14
“PROGRAM KERJA MENGATASI MALARIA” UJIAN MID SEMESTER MANAJEMEN DASAR “PROGRAM KERJA MENGATASI MALARIA” OLEH : JULYANI WIJAYA POO 331 012 054 1 B KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN GIZI 2013

New Microsoft Office Word Document

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: New Microsoft Office Word Document

“PROGRAM KERJA MENGATASI MALARIA”

UJIAN MID SEMESTER MANAJEMEN DASAR

“PROGRAM KERJA MENGATASI MALARIA”

OLEH :

JULYANI WIJAYA

POO 331 012 054

1 B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN GIZI

2013

Dalam wilayah kerja Badu,A.MG yaitu di Puskesmas Atas Angin

kabupaten Kerajaan Langit,terdapat masalah yang akan diatasi

ataupun dikurangi . Berdasarkan data yang diambil dari hasil

evaluasi kegiatan tahun lalu diperoleh berbagai gambaran tentang

Page 2: New Microsoft Office Word Document

masalah pelayanan maupun keadaan kesehatan masyarakat. Saya

sebagai konsultan akan membantu Badu dalam masalah “MALARIA”

yang angka kesakitannya relative tidak terlalu tinggi karena berada

diurutan 4 pada kasus angka kesakitan.

“PROGRAM KERJA PENANGGULANGAN ANGKA KESAKITAN KARENA

MALARIA”

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit

dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui

perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia

merupakan salah satu negara yang memiliki  endemisitas tinggi.

Beberapa pengertian malaria baik secara klinik maupun secara

Laboratorium menurut beberapa ahli yaitu :

1.  Penyakit malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun

kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai

demam, anemia dan spenomegali (Nadesul Hendrawan,1996).

2. Malaria adalah suatu penyakit yang akut maupun kronis yang

disebabkan parasit plasmodium  yang ditandai dengan gejala

demam berkala, menggigil dan sakit kepala yang disertai dengan

anemia dan limpha yang membesar (Pampana, 1969).

3. Malaria klinis adalah penderita dengan gejala demam secara

berkala, menggigil dan sakit kepala dan juga disertai dengan gejala

khas daerah (diare pada balita sakit atau sakit otot pada orang

dewasa) (Dirjen P2MPL, 2003).

4. Malaria Positif adalah penderita yang dalam darahnya ditemukan

parasit Plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis (Dirjen

P2MPL, 2003).

Page 3: New Microsoft Office Word Document

5.  Penderita malaria meninggal adalah apabila penderita yang

meninggal karena malaria bila dalam darahnya ditemukan parasit

malaria dari hasil konfirmasi laboratorium (Dirjen P2MPL, 2003)

Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis.

Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan

yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi

melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria.

Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu,

kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu

faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus

malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di

pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang

umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman

manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-

musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak

terkontrol.

Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit

malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar

ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam

siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan

dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah,

akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke erotrosit membentuk

stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai

bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit

pecah dan keluar merozoit.

Gejala demam pada malaria biasanya penderita akan merasa

menggigil (15-60 menit) seperti orang yang kedinginan namun suhu

tubuh sangat tinggi. Kejadian menggigil disertai dengan demam

tinggi ini bisa berlangsung beberapa jam kemudian penderita akan

berkeringat selama 2-4 jam timbul setelah demam terjadi akibat

Page 4: New Microsoft Office Word Document

gangguan metabolism dan suhu tubuh akan turun kembali normal.

Kejadian ini bisa berlangsung tiap hari, atau tiap 2 hari atau tiap 3

hari atau tidak tentu tergantung jenis malarianya. Sekali terinfeksi

malaria seumur hidup akan mengalami serangan demam menggigil

itu jika kekebalan tubuh menurun. sedang demam biasa adalah

demam yang hanya bersifat situasinoal dan bisa sembuh total dan

biasanya karena penyakit infeksi akut non Plasmodium.

Ciri - ciri penderita malaria secara klinis adalah sebagai berikut :

     Demam menggigil secara berkala yang disertai sakit kepala

     Pucat karena kurang darah serta kondisi badan lemah

     Pada penderita berat disertai kejang – kejang, diare hinggga koma

Gejala Klasik malaria suatu parokisme biasanya terdiri atas tiga

stadium yang berurutan yaitu Dingin, Demam, Berkeringat dan

Apireksi / Tidak apa – apa (DIDERITA) (Depkes RI, 1995).

Cara penularan malaria

Penyakit malaria dikenal ada berbagai cara penularan malaria:

a.    Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi

melalui gigitan nyamuk anopheles.

b.    Penularan yang tidak alamiah.

1.     Malaria bawaan (congenital).

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita

malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta.

2.    Secara mekanik.

Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum

suntik. Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara

penularan ini pernah dilaporkan terjadi disalah satu rumah sakit di

Bandung pada tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan

mendapatkan suntikan intra vena dengan menggunakan alat suntik

Page 5: New Microsoft Office Word Document

yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat

suntik itu seharusnya dibuang sekali pakai (disposeble).

3.    Secara oral (Melalui Mulut).

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam

(P.gallinasium) burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).

Pemeriksaan laboratorium merupakan diagnosis pasti yang

dapat menentukan jenis plasmodium yang ada dalam sel darah, Jika

ditemukan adanya plasmodium dalam sel darah maka berdasarkan

klasifikasinya dapat dibedakan atas 4 hal  yaitu :

a)    Plasmodium Falciparum (Malaria Tropikana)

yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka kematian yang

tinggi. Infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang

meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan

merozitnya menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik

muda maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50% malaria di

seluruh dunia.

b)   Plasmodium Vivax (Malaria Tertiana)

spesies ini cenderung menginfeksi sel – sel darah merah yang muda.

(retilkulosit) kira – kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia

disebabkan oleh plasmodium vivax.

c)    Plasmodium Malariae (Malaria Quartana)

mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel – sel darah merah

yang tua.

d)   Plasmodium Ovale

Prediksinya terhadap sel – sel darah merah mirip dengan

plasmodium vivax (menginfeksi sel – sel darah muda) (Sutisna,

2004)

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria

Page 6: New Microsoft Office Word Document

Kemampuan bertahannya penyakit malaria di suatu daerah

ditentukan oleh faktor – faktor berikut :

a)    Faktor penyebab ( Parasit malaria)

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria, genus

plasmodium. Ciri utama genus plasmodium adalah adanya dua

siklus hidup, yaitu :

  Fase seksual

Siklus dimulai ketika nyamuk anopheles betina menggigit

manusia dan memasukan sporozoit yang terdapat pada air liurnya

ke dalam aliran darah manusia. Memasuki sel parenkim hati dan

berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan

merozoit, disebut fase skizogoni eksoeritrosit karena parasit belum

masuk ke dalam sel darah merah.lama fase ini berbeda untuk setiap

spesies plasmodium.pada akhir akhir fase ini, hati pecah, merozoit

keluar lalu masuk ke dalam aliran darah. Fase eritrosit dimulai saat

merozoit dalam darah menyerang sel darah merah dan membentuk

trofozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit – skizon- merozoit.

Setelah dua sampai tiga generasi merozoit terbentuk lalu sebagian

berubah menjadi bentuk seksual

  Fase aseksual

Saat nyamuk anopheles betina mengisap darah manusia yang

mengandung parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk ke

dalam perut nyamuk. Selanjutnya menjadi mikrogametosit dan

makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang disebut zigot

(ookinet) yang kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan

menjadi ookista. Jika ookista pecah ribuan sporozoit dilepaskan dan

mencapaikelenjar air liur nyamuk dan siap ditularkan jika nyamuk

menggigit tubuh manusia (Prabowo. 2004 )

b)   Faktor inang

Penyakit malaria mempunyai dua inang antara lain :

Page 7: New Microsoft Office Word Document

  Manusia (intermediate host)

Faktor yang mempengaruhi antara lain : jenis kelamin (pada

ibu hamil akan menyebabkan anemia yang lebih berat) imunitas,

penghasilan, perumahan, pemakaian kelambu, dan obat anti

nyamuk.

  Nyamuk anopheles (defenitife host)

Nyamuk anopheles betina sebagai vektor penyebab

menularnya penyakit malaria. Nyamuk ini membutuhkan genangan

air yang tidak mengalir atau yang mengalir perlahan untuk

meletakkan telur – telur nya, sebaga tempat untuk berkembang

biak. Biasanya aktif mencari darah pada malam hari , ada yang

mulai senja sampai tengah malam, ada juga yang mulai tengah

malam sampai menjelang pagi hari (Depkes, 1999). Jarak

terbangnya tidak lebih dari 0,5 – 3 Km dari tempat perindukan.

Umur nyamuk anopheles dewasa di alam bebas belum diketahui

tetapi di laboratorium dapat mencapai 3 – 5 minggu. (Prabowo. 2004

)

c)    Faktor lingkungan ( Enviroment )

  Fisik

Suhu sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus atau

masa inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu, makin panjang masa

ekstrinsiknya. Hujan yang berselang dengan panas berhubungan

langsung dengan perkembangan larva nyamuk (Depkes, 1999) Air

hujan yang menimbulkan genangan air merupakan tempat yang

ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan bertambahnya

tempat perindukan , populasi nyamuk malaria bertambah sehinggah

bertambah pula jumlah penularannya. (Prabowo. 2004 )

Kelembaban yang rendah akan memperpendek umur nyamuk,

meskipun tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembapan 60

% merupakan batas paling rendah yang memungkinkan untuk

Page 8: New Microsoft Office Word Document

nyamuk hidup. Pada kelembapan yang lebih tinggi nyamuk menjadi

lebih aktif dan lebih sering menggigit sehingga meningkatkan

penularan malaria ( Harijanto, 2000 )

Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk

berbeda – beda. Ada yang menyukai tempat terbuka dan ada yang

hidup di tempat yang teduh maupun di tempat yang terang.

  Biologi

Tumbuhan semak, sawah yang berteras, pohon bakau, lumut,

ganggang merupakan tempat perindukan dan tempat – tempat

peristirahatan nyamuk yang baik. Adanya belbagai jenis ikan

pemakan larva seperti ikan kepala timah, gambus, nila, mujair

mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah (Depkes, 1999)

  Sosial budaya

Tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya malaria akan

mempengaruhi kesadaran masyarakat memberantas malaria

  

RANCANGAN KERJA

A.   Misi

a.    Meningkatkan kewaspadaan dini dan kesadaran masyarakat/warga

setempat mengenai hidup bersih dan sehat.

b.    Untuk mencapai masyarakat yang sehat, sejahtera dari penyakit

dan terbebas dari penyakit menular malaria.

B.    Visi

a.    Memberdayakan/melibatkan masyarakat dalam hal peningkatan

kesejahterahan dan penanggulangan penyakit malaria.

Page 9: New Microsoft Office Word Document

b.    Meningkatkan kinerja petugas kesehatan serta perhatian

pemerintah untuk memberantas vector/penyakit malaria.

C.    Tujuan

a.    Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

b.    Menjaga masyarakat dari serangan penyakit malaria

c.    Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit

khususnya malaria

·       Menyadarkan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

1.     Tahap perencanaan

Berikut adalah hal-hal yang direncanakan untuk membantu

mengurangi angka kesakitan karena malaria :

1.     Pelatihan petugas/sukarelawan

2.    Penyuluhan kepada masyarakat umum

3.    Pemeriksaan penderita dengan gejala malaria

4.    Pengobatan penderita yang positip malaria

5.    Pemberian kelambu anti nyamuk bagi keluarga-keluarga yang tinggal

didaerah endemisitas tinggi

6.     Memberantas vector

7.     Lingkungan warga

2.    Implementasi

Berikut adalah tahap implementasi yang dapat membantu

mengurangi angka kesakitan karena malaria :

          1.   Pelatihan

Pelatihan tentang penyakit malaria: gejala malaria, cara

pencegahan, metode pemeriksaan, metode pengobatan,akan

diberikan kepada para tenaga kesehatan maupun tenaga non

kesehatan (petugas lapangan) dengan intensitas dan fokus yang

sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dan terhadap penanganan

Page 10: New Microsoft Office Word Document

malaria dengan cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat

menemukan dan mengobati penderita malaria dengan cepat dan

mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang

potensial terjadinya kejadian luar biasa KLB.

2.    Penyuluhan

Diharapkan tenaga-tenaga yang sudah dilatih tersebut dapat memberikan

penyuluhan kepada kelompok masyarakat, sesuai dengan lingkup

tugasnya sehari-hari. Sarana akan diberikan kepada para tenaga yang

memberi penyuluhan tersebut.

3.    Pemeriksaan

Para tenaga yang sudah dilatih tersebut diharapkan dapat

melakukan pemeriksaan darah orang-orang yang mempunyai gelaja

malaria (demam menggigil), dengan menggunakan alat test yang

sesuai dengan kemampuannya. Petugas kesehatan menggunakan

mikroskop, sedang tenaga non kesehatan dengan menggunalan

kertas test (RDT=Rapid Diagnostic Test).

4.  Pengobatan

Para tenaga kesehatan yang sudah dilatih tersebut diharapkan dapat

memberikan pengobatan kepada penderita yang tes darahnya positif,

dengan menggunakan obat yang paling ampuh (yaitu ACT tablet) dan

dengan dosis yang tepat/cukup, sehingga penderita segera terbebas dari

parasit malaria.

5.    Pemberian kelambu untuk keluarga

Diharapkan bisa memberikan kelambu anti nyamuk (kelambu yang sudah

dicelup dengan obat anti nyamuk) kepada para keluarga yang tinggal

didaerah endemis tinggi, yaitu 2 kelambu per keluarga dan bisa lebih jika

dalam keluarga terdapat lebih dari 5 orang yang tinggal bersama dalam

satu rumah.Jika jumlah anggota keluarga ada lebih dari 5 orang, dapat

diberi tambahan kelambu lagi sebanyak 1 kelambu per 2 orang.

Page 11: New Microsoft Office Word Document

6.     Memberantas vektor

( nyamuk penular malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian dan

peranserta masyarakat dalam menata lingkungannya secara kolaboratif

dengan upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar, tentang proteksi

diri, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta memberikan

pengetahuan bahayanya penyakit menular malaria yang

berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam

pemberantasan malaria, dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh

masyarakat, tokoh agama dan guru sekolah serta seluruh stakeholders

yang berkepentingan.

7.    Lingkungan warga

Dinas kesehatan dan petugas kesehatan diharapkan  gencar

melakukan pengasapan dan pemberian abate di tempat

penampungan genangan air, area persawahan tetapi kalau tidak

diikuti kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya, upaya

akan sulit tercapai.

3.  Program pengendalian

Proses pengendalian dalam kinerja mengatasi angka kesakitan

karena malaria diperlukan kerja sama dan campur tangan perangkat

pemerintah desa yang berfungsi sebagai pusat controlling dan

monitoring kegiatan masyarakat,dan Kinerja pengendalian ini

diharapkan adanya partisipasi masyarakat yaitu untuk memelihara

kebersihan lingkungan dan kebersihan diri sendiri,serta antara

tenaga kesehatan medis maupun non medis untuk dapat

menjalankan program ini dengan baik dan benar sehingga dapat

dijalankan secara terus – menerus dan mampu mengurangi angka

kesakitan karena malaria.

Page 12: New Microsoft Office Word Document

Demikian hasil rancangan program kerja penanggulangan

angka kesakitan karena malaria untuk wilayah kerja Badu . Semoga

dapat membantu mengatasi masalah malaria didesa wilayah kerja

Badu sehingga terwujud masyarakat yang sehat sesuai dengan

tujuan.

Kendari,18 Mei 2013KONSULTAN

JULYANI WIJAYA