NAVIGASI DARAT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

navrat

Citation preview

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    1/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    NAVIGASI DARAT

    A.

    PERLUNYA NAVIGASI DARAT BAGI PENCINTA ALAM

    Seorang pecinta alam yang berkegiatan di alam bebas, di daerah yang

    belum pernah ditinggali penduduk ataupun belum dijamah manusia, memerlukan

    suatu ilmu dan alat alat bantu agar dapat menggunakan pedoman pedoman buatan

    manusia ataupun tanda tanda alam untuk mengetahui posisinya, membaca

    keadaan medan di sekitarnya sert mengetahui arah dan jarak objek yang ditujunya.

    Tujuan akhir dari perginya seorang pecinta alam sejati ke alam bebas

    adalah untuk kembali pulang dengan selamat, untuk itu di perlukan pengetahuan,

    keterampilan dan peralatan yang memadai. Navigasi darat sebagai suatu ilmu

    yang dapat membimbing seorang pecinta alam menuju arah yang benar dengan

    melalui lintasan medan yang paling aman mutlak harus di kuasai.

    B. POKOK PEMBAHASAN NAVIGASI DARAT

    - Memahami ketentuan ketentuan topografi dan geografi

    - Membaca peta

    - Menggunakan kompas

    - Resection dan intersection

    - Teknik melintasi medan dan rintangan

    C. KETENTUAN KETENTUAN TOPOGRAFI DAN GEOGRAFI

    C.1 GARIS LINTANG (PARALEL) DAN GARIS BUJUR (MERIDIAN)

    Bumi kita berbentuk elips hampir bundar yang berputar (berotasi) pada

    sumbunya. Sambil berputar, bumi mengelilingi matahari (ber-revolusi)

    dengan lintasan tertentu. Oleh para ahli geografi, bumi di bagi menjadi

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    2/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    beberapa garis imajiner secara membujur dengan kota greenwich sebagai

    meridian 0, terhadap kota greenwich bumi di bagi menjadi bujur barat

    dan bujur timur. Garis meridian ini yang karena letaknya tegak lurus

    dengan lintasan matahari berperan dalam membedakan waktu. Lintasan

    matahari terhadap bumi (melalui equator) membagi bumi menjadi lintang

    utara dan linntang selatan. Garis bujur dan lintang dinyatakan dalam

    derajat 1 = 60 (menit) dan 1 = 60 (detik).

    C.2 GRID

    Pada lembaran peta topografi terdapat garis garis dengan jarak tertentu

    yang saling tegak lurus (sumbu X dan sumbu Y), garis garis ini di sebut

    grid.

    Adanya grid ini memudahkan kita untuk menyatakan dengan tepat posisi

    suatu tempat untuk memudahkan orang lain mencarinya dengan

    mengunakan koordinat peta.

    C.3 UTARA SEBENARNYA (TRUE NORTH = GEOGRAPHIC NORTH)

    Utara sebenarnya adalah arah utara kutub bumi, merupakan poros

    perputaran bumi. Garis garis meridian (bujur) karena suatu titik

    merupakan patokan arah utara sebenarnya dari wilayah / tempat yang

    dilatihnya.

    C.4 UTARA PETA (GRID NORTH)

    Utara peta adalah arah yang di tunjukkan oleh gari garis yang menuju ke

    atas (sumbu Y) dari grid suatu peta, Utara peta di lambangkan ( )

    C.5 IKHTILAF PETA (GRID CONVERGENCE = KONVERGENSI

    MERIDIAN)

    Garis meridian bumi seharusnya di gambarkan melengkung bila di

    proyeksikan ke bidang datar, pad peta digambarkan lurus sehingga ada

    perbedaan antara arah utara sebenarnya dengan arah utara yang di

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    3/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    tunjukkan peta, penyimpangannya di sebut I khti laf Peta.

    Dengan perkataan lain IP adalah sudut yng di bentuk antara garis

    meridian (yang menuju US) dengan sumbu Y (arh utara yang di

    tunjukkan peta). Ikhtilaf peta atau juga yang sering di sebut Inklinasi

    berbeda harganya di setiap tempat .

    C.6 UTARA MAGNETIK (MAGNETIK NORTH)

    Utara magnetik adalah arah yang di tunjukkan oleh jarum kompas dari

    suatu tempat tertentu ke Kutup Utara Magnetik Bumi.

    Kutup Utara magnet bumi tidak berada tepat di poros utara perputaran

    bumi tetapi terletak di atas teluk Hudson sebelah utara kanada. Utara

    magnetik dilambangkan dengan tanda setengah anak panah ( ).

    C.7 IKHTILAF MAGNETIK (DECLINATION = DEKLINASI)

    Karena kutup utara magnet bumi tidak tepat berada di poros utara

    perputarn bumi (US) maka ada perbedaan antara arah utara yang di

    tunjukkan oleh jarum kompas dengan arah utara sebenarnya,

    penyimpangan ini di sebut ikhtilaf magnetik. Dengan perkataan lain : IM

    adalah sudut yang di bentuk antara US dengan UM.

    Harga ikhtilaf Magnetik berbeda besarnya tergantung pada lokasi suatu

    tempat.

    Ikhtilaf magnetik dibagi menjadi IM timur dan IM barat. IM timur

    artinya posisi kutub utara magnet ada di sebelah timur US demikian jgasebaliknya . Sebagai contohh harga IM di jakarta tahun 1974 adalah 11

    ke arah timur sedangkan IM di padang adalah 040 barat.

    C.8 VARIASI MAGNETIK (ANNUAL VARIATION)

    Kedudukan utara magnetik selalu bergeser dari kedudukannya semula

    dari tahun ke tahun karena pengaruh dari rotasi bumi. Variasi magnetik

    biasanya di nyatakan per tahun, ada dua keadaan pengaruh variasi

    magnetik terhadap besar ikhtilaf peta magnetik yaitu :

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    4/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    1. INCREASE artinya variasi magnetik menyebabkan pertambahan

    nilai IM (sudut antara US dan UM semakin besar) karena UM bergeser

    menjauhi US.

    Contoh : bila pada variasi magnetik bergeser ke barat maka akan di sebut

    Decrease.

    Harga variasi magnetik di indonesia rata rata 2 per tahun ke timur.

    Beberapa kota dalam suatu negara dapat memiliki VM yang berlainan,

    misalnya : Jakarta 2 timur / th, Padang 1 timur / th dan makasar 2 timur

    / th.

    C.9 SUDUT PETA MAGNETIK / SPM (GRID MAGNETIC ANGLE / GM

    ANGLE)

    Sudut peta magnetik adalah sudut yang di bentuk oleh garis utara peta

    (UP) dengan utara magnetik (UM) . Karena kita bergerak di alam bebas

    dengan berpedoman pada peta dan kompas, maka SPM ini yang akan kita

    gunakan untuk mengkonservasi sudut peta / kompas (ingat UP dan UM

    dapat tidak saling berimpitan). Jika harga SPM tidak di cantumkan di

    peta maka dapat di hitung dengan melihat harga IP dan IM.

    Besarnya SPM selain ditentukan oleh ikhtilaf peta juga ditentukan oleh

    ikhtilaf magnetik dipengaruhi oleh adanya variasi magnetik. Maka besar

    SPM pun selalu bergeser (berubah) dari tahun ke tahun sesuai perubahan

    IM oleh variasi magnetik. Maka besar SPM pun selalu bergeser

    (berubah) dari tahun ke tahun sesuai perubahan IM oleh variasi magneik.

    Setiap peta selalu mencantumkan harga SPM pada tahun peta itu di buat

    dan bila peta itu akan dan di gunakan, pada saat sekarang, maka harga

    SPM peta tersebut harus kita koreksi terlebih dahulu karena harganya

    telah berubah (oleh variasi magnetik).Hal ini penting agar kita dapat

    mengkonversikan sudut petakompas (merubah sudut peta ke sudut

    kompas dan sebaliknya) dengan benar.

    Perubahan besar SPM karena variasi magnetik Increase selama x tahun.

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    5/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    Kedudukan US , UP , UM serta pergeserannya tidak selalu sama,

    tergantung letak geografis daerah.

    Pada beberapa peta hanya mencantumkan US dan UM saja tanpa UP,

    dalam hal ini dapat di lakukan pendekatan dengan menganggap UP

    berimpitan dengan US.

    D. MEMBACA PETA

    Peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang di

    proyeksikan pada bidang datar dengan perbandingan tertentu (skala peta). Jenis-

    jenis peta antara lain:

    1. Peta Topografi adalah peta yang menyajikan gambaran proyeksi dan sebagian

    permukaan fisik bumi yang mengambarkan secara detail tentang keadaan suatu

    tempat, ketinggian dan sebagainya. Peta yang dipakai mempunyai skala 1: 25000

    2. Peta Geografis adalah gambaran proyeksi dan seluruh permukaan fisik bumi

    ini, seperti globe.

    3. Peta Theknis adalah gambaran proyeksi permukaan fisik bumi untuk

    menunjang kebutuhan tehnik tertentu, seperti peta teknis jaringan jalan raya.

    4. Peta Termatik adalah gambaran data dan informasi yang mempunyai tema

    (topik) tertentu sehubungan dengan kedudukan geografisnya, seperti peta

    distribusi peluru AS

    Peta yang biasa kita gunakan adalah peta topografi. Bagian bagian yang

    harus diperhatikan dalam mengguunakan peta topografi antara lain :

    1. Judul peta, terdapat di bagian atas peta ; menerangkan lokasi atau nama daerah

    yang tergambar di peta

    2. Nomor lembar peta, menunjukkan registrasi peta

    3. Petunjuk letak peta, menunjukan kedudukan lembar peta tersebut

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    6/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    4. Pembagian daerah, menerangkan pembagian daerah administrasi di dalam peta

    tersebut

    5. Diagram ikhtilaf menggambarkan kedudukan US, UP, UM dan harga

    penyimpangannya

    6. Keterangan riwayat, menerangkan sejarah peta tersebut

    7. Petunjuk pembacaan peta

    8. Legenda peta, menerangkan tanda tanda di dalam peta

    9. Warna peta, menerangkan arti dari garis atau bagian berwarna pada peta

    D.1 SKALA PETA(KEDAR PETA)

    Skala peta adalah perbandingan jarak antara 2 titik di peta dengan jarak

    mendatar 2 titik di medan (keadaan sebenarnya).

    Skala Peta =

    Makin kecil skala peta, maka jarak di peta relatif lebih mendekati jarak

    yang sebenarnya dari pada peta yang bersekala besar (angka

    perbandingan besar), sehingga bila kita menggunakan peta berskala kecil

    maka mendapatkan gambar lebih jelas tetapi tentu saja jangkauan

    wilayahnya akan lebih sempit daripada peta berskala besar dengan besar

    peta yang sama.

    1. Angka perbandingan ; 1:50.000 atau 1/50000

    2. Perkatakan : 1cm berbanding 500 meter

    3. Garis skala :

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    7/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    D.2 KONTUR ATAU GARIS KETINGGIAN

    Peta dapat di buat dengan cara pemotretan udara atau denngan

    pengukuran langsung di lapangan. Untuk memudahkan pengertian kita

    mengumpamakan peta yang kita lihat di buat dengan pemotretan udara

    sehingga kita membayangkan seakan melihat pemandangan dari jendela

    pesawat terbang.

    Kontur adalah garis pada peta yang merupakan rangkaian dari titik titik

    yang mempunyai ketinggian yang sama dari permukaan laut.

    Adanya kontur memungkinkan kita mendapatkan pemandangan tiga

    dimensi dari peta topografi.

    Ketentuan Kontur :

    @ Kontur merupakan garis berkelok kelok , tertutup , tidak berpotongan

    dan tidak bercabang

    @ Bila tidak di nyatakan lain dalam catatan peta, perbedaan dua garis

    kontur adalah setengah dari bilangan ribuan skala peta dan di nyatakan

    dalam meter.

    Contoh : - Skala 1 : 50.000

    x 50 = 25 meter

    - Skala 1 : 25.000

    x 25 = 12,5 meter

    @ Garis kontur yang rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih

    tinggi letaknya, kecuali untuk lubang atau kawah. Garis kontur kawah

    sering diberi tanda titik titik tidak berupa garis penuh.

    @ Garis kontur ke sepuluh selalu di gambarkan lebih tebal

    @ Relief (ketidakrataan) yang terdapat diantara dua garis kontur yang

    tidak berurutan tidak dapat kita lihat pada peta

    @ Rangkaian garis kontur yang menjorok ke arah satu puncak

    menandakan suatu lembah, sedangkan yang menjorok menjauhi puncak

    menandakan punggungan.

    @ Garis kotur yang rapat menandakan suatu medan yang terjal

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    8/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    D.3 MENGUKUR JARAK DI PETA

    1. MENGUKUR JARAK MENDATAR

    Jarak pada peta adalah jarak mendatar (karena peta adalah bentuk 3

    dimensi, maka jarak mendatar di nyatakan oleh skala adalah bentuk rata

    bumi tanpa kontur) dapat di ukur dengan menggunakan :

    * Penggaris (untuk lintasan lurus)

    * Benang atau

    * Kurvimeter (untuk lintasan berkelok kelok)

    2. MENGUKUR JARAK LINTASAN

    Jarak lintasan adalah jarak sebenarnya yang akan dilalui di lapangan.

    Untuk menghitung jarak lintasan harus di ikutsertakan perbedaan

    ketinggian (atau banyak garus kontur yang dilewati) selain jarak

    mendatar. Jarak lintasan dapat di hitung dengan menggunakan rumus

    phitagoras.

    D.4 TITIK KETINGIAN

    Titik ketinggian pada peta menyatakan tinggi suatu tempat dari

    permukaan laut.

    Berdasarkan ketelitian pengukuran yang di lakukan, titik ketinggian

    digolongkan pada; titik primer (P) , sekunder (S) , tersier (T) ataupun

    quartener (Q).

    Untuk menjadiketinggian sesuatu tempat pada peta dimana pada tempat

    tersebut tidak tercantum harga titik ketinggian dapat di cari dengan

    melihat tanda titik ketinggian terdekat kemudian menghitung perbedaan

    garis konturnya.

    D.5 SISTEM KOORDINAT PETA

    Sistem koordinat peta adalah suatu cara untuk menentukan porsi suatu

    tempat pada peta. Sangat berguna untuk memudahkan mencari suatu

    tempat titik pada peta.

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    9/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    Grid pada merupakan garis garis koordinat. Setiap garis mendatar

    (sumbu x) di beri nomor urut dari barat ke timur , sedangkan garis

    vertikal (sumbu y) diberi nomor urut dari selatan ke utara.

    Ada tiga cara untuk menyatakan koordinat peta :

    1. Cara 4 angka : untuk posisi tempat yang cukup luas, misalnya

    kampung, danau dsb

    2. Cara 6 angka : untuk posisi tempat yang lebih sempit, misalnya lokasi

    berkemah, titik pertemuan.

    3. Cara 8 angka : untuk menunjukkan suatu titik triangulasi, lokasi

    korban dalam SAR dsb.

    E. MENGGUNAKAN KOMPAS

    Kompas adalah suatu alat yang berguna untuk menunjukkan arah

    mendatar.

    Walaupun jenis kompas bermacam macam dengan karakteristik tersendiri,

    sebuah kompas hanyalah sepucuk jarum bebas yang bergerak ke segala

    arah mendatar. Jarum kompas adalah sebuah magnet yang akan di

    pengaruhi kutub magnet bumi sehingga dapat menunjukkan arah kutub

    utara - selatan magnet bumi.

    E.1 KETENTUAN KETENTUAN KOMPAS ORIENTASI MEDAN

    1. Jarum Kompas

    Jarum kompas terbuat dari magnet. Petunjuk arah utara magnet jarumkompas selalu memiliki tanda tanda yang menonjol. Pada umumnya

    berfosfor guna memudahkan pembacaan bila di gunakan pada malam

    hari.

    2. Piringan Derajat

    Piringan derajat kompas adalah pembagian / skala derajat dengan arah

    utara magnetis sebagai titik permulaan dan akhir dari lingkaran piringan

    derajat. Urutan pembacaan angka piringan ini searah dengan jarum jam.

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    10/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    Makin kecil pembagian skala piringan ini, semaki teliti kompas tersebut.

    3. Skala Piringan Derajat

    Piringan derajat standar internasional memiliki pembagian skala

    hingga 360. Tidak semua kompas menggunakan sistem pembagian

    derajat internasional. Di Skandinavia kompas memiliki skala piringan

    derajat 6000 , 6300 , atau 6400

    4. Rumah Kompas

    Rumah kompas adalah tempat jarum kompas beserta poros dan tempat

    lingkaran derajat . Ada kompas yang rumah kompasnya berisi cairan

    anti-statik yang berguna untuk mengurangi gangguan luar. Cairan

    kompas yang baik dapat di gunakan dari temperatur -40C hingga +50C

    E.2 MACAM MACAM KOMPAS

    Kompas yang biasa di gunakan dalam orientasi medan adalah :

    # KOMPAS BIDIK

    Kompas jenis ini dapat di bagi lagi menjadi kompas bidik kaca,

    lensa dan prisma berdasarkan alat pembidiknya. Kompas ini memiliki

    kemudahan membidik dengan ketepatan tinggi. Misalnya kompas Silva

    tipe 60.

    # KOMPAS DATAR

    Kompas datar telah memiliki penggaris dan busur derajat yang

    menyatu dengan kompas, tetapi kompas ini tidak dapat di gunakan untuk

    membidik dengan tepat. Contoh kompas datar : Silva tipe 3

    # KOMPAS SISTEM GABUNGAN

    Kompas sistem gabungan merupakan kompas datar yang telah

    dilengkapi alat untuk membidik

    E.3 MENGGUNAKAN KOMPAS

    Jarum kompas terbuat dari magnet, maka sebelum menggunakan kompas

    periksa dulu apakah di dekatnya ada medan listrik atau benda benda dari

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    11/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    besi, seperti pisau, golok tebas, dsb. Jauhkan benda besi dari kompas

    karena akan mengganggu akurasi arah kompas.

    Bila akan di pakai peganglah kompas dengan tenang dan mendatar

    sampai jarum penunjuknya diam (untuk patokan mendatar perhatikan

    gelembung udara di dalam kompas sudah berada di tengah atau belum).

    Bacalah skala pada piringan derajat.

    Simpanlah kompas di tempat yang aman, hindari goncangan berlebihan

    dan jauhkan dari logam. Hal tersebut mempengaruhi ketelitian

    penunjukan skala kompas.

    F. AZIMUT MAGNETIK/SUDUT KOMPAS

    Azimut magnetik adalah sudut yang terbentuk antara utara magnetik

    dengan suatu titik di lapangan, yang di bidik (dengan kompas) oleh

    seorang pengamat.

    Back azimut adalah sudut yang di bentuk dari arah suatu titik (sasaran)

    terhadap kedudukan pengamat. Back azimut (BA) merupakan kebalikan

    dari azimut.

    G. SUDUT PETA

    Sudut peta adalah sudut yang di bentuk dari kedudukan pengamat dengan

    suatu titik / sasaran pada peta. Sudut peta menggunakan sumbu peta

    sebagai titik awal (0)

    H. KONVERSI SUDUT PETAKOMPAS

    Konversi sudut petakompas adalah cara untuk merubah besar azimut /

    sudut kompas ke sudut peta dan sebaliknya. Konversi sudut ini harus di

    lakukan bila kita hemdak membuat suatu sasaran yang dibidik kompas

    pada peta, demikian pula bila akan berjalan dengan sudut tertentu

    berpedoman kompas berdasarkan sudut sasarannya yang di ukur di peta.

    Arah utara magnet dan peta tidak berimpit, alasan ini yang mengharuskan

    kita melakukan konversi sudut.

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    12/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    Contoh :

    Seorang yang berada di titik Ahendak berjalan ke titik B (pada peta)

    dengan sudut sasaran (peta) 60 dengan berpedoman kompas. Sudut

    kompas yang harus di ikuti tidak sama dengan sudut peta karena UM tidak

    berimpit dengan UP, yang pada kasus ini besar sudut kompas (SK) adalah:

    SK = Sudut peta / SP + SPM

    = 60 + 2 = 62

    Catatan :

    Harga SPM yang digunakan adadalah harga SPM di peta yang sudah di

    koreksi(di cocokan untuk tahun sekarang).

    Ikhtilap magnetik : 2 increase / th.

    Bila kita ingin merubah sudut kompas (SK) sebesar 70 ke sudut peta (SP),

    berapa harga SP??

    Tahap Pengerjaan :

    1. Hitung sebesar ikhtilaf magnetik (tahun 1960)

    - SPM (1960) = 1

    = 130

    - Ikhtilaf peta (grid convergence)= 0

    - Maka, besar IM = SPM (1960)IP = 130 - 024 = 16

    2. Hitung perubahan ikhtilaf magnetik

    - Variasi magnetik 2 increase / th

    - Peta tahun 1960, maka sekarang (tahun 1990) harga perubahan

    IM karena variasi magnetik = (1990 - 1960) x 2 increase

    = 30th x 2 = 60 = 1 increase

    - Karena variasi magnetik harga IM (1990) bertambah 1

    - Besar IM (1990) = IM (1960) + 1

    = 16 + 1 = 26

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    13/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    3. Perhatikan kedudukan UP dan UM tahun sekarag

    4. Hitung hingga SPM tahun sekarang

    SPM (1990) = SPM (1960) + perubahan IM

    = 130 + 1 = 230

    5. Konversi sudut kompas ke sudut peta

    - Perhatikan kembali kedudukan UP dan UM (1990)

    - SP = SK + SPM (1990)

    = 70 + 230 = 7230

    Untuk mendapatkan hasil bidikan yang benar, maka hasil bidikan kompas

    sebesar 70 bila ingin di tuliskan pada peta harus di konversi menjadi

    7230.

    I.

    ORIENTASI PETA

    Untuk mendapatkan gambaran yang benar bentangan alam yang ada di

    sekitar kita dengan melihat peta, maka kita harus melakukan orientasi peta,

    artinya , menghadapkan peta ke arah yang benar.

    Cara melakukan prientasi peta,

    1. Letakkan kompas di tengah peta dengan jarum kompas (yang bergerak)

    sejajar sumbu Y peta. Sekarang UP telah berimpit dengan UM.

    2. Perhatikan kedudukan UP dan UM serta besar SPM.

    3. Putar peta sebesar SPM. Bila UP ada di sebelah kiri UM maka peta di

    geser ke arah kiri, bila UP ada di sebelah kanan maka UM peta di geser ke

    sebelah kanan.

    4. Peta kita sekarang telah menghadap UP dengan benar.

    J. RESECTION (CARA KE BELAKANG)

    Resection adalah suatu cara untuk menentukan posisi kita pada peta.

    Untuk dapat melakukan resection diperlukan minimal dua titik ekstrem

    atau dua tempat yang telah kita ketahui dengan tepat posisi dan namanya

    di medan (terlihat) dan di peta.

  • 5/19/2018 NAVIGASI DARAT

    14/14

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

    BAHTERA BUANA

    Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Telp. 353414 Fax. 353918

    Palembang 30139. Email: [email protected]

    Cara melakukan resection :

    1. Bidik tempat A, lakukan back azimut (bila azimut < 180 maka Baz =

    Az + 180 , bila azimut > 180 maka Baz = Az - 180)

    2. Konversikan back azimut ke sudut peta

    3. Gambarkan back azimut dari titik A di peta

    4. Lakukan hal yang sama dengan titik/ tempat B

    5. Titik perpotongan dua garis back azimut adalah posisi kita

    K. INTERSECTION (CARA KE MUKA)

    Intersection adalah cara untuk menentukan posisi suatu objek yang kita

    lihat di medan pada peta. Untuk dapat melakukan intersection kita harus

    mengetahui dan dapat mencapai dua tempat di medan, serta

    mengetahuinya di peta.

    Cara melakukan intersection :

    1. Bidik objek tersebut dari tempat kita berdiri (A) yang telah diketahui

    posisinya

    2. Konversikan sudut kompas ke sudut peta

    3. Gambarkan garis azimut itu pada peta

    4. Berjalanlah menuju lokasi B yang telah diketahui posisinya di medan

    dan di peta

    5. Bidik objek dari B, konversikan azimut ke sudut peta dan gambarkan

    garis dari B