12
TUNTUTAN ISTRI BERUPA NAFKAH IDDAH DAN TUNTUTAN ISTRI BERUPA NAFKAH IDDAH DAN MUT’AH DALAM CERAI GUGAT DITINJAU DARI MUT’AH DALAM CERAI GUGAT DITINJAU DARI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

nafkah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: nafkah

TUNTUTAN ISTRI BERUPA NAFKAH IDDAH DAN TUNTUTAN ISTRI BERUPA NAFKAH IDDAH DAN MUT’AH DALAM CERAI GUGAT DITINJAU DARI MUT’AH DALAM CERAI GUGAT DITINJAU DARI

HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMHUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Page 2: nafkah

Latar Belakang MasalahLatar Belakang MasalahDalam kajian hukum Islam, perkawinan yang sah menimbulkan hak dan Dalam kajian hukum Islam, perkawinan yang sah menimbulkan hak dan

kewajiban antara suami istri. Diantaranya, pihak istri berhak untuk mendapatkan nafkah kewajiban antara suami istri. Diantaranya, pihak istri berhak untuk mendapatkan nafkah dari pihak suami yang menikahinya. Sebaliknya, diatas pundak suami terletak kewajiban dari pihak suami yang menikahinya. Sebaliknya, diatas pundak suami terletak kewajiban untuk menafkahi istrinya.untuk menafkahi istrinya.

Islam melindungi wanita dari beban yang berlebihan oleh karena itu tanggung Islam melindungi wanita dari beban yang berlebihan oleh karena itu tanggung jawab pemberian nafkah terhadap keluarga dibebankan kepada suami.jawab pemberian nafkah terhadap keluarga dibebankan kepada suami.

Pemberian nafkah suami terhadap istri menjadikan kewajiban yang melekat Pemberian nafkah suami terhadap istri menjadikan kewajiban yang melekat kepada suami dan menjadikan hak yang dimiliki oleh istri. Nafkah istri adalah hak yang kepada suami dan menjadikan hak yang dimiliki oleh istri. Nafkah istri adalah hak yang harus diterima, jika nafkah tersebut tidak dapat dipenuhi oleh seorang suami maka harus diterima, jika nafkah tersebut tidak dapat dipenuhi oleh seorang suami maka seorang istri dapat menuntutnuya. Pemenuhan kewajiban juga berdampak pada seorang istri dapat menuntutnuya. Pemenuhan kewajiban juga berdampak pada ketaatan. Kewajiban seorang suami memberikan nafkah terhadap istri menimbulkan ketaatan. Kewajiban seorang suami memberikan nafkah terhadap istri menimbulkan kewajiban taat bagi istri. Jika suami tidak memenuhi kewajibannya maka gugurlah kewajiban taat bagi istri. Jika suami tidak memenuhi kewajibannya maka gugurlah haknya untuk memperoleh ketaatan istri. Juga sebaliknya, jika seorang istri tidak taat haknya untuk memperoleh ketaatan istri. Juga sebaliknya, jika seorang istri tidak taat kepada suami maka suami tidak perlu lagi memberikan nafkah terhadap istri.kepada suami maka suami tidak perlu lagi memberikan nafkah terhadap istri.

Mengenai waktu batasan pemberian nafkah, seorang suami tidak memiliki Mengenai waktu batasan pemberian nafkah, seorang suami tidak memiliki batasan pemberian nafkah terhadap istrinya. Selama perkawinan itu belum terputus dan batasan pemberian nafkah terhadap istrinya. Selama perkawinan itu belum terputus dan status suami masih disandangnya, maka kewajiban itu masih melekat pada suami, status suami masih disandangnya, maka kewajiban itu masih melekat pada suami, bahkan jika terjadi perceraian antara mereka, sang istri masih dalam masa iddah maka bahkan jika terjadi perceraian antara mereka, sang istri masih dalam masa iddah maka suami berkewajiban memberikan nafkah (mut’ah) yang wajar menurut kemampuan dan suami berkewajiban memberikan nafkah (mut’ah) yang wajar menurut kemampuan dan kelayakannya kepada istrinya. kelayakannya kepada istrinya.

Akan tetapi berbeda halnya bila sang istri menggugat cerai suami. Dimana Akan tetapi berbeda halnya bila sang istri menggugat cerai suami. Dimana dalam hukum islam bila seorang istri menggugat cerai suami dia tidak mendapatkan dalam hukum islam bila seorang istri menggugat cerai suami dia tidak mendapatkan nafkah iddah atau mut’ah, semua itu dikarenakan istri dibilang sebagai seorang istri yang nafkah iddah atau mut’ah, semua itu dikarenakan istri dibilang sebagai seorang istri yang nusyus terhadap suami. Akan tetapi bagaimana jika istri menggugat cerai suami nusyus terhadap suami. Akan tetapi bagaimana jika istri menggugat cerai suami dikarenakan suami menelantarkan keluarga, menyengsarakan keluarga, dan disini si istri dikarenakan suami menelantarkan keluarga, menyengsarakan keluarga, dan disini si istri merasa tersiksa sehingga dia mengajukan gugatan cerai terhadap suami. merasa tersiksa sehingga dia mengajukan gugatan cerai terhadap suami.

Page 3: nafkah

Identifikasi MasalahIdentifikasi Masalah

Dalam proses penelitian ini peneliti Dalam proses penelitian ini peneliti akan berusaha untuk mencari akan berusaha untuk mencari meneliti dan mengkaji lebih dalammeneliti dan mengkaji lebih dalam nafkah iddah dan mut’ah dalam cerai nafkah iddah dan mut’ah dalam cerai gugatgugat baik dari segi materi maupun baik dari segi materi maupun dalam tataran praktis di lingkungan dalam tataran praktis di lingkungan Pengadilan AgamaPengadilan Agama, ,

Page 4: nafkah

Rumusan MasalahRumusan Masalah

Apakah istri yang mengajukan cerai Apakah istri yang mengajukan cerai gugat boleh menuntut iddah dan gugat boleh menuntut iddah dan mut’ah?mut’ah?

Bagaimanakah pertimbangan hakim Bagaimanakah pertimbangan hakim PA dalam menyelesaikan tuntutan PA dalam menyelesaikan tuntutan tersebut?tersebut?

Bagaimanakah tinjauan hukum Bagaimanakah tinjauan hukum islam dan hukum positifnya?islam dan hukum positifnya?

Page 5: nafkah

Tujuan PenelitianTujuan Penelitian

Guna mengetahui apakah Guna mengetahui apakah dibolehkannya istri yang menuntut dibolehkannya istri yang menuntut nafkah iddah dan mut’ah menuntut nafkah iddah dan mut’ah menuntut cerai.cerai.

Guna mengetahui bagaimana Guna mengetahui bagaimana pertimbangan hakim dalam pertimbangan hakim dalam menyelesaikan tuntutan tersebut.menyelesaikan tuntutan tersebut.

Guna mengetahui bagaimanakah Guna mengetahui bagaimanakah tinjauan hukum islam dan positifnya.tinjauan hukum islam dan positifnya.

Page 6: nafkah

Kegunaan Hasil Penelitian

• Sebagai sumbangan informasi ilmiah bagi para peminat dan pemerhati hukum Islam khususnya para praktisi hukum.

• Ikut melengkapi dan memperkaya khazanah perpustakaan Islam, sehingga dapat membantu masyarakat dalam memperluas wawasan tentang hukum Islam, terutama yang mengambil spesialisasi syari’ah han hukum.

Page 7: nafkah

Definisi Operasional

Yang dimaksud cerai gugat adalah perceraian yang diinginkan dari pihak perempuan (istri)Yang dimaksud nafkah iddah dan mutah adalah nafkah yang diberikan suami terhadap istri stelah terjadinya putusnya perkawinan mereka.Yang dimaksud hokum positif adalah hokum yang berlaku dinegara.Yang dimaksud hukum Islam adalah ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan nafkah yang diatur dalam Al Quran dan Hadist, di dalam pembahasan ini dikhususkan pada kajian fiqh dan Kompilasi Hukum Islam.

Page 8: nafkah

Kajian PustakaKajian Pustaka

• Banyak peneliti yang membahas topik mengenai nafkah iddah dan Banyak peneliti yang membahas topik mengenai nafkah iddah dan mut’ah akibat cerai talak, antara lain :mut’ah akibat cerai talak, antara lain :

• Abdullah Hakim dalam skripsinya yang berjudul Abdullah Hakim dalam skripsinya yang berjudul Analisis Hukum Islam Analisis Hukum Islam terhadap Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Tentang terhadap Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Malang Tentang Adanya Nafkah Iddah Bagi Istri Dalam Cerai Talak Putusan Nomor Adanya Nafkah Iddah Bagi Istri Dalam Cerai Talak Putusan Nomor 231/ Pdt. G/ 2004/ PA Kab. Malang.231/ Pdt. G/ 2004/ PA Kab. Malang. Skripsi membahas seputar nafkah Skripsi membahas seputar nafkah iddah bagi istri dalam cerai talak.iddah bagi istri dalam cerai talak.

• Andra Hakim dalam skripsinya yang berjudul Andra Hakim dalam skripsinya yang berjudul analisis hokum islam analisis hokum islam tentang pemberian nafkah iddah dan mut’ah kepada istri pada kasus tentang pemberian nafkah iddah dan mut’ah kepada istri pada kasus cerai talak studi putusan pengadilan agama nganjuk No. 818/ Pdt. G/ cerai talak studi putusan pengadilan agama nganjuk No. 818/ Pdt. G/ 2007/ PA. Nganjuk.2007/ PA. Nganjuk. Skripsi ini membahas seputar pemberian nafkah Skripsi ini membahas seputar pemberian nafkah iddah dan mut’ah kepada istri pada kasus cerai talak ditinjau dari iddah dan mut’ah kepada istri pada kasus cerai talak ditinjau dari hukum islam.hukum islam.

• Dalam tulisan ini penulis tertarik untuk untuk melakukan penelitian Dalam tulisan ini penulis tertarik untuk untuk melakukan penelitian dan mengetahui seputar tuntutan isteri tentang pemberian nafkah dan mengetahui seputar tuntutan isteri tentang pemberian nafkah iddah dan mut’ah dari suami terhadap istri dalam kasus cerai gugat. iddah dan mut’ah dari suami terhadap istri dalam kasus cerai gugat. ketentuan pemberian nafkah iddah dan mut’ah pada kasus cerai gugat ketentuan pemberian nafkah iddah dan mut’ah pada kasus cerai gugat kepada mantan istri antara hukum Islam dan hukum positif setelah kepada mantan istri antara hukum Islam dan hukum positif setelah terjadi perceraian. Dan bukan hanya saja peneliti melakukan penelitian terjadi perceraian. Dan bukan hanya saja peneliti melakukan penelitian terhadap pertimbangan hakim dalam menyelesaikan tuntutan tersebut.terhadap pertimbangan hakim dalam menyelesaikan tuntutan tersebut.

Page 9: nafkah

Metode PenelitianMetode Penelitian Data yang dikumpulkanData yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh dengan mencari kitab dan Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh dengan mencari kitab dan buku-buku yang terkait dengan penelitian ini dan meneliti putusan pengadilan.buku-buku yang terkait dengan penelitian ini dan meneliti putusan pengadilan.

Data dari buku-buku atau kitab-kitab yang tentang nafkah iddah dan mut’ah Data dari buku-buku atau kitab-kitab yang tentang nafkah iddah dan mut’ah terhadap cerai gugat.terhadap cerai gugat.

Data tentang putusan pengadilan mengenai nafkah iddah dan mut’ah terhadap Data tentang putusan pengadilan mengenai nafkah iddah dan mut’ah terhadap cerai gugat.cerai gugat.

Sumber DataSumber Data• Sumber data primerSumber data primer

Merupakan sumber data yang bersifat utama dan penting bagi peneliti untuk Merupakan sumber data yang bersifat utama dan penting bagi peneliti untuk mendapatkan sejumlah informasi yang diperlukan. Dalam sumber data primer mendapatkan sejumlah informasi yang diperlukan. Dalam sumber data primer antara lain :antara lain :

UU Perkawinan No. 1 tahun 1974UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 UU Peradilan Agama No 7 Tahun 1989UU Peradilan Agama No 7 Tahun 1989 KHIKHI

• Sumber data sekunder, meliputi :Sumber data sekunder, meliputi : Pendapat para ulama’Pendapat para ulama’ Putusan pengadilanPutusan pengadilan Fiqh munakahat, dllFiqh munakahat, dll

Page 10: nafkah

Teknik Pengumpulan DataTeknik Pengumpulan DataStudi pustaka Studi pustaka

Mengumpulkan data yang bersumber dari buku-buku dan kitab-kitab fiqh yang Mengumpulkan data yang bersumber dari buku-buku dan kitab-kitab fiqh yang berkaitan dengan penelitian ini.berkaitan dengan penelitian ini.Mengumpulkan data yang bersumber dari putusan PA mengenai nafkah iddah dan Mengumpulkan data yang bersumber dari putusan PA mengenai nafkah iddah dan mut’ah cerai gugatmut’ah cerai gugat

Teknik Analis DataTeknik Analis DataMetode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan normative yuridis yakni Metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan normative yuridis yakni digunakan ketika membahas aplikasi digunakan ketika membahas aplikasi UU Perkawinan No 1 tahun 1974 di Pengadilan UU Perkawinan No 1 tahun 1974 di Pengadilan Agama karena berkaitan dengan hukum Islam dan ketetapan putusan-putusan hakim Agama karena berkaitan dengan hukum Islam dan ketetapan putusan-putusan hakim yang menjadi dasar yurudispensi di lingkungan Pengadilan Agama.yang menjadi dasar yurudispensi di lingkungan Pengadilan Agama.Metode deduktif yakni menganalisis dari permasalahan yang umum kemudian Metode deduktif yakni menganalisis dari permasalahan yang umum kemudian dikhususkan untuk memperoleh kesimpulandikhususkan untuk memperoleh kesimpulan

Page 11: nafkah

Sistematika PembahasanSistematika Pembahasan

Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjadi pengantar umum kepada isi Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjadi pengantar umum kepada isi tulisan. Dalam bab ini dikemukakan; latar belakang masalah, rumusan masalah, , tulisan. Dalam bab ini dikemukakan; latar belakang masalah, rumusan masalah, , tujuan penelitian, kagunaan penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, metode tujuan penelitian, kagunaan penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, metode penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

Pada bab kedua penulis melandasi konsep dan kerangka teoritis tentang perkawinan Pada bab kedua penulis melandasi konsep dan kerangka teoritis tentang perkawinan dan perceraian dalam perspektif Islam meliputi, pengertian perkawinan dan dan perceraian dalam perspektif Islam meliputi, pengertian perkawinan dan perceraian, disyariatkannya perkawinan dan perceraian, syarat dan rukun perceraian, disyariatkannya perkawinan dan perceraian, syarat dan rukun perkawinan dan diakhiri dengan hikmah perkawinan dan perceraian. Penulis juga perkawinan dan diakhiri dengan hikmah perkawinan dan perceraian. Penulis juga memaparkan tentang perkawinan dan perceraian dalam perspektif hukum nasional di memaparkan tentang perkawinan dan perceraian dalam perspektif hukum nasional di Indonesia, meliputi Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, Undang-undang Nomor 7 Indonesia, meliputi Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam Tahun 1989, Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam dan diakhiri dengan Deskripsi dan Kerangka konseptual hukum Islam dan Hukum dan diakhiri dengan Deskripsi dan Kerangka konseptual hukum Islam dan Hukum Nasional.Nasional.

Pada bab ketiga penulis mendeskripsikan, temuan penelitian dari data putusan Pada bab ketiga penulis mendeskripsikan, temuan penelitian dari data putusan pengadilan.pengadilan.

Pada bab keempat penulis menganalisa temuan penelitian tentang nafkah iddah dan Pada bab keempat penulis menganalisa temuan penelitian tentang nafkah iddah dan mut’ah dalam kasus cerai gugat yang telah tertuang dalam Bab II dan Bab III.mut’ah dalam kasus cerai gugat yang telah tertuang dalam Bab II dan Bab III.

Penulis akhiri dengan bab kelima sebagai penutup yang meliputi; Pertama, Penulis akhiri dengan bab kelima sebagai penutup yang meliputi; Pertama, kesimpulan. Kedua, saran-saran dari penulis kepada para masyarakat Indonesia pada kesimpulan. Kedua, saran-saran dari penulis kepada para masyarakat Indonesia pada umumnya.umumnya.

Page 12: nafkah

Daftar PustakaDaftar Pustaka

Abdurrahman, Abdurrahman, Kompilasi Hukum Kompilasi Hukum IslamIslam, Jakarta, Akademika Pressindo, , Jakarta, Akademika Pressindo, 20042004

Amandemen UU Peradilan Agama No Amandemen UU Peradilan Agama No 3 tahun 2006, UU Peradilan Agama 3 tahun 2006, UU Peradilan Agama No 7 Tahun 1989, dan Kompilasi No 7 Tahun 1989, dan Kompilasi Hukum Islam, Media CentreHukum Islam, Media Centre

UU Pokok Perkawinan, Sinar Grafika, UU Pokok Perkawinan, Sinar Grafika, 20062006