Upload
nisfu-sawitry
View
41
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas Kimia Terapan
Laporan Penelitian Pembuatan
Telur Asin Dengan Konsentrasi
Garam Yang Berbeda-Beda
Di susunOleh :
Nama : Nisfu SawitriNIM : 0906103040036
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir, menyusun laporan
“Pembuatan Telur Asin” yang merupakan salah satu tugas individu dari
matakuliah Kimia Terapan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbin yang telah membimbing dan mengarahkan bagi penulis
dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari laporan ini belum sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan laporan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Akhirnya penulis berserah diri kepada Allah SWT, seraya memohon
petunjuk dan ridha-Nya dengan harapan semoga makalah ini bermanfaan bagi kita
semua. Amin
Banda Aceh, 14 Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Kegiatan................................................................................... 1
1.4 Manfaat Kegiatan......................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 2
III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 3
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................... 3
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................... 3
3.3 Prosedur Kerja................................................................................................ 3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 5
4.1 Hasil..................................................................................................... 5
4.2 Grafik................................................................................................... 6
4.3 Pembahasan ......................................................................................... 6
V. PENUTUP ............................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 8
5.2 Saran .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 9
LAMPIRAN ................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu hasil ternak unggas, telur merupakan bahan pangan
yang mempunyai nilai gizi yang tinggi, dimana zat-zat gizi yang terkandung
dalam produk unggas ini mengandung protein, lemak, karbohidrat dan beberapa
vitamin serta mineral. Disamping itu, telur juga merupakan sumber protein yang
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan, membentuk kecerdasan dan
kesehatan.Selain itu, juga termasuk salah satu jenis bahan pangan yang paling
banyak dikonsumsi masyarakat karena harganya murah dan relatif terjangkau
oleh berbagai lapisan masyarakat.
Ada beberapa cara pembuatan telur asin diantaranya dengan
pembungkusan kering, perendaman dalam larutan garam jenuh dan sistem gadap
(adonan garam dengan abu sekam padi).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Berapa banyak konsentrasi garam dan berapa lama penyimpanan yang diperlukan
untuk menghasilkan telur asin dengan rasa asin yang pas.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil telur asin yang
baik dari beberapa proses pembuatan serta bahan yang digunakan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui kadar garam yang cocok
dan hari yang sesuai dengan perbandingan yang ditentukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telur merupakan alat dan cara berkembangbiak bagi unggas dan sebagian
hewan, secara alami telur telah disiapkan oleh induknya untuk menunjang
kehidupan dan perkembangan embrio secara sempurna. Komposisi telur
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : bangsa, umur ayam, posisi telur
dalam sebuah rangkaian peneluran, laju produksi telur, suhu lingkungan, kualitas
dan kuantitas makanan, stres serta adanya penyakit. Komposisi telur secara fisik
terdiri dari 10% kerabang, 60% putih telur, dan 30% kuning telur ( Suprapti :
2002 ), selanjutnya, kerabang terdiri dari 95,1% garam anorganik, 3,3% bahan
organik terutama protein dan 1,6% air, bahan anorganik yang berbentuk kerabang
terdiri dari kalsium, magnesium, posfor, dan besi. Fungsi dari kerabang adalah
sebagai pelindung telur bagian dalam sehingga dapat mengurangi kerusakan telur
(Anna, P : 1994)
Menurut Sudarmadji (1996), putih telur terdapat diantara kulit telur dan
kuning telur, dimana putih telur terdiri dari 4 lapisan, yaitu : 1) lapisan
terluar,berupa cairan kental yang banyak mengadung serat musin, 2) lapisan
tengah (albuminous sac),terdiri dari anyaman musin yang berbentuk setengah
padat, 3) lapisan dalam,yang mengandung cairan kental dan 4) lapisan membran
kalazifera,berfungsi menahan kuning telur agar tetap di tempatnya.Pada putih
telur terdapat beberapa protein, diantaranya ovalbumin, ovomukoid, ovomusin,
ovokonalbumin dan ovoglobulin. Selain itu, putih telur juga mengandung protein
antimikroba yaitu lisozim yang berfungsi untuk membantu memperlambat proses
kerusakan pada telur. Selanjutnya Winarno (1992) menjelaskan bahwa, kuning
telur adalah bagian yang paling penting dalam isi telur, karena kuning telur
merupakan cadangan makanan yang siap digunakan oleh embrio.
Umumnya telur yang diasinkan adalah telur itik/bebek, karena dengan
proses pengsinan telur menjadi lebih lezat serta bau amisnya sangat berkurang.
Telur asin yang dianggap baik asinnya cukup tajam, kuning telurnya masir dan
berminyak sehingga populer dangan julukan telur asin madu ( Wirakusumah :
2005)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktek keterampilan dilaksanakan dirumah masing. Kegiatan praktek ini
dilakukan mulai dari bulan Mai-Juni 2012.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktek ini adalah telur itik, garam
dapur, air secukupnya dan Abu gosok/abu sekam padi, adapun alat yang
digunakan antara lain Baskom, Timbangan, Kompor, Panic dan korek api.
3.3 Prosedur Kerja
a. Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk)
b. Bersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat,
kemudian keringkan;
c. Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam
dan air secukupnya, dengan perbandingan :
No
.
Jumlah
Telur
Banyak Abu
Gosok (Gram)
Banyak garam
(ons)
Lama
peemeraman
1. 5 buah 15 g 0,5 ons 16 hari
2. 5 buah 15 g 1 ons 14 hari
3. 5 buah 15 g 1,5 ons 12 hari
4. 5 buah 15 g 2 ons 10 hari
5. 5 buah 15 g 2,5 ons 8 hari
6. 5 buah 15 g 3 ons 6 hari
d. Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling
permukaan telur, kira-kira setebal 1~2 mm.
e. Simpan telur dalam kardus. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di
tempat yang bersih dan terbuka.
f. Setelah pemeraman cukup waktunya (sesuai dengan tabel diatas), segera
bongkar adonan pembalut pada telur. Agar tidak merusak telur pada saat
pengbongkaran adonan pembalut, sebaiknya tambahkan sedikit air
hingga adonan yang kering menjadi sedikit basah dan gembur. Dengan
demikian, adonan dapat dibongkar dengan lebih mudah dan aman.
g. Selanjutnya rebus telur asin. Cuci dahulu telur asin yang hendak direbus
hingga bersih. Untuk mencegah retak atau pecahnya telur dalam proses
perebusan ini, sebaiknya dilakukan cara perebusan seperti berikut ini.
Masukkan telur dalam panci perebus yang telah diisi dengan air
secukupnya.
Panaskan dengan api kecil, usahakan agar air perebus menjadi panas
namun tidak mendidih (+/- 30 menit).
Selanjutnya, api dapat dibesarkan hingga air mendidih.
h. Hal ini dilakukan agar putih telur menjadi matang atau mengental
terlebih dahulu sebelum mematangkan semua isi telurnya. Sehingga
benturan-benturan yang terjadi selama perebusan, tidak akan
menyebabkan retak atau pecahnya telur-telur asin tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Telur itik yang diasinkan oleh tiap kelompok berjumlah 30 butir. Adonan
yang digunakan sesuai dengan prosedur kerja dan didapatkan hasil sebagai
berikut:
No.Jumlah
Telur
Banyak Abu
Gosok
(Gram)
Banyak
garam
(gram)
Lama
pemeraman
Tingkat
Keasinan
1. 5 buah 15 g 5 g 16 hari Kurang asin
2. 5 buah 15 g 10 g 14 hariAsinnya
sedang
3. 5 buah 15 g 15 g 12 hari Asin
4. 5 buah 15 g 20 g 10 hari Sangat Asin
5. 5 buah 15 g 25 g 8 hari Sangat Asin
6. 5 buah 15 g 30 g 6 hari Asin
Adapun proses pembuatan seperti yang tercantum pada prosedur kerja.
Setelah jadi telur siap di santap. Dengan pengasinan ini, dapat menambah umur
simpan telur selama 2 hari. Rasanya khas, tidak amis dan gurih. Tekstur telur juga
bagus.
Gambar : warna telur merah setelah diasinkan
4.2 Grafik
5 gra
m/16
har
i
10 gr
am/14
har
i
15 gr
am/12
har
i
20 gr
am/10
har
i
25 gr
am/8
hari
30 gr
am/6
hari
00.51
1.52
2.53
3.54
4.5
Grafik Hubungan Massa garam/Jumlah Hari Dengan Rasa Yang Dihasilkan
massa garam (gram)/jumlah hari
Ra
sa y
an
g d
iha
silk
an
Keterangan : 1 = kurang asin
2 = asinnya sedang
3 = asin
4 = sangat asin
4.3 Pembahasan
Telur asin dibuat menempelkan pasta adonan garam dengan abu gosok dan
sedikit air. Untuk mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan dapat
dicoba untuk ditempelkan pada kulit telur. Apabila adonan tersebut dapat melekat
dengan baik dan mudah, bararti tingkat kekentalannya telah tepat. Dalam
pembuatan setiap adonan, kadar air yang dibutuhkan disesuaikan dengan tingkat
kekeringan media. Makin tinggi tingkat kekeringannya, maka makin banyak pula
air yang diperlukan. Kebutuhan air dinyatakan cukup apabila adonan sudah dapat
menempel pada kulit telur. Adonan yang mendapat air dalam jumlah yang kurang
ataupun berlebihan, akan mengakibatkan adonan tidak dapat menempel pada kulit
telur.
Pada pembuatan telur asin, berdasarkan data diatas didapatkan bahwa
pengasinan telur dipengaruhi oleh lama pemeraman dan banyaknya garam yang
digunakan. Seperti hal yang terlihat pada data, pengasinan telur dengan
menggunakan garam sebanyak 30 g lebih cepat asin dari pada yang 10 g, namun
antara 30 g dengan 20 g dengan selisih pemeraman 2 hari, lebih asin yang 20
gram, hal ini dikarenakan mungkin perbandingan antara banyak garam dengan
hari pemeraman yang tidak sesuai dan juga antara orang yang rasa atau mencicipi
menyukai asin atau tidak, hal ini juga mempengaruhi hasil pengamatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasrkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
Proses pengasinan telur bertujuan agar membuat telur yang lebih baik
dengan menggunakan perbandingan yang berbeda.
Lama penyimpanan/pengeraman untuk telur asin mempengaruhi kadar
keasinan.
Dengan lama penyimpanan/pengeraman yang sama telur bebek yang
diasinkan menghasilkan citarasa yang berbeda.
Warna telur merah sebelum diasinkan berbeda dengan warna sesudah
diasinkan, yang setelah diasinkan telur merah lebih kuning.
5.2 Saran
penulis dengan melengkapkan penulisan makalah hasil praktikum ini,
kiranya dapat menjadi salah satu bahan bacaan yang bermanfaat bagi para
pembaca yang haus akan ilmu dan keterampilan, untuk dapat mempersiapkan diri
dalam kompetisi persaingan yang sehat dalam hal penciptaan peluang kerja yang
produktif.
Terakhir penulis mengharapkan kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya, dan tidak lupa penulis juga mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan isi daripada makalah ini.
Mudah- mudahan Tuhan selalu melimpahkan ridho dan kasih sayang-Nya kepada
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Anna, P. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 1996. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.
Suprapti, L. 2002 . Pengawatan Telur. yokyakarta : kanisius
Winarno, F. G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia: Jakarta.
Wirakusumah, E. 2005. Menikmati Telur Bergizi, Lezat dan Ekonomis. jakarta :
PT gramedia utama
LAMPIRAN
Gambar : Telur bebek saat dicuci
Gambar : Telur bebek setelah dicuci
Gambar : Telur dibungkus dengan adonan pasta
Gambar : Telur bebek setelah diasinkan