116
i NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar S1 Dalam Ilmu Syari’ah Oleh Alfiyatul Jamilah 21210004 JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI AL AHWAL AS SYAKHSHIYYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

  • Upload
    others

  • View
    32

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

i

NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN

RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3

(Studi Kasus Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar S1

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh

Alfiyatul Jamilah

21210004

JURUSAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI AL AHWAL AS SYAKHSHIYYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 2: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

ii

Page 3: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

iii

Page 4: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

iv

Page 5: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

v

MOTTO

)

“Sesungguhnya semua amal itu disertai niat dan sesungguhnya bagi setiap orang adalah apa yang dia niatkan”.

(HR. Bukhari Muslim).

Page 6: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku bapak Karmo dan Ibu Rasmini yang telah mencurahkan

seluruh kasih sayangnya kepadaku, merawatku hingga aku dewasa,

memberikan dukungan dan do’anya tanpa henti padaku. Terimakasih atas

kesabaran dan kasih sayang yang kalian berikan untukku selama ini.

Keempat saudaraku Abdul Fatah, Genduk rofi’atin, Moh. Asrori dan adikku

Atika Nur Diana Fitri terimakasih untuk do’a yang selalu kalian berikan

untukku.

Januri Sudjak S.Pd, Indhah Setiawati S.Psi dan Eni Daryani S.Pd terimakasih

atas motivasi yang selalu diberikan kepadaku, yang banyak mengajarkanku

tentang kehidupan.

Kepada kakakku Syaiful Aziz terimakasih atas dukungan baik berupa materi

maupun non materi, do’anya, semangat dan motivasinya yang selama ini

diberikan padaku.

Sahabat karipku Siti Nilna Faizah, Lynda Fitri Ariyanti dan farikhatul ulya

yang selalu ada untukku, memberikan semangat dan kecerian dalam hidupku.

Bunda-bunda PAUD Wafdaa Kids Center yang sudah banyak mengajarkanku

tentang banyak hal, memberiku sebuah keluarga baru yang penuh kebahagian.

Page 7: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

vii

KATA PENGANTAR

Ya Allah, dzat yang maha segalanya. Alhamdulillahi robbil’alamin, segala

puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pernikahan Dengan Niat Talak dan Relevansinya Dengan

KHI pasal 3 (Studi Kasus di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang)”

Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi utusanMu Muhammad

Rasul KekasihMu sang pembawa risalah Uswatun Khasanah beserta keluarga dan

para sahabatnya. Mudah-mudahan kita diakui sebagai umatnya dan mendapat

syafaat di yaumul qiyamah kelak.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk

memperoleh gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga. Skripsi ini berjudul “Pernikahan Dengan Niat Talak dan Relevansinya

Dengan KHI pasal 3 (Studi Kasus di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang)”

Penulis skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Rektor IAIN Salatiga.

Page 8: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

viii

2. Syukron Ma’mun, M.Si. Ketua Progdi Al Ahwal Asy Syakhshiyyah IAIN

Salatiga.

3. Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

4. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu

pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

5. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta

bantuan.

6. Bapak Karmo dan Ibu Rasmini tercinta yang telah mengasuh, mendidik,

membimbing penulis, baik moral maupun spiritual.

7. Bapak Sutimin Kepala Desa Wonoyoso beserta stafnya yang telah

memberikan ijin penelitian di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus.

8. Bapak dan Ibu yang ada di Desa wonoyoso yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna

bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 23 Februari 2015

ALFIYATUL JAMILAH

Page 9: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

ix

ABSTRAK

Jamilah, Alfiyatul. 2015. Pernikahan Dengan Niat Talak Dan Relevansinya

Dengan KHI Pasal 3 (Studi Kasus Di Desa Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang). Jurusan Syari’ah. Program Studi Al

Ahwal Asy Syakhshiyyah. Salatiga. Instutut Agama Islam Negeri

Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Siti Zumratun, M.Ag

Kata kunci: pernikahan dengan niat talak, tujuan pernikahan KHI pasal 3

Penikahan menurut syari’at islam merupakan ketentuan yang mengikat

setiap muslim. Setiap muslim perlu menyadari bahwa di dalam perkawinan itu

terkandung nilai-nilai ubudiyah. Karena itu, pernikahan diistilahkan oleh Al

qur’an dengan mitsaaqan ghalidza yaitu suatu ikatan atau janji yang sangat kuat.

Menghindari perzinaan menjadi salah satu alasan untuk menyegerakan

menikah, sehingga timbul istilah “nikah dengan niat talak” yaitu, seorang pria

menikahi wanita dan di dalam hatinya (niat) akan menceraikan wanita tersebut

setelah selesai masa studi atau domisili atau kebutuhannya telah terpenuhi

(selesai). Maksudnya adalah untuk menghindari zina, maka lebih baik nikah

dengan niat talak. Hal ini ketika dikaitakan dengan masa sekarang, maka harus

direlevansikan dengan produk hukum, yakni Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Apakah nantinya nikah dengan niat talak tersebut sesuai atau tidak dengan

ketentuan hukum yang terkandung dalam kompilasi hukum islam (KHI).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam

Bagaimana akad nikah yang dilakukan oleh pasangan yang melakukan nikah

dengan niat talak? Faktor apa yang menyebabkan terjadinya nikah dengan niat

talak? Bagaimana pendapat para ulama’ tentang adanya nikah dengan niat talak

yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

ditinjau dari perspektif hukum islam dan KHI?

Metode yang dilakukan adalah metode kualitatif. Peneliti menggunakan

penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang dilakukan ditengah-

tengah masyarakat. Dalam hal ini data yang ingin diperoleh adalah adanya niat

talak dalam sebuah pernikahan studi kasus di Desa Rejosari Kec. Pringapus

kabupaten semarang. Penelitian dilakukan mulai bulan juni 2014 sampai dengan

Desember 2014. Responden berjumlah dua pasang pelaku pernikahan dengan niat

talak. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan interview (wawancara)

kemudian data ditranskip menjadi data yang lengkap.

Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah bahwa sebagian ulama’

memang memperbolehkan pernikahan dengan niat talak karena mereka melihat

pernikahan tersebut hanya dari lahirnya saja jadi pernikahan tersebut tetap sah.

Tetapi menurut peneliti pernikahan dengan niat talak adalah batil karena lebih

banyak madharat yang diperoleh dari pada manfaat yang terkandung di dalamnya.

Karena niat awal pernikahan tersebut sudah jelek. Selain itu, dalam pernikahan

Page 10: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

x

tersebut ada unsur penipuan yang akan menimbulkan kerugian pada salah satu

pihak. Jika direlevansikan dengan tujuan pernikahan yang terkandung dalam pasal

3 KHI maka pernikahan dengan niat talak sangat tidak relevan. Selain itu, jika

dilihat dari tujuan pernikah dan prinsip pernikahan yang terdapat dalam syari’at

Islam baik dalam Al qur’an maupun hadits pernikahan dengan niat talak juga

sangat bertentangan.

Page 11: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

D. Telaah Pustaka ................................................................................................... 6

E. Kerangka Teoritik ................................................................................................ 7

F. Metode Penelitian ............................................................................................. 10

1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 10

2. Sifat Penelitian .................................................................................................. 11

3. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 11

4. Sumber Data ...................................................................................................... 11

5. Metode Analisi Data ......................................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 12

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Pernikahan/Perkawinan .................................................................................... 14

1. Pengertian Pernikahan ...................................................................................... 14

2. Hukum Pernikahan ............................................................................................ 19

3. Rukun dan Syarat Pernikahan ........................................................................... 20

4. Tujuan Pernikahan ............................................................................................ 24

5. Prinsip Pernikahan ............................................................................................ 27

6. Macam-Macam Nikah yang diharamkan………………. .. ……………………33

B. Talak ................................................................................................................. 36

1. Pengertian Talak dan Hukumnya ....................................................................... 36

2. Macam-Macam Talak ........................................................................................ 39

Page 12: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

xii

C. Pernikahan Dengan Niat Talak ......................................................................... 43

1. Arti Pernikahan Dengan Niat Talak ................................................................... 43

2. Pendapat Ulama’ Tentang Pernikahan Dengan Niat Talak ............................... 45

BAB III : PAPARAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kab Semarang ...... 55

1. Letak Geografis ................................................................................................. 55

2. Struktur Organisasi Desa Wonoyoso ................................................................ 56

3. Jumlah Penduduk Desa Wonoyoso ................................................................... 57

B. Pernikahan Dengan Niat Talak di Desa Wonoyoso .......................................... 61

1. Pasangan Anto dan Riya ................................................................................... 61

2. Pasangan Ida Dan Riyan ................................................................................... 64

BAB IV : ANALISIS

A. Tinjauan Hukum Islam Tentang Pernikahan Dengan Niat Talak di Desa

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang .................................. 68

B. Faktor Terjadinya Pernikahan Dengan Niat talak Di Desa Wonoyoso

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang .................................................... 79

C. Pendapat Ulama’ Tentang Pernikahan dengan Niat Talak yang terjadi di Desa

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dan Tinjauan dari

perspektif Islam dan KHI ................................................................................. 83

D. Pendapat Peneliti Tentang Pernikahan dengan Niat Talak .............................. 89

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 97

1. Akad Nikah Pernikahan dengan Niat Talak ...................................................... 97

2. Faktor Terjadinya Pernikahan dengan Niat Talak ............................................ 98

3. Pendapat Ulama’ Tentang Pernikahan dengan Niat Talak ............................... 98

B. Saran .................................................................................................................. 99

C. Penutup ............................................................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

xiii

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

TABEL 3.1 Jumlah Penduduk menurut Usia

TABEL 3.2 Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian

TABEL 3.3 Jumlah Penduduk menurut Keagamaan

TABEL 3.4 Jumlah Penduduk menurut Pendidikan

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DESA KLEPU KECAMATAN PRINGAPUS

Page 14: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Biodata Penyusun

2. Nota Dosen Pembimbing Skripsi

3. Lembar Konsultasi

4. Surat Ijin Penelitian

5. Surat Persetujuan Ijin Penelitian

6. Surat Pernyataan Telah Meneliti

7. Pedoman Wawancara

8. Dokumentasi Observasi

Page 15: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

xv

Page 16: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan akad yang menghalalkan pergaulan dan

membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara seorang laki-laki

dan seorang perempuan yang bukan mahram (Rasjid,2010:374). Allah

menciptakan manusia seorang diri kemudian menciptakan pasangannya.

Dengan pasangan ini, Allah Swt mengembangbiakkan laki-laki dan

perempuan itu, semakin lama makin berkembang banyak, agar mereka mau

mengabdi pada-Nya (Q.S An Nisa‟:1)

Penikahan menurut syari‟at islam merupakan ketentuan yang mengikat

setiap muslim. Setiap muslim perlu menyadari bahwa di dalam perkawinan itu

terkandung nilai-nilai ubudiyah. Karena itu, pernikahan diistilahkan oleh Al

qur‟an dengan mitsaaqan ghalidza yaitu suatu ikatan atau janji yang sangat

kuat (Anshary,2010:11).

Pentingnya suatu pernikahan itu, maka agama islam sangat mencela

bagi setiap orang yang dengan sengaja menjauhi pernikahan. Perbuatan

membujang bagi laki-laki maupun perempuan itu sangat menyimpang dengan

fitrah kejadian manusia itu sendiri. Menurut istilah lain, membujang itu akan

menghilangkan kehormatan diri pribadi menurut persepsi islam dan menurut

persepsi masyarakat. Bagi orang yang belum mampu melangsungkan

pernikahan karena suatu hal yang benar-benar menjadikannya tidak mampu,

Page 17: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

2

maka islam menganjurkannya untuk memelihara kehormatan dirinya dengan

jalan menahan syahwatnya dari perbuatan yang hina dan tercela

(Huda,1994:12).

Pernikahan merupakan perjanjian suci yang berlaku beberapa asas

diantaranya adalah kesukarelaan, persetujuan kedua belah pihak, kebebasan

memilih, kemitraan suami-istri dan untuk selama-lamanya dan asas

monogami. Dari asas tersebut telah disebutkan bahwa salah satu asas

pernikahan adalah untuk selama-lamanya, artinya pernikahan dilaksanakan

untuk melangsungkan keturunan dan membina kasih sayang selama hidup

(Huda,2010:126).

Nikah mut‟ah yakni pernikahan dengan tujuan bersenang-senang saja

dilarang oleh Rasulullah. Tetapi bagaimana jika kemudian muncul dalam

kehidupan masyarakat nikah dengan niat talak. Apakah pernikahan semacam

ini juga dihukumi nikah mut‟ah. Selain itu, bukankah telah tercantum dalam

KHI bahwa perkawinan itu untuk mewujudkan rumah tangga yang bahagia

sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang

berbunyi:

“Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga

yang sakinah, mawaddah dan rahmah”(Tim Redaksi Nuansa Aulia,2009:2).

Perkawinan haruslah sesuai dengan ketentuan Allah SWT yaitu

haruslah sah lahir dan batin. Keabsahan suatu pernikahan merupakan suatu

yang prinsipil, karena berkaitan erat dengan akibat-akibat pernikahan, baik

menyangkut anak maupun yang berkaitan dengan harta (Anshary, 2010:12).

Page 18: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

3

Akan tetapi nikah dengan niat talak hanya memenuhi syarat sahnya suatu

perkawinan yang berupa lahirnya saja, sedangkan tujuan dari suatu

pernikahan itu tidak terlaksana karena di dalam batinnya ada niat untuk

menceraikan istrinya.

Perkawinan semacam ini memang sah dan akadnya pun mutlak tetapi

bertentangan dengan syari‟at islam dan tujuan suatu pernikahan yang telah

ditetapkan dalam pasal 3 KHI. Dalam pasal tersebut jelas telah memuat tujuan

pernikahan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan penuh kasih

sayang. Tetapi dengan adanya nikah dengan niat talak berarti telah menciderai

makna dari suatu pernikahan itu sendiri. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

2 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang berbunyi:

“Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad

yang sangat kuat atau mīṡāqān ghalīẓān untuk mentaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah”. (Tim Redaksi Nuansa Aulia,2009:2).

Makna perkawinan tersebut menunjukkan bahwa begitu pentingnya

arti perkawinan dalam Islam, yaitu diibaratkan dengan perjanjian para nabi

dan wali. Begitu mulianya suatu ikatan perkawinan tetapi jika terbesit adanya

niat untuk menceraikannya setelah masanya tiba maka akan ternoda makna

dari suatu perkawinan.

Paparan tersebut yang membuat pernikahan yang terjadi di Desa

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten semarang menjadi menarik

untuk diteliti. Pernikahan yang terjadi dengan akad yang mutlak tersebut

terjadi bukan atas keinginan pihak mempelai suami dan istri. Pada hal dalam

Page 19: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

4

Undang-undang No.1 tahun 1974 pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa pernikahan

didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai.

Observasi pendahuluan yang dilakukan di Desa Wonoyoso ada

beberapa kasus pernikahan yang terjadi dengan niat talak. Niat tersebut

terbukti dengan perilaku suami yang menceraikan istrinya setelah pernikahan

tersebut terjadi beberapa bulan. Pernikahan pertama bermula dari pihak istri

yang telah lebih dahulu hamil. Agar tidak menimbulkan kemaluan untuk

keluarga, maka pihak keluarga meminta pertanggung jawaban dari laki-laki

yang menghamilinya. Tetapi karena laki-laki yang menghamilinya sudah

berkeluarga maka laki-laki tersebut mencarikan laki-laki lain yang mau

menikahi wanita tersebut dengan imbalan satu buah motor. Pernikahan

tersebut diselenggarakan di KUA setempat, dengan dihadiri orang tua dari

pihak istri, dua orang saksi dari pihak istri yaitu perangkat desa setempat dan

dua orang saksi dari pihak suami karena bapak pihak suami telah meninggal

dan ibunya tidak tahu sekarang dimana. Tetapi setelah anak tersebut lahir

pihak istri dikembalikan kepada pihak keluarga.

Pernikahan kedua itu dilangsungkan karena usia dari pihak perempuan

sudah mulai menginjak usia 30 tahun. Tetapi pernikahan tersebut hanya

berlangsung selama 2 bulan saja. Pernikahan tersebut terjadi karena pihak

suami hanya ingin bersenang-senang saja dengan si istri kemudian akan

diceraikan setelah dia merasa kebutuhannya terpenuhi. Selain itu, sang suami

hanya ingin mendapatkan uang yang sebanyak-banyaknya dari si istri dari

hasil kerja si istri untuk membayar hutang dan untuk foya-foya bersama

Page 20: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

5

teman-temannya. Selama pernikahan berlangsung tidak pernah ada

keharmonisan yang terjadi, persoalan tersebut disebabkan karena pihak istri

tidak pernah ada rasa suka dengan pihak suami. Selain itu, pihak suami tidak

pernah memberi nafkah malah sebaliknya selalu meminta uang dari istrinya.

Berdasarkan paparan tersebut, tidak ditemukan tujuan pernikahan yaitu

membentuk keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah seperti yang

tersebut dalam KHI. Peneliti bermaksud akan melakukan penelitian yang

berjudul “Nikah Dengan Niat Talak Relevansinya dengan KHI Pasal 3

Studi Kasus di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang”.

B. Rumusan Masalah

Setelah uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana akad nikah yang dilakukan oleh pasangan yang melakukan

nikah dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang?

2. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya nikah dengan niat talak yang

terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang?

3. Bagaimana pendapat para ulama‟ tentang adanya nikah dengan niat talak

yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang ditinjau dari perspektif hukum islam dan KHI?

Page 21: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penyusun merumuskan

tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Untuk akad nikah yang dilakukan oleh pasangan yang melakukan nikah

dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya nikah dengan

niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang

3. Untuk mengetahui pendapat para ulama‟ tentang adanya nikah dengan

niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang ditinjau dari perspektif hukum islam dan KHI.

D. Telaah Pustaka

Skripsi yang berjudul Praktek Nikah Paska Talak Ba‟in (Studi Kasus

di Desa Linggar Galing Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu

Tengah). Yang ditulis oleh Reka Anita, 21107009 lebih fokus kepada nikah

paska talak Ba‟in atau yang sering disebut nikah muhalil. Skripsi ini sangat

berbeda dengan pembahasan peneliti yang mengangkat judul nikah dengan

niat talak. Karena nikah dengan niat talak berbeda dengan nikah muhalil.

Nikah dengan niat talak adalah pernikahan yang dilakukan dengan akad

mutlak hanya saja terbesit dihati pihak laki-laki untuk menceraikan istrinya

bila waktunya tiba, sedangkan nikah muhalil adalah nikah yang dilakukan

Page 22: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

7

paska talak ba‟in. jadi sangat berbeda sekali nikah muhalil dengan nikah

dengan niat talak.

Sekripsi yang berjudul TELAAH HADITS NIKAH MUT‟AH (Takhrij

Terhadap Hadits Kebolehan Nikah Mut‟ah). yang ditulis oleh Muhammad

Arif Slamet Raharjo, 211 05 008. Skipsi ini fokus terhadap nikah mut‟ah dan

kebolehan untuk nikah mut‟ah. Nikah mut‟ah adalah suatu bentuk pernikahan

yang dilakukan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dalam

jangka waktu tertentu (ila ajalin musamma‟). Sedangkan pembahasan peneliti

tentang nikah dengan niat talak. Meskipun peneliti menyinggung tentang

pembahasan nikah mut‟ah tetapi tidak ada kesamaan antara nikah mut‟ah

dengan nikah dengan niat talak.

E. Kerangka Teoritik

Pernikahan adalah akad yang menghalalkan hubungan kelamin antara

seorang perempuan dan laki-laki. Zakiyah Darajat dkk. Mengemukakan lima

tujuan dalam pernikahan:

1. Mendapatkan dan melangsungkan keterunan

2. Memenuhi hajat manusia menyalurkan syahwat dan menumpahkan kasih

sayangnya

3. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan

kerusakan;

4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak

serta kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta

kekayaan yang halal; serta

Page 23: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

8

5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tentram

atas dasar cinta dan rasa kasih sayang.

Kesimpulannya bahwa tujuan pernikahan dalam islam adalah untuk

memenuhi naluri hidup manusia, agar terjalin hubungan antara laki-laki dan

perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagian keluarga sesuai dengan

ajaran Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah

surat Ar Rum 21:

21. dan di antara tanda-tanda Yang membuktikan

kekuasaannya dan rahmatNya, Bahawa ia menciptakan untuk kamu

(Wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu

bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikannya di

antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan.

Sesungguhnya Yang demikian itu mengandung keterangan-keterangan

(yang menimbulkan kesadaran) bagi orang-orang Yang berfikir.(Q.S

Ar Ruum:21)

Tujuan pernikahan juga dijelaskan dalam KHI pasal 3 yang berbunyi:

“Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga

yang sakinah, mawaddah dan rahmah”(Tim Redaksi Nuansa Aulia,2009:2).

Islam juga mengatur tata cara agar pernikahan tersebut menjadi sah

dan sesuai dengan hukum Islam, pernikahan yang sah merupakan pernikahan

yang sudah memenuhi syarat dan rukunnya. Rukun nikah meliputi:

1. Mempelai laki-laki

2. Mempelai perempuan

3. Wali

Page 24: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

9

4. Dua orang saksi

5. Shigat ijab qobul. (Tihami, dkk,2010:8)

Perkawinan yang didasarkan pada kelima unsur diatas sudah dianggap

sah menurut hukum Islam, yaitu pernikahan itu tidak memerlukan niat dalam

hati. Tetapi kemudian muncul persoalan tentang nikah dengan niat talak.

Tentang persoalan tersebut para ulama‟ berbeda pendapat. Seperti pendapat

yang dikemukakan oleh imam nawawi dalam kitabnya Sharah Shahih Muslim

(9/181) berpendapat:

ها أبدا ، وبو قال الخلف ول يصير المسألة ب عد ذلك مجمعا علي ني ، قال القاضي : وأجمعوا على أنا من نكح القاضي أبو بكر الباقلا

ة ن واىا فنكاحو صحيح نكاحا مطلقا ونياتو ألا يمكث معها إلا مدارط ال عة ما وقع بالشا عة ، وإناما نكاح المت مذكور حلل ، وليس نكاح مت

، ولكن قال مالك : ليس ىذا من أخلق النااس ، وشذا الوزاعي ف قال عة ، ول خير فيو . واللاو أعلم : ىو نكاح مت

Syaikh Rasyid Ridha mengatakan dalam komentarnya pada tafsir Al

manar, bahwa ulama‟ salaf dan khalaf yang sangat keras melarang, sekalipun

para ahli fiqh berpendapat bahwa akad nikah semacam ini hukumnya sah,

sekalipun dalam hati berniat nikah sementara tetapi ketika mengucapkan ijab

qobul tidak dinyatakannya. Namun dengan menyembunyikan niatan hatinya

seperti ini adalah merupakan perbuatan menipu dan mengelabuhi pihak

perempuan yang sepatutnya dianggap lebih batal dari pada suatu akad nikah

Page 25: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

10

yang dengan terang terangan disebutkan niat sementaranya yang secara

bersama-sama disetujui oleh pihak laki-laki, perempuan dan walinya. Karena

hal itu tidak menimbulkan suatu kerugian, kecuali timbulnya sikap

mengabaikan terhadap suatu hubungan yang sangat mulia yang merupakan

hubungan kemanusian yang paling besar dan mengakibatkan permainan

syahwat bagi yang suka kawin cerai, serta mengakibatkan timbulnya berbagai

kemungkinan negatif. (Sabiq, 1980:70)

F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiyah untuk

mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang

diperoleh melalui penelitian itu adalah data yang empiris yang mempunyai

kreteria tertentu yaitu valid. Valid berarti menunjukakan derajat ketepatan

antara dua data yang sesungguhnya terjadi pada suatu objek dengan data yang

diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti.(Sugiyo, 2012:2)

Untuk mencapai apa yang diharapkan dengan tepat dan tearah dalam

penelitian,maka penyusun menggunkan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis yang digunakan adalah penelitian

lapangan (field research), yakni penelitian yang dilakukan ditengah-

tengah masyarakat. Dalam hal ini data yang ingin diperoleh adalah

adanya niat talak dalam sebuah pernikahan studi kasus di Desa Rejosari

Kec. Pringapus.

Page 26: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

11

2. Sifat penelitian

Dalam penulisan ini penyusun menggunakanPenelitian ini bersifat

deskriktif-analitik yakni penelitian untuk menyelesaikan masalah dengan

cara mendeskripsikan masalah melalui pengumpulan, penyusunan, dan

menganalisa data, kemudian dijelaskan.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode:

a. Wawancara (interview),penyusun melakukan wawancara mendalam

(in-depth interview) menggunakan dialog, mengajukan pertanyaan

dan meminta penjelasan serta menggali keterangan yang lebih jelas

secara langsung yang berkaitan dengan masalah yang diteliti kepada

responden yaitu pasangan pernikahan dengan niat talak yang berada

di Desa Rejosari Kec. Pringapus.

b. Dokumentasi,(Arikunto,2010:201) metode ini digunakan untuk

memperoleh sumber berupa tulisan dengan mengutip dokumen-

dokumen yang ada dan dipandang relevan.

c. Observasi atau Pengamatan, Metode observasi adalah teknik

pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada objek

penelitian (Arikunto, 2010:164).

4. Sumber Data

Dalam penelitian ini dapat memperoleh informasi data dari

beberapa literature buku maupun jurnal sebagai bahan teoritik dan

Page 27: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

12

memperoleh sumber informasi riil dari proses data observasi dan

wawancara yang peneliti lakukan secara langsung yang kemudian

dianalisis. Dengan kata lain sumber data yang diperoleh dalam penelitian

ini adalah:

a. Sumber Data Primer

Yaitu sumber data yang berkaitan langsung dengan objek riset.

Data primer dalam penelitian ini adalah perilaku subyek peneliti yang

diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi.

b. Sumber Data Skunder

Sumber data skunder adalah sumber data yang mendukung dan

melengkapi sumber-sumber data primer. Data skunder dalam

penelitian ini adalah buku-buku jurnal dan penelitian orang lain yang

berkaitan dengan nikah dengan niat talak.

5. Metode Analisa Data

Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data.

Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan,

sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena

memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.(Suprayogo, 2011:191)

G. Sistematika Penyusunan

Untuk memudahkan dalam pembahasan skripsi ini penyusun akan

menguraikan sistematikanya yaitu dengan membagi seluruh materi menjadi

lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab. Adapun kelima bab

yang dimaksud dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

Page 28: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

13

Bab I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pokok

masalah, tujuan penulisan, Telaah Pustaka, Kerangka

Teoritik, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : Bab ini merupakan landasan teori yang menguraikan

tentang kajian Teoritik (konsep nikah, pengertian umum

niat dan konsep talak dalam Islam)

Bab III : Bab ini merupakan inti dari penyusunan skripsi ini yang

memuat tentang gambaran umum nikah dengan niat talak

yang terjadi di desa Rejosari Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang.

Bab IV : Analisis tentang nikah dengan niat talak dan pendapat

ulama‟ tentang nikah dengan niat talak.

Bab V : Penutup, pertama kesimpulan dilanjutkan saran-saran,

kemudian diakhiri dengan kata penutup.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pernikahan/Perkawinan

Page 29: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

14

Pernikahan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan atau

kelompok. Dengan jalan pernikahan yang sah, pergaulan laki-laki dan

perempuan terjadi secara terhormat sesuai kedudukan manusia sebagai

mahluk yang berkehormatan. Karena itu, Islam mengatur masalah pernikahan

itu dengan amat teliti dan terperinci. Agar lebih disadari dan diyakini tentang

pentingnya pernikahan, maka akan dijelaskan lebih lanjut tentang pernikahan.

1. Pengertian Pernikahan

Pernikahan diistilahkan dengan “perkawinan” berasal dari kata

“kawin”, yang menurut bahasa berarti membentuk keluarga dengan lawan

jenis, melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh (Thihami,dkk 2010:

7). Menurut ahli fiqh nikah berasal dari kata al-jam‟u dan al dhamu yang

artinya kumpul. Makna nikah (Zawaj) bisa diartikan juga dengan aqdu al

tazwij yang artinya akad nikah. Hal ini sesuai dengan pengertian yang

terdapat dalam buku Fikih Munakahat, mengutip dari ungkapan Zakiyah

Drajat yang memberikan definisi perkawinan sebagai berikut:

ج عج ؼ أ ثىضض طب ديفع ثىنجؿ ث إدجفز عقذ ضض

“Akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan hubungan

kelamin dengan lafadz nikah atau tazwij atau yang semakna dengan

keduanya.” (Thihami, dkk 2010: 7)

Menurut pengertian Fuqoha perkawinan ialah akad yang

mengandung ketentuan hukum kebolehan hubungan kelamin dengan

lafadl nikah atau ziwaj atau yang semakna keduanya.

Sedangkan menurut pendapat ahli hukum Islam Mutaakhiriin

seperti yang dituliskan oleh Muhammad Abu Ishrah bahwa Nikah atau

Page 30: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

15

Ziwaj ialah aqad yang memberikan faedah hukum kebolehan mengadakan

hubungan keluarga (suami-istri) antara pria dan wanita dan mengadakan

tolong menolong dan memberi batasan hak bagi pemiliknya serta

pemenuhan kewajiban bagi masing-masingnya. (Departemen Agama,

1985:48-49)

Para Mujtahid sepakat bahwa nikah adalah suatu ikatan yang

dianjurkan syari‟at. Orang yang sudah berkeinginan untuk nikah dan

khawatir terjerumus pada perbuatan zina, sangat dianjurkan untuk

melaksanakan nikah. Yang demikian adalah lebih utama dari pada haji,

shalat, jihad dan puasa sunnah. (Muhammad, 2010: 338)

Makna-makna Nikah dalam Fiqh tersebut terkesan bahwa laki-laki

menjadi subjek dan perempuan menjadi objek. Karena hanya aspek

biologis yang disoroti. Akhirnya yang berkembang, laki-laki menjadi

orang yang berkuasa dan perempuan dikuasai.

Selain itu, dalam undang-undang no. 1 tahun 1974 bab 1 pasal 1

disebutkan sebagai berikut:

“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”( Tim

New Merah Putih, 2012: 6).

Makna nikah yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor I

Tahun 1974 tersebut sangat berbeda sekali dengan makna nikah menurut

hokum Islam. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 meliputi

nikah tidak hanya fisik (hubungan biologis) tapi juga psikhis, bahagia dan

kekal itu mengandung makna bahwa nikah untuk selamanya, terkandung

Page 31: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

16

juga nilai-nilai spiritual (ketuhanan YME). selain itu, memiliki tujuan

bahagia,dan kekal maksudnya hanya terjadi sekali seumur hidup

Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 2 juga dijelaskan tentang

pengertian yaitu sebagai berikut:

“Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad

yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk menaati perintah Allah

dan melaksanakannya merupakan ibadah”.(Tim Redaksi Nuansa Aulia,

2012: 2).

Dari beberapa pengertian nikah tersebut dapat disimpulkan bahwa

pernikahan adalah suatu akad yang sangat dianjurkan, yang akan

menimbulkan kehalalan hubungan kelamin antara laki-laki dan

perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga, yang

diliputi rasa ketentraman serta kasih sayang dengan cara yang diridloi

Allah SWT dan akan menimbulkan akibat hukum.

Karena pentingnya suatu pernikahan itu maka Allah sangat

menganjurkan suatu pernikahan sebagaimana disebutkan dalam Al qur‟an

surat yasin:36

36. Maha suci Tuhan Yang telah menciptakan makhluk-makhluk

semuanya berpasangan; sama ada dari Yang ditumbuhkan oleh bumi,

atau dari diri mereka, ataupun dari apa Yang mereka tidak

mengetahuinya.

Perkawinan merupakan akad yang sangat kuat seperti yang

dijelaskan dalamasal 2 Kompilasi Hukum Islam. Pasal diatas menjelaskan

Page 32: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

17

pentingnya suatu pernikahan. Karena itu, Allah melarang bagi manusia

untuk hidup membujang. Perintah untuk menikahkan perempuan yang

tidak bersuami dengan seorang laki-laki yang tidak beristri itu tertuju

kepada seluruh umat islam (Basyir, 2000: 29). Islam sangat menganjurkan

seseorang itu untuk menempuh hidup pernikahan sebagaimana disebutkan

dalam firman Allah SWT:

32. dan kahwinkanlah orang-orang bujang (lelaki dan

perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang Yang soleh dari

hamba-hamba kamu, lelaki dan perempuan. jika mereka miskin, Allah

akan memberikan kekayaan kepada mereka dari limpah kurniaNya

kerana Allah Maha Luas (rahmatNya dan limpah kurniaNya), lagi

Maha mengetahui.( Q.S An Nuur:32)

Diriwayatkan dalam sebuah hadits:

إر ىق سعد د د ع عذذ الل ش ز قجه إ ل عيق ع

ج سأ فجسضخل في ج سش ى فجؽز قجه ى صعجه عغ ى أ عذذ الل

ف ؽل ج أدج عذذ ثىش أل ض ج ز فؾتش فقجه ى عغ ج عيق

ذ فقجه عذذ الل ش صع ج م فسل ل شؽع إى دؾجسز دنش ىعي

قه سي عي طي الل عش سسه الل قيش رثك ىقذ س ىت

Page 33: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

18

ىيفشػ أفظ أغض ىيذظش ػ فئ ثىذجءر فيضض ن ثسضطجع

ف دجىظ فعي ن سضطع ى ؽجء ى ئ

2046. Dari Alqamah, dia berkata, "Sesungguhnya saya

berjalan bersama Abdullah bin Mas'ud di Mina, kemudian Ustman

bertemu dengan Abdullah bin Mas'ud. Utsman mengahampiri Ibnu

Mas'ud. Ketika Ibnu Mas'ud melihat bahwa dia tidak berkeinginan

untuk menikah, maka ia berkata kepada Al qamah, 'Kemarilah

wahai Al Qamah.' Kemudian aku mendatangi Ibnu Mas'ud,

Utsman berkata kepada Ibnu Mas'ud, 'Kami akan menikahkan

engkau wahai Ibnu Mas'ud dengan seorang gadis, semoga dengan

demikian engkau mengingat kembali masa lampaumu yang indah.'

Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Kalau engkau berkata demikian,

saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa

yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia menikah.

Karena menikah akan membuat seseorang mampu menahan

pandangannya, lebih dapat memelihara kemaluannya.

Barangsiapa yang belum mampu untuk menikah, maka hendakah

ia berpuasa, karena puasa mampu menahan dan membentengi

(gejolak syahwat). '""(shahih, Muttafaq Alaih)

Dalam hadits nabi mengajarkan bahwa pernikahan merupakan

jalan untuk menyalurkan naluri manusiawi., untuk memenuhi tuntutan

nafsu syahwatnya dengan tetap mempelihara keselamatan agama yang

bersangkutan. Apabila nafsu syahwat telah mendesak, padahal

kemampuan kawin belum cukup supaya menahan diri dengan jalan

berpuasa mendekatkan diri kepada Allah agar mempunyai daya tahan

mental dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan godaan setan yang

menarik-narik untuk berbuat serong (Basyir, 2000: 12).

2. Hukum Pernikahan

Perkawinan mengandung aspek akibat hukum, karena perkawinan

termasuk pelaksanaan agama, maka di dalamnya terkandung adanya

tujuan mengharapkan keridlaan Allah Swt. Dalam al-Quran dinyatakan

Page 34: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

19

bahwa hidup berpasang-pasangan, berjodoh-jodoh adalah naluri segala

makhluk Allah termasuk manusia (Ghazali, 2010: 10), sebagaimana

firman-Nya dalam surat aż-Żariyat ayat: 49:

49. Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan

supaya kamu mengingat kebesaran Allah.

Perkawinan yang merupakan Sunnatullah pada dasarnya adalah

mubah tergantung pada tingkat kemaslahatnnya. Sedangkan maslahat

dibagi menjadi tiga yaitu maslahat wajib, sunnah dan maslahat mubah

.(Tihami, dkk,2010: 9). Namun, terdapat berbagai perbedaan pendapat di

kalangan para Ulama.

Segolongan fuqahāˊ, yakni jumhur berpendapat bahwa nikah itu

hukumnya sunnah. Golongan Ẓahiriyah berpendapat bahwa nikah itu

wajib. Para ulama Malikiyyah Mutaˊakhkhirīn berpendapat bahwa nikah

itu wajib untuk sebagian orang, sunnat untuk sebagian lainnya dan mubah

untuk segolongan yang lain (Ghazali, 2010: 16). Meskipun pada asalnya

perkawinan itu adalah mubah, namun dapat berubah menurut ahkām al

khamsah (hukum yang lima) menurut perubahan keadaan:

a. Nikah Wajib, yaitu bagi orang yang mampu dan akan menambah

takwa dan juga untuk menjaga jiwa dan menyelamatkan dari

perbuatan haram..

Page 35: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

20

b. Nikah Haram, yakni bagi orang yang tahu dirinya tidak mampu hidup

berumah tangga melaksanakan kewajiban lahir dan batin.

c. Nikah Sunnah, yaitu bagi orang yang sudah mampu tetapi masih

sanggup mengendalikan dirinya dari perbuatan haram, maka lebih

baik menikah.

d. Nikah Mubah, yaitu bagi orang yang tidak berhalangan untuk

menikah dan dorongan untuk menikah tidak membahayakan dirinya.

e. Nikah Makruh, yaitu bagi yang mampu untuk menikah, tetapi juga

mampu menahan diri dari zina. Hanya tidak mempunyai keinginan

kuat untuk memenuhi kewajiban suami istri dengan baik. (Tihami

dkk, 2010:16)

3. Rukun dan Syarat pernikahan

Islam juga mengatur tata cara agar pernikahan tersebut menjadi

sah dan sesuai dengan hukum Islam, pernikahan yang sah merupakan

pernikahan yang sudah memenuhi syarat dan rukunnya. Rukun nikah

meliputi:

a. Mempelai laki-laki

b. Mempelai perempuan

c. Wali

d. Dua orang saksi

e. Shigat ijab qobul. (Tihami dkk, 2010:8)

Page 36: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

21

Syarat-syarat perkawinan merupakan dasar bagi sahnya

perkawinan. Jika syarat-syarat terpenuhi, perkawinannya sah dan

menimbulkan adanya segala kewajiban dan hak-hak pernikahan. Syarat

suatu pernikahan meliputi perempuan tersebut adalah perempuan yang

halal dinikahi, akad nikahnya dihadiri para saksi. (Sabiq, 2000: 87)

Syarat-syarat yang ditujukan untuk kedua mempelai yang akan

melangsungkan pernikahan meliputi:

1) Syarat untuk pengantin pria

a) Calon suami beragama islam. b) Terang bahwa calon suami itu

betul laki-laki. c) Orangnya diketahui dan tertentu. d) Calon

mempelai laki-laki itu jelas halal kawin dengan calon istri. e)

Calon mempelai laki-laki tahu/kenal pada calon istri serta tahu

bahwa calon istrinya halal baginya. f) Calon suami ridla (tidak

dipaksa) untuk melakukan pernikahan itu. g) Tidak sedang

melakukan ihram. h) Tidak sedang mempunyai istri yang haram

dimadu dengan calon istri. i) Tidak sedang mempunyai istri

empat.

2) Syarat calon pengantin perempuan

a) Beragama islam atau ahli kitab. b) Terang bahwa ia wanita bukan

khuntsa. c) Wanita itu tertentu orangnya. d) halal bagi calon

suami. e) wanita itu tidak dalam ikatan pernikahan dan tidak

dalam masa „iddah. f) Tidak dipaksa/ikhtiyar. g) Tidak dalam

keadaan ihram Haji atau Umrah.

Page 37: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

22

Selain itu, dalam UU No.1 tahun 1974 dijelaskan tentang syarat-

syarat suatu pernikahan yang meliputi sebagai berikut:

1. Pernikahan didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai.

2. Untuk melangsungkan pernikahan, seseorang yang belum mencapai

umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin orang tua.

3. Dalam hal seseorang dari kedua orang tua meninggal dunia atau

dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin

yang dimaksud ayat (2) Pasal ini cukup diperoleh dari orang tua

yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan

kehendaknya.

4. Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam hal

tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh

dari wali orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai

hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas selama

mereka masih hidup dan dalam keadaan menyatakan kehendaknya.

5. Dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang

dimaksud dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang

atau lebih diantara mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka

Pengadilan dalam daerah tempat tinggal orang yang akan

melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut dapat

memberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang yang

tersebut dalam ayat (2), (3) dan (4) dalam pasal ini.

6. Ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini

berlaku sepanjang hukum masing-masing agamanya dan

kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain.

( Tim New Merah Putih, 2012: 7).

Pemberlakuaan hukum Tujuan utama pencatatan pernikahan

adalah demi mewujudkan ketertiban administrasi perkawinan dalam

masyarakat di samping untuk menjamin tegaknya hak dan kewajiban

suami istri. Hal ini merupakan politik hukum Negara yang bersifat

preventif untuk mengkoordinasi masyarakat demi terwujudnya ketertiban

dan keteraturan dalam sistem kehidupan. Termasuk dalam masalah

pernikahan yang diyakini tidak luput dari berbagai ketidak teraturan dan

pertikaian antara suami istri.

Page 38: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

23

Persoalan pencatatan pernikahan dalam fiqh klasik dinilai sebagai

suatu yang tidak signifikan untuk dilakukan karena pola pikir dan

kehidupan yang masih tradisional. Padahal apabila ideal moral yang

terkandung dalam Al qur‟an sangat jelas memerintahkan perlunya sistem

administrasi yang rapi dalam urusan hutang piutang maupun transaksi

perjanjian, sehingga masalah yang berhubungan dengan perbuatan hukum

seseorang seperti pernikahan, kewarisan, perwakafan mempunyai akibat

hukum yang lebih kompleks.(Khusen,2013: 10)

Keabsahan suatu perkawinan merupakan suatu hal yang sangat

prinsipil, karena berkaitan erat dengan akibat-akibat perkawinan, baik

yang menyangkut dengan anak (keturunan) maupun yang berkaitan

dengan harta (Anshary, 2010: 12). Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Pernikahan telah memutuskan kreteria keabsahan suatu

pernikahan, yang diatur di dalam Pasal 2, sebagai berikut:

1) Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-

masing agamanya dan kepercayaannya itu.

2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku.( Tim New Merah Putih, 2012: 6).

Pasal tersebut mengatur secara tegas dua garis hukum yang harus

dipatuhi dalam suatu pernikahan. Pertama adalah tentang keabsahan suatu

pernikahan, adalah bahwa satu-satunya syarat sahnya suatu pernikahan itu

jika dilakukan menurut ketentuan agama dari mereka yang akan

melangsungkan pernikahan tersebut. Ketentuan agama adalah berkaitan

dengan syarat dan rukunnya suatu pernikahan bagi umat islam (Anshary,

Page 39: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

24

2010: 12). Kedua adalah tentang pencatatan nikah pencatatan dilakukan

oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) sebagaimana dimaksud oleh Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 1975 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan

Rujuk. Pencatatan suatu pernikahan ditujukan bagi segenap warga

Indonesia. Perkawinan yang dilakukan dengan menggunakan tata cara

yang sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku akan mempunyai

akibat hukum, yakni akibat yang mempunyai hak mendapat pengakuan

dan perlindungan hukum (Anshary, 2010: 22).

4. Tujuan Pernikahan

Berdasarkan ayat tersebut di atas bisa dilihat bahwa perkawinan

juga merupakan ibadah sesuai yang telah tetera dalam KHI pasal 2:

“Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad

yang sangat kuat atau mīṡāqān ghalīẓān untuk mentaati perintah Allah

dan melaksanakannya merupakan ibadah” (Tim Redaksi Nuansa Aulia,

2009: 2).

Di jelaskan pula dalam Undang-undang Perkawinan No.1 tahun

1974, bahwa perkawinan adalah:

“Ikatan lahir batin antara seorang pria seorang wanita sebagai

suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yangg Maha Esa” (Tim

Redaksi Nuansa Aulia, 2009: 7).

Tujuan pernikahan menurut agama islam adalah untuk memenuhi

petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis,

sejahtera dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban

anggota keluarga. Sejahtera berarti menciptakan ketenangan lahir batin

Page 40: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

25

disebabkan terpenuhinya keperluan hidup lahir dan batinnya, sehingga

timbullah kebahagian. (Departemen Agama, 1985: 62)

Selain itu, dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 3 juga telah

dijelaskan tentang tujuan pernikahan yaitu sebagai berikut:

“Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah

tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah”(Tim Redaksi Nuansa

Aulia,2009:2).

Perkawinan juga bertujuan untuk menata keluarga sebagai subjek

untuk membiasakan pengalaman-pengalaman ajaran agama. Fungsi

keluarga adalah menjadi pelaksana pendidikan yang paling menentukan.

Sebab keluarga salah satu di antara lembaga pendidikan informal, orang

tua yang dikenal mula pertama oleh putera-puterinya dengan segala

perlakuan yang diterima dan dirasakannya, dapat menjadi dasar

pertumbuhan kepribadian.(Tihami dkk, 2010:16)

Zakiyah Darajat dkk. Mengemukakan lima tujuan dalam

pernikahan:

1. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan;

2. Memenuhi hajat manusia menyalurkan syahwat dan menumpahkan

kasih sayangnya;

3. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan

kerusakan;

Page 41: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

26

4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak

serta kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta

kekayaan yang halal; serta

5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang

tentram atas dasar cinta dan rasa kasih sayang.

Kesimpulannya bahwa tujuan pernikahan dalam islam adalah

untuk memenuhi naluri hidup manusia, hubungan antara laki-laki dan

perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagian keluarga sesuai

dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana tersebut dalam firman

Allah:

21. dan di antara tanda-tanda Yang membuktikan

kekuasaannya dan rahmatNya, Bahawa ia menciptakan untuk

kamu (Wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri,

supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan

dijadikannya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang

dan belas kasihan. Sesungguhnya Yang demikian itu mengandung

keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesadaran) bagi

orang-orang Yang berfikir.(Q.S Ar Ruum:21)

5. Prinsip-Prinsip Pernikahan

Ada beberapa prinsip pernikahan menurut agama islam, yang perlu

diperhatikan agar perkawinan itu bener-benar berarti untuk hidup manusia

dalam melaksanakan tugasnya mengabdi pada Tuhan. Adapun prinsip-

Page 42: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

27

prinsip pernikahan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor I Tahun

1974 meliputi sebagai berikut:

a. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan

kekal. Prinsip tersebut bisa diruju‟ pada surah ar Rum:30-31

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada

agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan

manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah.

(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak

mengetahui.31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan

bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah

kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah

b. Sahnya perkawinan sangat tergantung pada ketentuan hukum agama

dan kepercayaan masing-masing.

Dari ketentuan tersebut, dapat dilihat bahwa pernikahan

mempunyai kaitan erat dengan masing-masing agama yang dianut

oleh calon mempelai. Dengan demikian, suatu pernikahan baru

dianggap sebagai pernikahan yang sah apabila pernikahan tersebut

dilakukan menurut agama orang yang melangsungkan pernikahan.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah:221:

Page 43: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

28

221. dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita

musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita

budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun

Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-

orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum

mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik

dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka

mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan

ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-

Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka

mengambil pelajaran.

c. Asas monogamy

Monogami adalah menikah dengan satu istri. Dalam islam ada

kebolehan memiliki istri lebih dari satu orang, tetapi juga membatasi

tidak boleh lebih dari 4 orang dengan syarat harus berlaku adil.

Prinsip ini telah dijelaskan dalam Al qur‟an Surat An Nisa: 3

4. dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil

terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu

Page 44: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

29

mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang

kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut

tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja,

atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah

lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

d. Calon suami dan istri harus telah dewasa jiwa dan raganya.

Prinsip tersebut bisa diruju‟ pada surah ar Rum:30-31

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada

agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah

menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan

pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui.31. dengan kembali

bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta

dirikanlah shalat dan janganlah kamu Termasuk orang-orang

yang mempersekutukan Allah,

e. Mempersulit terjadinya perceraian.

Prinsip ini sesuai dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh

Abu Dawud: perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah

talak.

هما -عن ابن عمر قال : قال رسول اللاو صلى الله عليو -رضي اللاو عن رواه أبو داود , وابن ماجو , الطالق ( وسلم ) أب غض الحلل عند اللاو

ح أبو حاتم إرسالو حو الحاكم , ورجا وصحا

Page 45: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

30

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah

Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perbuatan halal

yang paling dibenci Allah ialah cerai." Riwayat Abu Dawud

dan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Hakim. Abu Hatim

lebih menilainya hadits mursal.

f. Hak dan kedudukan suami adalah seimbang.

Prinsip ini dijelaskan dalam surat An Nisa‟:32

32. dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang

dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari

sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada

bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para

wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,

dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Dalam ajaran islam ada beberapa prinsip-prinsip perkawinan

yang meliputi:

(1) Prinsip keabsahan dalam memilih jodoh

Islam memberi pedoman memilih jodoh yang tepat.

Sebagaimana hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhori-

Muslim yang berbunyi:

Page 46: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

31

عن أبي ىري رة عن النابي صلاى اللاو عليو وسلام قال ت نكح ها ولدينها فاظفر النساء لربع لمالها ولحسبها ولجمال

ين تربت يداك بذات الد2047. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW,

beliau bersabda, "Wanita dinikahi karena empat perkara;

karena hartanya, karena keturunannya, karena

kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah karena

agamanya, maka engkau akan beruntung dan bahagia.

(shahih Muttafaq Alaih).

Bagi para wali yang ingin menjodohkan perempuan di

bawah perwaliannya maka, islam telah memberikan pedoman

untuk memilih jodoh yang tepat. sebagaimana hadits nabi yang

diriwayatkan oleh Titmidzi yang berbunyi:

ث نا عبد الحميد بن سليمان عن ابن عجلن ث نا ق ت يبة حدا حداعن ابن وثيمة الناصري عن أبي ىري رة قال قال رسول اللاو

وسلام إذا خطب إليكم من ت رضون دينو صلاى اللاو عليو نة في الرض وفساد عريض وخلقو ف زوجوه إلا ت فعلوا تكن فت

1084. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdul

Hamid bin Sulaiman memberitahukan kepada kami dari

Ibnu Ajlan, dari Ibnu Watsimah An-Nashri, dari Abu

Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila

ada orang yang agama dan budi pekertinya baik

meminang (anak-anak perempuan dan kerabat) kalian,

maka kawinkanlah dia. Jika kalian tidak

melaksanakannya, maka akan terjadi fitnah di muka bumi

dan kerusakan'." (H.R Tirmidzi)

Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

memilih jodoh yang tepat menurut ajaran agama islam adalah

Page 47: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

32

pilihan atas dasar pertimbangan kekuatan jiwa, agama dan

akhlak. Hal tersebut sangatlah penting karena pernikahan bukan

semata-mata kehidupan duniawi, tetapi juga untuk membina

kehidupan yang sejahtera lahir dan batin serta menjaga

keselamatan agama dan nilai-nilai moral anak keturunan.

Meskipun demikian, islam juga mengatur faktor-faktor lain yang

sudah tentu sangat ideal.

(2) Prinsip mawadah wa rahmah

Tujuan pernikahan adalah untuk dapat keturunan dan

untuk ketenangan, ketentraman dan cinta serta kasih sayang.

Semua itu hanya dapat dicapai hanya dengan prinsip bahwa

pernikahan itu untuk selamanya. Bukan sekedar dalam jangka

waktu tertentu saja.

(3) Prinsip saling melengkapi dan melindungi

Dalam hukum islam tidak selamanya laki-laki dan

perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Ketika

seseorang itu memutuskan untuk melakukan suatu pernikahan

maka masing-masing harus merelakan hak kebebasan seperti

sebelum menikah. Masing-masing mempunyai kewajiban baru

seperti suami wajib melindungi istri dan anak-anaknya, wajib

memberi nafkah dan sebagainya, istri wajib melayani keperluan

suami seperti ketentuan yang ada.

(4) Prinsip Mu‟asyarah bil Ma‟ruf

Page 48: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

33

Merawat cinta kasih dalam keluarga ibarat merawat

tanaman. Maka pernikahan dan cinta kasih harus juga dirawat

agar tumbuh subur dan indah, diantaranya dengan mu‟asyarah bil

ma‟ruf. Rasulullah saw bersabda bahwa: “ Sebaik-baik orang

diantara kamu adalah orang yang baik terhadap istrinya, dan aku

(Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap istriku.”.

(H.R Thabrani dan Tirmidzi)

6. Macam-Macam Nikah yang diharamkan

Ada beberapa macam nikah yang diharamkan oleh Allah Swt.

yaitu:

a. Nikah Mut‟ah yaitu seorang pria yang menikahi wanita sampai

jangka waktu tertentu yang telah disepakati berdua dan nikah itu akan

berakhir dengan sendirinya apabila jangka waktu yang telah

ditentukan itu habis. Umpamanya, seseorang mengatakan.”Aku

nikahi engkau selama satu bulan atau satu tahun,” dan sejenisnya.

(Muhammad, 2010: 351) Dinamakan nikah Mut‟ah karena pihak

laki-laki hanya ingin bersenang-senang sementara waktu saja. (Sabiq,

2000: 63)

Pada awalnya nikah ini diperbolehkan oleh Rasulullah Saw.

bagi para sahabat yang sedang berperang tanpa membawa istri

mereka, kemudian mereka bertanya bahwa akan mengebiri kemaluan

mereka. Rasulullah Saw. mencegahnya dan memperbolehkan nikah

Page 49: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

34

mut‟ah, namun pada saat perang Khaibar Rasulullah melarangnya

sebagaimana hadis di bawah ini:

حددثني حيىددن ددي هنددب ددي ابددي دد الل ددي ددث

و ي وانيسي ابي هيوث بي لي بي أبي طنبالل ي أبى

د أى ود الل دلن لي بدي أبدي طندبالل ضدي

و دي ألد لى وولن ن ي هتعة انسء ح م خى د

سىة ال ني م انيو

994. Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari

Ibnu Syihab dari Abdullah dan Hasan keduanya adalah anak

Muhammad bin Ali bin Abu Thalib, dari Bapaknya dari Ali bin Abu

Thalib berkata, "Pada perang Khaibar Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam melarang nikah mut'ah makan daging keledai jinak”.(HR

malik)

Pernikahan mut‟ah itu tidak sah. Jadi, wajib dibatalkan kapan

saja terjadi, mahar tetap wajib dibayarkan jika orang tersebut telah

menggauli istrinya dan tidak wajib jika ia belum menggaulinya. (Abu

Bakr, 2000; 591) Diharamkannya nikah ini karena mengandung

hikmah yang agung, di antaranya nikah merupakan akad kepemilikan

pemanfaatan kehormatan untuk abadi selamanya, sehingga keabadian

merupakan proses mencapai tujuan pernikahan dalam Islam.

b. Nikah Syighār (Nikah Silang), yaitu seorang wali mengawinkan

putrinya dengan seorang laki-laki dengan syarat agar laki-laki tadi

mengawinkan putrinya tanpa bayar mahar.(Sabiq, 2000:84)

Berdasarkan hadis Rasulullah Saw.:

Page 50: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

35

c. عن ابن عمر أنا رسول اللاو صلاى اللاو عليو وسلام ن هى عند في حديثو غار زاد مسدا غار قال ي نكح اب نة الش ق لت لنافع ما الش

الراجل وي نكحو اب نتو بغير صداق وي نكح أخت الراجل وي نكحو أختو بغير صداق

2074. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA,

"Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang nikah

syighar." Dalam riwayat lain terdapat kalimat tambahan yang

berbunyi, "Aku bertanya kepada Nafi' "Apa yang dimaksud

dengan Syighar?" Nafi menjawab, "Yaitu seorang laki-laki

menikah dengan seorang wanita, dan bapak dari wanita

tersebut menikah juga dengan anak wanita laki-laki yang

menjadi besannya tanpa mahar. Atau seorang menikah dengan

saudara perempuan seorang laki-laki, kemudian sang saudara

tersebut menikah dengan saudara peremapuan laki-laki yang

menikah dengan adiknya, tanpa mahar yang harus dibayar.

(shahih, Muttafaq Alaih)

Sebagian ulama berpendapat bahwa nikah syighar ini pada

dasarnya tidak diakui, karena itu hukumnya batal. Menurut Abu

hanifah nikah syighar itu sah, hanya bagi tiap-tiap anak perempuan

yang bersangkutan wajib menerima mahar yang sepadan. (sabiq,

2000: 86) Nikah syighār bisa dibagi dua macam, yaitu:

(1) Tidak adanya mahar bagi masing-masing istri

(2) Masing-masing wali mensyaratkan kepada yang lain agar

menikahkan kepadanya wanita yang di bawah perwaliannya.

(Sholeh, 2010:16)

c. Nikah Tahlil adalah seorang wanita yang ditalak tiga oleh suaminya

menikah lagi dengan orang lain, dengan maksud untuk menghalalkan

pernikahan dengan suami pertama, dengan memakai syarat apabila

Page 51: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

36

terjadi persetubuhan dengannya maka jatuh talak. Sebagaimana sabda

Rasulullah Saw.:

د ع ي ع ي الل ط ه الل س س ع جه: ى د ق ع س قيو س ثى ي

قيو ى. )سث أفذ ثىسجة ثىضشز طقق ثى )

Dari Ibnu Mas‟ud, ia berkata: “Rasulullah SAW melaknat

Muhallil (yang menghalalkan) dan orang yang dihalalkannya”.

(HR. Ahmad, Nasa‟i dan Tirmidżi dan Tirmidżi

mengesahkannya)

Nikah Tahlil sebenarnya adalah tipu muslihat atas suatu yang

haram. Dalam nikah ini tidak ada cinta dan kasih sayang, tidak ada

keinginan memperbanyak anak maupun membangun keluarga

bahagia. Tujuan yang ada hanyalah agar wanita itu bisa kembali

kepada suami pertamanya.( Sholeh, 2004: 20)

B. Talak

1. Pengertian talak dan Hukumnya

Allah menentukan syari‟at pernikahan dengan tujuan untuk

mewujudkan ketenangan hidup, menimbulkan rasa kasih sayang antara

suami dan istri. Tetapi terkadang tujuan pernikahan tersebut terhalang

oleh keadaan yang tidak terbayangkan sebelumnya. ( Basyir, 2010: 70)

faktor-faktor psikilogis, biologis, ekonomis, perbedaan kecenderungan,

pandangan hidup dan sebagainya, sering muncul dalam kehidupan rumah

tangga bahkan dapat menimbulkan krisis rumah tangga serta mengancam

sendi-sendinya. (Departemen Agama, 1983: 220)

Page 52: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

37

Talak diambil dari kata “iṭlaq” yang menurut bahasa artinya

“melepaskan atau meninggalkan”. Menurut istilah syara‟:

ؽز ث فو س جء ثىعلقز ثىض ثػ إ .دطز ثىض

”Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri.”

( Ghazali, 2010: 191-192)

Sedangkan Talak dalam KHI telah dijelaskan dalam pasal 117:

”Talak ialah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan agama

yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara

sebagaimana dimaksud dalam pasal 129, 130 dan 131”.(Tim Redaksi

Nuansa Aulia, 2009: 35).

Jadi talak ialah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga istri

tidak lagi halal bagi suaminya dan ini terjadi dalam hal bāˊin. Sedangkan

mengurangi ikatan pelepasan perkawinan ialah berkurangnya hak talak

bagi suaminya yang mengakibatkan berkurangnya jumlah talak, yakni

disebut talak raj‟i. (Ghazali, 2010: 192)

Perceraian adalah perkara yang dibenci Allah Swt. sehingga Allah

murka dan melaknat orang-orang yang bercerai. Tetapi anehnya dalam

hidup ini banyak dijumpai pasangan suami istri yang bahkan bercerai

berkali-kali. Maka, jika menggunakan pendekatan Islam tentu saja orang-

orang seperti ini sangat dibenci Allah Swt.(Muhammad, 2010:18)

Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

Page 53: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

38

هما -عن ابن عمر قال : قال رسول اللاو صلى الله عليو -رضي اللاو عن رواه أبو داود , وابن ماجو , لاو الطالق (وسلم ) أب غض الحلل عند ال

ح أبو حاتم إرسالو حو الحاكم , ورجا وصحا

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah

Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perbuatan halal yang paling

dibenci Allah ialah cerai." Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits

shahih menurut Hakim. Abu Hatim lebih menilainya hadits mursal.

Syara‟ menjadikan talak sebagai jalan yang sah untuk bercerainya

suami istri, namun syara‟ membenci terjadinya perbuatan ini dan tidak

merestui jatuhnya talak tanpa sebab atau alasan. Adapun sebab-sebab

jatuhnya talak itu menyebabkan hukum talak menjadi wajib, adakalanya

haram, mubah dan adakalanya juga sunnah. (Daradjat, 1995: 190)

Penjelasan adanya hukukm-hukum tersebut adalah sebagai berikut:

a. Talak menjadi wajib bagi suami atas permintaan istri karena tidak

mampu menunaikan hak-hak istri dan kewajiban sebagai suami.

b. Talak diharamkan jika dengan talak itu suami berlaku serong, baik

dengan bekas istrinya ataupun dengan wanita lain. Hal itu diharamkan

jika mengakibatkan suami terjatuh ke dalam perbuatan haram.

c. Talak hukumnya mubah, ketika ada keperluan untuk itu, yakni karena

jeleknya perilaku istri atau suami menderita madlarat lantaran tingkah

laku istri, dsb.

d. Talak disunnatkan jika istri rusak moralnya atau melanggar larangan-

larangan agama, tidak „afīfah (menjaga diri) dll (Daradjat, 1995: 190-

192)

Page 54: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

39

e. Talak menjadi makruh ketika hubungan pergaulan suami istri sedang

rukun, damai dan tentram. (Muhammad, 2010: 366)

2. Macam-Macam Talak

Ditinjau dari waktu dijatuhkannya talak, maka talak dibagi

menjadi tiga macam, yaitu:

a. Talak Sunni, yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntutan

sunnah.

Dikatakan sunni jika memenuhi empat syarat:

(1) Istri sudah pernah digauli, jika belum pernah digauli tidak

termasuk talak sunni.

(2) Istri segera melakukan iddah suci setelah ditalak, yaitu dalam

keadaan suci dari haiḍ. Talak terhadap istri yang menopause atau

belum pernah haiḍ, atau sedang hamil, talak karena khulu‟, ketika

istri haiḍ, semuanya tidak termasuk talak sunni.

(3) Talak dijatuhkan ketika istri dalam keadaan suci, baik permulaan,

pertengahan maupun akhir suci.

(4) Suami tidak pernah menggauli istri selama masa suci di mana

talak itu dijatuhkan. Jika dijatuhkan dalam keadaan suci tetapi

pernah digauli tidak termasuk talak sunni. (Departemen Agama,

1985: 227-228)

b. Talak Bid‟i yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai dengan tuntunan

sunnah. Termasuk talak bid‟i ialah:

Page 55: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

40

(1) Talak yang dijatuhkan kepada istri pada waktu haiḍ, baik di

permulaan maupun pertengahan.

(2) Talak yang dijatuhkan kepada istri dalam keadaan suci tetapi

pernah digauli suami dalam keadaan suci tersebut.

c. Talak Laa Sunni Wa Laa Bid‟i. Talak ini ialah talak yang tidak

termasuk talak kategori talak Sunni dan tidak pula talak bid‟i, yaitu:

(1) Talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum pernah digauli.

(2) Talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum pernah haidl.

(3) Talak yang dijatuhkan kepada istri yang sedang hamil. (daradjat,

1995: 174)

Ditinjau dari segi tegas dan tidaknya kata-kata yang dipergunakan

sebagai ucapan talak, maka talak dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Talak Ṣarih, yaitu talak menggunakan kata-kata jelas dan tegas. Imam

Syafi‟i mengatakan bahwa kata-kata yang digunakan talak Ṣarih ada

tiga, yaitu talak, firqah dan sarah. (Departemen Agama, 1985: 228)

b. Talak Kinayah, yaitu talak menggunakan kata-kata sindiran atau

samar-samar, seperti “Éngkau telah jauh dari diriku” dsb. Ucapan-

ucapan tersebut megndung kemungkinan cerai dan kemungkinan lain.

Artinya jika suami dengan kata-kata tersebut bermaksud menjatuhkan

talak maka jatuh talak. Sedangkan jika suami dengan kata-kata

tersebut tidak bermaksud talak tidak dinyatakan jatuh. (Daradjat,

1995: 175)

Page 56: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

41

Ditinjau dari segi ada atau tidaknya kemungkinan bekas suami

merujuk kembali bekas istri, maka talak dibagi dua macam:

a. Talak Raj‟i, yaitu talak yang masih memungkinkan suami rujuk

dengan bekas istrinya tanpa akad nikah baru. Talak pertama dan

kedua yang dijatuhkan kepada istri yang pernah digauli dan bukan

karena permintaan istriyang disertai dengan uang tebusan (iwad),

selama masih dalam masa idah. (Basyir, 2010: 80)

Talak Raj‟i hanya terjadi pada talak pertama dan kedua saja,

berdasarkan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 229:

229. Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh

rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan

cara yang baik. (Q.S Al Baqarah: 229)

Ayat ini memberi makna bahwa talak yang disyarī‟atkan Allah

ialah talak yang dijatuhkan satu demi satu tidak sekaligus dan suami

boleh memelihara kembali bekas istrinya setelah talak pertama

maupun kedua dengan cara yang baik. (Departemen Agama, 1985:

231)

b. Talak Bāˊin, yaitu talak yang tidak memberi hak merujuk bagi bekas

suami kepada bekas istrinya kecuali dengan akad baru lengkap

dengan syrat dan rukunnya.(Basyir, 2010: 80) Talak Bāˊin ada dua

macam, yaitu Talak Bāˊin Ṣughra dan Talak Bāˊin Kubra.

Page 57: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

42

Talak Bāˊin Ṣughra ialah talak yang menghilangkan pemilikan

bekas suami terhadap istri tetapi tidak menghilangkan kehalalan

untuk kawin kembali kepada bekas istri, baik istri dalam masa iddah

maupun sesudah berakhir masa iddahnya. Sedangkan Talak Bāˊin

Kubra ialah talak yang menghilangkan pemilikan serta

menghilangkan kehalalan bekas suami untuk kawin kembali dengan

bekas istrinya, kecuali setelah bekas istri itu telah menikah lagi

dengan laki-laki lain dan juga telah digauli kemudian baru bercerai.

(Daradjat, 1995: 177) Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat

al-Baqarah ayat 230:

230. Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak

yang kedua), Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga

Dia kawin dengan suami yang lain. (Q.S Al baqarah: 230)

Ditinjau dari segi cara suami menyampaikan talak, ada beberapa

macam sebagai berikut:

a. Talak dengan ucapan, yaitu talak yang disampaikan oleh suami

dengan ucapan dan istri mendengar secara langsung ucapan suaminya

itu.

b. Talak dengan tulisan, yaitu diampaikan secara tertulis kepada istrinya

dan istrinya membaca serta memahaminya.

c. Talak dengan isyarat, yaitu dilakukan dalam bentuk isyarat oleh

suami yang tuna wicara (bisu). Sebagian Fuqaha mensyaratkan

Page 58: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

43

sahnya talak dengan isyarat bagi orang bisu itu adalah buta huruf. Jika

mengenal dan dapat menulis, maka tidak cukup dengan isyarat

kecuali tidak dapat menulis.

d. Talak dengan Utusan, yaitu disampaikan melalui perantara orang lain

sebagai utusan kepada istrinya yang tidak berada di hadapan suami.

Dalam hal ini utusan sebagai wakil suami untuk menjatuhkan talak

suami dan melaksanakan talak itu. (Daradjat, 1995: 177-178)

C. Nikah dengan Niat Talak dan Pendapat Ulama’

1. Arti Nikah dengan Niat Talak

Nikah menurut islam adalah nikah yang sesuai dengan ketentuan

yang ditetapkan oleh Allah SWT kepada kita, lengkap dengan rukun dan

syaratnya, tidak ada penghalang yang menghalangi keabsahannya, tiada

unsur penipuan dari kedua belah pihak baik suami maupun istri atau salah

satu dari keduanya, serta niat kedua mempelai sejalan dengan tuntunan

syari‟at islam. (Sholeh, 2004: 7)

Sementara nikah yang tidak disukai oleh Allah SWT adalah nikah

yang tidak sempurna salah satu dari rukun dan syaratnya, ada salah satu

penghalang, ada unsur penipuan, salah satu dari kedua mempelai atau

keduanya tidak menginginkan tujuan pernikahan dalam islam. Nikah

semacam ini tidak sesuai dengan syari‟at islam.

Nikah dengan niat talak ialah pria menikahi wanita dan di dalam

hatinya (niat) akan menceraikan wanita tersebut setelah selesai masa

study atau domisili atau kebutuhannya telah terpenuhi/ selesai. Imam

Page 59: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

44

Malik berkata “Kadangkala seorang pria menikahi wanita dengan niat

tidak ingin memilikinya, ternyata kemudian ia ingin memilikinya sepenuh

hati karena cocok. Dan kadangkala seorang pria menikahi wanita dan

ingin memilikinya sepanjang masa, kemudian karena tidak cocok lalu ia

pun menceraikannya”. (Sholeh, 2004: 22-23)

Nikah dengan niat talak berbeda dengan nikah mut‟ah. perbedaan

diantara keduanya adalah nikah dengan niat talak melakukan akad nikah

sesuai dengan ketentuan yang disyari‟atkan oleh agama tanpa

mengucapkan penentuan batasan waktu saat melakukan akad, sedangkan

nikah mut‟ah menentukan batasan waktu pada saat akad berlangsung.

Karena itu nabi melarang nikah mut‟ah sebagaimana dijelaskan dalam

hadits:

ث نا سفيان عن الزىري عن عبد اللاو والحسن ث نا ابن أبي عمر حدا حداد بن علي عن أبيهما عن علي بن أبي طالب أنا النابيا اب ني محما

عة النساء وعن لحوم الحمر صلاى اللاو عليو وسلام ن هى عن مت الىلياة زمن خيب ر

1121. Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan

memberitahukan kepada kami dari Zuhri, dari Abdullah dan Hasan

-keduanya anak Muhammad bin Ali- dari ayahnya, dari Ali bin

Abu Thalib: Ketika perang Khaibar Rasulullah SAW melarang

menikahi perempuan-perempuan dalam waktu sementara (nikah

mut'ah) dan melarang (memakan) daging-daging Khimar

kampung. Shahih: Ibnu Majah (1961) dan Muttafaq 'alaih

2. Pendapat Ulama’ Tentang Nikah dengan Niat Talak

Page 60: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

45

Para ahli fiqh sependapat, bila seseorang menikah dengan

perempuan tanpa menyebutkan batas waktu tertentu, tetapi di dalam

hatinya ada niat akan mentalaknya beberapa saat kemudian, atau beberapa

saat setelah urusan di negeri itu selesai, maka akad nikahnya sah. Tetapi

Imam Auza‟I berbeda dengan pendapat ini, beliau menganggap hal

tersebut sebagai nikah mut‟ah (Sabiq, 2000: 69). Sedangkan Imam nawawi

dalam kitabnya yang berjudul Syarah Shohih Muslim jus 9/181 juga

mengemukakan pendapatnya tentang pernikahan dengan niat talak adalah

sebagai berikut:

ها أبدا ، وبو الخلف ول يصير المسألة ب عد ذلك مجمعا علي ني ، قال القاضي : وأجمعوا على أنا قال القاضي أبو بكر الباقلا

ة ن واىا من نكح نكاحا مطلقا ونيا تو ألا يمكث معها إلا مداعة عة ، وإناما نكاح المت فنكاحو صحيح حلل ، وليس نكاح مت رط المذكور ، ولكن قال مالك : ليس ىذا من ما وقع بالشا

عة ، ول خير أخلق النااس ، وشذا الوزاعي ف قال : ىو نكاح مت . فيو . واللاو أعلم

” Berkata Al Qadhi:” Mereka sepakat bahwa seseorang yang

menikah dengan akad nikah mutlak (akad yang memenuhi rukun dan

syaratnya), tetapi di dalam hatinya ada niat untuk tidak bersama istrinya

kecuali dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan niatnya, maka nikah

tersebut sah, dan bukan termasuk nikah mut‟ah. dan sesungguhnya nikah

mut‟ah adalah nikah yang dilakukan dengan menggunakan syarat yang

Page 61: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

46

disebutkan dan tetapi imam Maliki mengatakan bahwa nikah mut‟ah

bukanlah akhlak manusia Imam auza'iy menghukumi nikah mutah adalah

syadz, maka beliau berkata nikah mut‟ah tidak ada kebaikan di dalamnya

dan tuhan yang tahu.”

Selain itu, Berkata imam Al Zulqani dari madzhab maliki di dalam

syarh al muwatho‟: “ Dan mereka sepakat bahwasannya siapa yang

menikah secara mutlak, sedangkan ia berniat untuk tidak bersamanya

(istrinya) kecuali sebatas waktu yang diniatkan, maka hal itu diperbolehkan

dan bukan merupakan nikah mut‟ah.” ( http://www.ahmadzain.com, akses

23 Desember 2009 )

Alasan dari kedua pendapat tersebut adalah perkawinan tersebut

telah memenuhi syarat dan rukun nikah. Masalah hati semua diserahkan

kepada Allah SWT, selama ini tidak pernah ada yang menyebutkan niat itu

ada dalam syarat dan rukun nikah maupun dalam akad nikah.

Ibnu Taimiyyah juga menjelaskan tentang kebolehan nikah dengan

niat talak berdasarkan hadits:

صسثسر د قضجدر، ع ثز، ع ع ذز، أخذشج أد عج قض فذ

شر ش أد ف،ع ه الل طي الل عي سي: أ قجه، قجه سس

، زث و د صع أ د صني جى ج فس أ عش د ج فذ ض ص الل ل صؾج

ؽو ثىش : أ و ثىعي ذ أ و عي زث ع ثىع . ـ طق ظ فس فذ

إرث فذط د تج فض ضني ش ن .فس دج ثىطلق، ى

1183. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abu Awanah

memberitahukan kepada kami dari Qatadah, dari Zurarah bin Abu

Aufa, dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW

bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala memaafkan umatku dari

Page 62: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

47

apa yang dikatakan di dalam hatinya, selagi belum diucapkan

atau dikerjakannya. "(H.R Tirmidzi) Shahih: Ibnu Majah (2040)

dan Muttafaq 'alaih. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

Sebagian ulama berpendapat, jika seorang lelaki mengatakan cerai

di dalam hatinya, maka cerai itu tidak akan jatuh selagi tidak

diucapkan (secara iisan).

Ini adalah pendapat madzhab Jumhur ulama seperti Abu Hanifah,

Syafi‟i dan Ahmad. Dan salah satu dari dua pendapat Imam Malik. Tidak

mesti apabila syarat pembatasan waktu dalam nikah itu membatalkan

nikah, berarti secara otomatis niat mentalak istrinya setelah akad tidak

membatalakan nikah juga. Karena niat yang bisa membatalkan itu adalah

manakala niat itu bertentangan dengan maksud akad, sementara talak

yang terjadi setelah beberapa saat akad berlangsung adalah suatu hal yang

boleh, tidak bertentangan dengan maksud akad hingga talak itu

diucapkan.

Adapun nikah dengan niat talak, hak kepemilikannya tetap mutlak.

Barang kali niatnya berubah lalu dia ingin memiliki selama-lamanya. Itu

sah-sah saja, sama halnya dengan seseorang yang menikah dengan niat

hidup langgeng, kemudian dia menceraikan istrinya, itu juga boleh.

Meskipun diawalnya dia berniat apabila wanita itu menyenangkan, maka

pernikahannya akan dia pertahankan, namun apabila tidak menyenangkan

maka pernikahannya cukup sampai di sini. Hal itu pun boleh-boleh saja,

namun dengan syarat tidak disyaratkan saat akad berlangsung. Kalaupun

disyaratkan saat akad nikah berlangsung, dia akan hidup bersamanya

dengan baik atau dia ceraikan pula dengan baik, ini adalah akad yang

sesuai dengan syarī‟at Islam, dan itu syarat yang benar menurut jumhur

Page 63: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

48

ulama. Seperti syarat yang diberikan oleh Nabi dalam akad jual-beli. Jual

beli tidak ada aib, tidak ada dengki dan tidak ada penyembunyian

(transparan), Inilah akad yang benar. Husein bin Ali adalah orang yang

sering menceraikan istrinya. Barangkali, mayoritas wanita yang

dinikahinya, sudah ada di dalam niatnya akan diceraikan setelah beberapa

waktu, namun tidak seorang pun yang mengatakan itu nikah mut‟ah.

(Sholeh, 2004: 29)

Orang yang menikah dengan niat talak juga tidak meniatkan talak

sampai waktu yang ditentukan, tetapi sampai kebutuhannya kepada

wanita itu selesai dan keperluannya di negeri yang disinggahinya

berakhir. Kalaupun dia telah berniat hingga waktu tertentu, bisa jadi

niatnya itu berubah, maka tidak ada hal yang menuntut ditentukannya

masa pernikahan dan dia menjadikannya seperti sewa-menyewa yang

telah ditentukan batas waktunya. Dan tekadnya untuk menceraikan istri

yang masih tersimpan di dalam hati saat akad berlangsung, tidaklah

membatalkan nikah dan tidak pula makruh kedudukannya bersama wanita

itu, meskipun dia telah berniat mentalaknya. Sepanjang pengetahuan

kami, tidak ada perdebatan dalam masalah ini.

Meskipun ada perbedaan pandangan mengenai yang datang

kemudian tentang pembatasan masa nikah seperti penentuan yang

dilakukan antara keduanya. Dalam masalah ini, ada dua pendapat yang

keduanya itu diriwayatkan dari Imam Ahmad:

Page 64: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

49

1. Keduanya harus dipisahkan agar tidak terjadi pembatasan masa

pernikahan. Ini juga pendapat Imam Malik.

2. Tidak mesti dipisahkan. Alasannya, karena pembatasan ini datang

setelah saat pernikahan berlangsung. Upaya untuk hidup bersama

selama-lamanya akan lebih berkesan dibanding bila diniatkan sejak

semula. (Sholeh, 2004: 30)

Nikah dengan niat talak ini tidak lepas dari dua perkara, yang

pertama bisa jadi seseorang menikah itu dengan mensyaratkan akan

menikahinya selama satu bulan, satu tahun atau sampai studinya selesai

maka ini dianggap nikah mut‟ah dan hukumnya haram. Dan bisa jadi ia

berniat melakukan hal itu tanpa mensyaratkannya. Maka pendapat yang

masyhur dari mazhab Hanbali bahwa hukumnya adalah haram dan akad

nikahnya rusak (tidak sah), karena mereka berkata: sesungguhnya yang

diniatkan sama seperti yang disyaratkan. (Aziz, 2010: IslamHouse.com)

Berdasarkan hadits:

ش ع جه س ق الل ع ض جح س ط خ ثى شد ض ع ف ف د أ ؤ ش ثى أ ع

ي ي الل ع الل ط ه س س س جى جه د ع ج ثل ه: إ ق ي ن ج ى إ جس ا ج ش و ث

... )سث (ثىذخجس سي

“Sesungguhnya semua amal itu disertai niat dan sesungguhnya

bagi setiap orang adalah apa yang dia niatkan”. (HR. Bukhari Muslim).

Pernikahan adalah sebuah hal yang diperintahkan oleh agama.

Karena itu, harus sesuai dengan ketentuan yang disyari‟atkan oleh agama.

Segala macam peraturan tentang pernikahan telah ditetapkan. Tetapi

Page 65: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

50

dengan adanya nikah dengan niat talak pengertian dari pernikahan yaitu

untuk mewujudkan kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa

ketentraman serta kasih sayang dengan cara yang diridhoi Allah SWT

tidak akan terwujud.

Syaikh Rasyid Ridha mengatakan dalam komentarnya pada tafsir

Al manar, bahwa ulama‟ salaf dan khalaf yang sangat keras melarang,

sekalipun para ahli fiqh berpendapat bahwa akad nikah semacam ini

hukumnya sah, sekalipun dalam hati berniat nikah sementara tetapi ketika

mengucapkan ijab qobul tidak dinyatakannya. Namun dengan

menyembunyikan niatan hatinya seperti ini adalah merupakan perbuatan

menipu dan mengelabuhi pihak perempuan yang sepatutnya dianggap

lebih batal dari pada suatu akad nikah yang dengan terang terangan

disebutkan niat sementaranya yang secara bersama-sama disetujui oleh

pihak laki-laki, perempuan dan walinya. Karena hal itu tidak

menimbulkan suatu kerugian, kecuali timbulnya sikap mengabaikan

terhadap suatu hubungan yang sangat mulia yang merupakan hubungan

kemanusian yang paling besar dan mengakibatkan permainan syahwat

bagi yang suka kawin cerai, serta mengakibatkan timbulnya berbagai

kemungkinan negatif.

Sekalipun nikah di atas tidak dengan tegas menyebutkan adanya

sifat sementara, namun ia telah mengandung sifat penipuan dan

kebohongan yang mengakibatkan berbagai kerugian lain, seperti rasa

permusuhan, kebencian dan hilangnya rasa percaya, sekalipun kepada

Page 66: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

51

laki-laki yang dengan sungguh-sungguh bermaksud untuk menikahinya

dengan baik-baik. Dimana rasa saling percaya ini merupakan benteng

bagi suami istri dan merupakan dasar keikhlasan serta tolong menolong

dalam membangun rumah tangga yang baik dikalangan masyarakat.

(Sabiq, 2000: 69-70)

Imam Auza‟I dalam kitabnya yang berjudul Al-Muharrar Fil Fiqhi

„Ala MazhabilImam Ahmad berpendapat “Jika sang suami meniatkan itu

(talak) sama halnya dengan ia mensyaratkannya”. Di dalam kitab

Muntahal Iradat, ia berkata:”nikah mut‟ah ialah nikah yang memiliki

batas waktu tertentu atau disyaratkan talak pada suatu saat nanti atau

diniatkan di dalam hati atau seorang perantau yang menikah dengan niat

talak saat ia akan pergi lagi”.

Dikutip oleh Abu Daud “ Nikah dengan niat talak sama persis

dengan nikah mut‟ah. Tidak akan menjadi nikah mut‟ah sehingga ia

menikahi istrinya dan menjadikannya sebagai istri selama istrinya itu

masih hidup”. (Sholeh, 2004: 37)

Diantara ulama‟ yang menganggap makruh ialah Imam Malik dan

Imam Ahmad, dalam suatu waktu, Ibnu Taimiyyah juga mengatakan

makruh sebagaimana yang terdapat dalam kitabnya Al Fatawa Al Kubro

Al Misriyyah “ Dan jika seseorang meniatkan dengan pasti untuk

menceraikan isrtinya ketika berakhir masa safarnya, maka hukumnya

makruh. Adapun masalah sah atau tidaknya nikah ini, ada perbedaan

pendapat”. Dan adapun seorang suami meniatkan batas waktu dan tidak

menyatakan pada istrinya, dalam hal ini pun, ada perbedaan pendapat, abu

Page 67: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

52

hanifah dan syafi‟I memberikan keringanan sedangkan Imam Malik dan

Imam Ahmad serta yang lain mengganggapnya makruh.

Para ulama‟ berbeda pendapat dalam masalah nikah dengan niat

talak. Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa nikah ini boleh alias

sah. Berikut pendapat mereka:

1. Madzhab Hanafi

Ulama madzhab ini berkata: “Seandainya seorang laki-laki

menikahi seorang wanita dan dalam niatnya, dia hidup bersama hanya

dalam beberapa waktu tertentu, maka nikahnya tetap sah karena

pembatasan waktu yang dilarang itu hanyalah dengan diucapkan”.

2. Madzhab Malik

Dalam kitab Al Muntaqa Syahru muwaththa‟ malik al baji

berkata: “ Dan orang yang menikahi wanita tetapi bukan untuk

memiliki selamanya, melainkan hanya untuk bersenang-senang

dengannya dalam beberapa waktu, setelah itu diceraikan, hal itu boleh

saja tapi kurang baik dan bukan termasuk akhlak manusia layaknya.

Imam Malik berkata: “Kadangkala seorang pria menikahi wanita

dengan niat tidak ingin memilikinya, ternyata dia senang dengan

pelayanan wanita itu lau dia ingin memilikinya sepenuh hati. Dan

kadangkala seorang laki-laki menikahi wanita dan dia ingin

memilikinya sepenuhnya sepanjang masa, kemudian dia merasa tidak

ada kecocokan/ keserasian antara keduanya lalu dia pun

menceraikannya. Maksud ungkapan itu ialah hal ini tidak menafikan

Page 68: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

53

nikah karena bersatu atau berpisah adalah otoritas seorang pria, yang

menafikan nikah itu hanyalah pembatasan waktu (tauqit).(Sholeh,

2004: 22-23)

3. Madzhab Syafi‟i

Ibnu Taimiyyah menyatakan dalam kitab al-Fatāwā al-Kubrā

sesungguhnya Abu Hanifah dan syafi‟i memberikan keringanan pada

pernikahan ini. Pengarang kitab Nihāyatul Muntaj berkata: “Tidak

sah nikah yang berjangka waktu tertentu ataupun tidak tertentu

dengan alasan adanya pelarangan nikah mut‟ah. Pada mulanya nikah

mut‟ah itu boleh sebagai rukhshoh (keringanan), kemudian dilarang

oleh Rasulullah Saw.” (Sholeh, 2004: 25)

4. Madzhab Hanbali

Di antara orang yang membolehkan nikah semacam ini adalah

Ibnu Qudamah al-Maqdisiy dalam kitabnya al-Mughni: “jika seorang

laki-laki menikahi wanita tanpa syarat apapun, namun dalam hatinya

ada niat yang terkandung bahwa dia akan menceraikannya sebulan

mendatang atau setelah keperluan/ tugasnya selesai di negeri itu,

maka nikahnya sah menurut mayoritas ulama (jumhur) kecuali al-

Auzā‟ī. Sementara al-Auzā‟ī berpendapat itu sama dengan nikah

mut‟ah. Yang paling benar nikah itu tidaklah sah, nikahnya tidak

rusak akibat niatnya itu. Seorang suami mesti berniat saat akad untuk

tetap mempertahankan istrinya. Boleh saja, jika dia merasa serasi

Page 69: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

54

dengannya, dia akan mempertahankannya, jika tidak dia boleh

menceraikannya.

As Syarif berkata: “ Diceritakan dari Imam Ahmad, jika seorang

pria melaksanakan akad nikah sedang hatinya ada niat untuk tahlil atau

niat untuk talak dalam masa waktu tertentu, maka nikahnya tidak sah.

(Sholeh, 2004: 26-27)

Nikah dengan niat talak tidak sesuai dengan syari‟at islam karena

itu hukumnya haram dan batil. Apabila niat pelakunya diketahui, maka

keduanya wajib dipisahkan, jika pelakunya mengetaahui hukum nikah

tersebut, maka ia wajib dita‟zir. Apabila tidak ada seorang pun yang tahu

niat yang terkandung dalam hatinya, maka nikahnya sah secara lahir dan

batil secara batin. (Sholeh, 2004: 40)

Page 70: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

55

BAB III

PAPARAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang

1. Letak Geografis Desa Wonoyoso

Desa wonoyoso terletak di Kecamatan Pringapus dan merupakan salah

satu desa yang dekat dengan kawasan industri. Meskipun begitu letaknya

jauh dari perkotaan. Desa Wonoyoso merupakan desa yang tergolong luas

yang terbagi menjadi 7 Dusun yakni: Dusun Dawung, Dusun Joho, Dusun

Larangan, Dusun krajan, Dusun Rejosari, Dusun kawah, Dusun Sambeng.

Terletak dikawasan pabrik, itulah penyebab jalan lintasan menuju

Desa Wonoyoso rusak karena sering dilewati truk-truk besar. Selain itu,

udara di Desa Wonoyoso pun panas karena banyak sekali lahan resapan,

Page 71: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

56

pohon-pohon yang ditebang karena digunakan sebagai pabrik.

Masyarakatnya pun kebanyakan berkerja sebagai buruh pabrik. Katika pagi

datang mereka sudah bersiap untuk bekerja dan ketika malam mereka baru

pulang bekerja. Mengenai rasa sosial, masyarakat di Desa Wonoyoso sama

seperti halnya masyarakat pada umumnya, kegotong royongan di Desa ini

masih terjaga dengan baik.

2. Stuktur Organisasi Desa Wonoyoso

Struktur organisasi dan tata kerja Desa Wonoyoso Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:

KEPALA DESA

SUTIMIN

SEKERTARIS DESA

SUGIYANTO

KEPALA SEKSI KEUANGAN

MARYADI

KEPALA SEKSI UMUM

DARSONO

KEPALA URUSAN

PEMBANGUNAN

ST. SUROTO

KEPALA URUSAN

KEMASYARAKATAN

RUTAMI

KEPALA URUSAN

PEMERINTAH

A. ZAMASRI

Page 72: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

57

Sumber: bagan struktur organisasi kantor Kepala Desa Wonoyoso

3. Jumlah Penduduk Desa Wonoyoso

Jumlah penduduk Desa Wonoyoso 6208 jiwa dengan jumlah laki-laki

3028 jiwa dan perempuan 3180 jiwa. Agar lebih jelas dan rinci

diklasifikasikan jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin

dengan table berikut:

Table 1

Penduduk Desa Wonoyoso berdasarkan Usia dan jenis kelamin

NO KELOMPOK UMUR

(Tahun)

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. 0 > 1 70 62 132

2. 1 > 5 221 225 446

3. 6 > 10 245 236 481

4. 11 > 15 228 240 468

5. 16 > 20 280 298 578

6. 21 > 25 295 315 610

KADUS SAMBENG

AGUS NUGROHO

KADUS KAWAH

SUTRASNO

KADUS REJOSARI

SAEFUDIN

KADUS KRAJAN

NGATIYARNO

KADUS LARANGAN

LASISNO

KADUS JOHO

M. AROFIQ

KADUS DAWUNG

SUJITO

Page 73: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

58

7. 26 > 30 305 326 631

8. 31 > 40 521 583 1104

9. 41 > 50 342 361 703

10. 51 > 60 281 283 564

11. 60 Keatas 240 251 491

JUMLAH 3028 3180 6208

Sumber: Data monografi kependudukan Desa Wonoyoso Oktober 2014

a. Keadaan Desa Wonoyoso berdasarkan mata pencaharian

Sesuai dengan letak Desa Wonoyoso yang berada jauh dari

perkotaan dan lebih dekat dengan kawasan industri. Maka sebagian

besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh

pabrik. Perkerjaan tersebut menjadi satu-satunya sumber mata

pencaharian kebanyakan orang dari Desa Wonoyoso. Adapun jumlah

penduduk berdasarkan mata percaharian mereka dapat dilihat pada

table di bawah ini:

Table 2

Penduduk berdasarkan mata pencaharian

NO Jenis Mata

Pencaharian

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. TNI 8 - 8

2. POLRI 7 1 8

3. PNS 29 11 30

4. Pegawai Swasta 117 129 246

Page 74: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

59

5. Pensiunan 16 10 26

6. Pengusaha 53 1 54

7. Buruh Bangunan 190 - 190

8. Buruh Industri 224 711 955

9. Buruh tani 487 383 870

10. Peternak 107 21 128

11. Petani 651 89 740

12. Lain-Lain 204 152 359

JUMLAH 2093 1508 3601

Sumber: Data monografi kependudukan Desa Wonoyoso

Oktober 2014

b. Keadaan penduduk Desa Wonoyoso berdasarkan keagamaan

Berdasaarkan pengamatan awal, tampak masyarakat Desa

wonoyoso termasuk masyarakat yang mayoritasa beragama Islam. Hal

ini terlihat dari masyarakat yang menganut agama Islam memiliki

jumlah terbanyak. Lebih jelasnya dapat dilihat dari table di bawah ini:

Table 3

Keadaan penduduk Desa Wonoyoso berdasarkan keagamaan

No. Kelompok Agama Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Islam 2989 3061 6050

2. Kristen 55 2 57

3. Katolik 11 18 29

Sumber: Data monografi kependudukan Desa

Wonoyoso Oktober 2014

Meskipun kebanyakan memeluk agama islam tetapi dalam hal

agama masih kurang. Banyak sekali anak-anak yang usia sekolah yang

Page 75: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

60

menikah kemudian menjadi buruh pabrik. Banyak orang tua yang

menganggap itu hal yang sepele karena dibenak mereka hanya

bagaimana mencari nafkah.

Selain itu remaja-remaja masjid yang seharusnya menjadi penerus,

meramaikan masjid tetapi lebih senang nongkrong dari pada harus

berada di masjid. Sehingga masjid-masjid banyak diisi oleh orang-

orang yang sudah tua.

c. Keadaan penduduk Desa Wonoyoso berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Wonoyoso rata-rata memiliki

tingkat pendidikan rendah. Karena banyak sekali orang tua yang

beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting. Apalagi untuk anak

perempuan, karena kodrat orang perempuan adalah menjadi ibu rumah

tangga. Hal ini terlihat dari table berikut:

Tabel 4

Keadaan penduduk desa Wonoyoso berdasarkan pendidikan

No. Jenis Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Tidak Sekolah 96 84 180

2. TK/Play group 123 114 237

3. Belum Tamat SD 328 322 650

4. Tidak tamat SD 423 448 871

5. Tamat SD 890 793 1683

Page 76: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

61

6. Tamat SLTP 471 382 853

7. Tamat SLTA 229 217 446

8. Tamat Akademik/Diploma 16 22 38

9. Sarjana keatas 25 19 44

JUMLAH 2601 2401 5002

Sumber: Data monografi kependudukan Desa Wonoyoso

Oktober 2014

B. Pernikahan dengan niat talak di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang.

Subyek adalah dua pasangan pelaku pernikahan dengan niat talak di

Desa Wonoyoso, tepatnya di Dusun Rejosari. Nama dari seluruh subyek baik

pelaku maupun informan dalam penelitian ini disamarkan untuk melindungi

hak masing-masing subyek dan informan. Keterangan masing-masing pihak

akan peneliti paparkan sebagai berikut:

1. Pasangan Anto dan Riya (Nama Samaran)

Pasangan ini menikah sejak tahun 2012, dan kini anaknya telah

berusia 3 tahun. Kehidupan sehari-hari Riya adalah pengangguran. Dulu

dia pernah sekolah tetapi hanya sampai sekolah dasar itu pun tidak sampai

lulus. Menurut keterangan tetangga, Riya itu menderita keterbelakangan

mental. Sehari-hari kegiatan dia di rumah hanya membantu orang tuanya

membersihkan rumah dan lainnya. Dia juga dikenal sebagai orang yang

Page 77: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

62

pendiam. Dia jarang sekali berkunjung kerumah tetangganya, jika ditanya

pun jarang menjawab.

Tetapi Riya dikenal para tetangga seorang yang rajin ke mushola.

Terkadang sebelum sholat dimulai biasanya imam mushola yang bernama

pak Hari sering memintanya untuk memijit setelah itu diberi upah.

Sampai suatu hari, Riya sering datang ke mushola sebelum sholat subuh.

Mula-mula tetangganya biasa saja karena memang dia terkenal rajin ke

mushola. Sampai suatu hari terdebar berita bahwa dia telah hamil.

Berita tersebut mulai terungkap kebenarannya saat Riya datang

kepada pak RT setempat dan mengadu bahwa dia hamil. Menurut

keterangan adik ipar pak Hari, bu Siti saat diwawancarai oleh peneliti:

“ waktu itu dia datang kerumah pak Rt mbak, kemudian

bilang kalau hamil. usia kandungan sudah 4 bulan. Kebetulan pak

RTnya itu bapak saya, saya ya kaget sekali mendengarnya. Trus

Riya itu di tanya sama pak RT: “La kok iso? Karo sopo? “karo

pak guru, Jawabe ngunu”. Pak guru itu seng biasa ngimami

mushola mbak, dia juga guru di SD. Dan dia itu kakak ipar saya

sendiri. Bar ngunu pak Rt manggil pak Hari kerumah, disidang

karo pak Kadus dan perangkat lainnya. Pak hari ditanya, “opo

bener pak Riya hamil kaleh jenengan?”. Pak Hari jawab, geh

pak”.

Berita tersebut sangat cepat tersebar keseluruh Dusun. Karena

menghindari berbagai macam omongan warga yang semakin memanas.

Akhirnya dengan keputusan bersama antara pihak keluarga dari Riya dan

pak Hari, maka pak Hari bersedia mencarikan orang yang mau menikahi

Riya. Selain itu, pak Hari bersedia untuk menanggung ganti rugi dan

semua biaya pernikahan Riya. Ada seorang yang mau menikahi Riya

tetapi dengan imbalan satu buah motor, dia bernama Anto yang sehari-

Page 78: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

63

harinya bekerja serabutan, dia tinggal sendiri di rumah karena ibunya

pergi entah kemana dan bapaknya telah meninggal.

Dari keterangan Anto dia sudah tahu kalau sebelum menikah Riya

telah hamil dengan pak Hari. Waktu itu, Anto diminta oleh pak Dahlan

sahabat pak Hari untuk menikah dengan Riya. Anto berunding dengan

teman-temannya dan memutuskan untuk menerima permintaan pak

Dahlan tetapi dengan syarat dibelikan satu buah motor vega dan uang.

Dari Awal Anto telah meniatkan bahwa dia akan menikahi Riya sampai

anak yang dikandung Riya lahir. Setelah anak yang dikandung Riya lahir

Anto tidak mau lagi berurusan dengan Riya dan keluarganya, dia

beranggapan bahwa pernikahannya pun telah selesai meskipun tanpa

diselasaikan di Pengadilan. Dari keterangan Anto saat ditanya oleh

peneliti apa motivasinya mau menikahi Riya Anto menjawab:

“Ya kan aku ora arep nikahi sak lawase mbak, Cuma

sampek anake lahir bar ngunu wes tak tinggal. Mboten ajeng

dangu-dangu urusan kalih Riyal an keluargane. Ya motor kui kan

minongko opahku wes gelem nikahi, kui ya ra tak enggo dewe

mbak motore. Motor kui kulo dol trus artone kulo bagi kalean

koncoku mbak”

Pernikahan tersebut dilangsungkan di KUA kecamatan pringapus,

dengan dihadiri orang tua dan dua orang saksi yang salah satunya adalah

ketua RT setempat. Sedangkan dari pihak Anto juga hanya ditemani oleh

dua orang saksi yaitu tetangga dari Anto. Saat RT setempat ditanya oleh

peneliti apakah ketua KUA tersebut tahu kalau Riya telah hamil dan yang

menikahinya bukan orang yang menghamiliya, ternyata ketua KUA

tersebut tidak mengetahuinya. Berikut keterangan dari ketua RT setempat:

Page 79: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

64

“mboten mbak. Nek ngertos mesti mboten purun nikahke. Ya

sengojo mboten dikandani mbak, menawi si Riya pun hamil trus seng

nikahi mboten seng hamili”.

Hal itu dibenarkan oleh ketua KUA kecamatan Pringapus, berikut

keterangan beliau:

“Iya. Pernikahan tersebut memang berlangsung di sini.

Tetapi tidak ada pemberitahuan kalau si Riya sebenarnya telah

hamil. mungkin sudah dikondisikan terlebih dahulu disana. Kalau

mungkin mereka mau mengolah sedemikian rupa itu monggo.

Yang pasti saya mengikuti pengakuan mereka. Untuk selanjutnya

itu menjadi tanggung jawab dari mereka”.

Setelah pernikahan antara keduanya berlangsung, Anto tidak

dibelikan motor vega melainkan motor Jupiter. Karena hal tersebut,

sehingga menuai konflik antara Anto, pak Hari dan keluarga Riya. Hal

tersebut semakin memperkuat niat Anto untuk secepatnya meninggalkan

Riya. Setelah anak yang dikandung Riya lahir, Anto benar-benar

melakukan niatnya untuk meninggalkan Riya. Dia pun pergi dari rumah

Riya dan pulang ke rumahnya sendiri di Desa Klepu dan semenjak saat

itu Anto tidak lagi berhubungan dengan Riya dan keluarganya. Ketika

ditanya kenapa tidak diselesaikan di Pengadilan, Anto menjawab:

“Kulo pun luweh mbak. Pun mboten ajeng ngurusi maleh mbak,

seng penting Riya wes dudu bojoku saiki. ”.

Sampai sekarang tidak ada kelanjutan dan kepastian tentang

pernikahan keduanya. Yang pasti Anto saat ini sudah tidak menggangap

Riya sebagai Istrinya dan tidak mau lagi berurusan dengan dia dan

keluarganya. Anto sudah tidak pernah lagi berkunjung ke rumah Riya,

Page 80: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

65

menurutnya ketika dia sudah keluar dari rumah Riya berarti pernikahan

mereka pun selesai.

2. Pasangan Ida dan Riyan

Pasangan ini menikah sejak tahun 2009 di KUA Kecamatan

Pringapus. Pernikahan tersebut dilaksanakan di rumah Ida di Desa

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Ida menikah

ketika berusia 30 Tahun. Sehari-hari dia bekerja sebagai buruh pabrik.

Pernikahan mereka hanya berjalan selama dua bulan saja. Selama

pernikahan mereka belum dikaruniai seorang anak.

Awal mula terjadi pernikahan mereka adalah saat Riyan

berkunjung ke rumah tetangga Ida yang bernama Sandi. Saat bersamaan

pula Ida berada di sana, Riyan merasa tertarik saat pertama kali melihat

Ida. Karena merasa tertarik Riyan memberi tahu Sandi kalau dia ingin

melamar Ida. Sandi menyampaikan hal tersebut kepada keluarga Ida.

Sebenarnya Ida kurang suka dengan Riyan tetapi, karena usia Ida yang

sudah tidak muda lagi. Akhirnya Ida pun menerima pinangan Riyan,

karena pertimbangan untuk menghilangkan pandangan orang tentang

dirinya yang sudah tua belum menikah seperti paparan Ida berikut:

“Ya sebenere aku ra seneng karo wong kui mbak la tapi aku

terpaksa. Ngoyak umur, umure selak tuo. Jane aku ya wegah wes ra sreg

kat awal la tapi trus ngoyak umur barang. Ben ora diomongke tonggo

barang. Kebeneran wonge yo ra genah”.

Setelah pernikahan, Ida bertempat tinggal di rumah Riyan di

Kecamatan Bergas. Dari mulai awal pernikahannya dengan Riyan, dia

mengaku tidak pernah sekali pun ada ketentraman dalam rumah

Page 81: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

66

tangganya. Setiap hari jika mereka bertemu selalu terjadi pertengkaran.

Hal yang kecil pasti berdampak pada pertengkaran yang besar, ditambah

lagi sikap Riyan yang tempra mental dan suka menghambur-hamburkan

uang Ida. Ketika terjadi pertengkaran Riyan kerap kali memukul Ida.

Selain itu, selama mereka menikah Riyan tidak pernah sekalipun memberi

nafkah kepada Ida. Ternyata sebenarnya Riyan menikah dengan Ida

hanya ingin memperoleh keuntungan dari Ida. Riyan hanya ingin uang Ida

saja, uang dari hasil pernikahan mereka berdua pun diminta oleh Riyan

dan dihabuiskan sendiri. Riyan sedang sangat membutuhkan uang, karena

dia terdesak hutang. setelah semua didapat ternyata Riyan sudah punya

rencana untuk menceraikan Ida. Pada saat diwawancarai Ida mengaku

pada peneliti:

“Selama nikah wae blas gak tahu ngekei duit koh mbak cek

sewu po limanguwu gak tau blas mbak. Malah kunu seng sering

jaluki duitku. Biyen pas entok sumbangan nikah wae duite dijaluk

kabeh mbak. Wonge ya kerja mbak. Tapi ya gak ngerti duite

digawe opo. Mesti entek mbak nek bali engko duitku gaji dijaluk

sampek awakku kuru banget pas nikah mbek Riyan mbak”.

Sampai akhirnya setelah dua bulan Ida menjalani rumah tangga

bersama Riyan. Terjadi perceraian diantara mereka berdua, hal tersebut

diawali saat Riyan baru pulang dan langsung meminta uang pada Ida,

tetapi Ida tidak mau memberi Riyan uang dan akhirnya terjadi

percekcokan antara mereka dan yang berujung kata cerai. Ida pun

memutuskan untuk pergi dari rumah Riyan dan kembali ke rumah orang

tuanya yang ada di desa Wonoyoso. keluarga Ida sempat kaget melihat

Page 82: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

67

Ida pulang kerumah dengan membawa semua pakaiannya. Saat ditanya

sang kakak menjawab:

“Ya kaget mbak koh bali gowo klambi akeh. Tapi sebelumnya

sudah ada tanda-tanda mbak, Ida sering pulang ke rumah dan menangis

kalo ditanya katanya tengkar sama suaminya, Itu tidak hanya sekali, dua

kali saja tapi sering mbak”.

Saat Riyan ditanya oleh peneliti tentang maksudnya menikah

dengan Ida dapat diperoleh keterangan bahwa sebenarnya dia juga tidak

benar-benar menyukai Ida. Dia hanya ingin menikah dengan Ida untuk

memperoleh keuntungan saja dari Ida dan keluarganya setelah itu dia

bermaksud untuk menceraikan Ida. Karena itu saat Ida pergi dari rumah

dia membiarkan saja dan tidak berkeinginan untuk memperbaiki rumah

tangganya lagi karena dia sudah merasa telah mendapatkan yang dia

inginkan. Dia juga tidak punya keinginan untuk mengurusnya

dipengadilan karena dia tidak mau keluar biaya untuk hal tersebut. Selain

itu, menurut pemaparan Riyan, dia pernah mengucapkan kata talak pada

Ida, saat Ida masih tinggal di rumah Riyan itu saja sudah cukup dan tidak

perlu harus susah-susah sampai pengadilan.

Setelah kepergian Ida dari rumah, Riyan sama sekali tidak pernah

lagi datang menemui Ida dan keluarganya meski hanya sekedar

Silaturrahim dan meminta maaf atas segala perlakuannya kepada Ida.

Setelah 4 bulan berjalan tidak ada kejelasan hubungan pernikahannya

dengan Riyan. akhirnya Ida memutuskan untuk bekerja di Luar Negeri

untuk menyambung hidupnya. Dia bekerja di Luar Negeri selama kurang

Page 83: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

68

lebih 3 tahun. Kemudian dia kembali ke Indonesia dan mengajukan

gugatan cerai kepada Riyan.

BAB IV

ANALISIS

A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Pernikahan dengan Niat talak

Pernikahan yang sesuai dengan agama Islam adalah suatu pernikahan

yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah SWT kepada kita,

lengkap dengan rukun dan syaratnya, tidak ada penghalang yang menghalangi

keabsahannya, tidak ada unsur penipuan dari kedua belah pihak baik suami

maupun istri atau pun salah satunya, serta niat kedua mempelai sesuai dengan

tuntunan syari‟at Islam. Semua pernikahan yang sesuai dengan ketentuan

Allah SWT sah lahir dan batin. Akan tetapi tidak semua pernikahan itu sah

lahir batin sesuai dengan syari‟at sebagaimana yang telah ditentukan oleh

Allah SWT. (Shaleh, 2004: 40)

Page 84: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

69

Sebenarnya banyak ulama yang memperbolehkan nikah dengan niat

talak seperti halnya yang dikemukan Para ahli fiqh, bila seseorang menikah

dengan perempuan tanpa menyebutkan batas waktu tertentu, tetapi di dalam

hatinya ada niat akan mentalaknya beberapa saat kemudian, atau beberapa

saat setelah urusan di negeri itu selesai, maka akad nikahnya sah.

Seperti halnya pernikahan dengan niat talak yang dilakukan oleh

pasangan nikah dengan niat talak di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang, akad nikah seperti hal nya pernikahan biasa. Dilakukan

di KUA kecamatan Pringapus tetapi mereka telah mempunyai niatan bahwa

pernikahan yang mereka lakukan tidak untuk selamanya, setelah masanya tiba

maka mereka akan menyudahi pernikahannya. Kalau dilihat dari

pernikahannya yang telah memenuhi syarat dan rukunnya maka pernikahan

tersebut menupakan pernikahan yang sah.

Banyak para ulama‟ berbeda pendapat dalam hal ini, antara yang

membolehkan secara mutlak, boleh tapi hukumnya makruh dan yang

mengatakan haram dan batil. Jika kita mengkaji hukum nikah dengan niat

talak ini berdasarkan syari‟at Islam, maka banyak sekali unsur pernikahan

yang tidak terpenuhi. Seperti halnya tujuan pernikahan dan prinsip-prinsip

pernikahan.

Pasangan Riya dan Anto ini menikah karena Riya terlebih dahulu

hamil. tetapi bukan dengan Anto laki-laki yang menikahinya, melainkan

dengan pemuka agama di Desa tersebut. Anto menikahi Riya hanya karena

imbalan yang akan di perolehnya. Setelah hadiah tersebut diterima dan Riya

Page 85: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

70

telah melahirkan anaknya, maka Anto telah berniat untuk meninggalkan Riya.

Niat tersebut telah direncanakanya sejak pernikahan tersebut belum

dilaksanakan. Setelah pernikahan mereka dilaksanakan dan anak yang

dikandung Riya telah lahir Anto benar-benar melaksanakan niatnya untuk

meninggalkan Riya.

Sedangkan pasangan Ida dan Riyan ini menikah dikarenakan Ida telah

berusia 30 tahun dan belum juga memiliki suami. Setelah ada seseorang yang

nama Riyan berniat menikahinya Ida pun bersedia. Setelah menikah ternyata

Riyan adalah orang yang tempra mental. Riyan menikahi Ida sebenarnya

hanya ingin mendapat keuntungan saja. Dia hanya ingin mendapatkan uang

yang sebanyak-banyaknya dari Ida dari hasil kerja Ida di pabrik. Setelah

semua didapatkan Riyan sudah berniat menceraikan Ida. Hal tersebut benar-

benar terjadi setelah dua bulan pernikahan mereka. Riyan mengucapkan talak

pada Ida. Kemudian, Ida pun kembali kerumah orang tuanya yang ada di Desa

Wonoyoso.

Dari pernyataan tersebut terbukti adanya praktek pernikahan dengan

niat talak sebagaimana dikemukakan oleh Sholeh bin Abdul Aziz Al manshur

dalam bukunya (2004: 22-23) Nikah dengan niat talak ialah pria menikahi

wanita dan di dalam hatinya (niat) akan menceraikan wanita tersebut setelah

selesai masa study atau domisili atau kebutuhannya telah terpenuhi/ selesai.

Niat talak tersebut dapat dilihat dari tujuan pernikahanya yang hanya

untuk sementara saja, untuk mendapatkan hadiah, untuk memperoleh

keuntungan dari pasangannya saja. Selain itu, juga dilihat dari perbuatan

Page 86: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

71

pelaku pernikahan dengan niat talak yang benar-benar melakukan apa yang

telah diniatkan sebelumnya untuk berpisah dengan pasangannya.

Jika kita merujuk dalam Al Qur‟an dan hadits, maka kita akan

menjumpai tujuan-tujuan yang agung, tinggi lagi mulia dalam pensyari‟atan

suatu pernikahan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan ketenangan

Maksudnya adalah ketentraman yang sempurna antara kedua

pasangan suami istri, ketentraman hati, ketentraman jiwa, kedamaian

anggota tubuh dan fikiran. Itulah yang dinamakan ketentraman yang

sempurna, dan semua itu tidak akan pernah ada tanpa hadirnya cinta dan

kasih antara suami dan istri. Sedangkan nikah dengan niat talak tidak

akan meimbulkan ketenangan bagi kedua pasangan. Tidak pula ada rasa

cinta dan kasih yang murni diantara keduanya.

2. Kekal abadi sepanjang hayat

Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa‟:19:

19. Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu

mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu

menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali

sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali

bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullah

dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai

mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak

menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan

yang banyak.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa pergaulan yang baik akan

menimbulkan cinta dan kasih sayang. Selain itu kata Asyiruhunna Bil

Ma‟ruf menunjukkan bahwa pernikahan itu dibangun atas dasar selama-

Page 87: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

72

lamanya. Seluruh manusia telah mengetahui bahwa yang diinginkan

pelaku dalam pernikahan aladah kelanggengan. Hal tersebut adalah fitrah

insani yang diberikan Allah SWT kepada menusia. Karena itu, pergaulan

yang dilakukan oleh pelaku nikah dengan niat talak bukanlah pergaulan

yang baik. Allah berfirman dalam surat An Nisa‟ tentang pernikahan itu

haruslah kekal:

35. dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara

keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki

dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang

hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah

memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menyuruh untuk

mencari hakam untuk menghilangkan persengketaan yang terjadi diantara

suami istri, menjernikan kekeruhan kehidupan keduanya agar tidak

menghilangkan kelanjutan dan kelanggengan rumah tangga keduanya,

serta mendorong mereka memeperbaiki dan membenahi niat keduanya.

Tidak dirahukan lagi bahwa hal penting dalam rumah tangga adalah untuk

kelanggengan kehidupan bahtera rumah tangga yang akan menimbulkan

kebahagian kedua belah pihak.

Sedangkan pelaku pernikahan dengan niat talak tidak

mengharapkan kekekalan hubungan rumah tangganya. Hal tersebut jelas

sangat bertentangan dengan tujuan pernikahan sebagaimana yang telah

disyari‟atkan oleh Allah SWT. Selain itu ayat lain yang menjelaskan

tentang tujuan pernikahan terkandung dalam surat Ar Ruum:21 yang

artinya sebagai berikut:

Page 88: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

73

21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya

kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-

Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir.

Selain itu, tujuan pernikahan menurut agama Islam adalah untuk

memenuhi petunjuk agama dalam rangka medirikan keluarga yang

harmonis, sejahtera dan bahagia. Sedangkan dalam KHI pasal 3

disebutkan bahwa tujuan pernikahan itu untuk mewujudkan kehidupan

rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah.

Adapun prinsip-prinsip pernikahan yang terdapat dalam Undang-

Undang Nomor I Tahun 1974 meliputi sebagai berikut:

a. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan

kekal. Prinsip tersebut bisa diruju‟ pada surah ar Rum:30-31.

b. Sahnya perkawinan sangat tergantung pada ketentuan hukum agama

dan kepercayaan masing-masing.

c. Asas monogamy

d. Calon suami dan istri harus telah dewasa jiwa dan raganya.

e. Mempersulit terjadinya perceraian.

f. Hak dan kedudukan suami adalah seimbang.

Dalam ajaran islam ada beberapa prinsip-prinsip perkawinan yang

meliputi:

(1) Prinsip keabsahan dalam memilih jodoh

Islam memberi pedoman memilih jodoh yang tepat. Sebagaimana

hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhori-Muslim yang berbunyi:

Page 89: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

74

2047. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau

bersabda, "Wanita dinikahi karena empat perkara; karena

hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan

karena agamanya. Pilihlah karena agamanya, maka engkau

akan beruntung dan bahagia. (shahih Muttafaq Alaih).

Bagi para wali yang ingin menjodohkan perempuan di bawah

perwaliannya maka, islam telah memberikan pedoman untuk memilih

jodoh yang tepat. sebagaimana hadits nabi yang diriwayatkan oleh

Titmidzi yang berbunyi:

1084. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdul

Hamid bin Sulaiman memberitahukan kepada kami dari Ibnu

Ajlan, dari Ibnu Watsimah An-Nashri, dari Abu Hurairah, ia

berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila ada orang yang

agama dan budi pekertinya baik meminang (anak-anak

perempuan dan kerabat) kalian, maka kawinkanlah dia. Jika

kalian tidak melaksanakannya, maka akan terjadi fitnah di

muka bumi dan kerusakan'." (H.R Tirmidzi)

Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa memilih

jodoh yang tepat menurut ajaran agama islam adalah pilihan atas

dasar pertimbangan kekuatan jiwa, agama dan akhlak. Hal tersebut

sangatlah penting karena pernikahan bukan semata-mata kehidupan

duniawi, tetapi juga untuk membina kehidupan yang sejahtera lahir

dan batin serta menjaga keselamatan agama dan nilai-nilai moral anak

keturunan. Meskipun demikian, islam juga mengatur faktor-faktor

lain yang sudah tentu sangat ideal.

(2) Prinsip mawadah wa rahmah

Tujuan pernikahan adalah untuk dapat keturunan dan untuk

ketenangan, ketentraman dan cinta serta kasih sayang. Semua itu

Page 90: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

75

hanya dapat dicapai hanya dengan prinsip bahwa pernikahan itu

untuk selamanya. Bukan sekedar dalam jangka waktu tertentu saja.

(3) Prinsip saling melengkapi dan melindungi

Dalam hukum islam tidak selamanya laki-laki dan perempuan

memiliki hak dan kewajiban yang sama. Ketika seseorang itu

memutuskan untuk melakukan suatu pernikahan maka masing-masing

harus merelakan hak kebebasan seperti sebelum menikah. Masing-

masing mempunyai kewajiban baru seperti suami wajib melindungi

istri dan anak-anaknya, wajib memberi nafkah dan sebagainya, istri

wajib melayani keperluan suami seperti ketentuan yang ada.

(4) Prinsip Mu‟asyarah bil Ma‟ruf

Merawat cinta kasih dalam keluarga ibarat merawat tanaman.

Maka pernikahan dan cinta kasih harus juga dirawat agar tumbuh

subur dan indah, diantaranya dengan mu‟asyarah bil ma‟ruf.

Rasulullah saw bersabda bahwa: “ Sebaik-baik orang diantara kamu

adalah orang yang baik terhadap istrinya, dan aku (Rasulullah) adalah

orang yang paling baik terhadap istriku.”. (H.R Thabrani dan

Tirmidzi)

Dari semua tujuan pernikahan dan prinsip-prinsip pernikahan

tersebut tidak ada yang terpenuhi oleh pelaku nikah dengan niat talak.

Orang yang menikah dengan niat langgeng atau selamanya memiliki

niat yang bersih, murni dan baik, saat dia memulai pernikahan.

Adapun menikah dengan niat talak, orang memulai pernikahannya

Page 91: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

76

dengan niat jelek, ia memulai dengan tipu muslihat, ia menyimpan

rapi niat jeleknya itu. Andaikan ada persengketaan seperti yang telah

terjadi pada pelaku pasangan pernikahan dengan niat talak mereka

tidak menginginkan perdamaian, karena mereka tidak ingin

menambah waktu kelangsungan pernikahannya apabila batas waktu

yang telah ditentukannya telah habis.

Selain itu, Islam mensyari‟atkan pernikahan adalah untuk

melestarikan garis keturunan. Tetapi jika didasari dari awal nikah

dengan niat talak maka mereka tidak akan memikirkan tentang

keturunan. Tidak mungkin orang yang tidak menginginkan

kelanggengan dalam suatu hubungan rumah tangga, menginginkan

katurunan. Apalagi pernikahan yang mereka bina baru seumur

jagung.

Ketika kembali pada asal hukum nikah yang lima, yaitu:

a. Nikah Wajib, yaitu bagi orang yang mampu dan akan menambah

takwa dan juga untuk menjaga jiwa dan menyelamatkan dari

perbuatan haram.

b. Nikah Haram, yakni bagi orang yang tahu dirinya tidak mampu

hidup berumah tangga melaksanakan kewajiban lahir dan batin.

c. Nikah Sunnah, yaitu bagi orang yang sudah mampu tetapi masih

sanggup mengendalikan dirinya dari perbuatan haram, maka lebih

baik menikah.

Page 92: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

77

d. Nikah Mubah, yaitu bagi orang yang tidak berhalangan untuk

menikah dan dorongan untuk menikah tidak membahayakan

dirinya.

e. Nikah Makruh, yaitu bagi yang mampu untuk menikah, tetapi

juga mampu menahan diri dari zina. Hanya tidak mempunyai

keinginan kuat untuk memenuhi kewajiban suami istri dengan

baik.(Tihami, dkk, 2010: 11)

Dilihat dari asal hukum di atas, jika memang dalam akad nikah

niat tersebut diutarakan, maka nikah tersebut yang asalnya mubah

akan menjadi haram karena telah sama dengan nikah mut‟ah. Namun,

persoalannya dalam akad nikah ini niatnya tidak diutarakan dan

hanya ada di dalam hati, sehingga tidak bisa dihukumi karena yang

bisa dihukumi hanyalah perkara yang lahir saja. Sebagaimana kaidah

ushuliyahnya, yaitu ungkapan dijadikan hujjah menurut keumuman

lafalnya bukan karena sebab yang melatarbelakangi. Kaidahnya:

ثىيفع ل دخظص ثىسذخ ثىعذشر دع

“Ungkapan itu berdasarkan keumuman lafaẓ bukan pada

kekhususan sebab”. ( Hamid , 1983: 49).

Misalnya adalah ketika Nabi Saw. ditanya tentang wudlu air

laut padahal waktu itu terdapat air tawar sedikit yang cukup untuk

wudlu saja atau untuk minum saja. Jawab Nabi Saw.:

ضض جء ثىقو س ثىط

Page 93: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

78

Laut itu suci airnya dan halal bangkainya. (HR. Thirmiżī

dan Ibnu Hibban)

Hadis itu tetap menunjukkan kesucian air laut, walaupun air

tawar banyak tersedia, karena hujjah itu diambil dari keumuman hadis

tersebut bukan asbabul wurūd yang melatarbelakangi adanya hadis

itu.(Utsman, 1997:42)

Menurut kaidah di atas dapat dianalisis bahwa niat dalam

nikah ini tidak ada kepastian hukum, karena memang hanya perkara

yang lahir saja yang dapat dihukumi secara pasti. Sehingga, ketika

melihat dari perkara lahirnya, yakni akad nikahnya adalah seperti

akad pernikahan yang lain (mutlak) tanpa ada syarat apapun yang

diutarakan. Maka nikah ini sah-sah saja sebagaimana nikah pada

umumnya. Dan adanya niat yang terbersit pada saat akad tidaklah

mempengaruhi sahnya nikah tersebut. Namun, dalam kaidah fikih

juga terdapat penjelasan mengenai niat (maksud) yang tidak

diungkapkan, yaitu:

ثىذج ل ىلىفجظ عج ثىعذشر ف ثىعقد ىيقجطذ ثى

“Yang dimaksud dalam akad adalah maksud atau makna

bukan lafaẓ atau bentuk perktaan.” (Abdul Mujib, 1980: 24).

Dalam suatu akad, bila terjadi perbedaan antara maksud (niat)

si pembuat dengan lafal yang diucapkan, maka yang dianggap akad

adalah niat/ maksudnya, selama yang demikian itu masih diketahui.

Misalnya, ada dua orang mengadakan transaksi dengan lafaẓ memberi

barang dengan syarat adanya pembayaran harga barang itu, maka

Page 94: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

79

transaksi ini dipandang sebagai transaksi jual beli, karena transaksi

inilah yang dimaksud atas makna dari si pembuat transaksi, bukan

transaksi pemberian sebagaimana yang dikehendaki oleh

lafaẓ.(Utsman, 1997:42)

Rumah tangga adalah inti dan ujung tombak bagi terciptanya

masyarakat yang sholeh. Sedangkan nikah dengan niat talak itu bukan

suatu pernikahan yang bisa mencapai terbentuknya keluarga dan

ikatan-ikatannya. Bahkan orang yang nikah dengan niat talak itu niat

dan tindakannya berdiri untuk memerangi hal itu semua. Dia tidak

menginginkan terbentuknya sebuah keluarga dari hasil nikahnya itu.

B. Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Nikah Dengan Niat Talak Yang

Terjadi Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Pada kasus nikah dengan niat talak yang terjadi di Desa Wonoyoso

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dilatar belakangi oleh beberapa

hal sebagai berikut:

1. Kurangnya pengetahuan terhadap makna dari pernikahan

Kurangnya pengeahuan terhadap makna pernikahan itu

menyebabkan mereka bisa dengan mudah melakukan pernikah kemudian

bercerai. Mereka tidak mengetahui bahwa Allah telah mengatur

pernikahan itu secara terperinci. Pelaku pernikahan dengan niat talak yang

terjadi di Wonoyoso hanya mengetahui bahwa pernikahan itu yang nanti

menjadi suami istri. Mereka tidak mengetahui bahwa dalam pernikahan

Page 95: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

80

itu terdapat ikatan yang suci, pernikahan itu suatu hal yang sakral bukan

sekedar menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan.

Bahkan ketika mereka ditanya tentang tujuan pernikahan Anto

hanya menjawab tidak tahu, karena tujuan dia menikah dengan Riya

hanya ingin mendapatkan hadiah saja setelah itu dia akan meninggalkan

Riya dan anaknya, tanpa dia punya tanggung jawab sedikitpun terhadap

kelangsungan hidup Riya dan anaknya yang seharusnya menjadi

tanggung jawabnya untuk menafkahi karena dia telah bersedia menikahi

Riya.

Begitu juga dengan Riyan bahkan dia menjadi suami yang ringan

tanggan pada istri sering menyakiti fisik istri tanpa dia merasa bersalah

dengan setiap perbuatannya. Dia hanya ingin memanfaatkan Ida sebagai

sumber penghasilannya. Tanpa sedikitpun pemperhatikan hak-hak Ida

sebagai seorang istri. Padahal tujuan pernikahan dalam Islam tidak hanya

sekedar pada batas pemenuhan nafsu biologis atau pelampiasan nafsu

seksual, tetapi memiliki tujuan-tujuan penting yang berkaitan dengan

sosial, psikologi dan agama. Di antaranya yang terpenting adalah:

a. Memelihara gen manusia, dengan pernikahan manusia akan dapat

memakmurkan hidup dan melaksanakan tugas sebagai kalifah dari

Allah Swt. Mungkin dapat dikatakan bahwa untuk mencapai hal

tersebut hanya perlu melalui nafsu seksual dan tidak harus melalui

syari‟at, namun cara tersebut dibenci agama.

Page 96: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

81

b. Pernikahan adalah tiang keluarga yang teguh dan kokoh. Di dalamnya

terdapat hak-hak dan kewajiban yang sakral dan religius. Seseorang

akan merasakan adanya tali ikatan suci yang membuat tinggi sifat

kemanusiannya, yaitu ikatan ruhani dan jiwa yang membuat

ketinggian derajat manusia dan menjadi mulia daripada tingkat

kebinatangan yang hanya menjalin cinta syahwat antara jantan dan

betina.

c. Nikah sebagai perisai diri manusia dari pelanggaran-pelanggaran yang

diharamkan agama. Pernikahan itu tidak membahayakan dan juga

tidak menimbulkan kerusakan, serta tidak menjerumuskan para

pemuda dalam kebebasan. Dalam al-Quran telah terdapat isyarat

dalam surat an-Nisāˊ ayat 24 sebagai berikut:

“Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian yaitu

mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk

berzina”. (An Nisa‟: 24)

d. Melawan hawa nafsu, yaitu nikah juga melatih kesabaran terhadap

akhlak istri dengan usaha yang optimal memperbaiki dan memberikan

petunjuk jalan agama.(Majid, 2009: 41)

2. Kurangnya peran serta masyarakat sekitar khususnya tokoh agama

Page 97: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

82

Keberadaan tokoh agama dalam masyarakat tentunya dapat

membimbing dan membawa pengaruh masyarakat sekitar kearah yang

baik sesuai ajaran agama bukan sebaliknya. Tokoh agama malah menjadi

sumber dari suatu masalah dan pelanggaran terhadap hukum-hukum

syar‟i seperti yang terjadi di Desa Wonoyoso. Seperti yang telah

dilakukan pak Hari pemuka agama di Desa Wonoyoso, tindakan beliau

sungguh sangat menyimpang dari ajaran agama. Memanfaatkan ketidak

berdayaan Riya untuk memuaskan nafsu biologisnya. Karena perbuatan

beliau tersebut yang akhirnya memicu terjadinya pernikahan dengan niat

talak antara Anto dan Riya.

Selain itu masyarakat setempat dan juga pemuka agama yang lain

seperti pak Danang tidak mau ikut campur dalam masalah tersebut

padahal mereka mengetahui bahwa hal tersebut bertentangan dengan

hukum syar‟i. hal tersebut dikarenakan, mereka tidak berani

mengingatkan. Pak Danang terutama, beliau adalah adik dari pak Hari dan

beliau sangat mengenal sikap pak Hari yang tidak mau diingatkan. Selain

itu, keluarga pak Hari termasuk keluarga terpandang dikampung tersebut,

sedangkan keluarga Riya dikenal sebagai dukun santet, karena itu tidak

ada siapa pun yang berani berkomentar tentang hal tersebut. Mereka

hanya berani membicarakan hal tersebut dibelakang mereka.

3. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya

pernikahan dengan niat talak. Demi mendapatkan keuntungan mereka rela

Page 98: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

83

menikah tanpa didasari rasa sayang. Saat pernikahan dilangsungkan yang

mereka ingin dapatkan bukan ketentraman dan kebahagiaan dalam rumah

tangga tetapi keuntungan yang sebanyak-banyaknya setelah itu mereka

tinggalkan pasangannya. Mereka menafikan prinsip dan peraturan Allah

demi mendapatkan keuntungan dari hasil pernikahannya. Meskipun

mereka tahu bahwa pernikahan tersebut tidak baik tetapi dia tetap

melaksanakan pernikahan tersebut. Bahkan perangkat desa yang

seharusnya bisa menjadi teladan justru malah mendukung terjadinya

pernikahan tersebut.

Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian dari salah satu pihak.

Karena itu, seharusnya pernikahan tersebut tidak dilangsungkan. Selain

itu, pernikahan dengan niat talak tersebut sangat bertentangan dengan

tujuan pernikahan yang terdapat dalam KHI pasal 3 dan syari‟at Islam.

4. Faktor Sosial

Selain ketiga faktor di atas, faktor sosial juga menjadi penyebab

terjadinya pernikahan dengan niat talak. Pernikahan antara Riya dan Anto

terjadi karena alasan agar bayi yang dikandung Riya bisa memiliki status

seorang bapak meskipun perbuatan tersebut sebenarnya melawan hukum.

Sedangkan pernikahan anara Ida dan Riyan terjadi dengan alas an untuk

menolong Ida agar dia tidak dipandang sebelah mata oleh tetangganya

karena diusia 30 tahun belum juga mendapatkan suami. Tujuan mereka

sebenarnya hanya ingin menutupi aib tetapi tujuan tersebut sebenarnya

Page 99: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

84

tidak tercapai karena tetangga mereka telah mengetahui seluk beluk

terjadinya pernikahan antara mereka.

C. Pendapat Para Ulama’ Tentang Adanya Nikah Dengan Niat Talak Yang

Terjadi Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam Dan KHI

Beberapa ulama‟ telah menyampaikan pendapatnya tentang pernikahan

dengan niat talak, diantaranya adalah:

1. Ustadz Hamzah Pengurus Pondok Pesantren Darul Fiqh Lamongan

Menurut saya pernikahan dengan niat talak yang terjadi di desa

wonoyoso itu tidak bagus atau tidak boleh, hal tersebut dinisbatkan

dengan seorang muhalil. Seseorang yang muhalil yang menikah tetapi

sebelumnya ada perjanjian untuk mentalak. Seperti halnya talak ba‟in itu

harus ada muhalil seandainya ingin rujuk kembali. Kalau seandainya

muhalil itu sudah dijanji bahwa nanti setelah pernikahan muhalil ini harus

menceraikan istrinya agar bisa dirujuk oleh bekas suaminya yang lama

maka pernikahan tersebut hanya sekedar bertujuan untuk nikah saja tetapi

tidak ada tujuan syar‟i di dalamnya dan untuk kelangsungan hidup yang

sempurna hal tersebut menurut saya tidak boleh.

Karena pernikahan itu tidak hanya sekedar untuk main-main saja.

Allah dalam hadits nabi itu berfirman bahwa sesuatu yang diperbolehkan

tetapi yang paling dibenci oleh Allah adalah talak. Firman tersebut salah

satunya adalah untuk menjaga suatu rumah tangga agar nantinya tidak

mudah terjadi perpecahan dalam sebuah rumah tangga. Dilihat dari KHI

Page 100: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

85

pernikah tersebut juga tidak sesuai karena tujuan mula pernikahan

tersebut hanya untuk mentalak padahal tujuan pernikahan itu juga untuk

membina seatu pernikahan yang langgeng

2. Ustadz Zaenuri Pengurus Al Hikmah Kabupaten Semarang

Memang niat itu di dalam hati, jika tidak diucapkan maka tidak

akan tahu yang tahu hanya orang yang meniatkan itu. Lalu apakah

pernikahan itu sah atau tidak? Kalau dalam hati sudah ada niat seperti itu

maka nikahnya tidak sah. Sama saja jika niat itu tidak dilafadkan seperti

halnya nikah mut‟ah tapi suatu saat dia bercerita kepada seseorang aku

nikah karo kui ora Cuma tak niati kanggo 3 tahun, waktu itu juga

nikahnya batal. Kalau nikah mut‟ah ketika akad dilafadzkan bahwa saya

menikahi orang tersebut hanya untuk 2 tahun saja sebenarnya tidak perlu

menunggu 2 tahun pernikahan tersebut memang tidak sah. Sama rusaknya

pernikahan tersebut dengan suatu pernikahan yang terjadi antara seorang

muslim dengan wanita non muslim atau sebaliknya. sewaktu nikah dua-

duanya masuk islam tetapi setelah pernikahan salah satu diantara mereka

pindah agama semula maka saat itu juga pernikahan tersebut batal. Saat

pernikahan memang sah tetapi saat murtad maka pernikahan tersebut

batal.

Nikah dengan niat talak mungkin secara dhohir pernikahan

tersebut sah karena niat itu hanya pelakunya saja yang tahu tetapi menurut

agama hal tersebut tidak boleh. Talak dan nikah itu suatu perbuatan yang

tidak sulit, jika nikah harus ada wali, saksi kedua mempelai kemudian ijab

Page 101: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

86

qobul pernikahannya sudah sah sama halnya dengan talak meskipun

dalam keadaan marah, mabuk, sadar, diniati atau tidak, jika sudah ada

kata kamu saya talak tetap jatuh talak. Hukum nikah itu adhohiru tadullu

ala batin, tidak ada siapa pun yang tahu hal yang terbesit di dalam hati

seseorang jika dilihat dari dhohirnya pernikahan tersebut tetap sah tetapi

di ucapkan atau tidak adanya niat talak tersebut menjadikan nikah tersebut

tidak sah.

Sedangkan nikah dengan niat talak yang terjadi di desa wonoyoso

tersebut tidak boleh dilakukan. Karena pernikahan tersebut hanya ingin

mencari status saja. Wanita hamil itu tidak boleh dinikah oleh orang yang

bukan menghamili. Kalau dinikahi sebelum anaknya lahir maka selama

itu tidak boleh dikumpuli setelah anak itu lahir, dia benar-benar suka

harus dinikahi lagi. Hal tersebut dikarenakan maslahah dan madhorot

yang terdapat dalam iddah. Orang hamil itu iddahnya sampai melahirkan.

Jadi tidak boleh dinikahi apalagi bukan yang menghamili yang menikahi.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

ه أنا مرثد بن أبي مرثد الغنويا عن عمرو بن شعيب عن أبيو عن جدة وكان ة بغي ي قال لها عناق وكانت كان يحمل السارى بمكا بمكا

صديقتو قال جئت إلى النابي صلاى اللاو عليو وسلام ف قلت يا رسول اللاو أنكح عناق قال فسكت عني ف ن زلت } والزاانية ل ي نكحها إلا

مشرك { فدعاني ف قرأىا عليا وقال ل ت نكحها زان أو 2051. Dari Abdullah bin Amru bin Ash, bahwasanya

Martsad bin Abi Martsad Al Ghanawi pernah membawa seorang

Page 102: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

87

wanita tawanan perang dari Makkah. Di Makkah pada saat itu

ada seorang pelacur yang dipanggil Anaq, wanita tersebut dahulu

adalah sahabatnya. Ia berkata "Saya mendatangi Nabi SAW dan

saya berkata kepadanya, 'Wahai Rasulullah SAW, apakah saya

boleh menikah dengan Anaq.' Kemudian Martsad berkata,

'Rasulullah SAW diam, lalu turunlah ayat, "Seorang wanita pezina

tidak akan menikah dengannya kecuali seorang yang berzina atau

orang musyrik. " Kemudian Nabi memanggil saya, dan

membacakan ayat tersebut.' Nabi berkata, 'Jangan engkau

menikah dengannya. '"(hasan shahih)

Itulah agama, dia menjaga dengan sangat kuat. Maka ada

beberapa ulama‟ yang berkata meskipun orang yang menikahi itu yang

menghamili setelah anaknya lahir dia harus menikah lagi. Kenapa agama

itu menghendaki iddah bagi wanita yang tidak hamil itu 3 bulan 10 hari

karena hamil usia 1 bulan itukan belum kelihatan kalau sudah 3 bulan itu

pasti kelihatan makanya agama itu menghendaki 3 bulan 10 hari untuk

menjaga kehati-hatian tersebut.

Sebenarnya KUA itu cuma pencatat nikah saja, memberi surat

nikah selesai bukan orang yang memberi hukum. Dalam hal talak juga

demikian meskipun 30 kali mengucapkan talak kalau tidak dibawa ke

pengadilan tetap masih istrinya. Padahal menurut Islam hal tersebut sudah

zina. Orang datang ke KUA ditanya saling suka atau tidak bilang suka

pasti dinikahkan padahal tidak berarti orang tersebut bohong, ditanya lagi

sudah hamil apa belum jawabnya belum berarti sudah double dosanya.

Orang tua jaman sekarang jika ditanya mau menggunakan wali hakim

atau dinikahkan sendiri maka pasti dijawab wali hakim padahal yang

punya tugas untuk menikahkan adalah bapaknya.

Page 103: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

88

Jika dilihat dalam tujuan pernikahan, maka pernikahan dengan niat

talak tersebut tidak sah. Sekali lagi pernikahan tersebut hanya sebuah

rekayasa belaka untuk mencari status dari anak yang dikandungnya.

Seperti halnya ada seseorang yang bilang mas anakku nikah nanti saya

kasih satu buah mobil. Orangnya mau nanti waktu di KUA bilang senang

berarti orang itu munafik, pernikahannya tetap tidak sah. Dalam tata

negara supaya bisa digunakan untuk ngurus surat tetapi dalam agama

pernikahan tersebut tidak sah. Yang pasti jika ada ketentuan waktu maka

nikahnya tidak sah.

3. Drs. Badwan, M.Ag dosen IAIN Salatiga

Fiqh itu kan hanya bagian dari cara pelaksanaan saja, sedangkan

agama itu tidak hanya fiqh. Menurut pandangan saya pernikahan tersebut

tidak benar. Karena dengan adanya pernikahan tersebut berarti tujuan

pernikahan itu sudah tidak benar, kalau sudah tidak benar kenapa harus

dilaksanakan. Pernikahan tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan. Sekali

lagi fiqh itu bukan satu-satunya masih ada yang lain ajaran dalam agama.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan

Muslim rahimahumallah dalam kitabnya “Al-Jaami‟ Ash-Shahiih”:

صلى الل ع ب عنهما، عن الن الل ه عن ابن عباس رض ل

ه عز وجل قال: قال: روي عن رب »وسلم، فما إن الل

ن ذلك، فمن هم بحسنة فلم ئات ثم ب كتب الحسنات والس

Page 104: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

89

له عنده حسنة كاملة، فإن هو ه عملها كتبها الل م بها

له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة فعملها كتبها الل

عملها كتبها ئة فلم ضعف إلى أضعاف كثرة، ومن هم بس

له عنده حسنة كاملة، فإن هو هم بها فعمله له الل ا كتبها الل

ئة واحدة «س

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi

shallallahu 'alaihi wasallam yang beliau riwayatkan dari rabbnya

(hadis qudsi) azza wa jalla berfirman, yang beliau sabdakan:

"Allah menulis kebaikan dan kejahatan," selanjutnya beliau

jelaskan: "Siapa yang berniat kebaikan lantas tidak jadi ia

amalkan, Allah mencatat satu kebaikan di sisi-Nya secara

sempurna, dan jika ia berniat lantas ia amalkan, Allah

mencatatnya sepuluh kebaikan, bahkan hingga dilipat-gandakan

tujuh ratus kali, bahkan lipat-ganda yang tidak terbatas,

sebaliknya barangsiapa yang berniat melakukan kejahatan

kemudian tidak jadi ia amalkan, Allah menulis satu kebaikan

disisi-Nya secara sempurna, dan jika ia berniat kejahatan dan jadi

ia lakukan, Allah menulisnya sebagai satu kejahatan saja."

Hadits tersebut menunjukkan bahwa apa yang terkandung dalam

hati itu menjadi penting dalam setiap perbuatan. Kenapa nabi selalu

mengingatkan barang siapa yang berbuat baik meskipun belum dikerjakan

mendapat satu pahala, itukan bukti bahwa apa yang ada dalam hati itu

juga penting. Dan jika hal tersebut dilakukan dalam sebuah pernikahan

berarti itu tidak boleh, itu mengapa harus dihindari. Apalagi jika yang

salah satunya tidak tahu berarti ada unsur penipuan juga.

Kalau dilihat dari sudut pandang KHI pasal 3 pernikahan tersebut

semakin tidak sejalan. Kalau dipertanyakan kenapa padahal sarat dan

rukunnya terpenuhi Islam malah melarang, alasannya karena fiqh itu tidak

satu-satunya masih ada aspek hukum yang lain. Terutama adanya hadits

Page 105: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

90

nabi yang merapkan aspek hati, dan itu menjadi penting untuk

diperhatikan. Pernikahan memang sah tetapi sebaiknya tidak

dilaksanakan. Contoh lain, emas itu harus dikenai zakat supaya tidak

membayar zakat maka emas itu dibelikan tanah karena tanah tidak dikenai

zakat itu yang dinamakan kilatul hukmi atau merekayasa hukum.

D. Pendapat Peneliti Tentang Pernikahan Dengan Niat Talak

Pernikahan dengan niat talak dilihat dari rukun dan syaratnya memang

terpenuhi dan jika dilihat dari hal tersebut maka pernikahan tersebut sah.

Seperti halnya yang tersebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh

Ibnu majah:

ث نا حاتم بن إسمعيل عن عبد الراحمن بن أردك المدني عن ث نا ق ت يبة حدا حداى اللاو عليو عطاء عن ابن ماىك عن أبي ىري رة قال قال رسول اللاو صلا

ىنا جد وىزلهنا جد النكاح والطالق والراجعة وسلام ثلث جد1184. Qutaibah menceritakan kepada kami, Hatim bin Ismail

memberitahukan kepada kami dari Abdurrahman bin Adrak Al Madini,

dari Atha, dari Ibnu Mahak, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah

SAW bersabda, "Ada tiga perkara yang sungguh-sungguhnya jadi

sungguh dan senda guraunya Jadi sungguh-sungguh, yaitu nikah, thalak,

dan ruju'" Shahih: Ibnu Majah (2039)

Tetapi menurut peneliti pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan

tidak boleh digunakan mainan jadi hadits tersebut tidak bisa digunakan

sebagai pedoman untuk kebolehan melakukan pernikahan dengan niat talak.

Seperti juga disebutkan dalam kompilasi hukum Islam pasal 2 tentang

pengertian dari suatu pernikah yaitu:

Page 106: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

91

“Perkawinan menurut hukum islam adalah pernikahan yaitu akad yang

sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk menaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah”.

Selain itu, niat juga sangat penting perannya karena setiap perbuatan

seseorang apakah baik atau buruk itu didasarkan pada niat awal seseorang.

Seperti yang tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhori

muslim yang berbunyi:

ش ع جه س ق الل ع ض جح س ط خ ثى شد ض ع ف ف د أ ؤ ش ثى أ ع

ي ي الل ع ه الل ط س س س جى جه د ع ج ثل ه: إ ق ي ن ج ى إ جس ا ج ش و ث

... (ثىذخجس سي )سث

“Sesungguhnya semua amal itu disertai niat dan sesungguhnya bagi

setiap orang adalah apa yang dia niatkan”. (HR. Bukhari Muslim).

Dari hadits sersebut dapat dilihat bahwa niat itu menentukan setiap

amal yang dikerjakan oleh seseorang. Jika niatnya baik maka perbuatan itu

akan menjadi baik dan jika niat itu buruk maka perbuatan itu akan menjadi

buruk. Pernikahan adalah sesuatu yang diperintahkan Allah dan merupakan

suatu ibadah jika ketika nikah diniatkan hanya untuk cerai maka tidak ada

kebaikan di dalamnya.

Selain itu, tujuan dan prinsip pernikahan tidak tercapai seperti yang

peneliti amati di lapangan. Pernikahan antara Riya dan Anto serta Ida dan

Riyan tidak tercipta rasa cinta dan kasih, sikap saling melengkapi dan

melindungi selama pernikahan berlangsung.

Selain itu dalam proses pernikahan tersebut ada beberapa unsur yang

menjadikan pernikahan tersebut menjadi tidak baik jika dilaksanakan:

Page 107: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

92

1. Paksaan

Pernikahan yang terjadi antara Riya dan Anto serta pernikahan

yang terjadi antara Ida dan Riyan bermula karena terpaksa. Tidak ada

keinginan dari kedua pasangan tersebut, hal tersebut dapat terlihat dari

awal mula terjadinya pernikahan yaitu agar Riya yang sebelumnya telah

hamil dengan pemuka agama di Desa Wonoyoso tersebut mempunyai

status sebagai istri orang dan anak yang dikandungnya mempunyai status

memiliki ayah. Sedangkan Ida menikah karena umurnya telah mencapai

30 tahun dan belum juga memiliki suami.

Berdasarkan dalih tersebut dapat disimpulkan bahwa pernikahan

mereka karena terpaksa saja tidak ada rasa saling suka diantara keduanya.

Padahal dalam Undang-Undang Pernikahan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 6

ayat 1 telah disebutkan bahwa Perkawinan harus didasarkan atas

persetujuan kedua calon mempelai. Tidak boleh ada paksaan dari

manapun.

Dalam Islam juga tidak pernah ada perintah perjodohan. Dalam

Islam hanya ada perintah untuk mencari pasangan itu karena hartanya,

keturunan, kecantikan dan agamanya. Seperti yang disebutkan dalam

sebuah hadits:

كح النساء لربع عن أبي ىري رة عن النابي صلاى اللاو عليو وسلام قال ت ن ين تربت يداك لمالها ولحسبها ولجمالها ولدينها فاظفر بذات الد

2047. Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Wanita

dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, karena keturunannya,

Page 108: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

93

karena kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah karena agamanya,

maka engkau akan beruntung dan bahagia. (shahih Muttafaq Alaih).

2. Mengharap hartanya

Dari pernikahan dengan niat talak juga terdapat unsur mengharap

harta saja. Meskipun dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori

Muslim di atas boleh menikah berdasarkan atas kekayaannya tetapi

maksud dari hadits tersebut adalah pernikahan yang tidak di dasari atas

niat talak seperti halnya yang terjadi di Desa Wonoyoso.

Pernikahan boleh diniatkan untuk mendapatkan kemakmuran tetapi

jika pernikahan tersebut ada niat untuk mentalak setelah kebutuhannya

selesai maka pernikahan tersebut menjadi tidak boleh untuk dilaksanakan.

Seperti Niat Anto sewaktu menikahi Riya yaitu agar mendapatkan satu

buah motor dan uang saja setelah apa yang diinginkan tersebut tercapai

Anto berniat untuk menceraikan Riya. Hal tersebut tidak beda jauh dengan

pernikahan Riyan, dia menikah dengan Ida juga hanya ingin mendapatkan

uang dari Ida dari hasil pernikahan mereka berdua juga uang Ida dari

hasil kerjanya di pabrik untuk membayar hutang-hutang Riyan pada

teman-temannya setelah itu Riyan juga berniat untuk menceraikan Ida.

Selain dari kedua hal di atas, dapat dilihat dari ketiga pendapat yang

dikemukakan oleh para ulama‟ yang menyatakan bahwa pernikahan

dengan niat talak itu tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan

syari‟at Islam juga dengan tujuan pernikahan yang terdapat dalam pasal 3

KHI. Jika dilihat dari dhohirnya maka pernikahan itu sah tetapi dalam

Page 109: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

94

konteks keislaman fiqh bukan satu-satunya yang menjadi dasar, masih ada

yang lain seperti hadits nabi yang menyerukan tentang pentingnya

pemperhatikan aspek yang terdapat dalam hati.

“Akad nikah ialah rangkaian ijab yang diucapkan oleh wali dan

kabul yang diucapkan oleh pria atau wakilnya disaksikan oleh dua orang

saksi”.

Definisi tersebut telah tertulis dalam KHI pasal 1 (c) dengan sangat

jelas. Hal ini dalam kaitannya dengan nikah niat talak sangatlah penting,

karena mayoritas pernikahan tidak hanya disaksikan oleh dua orang saksi

saja, tetapi banyak keluarga yang turut menyaksikan pernikahan tersebut.

Jika seorang pria pada waktu akad nikah telah terbersit di dalam hatinya

niat untuk menceraikan istrinya suatu saat nanti, apakah dia tidak merasa

berdosa karena sama saja dia telah mendustai banyak orang, terutama

mempelai wanita. Apalagi ketika direlevansikan dengan tujuan

perkawinan, dalam pasal 3 KHI juga tertulis jelas, yaitu:

“Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga

yang sakinah, mawaddah, dan rahmah”.

Pasal tersebut telah sangat jelas menunjukkan bahwa perkawinan

merupakan jembatan bagi seseorang untuk menuju kebahagiaan dunia dan

akhirat, bukan hanya semata-semata untuk besenang-senang. Perkawinan

bukan hanya mempersatukan dua pasangan manusia, laki-laki dan

perempuan, melainkan tali perjanjian yang suci atas nama Allah bahwa

kedua mempelai berniat membangun rumah tangga yang sakinah, tentram

dan dipenuhi oleh rasa cinta dan kasih sayang. Perkawinan juga baru

Page 110: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

95

dinyatakan sah jika menurut hukum Allah dan hukum negara, berikut

rukun-rukun dan syarat-syaratnya. (Saebani, 2008:15) Tertera pula dalam

pasal 2 KHI tentang dasar-dasar perkawinan yang berbunyi:

“Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad

yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah

dan melaksanakannya merupakan ibadah”.

Menurut Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan

pada BAB I Dasar Perkawinan Pasal 1 juga dinyatakan bahwa:

“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa”.

Menikah dengan niat talak yaitu sang suami yang memulai

pernikahannya dengan niat jelek, dia memulai dengan tipu muslihat,

menyimpan rapi niat jeleknya itu dari istrinya yang lemah. Maḍarat

(kerusakan) yang akan timbul akibat nikah dengan niat talak hampir sama

dengan maḍarat yang timbul akibat nikah mut‟ah, tahlīl dan nikah

syighār, bahkan lebih parah lagi. Karena wanita yang dinikahi secara

mut‟ah dan tahlīl dia mengetahui niat yang terkandung dalam hati

suaminya, artinya wanita itu telah memikirkannya secara matang. Ia tidak

menginginkan pria itu sebagai suami sejatinya, karena itulah dia tidak

mencurahkan cinta dan kasih sayangnya yang murni pada suaminya,

begitu pun sebaliknya dengan sang suami. Sedangkan yang disebut nikah

dengan niat talak, sang suami seolah-olah menampakkan di hadapan

istrinya bahwa dia sangat mencintainya, padahal semenjak akad

Page 111: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

96

berlangsung dia memendam niat yang jelek dan itu merupakan

pengkhianatan.(Sholeh, 2010:52-52) Apakah ini tidak sama saja dengan

dia mendzalimi istrinya? Sedangkan sang istri sangatlah mengharapkan

banyak dari pernikahannya tersebut, namun jika benar-benar terjadi

perceraian itu, istrinya akan sangat terpukul dan rapuh.

Dalam tujuan perkawinan, terdapat adanya harapan sakinah,

mawaddah wa rahmah. Arti dari kata “rahmah” sendiri ialah kasih

sayang, baik kasih sayang timbal balik antara suami istri maupun

mendapat rahmat dari Allah Swt. Akan tetapi bagaimana pernikahan ini

dapat menghadirkan rahmat Allah jika hanya dilakukan untuk memenuhi

hawa nafsu belaka. Tentu tujuan pernikahan yang sebenarnya tidak akan

tercapai, karena hanya salah satu pihak saja yang mengharapkan

terwujudnya tujuan-tujuan tersebut.

Apabila niat di dalam pernikahan dengan niat talak tersebut

dikaitkan dengan hukum perdata, maka tidak akan muncul kepastian

hukum karena hukum hanya melihat dari lahirnya saja. Dalam perspektif

KHI, nikah dengan niat talak tersebut secara lahir relevan dengan KHI

pasal 3, karena akadnya sama dengan mayoritas akad yang dilaksanakan

orang pada umumnya. Jika pernikahannya dipertahankan, maka

kemungkinan akan bisa terwujud tujuan perkawinan yaitu sakinah,

mawaddah dan rahmah. Akan tetapi, ketika sang suami ingin benar-benar

menjatuhkan talaknya karena tiba masa yang diinginkannya, tidak serta-

Page 112: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

97

merta langsung bisa menjatuhkan talak begitu saja. Namun, harus melalui

prosedur yang ada seperti alasan-alasan yang diajukan untuk permohonan

cerai di Pengadilan Agama (PA).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua yang telah diuraikan oleh peneliti tentang “Pernikahan

dengan Niat Talak dan Relevansinya dengan KHI pasal 3 (Studi kasus di Desa

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang)” dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Akad yang digunakan dalam pernikahan dengan niat talak memang

menggunakan akad nikah mutlak sebagaimana akad nikah dalam

pernikahan biasa, tetapi dihati pelaku pernikahan dengan niat talak terbesit

bahwa dia akan menceraikan istrinya jika telah selesai masanya atau

Page 113: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

98

kebutuhannya telah selesai. Hal tersebut sangat bertentangan dengan

syari‟at Islam dan tujuan pernikahan yang terdapat dalam KHI. Pernikahan

dengan niat talak memang hanya perkara yang lahir saja yang dapat

dihukumi secara pasti. Sehingga, ketika melihat dari perkara lahirnya,

yakni akad nikahnya adalah seperti akad pernikahan yang lain (mutlak)

tanpa ada syarat apapun yang diutarakan. Maka nikah ini sah-sah saja

sebagaimana nikah pada umumnya. Dan adanya niat yang terbersit pada

saat akad tidaklah mempengaruhi sahnya nikah tersebut. Tetapi dalam

Islam tidak hanya sekedar menggunakan fiqh saja, ada hukum lain yang

pengatur tentang tata cara kehidupan manusia salah satunya adalah

pertimbangan sosial, psikologi dan budaya yang menjelaskan tentang

pentingnya melihat aspek hati dalam keabsahan setiap perbuatan. Niat

adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan. Oleh karena itu,

jika niatnya benar maka perbuatan tersebut benar, dan jika niatnya buruk

maka perbuatan tersebut buruk.

2. Faktor penyebab terjadinya pernikahan dengan niat talak memang tidak

lepas dari kurang fahamnya masyarakat tentang arti pernikahan dan tujuan

pernikahan sebagaimana yang telah diatur dalam syari‟at Islam. Mereka

hanya tahu bahwa pernikahan itu harus ada saksi dan dilakukan di KUA.

Tanpa mereka perhatikan bahwa selain itu masih banyak aspek pernikahan

yang harusnya juga terpenuhi, bukan hanya sekedar syarat dan rukunnya

saja. Faktor ekonomi juga menjadi penyebab terjadinya pernikahan dengan

niat talak . karena ingin mendapat keuntungan mereka menafikkan hal

Page 114: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

99

yang harusnya terpenuhi dalam suatu pernikahan yaitu niat yang tulus

untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah.

Selain itu, kurangnya peran serta masyarakat dan tokoh agama juga

menjadi faktor utama yang melatar belakangi terjadinya pernikahan

dengan niat talak. Yang terakhir adalah faktor sosial, mereka berfikir

bahwa apa yang mereka lakukan itu dapat menolong pasangannya untuk

menutupi aibnya meskipun melawan hukum. Padahal sebenarnya tujuan

mereka itu tidak tercapai karena para tetangga mereka telah mengetahui

permasalahan mereka.

3. Perspektif ulama‟, tokoh masyarakan dan akademisi bahwa pernikahan

dengan niat talak itu tidak boleh dilaksanakan karena tidak sesuai dengan

syari‟at Islam. Selain itu, ada ketentuan yang menyatakan batas waktu

meskipun tidak diucapkan saat akad berlangsung, tetapi hal tersebut

menjadikan pernikahan dengan niat talak menjadi tidak sah jika dilakukan.

Aspek hati juga sangat penting dalam melaksanakan pernikahan, karena

rosulullah dalam haditsnya menjelaskan bahwa barang siapa yang berniat

melaksanakan kebaikan dan dilakukan maka akan mendapat dua kebaikan.

Hadits tersebut terlihat pentingnya aspek niat dalam setiap perbuatan.

Pernikahan dengan niat talak juga tidak relevan dengan tujuan pernikahan

yang terdapat dalam KHI pasal 3.

B. Saran-Saran

Sebagai umat Islam seharusnya kita dapat memilah perbuatan yang baik

dan perbuatan yang buruk. Menjaga diri dari perbuatan munkar, seperti

Page 115: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

100

pernikahan dengan niat talak. Apalagi sebagai seorang pelajar sebisa mungkin

kita menghindari terjadinya nikah dengan niat talak. meskipun secara lahir

pernikahan ini sah karena telah memenuhi syarat dan rukunnya suatu

pernikahan tetapi pernikahan tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi salah

satu pihak. Jangan sampai dalam kehidupan rumah tangga, ada pihak yang

merasa terẓalimi, walaupun secara tidak langsung.

C. Penutup

Beribu ucapan syukur Alhamdulillah, penyusun bersyukur atas nikmat

dan pertolongan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan

karya sederhana ini. Harapannya semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat

bagi penyusun juga siapapun yang berkenan membaca karya ini, serta dapat

menjadi tambahan wacana dan wawasan dalam kajian hukum Islam.

Mengingat keterbatasan penyusun, tentu karya ini masih jauh dari sempurna.

Maka dari itu, penyusun berharap kritik dan saran agar kedepan bisa dijadikan

acuan untuk berkarya lebih baik lagi. Wallāhu a‟lamu bi aṣ-Ṣawāb…

Page 116: NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/655/1/9896414806.pdfi NIKAH DENGAN NIAT TALAK DAN RELEVANSINYA DENGAN KHI PASAL 3 (Studi Kasus Di

101