22
BAB I PENDAHULUAN Tubuh manusia terdiri atas banyak sel yang membelah dengan cepat selama pertumbuhannya. Setelah manusia dewasa, sel membelah dengan tujuan mengganti sel-sel yang mati atau memperbaiki sel yang rusak. Kanker terjadi jika sel dalam tubuh mengalami pembelahan yang tidak terkontrol. Ada banyak jenis kanker, dan salah satu kanker yang membahayakan adalah multipel mieloma. 1 Multipel mieloma adalah kanker yang disebabkan oleh malignansi sel plasma. Penyebab dari multipel mieloma yaitu kelainan genetik yang menyebabkan proliferasi sel plasma. Faktor risikonya adalah usia, ras, jenis kelamin, radiasi, riwayat keluarga, paparan di tempat kerja, obesitas, dan kelainan sel plasma lainnya. 1 Gambaran klinis multipel mieloma dari pemeriksaan fisik biasanya tidak terlalu spesifik, yaitu nyeri pada tulang, gejala anemia, nefropati atau gangguan ginjal, perdarahan abnormal, carpal turner syndrome, sindroma hiper viskositas, dan neuropati. Sejauh ini penyakit multipel mieloma belum dapat disembuhkan namun dapat dikontrol dengan baik jika dilakukan pengobatan sedini mungkin. 1 Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk mengangkat topik mengenai multipel mieloma. Topik yang diangkat dimaksudkan agar kita lebih memahami mengenai multipel mieloma dari berbagai segi yakni etiologi dan patofisiologi,

Multipel Myeloma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Paper

Citation preview

Page 1: Multipel Myeloma

BAB I

PENDAHULUAN

Tubuh manusia terdiri atas banyak sel yang membelah dengan cepat selama pertumbuhannya.

Setelah manusia dewasa, sel membelah dengan tujuan mengganti sel-sel yang mati atau

memperbaiki sel yang rusak. Kanker terjadi jika sel dalam tubuh mengalami pembelahan

yang tidak terkontrol. Ada banyak jenis kanker, dan salah satu kanker yang membahayakan

adalah multipel mieloma.1

Multipel mieloma adalah kanker yang disebabkan oleh malignansi sel plasma. Penyebab dari

multipel mieloma yaitu kelainan genetik yang menyebabkan proliferasi sel plasma. Faktor

risikonya adalah usia, ras, jenis kelamin, radiasi, riwayat keluarga, paparan di tempat kerja,

obesitas, dan kelainan sel plasma lainnya.1

Gambaran klinis multipel mieloma dari pemeriksaan fisik biasanya tidak terlalu spesifik,

yaitu nyeri pada tulang, gejala anemia, nefropati atau gangguan ginjal, perdarahan abnormal,

carpal turner syndrome, sindroma hiper viskositas, dan neuropati. Sejauh ini penyakit

multipel mieloma belum dapat disembuhkan namun dapat dikontrol dengan baik jika

dilakukan pengobatan sedini mungkin. 1

Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk mengangkat topik mengenai multipel mieloma.

Topik yang diangkat dimaksudkan agar kita lebih memahami mengenai multipel mieloma

dari berbagai segi yakni etiologi dan patofisiologi, manifestasiklinis, menegakan diagnosis

hingga memberikan treatment pada pasien ini.

NOTE : Gunakan bahasa Indonesia baku (EYD) dan matikan autocorrect,

Pendahuluan berisi paparan singkat alasan/background mengangkat tema MM

ini, cukup 1 halaman dan perhatikan penggunaan simbol (., dll) pada ketikan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 2: Multipel Myeloma

2.1 Definisi Multipel Mieloma

Multipel Mieloma (MM) adalah salah satu jenis gamopati monoclonal yang sejauh ini

dikatakan paling sering terjadi, dimana multipel mieloma adalah ploriferasi neoplastik sel B

plasma di sumsum tulang yang memproduksi protein immunoglobulin monoklonal disertai

dengan adanya lesi litik tulang, dan adanya serum protein monoclonal dalam serum dan urin. 2,3 Manifestasi klinis dari multipel mieloma disebabkan karena adanya massa tumor,

pelepasan sitokin secara langsung dari tumor atau secara tidak langsung dari stroma sumsum

tulang atau sel-sel tulang, produksi immunoglobulin monoklonal, penurunan sekresi

immunoglobulin oleh sel plasma normal menyebabkan terjadinya hipogammaglobulinemia,

gangguan hematopoisis, dan penyakit osteolitik pada tulang, hiperkalsemia, disfungsi ginjal,

dan karena penyakit deposisi protein pada multipel mieloma atau oleh karena kelainan

autoimun seperti koagulopati.2

2.2 Epidemiologi

Di seluruh dunia, kira-kira terdapat 102.000 kasus baru yang didiagnosa multipel mieloma,

dimana ini mewakili 0,8% dari semua diagnosa kanker dan 72.000 pasien multipel mieloma

akan meninggal yang merupakan 1,0% dari semua kematian akibat kanker per tahun.

Meskipun tidak dapat dipahami dengan baik, insiden dan kematian tertinggi muncul di negara

industri termasuk Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, serta Eropa dan insiden ini

cenderung meningkat pada wilayah tersebut namun insidennya relative stabil pada negara

negara di Asia.4Perbandingan etnis dalam populasi Amerika Serikat menunjukkan hampir

dua kali lipat terjadinya multipel mieloma di antara orang kulit hitam dibandingkan dengan

kulit putih, sementara orang berasal dari Asia, terutama Cina dan Jepang, mengalami

kejadian yang jauh lebih rendah.5Etnik Afrika-Amerika (AA) memiliki insiden tertinggi

multipel mieloma yaitu sekitar dua kali lipat dibandingkan etnik yang lain.4

Multipel mieloma adalah kanker yang paling sering kedua dari darah di Amerika Serikat

setelah non-Hodgkin limfoma.Penyakit ini menyebabkan sekitar 1% dari penyakit neoplastik

dan 13% dari keganasan hematologi. Median usia saat diagnosis adalah sekitar 62 tahun

untuk pria dan 61 tahun untuk wanita, hanya 2% dari pasien yang lebih muda dari 40 tahun.

Sekitar 20 000 kasus terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, kejadian disesuaikan dengan

usia dan kelompok etnis adalah 7,1 per 100 000 pada pria dan 4,6 per 100 000 pada wanita.

Kejadian tersebut bervariasi secara global dari 1 per 100 000 orang di Cina, untuk sekitar 4

per 100 000 orang di sebagian besar di negara berkembang. Kejadian penyakit ini lebih

Page 3: Multipel Myeloma

sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Median kelangsungan hidup setelah

perawatan konvensional adalah 3-4 tahun, perawatan dosis tinggi diikuti oleh transplantasi sel

induk autologous dapat memperpanjang angka harapan hidup sampai 5-7 tahun.6

Kejadian di Indonesia atau di Bali??? Kalau boleh dalam bentuk tabel/diagram

2.3 Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab dari multipel mieloma. Namun, peneliti telah

membuat kemajuan dengan mengetahui bagaimana perubahan tertentu dalam DNA dapat

menyebabkan sel-sel plasma berubah menjadi kanker. Sel-sel mieloma juga menunjukkan

kelainan pada kromosom mereka. Manusia normal sel mengandung 46 kromosom-potongan

DNA dan protein yang mengontrol pertumbuhan sel dan metabolisme. Satu hal yang cukup

umum menemukan dalam sel mieloma adalah bahwa bagian-bagian dari kromosom angka 13

hilang. Hal tersebut membuat mieloma yang lebih agresif dan resisten terhadap pengobatan.1

Sekitar setengah dari pasien multipel myloma mengalami abnornal translokasi pada sel

mieloma. Rata-rata bagian dari salah satu kromosom berpindah ke kromosom lain.

Para peneliti telah menemukan bahwa pasien dengan tumor sel plasma memiliki kelainan

pada sel-sel sumsum tulang lain dan bahwa kelainan ini juga dapat menyebabkan

plasma kelebihan pertumbuhan sel. Sel-sel tertentu dalam sumsum tulang yang disebut sel

dendritik melepaskan hormon yang disebut interleukin-6 (IL-6), yang merangsang sel-sel

plasma normal untuk tumbuh. Kelebihan produksi IL-6 tampaknya menjadi faktor penting

dalam pengembangan tumor plasma sel.1

2.4 Patofisiologi

Pada MM terjadi kerusakan genetik dari perkembangan limfosit B pada saat perubahan

isotipe, sehingga terjadi perubahan bentuk sel plasma normal menjadi sel MM yang ganas.

Sel-sel ini berasal dari klonal tunggal, bermultiplikasi dalam sumsum tulang dan

mengerumuni sel-sel normal sumsum tulang kemudian memproduksi sejumlah besar

immunoglobulin monoklonal (M). Sel-sel plasma ganas ini menstimulasi osteoklast yang

menyebabkan resorpsi dan menghambat osteoblas (yang fungsinya membentuk tulang baru)

dan menyebabkan lesi-lesi lisis tulang. Lesi ini merupakan tanda khas MM dan hiperkalsemia

diduga terjadi karena peningkatan aktifitas osteoklas.7

Page 4: Multipel Myeloma

Patogenetik awal dalam perkembangan mieloma adalah terbatasnya jumlah klonal sel plasma

dan secara klinik dikenal dengan Monoclonal Gammopathy of Undetermined Significance

(MGUS), yang ditandai dengan level serum M protein < 3 gram/dl, klonal sel plasma dalam

sumsum tulang < 10% dan tidak ada kelainan sel B, tidak ada kerusakan organ tapi

mempunyai risiko 1% pertahun progresif menjadi MM. MGUS bukan merupakan suatu

keganasan tapi diperkirakan merupakan prekursor untuk MM, berkembang sampai mencapai

20% individu.7

Kategori kedua adalah asimtomatik atau Smoldering Multipel Mieloma, dengan karakteristik

protein M 3 gram/dl dan atau sel plasma dalam sumsum tulang 10%. Rata-rata waktu untuk

berkembang menjadi MM yang simtomatik adalah 2-3 tahun.7

2.4 Diagnosis

Investigasi awal yang perlu dilakukan terhadap pasien yang diduga menderita

multipelmielomamencakup beberapa tes skrining yang kemudian dilanjutlan dengan tes-tes

lebih lanjut untuk menegakan diagnosis.9

Pemeriksaan darah lengkap perlu dilakukan sebagai inisiasi diagnosis multipel-mieloma.

Hasilnya, jika sel mieloma menempati sumsum tulang terlalu banyak maka kadar RBC, WBC

dan platelet akan menurun. Jenis anemia yang di jumpai adalah normokromik normositer,

laju endap darah meningkat, kadang di jumpai sel plasma di darah tepi.1

Page 5: Multipel Myeloma

Elektroforesis serum dan urin sebaiknya dilakukan, diikuti dengan imunofiksasi untuk

memastikan dan menentukan tipe dari monoklonal protein (M-protein/paraprotein) yang ada.

Imunofiksasi uga disarankan untuk dilakukan pada pasien yang diduga kuat menderita

multipel mielomanamum elektroforesis rutin menunjukan hasil negatif.9

Tes kimia darah, tingkat nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin, albumin, kalsium, dan

lainnya elektrolit akan diperiksa. BUN dan (Cr) kreatinin tingkat menunjukkan seberapa baik

ginjal bekerja. Jika kandungannya tinggi kadarnya dalam darah berarti bahwa fungsi ginjal

terganggu. Hal ini biasa terjadi pada orang dengan mieloma. Albumin adalah protein yang

ditemukan dalam darah. Tingkat rendah dapat menjadi tanda lebih maju mieloma. Tingkat

kalsium mungkin lebih tinggi pada orang dengan mieloma. Tinggi kadar kalsium dapat

menyebabkan gejala parah kelelahan, kelemahan, dan kebingungan.1

Aspirasi sumsum tulang sendiri cukup untuk menegakan diagnosis (menunjukan lebih dari

10% sel plasma), biopsi trephine bisa menyediakan hasil pemeriksaan infiltrasi sel plasma

yang lebih bagus. Saat mendiagnosis, biopsi trephine sumsum tulang sebaiknya dilakukan,

jika memungkinkan. Ini akan digunakan sebagai dasar perbandingan ketika nanti dilakukan

pemereksaan kembali setelah terapi. Hasil ini akan menentukan respon terhadap terapi yang

diberikan.9

2.4.1 Penggunaan Radiologi dalam Multipel-Mieloma

Peran radiologi dalam penatalaksanaan multipel mieloma mencakup penilaian seberapa

parah penyakit tersebut, indentifikasi dan karakterisasi dari komplikasi yang timbul. Foto

polos, CT, dan MRI adalah teknik pemeriksaan yang biasa dilaukan pada kasus multipel-

mieloma. Positron emission tomography (PET)-scan adalah teknik penggambaran baru

yang menjanjikan sejauh ini. Penggunaan dual energy X-ray absorbtiometry (DEXA)

scanning belum sepenuhnya dievaluasi pada kasus-kasus multipel-mieloma.9

Dengan meningkatnya ketersediaan teknologi penggambaran yang semakin canggih,

penting untuk berhati-hati menentukan pemeriksaan apa yang benar-benar tepat dan

diperlukan oleh pasien.9

2.4.1.1 Radiograf Polos

Survei tulang merupakan metode standar untuk skrining radiologi pada saat

mendiagnosis. Radiograf polos tersedia secara luas, menunukan area yang luas pada

Page 6: Multipel Myeloma

tulang kerangka dan dapat mengidentifikasi tualng panjang yang beresiko terjadinya

fraktur.Meskipun demikian, radiograf polos mamiliki sensitivitas yang rendah untuk

menunjukan penyakit lytic.9

2.4.1.2 CT Scan

CT mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dari radiograf polos dalam mendeteksi jeas

lytic yang kecildan dapat dengan akurat menemukan adanya penyakit jaringan lunak dan

juga membantu mengarahkan arum biopsi untuk analisis histologi.9

2.4.1.3 MRI

MRI sangat berguna dalam pemeriksaan penyakit jaringan lunak. MRI adalah

pemeriksaan yang esensial dalam mendiagniosis multipel mieloma. MRI dapat

memberikan informasi tentang sumsum tulang. Hasil MRI tulang belakang yang

abnormal pada pasien mieloma stadium lanjut memiliki resiko fraktur yang lebih tinggi,

namun tidak bisa memprediksi dimana letak frakturnya.9

MRI adalah pemeriksaan yang esnsial untuk mendiferensial diagnosis antara multipel-

mielomadan solitary plasmacytoma. Pada kasus solitary plasmacytoma, hasil MRI

tulang belakang dan pelvis menunjukan jejas, hal ini terjadi pada hampir 80% pasien.9

2.4.1.4 Positron Emission Tomography (PET) Scan

Beberapa laporan engindikasikan PET scan berguna untuk menentukan loaksi dari

penyakit mieloma.9

Diagnosis multipel mielomabiasanya ditegakan dengan pemeriksaan monoklonal protein

(M-preotein/paraprotein) dalam serum atau urin dan juga lytic lesions pada X-ray,

bersamaan dengan meningkatnya jumlah sel plasma pada sumsum tulang.9

Diagnosis untuk multipel mielomaseharusnya ditegakan sedini mungkin. Sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Kariyawasan,dkk di sebuah rumah sakit Royal Free

Mieloma Clinic pada tahun 2001 dan 2006 menunjukan perbedaan yang cukup

signifikan antara pasien yang terdiagnosis dini dan pasien yang terdiagnosis setelah

cukup lama.10

Penelitian tersebut dilakukan dengan membagi pasien multipel mieloma enjadi tiga

kategori, yaitu pasien yang terdiagnosis dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan, 3-6

Page 7: Multipel Myeloma

bulan, dan lebih dari 6 bulan. Hasilnya, terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal

komplikasi yang muncul (p=0.04), namun dalam hasil akhir tidak terdapat efek yang

signifikan. Mungkin ini dikarenakansebagian besar pasien yang terdiagnosis penyakit ini

masih belum bisa disembuhkan dan selalu berujung apda kematian.10

Grafik 1. Komplikasi pada

pasien akibat penundaan

diagnosis10

Grafik 2. Jenis komplikasi

yang muncul akibat

oenundaan diagnosis10

Tabel 1. Status apsien saat

akhir penelitian10

2.5 Gejala

Multipel mieloma ditandai dengan ekspansi klonal dari sel plasma sehingga kadar

imunoglobulin tinggi, hiperkalsemia, imunodefisiensi, insufisiensi ginjal, dan penyakit tulang

litik. Penyakit ini menyebabkan gejala anemia, respon kekebalan yang menyebabkan

peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan sakit parah sebagai akibat dari lesi osteolitik.

Penghancuran tulang terjadi pada 90% pasien MM dan merupakan hasil dari beberapa faktor.

Page 8: Multipel Myeloma

Kerusakan tulang dapat mengakibatkan komplikasi skeletal seperti nyeri tulang, fraktur

patologis yang memerlukan pembedahan dan/atau radiasi ke tulang, kompresi saraf tulang

belakang, dan hiperkalsemia keganasan.11

Baru-baru ini, dampak dari aktifitas reasorbsi tulang telah dikonfirmasi sebagai faktor resiko

independen dalam kelangsungan hidup secara keseluruhan pada pasien dengan MM aktif.

Banyak dari komplikasi yang berhubungan dengan morbiditas yang signifikan dan dapat

berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup. Selain itu, kerangka peristiwa kompromi

mobilitas dan sehari-hari kemerdekaan, menurunkan kualitas hidup (kualitas hidup), dan

meningkatkan biaya pengobatan. Untuk mengurangi dan menunda morbiditas tulang

disebabkan oleh MM, bifosfonat (BP) pengobatan telah menjadi standar perawatan.11

Pada gejala lainnya berupa klonal sel-sel plasma >10% pada sumsum tulang atau biopsi

(dalam jumlah apapun) di biopsi dari jaringan lain (plasmacytoma). Sebuah protein

monoklonal (paraprotein) baik dalam serum atau urin (kecuali dalam kasus non-sekretori

mieloma), bukti kerusakan akhir organ merasa terkait dengan gangguan sel plasma (organ

terkait atau gangguan jaringan) sering disebut dengan "CRAB" :12

C : Hypercalcemia (kalsium dikoreksi> 2,75 mmol / L)

R : Disebabkan mieloma ginjal insufisiensi

A : Anemia (hemoglobin <10 g / dL)

B : Tulang lesi (lesi litik atau osteoporosis dengan fraktur kompresi)

Selain itu, ada pula penderita multipel mieloma yang tidak menampakan gejala klinis. Jika

dilakukan pemeriksaan maka akan didapatkan serum paraprotein > 30 g/L dan/atau klonal

sel-sel plasma >10% pada sumsum tulang biopsy.12

2.6 Faktor Resiko

Faktor resiko adalah apapun yang dapat mengubah kesempatan seseorang untuk mendapatkan

penyakit seperti kanker. Jenis kanker yang berbeda memiliki faktor resiko yang berbeda juga.

Pada kenyataannya, kebanyakan orang dengan penyakit MM tidak memiliki faktor resiko

yang diketahui sama sekali. Para ilmuwan telah menemukan beberapa faktor resiko yang

dapat mempengaruhi kesempatan seseorang untuk mendapatkan multipel mieloma.1

1. Tingkat lanjut usia

Page 9: Multipel Myeloma

Semakin bertambah usia, peluang untuk menderita mulitipel mieloma lebih besar.

Kebanyakan orang didiagnosis setelah usia 65 tahun dan orang – orang jarang

didiagnosis dengan mieloma sebelum usia 40 tahun.13

2. Jenis kelamin (Pria)

Pria lebih beresiko untuk menderita multipel mieloma dari pada wanita. Tidak

diketahui mengapa lebih banyak pria yang didiagnosis dengan penyakit ini. 13

3. Ras Afrika-Amerika

Multipel mieloma yang paling umum terjadi pada ras Afrika-Amerika dan jarang

terjadi di Asia. 13

4. Riwayat (personal) dengan Monoclonal Gammopathy of Undetermined Significance

(MGUS)

MGUS adalah kondisi jinak dimana sel – sel plasma abnormal yang membuat protein

M. Biasanya, tidak ada gejala dan tingkat abnormal protein M ditemukan dengan

pemeriksaan tes darah. Kadang – kadang, orang dengan MGUS mengembangkan

kanke rtertentu, seperti multipel mieloma. Tidak ad apengobatan, tetapi orang – orang

dengan MGUS mendapatkan tes laboraturium rutin (setiap 1-2 tahun) untuk

memeriksa peningkatan lebih lanjut dalam tingkat protein M. 13

5. Riwayatkeluarga

Seseorang yang memiliki saudara kandung atau orang tua dengan mieloma 4 kali

lebih mungkin untuk mendapatkannya dari yang diharapkan. Tapi dalam sebagian

besar kasus mieloma tidak ada latar belakang genetik yang jelas. Namun, kebanyakan

pasien tidak memiliki kerabat yang terkena dampak, jadi ini hanya menyumbang

sejumlah kasus kecil. 13

6. Radiasi

Paparan radiasi dapat meningkatkan kasus resiko multipel mieloma, namun ini hanya

sebagian kecil dari beberapa kasus. 13

7. Paparan tempat bekerja dan bahan kimia berbahaya

Petani dan pekerja minyak terpapar bahan kimia tertentu juga tampaknya memiliki

kesempatan lebih tinggi dari rata – rata untuk mendapatkan multipel mieloma. Faktor

– faktor ini dapa tmenambah resiko akibat paparan kerja terhadap radiasi pengion. 13

8. Obesitas

Sebuah studi oleh American Cancer Society menemukan bahwa kelebihan berat

badan atau obesitas meningkatkan resiko seseorang terkena mieloma. 13

Page 10: Multipel Myeloma

2.7 Penatalaksanaan

Pada Penatalaksaan untuk pasien multipel mieloma harus dilihat dari gejala awal, statifikasi,

dan diagnostiknya. Apabila pada pasien masih di temukan gejala asimptomatik, tidak perlu di

obati karena tidak menguntungkan, tetapi pada pasien tersebut harus tetap di monitor

progrevitasnya penyakitnya dengan mengevaluasi selama kurang lebih 3-6 bulan. Pada

penderita yang simtomatik membutuhkan pengobatan yang berupa transplantasi sumsum

tulang Hemotopoietic Stem Cell Transplantation (HSCT) dan kemoterapi.14

Pada 35 tahun sudah pernah dilakukan pengobatan yaitu mephalan dan prednison yang

menghasilkan respon rate 50% tapi complete response rate kurang dari 10%, jadi angka

rata-rata hidupnya 3 tahun, bila dengan HSCT rata-rata kehidupannya 5 tahun. Adapula

pengobatan dengan VBMCP (vincristine, carmustine, mephalan,cyclophosphamide,

prednisone) dan VAD (vincristin, doxorubisin, dexamethasone) yang menghasilkan respon

rate 60-70%, tetapi angka harapan hidup tak jauh berbeda dengan MP. Ada 2 tipe

transplantasi sel sumsum tulang yaitu autologous dan allogeneic. Autologous stem cell

transplant menggunakan sel sumsum tulang penderita sendiri, cukup aman dan risiko rendah

untuk timbulnya komplikasi serius.8,14

Disamping pengobatan di atas sudah ada obat baru, yang pembagiannya dan penjelasannya

akan di jabarkan di bawah ini.8

a. Thalidomide

Pengobatan yang sudah dikenal sejak tahun 1960, namun pada tahun 1961 di tarik

karena terkena kasus teratogenik. Setelah itu kembali digunakan pada pengobatan

AIDS, Aphotous ulcer dan berbagai penyakit solid tumor serta tumor darah. Pada

tahun 1999, peneliti Singnal, et al memperkenalkan Thalidomide sebagai obat MM

yang mengandung angiogenik dan di berikan secara oral. Namun ada juga peneliti

yang mengembangkan asumsinya bahwa apabila di campur dengan dexamethason

maka akan meningkatkan harapan hidup pasien.8

Pada MM masih tidak begitu jelas, diduga sebagai imunomodulator, anti inß amasi

dan anti angiogenik. Thalidomide ini mempengaruhi baik langsung maupun tidak

langsung dalam mencegah adhesi dan proliferasi sel-sel mieloma, diduga

menghambat angiogenesis dengan cara mencegah pembentukan pembuluh darah kecil

dengan menghambat pelepasan faktor-faktor pertumbuhan (hepatic growth factor,

Page 11: Multipel Myeloma

vascular endothelial growth factor, basic " broblast growth factor) yang mana

semuanya ini mempunyaiperan penting dalam angiogenesis dari sel-sel

plasma.Pengaruh secara langsung merangsang apoptosis atau kematian G1 selama

siklus sel, yang diaktifasioleh sitotoxic T (CD8) dan NK sel dan menyebabkanlisisnya

sel plasma, menghambat interaksi sel ke sel danmenghambat pelepasan IL-6 (yang

merupakan faktorpertumbuhan mayor yang menyebabkan proliferasi

dankelangsungan hidup sel plasma). 8

Pada pengobatan ini efek samping yang paling sering dijumpai adalah nausea,

konstipasi, ruam, fatigue, somnolen dan neuropati perifer (bila penggunaan jangka

panjang), kelemahan otot dan mempunyai kecendrungan meningkatkan risiko

terjadinya Deep Venous Thrombosis (DVT) bila dikombinasi dengan

dexamethasone,6 efek samping yang lain, edema, bradikardia, netropeni, impoten,

hipotiroid, tremor. Dosis tinggi thalidomide dapat menyebabkan edema pulmonal,

atelektasis, aspirasi pneumonia dan hipotensi yang refrakter.8

b. Bortezomib

Dahulu dikenal dengan PS-341 dan merupakan penghambat proteasome pertama

dalam penelitian. Obat ini telah disetujui oleh FDA untuk pengobatan MM stadium

lanjut sejak bulan Mei 2003. Bortezomib adalah asam boronat dipeptida yang

merupakan penghambat spesiÞ k dari proteasome 26S yang reversibel, yang

mempunyai aktifitas sebagai antiproliferatif, proapoptotik (yang berkaitan dengan

aktifasi caspase-8/9 dan caspase-3), anti angiogenik, anti tumor.30 Proteasome

adalah kompleks enzim ubiquitous yang berfungsi dalam degradasi protein (dikatalase

oleh 3 enzim E1, E2, E3) dan berguna untuk regulasi siklus sel dan menyebabkan

proteolisis IkB (suatu inhibitor faktor nuclear kappa beta yang dapat meningkatkan

kelangsungan hidup sel, merangsang pertumbuhan, menghambat apoptosis). Pada

penelitian terakhir menyebutkan bortezomib mencegah aktiÞ tas dari caveolin-1 sel

MM. Caveolin -1 adalah suatu protein yang berfungsi dalam pergerakan sel atau

perpindahan sel MM dalam jaringan dan membutuhkan posporilasi, dalam hal ini

bortezomib menghambat posporilasi caveolin-1 oleh Vascular Endothelial Growth

Factor (VEGF) yang merupakan sitokin proangiogenik dan traskripsi NF-kB

sehingga dengan demikian bortezomib menghambat migrasi selsel kanker maupun

angiogenesis tumor, menghambat nuclear factor kappa B (NF-kB) yang berimplikasi

terhadap resisten terapi.8

Page 12: Multipel Myeloma

Efek samping yang muncul pada pengobatan ini yang tersering gejala gastrointestinal

(nausea, anoreksia, muntah diare, konstipasi) trombositopenia yang sifatnya

sementara, bila obatdihentikan nilai trombosit akan kembali normal, fatigue, malaise

dan neuropati perifer, efek samping lain yang jarang yakni demam, ruam, sakit

kepala,dan dizziness.8

c. Lenalidomide

Pada awalnya dikenal dengan CC-5013 dan merupakan suatu derivat thalidomide

yang diperkenalkan pada tahun 2004, dan merupakan golongan

imunomodulator,25,33,36 baru disetujui oleh FDA sejak 29 Juni 2006. Meskipun

belum jelas, lenalidomide mempunyai efek antiangiogenik, menghambat sekresi

sitokin proinß amasi dan meningkatkan sekresi sitokin anti inß amasi dari sel-sel

mononuklear darah tepi, menghambat prolifersi sel, menghambat ekspresi

cyclooxigenase-2(COX-2), menyebabkan apoptosis dan menurunkan ikatan sel

mieloma degan sel-sel stroma dalam sumsum tulang, meningkatkan efek sitotoksik

melalui sel-sel Natural Killer (NK). Diduga mekanisme kerja dari lenalidomide pada

MM adalah sitotoksisitas melalui apoptosis(A); menghambat adhesi molekul sel

seperti Intercellular Adhesion Molecule 1 (ICAM-1) dan Vascular Cell Adhesion

Molecule 1 (VCAM-1) yang menurunkan signal pertumbuhan dari sel-sel MM (B);

menghambat signal pertumbuhan untuk meningkatkan angiogenesis sumsum tulang

seperti VEGF, TNF-#, dan IL-6. Menstimulasi sel T helper yang meningkatkan

produksi IL-2 dan IFN-$ dan dengan demikian memperbaiki aktifasi sel NK dan sel

NK yang tergantung pada sitotoksisitas.8

Efek samping dari lenalidomide antara lain menyebabkan Venous Thromboembolism

(VTE), menurut Bennet, et al. penderita MM yang mendapat terapi thalidomide atau

lenalidomide yang dikombinasi dengan dexametason, mephalan atau doxorubisin

mempunyai risiko tinggi untuk timbul VTE (dengan median 14%, rerata 3 ! 75%),

penderita tersebut dianjurkan untuk diberikan proÞ laksis dengan aspirin, dan ternyata

dijumpai risiko untuk terjadi VTE lebih rendah.8

2.8 Prevention

Tidak ada rekomendasi tes skrining yang tersedia untuk multipel mieloma, dan dari

kebanyakan kasus tidak tahu bagaimana cara mencegahnya. Untuk mengetahui tanda dan

Page 13: Multipel Myeloma

gejala dari multipel mieloma dan dapat didiskusikan dengan dokter bagaimana cara terbaik

untuk mendeteksi kanker di fase dini.15

Pada multipel mieloma sulit untuk didiagnosis lebih awal. Karena pada multipel mieloma

tidak menimbulkan gejala sampai telah stadium lanjut. Dalam beberapa kasus, gejala dari

multipel mieloma tidak jelas, sehingga tampaknya disebabkan oleh penyakit lain. Jarang,

multipel mieloma ditemukan di awal tes darah rutin yang menunjukkan tingginya jumlah

abnormal protein dalam darah.16

Terdapat penelitian lain menemukan bahwa dengan makan-makanan bergizi dapat mencegah

kanker, yang salah satunya multipel mieloma. Namun peneliti belum menemukan hubungan

yang kuat antara makanan yang kita makan dengan multipel mieloma. Kata ahli gizi Kristen

Trukova, RD, LDN, yang bekerja dengan pasien dengan penyakit tersebut di Pusat

Pengobatan Kanker Amerika di Pusat Midwestern Regional Medical di Zion, Illinois

Multipel mieloma adalah jenis kanker yang berkembang di sel-sel dalam sistem kekebalan

tubuh dan tumor dalam bentuk sumsum tulang. Kanker ini relatif jarang, dengan sekitar

10.700 orang Amerika diperkirakan mati dari itu pada tahun 2008. Para peneliti juga

menemukan bahwa ada beberapa jenis makanan yang dapat mencegah berkembangnya

multipel mieloma dan dapat melindungi tubuh dari penyakit. Seperti makan buah-buahan,

sayuran (seperti brokoli dan kubis brussel), kacang-kacangan, ikan dan vitamin A. 16

Studi lain yang berhubungan dengan makanan untuk multipel mieloma mungkin melibatkan

jumlah makanan yang kita makan pada umumnya. Beberapa studi telah melaporkan resiko

yang lebih tinggi dari multipel mieloma pada orang kelebihan berat badan dan obesitas.

Dalam salah satu penelitian terhadap lebih dari 37.000 wanita pasca-menopause, mereka

yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 36 inci memiliki resiko ganda. Sebuah studi di

Kanada menemukan bahwa orang gemuk memiliki risiko 50 persen lebih tinggi dan orang

gemuk memiliki lebih dari dua kali lipat risiko.16

Page 14: Multipel Myeloma

BAB III

KESIMPULAN

Mutipel mieloma (MM) adalah ploriferasi neoplastik sel B plasma di sumsum tulang

yang memproduksi protein immunoglobulin monoklonal disertai dengan adanya lesi litik

tulang, dan adanya serum protein monoclonal dalam serum dan urin. Gejala dari MM

yaitu nyeri pada tulang, gejala anemia, nefropati atau gangguan ginjal, perdarahan

abnormal, carpal turner syndrome, sindroma hiper viskositas, dan neuropati. Mulitipel

mieloma dapat didiagnosis dengan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan urin, aspirasi

sumsum tulang dan beberapa pemeriksaan radiologi seperti CT Scan, MRI, pemeriksaan

radiologi polos, dan Positron Emission Tomography (PET) Scan. Terapi untuk multipel

mieloma sendiri dilakukan berdasarkan gejala awal, statifikasi dan diagnostiknya, untuk

pencegahannya belum ada skrining yang spesisifik untuk mendeteksi secara dini

multipel mieloma tersebut. Namun hal umum yang dapat kita lakukan adalah dengan

pola hidup sehat dan menghindari beberapa faktor resiko yang mungkin untuk dihindari

seperti paparan radiasi, dan obesitas.