Upload
grardusputra
View
215
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fvvvvvvv
Citation preview
edius pada telinga tengah. Otot-otot facialis bagian permukaan (superficialis)Kelompok otot
bagian superficialis diperkirakan bersumber pada sebuah otot sphincter profundus pada
daerah leher yang tersusun dalam tiga lapis saling tertumpuk secara tidak penuh. Lapisan
paling luar tersusun atas bendel-bendel otot yang berjalan transversal. Otot ini mengalami
pengecilan atau bahkan hilang pada beberapa ilament ilament. Bekas-bekas otot lapis ini
ditemukan pada anjing sebagai m. sphincter coli. Lapisan tengah adalah lapisan yang lebih
ilamente (berisi) daripada lapisan luar. Lapisan ini berada dalam bentuk lembaran serabut
otot memanjang yang menutupi bagian ventral wajah sampai ke leher bahkan mencapai
tengkuk (kuduk leher) pada anjing. Otot ini dikenal sebagai platysma. Otot-otot telinga
bagian caudal diperkirakan berasal dari platysma. Lapisan paling dalam berjalan transversal.
Meskipun sebagian kecil masih dalam bentuk lembaran, otot lapis ini dipercayai sebagai asal
dari beberapa otot wajah pada hewan ilament. Karena efeknya terhadap penampakan wajah,
secara bersama-sama otot lapisan ini dikenal sebagai otot ekspresi wajah atau otot ilam.2
Mekanisme pergerakan otot
Jika otot berkontraksi, panjang filamen tebal atau filamen tipis tidak mengalami perubahan
tetapi daerah H dan pita I memendek. Jadi susunan filamen intergiditasi harus menyelip satu
sama lain saat otot berkontraksi. Jembatan-silang menghasilkan dan mempertahankan
tegangan. Tegangan yang timbul saat otot berkontraksi sebanding dengan filamen yang
tumpang-tindih dan karena itu sebanding dengan jumlah jembatan-silang. Setiap kepala
jembatan-silang dihubungkan dengan filamen tebal lewat segmen fibrosa fleksibel yang dapat
ditekuk ke luar dari filamen tebal untuk memberikan ruang antar-filamen.3,4
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif
dari filamen-filamen aktin dan myosin. Panjang filamen tebal atau filamen tipis tidak
mengalami perubahan tetapi daerah H dan pita I memendek. Selama kontraksi otot, filamen-
filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut
tidak bertambah banyak. Namun, gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam
penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya daerah H. Susunan
filamen intergiditasi harus menyelip satu sama lain saat otot berkontraksi. Jembatan-silang
menghasilkan dan mempertahankan tegangan. Tegangan yang timbul saat otot berkontraksi
sebanding dengan filamen yang tumpang-tindih dan karena itu sebanding dengan jumlah
jembatan-silang. Setiap kepala jembatan-silang dihubungkan dengan filamen tebal lewat
segmen fibrosa fleksibel yang dapat ditekuk ke luar dari filamen tebal untuk memberikan
ruang antar-filamen. Selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-
garis Z dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi.
Kontraksi berlangsung oleh interaksi pada pengikatan dan pelepasan bagian kepala globuler
miosin dan filamen F-aktin untuk membentuk komplek aktin-miosin. Interaksi tersebut perlu
energi, secara tidak langsung dari hidrolisis ATP.5,6
Kerja otot
Kontraksi otot terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf bersifat elektrik, dihantar ke sel-sel
otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh sambungan otot-saraf (neuromuscular
junction). Impuls saraf sampai ke sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-
gelembung kecil asetilkolin. Asetilkolin dilepas kedalam ruangan antara saraf dan otot (celah
sinaps) dan ketika asetilkolin menempel pada sel otot akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar keseleuruh sel otot, sehingga timbul
kontraksi. Untuk bisa berkontraksi serabut otot memerlukan energi yang didapat dari oksidasi
makanan, terutama karbohidrat.5
Sel otot bercorak mempunyai suatu plasmalema disebut sarkolema dan modifikasi retikulum
endoplasma halus disebut retikulum sarkoplasma, yang secara integral terlibat dalam
pengaturan kadar kalsium sekitar miofibril. Retikulum sarkoplasma membentuk suatu jala-
jala sisterna saling berhubungan (kantong gepeng membatasi membran) yang berhubungan
dengan sisterna ujung yang berdilatasi.
Sarkolema mengandung sejumlah tubulus T yang menembus massa miofibril. Tiap sarkomer
dilayani dua tubulus T yang membentuk invaginasi dari sarkolema dekat hubungan pita A
dan pita I. Tubulus T berhubungan dengan sisterna ujung. Satu tubulus T dan dua sisterna
membentuk triad. Pada otot skelet manusia, triad terletak dekat hubungan pita A dan pita I.
Sisa pita I ditutupi oleh mitokondria yang letaknya agak lurus terhadap sumbu panjang
miofibril.3,4,5
Bila sarkolema dirangsang, Ca2+ dilepaskan dari ilament sarkoplasma ke sarkoplasma.
Konsentrasi Ca2+ dalam sarkoplasma meningkat. Ca2+ terikat pada Troponin C (TpC) yang
dapat mengikat 4 Ca2+. Kemudian, TpC berinteraksi dengan TpI dan TpT untuk mengubah
interaksi mereka dengan tropomiosin. Dengan itu, tropomiosin tidak lagi memblokir dan
menyebabkan F-aktin dapat berinteraksi dengan ilame, jadi kontraksi berlaku. Pada waktu
istirahat, konsentrasi ion kalsium dalam sarkoplasma rendah. Ketika konsentrasi ion kalsium
menurun, troponin mengunci tropomyosin dalam posisi memblokir kepala globuler ilame dan
F-aktin daripada berinteraksi. Dalam kehadiran ATP, filamen tipis bergeser kembali ke
keadaan istirahat atau relaksasi.3
Retikulum sarkoplasma kaya akan calsequestrin, suatu protein yang mengikat kalsium. Jika
rangsangan saraf yang memulai kontraksi mencapai hubungan neuromuskular, terjadilah
depolarisasi sarkolema. Gelombang depolarisasi bergerak sepanjang serat saraf. Akibatnya,
depolarisasi sarkolema menyebabkan depolarisasi dalam retikulum sarkoplasma. Jika
membran sisterna ujung menjadi permeabel terhadap kalsium, ion kalsium mengalir ke dalam
daerah sekeliling miofibril dan memulai kompleks aktin-miosin dan terjadi kontraksi.
Retikulum sarkoplasma mengandung ATP-ase yang secara aktif memompa kalsium kembali
ke dalam retikulum sarkoplasma, pada tempat berikatan, jadi menyelesaikan siklus
kontraksi.4
Gambar 2: Ion Kalsium sebagai Regulator Kontraksi dan Relaksasi Otot4
Metabolisme Otot
Kontraksi otot terdiri atas pengikatan dan pelepasan secara siklus bagian kepala globuler
ilame dengan ilament F-aktin. Pengikatan diikuti oleh perubahan interaksi aktin-miosin
sehingga ilament aktin dan ilament ilame saling bergeser antara satu sama lain. Energi
dipasok secara tidak langsung oleh ATP yang mengalami hidrolisis. Hidrolisis ATP oleh
enzim ATP-ase ilame sangat dipercepat oleh pengikatan kepala globuler ilame dan F-aktin.3
Siklus biokimiawi kontraksi otot terdiri atas 5 tahap. Pertama, kepala globuler ilame sendiri dapat menghidrolisis ATP menjadi ADP+Pi, namun tidak dapat melepaskan produknya.
Kedua, kepala globuler ilame yang mengandung ADP dan Pi dapat berputar bebas dengan sudut yang besar untuk