Upload
phungdien
View
230
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Mutiara Islahul Qulub 6
1
Sesungguhnya tidak ada
yang lain selain Allah dan
diri kamu sendiri. Diri
manusia itu bertentangan
dengan Tuhan. Segala
sesuatu itu tunduk kepada
Allah dan diri manusia
itupun adalah kepunyaan
Allah. Pada diri manusia
timbul angan-angan dan
Mutiara Islahul Qulub 6
2
hawa nafsu. Oleh karena
itu, jika kamu masuk kepada
yang haq dan menentang
diri kamu sendiri, maka
kamu telah masuk ke pihak
Allah dan menentang diri
kamu sendiri. Allah
berfirman kepada Nabi
Daus a.s., “Hai Daud,
kepada-Ku-lah kamu
kembali. Oleh karena itu,
berpegang teguhlah kamu
Mutiara Islahul Qulub 6
3
kepada-Ku. Sesungguhnya
perhambaan yang sejati
adalah melawan diri kamu
sendiri karena Aku”. Karena
itulah penghambaan kamu
dan kedekatan kamu kepada
Allah menjadi kenyataan
yang sungguh-sungguh.
Karena itulah kamu
mencapai kesucian dan
kebahagiaan. Dan karena
itulah kamu akan dimuliakan
Mutiara Islahul Qulub 6
4
serta segalanya akan
menjadi hamba kamu dan
takut kepadamu, lantaran
semuanya tunduk kepada
Allah. Sebab, Dia-lah
Pencipta dan tempat asal
mereka, dan mereka telah
menyatakan kehambaan
mereka kepada Allah. Allah
berfirman, “Seluruhnya
memuji Allah, tetapi kamu
tidak mengetahui pujian
Mutiara Islahul Qulub 6
5
mereka”. Ini berarti segala
yang ada di dalam alam ini
sadar akan adanya Allah
dan patuh kepada-Nya.
Allah SWT berfirman,
“Kemudian Dia berkata
kepadanya dan kepada
dunia, Kemarilah kamu
berdua dengan rela ataupun
tidak”. Mereka berkata,
“Kami datang dengan rela”.
Mutiara Islahul Qulub 6
6
Oleh karena itu, segala
penghambaan adalah
melawan dirimu sendiri dan
hawa nafsumu. Allah
berfirman, “Janganlah
kamu menuruti hawa
nafsumu, karena dia akan
menyesatkan kamu dari
jalan Allah”.
Selanjutnya Allah
berfirman, “Jauhkanlah
Mutiara Islahul Qulub 6
7
kehendak hawa nafsumu,
karena tidak ada yang
melawan-Ku dan kerajaan-
Ku melainkan hawa nafsu
manusia”.
Ada satu cerita yang
masyhur tentang Abu Yazid
Busthami. Diceritakan
bahwa ia telah melihat
Allah SWT di dalam
mimpinya. Ia bertanya
Mutiara Islahul Qulub 6
8
kepada Allah, “Bagaimana
seseorang itu dapat sampai
kepada Allah ?” Jawab
Tuhan, “Buanglah dirimu
dan datanglah kepada-Ku”.
“Setelah itu,” katanya,
“Akupun keluar dari diriku
seperti ular keluar dari
sarangnya”. Karenanya,
semua kebaikan itu terletak
pada jihad melawan diri
sendiri serta semua
Mutiara Islahul Qulub 6
9
perkara dan keadaan hidup
ini. Sekiranya kamu dalam
keadaan salah, lawanlah
dirimu hingga kamu
terhindar dari hal yang
haram, dari manusia, dari
prasangka serta dari
pertolongan mereka,
ketergantungan kepada
mereka, takut kepada
mereka dan dari
menghendaki apa yang
Mutiara Islahul Qulub 6
10
mereka dapati dari dunia
fana ini. Janganlah kamu
mengharapkan hadiah,
sedekah atau pemberian
mereka. Hendaklah kamu
membebaskan dirimu dari
apa saja yang bersangkutan
dengan keduniaan. Dan
sekiranya kamu mempunyai
saudara yang hartawan,
maka janganlah kamu
mengharapkan dia lekas
Mutiara Islahul Qulub 6
11
mati dengan niat kamu ingin
mendapatkan hartanya itu.
Hendaklah kamu keluar dari
pengaruh mahluk dan
angaplah mereka itu seperti
pintu pagar yang bias
terbuka dan bias tertutup
atau seperti bunglon yang
kadang-kadang berubah dan
kadang-kadang tidak.
Segala yang berlaku dan
terjadi adalah dengan
Mutiara Islahul Qulub 6
12
kehendak Allah dan Dia-lah
yang membuat dan
merencanakan segalanya
itu. Jadilah kamu yang
berjiwa tauhid, yaitu meng-
Esa-kan Allah Tuhan
Semesta Alam.
Jangan pula kamu mengikuti
faham golongan Jabariyyah
atau Qodariyyah. Lebih
baik kamu mengatakan
Mutiara Islahul Qulub 6
13
bahwa perbuatan itu adalah
kepunyaan Allah, sedangkan
manusia adalah berusaha.
Jalankanlah perintah Allah
yang berhubungan dengan
manusia, pisahkanlah
bagianmu dengan perintah-
Nya dan janganlah kamu
melampaui batas, karena
perintah Allah itu pasti
berlaku dan Allah akan
Mutiara Islahul Qulub 6
14
menjatuhkan hukuman
kepada kamu dan mereka.
Janganlah kamu ingin
menjadi hakim sendiri.
Keberadaan kamu bersama
manusia adalah karena
takdir Allah dan takdir ini
terdapat di dalam
kegelapan. Oleh karena itu,
masuklah ke dalam
kegelapan itu dengan
membawa lampu yang juga
Mutiara Islahul Qulub 6
15
menjadi hakim. Itulah dia
Al Quran dan sunnah
Rasulullah. Janganlah kamu
melanggar keduanya. Jika
timbul di dalam pikiranmu
atau kamu menerima suatu
ilham, kemukakanlah dulu
kepada Al Quran dan
Sunnah Rasulullah.
Sekiranya suatu pikiran
atau ilham bertentangan
Mutiara Islahul Qulub 6
16
dengan Al Quran dan
hadits, maka janganlah
kamu ikuti dan kamu
jalankan, karena hal itu
mungkin datang dari iblis.
Jika Al Quran mewajibkan
seperti makan, minum dan
lain-lainnya dan ilhampun
sejalan dengan yang
diwajibkan itu, maka
janganlah kamu terima dan
ketahuilah bahwa itu adalah
Mutiara Islahul Qulub 6
17
ajakan atau godaan untuk
memuaskan hawa nafsu dan
sifat-sifat kebinatanganmu.
Oleh karena itu lawanlah
dan janganlah kamu turuti.
Jika apa yang diilhamkan
kepada kamu itu tidak
sesuai dengan Al Quran dan
hadits, baik yang berupa
larangan maupun
pembenaran, dan tidak pula
Mutiara Islahul Qulub 6
18
kamu ketahui dengan
faham, seperti kamu
disuruh untuk pergi ke
suatu tempat atau disuruh
menemui seseorang yang
saleh, sedangkan kamu
tidak perlu lagi pergi ke
tempat itu atau berjumpa
dengan orang itu, tetapi
dengan pengetahuan dan
nur kamu dapat
mengetahuinya, maka
Mutiara Islahul Qulub 6
19
bersabarlah, jangan
tergesa-gesa dan
bertanyalah kepada diri
kamu sendiri, “Adakah
ilham ini datang dari Allah
dan aku mesti
melakukannya ?” Pikirkan
dulu dan bersabarlah.
Adalah biasa bagi Tuhan
untuk mengulang ilham
seperti itu dan
memerintahkan kepada
Mutiara Islahul Qulub 6
20
kamu untuk segera
melakukan perkara ilham
itu atau untuk membuka
suatu tanda yang dibukakan
bagi para ahli Allah, tanda
yang hanya dapat dipahami
oleh para Aulia yang
bijaksana dan para Abdal.
Janganlah kamu terburu-
buru mengerjakan perkara
itu, karena kamu tidak
mengetahui akibat dan
Mutiara Islahul Qulub 6
21
tujuannya, dan juga kamu
tidak mengetahui ujian dan
jalan yang dapat merusak
dan menguji kamu.
Karena itu bersabarlah
sampai Tuhan sendirilah
yang menjadi pelaku
perkara itu untuk kamu.
Apabila sesuatu perbuatan
itu benar-benar dari Allah,
maka akan selamatlah kamu
Mutiara Islahul Qulub 6
22
dan Dia pasti menolong
kamu. Jika kamu sendiri
yang melakukannya, maka
kamu sendirilah yang
bertanggung jawab atas
perbuatanmu itu, Jika Allah
yang melakukannya untuk
kamu, maka kamu tidak
bertanggung jawab atas
perbuatanmu itu, karena
perbuatan itu adalah
perbuatan Allah, dan sudah
Mutiara Islahul Qulub 6
23
barang tentu Allah
sendirilah yang
bertanggung jawab atas
perbuatan-Nya.
Jika kamu berada dalam
peringkat hakekat, yaitu
kedudukan wilayah
(kewalian), maka lawanlah
nafsumu itu dan patuhlah
kepada perintah itu
sepenuhnya. Kepatuhan
Mutiara Islahul Qulub 6
24
kepada perintah ini ada dua
macam : pertama,
hendaknya kamu mengambil
dari dunia ini apa-apa yang
kamu perlukan saja,
hindarkanlah dirimu dari
keserakahan hawa nafsumu,
lakukanlah ibadah-ibadahmu
dan hindarkanlah dosa-
dosa, baik yang tampak
maupun yang tersembunyi;
kedua, berkenaan dengan
Mutiara Islahul Qulub 6
25
perintah batiniah. Ini
adalah perintah Allah yang
berupa suruhan dan
larangan untuk melakukan
sesuatu. Perintah batiniah
atau perintah yang
tersembunyi ini adalah
perintah untuk melakukan
hal-hal yang tidak haram
dan tidak pula wajib, di
mana seorang hamba diberi
kebebasan untuk bertindak.
Mutiara Islahul Qulub 6
26
Dalam hal ini, hendaknya si
hamba tadi tidak mengambil
inisiatif (kemauan) sendiri,
tatapi hendaklah ia
menunggu perintah yang
berkenaan dengannya.
Apabila perintah itu telah
datang, maka patuhilah
dengan segenap gerak dan
diam, karena Allah semata-
mata. Jika di dalam syari’at
terdapat hukum tentang
Mutiara Islahul Qulub 6
27
sesuatu perkara, maka
tunduklah kepada hukum
itu. Tetapi, jika tidak
terdapat hukum di dalam
syari’at mengenai perkara
itu, maka bertindaklah
menurut perintah batin
atau perintah yang
tersembunyi itu. Melalui
inilah seseorang dapat
menjadi orang yang benar-
Mutiara Islahul Qulub 6
28
benar telah mencapai
hakekat.
Sekiranya perintah batin ini
tidak ada dan yang ada
hanyalah perbuatan Allah,
maka ini memerlukan suatu
penyerahan. Jika kamu
telah mencapai hakekat
yang sebenarnya, yang juga
disebut “keadaan tenggelam
(Mahwu) atau fana”, maka
Mutiara Islahul Qulub 6
29
kamu telah mencapai
peringkat Abdal (mereka
yang luluh hatinya karena
Allah), sesuatu keadaan
atau peringkat yang dimiliki
oleh orang-orang yang
betul-betul berjiwa tauhid,
suatu keadaan yang dimiliki
oleh orang-orang yang
dikaruniai cahaya
kerohanian, yaitu orang-
orang yang berilmu dengan
Mutiara Islahul Qulub 6
30
kebijaksanaannya yang
tinggi, orang-orang yang
menjadi ketua dari seluruh
ketua, pelindung dan
penjaga khalayak ramai,
khalifah Allah dan wali-Nya
serta orang-orang yang
dipercayai-Nya. Mematuhi
perintah di dalam hal-hal
yang demikian itu adalah
melawan hawa nafsu kamu
sendiri, memisahkan diri
Mutiara Islahul Qulub 6
31
dari ketergantungan kepada
daya dan upaya apa saja
serta kosong dari segala
kehendak dan tujuan apa
saja yang berkenaan dengan
dunia dan akhirat. Oleh
karena itu, jadilah kamu
hamba raja itu dan bukan
hamba kerajaan serta
hamba perintah Allah dan
bukan nafsu badaniah. Dan
jadilah kamu seperti bayi
Mutiara Islahul Qulub 6
32
yang berada dalam pelukan
ibunya, atau seperti mayat
yang sedang dimandikan
oleh orang-orang dan atau
seperti orang sakit yang
tidak sadarkan diri di
hadapan dokter, di dalam
hal yang berada di luar,
baik berupa suruhan
maupun larangan.