205
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA DI BAGIAN POLISHING PT. SURYA TOTO INDONESIA. Tbk TANGERANG TAHUN 2011 SKIRPSI OLEH: WITA HANDAYANI NIM: 107101001563 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H / 2011 M

MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA DI BAGIAN POLISHING

PT. SURYA TOTO INDONESIA. Tbk TANGERANG

TAHUN 2011

SKIRPSI

OLEH:

WITA HANDAYANI

NIM: 107101001563

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H / 2011 M

Page 2: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA DI BAGIAN POLISHING PT.

SURYA TOTOINDONESIA. TbkTANGERANG

TAHUN 2011

SKIRPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM)

OLEH:

WITA HANDAYANI

NIM: 107101001563

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H / 2011 M

Page 3: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal
Page 4: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

iii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Skripsi, Desember 2011 Wita Handayani, NIM : 107101001563

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011 (xxii, 143 halaman, 28 tabel, 4 gambar, 2 skema, 1 grafik, 6 lampiran)

ABSTRAK

Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan sekumpulan gejala/gangguan yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal yang dirasa pada bagian otot skeletal oleh seseorang mulai dari keluhan ringan hingga keluhan yang terasa sangat sakit. Menurut WHO (2007), MSDs adalah penyakit akibat kerja terbesar di Eropa, dan diderita oleh jutaan pekerja. Penderita MSDs rata-rata akan kehilangan 5 hari kerja dan mengeluarkan biaya kesehatan 10 kali lebih besar dibandingkan kasus lainnya.

Penelitian ini dilakukan pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk pada Juli-Oktober 2011. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 70 orang dan menggunakan desain cross sectional study. Uji statistik yang digunakan adalah uji T-Independent, uji Chi Square, dan uji regresi logistik berganda. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keluhan MSDS sedangkan variabel independennya adalah risiko/faktor pekerjaan, usia, indeks masa tubuh, masa kerja, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, dan riwayat penyakit MSDs.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada 51 orang (72,9%) yang mengalami keluhan MSDs. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara keluhan MSDs dengan risiko/faktor pekerjaan (p value = 0,001), usia (p value = 0,030), masa kerja (p value = 0,004), kebiasaan olahraga (p value = 0,003), dan riwayat penyakit MSDs (p value = 0,027). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah indeks massa tubuh (p value = 0,348) dan kebiasaan merokok (p value = 0,094). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa resiko/faktor pekerjaan, kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakit MSDs merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi keluhan MSDs dan variabel yang paling dominan berpengaruh adalah riwayat penyakit MSDs.

Pekerja disarankan melakukan istirahat disaat mulai merasakan stres pada otot tubuh, melakukan senam pagi setiap hari, dan mulai berhenti merokok untuk meminimalisir keluhan MSDs. Perusahaan dapat melakukan intervensi ergonomi dengan mendesain kursi kerja yang mempunyai sandaran kursi atau menggunakan back support, rotasi kerja, pelatihan, melibatkan karyawan untuk memberikan ide dan pendapat agar sistem kerja menjadi lebih baik, dan melakukan pemeriksaan medis terkait keadaan otot dan tulang pekerja (keluhan MSDs), serta melakukan pengawasan terhadap kegiatan senam pagi guna meminimalisir keluhan MSDs. Daftar Bacaan : 49 (1981 - 2010) Kata Kunci : MSDs, ergonomi, polishing.

Page 5: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

iv

STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES PUBLIC HEALTH PROGRAM STUDY CONCENTRATION SAFETY AND HEALTH WORK Thesis, December 2011 Wita Handayani, NIM : 107101001563

Factors Associated with Complaints Musculosceletal Disorders of Worker’s Polishing Division in PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Tangerang Year 2011 (xxii, 143 pages, 28 tables, 4 pictures, 2 schemes, 1 graphic, 6 attachments)

ABSTRAK

Musculoskeletal disorders (MSDs) is a set of symptoms / disorders associated with muscle tissue, tendons, ligaments, cartilage, nervous system, bone structure, and blood vessels. Musculoskeletal complaints were deemed in part by an individual skeletal muscle complaints ranging from mild to complaints that feels very sick. According to WHO (2007), MSDs are the biggest occupational diseases in Europe, and suffered by millions of workers. Patients MSDS will lose an average of 5 working days and issue health costs 10 times more likely than other cases.

The research was conducted on workers in the Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Limited in July-October 2011. The number of samples in this study as many as 70 people and using cross-sectional study design. The test statistic used is the Independent T-test, chi square tests and multiple logistic regression test. Dependent variable in this study was the complaint of the MSDS while the independent variable is the risk / occupational factors, age, body mass index, period of employment, smoking habits, physical fitness, and disease history MSDS.

Based on the result showed that there were 51 people (72.9%) who had complaints MSDS. The results of bivariate analysis showed no association between the risk of MSDs complaints / employment factors (p value = 0.001), age (p value = 0.030), working period (p value = 0.004), exercise habits (p value = 0.003), and disease history MSDS (p value = 0.027). While unrelated variables are body mass index (p value = 0.348) and smoking (p value = 0.094). The results of multivariate analysis showed that the risk / work factors, exercise habits, and history of MSDs are the variables that affect the complaints MSDS's most dominant and influential variable is the history of MSDs.

Workers are advised to rest while beginning to feel the stress on the muscles of the body, doing morning exercises every day, and begin to stop smoking to minimize complaints MSDS. Companies can intervene by designing ergonomic office chair that has the back of a chair or using a back support, job rotation, training, involving employees to provide ideas and opinions for the system to work better, and perform a medical examination related to workers' state of the muscle and bone (MSDs complaints), and to supervise the activities of gymnastics in the morning to minimize complaints MSDS. Reading list : 49 (1981 - 2010) Keywords : MSDs, ergonomics, polishing.

Page 6: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal
Page 7: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal
Page 8: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

vii

Daftar Riwayat Hidup Nama : Wita Handayani

Tempat/tanggal lahir : Padang Sibusuk, 23 Desember 1987

Alamat : Jln.Lintas Sumatera, Padang Sibusuk, Kec.Kupitan

Kab. Sijunjung 27451

Padang, Sumatera Barat

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Materital : Belum Menikah

Telp/Hp : 081374399387 / 08561043004

Golongan Darah : B (+)

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal

1994 – 2000 SD N 09 Padang Sibusuk

2000-2003 SMPN 3 Sijunjung

2003 – 2006 SMA N 4 Sijunjung

2007 – sekarang S-1 Program Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

2010-sekarang Anggota Departemen Kemahasiswaan Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK

2008-2009 Sekretaris II Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan PMII cabang Ciputat

Page 9: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim تھ كا بر و هللا ا ورحمة علیكم م اسال

Puji syukur Alhamdulillah, penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan berkah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal

Disorders (MSDs) pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Tangerang Tahun 2011”.

Tulisan ini merupakan hasil karya penulis yang merupakan hasil dari proses

kegiatan penelitian yang dilakukan di PT. Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011

selama 2 bulan. Begitu banyak pengalaman dan pengetahuan yang tidak dapat

tertuang dalam laporan ini. Semoga dengan laporan skripsi ini, mudah-mudahan

Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan ridla-Nya sehingga dapat menjadi

manfaat bagi yang membaca secara umumnya dan bagi penulis secara khususnya.

Penyelesaian pembuatan laporan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan,

nasehat, motivasi, dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Tak ada gading

yang tak retak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, atas berkah dan rahmatnya sehingga penulis diberikan

kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

Page 10: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

ix

2. My Beloved Parents (Ayah dan Ibu) yang selalu menjadi orangtua juara satu

seluruh dunia dan yang selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan program studi ini. Terima Kasih juga penulis ucapkan kepada

“My Siztaa n My brother (kak icha dan bang rio)” yang telah memberikan

dukungan, motivasi dan doa serta kasih sayang yang penulis rasakan menjadi

motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

3. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS sebagai Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat yang telah membuka wawasan dan pengetahuan

penulis akan pentingnya Kesehatan Masyarakat.

4. Ibu Iting Shofwati, SKM, MKKK sebagai penanggung jawab peminatan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang selalu sabar menghadapi kami semua.

5. Ibu Raihana Nadra Alkaf, SKM, M.MA dan Ibu Yuli Amran, SKM, MKM

selaku pembimbing akademik, terima kasih atas bimbingannya serta

masukan-masukan yang sangat bermanfaat selama penulis menyusun skripsi

ini.

6. dr. Harman, Sp.OK selaku penguji skripsi yang banyak memberi masukan

kepada penulis.

7. Bapak Dian rawar Prasetyo, SKM selaku Foreman HSE PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk yang selalu menyempatkan waktunya untuk memberikan

masukan dan arahan selama proses pembuatan skripsi ini serta selalu

memberikan kemudahan bagi penulis.

Page 11: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

x

8. Terima Kasih juga kepada Bapak Imam selaku Manager HRD PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis.

9. Bapak Sukmana yang sangat membantu penulis dalam memberikan

keterangan-keterangan terkait proses kerja PT. Surya Toto Indonesia. Tbk.

10. Terima kasih juga kepada para Supervisor dan Leader pabrik 1, 2, dan 3, serta

Staff HSE PT. Surya Toto Indonesia. Tbk yang sangat sangat luar biasa

welcome kepada penulis saat di lapangan dan atas dukungan yang sangat luar

biasa yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

11. Terimaksih teramat dalam kepada para Responden yang telah menyempatkan

waktunya untuk membantu penulis dalam menyeleseikan skripsi ini.

12. I Love u all My BFF (Shani, Ayu, Eby, Anita, Iyez, dan Memeng),

terimakasih banyak buat motivasi, curhatan, dan pengalaman hidupnya.

13. Tak lupa buat wonder women penghuni Grand Puri Laras (Desy, Lisa, Mery

n Rianti) yang selalu menjadi tempat berbagi cerita.

14. Teman-teman seperjuanganku PH’07 atau OPUS, terima kasih atas

dukungannya.

15. Sahabat-sahabati Kampus Biru yang selalu semangat.

16. Kepada seluruh staff Prodi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN, terima kasih

atas bantuannya dalam penyusunan laporan skripsi dan memberikan

informasi-informasi yang penulis perlukan.

Page 12: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xi

17. Thank’s a lot to Benga’ Team yang selalu memberikan penulis inspirasi dan

tawa yang tiada henti.

18. “The Last but not The Least” Buat Jagoanqu yang selalu memberi support

yang luar biasa pada penulis untuk menyeleseikan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis berharap skripsi ini akan bermanfaat baik bagi semua pihak yang

membaca, baik dari kalangan mahasiswa maupun umum dan dijadikan langkah awal

bagi pengembangan ilmu serta bermanfaat di waktu mendatang.

TERIMA KASIH.

تھ كا بر و هللا ا ورحمة علیكم م لسال ا و

Ciputat, Desember 2011

Penulis

Page 13: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xii

DAFTAR ISI

Halaman

COVER .......................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ ii

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

ABCTRACT .................................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ............................................................ vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR SKEMA .......................................................................................... xx

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 9

1.3. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 10

1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

1.4.1. Tujuan Umum ............................................................................. 11

1.4.2. Tujuan Khusus ............................................................................ 11

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12

1.5.1. Bagi Perusahaan ......................................................................... 12

1.5.2. Bagi Pekerja ............................................................................... 12

1.5.3. Bagi Peneliti ............................................................................... 13

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 13

Page 14: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Musculoskeletal Disorders (MSDs) ....................................................... 15

2.1.1. Definisi MSDs ........................................................................... 15

2.1.2. Sinonim MSDs ........................................................................... 16

2.1.3. Gejala MSDs ............................................................................. 16

2.1.4. Keluhan MSDs .......................................................................... 17

2.1.5. Jenis-Jenis MSDs ........................................................................ 20

2.1.6. Faktor Risiko MSDs ................................................................... 23

2.1.7. Dampak MSDs ........................................................................... 49

2.1.8. Tindakan Pengendalian MSDs .................................................... 50

2.2.Quick Exposure Checklist (QEC) ........................................................... 51

2.2.1 Definisi QEC .............................................................................. 51

2.2.2 Tujuan Penggunaan QEC ........................................................... 52

2.2.3 Tahapan Penggunaan QEC ......................................................... 52

2.2.4 Pengukuran dan Perhitungan QEC .............................................. 53

2.2.5 Reliabilitas QEC ......................................................................... 60

2.2.6 Validitas QEC ............................................................................ 61

2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan QEC ............................ 62

2.2.8 Alasan Pemilihan QEC ............................................................... 63

2.3. Nordic Body Map (NBM ........................................................................ 64

2.4.Kerangka Teori ...................................................................................... 65

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep .................................................................................. 67

3.2. Definisi Operasional .............................................................................. 69

3.3. Hipotesis ............................................................................................... 73

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian ................................................................................... 74

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 74

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 74

4.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 75

Page 15: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xiv

4.4.1. Variabel Keluhan MSDs ............................................................. 76

4.4.2. Variabel Faktor Pekerjaan ........................................................... 77

4.4.3. Variabel Usia .............................................................................. 80

4.4.4. Variabel Indeks Masa Tubuh ...................................................... 80

4.4.5. Variabel Masa Kerja ................................................................... 80

4.4.6. Variabel Kebiasaan Merokok ...................................................... 80

4.4.7. Variabel Kebiasaan Olahraga ...................................................... 81

4.4.8. Variabel Riwayat Penyakit MSDs .............................................. 81

4.5. Instrumen Penelitian .............................................................................. 81

4.6. Pengolahan Data ................................................................................... 82

4.7. Analisis Data ......................................................................................... 83

4.7.1. Analisis Univariat .................................................................... 84

4.7.2. Analisis Bivariat ...................................................................... 84

4.7.3. Analisis Multivariat .................................................................. 85

BAB V HASIL

5.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 87

5.1.1 Sejarah Singkat PT.Surya Toto Indonesia.Tbk ......................... 87

5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ......................................................... 88

5.1.3 Tujuan Perusahaan ................................................................... 89

5.1.4 Kebijakan Perusahaan .............................................................. 89

5.1.5 SDM Perusahaan ..................................................................... 90

5.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................ 90

5.1.7 Struktur Organisasi Seksi K3L ................................................. 92

5.1.8 Program Kerja Seksi K3L ........................................................ 92

5.1.9 Proses Produksi ....................................................................... 93

5.2 Analisis Univariat .................................................................................. 97

5.2.1 Gambaran Keluhan MSDs Responden ...................................... 98

5.2.2 Gambaran Resiko/Faktor Pekerjaan Responden ........................ 99

5.2.3 Gambaran Usia Responden ....................................................... 100

5.2.4 Gambaran IMT Responden ....................................................... 101

Page 16: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xv

5.2.5 Gambaran Masa Kerja Responden ............................................ 101

5.2.6 Gambaran Kebiasaan Merokok Responden ............................... 102

5.2.7 Gambaran Kebiasaan Olahraga Responden ............................... 102

5.2.8 Gambaran Riwayat Penyakit MSDs Responden ........................ 103

5.3 Analisis Bivariat ..................................................................................... 104

5.3.1 Hubungan antara Resiko/Faktor Pekerjaan dengan Keluhan MSDs

.................................................................................................. 104

5.3.2 Hubungan antara Usia dengan Keluhan MSDs ......................... 105

5.3.3 Hubungan antara IMT dengan Keluhan MSDs ......................... 106

5.3.4 Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan MSDs .............. 107

5.3.5 Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Keluhan MSDs . 108

5.3.6 Hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan MSDs . 109

5.3.7 Hubungan antara Riwayat Penyakit MSDs dengan Keluhan MSDs

.................................................................................................. 110

5.4 Analisis Multivariat ............................................................................... 111

5.4.1 Seleksi Kandidat Model Univariat ............................................ 112

5.4.2 Pembuatan Model Prediksi ....................................................... 113

5.4.3 Uji Interaksi .............................................................................. 115

5.4.4 Penyusunan Model Terakhir .................................................... 115

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 118

6.2 Gambaran Keluhan MSDs pada Responden ........................................... 119

6.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan MSDs pada Responden .

................................................................................................................ 121

6.3.1 Resiko/Faktor Pekerjaan ............................................................ 121

6.3.2 Usia ........................................................................................... 125

6.3.3 Indeks Massa Tubuh (IMT) ........................................................ 127

6.3.4 Masa Kerja ................................................................................ 129

6.3.5 Kebiasaan Merokok ................................................................... 131

6.3.6 Kebiasaan Olahraga ................................................................... 133

Page 17: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xvi

6.3.7 Riwayat Penyakit MSDs ............................................................ 136

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ........................................................................................... 139

7.2 Saran ..................................................................................................... 141

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jenis-Jenis MSDs, Gejala, dan Faktor Resiko serta Pekerjaan yang

Berpotensi Menimbulkannya ................................................................... 20

Tabel 2.2 Perbandingan Kebutuhan Otot pada Postur Statis dan Dinamis ................ 24

Tabel 2.3 Tabulasi penilaian QEC pada bagian punggung ...................................... 58

Tabel 2.4 Ketegori Nilai Paparan pada Bagian Tubuh ............................................ 59

Tabel 2.5 Kategori Tingkat Paparan & Tindakan .................................................... 59

Tabel 2.6 Hasil Penilaian Validitas QEC ................................................................. 62

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................ 69

Tabel 4.1 Salah Satu Contoh Perhitungan Pada Lembar QEC .................................. 78

Tabel 4.2 Kategori Tingkat Paparan & Tindakan ..................................................... 79

Tabel 5.1 Daftar Karyawan yang bekerja di PT. Surya Toto Indonesia.Tbk

Tahun 2010 ............................................................................................. 90

Tabel 5.2 Distribusi Keluhan MSDs pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya

Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011 ............................................................. 98

Tabel 5.3 Distribusi Resiko/Faktor Pekerjaan pada Pekerja di Bagian Polishing

PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011 ............................................ 100

Tabel 5.4 Distribusi Usia pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk Tahun 2011 ..................................................................... 100

Tabel 5.5 Distribusi Indeks Massa Tubuh pada Pekerja di Bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011 ...................................................101

Tabel 5.6 Distribusi Masa Kerja pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk Tahun 2011 .....................................................................102

Tabel 5.7 Distribusi Kebiasaan Merokok pada Pekerja di Bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011 ...................................................102

Tabel 5.8 Distribusi Kebiasaan Olahraga pada Pekerja di Bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011 ...................................................103

Page 19: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xviii

Tabel 5.9 Distribusi Riwayat Penyakit MSDs pada Pekerja di Bagian Polishing

PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011 .............................................103

Tabel 5.10 Analisis Hubungan Risiko/Faktor Pekerjaan dengan Keluhan MSDs

pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Tahun 2011 ..........................................................................................105

Tabel 5.11 Analisis Hubungan Usia dengan Keluhan MSDs pada Pekerja di

Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011 ..............106

Tabel 5.12 Analisis Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Keluhan MSDs pada

Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun

2011 .....................................................................................................107

Tabel 5.13 Analisis Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan MSDs pada Pekerja

di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011 ..........108

Tabel 5.14 Analisis Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Keluhan MSDs pada

Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun

2011 .....................................................................................................109

Tabel 5.15 Analisis Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan MSDs pada

Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun

2011 .....................................................................................................110

Tabel 5.16 Analisis Hubungan Riwayat Penyakit MSDs dengan Keluhan MSDs

pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Tahun 2011 ..........................................................................................111

Tabel 5.17 Kandidat variabel Independen yang Masuk ke dalam Model

Multivariat ...........................................................................................112

Tabel 5.18 Hasil Pemodelan Prediksi Keluhan MSDs ...........................................113

Tabel 5.19 Model Akhir Analisis Multivariat Keluhan MSDs ................................115

Page 20: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.2 Nordic Body Map................................................................................... 65

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Seksi K3L ............................................................... 92

Gambar 6.1 Meja Kerja dan Postur Kerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk Tahun 2011 ..................................................................122

Gambar 6.2 Postur Kerja yang Tidak Ergonomis pada Pekerja Bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011 ................................................124

Page 21: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xx

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1 Kerangka Teori ....................................................................................... 66

Skema 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 68

Page 22: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xxi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 5.1 Distribusi Frekuensi Keluhan MSDs Berdasarkan Anggota Tubuh Pada

Responden di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun

2011 ........................................................................................................ 99

Page 23: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian

Lampiran 2 Gambar Nordic Body Map (NBM)

Lampiran 3 Daftar isian Nordic Body Map (NBM)

Lampiran 4 Lembar pertanyaan Quick Exposure Checklist (QEC)

Lampiran 5 Lembar tabulasi penilaian Quick Expossure Check (QEC)

Lampiran 6 Output Analisis Data

Page 24: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia

industri modern terutama bagi industri yang berstandar internasional. Selain itu,

manusia tidak hanya fokus pada keselamatan di tempat kerja, tapi juga pada

kesehatan pekerja tersebut. Karena walau bagaimanapun, pekerja merupakan aset

perusahaan yang harus diperhatikan sehingga peduli dengan kesehatan pekerja

berarti juga peduli pada aset perusahaan yang sangat berharga. Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) adalah kepentingan pengusaha, pekerja dan pemerintah di

seluruh dunia.

Indonesia sebagai salah satu dari negara besar di dunia, sangat

berkepentingan terhadap masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini

disebabkan karena pada tahun 2009 terdapat 74,4% penduduk Indonesia adalah

usia kerja (Depnakertrans, 2010). Di Indonesia, berstandar pada Undang-Undang

Keselamatan Kerja No.01 tahun 1970 dan peraturan pelaksanaannya tentang

keselamatan kerja telah mewajibkan kepada tempat kerja yang mempekerjakan

minimal 100 pekerja, maka penerapan K3 di perusahaan memiliki dasar hukum

yang kuat. Dengan demikian, setiap perusahaan berkewajiban untuk melindungi

keselamatan pekerjanya dari beragam bahaya maupun risiko potensial di

Page 25: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

2

perusahaan. Sebaliknya, setiap pekerja juga berkewajiban untuk tunduk dan

menaati ketentuan dan peraturan keselamatan yang telah ditetapkan perusahaan.

Pertumbuhan industri dan pertambahan tenaga kerja menimbulkan berbagai

dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah

meningkatnya Penyakit Akibat Kerja (PAK). PAK merupakan risiko yang

diterima pekerja dalam bidang kesehatan. PAK disebabkan oleh sejumlah faktor

namun ada sebagian yang berasal dari tempat kerja, dan penyakit gaya hidup

yang disebabkan oleh satu atau beberapa faktor risiko gaya hidup. Selain itu

pekerja juga berisiko terkena cedera akibat kecelakaan kerja (Anies, 2005).

Pada tahun 2005, International Labour Organization (ILO)

memperkirakan bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya 2,2 juta orang meninggal

karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Angka kematian akibat kerja pun

meningkat. Selain itu diperkirakan bahwa setiap tahun terjadi 270 juta

kecelakaan akibat kerja yang tidak bersifat fatal (setiap kecelakaan sedikitnya

menyebabkan tiga hari absen dari pekerjaan) dan 180 juta orang mengalami

penyakit akibat kerja. Tingkat kecelakaan-kecelakaan fatal di negara-negara

berkembang empat kali lebih tinggi dibanding negara-negara industri. Di negara-

negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi di

bidang-bidang pertanian, perikanan, perkayuan, pertambangan, dan konstruksi

(ILO, 2005).

Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang disebabkan oleh keadaan yang tidak

ergonomis antara lain adalah gangguan Musculoskeletal Disorders (MSDs).

Page 26: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

3

Penyakit ini disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara alat, manusia, dan

proses kerja sehingga seringkali para pekerja melakukan aktifitas produksi

dengan postur janggal (Utari, 2009). Jika alat kerja dan lingkungan fisik tidak

sesuai dengan kemampuan alamiah tenaga kerja maka hasil kerja tidak akan

optimal dan bahkan berpotensi mengakibatkan PAK diantaranya MSDs (Anies,

2005).

MSDs dalam suatu industri seringkali kurang mendapat perhatian dan

dianggap sepele oleh pihak manajemen atau pengelola, bahkan di beberapa

perusahaan masih ada yang belum memahami apa saja yang menjadi faktor-

faktor resiko penyebabnya, sehingga resiko MSDs dapat timbul di suatu

perusahaan tanpa disadari. Padahal hal lain secara sadar ataupun tidak akan

berpengaruh terhadap produktivitas, efisiensi, dan efektivitas pekerja dalam

menyelesaikan pekerjaannya, dan dapat mengganggu kesehatan pekerja (Rohjani,

2003).

Menurut NIOSH (1997) yang dimaksud dengan Musculoskeletal

Disorders (MSDs) adalah sekelompok kondisi patologis yang mempengaruhi

fungsi normal dari jaringan halus sistem muskuloskeletal yang mencakup sistem

syaraf, tendon, otot, dan struktur penunjang seperti discus intervetebral. MSDs

dapat berupa peradangan dan penyakit degeneratif yang menyebabkan

melemahnya fungsi tubuh. Gangguan pada sistem muskuloskeletal ini hampir

tidak pernah terjadi secara langsung, tetapi lebih merupakan suatu akumulasi dari

benturan-benturan kecil maupun besar yang terjadi secara terus-menerus dan

Page 27: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

4

dalam waktu yang relatif lama. Hal ini bisa terjadi dalam hitungan hari, bulan,

atau tahun, tergantung dari berat ringannya trauma, sehingga akan terbentuk

cidera yang cukup besar yang diekspresikan sebagai rasa sakit atau kesemutan,

nyeri tekan, pembengkakan dan gerakan yang terhambat atau kelemahan pada

jaringan anggota tubuh yang terkena trauma. Trauma jaringan timbul karena

kronisitas atau berulang-ulangnya proses penyebabnya (Nursatya, 2008).

Menurut WHO (2007), MSDs adalah penyakit akibat kerja terbesar di

Eropa, dan diderita oleh jutaan pekerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

25% nya mengeluhkan sakit punggung dan 23% nya menderita nyeri otot.

Amerika Serikat yang merupakan negara maju dalam industri manufaktur telah

mencatat bahwa WMSDs (work related musculoskeletal disorders) menjadi

penyebab utama PAK dan kehilangan 846.000 hari kerja setiap tahun dengan

total biaya pengobatan yang dikeluarkan mencapai $20 milliar sampai $43

milliar (Humantech, 2003). Sedangkan cedera pada tulang punggung sendiri

meliputi 1/6 dari semua kecelakaan kerja dan merupakan sebab utama dari cacat

kerja pada pekerja di bawah usia 45 tahun di AS. Di Finlandia pekerjaan

konstruksi bangunan menempati posisi paling tinggi dalam hal tingkat

kecelakaan kerja (Jannah, 2008).

Berdasarkan Self Reported Work Related Illness (SWI) 2006-2007 tentang

penyakit dan cedera pada sektor industri di Great Britain, estimasi angka

prevalensi industri manufaktur sebesar 3440/100.000 kasus. Europan

communities (2008) memperkirakan sekitar 40% dari MSDs bagian ekstrimitas

Page 28: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

5

atas merupakan akibat dari paparan pekerjaan, atau dengan kata lain lebih dari

500.000 orang telah menderita MSDs setiap tahunnya. Menurut studi yang

dilakukan oleh NIOSH, 60% back injury disebabkan karena terlampauinya

kapasitas kerja baik dalam hal mengangkat beban (60%), menarik dan

mendorong beban (20%), dan membawa beban (20%) (Nurmianto, 2004).

Berdasarkan hasil survei Departemen Kesehatan RI dalam profil masalah

kesehatan tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita

pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. Gangguan kesehatan yang dialami

pekerja menurut studi yang dilakukan terhadap 9482 pekerja di 12

kabupaten/kota di Indonesia, umumnya berupa gangguan MSDs (16%),

kardiovaskuler (8%), gangguan syaraf (6%), gangguan pernafasan (3%), dan

gangguan THT (1.5%) (Depkes RI, 2005). Sedangkan hasil studi laboratorium

Pusat Studi Kesehatan dan Ergonomi ITB pada tahun 2006-2007, diperoleh data

bahwa sebanyak 40-80% pekerja melaporkan keluhan pada musculoskeletal

sesudah bekerja. Pentingnya memahami aspek ergonomi ini, sudah seharusnya

dilakukan evaluasi secara integratif untuk menilai sejauh mana kecocokan

rancangan sistem kerja yang ada (termasuk pekerjaan itu sendiri) dengan para

pekerjanya.

MSDs dapat menjadi suatu permasalahan penting karena dapat

menyebabkan antara lain waktu kerja yang hilang, menurunkan produktivitas

kerja, penanganannya membutuhkan biaya yang tinggi, penurunan kewaspadaan,

meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan, dll (Bird, 2005). Macam-macam

Page 29: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

6

gejala kesehatan dirasakan oleh pekerja disebabkan faktor resiko MSDs yang

memajan tubuhnya. Tiap bagian tubuh memiliki risiko ergonomi dan gangguan

kesehatan yang dapat melemahkan fungsi tubuh dan penurunan kinerja pekerja.

Bagian-bagian tubuh seperti tangan, leher, bahu, punggung, dan kaki merupakan

bagian tubuh yang sering digunakan pekerja dalam melakukan pekerjaannya

(NIOSH, 2007).

Pheasant (1991) menyatakan bahwa terjadi peningkatan turnover yang

disebabkan oleh MSDs yakni sebesar 25% pada pekerja produksi, 30% pada

pekerja rumah sakit, 40% pada pekerja pemrosesan data, dengan semua ini akan

mengalami penurunan produktivitas kerja. Menurut OSHA Office of Ergonomic

Support menghitung jumlah uang kompensasi yang harus dibayar perusahaan

kepada pekerja yang menderita MSDs di tahun 1988 berkisar 33-40% dari total

uang kompensasi PAK. Penerapan ergonomi secara signifikan akan

meningkatkan produktivitas minimal 10% dan juga dapat mengurangi biaya

kompensasi pekerja akibat penyakit kerja serta mengurangi tingkat kecelakaan

(Humantech, 2005). Penderita MSDs rata-rata akan kehilangan 5 hari kerja dan

mengeluarkan biaya kesehatan 10 kali lebih besar dibandingkan kasus lainnya

(Humantech, 1995).

Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya MSDs yaitu faktor pekerjaan, faktor pekerja, faktor lingkungan, dan

faktor psikososial. Faktor pekerjaan yang mempengaruhi yaitu postur kerja,

durasi, beban kerja, frekuensi, dan alat perangkai/genggaman (Humatech, 1995).

Page 30: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

7

Faktor pekerja yaitu usia, jenis kelamin, waktu kerja, kebiasaan merokok,

kebiasaan olahraga, masa kerja, Indeks Masa Tubuh (IMT), riwayat penyakit

MSDs, dan kekuatan fisik (Oborne, 1995; NIOSH, 1997; Tarwaka, 2004). Faktor

lingkungan yaitu suhu dan kelembaban, getaran, dan iluminasi (Bridger, 1995;

Oborne, 1995). Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

faktor-faktor tersebut berhubungan dengan MSDs (NIOSH, 1997).

Melihat data-data yang menentukan besarnya masalah ergonomi,

diantaranya kasus MSDs di dunia industri dan besarnya faktor resiko sehingga

perlu dilakukan langkah-langkah identifikasi faktor resiko di tempat kerja. Hal

ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah pekerja tersebut telah bekerja

dengan cara yang benar dan telah memenuhi aspek dan kaidah ergonomi serta

lingkungan kerja dan resiko pekerjaan yang diterima oleh pekerja.

PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang merupakan perusahaan industri

keramik yang memproduksi peralatan saniter, asesoris pipa dan juga

perlengkapan dapur. Perusahaan ini memiliki proses kerja dengan resiko bahaya

fisik cukup tinggi. Proses kerja Polishing adalah pemolesan/pengampelasan agar

halus dan mengkilap yang terdiri dari 2 bagian proses yaitu Abrasive belt dan

Buffing. Pada proses tersebut mesin yang digunakan ada yang manual dan

otomatis serta bahan pembantu untuk proses buffing biasa digunakan Tripoly

yaitu Tripoly cair dan batangan. Pada proses ini limbah dan cemaran yang

dihasilkan berupa suara bising dan debu. Adapun penanganan dari dampak

tersebut adalah dipasang Dust collector yang berfungsi untuk menghisap debu

Page 31: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

8

dan sirkulasi udara (Exhaust fan) serta untuk kesehatan karyawan dilengkapi Alat

Pelindung Diri (tutup telinga dan masker). Selain itu, bahaya yang terdapat pada

proses kerja ini adalah postur tubuh pekerja ketika melakukan pekerjaannya yang

kurang ergonomis dan pekerja sering bekerja dalam keadaan statis. Hal ini dapat

dilihat dari keadaan pekerja ketika melakukan pekerjaannya selalu berada dalam

posisi duduk. Menurut Bernard et al (1997), berdasarkan eksperimen di

laboratorium, tekanan pada sendi tulang belakang secara substansial lebih besar

atau lebih banyak terjadi pada posisi duduk tanpa penyangga dibanding pada

posisi berdiri.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di bulan Juni 2011 terhadap

10 pekerja bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk dengan

menggunakan kuesioner Nordic Body Map, diketahui bahwa seluruh pekerja

merasakan keluhan MSDs. Ada yang merasakan keluhan ketika bekerja, setelah

bekerja, dan malam hari dengan tingkat keluhan sedikit sakit dan sakit. Dari 10

pekerja, ada 8 orang (80%) yang merasakan keluhan pada bagian pinggang yang

dirasakan ketika bekerja dan setelah bekerja. Pada bagian leher dan bahu yang

merasakan keluhan sebanyak 7 orang dengan persentase sebesar 70% dengan

persentase keluhan terbanyak setelah bekerja dan frekuensi keluhan setiap hari.

Pada bagian tangan yang merasakan keluhan sebanyak 6 orang (60%) dan

punggung sebanyak 5 orang (50%). Dari studi pendahuluan yang dilakukan,

dapat diketahui bahwa keluhan yang paling banyak dirasakan oleh pekerja adalah

Upper Extremitas (ekstremitas bagian atas).

Page 32: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

9

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan serta belum adanya

penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

keluhan MSDs di PT. Surya Toto Indonesia. Tbk, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan keluhan MSDs pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya

Toto Indonesia. Tbk Tangerang tahun 2011.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juni 2011

terhadap 10 pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Tangerang didapatkan hasil bahwa seluruh pekerja merasakan keluhan MSDs

(100%). MSDs dapat menjadi suatu permasalahan penting karena dapat

menyebabkan antara lain waktu kerja yang hilang, menurunkan produktivitas

kerja, penanganannya membutuhkan biaya yang tinggi, penurunan kewaspadaan,

meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan, dll. MSDs muncul tidak secara

spontan atau langsung melainkan butuh waktu yang lama dan bertahap sampai

gangguan musculoskeletal mengurangi kemampuan tubuh manusia dengan

menimbulkan rasa sakit. Trauma jaringan timbul karena kronisitas atau berulang-

ulangnya proses penyebabnya. Selain itu, informasi yang diperoleh peneliti

bahwa di PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang belum pernah dilakukan

penelitian terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs

pada pekerja. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian untuk

Page 33: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

10

mengetahui apakah ada hubungan antara faktor pekerjaan dan faktor pekerja

dengan keluhan MSDs di PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang tahun 2011.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran keluhan MSDs pada pekerja di bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011?

2. Bagaimana gambaran faktor pekerjaan di bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk tahun 2011?

3. Bagaimana gambaran faktor pekerja (usia, IMT, masa kerja, kebiasaan

merokok, kebiasaan olahraga, riwayat penyakit MSDs) di bagian Polishing

PT. Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011?

4. Apakah ada hubungan antara faktor pekerjaan dengan keluhan MSDs pada

pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011?

5. Apakah ada hubungan antara faktor pekerja (usia, IMT, masa kerja,

kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, riwayat penyakit MSDs) dengan

keluhan MSDs pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia.

Tbk tahun 2011?

6. Apakah faktor yang paling dominan berhubungan dengan keluhan MSDs

pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011?

Page 34: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

11

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan

Musculoskeletal Disorder (MSDs) pada pekerja di bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang tahun 2011.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran keluhan MSDs pada pekerja bagian

Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011.

b. Diketahuinya gambaran faktor pekerjaan di bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011.

c. Diketahuinya gambaran faktor pekerja (usia, IMT, masa kerja,

kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, riwayat penyakit MSDs) di

bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011.

d. Diketahuinya hubungan antara faktor pekerjaan dengan keluhan

MSDs pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia.

Tbk tahun 2011.

e. Diketahuinya hubungan antara faktor pekerja (usia, IMT, masa kerja,

kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, riwayat penyakit MSDs)

dengan keluhan MSDs pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya

Toto Indonesia. Tbk tahun 2011.

Page 35: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

12

f. Diketahuinya faktor yang paling dominan berhubungan dengan

keluhan MSDs pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk tahun 2011.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Perusahaan

a. Memperoleh informasi mengenai potensi dan tingkat resiko terjadinya

MSDs terhadap pekerja di bagian Polishing sehingga dapat segera

diambil tindakan pengendaliannya.

b. Dapat melakukan upaya-upaya perlindungan terhadap keselamatan dan

kesehatan para pekerja agar terhindar dari penyakit akibat kerja

khususnya resiko terjadinya MSDs sehingga dapat meminimalisir

kerugian-kerugian yang terjadi.

c. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk mengambil suatu tindakan

agar dapat mengurangi keluhan MSDs pada pekerja dan pentingnya

penerapan ergonomi di tempat kerja sehingga dapat meningkatkan

produktivitas pekerja.

1.5.2 Bagi Pekerja

a. Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai bahaya di

tempat kerja khususnya mengenai keluhan MSDs sehingga pekerja

dapat melakukan upaya-upaya perlindungan terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja dan terhindar dari penyakit akibat kerja.

Page 36: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

13

b. Mengetahui bahaya yang akan terjadi ketika mereka bekerja dengan

posisi janggal (tidak ergonomis).

c. Memberi masukan dan motivasi untuk pekerja dalam melakukan

pekerjaan ke arah yang lebih baik.

1.5.3 Bagi Peneliti

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan akademisi

sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja di bagian

Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Juli sampai Oktober 2011 oleh mahasiswa semeseter VIII peminatan

keselamatan dan kesehatan kerja jurusan kesehatan masyarakat FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Adapun lokasinya pada bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk, Jln. MH Thamrin KM.7 Serpong, Tangerang. Sasaran penelitian

adalah pekerja bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk dengan jumlah

sampel minimal sebanyak 70 sampel. Penelitian menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data primer didapat peneliti

dengan melakukan pengukuran langsung kepada pekerja untuk mengukur

variabel dependen dan independen dengan menggunakan Nordic Body Map

(NBM), lembar QEC, kuesioner, busur, kamera, timbangan berat badan, dan

Page 37: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

14

pengukur tinggi badan. Data-data tersebut akan dianalisis secara univariat,

bivariat, dan multivariat.

Page 38: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Musculoskeletal Disorders (MSDs)

2.2.1 Definisi MSDs

Menurut Humantech (1995) Musculoskeletal Disorders (MSDs)

adalah kelainan yang disebabkan penumpukan cidera atau kerusakan

kecil-kecil pada sistem muskuloskeletal akibat trauma berulang yang

setiap kalinya tidak sempat sembuh secara sempurna, sehingga

membentuk kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit.

Menurut OSHA (2002), MSDs merupakan sekumpulan gejala/gangguan

yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem

syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. MSDs pada awalnya

menyebabkan rasa sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan,

gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar.

Menurut National Safety Council (2002), MSDs juga bisa diartikan

sebagai gangguan fungsi normal dari otot, tendon, saraf, pembuluh darah,

tulang dan ligament akibat berubahnya struktur dan berubahnya sistem

muskuloskeletal.

MSDs adalah cidera atau penyakit pada sistem syaraf atau jaringan

seperti otot, tendon, ligament, tulang sendi, tulang rawan ataupun

pembuluh darah. Rasa sakit akibat MSDs dapat digambarkan seperti

Page 39: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

16

kaku, tidak fleksibel, panas/terbakar, kesemutan, mati rasa, dingin dan

rasa tidak nyaman. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian

otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan ringan

hingga keluhan yang terasa sangat sakit (Humantech, 2003).

2.2.2 Sinonim MSDs

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, MSDs bukanlah

diagnosis klinis, melainkan rasa nyeri karena kumpulan cedera pada

sistem muskuloskeletal ekstremitas atas akibat gerakan kerja biomekanik

berulang-ulang. Pada beberapa negara, digunakan istilah yang berbeda-

beda untuk menggambarkan kejadian MSDs tersebut, diantaranya

(NIOSH, 1993):

a. Cumulative Trauma Disorders (CTDs)

b. Repetitive Strain Injuries (RSIs)

c. Occupational Overuse Syndrome

d. Neck and Limb Disorders

e. Overuse Syndrome

f. Wear and Tear Disorders

g. Occupational Cervico Bracial Disorders (OCD)

2.2.3 Gejala MSDs

Menurut Humantech (1995), gejala MSDs biasanya sering disertai

dengan keluhan yang sifatnya subjektif, sehingga sulit untuk menentukan

derajat keparahan penyakit tersebut. MSDs ditandai dengan beberapa

Page 40: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

17

gejala yaitu sakit, nyeri, rasa tidak nyaman, mati rasa, rasa lemas atau

kehilangan daya dan koordinasi tangan, rasa panas, agak sukar bergerak,

rasa kaku dan retak pada sendi, kemerahan, bengkak, panas, dan rasa sakit

yang membuat terjaga di tengah malam dan rasa untuk memijit tangan,

pergelangan, dan lengan.

Menurut Suma’mur (1996), gejala-gejala MSDs yang biasa

dirasakan oleh seseorang adalah:

a. Leher dan punggung terasa kaku

b. Bahu terasa nyeri, kaku ataupun kehilangan fleksibelitas

c. Tangan dan kaki terasa nyeri seperti tertusuk.

d. Siku ataupun mata kaki mengalami sakit, bengkak dan kaku.

e. Tangan dan pergelangan tangan merasakan gejala sakit atau nyeri

disertai bengkak.

f. Mati rasa, terasa dingin, rasa terbakar ataupun tidak kuat.

g. Jari menjadi kehilangan mobitasnya, kaku dan kehilangan kekuatan

serta kehilangan kepekaan.

h. Kaki dan tumit merasakan kesemutan, dingin, kaku ataupun sensasi

rasa panas.

2.2.4 Keluhan MSDs

Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot

skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan

sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang

Page 41: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

18

dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa

kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon. Keluhan hingga kerusakan

inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan Musculoskeletal

Disorders (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal (Grandjean,

1993). Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

a. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada

saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut

akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan.

b. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat

menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa

sakit pada otot masih terus berlanjut.

Selain itu, menurut Humantech (1995), keluhan yang

menggambarkan keparahan penyakit MSDs terbagi menjadi:

a. Tahap 1

Nyeri dan kelelahan pada saat bekerja tetapi setelah beristirahat yang

cukup tubuh akan pulih kembali. Tidak mengganggu kapasitas kerja.

b. Tahap 2

Keluhan rasa nyeri tetap ada setelah waktu semalam, istirahat, timbul

gangguan tidur, dan sedikit mengurangi performa kerja.

Page 42: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

19

c. Tahap 3

Rasa nyeri tetap ada walaupun telah istirahat, nyeri dirasakan saat

bekerja, saat melakukan gerakan yang repetitif, tidur terganggu, dan

kesulitan dalam menjalankan pekerjaan yang pada akhirnya akan

mengakibatkan terjadinya inkapasitas.

Page 43: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

20

2.2.5 Jenis-jenis MSDs

Tabel 2.1 Jenis-Jenis MSDs, Gejala, dan Faktor Resiko serta Pekerjaan yang Berpotensi Menimbulkannya

No Jenis MSDs Definisi Gejala Faktor resiko ergonomi di tempat kerja

Pekerjaan Berpotensi

1. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Gangguan tekanan/pemampatan pada syaraf yang mempengaruhi syaraf tengah, salah satu dari tiga syaraf yang menyuplai tangan dengan kemampuan sensorik dan motorik. CTS pada pergelangan tangan merupakan terowongan yang terbentuk oleh carpal tulang pada tiga sisi dan ligament yang melintanginya.

Gatal dan mati rasa pada jari khususnya di malam hari, sakit seperti terbakar, mati rasa yang menyakitkan, sensasi bengkak yang tidak terlihat, melemahnya sensasi genggaman karena hilangnya fungsi syaraf sensorik.

Manual handling, postur, getaran, repetisi, force/gaya yang membutuhkan peregangan, frekuensi, durasi, dan suhu.

Mengetik dan proses pemasukan data, kegiatan manufaktur, perakitan, penjahit, dan pengepakan/pembungkusan.

2. Hand-Arm Vibration Syndrome (HAVS)

Gangguan pada pembuluh darah dan syaraf pada jari yang disebabkan oleh getaran alat atau bagian/permukaan benda yang bergetar dan menyebar langsung ke tangan. Dikenal juga sebagai getaran yang menyebabkan white finger, traumatic vasopatic disease

Mati rasa, gata-gatal, dan putih pucat pada jari, lebih lanjut dapat menyebabkan berkurangnya sensitivitas terhadap panas dan dingin. Gejala biasanya muncul dalam keadaan dingin.

Getaran, durasi, frekuensi, intensitas getaran, suhu dingin.

Pekerjaan konstruksi, petani atau pekerja lapangan, perusahaan automobil, sopir truk, penjahit, pengebor, pekerjaan memalu, gerinda, penyangga, atau penggosok lantai.

Page 44: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

21

atau fenomena Raynaud’s kedua.

3. Low Back Pain Syndrome (LBP)

Bentuk umum dari sebagian besar kondisi patologis yang mempengaruhi tulang, tendon, syaraf, ligament, intervetebral disc dari lumbar spine (tulang belakang).

Sakit di bagian tertentu yang dapat mengurangi tingkat pergerakan tulang belakang yang ditandai oleh kejang otot. Sakit dari tingkat menengah sampai yang parah dan mejalar sampai ke kaki. Sulit berjalan normal dan pergerakan tulang belakang menjadi berkurang. Sakit ketika mengendarai mobil, batuk atau mengganti posisi.

Pekerjaan manual yang berat, postur janggal, force/gaya, beban objek, getaran, repetisi, dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.

Pekerja lapangan atau bukan lapangan, pelayan, operator, tekhnisian dan manajernya, profesional, sales, pekerjaan yang berhubungan dengan tulis-menulis dan pengetikan, supr truk, pekerjaan manual handling, penjahit, dan perawat.

4. Peripheral Nerve Entrapment Syndrome

Pemampatan atau penjepitan syaraf pada tangan atau kaki (syaraf sensorik, motorik, dan autonomic)

Gejala secara umum pucat, terjadinya perubahan warna dan terasa dingin pada tangan/kaki, pembengkakan, berkurangnya sensitivitas dalam genggaman, sakit, dan lemahnya refleksi tendon. Gejala khusus tergantung jenis syaraf yang kena: Syaraf sensorik:gatal, mati rasa, dan sakit pada area suplai, terasa sakit dan panas, sakit seperti tumpul atau sensasi pembengkakan yang tidak kelihatan. Syaraf motorik:lemah, kekakuan

Postur, repetisi, force/gaya, getaran, dan suhu.

Operator register, kasir, pekerjaan perakitan, dan pekerjaan kantoran.

Page 45: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

22

Sumber : Levy et al, 200

pada otot, kesulitan memegang sebuah objek. Syaraf autonomic:pembengkakan pada aliran darah.

5. Peripheral Neuropathy

Gejala permulaan yang tersembunyi dan membahayakan dari dysesthesias dan ketidakmampuan dalam menerima sensasi

Gatal-gatal yang sering timbul, mati rasa, terasa sakit bila disentuh, lemahnya otot dan munculnya atrophy yang merusak jaringan syaraf motorik, melambatnya industri aliran konduksi syaraf, berkurangnya potensi atau amplitudo syaraf sensorik dan motorik.

Manual handling, force, repetisi, getaran, dan suhu.

Sektor manufaktur, pekerja di sektor publik dan industri jasa.

6. Tendinitis dan Tenosynovitis

Tendinitis : merupakan peradangan pada tendon, adanya struktur ikatan yang melekat pada masing-masing bagian ujung dari otot ke tulang. Tenosynovitis : merupakan peradangan tendon yang juga melibatkan synovium (perlindungan tendon dan pelumasnya.

Pegal, sakit pada bagain tertentu khususnya keika bergerak aktif seperti pada siku dan lutut yang disertai dengan pembengkakan. Kemerah-merahan, terasa terbakar, sakit dan membengkak ketika bagian tubuh tersebut beristirahat.

Force/gaya peregangan, postur, pekerjaan manual, repetisi, berat beban, dan getaran

Industri perakitan automobil, pengemasan makanan, juru tulis, sales, dan manufaktur.

Page 46: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

23

2.2.6 Faktor Resiko MSDs

a. Faktor Pekerjaan

1) Postur kerja

Postur tubuh dapat didefinisikan sebagai orientasi relatif

dari bagian tubuh terhadap ruang. Untuk melakukan orientasi

tubuh tersebut selama beberapa rentang waktu dibutuhkan kerja

otot untuk menyangga atau menggerakkan tubuh. Postur dapat

diartikan sebagai konfigurasi dari tubuh manusia, yang meliputi

kepala, punggung, dan tulang belakang (Pheasant, 1991).

Secara alamiah postur tubuh dapat terbagi menjadi:

a) Statis

Postur kerja statis didefinisikan sebagai postur kerja

isometris dengan sangat sedikit gerakan sepanjang waktu

kerja sehingga dapat menyebabkan beban statis pada otot,

khususnya otot pinggang, seperti duduk terus-menerus atau

posisi kerja berdiri terus-menerus (Bernard et al, 1997).

Pada postur statis persendian tidak bergerak, dan

beban yang ada adalah beban statis. Dengan keadaan statis

suplai nutrisi kebagian tubuh akan terganggu begitupula

dengan suplai oksigen dan proses metabolisme pembuangan

tubuh. Posisi tubuh yang senantiasa berada pada posisi yang

Page 47: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

24

sama dari waktu ke waktu secara alamiah akan membuat

bagian tubuh tersebut stres (Bridger, 2003).

b) Dinamis

Stres akan meningkat ketika posisi tubuh menjauhi

posisi normal tersebut. Pekerjaan yang dilakukan secara

dinamis menjadi berbahaya ketika tubuh melakukan

pergerakan yang terlalu ekstrim sehingga energi yang

dikeluarkan otot menjadi lebih besar atau tubuh menahan

beban yang cukup besar sehingga timbul hentakan tenaga

yang tiba-tiba dan hal tersebut dapat menimbulkan cedera.

Perbedaan antara postur statis dan dinamis juga dapat

dilihat dari kerja otot, aliran darah, oksigen dan energi yang

dikeluarkan pada kedua jenis postur tersebut. Berikut

perbandingan kebutuhan otot pada postur statis dan dinamis

menurut Bridger (2003) :

Tabel 2.2

Perbandingan Kebutuhan Otot pada Postur Statis dan Dinamis

Otot Statis Otot Dinamis

Kontraksi otot secara terus menerus Pergantian fase konstruksi dan

relaksasi

Aliran darah ke otot berkurang Aliran darah ke otot bertambah

Produksi energi bersifat oksigen

independen

Produksi energi bersifat oksigen

dependen

Page 48: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

25

Glikogen otot diubah menjadi asam

laktat

Glikogen otot=CO2 + H2O otot

mengambil glukosa dan asam

lemak dari darah

Sumber: Bridger (2003)

Sedangkan untuk jenis bentuk postur tubuh terdiri dari

(Pheasant, 1991) :

a) Postur netral

Merupakan postur ketika seseorang sedang melakukan

proses pekerjaannya sesuai dengan struktur anatomi tubuh

seseorang dan tidak terjadi penekanan atau pergeseran tubuh

pada bagian penting tubuh, serta tidak menimbulkan

keluhan.

b) Postur janggal

Merupakan postur yang disebabkan oleh keterbatasan

tubuh seseorang untuk membawa beban dalam jangka waktu

yang lama dan dapat menyebabkan terjadinya berbagai

akibat yang merugikan tubuh seperti kelelahan otot, rasa

nyeri, serta menjadi tidak tenang.

2) Beban

Istilah beban tidak sama dengan berat, beban menunjuk

kepada tenaga. Dalam penilaian risiko, berat hanyalah salah satu

aspek dari beban terhadap tubuh, beban maksimal yang

Page 49: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

26

diperbolehkan untuk diangkat oleh orang dewasa yaitu 23-25 kg

untuk pengangkatan single (tidak berulang). Bentuk dan ukuran

objek ikut mempengaruhi hal tersebut, semakin kecil objek

semakin baik agar dapat diletakkan sedekat mungkin dari tubuh

(Nursatya, 2008).

Ukuran objek yang dapat membebani otot pundak/bahu

dengan leher lebih dari 300-400 mm, panjang lebih dari 350 mm

dan ketinggian lebih dari 450 mm (Idem). Beban dapat diartikan

sebagai muatan (berat) dan kekuatan pada struktur tubuh. Satuan

beban dinyatakan dalam newton atau pounds, atau dinyatakan

sebagai sebuah proporsi dari kapasitas kekuatan individu

(NIOSH, 1997).

Pembebanan fisik pada pekerjaan dapat mepengaruhi

terjadinya kesakitan pada muskuloskeletal tubuh. Pembebanan

fisik yang dibenarkan adalah pembebanan yang tidak melebihi

30-40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam 8

jam sehari dengan memperhatikan peraturan jam kerja yang

berlaku. Semakin berat beban maka semakin singkat waktu

pekerjaan (Suma’mur 1989).

Pada sebuah penelitian cross sectional, didapatkan hsil

bahwa pekerjaan dengan beban dan tingkat pengulangan yang

rendah, memiliki kasus muskuloskeletal yang lebih sedikit, dan

Page 50: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

27

pekerjaan dengan tingkat beban dan peanggulangan yang tinggi,

memiliki angka kesakitan muskuloskeletal 30 kali lebih besar

(Kumar, 1999).

3) Durasi

Menurut NIOSH (1997), durasi merupakan jumlah waktu

dimana pekerja terpajan oleh faktor resiko. Beberapa penelitian

menemukan dugaan adanya hubungan antara meningkatnya level

atau durasi pajanan dan jumlah kasus MSDs pada bagian leher.

Durasi adalah jumlah waktu terpajan faktor resiko. Durasi

dapat dilihat sebagai menit-menit dari jam kerja/hari pekerja

terpajan resiko. Secara umum, semakin besar pajanan durasi

pada faktor resiko, semakin besar pula tingkat resikonya.

Durasi dibagi sebagai berikut:

Durasi singkat : < 1 jam/hari

Durasi sedang : 1-2 jam/hari

Durasi lama : > 2 jam/hari

Risiko fisiologis utama yang dikaitkan dengan gerakan

yang sering dan berulang-ulang adalah keletihan dan kelelahan

otot. Sepanjang otot mengalami kontraksi, otot tersebut harus

menerima pasokan tetap oksigen dan bahan gizi dari aliran

darah. Jika gerakan berulang-ulang dari otot menjadi terlalu

Page 51: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

28

cepat untuk membiarkan oksigen yang memadai mencapai

jaringan atau membiarkan uptake kalsium, terjadilah kelelahan

otot (Bird, 2005).

Selain itu, menurut Humantech (1995), pekerjaan yang

menggunakan otot yang sama untuk durasi yang lama dapat

meningkatkan potensi timbulnya fatigue dan menyebabkan

MSDs, bila waktu istirahat/pemulihan tidak mencukupi. Durasi

terjadinya postur janggal yang beresiko bila postur tersebut

dipertahankan lebih dari 10 detik atau postur kaki bertahan

selama lebih dari 2 jam sehari.

Pada posisi kerja statis yang membutuhkan 50% dari

kekuatan maksimum tidak dapat bertahan lebih dari 1 menit, jika

kekuatan digunakan kurang dari 20% kekuatan maksimum maka

kontraksi akan berlangsung terus untuk beberapa waktu.

Sedangkan untuk durasi aktivitas dinamis selama 4 menit atau

kurang seseorang dapat bekerja dengan intensitas sama dengan

kapasitas aerobik sebelum beristirahat (Grandjean, 1993).

Lamanya waktu kerja (durasi) berkaitan dengan keadaan

fisik tubuh pekerja. Pekerjaan fisik yang berat akan

mempengaruhi kerja otot, kardiovaskular, sistem pernafasan dan

lainnya. Jika pekerjaan berlangsung dalam waktu yang lama

tanpa istirahat, kemampuan tubuh akan menurun dan dapat

Page 52: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

29

menyebabkan kesakitan pada anggota tubuh (Suma’mur, 1989).

Semakin lama durasi melakukan pekerjaan yang beresiko maka

waktu yang diperlukan untuk recovery (pemulihan) juga akan

semakin lama (NIOSH, 1997).

4) Frekuensi

Banyaknya frekuensi aktifitas (mengangkat atau

memindahkan) dalam satuan waktu (menit) yang dilakukan oleh

pekerja dalam satu hari. Frekuensi gerakan postur janggal ≥ 2

kali/menit merupakan faktor resiko terhadap pinggang. Pekerjaan

yang dilakukan berulang-ulang dapat menyebabkan rasa lelah

bahkan nyeri/sakit pada otot karena adanya akumulasi produk

sisa berupa asam laktat pada jaringan. Akibat lain dari pekerjaan

yang dilakukan berulang-ulang akan menyebabkan tekanan pada

otot dengan akibat terjadinya penekanan di otot yang akan

mengganggu fungsi syaraf. Terganggunya fungsi syaraf,

destruksi serabut saraf atau kerusakan yang menyebabkan

berkurangnya respon saraf dapat menyebabkan kelemahan pada

otot (Humantech, 1995).

Frekuensi terjadinya postur janggal terkait dengan

terjadinya repetitive motion dalam melakukan pekerjaan.

Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat kerja

terus-menerus tanpa melakukan relaksasi. Secara umum,

Page 53: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

30

semakin banyak pengulangan gerakan dalam suatu aktivitas

kerja, maka akan mengakibatkan keluhan otot semakin besar.

Pekerjaan yang dilakukan secara repetitif dalam jangka waktu

lama akan meningkatkan risiko MSDs apalagi bila ditambah

dengan gaya/beban dan postur janggal (OHSC, 2007).

Sedangkan menurut Bridger (1995) postur yang salah dengan

frekuensi pekerjaan yang sering dapat mengakibatkan tubuh

kurang suplai darah, asam laktat yang terakumulasi, inflamasi,

tekanan pada otot dan trauma mekanis.

5) Alat perangkai/genggaman

Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak

sebagai contoh pada saat tangan harus memegang alat, maka

jaringan otot tangan yang lunak akan menerima tekanan

langsung dari pegangan alat. Apabila hal ini sering terjadi, dapat

menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap (Tarwaka, 2004).

b. Faktor Pekerja

1) Usia

Menurut Supardi (2004) dalam Wibowo (2010), usia

adalah lama hidup responden atau seseorang yang dihitung

berdasarkan ulangtahun terakhir. Sejalan dengan meningkatnya

usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai

terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun (Bridger, 2003). Pada

Page 54: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

31

usia 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan,

penggantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan

cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot

menjadi berkurang. Jadi, semakin tua seseorang, semakin tinggi

risiko orang tersebut mengalami penurunan elastis pada tulang,

yang menjadi pemicu timbulnya gejala MSDs (Kurniasih, 2009).

Pekerja dengan usia dibawah 18 tahun memiliki risiko

lebih tinggi daripada pekerja dengan usia dewasa. Hal ini

disebabkan karena pekerja dengan usia dibawah 18 tahun masih

mengalami perkembangan fisik. Pekerja dengan usia dibawah 18

tahun tidak diperkenankan untuk melakukan aktifitas manual

handling dengan berat lebih dari 16 kg tanpa bantuan mekanik

dan pelatihan tertentu (OHSC, 2007).

Chaffin (1979) dalam Grandjean (1993) menyatakan

bahwa pada umumnya keluhan otot skeletal mulai dirasakan

pada usia kerja yaitu 25-26 tahun. Grandjean (1993),

menyebutkan bahwa umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun

sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang

yang berumur > 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur orang

yang berumur 25 tahun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendra &

Rahardjo tahun 2009, pekerja dengan umur 35 tahun atau lebih

Page 55: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

32

mempunyai risiko 2,556 kali lebih besar untuk mengalami MSDs

dibandingkan pekerja dengan umur dibawah 35 tahun. Hal ini

diperkuat juga dengan hasil penelitian Amalia (2010) pada

pekerja kuli panggul didapatkan hasil bahwa kelompok usia 31-

49 tahun memiliki tingkat keluhan paling tinggi yaitu sebesar

68.1%. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang

terdapat dalam Oborne (1995) bahwa keluhan otot skeletal

biasanya dialami seseorang pada usia kerja yaitu 24-65 tahun dan

keluhan pertama biasa dialami pada usia 35 tahun serta tingkat

keluhan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan

otot rangka. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan

otot wanita lebih rendah daripada pria. Berdasarkan beberapa

penelitian menunjukkan prevalensi beberapa kasus MSDs lebih

tinggi pada wanita dibandingkan pria (NIOSH, 1997).

Studi dynamometri menyatakan bahwa wanita mengalami

peningkatan ketegangan otot yang tiba-tiba beberapa hari

sebelum haid dimulai dan berlanjut dengan tingkat ketegangan

otot yang rendah selama haid. Selain itu, kebiasaan-kebiasaan

khas wanita dapat meningkatkan risiko terjadinya LBP serta

mengenakan sepatu hak tinggi atau menjinjing barang-barang

Page 56: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

33

belanjaan secara tidak seimbang. Artinya beban bagian kanan

atau kiri lebih berat dari bagian satunya (Syafitri, 2010).

Astrand dan Rodahl (1977) menjelaskan bahwa kekuatan

otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria,

sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan

wanita. Hasil penelitian Betti’e et al (1989) menunjukkan bahwa

rata-rata kekuatan otot wanita kurang lebih hanya 60% dari

kekuatan pria, khususnya untuk otot lengan, punggung dan kaki.

Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Chiang et al (1993),

Bernard et al (1994). Hales et al (1994), dan Johanson (1994)

yang menyatakan bahwa perbandingan keluhan otot antara pria

dan wanita adalah 1:3 (Tarwaka, 2004).

3) Waktu Kerja

Penentuan waktu dapat diartikan sebagai teknik

pengukuran kerja untuk mencatat jangka waktu dan

perbandingan kerja mengenai suatu unsur pekerjaan tertentu

yang dilaksanakan dalam keadaan tertentu pula serta untuk

menganalisa keterangan itu hingga ditemukan waktu yang

diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan itu pada tingkat prestasi

tertentu.

Berdasarkan hasil studi mengenai keluhan MSDs pada

supir bis yang dilakukan oleh Karuniasih (2009), diketahui

Page 57: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

34

bahwa supir yang telah bekerja/mengendarai lebih dari 2 jam

merasakan pegal-pegal pada punggung dan leher.

4) Kebiasaan Merokok

Meningkatnya keluhan otot sangat erat hubungannya

dengan lama dan tingkat kebiasaan merokok. Mereka yang telah

berhenti merokok selama setahun memiliki risiko LBP sama

dengan mereka yang tidak merokok. Kebiasaan merokok akan

menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga kemampuannya

untuk mengkonsumsi oksigen akan menurun. Bila orang tersebut

dituntut untuk melakukan tugas yang menuntut pengerahan

tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam

darah rendah (Kurniasih, 2009).

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Muliana (2003),

kebiasaan merokok dapat menyebabkan LBP karena merokok

dapat menimbulkan batuk dan zat nikotin yang ada dalam rokok

tersebut. Satu hipotesa menyebutkan bahwa LBP diakibatkan

karena batuk terus-menerus akibat merokok.

Perokok lebih memiliki kemungkinan menderita masalah

pinggang daripada bukan perokok. Efeknya adalah hubungan

dosis dan lebih kuat daripada yang diharapkan dari efek batuk.

Risiko meningkat sekitar 20% untuk setiap 10 batang rokok per

hari (Pheasant, 1991). Selain itu, menurut Tarwaka (2004),

Page 58: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

35

semakin lama dan tinggi frekuensi merokok, semakin tinggi pula

tingkat keluhan yang dirasakan.

Pada sebuah survei di Britania oleh Palmer et al (1996)

ditemukan 13.000 orang yang merokok sering mengeluhkan rasa

tidak nyaman pada muskuloskeletal dan rasa lumpuh terhadap

cidera muskuloskeletal dibandingkan mereka yang tidak pernah

merokok. Hal ini disebabkan rokok dapat merusak jaringan otot

dan mengurangi respon syaraf terhadap rasa sakit. Berdasarkan

hasil survei oleh Annuals of Rheumatic Diseases diperoleh

hubungan antara perokok dengan munculnya keluhan MSDs dan

dilaporkan bahwa perokok memiliki risiko 50 % lebih besar

untuk merasakan MSDs (Tarwaka, 2004).

Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang

memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang

masih terus terjadi. Namun saat melewati umur 35 tahun efek

rokok pada tulang akan mulai terasa karena proses pembentukan

tulang pada umur tersebut sudah berhenti (Boisvert, 2009).

Perokok juga beresiko mengalami hipertensi, penyakit jantung,

dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Bila darah

sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi.

Hal ini dapat terjadi karena nikotin pada rokok dapat

menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jaringan. Selain itu,

Page 59: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

36

merokok dapat pula menyebabkan nyeri akibat terjadinya

keretakan atau kerusakan pada tulang (Bernard et al, 1997).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syafitri

(2010), didapatkan hasil bahwa ada hubungan bermakna antara

kebiasaan merokok dengan terjadinya keluhan LBP. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tarwaka (2004)

bahwa semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok,

semakin tinggi pula keluhan yang dirasakan.

5) Kebiasaan Olahraga

Olahraga dapat dikatakan sebagai terminologi umum dari

semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan jasmani.

Bahkan dalam UU No.3 Tahun 2005 mempunyai arti yang lebih

luas. Didefinisikan bahwa olahraga adalah segala kegiatan yang

sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan

potensi jasmani, rohani, dan sosial. (Bustan, 2007)

Departemen Kesehatan melalui Survei Kesehatan Nasional

(Surkesnas) 2001 menemukan masih tingginya prevalensi

masyarakat yang kurang atau tidak melakukan olahraga secara

rutin dalam kehidupan sehari-harinya. Kurang atau tidak

melakukan olahraga merupakan salah satu faktor resiko utama

penyakit tidak menular diantaranya yang berhubungan dengan

otot dan tulang. Hal ini disebabkan karena salah satu manfaat

Page 60: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

37

dari olahraga adalah memperkuat otot-otot, tulang, dan jaringan

ligamen serta meningkatkan sirkulasi darah dan nutrisi pada

semua jaringan tubuh (Bustan, 2007).

Tingkat keluhan otot juga sangat dipengaruhi oleh tingkat

kesegaran tubuh atau kebiasaan olahraga yang dilakukan.

Laporan NIOSH menyatakan bahwa untuk tingkat kesegaran

tubuh rendah, maka risiko terjadinya keluhan adalah 7.1%,

tingkat kesegaran tubuh sedang adalah 3.2%, dan tingkat

kesegaran tubuh tinggi adalah 0,8% (Tarwaka, 2004).

Salah satu bentuk olahraga untuk kesehatan atau

pencegahan penyakit dapat dilakukan dalam bentuk olahraga

aerobik yang sedang (moderate physical activity) selama 30

menit dari waktu 1440 menit dalam sehari. Seseorang

dikategorikan kurang melakukan olahraga jika melakukan senam

pagi/olahraga < 5 x/minggu. Sebaliknya, dikategorikan cukup

jika melakukan senam pagi/olahraga ≥ 5 x/minggu. Bagaimana

bentuk olahraga yang sehat itu menjadi pilihan tersendiri, yang

penting fun sehingga peserta tetap dapat berminat dan tertarik

secara terus-menerus melakukan olahraga itu. Bentuk-bentuk itu

bisa berupa jalan cepat, lari di taman, dancing, berenang,

mengayuh sepeda, dan lain-lain (Bustan, 2007).

Page 61: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

38

Dari hasil penelitan yang dilakukan oleh Zulfiqor (2010)

didapatkan bahwa paling banyak pekerja yang mengalami

keluhan MSDS adalah pekerja yang kurang melakukan olahraga

dan memiliki keluhan MSDs ringan yaitu sejumlah 41 orang

(54,7%). Sedangkan persentase pekerja yang paling sedikit

adalah yang kurang melakukan olahraga dan tidak memiliki

keluhan MSDs yaitu satu orang (1,3%).

6) Masa Kerja

Penyakit MSDs ini merupakan penyakit kronis yang

membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan

bermanifestasi. Jadi semakin lama waktu bekerja atau semakin

lama seseorang terpajan faktor risiko MSDs ini maka semakin

besar pula risiko untuk mengalami MSDs (Nursatya, 2008).

Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada

umumnya 6-8 jam dan sisanya untuk istirahat. Memperpanjang

waktu kerja dari itu biasanya disertai penurunan efisiensi,

timbulnya kelelahan dan penyakit akibat kerja. Secara fisiologis

istirahat sangat perlu untuk mempertahankan kapasitas kerja.

Insiden tertinggi untuk terjadinya keluhan sakit pada pinggang

pekerja ada kaitannya dengan penambahan waktu kerja dan

lamanya masa kerja seseorang (Hasyim, 1999 dalam Syafitri,

2010).

Page 62: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

39

Gangguan pada sistem muskuloskeletal ini hampir tidak

pernah terjadi secara langsung, tetapi lebih merupakan suatu

akumulasi dari benturan-benturan kecil maupun besar yang

terjadi secara terus-menerus dan dalam waktu yang relatif lama.

Hal ini bisa terjadi dalam hitungan hari, bulan, atau tahun,

tergantung dari berat ringannya trauma, sehingga akan terbentuk

cidera yang cukup besar yang diekspresikan sebagai rasa sakit

atau kesemutan, nyeri tekan, pembengkakan dan gerakan yang

terhambat atau kelemahan pada jaringan anggota tubuh yang

terkena trauma. Trauma jaringan timbul karena kronisitas atau

berulang-ulangnya proses penyebabnya (Nursatya, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2010)

memperlihatkan bahwa keluhan MSDs terbanyak pada

responden dengan masa kerja diatas lima tahun. Hal ini

disebabkan karena pada masa kerja tersebut telah terjadi

akumulasi cidera-cidera ringan yang selama ini dianggap sepele.

Selain itu, menurut Zulfiqor (2010), keluhan MSDs berbanding

lurus dengan bertambahnya masa kerja. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hendra dan Rahardjo (2009),

pekerja yang mempunyai masa kerja lebih dari 4 tahun

mempunyai risiko 2,775 kali dibandingkan pekerja dengan masa

kerja ≤ 4 tahun. Rihiimaki et al (1989) dalam Tarwaka (2004)

Page 63: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

40

menjelaskan bahwa masa kerja mempunyai hubungan yang kuat

dengan keluhan otot.

7) Indeks Masa Tubuh (IMT)

Berat badan, tinggi badan, status gizi (IMT) dan obesitas

diidentifikasikan sebagai faktor resiko untuk beberapa kasus

MSDs. Secara rata-rata, populasi dengan LBP mempunyai tinggi

badan lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak LBP.

Sedangkan asosiasi antara obesitas dan MSDs berkaitan dengan

degenerasi radiologi pada sendi (Muliana, 2003).

Meskipun pengaruhnya relatif kecil, tinggi badan dan berat

badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

keluhan otot skeletal. Schierhout (1995) menemukan bahwa

seseorang yang mempunyai ukuran tubuh yang pendek

berasosiasi dengan keluhan pada leher dan bahu (Karuniasih,

2009). Berdasarkan penelitian Heliovara (1987) yang dikutip

NIOSH (1997) menyebutkan bahwa tinggi seseorang

berpengaruh terhadap timbulnya herniated lumbar disc pada

jenis kelamin wanita dan pria, tapi berdasarkan IMT hanya

berpengaruh pada jenis kelamin pria.

Vessy et al (1990) menyatakan bahwa wanita yang gemuk

mempunyai resiko dua kali lipat dibandingkan wanita kurus

untuk mengalami keluhan otot skeletal. Hal ini diperkuat dengan

Page 64: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

41

oleh Werner et al (1994) yang menyatakan bahwa bagi pasien

gemuk mempunyai resiko 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan pasien yang kurus, khususnya untuk otot kaki. Keluhan

otot skeletal yang terkait dengan ukuran tubuh lebih disebabkan

oleh kondisi keseimbangan struktur rangka di dalam menerima

beban, baik beban berat tubuh maupun berat tambahan lainnya

(Tarwaka, 2004).

Menurut Depkes (1994), kategori ambang batas IMT untuk

Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Kurus jika IMT ≤ 18,5.

2. Normal jika IMT > 18,5-25,0.

3. Gemuk jika IMT > 25,0.

8) Riwayat Penyakit MSDs

Seseorang dengan riwayat penyakit Low Back Pain (LBP)

mempunyai kecenderungan untuk mengalami kejadian lanjutan

(Nursatya, 2008).

Penyakit pada tulang belakang yang menyebabkan LBP

adalah (Nolan dan Saladin, 2004) :

a) Spinal stenosis adalah sakit pada saluran tulang belakang

atau invertebral foramina yang disebabkan oleh hypertrophy

tulang belakang. Kondisi ini dapat dihasilkan dari penyakit

Page 65: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

42

lain, seperti sakit pada paget atau osteoarthritis, dan hal itu

paling sering terjadi pada orang usia menengah dan usia tua.

b) Sakit degenerative disc terjadi ketika gelatinous nucleus

pulpous berubah menjadi fibrocartilage akibat penuaan,

kadang-kadang menjadi tulang belakang tidak stabil dan

membuat tidak sejajarannya tulang belakang dan putusnya

disc.

c) Spondylolysis adalah kondisi dimana lamina tulang belakang

bagian pinggang tidak sempurna.

d) Spondylolisthesis terjadi ketika tidak sempurnanya tulang

belakang anteriorly, khususnya pada tingkat L5-S1.

Berkurangnya derajat berat Spondylolisthesis dapat dianggap

hanya untuk meredakan (meringankan nyeri), tetapi tingkat

berat yang berlebih mungkin membutuhkan operasi untuk

meringankan tekanan pada syaraf tulang belakang atau

menstabilkan tulang belakang.

e) Osteoporosis, adalah suatu penyakit dengan tanda utama

berupa berkurangnya kepadatan massa tulang, yang

berakibat meningkatnya risiko patah tulang dan LBP

(Junaidi, 2007 dalam Syafitri, 2010).

Menurut Beth Loy dari US. Departement of Labour dalam

Luthfiyah et al (2009) beberapa kondisi seperti patah

Page 66: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

43

dan/dislokasi tulang, artritis, diabetes, gangguan kelenjar thiroid,

menopause, dan beberapa kondisi lain dapat memberikan

kontribusi bagi timbulnya keluhan Cummulative Trauma

Disorders.

9) Kekuatan Fisik

Kejadian MSDs dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor

individu, salah satunya adalah kekuatan fisik individu tersebut.

Menurut Tarwaka (2004), kekuatan/kemampuan kerja fisik

adalah suatu kemampuan fungsional seseorang untuk mampu

melakukan pekerjaan tertentu yang memerlukan aktifitas otot

pada periode waktu tertentu.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan

yang signifikan, namun penelitian lainnya menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara kekuatan fisik dengan keluhan otot

skeletal. Chaffin and Park (1973) yang dilaporkan oleh NIOSH

menemukan adanya peningkatan keluhan punggung yang tajam

pada pekerja yang melakukan tugas yang menuntut kekuatan

melebihi batas kekuatan otot pekerja. Bagi pekerja yang

kekuatan ototnya rendah, resiko terjadinya keluhan tiga kali lipat

dari yang mempunyai kekuatan tinggi (Bukhori, 2010).

Page 67: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

44

c. Faktor Lingkungan

1) Suhu dan Kelembaban

Paparan suhu dingin maupun panas yang berlebihan dapat

menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja

sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak dan

kekuatan otot menurun. Beda suhu lingkungan dengan suhu

tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian besar energi

yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk

berdapatasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak

diimbangi dengan pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi

kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai akibatnya, peredaran

darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses

metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan

asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri otot (Tarwaka,

2004).

Berdasarkan NIOSH (1993) tentang kriteria suhu nyaman,

suhu udara dalam ruang dapat diterima adalah berkisar antara 20-

24°C (untuk musim dingin) dan 23-26°C (untuk musim panas)

pada kelembapan 35-65%. Rata-rata gerakan udara dalam ruang

yang ditempati tidak melebihi 0,15 m/det untuk musim dingin

dan 0,25 m/det untuk musim panas. Kecepatan udara di bawah

0,07 m/det akan memberikan rasa tidak enak di badan dan rasa

Page 68: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

45

tidak nyaman. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pada

temperatur 27-30°C, maka performa kerja dalam pekerjaan fisik

akan menurun.

Sebagai bahan pertimbangan dimana Indonesia merupakan

daerah tropis yang mempunyai suhu udara lebih panas dengan

kelembapan yang jauh lebih tinngi, maka rekomendasi dari

NIOSH (1993) tersebut perlu doikoreksi apabila ditempatkan di

daerah tropis. Temperatur yang normal untuk orang Indonesia

adalah 22.5-26°C dengan kelembapan udara sebesar 40-75%

(Tarwaka, 2004).

Suhu yang ekstrim akan memberikan efek fisiologis heat

stress dan cold stress. Stres fisik terjadi ketika jaringan tubuh

inadekuat terhadap suplai darah yang mengandung oksigen dan

nutrisi sehingga akan meningkatkan potensi terjadinya gangguan

muskuloskeletal. Bahaya yang spesifik akan terjadi pada saat

suhu udara dingin dengan menggunakan alat vibrasi (Amalia,

2010).

2) Getaran

Vibrasi dapat menyebabkan perubahan fungsi aliran darah

pada ekstremitas yang terpapar bahaya vibrasi (Oborne, 1995).

Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi

otot bertambah. Konstruksi statis ini menyebabkan peredaran

Page 69: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

46

darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat, dan

akhirnya timbul rasa nyeri otot (Tarwaka, 2004).

Paparan dari getaran lokal terjadi ketika bagian tubuh

tertentu kontak dengan objek yang bergetar, seperti kekuatan

alat-alat yang menggunakan tangan. Paparan getaran seluruh

tubuh terjadi ketika berdiri atau duduk dalam lingkungan atau

objek yang bergetar, seperti ketika mengoperasikan kendaraan

mesin yang besar (Bridger, 1995). Pekerja yang mengalami

vibrasi dapat menyebabkan mati rasa pada tangan sehingga

membutuhkan tenaga lebih saat menggenggam (Nursatya, 2008).

3) Iluminasi

Depkes RI (1992) mendefinisikan pencahayaan sebagai

jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan

untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Tingkat iluminasi

berkaitan dengan sifat pekerjaan yang membutuhkan ketelitian

atau tidak. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi maka

memerlukan iluminasi yang cukup banyak yakni mencapai 1000

lux sedangkan pekerjaan yang tidak membutuhkan ketelitian

hanya memerlukan tingkat iluminasi yang rendah.

Jika tingkat iluminasi pada suatu tempat tidak memenuhi

persyaratan maka akan menyebabkan postur leher untuk fleksi ke

Page 70: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

47

depan (menunduk) dan postur tubuh untuk fleksi (membungkuk)

yang berisiko mengalami MSDs (Bridger, 1995).

d. Faktor Psikososial

Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu,

baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai

pengaruh timbal balik (Muliana, 2003). Menurut penelitian yang

dikonduksi oleh National Institute of Occupational Safety and Health

(NIOSH, 1997) terdapat indikasi dan semakin banyaknya bukti yang

menunjukkan bahwa faktor psikososial turut berkontribusi terhadap

terjadinya MSDs pada ekstremitas atas dan bagian belakang tubuh

(Bernard et al, 1997).

Beberapa cara faktor psikososial dapat mempengaruhi

terjadinya MSDS adalah sebagai berikut (Idem):

1) Faktor Psikologis dapat mengakibatkan tekanan fisik

Teori tersebut menyatakan bahwa stres dapat

meningkatkan tekanan darah, kortikosterid, peripheral

neurotransmitter, dan meningkatkan tekanan pada otot. Dalam

keadaan lemah dan kaku, otot punggung mengalami spasme

(kejang). Kondisi ini menyebabkan aliran darah yang

mengangkut oksigen menjadi terhambat, sehingga otot

kekurangan oksigen. Akibatnya penderita mengalami sakit yang

semakin parah jika tidak segera ditangani dokter.

Page 71: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

48

Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh

Johanson dan Aronson dalam Muliana (2003) menyebutkan

bahwa tekanan psikologi, seperti keterbatasan kebebasan dalam

membuat keputusan, rasa bosan, dan cara kerja yang berulang-

ulang dapat mengakibatkan pula tekanan fisiologis, seperti

peningkatan tekanan darah, detak jantung, dan level

kortikosteroid. Menurut Smith dan Carayon (1996) dalam

Bernard et al (1997), reaksi fisiologis tersebut dapat

meningkatkan kemmungkinan kerusakan atau cedera pada urat

syaraf dan otot.

2) Efek langsung faktor psikososial terhadap tekanan fisik

Menurut penelitian Lim dan Carayon dalam Bernard et al

(1997), tekanan psikososial dapat memperburuk kondisi

ergonomi di tempat kerja. Faktor psikososial seperti tekanan

pekerjaan, standar produksi, pengawasan kerja, dan sebagainya

secara langsung dapat mempengaruhi aspek ergonomi dari

pekerjaan, seperti gerakan repetitif dan postur kerja yang

merupakan faktor risiko terjadinya MSDs.

Page 72: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

49

2.2.7 Dampak MSDs

Dampak yang diakibatkan oleh MSDs pada aspek ekonomi perusahaan

yaitu (Pheasant, 1991) :

a. Pada aspek produksi yaitu berkurangnya output, kerusakan material,

produk yang akhirnya menyebabkan tidak terpenuhinya

deadline/target produksi, pelayanan yang tidak memuaskan, dan lain-

lain.

b. Biaya yang timbul akibat absensi pekerja yang akan menyebabkan

penurunan keuntungan, biaya untuk pelatihan karyawan baru yang

menggantikan pekerja yang sakit, biaya untuk menyewa jasa

konsultan atau agensi.

c. Biaya pergantian pekerja (turnover) untuk recruitment dan pelatihan.

d. Biaya asuransi.

e. Biaya lainnya (opportunity cost).

Sementara itu, menurut Bird (2005), MSDs dapat menjadi suatu

permasalahan penting karena dapat :

a. Waktu kerja yang hilang karena sakit umumnya disebabkan penyakit

otot rangka.

b. Menurunkan produktivitas kerja.

c. MSDs terutama yang berhubungan dengan punggung merupakan

masalah penyakit akibat kerja yang penanganannya membutuhkan

biaya yang tinggi.

Page 73: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

50

d. Penyakit MSDs bersifat multikausal sehingga sulit untuk menentukan

proporsi yang semata-mata akibat hubungan kerja.

e. Penurunan kewaspasdaan.

f. Meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan.

2.2.8 Tindakan Pengendalian MSDs

Pengendalian pada umumnya terbagi menjadi tiga (Cohen et al, 1997):

a. Mengurangi atau mengeliminasi kondisi yang berpotensi bahaya

menggunakan pengendalian teknik.

b. Mengubah dalam praktek kerja dan kebijkan manajemen yang sering

disebut pengendalian administratif.

c. Menggunakan alat pelindung diri.

Agar tidak mengalami risiko MSDs pada saat melakukan

pekerjaan, maka ada beberapa hal yang harus dihindari. Hal tersebut

adalah :

a. Jangan memutar atau membungkukkan badan ke samping.

b. Jangan menggerakkan, mendorong atau menarik secara sembarangan,

karena dapat meningkatkan risiko cidera.

c. Jangan ragu meminta tolong pada orang.

d. Apabila jangkauan tidak cukup, jangan memindahkan barang.

e. Apabila barang yang hendak dipindahkan terlalu berat, jangan

melanjutkan.

f. Lakukan senam/peregangan otot sebelum bekerja.

Page 74: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

51

2.2 Quick Exposure Checklist (QEC)

2.3.1 Definisi

Quick Exposure Check (QEC) adalah suatu metode untuk penilaian

secara cepat pajanan dari risiko-risiko terjadinya Work-related

Musculoskeletal Disorders (WMSDs). QEC dibuat berdasarkan

kebutuhan dari praktisi dan peneliti dalam penilaian resiko WMSDs. QEC

merupakan suatu metode untuk penilaian terhadap risiko kerja yang

berhubungan dengan gangguan otot di tempat kerja. Metode ini menilai

gangguan risiko yang terjadi pada bagain belakang punggung,

bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher (Stanton, 2005).

Penilaian pada QEC dilakukan pada tubuh statis (body static) dan

kerja dinamis (dynamic task) untuk memperkirakan tingkat risiko dari

postur tubuh dengan melibatkan unsur pergelangan gerakan,

tenaga/beban, dan lama tugas untuk area tubuh yang berbeda. Konsep

dasar dari metode ini sebenarnya adalah mengetahui seberapa besar

exposure score untuk bagian tubuh tertentu dibandingkan dengan bagian

tubuh lainnya. Salah satu karakteristik yang penting dalam metode ini

adalah penilaian dilakukan oleh peneliti dan pekerja, dimana faktor risiko

yang ada dipertimbangkan dan digabungkan dalam implementasi dengan

tabel skor yang ada (Li and Buckle, 1999).

Page 75: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

52

2.3.2 Tujuan Penggunaan QEC

Tujuan penggunaan QEC antara lain (Geoffrey, 2005):

a. Mengukur perubahan postur terhadap faktor resiko muskuloskeletal

sebelum dan sesudah intervensi ergonomi.

b. Melibatkan kedua pihak yakni praktisi (observer) dan pekerja dalam

melaksanakan penilaian risiko dan mengidentifikasi kemungkinan

perubahan.

c. Mendorong peningkatan kualitas tempat kerja.

d. Meningkatkan kepedulian dan kesadaran para manajer, teknisi,

designer, praktisi K3, dan pekerja mengenai faktor resiko MSDs di

tempat kerja.

e. Membandingkan pajanan antar pekerja di dalam satu pekerjaan,

ataupun antar pekerja dengan pekerjaan berbeda.

2.3.3 Tahapan Penggunaan QEC

QEC mempunyai empat tahapan kerja, yakni (Stanton, 2005):

a. Pengukuran oleh peneliti (observer’s assessment)

Peneliti (observer) memiliki form isian tersendiri yang dapat diisi

melalui pengamatan kerja di lapangan. Sebagai alat bantu, dapat

menggunakan stopwatch guna menghitung durasi dan frekuensi

kerja.

b. Pengukuran oleh pekerja (worker’s assessment)

Page 76: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

53

Seperti halnya peneliti (observer), pekerja pun memiliki form isian

sendiri, yang berisi pertanyaan seputar pekerjaan yang dilakukan.

c. Mengkalkulasi skor pajanan

Proses kalkulasi dapat dilakukan melaui dua cara, yakni manual

(dengan menjumlahkan skor pada lembar isian), ataupun dengan

program komputer.

d. Consideration of action

QEC secara cepat mengidentifikasi tingkat pajanan dari punggung,

bahu/lengan, pergelangan tangan/tangan, dan leher. Hasil dari metode

ini juga merekomendasikan intervensi ergonomi yang efektif untuk

mengurangi tingkat pajanan.

2.3.4 Pengukuran dan Perhitungan QEC

Berikut ini cara pengukuran dan perhitungan QEC (Stanton, 2005):

a. Pengukuran QEC

1) Punggung

Mengukur postur punggung dilakukan pada saat pekerja

menerima beban yang paling tinggi. Hal yang dilihat adalah

posisi punggung fleksi/ekstensi, memutar, dan bengkok ke

samping. Serta dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan

kategori statis ataupun manual handling.

Page 77: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

54

A1 dinamakan posisi hampir normal jika posisi

fleksi/ekstensi, memutar, dan bengkok punggung pekerja ≤

200.

A2 dinamakan bahaya sedang dengan gerakan fleksi atau

putaran atau bengkok antara 200 sampai 600.

A3 dinamakan bahaya kategori berat dengan sudut ≥ 600

(mendekati 900).

B1 jika pekerjaan/punggung pekerja ketika bekerja dalam

keadaaan dinamis.

B2 jika pekerjaan/punggung pekerja ketika bekerja dalam

keadaan statis.

B3 disebut jarang ketika pergerakan punggung pekerja

ketika mengangkat, mendorong/menarik, dan membawa

benda < 6 kali/menit.

B4 disebut sering ketika pergerakan punggung pekerja

ketika mengangkat, mendorong/menarik, dan membawa

benda 8-12 kali/menit.

B5 disebut sangat sering ketika pergerakan punggung

pekerja ketika mengangkat, mendorong/menarik, dan

membawa benda ≥ 12 kali/menit.

Page 78: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

55

2) Bahu dan Lengan

Mengukur postur bahu dan lengan (fleksi/ekstensi,

memutar, dan bengkok) khsusnya pada saat pekerjaan

mengangkat ataupun mengambil barang dengan beban yang

paling tinggi.

C1 disebut tidak berbahaya jika benda berada pada posisi

di bawah pinggang.

C2 disebut bahaya sedang jika benda berada pada

ketinggian dada.

C3 disebut posisi bahaya adalah saat lengan berada di atas

bahu.

D1 dinamakan jarang jika pergerakan bahu/lengan

bergerak sebentar-bentar.

D2 dinamakan sering jika pergerakan bahu/lengan

bergerak secara teratur dengan sedikit berhenti.

D3 dinamakan sangat sering jika pergerakan bahu/lengan

hampir tidak berhenti selama bekerja.

3) Pergelangan Tangan

Postur ini diukur selama pekerjaan dengan posisi

pergelangan tangan tidak sesuai ketika bekerja termasuk

Page 79: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

56

fleksi/ekstensi, bengkok (deviasi ulnar/radial), dan

rotasi/memutar.

E1 dinamakan hampir lurus/netral jika posisi pergelangan

tangan lurus dengan lengan (< 150).

E2 dinamakan menyimpang atau bengkok jika posisi

pergelangan tangan ≥ 150.

F1 gerakan berulang ≤ 10 kali/menit.

F2 gerakan berulang 11-20 kali/menit.

F3 gerakan berulang ≥ 20 kali/menit.

4) Leher

Posisi leher/kepala ketika bekerja dilihat dan dikategorikan

sebagai berikut:

G1 disebut tidak pernah jika posisi leher tidak pernah

menunduk/memutar.

G2 disebut jarang.

G3 disebut sering.

Kebutuhan ketelitian mata pekerja ketika bekerja dikategorikan

sebagai berikut:

L1 disebut ketelitian rendah jika pekerjaan yang dilakukan

hampir tidak membutuhkan ketelitian.

Page 80: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

57

L2 disebut ketelitian tinggi jika pekerjaan yang dilakukan

membutuhkan ketelitian.

5) Berat beban

Berat beban maksimal yang dibawa secara manual pada

saat melakukan pekerjaan dengan kategori:

H1 disebut beban rendah ≤ 5 kg.

H2 disebut beban sedang 5-10 kg.

H3 disebut beban berat 11-20 kg.

H4 disebut sangat berat ≥ 20 kg.

Untuk kategori berat benda yang digunakan/dibawa dengan

menggunakan satu tangan adalah sebagai berikut:

K1 dikategorikan ringan dengan berat benda ≤ 1 kg.

K2 dikategorikan sedang dengan berat benda 1-4 kg.

K3 dikategorikan berat dengan berat benda ≥ 4 kg.

6) Waktu kerja

Ketegori penilaian waktu kerja berdasarkan lama yang

dibutuhkan dalam sehari oleh sesorang untuk menyelesaikan

pekerjaannya dengan kategori:

J1 untuk pekerjaan yang dilakukan ≤ 2 jam.

J2 untuk pekerjaan yang dilakukan 2-4 jam.

J3 untuk pekerjaan yang dilakukan ≥ 4 jam.

Page 81: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

58

b. Perhitungan QEC

Contoh perhitungan/penilaian MSDs untuk faktor pekerjaan

diuraikan sebagai berikut :

Tabel 2.3

Tabulasi penilaian QEC pada bagian punggung

Sumber : Stanton, 2005

Untuk menetukan besar risiko dari faktor pekerjaan dengan

berpedoman pada tabulasi penilaian QEC pada bagian punggung

yang menghasilkan nilai kombinasi postur kerja (A1-A3) dan berat

(H1-H4). Jika diperoleh nilai pada A2 dan H2 maka akan didapat

nilai 6, kemudian nilai tersebut ditulis pada kolom kosong yang

tersedia di bagian pojok kanan bawah. Begitu juga dengan tabel

berikutnya dihitung dengan cara yang sama.

Setelah itu, nilai yang terdapat pada kotak bertuliskan ”score

1” hingga “score 6” dijumlahkan sehingga diperoleh total skor

risiko paparan MSDs pada salah satu bagian tubuh yang nantinya

dibandingkan dengan nilai standar yang ada. Prosedur yang sama

Page 82: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

59

dapat dilakukan kembali pada perhitungan risiko MSDs bagian

tubuh lainnya seperti bahu, pergelangan tangan, leher.

Untuk mengetahui level risiko/paparan dari hasil perhitungan

di atas, dapat mengacu pada tabel berikut ini :

Tabel 2.4

Kategori Nilai Paparan Pada Bagian Tubuh

Skor Tingkat Paparan

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Punggung (static) 8-15 16-22 23-29 29-40 Punggung (Gerak) 10-20 21-30 31-40 41-56 Bahu/lengan 10-20 21-30 31-40 41-56 Pergelangan tangan 10-20 21-30 31-40 41-56 Leher 4-6 8-10 12-14 16-18 Sumber : Geoffrey, 2005

Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor pada setiap

bagian tubuh, lalu dibagi dengan angka 176 (total skor/176).

Adapun hasil perhitungan tersebut dikategorikan berdasarkan

tabel berikut berikut :

Tabel 2.5

Kategori Tingkat Paparan & Tindakan

Tingkatan QEC skor

Ekuivalen skor RULA Tindakan

Low ≤ 40 % 1 – 2 Dapat diterima

Medium 41–50 % 3 – 4 Perlu investigasi lebih lanjut

Total Skor = Skor (punggung + leher + bahu + pergelangan tangan)

176

Page 83: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

60

High 51–70 % 5 – 6 Investigasi lebih lanjut dan perubahan segera

Very High > 70 % 7+ Invesetigasi dan perubahan seketika

Sumber : Stanton, 2005

2.3.5 Reliabilitas QEC

Reliabilitas QEC telah diuji pada program pengembangan QEC dan

dinyatakan bahwa QEC dapat diterima dan disetujui kereliabilitasnya oleh

para peneliti ergonomi.

Reliabilitas QEC telah diselidiki oleh 6 orang yang telah diberi

pelatihan tentang QEC dengan cara melakukan penialaian pajanan

ergonomi pada 3 jenis pekerjaan dengan menggunakan QEC, dan jenis

pekerjaan yang diteliti yaitu:

Pekerjaan berat : membersihkan lantai dengan mesin poles.

Pekerjaan ringan : mempipet pada pekerjaan laboratorium.

Pekerjaan rutin : mengetik.

7 hari sebelum penelitian, para pekerja yang diteliti dipastikan

terbebas dari nyeri dan ketidaknyamanan tulang rangka. Para pekerja

yang diteliti melakukan pekerjaan 6 kali selama periode 3 hari dan setiap

pekerjaan yang dilakukan direkam selama 10 menit untuk penilaian.

Setelah mendapat hasil dari para peneliti tentang ketiga pekerjaan tersebut

maka digunakan koefisien kendall untuk menilai skor penilaian dari

keenam peneliti tersebut. Akhirnya didapat hasil bahwa tingkat

Page 84: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

61

reliabilitas QEC berada di level cukup baik. Selain itu, dinyatakan pula

bahwa alat penilaian ini berguna dan dapat digunakan untuk menilai

tingkat pajanan ergonomi di tempat kerja (Geoffrey, 2005).

2.3.6 Validitas QEC

Validitas QEC sudah diuji per bagian anggota tubuh (punggung,

bahu/lengan, pergelangan tangan/tangan, dan leher) di tempat kerja pada

pengembangan QEC. Pengujian QEC dilakukan pada 3 pabrik yaitu:

Pabrik percetakan pekerjaan yang dinilai adalah manual handling,

pekerjaan part supplier, bekerja menggunakan computer.

Pabrik perakitan mobil pekerjaan yang dinilai adalah manual

handling pada perakitan mobil.

Pabrik kimia pekerjaan yang diteliti adalah menumpukkan kardus

ke mobil pengangkut, mengepak produk ke dalam kardus.

Pekerjaan-pekerjaan di atas dinilai oleh 2 praktisi, praktisi pertama

dari pabrik yang bersangkutan dan praktisi berikutnya dari staf ahli QEC.

Mereka menilai menggunakan video. Setelah skor QEC diisi oleh para

praktisi lalu nilai pada skor QEC diuji dengan menggunakan koefisien

korelasi (spearman’s rho), maka didapatlah nilai :

Page 85: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

62

Tabel 2.6

Hasil Penilaian Validitas QEC

SCALE MEAN

Kemudahan penggunaan 6.2

Untuk menilai tempat kerja 5.8

Value at work 6.0

Keterangan : 1 sangat rendah

7 sangat tinggi

Maka dapat disimpulkan bahwa validitas QEC cukup baik dan

dapat diindikasikan bahwa QEC merupakan alat yang berguna dan dapat

digunakan untuk menilai tingkat pajanan ergonomi di tempat kerja

(Geoffrey, 2005).

2.3.7 Kelebihan dan kekurangan Penggunaan QEC

Menurut Stanton (2005), kelebihan dan kekurangan penggunaan

QEC adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan QEC

1. Mencakup sebagian besar faktor resiko utama penyebab MSDs.

2. Tingkat sensitifitas dan penggunaan yang baik.

3. Tingkat keandalan yang baik (inter dan intra pengamat).

4. Mudah dipelajari dan mudah digunakan/diterapkan.

5. Mempertimbangkan kombinasi dan interaksi berbagai faktor

resiko di tempat kerja.

Page 86: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

63

b. Kekurangan QEC

1. Metode ini hanya fokus pada pajanan fisik (faktor fisik di tempat

kerja).

2. Skor/nilai paparan yang disarankan butuh validitas kembali.

3. Perlu pengembangan lebih lanjut untuk memberikan pengukuran

yang tepat.

4. Pelatihan dan praktek tambahan diperlukan oleh pengguna yang

belum berpengalaman untuk pengembangan reliabilitas

pengukuran.

2.3.8 Alasan Pemilihan QEC

Peneliti memilih QEC sebagai alat ukur di dalam menganalisis

faktor resiko di dalam penelitian ini dikarenakan dari sekian banyak

metode, QEC memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:

a. Dapat digunakan untuk sebagian besar faktor resiko fisik dari MSDs.

b. Mempertimbangkan kebutuhan peneliti dan bisa digunakan oleh

peneliti yang tidak berpengalaman.

c. Mempertimbangkan kombinasi dan interaksi berbagai faktor resiko

di tempat kerja (multiple risk factors), baik yang bersifat fisik

maupun psikososial.

d. Mempertimbangkan kondisi yang dialami oleh pekerja dengan

adanya form isian bagi pekerja, sehingga dapat memperkecil bias dari

penilaian subjektif observer.

Page 87: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

64

e. Mudah dipelajari dan efektif untuk digunakan.

Walaupun demikian, metode ini tidak luput dari kekurangan. Akan

tetapi, berbagai kekurangan tersebut dapat diminimalisir dengan adanya

analisa keluhan muskuloskeletal melalui kuesioner dan melakukan

diskusi dengan pihak yang telah berpengalaman.

2.3 Nordic Body Map (NBM)

Nordic Body Map (NBM) telah digunakan secara luas untuk menilai tingkat

keparahan keluhan MSDs yang dirasakan. Untuk memperoleh gambaran gejala

MSDs menggunakan NBM terdapat beberapa tingkat keluhan mulai dari rasa

tidak nyaman (sedikit sakit), sakit hingga sangat sakit. Prevalensi keluhan yang

dilaporkan harus selama 12 bulan terakhir dan selama 7 hari terakhir. Dengan

melihat dan menganalisa hasil NBM maka dapat diestimasi tingkat dan jenis

keluhan otot skelektal yang dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana,

namun kurang teliti karena mengandung nilai subjektifitas yang tinggi

(Katharine et al, 2005).

Kuesioner NBM merupakan salah satu bentuk kuesioner checklist ergonomi.

Berntuk lain dari checklist ergonomi adalah checklist International Labour

Organizatation (ILO). Namun kuesioner NBM adalah kuesioner yang paling

sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja. Hal ini

dikarenakan NBM sudah terstandarisasi dan tersusun rapi. Kuesioner ini

menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi menjadi 9 bagian utama,

Page 88: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

65

yaitu leher, bahu, punggung bagian atas, siku, punggung bagian bawah,

pergelangan tangan/tangan, pinggang/pantat, lutut, dan tumit/kaki (Kuorinka et

al, 1997). Adapun gambarnya sebagai berikut:

Gambar 2.1 Nordic Body Map

Sumber : Kuorinka, et al. 1997.

2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori ini merupakan gabungan dari beberapa teori yang telah

dikemukakan oleh para ahli, sehingga diperoleh kesimpulan menjadi faktor risiko

penyebab terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs). Terdapat beberapa

faktor risiko MSDs yang dapat dikategorikan menjadi empat yakni, faktor risiko

pekerjaan, pekerja, lingkungan, dan psikososial.

Page 89: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

66

Faktor Pekerjaan 1. Postur Kerja 2. Beban 3. Frekuensi 4. Durasi 5. Alat perangkai /genggaman

Faktor lingkungan 1. Suhu dan Kelembapan 2. Getaran 3. Iluminasi

Faktor Pekerja 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Waktu kerja 4. Kebiasaan merokok 5. Kebiasaan olahraga 6. Indeks Masa Tubuh 7. Masa kerja 8. Kekuatan fisik 9. Riwayat Penyakit MSDs

Faktor Psikososial

Keluhan MSDs

Skema 2.1

Kerangka Teori Keluhan MSDs

= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

Sumber : Humantech, 1995;Bridger, 1995; Oborne, 1995; NIOSH, 1997; Nolan dan Saladin, 2004; Tarwaka, 2004.

Page 90: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

67

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

keluhan MSDs pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Tangerang tahun 2011. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keluhan

MSDS dan variabel independennya adalah faktor pekerjaan dan faktor pekerja

(usia, IMT, masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, riwayat penyakit

MSDs). Untuk faktor pekerja berupa jenis kelamin tidak diteliti karena seluruh

pekerja di bagian Polishing berjenis kelamin laki-laki. Faktor waktu kerja tidak

diteliti karena waktu kerja yang diterapkan kepada seluruh pekerja adalah sama,

yaitu 8 (delapan) jam kerja setiap hari. Faktor kekuatan fisik tidak diteliti karena

keterbatasan alat ukur. Sedangkan faktor lingkungan seperti getaran, iluminasi,

suhu, dan kelembapan tidak diteliti karena keterbatasan alat ukur dan

memerlukan ahli yang telah tersertifikasi untuk mengukurnya.

Faktor psikososial tidak diteliti karena penelitian ini hanya terfokus

terhadap pengukuran karakteristik fisik pekerjaan pada bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia. Tbk. Selain itu, belum didapatkan penelitian dan fakta-

fakta yang jelas serta belum ada alat ukur/uji yang akurat untuk melihat

hubungan antara faktor psikososial terhadap keluhan MSDs. Untuk saat ini alat

Page 91: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

68

ukur tersebut masih dalam tahapan pengujian dan pengembangan alat ukur

(NIOSH, 1997).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode QEC untuk mengukur

faktor/resiko pekerjaan pada pekerja, kuesioner untuk melihat faktor individu,

dan NBM untuk melihat keluhan MSDs yang dirasakan oleh pekerja. Oleh sebab

itu, berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan pada Bab II, peneliti

merumuskan kerangka konsep sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka Konsep

FAKTOR PEKERJAAN

1. Postur

2. Beban

3. Durasi

4. Frekuensi

FAKTOR INDIVIDU

1. Usia 2. Indeks Masa Tubuh

(IMT) 3. Masa Kerja 4. Kebiasaan Merokok 5. Kebiasaan Olahraga 6. Riwayat Penyakit

MSDs KELUHAN

MSDs

Page 92: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

69

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang menjelaskan variabel-variabel yang menjadi unsur penting dalam

melakukan penelitian. Definisi ini menjelaskan secara jelas pengertian dari tiap-tiap variabel dengan maksud agar

pembaca dapat mengerti dan mengetahui maksudnya.

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

1. Keluhan

MSDs

Keluhan berupa rasa nyeri, pegal-

pegal dan ketidaknyamanan pada

sistem otot dan tulang yang

dirasakan oleh pekerja.

(Tarwaka et al, 2004)

Mengisi

lembar

Nordic

Body Map

Ordinal Nordic

Body Map

1. Ada keluhan, jika ada

bagian tubuh yang

dikeluhkan ≥1 selama 12

bulan terakhir dan 7 hari

sebelum penelitian

dilakukan..

2. Tidak ada keluhan, jika

tidak ada bagian tubuh yang

dikeluhkan atau ada bagian

tubuh yang dikeluhkan

tetapi tidak selama 12 bulan

Page 93: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

70

terakhir dan 7 hari sebelum

penelitian dilakukan.

(Bukhori, 2010)

2. Faktor/resiko

pekerjaan

Tingkat risiko/paparan dari

aktifitas pekerjaan dengan

mengukur postur, beban, durasi,

dan frekuensi bagian leher, bahu,

siku, tangan dan pergelangan

tangan, serta punggung dengan

mengacu pada skor Quick

Expossure Check

Mengisi

lembar

QEC,

Observasi,

Wawancara

Ordinal Lembar

QEC,

Kuesioner,

Kamera,

Busur,

Tabel skor

1. Risiko sangat tinggi : 71-

100%.

2. Risiko tinggi : 51-70%.

3. Risiko sedang : 41-50%.

4. Risiko ringan : 0-40%.

(Stanton, 2005)

3. Usia Umur pekerja yang dihitung dari

tanggal lahir sampai saat

dilakukannya penelitian ini.

(Supardi, 2004)

Kuesioner Rasio Kuesioner Tahun

4. Indeks Masa

Tubuh (IMT)

Kondisi status gizi pekerja saat

dilakukan penelitian yang

dihitung dengan rumus BB2/TB

(berat badan2/tinggi badan).

Pengukuran

langsung

Ordinal Timban

gan

badan

dan

1. Gemuk : jika IMT > 25,0.

2. Kurus ; jika IMT ≤ 18,5.

3. Normal : jika IMT > 18,5-

25,0.

Page 94: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

71

(WHO, 2003). microto

a

(Depkes, 1994)

5. Masa Kerja Waktu kerja responden terhitung

mulai pertama kerja sampai dengan

waktu dilakukannya penelitian

Kuesioner Rasio Kuesioner Bulan

6. Kebiasan

Merokok

Banyaknya jumlah rokok yang

dikonsumsi oleh pekerja setiap

hari.

(Bustan, 2007)

Kuesioner

dan

wawancara

Rasio Kuesioner Batang/hari

7. Kebiasaan

Olahraga

Kegiatan melakukan senam

pagi/olahraga dalam seminggu.

(Humantech, 2003)

Wawancara

dan

observasi

Ordinal Kuesioner 1. Kurang : jika melakukan

senam pagi/olahraga < 5

x/minggu.

2. Cukup : jika melakukan

senam pagi/olahraga ≥ 5

x/minggu.

(Bustan, 2007)

8. Riwayat

Penyakit

Pernyataan pernah mengalami

penyakit MSDs oleh pekerja

Kuesioner

dan

Ordinal Kuesioner 1. Ada.

2. Tidak ada.

Page 95: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

72

MSDs sebelum bekerja di bagian

Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk Tangerang.

wawancara

Page 96: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

73

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan antara faktor pekerjaan dengan keluhan MSDs pada pekerja

di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang tahun 2011.

2. Ada hubungan antara usia pekerja dengan keluhan MSDs pada pekerja di

bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang tahun 2011.

3. Ada hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) pekerja dengan keluhan

MSDs pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Tangerang tahun 2011.

4. Ada hubungan antara masa kerja pekerja dengan keluhan MSDs pada

pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang

tahun 2011.

5. Ada hubungan antara kebiasaan merokok pekerja dengan keluhan MSDs

pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang

tahun 2011.

6. Ada hubungan antara kebiasaan olahraga pekerja dengan keluhan MSDs

pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang

tahun 2011.

7. Ada hubungan antara riwayat penyakit MSDs pekerja dengan keluhan

MSDs pada pekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia.

TbkTangerang tahun 2011.

Page 97: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

74

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis

penelitian deksriptif dan analitik. Desain penelitian yang digunakan adalah cross

sectional (studi potong lintang). Desain studi ini bertujuan untuk mempelajari

hubungan antar faktor, dimana proses pengumpulan atau pengambilan data dan

pengukuran variabel-variabelnya dilakukan pada waktu yang bersamaan.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2011 di

bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja di bagian Polishing

PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang yang berjumlah 195 orang.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling)

karena teknik ini merupakan teknik yang paling objektif dibandingkan dengan

teknik–teknik sampling yang lainnya. Untuk mengetahui jumlah sampel yang

dibutuhkan dalam penelitian ini maka digunakan rumus jumlah sampel uji

hipotesis beda dua proporsi, yaitu:

N = {z1-a/2 √(2P(1-P)) + z1-b√(P1(1-P1))+(P2 (1- P2 ))}

2 (P1-P2)2

Page 98: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

75

Keterangan :

n : Besar sampel

P : Rata-rata proporsi pada populasi {(P1 + P2)/2}

P1 : Proporsi usia pekerja > 35 tahun terhadap keluhan MSDs (95%)

P2 : Proporsi usia pekerja ≤ 35 tahun terhadap keluhan MSDs (67,9%)

Z21-/2 : Derajat kemaknaan pada uji dua sisi (two tail), = 5%

Z1- : Kekuatan uji 80%

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besar sampel sebesar 32

sampel untuk masing-masing kelompok sehingga jumlah sampel secara

keseluruhan sebanyak 64 sampel. Sampel dibulatkan menjadi 70 untuk

menghindari drop out atau missing jawaban dari masing-masing responden.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer

adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu

organisasi/perusahaan atau perorangan langsung dari objeknya. Sumber data

primer diperoleh melaui kuesioner, pengukuran langsung, observasi lapangan,

dan wawancara.

Penyebaran kuesioner pada sampel penelitian dilakukan untuk mengetahui

data karakteristik pekerja. Sedangkan observasi lapangan dilakukan untuk

mengetahui gambaran pekerjaan, yang kemudian dilakukan pengukuran dengan

menggunakan metode QEC. Selanjutnya, untuk mengetahui keluhan MSDs yang

Page 99: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

76

dirasakan responden dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM)

yang ditujukan kepada seluruh responden yang telah dipilih. Selain itu, peneliti

juga melakukan wawancara dengan pekerja dan pengawas untuk memperkuat

data hasil kuesioner.

Data primer diperoleh melalui metode :

a. Observasi lapangan, bertujuan untuk mendapatkan gambaran tahapan

pekerjaan, postur yang digunakan pekerja, durasi, serta frekuensi terkait

postur yang digunakan.

b. Pengukuran langsung, bertujuan untuk mendapatkan data tentang IMT

responden dan berat alat yang digunakan oleh responden ketika bekerja.

c. Kuesioner, dengan meminta pekerja untuk mengisi lembar pertanyaan.

Adapun penjelasan pengumpulan data berdasarkan variabel beserta

instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

4.4.1 Variabel Keluhan MSDs (Musculoskelatal Disorders)

Keluhan MSDs pada pekerja diperoleh dengan menanyakan langsung

melalui instrumen kuesioner dan menggunakan Nordic Body Map

(NBM) untuk mengetahui dimana letak keluhan yang dirasakan ketika

ataupun setelah bekerja (lampiran 2). Responden yang mengisi

kuesioner diminta untuk memberikan tanda ada atau tidaknya

gangguan pada bagian-bagian tubuh tersebut. Kuesioner NBM ini

diberikan kepada seluruh sampel yang terdapat pada stasiun kerja.

Selanjutnya keluhan pada NBM dikelompokkan menjadi dua kategori :

Page 100: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

77

a. Ada keluhan, jika ada bagian tubuh yang dikeluhkan ≥ 1 selama

12 bulan terakhir dan 7 hari sebelum penelitian dilakukan.

b. Tidak ada keluhan, jika tidak ada bagian tubuh yang dikeluhkan

atau ada bagian tubuh yang dikeluhkan tetapi tidak selama 12

bulan terakhir dan 7 hari sebelum penelitian dilakukan.

4.4.2 Variabel Faktor Pekerjaan

Data mengenai faktor pekerjaan diperoleh melalui perhitungan risiko

MSDs pada bagian tubuh tertentu (punggung, leher, bahu/lengan,

pergelangan tangan) dengan mempertimbangkan faktor postur, durasi,

beban serta frekuensi pekerjaan pada penggunaan instrumen Quick

Expossure Checklist (QEC). Adapun tahapannya adalah sebagai

berikut :

a. Persiapan pengukuran

1) Dipilih tempat dan pekerja yang akan diobservasi serta

mendiskusikan bersama supervisor atau manajer perusahaan.

2) Setiap pekerjaan dibagi menjadi beberapa tahapan tugas/task,

kemudian akan diukur besar risikonya.

3) Dicatat data mengenai nama pekerjaan, detail pekerjaan nama

peneliti, waktu dan tanggal penilaian pengukuran.

b. Pelaksanaan pengukuran

1) Pada lembar observer’s assessment, risiko MSDs pada pekerjaan

diukur dan di-ceklist pada kotak pertanyaan A-G mengenai postur

Page 101: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

78

dan gerakan tubuh. Pada saat mengukur risiko pekerjaan, observer

harus melihat pada posisi yang paling jelas.

2) Sedangkan untuk worker’s assessment, pekerja diberikan

pertanyaan H-Q mengenai pekerjaannya sehari-hari.

3) Untuk membantu pengukuran dapat menggunakan kamera digital

dan busur guna memperoleh besar sudut postur tubuh.

4) Untuk mengetahui berat barang dan berat alat yang digunakan oleh

pekerja dapat digunakan timbangan berat.

c. Perhitungan dan Analisis hasil pengukuran

1) Hasil observasi dan penilaian risiko pekerjaan dimasukkan ke

kolom-kolom pada lembar ke dua sesuai dengan kode pertanyaan

(A1-L2). Maka didapatkan skor risiko pada setiap bagian tubuh.

Adapun salah satu contoh perhitungan skor risiko bagian tubuh

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Salah Satu Contoh Perhitungan Pada Lembar QEC

Tabel disamping menunjukkan kombinasi antara penilaian postur (A1-A3) dan beban (H1-H4). Tentukan nilai yang sesuai pada kolom yang ada, contoh kombinasi antara A2 dan H2 maka ditemukan kolom dengan nilai 6. Masukkan nilai tersebut pada kolom “score 1” di pojok bawah kanan.

Sumber : Stanton, 2005

Page 102: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

79

2) Lakukan kembali prosedur perhitungan di atas pada setiap bagian

tubuh.

3) Dari perhitungan skor risiko berdasarkan bagian tubuh, kemudian

dijumlahkan seluruhnya (total skor) dan dibagi dengan angka 176

(total skor/176). Adapun formulasi perhitungan total skor dapat

dilihat sebagai berikut :

4) Hasil perhitungan total skor kemudian disesuaikan dengan kriteria

QEC pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Kategori Tingkat Paparan & Tindakan

Tingkatan QEC skor Tindakan

Low ≤ 40 % Dapat diterima

Medium 41 – 50 % Perlu investigasi lebih lanjut

High 51 – 70 % Investigasi lebih lanjut dan perubahan segera

Very High > 70 % Invesetigasi dan perubahan seketika

Sumber : Stanton, 2005 5) Kemudian dari hasil tersebut dikelompokkan menjadi empat

kategori yaitu:

1. Risiko sangat tinggi : 71-100%

2. Risiko tinggi : 51-70%

3. Risiko sedang : 41-50%

Total Skor = Skor (punggung + leher + bahu + pergelangan tangan)

176

Page 103: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

80

4. Risiko ringan : 0-40%

4.4.3 Variabel Usia

Data usia pekerja diperoleh dengan menanyakan tanggal lahir pekerja.

4.4.4 Variabel Indeks Masa Tubuh

Data mengenai berat badan diperoleh dengan mungukur berat badan

menggunakan timbangan berat badan. Sedangkan data tinggi badan

diperoleh melalui pengukuran tinggi badan menggunakan pengukur

tinggi badan. Adapun data yang diperoleh adalah dikelompokkan

sebagai berikut:

1. Gemuk : jika IMT > 25,0.

2. Kurus ; jika IMT ≤ 18,5.

3. Normal : jika IMT > 18,5-25,0.

4.4.5 Variabel Masa Kerja

Data mengenai masa kerja diperoleh dengan menanyakan berapa lama

telah bekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Tangerang ataupun di bagian yang sama di perusahaan lain tempat

sebelumnya bekerja.

4.4.6 Variabel Kebiasaan Merokok

Data mengenai kebiasaan merokok diperoleh melalui menanyakan

langsung kepada pekerja dengan instrumen berupa kuesioner.

Page 104: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

81

4.4.7 Variabel Kebiasaan Olahraga

Data kebiasaan olahraga diperoleh dengan mengobservasi dan

menanyakan langsung mengenai keikutsertaan pekerja dalam

mengikuti kegiatan senam pagi ataupun olahraga yang dilakukan diluar

perusahaan serta melakukan konfirmasi data yang diperoleh melalui

absen pekerja. Adapun pengelompokkan data yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

1. Kurang : jika melakukan senam pagi ataupun olahraga < 5

x/minggu.

2. Cukup : jika melakukan senam pagi ataupun olahraga ≥ 5

x/minggu.

4.4.8 Variabel Riwayat Penyakit MSDs

Data mengenai pernyataan pernah mengalami penyakit MSDs oleh

pekerja sebelum bekerja di bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk Tangerang.

Adapun pengelompokan data yang diperoleh adalah :

1. Ada

2. Tidak ada.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipergunakan dalam

pengumpulan data untuk mendapatkan data primer langsung dari sampel yang

diteliti. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

Page 105: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

82

1. Kuesioner

2. Nordic Body Map (NBM)

3. Lembar Quick Exposure Checklist (QEC)

4. Timbangan berat badan digunakan untuk mengukur berat badan

responden dan berat alat yang digunakan responden ketika bekerja

5. Pengukur tinggi badan (microtoa) yang digunakan untuk mengukur tinggi

badan responden

6. Kamera digital digunakan untuk pengambilan gambar responden yang

dibutuhkan dalam pengukuran postur kerja

7. Penggaris busur digunakan untuk mengukur sudut postur kerja dalam

gambar pada saat melakukan pekerjaan.

4.6 Pengolahan Data

Dalam pengolahan data yang telah diperoleh/dikumpulkan dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Coding merupakan kegiatan memberikan kode pada jawaban

kuesioner yang ada untuk mempermudah proses pengolahan dalam

komputerisasi. Pengkodean ini dijadikan sebagai langkah awal

pengolahan data. Mengkode jawaban adalah merubah data berbentuk

huruf menjadi data berbentuk angka. Pada proses coding ini, variabel

independen dan dependen akan diberi kode untuk memudahkan dalam

menganalisa.

Page 106: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

83

2. Editing sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu

dengan tujuan untuk mengoreksi data yang meliputi kelengkapan

pengisian jawaban kuesioner, konsistensi atas jawaban dan kesalahan

jawaban pada kuesioner. Sehingga dapat diperbaiki jika dirasakan masih

ada kesalahan dan keraguan atas data tersebut.

3. Entry data data yang telah dikode tersebut kemudian dimasukkan

dalam program komputer untuk selanjutnya akan diolah.

4. Cleaning data proses pengecekan kembali data yang sudah dientri

untuk melihat adanya kesalahan atau tidak. Tahapan cleaning data

bertujuan untuk mengetahui missing data, mengetahui variasi data, dan

mengetahui konsistensi data.

4.7 Analisis Data

Analisis data merupakan kelanjutan dari tahapan pengolahan data. Setelah

data diberi nilai dan dimasukkan (entry), data kemudian dianalisa dengan

menggunakan komputer. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat untuk

memperoleh gambaran dari setiap variabel yang diamati dan analisis bivariat

untuk melihat hubungan antara masing-masing variabel independen dengan

variabel dependen serta analisis multivariat untuk melihat faktor yang paling

dominan/berpengaruh terhadap keluhan MSDs. Pengolahan dan analisis data

pada penelitian ini akan menggunakan lembar penilaian QEC untuk menghitung

hasil pengukuran dengan metode QEC dan SPSS untuk menghitung hasil

Page 107: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

84

pengukuran subjektif yang menggunakan formulir NBM dan kuesioner yang

telah diisi oleh responden.

4.7.1 Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi, persentase, dan statistik deskriptif dari setiap variabel yang

diteliti. Analisis ini akan disajikan dalam bentuk tulisan, tabel, maupun

grafik. Variabel yang di analisis ialah variabel dependen dan independen.

Variabel tersebut ialah keluhan MSDs, faktor pekerjaan, usia, IMT, masa

kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakit MSDs.

4.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk melihat kemaknaan

dan besarnya hubungan variabel independen dan variabel dependen.

Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor pekerjaan, usia, IMT,

masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakit

MSDs. Sedangkan yang merupakan variabel dependennya adalah keluhan

MSDs.

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan dependen menggunakan uji Chi Square (K & K) dan

uji T-Independen (N & K) dengan derajat kepercayaan 95% dan tingkat

kemaknaan (α) 5%. Sedangkan untuk melihat kejelasan tentang dinamika

hubungan antara faktor risiko dan faktor efek dilihat melalui nilai odds

ratio (OR). Dalam hal ini adalah untuk menunjukkan rasio antara

Page 108: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

85

banyaknya kasus yang mengalami keluhan MSDs dan yang tidak

mengalami keluhan MSDs. Apabila nilai OR <1, berarti faktor risiko yang

diteliti justru mengurangi faktor efek (faktor protektif). Apabila nilai OR

=1 maka faktor risiko tidak berpengaruh terhadap faktor efek, sedangkan

bila nilai OR >1 berarti faktor risiko menimbulkan efek.

Nilai alfa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan

demikian bila hasil penelitian P value > nilai α (0,05) maka Ho diterima

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kedua

variabel. Sebaliknya jika P value ≤ nilai α (0,05) maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel.

4.7.3 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk variabel yang secara bivariat

menunjukkan hubungan yang bermakna. Analisis multivariat dilakukan

untuk mengetahui variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan

keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2011. Analisis yang digunakan pada penelitian ini

yaitu uji regresi logistik berganda dengan model prediksi yaitu cara

menseleksi variabel independennya. Penggunaan uji regresi logistik

berganda karena variabel dependennya berbentuk kategorik.

Analisis ini dilakukan setelah dilakukannya analisis bivariat antara

msing-masing variabel independen dengan variabel dependennya. Seleksi

kandidat model dilakukan bila hasil dari uji bivariatnya mempunyai nilai p

Page 109: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

86

< 0,25 maka variabel tersebut akan dilanjutkan ke analisis multivariat.

Selanjutnya pada pembuatan model prediksi, variabel independen itu akan

dianalisis secara bersama-sama dengan variabel dependen. Variabel yang

valid dalam model multivariat adalah variabel yang mempunyai nilai p ≤

0,05. Apabila di dalam model ditemukan nilai p > 0,05 maka variabel

tersebut harus dikeluarkan dari model yang dilakukan secara bertahap dan

yang pertama dikeluarkan adalah nilai p terbesar. Kemudian, dilakukan uji

interaksi pada variabel yang diduga secara substansi ada interaksi. Jika dari

uji interaksi masing-masing variabel tersebut hasil p-value ≤ 0,05

menunjukkan bahwa diantara variabel-variabel tersebut terdapat interaksi

sedangkan jika p-value > 0,05 menunjukan bahwa tidak ada interaksi

antara variabel-variabel tersebut. Sehingga didapatkan hasil akhir dari

variabel-variabel yang masuk dalam model multivariat yang menunjukkan

bahwa variabel-variabel tersebut merupakan variabel yang paling

berpengaruh/dominan terhadap variabel dependennya.

Page 110: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

87

BAB V

HASIL

5.1 Gambaran Umum Perusahaan

5.1.1 Sejarah Singkat PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

PT. Surya Toto Indonesia. Tbk merupakan salah satu produsen

produk perlengkapan saniter terbesar di Asia Tenggara, yang berkantor

pusat di Tomang Raya, Jakarta Barat. Sejarah Perusahaan ini dimulai dari

CV. Surya yang awalnya merupakan suatu usaha dibidang bahan bangunan

yang kemudian menjadi agen dari Toto limited, Jepang di Indonesia pada

tahun 1968. Menyadari bahwa bidang usaha ini memiliki prospek yang

cerah di Indonesia, maka pada tahun 1977 PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

berdiri sebagai usaha patungan antara CV. Surya dengan Kashima Trading

company dan Toto limited.

Pada Tahun 1978, pabrik saniter pertama berdiri di Serpong,

Tangerang dengan jumlah karyawan 65 orang. Pada tahun 1994 PT. Surya

Toto Indonesia berhasil memperoleh label dari JIS (Japan International

Standard) dan juga berhasil menambah tipe produk yang dihasilkan.

Kemudian pada tahun 1999, PT. Surya Toto Indonesia memperoleh

sertifikasi ISO 9002.

Pada saat ini, perusahaan telah mengekspor produknya ke 20 negara

melalui agen-agen internasional yang dimiliki di beberapa benua. Jaringan

Page 111: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

88

penjualan dalam negeri yang dimiliki perusahaan juga sangat luas, meliputi

14 agen dan subagen yang didukung oleh lebih dari 800 dealer lokal yang

berada di lebih dari 20 kota besar dan kecil diseluruh Nusantara. Kini

perusahaan memiliki dua pabrik utama, yakni pabrik utama saniter di Desa

Bojong, Cikupa dan Pabrik fitting di Jl. M. H. Thamrin Km 7, Serpong,

dengan total karyawan lebih dari 2300 orang.

5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan

“Menjadi perusahaan terkemuka yang dapat memberikan kontribusi

terhadap perkembangan masyarakat”.

Misi Perusahaan

Mempersembahkan produk yang bermanfaat dan berkualitas tinggi.

Memberikan pelayanan prima untuk memenuhi kepuasaan pelanggan.

Mencintai pekerjaan dengan sepenuh hati.

Mengahargai individu dan membina kerjasama.

Melindungi lingkungan dunia dengan penghematan penggunaan

sumber daya alam dan energi.

Page 112: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

89

5.1.3 Tujuan Perusahaan

Tujuan Perusahaan adalah sebagai berikut:

a) Mendirikan dan mengoperasikan perusahaan untuk memproduksi

berbagai peralatan saniter, komponen fitting, dan perlengkapan lain

yang berkaitan dengan peralatan saniter.

b) Memasarkan dan menjual produk-produk tersebut di dalam dan di luar

wilayah Indonesia berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku di

Indonesia.

c) Melakukan pembelian lokal dan impor mesin, suku cadang, dan bahan

baku yang diperlukan untuk memproduksi produk-produk tersebut.

5.1.4 Kebijakan Perusahaan

Kebijakan Mutu yang diterapkan perusahaan, yaitu:

“ Kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu produk dan pelayanan

secara terus-menerus”.

Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang diterapkan

perusahaan, yaitu:

1. Melaksanakan norma-norma K3 secara menyeluruh.

2. Meningkatkan kualitas patrol K3 secara serius.

3. Memperbaiki sumber potensi bahaya di tempat kerja.

4. Menggunakan APD (alat pelindung diri) sesuai kondisi dengan baik

dan benar.

Page 113: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

90

5.1.5 SDM (Sumber Daya Manusia) PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Adapun tenaga kerja yang dimiliki oleh PT. Surya Toto Indonesia.

Tbk berdasarkan data Juli 2010 adalah sebanyak 1081 karyawan dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 5.1

Daftar Karyawan yang bekerja di PT. Surya Toto Indonesia.Tbk

Tahun 2010

Klasifikasi Pekerjaan

Jenis Kelamin

Daerah Asal Pendidikan

L P JML Lokal Komuter harian

WNA SD SMP SMA D3/S1

1. Ass Manager ke atas

18 - 18 16 - 2 - - - 18

2. Staff 24 14 38 38 - - - - 27 11

3. Karyawan/Buruh 966 59 1025 851 174 - - 5 967 53

JUMLAH 1008 73 1081 905 174 - 0 5 994 82

Sumber: PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Dari tabel di atas, diketahui bahwa karyawan PT. Surya Toto

Indonesia dengan tingkat pendidikan SMA paling besar jumlahnya, yaitu

994 orang atau sebesar 91,9 % dari seluruh jumlah karyawan yakni 1081

orang. Seangkan untuk tingkat pendidikan D3 dan S1 berjumlah 82 orang

atau sebesar 7,5 % dari seluruh jumlah karyawan.

5.1.6 Struktur Organisasi PT. Surya Toto Indonesia

PT.Surya Toto Indonesia.Tbk dipimpin oleh seorang Direktur yang

membawahi 9 Manajer. Setiap Manajer memiliki tanggung jawab masing-

Page 114: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

91

masing terhadap tugas yang diberikan dari perusahaan, berikut gambaran

Struktur Organisasi PT. Surya Toto Indonesia.Tbk :

1. HRD yang terdiri dari: HRD (Human Resource Development), SHE

(Safety Health Environment), GA (General Affair).

2. Finance & accountingyang terdiri dari : Finance, Inventory &fixed

asset, Accounting, Payroll.

3. Purchasing yang terdiri dari : Purchasing, Ware House.

4. Produksi Pabrik 1, 3 dan 4 yang terdiri dari : Produksi Pabrik 1,

Produksi Pabrik 3, Produksi Pabrik 4.

5. Produksi Pabrik 2, maintenance & engginering yang terdiri dari:

Produksi Pabrik 2, Maintenance & engginering.

6. PPIC, WH FG, Assemblingyang terdiri dari : Assembling total, PPIC

(Product, plan and inventory control), Ware house Finished goods.

7. QC & QA yang terdiri dari : QC Incoming, QC STI, Quality

assurance.

8. Technical & Moulding yang terdiri dari : Production development,

Technical Production, Moulding.

9. Design

Page 115: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

92

5.1.7 Struktur Organisasi Seksi K3L

Sumber: Seksi K3L PT. Surya Toto Indonesia. Tbk

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Seksi K3L

Seksi K3L ( SHE) dipimpin oleh seorang Asisten Manajer HRD,

karena secara struktural seksi K3L berada di bawah bagian HRD. Akan

tetapi, secara fungsional tetap berada langsung di bawah Direktur.

5.1.8 Program Kerja Seksi K3L

Berikut adalah Program Kerja yang ada di Seksi K3L PT. STI :

1. Promosi K3 yang terdiri dari : Bulan Kampanye K3, Komunikasi

K3

2. Penyuluhan K3 yang terdiri dari : Pendidikan K3, Pelatihan K3

3. Pengawasan K3 : Patrol K3

4. Pemeriksaaan K3: Audit K3, Audit fasilitas alat tanggap darurat,

Audit mesin khusus, Audit Infrastruktur, Audit Toto, Pemeriksaan

Kesehatan karyawan.

5. Pengendalian K3 yang terdiri dari : Penerapan manajemen resiko,

Pengukuran kondisi lingkungan kerja, Kinerja perusahaan,

Ass. Manajer HRD

Foreman

Senior Worker

Page 116: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

93

Penanganan kecelakaan didalam dan diluar pabrik, Peraturan dan

Pengecekan Alat pelindung diri, Potensi bahaya Chuck, Paralel

action, Pengendalian outsourcing.

6. Evaluasi K3 yang terdiri dari : Organisasi P2K3, Tema Patrol K3

Bulanan.

5.1.9 Proses Produksi

Uraian Proses Produksi Fitting PT. Surya Toto Indonesia Tbk.

a. Casting (Pembentukan dan Pencetakan)

Merupakan salah satu seksi awal produksi pada proses

pembentukan benda kerja dengan cara dicetak dengan bahan bakunya

yaitu Brass Ingote yang dilebur pada suhu + 1050 °C pada tungku

pembakaran yang menggunakan bahan bakar gas. Mesin yang

digunakan yaitu Core, LPDC, Shot blast dan Cutting. Pada proses ini

limbah dan cemaran yang dihasilkan adalah berupa suara bising, Asap

dan debu. Adapun penanganan dari dampak tersebut adalah dipasang

Dust collector yang berfungsi untuk menarik debu dan asap serta

Exhause fan untuk sirkulasi udara dan untuk karyawan dilengkapi

dengan Alat Pelindung Diri.

b. Forging (Pembentukan dan Pengepressan)

Proses awal pembentukan benda kerja dengan cara dipress dan

bahan bakunya yaitu brass bar dan brass hex bar yang dibakar pada

suhu + 750 oC pada tungku pembakaran (Furnace) yang menggunakan

Page 117: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

94

bahan bakar gas. Mesin yang digunakan antara lain : Cutting, Press

Forging, Press Cutting. Pada proses ini limbah dan cemaran yang

dihasilkan adalah berupa suara bising, limbah oli, dan limbah padat.

Adapun untuk penanganan dari dampak tersebut dipasang Dust

collector dan scrubber yang berfungsi untuk menghisap debu/asap dan

scrubber untuk penyaringan oli serta Exhause fan untuk sirkulasi udara

dan karyawan dilengkapi Alat Pelindung Diri (Tutup telinga dan

masker).

c. Injection (Penyuntikan)

Proses awal yaitu pembentukan benda kerja dengan cara disuntik

dengan bahan bakunya yaitu resin plastic yang di oven pada suhu 200

~ 250 oC pada heater cylinder yang dipanaskan dengan listrik. Mesin

yang digunakan adalah mesin Injection. Pada proses ini limbah dan

cemaran yang dihasilkan berupa limbah padat dan oli. Adapun

penanganan dari dampak tersebut yaitu untuk limbah oli

ditampung pada drum dan disimpan ditempat penampungan dan

kemudian dijual kepada pihak kedua kemudian untuk limbah padat

juga disimpan pada karung dan tampung kemudian dijual pada pihak

kedua.

Page 118: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

95

d. Proses Produksi Machining

Merupakan seksi lanjutan setelah Casting dan Forging, tapi tidak

sedikit material yang diproses dari awal dan ada juga yang dibeli dari

supplier dalam bentuk semi jadi. Pembentukan benda kerja diproses

dengan berbagai mesin seperti Rim, NC, Turret/Bubut, Drill, Grinding

dan lain-lain. Bahan bakunya yaitu Brass Bar, Brass Hex Bar, Brass

Pipe, Cu Pipe dan lain-lain.

Pada proses ini limbah dan cemaran yang dihasilkan berupa

suara bising, debu (limbah padat), dan limbah oli. Adapun untuk

penanganan dari dampak tersebut yaitu untuk limbah padat dan oli

ditampung pada karung jumbo dan drum kemudian disimpan ditempat

penampungan dan dijual pada pihak kedua, dan sirkulasi udara

didalam ruangan dipasang Exhause fan serta untuk kesehatan kerja

karyawan dilengkapi Alat Pelindung Diri (Tutup telinga dan masker).

e. Proses Produksi Polishing

Merupakan seksi lanjutan setelah Machining, tetapi ada juga

proses dilakukan dari material part semi jadi dari supplier. Proses kerja

Polishing adalah pemolesan/pengampelasan agar halus dan mengkilap

yang terdiri dari 2 bagian proses yaitu Abrasive belt dan Buffing. Pada

proses tersebut mesin yang digunakan ada yang manual dan ada juga

yang otomatis. Bahan pembantu untuk proses buffing biasa digunakan

Tripoly yaitu Tripoly Cair dan Batangan. Pada proses ini limbah dan

Page 119: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

96

cemaran yang dihasilkan berupa suara bising dan debu. Adapun

penanganan dari dampak tersebut adalah dipasang Dust collector yang

berfungsi untuk menghisap debu dan sirkulasi udara (Exhause fan)

serta untuk kesehatan karyawan dilengkapi Alat Pelindung Diri (Tutup

trelinga dan masker).

f. Proses Produksi Plating

Seksi ini merupakan lanjutan proses setelah polishing dan part

dari Injection juga diproses diplating. Proses kerja plating adalah

membuat lapisan logam diatas benda kerja/part yang diplating.

Pelapisannya terdiri dari Automatic metal plating, Manual plastik

plating dan Manual gold plating. Prosesnya hampir sama yaitu

Pembersihan (Pralakuan), proses plating dan pembilasan.

Tujuan dari pelapisan tersebut untuk memperindah penampilan,

mencegah karat, mencegah aus serta meningkatkan kekuatan pada

barang jadi.Pada proses ini limbah dan cemaran yang dihasilkan yaitu

berupa limbah cair. Adapun penanganan dari dampak tersebut yaitu

pemasangan scrubber untuk menghisap uap dan sirkulasi udara

(Exhause fan) yang dalirkan keudara bebas dan untuk kesehatan

karyawan dilengkapi Alat Pelindung Diri (masker).

Namun untuk limbah cairnya sendiri dialirkan ke WWT melalui

pipa-pipa kemudian diproses dan di Netralisir di IPAL dan setelah

dilakukan pengetesan untuk kadar airnya dan hasilnya baik air limbah

Page 120: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

97

tersebut dibuang ke got. Kemudian endapan lumpur dari proses

tersebut dipress dan dikeringkan lalu disimpan pada karung jumbo

ditempat penampungan limbah B3 untuk kemudian dijual pada pihak

kedua yang berizin dari KLH.

g. Proses Produksi Assembling (Perakitan dan pengepakan)

Merupakan proses terakhir yang merakit produk yang part-

partnya telah melewati setiap proses seperti Casting, Forging,

Machining, Polishing, Plating, Karet, Plastik dan lain-lain sekaligus

proses pengepakan.

Adapun limbah yang dihasilkan dari proses ini adalah berupa

limbah padat yang dikumpulkan dimasing-masing tempat sampah yang

kemudian dikirim ke TPS (tempat penampungan sementara) untuk

dikumpulkan sebelum dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

5.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari variabel-

variabel yang diteliti. Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi

dari masing-masing variabel, baik variabel independen maupun variabel

dependen. Hasil dari analisis univariat adalah sebagai berikut.

Page 121: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

98

5.2.1 Gambaran Keluhan MSDs Responden

Hasil penelitian terkait keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing

PT. Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 5.2

berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Keluhan MSDs pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya

Toto Indonesia.Tbk Tahun 2011

Keluhan Frekuensi Persentase (%) Ada Keluhan 51 72,9

Tidak Ada Keluhan 19 27,1 Jumlah 70 100

Sumber:Data Primer

Berdasarkan pengumpulan data dengan kuesioner terhadap 70

responden, diketahui bahwa tidak semua responden mengalami keluhan

MSDs. Sebanyak 51 responden (72,9%) mengalami keluhan MSDs.

Berikut ini frekuensi keluhan MSDs responden pada 27 titik tubuh

berdasarkan bagian tubuh yang dirasa ada keluhan adalah sebagai berikut:

Page 122: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

99

Grafik 5.1 Distribusi Frekuensi Keluhan MSDs Berdasarkan Anggota Tubuh Pada

Responden di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa paling banyak

bagian/area yang dikeluhkan oleh pekerja adalah pinggang (33 orang),

bahu kiri dan bahu kanan (23 orang), dan leher atas (22 orang).

5.2.2 Gambaran Resiko/Faktor Pekerjaan Responden

Hasil penelitian mengenai faktor pekerjaan diperoleh dari

pengukuran bagian tubuh seperti leher, punggung, bahu, tangan, dan

pergelangan tangan dengan mempertimbangkan postur, durasi, frekuensi,

dan beban pekerjaan. Adapun hasil yang diperoleh mengenai faktor

22

12

23 23

12 13 139

35

8

3 3

8 9 911 12 12

7 6 7 8

15 15

10 11 1012

0

5

10

15

20

25

30

35

40

lehe

r ata

s

lehe

r baw

ah

bahu

kir

i

bahu

kan

an

leng

an k

iri a

tas

pung

gung

ata

s

leng

an k

anan

ata

s

pung

gung

baw

ah

ping

gang

boko

ng

siku

kir

i

siku

kan

an

leng

an k

iri b

awah

leng

an k

anan

baw

ah

perg

elan

gan

tang

an k

iri

perg

elan

gan

tang

an k

anan

tang

an k

iri

tang

an k

anan

paha

kir

i

paha

kan

an

lutu

t kir

i

lutu

t kan

an

betis

kir

i

betis

kan

an

perg

elan

gan

kaki

kir

i

perg

elan

gan

kaki

kan

an

tela

pak

kaki

kir

i

tela

pak

kaki

kan

an

Bagian Keluhan

Page 123: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

100

pekerjaan pada responden di bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia.

Tbk tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Resiko/Faktor Pekerjaan pada Pekerja di Bagian Polishing

PT. Surya Toto Indonesia.Tbk Tahun 2011

Tingkat Resiko Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Resiko Tinggi 20 28,6 Resiko Sedang 34 48,6 Resiko Ringan 16 22,9

Jumlah 70 100 Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa resiko pekerjaan

responden hampir merata untuk setiap kategori (tinggi, sedang, dan

rendah). Akan tetapi, responden yang paling banyak berada pada resiko

pekerjaan dengan kategori sedang (48,6%).

5.2.3 Gambaran Usia Responden

Hasil penelitian mengenai usia responden pada bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia.Tbk dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Usia pada Pekerja Bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk Tahun 2011

Variabel Mean SD Min-Max Usia 30.16 tahun 7.833 19 tahun – 45 tahun

Sumber:Data Primer

Page 124: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

101

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata usia responden di

bagian Polishing adalah 30,16 tahun dengan usia responden paling muda

adalah 19 tahun dan paling tua adalah 45 tahun.

5.2.4 Gambaran Indeks Masa Tubuh (IMT) Responden

Indeks masa tubuh responden di bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung berat badan

dan tinggi badan responden. Adapun hasil pengukuran dan perhitungan

yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut:

Tabel 5.5

Distribusi Indeks Masa Tubuh pada Pekerja di Bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia.Tbk Tahun 2011

Indeks Massa Tubuh Frekuensi Persentase (%) Gemuk 15 21,4 Kurus 12 17,1

Normal 43 61,4 Jumlah 70 100

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa paling banyak pekerja

dengan IMT normal yaitu 43 pekerja (61,4%) dan pekerja yang paling

sedikit yaitu pekerja dengan kategori kurus sejumlah 12 orang (17,1%).

5.2.5 Gambaran Masa Kerja Responden

Hasil penelitian mengenai masa kerja responden pada bagian

Polishing PT. Surya Toto Indonesia.Tbk dapat dilihat pada tabel 5.6

berikut:

Page 125: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

102

Tabel 5.6

Distribusi Masa Kerja pada Pekerja Bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk Tahun 2011

Variabel Mean SD Min-Max Masa Kerja 103.53 bulan 80.374 4 bulan – 279 bulan

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki masa kerja terendah adalah selama 4 bulan dan terlama adalah

279 bulan (23 tahun) dengan rata-rata masa kerja responden adalah 103,53

bulan (8,5 tahun).

5.2.6 Gambaran Kebiasaan Merokok Responden

Hasil penelitian mengenai kebiasaan merokok responden pada bagian

Polishing PT. Surya Toto Indonesia.Tbk dapat dilihat pada tabel 5.7

berikut:

Tabel 5.7

Distribusi Kebiasaan Merokok pada Pekerja Bagian Polishing PT.Surya

Toto Indonesia.Tbk Tahun 2011

Variabel Mean SD Min-Max Kebiasaan Merokok 7.46 batang 6.208 0 – 19 batang

Sumber:Data Primer

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata responden merokok

7.46 batang/hari dengan rentang konsumsi rokok 0 sampai 19 batang/hari.

5.2.7 Gambaran Kebiasaan Olahraga Responden

Hasil penelitian mengenai gambaran pekerja berdasarkan kebiasaan

olahraga yang dilakukan oleh pekerja dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut:

Page 126: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

103

Tabel 5.8

Distribusi Kebiasaan Olahraga pada Pekerja di Bagian Polishing PT.

Surya Toto Indonesia.Tbk Tahun 2011

Kebiasaan Olahraga Frekuensi Persentase (%) Kurang 50 71.4 Cukup 20 28.6

Jumlah 70 100 Sumber:Data Primer

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pekerja yang

mempunyai kebiasaan olahraga yang cukup adalah sebanyak 20 orang

(28,6%).

5.2.8 Gambaran Riwayat Penyakit MSDs Responden

Riwayat penyakit MSDs merupakan pekerja yang sebelumnya pernah

menderita penyakit/keluhan MSDs yang ditanyakan menggunakan

kuesioner. Hasil penelitian mengenai riwayat penyakit MSDs yang pernah

dialami oleh pekerja dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut:

Tabel 5.9

Distribusi Riwayat Penyakit MSDs pada Pekerja di Bagian Polishing

PT. Surya Toto Indonesia.Tbk Tahun 2011

Riwayat penyakit MSDs Frekuensi Persentase (%)

Ada 19 27.1 Tidak Ada 51 72.9

Jumlah 70 100 Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa dari 70 pekerja, terdapat

19 pekerja (27,1%) memiliki riwayat penyakit MSDs.

Page 127: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

104

5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen dengan menggunakan analisis uji Chi-

Square dan uji T-Independent. Uji T-independen digunakan untuk variabel usia,

kebiasaan merokok, dan masa kerja terhadap keluhan MSDs. Uji chi square

digunakan untuk variabel resiko/faktor pekerjaan, indeks masa tubuh (IMT),

kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakit MSDs dengan keluhan MSDs. Melalui

uji-uji tersebut akan diperoleh nilai p (p-value) di mana dalam penelitian ini

menggunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel

dikatakan bermakna jika mempunyai nilai P ≤ 0,05 dan dikatakan tidak

bermakna jika mempunyai nilap P > 0,05.

5.3.1 Hubungan antara Resiko/Faktor Pekerjaan dengan Keluhan MSDs

Hasil penelitian mengenai hubungan antara resiko/faktor pekerjaan

dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 128: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

105

Tabel 5.10

Analisis Hubungan Resiko/Faktor Pekerjaan dengan Keluhan MSDs

pada Pekerja Bagian Polishing PT.Surya Toto Indonesia.Tbk Tahun

2011

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.10, pekerja yang mempunyai resiko pekerjaan

tinggi dan mengalami keluhan MSDs sebanyak 17 orang dari 20 pekerja

(85,0%) dan pekerja yang mempunyai resiko rendah dan mengalami

keluhan MSDs sebanyak 6 orang dari 16 pekerja (37,5%). Dari hasil uji

statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar 0.001 yang artinya pada 5%

ada hubungan yang signifikan antara resiko/faktor pekerjaan dengan

keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2011.

5.3.2 Hubungan antara Usia dengan Keluhan MSDs

Hasil penelitian mengenai hubungan antara usia dengan keluhan

MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto Indonesia.Tbk tahun

2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

Variabel Kategori

Keluhan MSDs Total

Pvalue Ada

Keluhan Tidak Ada Keluhan

N % n % n % Resiko/Faktor Pekerjaan

Tinggi 17 85.0 3

15.0

20

100

0.001

Sedang 28 82.4 6 17.6 34 100

Rendah 6 37.5 10 62.5 16 100

Page 129: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

106

Tabel 5.11 Analisis Hubungan Usia dengan Keluhan MSDs pada Pekerja Bagian

Polishing PT.Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011

Variabel Kejadian Dermatitis Kontak N Mean SD P value

Usia Ada Keluhan 51 31.39 tahun 7.561 0.030 Tidak Ada Keluhan 19 26.84 tahun 7.776

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa rata-rata usia pada pekerja

yang mengalami keluhan MSDs adalah 31,39 tahun dengan standar deviasi

sebesar 7.561, sedangkan rata-rata usia pada pekerja yang tidak mengalami

keluhan MSDs adalah 26.84 tahun dengan standar deviasi sebesar 7.776.

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar 0.030

yang artinya pada 5% ada hubungan yang signifikan antara usia dengan

keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2011.

5.3.3 Hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Keluhan MSDs

Hasil penelitian mengenai hubungan antara indeks masa tubuh

dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 130: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

107

Tabel 5.12

Analisis Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Keluhan MSDs pada

Pekerja Bagian Polishing PT.Surya Toto Indonesia.Tbk Tahun 2011

Sumber:Data Primer

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 12 responden yang

dikategorikan kurus dan yang mengalami keluhan MSDs sebanyak 9 orang

(75,0%). Sedangkan responden yang memiliki IMT normal yang

mengalami keluhan MSDs sebanyak 29 orang dari 43 pekerja (67,4%).

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,348 (p value >

0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara indeks

masa tubuh dengan keluhan MSDs yang dialami oleh pekerja pada bagian

Polishing di PT. Surya Toto Indonesia.Tbk tahun 2011.

5.3.4 Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan MSDs

Hasil penelitian mengenai hubungan antara masa kerja dengan

keluhan MSDs pada responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Variabel Kategori

Keluhan MSDs Total

Pvalue Ada

Keluhan Tidak Ada Keluhan

n % n % n % Indeks Masa Tubuh

Gemuk 13 86.7 2

13.3

15

100

0.348

Kurus 9 75.0 3 25.0 12 100

Normal 29 67.4 14 32.6 43 100

Page 131: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

108

Tabel 5.13

Analisis Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan MSDs pada

Pekerja Bagian Polishing PT.Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun

2011

Variabel Kejadian Dermatitis Kontak N Mean SD P value

Masa Kerja Ada Keluhan 51 120.02 bulan 79.868 0.004 Tidak Ada Keluhan 19 59.26 bulan 64.848

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui bahwa rata-rata masa kerja

pada pekerja yang mengalami keluhan MSDs adalah 120,02 bulan (10

tahun) dengan standar deviasi sebesar 79.868. Rata-rata masa kerja pada

pekerja yang tidak mengalami keluhan MSDs adalah 59,26 bulan (5 tahun)

dengan standar deviasi sebesar 64.848. Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.004 (p value < 0,05) yang artinya

pada 5% terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan

keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2011.

5.3.5 Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Keluhan MSDs

Hasil penelitian mengenai hubungan antara kebiasaan merokok

dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 132: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

109

Tabel 5.14

Analisis Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Keluhan MSDs pada

Pekerja Bagian Polishing PT.Surya Toto Indonesia Tahun 2011

Variabel Keluhan MSDs N Mean SD P value Kebiasaan Merokok Ada Keluhan 51 8.22 batang 6.169 0.094

Tidak Ada Keluhan 19 5.42 batang 6.003 Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata pekerja yang

mengalami keluhan MSDs merokok 8.22 batang/hari dengan standar

deviasi sebesar 6.169, sedangkan rata-rata pekerja yang tidak mengalami

keluhan MSDs merokok 5.42 batang/hari dengan standar deviasi sebesar

6.003. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar

0.094 (p value > 0,05) yang artinya pada 5% tidak ada hubungan yang

signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan MSDs pada pekerja

bagian Polishing PT.Surya Toto Indonesia.Tbk tahun 2011.

5.3.6 Hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan MSDs

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini

hubungan antara kebiasaan olahraga dengan keluhan MSDs pada pekerja

bagian Polishing PT.Surya Toto Indonesia.Tbk tahun 2011.

Page 133: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

110

Tabel 5.15

Analisis Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan MSDs pada

Pekerja Bagian Polishing PT.Surya Toto Indonesia.Tbk Tahun 2011

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.15, ada 42 orang dari 50 orang (84%) pekerja

yang memiliki kebiasaan olahraga kurang yang mengalami keluhan MSDs.

Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,003 yang

artinya pada 5% terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan

olahraga dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya

Toto Indonesia.Tbk tahun 2011. Selain itu, terdapat nilai OR sebesar 6.417

yang artinya pekerja yang kebiasaan olahraganya kurang mempunyai

kecenderungan untuk mengalami keluhan MSDs 6.417 kali dibandingkan

pekerja yang kebiasaan olahraganya cukup.

5.3.7 Hubungan antara Riwayat Penyakit MSDs dengan Keluhan MSDs

Hasil penelitian mengenai hubungan antara riwayat penyakit MSDs

dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

Variabel Kategori

Keluhan MSDs Total

OR 95% CI

Pvalu

e Ada Tidak

Ada n % N % n %

Kebiasaan Olahraga

Kurang 42 84.0

8

16.0

50

100

6.417 (2.010-20.487)

0.003

Cukup 9 45.0

11 55.0 20 100

Page 134: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

111

Tabel 5.16

Analisis Hubungan Riwayat Penyakit MSDs dengan Keluhan

MSDs pada Pekerja Bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk Tahun 2011

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.16, terdapat 33 orang dari 51 pekerja (64,7%)

yang tidak memiliki riwayat penyakit MSDs tetapi mengalami keluhan

MSDs. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,027

yang artinya pada 5% terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat

penyakit MSDs dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing

PT.Surya Toto Indonesia.Tbk tahun 2011. Selain itu, terdapat nilai OR

sebesar 9.818 yang artinya pekerja yang memiliki riwayat penyakit MSDs

mempunyai kecenderungan untuk mengalami keluhan MSDs 9.818 kali

dibandingkan pekerja yang tidak memiliki riwayat penyakit MSDs.

5.4 Analisis Multivariat

Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel yang paling

dominan yang berhubungan dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian

Polishing PT.Surya Toto Indonesia.Tbk tahun 2011. Analisis yang digunakan

Variabel Kategori

Keluhan MSDs Total

OR 95% CI

Pvalue Ada Tidak

Ada n % N % n %

Riwayat Penyakit

Ada 18 94.7

1

5.3

19

100

9.818 (1.210-79.695)

0.027

Tidak Ada 33 64.7 18 35.3 51 100

Page 135: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

112

pada penelitian ini yaitu uji regresi logistik berganda dengan model prediksi yaitu

cara menseleksi variabel independennya. Tahapan yang dilakukan dalam analisis

multivariat ini adalah sebagai berikut:

5.4.1 Seleksi Kandidat Model Univariat

Seleksi kandidat model multivariat dengan melakukan analisis

bivariat antara masing-masing variabel independen dengan variabel

dependen. Bila hasil dari uji bivariatnya mempunyai nilai p<0,25 maka

variabel tersebut akan dilanjutkan ke analisis multivariat. Hasil pemilihan

kandidat yang dimasukkan ke dalam model dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 5.17

Kandidat Variabel Independen yang Masuk ke dalam Model Multivariat

No Variabel P-Value

1.

2.

3

4.

5.

6.

7.

Resiko/Faktor Pekerjaan

Usia

Indeks Masa Tubuh (IMT)

Masa Kerja

Kebiasaan Merokok

Kebiasaan Olahraga

Riwayat Penyakit MSDs

0,001*

0,030*

0,348

0,004*

0,094

0,003*

0,027*

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.17, diperoleh bahwa dari 7 variabel yang setelah

dilakukan analisis bivariat terdapat 6 variabel yang memiliki p<0,25 dan

secara teori dan substansi variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap

Page 136: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

113

keluhan MSDs. Dengan demikian terdapat 6 variabel yang masuk ke

dalam kandidat model multivariat yaitu resiko/faktor pekerjaan, usia, masa

kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakit MSDs.

5.4.2 Pembuatan Model Prediksi

Pada pembuatan model prediksi, selanjutnya variabel independen itu

akan dianalisis secara bersama-sama dengan variabel dependen. Variabel

yang valid dalam model multivariat adalah variabel yang mempunyai nilai

p≤0,05. Apabila di dalam model ditemukan nilai p>0,05 maka variabel

tersebut harus dikeluarkan dari model yang dilakukan secara bertahap dan

yang pertama dikeluarkan adalah nilai p terbesar.

Tabel 5.18

Hasil Pemodelan Prediksi Keluhan MSDs

Variabel Model 1 Model 2 Model 3 Model 4

Resiko/Faktor Pekerjaan

Usia

Masa Kerja

Kebiasaan Merokok

Kebiasaan Olahraga

Riwayat Penyakit MSDs

0,031

0,563

0,469

0,456

0,005

0,024

0,033

-

0,096

0,463

0,005

0,023

0,018

-

0,102

-

0,004

0,022

0,003

-

-

-

0,002

0,020

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.18 diketahui bahwa hasil pemodelan prediksi

keluhan MSDs dihasilkan 4 model. Pada model pertama terdapat tiga

variabel yang menunjukan p≤0,05 yaitu variabel resiko/faktor pekerjaan,

Page 137: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

114

kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakit MSDs. Sedangkan tiga variabel

lain menunjukan p>0,05 yaitu variabel usia, masa kerja, dan kebiasaan

merokok. Kemudian dari tiga variabel yang p>0,05, dikeluarkan terlebih

dahulu yang nilai probabilitasnya paling besar yaitu variabel usia.

Kemudian dilakukan analisis model ke dua dan hasil analisis menunjukan

bahwa variabel kebiasaan merokok dan masa kerja menunjukan p>0,05.

Akan tetapi yang dikeluarkan terlebih dahulu adalah variabel kebiasaan

merokok karena nilai probabilitasnya yang paling besar sehingga pada

analisis selanjutnya tidak dimasukan ke dalam model. Kemudian di analisis

kembali model ke tiga yang menunjukan dari empat variabel yaitu variabel

resiko/faktor pekerjaan, masa kerja, kebiasaan olahraga, dan riwayat

penyakit MSDs yang menunjukan nilai p > 0,05 adalah variabel masa kerja

sehingga variabel tersebut selanjutnya tidak di masukan ke dalam model.

Kemudian dianalisis kembali untuk model yang terakhir yaitu pemodelan

ke empat. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel resiko/faktor

pekerjaan, kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakit MSDs masing-masing

mempunyai nilai probabilitas masing-masing 0,003; 0,002 dan 0,020. Hal

ini menunjukkan bahwa variabel resiko/faktor pekerjaan, kebiasaan

olahraga, dan riwayat penyakit MSDs diduga memiliki hubungan kuat

dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2010.

Page 138: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

115

5.4.3 Uji Interaksi

Uji interaksi dilakukan pada variabel yang diduga secara substansi

ada interaksi. Akan tetapi pada penelitian ini tidak dilakukan uji interaksi

karena antara variabel-variabel yang masuk ke dalam model multivariat

diduga tidak ada interaksi secara substansinya.

5.4.4 Penyusunan Model Terakhir

Setelah dilakukan analisis ternyata variabel yang menjadi peluang

dalam keluhan MSDs antara lain yaitu resiko/faktor pekerjaan, kebiasaan

olahraga, dan riwayat penyakit MSDs. Model dari analisis dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 5.19

Model Akhir Analisis Multivariat Keluhan MSDs

Variabel B Wald P wald OR (95% CI)

Resiko/Faktor Pekerjaan Kebiasaan Olahraga

Riwayat Penyakit MSDs Constant

R Square

1.582 2.526

2.733 -12.697

0,511

8.733 9.236

5.415

0,003 0,002

0.020

4.864 (1.704-13.886) 12.504 (2.452-63.765)

15.381 (1.539-153.712)

Sumber:Data Primer

Berdasarkan tabel 5.19 diketahui bahwa variabel resiko/faktor

pekerjaan, kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakit MSDs terbukti

berhubungan signifikan (p value < 0,05) dengan keluhan MSDs pada

pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto Indonesia.Tbk tahun 2011. Dari

Page 139: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

116

hasil analisisnya juga diperoleh nilai OR resiko/faktor pekerjaan adalah

4.864 artinya pekerja yang mempunyai resiko pekerjaan tinggi dan sedang

mempunyai peluang untuk mengalami keluhan MSDs sebesar 4.864 kali

dibandingkan pekerja yang mempunyai resiko pekerjaan rendah setelah

dikontrol variabel kebiasaan olahraga dan riwayat penyakit MSDs.

Berdasarkan hasil analisis juga diperoleh nilai OR kebiasaan olahraga

adalah 12.504 artinya pekerja yang mempunyai kebiasaan olahraga kurang

mempunyai peluang untuk mengalami keluhan MSDs adalah sebesar

12.504 kali dibandingkan pekerja yang mempunyai kebiasaan olahraga

cukup setelah dikontrol variabel resiko/faktor pekerjaan dan riwayat

penyakit MSDs. Nilai OR variabel riwayat penyakit MSDs adalah 15.381

yang artinya pekerja yang memiliki riwayat penyakit MSDs mempunyai

peluang sebesar 15.381 kali untuk mengalami keluhan MSDs dibandingkan

pekerja yang tidak memiliki riwayat penyakit MSDs setelah dikontrol

variabel resiko/faktor pekerjaan dan kebiasaan olahraga.

Berdasarkan analisis, koefisien determinan (R square) menunjukan

nilai 0,511 artinya bahwa variabel resiko/faktor pekerjaan, kebiasaan

olahraga, dan riwayat penyakit MSDs dapat menjelaskan 51,1% variasi

variabel dependen keluhan MSDs. Dengan demikian, variabel resiko/faktor

pekerjaan, kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakist MSDs dapat

menjelaskan keluhan MSDs sebesar 51,1% sedangkan 48,9 % dijelaskan

oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti oleh peneliti.

Page 140: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

117

Berdasarkan hasil analisis multivariat dapat disimpulkan bahwa

variabel riwayat penyakit MSDs merupakan variabel yang paling dominan

atau berpengaruh terhadap terjadinya keluhan MSDs. Hal ini dapat dilihat

dari nilai OR analisis multivariatnya.

Page 141: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

118

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian ini diantaranya:

1. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, dimana variabel-variabel

independen dan dependennya diukur pada saat yang bersamaan sehingga

sulit untuk menentukan variabel mana yang terjadi terlebih dahulu dan tidak

dapat menjelaskan hubungan sebab akibat karena hanya menjelaskan

hubungan keterkaitan serta hanya menggambarkan variabel yang diteliti.

2. Peneliti tidak meneliti faktor resiko lain yang juga berpengaruh terhadap

timbulnya keluhan MSDs seperti faktor lingkungan dan faktor psikososial.

3. Pengukuran variabel faktor pekerjaan dengan metode QEC hanya mengukur

risiko pekerjaan terhadap tubuh bagian atas saja, sehingga jika ada keluhan

dirasakan pada tubuh bagian bawah maka tidak dapat diketahui besar risiko

dan pengaruhnya antara faktor pekerjaan terhadap keluhan MSDs.

4. Kuesioner Nordic Body Map (NBM) sangat bergantung pada subjektifitas

responden dan sangat dipengaruhi kejujuran responden.

5. Keterbatasan waktu dan biaya sehingga penentuan keluhan MSDs hanya

berdasarkan hasil pengisian kuesioner dan NBM tanpa ditindaklanjuti

dengan pemeriksaan medis pada pekerja.

Page 142: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

119

6. Pengambilan data untuk variabel keluhan MSDs tidak dilakukan dalam

waktu yang sama, sebagian pekerja diambil datanya pada pagi hari dan

sebagian lainnya pada siang hari atau sore hari. Sehingga kemungkinan akan

mempengaruhi informasi yang didapatkan khususnya untuk variabel keluhan

MSDs.

7. Pengambilan gambar dan video tidak dari segala arah, hanya pada arah yang

memungkinkan saja.

8. Adanya recall bias yaitu bias dalam mengingat kembali kapan mulai

merokok dan berhenti merokok pada variabel kebiasaan merokok serta

terkair riwayat penyakit MSDs sehingga dapat mempengaruhi jawaban

responden.

6.2 Gambaran Keluhan MSDs pada Responden

MSDs merupakan sekumpulan gejala/gangguan yang berkaitan dengan

jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan

pembuluh darah. MSDs pada awalnya menyebabkan rasa sakit, nyeri, mati rasa,

kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar

(OSHA, 2002). Sedangkan menurut Humantech (2003), keluhan musculoskeletal

adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai

dari keluhan ringan hingga keluhan yang terasa sangat sakit.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa

sebagian besar pekerja mengalami keluhan MSDs (72,9%). Bagian-bagian tubuh

yang paling banyak dikeluhkan responden adalah bagian pinggang, bahu kanan

Page 143: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

120

dan kiri, serta leher atas. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat

Sastrowinoto (1985) yang menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan

posisi duduk biasanya bagian tubuh yang dikeluhkan adalah pada bagian

pinggang, punggung, dan leher. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ikrimah (2009) yang menyatakan bahwa pada pekerja penjahit,

prevalensi gangguan MSDs paling tinggi terjadi pada bagian leher dan

punggung. Keluhan tersebut terjadi karena sikap kerja yang membungkuk

dengan gerakan-gerakan memutar pada daerah pinggang, leher menunduk, posisi

kaki tertekuk maksimal, dan gerakan repetitif tanpa diselingi istirahat yang

cukup.

Macam-macam keluhan yang dirasakan oleh pekerja disebabkan faktor

resiko MSDs yang memajan tubuhnya. Tiap bagian tubuh memiliki risiko

ergonomi dan gangguan kesehatan yang dapat melemahkan fungsi tubuh dan

penurunan kinerja pekerja. Bagian-bagian tubuh seperti tangan, leher, bahu,

punggung, dan kaki merupakan bagian tubuh yang sering digunakan pekerja

dalam melakukan pekerjaannya (NIOSH, 2007).

Beberapa teori dan hasil penelitian telah menyatakan bahwa ada beberapa

faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs pada pekerja diantaranya

resiko/faktor pekerjaan dan faktor individu (umur, indeks masa tubuh, masa

kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan riwayat penyakit MSDs).

Berikut ini pembahasan lebih lanjut mengenai hubungan antara faktor-faktor

Page 144: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

121

tersebut dengan keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk tahun 2011.

6.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan MSDs pada Responden

6.3.1 Resiko/Faktor Pekerjaan

Pengukuran risiko/faktor pekerjaan dilakukan pada tubuh bagian atas

(Upper Extremitas) seperti leher, punggung, lengan, pinggang, bahu,

tangan, dan pergelangan tangan. Pengukuran ini mempertimbangkan berat

beban yang diangkat, durasi, frekuensi, dan postur pekerja ketika bekerja

dengan menggunakan metode QEC. Pengukuran diperoleh dengan cara

merekam dan mengambil gambar kegiatan pekerja selama melakukan

pekerjaannya.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3, didapatkan hasil bahwa

paling banyak pekerjaan dengan tingkat risiko sedang yang dialami oleh 34

pekerja (48,6%), dan tingkat resiko rendah dialami oleh 16 orang pekerja

(22,9%). Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji

Chi-Square, didapatkan hasil bahwa pekerja yang mempunyai resiko

pekerjaan tinggi dan mengalami keluhan MSDs sebesar 85,0% (17 orang

dari 20 pekerja) dan nilai probabilitas sebesar 0,001 (p value < 0,05) yang

menunjukkan bahwa ada hubungan antara resiko/faktor pekerjaan dengan

keluhan MSDs pada responden.

Berdasarkan hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi

logistik berganda diketahui bahwa resiko/faktor pekerjaan mempengaruhi

Page 145: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

122

terjadinya keluhan MSDs. Sehingga dapat disimpulkan bahwa resiko/faktor

pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya

keluhan MSDs. Hal ini dapat disebabkan karena postur kerja yang tidak

alamiah (postur janggal) dan sebagian pekerja bekerja dengan posisi-posisi

yang berisiko untuk menimbulkan keluhan MSDs dengan durasi dan

frekuensi yang lama. Pada saat melakukan pekerjaannya, pekerja seringkali

membungkukkan badannya sehingga memungkinkan terjadinya cidera

tulang belakang. Selain itu, adanya pekerjaan dengan gerakan berulang dan

beban yang berat serta pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi

memperparah keadaan pekerja sehingga dapat menyebabkan penumpukan

cidera-cidera otot dan tulang. Jika hal ini tidak diiringi dengan waktu

istirahat atau relaksasi yang cukup maka akan membahayakan pekerja.

Gambar 6.1 Meja Kerja dan Postur Kerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk Tahun 2011

Page 146: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

123

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ikrimah (2009) dan Zulfiqor (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara resiko pekerjaan dengan keluhan MSDs. Selain itu, Europan

communities (2008) memperkirakan sekitar 40% dari MSDs bagian

ekstrimitas atas merupakan akibat dari paparan pekerjaan. Menurut studi

yang dilakukan oleh NIOSH, 60% back injury disebabkan karena

terlampauinya kapasitas kerja baik dalam hal mengangkat beban (60%),

menarik dan mendorong beban (20%), dan membawa beban (20%)

(Nurmianto, 2004).

Menurut Sastrowinoto (1985), pekerja yang melakukan pekerjaan

dengan posisi duduk biasanya bagian tubuh yang dikeluhkan pada bagian

pinggang, punggung, dan leher. Posisi duduk pada otot rangka

(musculoskeletal) dan tulang belakang (vertebral) terutama pada pinggang

(sacrum, lumbar, dan thoracic) harus dapat ditahan oleh sandaran kursi

agar terhindar dari nyeri (back pain) dan terhindar dari cepat lelah

(fatigue). Selain itu, ketika duduk, kaki harus berada pada alas kaki dan

dalam sikap duduk bergerak dengan relaksasi.

Page 147: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

124

Gambar 6.2 Postur Kerja yang Tidak Ergonomis pada Pekerja Bagian Polishing

PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tahun 2011

Berdasarkan observasi peneliti, pekerja selalu berada dalam posisi

duduk dengan durasi kerja yang lama tanpa terdapat sandaran atau sesuatu

yang dapat menahan punggung atau pinggang pekerja ketika melakukan

pekerjaannya. Selain itu, hanya sebagian kecil dari pekerja yang melakukan

peregangan yang cukup untuk melakukan relaksasi terhadap otot-otot tubuh

yang mengalami ketegangan ketika bekerja. Padahal, dengan melakukan

peregangan yang cukup, kelelahaan pada otot dan tulang dapat dipulihkan

dan kondisi tubuh kembali rileks/normal. Sehingga cedera-cedera atau

kerusakan pada otot, tulang, dan sendi yang terjadi ketika bekerja dapat

diminimalisir.

Peralatan kerja yang digunakan juga sangat berpengaruh terhadap

keluhan MSDs seperti berat beban dan alat yang digunakan atau dipegang

Page 148: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

125

baik dengan menggunakan satu tangan ataupun dua tangan. Hal ini

tergantung dari orderan yang ada. Terkadang berat beban yang digunakan

lebih dari 5 kilogram meskipun hal ini sangat jarang sekali terjadi. Akan

tetapi, hal ini dapat menyebabkan cidera-cidera yang bersifat akumulatif.

Selain itu, penggunaan peralatan yang tidak sesuai dengan kondisi

pekerja sedikit banyak akan berpengaruh bagi kinerja pekerja. Pada sikap

duduk banyak dijumpai kasus-kasus gangguan sistem gerak. Ini

menandakan adanya sikap paksa yang terjadi pada pekerja yang menuntut

otot-otot bagian tubuh yang berfungsi untuk mempertahankan sikap

tersebut berkontraksi terus-menerus. Kontraksi yang cenderung bersifat

statis, berlangsung lama dan terus-menerus, serta sikap paksa waktu

bekerja mudah sekali menimbulkan kelelahan sampai rasa nyeri pada otot

yang bersangkutan. (Suma’mur, 1992).

Berdasarkan teori di atas, maka untuk mengurangi resiko MSDs pada

pekerja dapat dilakukan dengan cara pemberian peralatan kerja yang sesuai

dengan postur tubuh pekerja, pemberian back support atau sandaran kursi,

dan pemberian waktu relaksasi/peregangan yang cukup bagi pekerja.

6.3.2 Usia

Usia adalah lama hidup seseorang yang dihitung berdasarkan ulang

tahun terakhir. Menurut Oborne (1995), keluhan otot skeletal biasanya

dialami seseorang pada usia kerja yaitu 24-65 tahun dan tingkat keluhan

akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Page 149: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

126

Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata usia responden di

bagian Polishing adalah 30,16 tahun dengan rentang usia responden 19-

45 tahun. Berdasarkan hasil analisis uji T-Independent, didapatkan hasil

bahwa rata-rata usia pekerja yang mengalami keluhan MSDs adalah

31,39 tahun dan nilai probabilitas sebesar 0.030 yang artinya pada 5%

ada hubungan yang signifikan antara usia dengan keluhan MSDs.

Berdasarkan hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik

berganda diketahui bahwa usia tidak mempengaruhi terjadinya keluhan

MSDs. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel usia merupakan

faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs tetapi bukan merupakan

faktor yang mempengaruhi terjadinya keluhan MSDs.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Bjelle (1981) yang menyatakan bahwa rata-rata usia pekerja yang

mengalami sakit leher dan punggung adalah 45 tahun dan rata-rata usia

pekerja yang tidak mengalami sakit tersebut adalah 25 tahun. Menurut

Hendra & Rahardjo (2009), pekerja dengan umur 35 tahun atau lebih

mempunyai risiko 2,556 kali lebih besar untuk mengalami MSDs

dibandingkan pekerja dengan umur di bawah 35 tahun.

Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak

akan terasa karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun

saat melewati umur 35 tahun efek rokok pada tulang akan mulai terasa

Page 150: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

127

karena proses pembentukan tulang pada umur tersebut sudah berhenti

(Boisvert, 2009). Peningkatan usia juga berhubungan dengan penurunan

kapasits fisik. Hal ini disebabkan karena dengan bertambahnya usia maka

akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi disaat

seseorang berusia 30 tahun (Bridger, 2003). Pada usia 30 tahun terjadi

degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi

jaringan parut dan pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan

stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang. Sehingga, semakin tua

seseorang, semakin tinggi risiko orang tersebut mengalami penurunan

elastisitas pada tulang yang dapat menjadi pemicu timbulnya gejala

MSDs. Teori di atas sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan.

6.3.3 Indeks Masa Tubuh (IMT)

Menurut Horn et al (1998) dalam Zulfiqor (2010), seseorang dengan

kelebihan berat badan akan berusaha untuk menyangga berat badan dari

depan dengan mengontraksikan otot punggung bawah. Jika keadaan ini

berlanjut terus-menerus, akan meyebabkan penekanan pada bantalan saraf

tulang belakang yang mengakibatkan kelelahan dan nyeri otot. Menurut

Pheasant (1991), status gizi (IMT) merupakan faktor resiko terjadinya

keluhan LBP tetapi merupakan faktor resiko yang sifatnya lemah atau

sangat lemah.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil

bahwa paling banyak responden mempunyai IMT normal yaitu sekitar

Page 151: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

128

61,4%. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji

Chi-Square, memperlihatkan bahwa dari 15 responden yang dikategorikan

gemuk yang mengalami keluhan MSDs sebanyak 13 orang (86,7%) dan

nilai probabilitas sebesar 0,348 (p value > 0,05) yang menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara indeks masa tubuh (IMT) pekerja dengan

keluhan MSDs. Selain itu, variabel indeks masa tubuh (IMT) tidak

dilanjutkan ke analisis multivariat karena nilai probabilitasnya > 0,25.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indeks Masa Tubuh (IMT) tidak

berhubungan atau tidak mempengaruhi terjadinya keluhan MSDs. Ada

kemungkinan hal ini diakibatkan karena distribusi frekuensi responden

yang tidak merata (sebagian besar responden mempunyai IMT normal).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Miyamoto (2000) yang menyebutkan bahwa pekerja yang mengalami Low

back Pain (LBP) dan yang tidak mengalami LBP sama-sama mempunyai

IMT normal. Sehingga tidak ada hubungan antara IMT dengan kejadian

LBP pada pekerja. Penelitian ini juga didukung oleh Syafitri (2010) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara status gizi (IMT)

dengan terjadinya keluhan Low Back Pain (LBP). Akan tetapi, hasil

penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Karuniasih (2009) yang menyatakan bahwa 100% kelompok pekerja

dengan kategori IMT kurus dan sebagian besar kelompok dengan IMT

gemuk merasakan keluhan MSDs.

Page 152: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

129

Berdasarkan hasil penelitian, pekerja yang paling banyak mengalami

keluhan MSDs adalah pekerja dengan kategori IMT normal dibandingkan

dengan pekerja dengan kategori IMT kurus dan gemuk (secara teori

beresiko terhadap MSDs). Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar

kelompok pekerja dengan IMT normal mempunyai resiko pekerjaan tinggi

dan sedang serta kurang melakukan olahraga. Jadi, walaupun pekerja

dengan kategori IMT normal tetapi mempunyai resiko pekerjaan tinggi dan

sedang serta kurang melakukan olahraga maka tetap berpotensi

menimbulkan keluhan MSDs. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis

statistik yang dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, pada hasil penelitian

ini variabel IMT tidak berhubungan secara signifikan dengan keluhan

MSDs pada responden karena terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh.

6.3.4 Masa Kerja

MSDs merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama

untuk berkembang dan bermanifestasi. Dari hasil penelitian didapatkan

hasil bahwa responden yang memiliki masa kerja terendah adalah selama 4

bulan dan terlama adalah 279 bulan (23 tahun) dengan rata-rata masa kerja

responden adalah 103,53 bulan (8,5 tahun). Berdasarkan hasil analisis uji

T-Independent, didapatkan hasil bahwa rata-rata masa kerja pada pekerja

yang mengalami keluhan MSDs adalah 120,02 bulan (10 tahun) dan

pekerja yang tidak mengalami keluhan MSDs adalah 59,26 bulan (5 tahun)

dengan nilai probabilitas sebesar 0.004 (p value < 0,05) yang artinya pada

Page 153: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

130

5% ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan keluhan

MSDs.

Berdasarkan hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi

logistik berganda diketahui bahwa masa kerja tidak mempengaruhi

terjadinya keluhan MSDs karena nilai probabilitasnya ketika masuk model

sebesar 0,102. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel masa kerja

merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs

tetapi bukan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya keluhan

MSDs.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Amalia (2010) yang memperlihatkan bahwa keluhan MSDs terbanyak pada

responden dengan masa kerja di atas lima tahun. Selain itu, penelitian yang

dilakukan oleh Rihiimaki et al (1989) dalam Tarwaka (2004) menjelaskan

bahwa masa kerja mempunyai hubungan yang kuat dengan keluhan otot.

Bjelle (1981) juga berpendapat bahwa rata-rata masa kerja pekerja yang

mengalami sakit leher dan punggung adalah 13 tahun dan yang tidak

mengalami sakit tersebut rata-rata masa kerjanya adalah 5 tahun.

Cohen et al (1997) mengungkapkan bahwa gangguan penyakit atau

cidera pada sistem MSDs hampir tidak pernah terjadi secara langsung akan

tetapi lebih merupakan suatu akumulasi dari benturan kecil maupun besar

secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini dapat terjadi karena pada

Page 154: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

131

masa kerja tersebut telah terjadi akumulasi cidera-cidera ringan yang

selama ini dianggap sepele. Semakin lama masa kerja seseorang maka

dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan pada daya tahan otot dan tulang

secara fisik maupun secara psikis. Dengan demikian, akumulasi cidera dari

masa kerja yang lama tersebut mempunyai peranan penting untuk

menimbulkan MSDs.

6.3.5 Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

terjaadinya keluhan MSDs. Hasil penelitian terkait kebiasaan merokok

responden dapat diketahui berdasarkan jawaban kuesioner tentang jumlah

rokok yang dikonsumsi setiap hari dan frekuensi rokok selama satu

minggu.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil

bahwa rata-rata responden merokok 7.46 batang/hari dengan rentang

konsumsi rokok 0 sampai 19 batang/hari. Berdasarkan hasil analisis

bivariat menggunakan uji T-Independent, diketahui bahwa rata-rata pekerja

yang mengalami keluhan MSDs merokok 8.22 batang/hari dan nilai

probabilitas sebesar 0,094 (p value>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan MSDs pada

responden. Selanjutnya variabel tetap dimasukkan ke dalam model analisis

multivariat karena nilai probabilitasnya<0,25. Akan tetapi, nilai

probabilitas analisis multivariatnya adalah 0.463 (p value>0,05) yang

Page 155: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

132

berarti bahwa variabel kebiasaan merokok tidak mempengaruhi terjadinya

keluhan MSDs. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merokok

bukan merupakan faktor yang berhubungan atau yang mempengaruhi

terjadinya keluhan MSDs.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maijunidah (2010) dan Bukhori (2010) yang menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan

MSDs. Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil survei

oleh Annuals of Rheumatic Diseases yang menyatakan bahwa ada

hubungan antara kebiasaan merokok dengan munculnya keluhan MSDs

dan dilaporkan bahwa perokok memiliki risiko 50 % lebih besar untuk

merasakan MSDs (Tarwaka, 2004). Kemudian, hasil penelitian ini juga

berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2010), yang

menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara kebiasaan merokok

dengan terjadinya keluhan LBP. Hasil survei oleh Annuals of Rheumatic

Diseases dan penelitian Syafitri ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Tarwaka (2004) bahwa semakin lama dan semakin tinggi frekuensi

merokok, semakin tinggi pula keluhan yang dirasakan.

Perbedaan hasil penelitian ini mungkin saja disebabkan oleh hasil

analisis yang menunjukkan bahwa responden yang mengalami keluhan

MSDs rata-rata merokok 8 batang/hari dan sebagian dari mereka tidak

merokok setiap hari. Sehingga pengaruh rokok tidak terlalu berpengaruh

Page 156: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

133

terhadap keluhan MSDs pada penelitian ini karena rata-rata responden

tersebut dikategorikan perokok ringan.

Kebiasaan merokok terkait erat dengan kondisi kesegaran tubuh

seseorang. Kebiasaan merokok dapat menurunkan kapasitas paru sehingga

kemampuan untuk mengonsumsi oksigen menurun dan sebagai akibatnya,

tingkat kesegaran tubuh juga menurun. Jadi, meskipun merokok tidak

secara langsung menyebabkan keluhan MSDs, namun merokok dapat

meningkatkan resiko seseorang mengalami gangguan MSDs. Hal ini juga

disebabkan karena para perokok kondisi tubuhnya kurang bugar bila

dibandingkan dengan orang yang tidak merokok (Ikrimah, 2009).

Efek yang ditimbulkan dari bahaya rokok bersifat kronik sehingga

ada kemungkinan bahwa pada saat penelitian dilakukan belum terlihat

pengaruh/efek dari bahaya rokok yang berarti pada pekerja. Selain itu,

kemungkinan pekerja yang tidak merokok banyak yang melakukan

pekerjaan dengan resiko pekerjaan tinggi sehingga mengalami keluhan

MSDs. Oleh karena itu, meskipun kebiasaan merokok berperan untuk

menyebabkan keluhan MSDs namun pengaruh dari rokok juga dipengaruhi

atau didukung oleh faktor lain seperti resiko pekerjaan, usia, masa kerja,

kebiasaan olahraga, dan lain-lain.

6.3.6 Kebiasaan Olahraga

Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong,

membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.

Page 157: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

134

Bentuk olahraga yang sehat itu menjadi pilihan tersendiri, yang penting fun

sehingga seseorang tetap dapat berminat dan tertarik secara terus-menerus

melakukan olahraga tersebut. Bentuk-bentuk itu bisa berupa jalan cepat,

lari di taman, dancing, berenang, senam, mengayuh sepeda, dan lain-lain

(Bustan, 2007). Tingkat keluhan otot sangat dipengaruhi oleh tingkat

kesegaran tubuh atau kebiasaan olahraga yang dilakukan (Tarwaka, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil

bahwa sebanyak 50 pekerja (71,4%) memiliki kebiasaan olahraga kategori

kurang. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji

Chi-Square, didapatkan hasil bahwa pekerja yang memiliki kebiasaan

olahraga kategori kurang ada 84 % (42 orang dari 50 pekerja) yang

mengalami keluhan MSDs dan nilai probabilitas sebesar 0,003 (p value <

0,05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan olahraga

dengan keluhan MSDs pada responden. Selain itu, terdapat nilai OR

sebesar 6.417 yang artinya pekerja yang kebiasaan olahraganya kurang

mempunyai kecenderungan untuk mengalami keluhan MSDs 6.417 kali

dibandingkan pekerja yang kebiasaan olahraganya cukup.

Berdasarkan hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi

logistik berganda diketahui bahwa kebiasaan olahraga mempengaruhi

terjadinya keluhan MSDs. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebiasaan

olahraga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya

keluhan MSDs.

Page 158: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

135

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitan yang dilakukan oleh

Zulfiqor (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kebiasaan

olahraga dengan keluhan MSDs karena paling banyak pekerja yang

mengalami keluhan MSDS adalah pekerja yang kurang melakukan

olahraga dan memiliki keluhan MSDs ringan yaitu sejumlah 41 orang

(54,7%). Selain itu, Miyamoto (2000) juga menjelaskan bahwa pekerja

yang kurang melakukan olahraga mempunyai resiko untuk mengalami Low

back Pain (LBP) 1.4 kali dibandingkan pekerja yang cukup melakukan

olahraga.

Menurut Bustan (2007), kurang atau tidak melakukan olahraga

merupakan salah satu faktor resiko utama penyakit tidak menular

diantaranya yang berhubungan dengan otot dan tulang. Apalagi jika resiko

pekerjaannya dikategorikan sedang dan tinggi untuk terjadinya keluhan

MSDs. Sehingga diperlukan otot dan tulang yang kuat agar pengaruh dari

resiko pekerjaan tersebut dapat diminimalisir.

Berolahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga kebugaran

tubuh dimana kebugaran tubuh berpengaruh terhadap kelancaran aliran

darah. Jika aliran darah terhambat maka akan mengganggu kerja otot

sehingga kelelahan otot akan semakin cepat terjadi. Oleh sebab itu,

olahraga penting untuk dilakukan karena banyak manfaatnya yang salah

satunya adalah memperkuat otot-otot, tulang, dan jaringan ligamen.

Page 159: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

136

6.3.7 Riwayat Penyakit MSDs

Seseorang dengan riwayat penyakit Low Back Pain (LBP)

mempunyai kecenderungan untuk mengalami kejadian lanjutan (Nursatya,

2008). Variabel riwayat penyakit MSDs pada pekerja tidak berdasarkan

hasil pemeriksaan medis (rekam medis) tetapi hanya berdasarkan gejala-

gejala MSDs yang pernah dirasakan pekerja.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.9, didapatkan hasil bahwa

19 pekerja (27,1%) memiliki riwayat penyakit MSDs. Selanjutnya,

berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square,

didapatkan hasil bahwa pekerja yang memiliki riwayat penyakit MSDs ada

94,7% (18 orang dari 19 pekerja) yang mengalami keluhan MSDs dan nilai

probabilitas 0,027 yang artinya pada 5% terdapat hubungan yang

signifikan antara riwayat penyakit MSDs dengan keluhan MSDs pada

pekerja. Selain itu, terdapat nilai OR sebesar 9.818 yang artinya pekerja

yang memiliki riwayat penyakit MSDs mempunyai kecenderungan untuk

mengalami keluhan MSDs 9.818 kali dibandingkan pekerja yang tidak

memiliki riwayat penyakit MSDs.

Berdasarkan hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi

logistik berganda diketahui riwayat penyakit MSDs mempengaruhi

terjadinya keluhan MSDs. Sehingga dapat disimpulkan bahwa riwayat

penyakit MSDs merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

Page 160: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

137

terjadinya keluhan MSDs pada pekerja bagian Polishing PT.Surya Toto

Indonesia.Tbk tahun 2011. Selain itu, nilai OR multivariat riwayat penyakit

MSDs merupakan yang paling tinggi dibandingkan variabel lainnya. Hal

ini membuktikan bahwa riwayat penyakit MSDs merupakan variabel yang

paling dominan/berpengaruh terhadap keluhan MSDs. Hal inilah yang

sangat berpotensi menyebabkan pekerja sering mengalami keluhan pada

otot dan tulang mereka. Apalagi jika diperparah dengan potensi bahaya dari

faktor pekerjaan dan kurangnya latihan fisik atau olahraga yang berguna

untuk memperkuat otot dan tulang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Miyamoto (2000) yang menjelaskan bahwa pekerja yang memiliki riwayat

penyakit tulang belakang mempunyai resiko untuk mengalami Low back

Pain (LBP) 1.3 kali dibandingkan pekerja yang tidak memiliki riwayat

penyakit tulang belakang.

Pekerja yang yang mempunyai riwayat penyakit MSDs melakukan

berbagai cara untuk mengatasi penyakit tersebut. Sebagian besar dari

mereka melakukan pijatan dan istirahat yang cukup untuk mengatasinya.

Selain itu, ada beberapa pekerja yang juga melakukan pemeriksaan ke

dokter dan minum obat untuk mengatasinya. Akan tetapi, banyak dari

responden yang mengeluhkan bahwa penyakit MSDs tersebut masih sering

kambuh (belum sembuh total). Hal ini menjadi pemicu pekerja sering

mengalami keluhan pada otot dan tulang mereka. Apalagi jika diperparah

Page 161: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

138

dengan potensi bahaya dari faktor pekerjaan dan kurangnya latihan fisik

atau olahraga yang dilakukan untuk memperkuat otot dan tulang.

Page 162: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

139

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 70 pekerja di

bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk tahun 2011 didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari total 70 responden, ada 51 responden (72,9%) yang mengalami

keluhan MSDs dan 19 responden (27,1%) tidak merasakan keluhan.

2. Berdasarkan faktor resiko MSDs, didapat bahwa:

Berdasarkan resiko/faktor pekerjaan, keluhan paling banyak dirasakan

oleh responden dengan tingkat resiko pekerjaan sedang.

Berdasarkan usia, keluhan paling banyak dirasakan oleh responden

dengan rata-rata usia 31,39 tahun.

Berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT), kelompok responden dengan

IMT normal adalah kelompok yang paling banyak mengalami keluhan

MSDs.

Berdasarkan masa kerja, keluhan paling banyak dirasakan oleh

responden dengan rata-rata masa kerja 120.02 bulan (10 tahun).

Berdasarkan kebiasaan merokok, keluhan paling banyak dirasakan

oleh responden dengan rata-rata rokok yang dihisap per hari adalah

8.22 batang/hari.

Page 163: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

140

Kelompok responden yang paling banyak mengalami keluhan MSDs

berdasakan kebiasaan olahraga adalah kelompok responden yang

kebiasaan olahraganya dikategorikan kurang.

Berdasarkan riwayat penyakit MSDs, yang paling banyak mengalami

keluhan MSDs adalah responden yang memiliki/ada riwayat penyakit

MSDs.

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan MSDs adalah variabel

risiko/faktor pekerjaan dengan p value = 0,001, variabel usia dengan p

value = 0,030, variabel masa kerja dengan p value = 0,004, variabel

kebiasaan olahraga dengan p value = 0,003, dan variabel riwayat penyakit

MSDs dengan p value = 0,027.

4. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan keluhan MSDs adalah

Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan p value = 0.348 dan kebiasaan merokok

dengan p value = 0,094.

5. Berdasarkan analisis multivariat, faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya keluhan MSDs adalah resiko/faktor pekerjaan, kebiasaan

olahraga, dan riwayat penyakit MSDs.

6. Variabel yang paling dominan yang mempengaruhi terjadinya keluhan

MSDs adalah riwayat penyakit MSDs.

Page 164: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

141

7.2. Saran

7.2.1. Bagi Pekerja

a. Pekerja sebaiknya melakukan istirahat atau peregangan disaat sudah

mulai merasakan stres pada otot tubuh.

b. Melihat besarnya manfaat olahraga, maka sebaiknya pekerja secara

rutin melakukan senam pagi yang diselenggarakan oleh perusahaan

maupun melakukan olahraga di luar perusahaan.

c. Meskipun pada penelitian ini rokok tidak berpengaruh tetapi

disarankan pada pekerja untuk mulai berhenti merokok.

d. Jika pekerja mengalami keluhan MSDs dianjurkan untuk langsung

memeriksakan diri ke dokter agar mendapat pengobatan medis.

7.2.2. Bagi Perusahaan

a. Melihat besarnya dampak dari faktor pekerjaan, sebaiknya

perusahaan melakukan intervesi ergonomi dengan cara mendesain

kursi kerja yang mempunyai sandaran kursi atau menggunakan back

support guna meminimalisir keluhan MSDs.

b. Untuk menghindari terjadinya keluhan MSDs akibat dari risiko

pekerjaan dapat dilakukan dengan menghimbau pekerja untuk

melakukan istirahat disaat pekerja sudah mulai merasakan stres pada

otot tubuh.

c. Perusahaan dapat melakukan rotasi pekerjaan untuk menghindari

stres pada otot tubuh.

Page 165: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

142

d. Secara administratif dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan

atau training pada pekerja mengenai resiko pekerjaan dan tata cara

bekerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi serta pihak perusahaan

dapat membuat SOP yang dapat digunakan oleh pekerja untuk

menciptakan sistem kerja yang aman, nyaman, dan tetap sehat bagi

pekerja saat bekerja.

e. Perusahaan dapat menyelenggarakan pelatihan yang bertujuan untuk

mengurangi kebiasaan merokok pada pekerja, potensi bahaya postur

janggal ketika bekerja, motivasi untuk melakukan sikap kerja yang

ergonomis ketika bekerja, dan pentingnya waktu istirahat atau

peregangan (relaksasi) ketika bekerja ataupun setelah bekerja

f. Untuk mencegah keluhan MSDs yang diakibatkan kurangnya

kebiasaan olahraga, perusahaan harus mewajibkan pekerjanya untuk

melakukan senam sebelum bekerja dan memberikan sanksi bagi

pekerja yang tidak mengikuti senam pagi yang diselenggarakan oleh

perusahaan.

g. Melibatkan karyawan untuk memberikan ide dan pendapat agar

sistem kerja menjadi lebih baik.

h. Melakukan pemeriksaan medis terkait keadaan otot dan tulang

pekerja (keluhan MSDs).

Page 166: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

143

7.2.3. Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi secara

medis keluhan MSDs untuk memperoleh data yang objektif.

b. Untuk variabel riwayat penyakit MSDs sebaiknya diperkuat dengan

adanya rekam medis pekerja.

c. Peneliti selanjutnya diharapakan dapat meneliti variabel lainnya

seperti faktor lingkungan dan faktor psikososial.

Page 167: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Ommi. 2010. Analisis Faktor Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Buruh

Informal (Kuli Panggul) Pasar Grosir Blok F Tanah Abang Jakarta Pusat Tahun 2010.

Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anies, 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Bernard, BP et al. 1997. Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors: A Chemical Review

of Epidemiologic Evidence for Work Related MSDs of Neck, Upper Extremity and Low

Back. U.S Department of Health and Human Services, PH Service for Disease Control

and Prevention, National Institute for Occupational Safety and Helath

Bird, E, Jr, Frank and L. Germain. 2005. Kepemimpinan Pengadilan dan Kerugian Praktis, Edisi

ke-3. Terjemahan oleh W. Abdullah. Jakarta: PT. Devnegraha

Bjelle, A. et al. 1981. Occupational and Individual Factors in Acute Shoulder-Neck Disorders

among Industrial Workers. Department of Rheumatology. University of Umea. Sweden.

Diakses 4 november 2010 dalam http://www.bmj.com

Boisvert, Michelle. 2009. Cigarette Smoking and Degenerative Disc Disease, Diagnosed with

Degenerative Disc Disease. Diakses 21 Juni 2011 dalam

http://quitsmoking.about.com/od/tobaccorelateddiseases/smokingandDDD.html

Bridger, R.S. 1995. Introduction to Ergonomics. International Editions. Singapore : McGraw-

Hill Book Co

_____________. 2003. Introduction to Ergonomics. Second Edition. London: Taylor & Francis

Group

Page 168: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

Bukhori, Endang. 2010. Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan dengan Terjadinya Keluhan

Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Tukang Angkut Beban Penambang Emas di

Kecamatan Cilograng kabupaten Lebak Banten Tahun 2010. Skripsi. Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta

Cohen, Alexander L et al. 1997. Element of Ergonomic Program. A Primer Based on Workplace

evaluation of Musculoskeletal Disorders. USA: Departmen of Health and Human Service

NIOSH

Departemen Kesehatan. 2005. Profil Masalah Kesehatan Tahun 2005. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI. diakses tanggal 24 Februari 2011 dalam

(http://www.kesehatankerja.depkes.go.id/?p=18)

Departemen Tenaga Kerja dan Transportasi. 2010. dalam

(http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/)

Grandjean, E. 1993. Fitting The Task to The Man, 4th ed. London: Taylor & Francis Inc

Geoffrey, Valerie Woods, Peter. 2005. Further Development of The Usability and Validity of The

Quick Exposure Checklist (QEC). University of Surrey. diakses 1 Juni 2011 dalam

http://www.eihms.surrey.ac.uk/robens/erg/QEC.htm

Hendra & Suwandi Rahardjo. 2008. Risiko Ergonomi Dan Keluhan Musculoskeletal Disorders

(MSDs) Pada Pekerja Panen Kelapa Sawit. FKM UI : Depok.

Humantech, 1995. Applied Ergonomic Training Manual. Berkeley Vale Australia: Protector and

Gamble Inc

Humantech. 2003. Applied Ergonomics Training Manual. Humantech Inc : Berkeley Australia

Page 169: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

Ikrimah, Nur. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal

Disorders (MSDs) pada Pekerja Konveksi Sektor Usaha Informal di Wilayah Ketapang

Cipondoh Tangerang Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jurusan Kesehatan Masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ILO. 2005. Work Organization and Ergonomics. Geneva

Jannah, Nur. 2008. Analisis Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Divisi

Kasir, Grocery, dan Receiving Giant Hypermarket Cimanggis. Skripsi. Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah

Karuniasih. 2009. Tinjauan faktor risiko dan keluhan subjektif terhadap timbulnya

muskuloskeletal disorders pada pengemudi travel X Trans tujuan Jakarta-Bandung tahun

2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Katharine, et al. 2005. Musculoskeletal Disorders, Mental Health and The Work Environment.

University of Oxford

Kumar, Shrawan. 1999. Biomechanic in Ergonomic. UK: Taylor & Francis Inc

Kuorinka, et al. 1997. Standardized Nordic questionnaire for the analysis of musculoskeletal

symptoms.

Levy, Barry. S, et al. 2005. Preventing Occupational Disease & Injury. Second Edition.

Washington DC: American Public Health Association.

Li G. and Buckle P. 1999. Evaluating Change in Exposure to Risk for Musculoskeletal

Disorders-a Practical Tool. Suffolk: HSE Books CRR251 diakses 25 Mei 2011 dalam

http://www.hse.gov.uk/research/crr_pdf/1999/crr99251.pdf

Page 170: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

Maijunidah, Emi. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keluhan Musculoskeletal Disorders

(MSDs) pada Pekerja Assembling PT. X Bogor Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Miyamoto, Masabumi. et al. 2000. An Epidemiologic Study of Occupational Low Back Pain in

Truck Drivers. Department of Orthopaedic Surgery. Nippon Medical School. Japan.

Diakses 4 november 2010 dalam http://www.nms.ac.jp/jnms/

Muliana. 2003. Tinjauan Faktor Resiko Musculoskeletal Disorders pada Leher, Bahu, dan

Pinggang pada Pekerja Perekam Data Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat Jakarta Tahun

2003. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Munir, Syahrul. 2008. Tingkat Pajanan Ergonomi Manual Handling dan Keluhan

Musculoskeletal pada Departemen Water Pump PT. X Tahun 2008. Skripsi. Fakultas

Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Nolan, J Coleen, dan Saladin, Kenneth S. 2004. Clinical Application for Anatomy and

Physiology. New York: Mc Graw Hill Companies

NIOSH. 1993. Comment from NIOSH on the occupational safety and health administration

proposed rule on ergonomic safety and management US Department of Control and

Service. Diakses 25 Mei 2011 dalam http://www.cdc.gov

_____________. 1997. Musculoskeletal Disorders (MSDs) and Workplace Factors – A Critical

Review of Epidemiologic Evidence for Work-Related Musculoskeletal Disorders of the

Neck, Upper Extremity and Low Back. Diakses 25 Mei 2011 dalam http://www.cdc.gov

_____________. 2007. Ergonomic Guidelines for Manual Material Handling. 4676 Columbia

Parkway Cincinnati. Diakses 25 Mei 2011 dalam http://www.cdc.gov

Page 171: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

Nurmianto, Eko 2004. Ergonomi konsep dasar dan aplikasinya. Surabaya : Penerbit Guna

Widya.

Nursatya, Mugi. 2008. Risiko MSDs pada Pekerja Catering di PT. Pusaka Nusantara Jakarta

Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Oborne, David J. 1995. Ergonomics at Work: Human Factors in Design and Development.

England: John Wiley and Sons Ltd

OHSC. 2007. Resource Manual for The MSDs Prevention Guideline for Ontario

OSHA. 2002. Ergonomic: The Study of Work. US Department of Labor Occupational Safety and

Health Administration. OSHA 3125

Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomics, Work and Health. Maryland. Aspen Publishers, Insc :

Maryland, Gaithersburg.

Sastrowinoto. Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta: PT.

Pustaka Binaman Pressindo.

Syafitri, Juniar Tri. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Keluhan Low

Back Pain (LBP) pada Karyawan Bagian Corporate Customer Care Center (C4) PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Stanton, Neville, et al. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomic Methods. USA: CRC

Press

Suma’mur, PK. 1989. Ergonomi untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV. Haji Masagung

_____________. 1996. Hygiene Perusahaan dan Keselamtan Kerja. Cetakan 13. Jakarta: Haji

Masagung

Page 172: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Kesehatan, Keselamatan, dan Produktivitas. Edisi I,

Cetakan I. Surakarta: UNIBA Press

Utari, Fitriyani Intan. 2009. Analisis Tingkat Resiko Terjadinya MSDs pada Proses Reaching

Department Weaving PT. Unitex, Tbk Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Zulfiqor, Muhammad Taufik. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Musculoskeletal Disorders pada Welder di Bagian Fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia

Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan

Masyarakat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 173: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

No Responden

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Alamat: Jln. Kertamukti Pisangan Ciputat Jakarta Selatan Telp/Fax: (021)74716718/7404985

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA DI BAGIAN

POLISHING DI PT. SURYA TOTO INDONESIA. Tbk TANGERANG TAHUN 2011

Oleh

Nama : Wita Handayani NIM : 107101001563 Angkatan : 2007

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Salam sejahtera. Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sedang melakukan penelitian. Hasil penelitian ini merupakan tugas akhir dari peneliti untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon dengan segala kerendahan hati agar kiranya Bapak/Saudara bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi pertanyaan berikut. Kejujuran Bapak/Saudara dalam menjawab pertanyaan sangat saya hargai. Jawaban yang Bapak berikan akan saya jamin kerahasiaannya. Pengisian kuesioner ini tidak akan berpengaruh terhadap pekerjaan Bapak/ Saudara. Ucapan terimakasih yang sebesarnya saya ucapkan atas bantuan dan partisipasi Bapak/Saudara dalam mengisi kuesioner ini.

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah kuesioner penelitian ini sesuai dengan kondisi anda. 2. Bacalah setiap pertanyaan secara seksama. 3. Beri tanda silang ( X ) pada jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda. 4. Mohon semua pertanyaan dijawab dengan lengkap. 5. Kejujuran anda menjawab kuesioner ini, sangat saya harapkan.

A. Karakteristik Responden :

1. Nama : (Nama Anda akan kami rahasiakan) 2. Tanggal Lahir : Bulan ………...Tahun ………… 3. Pabrik : 1 / 2 / 3 4. Bagian/Divisi : 5. Berat Badan : ……….. kg (diukur oleh peneliti) 6. Tinggi Badan : ………...cm (dikur oleh peneliti)

Page 174: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

No Responden

2

B. Masa Kerja

Pertanyaan/Pernyataan Kode (disi oleh peneliti)

1. Kapan anda mulai bekerja di PT. Surya Toto Indonesia. Tbk? _______________ (tahun)

B1 [ ]

2. Sudah berapa lama anda bekerja di bagian polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk? ______________ bulan

B2 [ ]

3. Apakah sebelumnya anda pernah bekerja di bagian yang sama di perusahaan lain? a. Ya, pernah b. Tidak pernah (SELESAI)

B3 [ ]

4. Sudah berapa lama anda bekerja di bagian yang sama pada perusahaan sebelumnya? _________ bulan

B4 [ ]

5. Apakah pekerjaan sebelumnya mempunyai potensi bahaya terhadap otot dan tulang anda? a. Ya b. Tidak

B5 [ ]

6. Sebutkan jenis pekerjaan anda sebelumnya! ____________________________________________________________________________________________________________________

B6 [ ]

C. Kebiasaan Merokok

Pertanyaan / Pernyataan Kode (diisi oleh peneliti)

1. Apakah anda perokok? a. Ya b. Pernah (sudah berhenti merokok) c. Tidak Pernah (SELESAI)

C1 [ ]

2. Berapa batang rokok yang anda habiskan setiap hari? ________ batang

C2 [ ]

3. Dalam seminggu, rata-rata anda merokok? a. Setiap hari e. 3 hari b. 6 hari f. 2 hari c. 5 hari g. 1 hari d. 4 hari

C3 [ ]

4. Sudah berapa lama anda merokok? ________ tahun

C4 [ ]

5. Kapan terakhir kali anda merokok? (BAGI YANG PERNAH MEROKOK) ______________ (bulan yang lalu)

C5 [ ]

Page 175: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

No Responden

3

D. Kebiasaan Olahraga Pertanyaan / Pernyataan Kode (diisi oleh

Peneliti) 1. Apa yang anda lakukan setelah selesai bekerja?

a. Langsung beristirahat b. Melakukan pekerjaan lain di rumah, seperti mencuci, dll c. Ada pekerjaan lain atau melakukan hobi, sebutkan!

_________________________________________________________________________________________________________________

D1 [ ]

2. Apakah anda selalu melakukan olahraga di rumah/tempat tinggal (di luar perusahaan)?

a. Ya b. Tidak (LANGSUNG KE NOMOR 5)

D2 [ ]

3. Dalam sehari, berapa lama anda melakukan olahraga tersebut? -----------------menit/hari

D3 [ ]

4. Dalam seminggu, berapa kali anda melakukan olahraga tersebut? __________ kali

D4 [ ]

5. Apakah anda mengikuti senam pagi sebelum bekerja di Perusahaan? a. Ya b. Tidak, karena _________________

D5 [ ]

6. Dalam seminggu, berapa kali anda melakukan senam pagi yang diadakan oleh perusahaan? __________ kali

D6 [ ]

E. Riwayat Penyakit MSDs

Pertanyaan/Pernyataan Kode (disi oleh peneliti)

1. Apakah sebelum anda bekerja di bagian Polishing PT. STI, anda pernah mengalami masalah pada otot dan tulang? a. Ya, pernah b. Tidak pernah

E1 [ ]

2. Apakah anda memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan nyeri pinggang, leher, punggung, dan tangan sebelum bekerja di PT. STI? a. Ya, pernah b. Tidak pernah (SELESAI)

E2 [ ]

3. Apakah sebelum anda bekerja di PT.STI, anda pernah mengalami gejala-gejala berikut? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Leher dan punggung terasa kaku b. Bahu terasa nyeri, kaku ataupun kehilangan fleksibelitas c. Tangan dan pergelangan tangan terasa nyeri seperti tertusuk atau nyeri

disertai bengkak. d. Mati rasa, terasa dingin, rasa terbakar ataupun tidak kuat. e. Jari menjadi kehilangan mobilitasnya, kaku dan kehilangan kekuatan

serta kehilangan kepekaan.

E3 [ ]

4. Jika Ya, apa yang anda lakukan untuk mengatasinya? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Dipijat d. Minum suplemen b. Istirahat e. Perikas ke dokter & Minum obat

E4 [ ]

Page 176: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

No Responden

4

Pertanyaan/Pernyataan Kode (disi oleh peneliti)

c. Senam/peregangan f. Lainnya __________________ 5. Apakah masalah tersebut makin parah ketika anda bekerja di bagian

Polishing PT. STI? a. Ya b. Tidak

E5 [ ]

6. Apakah anda pernah mendapat pengobatan medis akibat keluhan/masalah tersebut? a. Ya b. Tidak

E6 [ ]

7. Apakah dengan pengobatan yang anda lakukan, keluhan/masalah tersebut langsung sembuh dan tidak pernah kambuh/muncul lagi?

a. Ya, sembuh b. Masih sering kambuh c. Tidak sembuh

E7 [ ]

F. Keluhan MSDs Pertanyaan / Pernyataan Kode

(diisi oleh Peneliti)

1. Apakah anda pernah merasa tidak nyaman pada otot dan tulang anda selama setahun ini? a. Ya b. Tidak

F1 [ ]

2. Apakah selama 7 hari terakhir anda pernah mengalami masalah (pegal, kesemutan, nyeri, mati rasa, kaku, kramp, gatal, sakit, tidak nyaman) pada bagian anggota badan anda? a. Ya b. Tidak (SELESAI)

F2 [ ]

3. Sebutkan bagian apa saja! (LIHAT LAMPIRAN 2) (JAWABAN DIISI PADA LAMPIRAN 2)

4. Apakah anda pernah pada 7 hari terakhir tidak dapat mengerjakan pekerjaan yang biasa Anda lakukan akibat masalah tersebut? a. Ya b. Tidak

F4 [ ]

5. Apa yang anda lakukan untuk menghilangkan masalah tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Dipijat d. Minum suplemen b. Istirahat e. Perikas ke dokter & Minum obat c. Senam/peregangan f. Lainnya __________________

F5 [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ],

6. Menurut anda, apakah keluhan rasa sakit yang anda rasakan/masalah tersebut dikarenakan faktor pekerjaan anda? a. Ya b. Tidak

F6 [ ]

Page 177: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

LAMPIRAN 2

GAMBAR NORDIC BODY MAP (NBM)

Tandai Bagian Tubuh Yang Dirasakan Adanya Keluhan !

Page 178: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

No Lokasi Rasa Sakit Keluhan yang dirasa

Tingkat Keluhan

Waktu Timbulnya Frekuensi

0. Leher atas 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

1. Leher bawah 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

2. Bahu kiri 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

3. Bahu kanan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

4. Lengan kiri atas 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

5. Punggung atas 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

6. Lengan kanan atas 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

7. Punggung bawah 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

8. Pinggang 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

9. Bokong 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

10. Siku kiri 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

11. Siku kanan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

12. Lengan kiri bawah 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

13. Lengan kanan bawah 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

14. Pergelangan tangan kiri 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

15. Pergelangan tangan kanan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

16. Tangan kiri 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

17. Tangan kanan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

18. Paha kiri 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

19. Paha kanan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

20. Lutut kiri 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

21. Lutut kanan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

22. Betis kiri 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

23. Betis kanan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

24. Pergelangan kaki kiri 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

25. Pergelangan kaki kanan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

26. Telapak kaki kiri 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

27. Telapak kaki kanan 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

DAFTAR ISIAN NBM LAMPIRAN 3

Keterangan:

1. Keluhan : 1.Sakit/nyeri, 2. Panas, 3. Kramp, 4. Mati rasa, 5. Bengkak, 6. Kaku/Kesemutan, 7. Pegal (JAWABAN BOLEH > 1)

2. Tingkat keluhan : 1. Sedikit sakit 2. Sakit 3. Sangat sakit

3. Waktu timbulnya : 1. Saat Bekerja 2. Setelah Bekerja 3. Malam Hari/Saat Istirahat

4. Frekuensi munculnya : 1. Setiap Hari (beberapa kali) 2. Setiap Hari (satu kali) 3. 3-4 kali/minggu 4. 1-2 kali/minggu

Page 179: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal
Page 180: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

LAMPIRAN 4

QUICK EXPOSURE CHECKLIST (QEC) LEMBAR PENELITI PUNGGUNG

A: Ketika melakukan pekerjaan, posisi punggung adalah: (pilih posisi yang paling tidak standar)

A1 Hampir netral (tegak lurus dengan kaki atau ≤ 200) A2 Bahaya fleksi atau putaran atau bengkok sedang ( 200-600) A3 Bahaya Fleksi atau putaran atau bengkok berat (> 600)

B: Pilih SALAH SATU dua pilihan pekerjaan dibawah ini :

Untuk pekerjaan dengan posisi duduk atau berdiri. Apakah pekerjaan / punggung tersebut dalam keadaan statis?

B1 Tidak B2 Ya

ATAU

Untuk pekerjaan mengangkat, dorong/tarik dan membawa (Contoh: Memindahkan benda). Apakah ada pergerakan dari punggung? B3 Jarang (kurang dari 6 kali per menit) B4 Sering (8- 12 kali per minute) B5 Sangat sering (≥ 12 kali per minute)

BAHU / LENGAN

C: Ketika bekerja, bagaimana posisi tangan? : (pilih posisi yang paling tidak standar)

C1 Pada atau dibawah pinggang C2 Pada ketinggian dada C3 Pada atau di atas bahu

D: Seberapa sering pergerakan bahu/lengan?

D1 Jarang (bergerak sebentar-sebentar) D2 Sering (bergerak biasa dengan sedikit berhenti) D3 Sangat Sering (hampir tidak berhenti)

PERGELANGAN TANGAN / TANGAN

E: Saat bekerja posisi pergelangan tangan ? (pilih posisi yang paling tidak standar)

E1 Posisi netral lurus dengan lengan (<150) E2 Menyimpang atau bengkok ≥ 150

F: Berapa frekuensi gerakan yang serupa terulang?

F1 ≤10 kali / menit F2 11 - 20 kali / menit F3 ≥ 20 kali / menit

LEHER

G: Saat bekerja, apakah postur kepala/leher menunduk/memutar? G1 Tidak G2 Ya, jarang G3 Ya, sering

Page 181: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

LEMBAR PEKERJA Silahkan beri tanda pada kotak yang telah disediakan ! H: Berapa berat beban maksimal yang anda bawa secara manual (menggunakan tangan)?

H1 Ringan (≤ 5 kg) H2 Sedang (6 - 10 kg) H3 Berat (11 – 20 kg) H4 Sangat Berat (≥ 20 kg)

J: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan anda?

J1 ≤ 2 jam J2 2 - 4 jam J3 ≥ 4 jam

K: Berapa berat benda yang dipegang dengan menggunakan satu tangan?

K1 Ringan (< 1 kg) K2 Sedang (2 - 4 kg) K3 Berat (> 4 kg)

L: Apakah pekerjaan anda membutuhkan ketelitian mata?

L1 Ketelitian rendah (hampir tidak membutuhkan ketelitian) L2 Ketelitian tinggi (butuh beberapa ketelitian) M: Apakah anda menggunakan/mengendarai alat berat di tempat kerja?

M1 Kurang dari 1 jam per hari atau tidak pernah M2 1 – 4 jam per hari M3 > 4 jam per hari

N: Apakah anda menggunakan alat yang bergetar di tempat kerja?

N1 Kurang dari 1 jam per hari atau tidak pernah N2 1 – 4 jam per hari N3 > 4 jam per hari P: Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengikuti tuntutan kerja (target produksi)? P1 Tidak pernah P2 Kadang-kadang P3 Sering

Q: Menurut anda, bagaimana pekerjaan anda secara umum?

Q1 Tidak membuat anda stres Q2 Agak membuat anda stres Q3 Cukup membuat anda stres Q4 Sangat membuat anda stres

Page 182: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

LAMPIRAN 5

Page 183: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

LAMPIRAN 6 OUTPUT ANALISIS DATA

OUTPUT UJI NORMALITAS VARIABEL NUMERIK PENELITIAN

(USIA, MASA KERJA, DAN KEBIASAAN MEROKOK)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Usia responden

Masa kerja responden (bulan) Kebiasaaan merokok

N 70 70 70 Normal Parametersa Mean 30.16 103.53 7.46

Std. Deviation 7.833 80.374 6.208 Most Extreme Differences Absolute .128 .152 .142

Positive .102 .152 .142 Negative -.128 -.109 -.115

Kolmogorov-Smirnov Z 1.068 1.268 1.191 Asymp. Sig. (2-tailed) .204 .080 .117 a. Test distribution is Normal.

Page 184: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

OUTPUT ANALISIS UNIVARIAT KELUHAN MSDs BERDASARKAN AREA KELUHAN

Leher_0

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 22 31.4 31.4 31.4

tidak ada keluhan 48 68.6 68.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Leher_1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 12 17.1 17.1 17.1

tidak ada keluhan 58 82.9 82.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

bahu_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 23 32.9 32.9 32.9

tidak ada keluhan 47 67.1 67.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

bahu_3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 23 32.9 32.9 32.9

tidak ada keluhan 47 67.1 67.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

lengan_4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 12 17.1 17.1 17.1

tidak ada keluhan 58 82.9 82.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

punggung_5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 13 18.6 18.6 18.6

tidak ada keluhan 57 81.4 81.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 185: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

lengan_6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 13 18.6 18.6 18.6 tidak ada keluhan 57 81.4 81.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

punggung_7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 9 12.9 12.9 12.9

tidak ada keluhan 61 87.1 87.1 100.0 Total 70 100.0 100.0

pinggang_8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 35 50.0 50.0 50.0

tidak ada keluhan 35 50.0 50.0 100.0 Total 70 100.0 100.0

bokong_9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 8 11.4 11.4 11.4

tidak ada keluhan 62 88.6 88.6 100.0 Total 70 100.0 100.0

siku_10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 3 4.3 4.3 4.3

tidak ada keluhan 67 95.7 95.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

siku_11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 3 4.3 4.3 4.3

tidak ada keluhan 67 95.7 95.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 186: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

lengan_12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 8 11.4 11.4 11.4

tidak ada keluhan 62 88.6 88.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

lengan_13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 9 12.9 12.9 12.9

tidak ada keluhan 61 87.1 87.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

prglngan_14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 9 12.9 12.9 12.9

tidak ada keluhan 61 87.1 87.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

prglngan_15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 11 15.7 15.7 15.7

tidak ada keluhan 59 84.3 84.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

tangkir_16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 12 17.1 17.1 17.1

tidak ada keluhan 58 82.9 82.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

tangkan_17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 12 17.1 17.1 17.1

tidak ada keluhan 58 82.9 82.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 187: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

pahakir_18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 7 10.0 10.0 10.0 tidak ada keluhan 63 90.0 90.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

pahakan_19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 6 8.6 8.6 8.6

tidak ada keluhan 64 91.4 91.4 100.0 Total 70 100.0 100.0

lututkiri_20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 7 10.0 10.0 10.0

tidak ada keluhan 63 90.0 90.0 100.0 Total 70 100.0 100.0

lututkan_21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 8 11.4 11.4 11.4

tidak ada keluhan 62 88.6 88.6 100.0 Total 70 100.0 100.0

betiskiri_22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 15 21.4 21.4 21.4

tidak ada keluhan 55 78.6 78.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

betiskan_23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 15 21.4 21.4 21.4

tidak ada keluhan 55 78.6 78.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 188: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

prlgankakir_24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 10 14.3 14.3 14.3

tidak ada keluhan 60 85.7 85.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

prlgankakan_25

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 11 15.7 15.7 15.7

tidak ada keluhan 59 84.3 84.3 100.0

Total 70 100.0 100.0

tlpkkakir_26

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 10 14.3 14.3 14.3

tidak ada keluhan 60 85.7 85.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

tlpkkakir_27

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 12 17.1 17.1 17.1

tidak ada keluhan 58 82.9 82.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 189: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

OUTPUT ANALISIS UNIVARIAT VARIABEL PENELITIAN

KELUHAN MSDs

Statistics

Keluhan MSDs pekerja N Valid 70

Missing 0 Mean 1.27 Std. Error of Mean .054 Median 1.00 Mode 1 Std. Deviation .448 Range 1 Minimum 1 Maximum 2

Keluhan MSDs pekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada keluhan 51 72.9 72.9 72.9

tidak ada keluhan 19 27.1 27.1 100.0

Total 70 100.0 100.0 RESIKO/FAKTOR PEKERJAAN

Statistics Persentase resiko pekerjaan

N Valid 70

Missing 0 Mean 45.124 Median 46.600 Mode 46.6 Std. Deviation 13.5858 Range 48.3 Minimum 20.4 Maximum 68.7

Resiko Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid resiko tinggi 20 28.6 28.6 28.6

resiko sedang 34 48.6 48.6 77.1

resiko ringan 16 22.9 22.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 190: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

USIA

Statistics

Usia responden N Valid 70

Missing 0 Mean 30.16 Median 29.50 Mode 20 Std. Deviation 7.833 Range 26 Minimum 19 Maximum 45

Usia responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 19 2 2.9 2.9 2.9

20 6 8.6 8.6 11.4 21 4 5.7 5.7 17.1

22 4 5.7 5.7 22.9

23 2 2.9 2.9 25.7

24 4 5.7 5.7 31.4

25 3 4.3 4.3 35.7

26 2 2.9 2.9 38.6

27 4 5.7 5.7 44.3

28 3 4.3 4.3 48.6

29 1 1.4 1.4 50.0

30 3 4.3 4.3 54.3

31 2 2.9 2.9 57.1

32 5 7.1 7.1 64.3

33 2 2.9 2.9 67.1

34 2 2.9 2.9 70.0

35 2 2.9 2.9 72.9

36 1 1.4 1.4 74.3

39 4 5.7 5.7 80.0

40 4 5.7 5.7 85.7

41 4 5.7 5.7 91.4

42 3 4.3 4.3 95.7

44 2 2.9 2.9 98.6

45 1 1.4 1.4 100.0 Total 70 100.0 100.0

Page 191: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

INDEKS MASA TUBUH (IMT)

Statistics

Kategori IMT N Valid 70

Missing 0 Mean 2.40 Median 3.00 Mode 3 Std. Deviation .824 Range 2 Minimum 1 Maximum 3

Kategori IMT

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid gemuk 15 21.4 21.4 21.4

kurus 12 17.1 17.1 38.6

normal 43 61.4 61.4 100.0

Total 70 100.0 100.0 MASA KERJA

Statistics Masa kerja responden (bulan)

N Valid 70

Missing 0 Mean 103.53 Median 84.50 Mode 96 Std. Deviation 80.374 Range 275 Minimum 4 Maximum 279

Masa kerja responden (bulan)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 4 2 2.9 2.9 2.9

10 1 1.4 1.4 4.3

11 1 1.4 1.4 5.7

12 3 4.3 4.3 10.0

17 1 1.4 1.4 11.4

19 2 2.9 2.9 14.3

Page 192: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

23 1 1.4 1.4 15.7

24 4 5.7 5.7 21.4 28 1 1.4 1.4 22.9

33 1 1.4 1.4 24.3

36 2 2.9 2.9 27.1

38 1 1.4 1.4 28.6

39 1 1.4 1.4 30.0

45 1 1.4 1.4 31.4

47 1 1.4 1.4 32.9

48 1 1.4 1.4 34.3

50 2 2.9 2.9 37.1

54 1 1.4 1.4 38.6

57 1 1.4 1.4 40.0

72 4 5.7 5.7 45.7

73 1 1.4 1.4 47.1

77 1 1.4 1.4 48.6

84 1 1.4 1.4 50.0

85 2 2.9 2.9 52.9

89 1 1.4 1.4 54.3

96 5 7.1 7.1 61.4

120 2 2.9 2.9 64.3

128 4 5.7 5.7 70.0

132 1 1.4 1.4 71.4

142 1 1.4 1.4 72.9 160 1 1.4 1.4 74.3

169 1 1.4 1.4 75.7

180 1 1.4 1.4 77.1

183 1 1.4 1.4 78.6

204 1 1.4 1.4 80.0

206 1 1.4 1.4 81.4

216 2 2.9 2.9 84.3

224 1 1.4 1.4 85.7

225 1 1.4 1.4 87.1

228 3 4.3 4.3 91.4

240 4 5.7 5.7 97.1

254 1 1.4 1.4 98.6

279 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 193: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

KEBIASAAN MEROKOK

Statistics

Kebiasaaan merokok N Valid 70

Missing 0 Mean 7.46 Median 7.50 Mode 0 Std. Deviation 6.208 Range 19 Minimum 0 Maximum 19

Kebiasaaan merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 18 25.7 25.7 25.7

2 3 4.3 4.3 30.0

3 2 2.9 2.9 32.9

4 5 7.1 7.1 40.0

5 2 2.9 2.9 42.9 6 3 4.3 4.3 47.1

7 2 2.9 2.9 50.0

8 5 7.1 7.1 57.1

9 3 4.3 4.3 61.4

10 4 5.7 5.7 67.1

11 3 4.3 4.3 71.4

12 4 5.7 5.7 77.1

13 2 2.9 2.9 80.0

14 2 2.9 2.9 82.9

15 1 1.4 1.4 84.3

16 3 4.3 4.3 88.6

17 3 4.3 4.3 92.9

18 3 4.3 4.3 97.1

19 2 2.9 2.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 194: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

KEBIASAAN OLAHRAGA

Statistics

KEBIASAANOLAHRAGA N Valid 70

Missing 0 Mean 1.29 Median 1.00 Mode 1 Std. Deviation .455 Range 1 Minimum 1 Maximum 2

KEBIASAAN OLAHRAGA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 50 71.4 71.4 71.4

cukup 20 28.6 28.6 100.0

Total 70 100.0 100.0 RIWAYAT PENYAKIT MSDs

Statistics Riwayat penyakit MSDs

N Valid 70 Missing 0

Mean 1.73 Median 2.00 Mode 2 Std. Deviation .448 Range 1 Minimum 1 Maximum 2

Riwayat penyakit MSDs

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada riwayat 19 27.1 27.1 27.1

tidak ada 51 72.9 72.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 195: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

OUTPUT ANALISIS BIVARIAT VARIABEL PENELITIAN

RESIKO PEKERJAAN/FAKTOR PEKERJAAN DENGAN KELUHAN MSDs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Resiko Pekerjaan * Keluhan MSDs pekerja 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Resiko Pekerjaan * Keluhan MSDs pekerja Crosstabulation

Keluhan MSDs pekerja

Total ada keluhan tidak ada keluhan

Resiko Pekerjaan resiko tinggi Count 17 3 20

% within Resiko Pekerjaan 85.0% 15.0% 100.0%

resiko sedang Count 28 6 34

% within Resiko Pekerjaan 82.4% 17.6% 100.0%

resiko ringan Count 6 10 16

% within Resiko Pekerjaan 37.5% 62.5% 100.0% Total Count 51 19 70

% within Resiko Pekerjaan 72.9% 27.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 13.156a 2 .001 Likelihood Ratio 12.088 2 .002 Linear-by-Linear Association 9.110 1 .003 N of Valid Cases 70 a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,34.

Page 196: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

USIA DENGAN KELUHAN MSDs Group Statistics

Keluhan MSDs pekerja N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Usia responden ada keluhan 51 31.39 7.561 1.059

tidak ada keluhan 19 26.84 7.776 1.784

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Differenc

e

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Usia responden

Equal variances assumed

.051 .822 2.222 68 .030 4.550 2.048 .464 8.636

Equal variances not assumed

2.193 31.503 .036 4.550 2.075 .322 8.778

INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KELUHAN MSDs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Keluhan MSDs pekerja * Kategori IMT 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Kategori IMT * Keluhan MSDs pekerja Crosstabulation

Keluhan MSDs pekerja

Total ada keluhan tidak ada keluhan

Kategori IMT gemuk Count 13 2 15

% within Kategori IMT 86.7% 13.3% 100.0%

kurus Count 9 3 12

% within Kategori IMT 75.0% 25.0% 100.0%

normal Count 29 14 43

% within Kategori IMT 67.4% 32.6% 100.0% Total Count 51 19 70

% within Kategori IMT 72.9% 27.1% 100.0%

Page 197: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.112a 2 .348 Likelihood Ratio 2.312 2 .315 Linear-by-Linear Association 2.062 1 .151 N of Valid Cases 70 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,26. MASA KERJA DENGAN KELUHAN MSDs

Group Statistics

Keluhan MSDs pekerja N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Masa kerja responden (bulan)

ada keluhan 51 120.02 79.868 11.184

tidak ada keluhan 19 59.26 64.848 14.877

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Differenc

e Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Masa kerja responden (bulan)

Equal variances assumed

2.337 .131 2.967 68 .004 60.756 20.475 19.898 101.615

Equal variances not assumed

3.264 39.546 .002 60.756 18.612 23.127 98.386

Page 198: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KELUHAN MSDs Group Statistics

Keluhan MSDs pekerja N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kebiasaaan merokok ada keluhan 51 8.22 6.169 .864

tidak ada keluhan 19 5.42 6.003 1.377

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Kebiasaaan merokok

Equal variances assumed

.024 .877 1.698 68 .094 2.795 1.646 -.491 6.080

Equal variances not assumed

1.719 33.104 .095 2.795 1.626 -.512 6.102

KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KELUHAN MSDs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Keluhan MSDs pekerja * KAT_OR 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Kebiasaan Olahraga * Keluhan MSDs pekerja Crosstabulation

Keluhan MSDs pekerja

Total ada keluhan tidak ada keluhan

Kebiasaan Olahraga kurang Count 42 8 50

% within Kebiasaan Olahraga 84.0% 16.0% 100.0%

cukup Count 9 11 20

% within Kebiasaan Olahraga 45.0% 55.0% 100.0%

Total Count 51 19 70 % within Kebiasaan Olahraga 72.9% 27.1% 100.0%

Page 199: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 10.988a 1 .001 Continuity Correctionb 9.104 1 .003 Likelihood Ratio 10.362 1 .001 Fisher's Exact Test .002 .002 Linear-by-Linear Association 10.831 1 .001 N of Valid Casesb 70 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,43. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Keluhan MSDs pekerja (ada keluhan / tidak ada keluhan)

6.417 2.010 20.487

For cohort KAT_OR = kurang 1.956 1.137 3.364

For cohort KAT_OR = cukup .305 .150 .618 N of Valid Cases 70 RIWAYAT PENYAKIT MSDs DENGAN KELUHAN MSDs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Keluhan MSDs pekerja * Riwayat penyakit MSDs 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Riwayat penyakit MSDs * Keluhan MSDs pekerja Crosstabulation

Keluhan MSDs pekerja

Total ada keluhan tidak ada keluhan

Riwayat penyakit MSDs ada riwayat Count 18 1 19

% within Riwayat penyakit MSDs 94.7% 5.3% 100.0%

tidak ada Count 33 18 51

% within Riwayat penyakit MSDs 64.7% 35.3% 100.0%

Total Count 51 19 70 % within Riwayat penyakit MSDs 72.9% 27.1% 100.0%

Page 200: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.313a 1 .012 Continuity Correctionb 4.886 1 .027 Likelihood Ratio 7.796 1 .005 Fisher's Exact Test .014 .009 Linear-by-Linear Association 6.223 1 .013 N of Valid Casesb 70 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Keluhan MSDs pekerja (ada keluhan / tidak ada keluhan)

9.818 1.210 79.695

For cohort Riwayat penyakit MSDs = ada riwayat 6.706 .960 46.830

For cohort Riwayat penyakit MSDs = tidak ada .683 .543 .859

N of Valid Cases 70

Page 201: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

OUTPUT ANALISIS TABULASI SILANG

1. INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN RESIKO PEKERJAAN

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Kategori IMT * Resiko Pekerjaan 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Kategori IMT * Resiko Pekerjaan Crosstabulation

Resiko Pekerjaan

Total resiko tinggi resiko sedang resiko ringan

Kategori IMT gemuk Count 5 5 5 15 % within Kategori IMT 33.3% 33.3% 33.3% 100.0%

kurus Count 4 6 2 12

% within Kategori IMT 33.3% 50.0% 16.7% 100.0%

normal Count 11 22 10 43

% within Kategori IMT 25.6% 51.2% 23.3% 100.0% Total Count 20 33 17 70

% within Kategori IMT 28.6% 47.1% 24.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1.935a 4 .748 Likelihood Ratio 1.977 4 .740 Linear-by-Linear Association .002 1 .968 N of Valid Cases 70 a. 4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,91.

Page 202: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

2. INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KEBIASAAN OLAHRAGA Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori IMT * Kebiasaan Olahraga 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Kategori IMT * Kebiasaan Olahraga Crosstabulation

Kebiasaan Olahraga

Total kurang cukup

Kategori IMT gemuk Count 14 1 15

% within Kategori IMT 93.3% 6.7% 100.0%

kurus Count 11 1 12

% within Kategori IMT 91.7% 8.3% 100.0%

normal Count 25 18 43

% within Kategori IMT 58.1% 41.9% 100.0% Total Count 50 20 70

% within Kategori IMT 71.4% 28.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 9.656a 2 .008 Likelihood Ratio 11.060 2 .004 Linear-by-Linear Association 8.360 1 .004 N of Valid Cases 70 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,43.

Page 203: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

3. INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN RIWAYAT PENYAKIT MSDs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori IMT * Riwayat penyakit MSDs 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Kategori IMT * Riwayat penyakit MSDs Crosstabulation

Riwayat penyakit MSDs

Total ada riwayat tidak ada

Kategori IMT gemuk Count 4 11 15

% within Kategori IMT 26.7% 73.3% 100.0%

kurus Count 3 9 12

% within Kategori IMT 25.0% 75.0% 100.0%

normal Count 12 31 43

% within Kategori IMT 27.9% 72.1% 100.0% Total Count 19 51 70

% within Kategori IMT 27.1% 72.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square .042a 2 .979 Likelihood Ratio .043 2 .979 Linear-by-Linear Association .017 1 .896 N of Valid Cases 70 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,26.

Page 204: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

OUTPUT ANALISIS MULTIVARIAT

1. MODEL 1

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Usia -.046 .079 .334 1 .563 .955 .818 1.116

Rokok -.047 .063 .556 1 .456 .954 .842 1.080

Masa_kerja -.006 .008 .524 1 .469 .994 .978 1.010

KAT_OR 2.590 .914 8.027 1 .005 13.327 2.221 79.952

KAT_PEKERJAAN 1.321 .613 4.643 1 .031 3.749 1.127 12.472

Riwayat_penyakit 2.767 1.225 5.104 1 .024 15.908 1.443 175.395

Constant -10.163 3.693 7.574 1 .006 .000 a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Rokok, Masa_kerja, KAT_OR, KAT_PEKERJAAN, Riwayat_penyakit.

2. MODEL 2

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Rokok -.046 .063 .540 1 .463 .955 .844 1.080

Masa_kerja -.009 .006 2.766 1 .096 .991 .980 1.002 KAT_OR 2.474 .877 7.965 1 .005 11.868 2.129 66.138

KAT_PEKERJAAN 1.259 .590 4.558 1 .033 3.522 1.109 11.188

Riwayat_penyakit 2.800 1.229 5.196 1 .023 16.450 1.481 182.767

Constant -10.944 3.498 9.790 1 .002 .000 a. Variable(s) entered on step 1: Rokok, Masa_kerja, KAT_OR, KAT_PEKERJAAN, Riwayat_penyakit.

Page 205: MUSCULOSKELETAL DISORDERS POLISHING · 2015-02-11 · berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan muskuloskeletal

3. MODEL 3 Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Masa_kerja -.009 .006 2.678 1 .102 .991 .980 1.002

KAT_OR 2.511 .866 8.404 1 .004 12.313 2.255 67.224

KAT_PEKERJAAN 1.362 .575 5.612 1 .018 3.905 1.265 12.054

Riwayat_penyakit 2.788 1.215 5.264 1 .022 16.252 1.501 175.924

Constant -11.563 3.395 11.601 1 .001 .000 a. Variable(s) entered on step 1: Masa_kerja, KAT_OR, KAT_PEKERJAAN, Riwayat_penyakit.

4. MODEL 4

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a KAT_OR 2.526 .831 9.236 1 .002 12.504 2.452 63.765

KAT_PEKERJAAN 1.582 .535 8.733 1 .003 4.864 1.704 13.886

Riwayat_penyakit 2.733 1.174 5.415 1 .020 15.381 1.539 153.712

Constant -12.697 3.273 15.051 1 .000 .000 a. Variable(s) entered on step 1: KAT_OR, KAT_PEKERJAAN, Riwayat_penyakit.

5. MODEL TERAKHIR

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper Step 1a KAT_OR 2.526 .831 9.236 1 .002 12.504 2.452 63.765

KAT_PEKERJAAN 1.582 .535 8.733 1 .003 4.864 1.704 13.886 Riwayat_penyakit 2.733 1.174 5.415 1 .020 15.381 1.539 153.712

Constant -12.697 3.273 15.051 1 .000 .000 a. Variable(s) entered on step 1: KAT_OR, KAT_PEKERJAAN, Riwayat_penyakit.