16
Nilai Pendidikan... 17| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1) NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI PEWARIS PUSAKA SAKTI, DUA BADANGSANAK DAN HANTU NI BAYUR”KARYA ALIANSYAH JUMBAWUYA THE CHARACTER EDUCATION VALUE OF THE STORY OF TADUNG WANI PEWARIS PUSAKA SAKTI, DUA BADANGSANAK AND HANTU NI BAYUR BY ALIANSYAH JUMBAWUYA Jahdiah Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan Jalan A. Yani Km. 32 Loktabat, Banjarbaru Utara, Kalimantan Selatan [email protected] Abstrak Cerita rakyat merupakan salah satu dari sastra lisan yang ada di nusantara.Cerita rakyat banyak berisi nilai-nilai pendidkan karakter.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita rakyat Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti, Dua Badangsanak dan Hantu Ni Bayur. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter apa yang terdapat dalam dua cerita tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskripsif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam cerita Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti mempunyai nilai pendidikan karakter jujur,kerja keras, bersahabat, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita Dua Badangsanak danHantu Ni Bayur berisi nilai pendidikan kerja keras, cinta damai, kreatif, demokrasi, dan rasa ingin tahu. Kata Kunci: Cerita rakyat, Nilai Pendidikan Karakter Abstract Folklore is one of the oral literatures that exists in Indonesian archipelago.Folklore is rich with character education values. This study aims to describe the value of character education in the folklore entitled Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti dan Dua Badangsanak dan Hantu Ni Bayur. The problem discussed in this study is what kind of character education values contained in both stories. This study applied descriptive method by using qualitative approach. The result shows that the folklore entitled Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti has the character education value of honesty, hard work, friendliness, peace-loving, social care, and responsibility.The values of character education in the folklore entitled Dua Badangsanak dan Hantu Ni Bayur are hard work, peace-loving, creativity, democracy, and curiosity. Key words: Folklore, Oral Literature, Value of Character Education. http://jurnallingko.kemdikbud.go.id/index.php/JURNALLINGKO ISSN: 2686-2700 (print) ISSN:2686-2719 (online) Naskah Diterima 11 Juli 2020 – Direvisi 21 Mei 2021 – Diterima 26 Mei 2021

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Nilai Pendidikan...

17| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI PEWARIS PUSAKA SAKTI, DUA BADANGSANAK DAN HANTU

NI BAYUR”KARYA ALIANSYAH JUMBAWUYA

THE CHARACTER EDUCATION VALUE OF THE STORY OF

TADUNG WANI PEWARIS PUSAKA SAKTI, DUA BADANGSANAK

AND HANTU NI BAYUR BY ALIANSYAH JUMBAWUYA

Jahdiah

Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan Jalan A. Yani Km. 32 Loktabat, Banjarbaru Utara, Kalimantan Selatan

[email protected]

Abstrak

Cerita rakyat merupakan salah satu dari sastra lisan yang ada di nusantara.Cerita rakyat banyak berisi nilai-nilai pendidkan karakter.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita rakyat Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti, Dua Badangsanak dan Hantu Ni Bayur. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter apa yang terdapat dalam dua cerita tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskripsif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam cerita Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti mempunyai nilai pendidikan karakter jujur,kerja keras, bersahabat, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita Dua Badangsanak danHantu Ni Bayur berisi nilai pendidikan kerja keras, cinta damai, kreatif, demokrasi, dan rasa ingin tahu. Kata Kunci: Cerita rakyat, Nilai Pendidikan Karakter

Abstract

Folklore is one of the oral literatures that exists in Indonesian archipelago.Folklore is rich with character education values. This study aims to describe the value of character education in the folklore entitled Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti dan Dua Badangsanak dan Hantu Ni Bayur. The problem discussed in this study is what kind of character education values contained in both stories. This study applied descriptive method by using qualitative approach. The result shows that the folklore entitled Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti has the character education value of honesty, hard work, friendliness, peace-loving, social care, and responsibility.The values of character education in the folklore entitled Dua Badangsanak dan Hantu Ni Bayur are hard work, peace-loving, creativity, democracy, and curiosity. Key words: Folklore, Oral Literature, Value of Character Education.

http://jurnallingko.kemdikbud.go.id/index.php/JURNALLINGKO

ISSN: 2686-2700 (print) ISSN:2686-2719 (online)

Naskah Diterima 11 Juli 2020 – Direvisi 21 Mei 2021 – Diterima 26 Mei 2021

Page 2: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Jahdiah

18| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

1. PENDAHULUAN

Cerita rakyat sebagai bagian dari sastra lisan disampaikan secara turun-

temurun, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi sekarang banyak cerita

rakyat yang sudah dibukukan.Cerita rakyat yang cetak biasa diolah kembali oleh

para penulis dengan maksud agar generasi muda sekarang mengenal cerita rakyat

yang pada mulanya dituturkan secara lisan.Cerita rakyat sudah tercetak, tetapi nilai-

nilai yang ada dalam cerita rakyat tetap ada.

Sebuah karya sastra termasuk cerita rakyat yang ada di nusantara banyak

berisi nilai-nilai yang ada dalam kehidupan sehari-hari.Nilai yang dimaksud adalah

nilai pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses yang membantu

manusia dalam mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi segala

perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka, serta dengan pendekatan yang

kreatif tanpa kehilangan identitas diri.

Cerita rakyat merupakan bagian dari folklore yang menceritakan penceritanya

disampaikan dari mulut ke mulut.Suatu cerita memiliki pesan moral, budaya, dan

sosiokultur yang terdapat dalam masyarakat pemiliknya (Nengsih, 2016:123).

Berdasarkan jenisnya, cerita rakyat dapat dibagi menjadi menjadi tiga golongan,

yaitu mete, legenda, dan dogeng.Mite ialah cerita rakyat yang sering dikaitkan

dengan dewa-dewa atau kekuatan-kekuatan supranatural yang melebihi batas.

Cerita rakyat merupakan hasil dari sastra lisan suatu masyarakat

pendukungnya yang mempunyai makna kehidupan dan menjadi pedoman hidup

bagi masyarakat.Cerita rakyat juga mengandung nilai-nilai pemikiran masyarakat

pendukungnya yang harus dilestarikan oleh generasi penerus.Melalui cerita rakyat,

kita dapat memperoleh pengalaman-pengalaman berharga, pola sikap, diri,

masyarakat serta tingkah kepercayaan, sebelumnya.Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Zaimar (1991:1) bahwa dalam suatu karya sastra terpancar

pemikiran, kehidupan, dan tradisi suatu masyarakat.

Sastra lisan termasuk cerita rakyat merupakan salah satu cermin suatu

masyarakat. Hal ini karena sastra memiliki peran yang sangat penting dan

sekaligus merupakan kebudayaan yang tentunya sangat dipengaruhi oleh

Page 3: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Nilai Pendidikan...

19| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

kebudayaan daerah, terutama di dalam sastra lisan. Oleh karena itu, usaha

pembinaan perlu ditanamkan agar terbentuk nilai pendidikan karakter sejak dini

(Sanubarianto dan Wiyatmi, 2019:181) Barone.(2016:60) menyatakan bahwa cerita

rakyat adalah bagian dari sastra tradisional.Ceritanya pendek dan alur dan

peristiwa sering ditampilkan dengan tokoh antagonis dan protogonis.Tokoh

binatang yang biasa dalam cerita fabel memiliki kesamaan dengan karakter

manusia.

Kajian tentang nilai pendidikan dalam cerita rakyat penting untuk dilakuan

karena salah satu langkah untuk membentuk karakter peserta didik terutama di

tingkat dasar sebagai pondasi awal dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

karekater.

Beberapa penelitian terdahulu yang membahasa mengenai nilai pendidikan

karakter di antaranya Youpika dan Darmiyati (2016) dengan judul penelitian Nilai

pendidikan karakter cerita rakyat Suku Pasemah Bengkulu dan Relevansinya sebagai Materi

Pembelajaran Sastra dalam penelitian ini dibahas jenis karya sastra masyarakat Suku

Pasemah ada dua yaitu lagenda dan dogeng. Nilai pendidikan yang ada dalam

legenda, yaitu pemberani, tangung jawab, peduli sosial, disiplin, rendah hati, dan

religius.Nilai pendidikan karakter dalam dogeng, yaitu cerdik, sabar, patuh,

optimis, kerja keras, menerima kekalahan, dan menempati janji. Penelitian

Sanubarianto dan Wiyatmi (2016) mengenai cerita rakyat dari Nusa Tenggara Timur

dengan judul Nilai Pendidikan Karakter dalam Cerita Rakyat Kakak Beradik Tange dan

Berei. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam cerita rakyat Kaka Beradik

terdapat nilai pendidikan karakter religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif,

bersahabat, komunikatif, peduli sosial, tolerensi, cinta damai, menghargai prestasi,

dan mandiri.

Nilai Pendidikan Karakter dalam Cerita Rakyat Kakak Beradik Tange dan Berei

hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam cerita rakyat Kakak Beradik terdapat

nilai pendidikan karakter religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, bersahabat,

komunikatif, peduli sosial, tolerensi, cinta damai, menghargai prestasi, dan mandiri.

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut.

Page 4: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Jahdiah

20| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

a. Nilai-nilai karakter apa saja yang ada dalam cerita Aria Tadung Wani Pewaris

Pusaka Sakti Karya Aliansyah Jumbawuya.

b. Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang ada dalam cerita Dua

Badangsanakdan Hantu Ni Bayur.

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam cerita d cerita rakyat

Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti.

b. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam cerita d cerita

rakyatcerita Dua Badangsanak dan Hantu Ni Bayur.

Penelitian ini menggunakan metode deskripsif dengan pendekatan kualitatif.

Ratna (2006:46) menyatakan bahwa kualitatif memanfaatkan cara-cara penafsiran

dengan menyajikan data dalam bentuk deskririf. Sumber data penelitian ini adalah

buku kumpulan cerita rakyat yang ditulis Aliansyaj Jumbawuya dengan judul Asal

mula Balian Meratus yang diterbitkan oleh Penakita Publisher sebanyak 96

halaman. Buku ini merupakan kumpulan cerita rakyat dari Kalimantan Selatan

yang berisi empat judul cerita rakyat, yaitu (1) Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka

Sakti, (2) Galuh Kampung si Pembawa Keberuntungan, (3) Asal Mula Barian Meratus, 4)

Dua Badingsanak dan Hanti Ni Bayur.

2. KAJIAN TEORI

Pendidikan karakter harus dilakukan sejak dini. Kata kunci pendidikan

proses yang membantu menumbuhkan, mendewasakan, mengarahkan, dan

mengembangkan berbagai macam potensi yang ada. Pendidikan bukan suatu istilah

yang asing bagi kita karena kegiatan pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan

kehidupan kita sehari-hari. Dengan kata lain, pendidikanebagaimana pentingnya

seperti sandang, pangan, dan papan (Youpika dan Darmiyati,2016:4).

Secara umum Nurgiantoro (2013:441 mengatakan bahwa bahwa semua persoalan

hidup dan kehidupan manusia, termasuk nilai-nilai karakter yang penting dalam

kehidupan digolongkan menjadi tiga golongan. Ketiga golongan tersebut adalah (1)

Nilai yang terkait antar manusia dan diri sendiri, (2) hubungan manusia dengan

manusia lain dalam lingkup sosial dan alam, (3) hubungan manusia dengan Tuhan.

Page 5: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Nilai Pendidikan...

21| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman.Nilai-nilai karakter kepada

warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan,

dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi

manusia insan kamil.

Menurut (Kemdiknas), 2010) Nilai pendidikan karakteri yang ditetapkan oleh

Kemdiknasmeliputi (1) religius, (2) jujur, (3) tolerensi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6)

kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan,

(11), cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) komunikatif, (14) cinta damai, (15)

gemar membaca, (16) peduli lingkungan. (17) peduli sosial, dan (18) nilai tanggungj

jawab.

Menurut Youpika dan Darmiyati (2016:4) Pendidikan karakter merupakan

salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai karakter atau pengembangan etika

melalui olah pikir, olah hati, olahraga, olah rasa, dan yang meliputi komponen

pengetahuan, kesadaran, dan tindakkan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut

dalam kehidupan sehari-hari yang saling melengkapi.

3. PEMBAHASAN

3.1 Nilai Pendidikan Karakter dalam CeritaAria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti

Sinopsis

Cerita mengenai tokoh Aria patih Tambar dan anaknya Aria Tadung Wani. Aria Patih Tambar seorang pengembara yang berdagang sampai ke daerah pelosok dan mempnyai ilmu bela diri yang tinggi untuk menjaga diri. Pada suatu hari Aria Patih Tambar singgah di warung untuk mengisi perut yang lapar.

Di Kedai tersebut Aria Patih Tambar melihat seseorang tidak mau membayar apa yang dimakannya. Aria Patih tambar marah karena orang tersebut tidak mau membayar kepada pemilik kedai.Kemudia orang tersebut mengajak Ari Patih tambar untuk berkelahi, pada mua Ari Patih tambar tidak melayani tetapi karena diserah akhir Ari Patih Tambar meladeni untuk mempertahankan diri.Akhir karena terpaksa Aria Patih melawan. Kehebatan Aria Patih tersebar degan cepat dari mulut ke mulut dan terdengar juga oleh para perampok yang sering membuat onar di daerah tersebut. Berbagai cara dilakukan oleh Puraca, pemimpin perampok untuk mendekati Aria Patih Tambar . Akhir Puraberhasil Aria Patih Tambar.Sebagian warga mengingatkan Ari Patih Tambar untuk berhati-hati denga Puraca karena tidak dapat dipercaya.Aria Patih Tambar juga sudah mengetahui siapa sebenarnya Purca tetapi dia bermaksud berteman untuk menyadarkan PuracaTetapi rupanya Puraca berteman dengan Ari Patih Tambar hanya untuk mengambil keris keris sakti yang dimiliki oleh Ari Pati Tambar.Hingga pada suatu hari Puraca berhasil mengambil

Page 6: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Jahdiah

22| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

keris yang dimiliki oleh Ari Patih Tambar dengan kelicikan Puraca dapat rahasia yang keris dapat membunuh lawannya. Akhir Aria Patih Tambar tewas dengan keris sendiri karena Puraca berhasil mencari kelemahan dari keris tersebut. Sementara itu, anak-anak Aria Patih Tambar di rumah mulai kwatir karena orang tua mereka sudah lama tidak pulang dari berdagang, terutama Aria Tadung Wani. Aria Tadung Wani berniat untuk mencari orang tuanya karena tidak, seperti biasa ada rasa was-was dan firasat yang tidak baik terhadap orang tuanya. Kemudian Aria Tadung wani pamit kepada kedua saudara untuk mencari ayah mereka ke Balangan tempat biasa berdagang. Aria Tudung Wani dengan semangat mencari orang tuanya, setiap orang yang ia temui pasti menanyakan apakah kenal atau pernah meihat Aria Pati Tambur. Dari keterangan yang orang-orang bahwa Aria Patih pernah bersahabat dengan Puraca, perampoj yang erkenal sadis.Mendengar keterangan itersebut, Aria Tudung Wani bermaksud utnuk mencari keberadaan atau sarang perampok.Untuk mencari ayahnya, Aria Tadung Wani menyamar mengjadi pengemis. Dengan menjadi pengesi orang tidak akan tahu kesaktian yang dilmilinya . Pada suatu hari aria Tadung wani pengemsi dan dilhat oleh Puraca, maka Aria Tadung wani diajak untuk bekerja dengan Puraca. Setelah menjadi anak buah Puraca, Aria Tadung Wani mengetahui, Bahwa yang membunuh ayahnya adalah Puraca dengan tipu muslihat jahannya.

Kemudian Arya Tuding Wani bertekat mengambil pusaka miliki ayahnya yang telah diambil oleh Puraca. Berkat kecerdikan dari Arya Tdung Wani akhir keris pusaka ayah dapat diambilnya. Puraca dapat dikalahkan oleh Aria Tadung Wani. Sejak itu daerah tersebut aman karena perompoknya dapat di Kalahkan Aria Tadung Wani.

Tokoh

a. Aria Patih Tambar

Aria Patih Tambar tokoh ini adalah ayah dari Aria Tadung Wani, tokoh yang

mempnyai kerus yang sangat ampuh. Kerisnya Panting Sembiring, senjata yang

sangat ampuh dan dincar oleh kepala perampok. Aria Patih Tambar berdagang

untuk menghidupi keluarganya. Selain pedagang tokoh Aria Tadung Wani sangat

terkenal dengan ilmu yang tinggi, suka menolong kepada warga yang sering

membutuh bantuan. Tokoh Aria Patih Tambar juga terkenal sangat menyayangi

keluarganya.

c. Aria Tadung Wani

Aria Tadung Wani anak dari Aria Tambar.Digambarkan sebagai tokoh yang

baik, tidak begitu jauh dengan ayahnya Aria Patih Tambar.Arya Tadung Wani suka

menolong.Aria Tudung Wani juga memupunyai kesaktian yang sering digunakan

menolong sesama.

d. Puraca

Page 7: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Nilai Pendidikan...

23| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

Puraca adalah tokoh jahat yang dengan akal licil dapat memperdaya Aria Patih

Tambar

Berikut analisis nilai pendidikan karakter dalam cerita Aria Tadung Wani Pewaris

Pusaka Sakti.

1. Jujur

Semenjak ayah lama tidak pulang Arya Tudung Wani mengembara mencari

tahu keberadaan ayahnya, semua pelosok daerah yang biasa ayahnya lewati untuk

berdagang di datanginya. Setiap orang yang ditemuinya dijalan ditanya apakah

mengenai Ayahnta Aria Patih Tambar yang biasa berniaga.

“Kami warga di sini kenal betul Aria Patih Tambar. Dulu dia akrab sekali dengan kepala rampok Puraca tetapi bekalangan ini tidak pernah terlihat lagi berdua. Mungkin saja cekcok Soalnya Puraca mana mungkin bisa dipercaya,”ujar seorang lelaki berkopiah purun.(Jumbawuya, 2016:18)

Kutipan cerita di atas menceritakan warga yang terus terang ketika ditanya oleh

Aria Tadung Wani. Aria Tadung Wani mencari tahu mengenai keberadaan Ayah

dengan bertanya kepada warga yang ditemui di jalan. Nilai karakter pendidikan

yang ada dalam kutipan data di atas adalah jujur.Warga jujur mengatakan bahwa

kemungkin Aria Patih Tambar, ayahnya Aria Tadung Wani cekcok dengan

Puraca.Seorang tokoh penjahat yang licik.Nilai jujur adalah jujur merupakan sikap

yang selalu berpegang teguh untuk menghindari keburukan dengan menjaga

perkataan, perasaan dan perbuatan untuk selalu berkata dengan benar dan dapat

dipercaya.Berikut juga nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita rakyat

Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti.

2. Kerja keras

Aria Patih Tambar diceritakan bahwa ia kepelosok-pelosok berdagang

berbagai macam jenis dagangan dibawa untuk dijual kepada orang-orang yang

memerlukan.

Page 8: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Jahdiah

24| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

Untuk menafkahi keluarganya Aria Tambar tidak pernah memanfaatkan kekuatan dan pengaruhnya. Ia tidak ingin secui[un ada rejeki yang tidak halal masuk dan menjadi darah daging di tubuh istri dan anak-anaknya. Lelaki berperawakn tinggi itu sedang sering berdiaga ke mana-mana, terutama ke benua lima. Kadang sampai berbulan-bulan keluar masuk berbagai pelosok menjajakan dagangannya (Jumbawuya, 2016:15)

Kutipan di atas menceritakan tentang tokoh Aria Patih Aria Tambar.Aria

patih tambar rajin bekerja dengan berdagang kemana-mana untuk menghidupi

keluarga di kampung.Nilai pendidikan yang terdapat dalam kutipan cerita adalah

kerja keras. Aria Patih Tambar bekerja keras dengan berdagang. kerja keras adalah

mencurahkan segala kemampuan dan kemauan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan sesuai hasil yang diharapkan dengan tepat waktu. Berikut juga nilai

pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita Aria patih Tambar.

3. Bersahabat

Semenjak Puraca mengalahkan pemuda di kedai, oleh Aria patih Tambar,

Puraca mendekati Aria Patih Tambar.Aria Patih.Pucara kepala perampok yang

ditakuti warga.Kutipan di bawah ini menunjukkan sikap bersahabat antara Aria

Patih Tambar dan Puraca.

Seiiring berjalanan waktu, lantaran sering bertemu dan ngombol, lama kelamaan keduaya jadi akrab.Bahkan kemudian bersahabat akrab, semua Aria Tambar tidak mengetahui pekerjaan Puraca setelah lama berteman baru Aria mengetahui pekerjaan sahabatnya.Puraca berterus terang, bagi Aria tidak

masalah. (Jumbawuya,2015:8)

Kutipan di atas menceritakan bersahabat antara Aria Patih Tambar dengan

Puraca, seorang tokoh perampok. Aria Patih Tambar tidak mempermasalahkan apa

pekerjaan Puraca, Bahkan dia bermaksuduntuk menyadarkan Puraca. Kutipan di

atas berisi nilai pendidikan karakter bersahabat.Bersahabat adalah perilaku yang

ditunjukkan dengan senantiasa menjaga hubungan baik dengan interaksi yang

positif antarindividu dalam suatu kelompok dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.Berikut juga nilai pendidikan karakter dalam cerita rakyat Aria Tadung

Wani Pewaris Pusaka.

Page 9: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Nilai Pendidikan...

25| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

4.Cinta Damai

Arya Patih Tambar tidak bermasuk untuk mencari musuh.Walaupun orang

menyerangkan lebih dahulu.Aria Patih Tambar tidak bermaksud menyerah

kembali.Dia bermaksud untuk berdamai dengan orang yang tidak mau membayar

makanan yang dimakannya. Kutipan di bawah ini berisi nilai pendidikan karakter

cinta damai.

“Sudahlah dangsanak. Kita Akhiri saja perkelahian kita ini,” kata Aria Tanbar sembari berbalik kearah kedai untuk membayar makanan dan bermaksud meninggalkan tempat itu (Jumbawuya, 2015:6).

Kutipan di atas berisi nilai pendidikan karakter cinta damai. Aria Patih Tambar

bermaksud menghentikan perkelahian dengan lelaki yang tidak bayar di kedai.

Nilai pendidikan yang terdapat dalam kutipan di atas adalah cinta damai. Cinta

damai: Perilaku yang selalu mengutamakan kesatuan rasa dan perwujudan

harmoni dalam lingkungan. Diceritakan bahwa Aria Patih Tambar adalah orang

yang suka menolong, Aria Patih Tambar tidak memperdulikan keselamatan diri

sendiri demi orang banyak, apapun dilakukan asal orang lain tidak menderita.

5 .Peduli Sosial

Peduli sosial adalah kepekaan akan segala kesulitan yang dihadapi oleh

lingkungannya dan masyarakatnya. Kepekaan ini kemudian terwujud dalam

tindakan, perasaan, dan perbuatan yang berulang-ulang dan menjadi kebiasaan

dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang di sekitarnya,

yang mana individu tidak terfokus pada dirinya sendiri dan bekerja sama dalam

mengatasi permasalahan yang dihadapi. Berikut juga nilai pendidikan karakter

yang terdapat dapam cerita rakyat Aria Tadung Wani.

Kutipan berikut ini berisi nilai pendidikan karakter peduli sosial.

Page 10: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Jahdiah

26| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

“Sekarang nasib mereka tergantung pada pilihanmu,Aria Tambar! Mengatakan rahasia kelemahanmu atau penduduk itu harus menanggung akibatnya. Puraca tahu pbetul Aria Tambar itu tak tega melihat orang lain menderita karena, ia coba memanfaatkan itu.“Baiklah, kalau kau memang bersikeras ingin memnguasai Panting Sembiling akan kubeberkan rahasia kelemahanku. Tapi perlu kau ketahui kelak kaupun akan mati oleh keris tersebut. Apakah kau mau?

Sebelum menyesal sebaiknya kau pikirkan masak-masak (Jumbawuya,2015:15).

Kutipan di atas menjelaskan mengenai tokoh Aria Patih Tambar yang diperdaya

oleh kepala perampok Puraca. Yang dengan akal licik dapat mengambil keris sakti

milik Aria Patih Tambar. Tetapi keris itu tidak dapat melukai Aria Patih Tambar

kecuali jika Aria Patih Tambar memberitahu Puraca tentang kelemahan keris. Pada

mulanya Aria Patih Tambar tidak ingin meberitahukan tetapi karena diancam, jika

tidak memberita maka penduduk desa akan dibakar oleh Puraca. Aria Patih

Tambar tidak ingin rakyat jadi korban. Akhir Patih Aria Tambar memberitahu

rahasia keris bisa dapat membunuh pemiliknya. Sikap yang ditampilkan tokoh Aria

Patih Tambartermasuk nilai pendidikan karakter peduli sosial.

6. Nilai tanggungj jawab

Aria Patih Tambar berdagang dari desa ke desa sampai kepelosok.Berdagang

adalah pekerjaan dari Aria Patih Tambar.Jika dagangan Aria Tambar habis

disenang. Berikut kutipan dari cerita rakyat yang berjudul Aria Tadung Wani Pewaris

Pusaka Sakti yang berisi nilai pendidikan karakter tanggung jawab.

Sore itu Aria Tambar senang sekali.Seluruh barang dagangnnya telah habis terjual.Ia lumayan banyak mengantongi keutungan. Lelaki itu sebenarnya sudah sangat rindu pada Aria Tadung Wani. Si Putra bungsu itu pasti akan gembira menyambut kepulangan. Setelah sejenak melepas rasa kangen, biasanya dia

segera mengajak berlatih kuntaw.(Jumbawuya, 2016:11)

Kutipan pada data di atas menceritakan mengenai tokoh Aria Patih Tambar

yang berdagang sebagai tagung jawab keluarga. Kutipan di atas berisi nilai

pendidikan karakter tanggung jawab. Tanggung jawab adalah menyadari bahwa

segala hal yang diperbuat oleh dirinya bukan hanya merupakan tugas dan

kewajiban bagi dirinya sendiri, namun juga keluarga. Berikut kutipan dalam cerita

Aria Tadung Wani yang berisi nilai pendidikan karakter.Cerita tohoh Aria tadung

Page 11: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Nilai Pendidikan...

27| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

Wani merasa bertanggung jawab terhadap ayah yang tidak ada kabarnya tidak

seperti biasa, Aria Tadung Wani Pamit kepada kedua kakaknya untuk mencari ayah

mereka. Berikut kutipan cerita yang berisi nilai pendidikan karakter tanggung

jawab.

Tadung Wani bertambah gelisah.Sudah beberapa ksli bolak-balik kadang duduk, kadang berdiri, tetap serba salah karena tak kuasa lagi menahan diri, akhirnya ia menemui kedua kakak Aria Patih Ajang dan Aria Patih Talam.“Ya kurasa

itu lebih bagus dari pada kita sekedar menunggu dan menduga-duga sebaliknya kita susul?’“Kalau begitu biar ulun yang mencari sidin, sedangkan pian berdua tetap disini menemani Uma, tawar Aria Tadung Wani.(Jumbawuya, 2016:12)

Kutipan di atas menceritakan mengenai tokoh Aria Tadung Wani yang

gelisah karena ayahnya belum pulang dari berdangang. Aria tadung Wani merasa

bertanggung jawab untuk mencari ayahnya ke tempat yang biasa yang berdagang.

Nilai pendidikan karakter dalam kutipan tersebut adalah tanggung jawab.tanggung

jawab adalah menyadari bahwa segala hal yang diperbuat oleh dirinya bukan hanya

merupakan tugas dan kewajiban bagi dirinya sendiri. Namun, juga keluarga,

lingkungan, masyarakat, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

3.2 Nilai Pendidikan Karakter dalam Cerita Rakyat Dua Badangsanak dan Hantu

Ni Bayur.

Sinopsis

Cerita rakyat ini menceritakan tetang dua tokoh kakak beradik yang hidup berdua saja semenjak ditinggal oleh kedua orang tua mereka. Gantang kakak dari Supak. Mereka berdua hidup dari bertanai dan berburu di hutan.Si Supak adiknya rajin sekali bekerja, sedangkan kakaknya si Gantang pemalas kerja hanya makan dan tidur.Si Supak adiknya yang semua mengerjakan pekerjaan dari bertani hingga memasak.Gantang hanya makan saja jika sudah disiapkan oleh si Supak.

Pada suatu hari si Supak berniat untuk mencari makanan, di mengajak kakak tetapi kakak menolak.Terpaksa si Supak pergi sendiri dengan membawa Sampan.Si terus medayung sampan sampai di hulu sungai dia pertemu dengan smeua rumah yang kelihatan angker. Tetapi karena si Supak rajin semua dapat diselesaikan bahwa ia dapat harta yang banyak dari rumah raksasa tersebut.

Page 12: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Jahdiah

28| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

Si gantang yang mengetahu bahwa adik banyak dapat harta dari raksasa tersebut akhir pergi juga ke rumah raksasa, tetapi karena si Gantanf orangnya malas, dia tidak mendapatkan harta yang diinginkan malahan dia mati dimakan raksasa tersebut.

Tokoh dan penokohan

a. Si gantang

Si Gantang tokoh yang digambarkan pemalas kerjanya hanya tidur dan makan

saja.Tokoh gantang merupakan kakak dari tokoh si Supak.

b. Si Supak

Si Supak di gambarkan tohoh yang rajin dan suka menolong, dia pekerja keras

dan tidak dendam kepada kakaknya yang kerja Cuma malas-malasan

c. Hantu Ni Bayur

Raksasa jahat yang suka memakan daging manusia yang singgah di rumahnya, raksasa ini digambarkan sebagai tokoh jahat .

Berikut analisis nilai pendidikan karakter dalam cerita Dua Badangsanak dan Hantu Ni Bayur

1. Kerja keras

Cerita dengan judul judul Dua Badangsanak dan Hantu Ni Bayur tokoh Supak

digambarkan sebagai orang yang rajin bekerja. Dia digambarkan sebagai orang rajin

bekerja

Gantang dan Supak sudah lama tidal punya orang tua.Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka bekerja sebagai petani.Seharusnya sebagai kakak sulung Gantang lebih bertanggung jawab, mengayomi, dan melindungi adiknya Supak. Kenyataannya, dia lebih banyak banyak bermalas-malasan. Sementara Supak bersimpah keringat menanam padi di ladang, ia hanya ongkang-ongkang kaki.

Duduk melamun bertopang dagu. (Jumbawuya, 2016:80)

Kutipan di atas menceritakan tentang tokoh si Gantang dan si Supak, kakak

beradik yang hanya hidup berdua karena telah ditinggal mati oleh kedua orang tua

mereka.Kutipan di atas berisi nilai pendidikan karakter kerja keras. Nilai pendidikan

kerja keras pada tokoh si Supak yang rajin bekerja untuk hidup dengan kakak si

Page 13: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Nilai Pendidikan...

29| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

Gantang. kerja keras adalah mencurahkan segala kemampuan dan kemauan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai hasil yang diharapkan dengan tepat waktu

dan berorientasi lebih pada proses dan perkembangan daripada berorientasi pada

hasil.

2. Cinta damai

Si Supak selalu mengalah dengan kakak.Si Gantang kakak selalu banyak alasan

jika disuruh bekerja. Si Supak tidak mau rebut dengan kakak. Sehingga semua

kerjaan dia yang mengerjakan. Dari pekerjaan di rumah memasak sampai pekerjaan

menanam padi, berburu, dan memancing pun dia kerjkakan sendiri.

Dari pada nanti bertengkar, lebih baik Supak mengalah. Meski masih capek, segera menghidupi tungku, lalu mengambil panci dan membasuh beras. Sementara ia memasak, ia membersihkan ikan sisa kemarin. Kemudian membakarnya di atas bara. Jumbawuya, 2016:74)

Kutipan di atas menceritakan mengenai Supak si adik yang mengalah dengan

kakak ketika dia datang dari bekerja dilihat tidak ada makanan yang tersedia untuk

dimakan, kakak si Gantang masih tidur padahal hari sudah siang. Kutipan di atas

berisi nilai pendidikan karakter cinta damai pada tohoh si Supak yang

menghindari pertengkaran dengan kakaknya. Cinta damai merupakan perilaku

yang selalu mengutamakan kesatuan rasa dan perwujudan harmoni dalam

lingkungan yang majemuk

3. Kreatif

Tokoh si Supak banyak akalnya ketika dia bermalam di rumah raksasa yang

jahat, si Supak mencari akal agar raksasa tidak melihatnya yang bersembuyi di atas

pohon. Si Supak mengetahui bahwa raksasa itu takut bila siang.Maka si Supak dapat

akal agar dikira siang, raksasa buru-buru bersembuyi ke dalam rumahnya.Kutipan

berikut berisi nilai pendidikan karakter kreatif.

Melihat hal itu badan Supak terasa panas dingin.Jangan-jangan rencana gagal total.Di saat tersedak seperti itu.Tiba-tiba Supak menyadari Subuh sebentar

Page 14: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Nilai Pendidikan...

31| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

lagi.Sebelum semuanya terlambat.Ia mendadak mendapat akal. Supak kemudian menepuk-nepuk pantatnya, ia menirukan suara ayam jantan. Mendengar suara tersebut berualng-ulang kali ayam jantan hutan pun memblas berkokok saling bersahutan.Ni Bayur yang menyangka Subuh telah tiba kontan panik. Tanpa membawa barang miliknya, ia berlari sekenccang-kencangnya masuk ke dalam peti. Ia takut terkena sinar matahari (Jumbawuya, 2015:88).

Kutipan di atas menceritakan mengenai tohoh si Supak yang sedang

bersembunyi dari kejaran raksasa jahat. Si supak mencari akal agar si raksasa pergi,

maka si Supak menepuk-nepuk pantatnya, dikira raksasa suara ayam menyambut

pagi. Kutipan di atas berisi nilai pendidikan karakter kreatif.Nilai pendidikan kreatif

adalah kreatif selalu mencari alternatif penyelesaian suatu permasalahan dari

berbagai sudut pandang. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan tata cara atau

pemahaman terhadap suatu masalah yang sudah ada terlebih dahulu melalui

pendekatan sudut pandang yang baru. Berikut juga nilai pendidikan karakter yang

terdapat dalam cerita rakyat Badua badangsanak dan Hantu Ni Bayur.

4. Peduli sosial

Diceritakan dalam kutipan berikut bahwa si Gantang ketika mengetahui bahwa

adiknya si Supak banyak mendapat harta dari raksasa yang tinggal diujung sungai.

Si gantang ingin juga memperoleh sendiri. Si supak menawarkan bahwa harta

mereka milik berdua, tidak usah mencari lagi kakaknya karena sangat berbahaya.

Kutipan berikut berisi nilai pendidikan karakter.

“Untuk apa lagi kak? Bukankan harta yang ada ini sudah lebih dari cukup?walaupun saya yang memeperoleh, kamu juga berhak menikmati sesuka hati.”ujar Supak (Jumbawuya, 2015:89).

Kutipan di atas menceritakan mengenai tokoh si Supak yang rela berbagi harta

dengan kakak si Gantang. Nilai pendidkan karakter yang ada dalam kutipan

tersebut adalah peduli sosial.peduli sosial adalah kepekaan akan segala kesulitan

yang dihadapi oleh lingkungannya dan masyarakatnya. Kepekaan ini kemudian

terwujud dalam tindakan, perasaan, dan perbuatan yang berulang-ulang dan

menjadi kebiasaan dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi oleh orang-

orang di sekitarnya, yang mana individu tidak terfokus pada dirinya sendiri dan

bekerja sama dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Page 15: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Jahdiah

32| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

5. Rasa ingin tahu

Diceritakan bahwa si tokoh si Gantang bermaksud mencari sendiri harta

yang di tempat raksasa. Karena si Supak tidak mau memberitahuna akhirnya si

Gantang pergi sendiri. Si Supak mengindahkan nasihat adiknya, bahwa jika ke

tempat raksasa tersebut sangat berbahaya.Berikut nilai pendidikan karakter kerja

keras dalam cerita rakyat Dua badangsanak dan Hantu Ni Bayur.

“Kalau kamu saja bisa mendapatkannya, masak aku tidak mampu?Ayolah ceritakan di mana tempatnya. “Sudahlah kalau kamu tidak mau menceritakan dimana letaknya, biar aku mencari

sendiri,: ujar Gantang berkeras ingin tahu.(Jumbawuya, 2016:89)

Kutipan tersebut berisi mengenai si Gantang yang mendesak adiknya untuk

menceritakan dimana memperoleh harta yang didapat oleh si Supak. Si Supak tidak

mau menceritakan karena dia takut kakak dimakan raksasa yang memiliki harta

tersebut.Tetapi si Gantang tetap saja mencari harta tersebut walaupun adiknya tidak

memberitahukan keberadaan harta tersebut.Nilai pendidikan yang ada dalam

kutipan cerita tersebut adalah rasa ingin tahu berorientasi pada hasil.

4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam cerita rakyat

Aria Tadung Wani Pewaris Pusaka Sakti mempunyai nilai pendidikan karakter,

yaitu 1) jujur, 2) kerja keras, 3) bersahabat, 4) cinta damai, 5) peduli sosial, dan 6)

tanggung jawab. Sementara itu dalam cerita rakyat Dua Badangsanak dan Hnatu Ni

Bayur terdapat nilai pendidikan karakter (1) kerja keras, 2) cinta damai, 3) kreatif, 4)

peduli sosial, dan 5) rasa ingin tahu. Nilai-nilai yang terdapat dalam kedua cerita

rakyat tersebut sangat baik untuk pembentukan karakter anak.

.

DAFTAR PUSTAKA

Barone, Diane M. 2016. Children’ Literature in the Classroom Engagigng Lifelong

Reader, s.New York:The Guilford Press,

Page 16: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER “CERITA ARIA TADUNG WANI …

Nilai Pendidikan...

33| 2021, Jurnal Lingko Volume 3 (1)

Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.

Jumbawuya.2015. Asal Mula Balian Meratus.Banjarbaru:Penakta Publisher.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra Anak:Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogjakarta:Gadjah Mada University Press.

Nengsih,Sri Wahyu. 2016. “Keteladanan Kepribadian Su Cupak dalam Cerita Rakyat Marabahan” dalam Bunga Rampai Sastra:Hasil Penelitian Kesastraan. Tahun 2016, hlm123—142:Banjarmasin:Balai Bahasa Kalimantan Selatan.

Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Toeri, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.Yogjakarta:Pustaka Pelajar.

Sanubarianto, Salimullah Tegar. Dan Wiyatmi. 2019 “Nilai Pendidikan Karakter

dalam Cerita Rakyat Kakak Beradik Tangedan Berei dalam Jurnal Lingko:Jurnal

Kebahasaan dan Kesastastran Volume 1 No 2 (2019) Youpika, Fitria dan Darmiyati Zuchdi. 2016 “Nilai Pendidikan Karakter Cerita

Rakyat Suku Pasemah Bengkulu dan Relevansi sebagai Pembelajaran Sastra dalam Jurnal Pendidikan Karakter