Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
96
Nilai-nilai Islam Tokoh Hanum
dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika
karya Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra
Suwadi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Pasuruan
Abstrak: Penelitian ini menjelaskan dan mendeskripsikan nilai-nilai Islam tokoh Hanum
dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabila Rais dan Rangga
Almahendra. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
kualitatif deskriptif dan analisis isi. Sumber data pada penelitian ini adalah keseluruhan
data yang terdapat dalam Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika yang menyangkut nilai-
nilai Islam. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak
langsung atau biasa disebut dengan teknik analisis. Berdasarkan hasil analisis data yang
dihimpun, peneliti menemukan dan menunjukkan bahwa Novel Bulan Terbelah di Langit
Amerika karya Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendranilai-nilai Islam yang terdiri
atas, a). Nilai-nilai Islam berupa Aqidah pada Tokoh Hanum, b). Nilai-nilai Islam berupa
Syari‟ah pada Tokoh Hanum, c). Nilai-nilai Islam berupa Akhlak pada Tokoh
Hanum.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian
ini berupa wacana yang terdiri dari paragraf, dialog, atau berupa kalimat pernyataan-
pernyataan pengarang secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga digunakan teknik
analisis tekstual yaitu menelaah sesuatu hal yang ada di dalam buku teks. Kegiatan analisis
dapat dimulai dari tahap penelaahan data, tahap klasifikasi data, tahap deskripsi data, dan
tahap interpretasi.
Kata Kunci: Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika, Nilai-nilai Islam
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan representasi
atas pemikiran dan ideologi sastrawan
yang disampaikan menggunakan media
bahasa dan memiliki nilai estetik. Sastra
menggambarkan miniatur realitas
kehidupan secara simbolik dunia atau
pemikiran penciptanya berdasar cara khas
sesuai dengan cara pandang penciptanya.
Peranan pengarang sebagai pencipta,
hubungan khas
secara tradisional (Nurgiyantoro,
2009:23).
Nilai berdasarkan Kamus Bahasa
Indonesia adalah, harga, kualitas atau
sesuatu yang dianggap berharga dan
menjadi tujuan yang hendak di capai. Nilai
merupakan sesuatu yang berharga, yang
penting dan berguna serta menyenangkan
dalam kehidupan manusia yang
dipengaruhi pengetahuan dan sikap yang
ada pada diri atau hati nuraninya. Nilai
adalah bagian dari potensi manusiawi
antara pengarang dengan karya sastra,
penulisan itu sendiri sebagai rangkaian
proses kreatif dan proses produksinya
secara luas merupakan fakta (Ratna,
2009:93).
Novel merupakan karya fiksi yang
pada umumnya menyajikan dunia yang
dikreasikan pengarang melalui kata dan
kata-kata. Kehidupan novel tampak
dari keterjalinan kata, kata-kata dan
bahasa sehingga dapat dipahami oleh
pembaca
sebelumnya. Cerita dari novel ini
sungguh memperluas ketaqwaan dan
kesabaran dalam menghadapi ujian
yang Allah berikan kepada Hanum dan
suaminya. Hanum dan Rangga
merupakan tokoh utama yang selalu
berfikiran positif akan rencana Sang
Maha Kuasa dalam menghadapi hiruk
piruk kehidupan yang sedang di jalani.
Novel tersebut termasuk salah satu
karya sastra Islami yang dapat
97
seseorang, yang berada dalam dunia
rohaniah (batiniah, spiritual), tidak
berwujud, tidak dapat dilihat, tidak dapat
diraba, dan sebagainya. Namun sangat
kuat pengaruhnya serta penting
peranannya dalam setiap perbuatan dan
penampilan seseorang.
Melihat perkembangan kesusastraan
Indonesia saat ini, banyak bermunculan
tulisan-tulisan karya sastra yang membawa
warna dan menambah khasanah dalam
dunia sastra, yakni karya sastra terutama
novel yang bernuansa serta membawa
pesan-pesan atau nilai-nilai Islam. Nilai
Islam adalah nilai-nilai Islam ke-Tuhanan
yang dituangkan dalam karya sastra. Nilai-
nilai yang bernafaskan Islami baik dalam
kehidupan bermasyarakat maupun
berhubungan dengan sang Khaliq. Adapun
aspek-aspek yang terkandung di dalamnya
meliputi aqidah, syari‟ah, dan akhlak.
Aqidah adalah iman, keyakinan yang
menjadi pegangan hidup setiap pemeluk
agama Islam. Syari‟ah merupakan jalan
hidup Muslim, sedangkan akhlak adalah
keadaan jiwa yang kuat yang melahirkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
gampang tanpa butuh kepada pemikiran
dan angan-angan.
Novel Bulan Terbelah di Langit
Amerika karya Hanum Salsabila Rais dan
Rangga Almahendra menceritakan
perjalanan hidup sepasang suami istri asal
Indonesia yang hijrah ke Eropa hanya
untuk menyelesaikan studi sang suami,
tugas yang diterima Hanum dari atasannya
dan disertasi yang harus ditulis oleh sang
suami seolah menjadi takdir Sang Khaliq
pada mereka yang tak pernah mereka
bayangkan
TINJAUAN PUSTAKA
a. Novel
Novel merupakan bentuk prosa rekaan
yang lebih pendek daripada roman. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia novel
diartikan sebagai karangan prosa yang
panjang, mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang
membangkitkan apresiasi bagi
pembaca. Pengarang banyak
memberikan nilai-nilai Islami
didalamnya, sehingga mengarahkan
pembaca untuk berintropeksi diri dan
merenungkan semua perbuatan baik
disengaja maupun tidak disengaja.
Dengan gaya tuturnya yang indah
mengalir mengoyak jiwa sehingga
mampu membawa pembaca seakan-
akan mengalami pengalaman tersebut
pada dirinya.
Memahami nilai-nilai Islam yang
terdapat dalam novel Bulan Terbelah di
Langit Amerika karya Hanum Salsabila
Rais dan Rangga Almahendra
mempunyai nilai-nilai Islam yaitu
penjelasan mengenai ketaqwaan dan
kesabaran dalam menjalani lika-liku
kehidupan serta teguh menjaga
keimanan dalam menghadapi cobaan
berdasarkan petunjuk-Nya, sehingga
dapat dijadikan panutan atau masukan
bagi pembaca.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian nilai-nilai Islam
yang terdapat dalam novel Bulan
Terbelah di Langit Amerika karya
Hanum Salsabila Rais dan Rangga
Almahendra, yaitu: 1). Mengetahui
nilai-nilai Islam berupa Aqidah pada
tokoh Hanum dalam novel Bulan
Terbelah di Langit Amerika karya
Hanum Salsabila Rais dan Rangga
Almahendra?. 2). Mengetahui nilai-
nilai Islam berupa Syari‟ah pada tokoh
Hanum dalam novel Bulan Terbelah di
Langit Amerika karya Hanum Salsabila
Rais dan Rangga Almahendra?. 3).
Mengetahui nilai-nilai Islam berupa
Akhlak pada tokoh Hanum dalam
novel Bulan Terbelah di Langit
Amerika karya Hanum Salsabila Rais
dan Rangga Almahendra?
(Nurgiantoro, 2009:16-21).
b. Nilai-nilai Islam
Nilai Islam adalah nilai-nilai Islam
ke-Tuhanan yang dituangkan dalam
98
di sekelilingnya dengan menonjolkan
watak dan sifat setiap pelaku (Siswanto,
2008:141).
Kata novel berasal dari bahasa Latin
novellas, yang terbentuk dari kata novus
yang bererti baru atau new dalam bahasa
inggris. Novel juga diartikan sebagai suatu
karangan atau karya sastra yang lebih
pendek dari roman, tetapi jauh lebih
panjang daripada cerpen, yang isinya
hanya mengungkapkan suatu kejadian
yang penting, menarik dari kehidupan
seseorang (dari suatu episode kehidupan
seseorang) secara singkat dan yang pokok-
pokoknya saja (Santosa dan
Wahyuningtyas, 2010:46).
Menurut Nurgiantoro (2009:15) novel
bersifat realistis. Sedangkan roman
bersifat puitik dan epik. Hal itu
menunjukkan bahwa keduanya berasal dari
sumber yang berbeda. Novel berkembang
dari bentuk-bentuk naratif non fiksi,
misalnya surat, biografi, kronik atau
sejarah. Jadi novel berkembang dari
dokumen-dokumen, dan secara stilistika
menekankan pentingnya detil dan bersifat
mimesis. Novel lebih mengacu pada
realitas yang lebih tinggi dan psikologi
yang lebih mendalam. Novel lebih
mencerminkan gambaran tokoh nyata,
tokoh yang berangkat dari relitas sosial.
Jadi novel merupakan tokoh yang lebih
memiliki derajat lifelike disamping
merupakan tokoh yang bersifat ekstrovert.
Dalam dunia kesastraan sering ada
usaha untuk mencoba membedakan antara
novel serius dan novel populer. Usaha ini,
dibandingkan dengan pembedaan antara
novel dengan cerpen, atau antara novel
dengan roman sungguh tidak mudah
dilakukan. Pada kenyataannya tidak
mudah untuk menggolongkan sebuah
novel ke dalam kategori serius dan populer
dengan ilmu kalam. Menurut Ibnu
Kaldum, ilmu kalam adalah ilmu yang
membahas akidah untuk mempertahankan
iman dengan mempergunakan akal
pikiran. Hasil pemahaman, pendalaman,
penafsiran, serta perincian mereka tentang
akidah, karena hasil pemikiran manusia
karya sastra. Nilai-nilai yang
bernafaskan Islami baik dalam
kehidupan bermasyarakat maupun
berhubungan dengan sang Khaliq.
Agama Islam adalah agama yang di
pandang sebagai sumber nilai karena
agama berbicara baik dan buruk, benar
dan salah. Demikian pula agama Islam
memuat ajaran yang normatif yang
berbicara tentang kebaikan yang
dilakukan manusia dan keburukan yang
seharusnya dihindarinya. Ajaran Islam
meliputi tiga bidang yaitu Aqidah,
Syariah, dan Akhlak.
Aqidah secara etimologis adalah
ikatan dan sangkutan. Dalam
pengertian teknis makna akidah adalah
iman, keyakinan yang menjadi
pegangan hidup setiap pemeluk agama
Islam. Aqidah, selalu ditautkan dengan
rukun iman atau arkanul iman yang
merupakan asas seluruh ajaran Islam.
Pembahasan tentang akidah dilakukan
oleh ilmu tersendiri yang disebut ilmu
kalam yakni ilmu yang membahas dan
menjelaskan tentang kalam Ilahi, atau
ilmu tauhid karena membahas dan
memperjelas agama Islam (Daud, 2013:
33). Aqidah adalah bentuk dasar
mendasar dari kata “aqada, ya‟kidu
„aqdan aqidatan” yang berarti
simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian,
dan kokoh. Sedangkan secara teknis
aqidah berarti iman, kepercayaan,
keyakinan. Dan tumbuhnya
kepercayaan tentunya di dalam hati,
sehingga yang dimaksud aqidah adalah
kepercayaan yang menghujam atau
simpul di dalam hati (Muhaimin, 2012:
259). Aqidah Islam sebagaimana yang
tercantum dalam Al-Quran dan Al-
Hadist yang memuat sunnah Nabi
Muhammad perlu dirinci lebil lanjut
oleh orang yang memenuhi syarat agar
dapat dijadikan pegangan oleh ummat
Islam. Dalam sejarah Islam yang
berjalan selama empat belas abad ini,
para ahli yang memenuhi syarat yaitu
para ulama telah berusaha memahami,
mendalami, menafsirkan, dan
99
mempunyai kecenderungan berbeda-beda
yang menimbulkan aliran-aliran atau
mazhab-mazhab dengan nama tertentu
dikalangan umat Islam. Aliran-aliran ilmu
kalam dilapangan akidah, ada beberapa
yang terpenting, karena banyak
penganutnya (Daud, 2013: 34). Aqidah
diambil dari kata yang bermakna
mengikat. Aqidah adalah kepercayaan
yang mengikat setiap muslim dan terus
menerus menyertainya bila dia melepaskan
ikatan itu terlepas pula dia dari keIslaman
(Shihab, 2007:461).
Syari‟ah secara harfiah adalah jalan ke
sumber (mata) air yakni jalan lurus yang
harus diikuti oleh setiap Muslim. Syari‟ah
merupakan jalan hidup Muslim. Syari‟ah
memuat ketetapan-ketetapan Allah dan
Rasul-Nya, baik berupa larangan maupun
berupa suruhan, meliputi seluruh aspek
hidup dan kehidupan manusia. Dilihat dari
segi ilmu hukum, syari‟ah merupakan
norma hukum dasar yang ditetapkan Allah,
yang wajib diikuti oleh orang Islam
berdasarkan iman yang berkaitan dengan
akhlak, baik dalam hubungannya dengan
Allah maupun dengan sesama manusia dan
benda dalam masyarakat.
Ilmu fiqih yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan ilmu hukum (fiqih)
Islam adalah ilmu yang mempelajari atau
memahami syari‟ah dengan memusatkan
perhatiannya pada perbuatan (hukum)
manusia mukallaf, yaitu manusia yang
berkewajiban melaksanakan hukum Islam
karena telah dewasa dan berakal sehat
(Daud, 2013: 46).
Syari‟ah dinamakan Ad-Din memiliki
pengertian bahwa ketetapan peraturan
Allah yang wajib ditaati.Umat harus
tunduk melaksanakan Ad-Din (syari‟at)
sebagai wujud ketaatan kepada hukum
Allah. Ad-Din dalam bahasa arab berarti
agama.
Al- Abrasyi, mengatakan bahwa
pendidikan budi pekerti dan akhlak
merupakan jiwa dari pendidikan Islam dan
mencapai suatu akhlak yang senpurna
merupakan tujuan yang sebenarnya dari
pendidikan Islam. Dengan demikian jelas
membahas akidah Islam
Muslim mutlak menaati syari‟ah Islam
bertujuan agar manusia mencapai
kebahagiaan hidup baik dunia maupun
kelak di akhirat. Arti istilah Syari‟ah
juga merupakan peraturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan
tiga pihak yaitu Tuhan, sesama
manusia dan alam seluruhnya,
peraturan Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan
disebut ibadah, dan yang mengatur
hubungan manusia dengan sesama
manusia dan alam seluruhnya disebut
Muamalah. Rukun Islam yang lima
yaitu syahadad, shalat, zakat, puasa dan
haji termasuk ibadah, yaitu ibadah
dalam artinya yang khusus yang materi
dan tata caranya telah ditentukan secara
permanen dan rinci dalam al-Qur‟an
dan sunah Rasulullah SAW.
Akhlak secara bahasa artinya
perangai, tabiat, dan agama; yaitu
bentuk batin manusia. Adapun bentuk
lahir adalah al-khalq, fisik. Akhlak
secara istilah adalah keadaan jiwa yang
kuat yang melahirkan perbuatan-
perbuatan dengan mudah dan gampang
tanpa butuh kepada pemikiran dan
angan-angan. Keadaan jiwa ini boleh
jadi melahirkan perbuatan-perbuatan
terpuji, maka itu adalah akhlak yang
baik dan boleh jadi melahirkan
perbuatan-perbuatan tercela, maka
itulah akhlak yang buruk (Jaiz, 2010:
15). Akhlak diartikan sebagai budi
pekerti atau kelakuan. Akhlak terambil
dari bahasa arab yang biasa berarti
tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan
agama. Akhlak atau kelakuan manusia
sangat beragam, keanekaragaman
tersebut dapat ditinjau dari berbagai
sudut, antara lain kelakuan yang
berkaitan dengan baik dan buruk
(Shihab, 2007: 336-337). Pendidikan
akhlak merupakan permasalahan utama
yang selalu menjadi tantangan manusia
dalam sepanjang sejarahnya. Suatu
bangsa akan kokoh apabila akhlaknya
kokoh dan sebaliknya suatu bangsa
100
bahwa gambaran manusia yang ideal yang
harus di capai melalui pendidikan adalah
manusia yang sempurna akhlaknya.
Menurut ajaran Islam berdasarkan
praktek Rasulullah SAW. Pendidikan
akhlakul karimah (akhlak yang mulia)
adalah faktor penting dalam membina
suatu umat atau membangun suatu bangsa.
Pokok dari segala usaha ialah pembinaan
akhlak mulia. Ia harus ditanamkan kepada
seluruh lapisan dan tingkatan masyarakat
mulai dari tingkatan atas sampai kelapisan
bawah. Akhlak dari suatu bangsa itulah
yang menentukan sikap hidup dan tingkah
laku perbuatannya.
c. Nilai Islam dalam karya sastra
Nilai Islam adalah Nilai-nilai Islam ke-
Tuhanan yang di tuangkan dalam karya
sastra. Nilai-nilai yang bernafaskan Islami
baik dalam kehidupan bermasyarakat
maupun berhubungan dengan sang Khaliq.
Karya sasta sebagai ungkapan jiwa
pengarang mempunyai tugas untuk
memberikan andil sebagai pengantar moral
dan kehidupan yang ada di bumi. Bersastra
dalam Islam haruslah bertonggakan Islam,
yaitu sama seperti beribadah karena Allah.
Seni Islam adalah seni kerena Allah untuk
umat manusia yang dihasilkan oleh para
seniman muslim bertolak dari ajaran
wahyu ilahi dan fitrah insani.
Sastra Islam adalah sebuah karya yang
berlandaskan adab Islami. Orang yang
membuat karya sastra itupun harus orang
Islam jadi orang non muslim berkarya dari
ciri sastra Islam. Tujuan kesusastraan
Islam adalah untuk mendidik dan
membantu manusia kearah pencapaian
ilmu yang menyelamatkan. untuk
memahami maksud sebenarnya dari sastra
Islam, berikut beberapa ciri sastra Islam,
yaitu: 1). Jika sebuah cerpen, puisi, atau
novel Islam misalnya tidak melainkan
pembaca dan
Islam dalam novel Bulan Terbelah di
Langit Amerika karya Hanum Salsabila
Rais dan Rangga Almahendra. Bungin
(2003: 5), penelitian kualitatif
membutuhkan kekuatan
akan runtuh apabila akhlaknya rusak.
Aqidah dan akhlak merupakan dasar
utama dalam pembentukan kepribadian
manusia yang seutuhnya. Tentang
pendidikan akhlak ini lebih lanjut
dikatakan oleh Muhammad Athiya
penulisanya untuk mengingat Allah. 2).
Ketika membacanya akan diingatkan
kepada ayat-ayat kuliah maupun
karuniaNya. 3). Ada unsur amar ma‟ruf
nahi munkar dengan tidak menggurui.
4). Penuh dengan ibrah dan hikmah.
5). Ia kerap bercerita tentang cinta, baik
cinta kepada Allah, Rasulullah, kedua
orang tua, perjuangan di jalan-Nya,
cinta kepada kaum muslimin dan
semua mahluk Allah, sesama manusia,
hewan, tumbuhan, alam raya dan
sebagainya.
Ciri lain dari karya sastra Islam
yaitu, tidak akan pernah
mendeskripsikan hubungan badani,
kemolekan tubuh perempuan atau
indahnya kemaksiatan secara vulgar
dengan mengatasnamakan seni atau
aliran sastra apapun. Ia juga tak
membawa kita pada tasyabbuh bi‟il
kuffran, apalagi jenjang kemusyrikan.
Sastra Islam akan lahir dari mereka
yang memiliki ruhiah Islam yang dan
wawasan keIslaman yang luas. Sastra
Islam bagi pengarangnya adalah
sesuatu pengabdian yang harus
dipertanggungjawabkan kepada Allah.
METODE
Penelitian yang berjudul Nilai-nilai
Islam dalam novel Bulan Terbelah di
Langit Amerika karya Hanum Salsabila
Rais dan Rangga Almahendra
menggunakan pendekatan deskriptif.
Pendekatan deskriptif merupakan
pendekatan yang dipakai dengan tujuan
memberi gambaran tentang suatu kasus
secara objektif dalam situasi dengan
kata lain merupakan usaha yang
dilakukan untuk mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasi serta
memberikan alasan yang kuat terhadap
data penelitian (Arikunto, 2010: 3-4).
101
analisis yang lebih mendalam, terperinci
namun meluas dan holistis, maka kekuatan
akal adalah satu-satunya sumber
kemampuan analisis dalam seluruh proses
penelitian.
Menurut Arikunto (2010: 136),
instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan
lebih mudah diolah. Instrumen yang
dipakai dalam penelitian ini adalah kertas
pencatat data dan alat tulis. Penelitian ini
bersifat kualitatif, dengan instrumen utama
yaitu penulis dan menggunakan buku-buku
acuan tentang teori novel, teori nilai-nilai
Islam dan novel Bulan Terbelah di Langit
Amerika karya Hanum Salsabila Rais dan
Rangga Almahendra.
Berdasarkan teknik pengumpulan data
yang dipergunakan,maka unsur nilai-nilai
Islam yang terdapat dalam novel Bulan
Terbelah di Langit Amerika karya Hanum
Salsabila Rais dan Rangga Almahendra
dicocokkan dengan data yang dimaksud,
kemudian diseleksi kutipan atau data yang
mana lebih spesifik itulah yang akan
diambil.Selanjutnya,menentukannilai-nilai
Islam sesuaidengan bukti atau penunjuk
yang telahdipilih.Sebagai hasil akhir,
memaparkan nilai-nilai Islam dengan
senantiasamengutip data dalam novel yang
menunjukkankebenaran analisis yang
dimaksud,selanjutnya dideskripsikan
berdasarkan nilai-nilai Islam yang
dijadikan acuanpenelitianmeliputi: a).
Nilai-nilai Islam berupa Aqidah pada
tokoh Hanum. b).Nilai-nilai Islam berupa
Syari‟ah pada tokoh Hanum. c). Nilai-nilai
Islam berupa Akhlak pada tokoh Hanum.
Sumber data dalam penelitian ini adalah
novel Bulan Terbelah di Langit Amerika
karya Hanum Salsabila Rais dan Rangga
Almahendra, yang mana novel tersebut
sudah diambil beberapa data yang cocok
untuk dijadikan sampel penelitian sesuai
dengan melakukan teror itu jika
dirunut-runut adalah masalah ekonomi.
Jangan kau salahkan Islam. Tidak ada
kaitan sama sekali. Sama dengan koran
ini, Gertrud mencari sensasi bukan
Dengan pendekatan inilah diharapkan
dapat diperoleh data tentang nilai-nilai
Islam dalam novel Bulan Terbelah di
Langit Amerika karya Hanum Salsabila
Rais dan Rangga Almahendra. Tujuan
penelitian ini adalah menguji teori,
membuktikan fakta, menunjukkan
variabel dengan desain yang
terstruktur, formal, spesifik, mantap
serta terinci sejak awal penelitian.
Untuk itu, peneliti dalam menjaring
data mendeskripsikan nilai-nilai
dengan topik yang ingin diteliti penulis.
Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berupa
panduan dalam pengumpulan data.
Panduan pengumpulan data
diwujudkan dalam bentuk tabel. Sesuai
dengan rumusan masalah serta tujuan
penelitian diperoleh gambaran objektif
tentang nilai-nilai Islam novel Bulan
Terbelah di Langit Amerika karya
Hanum Salsabila Rais dan Rangga
Almahendra, maka diperlukan alat
untuk menyaring data. Alat tersebut
disebut instrumen penelitian. Instrumen
penelitian itu terdiri dari instrumen
utama yang merupakan peneliti itu
sendiri dan instrumen tambahan yang
merupakan novel Bulan Terbelah di
Langit Amerika karya Hanum Salsabila
Rais dan Rangga Almahendra.
Instrumen penelitian tambahan
merupakan alat untuk menjaring data
yang berupa paragraf, dialog atau
berupa kalimat-kalimat.
Prosedur pengumpulan data yaitu
data-data diambil dari buku sumber
yaitu novel Bulan Terbelah di Langit
Amerika karya Hanum Salsabila Rais
dan Rangga Almahendra. Jenis novel
yang diambil dalam hal ini data verba
(paparan bahasa), yaitu berupa satuan-
satuan kebahasaan berupa kalimat atau
paragraf yang disampaikan dalam
bentuk dialog, monolog atau gambaran
lakuan tokoh yang diberikan secara
langsung oleh pengarang di dalam
novelnya.
102
karena kebenaran, tapi karena harus
menyambung hidup biduk ekonomi
yang sudah terseok-seok. (BTLA/
AQH/ YKN: 46)
Kutipan data tersebut menunjukkan bahwa
Hanum sungguh tidak bisa menerima
kalau ada orang yang mengatas-namakan
bahkan menjadikan Islam sebagai sarana
untuk merauk keuntungan duniawi saja,
dan menjadikan kebenaran Islam sebagai
faktor penyambung ekonomi.
Dia tidak bisa menerima kalau agama yang
diyakininya dijadikan sebagai lahan bisnis.
Jauh dilubuk hati Hanum tidak bisa
melihat jika ada orang yang menulis
artikel tentang Islam terutama bagi orang
yang bukan muslim. Hal tersebut dapat
dilihat dari kutipan di bawah ini:
Di sisi lain, ada bilik di otakku yang
terus menggedor-gedor nurani. Aku
juga memikirkan kata-kata Gertrud
yang terakhir tadi. Jikapun aku
menolak atau mengundurkan diri, toh
akhirnya perusahaan ini akan tetap
menulis artikel ini. Aku benar-benar
tak bisa membayangkan seorang
Jacob menulis berita tentang Islam.
(BTLA/ AQH/ PCY:49).
Kutipan data tersebut menjelaskan bahwa
Jauh dipikiran Hanum yang terus
menggedor hati nuraninya, dia
memikirkan kata-kata Gertrud bahwa
hanya Hanumlah yang pantas menulis
artikel tentang Islam. Bahkan jika Hanum
mengundurkan diri dari perusahaan Artikel
tentang 11/9 yang membuat orang Islam
sebagai tersangka dan mengganggap
bahwa dunia akan lebih baik tanpa Islam
itu akan diterbitkan, bahkan tak terbayang
oleh Hanum jika orang yang menulis
artikel itu adalah orang non muslim seperti
Jacob.
Hanum menerima tawaran Gertrud dan
berangkat ke Amerika bersama suaminya,
namun disela-sela tugasnya dia berpisah
jalan-Nya dengan cara yang tak terbayang
oleh hambanya, yaitu cara yang tidak
memerlukan suatu strategi, namun datang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan objek penelitian yaitu
Nilai-nilai Islam dalam novel Bulan
Terbelah di Langit Amerika karya
Hanum Salsabila Rais dan Rangga
Almahendra secara garis besar
mengarah kepada nilai-nilai Islam
berupa Aqidah, Syari‟ah dan Akhlak.
a. Nilai-nilai Islam berupa Aqidah
Hanum merupakan wanita yang
selalu berpikir realistis namun dia
selalu meyakini dan mempercayai
tentang semua ajaran Islam yang tidak
ada dasar duniawi dan kekerasan di
dalam Islam. Hal itu sesuai dengan
kutipan di bawah ini:
Gertrud, aku hanya mau bilang,
motif para muslim yang mengaku
jihad
dengan suaminya. Hal itu dapat dilihat
dari kutipan di bawah ini:
“Ya Allah mungkinkah engkau
mengirim Rangga sekarang ini? Ke
tempat tak terdeteksi ini?
Mungkinkah Engkau tuntun Rangga
ke jalan berlorong gelap pengap ini
untuk menjemput istrinya?” (BTLA/
AQH/ PCY: 108)
Kutipan data tersebut menunjukkan
bahwa Hanum berharap Allah bisa
mengirimkan suaminya ke tempat yang
tidak dikenal disaat Hanum sedang
tersesat ditempat dia bertugas, dan dia
berharap agar Allah bisa menuntun
suaminya melewati lorong gelap hanya
untuk menjemput Hanum.
Di sela-sela kekhawatirannya dia sadar
bahwa dia hanyalah seorang
perempuan yang merasa dirinya tak
berdaya. Hal itu dapat dilihat dari
kutipan di bawah ini :
“Ya Allah, akhirnya aku hanyalah
perempuan. Akhirnya aku hanyalah
kelemahan. Aku tidak pernah
merasa selembek ini sebelumnya.
Aku bisa memikirkan betapa
khawatirnya Rangga memikirkanku
kini.” (BTLA/ AQH/ PCY: 109)
103
dengan begitu dahsyatnya.
Perpisahan dengan suaminya menambah
kepercayaan serta keyakinannya pada
Allah dan takdir-Nya. Hal itu dapat dilihat
dari kutipan di bawah ini:
Ditakdirkan Allah SWT, berpisah dua
malam, dengan cara paksa. Aku tahu
itu telah membuka makna yang tak
terkiaskan bagi kami. Kami tersadar,
kami adalah suami istri yang tak
pernah berpisah dalam kurun setahun
terakhir. (BTLA/ AQH/ PCY: 251)
Kutipan data tersebut menjelaskan bahwa
Hanum merasa perpisahan dengan
suaminya merupakan sebuah takdir dari
Allah yang harus dia terima dan
dijalaninya, serta menyadarkannya Hanum
dan suaminya tak pernah terpisahkan
selama kurun waktu setahun terakhir yang
menjadikannya sebagai ujian yang tak
terkiaskan bagi mereka.
Walau besar cobaan yang dihadapinya,
namun Hanum yakin dan mengimani
bahwa Allah akan mengirim malaikat-Nya
untuk membantu Hambanya yang dalam
kesulitan. Hal itu dapat dilihat dari kutipan
di bawah ini :
Berjalanlah dan terus berjalanlah
dengan niat kebaikan untuk mengejar
restu dari Allah, bersama orang-orang
yang kau cintai, lalu sematkan dalam
hati dan pikiranmu akan perjalanan
hidupmu tentang surga yang akan kau
gapai. Maka seberat, sepanjang, dan
sebesar apapun halangan yang
melintangi langkahmu, akan terbuka
dengan sendirinya atas izin-Nya.
Ingatlah, Tuhan akan mengirim
malaikat-maklaikat Nya yang
mempunyai keringanan tangan tak
bertepi untuk menyelamatkamu
manakala kau hendak terpeleset di
ujung jurang yang curam. (BTLA/
AQH/ IMN: 123)
Kutipan data tersebut menjelaskan Hanum
mengimani ke agungan Allah dan
menjelaskan pada Azima bahwa selagi ada
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa di sela-sela keputusasaannya
Hanum berpikiran mungkin kodrat
perempuan yang Allah ciptakan
memang seharusnya tidak melebihi
kodrat lelaki dan meyakini bahwa dia
hanyalah seorang perempuan dan
merasa bahwa dirinya lebih lemah dari
sebelumnya, dan terus memikirkan
betapa khawatirnya suaminya kepada
Hanum saat itu.
Hanum tetap berharap dan yakin bahwa
ketetapan Allah. Hal itu dapat dilihat
dari kutipan di bawah ini:
Harapan itu memang benar adanya.
Sebuah jalan yang ditunjukkan
Allah dengan cara yang tak terduga.
Tak perlu strategi yang
bermaklumat. Tapi dia datang
dengan dahsyat. (BTLA/ AQH/
PCY: 117)
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa Hanum percaya harapan itu
selalu ada dan meyakini bahwa Allah
selalu menunjukkan
niat untuk terus berbuat kebaikan yang
ingin menggapai restu Allah maka akan
terbuka jalan dan terhindarlah halangan
yang merintangi hanya atas seizin-Nya,
Hanum juga mengimani bahwa Allah
akan mengirim malaikat-malaikat Nya
yang akan membantu meringankan
bebanmu bahkan jika engkau akan
terperosok ke dalam jurang yang amat
curam, dan percayalah bahwa surga
akan digapai jika mampu menghadapi
cobaan yang Allah berikan.
Hanum berusaha menyakinkan Azima
bahwa Islam merupakan agama yang
indah yang mampu menyatukan
perbedaan. Hal itu dapat dilihat dari
kutipan di bawah ini:
Sungguh mengendap terdalam
dikalbuku, aku juga ingin
mengatakan pada Azima agar
dirinya memberanikan diri berkata
jujur pada ibundanya tentang
104
junjungannya Nabi Muhammad SAW
serta beberapa mukjizat yang dimiliki oleh
Nabi selain bisa membuat bulan terbelah
menjadi dua bagian yang tak bisa
dilakukan oleh semua orang bahkan
mukjizat terbesarnya yaitu Al-Qur‟an yang
diimani oleh seluruh muslim dan di
hormati oleh Non muslim.
Keimanan Hanum bertambah besar setelah
dia melihat keluarga sahabatnya Azima
kembali rukun pasca kepergian Ibrahim
Hussein ke sisi Allah yang membuat
Aziama terpuruk. Hal itu dapat dilihat
dengan kutipan di bawah ini:
Sungguh tak bisa kuutarakan betapa
Allah adalah penukar kebahagiaan dan
kesedihan yang Maha Agung. Allah
memang telah memanggil kembali
hamba-Nya yang bernama Ibrahim
Hussein ke sisi-Nya, meninggalkan
duka pada Azima dan Sarah. Namun
kini Tuhan juga mengembalikan hak
mereka. Dia mengembalikan cinta
Collinsworth ke pangkuan keduanya.
(BTLA/ AQH/ IMN: 319)
Kutipan data tersebut menjelaskan
ketakjuban Hanum atas ke Agungan Allah
yang telah membuat kesedihan sahabatnya
pasca kepergian suaminya menjadi
kebahagiaan yang tak terbayang dan
membuat keluarga Aziama berkumpul
kembali.
Hanum percaya bahwa apa yang Allah
rencanakan pastilah akan menunjukkan
sesuatu yang lebih baik bagi semua
hambanya, dia mengimani takdir yang
telah Allah rancang. Hal itu dapat dilihat
dari kutipan di bawah ini:
Dengan mukjizat-Nya, Tuhan telah
begitu percaya kepada kami untuk
menjadi bagian dari skenario indah-Nya
hari ini. Perpisahan kami telah
menyeruakkan agenda Tuhan yang
lebih besar. Bukan hanya
mengingatkanku pada arti
kebersamaan. Tuhan tahu benar kami
berdua berpisah untuk menjalankan
kebenaran dan keyakinannya selama
ini. Mengatakan pada ibunya,
bahwa Islam itu indah dan
membawa nama itu kembali hadir
ketengah keluarga mereka setelah
lama tersungkur dalam hati. (BTLA/
AQH/ IMN: 178)
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa betapa inginnya Hanum
mengatakan dan meyakinkan Azima
agar berkata jujur pada keluarganya
tentang keyakinan Azima selama ini
yang terus membenarkan Islam, agar
kedamaian dalam keluarga mereka
kembali dan membawa Islam kembali
hadir dalam Hati mereka karena Islam
itu indah.
Hanum bertambah yakin kepada
kebenaran Islam serta mengimani
kebesaran Allah dan mukjizat Nabi
Muhammad SAW. Hal itu sesuai
dengan kitipan di bawah ini:
Aku terenyak mendengar sekelumik
penggalan kisah Nabi Muhammad
SAW itu. Ya, Nabi Muhammad
SAW. Membelah bulan, mukjizat
Allah yang diberikan kepada Nabi
penutup Nabi itu, selain mukjizat
terbesarnya: Al-Qur‟an. Semua
muslim mengimaninya. Nonmuslim
pun menghormatinya. (BTLA/
AQH/ IMN: 316)
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa semakin besar keimanan Hanum
setelah dia mendengar beberapa
penggalan kisah
menimpanya selama ini, dia sarat
bahwa hanya dengan perpisahan
mereka bisa mengingatkan mereka
tentang arti persamaan. Kejadian yang
menimpa sahabatnya Aziama
menambah keyakinan bahwa Allah
memiliki rencana yang jauh lebih baik
dari siapapun.
b. Nilai-nilai Islam berupa Syari’ah
Hanum terkepung ditengah-tengah
105
misi-Nya. (BTLA/ AQH/ IMN:323)
Kutipan data BTLA/ AQH/ IMN
menjelaskan keimanan Hanum bertambah
setelah melihat kejadian yang telah
Kegelisahan Hanum bertambah ketika
berpisah dengan suami yang sangat
dicintai yang membuat Hanum seakan
merasa tak berdaya, namun Hanum tetap
berpegang teguh dan berdoa memohon
kesabaran kepada Allah. Hal itu dapat
dilihat dari kutipan di bawah ini:
“Ya Allah, anugerahi aku dengan
kesabaran menghadapi ketidak
mampuanku yang satu ini,
perpisahanku dengan suamiku seakan
membuatku merasa tak mampu
menghadapi semua.” (BTLA/ SYH/
BDA: 114)
Kutipan data tersebut menjelaskan bahwa
perpisahan Hanum dengan suaminya
membuat dia seakan tidak bisa
menghadapi semuanya sendiri, Hanum
berdoa memohon pertolongan kepada
Allah untuk memberinya kesabaran dan
mempertemukan kembali dengan
suaminya.
Kegelisahan Hanum bertambah ketika dia
mengingat kata-katanya kepada Rangga
untuk berpisah di New York. Hal itu dapat
dilihat dari kutipan di bawah ini:
Dan detik itulah aku mengingat kata-
kataku tadi malam, kata-kata yang
menentang takdirku. “KITA PISAH DI
NEW YORK, MAS! “Ya Allah, Ya
Tuhan, atas segala malaikat-malaikat
disana.... Aku tidak benar-benar
mengucapkannya. Aku benar-benar
tidak menginginkannya.. mengapa
Engkau kabulkan semua ini? (BTLA/
SYH/ BDA:116)
Kutipan data tersebut menjelaskan bahwa
Hanum sangat menyesali kata-kata yang
pernah diucapkan kepada suaminya untuk
berpisah di New York dikabulkan oleh
Allah.
brikade yang sedang menghalau
pendemontrasi dari Amerika dan ketika
itu Hanum sedang berada ditengah-
tengah perjalanannya, dia kebingungan
dan berdoa kepada Allah. Hal itu dapat
dilihat dari kutipan di bawah ini :
Aku terjepit. Polisi-polisi itu
membuat brikade lebih banyak
dijalur blok yang kulalui. Mereka
menghalau demonstran yang
merangsek mengejar polisi bernama
Mohammed. Ya Allah, apa yang
sedang terjadi di hadapanku ini?
Aku benar-benar tak memimpikan
ini sedikitpun. (BTLA/ SYH/ BDA:
103)
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa ditengah-tengah perjalanan
Hanum dijepit oleh brikade polisi yang
sedang menghalau pendemonstrasi,
Hanum panik dibuat ketika dihadapkan
kepada keadaan yang membingungkan
baginya ketika untuk pertama kalinya
menginjakkan kaki di Amerika.
Walau Hanum terus-menerus diterpa
kesulitan dia tetap tidak menggoyahkan
keyakinan dan terus berdoa memohon
petunjuk kepada-Nya. Hal itu dapat
dilihat dari kutipan di bawah ini:
Astaghfirullah bagaiman semua
kejadian ini seperti berlomba-lomba
menyudutkan keadaanku sekarang?
Beri hamba petunjuk Ya Allah.
(BTLA/ SYH/ BDA: 105)
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa Hanum merasa bahwa apa yang
telah menimpanya seakan membuatnya
merasa tersudut dalam rangkaian
permasalahan yang dia hadapi pasca
perpisahannya dengan suaminya,
namun Hanum tetap berpegang teguh
pada keyakinannya dan terus berdoa
meminta petunjuk dari Allah.
hambamu Ya Allah tolong
pertemukan kami kembali. (BTLA/
106
Hanum berdoa dan menyesali semua yang
telah dia katakan sebelumnya serta
memohon pengampunan kepada-Nya. Hal
itu dapat dilihat dari kutipan di bawah ini:
“Ya Allah, jika permintaanku yang
konyol tadi malam benar-benar
kaululuskan, aku benar-benar menyesal
telah mengatakannya. Karena semua
itu hanyalah perkara emosi sesaat”,
ampuni
cara tak terpikirkan. (BTLA/ SYH/
BDA:307)
Kutipan data tersebut menjelaskan bahwa
apa yang Hanum pinta kepada Allah
selama dia di Amerika telah dikabulkan
hal itu terlihat dengan pertemuan yang
tidak Hanum pikirkan selama ini dengan
Philipus Brown salah satu narasumber
yang dicarinya merupakan salah satu
kebesaran Allah.
Selain rajin berdoa dan berserah diri
kepada Allah, Hanum juga melakukan
salah satu syari‟at Islam yaitu sholat hal
itu dapat dilihat dari kutipan di bawah ini:
Aku ingat bagaimana reaksiku ketika
dia mulai bertanya-tanya apa yang ku
lakukan saat melakukan gerakan-
gerakan aneh menurutnya setiap siang
dan sore. Dengan rasa penasaran, dia
melihatku shalat Zuhur dan Ashar.
Hingga akhirnya Frau Altman ingin aku
mengajarinya bagaimana “berdoa”
kepada Tuhan untuk pertama kalinya
dalam hidup setelah sekian lama
imannya dia terlantarkan. (BTLA/
SYH/ SLT: 40)
Kutipan data tersebut menjelaskan bahwa
gerakan sholat yang sedang Hanum
lakukan membuat hati salah satu wanita
uzdur yang bernama Frau Altman tergerak,
dan meminta Hanum mengajarinya berdoa
kepada Allah dan kembali kembali
melaksanakan perintah Allah, setelah
sekian lama dia menelantarkan
keimannannya.
Selain beribadah kepada Allah dengan
SYH/ BDA: 118)
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa kata-kata yang pernah
diucapkannya itu seakan menjadi
bumerang dikarenakan Allah
mengabulkan Hanum sangat menyesali
dan memohon pengampunan serta
berdoa agar Allah dapat
pempertemukan mereka kembali.
Di balik kegelisahannya selalu ada
jalan keluar yang Allah tunjukkan
kepada Hanum chip telphon yang
Hanum pikir sudak tidak berfungsi
ternyata masih bisa dipakai, Hanum
terus berdoa agar suaminya dapat
menghubunginya. Hal itu dapat dilihat
dari kutipan di bawah ini:
Maha besar Allah! Chip kartu
telepon Wina itu ternyata masih
hidup. Dia langsung memproses
data-data begitu menyala hanya
nomer telepon Rangga yang ku
ingat dan tidak ada nomer lain yang
menancap di kepalaku. Tapi melihat
pesan-pesan yang berentetan masuk,
dari isinya aku bisa
mengidentifikasi dari mana saja
pesan teks itu berasal. Ya Tuhan
semoga itu pesan-pesan dari Rangga
suamiku. Tapi aku tak sepenuhnya
benar tiga pesan beruntun dari
Rangga menanyakan sampai
dimanakah aku. (BTLA/ SYH/
BDA: 168)
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa chip kartu telpon yang dikira
sudah tidak berfungsi ternyata masih
hidup, sungguh Hanum merasa bahwa
Allah Maha pemberi pertolongan.
Hanum berharap kalau pesan yang
masuk kedalam chip dari Wina tersebut
adalah pesan-pesan dari Rangga
suaminya, dia terus berdoa kepada
Allah agar apa yang dia harapkan itu
bisa terkabulkan.
Sikap Hanum yang tak pernah lelah
berdoa membuahkan hasil yang tak
107
cara menunaikan sholat Hanum juga
memiliki milliki keinginan besar untuk
menutupi auratnya. Hal itu sesuai dengan
kutipan di bawah ini:
Kami mengangguk dan mengatakan
bahwa kami juga muslim. Perempuan
manis itu melirikku, oh ya sudah biasa
orang barat akan berfikir, seorang
muslim? Tapi kenapa aku tidak pakai
hijab? Tepatnya belum pakai hijab. Aku
menunggu saat yang indah ketika
menemukan hijab sehatiku. Aku tidak
ingin berhijab dengan keterpaksaan
menemukan kemantapannku. Aku
yakin
Jawaban apa yang harus ku berikan. Oh
Robbi, mungkinkah ini bagian dari
bulir-bulir hidayah-Mu padaku?
(BTLA/ SYH/ MNA:182)
Kutipan data tersebut menjelaskan
keadaan apapun kita dan dimana pun kita
berada kita harus tetap menjaga dan
menutupi aurat kita sebagaimana yang
telah diperintahkan dalam Islam, itulah hal
yang diyakini Aziama seorang mualaf
yang mempertahankan hijabnya dengan
menggunakan rambut palsu sebagai
hijabnya, dan Hanum juga teringat
pertanyaan Ayse tentang hijab Hanum,
juga menambah keyakinan Hanum untuk
menutupi auratnya dengan cara berhijab
sesuai dengan syari‟ah Islam. Hanum
menganggap bahwa kejadian yang
menimpanya dijadikan sebagai bulir-bulir
hidayah yang Allah berikan kepada
Hanum.
b. Nilai-nilai Islam berupa Akhlak
Sebagai orang yang memiliki akhlak
yang baik , walaupun dia baru kenal
dengan seorang pria namun Hanum tidak
pernah melupakan adatnya sebagar orang
Jawa yaitu mengucapkan terima-kasih
kepada siapapun orang yang telah
menolongnya, walaupun terkadang orang
barat beranggapan lain dengan akhlak
yang Hanum tunjukkan dengan berterima-
kasih. Hal itu dapat dilihat dari kutipan di
bawah ini:
terbayangkan. Hal itu dilihat dari
kutipan di bawah ini:
Ya Allah, Mahapencari jalan keluar
dari segala macam masalah,
Engkau benar telah menyelesaikan
masalah hamba-Mu yang bernama
Philipus Brown dengan
saat ketika Tuhan menciptakan
kemantapan itu untukku pasti tiba.
(BTLA/ SYH/ MNA:87)
Kutipan data tersebut menjelaskan
sesungguhnya Hanum sangat ingin
memakai Hijabnya, dia menunggu saat
dimana Hanum bisa menemukan
hijabnya serta menutup auratnya sesuai
dengan syari‟ah agama Islam yang
selama ini diyakininya. Keinginan
Hanum kembali muncul setelah timbul
pertanyaan dari orang yang pertama
ditemuinya ketika sampai di Amerika
yang melirik Hanum dengan heran
dikarenakan Hanum yang masih belum
menutupi auratnya.
Hanum merasa bahwa menutupi aurat
adalah salah satu syari‟ah Islam dan
Hanum merasa bahwa dirinya masih
belum kaffah menjadi muslim. Hal itu
sesuai denga kutipan di bawah ini:
Hanya masalah waktu. Menjadi
mualaf adalah hal biasa. Kau juga,
Julia. Kau tahu, aku pun masih
belum kaffah. Aku terus berusaha
menjadi muslim yang baik.
Timpalku dengan mengetengahkan
keadaan diriku yang belum juga
berhijab. (BTLA/ SYH/ MNA:139)
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa sebagai seorang muslimah
Hanum juga merasa masih belum
sempurna dalam menjalankan hukum
syari‟ah yaitu menutupi auratnya alias
berhijab, dia menjelaskan kepada
sahabatnya yang seorang mualaf.
Hanum hanya berusaha menjadi
muslimah yang baik, walaupun
108
Pria tua itu tersenyum lagi padaku. Aku
berterima kasih berkali-kali kepadanya
hingga dia merasa sedikit terganggu.
Sebuah perbedaan yang kentra dengan
tradisi berterima kasih berkali-kali
orang Jawa. Bagi orang bule,
berterimakasih sekali saja sudah cukup.
Jika diucapkan berulang-ulang, justru
dianggap tidak menghargai bantuan
mereka yang sepenuh hati. (BTLA/
AHK/ AMH: 113)
Kutipan data tersebut menggambarkan
akhlak Hanum yang sangat baik serta
masih memegang tegus tradisi dan amanah
sebagai orang Jawa yang terikat dengan
kesopan santunan dalam bersosialisasi.
Namun, walau demikian tradisi orang
Jawa sangatlah berbeda dengan tradisi
orang
dan walaupun demikian Hanum tetap
berpegang teguh kepada keyakinan dan
keimanannya kepada Allah serta tetap
menunjukkan akhlakul karimahnya dalam
meminta petunjuk dan percaya kepada
kekeuasaan Allah SWT.
Dalam keadaan apapun Hanum masih
tetap menunjukkan akhlak baikknya yaitu
dengan melihat caranya bertasbih ketika
melihat kebesaran Allah. Hal itu sesuai
dengan kutipan di bawah ini:
Lukamu dipenuhi serbuk aspal lembut.
Tak masalah, nanti ketika jaringan
perutnya mulai tumbuh, serbuk-serbuk
itu akan menembul sendiri. Tubuh ini
sudah disain oleh Allah dengan begitu
rumit, kompleks, tapi setiap jangkalnya
dijaga oleh prajurit yang siap memukul
munggul anasir jahat yang massuk
kedalam sistem tubuh kita.
Subhanallah, bukan? (BTLA/ AHK/
AMH: 123)
Kutipan data tersebut menjelaskan
betapa hanum terkagum-kagum melihat
salah satu ciptaan Allah yaitu cara Allah
mendisain tubuh manusia yang apabila
terluka dipastikan daging yang terkena
luka nantinya akan tertutup dengan
ajaibnya, dengan Akhlak yang dimiliki
Hanum dengan mudahnya dia bertasbih
mengagungkan kebesaran Allah.
keadaannya yang juga masih belum
menemukan hijab sejatinya.
Hanum merasa heran ketika melihat
sahabatnya yang menutupi auratnya
dengan cara yang tak terduga. Hal itu
sesuai dengan kutipan di bawah ini:
Aku kembali melihat diriku sendiri
yang belum berhijab. Kenyataan
Azima yang mempertanhankan
hijabnya dengan cara tak
terbayangkan ini, membuatku
terkohok ucapan Ayse, anak Fatma
pada suatu kali. Ketika dirinya
bertanya mengapa aku belum
berhijab. Aku hanya bisa berdeham
keras, nyaris tak tahu
barat, ucapan terimakasih yang Hanum
ucapkan berkali-kali malah dianggap
sebagai ketidak sopanan bagi mereka
karena dianggap tidak menghargai
bantuan mereka.
Hanum tetap berpegang teguh kepada
tradisinya dan percaya bahwa semua ini
merupakan takdir Allah. Hal itu sesuai
dengan kutipan di bawah ini:
Setidaknya, terima kasihku
beralasan kuat. Dia menjadi orang
yang dikirim Allah untuk
menyelamtkannku sementara ini.
Dalam kelemahan dan kelesuan
yang berat aku tak mau
menyusahkan rangga lagi. (BTLA/
AHK/ AMH: 113)
Kutipan data tersebut menjelaskan
walaupun orang yang menerima ucapan
terima-kasih dari Hanum tidak
menghiraukannya, namun dia tetap
beranggapan bahwa berterima-kasih
kepadanya merupakan suatu keharusan
bagi Hanum, dan Hanum tetap
khusnuzdon pada takdir yang Allah
berikan kepada Hanum melalui pria tua
yang telah menyelamatkannya. Dan
amanah merupakan akhlak Hanum
kepada Allah.
Hanum menyesali apa yang telah
terjadi dengan dirinya dan suaminya,
namun Hanum masih menunjukkan
akhlak baiknya dengan mempercayai
109
Bukan hanya itu walaupun Hanum hidup
di dunia metropolitan sebesar Amerika
namun dia masih berasa bahwa dirinya
bukan apa-apa dibandingkan dengan yang
Allah tunjukkan kepadanya dan itu
merupakan salah satu sifat Hanum yang
amanah dan rendah diri. Hal itu dapat
dilihat dari kutiptan di bawah ini :
Aku menghitung-hitung beberapa kali
Tuhan menggerojokiku dengan
kejadian menyesakkan seharian ini,
namun menggiringnya menjadi
keajaiban. Terkadang kita memang tak
adil pada hidup kita sendiri. Takkala
tiada pilihan, kita menggerutu. Padahal
Tuhan tak memberi pilihan lain karena
telah menunjukkan itulah satu-satunya
pilihan
dan para pemeluknya yang tidak mungkin
mengatasnamakan agamanya serta
menabrakkan pesawat yang
mengakibatkan luka yang mendalam pada
Islam dan negerimu, Hanum seakan
meyakinkan dan memberi motivasi kepada
sahabatnya yang tengah berduka.
Selain sifat amanah yang ditunjukkan
Hanum dalam membela agamanya dia
juga memiliki akhlak baik kepada semua
orang walaupun bukan dari golongan
Islam. Hal itu sesuai dengan kutipan di
bawah ini:
Badanku yang dari tadi menegak karena
terbingung-bingung kini memelas.
Pertama aku masih belum mengerti
mengapa Gertud memintaku datang
pagi-pagi karena hanya mendengarkan
masalah keluarganya. Ini jelas tidak
masuk kategori emergency. Ini masalah
sepeleh tapi baiklah, bagi Gertud
agaknya ini masalah besar. Seorang
anak yang tidak bisa membanggakan
hidupnya adalah masalah besar.
(BTLA/AHK/ BDS:39)
Kutipan data tersebut menggambarkan
sikap baik yang Hanum tunjukkan kepada
temannya yang hanya memanfaatkan
kepintaran dan sifat lembut Hanun yaitu
dengan cara meminta jalan keluar dalam
menghadapi masalah keluarganya yang
membuat Hanum berangkat kerja pagi-
takdir sebagai amanah dari Allah. Hal
itu sesuai dengan kutipan di bawah ini:
Aku merutuki diri sendiri.
Menyesali semua yang kuputuskan
dengan egoku sendiri tanpa
melibatkan mas Rangga. Aku
merunut-runut lagi semua
permasalahan-permasalahan yang
mendera Heute ist Wunderbar,
hingga detik aku berada di atas bus.
Selama kita masih mendekap iman
rapat-rapat dalam sukma, harus
kukatakan pada masalah sebesar dan
seberat ini: “Wahai masalah berat
dan besar aku punya Tuhan yang
Mahaberat dan Mahabesar untuk
memukulmu mundur!” (BTLA/
AHK/ AMH: 114)
Kutipan data tersebut menjelaskan
bahwa Hanum sangat menyesali semua
keputusan yang diambil tanpa
melibatkan suaminya
terbaik bagi hidup kita.
(BTLA/AHK/ AMH:184)
Kutipan data tersebut menjelaskan
betapa Hanum sangat mempercayai apa
yang Allah rancang dalam hidupnya
dan Hanum merasa bahwa apa yang dia
rancang dalam hidup tak sebaik dan
sebanding dengan apa yang Allah
rencanakan untuk Hanum sehingga
Hanum merasa tunduk dan menyadari
bahwa dirinya selama ini hanya
menggerutu dengan semua yang telah
menimpanya. Namun, Hanum tetap
merendahkan dirinya dihadapan yang
MahaAgung.
Sebagaimana Hanum menunjukkan
akhlak baiknya dalam membela
junjunganganya yaitu Nabi Muhammad
SAW. Hal itu sesuai dengan kutipan di
bawah ini:
Aku mendelik tak terima karena
junjunganku, Nabi Muhammad
SAW dibuatkan patung di relief
neoklasik pada dinding supreme
court atau mahkamah agung
Amerika Serikat. Nabi Muhammad
SAW. Memegang buku tebal yang
ku asumsikan Al-Qur‟an, diletakkan
110
pagi buta. Namun, Hanum tetap
mendengarkan dan berusaha mencari jalan
keluar atas masalah yang menimpa bos
yang telah memanfaatkannya selama ini.
Kebaikan Hanum kepada sesama tidak
memandang dimana dan siapa orang yang
ditolongnya, baik atau buruk orangnya
Hanum tetap tulus membantu sesamanya.
Hal itu sesuai dengan kutipan di bawah
ini:
Katakan pepadanya, setiap hari dia
harus tidur lebih awal. Lalu saat
sepertiga malam, dia harus bangun
minta dirinya mencuci muka. Lalu
membuka tirai jendela kamarnya dan
pandanglah malam yang penuh bintang
dan sorot bulan. Tudukkan kepalanya
dan resapi apa kesalahan yang selama
ini telah dia lakukan dalam hidupnya,
dan katakan
melalui sebuah keyakinan dan keimanan
Hanum kepada Allah. Hanum adalah
orang yang selalu percaya kepada
kebesaran dan kekuasaan Allah.
Nilai-nilai Islam berupa syari‟ah tokoh
Hanum dalam novel Bulan Terbelah di
Langit Amerika Karya Hanum Salsabila
Rais dan Rangga Almahendra,
dicerminkan dengan ketaatan Hanum
kepada Allah. Hanum adalah orang yang
taat beribadah kepada Allah, bukan hanya
itu Hanum juga rajin berdoa mengerjakan
shalat dan menutup aurat.
Nilai-nilai Islam berupa akhlak tokoh
Hanum dalam novel Bulan Terbelah di
Langit Amerika Karya Hanum Salsabila
Rais dan Rangga Almahendra, yaitu
merupakan tokoh yang selalu bersifat
amanah. Selain itu Hanum juga orang
yang berakhlak baik dengan sesama serta
suka menolong sesama tak perduli muslim
atau nonmuslim.
Berdasarkan simpulan, maka peneliti
dapat menyarankan hal-hal sebagai
berikut.
Bagi pembaca agar dapat mengetahui
secara khusus dan mengetahui kajian
menyeluruh mengenai nilai-nilai Islam
dalam novel Bulan Terbelah di Langit
Amerika Karya Hanum Salsabila Rais dan
di tengah diapit beberapa tokoh
besar sejarah dunia. (BTLA/ AHK/
AMH:206)
Kutipan data tersebut menggambarkan
akhlak Hanum yang ditunnjukkan
dengan kemurkaan hatinya ketika
melihat Nabi junjungannya di buatkan
patung di salah saru relief di
mahkamah agung Amerika, seolah-olah
menunjukan penghinaan kepada Islam.
Sifat amanah yang Hanum tunjukkan
juga dapat dilihat ketika dia sedang
menjelaskan kebenaran Islam kepada
sahanatnya. Hal itu sesuai dengan
kutipan di bawah ini:
Buanglah jauh-jauh rasa ragu dan
tidak percaya diri itu. Tak berharga
rasanya menawar kejahatan orang-
orang yang telah mengatas namakan
Islam ketika menabrakkan pesawat
itu dengan rasa cintamu yang
mendalam pada Islam dan negerimu
ini, ucapku mantap. (BTLA/ AHK/
AMH:211)
Kutipan data tersebut menggambarkan
keteguhan akhlak Hanum ketika
menjelaskan tentang kebenaran Islam
„Ampunilah aku, Tuhan, atas segala
perjalan hidup yang tak menyusuri
perintah-Mu jika Engkau
menghendaiku kelak. (BTLA/ AHK/
BDS:42)
Kutipan data tersebut mengambarkan
betapa Hanum tidak memilah-milah
dalam memberi perlolongan baik
kepada sesama muslim atau kepada
nonmuslim yang selalu menghina
agamanya, hal itu dilihat dari cara
Hanum memberikan masukan kepada
Gertrud ketika sedang dilanda masalah
besar mengenai masalah orang tuanya,
Hanum meminta agar ibu Gertrud
bangun tengah malam dan merenungi
kesalahannya yang di lakukan semasa
hidup serta memohon pengampunan
Tuhan. Itulah pertolongan Hanum
kepada orang yang selalu memerintah
Hanum dengan semena-mena.
Kebaikan hati Hanum juga ditunjukkan
ketika dia sedang menasehati
111
Rangga Almahendra.
Bagi masyarakat umum agar dapat
mempelajari nilai-nilai Islam dalam novel
Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya
Hanum Salsabila Rais dan Rangga
Almahendra lebih dalam serta lebih
memotivasi sahabatnya yang seorang
mualaf. Hal itu sesuai dengan kutipan di
bawah ini:
Kaulah muslim sejati Azima. Kaulah,
satu diantara muslim; tak peduli kau
lahir sebagai muslim maupun mualaf.
Tapi kita semua punya kewajiban
memperbaiki wajah Islam yang sudah
tercoreng-moreng ini. Kita akan
menjadi agen muslim yang baik
selamanya. (BTLA/ AHK/ BDS: 178)
Kutipan data tersebut menjelaskan betapa
Hanum memiliki akhlak baik kepada
sesamanya, dia menjelaskan kepada
sahabatnya yang seorang mualaf bahwa
sebagai seorang muslimah diwajibkan
untuk mudah dan terus memperbaiki
wajah Islam.
Bagi peneliti lain agar menjadi bahan
pertimbangan dan referensi bagi para
peneliti yang ingin mengadakan penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian
dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa Nilai-nilai Islam berupa aqidah
tokoh Hanum dalam novel Bulan Terbelah
di Langit Amerika Karya Hanum Salsabila
Rais dan Rangga Almahendra, di
cerminkan menjadi tercemar seperti saat
ini, serta memberi motifasi dan
meyakinkan temannya Azima bahwa
dirinya adalah seorang muslim sejati.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad, Daud. 2013. Hukum
Islam. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persaba Cipto,
bambang. 1999. Bebek Dungu
Presiden Profesional atau
Politik Dinasti. Yogyakarta:
Bigraf Publishing.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian. Yogyakarta: PT
Rineka CiptaNurgiantoro,
Burhan. 2009. Teori
Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Rais, Hanum, Salsabila. &
Almahendra, Rangga. 2014.
Bulan Terbelah di Langit
Amerika. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Shihab, M, Quraisy. 2007.Secercah
Harapan Ilahi. Bandung: PT.
Mizan pustaka Anggota
IKAPI.
Siswanto, Wahyudi . 2008. Pengantar
Teori Sastra. Jakarta: Penerbit
PT Grasindo