Upload
dhiyaienvy-youmujaheedyoucan-riseupagainstpropertywithapen-andwiththeswordohgodthisearth
View
245
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
1/23
MOTIVASI OLAHRAGA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik
dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi
tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka
merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat
menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi
olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.
Apakah Psikologi Olahraga?
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya,
mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun
ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar
ataupun dari dalam dirinya sendiri.
Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi
olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat
olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya
hambatan dan faktor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
2/23
psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal,
yang lebih baik dari sebelumnya.
Mengapa Psikologi Olahraga Diperlukan dalam Olahraga?
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik
dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi
tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka
merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat
menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi
olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.
Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai mengapa mereka berolahraga dan
apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis
dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.
Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang
terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama
perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan
yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan
psikologis, yang biasa dikenal dengan psikotes, dengan bantuan psikometri.
Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepribadian secara umum, potensi intelektual.
dan fungsi daya pikirnya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak
berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet
berbakat dapat dilihat semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
3/23
gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi
olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis
dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis yang terencana dan sistematis, yang
pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program tersebut
Penampilan seorang atlet tidak bisa dilepaskan dari daya dorong yang dia miliki. Sederhananya,
semakin besar daya dorong yang dimiliki, maka penampilan akan semakin optimal, tentu saja jika
ditunjang dengan kemampuan teknis dan kemampuan fisik yang memadai. Daya dorong itulah
yang biasa disebut dengan motivasi. Menurut Hodgetts dan Richard (2002) motif adalah sesuatu
yang berfungsi untuk meningkatkan dan mempertahankan serta menentukan arah dari perilaku
seseorang. Sedang motivasi adalah motif yang tampak dalam perilaku. Motiflah yang memberi
dorongan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Hampir semua aktivitas manusia didorong
oleh motif-motif tertentu yang bersifat sangat individualis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud motivasi?
2. Apa tujuan dan fungsi motivasi?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi?
4. Apa aplikasi motivasi terhadap kegiatan olahraga?
C. Tujuan Makalah
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
4/23
Makalah ini bertujuan untuk menginspirasi kita akan pentingnya motivasi dalam kegiatan olahraga.
Serta kita dapat mengetahui apa saja faktor dan cara meningkatkan motivasi para pelaku olahraga
khususnya bagi para atlet.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk berkembang, makhluk yang aktif. Tindakan atau perbuatan manusia
selain ditentukan oleh faktor-faktor yang datang dari luar, juga ditentukan oleh faktor yang datang
dari dalam diri sendiri.
Istilah motivasiberasal dari bahasa latin yaitu kata movere yang berarti bergerak. Dalam konteks
sekarang, motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses psikologi yang menghasilkan suatu
intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan.
Dalam pembinaan pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia akhir-akhir ini makin dirasakan
tantangan yang berat terutama untuk menampilkan prestasi yang mengungguli atau setidak-
tidaknya menyamai prestasi beberapa Negara ASIA yang berciri fisik sama dengan Indonesia.
Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar seharusnya mampu mengorbitkan atlet-atlet
yang berprestasi.
Dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga, tidak ada atlet yang dapat menang atau
menunjukan prestasi yang optimal tanpa motivasi. Meskipun atlet atau tim mempunyai
keterampilan yang baik, tetapi tidak ada hasrat untuk bermain baik, biasanya mengalami
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
5/23
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
6/23
Motivasi adalah kekuatan dari dalam yang menggerakkan dan mengarahkan atau membawa tinkah
laku ke tujuan. Pada hakikatnya, rumusan ini, bila diteliti dengan cermat, merupakan terminologi
umum yang mencakup arti daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemauan. Hubungan antara
kebutuhan,keinginan dan kepuasan digambarkan sebagai mata rantai yang disebut Need want
satisfaction chain.
c. E.J Muray (1964 )
Motivasi adalah kecenderungan yang mengarahkan dan memilih tingkah laku yang terkendali
sesuai kondisi, dan kecenderungan mempertahankannya sampai tujuan tercapai.
d. Robert.N. Singer (1986)
Motivasi adalah sebagai dorongan untuk mencapai tujuan, dorongan dari dalam terhadap aktifitas
yang bertujuan. Menurut singer motivasi itu terbagi antara dua yaitu, dorongan (drive) fisik, dan
motif sosial. Dorongan fisik adalah kecenderungan bertingkah laku kearah pemuasan kebutuhan
biologis. Motif sosial itu kompleks, muncul dan berkembang dari sumber sumber sosia, seperti
hubungan antar manusia. Dorongan fisik tidak dapat dipelajari, sedangkan motif sosial dapat.
e. W.S. Winkel (1983), Wahjosumidjo (1985), Kamlesh (1983).
Motivasi terbagi atas dua bentuk, yakni motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik itu
bentuk motivasi yang di timbulkan oleh berbagai sumber dari luar seperti pemberian hadiah,
penghargaan, sertfikat dan sebagainya. Motivasi intrinsik itu adalah dorongan alamiah yang
mendorong seseorang mengerjakan sesuatu dan bukan kerena situasi buatan.
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
7/23
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa : Motivasi Olahraga adalah keseluruhan
daya penggerak (motif motif) didalam diri individu yang menimbulkan kegiatan berolahraga,
menjamin kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki.
Olahraga digemari anak anak, pemuda dan para orang tua karena memiliki daya tarik untuk
mengembangkan berbagain kemampuan, menumbuhkan harapan harapan, memberikan
pengalaman yang membanggakan, meningkatkan kesehatan jasmani, dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari hari dan sebagainya.
Melalui olahraga para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk mengembangkan
kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan teman teman baru serta
pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan dan kepuasan. Olahraga
merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan hubungan yang harmonis dan ideal
antara proses berfikir, emosi dan gerakan.
Kompetisi menimbulkan keadaan penuh stres dan dapat menimbulkan kecemasan atau anxiety,
serta tantangan untuk mengatasi berbagai perasaan, dengan berolahraga timbul bermacam
macam dorongan untuk bertindak sebaik baiknya yang merupakan sebagian dorongan untuk
mengembangkan diri sendiri atau self improvement.
B. Fungsi Motivasi
Pengalaman nyata di negara-negara berkembang pada umumnya, seperti juga di Indonesia, adalah
bila atletnya mengalami kegagalan pada suatu turnamen, maka kelemahan teknik dan taktik
dituding sebagai sebab utama. Di negara-negara yang sudah maju prestasi olahraganya, kurangnya
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
8/23
motivasi dituding sebagai penyebab utama. Anggapan yang berbeda ini sebenarnya disebabkan
kelemahan teknik masih menonjol di negara-negara berkembang, sedangkan kempuan teknik dan
fisik bukan masalah di negara-negara maju, sehingga motivasi merupakan kunci yang mentukan
keberhasilan penampilannya yang prima.
Peranan motivasi terhadap prestasi olahraga banyak dibicarakan dan diperhatikan oleh ahli-ahli
psikologi olahraga. Menurut Singgih Gunarsa, prestasi seseorang dihasilkan dari motivasi
ditambah latihan. Straub menyatakan bahwa prestasi seseorang adalah motivasi ditambah
ketrampilan. Sedangkan menurut R.N Singer, prestasi dalam olahraga itu sama dengan
keterampilan yang diperoleh melalui motivasi yang menyebabkan atlet bertahan dalam latihan,
ditambah dengan motivasi yang menyebabkan atlet bergairah berlatih keras. Memang tidak dapat
disangkal bahwa motivasi tidak dapat dipisahkan dengan keberhasilan atlet dalam aktifitas
olahraga.
Sama halnya pada proses pembelajaran. Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran
perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada
siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar
siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam
konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai
bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa
berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat
berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar siswa.
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
9/23
Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu
perbuatan misalnya belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.
Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut :
1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa.
2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa.
3. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya
secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan
dan memeliharan motivasi belajar siswa.
4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi dalam proses
pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas.
5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan
pembelajaran.
C. Sumber Motivasi
Motivasi olahraga dapat dibagi atas motivasi primer dan sekunder, dapat pula atas motivasi
biologis dan sosial. Namun banyak ahli membagikannya atas dua jenis, intrinsik dan ekstrinsik.
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
10/23
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam yang menyebabkan individu berpartisipasi.
Dorongan ini sering dikatakan dibawa sejak lahir, sehingga tidak dapat dipelajari. Atlet yang punya
motivasi intrinsik akan mengikuti latihan peningkatan kemampuan atau ketrampilan, atau
mengikuti pertandingan, bukan karena situasi buatan (dorongan dari luar), melainkan karena
kepuasan dalam dirinya. Bagi atlit tersebut, kepuasan diri diperoleh lewat prestasi yang tinggi
bukan lewat pemberian hadiah, pujian atau penghargaan lainnya. Atlit ini biasanya tekun, bekerja
keras, teratur dan disiplin dalam menjalani latihan serta tidak menggantungkan dirinya pada orang
lain.
Pada umumnya kemenangan yang diperoleh dalam kompetisi merupakan kepuasan dan selalu
dievaluasi guna lebih ditingkatkan, dan kekalahan akan diterima tanpa kekecewaan melainkan
akan menjadi sumber analisa terhadap kekuatan lawan dan kelemahan diri sendiri guna diperbaiki
melalui latihan-latihan yang keras. Biasanya atlit ini mempunyai kepribadian yang matang, sportif,
tekun, percaya diri, disiplin dan kreatif.
Motivasi intrinsik memiliki faktor-faktor dari dalam doro manusia itu sendiri. Seperti yang di
ungkapkan oleh Abraham H. Maslow pada teori kebutuhan. Teori motivasi yang dikembangkan
oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima
tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual;
http://bocah.moratmarit.com/2009/08/teori-abraham-h-maslow-teori-kebutuhan.htmlhttp://bocah.moratmarit.com/2009/08/teori-abraham-h-maslow-teori-kebutuhan.htmlhttp://bocah.moratmarit.com/2009/08/teori-abraham-h-maslow-teori-kebutuhan.htmlhttp://bocah.moratmarit.com/2009/08/teori-abraham-h-maslow-teori-kebutuhan.html7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
11/23
3. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status; dan
5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan
nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang
diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer,
sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara
membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas
kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu
yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat
pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam
kehidupan organisasional, teori klasik Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan
mengalami koreksi. Penyempurnaan atau koreksi tersebut terutama diarahkan pada konsep
hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah hierarki dapat diartikan sebagai
tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga
berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep
tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
12/23
memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat
pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan
sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin
mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang
diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia
berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu
yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin
berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia
digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan
bahwa :
Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang
akan datang;
Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari
pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti tibanya suatu
kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan
kebutuhan itu.
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
13/23
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah
memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi
pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu yang menyebabkan
individu beradaptasi dalam olahraga. Dorongan ini barasal dari pelatih, guru, orngtua, bangsa atau
berupa hadiah, sertifikat, penghargaan atau uang. Motivasi ekstrinsik itu dapat dipelajari dan
tergantung pada besarnya nilai penguat itu dari waktu ke waktu. Ini dapat karena mempertaruhkan
nama bangsa dan negara, karena hadiah besar, karena publikasi lewat media massa. Dorongan
yang demikian ini biasanya tidak bertahan lama. Perubahan nilai hadiah, tiadanya hadiah akan
menurunkan semangat dan gairah berlatih. Kurangnya kompetisi menyebabkan latihan kurang
tekun, sehingga prestasinya merosot.
Motivasi ekstrinsik dalam olahraga meliputi juga motivasi kompetitif, karena motif untuk bersaing
memegang peranan yang lebih besar daripada kepuasan karena telah berprestasi baik. Kemenangan
merupakan satu-satunya tujuan, sehingga dapat timbul kecenderungan untuk berbuat kurang sportif
atau kurang jujur seperti licik dan curang. Atlet-atlet yang bermotifasi ektrinsik, sering tidak
menghargai orang lain, lawannya, atau peraturan pertandingan. Agar dapat menang, maka ia
cenderung berbuat hal-hal yang merugikan, seperti memakai obat perangsang, mudah dibeli atau
disuap.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa dalam aktifitas olahraga, motivasi intrinsik maupun ekstrisik
tidak akan berdiri sendiri, melainkan bersama-sama menuntun tingkah laku individu. Mereka
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
14/23
berdasarkan pandangannya bahwa tingkahlaku motivasi intrinsik itu didrong oleh kebutuhan
kompetisi dan keputusan sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan.
Manusia hidup dengan lingkungannya dan bertingkah laku dengan lingkunganya. Itulah sebabnya
pengaruh lingkungan tidak akan terlepas dari kehidupan manusia. Motivasi ekstrisik (pengaruh
lingkungan) selalu menuntun tingkah laku manusia. Dengan demikian tingkah laku individu dalam
olahraga dipengaruhi oleh motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik.
Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan. Dalam pertandingan
atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru, menghadapi penonton yang banyak. Sebelum
dan selama pertandingan mereka selalu mendapat petunjuk-petunjuk dari pelatih baik teknik,
strategi maupun dorongan semangat, agar mereka dapat bermain sebaik mungkin dan
memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan yang baru, petunjuk pelatih,
menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan. Artinya, motivasi ekstrinsik
berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau tim berfungsi motivasi intrisik karena adanya
kebutuhan-kebutuhannya sendiri, dan motivasi ekstrisik karena dipengaruhi keadaan dari luar.
Weine Halliwell (1978) menyatakan bahwa sebenarnya motivasi dasar tingkahlaku individu dalam
olahraga adalah motivasi intrinsik, namun selalu ditambah dengan motivasi ekstrinsik. Dorongan
ekstrinsik dapat meningkatkan motivasi intrinsik, kalau dorongan itu menambah kompetisi dan
keputusan individu, dan dapat menurunkan motivasi intrinsik, kalau dorongan itu mengurangi
kompetisi dan keputusan diri individu. Dengan kata lain, kalau kontrol (aspek lingkungan) lebih
menonjol, maka penguatan yang diberikan akan menurunkan motivasi intrinsik. Tetapi jika
informasi lebih menonjol dan positif terhadap kompotensi dan keputusan sendiri individu, maka
motivasi intrinsik akan meningkat.
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
15/23
D. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Ada banyak sekali faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi. Gunarsa (2004)
menjelaskan bahwa ada 4 dimensi dari motivasi. Dimensi-dimensi tersebut adalah:
1. Atlet Sendiri
Atlet memegang peranan sentral dari munculnya motivasi. Atlet sendiri yang mengatur dirinya
untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu. Jika atlet sudah merasa puas dengan pencapaian yang
ada, maka tidak ada lagi usaha keras untuk mendapatkan sesuatu yang baru.
2. Hasil Penampilan
Hasil penampilan sangat menentukan motivasi seorang atlet selanjutnya. Kekalahan dalam
pertandingan sebelumnya akan berdampak negatif terhadap motivasi atlet berikutnya. Atlet akan
diliputi perasaan tidak berdaya dan seolah-olah tidak mampu lagi untuk bangkit. Terlebih lagi jika
mengalami kekalahan dari pemain yang dianggap lebih lemah dari dirinya. Sebaliknya, jika
mendapatkan kemenangan, maka hal itu akan menumbuhkan sikap positif untuk mengulang
keberhasilan yang berhasil dia raih. Sebagai contoh, permainan tim nasional sepakbola Indonesia
dalam Piala Asia tahun 2007 yang lalu. Kemenangan pertandingan pertama melawan Bahrain
membuat para pemain tim nasional begitu bersemangat untuk mendapatkan hasil serupa ketika
bertanding melawan Arab Saudi pada pertandingan setelahnya.
3. Suasana Pertandingan
Suasana pertandingan sangat menentukan emosi seorang atlet. Sebagai contoh, Taufik Hidayat
kerap mundur dari pertandingan gara-gara merasa dicurangi oleh wasit. Kondisi tersebut tentu saja
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
16/23
tidak menyenangkan. Emosi yang sudah terganggu oleh kondisi pertandingan yang tidak
menyenangkan akan berdampak pada motivasi atlet dalam menyelesaikan atau memenangkan
sebuah pertandingan.
4. Tugas atau Penampilan
Motivasi juga ditentukan oleh tugas atau penampilan yang dilakukan. Jika tugas berhasil dengan
baik diselesaikan, keyakinan diri atlet akan meningkat. Dengan keyakinan diri yang tinggi,
motivasi juga akan mengalami kenaikan. Tugas yang berhasil dilaksanakan akan memberi
tambahan energi dan motif untuk bekerja lebih giat.
F. Cara Meningkatkan Motivasi
Motivasi memegang peranan yang penting dalam olahraga prestasi. Seorang atlet harus mampu
menjaga motivasinya agar tetap dalam level yang tinggi baik dalam proses latihan maupun pada
saat menjalani pertandingan. Motivasi memang bukanlah kondisi yang tidak bisa berubah. Setiap
saat motivasi atlet bisa mengalami perubahan, sehingga diperlukan sebuah upaya agar motivasi
tetap terjaga pada level yang optimal. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi atlet,
diantara adalah:
1. Menetapkan Sasaran (Goal Setting)
Konsep dasar darigoal settingadalah menciptakan tantangan bagi atlet untuk dilewati. Secara
sederhana,goal settingmerangsang atlet untuk mencapai sesuatu baik dalam proses latihan
maupun dalam sebuah kompetisi. Ada beberapa batasan tentang metodegoal settingini agar
berjalan secara efektif.
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
17/23
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
18/23
Persuasi Verbal adalah metode yang paling mudah untuk dilakukan. Pelatih, ofisial, atau keluarga
adalah orang-orang yang sering memberikan persuasi secara verbal ini. Persuasi verbal adalah
membakar semangat atlet dengan ucapan-ucapan yang memotivasi.
Selain itu, Persuasi verbal bisa juga dilakukan oleh atlet sendiri atau sering disebut dengan istilah
Self talk. Self talkadalah metode persuasi verbal untuk atlet sendiri. Prinsip dasar dariself talkini
sebenarnya adalah membantu atlet untuk mendapatkan gambaran yang positif baik tentang
kemampuannya atau mengenai suasana pertandingan. Self talkini diyakini mampu menumbuhkan
keyakinan diri atlet baik sebelum bertanding atau pada saat menjalani pertandingan. Dengan
mengucapkan kalimat-kalimat yang membakar semangat maka gambaran pesimisme atlet akan
hilang dari persepsinya.
3. Imagery Training
Metode berikutnya yang cukup membantu memacu motivasi para atlet adalah dengan melakukan
imagery trainingatau latihan pembayangan. Dalam latihan pembayangan ini atlet diajak untuk
memvisualisasikan situasi pertandingan yang akan dijalani. Secara detil, atlet harus
menggambarkan keseluruhan pertandingan, mulai dari situasi lapangan, penontong, lawan dan
segala macam yang terlibat dalam pertandingan itu. Setelah mendapat gambaran yang riil, maka
atlet diajak untuk mencari solusi atas persoalan yang mungkin muncul dalam pertandingan.
Sebagian pemain mengembangkan persepsi bahwa di lapangan akan menghadapi lawan yang
berat, tangguh dan sulit dikalahkan. Persepsi semacam ini terkadang muncul akibat ketegangan
sebelum pertandingan. Atlet tidak secara objektif menilai kemampuan diri sendiri. Konsentrasi
atlet terfokus pada kekuatan lawan dan situasi pertandingan yang berat. Situasi inilah yang
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
19/23
melemahkan motivasi atlet sebelum bertanding. MetodeImagery trainingmengajak para pemain
untuk mencari atas kemungkinan persoalan yang muncul di lapangan. Membayangkan kekuatan
diri, pukulan andalan atau kelemahan musuh, menciptakan kondisi objektif pada persepsi seorang
atlet.
4. Motivasi Supertisi ( Takhayul )
Adalah suatu bentuk kepercanyaan kepada susuatu yang menrupakan suatu simbul dan yang di
anggap mempunyai daya kekuatan atu daya dorongan mental, motivasi ini dapat mengubah tngkah
laku menjadi lebih semangat, ambisius, dan lebih besar kemauanya untk sukses.
5. Motivasi Dengan Gambar
Terutama gambar atau poster yang ada berhubungnya dengan cabang olahraga yang di geluti
misalnya, gambar Ben Johnson yang sedang lari,gambar adegan yang menarik dalam pertandingan
sepak bola, ganbar Mike Tyson dan alin-lain.
6. Meningkatkan Kemampuan Atlet
Kemampuan atlet meliputiskillteknis dan fisik. Skilldan fisik yang bagus, akan mempengaruhi
keinginan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Skillyang prima dapat dilihat dan dievaluasi
melalui pertandingan yang diikuti oleh atlet. Untuk itu diperlukan metode kepelatihan yang
modern dan efektif untuk meningkatkan keterampilan seorang atlet. Pelatih juga harus paham
dengan pencapaian teknik dan fisik yang dimiliki oleh pemainnya.
7. Motivasi insentif (Reward)
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
20/23
Reward ini adalah metode yang paling banyak digunakan untuk memacu motivasi atlet. Bonus,
hadiah atau jabatan tertentu digunakan untuk memotivasi atlet. Reward ini ditujukan untuk
menggugah motivasi ekstrinsik dari atlet. Dengan iming-iming bonus yang besar, diharapkan atlet
akan terpacu tampil terbaik dan mengalahkan lawannya.
Salah satu kelemahan dari metode ini adalah kemungkinan menciptakan ketergantungan dari para
atlet. Banyak atlet hanya termotivasi hanya untuk mendapatkan bonus tersebut daripada alasan
lain, Sehingga tidak jarang atlet melakukan upaya-upaya kotor untuk menjadi pemenang.
Penggunaan doping adalah salah satu cara yang paling sering ditempuh oleh seorang atlet demi
tampil maksimal dan mendapatkan hadiah atas kemenangannya. Untuk itulah, rewardini harus
diberikan sebagai pelengkap dari metode lain dan harus diberikan secara bijaksana.
8. Motivasi Karena Takut
Ketakutan atau takut terhadap sesuatu dapat merupakan motivasi yang kuat bagi seseorang.:
Perasaan yang takut atau malu jika atlit tidak tau peraturan pertandingan tersebut (sportif).
Kekuatan atlit dalam porsi latihan yang diberikan.
Perasaan takut atau malu ketika tidak ikut serta dalam team (diskors).
Perasaan takut atau malu jika tidak bias mamanuhi harapan-harapan atau sasaran yang di
tetapkan oleh pelatih. Sehingga atlit akan beruasaha sekuat tenaga dalam batas sportitifitas.
G. Hal-Hal Yang Mendorong Atlet Berprestasi
a. Mencari dan mengatasi stress
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
21/23
Agaknya berjuang untuk mengatasi rintangan-rintangan menciptakan stress pada diri sendiri, dan
berusaha untuk sukses melalui stress merupakan salah satu utama atlet untuk berprestasi. Sebagai
contoh para pendaki gunung, dan pada dunia olahraga banyak sekali hal-hal yang serupa ( mencari
stress dan mengatasinya ) yang mana Craty 1973 mengatakan hal tersebut dengan stress seeking
animals. Banyak atlet memperoleh kepuasan jika mereka mampu melewati atau mengalahkan
lawan-lawannya atau dapat mengatasi rintangan yang menghalanginya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :
Motivasi Olahraga adalah keseluruhan daya penggerak (motif motif) didalam diri
individu yang menimbulkan kegiatan berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan
memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Melalui
olahraga para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk mengembangkan
kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan teman teman baru
serta pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan dan
kepuasan. Olahraga merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan hubungan
yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan gerakan.
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
22/23
Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan. Dalam
pertandingan atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru, menghadapi penonton
yang banyak. Sebelum dan selama pertandingan mereka selalu mendapat petunjuk-
petunjuk dari pelatih baik teknik, strategi maupun dorongan semangat, agar mereka dapat
bermain sebaik mungkin dan memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan yang
baru, petunjuk pelatih, menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan.
Artinya, motivasi ekstrinsik berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau tim berfungsi
motivasi intrisik karena adanya kebutuhan-kebutuhannya sendiri, dan motivasi ekstrisik
karena dipengaruhi keadaan dari luar.
Saran
Dari uraian kesimpulan diatas, maka kami memberikan saran semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi setiap pembaca dalam proses pembelajaran ataupun penambahan wawasan
dalam ilmu pengetahuan. Umumnya dibidang psikologi olahraga dan khususnya dalam materi
motivasi dalam olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Singgih D. GUnarsa (2004), Psikologi Olahraga Prestasi, Jakarta; BPK Gunung Mulia
Monly P. Satiadarma (2000), Dasar-dasar Psikologi Olahraga, Jakarta; Pustaka Sinar
Harapan
Yunus Mahmud dan Uray Johannes (1991/1992), Psikologi Olahraga, malang; Institut
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Malang
http://www.indoskripsi.com
7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka
23/23