24
1 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PERKAWINAN DENGAN AGRESIVITAS SUAMI ISTRI Disusun oleh : CHUSNUL ESKA SARI 01 320 307 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2 0 0 5

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

1

1

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PERKAWINAN DENGAN

AGRESIVITAS SUAMI ISTRI

Disusun oleh :

CHUSNUL ESKA SARI

01 320 307

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2 0 0 5

Page 2: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

2

2

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PERKAWINAN DENGAN

AGRESIVITAS SUAMI ISTRI

Telah Disetujui Pada Tanggal

… … … … … … … … … … … … .

Dosen Pembimbing

Hepi Wahyuningsih, S.Psi., M.Si

Page 3: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

3

3

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PERKAWINAN DENGAN

AGRESIVITAS SUAMI ISTRI

Chusnul Eska Sari

Hepi Wahyuningsih

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara kepuasan perkawinan dengan agresivitas suami istri. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kepuasan perkawinan dengan agresivitas suami istri. Semakin tinggi kepuasan perkawinan, semakin rendah agresivitas suami istri. Sebaliknya semakin rendah kepuasan perkawinan, semakin tinggi agresivitas suami istri. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang tinggal di Minomartani, sebanyak 108 subjek atau 54 pasangan suami istri. Alat ukur yang digunakan adalah skala agresivitas berdasarkan aspek-aspek dari AAS (Aggressive Acts Survey) yang dikemukakan oleh Berkowitz dkk (1986), dan skala kepuasan perkawinan berdasarkan aspek-aspek dari MSS (Marital Satisfaction Scale) yang dikemukakan oleh Roach dkk (1981) dan dimodifikasi oleh peneliti dari Siswanti (2000). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 12,0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kepuasan perkawinan dengan agresivitas suami istri. Hipotesis pertama menunjukkan korelasi dari Spearman’s rho sebesar r = ? 0,385; p = 0,002 (p < 0,01) yang artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepuasan perkawinan dengan agresivitas pada suami. Hipotesis kedua menunjukkan korelasi dari Pearson sebesar r = ? 0,748; p = 0,000 (p < 0,01) yang artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepuasan perkawinan dengan agresivitas pada istri. Jadi hipotesis penelitian terbukti. Kata kunci : Kepuasan perkawinan, Agresivitas.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

4

4

Pengantar

Latar Belakang Masalah

Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara pria dengan wanita sebagai

suami istri. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Astuti, 2003). Pasangan suami istri

yang telah terikat dalam perkawinan tidak dapat lepas dari berbagai

tanggungjawab dalam keluarga. Kehidupan perkawinan yang bahagia merupakan

dambaan setiap pasangan suami istri. Tetapi kenyataan yang ada dalam kehidupan

perkawinan tidak selalu berjalan lancar, ada beberapa pasangan suami istri yang

melakukan perilaku agresivitas terhadap pasangannya. Ketidakpuasaan yang

dirasakan suami istri inilah yang mempengaruhi munculnya perilaku agresivitas

dalam perkawinan.

Agresivitas fisik yang dilakukan pasangan suami istri dalam perkawinan

merupakan masalah sosial yang jauh lebih kompleks daripada masalah ekonomi,

lebih dari satu pasangan suami istri melaporkan beberapa jenis agresi fisik yang

dilakukan dalam perkawinan, seperti memukul, menampar, melempar barang

(Llyod, 1996). Laporan tersebut menjelaskan bahwa perilaku agresi yang

dilakukan dapat mengakibatkan luka baik fisik maupun psikologis pada salah satu

pasangan suami istri. Llyod (1996) menjelaskan agresivitas dalam perkawinan

terjadi karena faktor kepribadian, latar belakang, dan keadaan demografi individu

yang melakukan perilaku agresi tersebut. Selain itu, frustrasi yang dialami

pasangan suami istri dapat menimbulkan perilaku agresivitas karena antara

keinginan dan harapan tidak dapat terwujud sesuai dengan yang direncanakan

Page 5: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

5

5

sehingga muncul perasaan kecewa atau perasaan tidak puas terhadap suatu hal

(Sarwono, 2002).

Penelitian Burton dkk (Sarwono, 2002) membuktikan bahwa kesenjangan

antara harapan dan kenyataan itu sendiri tidak cukup dapat memicu perilaku

agresi jika tidak dibarengi dengan adanya kendala terhadap pencapaian harapan

itu. Fenomena-fenomena terjadinya agresivitas dalam perkawinan banyak terjadi

dalam kehidupan masyarakat seperti yang diungkapkan oleh pembawa acara

stasiun TV swasta Trans dalam acara Kroscek yang disiarkan pada hari Kamis,

tanggal 24 Maret 2005 pukul 15.30 WIB, kehidupan pasangan muda artis Five Vi

Rahmawati dengan Iwan Setia Budi terlihat harmonis. Tetapi dapat diketahui

bahwa suaminya melakukan perilaku agresivitas terhadap istrinya berupa

pemukulan di wajah, sehingga istrinya melaporkan suami ke polisi dan berakhir

dengan perceraian. Di depan masyarakat pasangan ini saling menjelek-jelekkan

pasangannya.

Contoh lain agresivitas yang muncul dalam kehidupan perkawinan yaitu

pada keluarga Ardi – Renny. Orang luar melihat keluarga Ardi – Renny harmonis.

Tetapi kenyataannya Ardi merasa tertekan karena tidak bekerja dan hanya

merawat rumah dan dua anaknya, sebagai kepala keluarga Ardi merasa terhina

dan tidak mempunyai harga diri karena tidak mampu memenuhi nafkah keluarga.

Hal inilah yang memicu Ardi untuk melakukan perilaku agresi yang berupa sikap

diam pada istrinya. Perilaku diam inilah yang menyebabkan pertengkaran

pasangan suami istri tersebut. Menurut Satiadarma, perilaku tersebut dapat disebut

Page 6: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

6

6

pasif agresi, yaitu melakukan tindakan penyerangan pada salah satu pasangannya

tetapi secara pasif (Matra, Februari 2005).

Agresivitas yang dilakukan oleh pasangan suami istri dapat menimbulkan

kekerasan dalam rumah tangga. Estey & Hunter (1971) menjelaskan bahwa

tindakan kekerasan merupakan bentuk akhir dari agresivitas. Berdasarkan survey

awal yang telah dilakukan oleh Sofi dan Erni (Kedaulatan Rakyat, 13 Februari

2005) bahwa kekerasan fisik yang sering dilakukan yaitu memukul (45,24%),

menendang termasuk mendorong menekan (40,48%), menjambak dan menampar

(33,33%). Bentuk kekerasan psikologis yang sering ditemukan yaitu menghina

(76,19%), membandingkan dengan perempuan lain (66,67%), selingkuh

(59,52%), mengancam akan menceraikan/ meninggalkan (54,79%),

menelantarkan istri (45,24%). Menurut penelitian nasional di Amerika yang

dilakukan oleh Straus dkk (Taylor dkk, 1994), terdapat 16 persen dari seluruh

pasangan yang menikah, setiap tahunnya melakukan kekerasan fisik terhadap

pasangannya, mulai dari melempar sesuatu sampai menggunakan pisau atau

senjata api. Agresivitas dalam rumah tangga dapat dilakukan oleh suami maupun

istri. Pada kasus DP (Koeswara, 1981), seorang pria berusia 46 tahun yang telah

menembak mati istri dan ketiga anaknya. Istri DP sering melontarkan makian dan

melempari dengan makanan pada DP dihadapan anak-anaknya. Perilaku agresi

tersebut dilakukan istrinya karena DP tidak bekerja. Sampai pada akhirnya DP

dan istrinya terlibat pertengkaran, dan dengan histeris istrinya mengusir DP

dihadapan anak-anaknya. Tidak tahan menghadapi sikap istrinya, DP lari ke

Page 7: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

7

7

kamar mengambil pistol, dan menembakkannya secara membuta ke arah istri dan

anaknya (Koeswara, 1981).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa

warga Minomartani dapat diketahui bahwa mereka pada umumnya melakukan

agresivitas terhadap pasangannya. Kasus Ibu Ana (28, nama telah disamarkan).

Ibu Ana merasa bahagia dengan perkawinannya tetapi Ibu Ana tidak senang

dengan karakter suaminya yang temperamen. Menurut Ibu Ana jika keinginan

suaminya tidak dipenuhi maka suaminya akan melakukan perilaku agresi seperti

marah-marah dan berbicara dengan nada tinggi. Kasus pada pasangan suami istri

Anto – Ima (nama telah disamarkan), keluarga ini menurut pandangan tetangga

terlihat harmonis. Tetapi salah seorang anaknya menjelaskan bahwa akhir-akhir

ini kedua orang tuanya sering bertengkar penyebabnya antara lain perbedaan

pendapat, istrinya selalu ingin menang sendiri dan masalah mengurus anak.

Pertengkaran itu menyebabkan kedua orang tuanya melakukan perilaku agresi

seperti saling memaki untuk mempertahankan pendapatnya, ayahnya sering pergi

tanpa pamit, dan juga orang tuanya sering bersikap acuh tak acuh. Berbeda

dengan yang dialami Ibu Rini (34, nama telah disamarkan). Ibu Rini memang

melakukan perilaku agresi seperti berteriak, membentak dan marah-marah

terhadap suaminya. Tetapi itu dilakukan untuk bersikap tegas terhadap suaminya.

Salah satu bentuk agresivitas yang terjadi dalam kehidupan perkawinan

dapat berupa agresi verbal. Berdasarkan survey awal terhadap pasangan suami

istri tersebut dapat diketahui bahwa walaupun mereka melakukan perilaku

agresivitas tetapi mereka tetap berusaha mempertahankan perkawinannya. Selain

Page 8: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

8

8

itu masih ada pasangan suami istri yang melakukan agresi fisik bahkan sampai

melakukan kekerasan terhadap pasangannya.

Secara garis besar beberapa ahli memandang bahwa faktor-faktor yang

menyebabkan timbulnya agresivitas ada dua faktor, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Baron (Koeswara,1988) menyatakan ada dua faktor penyebab

munculnya agresivitas yaitu faktor internal terdiri dari kepribadian, hubungan

interpersonal dan kemampuan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari frustrasi,

provokasi dan model yang kurang baik. Berkowitz (1995) mengemukakan

beberapa faktor yang mempengaruhi agresivitas, yaitu (1) konflik suami istri, (2)

kondisi keluarga yang penuh tekanan, (3) pengangguran, (4) pendidikan, (5)

penghasilan, (6) latar belakang etnis orangtua.

Berkaitan dengan faktor-faktor yang dikemukakan oleh Berkowitz (1995),

salah satu faktor yang mempengaruhi agresivitas dalam rumah tangga adalah

konflik suami istri. Ketidakpuasan dalam perkawinan dapat menyebabkan konflik

suami istri (Peck, 1991), konflik suami istri ini dapat mempengaruhi munculnya

perilaku agresivitas (Berkowitz, 1995). Semakin pasangan suami istri merasa puas

dengan perkawinannya maka perilaku agresivitas semakin rendah, namun jika

salah satu pasangan atau kedua pasangan merasa tidak puas dengan

perkawinannya maka perilaku agresivitas akan semakin tinggi.

Kepuasan perkawinan merupakan kebahagiaan yang dialami kedua

pasangan suami istri dalam perkawinannya (Powell, 1983). Kepuasan perkawinan

dapat bersifat subjektif karena setiap individu mempunyai penilaian yang

berbeda-beda (Penrod, 1983). Perkawinan sendiri merupakan suatu cara untuk

Page 9: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

9

9

menyatukan ikatan lahir dan batin antara laki-laki dan perempuan sebagai

pasangan suami istri (Walgito, 1984). Tujuan individu melaksanakan perkawinan

yaitu untuk memiliki keturunan dan membentuk sebuah keluarga yang bahagia

dan sejahtera (Walgito, 1984). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Stevens – Long (Schell & Hall, 1982), menyatakan bahwa hampir setiap individu

pernah menikah. Di Amerika lebih dari 90 % masyarakatnya saling berkomitmen

untuk menjalin perkawinan. Kualitas perkawinan secara keseluruhan berhubungan

dengan keadaan psikis pasangan suami istri sehingga dapat mewujudkan kepuasan

dalam perkawinan.

Pengalaman dalam kehidupan menunjukkan bahwa membangun

perkawinan itu mudah, namun memelihara dan membina perkawinan hingga

mencapai taraf kebahagiaan dan kesejahteraan yang selalu didambakan oleh setiap

pasangan suami istri tidak mudah. Kesuksesan perkawinan tidak hanya ditandai

oleh berapa lama hubungan tersebut terjalin dan intensitas perasaan yang dialami

oleh kedua orang yang menjalin relasi perkawinan tetapi dari sejauh mana

pasangan suami istri dapat merasakan kepuasan perkawinan dengan saling

memenuhi kebutuhan fisik, emosional dan psikologis (www.unitedfool.com).

Realitasnya, banyak penderitaan, kekecewaan dan keputusasaan yang

dirasakan oleh pasangan suami istri akibat perkawinan. Dobos dkk (Astuti, 2003)

mengatakan ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan masalah dalam

perkawinan, yaitu konflik suami istri, masalah keuangan, mengurus anak, adanya

perbedaan gaya hidup, hubungan dengan teman, perbedaan kepribadian, masalah

dengan mertua, masalah keagamaan dan perbedaan pandangan politik serta

Page 10: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

10

10

masalah seks. Astuti (2003) menjelaskan bahwa masalah dapat memburuk jika

penyelesaiannya tidak memuaskan, kadang-kadang timbul rasa kesal, marah,

frustrasi dan merasa tidak puas. Akibatnya, terjadi pertengkaran-pertengkaran

yang sering diwarnai dengan munculnya perilaku agresivitas dalam rumah tangga

dan bisa berakhir pada perceraian.

Peck (1991) menjelaskan bahwa ketidakpuasan dalam perkawinan dapat

disebabkan oleh kekejaman, ketidaksetiaan, sikap yang kasar, ketidakcocokan,

nilai-nilai yang berbeda, dan kehidupan keluarga yang tidak memuaskan. Konflik-

konflik yang terjadi dalam perkawinan menyebabkan timbulnya ketidakpuasan

pasangan suami istri terhadap perkawinannya (Peck, 1991). Ketidakpuasan yang

dialami pasangan suami istri dapat menimbulkan perasaan frustrasi sehingga

menyebabkan salah satu pasangan suami istri akan melakukan perilaku

agresivitas. Semakin tinggi kepuasan perkawinan yang dirasakan suami maupun

istri maka akan semakin rendah perilaku agresivitas yang dilakukan oleh suami

maupun istri. Begitu pula sebaliknya semakin rendah kepuasan perkawinan yang

dirasakan pasangan suami istri maka akan semakin tinggi perilaku agresivitas

yang dilakukan oleh suami maupun istri.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan

antara kepuasan perkawinan dengan agresivitas suami maupun istri, sehingga

pertanyaan penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara kepuasan

perkawinan dengan agresivitas suami maupun istri ?”.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

11

11

Tinjauan Pustaka

Agresivitas

Agresivitas oleh para ahli sosial didefinisikan sebagai suatu niat untuk

menyakiti diri sendiri, orang lain atau makhluk hidup. Agresivitas dilakukan oleh

manusia tidak memandang jenis kelamin, umur, status sosial, ataupun suku

bangsa. Agresivitas oleh masyarakat luas sering diidentikkan dengan hal-hal yang

berhubungan dengan pertengkaran, pertingkaian, perkelahian, pengerusakan dan

penganiayaan. Buss (1978) secara singkat menjelaskan bahwa agresivitas adalah

suatu respon yang merupakan stimulus berbahaya bagi makhluk lain. Selain itu,

Berkowitz (1995) mendefinisikan agresivitas sebagai kecenderungan untuk

menjadi agresif dalam berbagai situasi yang berbeda. Gurr (1970) menjelaskan

bahwa agresivitas terjadi karena ketidakpuasan seseorang sehingga dapat memicu

timbulnya tindakan kekerasan (www.aksara.or.id). Fakih (1996), menjelaskan

bahwa kekerasan merupakan serangan atau invasi terhadap fisik maupun integritas

mental psikologis seseorang.

Berkowitz dkk (1986) mengelompokkan agresivitas ke dalam tiga aspek

berdasarkan AAS (Aggressive Acts Survey), yaitu (1) agresi fisik merupakan

perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang secara fisik, misal memukul,

menendang; (2) agresi verbal merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk

menyakiti orang sebagai umpatan atau bahkan ancaman, misalnya memaki,

mengancam; (3) agresi pasif merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk

menyakiti orang tidak secara fisik maupun verbal, misal menolak bicara,

bungkam, tidak peduli.

Page 12: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

12

12

Koeswara (1988) dan Sarwono (2002) menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi agresivitas yaitu frustrasi, pengaruh kepribadian, faktor

lingkungan, stress, dan jenis kelamin. Berkaitan dengan stres, dalam alat ukur

yang dibuat oleh Lily (2003) menunjukkan bahwa sebagian besar stres

ditimbulkan dari perkawinan. Stres dalam perkawinan dapat timbul karena adanya

ketidakpuasan dalam perkawinan (Penrod, 1983). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kepuasan perkawinan merupakan faktor yang mempengaruhi agresivitas.

Kepuasan Perkawinan

Rhyne (Penrod, 1983) mengemukakan bahwa kepuasan perkawinan antara

laki-laki dan perempuan itu berbeda, semua itu tergantung dari bagaimana

pasangan suami istri dapat merasakan kebahagiaan dalam perkawinannya. Bahr

dkk (1983) mendefinisikan bahwa kepuasan perkawinan merupakan terpenuhinya

kebutuhan harapan dan keinginan suami istri dalam perkawinan. Kepuasan

perkawinan berisi evaluasi subjektif tentang kualitas perkawinan secara

keseluruhan. Kepuasan tidak dapat dipisahkan dengan pemenuhan kebutuhan

yang diharapkan untuk seorang individu. Roach dkk (1981) memandang kepuasan

perkawinan sebagai persepsi suami atau istri yang dilihat dari sikap positif atau

negatif terhadap kehidupan perkawinannya dalam jangka waktu tertentu. Apabila

suami atau istri mempunyai persepsi yang tidak menyenangkan maka akan timbul

sikap negatif yang menunjukkan ketidakpuasan pada kehidupan perkawinannya,

sedangkan dari sikap positif dapat diasumsikan bahwa suami atau istri merasa

puas dengan perkawinannya. Menurut Roach dkk (Siswanti, 2000) mengacu pada

MSS (Marital Satisfaction Scale) mengemukakan beberapa aspek untuk mencapai

Page 13: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

13

13

kepuasan perkawinan yaiu keterbukaan, kepercayaan, kebersamaan, toleransi,

pengertian, perasaan cinta dan afeksi, harapan terhadap perkawinan, kesadaran

terhadap peranan perkawinan, dan komunikasi interpersonal.

Hipotesis

Hipotesis pertama menunjukkan ada hubungan yang negatif antara

kepuasan perkawinan dengan agresivitas pada suami. Hipotesis kedua

menunjukkan ada hubungan yang negatif antara kepuasan perkawinan dengan

agresivitas pada istri. Dimana semakin tinggi kepuasan perkawinan maka semakin

rendah agresivitas, sebaliknya semakin rendah kepuasan perkawinan maka

semakin tinggi agresivitas.

Metode Penelitian

Identifikasi Variabel-variabel Penelitian

1. Variabel Tergantung : Agresivitas

2. Variabel Bebas : Kepuasan Perkawinan

Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Agresivitas

Agresivitas merupakan kecenderungan untuk menjadi agresif baik secara

fisik, verbal, maupun pasif, dimana perilaku tersebut dilakukan untuk menyakiti

diri sendiri atau orang lain. Teori agresivitas yang digunakan mengacu pada teori

Berkowitz dkk (1986) berdasarkan AAS (Aggressive Acts Survey) yang terdiri dari

agresi fisik, agresi verbal, dan agresi pasif.

Page 14: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

14

14

2. Kepuasan Perkawinan

Kepuasan perkawinan meruapakan evaluasi suami istri yang bersifat

subjektif mengenai segala hal yang berhubungan dengan kualitas kehidupan

perkawinan. Teori kepuasan perkawinan yang digunakan mengacu pada teori

Roach dkk (1981) yang di modifikasi peneliti dari Siswanti (2000) berdasarkan

MSS (Marital Satisfaction Scale) terdiri dari keterbukaan, kepercayaan,

kebersamaan, toleransi, pengertian, pernyataan cinta dan afeksi, harapan terhadap

perkawinan, kesadaran terhadap peranan perkawinan, dan komunikasi

interpersonal.

Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian yaitu pasangan suami istri

yang tinggal di Minomartani yang merupakan wilayah Ngaglik, Sleman,

Yogyakarta.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode angket melalui pernyataan diri lewat skala untuk mengukur kepuasan

perkawinan dan agresivitas yang dilakukan oleh pasangan suami istri. Sebelum

digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya, alat ukur berupa skala tersebut

diujicobakan terlebih dahulu. Data hasil uji coba, kemudian dianalisis secara

statistik setelah itu barulah alat ukur tersebut dapat dipakai dalam penelitian.

Skala Agresivitas

Skala agresivitas ini dimaksudkan untuk mengungkapkan tinggi rendahnya

agresivitas yang dilakukan oleh pasangan suami istri. Skala agresivitas disusun

Page 15: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

15

15

oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek agresivitas yang dikemukakan oleh

Berkowitz dkk (1986) menurut AAS (Aggressive Acts Survey) yang terdiri dari (1)

agresi fisik, (2) agresi verbal, (3) agresi pasif. Skala agresivitas terdiri dari 30

aitem. Hasil analisis menunjukkan aitem yang sahih sebanyak 24 aitem, dengan

korelasi bergerak antara 0,351 sampai dengan 0,716 dan diperoleh koefisien

Alpha sebesar 0,908.

Skala Kepuasan Perkawinan

Skala kepuasan perkawinan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan tinggi

rendahnya kepuasan perkawinan yang dirasakan oleh pasangan suami istri. Skala

kepuasan perkawinan di modifikasi penulis dari Siswanti (2000) berdasarkan

aspek-aspek kepuasan perkawinan yang dikemukakan oleh Roach dkk (1981)

yang mengacu pada MSS (Marital Satisfaction Scale) terdiri dari : (1)

keterbukaan, (2) kepercayaan, (3) kebersamaan, (4) toleransi, (5) pengertian, (6)

pernyataan cinta dan afeksi, (7) harapan terhadap perkawinan (8) kesadaran

terhadap peranan perkawinan, (9) komunikasi interpersonal. Skala kepuasan

perkawinan terdiri dari 90 aitem. Hasil analisis menunjukkan aitem yang sahih

sebanyak 69 aitem, dengan koefisien aitem korelasi antara 0,308 sampai dengan

0,912, dan diperoleh koefisien Alpha sebesar 0,985.

Page 16: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

16

16

Hasil Penelitian

Tabel 1 Deskripsi Data Penelitian Pasangan Suami Istri

Hipotetik Empirik Variabel Min Maks µ ? Min Maks µ ? Agresivitas 24 96 60 12 24 73 49,8889 11,47963 Kepuasan perkawinan 69 276 172,5 34,5 148 272 215,9815 31,16941

Catatan : µ = rerata ; s = setiap satuan standar deviasi

Tabel 2 Kategorisasi Variabel Agresivitas Pasangan Suami Istri

Suami Istri Suami Istri Kategori Nilai Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Sangat Tinggi X > 81,6 0 0 0 0 0 0

Tinggi 67,2 < X =81,6 2 3,70 3 5,56 5 4,63 Sedang 52,8 < X =67,2 27 50 28 51,85 55 50,93 Rendah 38,4 = X =52,8 13 24,07 14 25,93 27 25

Sangat rendah X < 38,4 12 22,22 9 16,67 21 19,44

Tabel 3 Kategorisasi Variabel Kepuasan Perkawinan Pasangan Suami Istri

Suami Istri Suami Istri Kategori Nilai Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Sangat Tinggi X > 234,6 18 33,33 15 27,78 33 30,56

Tinggi 193,2 < X =234,6 29 53,70 22 40,74 51 47,22 Sedang 151,8 < X =193,2 7 12,96 16 29,63 23 21,3 Rendah 110,4 = X =151,8 0 0 1 1,85 1 0,93

Sangat rendah X < 110,4 0 0 0 0 0 0

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis pada suami dan istri dapat diketahui bahwa ada

hubungan negatif antara kepuasan perkawinan dengan agresivitas baik pada suami

maupun pada istri. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kepuasan

perkawinan dengan agresivitas pada istri lebih tinggi daripada suami. Hasil

analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepuasan

Page 17: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

17

17

perkawinan dengan masing-masing aspek agresivitas pada suami, dimana tidak

ada hubungan antara kepuasan perkawinan dengan agresi fisik pada suami, selain

itu ada hubungan antara kepuasan perkawinan dengan agresi verbal dan agresi

pasif pada suami. Begitu juga pada istri ada hubungan antara kepuasan

perkawinan dengan agresi fisik, agresi verbal dan agresi pasif. Ini menunjukkan

bahwa istri lebih sering melakukan perilaku agresivitas dibandingkan suami.

Sawrie dkk (Sarwono, 2002) menjelaskan bahwa dengan adanya perubahan

budaya (seperti gerakan feminimisme) maka terjadi pergeseran peran jenis

kelamin di mana agresivitas yang dilakukan wanita akan meningkat. Menurut

Koeswara (1988), fakta dan data menunjukkan bahwa wanita tidak selalu menjadi

korban yang pasif dalam menghadapi tindakan-tindakan agresif yang dilakukan

oleh pria. Adler mencatat bahwa tindakan agresi yang dilakukan oleh wanita

mengalami peningkatan hingga mendekati pola-pola kriminal agresif yang

dilakukan oleh pria, tingkat agresivitas yang dilakukan oleh wanita meningkat

cukup tajam, yakni 18,5% (Koeswara, 1988). Penelitian Wolfgang (Koeswara,

1988) menjelaskan bahwa sebagian besar agresivitas pada wanita timbul karena

provokasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan agresi pria,

agresi wanita lebih bersifat untuk membela diri. Sesuai hasil penelitian, perilaku

agresivitas yang dilakukan istri lebih mengarah untuk membela diri dan

mempertahankan pendapat karena istri merasa memiliki hak yang sama dengan

suami.

Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan tidak

mempengaruhi agresi fisik pada suami, tetapi kepuasan perkawinan

Page 18: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

18

18

mempengaruhi agresi fisik pada istri. Survey awal menunjukkan bahwa suami

tidak melakukan perilaku agresi fisik karena suami merasa memiliki tanggung

jawab terhadap keluarga maka suami harus bersikap lebih bijaksana dan

melindungi. Sedangkan istri cenderung lebih emosional dan peka dalam

menghadapi masalah. Di samping itu istri merasa memiliki beban yang lebih berat

dalam melakukan fungsinya dalam keluarga, misalnya istri sebagai partner seks,

pengatur rumah tangga, ibu dan pendidik serta sebagai mahluk sosial yang ingin

berpartisipasi aktif dalam lingkungan sosial (Astuti, 2003). Penelitian Lloyd

(1996) menjelaskan bahwa istri lebih sering melakukan agresi fisik daripada

suami, ini disebabkan karena kurangnya interaksi dalam perkawinan yang

menyebabkan istri mengalami stres. Semakin istri merasa stres maka agresi fisik

yang dilakukan istri semakin tinggi. Tetapi jika tingkat stres rendah, maka agresi

fisik yang dilakukan oleh istri akan semakin rendah. Masih berdasarkan analisis

tambahan dapat diketahui bahwa kepuasan perkawinan mempengaruhi agresi

verbal yang dilakukan suami maupun istri. Stets (Gavazzi dkk, 2000) menjelaskan

bahwa pasangan suami istri sering melakukan agresi verbal, ini dilakukan untuk

mempertahankan pendapat mereka masing-masing. Llyod (1996) menjelaskan

rendahnya komunikasi yang dilakukan pasangan suami istri dapat meningkatkan

agresi verbal yang dilakukan oleh pasangan suami istri. Selain itu kepuasan

perkawinan juga mempengaruhi agresi pasif pasangan suami maupun istri,

menurut Satiadarma (Matra, Februari 2005) bahwa agresi pasif yang dilakukan

pasangan suami istri terjadi karena salah satu pasangan lebih mengutamakan

kegiatan di luar rumah seperti istri sibuk bekerja, sedangkan suami tidak bekerja.

Page 19: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

19

19

Keadaan seperti itu dapat menimbulkan konflik dalam perkawinan sehingga dapat

mempengaruhi munculnya perilaku agresivitas. Survey awal menunjukkan bahwa

suami melakukan perilaku agresivitas hanya untuk bertindak tegas terhadap

pasangannya, sedangkan istri cenderung lebih merupakan reaksi emosional

negatif yang berupa kemarahan, kecemasan, cepat tersinggung atau ketakutan

yang dapat menimbulkan tekanan sehingga mempengaruhi istri untuk melakukan

perilaku agresivitas.

Berdasarkan analisis tambahan dapat diketahui ada perbedaan kepuasan

perkawinan yang dirasakan oleh suami maupun istri, dimana suami merasa lebih

puas terhadap perkawinannya dibandingkan istri. Perbedaan kepuasan perkawinan

antara suami maupun istri terlihat pada faktor toleransi, faktor harapan terhadap

perkawinan, dan faktor kesadaran terhadap peranan perkawinan. Penelitian

Rollins dan Galligan (Barh dkk, 1983) menjelaskan bahwa suami merasa lebih

puas terhadap perkawinannya karena suami merasa yang berkuasa dalam keluarga

dan membuat peraturan yang harus dipatuhi oleh semua anggota keluarga,

sedangkan istri harus mematuhi dan mengerjakan semua urusan dalam rumah

tangga. Douvan (Davidoff & Juniati, 1991) melaporkan bahwa istri cenderung

mengalami ketidakpuasan dalam perkawinan dibandingkan suami. Hal ini karena

istri sering mengalami ketegangan peranan, di mana istri harus bertanggung jawab

mengurusi pekerjaan rumah tangga. Sedangkan suami merasa hanya bertanggung

jawab menafkahi keluarga tanpa memperdulikan urusan dalam rumah tangga.

Selain itu seseorang merasa puas dengan perkawinan dapat dipengaruhi oleh

tingkat pendidikannya. Winahyu (2001) menjelaskan bahwa tingkat pendidikan

Page 20: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

20

20

dapat berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan,

keinginan dan aspirasinya yang akan memberi sumbangan dalam memperoleh

kehidupan perkawinan yang lebih memuaskan.

Secara keseluruhan, sumbangan yang diberikan dari variabel kepuasan

perkawinan untuk variabel agresivitas pada suami adalah sebesar 15,3%. Dengan

demikian berarti sisanya 84,7% disebabkan oleh faktor lain yang bisa

mempengaruhi agresivitas pada suami. Sedangkan sumbangan yang diberikan dari

variabel kepuasan perkawinan untuk variabel agresivitas pada istri adalah sebesar

56%. Dengan demikian berarti sisanya 44% disebabkan oleh faktor lain yang bisa

mempengaruhi agresivitas pada istri. Sumbangan yang diberikan kepuasan

perkawinan terhadap agresivitas pada suami maupun istri termasuk cukup dengan

kata lain menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan juga mempengaruhi

agresivitas, namun pengaruh di luar itu juga banyak. Faktor lain yang memberikan

sumbangan bagi agresivitas pada suami sebesar 15,3%, sedangkan pada istri

sebesar 56%, faktor lain ini bisa berasal dari dalam maupun dari luar diri subjek

itu sendiri, seperti : frustrasi, stres, harga diri, konflik dalam perkawinan,

rendahnya interaksi dalam perkawinan, dan lain sebagainya.

Kepuasan perkawinan mempengaruhi agresivitas suami istri ini juga

diperkuat oleh hasil analisis tambahan yang menunjukkan aspek-aspek kepuasan

perkawinan yang paling kuat mempengaruhi munculnya agresivitas adalah

kepercayaan dan komunikasi interpersonal. Aspek kepercayaan ditunjukkan

dengan sumbangan efektif sebesar 33,2%, karena dengan adanya sikap saling

percaya antara suami istri maka agresivitas yang akan dilakukan semakin rendah.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

21

21

Kepercayaan antara suami istri ini akan mempengaruhi munculnya komunikasi

interpersonal. Besarnya sumbangan efektif dari aspek komunikasi interpersonal

yaitu 3,3%. Suami istri dapat menjalin komunikasi interpersonal dengan baik jika

dalam perkawinan itu ada sikap saling percaya antara suami dengan istri. Sikap

saling percaya antara suami dengan istri inilah yang dapat mewujudkan sebuah

perkawinan yang harmonis dan bahagia (Peck, 1991).

Penelitian ini masih banyak kelemahan karena peneliti tidak melihat faktor

lain yang menyebabkan agresivitas yang dilakukan istri lebih tinggi daripada

suami. Pada proses pemberian angket yang ditinggal juga menjadi titik kelemahan

penelitian karena peneliti tidak dapat melakukan observasi langsung saat subjek

mengisi angket.

Kesimpulan

Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan

negatif yang sangat signifikan antara kepuasan perkawinan dengan agresivitas

suami maupun istri.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dikemukakan oleh

peneliti. Beberapa saran tersebut antara lain :

1. Bagi Subjek penelitian

Berdasarkan data penelitian, subjek penelitian memiliki kepuasan

perkawinan yang tinggi. Kepuasan perkawinan yang dirasakan subjek penelitian

dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar tingkat agresivitas dapat menjadi

lebih rendah. Hal ini dilakukan dengan mengontrol dirinya sendiri sehingga

Page 22: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

22

22

subjek dapat berpikir lebih positif dan terhindar dari pikiran negatif yang dapat

menjadikan individu terdorong untuk melakukan tindakan agresivitas. Selain itu

bagi pasangan suami isteri sedapat mungkin bisa menyelesaikan masalah yang

dihadapi secara bersama-sama sehingga akan membantu untuk mencapai

pemenuhan kebutuhan yang diinginkan dalam kehidupan perkawinan.

2. Bagi Konselor Pernikahan atau Lembaga-lembaga Perkawinan

Diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

munculnya agresivitas sehingga dapat terhindar dari kekerasan dalam rumah

tangga. Selain itu dalam memberikan penyuluhan maupun memberikan nasihat

profesionalnya perlu juga disertakan pengertian tentang pentingnya keharmonisan

dalam keluarga, dan mengajarkan berbagai usaha untuk mengatasi masalah dalam

kehidupan perkawinan agar tidak melakukan tindakan agresivitas sebagai

penyelesaiaannya.

3. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian secara kualitatif untuk

menghindari faking good. Selain itu peneliti juga menyarankan untuk melakukan

pendekatan dengan subjek penelitian agar didapatkan jawaban yang sesuai dengan

keadaan dirinya.

Penelitian ini masih banyak kekurangannya maka peneliti menyarankan

kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang hubungan kepuasan

perkawinan dengan agresivitas pada suami maupun istri dapat menyertakan

frustrasi, stres, dan konflik suami istri sebagai variabel moderator. Maka dapat

menghasilkan hasil penelitian yang lebih akurat dan baik.

Page 23: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

23

23

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, C. D. P. 2003. Hubungan Kualitas Komunikasi dan Toleransi Stres dalam Perkawinan. Suksma. Vol. 2 no. 1, November 2003, hal. 52 – 60. Bahr, S. J., Chappell, C. B., Leigh, G. K. 1983. Age at Marriage, Role Enactment,

Role Consensus and Marital Satisfaction. Journal of Marriage and The Family, 45, p. 795 – 803.

Berkowitz, M. W., Mueller, C. W., Schnell, S. V., Padberg, M. T. 1986. Moral

Reasoning and Judgments of Aggression. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 51, No. 4, 885 – 891.

Berkowitz, L. 1995. Agresi : Sebab dan Akibatnya. (Terjemahan Hartati Woro

Susianti). Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. Buss, A. H. 1978. Psychology Behavior in Perspective. Second Edition. New

York: John Willey and Sons, Inc. Cahn, D. D. & Lloyd, S. A. 1996. Physical Aggression, Distress, and Everyday

Marital Interaction. Family Violence From A Communication Perspective. London : Sage Publication.

Chandra, B. 2005. Lantaran Istri Lebih Hebat. Matra. No. 223. Februari 2005,

28-30. Estey, G.F. & Hunter, D.A. 1971. Violence A Reader in The Ethics of Action.

Toronto : Xerox College Publishing. Fakih, M. 1996. Analisis Gender Dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Gavazzi, S. M., McKenry, P. C., Jacobson, J. A., Julian, T. W., Lohman, B. 2000.

Modeling the Effects of Expressed Emotion, Psychiatric Symptomology, and Marital Quality Levels on Male and female Verbal Aggression. Journal of Marriage and The Family 62. Agustus 2000: 669-682.

Gurr, T. D. 1970. Mengapa Orang Berontak. www.aksara.or.id / buku_detail.

asp?item_id=202. Selasa, 7 Juni 2005. Kastari, J. 2005. Kekerasan Dalam Rumah Tangga : Umumnya Akibat

Ketidakpuasan Seksual. Kedaulatan Rakyat. Minggu, 13 Februari 2005, hal.8.

Page 24: NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN …psychology.uii.ac.id/.../jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320307.pdf · 1 1 naskah publikasi hubungan antara kepuasan perkawinan dengan

24

24

Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung : PT Eresco. Kompas. 2004. Faktor Praperkawinan yang Berpengaruh pada Sukses

Perkawinan.www.unitedfool.com/violet/arsip/2004/04/000563.shtml.htm. Senin, 28 Februari 2005.

Lily. 2004. Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Self Efficacy Dengan

Tingkat Stres Pada Wanita Yang Berperan Ganda. www.Psikologi-untar.com / admin/ tampil.php?id=48. Selasa, 7 Juni 2005.

Penrod, S. 1983. Social Psychology. Second Edition. New Jersey: Prentice Hall. Roach, A. J. & Frazier, L. P. 1981. The Marital satisfaction Scale: Development

of a Measure for Intervention Research. Journal or Marriage and The

Family. Vol. 43, 537 – 545.

Sarwono, S. W. 2002. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Schell, R. E. & Hall, E. 1982. Developmental Psychology Today Fourth Edition. London : Random House. Taylor, S. E., Peplau, L. A. & Sears, D. O. 1994. Social Psychology 8th Edition.

New Jersey: Prentice Hall. Winahyu, D. K. 2001. Hubungan Antara Kecenderungan Menggunakan Problem

Focused Coping Dengan Tingkat Kepuasan Perkawinan Pada Ibu Rumah Tangga. Naskah Publikasi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.