Upload
ch4ndra89
View
114
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
OLEH
MIRA SUSANTI
NBP: 1021224031
Disampaikan pada Pelatihan Manajemen Keperawatan Di RSUD dr. Rasidin Padang
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
1
PENDOKUMEN TASIANASUHAN KEPERAWATANPENDOKUMEN TASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Sub Pokok Bahasan :
Pengertian Pendokumentasian KeperawatanTujuan PendokumentasianHal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam PendokumentasianTekhnik PencatatanTahapan PendokumentasianFaktor-Faktor Yang Menghambat PendokumentasianMentoda Pendokumentasian
Sub Pokok Bahasan :
Pengertian Pendokumentasian KeperawatanTujuan PendokumentasianHal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam PendokumentasianTekhnik PencatatanTahapan PendokumentasianFaktor-Faktor Yang Menghambat PendokumentasianMentoda Pendokumentasian
Disampaikan pada Pelatihan Manajemen Keperawatan Di RSUD dr. Rasidin Padang
A. Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti
tertulis dari kegiatan yang telah dilakukan oleh perawat (Priharjo, 1995 dalam
Hariyati, 2007). Dokumentasi keperawatan menggambarkan keadaan
perkembangan pasien, mencatat asuhan keperawatan yang telah diberikan, dan
mencatat riwayat kesehatan untuk masa yang akan datang.
Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan
perkembangan kondisi klien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat (Fisbach, 1991, Carpenito, 1991).
Pendokumentasian merupakan laporan secara tertulis atau bentuk tetap lainnya
yang menyajikan fakta yang otentik dan benar dari suatu kejadian tindakan,
pernyataan transaksi atau prosedur. Pelaporan merupakan Pembicaraan atau tulisan
informasi di antara staf pemberi perawatan dan mengkonfirmasikan informasi
tertentu pada kelompok klien yang berhubungan dengan keperawatan
Pencatatan adalah bagian yg penting dalam asuhan keperawatan. Pencatatan
menjadi media komunikasi yang efektif antar profesi dalam satu tim pelayanan
kesehatan. Pencatatan asuhan keperawatan bukan sekedar menuliskan sesuatu
dalam lembar pencatatan tetapi sebelum pencatatan tersebut, harus dianalisa apa
yang harus dicatat, bagaimana penyusunan kalimat, dan dimana tiap tulisan tersebut
diletakkan (Rubenfels & Scheffer, 1999 dalam Hariyati, 2007)
B. Tujuan Pendokumentasian
1. Mengkomunikasikan data klien ke semua anggota tim
kesehatan sehingga tidak terjadi data yang tumpang tindih, berulang dan
kesenjangan dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Memberikan bukti-bukti untuk tujuan evaluasi hasil
implementasi asuhan keperawatan (audit keperawatan). Selain itu membantu
administrator mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta dipakai untuk
akreditasi institusi.
2
3. Memberi jaminan kepada masyarakat tentang lingkup dan
mutu pelayanan keperawatan dan membuktikan pekerjaan perawatan serta
meningkatkan tanggung gugat perawat.
4. Sebagai sumber data untuk melakukan penelitian.
5. Sebagai catatan tetap untuk dokumentasi yang sah dan
untuk tujuan finansial, pencatatan ini membantu dalam tindakan hukum dan
untuk meyakinkan bahwa tindakan, obat, terapi telah diberikan dan
dihubungkan dengan pembayaran
6. Menjamin kelanjutan perawatan di masa mendatang
sehungga klien mendapatkan pelayanan yang tepat
7. Menyediakan bukti untuk kepentingan proses
pengadilan/hukum
C. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan mempunyai makna yang penting dilihat dari berbagai
aspek :
1. Hukum
Semua catatan tentang informasi klien merupakan dokumentasi yang resmi
yang bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan
profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai
pengguna jasa maka dokumentasi sangat diperlukan. Dokumentasi dapat
dijadikan barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data di identifikasi secara
lengkap, jelas dan objektif dan ditandatangani oleh perawat, nama jelas, tanggal,
perlunya penulisan dengan jelas agar tidak menimbulkan salah interpretasi.
2. Jaminan Mutu
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan memberikan kemudahan
bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien. Dan untukSelain
itu untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat diatasi dan seberapa jauh
masalah baru dapat di identifikasi dan di monitor melalui catatan yang akurat,
hal ini akan membantu meningkatkan mutu keperawatan.
3. Komunikasi
Dokumentasi keperawatan merupakan alat perekam terhadap masalah yang
berkaitan dengan klien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat
3
catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
asuhan keperawatan
4. Keuangan
Dokumentasi dapat menjadi acuan pertimbangan biaya perawatan klien, dengan
dokumentasi perawatan dinilai tindakan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan tingkat ketergantungan klien.
5. Pendidikan
Dokumentasi keperawatan berisi riwayat perkembangan klien dari masuk rumah
sakit sampai dengan pasien pulang. Perkembangan pasien merupakan bahan
pembelajaran yang efektif bagi mahasiswa atau profesi keperawatan.
6. Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi
yang dapat menjadi bahan atau obyek riset dan pengembangan profesi
keperawatan.
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan dilihat sejauh mana peran dan fungsi
keperawatan. Tingkat keberhasilan pemberian asuhan keperawatan guna
pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Pendokumentasian yang profesional
akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian
1. Isi, Informasi yang ditulis harus lengkap , akurat, jelas, mengandung fakta
(obyektif) dan tidak menggunakan istilah atau singkatan yang tidak umum.
Benar, dimana informasi mengenai klien dan tindakan yang diberikan haruslah
faktual. Catatan harus berisi deskripsi, informasi yang objektif dari apa-apa
yang perawat lihatsesuai dengan pengamatan perawat, bukan berupa
penafsiran., dengar, rasa dan cium (Begerson, 1988)
2. Waktu, Dokumentasikan waktu setiap melakukan intervensi keperawatan. Up to
Date, laporan yang terlambat merupakan suatu kelalaian yang serius dan
menyebab kelambatan untuk memberikan suatu tindakan. Misalnya kesalahan
dalam melaporkan penurunan tekanan darah dapat memperlambat pemberian
obat yang diperlukan. Secara legal, kelambatan dari pelaporan dapat
4
diinterpretasikan sebagai kelalaian. Kkegiatan untuk mengkomunikasikan hal
ini mencakup :
a. Tanda tanda vital (Vital sign)
b. Penatalaksanaan medis
c. Persiapan dilakukan tes diagnostik test dan pembedahan
d. Perubahan status
e. Waktu masuk, pindah, pulang atau kematian klien
f. Penatalaksanaan untuk perubahan status yang tiba-tiba.
3. Format , Gunakan format yang telah ada sesuai dengan kebijaksanaan institusi
pelayanan kesehatan
4. Kerahasiaan, komunikasi yang rahasia adalah informasi yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain yang dipercaya dan merahasiakan bahwa beberapa
informasi itu tidak akan diungkapkan. Pasien mempunyai hak moral dan legal
untuk memastikan bahwa informasi yang ada dalam catatan kesehatannya
terjaga kerahasiaannya.
5. Akontabilitas, Berikan nama dan tanda tangan setiap melakukan intervensi
keperawatan. jangan menggunakan penghapus atau tip-ex bila melakukan
kesalahan dalam penulisan.
6. Penyimpanan,
E. Teknik Pencatatan
1. Ditulis dengan tinta, dapat dibaca dengan jelas, bila terjadi kesalahan jangan
dihapus tetapi dicoret, tulis perbaikan diatasnya serta beri tanda tangan yang
merevisi
2. Menulis nama klien dan tanggal pada setiap lembaran catatan perawatan
3. Catat Mencatat kegiatan segera setelah melakukannya
4. Catat Mencatat dengan tepat bagaimana, bilamana dan dimana tindakan
dilakukan, apa respon klien
5. Selalu memberi tandaMenandata tangani atau dan menuliskan nama jelas
setelah menyelesaikan menuliskan pada catatan tentang suatu kegiatan
6. Membedakan observasi dan interpretasi
7. Jangan meninggalkan kolom kosong, beri tanda tangan jika tidak ada yang
perlu ditulis
5
8. Pergunakan istilah/simbol yang telah disepakati
9. Hindari kata-kata yang tidak dapat ditukar seperti normal, baik, jelek,
negatif, karena setiap pembaca akan memberi nilai yang berbeda
10. Merupakan penulisan obyektif dari klien, bersumber dari apa yang dilihat,
didengar, dibau, dan dirasakan dan bukan merupakan persepsi atau kesimpulan
perawat
F. Tahapan Pendokumentasian
1. Pengkajian
Format pengkajian keperawatan berisikan pengkajian awal perawat terhadap
klien yang baru masuk ke ruangan. Pengkajian dibuat berdasarkan wawancara
langsung klien dan keluarga serta pemeriksaan fisik head to toe.
Format pengkajian diisi dalam bentuk narasi dan atau check list. Pengkajian
memberikan data dasar dalam menyusun rencana asuhan. Format diiisi dengan
data mentah bukan hasil analisa atau kesimpulan.
2. Perencanaan
Perencanaan dibuat oleh ketua tim berdasarkan hasil analisa data pasien. Format
yang diisi dalam bentuk kolom. Rencana keperawatan yang dibuat mengacu
pada standar rencana keperawatan dan memuat diagnosa keperawatan, tujuan,
kriteria evaluasi, dan intervensi keperawatan
3. Implementasi dan Evaluasi
Merupakan pencatatan tentang semua tindakan keperawatan (mandiri maupun
kolaboratif) dan aktivitas yang dilakukan untuk dan bersama klien. Tidak hanya
menuliskan tindakan yang dilakukan tetapi juga respon klien terhadap intervensi
yang dilakukan, sehingga saat menuliskan implementasi juga melakukan
evaluasi
4. Catatan Perkembangan
Format catatan perkembangan keperawatan berisikan informasi tentang catatan
perkembangan kondisi kesehatan klien setiap hari berdasakan rencana
keperawatan yang telah dibuat. Formatnya dalam Bentuk SOAP dan berisi
narasi. Secara narasi, penulisan diawali dengan diagnosa keperawatan,
dilengkapi dengan pernyataan subyektif dan obyektif, serta perencanaan lebih
lanjut.
6
Format SOAP terdiri dari:
S ( Subyektif) : Keluhan klien dan atau keluarga
O (Obyektif) : Apa yg diamati, didengar, disentuh, dicium, diukur
A (Analisa) : Kesimpulan perawat tentang kondisi klien
P (Perencanaan) : Tindakan yg ditetapkan untuk menyelesaikan masalah
G. Faktor-faktor yang menghambat pendokumentasian
1. Kurangnya pemahaman tentang dasar-dasar dokumentasi
keperawatan sehingga penulisan dokumentasi tidak mengacu pada standar yang
ditetapkan dan akhirnya dokumentasi keperawatan tidak lengkap
2. Kurangnya kesadaran tentang pentingnya dokumentasi
keperawatan
3. Dokumentasi keperawatan tidak dianggap sebagai salah
satu faktor penentu kualitas pelayanan keperawatan
4. Keterbatasan tenaga baik dari segi kualitas maupun
kuantitas
5. Format yang tersedia kurang memadai
6. Keterbatasan waktu karena perawat banyak mengerjakan
pekerjaan non keperawatan misalnya mengambil darah, mengantar pasien dan
pekerjaan non keperawatan lainnya.
H. Metoda Pendokumentasian
1. Manual dengan menggunakan format pendokumentasian, dan menggunakan
prinsip pendokumentasian yang benar
2. Pendokumentasian dengan komputerisasi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L.J., (1991). Nursing care plans and documentation. JB Lippincott comp. Philadelphia
Fisbach T.F., (1991). Documentating care: the communication, the nursing process snd documentation standards, F.A, Davis Comp. Philadelphia
7
Hariyati, Rr.T. (2007). Overview Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: DKKD FIK-UI, Tidak Dipublikasikan
8