Upload
nonna-tokan
View
251
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Pembangunan disektor pertanian dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan produksi pertanian, meningkatkan pendapatan petani, memperluas
lapangan kerja, mendukung pembangunan daerah, dan menjaga kelestarian sumberdaya
alam sehingga pertanian diharapkan sebagai leading sektor yang dapat mendorong
pembangunan di sektor – sektor lain misalnya pada sektor industri.
Perkebunan sebagai salah satu sektor memiliki peranan yang besar dalam
bidang pertanian. Hal ini diarahkan dan diharapkan untuk mempercepat laju pertumbuhan
produksi, mendukung pembangunan industri serta meningkatkan pemanfaatan
sumberdaya alam. Jenis tanaman yang diusahakan dalam sektor perkebunan adalah
tanaman-tanaman umur panjang artinya tanaman yang berusia 5-10 tahun misalnya .
jambu mete, kopi, cengkeh dll.
Salah satu tanaman umur panjang yang bernilai ekonomis cukup tinggi
adalah Jambu Mete ( Anancardium Occidentalle L ). Tanaman ini memiliki syarat
tumbuh yang sederhana sehingga mudah dikembangkan serta memiliki berbagai manfaat
misalnya menghasilkan kacang mete, selai, anggur, pelumas mesin, bahan isolasi, pernis
dan bahan insektisida. Saat ini yang banyak diusahakan dari jambu mete adalah
pengolahan kacang mete. Pengolahan kacang mete ini umumnya dilaksanakan usaha –
usaha berskala kecil atau yang lazim dikenal dengan usaha / industri rumah tangga.
Industri rumah tangga saat ini sangat banyak dikembangkan di NTT hal
ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Salah satu daerah
pengembang industri rumah tangga adalah Kabupaten Flores Timur. Tetapi saat ini
belum banyak masyarakat yang menyadari pentingnya menjalankan industri rumah
tangga ini, sehinngga belum banyak yang menjalakan industri rumah tangga.
Salah satu industri rumah tangga yang sedang beropersi di kota larantuka
saat ini adalah industri rumah tannga kacang mete dengan menggunakan bahan
bakunya biji mete gelondongan.
Kacang mete adalah hidangan populer di saat ini. Camilan ini mengandung
lemak, protein, karbohidrat, dan macam-macam mineral. Meski berlemak tinggi, 82 %
lemak tersebut tergolong lemak tidak jahat atau lemak tak jenuh. Kadar lemak total pada
100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing mas 47, 5, dan 56 gram.
Tingginya kadar lemak pada biji mete sangat berperan penting dalam peningkatan kadar
energi dan cita rasa. Itulah yang menyebabkan biji mete sangat enak dan lezat rasanya.
Kandungan energi per 100 gram kacang mete mentah adalah 566 kkal. Kadar mineral
yang cukup berarti pada kacang mete adalah kalsium, besi, magnesium, fosfor, kalium,
zinc, tembaga, mangan dan selenium. Hal paling penting untuk dicermati dalam
mengonsumsi kacang mete adalah kadar natrium. Kadar natrium pada 100 gram kacang
mete mentah, panggang, dan goreng, masing- masing 12, 20, dan 340 miligram.
Industri rumah tangga kacang mete merupakan salah satu home industri
yang mempunyai prospek baik untuk dikembangkan di Kota Larantuka. Hal ini karena
Larantuka merupakan salah satu daerah yang banyak mengembangkan usahatani jambu
mete, sehinngga pada saat pengolahan kacang mete tidak membutuhkan bahan baku
kacang mete gelondongan dari luar daerah tetapi mampu untuk dihasilkan didalam daerah
sendiri.
Industri rumah tangga kacang mete hingga saat ini masih berusaha untuk lebih
mengembangkan usahanya dan berupaya meningkatkan pendapatan karena industri
rumah tangga ini pun baru beroperasi. Dalam upaya meningkatkan pendapatannya
industri rumah tangga memerlukan perhatian khusus pada fungsi kegiatan yang ada pada
industri rumah tangga ini seperti, aspek pemasaran terutama pada penentuan saluran
untuk mendistribusikan hasil sehingga produk kacang mete dapat dinikmati oleh
masyarakat luas. Pada aspek produksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
pada teknologi pengolahan masih bersifat sederhana atau teknologi tradisional. Pada
tingkatan teknologi ini peralatan yang digunakan umumnya relatif sederhana dan mudah
diperoleh di mana sebagian besar proses produksi masih mengandalkan tenaga
manusia.peralatan yang digunakan pun adalah peralatan sederhana yaitu kacip belah dan
pemukul.
Selain hal tersebut manajemen juga perlu diperhatikan dalam hal yang masih dari
sisi manajemen finanasial tentang pengambilan keputusan penanaman modal atau
investasi untuk membantu memperlancar semua fungsi kegiatan yang ada pada industri
rumah tangga ini. Penanaman modal atau investasi ini perlu diperhatikan dan dikaji lebih
dalam oleh manajer karena penanaman modal bersifat jangka panjang dan sangat
diharapakan penanaman modal membantu industri tumah tangga ini untuk
mengembangkan usahanya menjadi lebih baik misalnya dengan menambahkan teknologi
dan peralatan yang lebih modern pada proses produksi, pemasaran yang lebih luas,dan
adanya disversifikasi pada rasa kacang mete. Karena umumnya yang dihasilkan hanya
kacang mete rasa bawang sehinngga diharapkan manajer industri rumah tangga mampu
menciptakan rasa lain seperti keju, ayam bawang, dan berbagai rasa lain mengingat harga
kacang mete yang mahal dipasaran yaitu berkisar antara Rp 50.000 – Rp. 80.000 /kgnya.
Analisis penanaman modal juga membantu manajer pengambilan keputusan untuk
investasi.
Selain kinerja finansial dan aspek manajemen yang harus diperhatikan adalah
analisis laporan keungan. Analisis ini dilakukan karena pada industri rumah tangga ini
akan melakukan penanaman modal jangka panjang sehingga laporan keuangannya harus
dianalisis. Sehingga dalam pengembangannya dapat diketahui sehat atau tidaknya usaha
tersebut untuk terus dijalankan. Laporan keuangan pada industri ini pun masih bersifat
sederhana sehinngga penelitian ini diharapkan membantu manajer industri rumah tangga
ini dalam mengkaji sehat atau tidaknya usaha ini dan membantu manajer untuk
pengambilan keputusan dalam penanaman modal serta pengembangan prospek industri
rumah tangga kacang mete.
. Hal ini membuat peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul
“ ANALISIS KINERJA FINANSIAL BERKAITAN DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PRODUK KACANG METE INDUSTRI RUMAH
TANGGA “PUNA LIPUT” DI KOTA LARANTUKA – KABUPATEN FLORES TIMUR “
B. Perumusan masalah.
Berdasarkan uarian pada latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut. :
1. Menjelaskan fungsi kegiatan industri rumah tangga kacang mete di Kota
Larantuka.
2. Bagaimana kinerja financial dari kegiatan industri rumah tangga kacang mete di
Kota Larantuka ini ?
3. Bagaimana metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan penanaman
modal atau investasi yang tepat untuk untuk industri rumah tangga kacang mete ?
4. Menganalisis kajian sehat usaha industri rumah tangga kacang mete di Kota
Larantuka , berdasarkan laporan keuangan yang ada pada industri rumah tangga
ini.
C. Tujuan dan kegunaan
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
Menjelaskan pola industri rumah tangga kacang mete.
Mengetahui kinerja finansial dari kegiatan industri kacang mete di kota
Larantuka.
Mendeskripsikan metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan
penanaman modal yang tepat untuk industri rumah tangga.
Menganalisis kajian sehat usaha pada industri rumah tangga kacang mete di
Kota Larantuka.
Kegunaan
Penelitian ini diharapkan berguna untuk :
Sebagai bahan informasi untuk industri rumah tangga itu sendiri sehingga dapat
membantu untuk mengembangkan usaha kacang mete ini dari proses produksi
sampai pemasaran.
Pemerintah, sebagai informasi mengenai keadaan industri rumah
tangga kacang mete sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan bagi
pengembanagn dan perluasan industri rumah tangga.
Dapat dijadikan pembanding oleh peneliti lanjutan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rujukan penelitian terdahulu.
Hasil penelitian Chrisminingsih (2000) tentang Pola Kegiatan Agroindustri Tahu
Untuk Mendukung Nilai Tambah Komoditas Kedelai di Kota Kupang, menyatakan
bahwa secara ekonomis agroindustri Tahu Tempe di Kelurahan Bakunase mencapai
tingkat efisiensi, karena penggunaan biaya yang diperoleh dari nilai perbandingan
pendapatan kotor dengan total biaya adalah menguntungkan.
Maing (2002) tentang Analisis Kelayakan Financial Usahatani Jambu Mete Di
desa Dikesare Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata menyatakan pula bahwa pada
tahun pertama sampai tahun keempat petani jambu mete belum memperoleh keuntungan ,
hal ini disebabkan karena pada umur satu sampai dua tahun tanaman belum
memproduksi. Tahun ketiga sampai keempat petani sudah bias memperoleh penerimaan
tetapi hasil yang diperoleh masih rendah sedangkan tahu berikutnya pendapatan petani
terus meningkat.
B. TINJAUAN TEORITIS.
1. Proses produksi.
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah
untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi
itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dengan menambah
kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah
suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan
menggunakan faktor produksi yang ada.
Proses produksi pada pengolahan kacang mete dinyatakan dalam bagan
sebagai berikut:
Pada tingkatan teknologi tradisional / sederhana peralatan yang digunakan
umumnya relatif sederhana dan mudah diperoleh di mana sebagian besar proses produksi
masih mengandalkan tenaga manusia.peralatan yang digunakan adalah kacip belah dan
pemukul. Penggunaan peralatan yang sederhana ini sanagt mempengaruhi pada mutu dan
jumlah produksi kacang mete. Kapasitas produksi dengan peralatan ini sangat rendah.
Setiap tenaga kerja hanya menghasilkan 4 kg perhari dibandingkan dengan peralatan
modern seperti Roller Clacker yang menghasilkan 2,4 Ton / 8jam, Gyratory cracker yang
meghasilkan 1ton/jam, dan Sima yang menghasilkan 70kg/jam.
2. Pengertian industri rumah tangga.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Sedangkan ;
Industri rumah tangga ( home industry ) adalah bagian kecil dari industri yang
diusahakan terutama untuk menambah pendapatan keluarga. Industri rumah tangga dalam
operasinya mengolah bahan baku dari ternak maupun dari tumbuhan. Dari ternak
contohnya pengolahan daging sapi menjadi dendeng sapi sedangkan dari tumbuhan
contohnya pengolahan biji mete gelondongan menjadi kacang mete. Didalam
pengolahannya bahan baku tersebut diolah dan melalui proses fisik, kimia, penyimpanan,
Pemisahan buah dari gelondong
Sortasi dan Grading mete gelondongan (1hr)
Penjemuran mete gelondongan (3-4 hr)
Penyimpanan biji mete gelondongan.
Pengambilan kacang mete (4hr)
Pengerinagn kacang mete (4hr)
Pengupasan kulit ari kacang mete (1 hr)
Pengolahan rasa kacang mete
Sortasi dan grading kacang mete
Pengemasan.
pengawetan, pengemasan sehingga pada akhirnya produk tersebut disalurkan untuk
dipasarkan. Industri rumah tangga mempunyai karyawan atau tenaga kerja berjumlah
antara 1-4 orang.
3. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang
dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan
Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun
pembeli potensial.
Ada 3 fungsi pemasaran yaitu :
- Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan
menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk (barter)
untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali.
- Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta
menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen
dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dsb. Penyimpanan produk
mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
- Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat
dilakukan pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan
distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti pengurangan resiko,
pembiayaan, pencarian informasi serta standarisasi / penggolongan produk.
4. Tenaga kerja.
Tenaga kerja menurut Hermanto ( 1991 ) merupakan produk yang sanggp
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Soekartawi ( 2002 ) mengatakan bahwa setiap usaha pertanian yang akan
dilaksanakan membutuhkan tenaga kerja.
Tenaga kerja ber[otensi baik secara jasmani maupun fisik untuk mengolah produk
dan biasanay berasal dari dalam dan luar keluarga. Tenaga kerja dapat dibagi menjadi
tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah
semua tenaga kerja yang secara langsung ikut serta memproduksi produk yang jasanya
dapat disusut secara langsung pada produk yang dihasilkan, sedangkan tenaga kerja tidak
langsung adalah tenaga kerja yang jasanya secara tidak langsung dapat disusut pada
produk yang dihasilkan. ( Mulyadi , 1999)
5. Metode pengambilan keputusan penanaman modal
Modal dalam arti sempit adalah uang, sedangkan modal dalam arti luas adalah
sesuatu dalam bentuk uang maupun barang yang ada dalam suatu rumah tangga
peusahaan yang fungsi produktifnya untuk menghasilkan pendapatan. (Schwiedland)
Penanaman modal adalah pengeluaran atau perbelanjaan penanam – penanam
modal atau perusahaan untuk membeli barang – barang modal dan perlengkapan –
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan untuk memproduksi barang –
barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi atau penanaman moda
merupakan komp[onen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. ( Sadono
Sukirno1994 ).
Didalam suatu usaha jenis pengambilan keputusan yang penting bagi manajemen
selain penentuan harga jual adalah pengambilan keputusan dalam penanaman modal
( investment decision). Permasalahan yang dijumpai dalam pengambilan keputusan
penaman modal adalah menentukan usulan investasi dana atau penanaman modal yang
dapat menghasilkan laba di masa yang akan dating.
Pengambilan keputusan penanaman modal penting bagi manajemen, Karena
penanaman modal berkaitan dengan : keterikatan sumber dana perusahaan dalam jumlah
relative besar, jangka waktu investasi relative lama, dan masa yang akan dating yang
penuh ketidakpastian.
Penilaian investasi berkaitan dengan pengambilan keputusan layak tidaknya suatu
ususlan investasi untuk dilaksanakan. Metode yang digunakan manajemen untuk menilai
usulan investasi sebagai berikut:
1. Payback periode .
Metode ini digunakan untuk mengitung jangka waktu yang diperlukan untuk
menutup modal yang diinvestasikan. Jangka waktu dihitung dengan cara membagi
jumlah modal yang diinvestasikan dengan aliran kas yang berasal dari operasi pertahun.
Kelebihan metode ini adalah mudah dimengerti dan sederhana tetapi kelemahannya
adalah mengabaiakan aliran kas yang diperoleh setelah periode payback. Sehingga usulan
investasi yang ditolak mungkin saja lebih menguntungkan dari pada usulan investasi
yang diterima.
2. Average return of investment.
Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan laba yang
diabaikan dalam metode payback. Kelebihan metode ini adalah data yang digunakan
diambil dari laoporan keuangan yang tersedia, kelemahannya bahwametode ini tidak
dapat diterapkan untuk ususlan investasi yang dilakukan secara bertahap.
3. Net present value.
Metode ini menghitung penerimaan kas dimasa yang akan datang. Metode ini
memperhitungkan nilai waktu uang btidak seperti pada dua metode diatas. Penilaian atas
usulan investasi berdasarkan metode ini adalah degan cara membandingkan nilai
sekarang dari penerimaan kas dengan nilai sekarang selama investasi modal berlangsung.
Keuntungannya bahwa metode ini menghitung aliran kas selama investasi, kelemahannya
penentuan tingkat bunga harus teliti.
4. Internal rate of return
Metode ini menghitung tingkat bunga yang sesungguhnya dari suatu
rencana investasi. Agar nilai sekarang dari aliran kas bersih dapat meunutp jumlah modal
yang diinvestasikan. Keuntungannya metode ini memeprtimbangkan nilai waktu uang
dan menghitung semua aliran kas selama investasi, kelemahannya bahwa penentuan
tingkat bunga melalui proses interpolasi sehingga membutuhkan waktu lama.
5. Profitability indeks.
Metode ini merupakan variasi dari metode NPV. Profitability index ini
dihitung berdasarkan aliran kas bersih dengan jumlah rencana investasi. Metode ini
bermanfaat untuk memilih dua rencana investasi yang bersifat saling meniadakan.
Metode PI dihitung dengan cara membagi nilai sekrang dari aliran kas bersih dengan
jumlah rencana investasi.
Pada industri rumah tangga ini metode yang biasa digunakan untuk menilai suatu
usulan investasi adalah metode Payback periode, Net Present Value ( NPV) dan metode
Internal Rate of Return ( IRR). Ketiga metode ini dipilih karena pada metode payback
periode ini sederhana dan mudah dipahami, serta membantu majaer dalam mengetahui
jangka waktu modal yang diinvestasikan dapat ditutup. Pada metode NPV, membantu
manajer dalam menghitung aliran kas selama masa investasi modal dan pada metode IRR
membantu untuk penentuan tingkat bunga dan sebagai pedoman untuk membandingkan
bebrapa rencana investasi.
6. B/C Ratio
Benefit Cost Ratio sering juga disebut sebagai analisis manfaat dan biaya analsis
ini digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan suatu usaha atau proyek. Analisis
ini mempunyai banyak bidang terapan. Salah satunya adalah dalam bidang investasi.
Sesuai dengan dengan makna tekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis
ini mempunyai penekanan dalamperhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program
atau suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta
manfaat yang akan dicapai. Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh para investor
dalam upaya mengembangkan bisnisnya.Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat
dan biaya dalam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat
keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lain penekanan yang
digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan .
Ada 3 tahapan yang digunakan untuk menganalisis B/C Ratio ini yaitu :
a. Jenis usaha
b. Estimasi Biaya Usaha
c. Estimasi Keuntungan.
Keuntungan dari penggunaan B/ C Ratio adalah mudah dianalisis sehingga
memudahkan manajer dalam pengambilan keputusan. Kelemahannya bahwa analisis ini
menggunakan pendekatan peramalan waktu uang sehingga metode ini memiliki masalah
pada hal akurasi atau ketepatan menganalisis.
7. Diversifikasi Produk d
Diversifikasi produk merupakan perluasan barang atau jasa yang di
tawarkan oleh perusahaan dengan jalan penambahan produk atau jasa baru ( Nijman,
1983 ).
Mubyarto ( 1994) menyatakan bahwa putusan mengadakan diversifikasi
produk harus didasarkan atas pertimbangan – pertimbangan harapan harga, permintaan
dan penawaran. Oleh karena itu, dalam diversifikasi harus dicari solusi atau terrobosan
untuk produk mana yang permintaanya paling tinggi.
8. Analisis laporan keuangan.
Untuk menganalisis sehat atau tidaknya suatu usaha itu perlu dilihat dan
dianalisis dari laporan keuangan yang ada pada usaha tersebut.
Menurut standar Akuntansi Keuangan 2004 : “laporan keuangan
merupakan bagian dari proses laporan keungan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat di sajikan
dalam berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas (cash flow) atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan
Menurut S. Munawir (2004):“laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagi alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”. Ada 3 macam laporan keuangan pokok
yaitu Laporan Rugi Laba, Neraca dan Laporan Arus Kas.
Laporan keuangan yang ada pada badan usaha di buat untuk memberikan
informasi posisi dan kondisi keuangan badan usaha akan tetapi laporan tersebut perlu
kita analisa lebih lanjut dengan alat analisa keuangan yang ada untuk mendapat kan
informasi yang lebih berguna dan lebih spesifik dalam menjelaskan posisi dan kondisi
keuangan perusahaan. Adapun alat analisis yang dapat kita gunakan adalah rasio
likuiditas ,rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas. Kegunaan dari laporan keuangan itu
sendiri yaitu data akuntansi yang diambil dari laporan laba rugi dan neraca.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui
sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.
Rasio Solvabilitas.
Rasio solvabiliats menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti
aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
Rasio Rentabilitas.
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan,kas,modal,jumlah karyawan,jumlah cabang,dan sebagainya. Rasio
ini menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
METODE PENELITIAN
A. Kerangka berpikir.
Dalam menjalankan usahanya seorang manejer industri rumah tangga
perlu untuk mempunyai kemampuan dan pengetahual yang cukup untuk memahami
berbagai aspek kegiatan usaha seperti aspek produksi berkaitan dengan pengolahan,
penyediaan alat dan bahan, pemilihan bahan baku yang bermutu, serta teknologi sehingga
produk yang dihasilkan laris di masyarakat. Aspek pemasaran yan terkait dengan 3 fungsi
dari pemasaran. Aspek manajemen dalam hal pengambilan keputusan dalam penanaman
modal serta motode apa yang paling tepat digunakan oleh seorang manajer sehingga
investasi yang ditanamankan pada saat ini dapat mengasilkan laba tinggi dimasa yang
akan datang.
Industri rumah tangga kacang mete yang ada di Kota Larantuka ini merupakan
industri yang baru saja beroperasi. Industri ini tidak memasok bahan baku dari dari luar
karena bahan baku mampu dihasilkan didalam daerah sendiri serta menghasilkan satu
macam rasa saja pada kacang mete tersebut. Oleh karena itu industri rumah tangga ini
sanagt berpotensi untuk mengembangkan produknya menjadi berbagai macam rasa
sehungga dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan.
B. Tempat dan waktu penelitian.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada industri rumah tangga “ PUNA LIPUT “
di Desa Leworahang ,Kota Larantuka.
C. Metode pengambilan sample
Karena penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja finansil industri rumah
tangga kacang mete di Kota Larantuka maka metode penentuan responden adalah
sebanyak 6 orang responden yaitu 1 orang pemilik dan 5 orang tenaga kerja pada industri
rumah tangga.
D. Metode pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey, data yang dikumpulkan
berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi wawancara kepada
responden dengan berpedoman pada kuisioner atau daftar pertanyaan yang sudah
disiapkan sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian
dan juga dari hasil studi kepustakaan.
E. Pengamatan dan konsep pengukuran.
Hal – hal yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1) Identitas pemilik industri rumah tangga “ PUNA LIPUT “ meliputi nama, umur,
lama usaha, pendidikan formal ( tahun ) dan non formal ( frekuensi mengikuti
pelatihan atau penyuluhan ), pekerjaan dan pengalaman berorganisasi ( tahun ).
2) Sejarah berdirinya industri rumah tangga kacang mete.
3) Jumlah bahan baku yaitu jumlah kacang mete gelondongan yang akan diolah
menjadi kacang mete ( Kg)
4) Jumlah tenaga kerja yaitu Tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan
proses produksi. ( orang)
5) Volume produksi yaitu jumlah kacang mete yang dihasilkan pada setiap periode
produksi (Kg)
6) Harga beli bahan baku yaitu besarnya nilai uang yang dikeluarkan untuk
membeli kacang mete gelondongan. ( Rp)
7) Harga jual yaitu harga jual kacang mete yang ditetapkan pada setiap periode
produksi. ( Rp)
8) Modal usaha yaitu besarnya modal awal yang digunakan untuk memulai usaha
( Rp)
9) Biaya bahan baku yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membeli kacang
mete gelondongan ( Rp)
10) Rencana pengembalian biaya investasi atau modal yang diperoleh dari pinjaman
(Rp)
11) Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
(Rp)
12) Proses produksi yaitu urutan kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan kacang
mete.
13) Sumber dan asal bahan bahan baku.
14) Besarnya penanaman modal atau investasi.
F. Model dan analisis data.
Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis untuk dapat diambil keputusan
mengenai penanaman modal dengan menggunakan metode yang dapat menilai usulan
investasi sebagai berikut :
1. Payback periode
Payback periode =
2. Net present value.
NPV = P.V BENEFIT – P. V COST
( NPV = B – C )
Ket :
B = Benefit yang sudah dipresent valuekan.
C = Cost yang sudah dipresent valuekan.
3. Internal rate of return
IRR =
Untuk menjawab tujuan kedua yaitu mengetahui kinerja financial dari kegiatan
industri rumah tangga kacang mete ini maka digunakan analisis B / C Ratio dengan
formulasi sebagai berikut:
B/C =
Menggunakan kriteria :
BC Ratio > 1 : usulan investasi diterima
BC ratio < 1 : usulan investasi ditolak
Dan untuk mejawab tujuan keempat digunakan alat analisa laporan keuagan
yaitu Rasio Solvabilitas. Alat analisis ini dipilih sebab pada industri rumah tangga kacang
modal yang diinvestasikan
Aliran kas yang berasal dari operasi
Rencana investasi
Laba tunai
mete ini menjalankan investasi yang berarti bahwa penanaman moal ini dalam jangka
panjang sehinnga dipilih Rasio Solvabilitas karena Rasio solvabiliats menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban pada penanaman modal jangka
panjangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri S. 1995. Manajemen Produksi . Alumni LPEE UI. Jakarta
Chrisminingsih . 2000 . Pola Kegiatan Agroindustri Tahu Untuk Menedukung Nilai Tambah Komoditas Kedelai Di Kota Madya Kupang. Hasil Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana. Kupang
Hernanto F. 1991. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya Edisi 5 . Penerbit Aditya Medi. Yogyakarta
Maing . 2002. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tani Jambu mete Di Desa Sekare Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata. Hasil Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana. Kupang
Susan . 2007 . Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jambu Mete Di Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka. . Hasil Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana. Kupang
Ducat E . 1985. Alat – Alat Analisis Laporan Keuangan. AK Group. Yogyakarta
Hartanto . 1984. Analisis Laporan Keuangan. BPFE. Yogyakarta
“ ANALISIS KINERJA FINANSIAL PRODUK KACANG METE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA ( HOME INDUSTRY ) PUNA LIPUT DI KOTA
LARANTUKA “
PROPOSAL RENCANA PENELITIAN
OLEH
ANJELIANA TOKAN
0804022543
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2010