosamine.
1.2Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian nitrosamines?
b. Dimana sajakah nitrosamines ditemukan ?
c. NAB nitrosamies
d. Apa saja efek paparan nitrosamines bagi kesehatan ?
1
e. Di industri apakah nitrosamines digunakan ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui dan memahami pengertian nitrosamines
b. Mengetahui tempat ditemukannya nitrosamines
c. Mengetahui NAB nitrosamines
d. Mengetahui efek paparan nitrosamines bagi kesehatan
e. Mengetahui industri yang menggunakan nitrosamines
1.4 Manfaat
a. Bagi mahasiswa, menambah pengetahuan tentang Nitrosamines kemudian dapat
melakukan program berupa pencegahan terhadap paparan nitrosamines
b. Bagi masyarakat umum, mengetahui dasar-dasar mengenai nitrosamines serta dampaknya
bagi kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nitrosamine
Nitrosamin (nitrosamine) adalah senyawa karsogenik (penyebab kanker) yang terdapat
pada makanan yang diawetkan oleh nitrat. Nitrat sering digunakan untuk mengawetkan daging,
ikan dan keju agar bakteri pembusuk tidak dapat berkembangbiak. Penggunaan nitrat pada
makanan dibatasi dalam jumlah 150 mg/kg daging.
Nitrosamin akan terbentuk jika nitrat bereaksi dengan amino sekunder karena suhu yang
tinggi yang terjadi saat menggoreng daging olahan. Makanan yang mengandung nitrosamin
dapat menyebabkan kanker, terutama kanker perut. Untuk mengatasinya, seringkali ditambahkan
asam askorbat dalam proses pengawetan daging, agar pembentukan nitrosamin terhambat. Jadi,
bila tidak mau terkena kanker, kurangilah konsumsi daging yang diawetkan.
Beberapa nitrat ditemukan dalam kandungan makanan. Nitrat itu sendiri tidak dipandang
sebagai toksin, tetapi nitrit, yang merupakan turunan dari nitrat dengan aktivitas bakteri. Nitrit
dapat bereaksi dengan produk-produk protein untuk membentuk nitrosamin dan nitrosamid yang
memilki daya karsinogen. Nitrat juga dapat diubah menjadi nitrit dalam tubuh, dimana nitrit
bereaksi dengan unsur makanan untuk membentuk nitrosamine.
Nitrit telah digunakan sebagai bahan tambahan makanan pada penggaraman daging, dan
nitrosamine ditemukan pada bakteri dan daging. Pada beberapa beer ditemukan angka signifikan
dari nitrosamine (lebih dari 6 mikrogram per liter). Dan jumlah paling tinggi dari nitrosamine
telah ditemukan pada jamur tertentu, termasuk jamur paling lezat the cep (Boletus edulis).
(Nitrates, Nitrites and Nitrosamines By DR TOM SANDERS).
Senyawa nitrosamin yang dihasilkan dari reaksi nitrit dengan amin sekunder merupakan
senyawa yang bersifat karsinogenik. Amin-amin sekunder yang paling banyak ditemukan
3
didalam daging adalah piperidin, dietil amin, pirolidin dan dimetil amin (Lawrie, 2003). Agen
nitrosasi yang paling penting dalam pembentukan nitrosamin adalah N2O3 yang mudah terbentuk
dari nitrit dalam suasana asam. N2O3 bereaksi dengan pasangan elektron bebas yang ada pada
amin sekunder membentuk nitrosamin. Kondisi pH yang optimum untuk nitrosasi senyawa amin
sekunder berkisar antara 2,5 dan 3,5. Walaupun makanan biasanya lebih tinggi dari pH 3,5,
biasanya tingkat keasaman makanan cukup untuk memicu reaksi nitrosasi dengan laju yang lebih
lambat dari maksimum. Keasaman lambung mendekati pH 2,5-3,5 sehingga akan menjadi
kondisi yang cukup baik untuk reaksi nitrosasi (Silalahi, 2005).
Beberapa contoh senyawa nitrosamin adalah nitrosodimetilamin, nitrosodietilamin,
nitrosopiperidin,dan nitrosopirolidin. Nirosodimetilamin dapat menimbulkan resiko kanker yang
lebih berbahaya daripada nitrosopirolidin. Konsentrasi nitrosodimetilamin sampai 5 ppb di dalam
daging dapat bersifat karsinogenik (Soeparno, 1994). Menurut Silalahi (2005),
nitrosodimetilamin bersifat karsinogenik paling kuat diantara karsinogen kimia.
Nitrosamine terbentuk oleh amine sekunder dengan nitrogen yang teroksidasi. Nitrogen
teroksidasi dibentuk oleh pemanasan senyawa yang mengandung nitrogen, melalui udara
(oksidasi oleh atmosfir). Reaksi ini disebut nitrosation. Manusia mempunyai peluang luas
mendapatkan senyawa N-nitro (NOCs) yaitu dari makanan, rokok mengandung tembakau,
tempat kerja dan air minum, yang mana merupakan sumber yang sering dijumpai dalam
kehidupan masyarakat umumnya.
Pada pembentukan luar, nitrosamine ditemukan paling banyak sebagai pengawet berbagai
produk daging, makanan yang diawetkan dengan pengasapan, makanan tertentu yang
dikeringkan dengan zat aditif seperti gandum, pada produksi beer dan whiskey, makanan yang
diawetkan dengan air garam dan garam. Selain itu Nitrosamin juga terdapat dalam susu kering
tanpa lemak, asam lambung, produk karet, pembuatan karet, industri logam, produk pestisida dan
penggunaan kosmetik tertentu.
Nitrit dibentuk menjadi nitrit teroksidasi oleh enzim katalase dalam asam lambung, yang
mana berfungsi sebagai agen/alat nitrosating dari amines dan amides sebagai hasil dari
4
NOC.Kondisi kronik/menahun karena kelebihan produksi agen nitrosating dapat menyebabkan
kanker perut( gastric cancer) dan kanker esophagus (oesophageal cancer).
Hasil studi pada para sukarelawan menunjukan bahwa mengkonsumsi daging merah
mempunyai kesesuaian dalam pembentukan NOC yang diukur dari fekal sampel, sementara
konsumsi daging putih tidak member efek.
2.2 Tempat ditemukannnya Nitrosamin
Nitrosain paling banyak ditemukan sebagai pengawet berbagai berbagai produk
daging, makanan yang diawetkan dengan pengasapan, makanan tertentu yang
dikeringkan dengan zat aditif seperti gandum, pada produksi beer dan whiskey, makanan
yang diawetkan dengan air garam dan garam. Selain itu, dalam susu kering tanpa lemak,
asam lambung, produk karet, pembuatan karet, industri logam, produk pestisida dan
penggunaan kosmetik tertentu juga mengandung zat nitrosamin (Journal Nitrosamine and
related food intake and gastric andoesophageal cancer risk ; A systematic review of the
epidemiological evidence).
Data yang tersedia ( In Journal Nitrosamine and related food intake and gastric
andoesophageal cancer risk ; A systematic review of the epidemiological evidence)
menunjukkan bahwa nitrosamine jumlahnya lebih dan paling tinggi konsentrasinya pada
makanan-makanan Asia daripada makanan-makanan Barat. Nitrosamin akan terbentuk
jika nitrit bereaksi dengan amino sekunder karena suhu tinggi yang terjadi saat
menggoreng daging olahan dan dalam kondisi tertentu seperti sangat asam seperti
kondisi di perut manusia
.
2.3 NAB Nitrosamin
Menurut beberapa ahli kimia nitrit yang masuk ke dalam tubuh melalui bahan
pengawet makanan akan bereaksi dengan amino dalam reaksi yang sangat lambat
membentuk berbagai jenis nitrosamin yang kebanyakan bersifat karsinogenik kuat. Hasil
penelitian Magee dan Barnes menunjukkan bahwa nitrosodimetilamin merupakan
senyawa racun bagi hati yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati pada
beberapa presies hewan termasuk manusia. Penelitian lebih lanjut menunjukkan
5
nitrisodimetilamin juga merupakan kasinogen kuat, yang dapat menimbulkan tumor
terutama pada hati dan ginjal tikus pecobaan
Dari hasil percobaan terhadap tikus, 500 ppm dari nitrosamine menyebabkan
tumor hati malignant dalam waktu 26 – 40 minggu. Pada dosis yang lebih tinggi lagi
menyebabkan tumor kandung kemih. Pada dosis 30 mg/kg berat badan akan badan
mempercepat timbulnya tumor ginjal. Tabel berikut menyajikan hubungan antara jumlah
dosis dengan waktu timbulnya kanker dari penggunaan nitrosamin
Jumlah nitrosamine
per kg berat badan
Waktu timbulnya kanker
tanpa faktor lain
0,30 mg 500 hari
0,15 mg 605 hari
0,075 mg 830 hari
Tabel: Dosis Nitrosamin dan Waktu Timbulnya Kanker
Nitrosaminkarsinogenikterbentuk ketikaaminayang terbentuk secara alami dalam
makanan bereaksi dengan natrium nitrit yang ditemukan dalam produk daging olahan.
R2NH(amina) + NaNO2(natrium nitrit) → R2N-N =O (nitrosamine)
Menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang
bahan tambahan makanan menyatakan bahwa kadar nitrit yang diijinkan pada produk akhir
daging olahan adalah 200 ppm (200 mg per kg bahan). Sedangkan USDA (United States
Departement Of Agriculture) membatasi penggunaan maksimum nitrit sebagai garam
sodium atau potasium yaitu 239,7 g/100 L larutan garam, 62,8 g/100 kg daging untuk daging
curing kering atau 15,7 g/100 kg daging cacahan untuk sosis.
Jumlah nitrit sekitar 50 ppm disertai dengan penggunaan sorbat sebagai pengawet,
cukup efektif untuk mengawetkan produk daging. Demikian pula penambahan vitamin C
atau vitamin E telah banyak dilakukan pada produk daging yang diawetkan dengan nitrit,
6
karena vitamin-vitamin tersebut ditemukan dapat mencegah terjadinya reaksi pembentukan
“nitrosamin”.
Tahun 1995, Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) telah
mengevaluasi senyawa nitrat dan nitrit serta menetapkan nilai asupan harian yang aman atau
Acceptable Daily Intake (ADI) untuk natrium nitrat adalah 0-3,7 mg/kg berat badan dan
ADI untuk natrium nitrit adalah 0-0,06 mg/kg berat badan. JECFA juga menyarankan agar
nitrat dan nitrit tidak diberikan pada bayi yang berusia kurang dari 3 bulan.
Pada produk pangan yang sudah terdaftar, kadar senyawa nitrat dan nitrit yang
terkandung relatif aman dan tidak toksik. Walaupun nitrosamin terbukti bersifat
karsinogenik pada hewan uji, hal ini juga bergantung pada kadar nitrosamin yang ada. Pada
ambang batas tertentu, nitrosamin yang terbentuk relatif tidak membahayakan. Oleh karena
itu, produsen pangan yang menggunakan natrium nitrit dalam produknya harus memastikan
bahwa nitrosamin yang dapat terbentuk tidak mencapai kadar yang berbahaya. Karena reaksi
pembentukan senyawa nitro tergantung pada beberapa faktor fisikokimia, maka untuk
menghambat terbentuknya senyawa nitrosamin dapat ditambahkan senyawa lain yang
bersifat inhibitor. Salah satu inhibitor pembentukan nitrosamin adalah asam askorbat yang
akan bereaksi dengan nitrit membentuk nitrit oksida dan asam dehidroaskorbat. Inhibitor
lain untuk reaksi pembentukan nitrosamin adalah asam galat, natrium sulfit, sistein, dan
tanin.
2.4 Efek Paparan Nitrosamin bagi Kesehatan
Besarnya kadar nitrit berhubungan dengan pembentukan nitrosamine. Konsumsi nitrit
yang berlebihan dapat menyebabkan efek langsung berupa keracunan ataupun efek tidak
langsung, yaitu karsinogenik. Apabila nitrit yang terkonsumsi jumlahnya banyak, maka NO yang
terbentuk juga banyak. NO menyebabkan hemoglobin darah berubah menjadi nitrose
hemoglobin atau methaemoglobin yang menyebabkan ketidakmampuan mengangkut oksigen.
Penderita methaemoglobin mengalami pucat, cianosis (kulit kebiruan), sesak napas, muntah, dan
shock. Kematian pada penderita dapat terjadi apabila kandungan methaemoglobin lebih tinggi
dari 70%.
7
Nitrosamine adalah mutagen yang menyebabkan kanker pada hati, saluran pernafasan,
ginjal, saluran kencing, kerongkongan, perut, saluran pencernaan bawah, dan pankreas.
2.5 Industri pemakai Nitrosamines
Nitrosamine terbentuk oleh reaksi nitrosasi dari asam amino (protein) yang terkandung
dalam daging dengan bahan pengawet yang umumnya berupa sodium nitrit (NaNO2). Nitrit dari
pengawet kemudian membentuk ikatan rangkap dengan amina sekunder dari daging yang
menciptakan gugus nitrosamin.. Bahan yang digunakan daging olahan,daging awetan dan keju
adalah kalium nitrat. Kalium nitrit digunakan untuk kornet kalengan.
Beberapa bahan karsinogenik yang terdapat dalam produk tembakau adalah sebagai
berikut: volatile nitrosamine, nonvolatile nitrosamine, nitrosamine spesifik tembakau18,
benzo(a)pyrene, formaldehyde,acetaldehyde, cadmium,16 hydrocarbon, dan polonium-210.17.
Namun, bahan karsinogenik yang paling sering ditemukan dalam produk tembakau adalah zat
spesifik nitrosamine, seperti: NNK (4-{methylnitrosoamino}-1-{3-pyridyl)-1-butanone) dan
NNN (N’-nitrosonornicotine)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nitrosamin (nitrosamine) adalah senyawa karsogenik (penyebab kanker) yang terdapat
pada makanan yang diawetkan oleh nitrit
Nitrosain paling banyak ditemukan sebagai pengawet berbagai berbagai produk daging,
makanan yang diawetkan dengan pengasapan, makanan tertentu yang dikeringkan dengan
zat aditif seperti gandum, pada produksi beer dan whiskey, makanan yang diawetkan
dengan air garam dan garam
.Pada ambang batas tertentu, nitrosamin yang terbentuk relatif tidak membahayakan.
Oleh karena itu, produsen pangan yang menggunakan natrium nitrit dalam produknya
harus memastikan bahwa nitrosamin yang dapat terbentuk tidak mencapai kadar yang
berbahaya
Nitrosamine adalah mutagen yang menyebabkan kanker pada hati, saluran pernafasan,
ginjal, saluran kencing, kerongkongan, perut, saluran pencernaan bawah, dan pankreas.
9
DAFTAR PUSTAKA
Swann, P.F. 2012. Carcinogenic risk from nitrite, nitrate and N-nitrosamines in food.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/articles/PMC1542949/?page=2. Diakses online pada
tanggal 3Juni 2015
Siregar, Telly. 2013. Nitrosamin si pemicu kanker dari daging olahan.
http://www.bglconline.com/2013/03/nitrosamin-si-pemicu-kanker-dari-daging-olahan/.
Diakses online pada tanggal 2 Juni 2015
Nur, Hasna Hayati dan Dyah Suryani. 2011. Jurnal Analisis Kandungan Nitrit dalam Sosis di
Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad
Dahlan
Jakszyn, P., Gonzales, C.A. (2006). Journal Nitrosamine and related food intake and gastric
andoesophageal cancer risk ; A systematic review of the epidemiological evidence.
World Journal of Gastroenterology. www.wjgnet. Diakses online pada tanggal 2 Juni
2015
Morin, Siti. 2004. Perpektif pengawasan makanan dalam kerangka keamanan makanan dan
untuk meningkatkan kesehatan. http://library.usu.ac.id/download/fmipa/farmasi-
siti%20morin.pdf. Diakses online pada tanggal 1 Juni 2015
Sulasthia. 2014. Analisis makanan dan minuman natrium nitrit.
https://www.academia.edu/9282184/Makalah_Pengawet_Nitrit. Diakses online pada
tanggal 1 Juni 2015
10
11