80
MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN SKRIPSI Oleh : Virgo Fuadillah Manggala Pratama 201110230311232 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018

MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

MOTIVASI KERJA

PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN

SKRIPSI

Oleh :

Virgo Fuadillah Manggala Pratama

201110230311232

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018

Page 2: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

MOTIVASI KERJA

PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN

SKRIPSI

Oleh :

Virgo Fuadillah Manggala Pratama

201110230311232

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018

Page 3: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

MOTIVASI KERJA

PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai

salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Virgo Fuadillah Manggala Pratama

Nim: 201110230311232

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018

Page 4: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

ii

Page 5: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

iv

Page 6: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Motivasi Kerja Petugas Pemadam Kebakaran”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebasar-besarnya kepada :

1. Bapak M. Salis Yuniardi, M.Psi.,PhD.,Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang sekaligus dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Diana Savitri Hidayati, S.Psi.,M.Psi selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi selaku dosen wali sekaligus dosen penguji yang telah mendukung dan memberi pengarahan serta bimbingan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Ibu Siti Maimunah,S.Psi.,M.M. selaku penguji dari tugas akhir ini yang telah membimbing saya selama proses pengerjaan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Ari Firmanto, S.Psi, M.Si yang telah membantu mengarahkan dan berdiskusi demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Jose Imanuel DA P. Belo, SE. selaku Kepala UPT. Pemadam Kebakaran Kota Malang yang telah memberikan izin, meluangkan waktu dan keleluasan kepada saya untuk melakukan penelitian.

7. Bapak dan Ibu Petugas Pemadam Kebakaran yang bertugas di UPT. Pemadam Kebakaran Kota Malang yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi subjek penelitian.

8. Ayah dan Ibu dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’a serta kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Wahyu Budi Priyanto, S.Psi yang selalu memberikan semangat, motivasi dan dukungan kepada penulis dari awal pengerjaan skripsi sampai akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.

10. Teman-teman tercinta Psikologi D yang senantiasa selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.

Page 7: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

vi

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dala menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 31 Juli 2018 Penulis ,

Virgo Fuadillah M P

Page 8: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i SURAT PERNYATAAN .............................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... vii ABSTRAK ..................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 2 Motivasi Kerja ............................................................................................... 5 Motivasi Kerja Pemadam Kebakaran ............................................................ 7 METODE PENELITIAN .............................................................................. 7 Rancangan Penelitian .................................................................................... 7 Subjek Penelitian ........................................................................................... 7 Variabel dan Instrumen Penelitian ................................................................. 7 Prosedur dan Analisa Data Penelitian ............................................................ 8 HASIL PENELITIAN ................................................................................... 10 Hasil Penelitian .............................................................................................. 10 DISKUSI ........................................................................................................ 14 SIMPULAN DAN IMPLIKASI .................................................................... 18 REFERENSI .................................................................................................. 19 LAMPIRAN

Page 9: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi Subjek .............................................................................. 10 Tabel 2. Gambaran Motivasi Kerja Berdasarkan Skor Total ......................... 10

Page 10: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

ix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Frekuensi indikator ..................................................................... 11 Diagram 2. Motivasi kerja berdasarkan usia ................................................. 11 Diagram 3. Motivasi kerja berdasarkan jenis kelamin................................... 12 Diagram 4. Motivasi kerja berdasarkan status pekerja .................................. 12 Diagram 5. Motivasi kerja berdasarkan status pernikahan ............................ 13 Diagram 6. Motivasi kerja berdasarkan pendidikan terakhir ......................... 13

Page 11: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

1

MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN

Virgo Fuadillah Manggala Pratama

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang [email protected]

Motivasi kerja merupakan suatu dorongan yang menciptakan gairah kerja untuk menggerakkan seseorang agar mau bekerja lebih efektif dan terintegrasi demi mencapai kepuasan dan tujuan organisasi. Motivasi kerja pada petugas pemadam kebakaran sangatlah dibutuhkan mengingat tugasnya menyangkut dengan pelayanan keselamatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi kerja pada Petugas Pemadam Kebakaran. Penelitian ini dilakukan pada keseluruhan populasi sebanyak 40 subjek yang bertugas di UPT. Pemadam Kebakaran Kota Malang yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja pada Petugas Pemadam Kebakaran tergolong cukup tinggi dengan indikator pekerjaan itu sendiri (work it self) yang paling mendominasi. Berdasarkan skor rata-rata, tingkat motivasi kerja didominasi oleh petugas pemadam kebakaran berusia dari 40 tahun kebawah dimana kedua jenis kelamin memiliki motivasi yang hampir sama tingginya, merupakan Tenaga Pembantu Operasional Kerja (TPOK) yang belum menikah dan memilikiu jenjang pendidikan terakhir SMA/SMK atau sederajat.

Kata Kunci : Motivasi kerja, Petugas Pemadam Kebakaran

Job motivation is one of the impulse that creates desire to drive someone to work effectively and interegatedly for the sake of reaching satisfication and the organization objective. Job motivation is highly needed on the fire fighter brigade officer because the duty of their job concerning safety service to public. The main purpose of this research is to know the better image of job motivation of the Fire Fighter Brigade Officer. This research took the whole population of 51 subjects who works at UPT. Pemadam Kebakaran Kota Malang with purposive sampling method. The analysis technique that used in this research is analytical descriptive. The result of this research shows that job motivation of the Fire Fighter Brigade Officer classified as quite high with work it self indicator dominating. Based on the job motivation scale mean score dominated by officers with age below form 40 years old where both female and male genders have almost the same height of job motivation which is an unmarried outsourcing members (TPOK) and with senior high school grade of educational level.

Keyword: Job Motivation, Fire Fighter Brigade Officer

Page 12: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

2

Kebakaran merupakan bencana yang paling sering dihadapi dimana kejadiannya tidak dapat diduga dan bersifat merugikan, namun bahaya kebakaran dapat diminimalisir tingkat korban dan kerugiannya dengan upaya pencegahan secara efektif, sistematis dan berkelanjutan. Pemadam Kebakaran merupakan sekumpulan orang atau pasukan yang terlatih dalam pemadaman kebakaran, melakukan penyelamatan dan menanggulangi bencana ataupun kejadian lainnya. Dinas Pemadam Kebakaran dan/atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah bagian pelaksana pemerintah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan penanggulangan bencana dalam dinas gawat darurat atau rescue (penyelamatan). tugas dari pemadam kebakaran dapat dibilang berbahaya, karena tugas utama dari petugas pemadam kebakaran langsung berhubungan dengan hal-hal yang terkait dengan bencana, seperti menyelamatkan jiwa ataupun benda.

Slogan "Pantang Pulang Sebelum Padam” yang menjadi ciri khas pemadam kebakaran. Dengan slogan yang menjadi pedomannya, petugas pemadam kebakaran mengorbankan kepentingan diri sendiri dan keluarga demi menyelamatkan korban kebakaran, mereka mengutamakan upaya pemadaman dan keselamatan orang lain daripada keselamatan diri sendiri saat terjadi kebakaran. Dalam tiap tugasnya, mereka mengupayakan agar cepat selesai dan meminimalisir adanya korban jiwa.

Di tempat kejadian, petugas pemadam kebakaran diharuskan tanggap dengan segala hal di sekitarnya. Terutama pada tanda-tanda yang diberikan rekan dalam satu tim pada saat mengulurkan dan menyambungkan antar selang ke nozzle (alat semprot), pengaliran dan pemberhentian aliran air, hingga pengembalian alat-alat ke dalam carrier. Petugas pemadam kebakaran juga diharuskan mengetahui kondisi ventilasi dalam gedung dan arah angin untuk mengeluarkan hawa panas, asap ataupun gas berbahaya keluar dari tempat kejadian. Selain itu, petugas juga diharuskan mengetahui dan dapat memberikan pengobatan sementara pada korban bencana hingga ambulan datang ke tempat kejadian dan memberikan pelayanan medis lebih lanjut.

Oleh karena itu, petugas pemadam kebakaran membutuhkan kemampuan dan keahlian professional. Kemampuan dan keahlian tersebut didapatkan melalui pelatihan manajemen masalah, pelatihan fisik dan juga tugas-tugas yang beresiko. Hal tersebut bertujuan untuk menguji strategi coping tiap anggota pemadam kebakaran pada berbagai situasi untuk cepat tanggap akan pada segala bentuk bencana. Petugas pemadam kebakaran bertanggung jawab dengan cepat, efisien dan aman melakukan tugas dibawah kondisi yang sering kali sangat berbahaya. Selain itu, petugas pemadam kebakaran pun memiliki tanggung jawab yang termasuk pada tugas-tugas hariannya seperti pemeliharaan kendaraan pemadam kebakaran, alat-alat perlengkapan dan juga layanan pemadaman dan penyelamatan.

Berkenaan dengan penjabaran diatas, dapat diasumsikan pekerjaan sebagai petgas pemadam kebakaran membutuhkan motivasi kerja demi tercapainya tujuan-tujuan dari UPT Dinas Pemadam Kebakaran. Sebagaimana yang telah dibuktikan pada beberapa penelitian, motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan dalam berbagai aspek, seperti halnya kinerja, prestasi kerja serta kepuasan kerja.

Page 13: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

3

Motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif atau terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut Mangkunegara (2002), motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Motivasi merupakan kemampuan untuk menggunakan upaya yang tinggi demi mencapai mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam organisasi, yang disesuaikan dengan kemampuan untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu. Motivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku manusia agar mau bekerja lebih giat dan antusias.

Motivasi kerja seseorang tidak selamanya berada dalam kondisi baik, oleh karena itu perlu adanya upaya dalam meningkatkan motivasi kerja saat terjadinya penurunan motivasi kerja. Banyak motif yang mendukung seseorang untuk bekerja dan motif-motif tersebut diartikan sebagai kebutuhan, keinginan atau dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang. Istilah kebutuhan tidak dapat dikaitkan dengan kondisi yang mendesak untuk melakukan suatu hal. Ada yang termotivasi karena uang, meskipun dalam sudut pandang hukum, pekerjaan tersebut tidak benar. Ada pula yang termotivasi karena pekerjaan yang aman dan nyaman, meskipun jarak yang ditempuh untuk bekerja relative sangat jauh. Ada pula orang yang termotivasi untuk kerja gengsi atau hal yang berhubungan dengan status atau kehormatan meskipun gaji yang mereka sangat kecil.

Robbins (2008) mengungkapkan kebutuhan sebagai salah satu dari tiga unsur dalam motivasi. Sedangkan dua lainnya adalah upaya dan tujuan organisasi. Mayoritas orang-orang masih menganggap motivasi sebagai sebuah karakter pribadi seseorang, dimana beberapa orang memelikinya dan lainnya tidak. Dalam praktiknya, masih ada beberapa manajer dalam perusahaan mencap karyawan yang tampaknya tidak termotivasi sebagai pemalas. Penandaan seperti ini mengumpamakan seseorang selalu malas atau kekurangan motivasi kerja, meskipun sebenarnya motivasi kerja muncul dari interaksi individu terhadap situasi yang dihadapinya.

Hal tersebut tidak mengherankan jika dalam suatu organisasi terdapat individu yang bermotivasi tinggi dan rajin dalam bekerja, menginginkan prestasi lebih baik, sementara ada pula yang merasa sudah puas degnan prestasi yang biasa-biasa saja dan tidak tertarik untuk mengejar prestasi yang lebih tinggi lagi. Bahkan, ada pula individu yang terlihat bekerja tidak serius dan tidak sesuai apa yang di perintahkan dalam bekerja, mudah putus asa dan menganggap pekerjaan yang diterima adalah beban.

Pada suatu organisasi ataupun instansi, merupakan suatu keharusan untuk dapat mendorong sumber daya manusianya agar tetap produktif dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja karyawannya. Oleh karena itu, pihak tertinggi, manajemen atau pimpinan perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan guna mengoptimalkan kinerja dan juga kepuasan kerja karyawannya.

Faktor-faktor yang dapat memberi pengaruh pada motivasi kerja menurut Fredrick Herzberg dalam teori dua faktornya, yang diantaranya adalah motivation factor atau

Page 14: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

4

faktor motivasi yang muncul dari dalam diri masing-masing pekerja dan hygine factor yang merupakan daya dorong pekerja yang dating dari luar diri pekerja, seperti hal-hal yang muncul dari sekitar tempat mereka bekerja, contohnya beupa kompensasi yang diterima ataupun kondisi lingkungan kerja sebagai penunjang saat bekerja.

Motivasi kerja pada pemadam kebakaran sangat dibutuhkan mengingat pekerjaan yang dilakukan menyangkut penanggulangan bencana dan penyelamatan. Thompson dan Bono (1993) menemukan bahwa motivasi terkuat pada pemadam kebakaran adalah keinginan untuk menolong yang kuat, dan Carpenter dan Myers (2010) menemukan bahwa altruism adalah kunci dari motivasi pada seseorang dalam memilih bekerja atau berpartisipasi dalam satuan Pemadam Kebakaran.

Berdasarkan informasi survey yang diterima pada hari Rabu tanggal 25 April 2018 pukul 20.27 di Markas Komando Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang yang terletak di Jalan Bingkil, Sukun Kota Malang. Didapatkan dari salah satu ketua regu pemadam kebakaran Kota Malang, terdapat informasi bahwa adanya kurang motivasi kerja pada anggota pemadam kebakaran untuk datang ke lokasi kejadian apabila bukan pada jam kerja (shift) mereka, dimana diwajibkan kepada semua personil baik dalam posisi bertugas ataupun tidak untuk datang melaksanakan tugasnya saat dibutuhkan pada keadaan darurat atau lokasi sumber air jauh dari lokasi kejadian. Disaat adanya kejadian, meskipun kesigapan anggota aktif dan siaga sudah dipersiapkan secara maksimal, namun bala bantuan dari personil non-aktif kurang memaksimalkan waktu persiapan sehingga datang di lokasi kejadian lebih lama dari estimasi waktu seharusnya atau bahkan tidak datang sama sekali, karena beranggapan di waktu tersebut, bukanlah waktu mereka untuk bekerja.

Jumlah anggota yang dimiliki pemadam kebakaran Kota Malang saat ini, berjumlah 55 orang yang terbagi dalam 4 regu dengan seorang komandan dan wakil komandan dalam tiap regu. Dari total keseluruhan anggota terdapat 25 orang anggotanya merupakan anggota Tenaga Pembantu Operasional Kerja (TPOK) atau yang lebih dikenal sebagai tenaga outsourcing atau karyawan kontrak. Sistem outsourcing ini dianggap merugikan bagi sebagian besar karyawannya. Karena, selain tidak ada jenjang karir, terkadang gaji mereka dipotong oleh perusahaan pusat. Ada kemungkinan penurunan motivasi kerja karena adanya perbedaan status antara anggota tetap dan outsourcing.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin menggali lebih jauh dan memberikan deskripsi gambaran motivasi kerja petugas pemadam kebakaran dan mengkajinya dalam penelitian ini yang berjudul “Motivasi Kerja Petugas Pemadam Kebakaran”.

Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari Bahasa latin movere yang memiliki arti bergerak atau dorongan (Steers dkk, 1996). Motivasi menurut Munandar (2001) merupakan proses yang berawal dari suatu kebutuhan yang selanjutnya kebutuhan tersebut menjadi dorongan individu untuk menjalankan berbagai kegiatan yang mengarah ketercapainya suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam dunia kerja, Siagian (2002) mengatakan bahwa motivasi merupakan daya dorong seorang karyawan atau pekerja dalam memberikan

Page 15: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

5

kontribusi sebesar-besarnya dalam proses pencapaian keberhasilan tujuan instansi ataupun organisasi.

Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong keinginan seseorang dan melibatkan segala kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya. Namun pada dasarnya, motivasi pada karyawan dan pengusaha itu berbeda, hal ini dikarenakan adanya perbedaan pada tujuan dan kepentingan pekerjaan itu sendiri, maka perlu diciptakannya bentuk motivasi yang searah dalam mencapai tujuan bersama demi keberlangsungan usaha dan ketenaga kerjaan, sehingga apapun yang menjadi harapan, keinginan dan cita-cita pada pihak manapun dalam suatu organisasi dapat diwujudkan sebagaimana mestinya (Kaawoan, Kolibu, Kawatu, 2017).

Halonen dan Santrock (1999) menjelaskan, motivasi merupakan faktor pembantu yang menjelaskan tentang perilaku, pola pikir dan perasaan seseorang saat sedang melakukan suatu kegiatan yang dilakukannya. Motivasi merupakan hal yang sangat komplek dan tiap individu memiliki perbedaan satu sama lain. Halonen dan Santrock (1999) menambahkan bahwa ada dua bagian motivasi, yang diantaranya adalah motivasi intrinsik yang merupakan suatu motif yang berasal dari kebutuhan dan keinginan pada diri seseorang, sedangkan yang lainnya adalah motivasi ekstrinsik dimana baik itu dorongan positif ataupun negative, keduanya berasal dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi perilaku.

Teori motivasi manusia yang dikembangkan oleh Mathis (2006) mengelompokkan kebutuhan manusia dalam lima kategori yang meningkat dalam urutan tertentu. Sebelum kebutuhan lebih mendasar terpenuhi, seseorang tidak akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Teori tersebut merupakan pengembangan dari teori Hierarki Kebutuhan Maslow yang terkenal, teori tersebut merupakan acuan dalam kebutuhan manusia dari yang terkecil hingga yang terbesar dan dikelompkkan menjadi 5 bagian yang terdiri atas kebutuhan fisiologis (makan, minum, tempat tinggal, dll), kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial (relasi, keluarga), kasih sayang atau penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan pada seseorang merupakan bentuk dasar munculnya motivasi dimana kebutuhan tersebut merupakan kekurangan atau kelemahan akan sesuatu yang dirasakan pada seseorang di saat tertentu yang dapat menimbulkan tegangan dan menyebabkan munculnya keinginan pada seseorang untuk menutupi kekurangan tersebut. Seorang karyawan akan mencoba berusaha untuk mengurangi dan menutupi kekurangannya dengan melakukan suatu ataupun serangkaian aktifitas yang lebih baik dalam keberlangusungan pelaksanaan pekerjaannya. Dengan melakukan aktifitas yang lebih banyak dan lebih lebih baik, karyawan dapat mendapatkan hasil yang lebih baik pula sehingga keinginannya dapat terpenuhi. Keinginan yang keluar pada diri karyawan dapat pula berasal dari dalam maupun dari luar dirinya, baik yang berasal dari dalam ataupun dari luar lingkungan kerjannya.

Motivasi menurut pendapat Hasibuan (2003) merupakan pemberian dan pengarahan daya gerak yang mampu menciptakan kegairahan ataupun semangat kerja pada seorang pekerja ataupun karyawan agar mereka dapat bekerja sama dengan rekannya, bekerja secara efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya dalam pencapaian kepuasan kerja. Robbins dalam Wibowo (2007) mengatakan bahwa motivasi

Page 16: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

6

merupakan proses yang menyebabkan intensitas (intensity), arah (direction), dan usaha yang terus-menerus (persistence) pada pekerja dalam menuju pencapaian tujuan. Motivasi merupakan pengukuran intensitas seseorang dalam menjaga semangat usaha mereka dimana individu yang termotivasi dengan baik dapat menjalankan tugas cukup lama dalam meraih tujuan mereka. Menurut Hasibuan (2003), motivasi memiliki tujuan sebagai:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2. Meningkatkan daya produksi karyawan. 3. Menjaga stabilitas kerja pada karyawan. 4. Meningkatkan disiplin kerja karyawan. 5. Memaksimalkan penyediaan karyawan dengan baik. 6. Menciptakan kondisi dan jaringan kerja yang baik. 7. Meningkatkan komitmen, kreativitas, dan kontribusi karyawan. 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab pada karyawan akan tugas-tugasnya. 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

Menurut pendapat Maslow, seorang pekerja akan berinisiatif dan mengerahkan kemampuan dan energinya dalam memenuhi kebutuhannya yang harus dicapai dan terpenuhi sebelum tingkat kebutuhan diatasnya menjadi penting. Namun pada dasarnya, teori ini berpendapat bahwa semakin tidak tercapainya suatu kebutuhan di tingkat tertentu, maka akan semakin penting faktor kebutuhan tersebut untuk dipenuhi.

Teori Motivasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori dua faktor (Motivational-Hygiene Model) yang diperkenalkan oleh Frederick Herzberg. Teori ini merupakan pengembanga darin teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faktor. Herzberg menjelaskan inti dari teori tersebut sangatlah berpengaruh dan membentuk dasar-dasar dalam motivasi kerja pada organisasi saat ini. Pada teori dua factor ini, dikatakan bahwa motivasi kerja karyawan didapat pada saat pekerja dihadapkan dengan pekerjaan yang memberi tantangan namun menyenangkan dimana semua orang bisa mendapatkannya, berkembang, dan bertanggung jawab pada tempat kerjanya. Selain itu, saat antusias dan semangat karyawan di akui dengan baik, hal itu akan menguatkan kepuasan dan motivasi kerjanya (Daartey-Baah, 2011.)

Herzberg menyebutkan faktor-faktor yang berkaitan dengan motivasi. Faktor pemuas (motivational factor) yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi dan bersumber dari diri seseorang tersebut (Hasibuan, 2006). Faktor motivasi tersebut diantaranya adalah:

a. Prestasi yang diraih (Achievement) - adanya rasa bangga akan prestasi yang diraih oleh karyawan

b. Pengakuan / penghargaan orang lain (Recognition) – Kinerja dari karyawan tersebut diakui oleh atasan dan rekan kerjanya

c. Peluang untuk maju (Advancement) – Adanya dukungan instansi dan karyawan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan karirnya

d. Kepuasan kerja itu sendiri (Work it self) – pekerjaan yang diberikan memiliki arti penting, menyenangkan dan menantang

Page 17: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

7

e. Tanggung jawab (Responsibility) – Tanggung jawab yang diberikan pada karyawan untuk memenuhi tugas-tugas penting organisasi ataupun instansi

Sedangkan faktor pemelihara (Hygine Factor) merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan karyawan yang diklasifikasikan sebagai faktor ekstrinsik (Hasibuan, 2006), meliputi:

a. Kompensasi (Salary) – Kompensasi atau gaji karyawan harus tepat dan adil. b. Keamanan dan keselamatan kerja (Security) – instansi harus memberikan

keamanan kerja pada karyawan c. Kondisi lapangan kerja (Working condition) – instansi harus memberikan

keselamatan, kebersihan dan kenyamanan kondisi kerja d. Kebijakan (Company Policy) – kebijakan perusahaan sebisa mungkin tidak

terlalu ketat atau tegas, adil dan transparan. e. Supervisi – ada baiknya apabila pimpinan memberi bimbingan dan

pengawasan yang baik pada karyawannya f. Hubungan interpersonal – hubungan komunikasi interpersonal karyawan

dengan rekan kerja, bawahan ataupun atasan sebaiknya tepat dan dapat diterima satu sama lain

Teori yang dikemukakan Herzberg memiliki hubungan erat dengan teori Maslow, terutama pada aspek kebutuhan akan aktualisasi diri. Teori-teori tersebut memiliki keselarasan pendapat bahwa perkembangan psikologis pada manusia menjadi faktor penting dalam kebutuhan seorang pekerja, dalam hal ini, keduanya sepakat bahwa pekerja membutuhkan hal tersebut di tempat kerja mereka, agar pekerjaan yang dilakukan dapat menigkatkan produktifitas kea rah yang lebih baik.

Namun, Herzberg tidak sependapat dengan penataan kebutuhan Maslow yang dianggapnya kaku, dimana kebutuhan terendah harus dicapai dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan lain setelahnya. Ia mengatakan, memang seorang pekerja diharuskan untuk peduli dengan rasa amannya, namun secara bersamaan pula seorang pekerja dapat mengupayakan dirinya dalam meraih tingkat penghargaan. Dengan kata lain, teori yang dikemukakan Herzberg lebih mudah digunakan dan fleksibel dibandingkan teori yang diungkapkan Maslow.

Motivasi Kerja Petugas Pemadam Kebakaran

Motivasi kerja sangatlah dibutuhkan di segala bentuk pekerjaan, demi tercapainya tujuan organisasi. Motivasi sebagai proses dalam mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja, sangatlah dibutuhkan agar karyawan mau melakukan sesuatu yang telah ditetapkan (Samsudin, 2005). Motivasi kerja diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang yang secara alami muncul dengan tujuan untuk memuaskan dan mengarahkan kehidupan.

Motivasi kerja pada pemadam kebakaran sangat dibutuhkan mengingat pekerjaan yang dilakukan menyangkut penanggulangan bencana dan penyelamatan. Pemadam kebakaran yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT), diharapkan dapat melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuannya. Ada beberapa factor yang mempengarhi motivasi kerja pada petugas pemadam kebakaran, yaitu adanya

Page 18: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

8

pengakuan dan penghargaan diri (Recognition) dalam lingkup kerjanya didukung dengan hubungan interpersonal yang baik, adanya kesempatan untuk berprestasi (Achievemnt) dan peluang untuk maju ke jenjang karir lebih tinggi (Advancement) melalui kebijakan dan supervisi teknis yang adil dan memungkinkan karyawan ingin bepartisipasi dan bertanggung jawab (Responsibility) dalam menjalankan tugasnya, sehingga karyawan merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukannya.

Hal lainnya yang menunjang motivasi kerja yaitu adanya kewenangan atau kebebasan pada pekerjaan namun tetap dalam lingkup tujuan organisasi dan adanya jaminan dan rasa aman, terutama jaminan fisik atau rasa takut kehilangan pekerjaan. Petugas pemadam kebakaran merupakan suatu pekerjaan yang berbahaya yang bersangkutan dengan nyawa orang lain dan juga diri petugas pemadam kebakaran itu sendiri. Di sisi lain, Thompson dan Bono (1993) menemukan bahwa motivasi terkuat pada pemadam kebakaran adalah keinginan untuk menolong yang kuat, dan Carpenter dan Myers (2010) menemukan bahwa altruism adalah kunci dari motivasi pada seseorang dalam memilih bekerja atau berpartisipasi dalam satuan Pemadam Kebakaran.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, penelitian ini merupakan jenis penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa adanya perbandingan ataupun menghubungkan dengan variable lain melalui suatu data yang berbentuk angka ataupun kualitatif yang diangkakan dengan tujuan menggambarkan suatu objek secara khusus (Sugiyono, 2011.)

Subjek Penelitian

Subjek yang menjadi penelitian ini adalah seluruh populasi petugas pemadam kebakaran yang bekerja aktif pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Malang, dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 40 petugas yang terdiri atas anggota PNS dan non-PNS (data observasi dan wawancara, 2018). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Total sampling dimana dengan teknik pengambilan ini jumlah sampel sama dengan jumlah keseluruhan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan dasar peneliti menggunakan total sampling dikarenakan jumlah populasi yang kurang dari 100, maka keseluruhan populasi dijadikan sampel pada penelitian.

Variabel dan Instrumen Penelitian

Motivasi kerja merupakan suatu dorongan kekuatan pada seseorang yang berasal dari dalam diri ataupun luar yang menimbulkan adanya keinginan untuk melakukan aktifitas atau kegiatan dalam menjalankan tugas untuk mencapai tujuan yang diharapkan organisasi ataupun perusahaan. Dengan adanya motivasi kerja itu pula, dapat memberi antusias dan semangat karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Page 19: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

9

untuk mengukur motivasi kerja, peneliti menggunakan skala motivasi kerja yang berjenis skala likert dan terdiri dari 32 item dengan indeks validitas 0,332 – 0,756 dan reliabilitas 0.928. Skala ini merupakan skala adaptasi yang telah di uji cobakan oleh Suwarna (2014). Dalam skala tersebut terdapat 5 indikator yang diantaranya adalah prestasi yang diraih (Achievment), pengakuan/penghargaan orang lain (Recognition), peluang untuk maju (Advancement), kepuasan kerja itu sendiri (Work it self), dan tanggung jawab (Responsibility) (Hasibuan, 2006).

Prosedur dan Analisa Data

Dalam penelitian ini diawali dengan tahap persiapan, dimana peneliti menyiapkan instrument yang akan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dari subjek. Skala akan dibagikan pada Petugas Pemadam Kebakaran Kota Malang yang sedang bertugas sesuai dengan kriteria subjek penelitian, setelah data-data terkumpul kemudian akan dianalisis menggunakan Deskriptif Statistik, dengan menggunakan Z score.

HASIL PENELITIAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan deskripsi subjek penelitian sebagai berikut

Tabel 1. Deskripsi Subjek

Kategori Jumlah ( % )

Usia < = 40 20 (50%) > 40 20 (50%)

Jenis Kelamin Laki – laki 37 (92.5%) Perempuan 3 (7.5%)

Status Pernikahan Menikah 31 (77.5 %)

Belum Menikah 9 (22.5 %) Pendidikan Terakhir

SD 3 (7.5 %) SMP 1 (2,5 %)

SMA / SMK 30 (75 %) D3 1 (2,5 %) S1 5 (12.5 %)

Status Pekerja PNS 22 (55%)

TPOK (Outsourcing) 18 (45%)

Berdasarkan tabel 1, secara keseluruhan subjek memperlihatkan bahwa adanya variasi yang berkaitan dengan usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, dan status pekerja. Maka didapatkan hasil anggota pemadam kebakaran ditinjau dari usia,

Page 20: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

10

terbanyak pada usia dengan jumlah yang sama sebanyak 20 orang (50%) antara yang berusia 40 tahun kebawah dan 40 tahun keatas. Dari jenis kelamin, anggota laki-laki terdapat 37 orang (92.5%) dan anggota perempuan sebanyak 3 orang (7.5%). Dilihat dari status pernikahan, didominasi oleh anggota yang sudah menikah, yaitu sebanyak 31 orang (77,5%) dan yang belum menikah hanya 9 orang (22.5%). Dari jenjang pendidikan terakhir, terbanyak adalah lulusan SMA/SMK/Sederajat sebanyak 30 orang (75%), S1 sebanyak 5 orang (12.5%), SD sebanyak 3 orang (7.5%), dan terakhir SMP dan D3 dimana masing – masing terdapat 1 orang (2,5%). Dari status pekerja didapatkan dominasi pada PNS sebanyak 22 orang (55%) dan TPOK sebanyak 18 orang (45%).

Tabel 2. Gambaran motivasi kerja berdasarkan Skor total

Kategori skor

Motivasi Kerja

Mean kategori

skor Motivasi

Kerja

Frekuensi kategori

skor Motivasi

Kerja

Persentase kategori

skor Motivasi Kerja

Skor Motivasi Kerja Tinggi 4.33 22 55%

Skor Motivasi Kerja Rendah 3.71 18 44%

Total 4.04 34 100%

Berdasarkan tabel 2, dari hasil analisis kategori skor motivasi kerja ditinjau dari meannya adalah kategori mean tertinggi ada pada kategori skor motivasi kerja skor tinggi yaitu 4,33 dan yang meannya rendah ada pada pada kategori skor motivasi kerja skor rendah yaitu 3,71.

Diagram 1. Motivasi Kerja berdasarkan Dimensi

Berdasarkan diagram diatas, hasil analisis frekuensi dan mean didapatkan bahwa motivasi kerja ditinjau dari lima dimensinya adalah motivasi kerja tertinggi ada pada

717.50%

922.50%

1127.50%

410.00%

922.50%

Frekuensi Indikator

(I) Achievement [4,53]

(II) Recognition [3,83]

(III) Advancement [4,38]

(IV) Work It Self [4,72]

(V) Responsibility [4,37]

Page 21: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

11

dimensi kepuasan kerja itu sendiri (work it self) yaitu 4,72 dan yang paling rendah ada pada dimensi pengakuan/penghargaan orang lain (recognition) yaitu 3,83. Namun jika dilihat dari frekuensinya, bagian yang tertinggi terdapat pada kesempatan untuk maju atau peningkatan karir (Advancement) sebanyak 11 orang atau pada persentase (27,5%)

Diagram 2. Motivasi kerja berdasarkan usia Berdasarkan diagram diatas, didapatkan bahwa nilai motivasi kerja pada anggota pemadam kebakaran ditinjau dari usia memiliki nilai rata-rata tertinggi pada yang berusia kurang dari ≤ 40 tahun yaitu 130,25 dengan persentase tinggi dan rendah seimbang di (25%)

Diagram 3. Motivasi kerja berdasarkan Jenis kelamin

Berdasarkan diagram diatas, didapatkan bahwa motivasi kerja pada anggota pemadam kebakaran ditinjau dari jenis kelamin memiliki nilai rata-rata tertinggi pada anggota yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 129,57 dengan persentase tertinggi (42.5%) dan terendah (50%).

1050% 8

40%

1050%

1260%

≤ 40 Tahun (130,25) > 40 Tahun (128,90)

Motivasi Kerja - Usia

Rendah Tinggi

1746%

133%

2054%

267%

Laki-laki (129,57) Perempuan (129,67)

Motivasi Kerja - Jenis Kelamin

Rendah Tinggi

Page 22: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

12

Diagram 4. Motivasi kerja berdasarkan status pekerja

Berdasarkan diagram diatas, didapatkan bahwa motivasi kerja pada petugas pemadam kebakaran ditinjau dari status pekerjaannya memiliki nilai rata-rata tertinggi pada petugas dengan status pekerjaTenaga Pendukung Operasional Kerja (TPOK) yaitu 131,06 dengan nilai persentase seimbang antara tertinggi dan terendah pada (22.5%).

Diagram 5. Motivasi Kerja berdasarkan Status Pernikahan

Berdasarkan diagram di atas, didapatkan bahwa motivasi kerja pada anggota pemadam kebakaran ditinjau dari status pernikahan memiliki nilai rata-rata tertinggi pada anggota yang belum menikah yaitu 132,33 dengan nilai prosentase tertinggi (12.5%) dan nilai prosentase terendah (10%).

941%

950%

1359%

950%

PNS (128,36) TPOK (131,06)

Motivasi Kerja - Status Pekerja

Rendah Tinggi

444%

1445%

556%

1755%

Belum Menikah (132,33) Menikah (128,77)

Motivasi Kerja - Status Pernikahan

Rendah Tinggi

Page 23: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

13

Diagram 6. Motivasi kerja berdasarkan jenjang pendidikan

Berdasarkan diagram diatas, didapatkan bahwa motivasi kerja pada anggota pemadam kebakaran ditinjau dari pendidikan terakhir memiliki nilai rata-rata tertinggi pada anggota yang berpendidikan terakhi SMA/SMK yaitu pada 130,83 dengan nilai prosentase tertinggi (30%) dan nilai prosentase terendah (30%).

DISKUSI

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa motivasi kerja pada petugas pemadam kebakaran ditinjau daru skor totalnya menunjukkan bahwa motivasi kerja pada petugas pemadam kebakaran tergolong cenderung tinggi yaitu 4.33 atau pada prosentase 55%. hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian petugas pemadam kebakaran memiliki motivasi kerja yang cukup tinggi yang ditandai dengan optimis terhadap tantangan yang ada di depannya, mandiri dan berani bertanggung jawab, memiliki semangat hidup, memiliki cita-cita atau harapan kedepan dan kreatif pada pekerjaannya. Namun perlu diperhatikan, bahwa tidak semua petugas pemadam kebakaran memiliki motivasi kerja yang tinggi, mengingat masih terdapat 45% dari petugas yang masih memiliki motivasi kerja yang rendah. Pemadam kebakaran pada umumnya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersangkutan dengan penyelamatan (rescue) dan tentunya membutuhkan tingkat motivasi kerja yang tinggi. Namun, berdasarkan survey yang dilakukan sebelumnya, motivasi kerja yang dimiliki pemadam kebakaran terbilang rendah dengan alasan kurangnya persiapan bahkan ada tidak datang sama sekali anggota yang bukan dalam waktunya jam kerja (shift) mereka sehingga penyelamatan berlangsung lama atau tidak sesuai dengan estimasi waktu yang direncanakan dan

267% 1

100%

1240%

1100%

240%1

33%0

1860%

0

360%

SD (124,33) SMP (106,00) SMA/SMK (130,83) D-3 (127,00) S-1 (130,40)

Motivasi Kerja - Pendidikan Terakhir

Rendah Tinggi

Page 24: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

14

terdapat pula personil yang melakukan penyelamatan tanpa menggunakan alat keselamatan sesuai prosedur.

Hasil penelitian motivasi kerja berdasarkan dimensi-dimensinya, didapatkan skor yang tertinggi pada dimensi kepuasan pada pekerjaan itu sendiri (work it self) yaitu dengan rata-rata 4,72, hal ini menunjukkan bahwa petugas pemadam kebakaran memiliki ketertarikan pada pekerjaan dan tantangan yang ada pada pekerjaannya. Dimensi ini merupakan indicator terkuat dari lima indicator pada motivational factor, hal tersebut juga terdapat pada penelitian-penelitian sebelumnya dimana dimensi ini menjadi pengaruh terkuat pada motivasi kerja. Menurut As’ad (2004), factor yang mempengaruhi kepuasan kerja pada karyawan ada empat faktor, yaitu pertama, faktor psikologis yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan. Kedua, faktor fisik yang berhubungan dengan fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Ketiga, faktor finansial yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan. Keempat, faktor social yang berhubungan dengan interaksi sosial di tempat kerjanya. Jika keempat faktor tersebut dihubungkan dengan motivasi kerja pada petugas pemadam kebakaran, dapat dilihat bahwa petugas pemadam kebakaran sudah dapat dikatakan hamper memenuhi faktor-faktor tersebut. Hal ini didukung dengan tingginya prestasi yang diraih (Achievement) dan tanggung jawab (responsibility) yang menjadi gambaran dari faktor pertama, yaitu faktor psikologis, yang meliputi minat dalam bekerja, sikap terhadap pekerjaan dan perasaan pada pekerjaan itu.

Dimensi motivasi kerja dengan nilai terendah terdapat pada dimensi dukungan/penghargaan dari orang lain (recognition) dengan skor rata-rata 3,79. Dimensi ini merupakan bagian yang dapat meniungkatkan motivasi kerja itu sendiri. Apabila seseorang kurang dalam mendapatkan dukungan / penghargaan dari orang lain, maka karyawan akan merasa tidak nyaman dalam melaksanakan tugas-tugasnya di tempat kerjanya tersebut. Hal tersebut dapat menurunkan efektivitas pekerjaannya sebagai pemadam kebakaran dan hal tersebut akan berpengaruh langsung pada tugas-tugas yang akan dilakukannya, mengingat tugas-tugas yang di miliki oleh petugas pemadam kebakaran yang berpacu pada waktu dan lebih pada pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan penyelamatan (rescue). Menurut Yoon dan Lim (1999) yang menyatakan adanya hubungan positif antara dukungan organisasional terhadap motivasi kerja karyawan, karena dukungan yang diberikan antar karyawan atau anggota regu dapat memicu motivasi karyawan untuk saling membantu dalam setiap aktivitas pekerjaannya dalam suatu organisiasi. Namun, berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pandangan masyarakat juga dapat mempengaruhi motivasi kerja dari petugas pemadam kebakaran itu sendiri. Seperti tanggapan hasil wawancara yang dilakukan sebelumnya, bahwa adanya tanggapan masyarakat yang menilai petugas pemadam kebakaran kurang responsive dan cepat tanggap dalam melakukan tugasnya saat ada terjadinya kebakaran.

Skor tinggi motivasi kerja pada petugas pemadam kebakaran ditinjau dari usia, tertinggi terdapat pada usia kurang dari 40 tahun, yaitu pada skor rata-rata 130,25, dengan prosentase seimbang sebanyak (25%). Hurlock (1994) membagi masa dewasa menjadi tiga fase, yaitu dewasa awal dengan rentang usia 18 – 40 tahun, dewasa madya dengan rentang usia 40 – 60 tahun dan dewasa akhir yang dimulai pada usia 60 tahun hingga meninggal. Apabila ditarik konsep diri melalui teori perkembangan karir

Page 25: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

15

Donald E. Super (1984), pada usia 15 hingga 25 tahun merupakan tahap eksplorasi, fase awal seseorang dalam masa fantasi dimana individu menyatakan pilihan pekerjaan yang sering kali tidak realistis dan sering erat kaitannya dengan kehidupan permainannya, lalu pada usia 25 hingga 44 tahun, seseorang mulai mendapatkan pengalaman dengan cara mencoba atau menguji dan ingin membuktikan pekerjaan yang dipilih pada masa eksplorasi merupakan pilihan yang tepat atau tidak bagi dirinya dan pada usia 45 hinga 64 tahun, individu berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaannya dan memiliki kaitan erat dengan konsep diri individu itu sendiri yang terjalin dengan proses perubahan dan penyesuaian secara berkelanjutan (Sharf, 1992). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usia dewasa awal (kurang dari 40 tahun) memiliki motivasi kerja lebih tinggi dikarenakan keinginannya untuk membuktikan ketepatan mereka dalam memilih pekerjaan. Hal terebut sebanding dengan dimensi kepuasan kerja pada pekerjaan itu sendiri (work it self) dimana banyak dari mereka bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran cukup lama.

Skor tertinggi motivasi kerja pada petugas pemadam kebakaran ditinjau dari jenis kelamin terdapat pada petugas pemadam kebakaran berjenis kelamin perempuan sedikit lebih tinggi dengan skor rata-rata 129,67 dibandingkan pada petugas berjenis kelamin dengan rata-rata 129,52. Adapun petugas pemadam kebakaran berjenis kelamin perempuan yang mendapatkan tugas di bagian administrasi yang terbilang sedikit lebih mudah dibandingkan mayoritas petugas laki-laki yang mengurusi lebih banyak tugas yang membutuhkan tenaga fisik, seperti sopir, teknisi dan lain-lain, meskipun saat panggilan keadaan darurat, keseluruhan petugas pemadam kebakaran melakukan pekerjaan yang relatif sama dalam satu regu. Perbandingan motivasi kerja berdasarkan jenis kelamin diatas tidak sebanding dengan temuan pada penelitian terdahulu, seperti pada penelitian yang dilakukan Prabandari dalam Utaminingsih (2017), ada perbedaan mendasar dalam memaknai kerja atau orientasi terhadap pekerjaan antara laki-laki dan perempuan yang menunjukkan bahwa wanita karir bekerja lebih berorientasi pada afiliasi daripada laki-laki yang lebih berorientasi pada kesuksesan atau prestasi. Namun, mengingat kecilnya perbedaan rata-rata antara jenis kelamin perempuan dan laki-laki, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja antara laki-laki dan perempuan pada petugas pemadam kebakaran relative tidak ada perbedaan. Seperti halnya pada temuan penelitian yang dilakukan oleh Hitka, Vetráková, Balážová (2016) yang menemukan kesamaan motivasi kerja pada laki-laki dan perempuan. Tetapi, perbedaan lebih spesifik terutama pada proses individu dalam pengambilan keputusan pada pekerja perempuan dan laki-laki, terutama pada gaji dan pendekatan supervise pada karyawan.

Skor tertinggi motivasi kerja pada petugas pemadam kebakaran ditnjau status pekerja terdapat pada petugas TPOK dengan skor rata-rata 131,06 pada prosentase tinggi dan rendah seimbang pada (22.5%). Pada penelitian ini diketahui bahwa petugas pemadam kebakaran TPOK lebih tinggi dari status pekerja PNS, dikarenakan rentang usia pekerja yang berstatus TPOK antara 22 hingga 38, sedangkan PNS keseluruhannya diatas 40 tahun. Temuan iui sejalan dengan hasil berdasarkan faktor usia dimana karyawan yang berumur dibawah 40 tahun lebih memiliki motivasi kerja lebih tinggi dari yang berumur 40 tahun keatas. Ogunleye dan Osekita (2016) mengungkapkan

Page 26: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

16

bahwa ada pengaruh status pekerja (motivasi ekstrinsik atau hygine-factor) dan motivasi berprestasi (motivasi intrinsic atau motivational-factor) secara berkesinambungan meningkatkan kinerja pada karyawan meskipun keduanya tidak saling berhubungan secara langsung. Sebagai contoh, anggota muda memungkinkan bekerja lebih optimal dari anggota lainnya untuk meningkatkan komitmen pada pekerjaannya.

Skor tertinggi petugas pemadam kebakaran ditinjau dari status pernikahan didominasi pada petugas yang belum menikah yaitu pada skor rata-rata 132,33 dengan prosentase tinggi sebanyak (35%) dan rendah sebanyak (42.5%). Menurut Rieka (2007), salah satu alasan seseorang hidup melajang adalah kebebasan, yang berarti karyawan yang belum menikah masih memiliki kebebasan untuk menjalin hubungan dengan orang lain sehingga kebutuhan berelasi masih lebih muingkin terpenuhi dan juga mereka masih dalam proses penentuan target dan karier yang ingin dicapai. Bagi karyawan yang sudah menikah ataupun belum, keduanya memiliki kebutuhan untuk berkembang yang tinggi hal tersebut dikarenakan karyawan belum mengenal potensi yang dimiliki dan belum dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sebelumnya sehingga kebutuhan semakin banyak (Riggio, 2008). Kemudian menurut Wijono (2010), kebutuhan untuk berkembang tersebut adalah kebutuhan yang abstrak dan harus terpenuhi setelah kebutuhan-kebutuhan utama terpenuhi. Hal tersebut mengacu pada teori E.R.G (Existance, Relatedness and Growth) dimana semakin besar kebutuhan konkret ingin dicapai, maka semakin besar juga kebutuhan yang abstrak untuk dipenuhi.

didapatkan bahwa motivasi kerja pada anggota pemadam kebakaran ditinjau dari pendidikan terakhir memiliki nilai rata-rata tertinggi pada anggota yang berpendidikan terakhi SMA/SMK yaitu pada 130,83 dengan nilai prosentase tertinggi (30%) dan nilai prosentase terendah (30%). Penelitian bagian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan cukup berpengaruh pada motivasi kerja. Hasil penelitian ini sesuai degngan teori Jayasman dalam Dewi, Suwendra dna Yulianthini (2016) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan karyawan dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan itu sendiri, hal tersebut memperlihatkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin meningkat pula keahlian, pengetahuan dan perubahan sikap, sehingga motivas kerja pegawai meningkat. Thora (2004) menyatakan bahwa karyawan yang memiliki tingkat pendidikan yang memadai tentu mempunyai harapan untuk terus meningkatkan karir karyawan tersebut, sehingga karywan cenderung mempunyai motivasi kerja yang lebih tinggi karena mereka mempunyai kesempatan untuk menempati jabatan yang lebih tinggi.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah jumlah populasi pada penelitian yang digunakan masih dalam skala kecil dan data yang diperoleh tidak didapatkan secara maksimal karena dalam proses pengambilan data peneliti tidak secara langusng memperhatikan secara langsung pengisian kuisioner yang dilakukan oleh subjek.

Page 27: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

17

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat motivasi kerja pada Petugas Pemadam Kebakaran tergolong cukup tinggi, berdasarkan sample yang diperoleh dari 40 subjek yang dilakukan di UPT. Pemadam Kebakaran Kota Malang dimana dimensi kepuasan pada pekerjaan itu sendiri (work it self) merupakan dimensi yang paling mendominasi diantara lima dimensi motivational-factor dari teori dua faktor Herzberg. Berdasarkan skor rata-rata tingkat motivasi kerja didominasi oleh petugas pemadam kebakaran berusia dari 40 tahun kebawah dimana kedua jenis kelamin memiliki motivasi yang hampir sama tingginya, yang merupakan Tenaga Pembantu Operasional Kerja (TPOK) belum menikah dan dengan jenjang pendidikan terakhir SMA/SMK atau sederajat.

Implikasi dari penelitian ini adalah diharapkan pada Petugas Pemadam Kebakaran sebagai pelayan masyarakat bisa lebih meningkatkan motivasi kerjanya dengan memperhatikan lebih dalam berdasarkan usia dan jenis kelaminnya, berikut pula dari status pernikahannya dengan cara melakukan pendekatan dengan mengurangi adanya membeda-bedakan satu sama lain dan memperhatikan individunya dengan baik. Hal lainnya yang mungkin dapat menumbuhkan motivasi, diantaranya dengan menanamkan keinginan menolong, memberi perhatian terhadap kesejahteraan orang lain dan komitmen pada pekerjaannya lebih baik lagi dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan soft-skill dan hard-skill dan melakukan pendekatan dengan masyarakat lebih baik lagi terutama pada anak-anak, tidak hanya melalui penyuluhan-penyuluhan saja, mengingat tugas utama dari Pemadam Kebakaran berfokus pada penyelamatan (rescue).

Diharapkan pada peneliti selanjutnya dengan variable yang sama dapat menambah variable lain yang berkaitan dengan motivasi kerja seperti meneliti lebih dalam terkait indikator-indikator motivational-factor dan hygine-factor yang terdapat pada teori dua faktor Herzberg atau dikaitkan lebih jauh dengan kepuasan kerja, kesejahteraaan dan lain-lain. Selain itu, juga dapat menggunakan variasi faktor-faktor pendukung lainnya seperti berdasarkan lamanya bekerja, jumlah kompensasi yang didapatkan dan lain-lain yang dapat menguraikan lebih jauh dan memberi gambaran lebih luas terkait motivasi.

Page 28: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

18

REFERENSI

Alim, M. B. (2009). Teori Herzberg dan Kepuasan Kerja Karyawan.

http://www.psikologizone.copm/teori-herzberg-dan-kepuasan-kerja-karyawan , diakses pada tanggal 27 Juni 2018

Arep, Ishak & Hendri Tanjung. (2002). Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Universitas Trisakti. Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo.

As’ad, Moh, (2004). Psikologi Industri: Seri ilmu Sumber Daya Manusia, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Ball, John. (2003). Understanding Herzberg’s Motivation Theory. www.chinaacc.com diakses pada 27 Juni 2018

Carpenter, J. & Myers C.K. (2010). Why Volunteer? Evidence on the Role of Altruism, Image and Incentives. Middlebury College Economics Discussion Paper No. 1023. Accessed on June 22nd from ftp.repec.org/opt/RePEc/mdl/ancoec/1023.pdf

Dartey-Baah, Kwasi. (2011). Application of Fredrick Herzberg’s Two-Factor theory in assessing and understanding employee motivation at work: a Ghanian Perspective. European Journal of Bussiness and Management. Vol 3. No. 9. Accessed on 22nd June from https://pdfs.semanticscolar.org

Dewi, D.K.R., Suwendra, I.W., & Yulianthini, N.N. (2016). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 4. Accessed on July 17th , 2018 from https://ejournal.unidiksha.ac.id

Halonen, J.W., & Santrock, J.W. (1999). Psychoology: Context and Applications (3rd Ed.). Boston: McGraw-Hill

Hasibuan, M.S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara. _______ . (2006). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi. Jakarta:

Bumi Aksara. _______. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hitka, M. Vetráková, M. & Balážová, Ž. (2016). Difference in Motivation between

Male and Female in Slovakia in 2015. Modern Applied Science. Vol. 10 No.1. Accessed on June 17th , 2018 from http://dx.doi.org/10.5539/mas.v10n1p52

Hurlock, E.B. (1994). Psikologi Perkembangan, Suatu Perkembangan Sepajang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Jones. Gareth K. (2006). Organizational Theory, Design and Change – 5th Edition. Prentince Hall

Kaawoan, A. Kolibu, Febi K. Kawatu, & Paul A. T. (2017). Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan PT. Samudra Mulia

Page 29: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

19

Abadi di Kabupaten Minahasa Utara. Diakses pada tanggal 1 Juli 2018 dari https://ejournalhealth.comindex.php

Lee, Chen-Lin. (2014). Adopting the Perspective of Flow to Investigate the Effects of Participation Motivation on Volunteer Firefighters’ Job Satisfaction. The Journal of International Management Studies, Vol. 9 Number 2. Accessed on 3rd May 2018 from www.jimsjournal.org/12%20Chen-Lin%20Lee.pdf

Mangkunegara, Anwar P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Mathis, R.L. & Jackson J.H. (2006). Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia. (terj. Dian Angela). Jakarta: Salemba Empat

Mondy, R. Wayne. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Jilid 1. Jakarta: Erlangga

_______. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Depok: UI Press Ogunleye, A.J., & Osekita, D.A. (2016). Effect of Job Status, Gender, and Employees

Achievement Motivation Behavior on Work Performance: a Case Study of Selected Local Governmetn Employees in Ekiti State, Nigeria. European Scientific Journal Vol. 2 No. 26. Accessed on July 17th 2018 from http://dx.doi.org/10.19044/esj.2016.v12n26p235

Pani, Niranjan. (2018). PFredrick Herzberg. Accessed on June 1st 2018 from http://epgp.inflibnet.ac.in/epgpdata/uploads

Prabandari, R. 2003. Analisis Pengaruh Antara pendidikan dan Latihan, Pengalaman Kerja, Inisiatif dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Tenaga Perawat di RS Panti Wilasa Citarum Semarang (Tesis naskah publikasi). Fakultas Manajemen Universitas Katolik Soegijapranata. diakses pada tanggal 15 Juli 2018 dari http://repository.unika.ac.id/9411/

Priansa, D.J. 2014. Perencanaan & Pengembangan SDM. Bandung: Alfabeta Riggio, R.E. (2008). Introduction to Industrial Organization Psychology. New Jersey:

Pearson Education, Inc. Riley. Shannon. (2005). Herzberg’s Two-Factor Theory of Motivation Applied to the

Motivational Techniques within Financial Institutions. Diakses pada tanggal 1 Juli 2018 dari http://commons.emich.edu/honors

Robbins, Stephen P. (2001). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. (Terj. Dr. Hadyana Pujaatmaka dan Drs. Benyamin Molan). Edisi 8. Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.

______. (2008). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. (Terj. Diana Angelicfa, Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid.) Edisi 12.Jilid1. Jakarta: Salemba Empat.

Samsudin, Sadili. (2005). Organizational Behavior, New Jersey: Prentice Hall. Inc.

Page 30: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

20

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development. (Terj. Juda Damanik, Achmad Chusairi). Edisi 5. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Siagian, Sondang P. (2002). Kepemimpinan Organisasi &Perilaku Administrasi. Jakarta: Penerbit Gunung Agung

Sharf, R. S. (1992). Applying Career Development Theory to Counseling. USA: Brooks/Cole Publisihing Company.

Steers R. M., Porter L. W., & Bigly G.A. (1996). Motivation and Leadership at Work. Singapore: McGraw-Hill Companies Ltd.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta ______. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta ______. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta Suwarna, G.S. (2014). Hubungan Antara Kesesuaian Minat Kerja Dengan Motivasi

Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Pekerja Pemula. Skripsi sarjana, Universitas Muhammadiyah, Malang.

Thompson, A. M., & Bono, B. A. (1993). Work without wages: The Motivation for Volunteer Firefighter. American Journal of Economics and Sociology, 52, 323-343.

Trijono, Rachmat. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Utaminingsih, A. (2017). Gender dan Wanita Karir. Malang: UB Press Wageindicator. (2018). Untung Rugi Sistem “Outsourcing.” Accessed on May 4th

2018. From https://gajimu.com/main/tips-karir/untung-rugi-sistem-201coutsourcing201d

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja Ed. 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:

Gramedia Wikipedia. Outsourcing. Accessed on May 4th 2018. From

http://en.wikipedia.org/wiki/Outsourcing Wijono, Sutarto. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Prenadamedia Yoon, J., & Lim, J.C. (1999). Organizational Support in the Workplace: the Case of

Korean Hospital Employee. Human relations

Page 31: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

LAMPIRAN

Page 32: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

LAMPIRAN I

BLUEPRINT SKALA

Page 33: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Indikator No. Item

Jumlah Favorable Unfavorable

Prestasi yang

diraih

(Achievement)

Kemampuan menyelesaikan tugas atau masalah Pencapaian Prestasi

1- Saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas saya dengan baik 6- Saya dapat menyelesaikan tugas yang sulit atau memecahkan masalah yang sulit 9- Saya tidak puas jika tidak bisa mengerjakan tugas-tugas saya dengan baik 13- Saya berusaha menyelesaikan tugas sebaik mungkin 18- Saya merasa tidak puas jika gagal berprestasi dengan baik 22- Saya merasa tidak puas ketika tidak berhasil menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah yang sulit 31- Saya merasa diri saya berarti jika dapat menyelesaikan tugas dengan baik

30- Saya tidak memperoleh tujuan untuk pekerjaan yang telah saya lakukan

8

Pengakuan /

Penghargaan

orang lain

(Recognition)

Penghargaan atau hasil kerja Pujian atau feedback atas hasil kerja

12- Saya menerima perhatian dan penghargaan atas keberhasilan saya melaksanakan tugas-tugas 17- Saya memperoleh pujian untuk pekerjaan yang telah saya lakukan dengan baik 21- Saya diberitahu bahwa saya telah menjalankan tugas dengan baik

16- Saya tidak diberitahu bahwa saya telah mengerjakan tugas dengan baik 26- Saya kurang memperoleh penghargaan dan pengakuan atas hasil kerja saya

5

Page 34: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Peluang untuk

maju

(Advancement) Kesempatan untuk maju dan berkembang

27- Saya merasa tidak puas jika tidak dapat berprestasi dalam bekerja 32- Kesempatan untuk memperoleh kemajuan dalam karir saya sangat memuaskan

5- Kesempatan memperoleh kemajuan karir pada pekerjaan ini kurang memuaskan 24- Di lingkungan tempat saya bekerja tidak banyak kesempatan untuk maju 25- Saya tidak memperoleh kemajuan di instansi tempat saya bekerja

5

Kepuasan kerja

itu sendiri (work

it self)

Menarik atau tidaknya pekerjaan yang dilakukan Tantangan dalam pekerjaan

4- Pekerjaan saya sekarang menarik 8- Saya menyukai jenis pekerjaan yang saya lakukan 15- Tugas-tugas yang ada dalam pekerjaan saya sangat menantang untuk dikerjakan 29- tidak masalah bagi saya jika harus lembur

11- Pekerjaan saya sekarang tidak menarik 20- Saya tidak menyukai pekerjaan yang saya lakukan 23- Tugas-tugas dalam pekerjaan saya hanya menuntut tanggung jawab yang kecil

7

Tanggung Jawab

(Responsibility)

Tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan Wewenang pengambilan keputusan Besar kecilnya tanggung jawab

2- Saya terbiasa melakukan tugas-tugas saya dengan baik 3- Saya paling bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diembankan pada saya 7- Saya memikul tanggung jawab yang besar dalam pekerjaan 14- Saya menyenangi perasaan bertanggung jawab yang diperoleh dari pekerjaan saya 19- Saya merasa tidak puas jikia pekerjaan saya hanya menuntut tanggung jawab yang kecil

10- Saya tidak diberi tanggung jawab atau tugas-tugas untuk saya kerjakan sendiri 28- Saya tidak bertanggung jawab atas tiap pekerjaan yang saya lakukan

7

TOTAL 21 11 32

Page 35: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

LAMPIRAN II

SKALA PENELITIAN

Page 36: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS PSIKOLOGI Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144 Telp. (0341) 464318 Psw.233 ;

Fax. (0341)460718 Homepage : www.psikologiumm.ac.id ; e-mail : [email protected]

PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya Virgo Fuadillah Manggala Pratama, mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang saat ini sedang melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian tugas akhir kuliah (skripsi). Dalam penelitian ini, saya berkewajiban untuk melakukan pengambilan data langsung dari responden yang akan dipergunakan untuk melakukan pengujian hipotesis.

Dalam memenuhi kewajiban tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Sebagai peneliti, saya terikat dalam kode etik psikologi yang menyatakan bahwa saya berkewajiban dalam menjaga kerahasiaan data yang diberikan oleh responden dan hanya berhak menggunakan data tersebut untuk kepentingan penelitian. Selain itu, data yang telah diberikan tidak ada kaitannya dengan kredibilitas dan penilaian kinerja Bapak/Ibu/Saudara/i dalam instansi.

Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai responden dimohon untuk mengisi kuisioner yang telah saya sediakan. Akurasi dan kredibilitas hasil penelitian akan sangat bergantung pada kesungguhan Bapak/Ibu/Saudara/i berikan sesuai dengan kenyataan yang sebenar-benarnya. Demikian pengantar ini dibuat, atas perhatian Bapak/Ibu/saudara/i berikan, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikkum Wr.Wb.

Peneliti

Virgo Fuadillah MP

Page 37: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

IDENTITAS DIRI

Nama / Inisial :

Usia : Status pekerjaan :

Jenis Kelamin : Jabatan :

Pendidikan Terakhir:

Status pernikahan :

Jumlah Anak :

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada table kuisioner dengan memberikan tanda centang ( ) pada jawaban yang anda rasa sesuai pada kenyataan diri anda dengan ketentuan: SS : SANGAT SETUJU

S : SETUJU

N : NETRAL

TS : TIDAK SETUJU

STS : SANGAT TIDAK SETUJU

2. Apabila anda ingin mengganti jawaban, maka berilah tanda sama dengan ( = ) pada tanda centang ( ) sebelumnya, kemudian beri tanda centang ( ) pada jawaban yang anda yakini sesuai dengan yang anda inginkan.

3. Contoh Jika jawaban anda SETUJU atau sesuai dengan kenyatraan pada diri anda, maka:

No Pernyataan SS S N TS STS 1 Saya merasa senang dengan

pekerjaan saya

2 Pekerjaan ini tidak terlalu sulit bagi saya

4. Tidak ada jawaban benar ataupun salah pada setiap pernyataan. Seluruh jawaban

akan dinyatakan benar apabila itu menggambarkan diri anda. 5. Jawablah semua pertanyaan dan pastikan tidak ada bagian yang kosong atau

terlewati.

No Pernyataan SS S N TS STS

1 Saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas saya dengan baik

2 Saya terbiasa melakukan tugas-tugas saya dengan baik

Page 38: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

3 Saya paling bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diembankan pada saya

4 Pekerjaan saya sekarang menarik 5 Kesempatan memperoleh kemajuan karir pada

pekerjaan ini kurang memuaskan

6 Saya dapat menyelesaikan tugas yang sulit atau memecahkan masalah yang sulit

7 Saya memikul tanggung jawab yang besar dalam pekerjaan

8 Saya menyukai jenis pekerjaan yang saya lakukan

9 Saya tidak puas jika tidak bisa mengerjakan tugas-tugas saya dengan baik

10 Saya tidak diberi tanggung jawab atau tugas-tugas untuk saya kerjakan sendiri

11 Pekerjaan saya sekarang tidak menarik 12 Saya menerima perhatian dan penghargaan atas

keberhasilan saya melaksanakan tugas-tugas

13 Saya berusaha menyelesaikan tugas sebaik mungkin

14 Saya menyenangi perasaan bertanggung jawab yang diperoleh dari pekerjaan saya

15 Tugas-tugas yang ada dalam pekerjaan saya sangat menantang untuk dikerjakan

16 Saya tidak diberitahu bahwa saya telah mengerjakan tugas dengan baik

17 Saya memperoleh pujian untuk pekerjaan yang telah saya lakukan dengan baik

18 Saya merasa tidak puas jika gagal berprestasi dengan baik

19 Saya merasa tidak puas jikia pekerjaan saya hanya menuntut tanggung jawab yang kecil

20 Saya tidak menyukai pekerjaan yang saya lakukan

21 Saya diberitahu bahwa saya telah menjalankan tugas dengan baik

22 Saya merasa tidak puas ketika tidak berhasil menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah yang sulit

Page 39: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

23 Tugas-tugas dalam pekerjaan saya hanya menuntut tanggung jawab yang kecil

24 Di lingkungan tempat saya bekerja tidak banyak kesempatan untuk maju

25 Saya tidak memperoleh kemajuan di instansi tempat saya bekerja

26 Saya kurang memperoleh penghargaan dan pengakuan atas hasil kerja saya

27 Saya merasa tidak puas jika tidak dapat berprestasi dalam bekerja

28 Saya tidak bertanggung jawab atas tiap pekerjaan yang saya lakukan

29 tidak masalah bagi saya jika harus lembur 30 Saya tidak memperoleh tujuan untuk pekerjaan

yang telah saya lakukan

31 Saya merasa diri saya berarti jika dapat menyelesaikan tugas dengan baik

32 Kesempatan untuk memperoleh kemajuan dalam karir saya sangat memuaskan

Page 40: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

LAMPIRAN III

TABULASI DATA PENELITIAN

Page 41: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Data Subyek Motivasi Kerja Pemadam Kebakaran

Page 42: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku
Page 43: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku
Page 44: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku
Page 45: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

LAMPIRAN IV

HASIL ANALISIS DATA

Page 46: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Usia 21-40 Tahun 20 50,0 50,0 50,0

Usia 41-60 Tahun 20 50,0 50,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 37 92,5 92,5 92,5

Perempuan 3 7,5 7,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Status Pernikahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Belum Menikah 9 22,5 22,5 22,5

Menikah 31 77,5 77,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Status Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PNS 22 55,0 55,0 55,0

TPOK 18 45,0 45,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Page 47: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 3 7,5 7,5 7,5

SMP 1 2,5 2,5 10,0

SMA/SMK 30 75,0 75,0 85,0

D-3 1 2,5 2,5 87,5

S-1 5 12,5 12,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Motivasi Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 18 45,0 45,0 45,0

Tinggi 22 55,0 55,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

(I) Achievement

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 18 45,0 45,0 45,0

Tinggi 22 55,0 55,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

(II) Recognition

Page 48: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 16 40,0 40,0 40,0

Tinggi 24 60,0 60,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

(III) Advancement

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 14 35,0 35,0 35,0

Tinggi 26 65,0 65,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

(IV) Work It Self

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 19 47,5 47,5 47,5

Tinggi 21 52,5 52,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

(V) Responsibility

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 19 47,5 47,5 47,5

Tinggi 21 52,5 52,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Page 49: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Aspek Tertinggi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid (I) Achievement 7 17,5 17,5 17,5

(II) Recognition 9 22,5 22,5 40,0

(III) Advancement 11 27,5 27,5 67,5

(IV) Work It Self 4 10,0 10,0 77,5

(V) Responsibility 9 22,5 22,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Aspek Terendah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid (I) Achievement 5 12,5 12,5 12,5

(II) Recognition 12 30,0 30,0 42,5

(III) Advancement 8 20,0 20,0 62,5

(IV) Work It Self 7 17,5 17,5 80,0

(V) Responsibility 8 20,0 20,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Skor Total Motivasi Kerja 40 103 148 129,58 11,903

Skor Total (I) Achievement 40 25 39 33,28 3,929

Skor Total (II) Recognition 40 13 24 17,75 2,181

Skor Total (III) Advancement 40 13 25 19,87 3,488

Page 50: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Skor Total (IV) Work It Self 40 20 35 30,37 3,528

Skor Total (V) Responsibility 40 21 34 28,30 2,911

Valid N (listwise) 40

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Mean Skor Motivasi Kerja 40 3,22 4,63 4,0500 ,37268

Mean Skor (I) Achievement 40 3,13 4,88 4,1623 ,49135

Mean Skor (II) Recognition 40 2,60 4,80 3,5500 ,43618

Mean Skor (III) Advancement 40 2,60 5,00 3,9750 ,69752

Mean Skor (IV) Work It Self 40 2,86 5,00 4,3395 ,50332

Mean Skor (V) Responsibility 40 3,00 4,86 4,0435 ,41624

Valid N (listwise) 40

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * Motivasi Kerja 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Usia * (I) Achievement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Usia * (II) Recognition 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Usia * (III) Advancement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Usia * (IV) Work It Self 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Usia * (V) Responsibility 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Page 51: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Usia * Aspek Tertinggi 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Usia * Aspek Terendah 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Jenis Kelamin * Motivasi Kerja 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Jenis Kelamin * (I) Achievement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Jenis Kelamin * (II) Recognition 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Jenis Kelamin * (III) Advancement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Jenis Kelamin * (IV) Work It Self 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Jenis Kelamin * (V) Responsibility 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Jenis Kelamin * Aspek Tertinggi 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Jenis Kelamin * Aspek Terendah 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pernikahan * Motivasi Kerja 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pernikahan * (I) Achievement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pernikahan * (II) Recognition 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pernikahan * (III) Advancement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pernikahan * (IV) Work It Self 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pernikahan * (V) Responsibility 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pernikahan * Aspek Tertinggi 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pernikahan * Aspek Terendah 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pekerjaan * Motivasi Kerja 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pekerjaan * (I) Achievement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pekerjaan * (II) Recognition 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pekerjaan * (III) Advancement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pekerjaan * (IV) Work It Self 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pekerjaan * (V) Responsibility 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pekerjaan * Aspek Tertinggi 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Status Pekerjaan * Aspek Terendah 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Pendidikan Terakhir * Motivasi Kerja 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Page 52: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Pendidikan Terakhir * (I) Achievement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Pendidikan Terakhir * (II) Recognition 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Pendidikan Terakhir * (III) Advancement 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Pendidikan Terakhir * (IV) Work It Self 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Pendidikan Terakhir * (V) Responsibility 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Pendidikan Terakhir * Aspek Tertinggi 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Pendidikan Terakhir * Aspek Terendah 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%

Usia * Motivasi Kerja Crosstabulation

Motivasi Kerja

Total Rendah Tinggi

Usia Usia 21-40 Tahun Count 10 10 20

% of Total 25,0% 25,0% 50,0%

Usia 41-60 Tahun Count 8 12 20

% of Total 20,0% 30,0% 50,0%

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Usia * (I) Achievement Crosstabulation

(I) Achievement

Total Rendah Tinggi

Usia Usia 21-40 Tahun Count 10 10 20

% of Total 25,0% 25,0% 50,0%

Usia 41-60 Tahun Count 8 12 20

% of Total 20,0% 30,0% 50,0%

Page 53: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Usia * (II) Recognition Crosstabulation

(II) Recognition

Total Rendah Tinggi

Usia Usia 21-40 Tahun Count 11 9 20

% of Total 27,5% 22,5% 50,0%

Usia 41-60 Tahun Count 5 15 20

% of Total 12,5% 37,5% 50,0%

Total Count 16 24 40

% of Total 40,0% 60,0% 100,0%

Usia * (III) Advancement Crosstabulation

(III) Advancement

Total Rendah Tinggi

Usia Usia 21-40 Tahun Count 6 14 20

% of Total 15,0% 35,0% 50,0%

Usia 41-60 Tahun Count 8 12 20

% of Total 20,0% 30,0% 50,0%

Total Count 14 26 40

% of Total 35,0% 65,0% 100,0%

Usia * (IV) Work It Self Crosstabulation

(IV) Work It Self Total

Page 54: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Rendah Tinggi

Usia Usia 21-40 Tahun Count 6 14 20

% of Total 15,0% 35,0% 50,0%

Usia 41-60 Tahun Count 13 7 20

% of Total 32,5% 17,5% 50,0%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Usia * (V) Responsibility Crosstabulation

(V) Responsibility

Total Rendah Tinggi

Usia Usia 21-40 Tahun Count 11 9 20

% of Total 27,5% 22,5% 50,0%

Usia 41-60 Tahun Count 8 12 20

% of Total 20,0% 30,0% 50,0%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Usia * Aspek Tertinggi Crosstabulation

Aspek Tertinggi Total

(I)

Achieve

ment

(II)

Recogni

tion

(III)

Advance

ment

(IV)

Work It

Self

(V)

Respon

sibility

Usia Usia 21-40 Tahun Count 4 4 7 3 2 20

% of Total 10,0% 10,0% 17,5% 7,5% 5,0% 50,0%

Usia 41-60 Tahun Count 3 5 4 1 7 20

% of Total 7,5% 12,5% 10,0% 2,5% 17,5% 50,0%

Page 55: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Total Count 7 9 11 4 9 40

% of Total 17,5% 22,5% 27,5% 10,0% 22,5% 100,0%

Usia * Aspek Terendah Crosstabulation

Aspek Terendah Total

(I)

Achieve

ment

(II)

Recognit

ion

(III)

Advance

ment

(IV)

Work It

Self

(V)

Respon

sibility

Usia Usia 21-40 Tahun Count 2 9 3 0 6 20

% of Total 5,0% 22,5% 7,5% 0,0% 15,0% 50,0%

Usia 41-60 Tahun Count 3 3 5 7 2 20

% of Total 7,5% 7,5% 12,5% 17,5% 5,0% 50,0%

Total Count 5 12 8 7 8 40

% of Total 12,5% 30,0% 20,0% 17,5% 20,0% 100,0%

Page 56: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Jenis Kelamin * Motivasi Kerja Crosstabulation

Motivasi Kerja

Total Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki Count 17 20 37

% of Total 42,5% 50,0% 92,5%

Perempuan Count 1 2 3

% of Total 2,5% 5,0% 7,5%

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Jenis Kelamin * (I) Achievement Crosstabulation

(I) Achievement

Total Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki Count 17 20 37

% of Total 42,5% 50,0% 92,5%

Page 57: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Perempuan Count 1 2 3

% of Total 2,5% 5,0% 7,5%

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Page 58: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Jenis Kelamin * (II) Recognition Crosstabulation

(II) Recognition

Total Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki Count 14 23 37

% of Total 35,0% 57,5% 92,5%

Perempuan Count 2 1 3

% of Total 5,0% 2,5% 7,5%

Total Count 16 24 40

% of Total 40,0% 60,0% 100,0%

Jenis Kelamin * (III) Advancement Crosstabulation

(III) Advancement

Total Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki Count 13 24 37

% of Total 32,5% 60,0% 92,5%

Perempuan Count 1 2 3

% of Total 2,5% 5,0% 7,5%

Total Count 14 26 40

% of Total 35,0% 65,0% 100,0%

Jenis Kelamin * (IV) Work It Self Crosstabulation

(IV) Work It Self

Total Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki Count 18 19 37

% of Total 45,0% 47,5% 92,5%

Page 59: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Perempuan Count 1 2 3

% of Total 2,5% 5,0% 7,5%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Jenis Kelamin * (V) Responsibility Crosstabulation

(V) Responsibility

Total Rendah Tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki Count 17 20 37

% of Total 42,5% 50,0% 92,5%

Perempuan Count 2 1 3

% of Total 5,0% 2,5% 7,5%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Jenis Kelamin * Aspek Tertinggi Crosstabulation

Aspek Tertinggi Total

(I)

Achieve

ment

(II)

Recognit

ion

(III)

Advance

ment

(IV)

Work It

Self

(V)

Respon

sibility

Jenis Kelamin Laki-laki Count 5 9 10 4 9 37

% of Total 12,5% 22,5% 25,0% 10,0% 22,5% 92,5%

Perempuan Count 2 0 1 0 0 3

% of Total 5,0% 0,0% 2,5% 0,0% 0,0% 7,5%

Total Count 7 9 11 4 9 40

Page 60: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

% of Total 17,5% 22,5% 27,5% 10,0% 22,5% 100,0%

Jenis Kelamin * Aspek Terendah Crosstabulation

Aspek Terendah Total

(I)

Achievem

ent

(II)

Recognitio

n

(III)

Advance

ment

(IV)

Work It

Self

(V)

Respons

ibility

Jenis Kelamin Laki-laki Count 5 10 7 7 8 37

% of Total 12,5% 25,0% 17,5% 17,5% 20,0% 92,5%

Perempuan Count 0 2 1 0 0 3

% of Total 0,0% 5,0% 2,5% 0,0% 0,0% 7,5%

Total Count 5 12 8 7 8 40

% of Total 12,5% 30,0% 20,0% 17,5% 20,0% 100,0%

Page 61: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Status Pernikahan * Motivasi Kerja Crosstabulation

Motivasi Kerja

Total Rendah Tinggi

Status Pernikahan Belum Menikah Count 4 5 9

% of Total 10,0% 12,5% 22,5%

Menikah Count 14 17 31

% of Total 35,0% 42,5% 77,5%

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Status Pernikahan * (I) Achievement Crosstabulation

(I) Achievement

Total Rendah Tinggi

Status Pernikahan Belum Menikah Count 5 4 9

% of Total 12,5% 10,0% 22,5%

Page 62: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Menikah Count 13 18 31

% of Total 32,5% 45,0% 77,5%

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Status Pernikahan * (II) Recognition Crosstabulation

(II) Recognition

Total Rendah Tinggi

Status Pernikahan Belum Menikah Count 4 5 9

% of Total 10,0% 12,5% 22,5%

Menikah Count 12 19 31

% of Total 30,0% 47,5% 77,5%

Total Count 16 24 40

% of Total 40,0% 60,0% 100,0%

Status Pernikahan * (III) Advancement Crosstabulation

(III) Advancement

Total Rendah Tinggi

Status Pernikahan Belum Menikah Count 3 6 9

% of Total 7,5% 15,0% 22,5%

Menikah Count 11 20 31

% of Total 27,5% 50,0% 77,5%

Total Count 14 26 40

% of Total 35,0% 65,0% 100,0%

Page 63: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Status Pernikahan * (IV) Work It Self Crosstabulation

(IV) Work It Self

Total Rendah Tinggi

Status Pernikahan Belum Menikah Count 3 6 9

% of Total 7,5% 15,0% 22,5%

Menikah Count 16 15 31

% of Total 40,0% 37,5% 77,5%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Page 64: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Status Pernikahan * (V) Responsibility Crosstabulation

(V) Responsibility

Total Rendah Tinggi

Status Pernikahan Belum Menikah Count 3 6 9

% of Total 7,5% 15,0% 22,5%

Menikah Count 16 15 31

% of Total 40,0% 37,5% 77,5%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Status Pernikahan * Aspek Tertinggi Crosstabulation

Aspek Tertinggi Total

(I)

Achievem

ent

(II)

Recognitio

n

(III)

Advancem

ent

(IV) Work

It Self

(V)

Responsib

ility

Status Pernikahan Belum Menikah Count 1 2 3 1 2 9

% of Total 2,5% 5,0% 7,5% 2,5% 5,0% 22,5%

Menikah Count 6 7 8 3 7 31

% of Total 15,0% 17,5% 20,0% 7,5% 17,5% 77,5%

Total Count 7 9 11 4 9 40

% of Total 17,5% 22,5% 27,5% 10,0% 22,5% 100,0%

Page 65: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Status Pernikahan * Aspek Terendah Crosstabulation

Aspek Terendah Total

(I)

Achievem

ent

(II)

Recognitio

n

(III)

Advancem

ent

(IV) Work It

Self

(V)

Responsibili

ty

Status Pernikahan Belum Menikah Count 1 4 1 0 3 9

% of Total 2,5% 10,0% 2,5% 0,0% 7,5% 22,5%

Menikah Count 4 8 7 7 5 31

% of Total 10,0% 20,0% 17,5% 17,5% 12,5% 77,5%

Total Count 5 12 8 7 8 40

% of Total 12,5% 30,0% 20,0% 17,5% 20,0% 100,0%

Page 66: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Status Pekerjaan * Motivasi Kerja Crosstabulation

Motivasi Kerja

Total Rendah Tinggi

Status Pekerjaan PNS Count 9 13 22

% of Total 22,5% 32,5% 55,0%

TPOK Count 9 9 18

% of Total 22,5% 22,5% 45,0%

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Page 67: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Status Pekerjaan * (I) Achievement Crosstabulation

(I) Achievement

Total Rendah Tinggi

Status Pekerjaan PNS Count 9 13 22

% of Total 22,5% 32,5% 55,0%

TPOK Count 9 9 18

% of Total 22,5% 22,5% 45,0%

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Status Pekerjaan * (II) Recognition Crosstabulation

(II) Recognition

Total Rendah Tinggi

Status Pekerjaan PNS Count 7 15 22

% of Total 17,5% 37,5% 55,0%

TPOK Count 9 9 18

% of Total 22,5% 22,5% 45,0%

Total Count 16 24 40

% of Total 40,0% 60,0% 100,0%

Status Pekerjaan * (III) Advancement Crosstabulation

(III) Advancement

Total Rendah Tinggi

Status Pekerjaan PNS Count 9 13 22

% of Total 22,5% 32,5% 55,0%

TPOK Count 5 13 18

% of Total 12,5% 32,5% 45,0%

Page 68: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Total Count 14 26 40

% of Total 35,0% 65,0% 100,0%

Status Pekerjaan * (IV) Work It Self Crosstabulation

(IV) Work It Self

Total Rendah Tinggi

Status Pekerjaan PNS Count 14 8 22

% of Total 35,0% 20,0% 55,0%

TPOK Count 5 13 18

% of Total 12,5% 32,5% 45,0%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Status Pekerjaan * (V) Responsibility Crosstabulation

(V) Responsibility

Total Rendah Tinggi

Status Pekerjaan PNS Count 10 12 22

% of Total 25,0% 30,0% 55,0%

TPOK Count 9 9 18

% of Total 22,5% 22,5% 45,0%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Status Pekerjaan * Aspek Tertinggi Crosstabulation

Aspek Tertinggi Total

Page 69: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

(I)

Achievem

ent

(II)

Recognitio

n

(III)

Advancem

ent

(IV) Work

It Self

(V)

Responsib

ility

Status Pekerjaan PNS Count 4 5 5 1 7 22

% of Total 10,0% 12,5% 12,5% 2,5% 17,5% 55,0%

TPOK Count 3 4 6 3 2 18

% of Total 7,5% 10,0% 15,0% 7,5% 5,0% 45,0%

Total Count 7 9 11 4 9 40

% of Total 17,5% 22,5% 27,5% 10,0% 22,5% 100,0%

Status Pekerjaan * Aspek Terendah Crosstabulation

Aspek Terendah Total

(I)

Achievem

ent

(II)

Recognitio

n

(III)

Advancem

ent

(IV) Work

It Self

(V)

Responsib

ility

Status Pekerjaan PNS Count 3 5 5 7 2 22

Page 70: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

% of Total 7,5% 12,5% 12,5% 17,5% 5,0% 55,0%

TPOK Count 2 7 3 0 6 18

% of Total 5,0% 17,5% 7,5% 0,0% 15,0% 45,0%

Total Count 5 12 8 7 8 40

% of Total 12,5% 30,0% 20,0% 17,5% 20,0%

100,0

%

Pendidikan Terakhir * Motivasi Kerja Crosstabulation

Motivasi Kerja

Total Rendah Tinggi

Pendidikan Terakhir SD Count 2 1 3

% of Total 5,0% 2,5% 7,5%

SMP Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

SMA/SMK Count 12 18 30

% of Total 30,0% 45,0% 75,0%

Page 71: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

D-3 Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

S-1 Count 2 3 5

% of Total 5,0% 7,5% 12,5%

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Pendidikan Terakhir * (I) Achievement Crosstabulation

(I) Achievement

Total Rendah Tinggi

Pendidikan Terakhir SD Count 1 2 3

% of Total 2,5% 5,0% 7,5%

SMP Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

SMA/SMK Count 13 17 30

% of Total 32,5% 42,5% 75,0%

D-3 Count 0 1 1

% of Total 0,0% 2,5% 2,5%

S-1 Count 3 2 5

% of Total 7,5% 5,0% 12,5%

Total Count 18 22 40

% of Total 45,0% 55,0% 100,0%

Pendidikan Terakhir * (II) Recognition Crosstabulation

(II) Recognition Total

Page 72: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

Rendah Tinggi

Pendidikan Terakhir SD Count 1 2 3

% of Total 2,5% 5,0% 7,5%

SMP Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

SMA/SMK Count 9 21 30

% of Total 22,5% 52,5% 75,0%

D-3 Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

S-1 Count 4 1 5

% of Total 10,0% 2,5% 12,5%

Total Count 16 24 40

% of Total 40,0% 60,0% 100,0%

Pendidikan Terakhir * (III) Advancement Crosstabulation

(III) Advancement

Total Rendah Tinggi

Pendidikan Terakhir SD Count 2 1 3

% of Total 5,0% 2,5% 7,5%

SMP Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

SMA/SMK Count 10 20 30

% of Total 25,0% 50,0% 75,0%

D-3 Count 0 1 1

% of Total 0,0% 2,5% 2,5%

S-1 Count 1 4 5

Page 73: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

% of Total 2,5% 10,0% 12,5%

Total Count 14 26 40

% of Total 35,0% 65,0% 100,0%

Pendidikan Terakhir * (IV) Work It Self Crosstabulation

(IV) Work It Self

Total Rendah Tinggi

Pendidikan Terakhir SD Count 3 0 3

% of Total 7,5% 0,0% 7,5%

SMP Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

SMA/SMK Count 11 19 30

% of Total 27,5% 47,5% 75,0%

D-3 Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

S-1 Count 3 2 5

% of Total 7,5% 5,0% 12,5%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Pendidikan Terakhir * (V) Responsibility Crosstabulation

(V) Responsibility

Total Rendah Tinggi

Pendidikan Terakhir SD Count 2 1 3

% of Total 5,0% 2,5% 7,5%

Page 74: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

SMP Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

SMA/SMK Count 14 16 30

% of Total 35,0% 40,0% 75,0%

D-3 Count 1 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 2,5%

S-1 Count 1 4 5

% of Total 2,5% 10,0% 12,5%

Total Count 19 21 40

% of Total 47,5% 52,5% 100,0%

Pendidikan Terakhir * Aspek Tertinggi Crosstabulation

Aspek Tertinggi Total

(I)

Achieveme

nt

(II)

Recognition

(III)

Advancem

ent

(IV) Work

It Self

(V)

Responsib

ility

Pendidikan

Terakhir

SD Count 0 1 1 0 1 3

% of Total 0,0% 2,5% 2,5% 0,0% 2,5% 7,5%

SMP Count 0 0 0 0 1 1

% of Total 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,5% 2,5%

SMA/SMK Count 4 7 9 4 6 30

% of Total 10,0% 17,5% 22,5% 10,0% 15,0% 75,0%

D-3 Count 1 0 0 0 0 1

% of Total 2,5% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 2,5%

S-1 Count 2 1 1 0 1 5

Page 75: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

% of Total 5,0% 2,5% 2,5% 0,0% 2,5% 12,5%

Total Count 7 9 11 4 9 40

% of Total 17,5% 22,5% 27,5% 10,0% 22,5% 100,0%

Pendidikan Terakhir * Aspek Terendah Crosstabulation

Aspek Terendah Total

(I)

Achievem

ent

(II)

Recognitio

n

(III)

Advancem

ent

(IV) Work

It Self

(V)

Responsib

ility

Pendidikan

Terakhir

SD Count 0 0 0 3 0 3

% of Total 0,0% 0,0% 0,0% 7,5% 0,0% 7,5%

SMP Count 0 1 0 0 0 1

% of Total 0,0% 2,5% 0,0% 0,0% 0,0% 2,5%

Page 76: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

SMA/SMK Count 4 7 8 4 7 30

% of Total 10,0% 17,5% 20,0% 10,0% 17,5% 75,0%

D-3 Count 0 1 0 0 0 1

% of Total 0,0% 2,5% 0,0% 0,0% 0,0% 2,5%

S-1 Count 1 3 0 0 1 5

% of Total 2,5% 7,5% 0,0% 0,0% 2,5% 12,5%

Total Count 5 12 8 7 8 40

% of Total 12,5% 30,0% 20,0% 17,5% 20,0% 100,0%

Page 77: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku

LAMPIRAN V

SURAT-SURAT TERKAIT PENELITIAN

Page 78: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku
Page 79: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku
Page 80: MOTIVASI KERJA PETUGAS PEMADAM KEBAKARANeprints.umm.ac.id/38280/1/SKRIPSI.pdfMotivasi sangat penting adanya karena hal tersebut mengoptimalkan penyaluran dan factor pendukung perilaku