24
CLINICAL GOVERNANCE SRI SUGIARSI, SKM, M.Kes

new Clinical Governance

Embed Size (px)

DESCRIPTION

governance

Citation preview

CLINICALGOVERNANCE

SRI SUGIARSI, SKM, M.Kes

PENGERTIAN :

1) kegiatan yang merupakan mekanisme ampuh,baru dan terpadu untuk menjamin terlaksananyapelayanan klinik bermutu dengan standar yangtinggi dan kualitas pelayanan ini akan terus-menerus diperbaiki.

2) merupakan bagian dari suatu pendekatan untukmenjamin terlaksananya pelayanan kesehatanyang bermutu pada semua lapisan masyarakat,

3) istilah yang digunakan untuk menjelaskanpendekatan yang sistematis untukmempertahankan dan meningkatkan

kualitas perawatan pasien dalam sistemkesehatan

Empat konsep /pilar utama dari clinicalgovernance :

(1) accountability;

(2) continuous quality improvement (CQI);

(3) high standard of care; dan

(4) (excelence clinical care).

1.

2.

Accountability: bahwa setiap upayamedik yang dilakukan, apapunbentuknya, mulai dari diagnosishingga terapi dan rehabilitasi, harusdapat dipertanggungjawabkansecara ilmiah berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang mutakhir dan valid(current best evidence).

Continuous quality improvement(CQI), yaitu bahwa pelayanankesehatan harus senantiasaditingkatkan mutunya secaraberkesinambungan.

3)

Setiap komponen yang terlibatdalam proses pelayanan kesehatanharuslah mampu untuk senantiasamengupdate ilmu, pengetahuan,dan ketrampilannya untukmenjamin bahwa mutu pelayanankesehatan yang diberikan telahsesuai dengan yang diharapkanoleh konsumen.

High standard of care : bahwasetiap upaya medik haruslahdilaksanakan menurut standarpelayanan yang tertinggi

unit pelayanan kesehatan harusmemiliki berbagai standard, mulaidari standard operating procedure(SOP) hingga Evidence-based clinicalpractice guideline.

bahwaadalah

Hal ini untuk menjaminpelayanan yang diberikanyang terbaik untuk pasien

4) Menciptakan lingkungan yang dapatmendorong terlaksananya pelayananklinik yang sempurna. setiap unitpelayanan kesehatan yang ada mampumemfasilitasi setiap upaya pelayananmedik yang, aman dan berorientasi padakeselamatan pasien.

KOMPONEN-KOMPONEN CLINICALGOVERNANCE1. Clinical Leadership

• Untuk terciptanya sistem pelayanan kesehatanyang baik antara lain diperlukan sifat-sifatkepemimpinan klinik dari segenap petugasrumahsakit yang ada

• mampu untuk senantiasa meningkatkanperannya dalam melayani pasien, meningkatkanmutu outcome klinik, dan mencegah ataumeminimalkan risiko atas tindakan medik yangdilakukan melalui hubungan interpersonal dankomunikasi yang baik.

2.

Sikap kepemimpinan klinik haruslahdiwujudkan dalam bentuktanggungjawab medik yang tinggi,berani mengakui setiap kekeliruanprosedur yang dilakukan dan segeramelakukan tindakan korektif yangdiperlukan (corrective action).

Clinical auditupaya untuk senantiasa meminimalkangap antara kenyataan praktek denganstandar-standar yang ada menjadi salahsatu entry point untuk menciptakanprofesionalisme para klinisi.

•tindakan koreksi sesuai dengan yang diperlukan3. Good quality of clinical data

•adanya data klinik yang tersedia untuk meyakinkanbahwa yang telah dilakukan adalah sesuai dengan standaryang ada.

• Ketidaklengkapandata klinik tentu akan sangatmenyulitkan dalam mengukur outcome klinik atasberbagai tindakan di rumahsakit.

4. Clinical Risk management: setiap petugas yangterlibat dalam pelayanan klinik harus memahamiprosedur-prosedur yang dapat mencegah terjadinyarisiko akibat penatalaksanaan medik

Manajemen resiko mperhatikan :

Risks to patients : meminimalkanresiko u/pasien. misal dg carabelajar dari kesalahan/keluhan

Risks to practitioners :meminimalkan resiko u/ para praktisi

Risk to the organisation : selainmengurangi resiko u/pasien &praktisi maka organisasi perlu u/mengurangi resiko mereka dgmemastikan “kinerja dg kualitastinggi”

5.

Evidence-based practice.Setiap upaya medik haruslah didukung olehbukti-bukti ilmiah yang memadai

tidak saja diambil dari hasil-hasil uji klinik acakterkendali (RCT-randomized controlled clinicaltrial), tetapi juga melalui kajian-kajian yangdibuat dalam bentuk meta analisis ataupuntelaah sistematik (systematic review )

maka akan diperoleh pilihan intervensiyang terbaik pula (best outcome), yangpaling efficacious, aman, dan terjangkau

6. Managing poor performance ini erat kaitannya dengan professional

development.

Jika kinerja sekelompok klinisi terbukti burukmaka harus dikaji kembali apakah kepada yangbersangkutan pernah diberi kesempatan untuk

updating ilmu, metode, hingga prosedurpenatalaksanaan medik.

Jika tidak, maka adalah kewajiban bagirumahsakit untuk senantiasa mendorong stafnyadalam mengikuti kursus-kursus atau pelatihanyang dapat digunakan untuk keeping up to date.

6.

melalui kegiatan-kegiatan pengembanganprofesional ini para klinisi dapat memperolehinformasi dan ketrampilan mutakhir tentangpenatalaksanaan medik pasien

Managing complaint.setiap pasien mempunyai hak untukmenyampaikan keluhan yang berkaitandengan setiap pelayanan dan tindakan medikyang diberikan

setiap keluhan pasien harus dianggapmewakili belum sempurnanya pelayanankesehatan yang diberikan

setiap keluhan pasien harus dianggap mewakili belumsempurnanya pelayanan kesehatan yang diberikan

Dengan mengacu pada keluhan pasien ini maka setiaptindakan korektif akan dapat dibuat dan meminimalkanrisiko terulangnya keluhan atau ketidakpuasan padapasien-pasien yang berikutnya.

8. Mechanism to monitor the outcome of care. suatu mekanisme yang dapat menjamin bahwa outcome

diukur secara terus menerus sehingga tindakan koreksidapat segera dilakukan jika terjadi outcome yang buruk

8.

Melalui pengukuran outcome yang benarmaka akan mudah diperoleh gambarantentang kinerja unit-unit pelayanankesehatan yang ada di rumahsakit yangsekaligus dapat digunakan sebagai dasaruntuk melakukan perbaikan dan koreksi.

Professional Development.setiap tenaga profesional kesehatan harusselalu meng-update keilmuannya untukmenjamin bahwa prasat-prasat medik yangdilakukan masih didukung oleh bukti-buktiilmiah yang terakhirHal ini untuk menghindari risiko medicalerror akibat masih dilakukannya upayamedik yang sebetulnya sudah tidak lagidirekomendasikan

10. Hospital accreditation Rumah sakit dengan berbagai jenis

pelayanannya dianggap accountable apabilamemenuhi persyaratan yang ditetapkan dalamkerangka akreditasi rumahsakit

akreditasi mutlak harus dilakukan olehsetiap rumahsakit untuk menjamin bahwa

kepentingan konsumen akan selaluterlindungi (patient safety) karena upaya-upaya medik yang diperoleh didasarkanpada pendekatan yang terbaik (best-practices) pada saat itu.

Kerangka kerjanya tersusun atasempat hal :

a)b)c)d)

Evidence based medicine (EBM)

Sisem informasi yg baik

Penilaian kinerja klinik

Hubungan antara klinisi dengan manajemen

EBM : suatu teknik yg digunakan u/ pengambilankeputusan dalam mengelola pasien dgmengintegrasikan tiga faktor yaitu :

Ketrampilan dan keahlian dokter

Kepentingan pasien

Bukti – bukti ilmiah yg dipertanggungjawabkan

Tujuan utama pendekatanclinical governance ini adalah

Untuk menjamin akses pelayanan yangmemadai bagi seluruh populasi

Pelayanan terbaik untuk pasien di manapun berada

Memperbaiki standar pelayanan sekaligusmelindungi masyarakat dari risiko efeksamping dari pelayanan

Tiga aspek yang harus dapatdikendalikan dalam pendekatanclinical governance adalah:

1) Patient development, yang antara lainmeliputi informasi yang jelas danterbuka, termasuk pilihan yang ada,advokasi dan dukungan, umpan balik,kemitraan

2) Professional development, terdiri daripendidikan, audit, belajar dari kesalahan,standar dan pedoman, evidence basedpractice

3. Organizational development yang akanmencakup kerja sama tim, kepemimpinan,dukungan informasi, pendekatan sistem,sumber daya manusia sebagai investasi

Untuk dapat melaksanakan semuakomponen itu maka perlu terwujudnyastandar kualitas nasional (national qualitystandard) yang digunakan sebagaipegangan, yang tentunya telah dibuat

dengan mengikuti kaidah evidence basedmedicine (kedokteran berbasis bukti).

Standar nasional ini juga tentunya akandiperbarui dari waktu ke waktu, karena ilmumemang terus berkembang,

“corporate governance” seperangkat peraturan yang menetapkan

hubungan antara pemegang saham, pengurus,pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta parapemegang kepentingan internal dan eksternal

lainnya sehubungan dengan hak-hak dankewajiban mereka, atau dengan kata lain sistemyang mengarahkan dan mengendalikanperusahaan.

Proses dan struktur yg digunakan untukmengarahkan & mengelola bisnis serta urusan2perusahaan, dlm rangka peningktaan mutu

Tiga dasar Corporate governance: Accountability : semua berdasar bukt

Probity : ada kejujuran galam pelaksanaa

Openess : transparansi terhadap konsumen,provider dll

RS sbgi institusi kesehatan yg baik harusbekerja dg prinsip umum good corporategovernance dg pemberian pelayanankesehatan sesuai kaidah clinical governanceakan mjdikan RS sbgi Governance adalahproses pengambilan & pelaksanaankeputusan organisasi u/ mencapaitujuannya.

Good Governance di RS dikembangkan dgistilah Good Clinical Governance, prinsipdasarnya adalah bagaimanamengembangkan sistem u/ meningkatkanmutu klinik. Hal ini dilakukan dg caramemadukan pendekatan manajemen,organisasi dan klinik secara bersama.

Clinical governance bertugas memastikanbahwa telah terdapat sistem yg memantaukualitas praktik klinis yg berfungsi dg baik

Praktik klinik selalu dievaluasi dan hasilnyaakan digunakan u/ perbaikan, praktik sesuaistandar