Upload
lequynh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Museum peranakan Tionghoa
di tengah Pasar Lama Tangerang
29 Januari 2017
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-38786706
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage caption
Bangunan Museum Benteng Heritage diperkirakan berusia 200 tahun.
Di tengah keramaian pasar di Kota Tangerang Banten, terdapat sebuah museum yang
menyimpan kekayaan budaya dan sejarah peranakan Tionghoa di Indonesia. Wartawan
BBC Indonesia Sri Lestari mengunjungi Museum Benteng Heritage yang didirikan pria
keturunan Tionghoa atau Cina Benteng.
Suasana Imlek tampak kental di Pasar Lama Kota Tangerang, sejumlah pedagang menjual
lampion, amplop untuk ang pau dan ornamen berbentuk ayam untuk menyambut Tahun
Ayam Api. Tak ketinggalan kuliner khas Imlek, antara kue keranjang, dan bandeng.
Sejumlah orang tampak berdoa sambil memegang dupa di Klenteng Boen Tek Bio yang
berada di di tengah pasar yang merupakan cikal bakal Kota Tangerang ini.
Kawasan ini dulu disebut Benteng, yang merujuk pada bangunan benteng di pinggir Sungai
Cisadane yang dibangun untuk melindungi Vereenugde Oostindische Compagnie VOC dari
serangan pasukan Kesultanan Banteng.
Orang Tionghoa sudah berada di Tangerang sejak 1407 melalui Teluk Naga, jauh sebelum
kedatangan VOC, keturunan mereka kemudian disebut dengan istilah Cina Benteng.
Melongok Museum Benteng Heritage di Tangerang
Toleransi antar etnis di "Kota Cina Kecil" Lasem
2
Di sekitar klenteng yang dibangun pada 1775 masih ada beberapa bangunan tua yang
sebagian besar digunakan sebagai toko.
Salah satu bangunan tua itu digunakan Museum Benteng Heritage, yang hampir tidak
terlihat karena tertutup lapak para pedagang pasar.
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage caption
Bangunan Museum Benteng Heritage berada di tengah pasar.
Di dalam museum tampak beberapa pengunjung tengah mendengarkan penjelasan dari
seorang pemandu di sebuah ruang makan yang dihiasi ornamen peranakan Tionghoa.
Di lantai dua yang digunakan untuk menyimpan benda-benda bersejarah, tampak pemilik
dan pendiri Museum Benteng Heritage Udaya Halim atau Lim Cin Peng meladeni sejumlah
tamu. Meski tinggal di Australia, Udaya secara rutin kembali ke tanah air.
3
Kecintaannya terhadap budaya leluhur dan pendidikan, membuat pria yang menghabiskan
masa kecilnya di kawasan Pasar Lama membeli bangunan ini lalu menjadikannya sebagai
museum.
"Saya sendiri lahir di Tangerang sebagai orang Tionghoa, orang Cina Benteng," kata
Udaya, "Kebetulan lagi saya suka dengan budaya dan kebudayaan Tionghoa sudah
mengakar di Indonesia, seharusnya lebih diperkenalkan lagi agar keindonesiaan orang
Tionghoa itu juga bisa diakui sebagaimana mestinya".
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage caption
Udaya Halim mendirikan museum untuk memperkenalkan budaya peranakan Tionghoa di Indonesia.
Dia membeli bangunan yang diperkirakan didirikan pada abad ke 17 ini dari sebuah
keluarga yang telah menempatinya selama delapan generasi, dengan kondisi yang tidak
terawat.
"Saya dulu tinggal di rumah itu" kata Udaya sambil menunjuk sebuah rumah yang terletak
di seberang museum, "Tapi kemudian pindah karena orangtua tak mampu, dulu waktu
kecil saya suka main ke rumah ini".
Upaya restorasi
Udaya kemudian merestorasi bangunan ini selama dua tahun dengan berkonsultasi dengan
para koleganya yang merupakan ahli sejarah dan arsitektur di berbagai negara.
Selain itu, Udaya pun mengunjungi sejumlah kota di Indonesia dan Malaysia yang memiliki
bangunan tua peninggalan keturunan Cina untuk mengkaji hubungan sejarahnya.
"Ke Malaka saya sudah 36 kali sudah sejak saya bangun ini, dan ke Penang sudah lebih
dari 10 kali dan saya juga riset ke tempat-tempat yang tua ke Lasem, Palembang dan
dalam negeri juga, nah saya cari historical link nya , jadi dari jejak bangunannya dan saya
4
lihat jejak bangunannya sama dengan yang ada di Malaka pada abad 17 akhir 18," jelas
Udaya.
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage caption
Seorang pemandu tengah menjelaskan ornamen di ruang makan di Museum Benteng Heritage.
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage caption
Relief yang bercerita tentang kisah Jenderal Kwang Kong yang merupakan bagian dari legenda Sam Kok.
Dia berupaya untuk mengembalikan karakter asli bangunan tersebut, dan tidak
mengganti bagian dari bangunan. Sebagai contoh, keramik yang menutupi lantai asli
bangunan tersebut berupa tegel kemudian dibongkar.
Di salah satu bagian bangunan terdapat semacam ukiran dari pecahan keramik, yang
bercerita tentang seorang tokoh dalam legenda Sam Kok, yaitu Jenderal Kwang Kong
yang dikenal oleh masyarakat di negeri Cina dengan sifat yang jujur, gagah dan berani.
Udaya mengatakan masuk dulu merupakan tempat tinggal, tetapi dia menduga bangunan
ini awalnya didirikan sebagai rumah komunitas Tionghoa karena terletak di bagian
belakang klenteng.
5
Warga keturunan Tionghoa terbelah soal Ahok
Benarkah sentimen anti-Cina di Indonesia kini menguat?
Dari kebaya sampai perabot
Setelah upaya restorasi, Udaya mengisi bangunan ini dengan berbagai koleksi, antara lain,
kebab encim, berbagai macam timbangan, uang kuno, serta perabot tua. Dia mendapatkan
benda-benda dengan berbagai cara.
"Setiap keping ini saya dapatkan mulai saya beli sendiri, saya dapat dari masyarakat atau
bahkan saya lihat menggeletak di gudang," jelas Udaya kemudian menunjukkan sebuah
meja dengan hiasan lukisan dari kerang.
Meja ini didapat dari sebuah gudang milik rekannya dalam kondisi sudah rusak
berkeping-keping. Udaya kemudian merestorasinya selama enam bulan, kemudian
diketahui meja yang berasal dari Cina ini diduga sudah berada di Indonesia sejak 200
tahun lalu.
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage caption
Sepatu tradisional perempuan Tionghoa dipamerkan di museum.
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage caption
Sejumlah timbangan kuno merupakan koleksi Museum Benteng Heritage.
6
Di sebuah ruang khusus di lantai dua, Udaya menyimpan koleksi kamera dan gramafon tua,
serta piringan hitam langka, antara lain lagu genjer-genjer yang dinyanyikan Bing Slamet
dan lagu Indonesia Raya karya WR Supratman yang direkam pada tahun 1950an yang
sempat diperdengarkan sore itu.
Mantan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang
Nurul Huda mengatakan Museum Benteng Heritage ini, sudah menjadi salah satu cagar
budaya di kawasan Pasar Lama Tangerang.
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage caption
Pasar Lama merupakan cikal bakal Kota Tangerang.
Topik terkait
Berita terkait
Toleransi antar etnis di "Kota Cina Kecil" Lasem
29 Januari 2017