67
BAB IV ANALISIS Pada bab ini, akan dibahas mengenai analisis dari berbagai aspek untuk mendukung perancangan gedung rawat inap baru RS.Puri Indah. Analisa terhadap aspek-aspek perancangan (manusia, bangunan, dan lingkungan) akan membahas pula mengenai bangunan gedung RS.Puri Indah lama, termasuk di dalamnya mengenai tapak, massa bangunan, fasilitas dari gedung yang lama, karena perancangan gedung Rawat Inap Baru harus terintegrasi dan terkoneksi dengan dengan gedung Rumah Sakit yang lama, agar dapat memenuhi kenyamanan dan kebutuhan dari pengguna keduanya. Aspek perancangan yang akan dibahas meliputi 9 aspek, diambil dari Buku: “DESIGN JURIES ON TRIAL, The RENAISSANCE OF The DESIGN STUDIO”, karangan: Katharina H Anthony, Penerbit: Van Nostrand Reinhold, New York, Th 1991. mengenai: Block plan, Site development, Functional planning, Spatial Quality, Building Form, Aesthetic design, Structural system, Use of Materials, Environmental control system. Kesembilan aspek perancangan tersebut akan ditinjau dalam 3 aspek,yaitu manusia, lingkungan dan bangunan. Dari aspek manusia akan menghasilkan, Functional planning, Spatial quality. Dari aspek lingkungan akan menghasilkan, Block plan, Site development, Sedangkan dari aspek bangunan akan menghasilkan, Building Form, Aesthetic design, Structural system, Use of Materials, Environmental control system. 55

Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

BAB IV

ANALISIS

Pada bab ini, akan dibahas mengenai analisis dari berbagai aspek untuk

mendukung perancangan gedung rawat inap baru RS.Puri Indah. Analisa terhadap

aspek-aspek perancangan (manusia, bangunan, dan lingkungan) akan membahas pula

mengenai bangunan gedung RS.Puri Indah lama, termasuk di dalamnya mengenai

tapak, massa bangunan, fasilitas dari gedung yang lama, karena perancangan gedung

Rawat Inap Baru harus terintegrasi dan terkoneksi dengan dengan gedung Rumah Sakit

yang lama, agar dapat memenuhi kenyamanan dan kebutuhan dari pengguna keduanya.

Aspek perancangan yang akan dibahas meliputi 9 aspek, diambil dari Buku:

“DESIGN JURIES ON TRIAL, The RENAISSANCE OF The DESIGN STUDIO”,

karangan: Katharina H Anthony, Penerbit: Van Nostrand Reinhold, New York, Th

1991. mengenai: Block plan, Site development, Functional planning, Spatial Quality,

Building Form, Aesthetic design, Structural system, Use of Materials, Environmental

control system.

Kesembilan aspek perancangan tersebut akan ditinjau dalam 3 aspek,yaitu

manusia, lingkungan dan bangunan. Dari aspek manusia akan menghasilkan, Functional

planning, Spatial quality. Dari aspek lingkungan akan menghasilkan, Block plan, Site

development, Sedangkan dari aspek bangunan akan menghasilkan, Building Form,

Aesthetic design, Structural system, Use of Materials, Environmental control system.

IV.1 Analisa Aspek Manusia

IV.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan

Berdasarkan survei yang dilakukan di beberapa rumah sakit, dapat dilihat

pengguna kegiatan gedung rawat inap sebuah rumah sakit, tidak lepas

hubungannya dengan kegiatan timbal balik dari 2 kelompok pengguna utama,

yaitu pasien dan tenaga kesehatan. Selain pasien dan tenaga kesehatan, terdapat

kelompok pengguna utama lain yaitu pengunjung, dan staff operasional rawat

inap, yang dapat dibuat dalam bentuk list sebagai berikut:

55

Page 2: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Gambar15 . Skema Pelaku Kegiatan

Keterangan :

1. Pasien

Gedung Rawat Inap baru terpisah dari bangunan lama, sehingga

pasien yang datang berasal dari Poli klinik maupun UGD (Unit

Gawat Darurat) rumah sakit, kemudian setelah menjalani konsultasi

dan diagnosa baru dipindahkan ke kamar perawatan, baik pasien usia

dewasa maupun anak ( 0-16 tahun)

2. Tenaga Kesehatan, meliputi:

a. Dokter

b. Perawat

3. Pengunjung

a. Keluarga pasien.

b. Masyarakat luar.

4. Staff Operasional

a. Keamanan – satpam

b. Kebersihan – petugas cleanning service

c. Administrasi – Reseptionis, billing officers Administrasi RS

( HRD, Keuangan, IT ).

d. Penunjang klinik – staff apotek

e. Buillding Management

f. Penunjang operasional – cafetaria, salon, retail shop (leasing

area), ATM Centre.

56

Page 3: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

IV.1.2 Analisa Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Dari masing-masing pelaku kegiatan disebuah rumah sakit dapat dibuat

Flowchart kegiatan masing-masing pelaku, dan menghasilkan kebutuhan ruang,

sebagai berikut:

1. Pasien

Pasien yang datang berasal dari Poli klinik maupun UGD (Unit Gawat

Darurat) rumah sakit, kemudian setelah menjalani konsultasi dan

diagnosa baru dipindahkan ke kamar perawatan.

Pemisahan kamar pasien dilakukan berdasarkan:

Jenis Penyakit : Infeksi dan Non Infeksi

Usia : Anak ( 0-16 tahun) dan Dewasa.

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Gambar16 . Flow Chart Kegiatan Pasien

57

Page 4: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

No Kegiatan Kebutuhan Ruang Elemen Interior1 Datang Enterance  2 Parkir Tempat Parkir  

3* Administrasi Rawat Jalan Rg. Adm  

4 * Konsultasi Poli Klinik  5 * Periksa Lab Laboratorium  6 * Konsultasi hasil Lab Ruang Dokter  

7* Persetujuan Rawat Inap Rg. Adm  

8Menuju Gedung Rawat Inap

Enterance (side) -Connector Brige  

9Administrasi Rawat (Masuk & Pulang) Rg. Administrasi

Meja, Kursi, Lemari, Komputer

10 Menunggu Kamar Rg. Tunggu Kursi, Meja

11 Dirawat :Rg. Perawatan(Kamar)

Tempat Tidur, Lemari Obat

  .- Ganti Baju * Kamar    .- Istrirahat / Tidur * Kamar    .- Makan Minum * Kamar    .- Menonton Tv * Kamar TV  .- Santai Taman / Balkon Kursi  .- Buang Air WC Wastafel, Kloset

12 Tindakan Darurat *Kamar Emergency Troley(peralatan & obat)

13 Menebus Resep Obat Apotek

Rg. Kasir, Lemari Obat, Kulkas Meja Kursi

14 Pulang (Sembuh) Ent IP  

15 Pulang (Meninggal)Jalur Service * Kamar Jenasah  

Tabel 8 . Kebutuhan Ruang Pasien

2. Tenaga Kesehatan

58

Page 5: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Tenaga Kesehatan, dalam hal ini adalah dokter jaga dan perawat

(perawat senior/kepala perawat dan perawat junior) yang bertugas di

ruang rawat inap pasien.

Gambar17 . Flow Chart Kegiatan Tenaga Kesehatan

No Kegiatan Kebutuhan Ruang Elemen Interior1 Datang Enterance IP  2 Parkir Tempat Parkir  

3 Ganti Baju Rg. Ganti / LockerLoker Barang, Cermin, Wastafel

4 Dokter Bekerja    

  .-Catat Rekam Medis Rg. Dokter

Meja, Kursi, Komputer, Lemari Catatan Pasien

  .-Konsultasi dg Keluarga Pasien Rg. Dokter

Meja, Kursi, Komputer

4 Perawat Bekerja    

59

Page 6: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

  .-Periksa Catatan Pasien

Rg. Perawat ( Nurse Station)

Meja, Kursi, Komputer

  .-Periksa Pasien di Kamar *Berkeliling  

  .- Bagi ObatRg. Simpan Obat Alkes

Lemari Obat, Kulkas.

  .- Ganti LinenRr. Simpan Linen Bersih dan Kotor

Lemari Penyimpanan, Troli

5 Tindakan Darurat *Kamar Emergency Troley(peralatan & obat)

6 Istirahat Pantry Kulkas, Meja kursi 7 Buang Air WC Wastafel, Kloset

8 Makan Minum Kantin KaryawanMeja Kursi, Area Antri, *WC

9 Rapat Internal Bagian Rg. RapatMeja Kursi, LCD Proyektor

10 Sholat MusholaRg. Whudu, Lemari Sepatu

11 Penyuluhan / Seminar Rg. SerbagunaGudang Peralatan, Rg.Audio, WC

Tabel 9 . Kebutuhan Ruang Tenaga Kesehatan

3. Pengelola

Kegiatan pengelola operasional dalam sebuah gedung rawat inap, adalah

meliputi berbagai divisi, dan dapat dibuat dalam sebuah skema kegiatan.

1. Keamanan – satpam

2. Kebersihan – petugas cleanning service

3. Administrasi – Reseptionis, billing officers

– Administrasi RS ( HRD, Keuangan, IT ).

4. Penunjang klinik – staff apotek

5. Buillding Management

6. Penunjang operasional – Cafetaria, salon,

– Retail shop (leasing area),

– ATM Centre.

60

Page 7: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Pengelola Operasional

:

Gambar18 . Flow Chart Kegiatan Pengelola

No Kegiatan Kebutuhan Ruang Elemen Interior1 Datang Enterance  

 Dengan Kendaraaan Pribadi Jalur Kendaraan  

 Dengan Kendaraan Umum Jalur Padestrian  

2 Parkir Tempat Parkir  3 Ganti Baju Rg. Ganti / Locker Loker Barang,

Cermin, Wastafel4 Bekerja    1 Menjaga

KeamananPos Satpam Ruang Satpam,

Meja Kursi, CCTV,

61

Page 8: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Pantry

2Menjaga Kebersihan Rg. Kebersihan

Kantor, Gudang Peralatan, Pantry

.Mengecek Kebersihan Rg. STP -

  33Mengecek Fasilitas Gedung Rg. BM-FPE

Kantor, Gudang Peralatan, Pantry

 Mengecek Fasilitas Gedung Rg. Panel

Generator, Panel Listrik

 4 Jual Beli Obat Apotek

Rg. Kasir, Lemari Obat, Kulkas, Pantry, Meja Kursi

 5 Berjualan di

RetailCafetaria Dapur, Ruang

Makan (Meja Kursi)

     Retail Shop (Leasing-tergantung

peruntukan)

     ATM Centre Mesin ATM, Aera

Antri.5 Buang Air WC Washtafel, Kloset,

Cermin6 Makan Minum Kantin Karyawan Meja Kursi, Area

Antri, *WC7 Sholat Mushola Rg. Whudu, Lemari

Sepatu8 Pulang Ent.IP  

Tabel 10 . Kebutuhan Ruang Pengelola

62

Page 9: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

4. Pengunjung

Pengunjung, berasal dari keluarga / kerabat pasien yang ingin

menjenguk, serta masyarakat luar yang ingin menggunakan fasilitas yang

disediakan oleh Gedung Rawat Inap.

Gambar 19. Flow Chart Kegiatan Pengunjung

No Kegiatan Kebutuhan Ruang Elemen Interior1 Datang Enterance  2 Parkir Tempat Parkir  3 Mencari Kamar Pasien Rg. Informasi Lobby Meja Kursi

4 Membeli Buah Retail Shop (Buah)Kulkas, Kasir. Display

5 Menjenguk Pasien * Kamar Perawatan  

6 Makan Minum CafetariaDapur, Ruang Makan (Meja Kursi)

7Menunggu Keluarga yg Dirawat

Rg. Tunggu dalam Kamar Sofa Lipat

8Menunggu Keluarga yg Dirawat

Rg. Tunggu diluar Kamar

Kursi Santai - Taman

9 Pulang    

Tabel 11. Kebutuhan Ruang Pengunjung

63

Page 10: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

IV.1.3 Analisa Kebutuhan dan Dimensi Ruang

Dari pelaku kegiatan dan kebutuhan ruang, dapat dibuat program

ruang untuk gedung rawat inap rumah sakit ini, seperti telah disebutkan

dalam latar belakang, bahwa jumlah tempat tidur rumah sakit, tergantung

pada fasilitas pelayanan medik (umum dan spesialis) yang dimiliki oleh

sebuah rumah sakit.

Dengan Asumsi peningkatan pelayanan dari kelas B ke rumah

sakit kelas A, maka dilakukan peningkatan fasilitas medis pada

bangunan lama, dan kamar perawatan yang ada di fokuskan untuk

mathernity dan kamar perawatan umum kelas III di pusatkan gedung

baru dengan jumlah tempat tidur sebanyak 400 tempat tidur.

1. Analisa Kebutuhan Parkir Kendaraan

Menurut Peraturan Dirjen Perhubungan Darat No.72/HK.105/DRJD/96,

Tentang Pedoman teknis penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Satuan Ruang

Parkir (SRP) sebuah rumah sakit menurut jumlah tempat tidur yang

tersedia adalah:

Jumlah Tempat Tidur (Bed) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000Kebutuhan (SRP) 97 100 104 111 118 132 146 160 230

Tabel 12. Kebutuhan SRP (Pedoman Teknis Fasilitas Parkir)

Perencanaan gedung Rawat Inap dengan jumlah 300 tempat tidur,

membutuhkan 132 SRP, dengan didukung kenyataan dilapangan di

beberapa RS.Swasta Kelas B, jurnal (PILAR : Volume 15, Nomor 1,

April 2006: halaman 51 – 59. Teknik Sipil Universitas Diponegoro)

kebutuhan parkir yang cukup tinggi. Yang menyatakan bahwa kebutuhan

parkir di sebuah rumah sakit swasta (RS.Elisabeth) memiliki rasio

kebutuhan tempat parkir kendaraan pribadi lebih tinggi dibanding rumah

sakit pemerintah (RS.Karyadi) sebagai berikut:

64

Page 11: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Tabel 13. Analisa Parkir Kendaraan di Rumah Sakit (Jurnal)

2. Kebutuhan Lahan Parkir

Maka dari tabel diatas, asumsi jumlah parkir motor adalah 1.5x parkir

mobil, dan jumlah parkir yang disediakan adalah sbb:

1. Mobil 146 mobil

2. Motor 219 motor

3. Service (Truk Barang) 2 Truk Barang

4. Service ( Truk sampah) 1 Truk Sampah

3. Luas Lahan Parkir

Lahan parkir direncanakan berada di lantai semi basement untuk

memenuhi kebutuhan parkir serta penggunaan semi basement sebagai

pondasi bangunan.

65

Page 12: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

4. Kebutuhan Nurse Station

Kebutuhan Nurse Station, berdasarkan jumlah perawat yang

ada, Menurut Peraturan Men. Kes. RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979

:Perhitungan tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk kebutuhan

seluruh RS. Perbandingan antara jumlah tempat tidur RS dibanding

dengan jumlah perawat.,sbb:

RS Kelas A = 4 perawat : 2 tempat tidur

RS Kelas B = 3 perawat : 2 tempat tidur

RS Kelas C = 1 perawat : 1 tempat tidur

Dari Peraturan tersebut dapat diperkirakan jumlah perawat

jaga yaitu : 4/2 x 400bed = 800orang Perawat. Dengan pembagian

jadwal 3 shift makan, masing2 shift terdapat 200 orang perawat yang

tersebar di seluruh rawat inap, dan bekerja di masing-masing nurse

station. (jumlah perawat jaga tergantung pada jumlah pasien).

Perancangan layout nurse staion dilakukan dengan

menggunakan acuan dari hasil survei di sebuah rumah sakit swasta,

yaitu jumlah tenaga kesehatan di tiap nurse station adalah 1dokter

jaga dan 4perawat (Survei).

Untuk pengawasan, jarak capai maksimum di pos perawat ke

tempat tidur pasien adalah 24-30 m atau jarak dari satu pos ke pos

perawat yang lain maksimum 40 pasien.

Satu nurse station dapat melayani maksimum 30 tempat tidur,

serta untuk 40 tempat tidur keatas harus ditambah dengan sub nurse

station. Sehingga dalam perancangan letak pos perawat harus

strategis dan sentral terhadap keseluruhan unit perawatan, sehingga

memiliki kontrol visual yang maksimum, disamping jumlah perawat

yang harus sesuai dengan jumlah pasien yang dirawat untuk dapat

memberi pelayanan yang optimal pada pasien

5. Kebutuhan Kamar Perawatan

Sesuai program pemerintah berupa program Dedicated Bidang

Kesehatan, yaitu: Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat

66

Page 13: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

khususnya bagi pasien kelas III, maka perencanaan kamar rawat inap

ini hanya terdiri dari 1 tipe yaitu Kelas III.

Berdasarkan usia pasien, unit perawatan dibedakan menjadi

2bagian yaitu : pasien dewasa, dan anak-anak, dengan jumlah bagian

perawatan anak sebesar 40% dari total tempat tidur.

- Anak : 40% x 400 = 160 tempat tidur,

- Dewasa : 60% x 400 = 240 tempat tidur.

Kamar perawatan anak diletakan di lantai yang terpisah dari

ruang perawatan dewasa untuk memberi kenyamanan bagi pasien

anak, dengan perbedaan berupa interior yang lebih ceria, dan

disesuaikan dengan usia pasien.

Kamar Kelas III direncanakan berjumlah 400bed, dengan

jumlah 5bed/kamar, disesuaikan dengan kamar perawatan kelas III di

rumah sakit eksisting. Perancangan layout ruang dilakukan dengan

sistem modular, dengan material prefabrikasi untuk menghemat

waktu pengerjaan dibandingkan cara konvensional.

Gambar 20. Sketsa Kamar Perawatan Kelas III

6. Luas Kamar Perawatan

Untuk menentukan luasan kamar pasien dilakukan perbandingan

antara pedoman dengan, standart (buku)

Tabel 14. Kebutuhan Ruang Minimal (PTIRI)

67

Page 14: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Panero dan Zelnik (1979) menetapkan lebar minimum area

tempat tidur pasien 251,5 cm, sehingga kedua sisi di samping tempat

tidur pasien memiliki lebar masing-masing 76,2 cm

Gambar 21. Luasan Tempat Tidur Pasien (Panero dan Zelnik )

Perlengkapan yang perlu dimiliki sebuah unit tempat tidur,

yaitu panel kontrol. Reznikoff (1986) menetapkan standar peletakan

beberapa panel kontrol untuk ruang pasien. Panel-panel tersebut

meliputi katub gas atau oksigen, bell untuk panggilan perawat, jam

digital, tombol tanda alarm, stop kontak bawah, papan monitor

dengan perlengkapan outlet, lampu atas tempat tidur dan lampu tarik-

ulur. Perancangan kamar rawat inap ini akan, menggunakan panel

kontrol untuk memberikan pelayanan yang memadai bagi pasien,

seperti penggunaan bell untuk panggilan perawat, oksigen jam

digital.

Gambar 22. Standar Panel Kontrol dan Peletakannya

68

Page 15: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

IV.1.4 Hubungan Ruang

Kemudian dari kebutuhan ruang teresebut dapat dibuat dalam bentuk

buble diagram hubungan ruang masing Ruang yang ada, dimulai dari unit ruang

terkecil (kamar) sampai dengan ruang makro (rumah sakit).

1. Kamar Perawatan

Memperlihatkan hubungan antara Tempat tidur pasien dengan

fasilitas yang dibutuhkan.

Gambar 23. Satu Unit Kamar Rawat Inap

2. Rawat Inap

Memperlihatkan hubungan antara Unit Kamar dengan penunjang

operasional kamar rawat inap.

Gambar 24 . Bubble Diagram Massa Rawat Inap

69

Page 16: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

3. Gedung Rawat Inap

Memperlihatkan hubungan antara ruang Rawat Inap dengan fasilitas

penunjang operasional .

Gambar 25. Bubble Diagram Gedung Rawat Inap

4. Rumah Sakit

Memperlihatkan hubungan antara Keseluruhan Rumah Sakit yang

ada dengan Gedung Rawat Inap

Gambar 26. Hubungan Ruang Makro( Rumah Sakit)

IV.1.5 Program Ruang

Dari analisa yang dilakukan terhadap aspek manusia, meliputi

kegiatan dan kebutuhan ruang, maka dapat dibuat program ruang dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

70

Penghubung

Page 17: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

71

Page 18: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

72

Page 19: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

73

Page 20: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

74

Page 21: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

75

Page 22: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

76

Page 23: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

IV.2 Analisa Aspek Lingkungan

IV.2.1 Kondisi Eksisting Tapak

Kondisi bangunan di sekeliling tapak, dari dalam tapak, maupun

dari sekitar tapak ke dalam tapak, berikut dengan fungsi bangunan

Foto 4. Bangunan di sekitar tapak (dokumentasi pribadi)

Dari Kondisi bangunan sekitar kita dapat melihat bahwa lokasi

tapak sangat strategis karena tidak berbatasan langsung dengan bangunan

lainnya, ditambah pada sisi sebelah timur terdapat kanal saluran air yang

penting untuk akses pembuangan limbah.

IV.2.1 Analisa Tapak

Analisa tapak dilakukan untuk memperoleh Block plan, Site

development yang mencakup penentuan Enterance dan Orientasi massa

bangunan terhadap aspek lingkungan seperti matahari, arah angin,

bangunan disekitar dan pembayangan, view dari dalam keluar/luar

kedalam tapak.

77

Page 24: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Aspek Sirkulasi kendaraan, Kebisingan dan Best View

Dari sirkulasi kendaraan, yang merupakan jalan utama dapat

terlihat, best view kedalam tapak berada di area yang memiliki tanda

bintang, karena merupakan sudut tapak yang paling terlihat dari segala

arah, sehingga pada area tersebut dapat di jadikan Main Enterance dan

penempatan sign (penanda) dari bangunan.

Kebisingan terutama berasal dari kendaraan yang melintas,

sehingga jalan utama (merah) relatif lebih bising, untuk mengantisipasi

kebisingan yang terjadi, perletakan antara bangunan rawat inap dan dan

jalan utama diberi jarak dan buffer berupa pepohonan untuk menyaring

suara bising. Serta untuk kamar perawatan diletakan di bagian atas, dan

bagian bawah bangunan digunakan sebagai kantor dan fasilitas

penunjang..

Aspek Sirkulasi Kendaraan

Dari Sirkulasi kendaraan dan best view dapat terlihat posisi

yang dapat digunakan sebagai main enterance dan side enterance.

Alternatif 1 Alternatif 2

Main Ent

Side Ent

78

Page 25: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Kelebihan:

- Berada di jalur yang dapat di

lalui oleh kendaraan umum, unuk

memudahkan akses pencapaian

pengunjung yang menggunkan

kendaraan umum.

- Berada di jalan utama sehingga

lebih terlihat, dan mudah untuk di

akses.

Kekurangan:

-Berada dekat dengan Enterance

UGD.

Kelebihan:

Tidak menggangu akses

pencapaian UGD yang berada di

bangunan sebelah.

Kekurangan :

- Tidak di lalui kendaraan umum,

sehingga sulit diakses oleh

pengunjung yang datang dengan

kendaraan umum.

Aspek Orientasi Tapak dan Massa Bangunan

Alternatif 1 Alternatif 2

Kelebihan :

- Orientasi tapak memanjang ke

Barat dan Timur .

- Bentuk masaa memudahkan

dalam penyusunan layout ruang

- Bentuk massa memudahkan

dalam sirkulasi dalam tapak.

Kekurangan:

- Orientasi tapak memanjang ke

Barat dan Timur sehingga

menyulitkan penempataan bukaan

untuk pencahayaan dan

Kelebihan :

- Orientasi bangunan ke uatara

dan selatan.

- Memudahkan dalam perletakan

bukaan untuk pencahayaan dan

penghawaan alami.

Kekurangan:

- Massa bangunan menjadi

terpisah.

- Lebih boros dalam sirkulasi.

79

Page 26: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

penghawaan alami.

Aspek Arah Matahari dan Angin

Alternatif 1 Alternatif 2

Kelebihan :

- Bentuk masaa memudahkan

dalam penyusunan layout ruang.

Kekurangan:

- Bangunan memanjang ke arah

Barat dan timur.

- Ruang kamar menghadap ke

barat (panas)

- Bukaan Mengarah ke barat dan

timur, kurang dapat

mengoptimalkan penghawaan

alami.

Kelebihan :

- Orientasi bangunan ke uatara

dan selatan.

- Memudahkan dalam perletakan

bukaan untuk pencahayaan dan

penghawaan alami.

- Kamar dapat memperoleh sinar

matahari alami.

Kekurangan:

- Massa bangunan menjadi

terpisah.

- Lebih boros dalam sirkulasi.

Arah angin kebanyakan berasal dari utara, sehingga bukaan

bukaan diletakan mengarah ke utara, dan selatan (inlet dan outlet) agar

terjadi cross ventilation di dalam bangunan.

Sehingga diperoleh kesimpulan Alternatif kedua merupakan

pilihan yang paling sesuai untuk optimalisasi penghawaan dan

pencahayaan alami dalam bangunan.

80

Page 27: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Zoning Horisontal Tapak

81

Page 28: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

IV.3 Analisa Aspek Bangunan

IV.3.1. Analisa Pola Sirkulasi Bangunan

Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi

sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. Sirkulasi horizontal berguna

untuk menghubungkan ruangan yang masih berada dalam satu level

sedangkan horzontal untuk menghubungkan ruangan antar level.

Sirkulasi Horizontal

82

Page 29: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Tabel 16. Pola Sirkulasi Horisontal

Pola sirkulasi yang akan digunakan ruang rawat inap adalah

linear, sesuai dengan thema perancangan, untuk efektifitas pencapaian

dan kemudahan dalam pelayanan kesehatan oleh perawat pada pasien.

Sedangkan untuk sistem koridor yang digunakan adalah double

loaded. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengaturan kamar dan

pencapaian kamar, serta memberi keuntungan dalam hal bukaan untuk

pencahayaan alami kamar perawatan bangunan.

Sirkulasi Vertikal

Jenis sirkulasi

Kelebihan Kekurangan

Tangga

Eskalator

tidak menggunakan listrik fleksibel dan murah Harus ada, untuk keadaan

darurat

fleksibel diletakkan di mana saja

perjalanan arsitektur lebih baik

Dapat digunakan antar lapis lantai podium

melelahkan bagi pengguna

butuh listrik dan space besar

tidak efisien untuk sirkulasi lapis lantai kamar perawatan

butuh listrik dan waktu tunggu

83

Page 30: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Lift

Ramp

efisien daya angkut yang besar tidak melelahkan, cocok

untuk rawat inap dimana pasien sakit akan lebih nyaman.

bernilai estetika efisien bagi trolley dan

penyandang cacat

butuh space besar, tidak efisien dan melelahkan

Tabel 17. Pola Sirkulasi Vertikal

Mengingat bangunan ini berfungsi sebagai rawat inap rumah

sakit, maka sirkulasi vertikal yang digunakan adalah tangga, ramp dan

lift. Penggunaan tangga hanya digunakan untuk askses darurat

(kebakaran, gempa bumi, dll). Penggunaan ramp bertujuan untuk

aksebilitas pengguna serta tujuan keamanan apabila terjadi keadaan

darurat, sedangkan penggunan lift menjadi sirkulasi vertikal utama,

dikarenakan bangunan ini harus dapat mengakomodasi kebutuhan akan

kenyamanan aksebilitas pasien, terutama yang sedang dalam kondisi

fisik tidak prima, serta akses cepat untuk membawa barang (bersih &

kotor), yang diangkut menggunakan trolley.

IV.3.2. Analisa Bentuk Massa Bangunan

Bentuk Dasar Bangunan

Kelebihan Kekurangan

Lebih fungsional Layout ruang lebih

mudah & baik Dapat

memaksimalkan ruang yang ada

Bentuk cenderung statis dan kaku

Bangunan stabil secara konstruksi / tahan gempa

Kurang efisien pada bagian sudut, dan bentuk tapak yg ada.

Sulit dipadukan dengan bentuk lain.

84

Page 31: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Bentuk bangunan tidak kaku

Relatif lebih indah secara estetik

Sulit dalam penataan layout

Sulit dipadukan dengan bentuk lain

Kurang cocok terhadap bentuk tapak yang memanjang

Tabel 18. Bentuk Massa Bangunan

Dari bentuk massa yang ada, bentuk massa pipih memanjang

menjadi pilihan utama, mengingat pola sirkulasi linear yang akan

diterapkan, bentuk pipih memanjang memiliki kelebihan dalam

perancangan layout rawat inap yang serta dari sesuai dengan bentuk

tapak dalam penerapan thema hemat energi.

Bentuk massa bangunan yang pipih memanjang disesuaikan

dengan bentuk tapak,namun karena bentuk tapak yang memanjang ke

Timur dan Barat maka, digunakan alternatif ke 2.

85

Page 32: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

IV.3.3 Analisa Sistem Struktur Bangunan

Sistem struktur dapat mempengaruhi ketahanan dan lamanya

massa bangunan dan ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak

bangunan seperti gempa bumi, bencana angin topan, faktor biologis

(hewan perusak), dan sebagainya. Sistem struktur bangunan dapat dibagi

menjadi 2 bagian, yaitu :

Sub Structure (Struktur bawah)

Merupakan bagian struktur bawah yang menahan beban yang bekerja

dari atas kebawah. Berikut tabel perbandingan beberapa jenis pondasi :

Jenis Pondasi Kelebihan KekuranganTiang Pancang waktu pelaksanaan

cepat

Relatif murah

cocok untuk

menahan beban

vertikal

memerlukan banyak

sambungan dan

ketelitian yang

tinggi

menimbulkan bising

dan getaran

Bored Pile memiliki kekuatan

yang cukup untuk

bangunan bertingkat

tinggi

cocok untuk segala

jenis tanah

waktu pelaksanaan

lebih lama

jika kadar air tinggi

pengecoran akan

beresiko.

Pondasi Rakit

(basement)

tahan gempa

ruang pada pondasi

dapat difungsikan

sebagai basement

/efisiensi lahan

boros dalam

pemakaian bahan,

pelaksanaan sulit

Tabel 19. Sub Structure

86

Page 33: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Berdasarkan keadaan di lapangan, pondasi Rakit, paling cocok,

dikarenakan, keterbatasan lebar lahan dan bentuk lahan memanjang yang

kurang menguntungkan dalam perancangan, ditambah akses pencapaian

dan penghubung antar massa bangunan, RS lama yang telah memiliki

basement, serta kebutuhan untuk akses jalan private (bukan jalur umum

pasien) penggunaan basement akan lebih menguntungkan .

Upper Structure (Struktur atas)

Upper-structure merupakan struktur utama yang bertugas untuk

menerima seluruh beban hidup atau beban lateral yang diterimanya

untuk diterukan pada pondasi. Berikut tabel perbandingan beberapa jenis

sistem upper structure :

Jenis Struktur Kelebihan KekuranganPortal

(kolom dan balok)

kekakuan cukup

fleksibel dalam

penataan interior

unit wisma atlet

struktur sederhana

dan ringan

dimensi relatif

besar untuk

bentang lebar

trafe kolom relatif

kecil

Dinding pemikul kekakuan tinggi

material beton pada

bidang datar dapat

mereduksi suara

Memipih sesuai

ruang (efisiensi)

Waktu pemasangan

cepat

penampilan masif

Biaya yang cukup

besar

Harus terjadi

banyak

penyesuaian

dengan barang dari

pabrik

87

Page 34: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Struktur baja

(balok, rangka,

grid, dan slab)

waktu pengerjaan

cepat

dapat digunakan

untuk bentang lebar

bahan baja kuat

gaya tarik.

Korosi

Tabel 20. Upper Structure

Untuk struktur atas, penggunaan sistem struktur portal. Struktur

portal dipilih karena bentangan antar kamar pasien relatif kecil. Struktur

portal juga tergolong sederhana dan mudah dalam pengerjaan.

Sedangkan Struktur Dinding pemikul dipilih untuk sistem core pada

rawat inap yang membutuhkan core yang kuat untuk lift dan tangga

kebakaran dan sentralisasi shaff utilitas.

IV.3.4 Analisa Material Bangunan

Material bangunan meliputi seluruh bagian bangunan, termasuk

Clading Fasade. Berikut merupakan tabel perbandingan beberapa

material, yang termasuk dalam perancangan bangunan:

Lantai Kelebihan Kekurangan

Keramik - harga ekonomis- Mudah didapat- Pilihan banyak

- Mudah pecah- Terdapat nat yg

sulit dibersihkan

Marmer - Kuat/keras - Elegant

- Harga relatif mahal- Pemasangan

cenderung sulit

Epoxy Flooring / Linoleum

- Kedap air- Tahan Panas- Mudah dibersihkan- Tidak terdapat nat

- Harga relatif mahal

Dinding Kelebihan KekuranganBatu bata - Tahan panas

- Kuat - Harga ekonomis

- Pemasangan lama- Boros bahan baku

seperti semen.

88

Page 35: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Batako - harga ekonomis- Mudah didapat- Ringan

- Kurang kuat- Mudah rusak

Beton RinganPrefab

- Mudah didapat- Hemat bahan baku- Pemasangan cepat- Kedap air, - Nilai transmitter

Ressitance tinggi

- Harga relatif mahal

Pelapis Dinding Kelebihan KekuranganCat - harga ekonomis

- Mudah didapat- Banyak pilihan

warna

- Mudah pudar/rontok

- Tidak tahan lama- Tidak mudah

dibersihkan, kurang cocok untuk kamar perawatan.

Wallpaper - Banyak corak - Pemasangan cepat

- Sulit diperbaiki jika rusak

- Harga relatif mahal

Plafond Kelebihan KekuranganTriplek - Pemasangan cepat

- Ringan - Mudah didapat

- Tidak tahan cuaca- Bahaya rayap- Kurang menarik

Gypsum - Kedap suara - Lebih hemat bahan - Elegant

- Harga mahal- Pemasangan lama

GRC Board - harga ekonomis- Kedap suara- Tahan cuaca

- Berat- Kurang menarik

Tabel 21. Material Bangunan

Pemilihan material diutamakan terhadap thema yaitu hemat

energi listrik, kemudahan dalam maintenance, (low maintenance) dan

syarat rumah sakit dalam aspek kebersihan, maka pengunaan material

adalah sebagai berikut:

Lantai : Vinil Flooring

Dinding : Beton Ringan Prefab

Pelapis Dinding : Wallpaper

Plafond : Gypsum

89

Page 36: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

IV.3.5 Analisa Warna

Pemilihan warna yang tepat dalam bangunan rumah sakit sangat

penting dimana, faktor lingkungan menjadi salah faktor yang

mempengaruhi kesembuhan pasien. Secara psikologis, warna dapat

mempengaruhi kelakuan (Mansyur dan Linschoten dalam Swasty, 2010).

Penggunaan warna pada dinding, lantai, plafond pintu-jendela,

dan perabot adalah unsur yang perlu diperhatikan dalam perancangan.

Perancangan bangunan akan dominan menggunakan warna putih dan

hijau, selain untuk menyesuaikan dengan bangunan yang telah ada,

Warna putih sesuai dengan teori Birren (1982) yang menyatakan bahwa

penggunaan warna pada dinding rumah sakit sebaiknya tidak

menggunakan warna.

Selain itu menurut Verner - Bonds (1989) warna hijau muda

sangat membantu menenangkan syaraf dan membantu penyakit-penyakit

fisik maupun emosional. Warna ini membantu mengatasi shock dan

kelelahan, mabuk udara, meringankan sakit kepala, dan meringankan

kalustrafobia. Sehingga perancangan bangunan rawat inap sesuai bila

menggunakan warna putih dan hijau muda.

Gambar 28. Skema warna banngunan rawat inap

Selain kamar perawatan dewasa, kamar perawatan anak perlu

diperhatikan, pemilihan warna kamar anak berbeda dengan kamar

perawatan dewasa. Dari hasil kajian (MODUL Vol.11 No.2 Agustus

2011) diperoleh kesimpulan bahwa warna warna yang disukai oleh anak-

anak sekaligus dapat memberikan pengaruh baik jika diaplikasikan pada

rumah sakit adalah :

Gambar 29. Skema warna kamar anak

90

Page 37: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Biru, sebaiknya menggunakan warna biru pastel karena dapat

memberi suasana yang sejuk pada ruangan. Selain itu warna ini dapat

membantu mengatasi demam, membantu tidur nyenyak dan

sebagainya.

Pink / Merah muda, warna ini memberi efek menghilangkan rasa

takut karena membuat orang merasa dicintai.

Peach / Salem, kuning cerah dan muda serta krem yang dapat member

efek menenangkan.

Hijau muda, mempunyai efek mengurangi rasa agresif dan kemarahan

anak - anak.

IV.3.6 Analisa Utilitas Bangunan

Utilitas bangunan meliputi pencahayaan, penghawaan, proteksi

kebakaran, instalasi listrik, pengelolaan limbah:

1. Analisa Sistem Proteksi Kebakaran

Bangunan harus menggunakan konstruksi yang tahan api

untuk melindungi penghuninya jika terjadi kebakaran minimal dalam

waktu 6 jam. Setiap bagian bangunan dapat menggunakan sistem ini

dan biasanya sistem ini digunakan pada tangga dan lift.

Berdasarkan peraturan bangunan tinggi jarak jangkauan

tangga tidak boleh lebih dari 30 meter. Pada jalan buntu tangga harus

di tempatkan pada jarak 12 meter dari pintu paling ujung. Dan pintu

tangga darurat yang tahan api.

Gambar 30. Tangga Darurat (Panduan sistem bangunan tinggi)

Selain itu bangunan harus dilengkapi sarana pencegahan

kecelakaan seperti alarm suara dan petunjuk penggunaan yang

91

Page 38: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

mudah dipahami oleh pemakainya atau untuk lift 4 (empat) lantai

harus dilengkapi ARD (Automatic Rexserve Divide) yaitu alat yang

dapat mencari lantai terdekat bila listrik mati.

Sistem deteksi asap seperti smoke detector dan sprinkler di

tempatkan pada setiap unit kamar dan koridor gedung untuk

mengantisipasi apabila terjadi kebakaran.

Gambar 31. sprinkler dan smoke detector (google)

Hidran dan APAR (Alat pemadam Api Ringan) juga

merupakan syarat dalam perancangan bangunan umun, khususnya

rumah sakit. Hidran dalam biasanya ditempatkan di dekat atau di

dalam tangga darurat, dan biasanya dilengkapi dengan selang, katup,

tabung pemadam, serta alarm atau tombol panggil. Air yang

digunakan diambil dari menara air, yang memang sebagian isinya

dicadangkan untuk keperluan darurat. Hidran luar berupa kepala

hidran dan selang. Sumber airnya dari sistem hidran kota.

Gambar 32. Perletakan Hidran dan APAR (dok.pribadi)

92

Page 39: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

2. Analisa Instalasi Listrik

Instalasi listrik di salurkan dari PLN ke gardu dan dari gardu

di salurkan lagi ke panel-panel pada bangunan. Selain listrik dari

PLN, pada bangunan juga disiapkan generator yang berfungsi

sebagai listrik cadangan apabila terjadi pemadaman lampu dari PLN.

Peletakan ruang panel dan generator atau genset diletakan

pada basement atau di ruang-ruang yang jauh dari aktivitas manusia,

terutama unit hunian. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari

kebisingan yang terjadi akibat suara mesin genset.

Gambar 33. Rg.Panel dan Genset (Panduan sistem bangunan tinggi)

Pada perancangan bangunan rawat inap rumah sakit, genset

akan diletakan di basement agar tidak menggangu kegiatan pengguna

baik didalam maupun di sekitar bangunan akibat suara yang

ditimbulkan.

3. Analisa Pengelolaan Air Bersih, Air Kotor-Kotoran, & Limbah

Air Bersih

Tingkat kualitas air bersih untuk Rumah sakit terdiri dari 3 jenis:

Air baku (Un Treated Water) yaitu : Air yang digunakan

untuk pembilasan, penyiraman, dan hidran.

Air dengan kualitas air minum yaitu : Air yang digunakan

untuk air minum, pencucian dan mandi.

• Air dengan persyaratan khusus yaitu :Unluk kegiatan

medis seperti untuk : Peralatan slerilisasi, boiler,

peralalan khusus lainnya (mis: laboratorium)

93

Page 40: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Pemilihan system distribusi air bersih didasarkan

pertimbangan : kelancaran distribusi air bersih, kemudahan dalam

pemeliharaan jaringan pipa, pemakaian pipa sependek mungkin.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka dilentukan

system distribusi air bersihnya menggunakan system Down Feed :

Sistem air bersih dapat berasal dari PAM dan air tanah, ditampung di

reservoir bawah yang kemudian akan di tarik/sedot ke reservoir atas,

kemudian di distribusikan ke seluruh bangunan.

Kebutuhan Air Bersih

Air yang dibutuhan untuk bangunan umum adalah:Air bersih

dan Hydran,Menurut Menurut buku SISTEM BANGUNAN TINGGI

(Ir.Jimmy S Juwana,MSAE) halaman 196 (Tabel 8.2 dan Tabel 8.3)

Air Bersih (dingin) Kebutuhan Sehari, untuk Rumah Sakit

adalah: 280-470 liter/tempat tidur/hari, dengan jumlah tempat

tidur sebanyak 400 tempat tidur. Kebutuhan air untuk rawat inap

ini diambil 300 liter/tempat tidur/hari.

o Maka, 400 bed x 300 liter = 12.000 liter/ hari ~ 120 m3/hari.

Air Bersih (panas) Kebutuhan Sehari, untuk pasien adalah 180

liter /orang /hari.

o Maka, 400 pasien x 180 liter = 72.000 liter/hari ~ 72 m3/hari.

Kebutuhan Air Hydran

Menurut Menurut buku SISTEM BANGUNAN TINGGI

(Ir.Jimmy S Juwana,MSAE) halaman 153.

Tangki (hydran) dengan kapasitas 25 m3,dapat memasok

Kebutuhan 2 hidran yg beroperasi selama sekitar 30 menit, untuk

rawat inap ini ditempatkan 4 buah hydran masing-masing di

dekat tangga dan koridor ruang perawatan.

o Maka, 25 m3 x 4 = 100 m3 air untuk hydran

94

Page 41: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Kebutuhan Tangki Reservoir

Total kebutuhan air untuk rawat inap ini adalah 120 + 72 + 100

m3 = 292 m3

Maka tangki yang dibutuhkan untuk penampungan air bersih:

Volume Tangki Bawah Tanah : 40 % x 292 m3 = 116.8 m3

Volume Tangki Atas : 15 % x 292 m3 = 43.8 m3

Air Kotor dan Kotoran

Sistem Pembuangan limbah dari Rumah sakit harus

ditangani secara benar. Limbah ini harus diolah terlebih dahulu

sebelum dibuang ke saluran pembuangan umum, agar tidak

mencemari lingkungan, selain itu untuk menghindari adanya

"cross infection" ke pasien lain, pengunjung Rumah sakit, staff

Rumah sakit, dan penduduk disekitar rumah sakit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan system

pembuangan, Sifat limbah dan tingkat pencemaran limbah, Volume

limbah, Keadaan tanah yang dipergunakan untuk pembuangan

limbah, Sistem pengolahan limbah, Pengamanan sumber air bersih

yang ada disekitarnya.

Penanganan pembuangan air kotor dan kotoran di sebuah

rumah sakit dibagi menjadi beberapa cara, dengan pemisahan limbah

berdasarkan jenisnya ,yaitu:

Air buangan nontoksik / apatogen.

Disalurkan melalui pipa langsung ke saluran kola, khusus unluk

buangan dapur sebelum disalurkan ke pipa pembuangan harus

dilewatkan perangkap lemak, atau dapat di Reuse dengan biopori.

Air buangan toksik dan patogen

Disalurkan ke bak treatment untuk dinetralisir dan sesudah

memenuhi syarat pembuangan, dapat dialirkan ke saluran kota.

Kotoran

Termasuk dalam buangan patogen, pembuangannya dilakukan

dengan menyalurkan ke STP yang menampung sebagian besar

buangan atau bisa juga di buang dalam septictank

95

Page 42: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah mengacu pada peraturan mentri

kesehatan tentang syarat kesehatan rumah sakit dimana, pengelolaan

Limbah RS dipisahkan berdasarkan jenisnya yaitu: Limbah Medis

dan Non Medis, Limbah Medis Padat, Semi Padat dan Limbah Medis

Cair. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari

limbah yang tidak dimanfaatkan kembali. Limbah infeksius

dipisahkan, untuk dimusnahkan (incinerator) sesuai peraturan.

(terlampir)

4. Analisa Pengelolaan Air Hujan

Air hujan sebaiknya di tampung ke dalam tangki-tangki atau

bak yang dibuat untuk menampung air hujan (rainwater harvesting).

Hasil tampungan dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, dan

kebutuhan air kamar mandi.

Penggunaan sistem sumur resapan dan biopori dimaksudkan

untuk menjaga kesuburan tanah dan kelestarian air tanah, air hasil

pengolahan limbah cair, dapat ditampung di sumur-sumur resapan.

Gambar 34. Biopori dan Sumur Resapan (google)

5. Analisa Keamanan ( Penangkal Petir)

Bangunan yang memiliki fungsi publik, harus memiliki

sistem keamanan gedung. Tidak hanya di dalam gedung saja, bagian

luar gedung juga harus memiliki sistem keamanan bagi orang-orang

yang berada di luar gedung. Salah satu sistem keamanan luar gedung

adalah penangkal petir.

96

Page 43: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem

Thomas. Sistem ini mempunyai jangkauan perlindungan yang luas,

daerah bangunan yang terlindungi dalam radius 60 m dan luas lahan

yang terlindungi dalam kerucut perlindungannya dalam radius 125m.

Gambar 35. Skema Penangkal Petir (Panduan sistem bangunan tinggi)

IV.3.7 Analisa Hemat Energi Listrik

Penghematan energi listrik pada perancangan bangunan terutama

dilakukan untuk pencahayaan dan penghawaan alami, desain

perancangan, orientasi dan selubung bangunan berperan terhadap radiasi

panas matahari yang masuk kedalam bangunan (dinding masif dan

dinding transparan).

Pencahayaan

Pada iklim tropis, radiasi matahari cukup tinggi. Pemanfaatan

cahaya matahari alami harus dioptimalkan pada siang hari untuk

menghemat penggunaan lampu yang dapat memboroskan energi listrik.

Pemanfaatan itu dapat berupa bukaan-bukaan jendela, skylight.

Pemanfaatan overstek dapat menghindari radiasi matahari langsung,

yang dapat meningkatan suhu dalam ruangan.

Hasil analisa yang dilakukan menggunakan software ecotect

menunjukan pada ruangan kamar berukuran 12m x 6,6m x 2,7m dengan

orientasi bukaan yang menghadap selatan, pencahayaan cukup optimal

pada siang hari dengan rata-rata 163.57lux, dimana kamar perawatan

membutuhkan pencahayaan antara 100-200lux (saat tidak tidur) dan

maksimal 50lux (saat tidur). Sehingga dengan bukaan berupa jendela,

97

Page 44: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

kamar perawatan tidak membutuhkan penerangan buatan pada siang

hari.

Tabel 22. Index pencahayaan rumah sakit

Gambar 36 . Analisa pencahayaan alami kamar

Pada koridor kamar perawatan juga dapat terlihat pemanfaatan

pencahayaan alami pada siang hari, dimana kebutuhan pencahayaan

alami pada koridor minimal adalah 100lux (Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit No: 1204/MENKES/SK/X/2004) dengan

98

Page 45: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

menerapkan jendela di sepanjang koridor kamar. Karena jika

dibandingkan dengan koridor tanpa jendela tersebut, pencahayaan pada

koridor tidak tercapai (81lux)

Gambar 37 . Analisa pencahayaan alami koridor

Gambar 38. Konsep Pencahayaan koridor

Penghawaan

Penghawaan Alami, berupa pemanfatan ventilasi silang, pada

bangunan rawat inap dapat diterapkan di beberapa bagian yang bukan

merupakan unit perawatan, sepert fasilitas penunjang retail shop. Pada

99

81

119

Page 46: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

ruang perawatan ventilasi silang digunakan sebagai pertukaran udara,

bila persyaratan suhu ruang perawatan (22-24°C) tidak tercapai.

Penggunaan penghawaan buatan dalam hal ini pendingin udara

diutamakan untuk unit perawatan. AC split duct digunakan pada ruang-

ruang kamar perawatan dengan pertimbangan, suhu udara dapat diatur

per masing- masing kamar dan ruangan yang sedang tidak digunakan

dapat menggunakan ventilasi alami untuk pertukaran udara dalam

ruangan. Hal ini dimaksudkan untuk penghematan penggunaan energi

listrik yang dikonsumsi oleh AC.

Gambar 39. Skema AC Splt Duct (website)

Kebutuhan Penyejuk Ruangan (AC)

Penggunaan AC untuk ruang kamar perawatan dan ruang

lain,selain WC ,Tangga dan Koridor. Menurut Buku Sistem Bangunan

Tinggi (Jimmy) halaman 123 (Tabel 6.2 Beban Pendingin). Kebutuhan

AC untuk Fungsi Rumah Sakit adalah : 1.0 - 1.5 TR/ 100 m3

Maka Untuk Ruang Kamar Dengan ukuran 6 x 12 x 2.7 meter

= 6 x 12 x 2.7 x 1.0 = 194.4 m3

= 194.4 / 100 = 1.944 TR

= 1.944 (TR) x 1.5 = 2.916 HP

= 2.916 (HP) x 1.5 = 4.37 PK

Maka indoor unit yang digunakan dalam 1kamar perawatan

adalah 5 unit dengan masing-masing sebesar 1 PK, dan tiap 2 kamar

perwatan terdapat 1 outdoor unit yang diletakan di lantai atap.

Analisa beban energi pendingin ruangan dilakukan menggunakan

software dengan modeling ruangan kamar berbentuk persegi, dengan

bukaan jendela tanpa modifikasi apapun.

100

Page 47: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

Pengukuran hemat energi listrik dilakukan dengan menggunakan

software Ecotect untuk mengetahui beban energi listrik pada ruang

kamar. Modeling ruang berukuran 12m x 6,6m x 2,7m dengan orientasi

bukaan yang menghadap barat. Selubung bangunan yang tidak tepat,

dapat meningkatkan beban pemakaian energi listrik di dalam bangunan.

Pemilihan material menjadi salah satu faktor dalam penghematan energi,

beban energi listrik untuk pendingin ruangan pada modeling ruangan

software, menunjukan perbedaan yang cukup besar, sebesar 298890Wh

antara material batu bata dan beton (concerate).

Gambar 40 . Analisa material & beban energi listrik.

Penggunaan material beton aerasi yang memiliki nilai thermal

resistance lebih tinggi dapat menahan radiasi panas matahari lebih baik

dibandingkan batu bata.

Material perfabrikasi dengan modul bertujuan untuk menghemat

waktu dan biaya pengerjaan (pembangunan) dibandingkan cara

101

Page 48: Nama : Christina Ayu Sthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4Doc/2011-2-01142-AR Bab4001.doc · Web viewService ( Truk sampah) 1 Truk Sampah Luas Lahan Parkir Lahan parkir direncanakan berada

konvensional, tidak memerlukan bekesting, mutu lebih terjamin

dibanding beton konvensional, permukaan sudah rata, dapat langsung

dilakukan pemasangan finising.

Modul yang digunakan adalah 30x30cm, dengan dasar

perencanaan dari, international modul 10x10cm, human modul 30x60cm

dan material yang tersedia (keramik 60x60cm, pintu 90x210cm).

Penggunaan penangkal radiasi panas berupa sun shading dapat

membantu mengurangi radiasi langsung matahari pada bangunan rawat

inap. Berikut ini merupakan beberapa variasi sun shading.

Gambar 41. Variasi Sun Shading (Norbert Lechner)

102