Upload
putu-sukedana
View
219
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
NECROTIZING ENTEROCOLITIS (NEC)/ENTERO KOLITIS NEKROTIZING (EKN)
NEC merupakan inflamasi usus akut
Angka kejadian tinggi pada bayi prematur dan resiko tinggi
Paling sering dijumapi pada bayi prematur dengan BB <2000 gram
Faktor utama terjadinya NEC
Iskemia intestinal
Kolonisasi bakteri
Gejala
Gejala klinik non spesifik
Lethargi/badan lemah
Tidak mau minum
Hipotensi
Muntah
Apnea /henti nafas
Output urin rendah
Suhu tidak stabil
Jaundice
Gejala spesifik
Distensi abdomen
Ada darah pada feses/cairan lambung
Retensi gaster
Eritema terlokalisis pada dinding abdomen
Muntahan kuning
Patogenesis
Sangat kompleks
Trias klasik dari faktor resiko
Prematuritas (faktor utama terjadinya NEC)
NEC merupakan hasil akhir dari suatu rentetan interaksi yang terjadi bersamaan
antara perusakan mukosa usus oleh berbagai faktor (iskemi, infeksi) dan reaksi
penjamu terhadap perusakan tersebut (sirkulasi, imunologi, dan inflamasi)
1
Pemeriksaan laboratorium
Roentgenogram
Pemotretan abdomen, menilai adanya edema dinding usus, nampak dalam foto diduga adanya
massa, pneumoperitoneum ada udara didalam ven ahepar atau portal
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan trombosit biasanya menurun, ada asidosis metabolik dan hiponetremia berat
Analisa
Biasanya dari feses ditemukan adanya darah dan karbohidrat
Necrotizing enterocolitis(NEC) atau enterokolitis nekrotikan adalah
suatu kondisi abdomen akut yang umum terlihat pada periodeneonatal. "Necrotizing" berarti
kematian jaringan, "entero" mengacu pada usus kecil, "colo" ke usus besar, dan "itis" berarti
peradangan. Diagnosis dini mengandalkan temuan imaging, dan institusi terapi segera sangat
penting untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas. NEC adalah salah satu penyakit membawa
kematian pada neonatus. Ini juga sangat sulituntuk diberantas. Beberapa keadaan yang sangat
mirip dengan NECpernah diteliti sebelum tahun 1960-an, tapi kepastian akan hal ini belum
dipelajari secara meluas sehingga wujudnya perawatan neonatus intensif modern. Sejak itu,
insidensi NEC dan kaitannya dengan morbiditas dan morbilitas tida beruah karena peningkatan
kelangsungan hidup pada bayi; misalnya dalam beberapa kasus, angka ini benar-
benar meningkat. Atas dasar besar, multisenter, data
dasar jaringan neonatal dari AmerikaSerikat dan Kanada, prevalensi ratarata gangguan adalah se
kitar 7% diantara bayi dengan berat lahir antara 500 dan 1500 gram. Kematiandiperkirakan terkai
t dengan NEC berkisar antara 20-30%, denganmerupakan penyebab tertinggi di
kalangan bayi yang perlu pembedahan.
Proses inflamasi yang berlebihan yang dimulai di usus sangat immunoreaktif akibat NEC
memperluas dampak sistemik, yang berdampak kepada organ jauh seperti otak dan menyebabkan
meningkatkan resiko bayi mengalami keterlambatan perkembangan saraf. Bayi yang pulih dari
NEC 25% daripadanya bisa mengalami keterlambatan perkembangan saraf dan ukuran otak kecil
berbanding sehingga memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan masalah di saluran
pencernaan. Kebanyakan pusat rawatan khawatir untuk pemberian makanan secara enteral pada
2
bayi yang menderita NEC sehingga durasi pemberian makanan intravena diperpanjang. Hal ini
meningkatkan risiko terkenainfeksi dan memperpanjang waktu rawat inap.
Epidemiologi
NEC merupakan sindrom gawat intestinal dan memerlukan tindakan darurat yang sering
ditemukan pada bayi prematur sehingga memerlukan rawatan di unit rawatan intesif neonatus
(NICU). NEC ditemukan 1 sampai 3 daripada 1000 kelahiran hidup dan 1%-7% bayi baru lahir
yang dirawat di NICU. Lahir prematur merupakan faktor penting yang menyebabkan bayi
menderita NEC sedangkan bayi yang lahir cukup bulan jarang menderita NEC (<10%). Angka
kejadian NEC sangat bervariasi antar negara bagian di Amerika Serikat, berkisar antara 3–28 %
dengan rata-rata 6 -10 % terjadi pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram. Berbanding
terbalik antara usia kehamilan saat lahir atau berat lahir dengan insiden NEC, artinya semakin
cukup usia kehamilan atau semakin cukup berat lahir, semakin rendah resiko terjadinya NEC.3
NEC lebih sering terjadi pada bayi laki – laki, dan beberapa penulis melaporkan angka kejadian
lebih banyak pada orang afrika berbanding orang kulit putih ataupun ras hispanik. Walaupun
kebanyakan neonatus yang menderita NEC adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan preterm,
namun 5-10 % dari kasus yang dilaporkan, juga terjadi pada bayi yang lahir pada usia kehamilan
lebih dari 36 minggu. Dalam tiga dekade terakhir angka mortalitas yang disebabkan oleh NEC
berkisar antara 10-30 % dengan tren menurun seiring dengan semakin berkembangnya
perawatan neonatus intensif.
Anatomi
Sistem pencernaan bayi baru lahir terdiri dari suatu organ dan fungsi yang berbelit-belit dan
system yang rumit. Hampir semua bayi yang baru lahir kehilangan sebagian berat badan lahir
selama beberapa hari pertama setelah dilahirkan.
Usus kecil
Sebagian besar pencernaan dan penyerapan makanan terjadi di usus kecil. Usus kecil
seperti tabung, sempit memutar yang menempati sebagian besar perut bagian bawah yang berada
di antara lambung dan awal dari usus besar. Panjangnya sekitar 20 kaki. Usus kecil terdiri dari 3
3
bagian: duodenum (bagian berbentuk C), jejunum (di bagian tengah bergulung), dan ileum
(bagian terakhir).
Usus kecil memiliki 2 fungsi penting. Pertama, proses pencernaan selesai di sini oleh
enzim dan zat lain yang dibuat oleh sel usus, pankreas, dan hati. Kelenjar di dinding usus
mengeluarkan enzim yang memecahkan kanji dan gula. Pankreas mengeluarkan enzim ke dalam
usus kecil yang membantu memecahkan karbohidrat, lemak, dan protein. Hati menghasilkan
empedu, yang disimpan dalam kantong empedu. Empedu membantu untuk membuat molekul
lemak (yang dinyatakan tidak larut dalam air) larut, sehingga mereka dapat diserap oleh tubuh.
Kedua, usus kecil menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam usus halus
ditutupi oleh jutaan proyeksi mirip jari-jari kecil yang disebut vili. Vili ditutupi dengan proyeksi
bahkan mungil yang disebut mikrovili. Kombinasi vili dan mikrovili meningkatkan luas
permukaan dari usus kecil sangat, yang memungkinkan penyerapan nutrisi terjadi. bahan tidak
tercerna perjalanan selanjutnya ke usus besar.
Usus Besar
Bentuk usus besar yang seperti U terbalik melingkari atas usus kecil. Usus besar berawal
di sisi kanan bawah dari tubuh dan berakhir pada sisi kiri bawah.Panjang usus besar adalah
sekitar 5-6 meter. Ia memiliki 3 bagian: sekum, usus besar, dan rektum. Sekum adalah kantong
pada awal dari usus besar. Kawasan ini memungkinkan makanan untuk lulus dari usus kecil ke
usus besar. Kolon adalah tempat dimana cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke
rektum. Bagian terakhir dari usus besar adalah rektum, yang merupakan tempat feses yang
disimpan sebelum meninggalkan tubuh melalui anus.
Tugas utama dari usus besar adalah untuk memisahkan air dan garam (elektrolit) dari
bahan tercerna dan membentuk limbah padat sebelum dikeluarkan. Bakteri dalam usus
besar membantu untuk memecah bahan yang tidak dicerna. Isi sisa dari usus besar bergerak ke
arah retum, dimana tinja disimpan sampai dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
Etiologi
Etiologi NEC hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat kaitannya
dengan terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor makanan. Iskemik
menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan pada invasi bakteri. NEC jarang
4
terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang mendapat ASI.
Bagaimananapun sekali pemberian makanan dimulai, hal itu cukup untuk menyebabkan
proliferasi bakteri yang dapat menembus dinding saluran cerna yang rusak dan menghasilkan gas
hidrogen. Gas tersebut bisa berkumpul dalam dinding saluran cerna (pneumotosis intestinalis)
atau memasuki vena portal.
NEC sering dihubungkan dengan dengan faktor resiko spesifik, antara lain: pemberian susu
formula, asfiksia, Intrauterine Growth Restriction (IUGR), polisitemia / hiperviskositas,
pemasangan kateter umbilikal, gastroskisis, penyakit jantung bawaan, dan mielomeningokel.
NEC bisa timbul sebagai kumpulan penyakit atau penyakit dominan di NICU. Beberapa
kumpulan tampaknya berhubungan dengan organisme spesifik (misalnya Klebsiella, Escherichia
coli, Staphylococcus koagulase-negatif), tetapi sering kuman patogen spesifik tidak diketahui.
Patofisiologi
NEC adalah sekunder untuk interaksi yang kompleks dari beberapa faktor, terutama pada
bayi prematur, yang mengakibatkan kerusakan mukosa, akhirnyamengarah ke iskemia usus dan
nekrosis. Cedera mukosa mungkin karena infeksi, isiintraluminal, imunitas yang belum matang,
pelepasan vasokonstriktor, dan mediator inflamasi. Hilangnya integritas mukosa memungkinkan
bagian dari bakteri dan toksinmasuk ke dinding usus dan kemudian ke sirkulasi sistemik,
sehingga terjadi respon inflamasi umum dan sepsis pada NEC berat .
Proses inflamasi di NEC menyebabkan peningkatan aliran darah di segmen usus yang terkena.
Bakteri menembus pertahanan mukosa, dan dengan produk metabolismebakteri
terjadi pembentukan gas intramural (Gambar 1). Sepanjang NEC berlangsung, platelet-activating
factor yang diproduksi oleh sel-sel inflamasi dan bakteri, menyebarkan kaskade inflamasi,
terutama sitokin dan komplemen, mengakibatkan ekstensif transmural yang
terlibat terdapat kompromi dari microvasculature sepertiiskemik maka terjadi perubahan jaringan
. Akhirnya, dinding usus yang tidak perforasimengalami nekrosis, yang mungkin begitu parah
sehingga peluruhan dinding usus terjadi, mengakibatkan penipisan dinding usus dan akhirnya
perforasi.
5
Gambaran Klinis
Bayi dengan NEC mempunyai variasi gejala klinis dan onset bisa secara tersembunyi
maupun tiba-tiba. Onset NEC biasanya muncul pada usia < 2 minggu pertama kelahiran sampai
3 bulan pada bayi yang berat lahir sangat rendah.
Menurut WHO (2008), tanda-tanda umum pada NEC meliputi :
a. Distensi perut atau adanya nyeri tekan
b. Toleransi minum yang buruk
c. Muntah kehijauan atau cairan kehijauan keluar melalui pipa lambung
d. Darah pada feses
e. Tanda-tanda umum gangguan sistemik :
· Apneu
· Terus mengantuk atau tidak sadar
· Demam atau hipotermi
Tanda dan gejala klinis:
Gastrointestinal:
Makanan intoleransi
Perut kembung
Perut tegang
Emesis
Okultisme darah / kotor dalam tinja
Perut massa
Eritema dinding perut
Sistemik:
Kelesuan
Apnea distress / pernafasan
Suhu ketidakstabilan
Hipotensi
6
Asidosis
Glukosa ketidakstabilan
DIC
Kriteria Bell’s menurut Gomella:
Stadium 1 (suspek NEC)
a. kelainan sistemik : tandanya tidak spesifik, termasuk apnu, bradikardia, letargi dan suhu
tidak stabil.
b. kelainan abdominal : termasuk intoleransi makanan, rekuren residual lambung, dan distensi
abdominal.
c. kelainan radiologik : gambaran radiologi bisa normal atau tidak spesifik.
Stadium 2 (terbukti NEC)
a. kelainan sistemik : seperti stadium 1 ditambah dengan nyeri tekan abdominal dan
trombositopenia.
b. kelainan abdominal : distensi abdominal yang menetap, nyeri tekan, edema dinding usus,
bising usus hilang dan perdarahan per rektal.
c. kelainan radiologik : gambaran radiologi yang sering adalah pneumatosis intestinal dengan
atau tanpa udara vena porta atau asites.
Stadium 3 (NEC lanjut)
a. kelainan sistemik : termasuk asidosis respiratorik dan asidosis metabolik, gagal nafas,
hipotensi, penurunan jumlah urin, neutropenia dan disseminated intravascular
coagulation (DIC).
b. kelainan abdominal : distensi abdomen dengan edema, indurasi dan diskolorasi.
c. kelainan radiologik :gambaran yang sering dijumpai adalah pneumoperitoneum (udara
bebas dalam rongga peritoneal sekunder terhadap perforasi).
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, gambaran klinis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
7
Pemeriksaan fisik : intoleransi makanan, Peningkatan residu lambung, Perut kembung,
Okultisme darah / Hematochezia, Radang selaput perut, Perubahan warna dinding perut, massa
perut.
Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah lengkap dan hitung jenis
Hitung jenis leukosit bisa normal, tetapi biasanya meningkat, trombositopenia sering terlihat. 50
% kasus terbukti NEC, jumlahplatelet < 50.000 uL
b. Kultur
Specimen darah, urin, feses, dan Cairan serebrospinal sebaiknya diperiksa untuk kemungkinan
adanya virus, bakteri, dan jamur yang patogen.
c. Elektrolit
Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipernatremia serta hiperkalemia sering terjadi.
d. Analisa gas darah
Asidosis metabolik, ataupun campuran asidosis metabolic dan respiratorik mungkin terlihat.
e. Sistem koagulasi
Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan screening koagulopati lebih lanjut harus
dilakukan. Prothrombin Timememanjang, Partial Thromboplastin time memanjang, penurunan
fibrinogen dan peningkatan produk pemecah fibrin, merupakan indikasi
terjadinya disseminated intravascular coagulation (DIC).
Pemeriksaan penunjang
Modalitas pencitraan yang digunakan pada neonatus selama fase aktif NEC termasuk
polos perut radiografi dan sonografi perut. Studi yang telah dievaluasi penggunaan kontras
pemeriksaan saluran pencernaan, dihitung tomografi, dan pencitraan resonansi magnetik tidak
akan ditangani, karena modalitas belum ditemukan untuk menjadi berguna dalam praktek klinis.
Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen adalah modalitas pilihan saat ini untuk evaluasi neonatus diduga
memiliki NEC. Waktu tindak lanjut foto polos abdomen tergantung pada keparahan dari NEC
dan dapat bervariasi 6-24 jam. Namun, foto polos abdomen juga diperlukan pada setiap saat
8
kemerosotan klinis akut. Pada pasien yang menyelesaikan klinis, interval waktu antara perut
polos radiografi dapat semakin berkepanjangan. Pada saat diagnosis, perut radiografi polos harus
mencakup satu gambar yang diperoleh dengan sebuah balok vertikal dengan pasien terlentang
dan gambar kedua diperoleh dengan balok horisontal. Pengamatan utama yang harus dibuat di
dataran rontgen perut berhubungan terutama untuk kehadiran, jumlah, dan distribusi gas, yang
mencakup intraluminal gas, gas intramural, portal vena gas, dan gas intraperitoneal bebas. Dari
pengamatan gas intraluminal, mungkin kadang-kadang mungkin untuk membuat kesimpulan
tentang adanya penebalan dinding usus, cairan bebas, dan fokus koleksi cairan.
Penatalaksanaan
Prinsip dasar tatalaksana NEC yaitu menatalaksananya ssebagai akut abdomen dengan
ancaman terjadi peritonitis septic. Tujuannya adalah untuk mencegah perburukan penyakit,
perporasi intestinal dan syok. Jika NEC terjadi pada kelompok epidemis, para penderita perlu
dipertimbangakan untuk isolasi.
Pengelolaan Dasar :
1. Pasien dipuasakan untuk mengistirahatkan saluran cerna selama 7 – 14 hari. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi dasar melalui perenteral total.
2. Lakukan dekompresi lambung atau lakukan section berkelanjutan.
3. Lakukan monitoring ketat pada vital sign dan kondisi abdomen.
4. Lakukan monitoring perdarahan saluran cerna. Periksa semua cairan aspirasi lambung dan
feses, apakah ada perdarahan.
5. Perbaikan kondisi respiratorik sesuai yang dibutuhkan pada keadaan yang mengarah kepada
syok. Penggunaaan inotropik mungkin dibutuhkan untuk menjaga tekanan darah dalam batas
normal.
6. Lakukan monitoring yang ketat terhadap intake dan output cairan. Usahakan untuk
mempertahankan produksi urin 1 -3 mL/Kg/BB/jam.
7. Lepas pemasangaan kateterisasi pada artei dan vena umbilical dan ganti dengan kateterisasi
arteri dan vena perifer, tergantung dari keparahan penyakit.
8. Lalukan monitoring hasil pemeriksaan laboratorium. Lakukan kultur darah dan urin sebelum
memulaipemberian antibiotic.
9
9. Berikan antibiotik parentaral selama 10 hari. Mulai dengan pemberian Ampicilin dan
Gentamicin, pada keadaan curiga infeksi stafilokokus tambahkan Metronidazol atau
Climdamicin untuk meng-cover kuman anaerob.
10. Lakukan monitoring adanya DIC, tranfusi PRC dan trombosit mungkin juga diperlukan.
11. Pemantauan pemeriksaan radiografik untuk mendeteksi adanya perforasi usus.
12. Konsul ke bagian bedah.
Penatalaksanaan Bedah :
Pneumoperitonium merupakan indikasi mutlak untuk dilakukan intervensi bedah.
Indikasi relatif pembedahan yaitu gas vena portal, selulitis dinding abdomen, dilatasi segmen
intestinal yang menetap dilihat dari radiaografi, massa abdomen yang nyeri dan perubahan
kondisi klinis yang refrakter terhadap tatalaksana medis.
Pencegahan :
Mencegah prematuritas, pemberian antibiotic enteral dan penggunaan cairan
perenteral secara bijak, pemberian IgG dan IgM enteral, pemberian kortikosteroid
antenatal, penundaan atau melambatkan pemberian makanan pendampinng ASI, pemberian
ASI dan penggunaan prebiotik dapat menjadi pendekatan yang paling baik dalam
mencegah Enterokolitis Nekrotikan.
Diagnosa banding
Pneumonia dan sepsis
Abdomen yang distensi dan lembut merupakan karakteristik NEC
Infeksi enterokolitis
Kadang ditemukan juga keadaan enterokolitis walaupun jumlahnya jarang tetapi harus disertai
diare
Penyakit metabolik berat
Galactosemia disertai E.Coli sepsis dapat berlanjut pada asidosis berat, kadang bertumpang
tindih dengan gejala NEC
10
Feeding intakrance
Bayi prematur yang mengalami ketidakmatangan sistem pencernaan biasanya mengalami retensi
lambung dan perut distensi mungkin ada hubungannya dengan pemberian makanan berlanjut,
perbedaannya dengan NEC kadang sulit perlu evaluasi penyebab.
Penatalaksanaan
Dihentikannya minum oral
Pemberian cairan intravena
Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit hisapan nasogastrik
Memberi antibiotik sistemik
Waspadai adanya distensi (ukur lingkar perut, isi gaster sebelum memberi minum,
mendengarkan adanya bising usus)
Observasi TTV, jangan mengukur suhu rectal karena bahaya perforasi
Cegah nosokomial
Penuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi
Antibiotik
ASI
Waspadai komplikasi seperti septikemia, hipoglikemia
Puasa pada EKN
Tersangka EKN-sepsis kembung, puasa selama 3-5 hari saja bila kultur darah negatif
Gas intramural, puasa selama 7-10 hari
Komplikasi asidosis, syok, trombositopenia, gangguan pembekuan, gas portal, puasa
selama 10-14 hari
Pemberian nutrisi pada EKN
Pemberian cairan parenteral menjadi enteral/oral diberikan secara bertahap
Waktu pemberian nutrisi ditentukan oleh dokter
ASI tetap menjadi nutrisi yang terbaik
Gejala sisa
EKN berulang
Perdarahan pasca EKN
Sirosis hepatis (peradangan pada hati) karena nutrisi parenteral total lama
11
Tata laksana
Setiap persangkaan EKN (pengobatan konservatif)
o Lakukan pemeriksaan lengkap ke arah sepsis
o Pemberian antibiotika parenteral dengan spektrum luas
o Puasa per oral
o Pasang sonde lambung terbuka
o Foto rontgen abdomen, bila perlu serial
o Jika konservatif gagal maka lakukan pembedahan
Prognosa
Pengenalan dini dan treatment secara cepat dan tepat dapat meningkatkan kemungkinan
keberhasilan pengelolaan medis
12