6
1. Wanita mana yang paling baik? Rasulullah Shalallahu ”alaihi wa sallam ditanya : Wanita mana yang paling baik? Beliau menjawab : (Yaitu) wanita yang menyenangkan (suami) nya bila dipandang, mematuhinya bila diperintah, dan tidak menyalahinya pada sesuatu yang dibenci pada dirinya dan hartanya. (Diriwayatkan oleh Ahmad) 2. Harta apa yang harus diambil? Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya : harta apa yang harus diambil? Beliau menjawab : hendaklah diantara kalian ada yang menjadikan hatinya bersyukur, lidahnya berdzikir, serta isterinya yang beriman yang membantunya dalam urusan akherat. (diceritakan Oleh Ahmad dan Tirmidzi dan dihasankannya) 3. Mengawini wanita yang tidak melahirkan Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam, katanya : Aku menemukan seorang wanita yang memiliki keturunan dan kecantikan, hanya saja ia tidak melahirkan, bolehkah aku mengawininya? Beliau menjawab : Tidak. Kemudian oranng itu menghadap lagi pada kali yang lain dan kembali menanyakan hal tersebut, tapi beliau tetap melarangnya. Lalu pada kali yang ketiga beliau menegaskan, kawinilah wanita yang subur dan punya rasa sayang, sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kallian pada umat-umat yang lain. 4. Persetubuhan salah seorang kalian adalah sedekah Beberapa orang diantara para sahabat berkata kepada Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam : Orang-orang berharta berlalu dengan beberapa pahala, mereka shalat sebagaimana kami shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan bersedekah dengan kelebihan harta mereka. Mendengar hal itu beliau mengatakan, tidaklah Allah Subhanahu Wa Ta”ala menjadikan untuk kalian sesuatu yang dapat kamu sedekahkan dengannya? Setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setap tahmid adalah sedekah setiap tahlil adalah sedekah, amar ma”ruf adalah sedekah, bahkan persetubuhan salah seseorang kalian pun adalah sedekah. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam seorang diantara kami melampiaskan nafsu syahwatnya lalu dia mendapatkan pahala? Beliau balik bertanya: Bagaimana menurut kalian bila ia menempatkan pada sesuatu yang haram, bukankah ia akan mendapat dosa? Maka demikian pula sekiranya

Nikah Yang Baik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Nikah Yang Baik

Citation preview

Page 1: Nikah Yang Baik

1. Wanita mana yang paling baik?

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wa sallam ditanya : Wanita mana yang paling baik? Beliau

menjawab : (Yaitu) wanita yang menyenangkan (suami) nya bila dipandang, mematuhinya

bila diperintah, dan tidak menyalahinya pada sesuatu yang dibenci pada dirinya dan

hartanya. (Diriwayatkan oleh Ahmad) 2. Harta apa yang harus diambil?

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya : harta apa yang harus diambil? Beliau

menjawab : hendaklah diantara kalian ada yang menjadikan hatinya bersyukur, lidahnya

berdzikir, serta isterinya yang beriman yang membantunya dalam urusan akherat.

(diceritakan Oleh Ahmad dan Tirmidzi dan dihasankannya)

3. Mengawini wanita yang tidak melahirkan

Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam, katanya : Aku

menemukan seorang wanita yang memiliki keturunan dan kecantikan, hanya saja ia tidak

melahirkan, bolehkah aku mengawininya? Beliau menjawab : Tidak. Kemudian oranng itu

menghadap lagi pada kali yang lain dan kembali menanyakan hal tersebut, tapi beliau tetap

melarangnya. Lalu pada kali yang ketiga beliau menegaskan, kawinilah wanita yang subur

dan punya rasa sayang, sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kallian

pada umat-umat yang lain.

4. Persetubuhan salah seorang kalian adalah sedekah

Beberapa orang diantara para sahabat berkata kepada Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam

: Orang-orang berharta berlalu dengan beberapa pahala, mereka shalat sebagaimana kami

shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan bersedekah dengan kelebihan harta

mereka. Mendengar hal itu beliau mengatakan, tidaklah Allah Subhanahu Wa Ta”ala

menjadikan untuk kalian sesuatu yang dapat kamu sedekahkan dengannya? Setiap tasbih

adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setap tahmid adalah sedekah setiap tahlil

adalah sedekah, amar ma”ruf adalah sedekah, bahkan persetubuhan salah seseorang kalian

pun adalah sedekah. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam seorang

diantara kami melampiaskan nafsu syahwatnya lalu dia mendapatkan pahala? Beliau balik

bertanya: Bagaimana menurut kalian bila ia menempatkan pada sesuatu yang haram,

bukankah ia akan mendapat dosa? Maka demikian pula sekiranya meletakannya pada

sesuatu yang halal, tentu untuknya ada pahala. (diriwayatkan oleh Muslim)

5. Apakah pria harus melihat wanita yang akan dinikahinya?

Page 2: Nikah Yang Baik

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam telah mengeluarkan fatwa bagi orang yang ingin

mengawini seorang wanita supaya ia melihatnya.

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya Al Mughirah bin Syu”bah radhiyallahu ”anhu

tentang seorang wanita yang dilamarnya. Maka belau mengatakan kepadanya, lihatlah

kepadanya karena hal itu lebih layak untuk menciptakan kelanggengan di antara kalian

berdua. Lalu Mughirah mendatangi calon mertuanya dan memberitahukan kepada mereka

akan ucapkan Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam, akan tetapi kelihatannya mereka

kurang senang dalm menanggapi hal itu. Dan ternyata pembicaraan mereka sempat

didengar oleh putri mereka yang berada di balik tempat pingitannya, maka ia pun ikut

berbicara. Jika memang Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam telah menyuruhmu untuk

melihat, maka lihatlah, dan jika tidak maka aku akan menyumpahimu, seakan-akan

merasakan keberatannya. Mughirah berkata : lalu aku pun melihat dan menikahinya. Dalam

kisah ini tidak lupa Mughirah menyebutkan tentang persetujuan wanita itu dengannya

(diriwayatkan oleh Ahmad ).

6. Pandangan secara tiba-tiba

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya tentang pandangan secara kebetulan. Beliau

mengatakan, palingkan pandanganmu. (Diriwayatkan oleh Muslim).

7. Tidak ada pernikahan tanpa ada mas kawin (mahar)

Seorang pria minta Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam agar menikahkannya dengan

seorang wanita. Maka beliau memerintahkan kepadanya agar memberikan sesuatu sebagai

mahar sekalipun cincin dari besi, tetapi pria tidak mendapatkannya. Beliau bertanya : Apa

saja yang engkau miliki dari Al-Qur”an? Pria itu menjawab : Surat ini dan surat itu. Beliau

menegaskan : Bisakah engkau menghafalnya dengan hatimu? Pria menjawab : Ya. Beliau

melanjutkan : Pergilah, engkau telah memilikinya dengan sesuatu yang ada padamu dari

ayat-ayat Al Qur”an. (Hadist disepakati)

8. Hal menutup diri bagi wanita dari pandangan laki-laki sekalipun salah seorang

di antara mereka ada yang buta.

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam memerintahkan Ummu Salamah dan Maimunah untuk

behijab dari Ibnu Ummi Maktum. Lantas keduanya berkata : Bukankah dia sorang yanng buta

tidak melihat dan tidak mengenal kami? Beliau menjelaskan : Apakah kalian berdua juga

buta, bukankah kalian melihat kepadanya? (Hadist dishahihkan oleh Tirmidzi), Sekelompok

ulama menganut fatwa ini mengharamkan wanita melihat laki-laki. Namun pendapat ini

ditentang oleh kelompok lain yang berpegang pada hadist Aisyah radhiyallahu ”anha : Bahwa

Page 3: Nikah Yang Baik

dia melihat orang-orang Habsyi yang sedang bermain di masjid. Hanya saja pertentangan ini

perlu dipertimbangkan, karena sangat besar kemungkinan bahwa kisah ini terjadi

sebelumnya ayat hijab. Sementara kelompok yang lain megkhususkan masalah ini untuk

isteri-isteri Nabi.

9. Pernikahan perawan dan janda

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya Aisyah radhiyallahu ”anha tentang seorang

gadis yang dinikahkan oleh keluarganya, apakh harus dikonsultasikan kepadanya atau tidak?

Beliau menjawab : Ya, harus dikonsultasikan kepadanya. Aisyah mengatakan, tentu ia akan

merasa malu. Beliau menjawab : itulah izinnya apabila dia diam (tidak berkata apa-apa).

(Hadist disepakati)

Fatwa inilah yang kami pegang, bahwa seorang gadis harus dimintai izinnya. Telah sahih dari

Rasulullah Saw sebuah hadist yang berbunyi Janda lebih berhak terhadap dirinya dari pada

walinya; sedangkan gadis harus diajak berunding tentang dirinya dan izinnya adalah

diamnya.

Dalam riwayat lain dikatakan, perawan dimintai izin oleh bapaknya mengenai dirinya dan

izinnya adlah diamnya. Di dalam dua kitab sahih disebutkan: Tidak boleh dinikahkan seorang

gadis sebelum dimintai izinnya. Para sahabat bertanya bentuk izinnya ? Beliau menjawab :

Bahwa dia diam saja. Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya oleh seorang gadis yang

masih perawan, katanya : Ayahku telah mengawinkan aku, padahal aku tidak suka. Lalu

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam menyuruhnya untuk memilih. Rasulullah Shalallahu

”alaihi wasallam telah memrintahkan untuk meminta izin kepada perawan; melarang

menikahkannya tanpa izinnya; dan juga menyuruh wanita yang dinikahkan tanpa izin terlebih

dahulu tersebut untuk memilih, nah, kenapa harus meninggalkan fatwa ini dan meyalahinya

hanya berdasarkan pemahaman dari ucapan beliau berbunyi: Janda lebih berhak terhadap

dirinya daripada walinya?. Jadi bagaimana, padahal bunyi hadist ini dengan jelas menyatakan

bahwa pengertian yang dipahami oleh orang yang berpendapat : Ia boleh dinikahkan tanpa

pilhannya, bukanlah yang dimaksud ? Karena setelah itu Rasulullah Shalallahu ”alaihi

wasallam berkata: Perawan harus dimintai izin tentang dirinya. Bahkan ucapan ini

merupakan bentuk prokteksi dari Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam dari tindakan

menghbungkan ucapannya dengan pemahaman tadi.

10. Mahar seorang wanita

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya tentang mahar seorang wanita. Beliau

menjawab; (Yaitu) apa yang disepakati oleh keluarga mereka. (diriwayatkan oleh

Page 4: Nikah Yang Baik

DaruQuthni). Kemudian masih riwayat DaruQuthni dalam sebuah hadist marfu” disebutkan :

Nikahkanlah anak-anak yatim. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah Shalallahu ”alaihi

wasallam apakah pertalian di antara mereka ? Beliau menjawab: Yang diterima oleh masing-

masing keluarga sekalipun sepotong kayu arok (kayu siwak).

11. Mengawini perempuan yang berzina

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya oleh Marqod Al Gonawi, katanya: Wahai

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam bolehkah aku menikahi Inaq? Wanita ini adlah seorang

pelacur di Mekah. Mendengar pertanyaan beliau diam saja, maka turunlah ayat yang

berbunyi: Lelaki yang berzina tidak menikahi kecuali perempuan yang berzina atau musyrik

dan perempuan yang berzina idak dinikahi kecuali oleh laki-laki yang berzina atau musyrik

(An-nur : 3) Lalu beliau memanggil Marqod dan membacakan ayat ini kepadanya dan

berkata: Jangan engkau nikahi dia.

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam juga ditanya oleh pria lain tentang menikahi wanita

yang dipanggil dengan Ummu Mahjul, yaitu seorang wanita yang melcurkan diri. Maka beliau

pun membacakan kepadanya ayat ini ( diriwayatkan Oleh Ahmad).

12. Tidak boleh menghimpun lebih dari empat orang wanita

Qois bin Harits memeluk Islam dan mempunyai delapan isteri lalu bertanya kepada

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam tentang hal tersebut. Beliau mengatakan, pilih empat

diantara mereka. Sementara Ghoilan memeluk Islam dan mempunyai sepuluh isteri, lalu

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam memerintahkannya agar memilih empat orang saja di

antara mereka (kedua hadist diriwayatkan oleh Ahmad)

13. Tidak boleh memadukan dua wanita yang bersaudara

Fairuz Ad dailami bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam, katanya : Aku

telah memeluk Islam dan memiliki dua isteri bersaudara, Maka beliau berkata: ceraikan yang

mana yang engkau kehendaki ( HR Ahmad).

14. Seseorang mengawini wanita yang masih dalam pingitannya, dan ternyata

wanita itu telah hamil

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya oleh Basroh bin Aktam, katanya: Aku telah

mengawini seorang wanita yang masih perawan di dalam pingitannya, Tetapi ketika aku

menggaulinya, ternyata ia sedang hamil. Beliau mengatakan, ia berhak mendapatkan

maskawin terhadap apa yang telah engkau halalkan dari farajnya, sementara anaknya

Page 5: Nikah Yang Baik

menjadi budak untukmu. Maka jika ia telah melahirkan cambuklah ia. Dan beliau pun

memisahkan antara mereka berdua. (HR Abu Daud).

15. isteri yang kematian suaminya namun belum diberikan kepadanya maharnya

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya tentang seorang pria yang mengawini wanita,

tapi belum memberikan mahar kepada isterinya sampai ia meninggal dunia. Maka beliau

memutuskan untuknya sesuai dengan nilai mahar para wanita dari kalangan keluarganya,

dan juga memiliki iddah serta hak waris (HR Ahmad di hasankan oleh Tirmidzi).

16. wanita yang menyambung rambutnya dan yang meminta disambungkan

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya tentang wanita yang telah menikah kemudian

jatuh sakit sehingga rambutnya rontok, maka mereka pun hendak menyambungnya. Beliau

menjawab, Allah mengutuki wanita yang menyambung (rambutnya) dan yang minta

disambungkan (Hadist disepakati).

17. Hak isteri dari suaminya

Rasulullah Shalallahu ”alaihi wasallam ditanya : apa hak isteri dari suaminya? Beliau

menjelaskan: memberi pakaian bila ia berpakaian, tidak memukul mukanya dan tidak

menjelekan, tidak berpisah dengannya kecuali di dalam rumah. (HR Ahmad ).

Disadur dari Fatawa Rasulullah pengarang Ibn Qoyyim Al jauziyah penerjemah

saifuddin Zuhri. Pustaka Azzam. Jakarta. 2000