80
MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN DI BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh ESRA EVI MANALU ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

  • Upload
    others

  • View
    31

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN

DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

ESRA EVI MANALU

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

ABSTRACT

BATAK ETHNIC MOTIVATION IN ENTREPRENEURSTHE TIRE

REPAIRS IN BANDAR LAMPUNG

By

ESRA EVI MANALU

The purpose of this research was to determinthe internal factors and eksternal

factors that motivated the Batak ethnic to become entrepreneurs the tire repairs in

Bandar Lampung. The type of research is descriptive with qualitative approach.

The technique of selecting informants using purposive and snowball sampling

methods. Data collection techniques used are in-depth interviews, observation,

and documentation. Data analysis techniques using interactive model, and data

validity techniques using source triangulation. The results showed that the

internal factors which motivated the Batak ethnic to have a tire repair shop were,

the need for achievement, the need for independence, and experience. While external

factors that motivate the Batak ethnic to have a tire repair shop are the support of

family and friends, the form of roles, business opportunities, rewards on profit,

and the economic situation. Not only limited to the desire in entrepreneurship, but

Batak Ethnic who have a tire repair entrepreneur have a strong motivation,

always work hard, creative and innovative, and never give up to further develop

and advance their businesses. The finding in this study indicate that there are

obstacles faced by Batak ethnic in patching entrepreneurship, namely limited

capital, narrow business location, their have sklills are still standar, and the place

is not neatly arranged.

Keywords: Motivation, Batak Ethnic, Entrepreneurship, Tire Repairs, Internal

Factors, External Factors

Page 3: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

ABSTRAK

MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN

DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

ESRA EVI MANALU

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal dan faktor ekternal

yang menjadi motivasi etnis Batak dalam berwirausaha tambal ban di Bandar

Lampung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Teknik pemilihan informan menggunakan metode purposive dan snowball

sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara

mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan

analisis data model interaktif, dan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi

sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal yang menjadi

motivasi etnis Batak berwirausaha tambal ban yaitu kebutuhan berprestasi,

kebutuhan akan kebebasan, dan pengalaman. Sedangkan faktor eksternal yang

menjadi motivasi etnis Batak berwirausaha tambal ban yaitu adanya dukungan

keluarga dan teman, bentuk peranan (role model), peluang usaha, imbalan laba,

dan situasi ekonomi. Tidak hanya sebatas keinginan berwirausaha saja, tetapi

Etnis Batak yang berwirausaha tambal ban memiliki motivasi yang kuat, selalu

bekerja keras, kreatif dan inovatif, pantang menyerah untuk mengembangkan dan

memajukan usahanya. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan terdapat

kendala yang dihadapi etnis Batak dalam berwirausaha tambal ban yaitu

keterbatasan modal, lokasi usaha sempit, keterampilan yang dimiliki masih

standar, serta tempat tidak tertata rapi.

Kata kunci: Motivasi, Etnis Batak, Berwirausaha, Tambal Ban, Faktor

Internal, Faktor Eksternal

Page 4: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN

DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

Esra Evi Manalu

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua
Page 6: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua
Page 7: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua
Page 8: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kepar, Kecamatan Sidikalang pada

tanggal 3 Oktober 1996. Penulis merupakan anak

ketujuh dari Sembilan bersaudara dari pasangan Bapak

Parulian Manalu dan Ibu Tiorlide Hutasoit. Pendidikan

formal yang di tempuh penulis di awali di SD Negeri

Banjar Toba yang diselesaikan pada tahun 2008.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Berampu yang selesai pada tahun 2011.

Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA

Swasta St. Petrus Sidikalang yang selesai pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri

(SNMBPTN).Selama menjadi mahasiswa penulis aktif mengikuti kegiatan dalam

organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis sebagai

anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua bidang

kerohanian pada organisasi Ikatan Muda-mudi Batak Kristen Dosroha Bandar

Lampung. Tahun 2017 penulis mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Desa Negara Bumi Ilir, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah

selama 40 hari.

Page 9: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

MOTTO

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi

nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

permohonan dengan ucapan syukur"

(Filipi 4:6)

"Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala

rencanamu"

(Amsal 16:3)

"Akan ada solusi untuk setiap masalah. Hidup terlalu singkat jika hanya

untuk mengeluh. Berusaha, percaya diri, dan berdoa"

(Mario Teguh)

"Berikan yang terbaik demi impianmu dan kamu akan terkejut dengan

energi luar biasa yang sebenarnya ada di dalam dirimu"

(Merry Riana)

Page 10: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

SANWACANA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan, hikmat, dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Motivasi Etnis Batak dalam Berwirausaha Tambal Ban di Bandar

Lampung”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Administrasi Bisnis (S.A.B) di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa selama proses dan penyusunan skripsi ini mendapatkan

bantuan dan bimbingan dari banyak pihak, oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus

2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Dadang Karya Bhakti, M.M., selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Page 11: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

7. Bapak Dr. K. Bagus Wardianto, S.Sos., M.AB. selaku Sekretaris Jurusan

Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung.

8. Bapak Dr. Nur Effendi, S.Sos., M.Si selaku dosen Pembimbing Utama . Saya

ucapkan banyak terima kasih telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya,

serta selalu sabar membimbing dan memberikan arahan kepada penulis

sampai skripsi ini selesai.

9. Ibu Dra. Fenny Saptiani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah

membimbing penulis dengan penuh kesabaran memberikan masukan, arahan,

dan dukungan serta memberikan banyak pengetahuan tambahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak Drs. A. Efendi., M.M selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan

saran, masukan, arahan, serta dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk seluruh dosen Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, terima kasih Bapak

dan Ibu untuk semua ilmu yang diberikan kepada penulis.

12. Ibu Mertayana selaku Staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang sering

membantu dan memberikan arahan kepada penulis.

13. Kedua orang tuaku tercinta bapak dan mamak, terimakasih telah

membesarkan, mendidikku serta selalu berjuang demi anak-anakmu.

Terimakasih atas segala doa, dan semua pengorbanan yang tiada henti pada

setiap langkahku. Aku bangga punya orangtua seperti bapak dan mamak,

dengan keadaan yang kurang sehat tetapi kalian terus bekerja keras mencari

rejeki untuk memenuhi kebutuhanku, serta berjuang mendukung

Page 12: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

kesuksesanku. Bapak dan mamak adalah sang motivator terbaikku. Semoga

Tuhan Yesus segera memberikan kesembuhan, kesehatan dan serta diberikan

umur yang panjang untuk bapak dan mamak. Amin..

14. Abang-abang dan kakak-kakakku tercinta, Abang Roma, Bang Sudianto, Kak

Melati, Kak Dewi, Kak Hotdina, Kak Lusi, terimakasih atas kasih sayang,

doa dan dukungan yang selalu kalian berikan. Terimakasih telah menjadi

kakak-kakak yang baik dan selalu menjadi panutanku. Semoga kalian selalu

diberikan kesehatan, keselamatan, kemudahan rejeki, dan bahagia dalam

keluarga kecil kalian. Aku sayang kalian semua.

15. Adikku tercinta Pesta Manalu dan Melda Manalu. Terimakasih telah

memberikan semangat kepada kakak. Maaf bila selama ini belum bisa

menjadi kakak yang baik untuk kalian. Semoga semua cita-cita dan harapan

kalian bisa tercapai. Semangat!!

16. Terimakasih kepada abangku, Ryan Munthe yang selalu membantu,

memberikan semangat dan dukungan selama ini. Semoga segala cita-citamu

dapat tercapai.

17. Terimakasih untuk sahabat-sahabat Batakku, Kristin Gultom, Elia

Panggabean, Sri Erfanti Simangunsong, Santa Situmorang, Kak Erna

Sihombing yang selalu memberikan semangat, serta motivasi kepadaku

selama ini. Terimakasih untuk kebersamaannya selama 5 tahun ini.

18. Terimakasih untuk Mentari dan Priska. Teman seperjuanganku, terimakasih

banyak telah memberikan semangat, motivasi, dan sering membantu dalam

penyelesaian skripsi ini. Semangat untuk kita semua.

Page 13: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

19. Terimakasih untuk teman-teman seperjuanganku Diana, Mentari, Sulis, Selvi,

Mba Fitri, Bima, Refky, Mba Mei, Imas, Ibnu, Septi, Mba Elsa, Kak Poppy,

terimakasih kalian sudah memberi warna dalam hidupku. Semangat untuk

kita semua.

20. Teman-teman KKN Desa Negara Bimi Ilir, Kecamatan Anak Tuha terutama

kelompok satu, Mba Tika, Citra, Nyoman, Aziz, Dedi, terimakasih atas

kebersamaan, kekompakan, canda dan tawa selama 40 hari yang berkesan dan

menyenangkan.

21. Untuk keluarga IMBK Dosroha Bandar Lampung, terimakasih telah

mengajarkan kekeluargaan yang sangat erat, serta selalu menciptakan canda

dan tawa disetiap momennya.

22. Para informan yang bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi objek

dalam penelitian ini.

23. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang membantu saya

dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas semua bantuan yang telah

diberikan.

24. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, akan

tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin..

Bandar Lampung,12 Desember 2019

Penulis

Esra Evi Manalu

Page 14: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan dan Wirausaha .......................................................... 10

2.1.1 Definisi Kewirausahaan ......................................................... 10

2.2.1 Definisi Wirausaha ................................................................. 11

2.1.3 Karakteristik Wirausaha ......................................................... 12

2.1.4 Sifat-sifat yang Harus Dimiliki Seorang Wirausaha .............. 15

2.1.5 Manfaat Kewirausahaan ......................................................... 17

2.1.6 Kerugian Menjadi Wirausaha ................................................ 19

2.1.7 Berbagai Macam Profil Wirausaha ........................................ 19

2.1.8 Faktor-faktor Penghambat Berwirausaha ............................... 21

2.2 Motivasi Berwirausaha ...................................................................... 23

2.2.1 Definisi Motivasi .................................................................... 23

2.2.2 Fungsi Motivasi ...................................................................... 24

2.2.3 Teori Motivasi ........................................................................ 24

2.2.5 Motivasi Berwirausaha........................................................... 27

2.2.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Berwirausaha ............................................................ 29

2.3 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 36

2.4 Kerangka Pemikiran........................................................................... 37

2.5 Proporsi Penelitian ............................................................................. 39

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 40

3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................ 41

3.3 Fokus Penelitian ................................................................................. 42

3.4 Subjek Penelitian ............................................................................... 43

Page 15: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

3.5 Sumber Data....................................................................................... 45

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 46

3.7 Teknik Analisis Data.......................................................................... 48

3.8 Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung ......................................... 56

4.1.1 Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung ................................. 56

4.1.2 Kondisi Geografis Kota Bandar Lampung ............................. 58

4.1.3 Kondisi Demografis Kota Bandar Lampung.......................... 59

4.2 Gambaran Umum Usaha Tambal Ban ............................................... 60

4.3 Gambaran Umum Etnis Batak di Kota Bandar Lampung ................. 62

4.4 Waktu Penelitian ................................................................................ 64

4.5 Daftar Identitas Informan Penelitian .................................................. 65

4.5.1 Deskrisi Profil Wirausaha Tambal Ban

di Bandar Lampung ................................................................ 67

4.6 Hasil dan Pembahasan ....................................................................... 77

4.6.1 Tabulasi Hasil Wawancara dengan 10 Informan ................... 77

4.6.2 Faktor-faktor yang Menjadi Motivasi Etnis Batak

Berwirausaha Tambal Ban di Bandar Lampung .................... 81

4.6.1.1 Faktor-faktor Internal yang Menjadi Motivasi

Etnis Batak Berwirausaha Tambal Ban

di Bandar Lampung ................................................. 84

4.6.1.2 Faktor-faktor Eksternal yang Menjadi Motivasi

Etnis Batak Berwirausaha Tambal Ban

di Bandar Lampung .................................................. 96

4.7 Ringkasan Hasil Penelitian .................................................................. 112

4.8 Hambatan Penelitian ............................................................................ 114

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 115

5.2 Saran ..................................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia

Pada Februari 2013-Agustus 2017 ................................................ 1

Tabel 1.2 Pengangguran Terbuka Menurut Daerah Kota-Desa

Provinsi Lampung periode Februari 2016-Februari 2017 ............. 3

Tabel 2.1 Definisi Kewirausahaan ................................................................ 10

Tabel 2.2 Definisi Wirausaha ........................................................................ 11

Tabel 2.3 Sifat yang Harus Dimiliki Seorang Wirausaha ............................. 15

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 36

Tabel 4.1 Identitas Informan ......................................................................... 65

Tabel 4.2 Faktor-faktor Internal yang Menjadi Motivasi Etnis

Batak Berwirausaha Tambal Ban di Bandar Lampung ................. 77

Tabel 4.3 Faktor-faktor Eksternal yang Menjadi Motivasi Etnis

Batak Berwirausaha Tambal Ban di Bandar Lampung ................. 79

Page 17: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Gambaran Usaha Tambal Ban ............................................... 6

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 39

Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif

Miles &Huberman .................................................................. 49

Gambar 4.1 Peta Kota Bandar Lampung ................................................... 58

Gambar 4.2 Usaha Tambal Ban Informan MN .......................................... 68

Gambar 4.3 Usaha Tambal Ban Informan ES............................................ 69

Gambar 4.4 Usaha Tambal Ban Informan MA .......................................... 70

Gambar 4.5 Usaha Tambal Ban Informan CT ........................................... 71

Gambar 4.6 Usaha Tambal Ban Informan JP ............................................ 72

Gambar 4.7 Usaha Tambal Ban Informan RB ........................................... 73

Gambar 4.8 Usaha Tambal Ban Informan PM ......................................... 74

Gambar 4.9 Usaha Tambal Ban Informan DB ........................................... 75

Gambar 4.10 Usaha Tambal Ban Informan HS ........................................... 76

Gambar 4.11 Usaha Tambal Ban Informan RM .......................................... 77

Page 18: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ............................................................... 123

Lampiran 2. Transkip Hasil Wawancara....................................................... 126

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 153

Page 19: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia kini telah mengalami permasalahan begitu kompleks, hampir di

segala aspek kehidupan, dari lokal hingga nasional. Salah satu contoh adalah pada

bidang perekonomian negara yang semakin lama tidak membaik. Hal ini ditandai

dengan angka pengangguran yang setiap tahun semakin meningkat. Berikut data

tingkat penggangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2017.

Tabel 1.1 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia pada

Februari 2013-Agustus 2017

Tahun

Persentase (%)

Februari Agustus

2013 5,88 6,17

2014 5,70 5,94

2016 5,81 6,18

2016 5,50 5,61

2017 5,33 5,50

Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat penggangguran di Indonesia masih relatif

tinggi dan mengalami peningkatan tiap semester disetiap tahunnya. Pada tahun

2017 telah terjadi kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 0,17% dari

periode Februari 2017 sebesar 5,33%, menjadi 5,50% pada Agustus 2017. Hal

tersebut menunjukkan bahwa banyak orang yang membutuhkan pekerjaan,

sementara lapangan pekerjaan yang tersedia lebih sedikit dari jumlah angkatan

kerja yang ada. Kepala BPS Bapak Kecuk Suhariyantio mengatakan bahwa

Page 20: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

2

pertambahan jumlah pengangguran tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah

angkatan kerja di Indonesia. Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus

2017 mencapai 128,06 juta orang. Jumlah tersebut naik 2,62 juta dibanding

Agustus 2016 yang sebanyak 125,44 juta orang. Pertambahan jumlah angkatan

kerja terjadi karena semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Jadi

jumlah komposisi pekerja dan pengangguran akan terus naik seiring

bertambahnya jumlah penduduk. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan adanya

keterbatasan lapangan kerja, kesempatan kerja bagi masyarakat (kompas.com).

Selain itu, pengangguran terjadi karena masih banyak sumber daya manusia di

Indonesia yang kurang memiliki kemauan dan kemampuan yang cukup untuk

berkembang dan bersaing dengan sumber daya manusia yang lain.

Kondisi perekonomin negara merupakan tolak ukur kesuksesan suatu negara.

Suatu negara dikatakan sukses dalam pembangunan ekonomi jika telah

menyelesaikan tiga masalah inti dalam pembangunan. Ketiga masalah tersebut

adalah angka kemiskinan yang terus meningkat, distribusi pendapatan yang

semakin memburuk dan lapangan kerja yang tidak variatif sehingga tidak mampu

menyerap pencari kerja. Pertumbuhan bisa saja terhambat dengan adanya masih

tingginya tingkat pengangguran.

Perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi produk adalah cermin budaya yang

tidak juga mudah diubah dalam waktu singkat. Semakin maju suatu negara maka

akan semakin banyak orang yang terdidik, namun banyak pula orang yang

menganggur apabila seseorang tidak mau berusaha dalam mencari pekerjaan atau

Page 21: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

3

menjadi wirausaha, maka semakin pentingnya berwirausaha. Di provinsi

Lampung sendiri tingkat pengangguran terbuka masih tinggi.

Tabel 1.2 Pengangguran Terbuka Menurut Daerah Kota-Desa Provinsi

Lampung periode Februari 2016-Februari 2017

Daerah

tempat

tinggal

Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2017

Absolut

(000)

Tpt

%

Absolut

(000)

Tpt % Absolut

(000)

Tpt

%

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perkotaan 81,8 7,17 76,5 6,46 78,7 6,49

Pedesaan 101,7 3,51 113,5 3,87 110,4 3,61

Total 183,5 4,54 190,3 4,64 189,1 4,43 Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung (2017)

Pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa pengangguran terbuka pada daerah perkotaan

di provinsi Lampung pada Agustus 2016 sebanyak 6,46% atau setara dengan 76,5

ribu orang. Pada Februari 2017 pengangguran terbuka di perkotaan mengalami

kenaikan dari 6,46% menjadi 6,49% atau setara dengan 78,7 ribu orang.

Sedangkan pengangguran terbuka di pedesaan pada Agustus 2016 sebanyak

3,87% atau setara dengan 113,8 ribu. Pada februari 2017 pengangguran

dipedesaan mengalami penurunan dari tahun lalu menjadi 3,61% atau setara

dengan 110,4 ribu.

Masalah pengangguran dapat dibenahi dengan beberapa solusi, salah satu solusi

yang berpengaruh dalam penggerak roda perekonomian suatu negara adalah

kewirausahaan. Dalam keadaan perekonomian yang belum kondusif seperti

Indonesia, pengembangan kegiatan usaha dipandang menjadi salah satu alternatif

untuk mengurangi beban berat dalam pemenuhan kebutuhan hidup (Farla,

2015:1). Banyak masyarakat yang pada akhirnya memutuskan untuk melakukan

kegiatan kewirausahaan, baik yang disengaja, terpaksa maupun terjadi secara

kebetulan demi terpenuhinya kebutuhan hidup, sehingga dapat meningkatkan taraf

Page 22: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

4

hidupnya, West dalam Yudi Siswadi (2013: 2) mengatakan bahwa kewirausahaan

telah lama menjadi perhatian penting dalam mengembangkan pertumbuhan

sosioekonomi suatu negara. Dalam hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa

kewirausahaan dapat membantu menyediakan lapangan kerja, berbagai kebutuhan

konsumen, jasa pelayanan, serta menumbuhkan kesejahteraan dan tingkat

kompetisi suatu negara. Kewirausahaan yang muncul dalam suatu keluarga atau

sekelompok masyarakat merupakan aset yang sangat berharga. Kewirausahaan

bukan hanya semata-mata berperan sebagai motor penggerak perekonomian

masyarakat, namun juga sebagai pendorong perubahan sosial bagi peningkatan

kualitas hidup manusia. Bahkan bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan

kewirausahaan akan membantu perekonomian Indonesia dan membantu

mensejahterakan rakyat.

Dalam konteks bisnis Zimmer dalam Suryana & Kartib Bayu (2011: 24)

mendefinisikan kewirausahaan sebagai hasil dari suatu disiplin serta proses

sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan

peluang pasar. Kewirausahaan dapat ditimbulkan melalui semangat berwirausaha,

keberanian mengambil resiko, dan kemampuan membaca peluang. Jiwa

berwirausaha tidak dimiliki dan dibawa sejak lahir, melainkan dapat dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari seperti belajar ilmu kewirausahaan dan belajar

bagaimana menjadi wirausaha yang sukses. Dengan begitu, jiwa wirausaha

seseorang akan muncul. Suryana (2006: 3) menyatakan bahwa motivasi seseorang

untuk berwirausaha muncul dipengaruhi motif berprestasi, yaitu suatu nilai sosial

yang mengarah pada keinginan untuk pencapaian yang terbaik guna mencapai

kepuasan secara pribadi.

Page 23: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

5

Dunia wirausaha telah mencakup semua kalangan baik dari segi umur, jenis

kelamin, pendidikan, status sosial, maupun etnis. Etnis di Indonesia memiliki

keanekaragaman yang diakui, kebudayaan masing-masing etnis memberikan khas

dan kekuatan dalam beridentitas. Masing-masing etnis di Indonesia memiliki

perilaku budayanya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin

beragam banyak etnis di Indonesia yang memilih untuk berwirausaha, salah

satunya adalah etnis Batak.

Etnis Batak merupakan suku yang terkenal dengan aktivitas merantaunya.

Menurut Tjiptoherijanto dalam (Siregar, Fuad Habibi, 2015: 13) migrasi atau

merantau merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Etnis

Batak melakukan aktivitas merantau atau imigrasi kedaerah lain dengan tujuan

meningkatkan taraf hidup dan keluarganya di tanah rantau maupun di daerah asal.

Sehingga mereka mencari pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan dan

status sosial yang lebih tinggi didaerah tujuan. Dengan adanya keterbatasan

penghasilan atau perekonomian di daerah, membuat sangat sulit untuk mencapai

impian tersebut sehingga menyebabkan mereka memutuskan untuk migrasi ke

daerah lain.

Salah satu daerah di Indonesia yang menjadi tujuan orang batak merantau adalah

Kota Bandar Lampung. Etnis Batak merantau ke kota Bandar Lampung bertujuan

untuk mencari kehidupan yang lebih baik dengan cara bekerja. Untuk

memperoleh pekerjaan ditanah rantau bukanlah hal yang mudah, hal ini

disebabkan lapangan pekerjaan sangat sedikit, sementara pencari kerja semakin

bertambah, dan pendidikan yang rendah sehingga tidak mampu bersaing dengan

Page 24: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

6

pencari kerja yang memiliki pendidikan tinggi. Proses mencari pekerjaan yang

sulit karena keterbatasan pendidikan, keterampilan, pengetahuan, serta

pengalaman menjadikan sebagian etnis Batak memutuskan untuk berwirausaha

disektor informal. Dengan berwirausaha mereka akan dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Etnis Batak memilih berwirausaha disektor informal karena mudah

dimasuki tanpa memerlukan pendidikan yang tinggi, modal usaha yang relatif

kecil, manajemen usaha yang sederhana, serta ruang lingkup usaha yang kecil.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti, salah

satu usaha sektor informal yang banyak digeluti oleh etnis Batak dikota Bandar

Lampung adalah usaha tambal ban. Walaupun orang banyak yang menganggap

bahwa kerja tambal ban itu rendah, hina, kotor, tetapi orang Batak tidak pernah

gengsi dan malu bekerja sebagai tukang tambal ban. Etnis Batak memilih

berwirausaha tambal ban karena tidak membutuhkan modal besar, usaha tambal

ban tidak terlalu sulit untuk dikerjakan, bisa dibuka dimana saja bahkan dipinggir

jalan. Selain itu tambal ban merupakan usaha yang cepat mendapatkan

penghasilan.

Sumber: Dokumentasi peneliti (2018)

Gambar 1.1 Gambaran Usaha Tambal Ban

Page 25: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

7

Usaha tambal ban sudah tidak asing lagi bagi kita yang sering berkendara di jalan

raya. Usaha ini mudah ditemui diberbagai pinggir jalan. Kebanyakan orang

menganggap sepele terhadap jenis bisnis ini. Kenyataannya usaha tambal ban

mampu memberikan keuntungan yang sangat besar. Usaha jasa tambal ban

merupakan suatu usaha yang menawarkan jasa dalam bidang reparasi

ban,biasanya tambal ban bisa ditemukan di pinggir jalan raya maupun didalam

gang baik secara menetap atau berpindah-pindah. Untuk lokasi usaha wirausaha

tambal ban biasanya memanfaatkan daerah yang strategis seperti jalan lintas,

kawasan industri dan pusat keramaian baik yang berstatus resmi maupun tidak

resmi. Aktivitas tambal ban dapat dikategorikan berdasarkan sarana fisik yang

diperuntukan dalam usahanya. Kategori aktivitas jasa tambal ban berdasarkan

jenis jasa yang ditawarkan yaitu tambal ban, cek angin dan isi angin, ganti ban

dan velag. Selain itu dalam usaha juga menjual rokok, makanan-makanan ringan

seperti kerupuk, roti dan beberapa jenis minuman (cendananews.com).

Robbins (2008: 222) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan

intensitas, arah dan ketekunan kerja keras seorang individu dalam mencapai suatu

tujuan yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan kebutuhan

individu. Menurut Yunal dan Indriyani dalam Purwanto (2017: 90) motivasi

berwirausaha merupakan daya penggerak dalam diri yang menimbulkan semangat

terhadap penciptaan suatu kegiatan dengan melihat peluang yang ada, bertindak

berani mengambil resiko, melakukan kegiatan yang inovatif, serta memiliki

orientasi terhadap laba. Berdasarkan teori kebutuhan Maslow dan McClelland

dalam Suryana (2006: 62) motivasi seorang wirausaha mendirikan suatu usaha

pada bidang tertentu dipengaruhi oleh faktor pemicu yaitu faktor internal dan

Page 26: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

8

faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu itu

sendiri seperti, pemenuhan kebutuhan dasar, adanya pengalaman, kebutuhan akan

kebebasan, kebutuhan akan prestasi yaitu adanya keinginan untuk meningkatkan

taraf hidup tanpa terikat dengan pekerjaan orang lain, keinginan untuk dapat

bekerja secara mandiri, dan adanya sifat seseorang yang berani mengambil resiko.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang merupakan

hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya seperti dorongan keluarga dan

teman, bentuk peranan (role model), peluang, imbalan laba, situasi ekonomi.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan telah dipaparkan dalam latar belakang

dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi yaitu, saat ini sebagian etnis Batak

telah mendominasi usaha dibidang tambal ban dengan berbagai alasan dan

landasan yang mendasar, namun terdapat beberapa motivasi lainnya yang bisa

saja menjadi alasan tersendiri bagi etnis Batak untuk menekuni usaha tambal ban,

sehingga peneliti ingin mengetahui lebih dalam motivasi etnis Batak lebih

memilih berwirausaha tambal ban, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian ini dengan judul: “Motivasi Etnis Batak dalam Berwirausaha

Tambal Ban di Bandar Lampung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apa saja faktor internal dan faktor eksternal yang

menjadi motivasi etnis Batak dalam berwirausaha tambal ban di Bandar

Lampung?

Page 27: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

9

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal dan

faktor eksternal yang menjadi motivasi etnis Batak dalam berwirausaha

tambal ban di Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan

bagi para wirausaha dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya, serta

memberi sumbangan informasi mengenaimotivasi etnis Batak dalam

berwirausaha tambal ban di Bandar Lampung. Hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang

kewirausahaan.

2. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan, dan masukan

bagi pemerintah dalam pembuatan kebijakan program-program terkait

kewirausahaan pada sektor informal khususnya usaha tambal ban. Sehingga

dapat membantu pengusaha tambal ban dalam mengembangkan usahanya.

Page 28: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan dan Wirausaha

2.1.1 Definisi Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan merupakan terjemahan dari kata entrepreneurship yang

diartikan sebagai the backbone economy, yaitu pusat perekonomian atau sebagai

tailbone of economy, yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa (Suryana,

2006: 14). Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari

tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi

tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang

mungkin dihadapinya. Seperti yang dikemukakan oleh Thomas W. Zimmerer

dalam (Suryana, 2006: 14) kewirausahaan merupakan hasil dari suatu disiplin,

proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan

dan peluang pasar. Kemudian para ahli terdahulu lainnya juga memaparkan

definisi dari kewirausahaan, diantaranya:

Tabel 2.1 Definisi Kewirausahaan

No Nama Definisi

1. Drucker 1996

dalam Suryana

(2006: 14)

Kewirausahaan sebagai suatu semangat, kemampuan, sikap,

perilaku individu untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda dengan melakukan upaya mencari, menciptakan,

menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam memberikan pelayanan yang

lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

2. Peter Hisrich 1995

dalam Sunarya &

Kartib Bayu (2011:5)

Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda

untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan

usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, sehingga

kemudian menghasilkan balas jasa yang berupa uang serta

kepuasan dan kebebasan pribadi.

Page 29: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

11

No Nama Definisi

3. Suryana (2006: 14) Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang

dijadikan sebagai dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari

peluang menuju sukses dan proses untuk menciptakan nilai

tambah barang atau jasa yang dilakukan dengan keberanian

untuk menghadapi risiko.

4. Heru (2009: 3) Kewirausahaan adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri

dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam

mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara

kreatif.

5. Ropke 2004 dalam

Suryana&Kartib

Bayu (2011: 25)

Kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru

dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada untuk

tujuan tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi

masyarakat.

Sumber: Data diolah (2018)

Berdasarkan tabel 2.1 penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kewirausahaan

adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan kegiatan usaha atau aktivitas

bisnis yang berbeda melalui kreativitas dan inovasi dengan menanggung segala

resiko, upaya memanfaatkan peluang yang ada dengan tujuan memperoleh

keuntungan dan kepuasan, memperoleh kesuksesan, tercapainya kesejahteraan

individu dan memberi manfaat bagi masyarakat.

2.1.2 Definisi Wirausaha

Beberapa pengertian wirausaha menurut pandangan beberapa ahli sebagai berikut:

Tabel 2.2 Definisi Wirausaha

No Nama Definisi

1. Scarborough&Zimmerer

dalam Sunarya& Kartib

Bayu (2011: 9)

Wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru

dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud

untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan

mengenali peluang dan mengombinasikan sumber-sumber

daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.

2. Adam Smith

dalam Winardi

(2017: 4)

Wirausaha adalah individu yang menciptakan organisasi

untuk tujuan komersial. Dijelaskan juga bahwa seorang

wirausaha adalah seseorang yang memiliki pandangan dan

pemikiran kedepan yang dapat melihat adanya peluang dan

perubahan-perubahan ekonomi. Dengan kata lain seorang

wirausaha juga merupakan pelaku ekonomi yang dapat

merubah permintaan menjadi penawaran.

3. Joseph Scumpeter 1994

dalam Alma Buchari

(2011: 24)

Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi

yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru,

dengan menciptakan bentuk organisasi baru, atau mengolah

bahan baku baru.

Page 30: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

12

No Nama Defenisi

4. Kasmir (2011: 16) Wirausaha adalah orang yang berjiwa berani mengambil

resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri

dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau

cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

5. Totok S. Wiryasaputra

(2004) dalam Suryana

&Kartib Bayu

(2011: 28)

Wirausaha adalah orang yang ingin bebas mengatur

kehidupannya sendiri, tidak bergantung pada belas kasihan

orang lain, ingin menghasilkan uang sendiri dengan

menciptakan sesuatu yang benar-benar memberi nilai tambah

yang layak dijual atau layak dibeli sehingga menghasilkan

keuntungan bagi dirinya dan orang lain.

Sumber: Data diolah (2018)

Berdasarkan tabel 2.2 penulis menyimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang

yang memiliki kreativitas, mandiri dan memiliki kemampuan untuk

memanfaatkan peluang, memanfaatkan sumber daya, berjiwa berani menghadapi

risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan tanpa diliputi rasa takut

sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Peluang yang ada dimanfaatkan untuk

menciptakan bisnis baru atau memulai bisnis yang sudah ada sebelumnya dengan

keberanian dan semangat sehingga dapat memberikan keuntungan baginya dan

orang lain.

2.1.3 Karakteristik Wirausaha

Para wirausaha adalah individu-individu yang harus harus mampu melihat

kedepan, berorientasi pada tindakan, memiliki motivasi yang tinggi, dan berani

mengambil resiko dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dengan menggabungkan pandangan Timmons dan McClelland, Thomas F.

Zimmererdalam Suryana (2013: 27) mengemukakan karakteristik sikap dan

perilaku wirausaha yang berhasil sebagai berikut:

1. Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekat yang

bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usahanya.

Page 31: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

13

2. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab baik dalam

mengendalikan sumber daya dan terhadap keberhasilan berwirausaha.

3. Opportunity obsession, yaitu berambisi untuk selalu mencari peluang.

4. Tolerance for risk, ambiguity and uncertainty, yaitu tahan terhadap risiko dan

ketidakpastian dengan cara mentransfer risiko ke pihak lain seperti banker,

investor, konsumen, pemasok, dan lain sebagainya.

5. Self confidence, yaitu percaya diri. Cenderung optimis dan memiliki

keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil.

6. Creativity and flexibility, yaitu berdaya-cipta dan luwes.

7. Desire for immediate feedback, yaitu selalu memerlukan umpan balik yang

segera, selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya.

8. High level of energy, yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi.

9. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul.

10. Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa yang akan datang.

11. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan.

12. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang

berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan,

dalam hal ini ia harus memiliki taktik mediator dan negotiator.

Lebih lanjut lagi Bygrave dalam Suryana&Kartib Bayu (2011: 60) menjelaskan

terdapat beberapa karakteristik dari wirausaha yang berhasil memiliki sifat-sifat

yang dikenal dengan istilah 10D antara lain:

1. Dream, wirausaha mempunyai visi tentang keinginannya di masa depan

dalamkehidupan pribadi dan usahanya serta berusaha mewujudkan visi

tersebut.

Page 32: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

14

2. Decisivenese, wirausaha tidak bekerja lambat. Keputusan yang diambilnya

merupakan keputusan yang cepat namun, tetap penuh perhitungan.

3. Doers, membuat keputusan serta langsung melaksanakannya dengan cepat

tanpa ditunda.

4. Determination, melakukan kegiatandengan penuh perhatian, bertanggung

jawab, tidak mudah menyerah.

5. Dedication, mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha.

6. Devotion, wirausaha mencintai pekerjaan dan produk yang dihasilkannya.

7. Details, wirausaha memperhatikan segala faktor yang ada tanpa mengabaikan

faktor sekecil apapun yang dapat menghambat berjalannya bisnis.

8. Destiny, bertanggung jawab pada nasib dan tujuan yang ingin dicapai.

9. Dollars, motivasi wirausaha tidak hanya untuk mendapatkan uang, melainkan

uang digunakan sebagai ukuran kesuksesan yang telah diraihnya. Ia merasa

layak untuk mendapatkan keuntungan jika bisnisnya sudah dapat berjalan

dengan sukses.

10. Distribute, wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya pada

orang yang dipercaya.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

karakteristik yang terdapat dalam diri seorang wirausaha yaitu memiliki dorongan

berprestasi, kebutuhan akan keberhasilan, keinginan untuk mengambil resiko,

bekerja keras, bertanggung jawab pada nasib dan tujuan, berorientasi pada

imbalan, selalu optimis, percaya diri, bekerja cerdas dan cepat, memiliki

semangat yang tinggi terhadap usaha yang dijalankan, memiliki tujuan dan

mampu melaksanakannya secara konsisten.

Page 33: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

15

2.1.4 Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang Wirausaha

Ada beberapa sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirauaha yaitu:

Tabel 2.3 Sifat yang harus dimiliki seorang Wirausaha

Ciri-Ciri Watak

a. Percaya Diri 1. Kepercayaan (keteguhan)

2. Ketidaktergantungan, kepribadian mantap

3. Optimisme

b. Berorientasikan tugas

dan hasil

1. Kebutuhan atau haus akan prestasi

2. Berorientasi laba atau hasil

3. Tekun dan tabah

4. Penuh inisiatif

5. Energik

6. Penuh inisiatif

c. Pengambilan Resiko 1. Mampu mengambil resiko

2. Suka pada tantangan

d. Kepemimpinan 1. Mampu memimpin

2. Dapat bergaul dengan orang lain

3. Menanggapi saran dan kritik

e. Keorisinilan 1. Inovatif (pembaharu)

2. Kreatif

3. Fleksibel

4. Banyak sumber

5. Serba bisa

6. Mengetahui banyak

f. Berorientasi ke masa

depan

1. Pandangan ke depan

2. Perseptif

Sumber: Suryana&Kartib Bayu (2011: 62)

a. Percaya Diri

Orang yang tinggi percaya diri adalah orang yang sudah menantang jasmani

dan rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan

sudah mencapai tingkat maturity (kematangan individu). Karakteristik

kematangan seseorang adalah tidak tergantung pada orang lain, dia memiliki

rasa tanggung jawab yang tinggi, objektif, dan kritis. Dia tidak begitu saja

menyerap pendapat atau opini orang lain, tetapi dia mempertimbangkan

secara kritis. Berdasarkan penjelasan tersebut, percaya diri tinggi akan

membantu seseorang wirausaha yakin dengan kemampuan yang dimiliki.

Page 34: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

16

b. Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Wirausahawan tidak memperhatikan prestise dulu, prestasi kemudian.

Wirausahawan lebih suka pada prestasi baru kemudian setelah berhasil

prestisenya akan naik. Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita

berusaha menyingkirkan prestise. Berdasarkan paparan tersebut, seorang

wirausaha harus berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan harus

mengutamakan pekerjaannya, dengan pekerjaan yang dilakukan secara

maksimal maka akan mendapatkan sebuah prestasi atau hasil yang

didapatkan.

c. Pengambilan Resiko

Semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Seorang

wirausaha harus bisa mengambil resiko. Kesulitan dalam mengembangkan

atau menjalankan usaha adalah sebuah resiko yang akan dihadapi.

Wirausahawan harus memiliki pertimbangan dan perhitungan matang untuk

mengatasi resiko yang menghadang.

d. Kepemimpinan

Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing individu. Sifat

kepemimpinan sudah banyak dipelajari dan dilatih tetapi tergantung pada

masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau

orang yang dipimpin. Sifat kemimpinan harus melekat pada diri

wirausahawan. Wirausahawan adalah seseorang yang akan memimpin

jalannya sebuah usaha, wirausahawan harus bisa memimpin pekerjanya agar

dapat menjalankan usaha dengan baik.

Page 35: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

17

e. Keorisinilan

Sifat orisinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Orisinil ialah sifat

tidak mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide

yang orisinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak

berarti baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil

kombinasi baru atau reintegrasi atau komponen-komponen yang sudah ada,

sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Sifat keorisinilan behubungan

dengan mengkombinasikan berbagai hasil usaha yang ada dengan hal yang

asing. Menciptakan inovasi sangat penting untuk bersaing demi melancarkan

sebuah usaha, karena inovasi akan menciptakan sebuah kreasi atau hal baru

yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah usaha.

f. Berorientasi ke Masa Depan

Seorang wirausaha haruslah perspektif, mempunyai visi kedepan apa yang

hendak dilakukan. Sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara, tetapi

untuk selamanya. Faktor kontinuitasnya harus dijaga dan pandangan harus

ditujukan jauh ke depan. Dalam menghadapi pandangan ke depan, seorang

wirausaha akan menyusun perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas

langkah yang akan dilaksanakan.

2.1.5 Manfaat Kewirausahaan

Manfaat kewirausahaan menurut Thomas W. Zimmerer dalam (Sunarya, 2011:37)

antara lain:

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.

Dengan memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang

bagi pebisnis untuk mencapai tujuannya.

Page 36: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

18

2. Memberi peluang melakukan perubahan.

Semakin banyak pebisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat

menangkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut

mereka sangat penting.

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya.

Dengan berbisnis mereka dapat menyalurkan aktualisasi dirinya.

Keberhasilan wirausaha sangat ditentukan oleh kreativitas, antusias, dan visi

mereka sendiri.

4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin.

Seseorang yang memutuskan untuk menjadi wirausaha lebih memiliki

peluang untuk meraih keuntungan lebih dibandingkan jika bekerja di suatu

perusahaan. Keuntungan berwirausaha merupakan sumber motivasi bagi

seseorang untuk membuat usaha sendiri.

5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan

penghargaan atas usahanya.

Pengusaha kecil sering kali merupakan masyarakat yang dihormati dan

dipercaya. Pemilik lebih suka kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari

pelanggan yang telah bertahun-tahun menjadi pelanggannya.

6. Memiliki usaha sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka untuk

menyalurkan hobi dan minat mereka sepenuhnya dalam usaha yang didirikan.

Kegiatan wirausaha yang mereka lakukan bukan sekedar bekerja tetapi juga

sebagai hobi atau kegemaran, dengan menjadikan berwirausaha sebagai hobi

maka dalam menjalankannya akan disertai rasa senang dan tidak mudah putus

asa.

Page 37: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

19

2.1.6 Kerugian menjadi Wirausaha

Menurut Buchari Alma dalam (Sunarya, 2011: 19) kerugian menjadi wirausaha

yaitu:

1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti setiap bulan maupun setiap harinya,

menanggung risiko yang lebih besar dibanding menjadi seorang karyawan.

2. Memiliki jam kerja yang tidak pasti dan harus bekerja keras untuk meraih

kesuksesan pada awal pendirian usahanya.

3. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai kesuksesan telah diraih karena

harus meluangkan waktu ekstra untuk menjalankan usahanya.

4. Memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjalankan usaha karena harus

mengelola segala fungsi bisnis yang ada mulai dari pemasaran, keuangan,

manajemen, dan mengambil keputusan dengan tepat.

2.1.7 Berbagai Macam Profil Wirausaha

Entrepreneur yang ada di masyarakat sekarang ini menurut Zimmerer &

Scarborough dalam Alma Buchari (2011: 36) antara lain:

1. Women Entrepreneur

Banyak wanita yang terjun kedalam bisnis. Alasan mereka menekuni bidang

bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara lain ingin memperlihatkan

kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, serta frustasi

terhadap pekerjaan sebelumnya.

2. Monitori Entrepreneur

Kaum minoritas terutama dinegara kita Indonesia kurang memiliki

kesempatan kerja di lapangan pemerintahan sebagaimana layaknya warga

negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan

Page 38: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

20

bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula para perantau dari daerah

tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah,mereka juga

bergiat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis mereka ini makin lama

makin maju dan mereka berbentuk organisasi minoritas di kota-kota tertentu.

3. Immigrant Entrepreneurs

Kaum pedagang yang memasuki sesuatu daerah biasanya sulit untuk

memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun

dalam pekerjaan yang bersifat non-formal yang dimulai dari berdagang kecil-

kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah, dan

tidak menutup kemungkinan menjadi pedagang yang sukses.

4. Part Time Entrepreneurs

Wirausaha yang hanya setengah waktu melakukan usaha. Memulai bisnis

dalam mengisi waktu luang atau part-time merupakan pintu gerbang untuk

berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part-time tidak mengorbankan

pekerjaan di bidang lain misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor

mencoba mengembangkan hobinya untuk berdagang atau mengembangkan

suatu hobi yang menarik.

5. Home-Based Entrepreneurs

Usaha yang dirintis dari rumah atau tempat tinggal. Contohnya ibu-ibu yang

memulai bisnisnya dari rumah tangga, misalnya ibu-ibu pandai membuat kue

dan aneka masakan, mengirim kue-kue ke toko eceran di sekitar tempatnya.

Akhirnya seiring berjalannya waktu usahanya semakin maju dan

menghasilkan keuntungan.

Page 39: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

21

6. Family-Owned Business

Usaha yang dijalankan oleh beberapa anggota keluarga secara turun-temurun.

Sebuah keluarga dapat memulai membuka berbagai jenis usaha dan cabang.

Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak, setelah usaha

bapak ini maju dibuka cabang baru dan dikelola oleh ibu. Masing-masing

usahanya bisa dikembangkan atau dipimpin oleh anak-anak mereka.

7. Copreneurs

Usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerja sama sebagai

pemilik dan menjalankan usahanya besama-sama. Copreneur dibuat dengan

cara menciptakan pembagian pekerjaan yang didasarkan atas keahlian

masing-masing orang.

2.1.8 Faktor-faktor Penghambat Berwirausaha

Kisah kesuksesan seseorang dalam berwirausaha tidak terlepas dari hambatan-

hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan usahanya. Untuk mampu

mengatasi berbagai hambatan yang dilakukan pertama kali adalah mengetahui

hambatan yang menghadang. Menurut Arif dan Nian dalam Sofia (2017: 16)

hambatan-hambatan yang sering dihadapi dalam berwirausaha yaitu:

a. Modal

Untuk memulai sebuah usaha, modal pada umumnya menjadi kendala.

Namun bukan berarti kita menyerah begitu saja, selama ada keinginan maka

modal akan kita dapatkan. Banyak sumber yang bisa dijadikan sumber modal

diantaranya berbagai kredit soft loan yang ditawarkan pemerintah melalui

instansi terkait, kredit perbankan,dan pemilik modal.

Page 40: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

22

b. Usia

Usia sering kali menjadi hambatan ketika seseorang akan berwirausaha.

Sebagian besar merasa sudah terlalu tua, sehingga banyak diantara kita

enggan memulai sesuatu yang baru seiring dengan usia yang semakin tua.

c. Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial dalam diri seseorang, baik yang sudah

dikembangkan maupun yang belum. Sering kali bakat seseorang jelas terlihat

bila ia melakukan sesuatu aktivitas dan ia dapat dengan cepat belajar dan

berhasil pada bidang tersebut. Banyak diantara kita ketika akan memulai

berwirausaha merasa tidak memiliki bakat. Padahal wirausaha adalah sesuatu

yang bisa dipelajari.

d. Tingkat Pendidikan

Jika dilihat dari tingkat pendidikan, banyaknya pengangguran dialami oleh

para lulusan diploma dan sarjana. Hal ini disebabkan mindset yang terbangun

di masyarakat, ketika seseorang sudah menyelesaikan pendidikan tinggi,

maka individu tersebut hanya pantas bekerja kantoran dengan penampilan

rapih. Akibatnya, banyak diantara kita yang sudah berpendidikan tinggi,

justru merasa sebagai penghambat ketika kita ingin berwirausaha.

e. Lingkungan Usaha

Pada umumnya, ketika kita akan memulai usaha baru, kita dihadapkan pada

kondisi lingkungan yang kurang kondusif, diantanya yaitu akses ke pasar,

akses ke perbankan yang berkaitan dengan infrastruktur, masalah yang

berkaitan dengan birokrasi dan peraturan.

Page 41: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

23

2.2 Motivasi Berwirausaha

2.2.1 Definisi Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian tujuan. Motivasi

berhubungan dengan dorongan atau kekuatan yang berada dalam diri manusia.

Kata Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang artinya menggerakkan

(Suryani, 2013: 22). Berikut pengertian motivasi dari beberapa ahli antara lain:

1) Menurut Hasibuan (2007: 97) motivasi adalah daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk

mencapai kepuasan.

2) Suryani (2013: 22) menjelaskan proses motivasi terjadi karena adanya

kebutuhan, keinginan maupun harapan yang tidak terpenuhi yang

menyebabkan timbulnya ketegangan. Pada tingkat tertentu ketegangan ini

akan berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan suatu

perilaku tertentu guna untuk memenuhi kebutuhan, serta keinginannya.

3) Robbins (2008: 222) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang

menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan kerja keras seorang individu

dalam mencapai suatu tujuan yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha

untuk memuaskan kebutuhan individu.

4) Suryana & Kartib Bayu (2011: 98) motivasi merupakan proses psikologis

yang mendasar, dan merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan

perilaku seseorang. Motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan

yang berada dalam diri manusia yang mampu menggerakkan manusia

untuk menampilkan tingkah laku kearah pencapaian suatu tujuan.

Page 42: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

24

Berdasarkan pemaparan defenisi motivasi tersebut, penulis dapat menyimpulkan

bahwa motivasi adalah suatu dorongan atau gerakan yang timbul pada diri

seseorang yang mengarahkan perilaku seseorang untuk melakukan sesuatu dengan

maksud mewujudkan pencapaian kebutuhan dan keinginan.

2.2.2 Fungsi Motivasi

Menurut Hamalik (2014: 106) fungsi motivasi dalam berwirausaha diantaranya:

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak

akan timbul suatu perbuatan.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untk

mencapai tujuan yang didinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku

seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya

suatu pekerjaan

2.2.3 Teori Motivasi

Teori McClelland

Teori ini dikemukakan oleh David McClelland. Teori ini disebut juga sebagai

McClelland’s Achievement Motivation Theory atau teori motivasi prestasi

McClelland. Dalam teorinya, McClelland, mengemukakan bahwa motif sosial

merupakan motif yang kompleks dan merupakan sumber dari banyak perilaku

atau perbuatan manusia. Motif sosial merupakan hal yang penting untuk

mendapatkan gambar tentang perilaku individu dan kelompok. McClelland juga

berpendapat bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, yang mana

energi ini dilepaskan dan dikembangkan bergantung pada kekuatan atau dorongan

Page 43: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

25

motivasi individu dan situasi, serta peluang yang tersedia. Energi ini akan

dimanfaatkan oleh individu karena didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan

dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, nilai insentif yang terlekat pada

tujuan. McClelland mengemukakan motivasi seseorang berwirausaha ditentukan

oleh tiga kebutuhan antara lain:

1. Motivasi untuk Berprestasi (Need for Achievement)

Kebutuhan akan prestasi adalah dorongan untuk mengungguli, berprestasi

sehubungan dengan serangkaian standar, bersaing untuk sukses. Individu

yang mempunyai motivasi atau need ini akan meningkatkan performance,

sehingga dengan demikian akan terlihat kemampuan berprestasinya. Need for

Achievement adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu individu akan

berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat

realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Individu perlu

mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan

terhadap prestasinya tersebut.

2. Motivasi untuk Berkuasa (Need for Power)

Dalam interaksi sosial, individu akan mempunyai motivasi untuk berkuasa.

Motivasi untuk berkuasa adalah motivasi yang membuat orang lain

berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan

berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan akan kekuasaan

sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi

kepemimpinan. Need for Power adalah motivasi terhadap kekuasaan.

Individu memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya,

Page 44: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

26

memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang.

Individu yang memiliki motivasi untuk berkuasa yang tinggi akan

mengadakan kontrol, mengendalikan atau memerintah orang lain.

Seseorang dengan motivasi berkuasa yang besar biasanya menyukai kondisi

persaingan dan orientasi status serta akan lebih memberikan perhatiannya

pada hal-hal yang memungkinkannya memperbesar pengaruhnya terhadap

orang lain, dengan memperbesar ketergantungan orang lain itu padanya. Bagi

orang yang demikian, efektivitas pelaksanaan pekerjaan sendiri tidak penting,

kecuali bila hal tersebut memberi peluang kepadanya untuk memperluas

pengaruhnya.

3. Motivasi untuk Berafiliasi atau bersahabat (Need for Afiliation)

Kebutuhan akan afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang

ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai

hubungan yang erat, selalu mencari teman dan mempertahankan hubungan

yang telah dibina dengan individu lain tersebut, kooperatif dan penuh sikap

persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi

yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan dengan interaksi sosial yang

tinggi. Seseorang dengan need for affiliation tinggi ialah orang yang berusaha

mendapatkan persahabatan.

Kebutuhan afiliasi akan terpenuhi dengan menjalin kerja sama dengan orang

lain. Dalam pemuasan kebutuhan ini segala bentuk persaingan harus dihindari

agar hubungan kerja sama yang telah dibina tidak cepat berakhir sia-sia.

Meskipun demikian tetap perlu diingat bahwa sampai sejauh mana seseorang

Page 45: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

27

bersedia bekerja sama dengan orang lain dalam kehidupan organisasionalnya

tetap diwarnai oleh persepsinya tentang apa yang akan diperolehnya dari

usaha kerjasama tersebut. Individu dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi

mendambakan suatu hubungan antar pribadi yang hangat. Individu dengan

kebutuhan afiliasi tinggi akan lebih memilih berwirausaha dilingkungan yang

menyediakan interaksi pribadi yang lebih besar.

2.2.4 Motivasi Berwirausaha

Semakin tinggi motivasi seseorang akan semakin mudah menumbuhkan minat

orang tersebut, dengan adanya minat maka akan mendorong atau memicu daya

tarik seseorang. Riyanti (2003: 20) menyatakan bahwa motivasi berwirausaha

adalah dorongan teknis yang sangat kuat dalam diri individu untuk

mempersiapkan diri dalam bekerja, memiliki kesadaran bahwa wirausaha

bersangkut paut dengan dirinya, sehingga ia lebih banyak memberikan perhatian

dan lebih senang melakukan kegiatan kewirausahaan secara mandiri, percaya pada

diri sendiri, berorientasi ke masa depan, disertai dengan hasrat untuk berprestasi

pada bidangnya berdasarkan kemampuan, kekuatan, dan keterampilan yang

dimilikinya serta perencanaan yang tepat.

Menurut Sutanto dalam Sofia (2017: 34) motivasi berwirausaha merupakan

dorongan dalam diriindividu untuk melakukan aktivitas dan kegiatan tertentu

dalam menciptakanusaha ekonomi baru. Menurut Yunal dan Indriyani dalam

Purwanto (2017: 90) motivasi berwirausaha merupakan daya penggerak dalam

diri yang menimbulkan semangat terhadap penciptaan suatu kegiatan dengan

melihat peluang yang ada, bertindak berani mengambil resiko, melakukan

Page 46: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

28

kegiatan yang inovatif, serta memiliki orientasi terhadap laba. Berdasarkan

pemaparan pengertian motivasi berwirausaha diatas dapat disimpulkan bahwa

motivasi berwirausaha adalah dorongan atau usaha dari dalam diri individu untuk

menciptakan kegiatan usaha dengan melihat adanya peluang serta melakukan

suatu kegiatan yang inovatif, antisipatif, inisiatif, dan pengambil risiko serta

berorientasi kepada laba.

Gilad dan Levine dalam Widhari dan Suarta (2012: 55) menyebutkan dua

penjelasan yangberhubungan dengan motivasi untuk menjadi wirausaha, yaitu:

1. Push theory, berpendapat bahwa individual yang didorong untuk

menjadiwirausaha dengan kekuatan eksternal yang negatif, seperti

ketidakpuasan kerja, sulit mencari pekerjaan, gaji yang tidak memadai, atau

agenda kerjayang tidak teratur. Push theory dikenal dengan necessary

entrepreneurs. Seseorang terdorong untuk berwirausaha karena unsur-unsur

negatif atau yang tidak mengenakan dalam hidupnya yang berhubungan

dengan pekerjaan. Misalnya mereka merasa tidak puas terhadap pekerjaan yang

kurang baik. Termasuk orang yang tidak bisa bekerja dengan orang lain, sangat

membutuhkan uang dan gagal dalam melanjutkan pendidikan.

2. Pull theory, berpendapat bahwa individual didorong menjadi wirausaha karena

ingin mencari keabsahan, pencarian jati diri, kekayaan dan pendapatan yang

menggiurkan lainnya. Pull theory juga dikenal dengan opportunity

entrepreneurs dimana orang mampu melihat kesempatan dan peluang bisnis.

Ini dikarenakan seseorang ditarik kedalam dunia wirausaha karena unsur-unsur

positif. Termasuk di dalamnya yaitu adanya peluang pasar yang besar (great

market opportunity), bisnis keluarga (family business), bidang studi (field of

Page 47: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

29

study), pengalaman pekerjaan sebelumnya (previous work experience),

terobsesi dari kesuksesan dari orang lain (observedsuccess of others),

kedekatan dengan mitra (partner approached), nasihat dari teman (friend

suggested), peluang untuk membeli usaha (pportunity to buybusiness).

2.2.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha

Perkembangan kewirausahaan masing-masing individu tidaklah selalu sama.

Perbedaan dalam pengetahuan, minat, budaya, serta faktor lingkungan dimana

seseorang berada akan menentukan karier seperti apa yang mereka inginkan

dimasa depan. Begitu pula perilaku seseorang dalam memutuskan menjadi

wirausaha, faktor-faktor pendorong menjadi wirausaha dapat berbeda-beda setiap

individu. Menurut Suryana (2006: 62-63) faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi seseorang dalam berwirausaha antara lain:

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri wirausaha,

dapat berupa sifat-sifat personal yang timbul tanpa pengaruh dari luar,

kemauan dan kemampuan yang dapat memberi kekuatan individu untuk

berwirausaha. Faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi motivasi

seseorang dalam berwirausaha yaitu:

1) Kebutuhan Berprestasi (Need For Achievement)

Kebutuhan berprestasi mendorong individu untuk menghasilkan yang

terbaik. Kebutuhan berprestasi mendorong seseorang untuk memperoleh

kehidupan yang lebih baik. Motivasi ini terlihat dalam bentuk tindakan

untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien dibanding dengan

Page 48: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

30

sebelumnya. Menurut Suryana (2006: 53) wirausaha yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi dalam berwirausaha adalah orang-orang yang

mempunyai sifat khas yaitu pekerja keras, semangat tinggi, selalu mencari

peluang, tegas dalam melaksanakan tugas, inisiatif, tidak mudah

menyerah, memiliki komitmen, ingin mengatasi sendiri kesulitan dan

persoalanyang timbul pada dirinya, memiliki tanggung jawab personal

yang tinggi, berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan, kreatif

dan inovatif, selalu optimis dalam situasi kurang menguntungkan, serta

menyukai dan melihat tantangan.

Lambing dan Kuehl (2000: 17) menyatakan bahwa tujuan yang ingin

dicapai seorang wirausahawan dipengaruhi oleh kebutuhan akan

berprestasinya yang mendorong individu untuk menghasilkan yang terbaik

dan biasanya memiliki inisiatif serta keinginan yang kuat untuk

mengungkapkan ide-ide dalam pikirannya, menyampaikan gagasan demi

mencapai suatu kesuksesan. Kebutuhan ini dapat terealisasi salah satunya

dengan menjadi wirausaha karena ini merupakan bentuk usaha mandiri

yang dapat menggambarkan sejauh mana prestasi yang diraih seseorang.

Motivasi berprestasi seseorang juga dapat dilihat dari keinginan seseorang

untuk mandiri tanpa bergantung kepada orang lain, dia lebih banyak

bersandar pada kekuatan sendiri.

2) Kebutuhan akan Kebebasan (Need for Independence)

Hisrich dan Peters (2000: 71) menjelaskan lebih lanjut bahwa seorang

wirausahawan diharuskan untuk melakukan sesuatu berdasarkan caranya

sendiri, sehingga memiliki kebutuhan akan kebebasan yang tinggi.

Page 49: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

31

Kebutuhan akan kebebasan berati kebutuhan individu untuk mengambil

keputusan sendiri, menentukan tujuan sendiri serta melakukan tindakan

untuk mencapai tujuan dengan caranya sendiri. Seseorang termotivasi

untuk berwirausaha karena ingin merasakan kebebasan, baik dalam

bekerja maupundalam memperoleh penghasilan, tidak mau bekerja

dibawah perintah orang lain, bebas mengatur waktu dan bebas melakukan

sesuai keinginan tanpa tekanan dari atasan. Kebebasan dalam bekerja

merupakan sebuah model kerja dimana seseorang melakukan pekerjaan

sedikit tetapi memperoleh hasil yang besar. Seorang entrepreneur akan

memiliki kebebasan waktu bagi dirinya, tidak terikat dengan jam kerja

sebagaimana karyawan di dalam perusahaan.

3) Pengalaman

Pengalaman diartikan sebagai pengalaman kerja individu sebelum

memutuskan berwirausaha sebagai pilihan karir. Pengalaman maksudnya

adalah pengalaman pribadi dalam suatu bidang usaha. Pengalaman ini

akan menjadi pedoman agar tidak melakukan kesalahann dalam

menjalankan usahanya. Hisrich dan Peters (2000: 74) menyatakan bahwa

pengalaman kerja mempengaruhi individu dalam menyusun rencana dan

melakukan langkah-langkah selanjutnya. Seseorang termotivasi untuk

berwirausaha karenatelah memiliki pengalaman kerja sebelumnya, dengan

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki dimanfaatkan untuk

melakukan kegiatan usaha sendiri. Penelitian Kim Riyanti (2003: 39)

menunjukkan bahwa pengalaman memberikan pengaruh terhadap

Page 50: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

32

keberhasilan usaha. Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian Riyanti

adalah keterlibatan langsung dalam suatu kegiatan usaha.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang timbul karena rangsangan atau

dorongan dari luar diri individu dapat berupa hasil interaksi dengan

lingkungan. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi seseorang

dalam berwirausaha yaitu:

1) Dukungan keluarga dan Teman

Dukungan dari orang dekat akan mempermudah individu sekaligus

menjadi sumber kekuatan ketika menghadapi permasalahan. Dukungan

dari lingkungan terdekat akan membuat individu mampu bertahan

menghadapi permasalahan yang terjadi. Dukungan keluarga dan teman

juga dapat membuat percaya diri seseorang untuk memilih berwirausaha

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Keluarga berperan penting

mengajarkan persepsi kelayakan usaha dan keinginn untuk berwirausaha.

Keluarga juga dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi

mereka, sehingga akan memotivasi untuk berwirausaha. Dukungan dari

keluarga dapat juga berupa dukungan moral dan dukungan modal usaha.

Dukungan dari teman juga dapat berpengaruh terhadap motivasi seseorang

berwirausaha, karena dengan teman dapat berdiskusi dengan bebas

dibandingkan dengan orang lain. Teman dapat memberikan dorongan serta

masukan.

Page 51: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

33

2) Bentuk Peranan (Role model)

Merupakan faktor penting yang mempengaruhi individu dalam memilih

kewirausahaan sebagai karir. Orang tua, saudara, guru atau wirausahaan

lain dapat menjadi bentuk peranan (role model) bagi individu. Bentuk

peranan dapat berperan sebagai orang yang memberikan masukan, saran

sebelum memutuskan untuk berwirausaha. Individu membutuhkan

dukungandan nasehat dalam setiap tahapan saat menentukan dan merintis

usaha. Bentuk peranan (role model) berperan juga akan meniru perilaku

yang dimunculkan oleh bentukperanan (role model). Role model cukup

berpengaruh terhadap semangat berwirausaha, karena dapat berdiskusi

dengan bebas, dibandingkan orang lain, teman bisa memberi dorongan,

pengertian, bahkan bantuan, tidak perlu takut terhadap kritikan.

Pentingnya role model dalam mempengaruhi pilihan karir, pernyataan ini

didukung oleh penelitian Jacobowitz dan Vidler dalam Riyanti (2003: 38)

yang menunjukkan bahwa 72% wirausahawan negara Atlantik memiliki

orang tua atau saudara wirausahawan. Individu termotivasi untuk

berwirausaha dengan cara meniru orang tua atau saudara yang juga

berwirausaha. Selain itu individu juga dapat berwirausaha dengan cara

meneruskan bisnis keluarga yang diwariskan secara turun-temurun.

3) Peluang Usaha

Peluang merupakan salah satu faktor lingkungan yang memotivasi

seseorang dalam berwirausaha. Peluang merupakan kesempatan yang

dimiliki seseorang untuk melakukan sesuaidengan yang diinginkanserta

harapannya dan kemampuan dalam melihat sesuatu dalam perspektif yang

Page 52: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

34

berlainan dalam satu waktu. Suatu daerah yang memberikan peluang usaha

tambal ban akan menimbulkan motivasi seseorang untuk membuka usaha

tambal ban di lokasi tersebut. Sebenarnya banyak kesempatan yang dapat

memberikan keuntungan dalam suatu lingkungan. Kesempatan ini dapat

diperoleh orang yang memiliki kemampuan melihat peluang tersebut dan

berkeinginan kuat untuk meraih sukses. Melihat adanya peluang pada

bidang tertentu dapat dimanfaatkan untuk dijadikan usaha yang

menghasilkan keuntungan.

4) Imbalan Laba

Seseorang dapat termotivasi untuk berwirausaha pada bidang usaha

tertentu karena adanya suatu imbalan yang akan diterima seperti laba,

kebebasan dan kepuasan.Imbalan positif akan semakin memotivasi

seseorang untuk berwirausaha pada bidang tertentu yang dia inginkan.

Seseorang akan memilih berwirausaha pada bidang yang memiliki peluang

besar dapat memberikan imbalan baginya, salah satunya yaitu imbalan

laba atau keuntungan. Seseorang melakukan kegiatan wirausaha agar dapat

menentukan berapa laba yang dikehendaki, keuntungan yang diterima, dan

berapa laba yang akan dibayarkan kepada pihak lain atau pegawainya.

Menurut Kasmir (2008: 38) faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

berwirausaha adalah besarnya margin laba yang diinginkan.Disamping itu

dalam hal laba yang perlu dipertimbangkan yaitu jangka waktu

memperoleh laba tersebut. Jangka waktu maksudnya adalah lama tidaknya

memperoleh laba yang diinginkan, sesaat atau dalam waktu yang

panjang.Ada usaha yang jangka perolehan keuntungannya relatif pendek,

Page 53: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

35

sedang dan panjang. Salah satu contohnya yaitu usaha tambal ban, yang

mana perolehan keuntungannya relatif pendek dan cepat. Imbalan laba

yang diperoleh menjadi acuan seseorang dalam memilih berwirausaha

pada bidang usaha yang akan ditekuni.

5) Situasi Ekonomi

Ruang lingkup ekonomi dalam skala kecil mencakup keadaan ekonomi

individu maupun keluarga. Hasil penelitian Benzing dan Chu dalam

Wijaya Serli dan Tessa (2016: 108) menunjukkan salah satu faktor yang

memotivasi seseorang berwirausaha karena adanya penghargaan ekstrinsik

yaitu lebih merupakan alasan ekonomi yaitu keinginan seseorang untuk

memperoleh pendapatan atau uang dalam jumlah yang lebih besar

dibandingkan pendapatan yang diterima dari pekerjaan yang selama ini

atau sudah dijalani sebelumnya. Faktor ini dapat memicu seseorang untuk

berwirausaha dalam bidang tertentu karena setiap orang dapat

menjalankannya dan memperoleh penghasilan dengan membuka usaha

sendiri, sehingga dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekundernya.

Keadaan atau situasi ekonomi dan keuangan dapat menyadarkan seseorang

untuk mengubahnya menjadi lebih baik dengan cara yang mandiri yaitu

dengan berwirausaha. Motivasi seseorang dalam berwirausaha akan lebih

mudah terbentuk jika seseorang ingin mencapai tujuannya seperti mencari

nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan, dan sebagai jaminan stabilitas

keuangan.

Page 54: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

36

2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Tahun Nama

Peneliti

Hasil Penelitian

1. Analisis Faktor-faktor

yang Mendorong

Entreprenuer dalam

Berwirausaha (Studi

Kasus pada Pengusaha

Bengkel Sepeda Motor

di Jalan Setia Budi

Medan)

2010 Suhela Faktor-faktor yang mendorong

Entreperenuer dalam berwirausaha

studi kasus pada pengusaha

bengkel sepeda motor antara lain

modal, pengalaman, pendidikan,

minat dan bakat, dan keluarga.

Faktor modal merupakan faktor

yang paling dominan. Responden

setuju selain modal material, modal

keterampilan dan pengetahuan

yang dimiliki sangat membantu

dalam menjalankan usahanya.

2. Motivasi Mahasiswa

Menjadi Wirausaha

2012 Ciptaningtya

s

Need for Achievement, Need for

Independence, Locus of Control,

Cannot Work for Others,

Education, Great Market

Opportunity, Keyakinan, Economic

and sosial situation, Produktivitas

dan Hobi merupakan faktor yang

memotivasi seseorang menjadi

wirausaha.

3. Faktor-Faktor yang

Memotivasi Ibu Rumah

Tangga Berwirausaha

Pada Sektor Informal di

Desa Juhar Kelurahann

Bandar Khalifah

Kabupaten Serdang

Berdagai

2015 Tamba Hasil penelitian menunjukkan

bahwa motivasi ibu rumah tangga

berwirausaha pada sektor informal

dipengaruhi oleh faktor intrinsik

(peningkatan penghasilan, harga

diri, dan kesenangan) dan faktor

ekstrinsik (lingkungan keluarga,

lingkungan masyarakat, peluang

usaha, dan pendidikan)

4. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Pengambilan Keputusan

bagi Wanita untuk

Berwirausaha (Studi

Kasus Anggota

IkatanWanita

Pengusaha Indonesia

Dki Jakarta)

2015 Bastaman

dan Riffa

Juffiasari

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa keputusan untuk menjadi

wirausaha wanita didorong oleh

beberapa faktor internal, seperti:

minat yang didukung kecakapan

dan motivasi. Sedangkan faktor

eksternal yang mempengaruhi

keputusan untuk menjadi

wirausahawan adalah dukungan

dari suami/keluarga, permodalan,

lingkungan/keturunan keluarga

serta adanya peluang

untukberwirausaha. Dukungan

suami menjadi faktor penentu,

sedangkan faktor keturunan bukan

satu-satunya faktor yang

mempengaruhi dalam keputuan

menjadi wirausahawan.

Page 55: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

37

No Judul Penelitian Tahun Nama

Peneliti

Hasil Penelitian

5. Motivasi Wanita

Berwirausaha di Kota

Bandar Lampung (Studi

pada Anggota IWAPI

Lampung)

2016 Sismayadi Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa yang memotivasi wanita

IWAPI berwirausaha adalah

motivasi intrinsik, diantaranya need

for achievement, need for

independence,dan hobi. Sedangkan

motivasi ekstrinsik diantaranya

situasi ekonomi dan sosial, dan

imbalan.

6. Pengaruh Faktor

Internal, Eksternal dan

Motivasi Terhadap

Minat Berwirausaha

Pada Mahasiswa

Jurusan Akuntansi

(Studi Mahasiswa STIE

Malangkucecwara

Malang)

2017 Nanang

Purwanto,

Djoko

Sigono

Variabel internal dengan item

kebutuhan akan kebebasan sebesar

57,8%, untuk faktor eksternal yaitu

item lingkungan sosial ekonomi

sebesar 53,3% berpengaruh

terhadap minat mahasiswa

berwirausaha. Sedangkan untuk

variabel motivasi dengan item

esteem needs sebesar 53,3% dan

variabel minat berwirausaha

dengan item esteem needs sebesar

58,5%. Jadi secara simultan dan

parsial variabel eksternal, internal

dan motivasi berpengaruh terhadap

minat mahasiswa berwirausaha

7. Analisis Faktor

Motivasi Berwirausaha

Mahasiswa

Administrasi Bisnis

Angkatan 2013

Universitas Telkom.

2018 Marpaung,

Adithiya

WardHana,

S.E

Hasil penelitian menunjukkan

terbentuk faktor motivasi

berwirausaha yang meliputi faktor

kebebasan, imbalan, impian

personal, dan laba. Faktor yang

paling dominan adalah faktor

kebebasan.

Sumber: Data Diolah (2018)

2.4 Kerangka Pemikiran

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kebebasan untuk berkreasi, berinovasi

dan mandiri dalam menjalankan usaha atau bisnis untuk memperoleh kepuasan

tersendiri. Menjadi wirausaha dibutuhkan suatu motivasi dari dalam dan luar diri

seseorang. Timbulnya motivasi merupakan hal yang mendasar untuk menjadi

seorang wirausaha, dengan adanya motivasi maka akan timbul semangat dan

dorongan untuk terus maju dan bangkit demi mencapai kesuksesan sebagai

wirausaha.

Page 56: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

38

Motivasi seseorang berwirausaha pada bidang tertentu dipengaruhi oleh banyak

faktor. Motivasi merupakan kunci yang akan membuka potensi manusia. Tanpa

adanya motivasi sedahsyat apapun potensi yang dimiliki tidak mampu untuk

merubah menjadi kemampuan yang dahsyat. Motivasi usaha merupakan salah satu

pendorong tumbuh kembangnya jiwa wirausaha seseorang. Motivasi merupakan

modal awal yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Motivasi tidak timbul

sendirinya tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Menurut Suryana (2006: 62-63) motivasi seseorang berwirausaha dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu

faktor yang berasal dari diri individu tanpa adanya pengaruh dari luar meliputi

kebutuhan berprestasi, kebutuhan akan kebebasan, dan pengalaman pribadi.

Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu meliputi

dukungan keluarga dan teman, bentuk peranan (role model), peluang usaha,

imbalan laba, dan situasi ekonomi. Masing-masing faktor tersebut yang pada

akhirnya akan mempengaruhi dan menumbuhkan motivasi etnis Batak untuk

berwirausaha tambal ban. Dimana usaha tambal ban merupakan salah satu usaha

sektor informal yang pada saat ini banyak digeluti oleh masyarakat etnis Batak

sebagai sumber pendapatan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Oleh karena

itu peneliti tertarik ingin mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang

menjadi motivasi masyarakat etnis Batak memilih berwirausaha tambal ban. Dari

penjelasan diatas kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 57: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

39

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.5 Proporsi Penelitian

Motivasi etnis Batak dalam berwirausaha tambal ban di Bandar Lampung yang

meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kebutuhan

berprestasi, kebutuhan akan kebebasan, dan pengalaman. Sedangkan faktor

eksternal meliputi dukungan keluarga dan teman, bentuk peranan (role model),

peluang usaha, imbalan laba, situasi ekonomi.

Faktor Eksternal:

1.Dukungan Keluarga dan Teman

2. Bentuk Peranan (Role Model)

3. Peluang Usaha

4. Imbalan Laba

5. Situasi Ekonomi

Faktor Internal:

1. Kebutuhan Berprestasi

2. Kebutuhan akan Kebebasan

3. Pengalaman

Faktor-faktor Motivasi

Berwirausaha

Etnis Batak Berwirausaha

Tambal Ban

Page 58: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2013: 14) menyatakan bahwa

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti yang alamiah (sebagai lawannya

adalah eksperimen), dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Kemudian Bagdan dan Taylor dalam Moleong (2007: 4) mempertegas bahwa

penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

dari fenomena yang terjadi. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan

datayang mendalam, yaitu data yang mengandung makna. Alasan peneliti

menggunakan penelitian kualitatif karena permasalahan yang akan dibahas pada

penelitian ini tidak berkaitan dengan angka atau numerik dan peneliti hanya

bertujuan untuk mengetahui, memahami serta memperdalam situasi komplek dan

dinamis dalam lingkungan masyarakat khususnya etnis Batak mengenai

motivasinya berwirausaha tambal ban. Hal ini sebagai pemetaan awal dalam

Page 59: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

41

mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi motivasi etnis Batak berwirausaha

tambal ban. Penelitian deskriptif menekan pada data berupa kata-kata, gambar,

bukan angka-angka. Moleong (2007: 6) juga menyatakan penelitian deskriptif

dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau

kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Penelitian deskriptif kebanyakan

tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih pada

menggambarkan apa adanya suatu gejala, variabel, atau keadaan, berusaha

menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Hasil

dari penelitian ini hanya mendeskripsikan, mengonstruksi atau merumuskan

wawancara-wawancara mendalam terhadap subjek penelitian sehingga dapat

memberikan gambaran yang jelas mengenai faktor internal dan faktor eksternal

apa saja yang menjadi motivasi masyarakat etnis batak dalam berwirausaha

tambal ban di Bandar Lampung.

3.2 Lokasi Penelitian

Menurut Moleong (2007: 132) lokasi penelitian merupakan tempat dimana

peneliti melakukan penelitian terutama dalam menangkap fenomena atau

peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka

mendapatkan data-data penelitian yang akurat. Dalam menentukan lokasi

penelitian, cara terbaik yang ditempuh adalah dengan jalan mempertimbangkan

teori substantif dan menjajaki lapangan dan mencari kesesuaian dengan kenyataan

yang ada dilapangan. Sementara itu keterbatasan geografi dan praktis seperti

waktu, biaya, tenaga perlu juga dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi

Page 60: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

42

penelitian. Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah kota Bandar

Lampung. Peneliti memilih karena melihat di daerah Kota Bandar Lampung

banyak muncul wirausaha terutama disektor jasa seperti usaha tambal ban. Bandar

Lampung juga sebagai salah satu kota yang menjadi pusat perekonomian dan

pusat jasa baik yang bersifat formal maupun informal di Provinsi Lampung.

3.3 Fokus Penelitian

Menurut Bungin (2012: 41) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif fokus

penelitian merupakan hal pokok yang hendak diteliti, mengandung penjelsan

mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat penelitian dan hal yang akan

dibahas secara mendalam dan tuntas. Memfokuskan dan membatasi

pengengumpulan data dapat dipandang kemanfaatannya sebagai reduksi data yang

sudah diantisipasi. Ini merupakan bentuk pra analisis yang mengesampingkan

variabel-variabel lainnya. Dengan adanya pemfokusan, maka akan menghindari

pengumpulan data yang berlebih. Fokus penelitian ini akan membahas mengenai

faktor-faktor yang menjadi motivasi etnis Batak berwirausaha tambal ban yang

meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Sehingga penelitian ini memberikan

informasi mengenai motivasi berwirausaha yang dapat menambah pengetahuan

bagi entreprenuer baik yang sudah berkecimpung lama maupun baru yang hendak

menjalankan usaha tambal ban.

Faktor Internal, meliputi:

a. Kebutuhan Berprestasi (Need for Achievement)

b. Kebutuhan akan Kebebasan (Need for Indefendence)

c. Pengalaman

Page 61: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

43

Faktor Eksternal, meliputi:

a. Dukungan Keluarga dan Teman

b. Bentuk Peranan (Role Model)

c. Peluang Usaha

d. Imbalan Laba

e. Situasi Ekonomi

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah orang yang memberikan informasi terkait judul

penelitian yaitu Motivasi etnis Batak dalam Berwirausaha Jasa Tambal Ban di

Bandar Lampung. Menurut Moleong (2007: 132) seseorang yang memberi

informasi tersebut disebut informan. Informan adalah orang yang diharapkan

dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.

Menurut Faisal dalam Sugiono (2013: 395), agar memperoleh informasi yang

lebih terbukti, terdapat beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan antara lain:

a. Subjek yang lama dan intensif dengan suatu kegiatan atau aktivitas yang

menjadi sasaran atau perhatian peneliti.

b. Subjek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau

kegiatan yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti.

c. Subjek yang mempunyai cukup banyak informasi, banyak waktu dan

kesempatan untuk dimintai keterangan.

d. Subjek yang berada atau tinggal pada sasaran yang mendapat perlakuan yang

mengetaui kejadian tersebut.

Page 62: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

44

Menurut Sugiyono (2016: 216) informan penelitian merupakan subjek yang

memberikan informasi tentang fenomena situasi sosial yang berlaku di lapangan.

Informan penelitian merupakan subjek yang memiliki hubungan karakteristik

dengan situasi sosial yang diteliti. Pada penelitian ini informan atau subjek

diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive

sampling merupakan teknik pengambilan subjek berdasarkan pertimbangan

subyektif peneliti dimana persyaratan harus dipenuhi sebagai subjek penelitian.

Jadi dasar pertimbangannya ditentukan tersendiri oleh peneliti. Informan atau

subek dalam penelitian ini yaitu masyarakat etnis Batak yang berwirausaha tambal

ban di Bandar Lampung. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan terdapat

kriteria yang menjadi tolak ukur peneliti dalam memilih subjek atau informan

antara lain:

1. Wirausaha yang bersuku Batak dan tinggal di Kota Bandar Lampung.

2. Berwirausaha tambal ban.

3. Aktif dan kontiniu dalam menjalankan usaha

4. Memiliki bentuk fisik atau tempat usaha

5. Sudah menjalankan usahanya lebih dari 1 tahun

Teknik penentuan jumlah informan pada penelitian ini dilakukan secara snowball

sampling. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang pada

awalnya kecil, makin lama semakin besar. Artinya menentukan informan secara

bergulir dari informan satu dengan informan lainnya yang memenuhi kriteria

sampai informasi yang diperoleh mengalami titik jenuh. Jenuh artinya apabila

jawaban atau informasi yang diperoleh telah memiliki kesamaan atau hampir

sama dengan data sebelumnya dari informan yang satu dengan informan lain,

Page 63: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

45

tidak ada lagi informasi baru. Oleh karena itu jumlah informan tergantung dari

kejenuhan informasi yang diperoleh. Apabila informasi (data) yang diperoleh

telah jenuh maka peneliti dapat berhenti mencari informasi.

3.5 Sumber Data

Dijelaskan oleh Pohan dalam Prastowo (2016: 25), data kualitatif adalah semua

bahan, keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat di ukur dan di hitung secara

matematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan kata). Selain itu data

kualitatif lebih bersifat proses. Beda halnya dengan data kuantitatif yang bersifat

hasil atau produk. Data kuantitatif juga hanya dapat dikelompokkan dalam wujud

kelompok-kelompok. Sebagai contoh: pernyataan orang tentang suatu kondisi

baik, buruk, mencekam, menyenangkan, menggembirakan, dan sebagainya.

Sementara itu, bentuk-bentuknya seperti catatan wawancara, rekaman pada pita

kaset ataupun telepon genggam, gambar, foto, peta, dokumen, bahkan rekaman

video lapangan.

Sumber data dalam penelitian ini yaitu:

a. Data Primer

Dalam melakukan sebuah penelitian penulis harus mempunyai sumber

informasi dari data primer untuk dapat diteliti. Data primer adalah sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono,

2007: 137). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

secara langsung dari lapangan, dilakukan dengan cara wawancara mendalam

(in-dept interview), dan observasi peneliti langsung terhadap informan yaitu

etnis Batak yang berwirausaha tambal ban.

Page 64: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

46

b. Data sekunder

Menurut Sugiono (2005: 62) data sekunder adalah data yang tidak langsung

memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang

lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan

studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan catatan-catatan yang

berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder yang

diperoleh yaitu dari jurnal, artikel, buku-buku, kepustakaan, internet, dan foto

yang diperoleh dari bidikan kamera peneliti saat observasi dan wawancara

berlangsung.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data atau informasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Esterberg dalam Sugiyono (2013: 410), mendefinisikan wawancara sebagai

pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-

pertanyaan kepada informan kemudian jawaban-jawaban informan dicatat

atau direkam (Subagyo, 2011: 39). Wawancara dilakukan dalam penelitian ini

karena peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang

informan dalam mengamati situasi dan fenomena yang terjadi. Peneliti

melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara (interview

Page 65: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

47

guide). Wawancara dengan penggunaan pedoman (interview guide)

dimaksudkan untuk wawancara yang lebih mendalam dengan memfokuskan

pada persoalan-pesoalan yang akan diteliti. Pedoman wawancara biasanya

tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi sekedar garis besar

tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari narasumber yang

nanti dapat disumbangkan dengan memperhatikan perkembangan konteks

dan situasi wawancara. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

wawancara semistruktur. Jenis wawancara semistruktur sudah termasuk

dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas

bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara

jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana

pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam

melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

2. Observasi

Menurut Soemitro dalam (Subagyo, 2011: 63) observasi merupakan

pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis terarah pada suatu

tujuan mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian

dilakukan pencatatan. Observasi bertujuan untuk mengamati subjek dan objek

penelitian, sehingga peneliti dapat memahami kondisi yang sebenarnya. Jenis

observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi

pasif, dimana peneliti datang ketempat kegiatan orang yang diamati, tetapi

tidak ikut terlibat dalam kegiatan subjek tersebut, peneliti hanya bertindak

sebagai pengamat.

Page 66: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

48

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2013: 201) metode dokumentasi adalah mencari data yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya.

Dokumen merupaka catatan peristiwa yang sudah berlalu yang bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang (Sugiyono,

2013:422). Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel

jika didukung oleh dokumen-dokumen yang bersangkutan. Dalam penelitian

ini, dokumentasi diperoleh dari internet, dan foto yang langsung didapatkan

oleh peneliti pada saat berada dilapangan saat melakukan observasi dan

wawancara.

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan

dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2013: 426).

Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau

informasi baru. Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiono,

2013:427). Miles & Huberman (2009: 16-21) mengemukakan bahwa analisis data

kualitatif dilakukan secara interakif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Teknis analisis data dalam penelitian ini

Page 67: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

49

menggunakan analisis data model interaktif yang dikembangkan oleh Miles &

Huberman (2009: 16-21), seperti pada gambar 3.1 berikut ini:

Sumber: (Miles & Huberman, 2009: 20)

Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif Miles &

Huberman

Penjelasan tahapan dalam analisis data model interakrif dari gambar 3.1 menurut

Miles & Huberman (2009: 20), sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian,

dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya, proses pengumpulan data dilakukan

ketika penelitian masih berupa konsep atau draft. Intinya, proses

pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen atau

waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan proses

pengumpulan data dapat dilakukan. Pada awal penelitian kualitatif, umumnya

peneliti melakukan studi pre-eliminary yang berfungsi untuk verifikasi dan

Display

Data

Reduksi

Data

Penarikan

Kesimpulan

Pengumpulan

Data

Page 68: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

50

pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti itu benar-benar ada. Studi

pre-eliminary sudah termasuk dalam proses pengumpulan data. Peneliti sudah

melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi dan hasilnya aktivitas

tersebut adalah data. Pada saat subjek melakukan pendekatan dan menjalin

hubungan dengan subjek penelitian, dengan responden penelitian melakukan

observasi, membuat catatan lapangan, bahkan ketika peneliti berinteraksi

dengan lingkungan sosial subjek dan informan, itu semua merupakan proses

pengumpulan data yang selanjutnya akan diolah. Sepanjang penelitian

berlangsung, sepanjang itu pula proses pengumpulan data dilakukan. Ketika

peneliti telah mendapat data yang cukup untuk diproses dan dianalisis, tahap

selanjutnya adalah melakukan reduksi data.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang

tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Laporan atau

data yang diperoleh dilapangan akan dituangkan dalam bentukuraian yang

lengkap dan terperinci. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya akan

cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Peneliti

mereduksi data yaitu dengan caraReduksi memilih data-data penting,

menyederhanakan data- data kasar yang didapat dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi tentang motivasi etnis Batak berwirausaha tambal

ban.

Page 69: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

51

3. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Penyajian data dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selain dengan teks

yang naratif, penyajian data juga dapat berupa, grafik, matrik, network

(jejaring kerja) dan chart. Untuk mengecek apakah peneliti telah memahami

apa yang disajikan.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Tahap selanjutnya setelah data disajikan yaitu menarik kesimpulan dari data

secara keseluruhan yang dilakukan dengan verifikasi secara terus menerus

sepanjang proses penelitian. Menurut pandangan Miles & Huberman

penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari satu kegiatan dan konfigurasi

yang utuh. Verifikasi dapat berupa pemikiran yang melintas saat peneliti

menulis, tinjauan ulang pada catatan lapangan, dan tukar pikiran dengan

teman sejawat. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kausal, hipotesis atau teori.

Page 70: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

52

3.8 Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep

keahlianvaliditas atas kehandalan reliabilitas. Keabsahan data merupakan derajat

kepercayaaan data. Derajat kepercayaaan atau kebenaran suatu penilaian akan

ditentukan oleh standar apa yang digunakan salah satu standar validitas dari data

yang diperoleh oleh peneliti. Menurut Moleong (2007: 324), terdapat beberapa

kriteria yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data antara lain:

a. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas

internal dan nonkualitatif. Fungsi derajat kepercayaan yaitu, Pertama,

penemuannya dapat dicapai. Kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan

hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataaan

yang sedang diteliti. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa

teknik pemeriksaan, yaitu:

1. Triangulasi

Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara

yang berbeda. Trianggulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil

yang diinginkan. Oleh karena itu, trianggulasi dilakukan dengan menguji

apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik

(Bungin, 2013: 203). Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif

peneliti menggunakan metode wawancara dan obervasi. Untuk memperoleh

kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai

informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan

wawancara semi-terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan

Page 71: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

53

obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu,

peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek

kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan

diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Triangulasi berupaya

untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan data yang

diperoleh dengan sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada

waktu yang berlainan dan dengan metode yang berlainan. Adapun

triangulasi yang dilakukan dengan beberapa macam teknik pemeriksaan

yang memanfaatkan penggunaan sumber data, metode, dan teori. Untuk itu

maka peneliti dapat melakukan dengan cara:

a) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

b) Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan wawancara.

c) Mengeceknya dengan berbagai sumber data.

d) Memanfaatkan berbagai metode lain seperti melakukan perpanjangan

pengamatan, analisis kasus negatif, atau mengadakan member check

agar kepercayaan data dapat dilakukan.

Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Fuad

dan Nugroho, 2014: 65). Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah triangulasi sumber, dimana pengujian data triangulasi sumber

dilakukan dengan mengecek data yang sudah diperoleh dari berbagai

sumber. Data tersebut kemudian dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel

matriks. Data dari sumber yang berbeda dideskripsikan, dikategorikan,

mana pandangan yang sama, berbeda dan mana yang lebih spesifik.

Page 72: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

54

2. Kecukupan Referensial

Yaitu mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau rekaman-

rekaman yang dapat digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji

sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data.

a) Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada pengamatan

antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan

tersebut seorang peneliti perlu mencari dan mengumpulkan data

kejadian dalam konteks yang sama.

b) Kebergantungan (Dependability)

Kebergantungan merupakan substitusi reliabilitas dalam penelitian

nonkualitatif. Dalam penelitian ini, uji kebergantungan dilakukan

dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian.

Kalau proses penelitiannya tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka

penelitian tersebut tidak dependable. Untuk mengetahui dan memastikan

apakah hasil penelitian ini benar atau salah, peneliti selalu

mendiskusikannya dengan pembimbing secara bertahap mengenai data-

data yang didapat di lapangan mulai dari proses penelitian sampai pada

taraf kebenaran data yang didapat.

c) Kepastian (Confimability)

Kepastian merupakan data yang diperoleh dapat dilacak kebenarannya.

Dalam suatu penelitian uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan,

sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji

kepastian (confimability) berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan

Page 73: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

55

dengan proses yang dilakukan dalam penelitian. Kepastian yang

dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan disepakati

hasil penelitian tidak lagi subjektif tapi sudah objektif. Dalam

prakteknya, konsep kepastian dilakukan melalui memeber check,

triangulasi, pengamatan atau rekaman, pengecekan kembali dan juga

melihat kejadian yang ada dilokasi kejadian sebagai bentuk konfirmasi.

Page 74: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

Motivasi Etnis Batak dalam Berwirausaha Tambal Ban di Bandar Lampung, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi motivasi etnis

Batak berwirausaha tambal ban terdiri dari faktor internal yaitu adanya kebutuhan

berprestasi (need for achievement), kebutuhan akan kebebasan (need for

independence), dan pengalaman. Sedangkan faktor eksternal yaitu adanya

dukungan keluarga dan teman, bentuk peranan (role model), peluang usaha,

imbalan laba, dan situasi ekonomi. Adanya motivasi ini menyebabkan mereka

memiliki sikap disiplin, mandiri, berkomitmen tinggi, berani mengambil resiko,

menghadapi segala tantangan yang dihadapi, kreatif, membuat inovasi-inovasi

dalam mengembangkan usahanya, serta realistis akan usaha yang dijalaninya.

Selain itu mereka juga memiliki motivasi yang sangat kuat dalam menjalankan

usahanya, bekerja keras dan pantang menyerah dalam mencapai tujuannya.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kendala yang dihadapi

oleh etnis Batak dalam mengembangkan usaha tambal bannya pertama modal

yang masih terbatas sehingga memperlambat perkembangan usahanya, serta

minimnya wawasan mereka untuk mengakses modal yang sudah disedikan oleh

Page 75: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

116

pemerintah seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat). Kedua dari segi pemasaran yang

dilakukan belum efektif, masih menggunakan cara manual yaitu dengan

memasang spanduk yang hanya berisi nama usahanya saja. Selain itu

keterampilan, keahlian, dan pengetahuan dalam bidang tambal ban yang dimiliki

masih standar-standar saja. Pengetahuan mereka tentang cara-cara

mengembangkan bisnis juga masih sangat minim. Peneliti juga menemukan

beberapa etnis Batak hanya menjalankan usaha tambal saja tidak

mengkombinasikannya dengan usaha lain yang dapat menambah penghasilannya.

Pelayanan yang diberikan belum memadai, seperti barang-barang yang dijual

tidak lengkap, lokasi usaha masih sempit, tempat belum tertata rapi, tidak bersih,

belum tersedia tempat duduk bagi konsumen saat menunggu kendaraannya

diperbaiki. Hal ini mengakibatkan usaha tambal ban yang dijalankan tidak dapat

berkembang dengan pesat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, saran yang

dapat diberikan oleh peneliti sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Etnis Batak yang Berwirausaha Tambal Ban

1. Berkaitan dengan modal yang masih terbatas dalam pengembangan usaha

dapat dipinjam dari pihak-pihak lain, seperti perbankan yang memberikan

bunga rendah sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan usaha yang

dijalankan.

2. Melakukan promosi penjualan dengan cara membuat iklan di media sosial,

memasang spanduk di tempat usaha berisi informasi pelayanan jasa serta

Page 76: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

117

produk yang ditawarkan, sehingga memudahkan konsumen untuk mengetahui

lokasi usaha dan servise yang tersedia.

3. Harus terus meningkatkan serta menambah keahlian yang dimiliki, tidak

hanya mampu menambal ban tetapi keahlian-keahlian lainnya seperti bongkar

mesin, ganti sparepart, sehingga usaha dapat bertahan dan mampu bersaing

dengan para pengusaha tambal ban lainnya.

4. Sebaiknya mengkombinasikan usaha tambal ban dengan usaha lain yang

tidak berhubungan dengan tambal ban seperti usaha warung kecil-kecilan,

pertamini, menjual pulsa, menjual rokok, took sembako, serta menyedikaan

jasa tambal ban panggilan, sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan

yang lebih banyak.

5. Terus melakukan inovasi pada pelayanan yang diberikan, melengkapi barang-

barang yang dijual, tempat yang bersih, lokasi usaha yang luas dan strategis,

tersedia kursi tempat duduk konsumen menunggu, sehingga lebih menarik

konsumen, membuat mereka nyaman, puas saat melakukan servis

kendaraannya. Selain itu selalu bersikap ramah, sopan kepada setiap

konsumen yang datang, serta memberikan hasil kerja terbaik yang

mengutamakan kepuasan konsumen. Sehingga dapat membuat konsumen

akan melakukan pembelian ulang.

6. Sebaiknya mengikuti DIKLAT (pendidikan dan pelatihan) tentang

kewirausahaan agar menambah pengetahuan dalam bisnis dan menambah

jaringan.

Page 77: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

118

5.2.2 Bagi Pemerintah

1. Pemerintah hendaknya memperhatikan para pengusaha tambal ban dengan

melakukan sosialisasi dan pelatihan wirausaha terutama dibidang jasa tambal

ban atau bengkel guna memberikan ilmu pengetahuan baru tentang cara

pengelolaan usaha, sehingga usahanya bisa berkembang pesat.

2. Menyediakan pinjaman modal usaha dengan suku bunga yang rendah,

sehingga para pengusaha tambal ban dapat mengembangkan usahanya dengan

cepat serta melengkapi barang-barang yang dijual.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengambil tema sejenis dapat

melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan teknik analisis

faktor, untuk mengukur besar nilai yang dihasilkan dari setiap variabel. Sehingga

diperoleh data yang lebih objektif secara statistik dari setiap faktor internal dan

faktor eksternal yang menjadi motivasi etnis Batak berwirausaha tambal ban.

Page 78: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung:

CV Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Bastaman, Aam dan Riffa Juffiasari. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pengambilan Keputusan Bagi Wanita Untuk Berwirausaha. Prosiding

Seminar Nasional UNS SME’s Summit & Awards.

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Pennelitian Kualitatif. PT.Raja Grafindo

Persada: Jakarta.

Ciptaningtyas, Enda. 2012.Motivasi Mahasiswa Berwirausaha, Studi pada

mahasiswa Universitas Lampung. Skripsi Fisip Unila.

Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Organisasi dan MotivasiI: Dasar Peningkatan

Produktivitas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Heru, Kristanto. 2009. Pendekatan Manajemen dan Praktik. Yogyakarta. Graha

Ilmu.

Hisrich, R & Peter M. 2000. Entrepreneurship.Edisi Keempat. Singapore Mc

Gran-Hill. Inc

Kasmir, 2011. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lambing Peggy, Charles R Kuehl, 2000. Entrepreneurship. New Jersey: Prentice

Hall, Inc

Marpaung, Loviana L dan Aditya.2017. Analisi Faktor Motivasi Berwirausaha

Mahasiswa Administrasi Bisnis Angkatan 2013 Universitas Telkom.Jurnal

Management. Vol.4. No.1 April 2017. ISSN: 2355-9357.

Page 79: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

120

Miles, Mattew B. & A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Neneng & Djoko Sugiono. 2017. Pengaruh Faktor Internal, Eksternal

dan Motivasi terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Jurusan

Akuntansi. Jurnal Dinamika Dotcom, ISSN 2086-2652 Vol 8 No 2 Juli

Tahun 2017.

Riyanti. 2003.Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian.

Jakarta. Grasindo

Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sismayadi, Erine Kurnia. 2016. Motivasi Wanita Berwirausaha di Kota Bandar

Lampung, Studi pada Anggota IWAPI Lampung. Skripsi. FisipUnila.

Siregar, Fuad Habibi. 2015. Perubahan Sosial Budaya dan Tingkat Kesejahteraan

Migran Batak di Sektor Informal di Kota Bogor. Jurnal Sosiologi Pedesaan.

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.IPB. April

2015.

Sofia, Yeyen. 2017. Kajian Tentang Sikap dan Motivasi Berwirausaha pada

Sektor Pariwisata, Studi pada Wirausahawan di Lingkungan Pantai Mutun

MS. Town. Skripsi. FisipUnila.

Subagyo, Joko P. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhela, Intan. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Entreprenuer dalam

Berwirausaha. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Page 80: MOTIVASI ETNIS BATAK DALAM BERWIRAUSAHA TAMBAL BAN …digilib.unila.ac.id/60376/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · anggota bidang Entreprenuer. Penulis pernah aktif sebagai ketua

121

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktsi: Kiat dan Proses Menuju

Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Sunarya. PO Abas dan Sudaryono. 2011. Kewirausahaan. Yogyakarta: CV Andi

Offset.

Suryana,Yunusdan Kartib Bayu.2011.Kewirausahaan:Pendekatan Karakteristik

Wirausawahan Sukses.Jakarta:Kencana.

Suryana. 2013. Kewirausahaan. Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:

Salemba Empat.

Suryani, Tatik.2013. Perilaku Konsumen di Era Internet: Implikasinya pada

Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Taufik. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rodaskarya.

Widhari, Cokorda Istri Sri, I Ketut Suarta. 2012. AnalisisFaktor-Faktor yang

Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan menjadi Wirausaha. Jurnal Bisnis dan

Kewirausahaan vol.8. no.1. Maret 2012.

Winardi. 2017. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Kencana Prenanda

Media Grup.

Wijaya, Serli. 2016. Studi Eksploratif Motivasi Berwirausaha Skala Mikro Sektor

Jasa Makanan di Surabaya. Jurnal Manajemen Volume 20, No.2, Tahun

2016:Hal. 105-116.

Yudi Siswadi. 2013. Analisis Faktor Internal, Faktor Eksternal, dan

Pembelajaran Keirausahaan yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam

Bewirausaha. Jurnal Manajemen dan Bisnis vol.13 No. 01 April 2013 ISSN.

Sumber Internet:

Arhando, Pramdia. 2017. Jumlah Pengangguran Naik menjadi 7,04 Juta

Orang.Kompas.com.http://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/06/1539401

26/agustus-2017-jumlah-pengangguran-naik-menjadi-7,04-juta-orang

diakses pada tanggal 23 November 2017 pukul 20.30

www.cendananews.com/2015/06/mengais-rejeki-di-jalinsum-lelaki-

tekuniusahatambal-ban. diakses tanggal 26 Maret 2018 pukul 10.03

www.petatematikindo.wordpress.com (diakses 19 September 2018 pukul 20.00)