31
Situasi Ideal (Tujuan) Situasi Riil (Present) Gap --> Masalah = (ideal) - (present) Situasi Ideal (Tujuan) Situasi Riil (Present) Gap << BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Konsep Kualitas Berbicara mengenai kebutuhan manusia maka kita tidak akan lepas dari kualitas. Kualitas lahir dari adanya kompetisi. Dan kompetisi tersebutlah yang menjadi suatu permasalahan yang harus dihadapi oleh perusahaan. Masalah sendiri berarti adanya gap (jurang) antara kondisi saat ini (real condition) dengan kondisi yang diinginkan (ideal condition). Atau dengan kata lain suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain untuk dapat meminimalkan gap yaitu antara apa yang diinginkan oleh pelanggan dengan apa yang tersedia saat ini. Gambar 2.1 Ilustrasi Gap

New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

  • Upload
    lytram

  • View
    242

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

Situasi Ideal

(Tujuan)

Situasi Riil (Present)

Gap --> Masalah = (ideal) - (present)

Situasi Ideal

(Tujuan)

Situasi Riil (Present)

Gap <<

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian dan Konsep Kualitas

Berbicara mengenai kebutuhan manusia maka kita tidak akan lepas dari kualitas.

Kualitas lahir dari adanya kompetisi. Dan kompetisi tersebutlah yang menjadi suatu

permasalahan yang harus dihadapi oleh perusahaan. Masalah sendiri berarti adanya gap

(jurang) antara kondisi saat ini (real condition) dengan kondisi yang diinginkan (ideal

condition). Atau dengan kata lain suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

perusahaan lain untuk dapat meminimalkan gap yaitu antara apa yang diinginkan oleh

pelanggan dengan apa yang tersedia saat ini.

Gambar 2.1

Ilustrasi Gap

Page 2: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

46

Beberapa definisi kualitas berdasarkan pendekatan yang berbeda, yaitu:

Pendekatan Transcendent : suatu kondisi terpenuhinya kualitas unggul yang tentu

saja bertolak belakang dengan kualitas rendah.

Pendekatan Berbasis Produk : mengidentifikasi fitur-fitur atau atribut-atribut yang

dapat di ukur dalam mengindikasikan kualitas.

Pendekatan Berbasis Pengguna : kesesuaian dalam penggunaan.

Pendekatan Berbasis Manufaktur : kesesuaian dengan standar yang ada.

Pendekatan Berbasis Nilai : derajat keunggulan pada harga terjangkau dan kontrol

dari variabilitas pada biaya terjangkau.

Usaha yang dapat dilakukan masing-masing perusahaan dalam menjawab setiap

tuntutan tersebut ialah dengan menjaga mutu yang sudah ada sebelumnya yang

kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik secara

bertahap. Hal tersebut menjadi bukti dibutuhkannya pengendalian kualitas (quality

control).

Pengendalian kualitas merupakan segala upaya yang dibutuhkan untuk dapat

memenuhi seluruh aspek kualitas, yang meliputi kualitas produk (quality of product),

biaya (cost reduction), tepat waktu (delivery time-lead time), keselamatan (safety), dan

nilai moral (morale). Dimana tujuan utama dari pemenuhan aspek kualitas yang ada

sendiri ialah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (customer requirements) sehingga

tercipta customer satisfaction.

Page 3: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

47

Kano berpendapat bahwa kepuasan memiliki 3 tingkatan, termasuk apa yang

disebut sebagai hidden requirement sesuatu yang tidak diharapkan pelanggan (bisa

karena dia tidak mengharapkan pada level harga demikian untuk mendapatkanya atau

belum pernah dirasakannya), namun diberikan yaitu:

Dissatisfiers : kebutuhan yang diharapkan oleh pelanggan dari suatu produk. Jika

kebutuhan tersebut tidak terpenuhi pada produk tersebut maka pelanggan tidak

puas.

Satisfiers : kebutuhan yang pelanggan inginkan. Pencapaian kebutuhan tersebut

memberikan kepuasan pada pelanggan. Dalam kondisi tersebut belum muncul

yang namanya nilai sesuatu yang beda dari biasanya dan lebih dari yang

diharapkan.

Exciters/delighters : fitur baru yang pelanggan tidak harapkan namun memberi

penilaian kualitas yang lebih tinggi.

Gambar 2.2

Kano Model

Page 4: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

48

Sejauh apapun tingkan pencapaian kualitas yang ditawarkan oleh perusahaan

baik dalam bentuk barang maupun jasa, perlu disadari bahwa hasil tersebut merupakan

buah dari kualitas proses yang dijalankan. Pada kenyataannya kualitas proses bukan

hanya tanggung jawab bagian produksi/pelayan jasa saja, tapi semua aspek dalam

organisasi perlu terlibat. Atau dengan kata lain perlu adanya integrated approach,

melalui TQM (Total Quality Management) dengan ketiga pilarnya yaitu : customer

focus, continuous improvements, dan total participation. Dan dalam perkembangan

selanjutnya Six Sigma lebih popular digunakan daripada TQM karena TQM hanya

memberikan petunjuk filosofis tentang menjaga dan meningkatkan kualitas, tetapi sukar

untuk membuktikan keberhasilan pencapaian peningkatan kualitas. Six Sigma akan

dijelaskan lebih lanjut pada subbab berikutnya.

2.2. SIX SIGMA

Seperti kebanyakan penemuan besar, Six Sigma bukan merupakan “paket” baru

secara keseluruhannya, tapi merupakan kombinasi dari beberapa teknik-teknik masa

lampau terbaik dengan terobosan terkini dalam manajemen berfikir dan pengertian

sederhana.

2.2.1. Sejarah Six Sigma

Dimulai dengan Carl Fredrick Gauss (1777-1885) yang memperkenalkan konsep

kurva normal dalam bidang statistik untuk pertama kalinya, lalu kemudian oleh Walter

Shewhart dikembangkan dengan menjelaskan bahwa 3 sigma dari nilai rata-rata

mengindikasikan perlunya perbaikan dalam sebuah proses. Hingga pada akhir tahun

Page 5: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

49

1970, Dr. Mikel Harry yang merupakan insinyur senior Motorola Government

Electronics Group mencoba melakukan problem solving dengan statistik. Ternyata hal

tersebut membuahkan hasil yang diluar dugaan yaitu produk didisain dan diproduksi

dengan lebih cepat dan lebih murah. Metode tersebut kemudian dituangkan kedalam

sebuah makalah degan judul “The Strategic Vision for Accelerating Six Sigma Within

Motorola”. Lalu dengan bantun Richard Schroeder seorang mantan executive Motorola

berhasil disusun konsep change management yang diwujudkan dalam bentuk sebuah alat

pengukuran kualitas yang sederhana Six Sigma.

2.2.2. Pengertian Six Sigma

Istilah “Six Sigma” mengacu pada sebuah tujuan khusus yaitu mengurangi defect

segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan hingga mendekati angka

nol (zero defect). Sigma sendiri dalam bahasa Yunani merepresentasikan “standar

deviasi dari populasi”. Sigma, atau standar deviasi, menyatakan seberapa besar

variabilitas antar anggota dalam suatu kelompok (populasi). Semakin besar variasi,

maka semakin besar standar deviasinya. Keadaan yang baik terjadi jika berlangsung

sebaliknya yaitu variasi yang ada semakin sedikit.

Page 6: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

50

“2σ” Quality “6σ” Quality

Gambar 2.3

Tampilan Kapabilitas Proses (Besar Sigma) Pada Kurva Normal

Untuk lebih mudahnya, Six Sigma dapat dipahami sebagai sebuah metode yang

digunakan untuk meningkatkan kualitas produk dan/atau proses sebagai jawaban atas

permintaan pelanggan dengan mencegah cacat (defect) melalui peminimalisiran variasi.

Variasi sendiri berarti keberagaman yang dimiliki produk yang berada diluar kriteria

ketentuan yang diinginkan. Variasi yang tidak diinginkan menjadi masalah dalam

kualitas. Variasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Jenis Variasi

Common Cause Variations Special Cause Variations

Merupakan sifat bawaan dari sistem.

Memiliki status ‘in control’

Memiliki status ‘out of control’

Variasi bersifat stabil dan predictable

dalam rentang tertentu

Tidak dapat diprediksi kapan dan dimana

terjadi juga dampak dari variasi tersebut

Pengurangan variasi dilakukan dengan

‘mengubah sistem’ (redesign proses,

membeli teknologi baru dll)

Pengurangan variasi dilakukan dengan

menelusuri jejak dan mengidentifikasi

akar penyebab yang spesifik

Page 7: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

51

Keunggulan dari Six Sigma ialah bahwa metode tersebut mencoba untuk

menterjemahkan pengertian variasi yang semula dalam keadaan ‘acak-acakan’ menjadi

jelas ‘hitam putih’-nya dalam penentuan mampu atau tidaknya sebuah produk memenuhi

kebutuhan pelanggan. Kepuasan dan peningkatannya menjadi prioritas tertinggi, dengan

demikian Six Sigma berusaha menghilangkan ketidakpastian pencapaian tujuan bisnis.

Jika kita dapat mendefinisikan serta mengukur customer requirements, maka kita

akan sanggup untuk menghitung jumlah defect serta output (yield) persen barang atau

jasa yang diproduksi dalam keadaan baik. Perhitungan level sigma dapat dilakukan

dengan pengkonversian nilai yield dengan acuan tabel. Atau dapat juga melalui

perhitungan jumlah defect yang terjadi dibandingkan dengan jumlah kesempatan produk

dapat gagal. Hasil dari perhitungan ini dikenal dengan DPMO (Defect per Million

Opportunities). Dengan Six Sigma, diharapkan dapat tercapainya angka defect 3,4

kejadian per 1.000.000 kesempatan.

Page 8: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

52

Tabel 2.2 Tabel Konversi Sigma

Page 9: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

53

2.2.3. Unsur dan Konsep Six Sigma

Dalam metode Six Sigma terdapat 6 unsur penting yang diperlukan untuk

mencapai kapabilitas Six Sigma dalam sebuah organisasi, yaitu:

1. Fokus pada pelanggan

2. Manajemen berbasis data dan fakta

3. Fokus pada proses, manajemen, dan perbaikan

4. Manajemen proaktif

5. Kerjasama tanpa batasan

6. Berjalan kearah kesempurnaan, toleransi kegagalan

Customer knowledge dan pengukuran yang efektif merupakan ‘bahan bakar’ dari

‘motor’ Six Sigma dengan ketiga bagian dasar penyusunnya yang keseluruhannya

berpusat pada proses organisasi. Hubungan dari ketiga bagian tersebut merupakan satu

inovasi terpenting yang Six Sigma tawarkan. Ketiga bagian tersebut ialah:

1. Process Improvement : strategi dalam mencari solusi untuk mengeliminasi akar

penyebab permasalahan yang muncul di perusahaan dengan merunut variable X

(faktor penyebab) yang menghasilkan variable Y (defect) yang tidak diharapkan.

Kelima langkahnya ialah :

Define : mendefinisikan masalah dan melihat customer requirements;

Measure : mengukur defects dan proses operasi.

Analyze : analisa data dan menemukan akar masalah.

Improve : memperbaiki proses untuk menghilangkan penyebab defects.

Control : mengontrol proses untuk menjamin defects tidak terjadi lagi.

Page 10: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

54

2. Process Design (dan Redesign) : disebut juga ‘Six Sigma Design’ (SSD) atau

‘Design for Six Sigma’ (DFSS). Dalam kasus ini, kegiatan bisnis perlu

mendesain atau mendesain ulang proses inti. Digunakan untuk menciptakan

proses, barang dan jasa baru yang bersifat revolusioner berdasarkan customer

requirements and divalidasi oleh data serta pengujian. Tahapannya ialah sebagai

berikut:

Define : mendefinisikan customer requirements dan tujuan proses/ produk/

jasa.

Measure : mengukur dan mencocokkan performa dengan customer

requirements.

Analyze : menganalisa dan menilai desain proses/ produk/ jasa.

Design : mendesain dan mengimplementasikan proses/ produk/ jasa yang

baru.

Verify : menguji hasil dan mempertahankannya.

3. Process Management : menitikberatkan pada pengaturan proses lintas organisasi,

mengganti fungsi pengelolaan individual melalui departemen internal. Memuat

tahapan:

Define : mendefinisikan proses, pedoman customer requirements, dan proses

‘pemilikan’.

Measure : mengukur performa untuk customer requirements dan indikator

proses kunci.

Analyze : menganalisa data untuk meningkatkan perubahan serta menyaring

mekanisme manajemen proses.

Page 11: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

55

Contol : mengontrol performa yang ada dengan memonitor input/ operasi/

output terus-menerus serta merespon dengan cepat terhadap masalah dan

variasi proses.

2.2.4. Organisasi Six Sigma

Metode Six Sigma bukan sekedar data peralatan dan perhitungan defect. Bukan

juga hanya sekumpulan orang dalam sebuah tim. Tapi juga harus membentuk struktur

yang menampilkan peran masing-masing anggota yang terlibat dalam organisasi Six

Sigma.

Executives

Master Black Belts

Green BeltsChampions

Project TeamMembers

Black Belts

All Employees

* Own vision, direction, integration, results* Lead change

* Part-time* Project-specific

* Part-time* Help Black Belts

* Understand vision* Apply concepts

* Project owner* Implement solutions* Black Belt managers

* Full time* Train and coach Black and Green Belts* Statistical problem solving experts

* Devote 50%-100% of time to Black Belt activities* Facilitate and practice problem solving* Train and coach Green Belts and project teams

Gambar 2.4

Organisasi Six Sigma

Page 12: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

56

2.2.5. Six Sigma Roadmaps

Sebuah peta (daftar urutan aktivitas) yang menuntun dalam penggunaan tools

pemecah permasalahan berikut konsep-konsepnya. Bagaimanapun pada dasarnya tetap

berbasis PDCA (Plan-Do-Check-Action).

Tabel 2.3 Tabel Six Sigma Roadmaps

D M A I C

*Memilih solusi-solusi

*Mengumpulkan data

*Mengukur hasil

*Merekomendasikan rencana kedepan

*Membuat dan mendokumentasikan latihan-latihan standar

*Membuat focused problem statement *Menciptakan solusi

yang mungkin untukakar masalah yang ada

*Mengimplementasikan rencana

*Mengevaluasi keuntungan

*Mengatur penyebab-penyebab potensial

*Menggali penyebab-penyebab potensial

*Membuat peta proses detail

*Memonitor performa*Memahami suarakonsumen

*Memetakan proses

*Membuat danmenstratifikasi frekuensi pemetaandan melakukan analisaPareto

*Menciptakan prosesuntuk memperbaharuiprosedur

*'Mengemudikan' rencana

*Membangun rencana

*Melakukan pelatihantim

*Memetakan data defect sepanjang waktu dan analisa

penyebab khususnya

*Membuat Charter *Mengumpulkan basisdata defect danpenyebab yangmungkin

*Menghitung Sigma proses

*Merangkum dan mengkomunikasikan hasil*Membuat peta proses

detail

Page 13: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

57

Define Measure Analysis Improvement Control• Affinity diagram • Control charts • Brainstorming • Communication plan• Charter • Data collection • Control charts• Communication plan • Control plan• Data collection • Brainstorming • PDCA cycle• Control charts • Histograms • Histograms • Run chart• Critical to QualityCharacteristics Tree

• Detail level process map

• Design of experiments • Final capability study

• Pareto chart • Pareto chart • Histogram• Run chart • Pareto chart

• Priori tization matrix• Hypothesis testing • Process sigma

• Review • Scatter diagram • Run chart• y = f(x) • Tree diagram • Control charts

• Process sigma• Run chart

Tools

• Process concept, (SIPOC)

• High level process map

• Preliminary fault tree analysis,(FTA)

• Six Sigma storyboard

• Process owner sign-off

• Taguchi loss function

• Focused problem statement

• Initial capability study

• Cause and effect diagram

• Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)

• Measurement System Analysis, (MSA)

• Project implementation timeline

2.2.6. Six Sigma Tools

Tabel 2.4 Tabel Six Sigma Tools

Pareto Diagram

Frek

uens

i

Perc

ent

Keluhan

Count6.7

Cum % 58.7 81.3 93.3 100.0

44 17 9 5Percent 58.7 22.7 12.0

Waiter/tr

ess K

urang

Ram

ah

Tempa

t Kura

ng Coz

y

Makan

an Kur

ang V

ariat

i f

Harga

Kura

ng Terj

angk

au

80

7060

5040

30

2010

0

100

80

60

40

20

0

Diagram Pareto Keluhan Pelanggan Kafe 'Ocean'

Gambar 2.5

Pareto Diagram

Pareto Diagram merupakan sebuah perangkat grafis yang membantu

menguraikan sebuah masalah kedalam beberapa bagian penyusun serta mengidentifikasi

bagian-bagian mana saja yang paling sering terjadi dan paling penting. Diagram tersebut

melukiskan urutan bagian peyusun tersebut dari yang memiliki frekuensi terbesar hingga

Page 14: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

58

yang terkecil (urut dari kiri ke kanan). Konsep tersebut diterapkan berdasarkan Prinsip

Pareto atau “80/20 Rule” yang mengatakan bahwa secara kasar 80% masalah yang

terjadi disebabkan oleh 20% penyebabnya. Dengan menggunakan Prinsip Pareto, kita

menyelesaikan sebuah permasalahan dengan mengidentifikasi dan fokus pada ‘vital few’

masalah. Mencegah pemusatan pada ‘masalah orang’ karena masalah-masalah biasanya

muncul dari proses bukan orang. Digunakan dalam fase Measure dan Improve.

Scatter Diagram

Gambar 2.6

Scatter Diagram

Scatter Diagram memperlihatkan pola hubungan diantara dua variabel yang

diperkirakan saling berhubungan. Semakin titik-titik terangkum dalam sebuah garis

diagonal maka semakin dekat hubungan antar variabel tersebut.

Page 15: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

59

Control Chart

Gambar 2.7

Control Chart

Control Chart merupakan sebuah representasi visual dari konsistensi proses

dengan menggunakan control limit 3 standar deviasi diatas dan dibawah rata-rata yang

dimaksudkan untuk menyoroti penyebab-penyebab khusus (variasi unik yang dapat

ditetapkan) dari penyebab-penyebab umum (variasi normal dan yang diharapkan) serta

untuk mengetahui apakah proses bekerja dengan dapat diprediksi. Control chart dapat

digunakan pada fase Measure, Analyze, Improve dan Control.

Page 16: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

60

CTQ Tree

Gambar 2.8

CTQ Tree

CTQ Tree (Critical to Quality Tree) digunakan untuk ‘melumatkan’ customer

requirements yang begitu global menjadi requirements yang lebih mudah untuk diukur.

Digunakan dalam fase Define.

Histogram

Gambar 2.9

Histogram

Page 17: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

61

Histogram merupakan sebuah bar chart vertikal dari distribusi frekuensi data.

Digunakan sebagai pengawasan terhadap sebuah parameter proses yang spesifik untuk

menentukan dimanakah variasi dengan jumlah terbesar terjadi pada proses, atau untuk

menentukan apakah spesifikasi proses dilampaui. Histogram merupakan perangkat yang

efektif dan praktis untuk digunakan pada fase Measure.

Line Chart

Gambar 2.10

Line Chart

Line Chart merupakan sebuah grafik garis yang digambarkan dengan terlebih

dahulu memetakan variabel dependen pada sumbu X dan variabel independen pada

sumbu Y. Dapat digunakan untuk membandingkan dua atau lebih keadaan dari

komponen yang ingin diinvestigasi. Digunakan pada fase Measure.

Page 18: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

62

High Level Process Map

Gambar 2.11

High Level Process Map

High Level Process Map merupakan sebuah deskripsi yang mengilustrasikan

bagaimana sesuatu dikerjakan serta memungkinkan partisipan untuk menggambarkan

keseluruhan proses dan mengidentifikasi area yang memuat kekuatan serta kelemahan.

Perangkat tersebut juga membantu dalam mengurangi cycle time dan defect pada saat

mengetahui nilai kontribusi individu. Digunakan pada fase Define dan Analyze.

Pie Chart

Gambar 2.12

Pie Chart

Page 19: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

63

Pie Chart merupakan grafik yang berfungsi untuk menunjukkan proporsi dari

komponen-komponen (seperti faktor penyebab, jenis masalah dll) pembahasan suatu

topik. Grafik tersebut membuat pembaca lebih mudah menyadari kontribusi yang

diberikan oleh masing-masing komponen yang ditampilkan oleh komposisi bagian-

bagiannya. Digunakan pada fase Measure.

SIPOC Diagram

Gambar 2.13

SIPOC Diagram

SIPOC Diagram menyajikan ikhtisar dengan mutu tinggi dari sebuah proses.

Perangkat tersebut sangat berguna dalam mendefinisikan batasan-batasan proyek dan

skup (titik awal dan titik akhir) serta membantu dalam menjelaskan pada tahap mana

harus dilakukan pengumpulan data. Digunakan pada semua jenis pekerjaan baik yang

repetitif ataupun tidak. Digunakan pada fase Define.

Page 20: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

64

Fishbone Diagram

Gambar 2.14

Fishbone Diagram

Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram/ Ishikawa Diagram) digunakan untuk

mendaftarkan penyebab-penyebab dari sebuah permasalahan. Garis-garis yang muncul

dari garis horizontal inti merupakan penyebab-penyebab utama permasalahan dan garis-

garis baru yang muncul dari garis-garis tersebut disebut sub penyebab. Digunakan pada

fase Analyze.

Page 21: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

65

Flow Chart

Gambar 2.15

Flow Chart

Flow Chart merupakan sebuah perangkat yang memanfaatkan penggunaan

gambar rancangan, proses atau prosedur yang memetakan desain logis dan/atau

hubungan dari komponen-komponen atau alur logis dari sebuah proses atau prosedur.

Tiap bentuk yang berbeda merepresentasikan masing-masing komponen pada diagram.

Selain mengilustrasikan urutan kegiatan, flow chart juga membantu untuk

mengidentifikasi redundansi, inefisiensi, kesalapahaman, work-arounds, hand-offs,

tahapan yang value adding ataupun yang non-value adding. Digunakan pada fase

Define, Measure, Analyze, Improve dan Control. Flow chart menyediakan empat

perspektif berbeda dari sebuah proses yaitu:

• Proses apakah yang berlangsung?

Page 22: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

66

• Bagaimana proses berlangsung?

• Bagaimana proses dapat berlangsung?

• Bagaimana proses seharusnya berlangsung?

Affinity Diagram

Gambar 2.16

Affinity Diagram

Affinity Diagram merupakan sekumpulan teknik mengambilan keputusan yang

digunakan untuk menghasilkan, mengatur dan meringkas data (ide, isu, solusi, masalah)

dalam jumlah besar kedalam kategori logis untuk dapat memahami esensi dari masalah

Page 23: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

67

dan/atau solusi. Digunakan pada fase Define, Analyze, dan Improve untuk membantu

memusatkan pada satu permasalahan, topik atau solusi.

Check List

Gambar 2.17

Line Chart

Perangkat pengumpulan data yang membantu untuk menstandarisasi data yang

terkumpul dengan menyediakan tempat-tempat untuk meletakkan data yang dicatat.

Digunakan pada fase Measure.

Page 24: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

68

Arrow Diagram

Gambar 2.18

Arrow Diagram

Arrow Diagram berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara komponen-

komponen yang digambarkan oleh sebuah panah dari satu gagasan yang

menyebabkan gagasan lain sebagai hasil. Terkadang panah digambar dari satu

tindakan yang terjadi sebelum tindakan lainnya. Komponen yang mengandung anak

panah dengan arah masuk merupakan target yang berjarak panjang dan komponen

yang memiliki anak panah dengan arah keluar bertindang sebagai komponen awal.

Page 25: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

69

Project Charter

Gambar 2.19

Project Charter

Project Charter merupakan sebuah deskripsi tujuan tim (misi) dan alat untuk

mengidentifikasi otoritas serta sumber daya yang disediakan untuk menjalankan misi

tersebut. Charter juga mengklarifikasi harapan tim dengan tetap mengarahkan pada

fokus tim dan sejajar dengan prioritas organisasi. Digunakan pada fase Define.

Page 26: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

70

Gantt Chart

Task Duration Jan Feb Mar Apr MayJun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

1 2 mo.

2 2 mo.

3 4 mo.

4 2 mo.

5 4 mo.

6 3 mo.

Gambar 2.20

Gantt Chart

Gantt Chart merupakan sebuah grafik batang horizontal yang digunakan untuk

menampilkan kemajuan sebuah proyek secara grafis. Khusus digunakan pada fase

Improve.

• Berguna untuk merencanakan proyek.

• Pengalokasian sumber daya.

• Membantu dalam memahami apa yang harus dilakukan pada saat kapan serta

menjelaskan bagaimana satu tahapan mempengaruhi tahapan-tahapan yang lain.

• Mengkomunikasikan kemajuan dan ekspektasi-ekspektasi kepada pembaca.

• Mengarahkan keberlangsungan proyek dan membuat perubahan-perubahan jika

diperlukan.

Page 27: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

71

Run Chart

Gambar 2.21

Run Chart

Run Chart merupakan sebuah grafik garis yang menunjukkan alur titik-titik data

terhadap waktu. Digunakan untuk menjaga fokus pada perubahan-perubahan penting

pada sebuah proses dengan menunjukkan tren serta perubahan dalam sebuah proses

sepanjang waktu, variasi sepanjang waktu atau mengidentifikasi/ memonitor penurunan

atau peningkatan dalam sebuah proses sepanjang waktu. Khusus digunakan pada fase

Measure.

Page 28: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

72

SWOT Matrix

Tabel 2.5 Tabel SWOT Matrix

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) Matrix digunakan untuk

menuliskan kebutuhan yang mendorong untuk melakukan perubahan. Berupa daftar

pernyataan kekuatan (strengths) dan kesempatan (opportunities) sebagaimana

kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) saat ini atau dimasa yang akan datang.

Matriks tersebut digunakan dalam fase Improve untuk mempertimbangkan apakah

pernyataan yang dikemukakan mengenai kekuatan dan kelemahan dikemudian hari

menciptakan kebutuhan akan perubahan jika dibandingkan dengan kekuatan dan

kelemahan yang ada saat ini.

Page 29: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

73

Matrix Diagram

Gambar 2.22

Matrix Diagram

Matrix Diagram memungkinkan sebuah tim atau individu dalam

mengidentifikasi, menganalisa dan menilai keberadaan serta kekuatan hubungan antara

sekumpulan informasi. Seringkali terjadi pemacuan ide pemikiran yang tidak akan

mungkin terealisasi jika tidak dilakukan pendekatan melalui perangkat tersebut.

Page 30: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

74

Tree Diagram

Gambar 2.23

Tree Diagram

Tree Diagram menyajikan sebuah struktur logis guna membantu pembaca

beranjak dari isu yang global dan luas kepada item yang lebih sederhana dan spesifik.

Selain itu, diagram tersebut juga dapat membantu dalam menyusun potensi sebab akibat.

Dapat digunakan dalam dokumentasi 5-Whys pada fase Anayze.

Page 31: New Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00472-TISI-Bab 2.pdf · • Pareto chart • Pareto chart • Histogram • Run chart • Pareto

75

Prioritization Matrix

Gambar 2.24

Prioritization Matrix

Prioritization Matrix merupakan sebuah teknik yang berguna untuk

mengidentifikasi permasalahan yang mana yang paling penting untuk diselesaikan

pertama kali. Matriks tersebut membantu dalam hal mengurutkan permasalahan atau isu

yang didapat dari hasil brainstorming dengan menggunakan criteria pembobotan yang

penting dalam proyek dan/atau organisasi. Perangkat tersebut sangat berguna jika

dipakai pada fase Define ketika ingin memprioritaskan masalah atau mencapai

consensus dari idea tau solusi yang diajukan. Selain itu juga membantu dalam

menentukan pilihan akhir bersama dengan sponsor atau pihak lainnya.