Modul Spss 2016

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    1/28

    MODUL DASAR

    SPSS

    MataKuliah

    Biostatistik

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    2/28

    1

    MENU

    DASAR-DASAR SPSS

    SPSS merupakan salah satu sekian banyak software statistika yang telah dikenal

    luas dikalangan penggunaannya. Disamping masih banyak lagi software statistika

    lainnya seperti Minitab, Syastas, Microstat dan masih banyak lagi. SPSS sebagai

    sebuah tools mempunyai banyak kelebihan, terutama untuk aplikasi di bidang

    ilmu sosial.

    Gambar 1.1 SPSS Envirorment

    MENU BAR: Kumpulan perintah – perintah dasar untuk meng-operasikan SPSS.

    Menu yang terdapat pada SPSS adalah :

    I. FILE

    Untuk operasi file dokumen SPSS yang telah dibuat, baik untuk perbaikan

    pencetakan dan sebagainya. Ada 5 macam data yang digunakan dalam SPSS, yaitu

    :

    1. Data : dokumen SPSS berupa data

    2. Systax : dokumen berisi file syntax SPSS

    3. Output : dokumen yang berisi hasil running out SPSS

    4. Script : dokumen yang berisi running out SPSS

    5. Database

    • NEW : membuat lembar kerja baru SPSS

    • OPEN: membuka dokumen SPSS yang telah ada

    VARIABLEDATA

    TOOL BAR

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    3/28

    2

    Secara umum ada 3 macam ekstensi dalam lembar kerja SPSS, yaitu :

    1. *.spo : file data yang dihasilkan pada lembar data editor

    2. *.sav : file text/obyek yang dihasilkan oleh lembar output

    3. *.cht : file obyek gambar/chart yang dihasilkan oleh chart window• Read Text Data : membuka dokumen dari file text (yang berekstensi txt),

    yang bisa dimasukkan/dikonversi dalam lembar data SPSS

    • Save : menyimpan dokumen/hasil kerja yang telah dibuat.

    • Save As : menyimpan ulang dokumen dengan nama/tempat/type

    dokumen yang berbeda

    • Page Setup : mengatur halaman kerja SPSS

    • Print : mencetak hasil output/data/syntaq lembar SPSS

    Ada 2 option/pilihan cara mencetak, yaitu :All visible output : mencetak lembar kerja secara keseluruhan

    Selection : mencetak sesuai keinginan yang kita sorot/blok

    • Print Preview : melihat contoh hasil cetakan yang nantinya diperoleh

    • Recently used data: berisi list file data yang pernah dibuka sebelumnya.

    • Recently used file: berisi list file secara keseluruhan yang pernah dikerjakan

    II. EDIT

    Untuk melakukan pengeditan pada operasi SPSS baik data, serta

    pengaturan/option untuk konfigurasi SPSS secara keseluruhan.• Undo : pembatalan perintah yang dilakukan sebelumnya

    • Redo : perintah pembatalan perintah redo yang dilakukan sebelumnya

    • Cut : penghapusan sebual sel/text/obyek, bisa dicopy untuk

    keperluan tertentu dengan perintah dari menu paste

    • Paste : mempilkan sebua sel/text/obyek hasil dari perintah copy atau

    cut

    • Paste after : mengulangi perintah paste sebelumya

    Paste spesial : perintah paste spesial, yaitu bisa konvesri ke gambar,word, dll

    • Clear : menghapusan sebuah sel/text/obyek

    • Find : mencari suatu text

    • Options : mengatur konfigurasi tampilan lembar SPSS secara umum

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    4/28

    3

    IV. VIEW

    Untuk pengaturan tambilan di layar kerja SPSS, serta mengetahu proses-prose

    yang sedang terjadi pada operasi SPSS.

    • Status Bar : mengetahui proses yang sedang berlangsung

    • Toolbar : mengatur tampilan toolbar

    • Fonts : untuk mengatur jenis, ukuran font pada data editor

    • Outline size : ukuran font lembar output SPSS

    • Outline font : jenis font lembar output SPSS

    • Gridlines : mengatur garis sel pada editor SPSS

    • Value labels : mengatur tampilan pada editor untuk mengetahui value

    label

    V. DATA

    Menu data digunakan untuk melakukan pemrosesan data.

    • Define Dates : mendefinisikan sebuah waktu untuk variable yang

    meliputi jam, tanggal, tahun, dan sebagainya

    • Insert Variable : menyisipkan kolom variable

    • Insert case : menyisipkan baris

    • Go to case : memindahkan cursor pada baris tertentu

    • Sort case : mengurutkan nilai dari suatu kolom variable

    • Transpose : operasi kolom variable menjadi baris

    • Merge files : menggabungkan kolom-kolom variablenya

    • Split file :memecahkan file berdasarkan kolom variablenya

    • Select case : mengatur sebuah variable berdasarkan sebuah

    persyaratan tertentu

    VI. TRANSFORM

    Menu transform dipergunakan untuk melakukan perubahan-perubahan atau

    penambahan data.

    Compute : operasi aritmatika dan logika untuk• Count : untuk mengetahui jumlah sebuah ukuran data tertentu pada

    suatu baris tertentu

    • Recode : untuk mengganti nilai pada kolom variable tertentu, sifatnyamenggantikan (into same variable) atau merubah (into different variable)pada variable baru

    • Categorize variable : merubah angka rasional menjadi diskrit

    • Rank case :mengurutkan nilai data sebuah variabel

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    5/28

    4

    VIII. ANALYSE

    Menu analyse digunakan untuk melakukan analisis data yang telah kita masukkan

    ke dalam komputer. Menu ini merupakan menu yang terpenting karena semua

    pemrosesan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan menu correlate,

    compare mens, regresion.

    IX. GRAPH

    Menu graph digunakan untuk membuat grafik, diantaranya ialah bar, line, pie, dll

    X. UTILITIES

    XI. Menu utilities dipergunakan untuk mengetahui informasi variabel, informasi file,

    dll

    XII. AD-ONS

    Menu ad-ons digunakan untuk memberikan perintah kepada SPSS jika ingin

    menggunakan aplikasi tambahan, misalnya menggunakan alikasi Amos, SPSS

    data entry, text analysis, dsb

    XIII. WINDOWS

    Menu windows digunakan untuk melakukan perpindahan (switch) dari satu fileke file lainnya

    XIV. HELP

    Menu help digunakan untuk membantu pengguna dalam memahami perintah-

    perintah SPSS jika menemui kesulitanXV. TOOL BAR : Kumpulan perintah – perintah yang sering digunakan

    dalam bentuk gambar.

    XVI. POINTER : Kursor yang menunjukkan posisi  cell yang sedang aktif /dipilih.

    Kasus : Berikut ini data obat di gudang 10 barang diambil secara acak (angka dalamrupiah)

    No Barang Harga Pokok/Unit Stock Di Gudang

    1 Buku tulis 3000 5240

    2 Tas Punggung 80000 40000

    3 Dompet 45000 22000

    4 Jam tangan 70000 2500

    5 Spidol 7000 7800

    6 Kertas 30000 25000

    7 Tempat CD 45000 5200

    8 Pensil 17000 22000

    9 Penggaris 5000 10500

    Langkah-langkah Input Data :

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    6/28

    5

    1. Membuat Variabel

    Klik variabel view pada pojok kiri bawah, kemudian isikan :

    ● Nama Variabel beserta keterangan yang diinginkan tentang variabletersebut.

    Misal : Barang, Harga, Stock

    Hal yang perlu diperhatikan saat mengisi nama variabel adalah :

    - Nama variabel harus diawali denngan huruf dan tidak boleh diakhiridengan tanda titik.

    - Panjang maksimal 8 karakter.

    - Tidak boleh ada yang sama, dengan tidak membedakan huruf kecil ataubesar.

    ● Type, Width dan Decimal Variabel- Default dari tipe setiap variabel baru adalah numeric, lebar 8 karakter

    sesuai dengan desimal sebanyak 2 digit.

    - Untuk mengubah tipe variabel dilakukan dengan cara mengklik tombolpilihan pada kolom Type.

    - Ada 8 tipe variable, yaitu :

    a) Numeric : angka, tanda (+) atau (-) didepan angka, indicator desimal

    b) Comma : angka, tanda (+) atau (-) didepan angka, indicator desimal,tanda koma sebagai pemisah bilangan ribuan

    c) Dot : angka, tanda (+) atau (-) didepan angka, indicator desimal,tanda titik sebagai pemisah bilangan ribuan

    d) Scientific notation : sama dengan tipe numeric, tetapi menggunakan symbol Euntuk kelipatan 10 (misal 120000 = 1.20E+5)

    e) Date : menampilkan data format tanggal atau waktu

    f) Dollar : memberi tanda dollar ($), tanda koma sebagai pemisahbilangan ribuan dan tanda titik sebagai desimal

    g) Custom currency : untuk format mata uang

    h) String : biasanya huruf atau karakter lainnya

    Gambar 1.2 Variabel view

    2. Mengisi Data

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    7/28

    6

    Memasukkan data pada Data Editor dilakukan dengan cara mengetik datayang akan dianalisa pada sel-sel (case) dibawah judul (heading) kolom namavariabel.

    Gambar 1.3 Data View

    3. Menyimpan Data

    Setelah data dimasukkan, maka data perlu disimpan untuk kepeluananalisa selanjutnya. Langkah penyimpanan data adalah sebagai berikut :

    Klik Menu File→ Save Data→ (Pilih folder penyimpanan), ketik Nama File→ Klik OK.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    8/28

    7

    COMPARE MEANS

    A. Means

    Means merupakan alat analisis untuk menggambarkan statistik data pada variabel berkelompok, seperti rata-rata (mean), standar deviasi, sum, minimum,

    maksimum, dan analisis statistik lainnya, serta untuk menampilkan tabel ANOVA

    dan menguji linearitas antara variabel dependen dan independen. Biasanya data

    yang digunakan terdiri atas rasio (scale) sebagai variabel dependen dan data

    nominal atau ordinal (kategori) sebagai variabel independen.

    Contoh Kasus 1 :

    Seorang mahasiswa melakukan penelitian untuk mengetahui statistik data nilaites mahasiswa suatu PTS. Ia mengelompokkan mahasiswa ke dalam tiga tipe

    kepribadian, yaitu tidak baik, baik, dan sangat baik. Selanjutnya, ia ingin

    mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai tes jika dilihat dari kepribadian.

    Sampel yang digunakan sebanyak 20 mahasiswa. Berikut adalah data-data yang

    didapat dan telah diinputkan ke dalam program SPSS.

    Gambar 2.1 Input Data

    Keterangan :

    Kepribadian : 1 = tidak baik, 2 = baik, 3 = sangat baik

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    9/28

    8

    “Nilai tes” merupakan data rasio (scale), sedangkan “Kepribadian” merupakan

    data ordinal (variabel kelompok / kategori). Di sini akan dilakukan analisis Mean

    untuk menggambarkan statistik data “Nilai tes” yang dikelompokkan berdasar

    “Kepribadian” dan dilakukan uji perbedaan (ANOVA) untuk mengetahui apakah

    terdapat perbedaan “Nilai tes” jika dilihat dari kepribadian.

    Langkah-langkah analisis menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :

    1. Tampilkanlah program SPSS

    2. Kliklah variable view pada SPSS data editor

    3. a. Pada kolom Name baris pertama ketik nilaites; pada Label ketik Nilai tes;

    pada kolok Measure pilih Scale

     b. Pada kolom Name  baris kedua ketik kepribadian; pada Label ketik

    Kepribadian; pada kolom Values klik pada kotak kecil, selanjutnya pada kotakdialog Value Label isikan pada Value isian angka 1 dan pada Value label isikan

    Tidak baik , kemudian klik Add. Ulangi langkah di atas untuk Baik dan Sangat

    Baik. Setelah itu, klik OK dan pada kolom Measure pilih Ordinal. Untuk

    kolom lainnya bisa diabaikan (isian default).

    4. Masuklah ke halaman Data View dengan klik Data View

    5. Isikan data nilaites dan kepribadian seperti Gambar 2.1

    6. Selanjutnya, kliklah Analyze > Compare Means > Means

    Gambar 2.2 Langkah memilih alat analisis

    Langkah di atas akan menampilkan kotak dialog sebagai berikut.

    Gambar 2.3 Kotak dialog Means

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    10/28

    9

    7. Masukkan variabel Nilai tes ke kotak Dependen List dan variabel

    Kepribadian ke kotak Independent List. Kemudian, kliklah tab Options.

    Langkah ini akan menampilkan kotak dialog sebagai berikut.

    Gambar 2.4 Kotak dialog Means : Options

    8. Karena akan dilakukan uji perbedaan (ANOVA), berilah tanda centang pada

    kotak kecil Anova table and eta. Kemudian, kliklah tab Continue , maka Anda

    akan kembali ke kotak dialog sebelumnya.9. Klik OK. Hasil outputnya sebagai berikut :

    Gambar 2.5 Output hasil analisis Means

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    11/28

    10

    Analisis

    Output Case Processing Summaries

    Untuk data nilai tes dan kepribadian yang valid berjumlah 20 dan tidak ada data

    yang hilang (missing) dengan persentase 100%.

    Output Report

    Dari output dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes dengan kepribadian tidak baik

    adalah 56,00 dengan jumlah 5 orang; kepribadian baik 73,125 dengan jumlah 8

    orang; dan kepribadian sangat baik 80,714 dengan jumlah 7 orang.

    Output ANOVA table

    Uji perbedaan (Uji F) digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata nilai tes jika

    dilihat dari kepribadian.

    Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.

    1. Merumuskan hipotesis

    Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai tes jika dilihat dari kepribadian

    Ha : Ada perbedaan rata-rata nilai tes jika dilihat dari kepribadian

    2. Menentukan F hitung

    Dari output di atas didapat nilai F hitung (Combined) adalah 16,457

    3. Menentukan F tabel dan SignifikansiF tabel dapat dilihat pada tabel F statistik pada tingkat signifikansi 0,05 df 1

    (jumlah variabel-1) = 2, dan df 2 (n – 3) atau 20 – 3 = 17. Hasil yang diperoleh

    untuk F tabel adalah 3,592 (lihat lampiran). Sementara itu, hasil output

    menunjukkan signifikansi sebesar 0,000.

    4. Kriteria pengujian :

     Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima

     Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak

    5. Berdasar signifikansi : Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

     Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak

    6. Membuat kesimpulan

    F hitung < F tabel (16,457 > 3,592) dan signifikansi > 0,05 (0,000

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    12/28

    11

    B. One Sample T Test

    One Sample T Test digunakan untuk menguji rata-rata sebuah sampel yang

    dibandingkan dengan rata-rata populasi. Biasanya data yang digunakan adalah

    data rasio (scale).Contoh Kasus 2 :

    Seorang dosen berhipotesis bahwa kecepatan memasang infus pada phantom

    mahasiswa keperawatan semester 4 rata-rata adalah 50 detik (sebagai populasi).

    Untuk membuktikan apakah benar atau tidak, maka dilakukan penelitian dengan

    mengambil sampel sebanyak 20 mahasiswa semester 4 untuk diteliti. Berikut

    adalah data yang didapat dan yang telah di inputkan.

    Gambar 2.6 Input Data

    Diketahui bahwa rata-rata populasi adalah 50. Di sini kita akan melakukan uji satu

    sampel untuk mengetahui apakah kecepatan memasang infus adalah 50 detik.Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 atau tingkat kepercayaan (confidence

    interval) sebesar 95%/

    Langkah-langkah analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut :

    1. Bukalah program SPSS

    2. Kliklah variable view pada SPSS data editor

    3. Pada kolom Name  baris pertama ketik kcptpsginf; pada Label kerik

    Kecepatan lari; pada kolom Measure pilih Scale. Untuk kolom lainnya bisa

    diabaikan (isian default)

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    13/28

    12

    4. Masuklah ke halaman Data View dengan klik Data View

    5. Isikan data kcptpsginf seperti Gambar 2.6

    6. Selanjutnya, klik Analyze > Compare Means > One Sample T Test

    7. Setelah itu, Anda akan melihat tampilan kotak dialog sebagai berikut.

    Gambar 2.7 Kotak dialog One Sample T Test

    8. Masukkan variabel Kecepatan pemasangan infus ke kotak Test Variable (s).

    Kemudian, isikan nilai 50 pada Test Value.

    9. Klik OK. Hasil outputnya sebagai berikut.

    Gambar 2.8 Output hasil analisis Means

    Analisis

    Output One Sample Statistics

    Banyaknya data “Kecepatan pemasangan infus” yang valid berjumlah 20

    mahasiswa. Rata-rata kecepatan adalah 54,40 detik dengan deviasi standar

    8,15249, dan standard error mean 1,82295.

    Output One Sample Test

    Uji satu sampel digunakan untuk mengetahui apakah kecepatan pemasanagan

    infus adalah sama atau berbeda dengan yang dihipotesiskan, yaitu 50 detik.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    14/28

    13

    Tingkat signifikansi dalam pengujian ini menggunakan 0,05 (secara default SPSS

    sudah menggunakan tingkat signifikansi 0,05).

    Berikut adalah langkah-langkah pengujiannya.

    1. Merumuskan hipotesisHo : Rata-rata kecepatan pemasanagan infus mahasiswa adalah 50 detik

    Ha : Rata-rata kecepatan pemasanagan infus mahasiswa bukan 50 detik

    2. Menentukan t hitung dan signifikansi

    Dari tabel pada Gambar 2.8 didapat nilai t hitung sebesar 2,414 dan signifikansi

    0,026.

    3. Menentukan t tabel

    T tabel dapat dilihat dalam tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji

    2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – 1 atau 20 – 1 = 19. Hasil yang diperolehuntuk t tabel adalah sebesar 2,093 (Lihat pada lampiran tabel t).

    4. Kriteria pengujian :

     Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima

     Jika –t hitung < -t table atau t hitung > t table, maka Ho ditolak

    5. Berdasar signifikansi :

     Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

     Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

    6. Membuat kesimpulan.Nilai t hitung > t tabel (2,414 > 2,093) dan signifikansi (0,026 < 0,05), maka Ho

    ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kecepatan pemasangan infus

     bukan 50 detik.

    C. Independent Samples T Test

    Independent Samples T Test atau uji beda 2 rata-rata digunakan untuk menguji

    dua rata-rata pada dua kelompok data yang independen.

    Contoh Kasus:

    Seorang Dosen meneliti apakah ada perbedaan nilai tes antara laki-laki dan

    perempuan di kelasnya. Sampel yang digunakan sebanyak 20 mahasiswa. Data

    yang didapat kemudian diinputkan ke dalam program SPSS seperti terlihat pada

    gambar berikut.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    15/28

    14

    Gambar 2.9 Input DataKeterangan :

     Jnsklmn : 1 = laki-laki, 2 = perempuan

    Variabel yang digunakan terdiri atas “Jenis kelamin” sebagai variabel dummy

    (data nominal / kategori) dan “Nilai tes” yang berisi data rasio (Scale). Di sini kita

    akan melakukan uji beda 2 rata-rata (Independent Samples T Test) untuk

    mengetahui apakah ada perbedaan nilai tes antara laki-laki dan perempuan.

    Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan(confidence interval) sebesar 95%.

    Langkah-langkah analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut.

    1. Bukalah program SPSS

    2. Kliklah variable view pada SPSS data editor

    3. Pada kolom Name  baris pertama ketik jnsklmn; pada Label ketik Jenis

    kelamin; pada kolom Measure pilih Nominal. Pada kolom Name baris kedua

    ketik nilaites; pada Label ketik Nilai tes; pada kolom Measure pilih Scale.

    Sementara itu, untuk kolom lainnya bisa diabaikan (isian default).

    4. Masuklah ke halaman Data View dengan mengklik Data View

    5. Isikan data jnsklmn dan nilaites seperti Gambar 2.9

    6. Selanjutnya, kliklah Analyze > Compare Means > Independent Samples T

    Test. Setelah itu, Anda akan melihat tampilan kotak dialog sebagai berikut.

    7. Masukkan variabel “Nilai tes” ke kotak Test Variable(s) dan variabel “Jenis

    kelamin” ke kotak Grouping Variable. Kemudian, kliklah tab Define Groups.

    Selanjutnya, Anda akan melihat tampilan kotak dialog sebagai berikut.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    16/28

    15

    Gambar 2.10 Kotak dialog Define Groups

    8. Pada Group 1 isikan angka 1 , yang berarti kelompok laki-laki, sedangkan pada

    Group 2 isikan angka 2 , yang berarti kelompok perempuan. Kemudian,

    kliklah Continue. Selanjutnya, Anda akan kembali ke kotak dialog

    sebelumnya.

    9. Klik OK. Hasil outputnya sebagai berikut.

    Gambar 2.11 Output hasil Independent Samples T Test

    Analisis

    Output Group Statistics

    Banyaknya data “Jenis kelamin” laki-laki berjumlah 9 siswa, sedangkan

    perempuan berjumlah 11 siswa. Rata-rata nilai tes untuk laki-laki adalah

    66,7778 sedangkan perempuan 83,0909. Deviasi standar nilai tes untuk laki-laki

    adalah 11,11058 dan untuk perempuan 6,31593. Standard error mean nilai tes

    untuk laki-laki adalah 3,70352 dan untuk perempuan 1,90432.

    Output Independent Samples Test

    Uji beda 2 rata-rata (Independent Samples T Test) dipakai untuk mengetahui

    apakah ada perbedaan nilai tes antara laki-laki dan perempuan. Pengujian

    menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (secara default SPSS sudah

    menggunakan tingkat signifikansi 0,05)

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    17/28

    16

    Sebelum uji beda 2 rata-rata dilakukan, uji F (uji homogenitas) perlu dilakukan

    terlebih dahulu. Jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variance

    Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda, menggunakan

    Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda).

    Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut :

    1. Merumuskan hipotesis

    Ho : Kelompok data nilai tes antara laki-laki dan perempuan memiliki

    varian yang sama

    Ha : Kelompok data nilai tes antara laki-laki dan perempuan memiliki

    varian yang berbeda

    2. Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) :

    -  Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

    -  Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

    3. Membuat kesimpulan.

    Signifikansi dari uji F didapat 0,196. Karena nilai signifikansi > 0,05 (0,196 >

    0,05), maka Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelompok data nilai

    tes antara laki-laki dan perempuan memiliki varian yang sama. Oleh karena

    itu, uji t (Independence Samples T Test) menggunakan equal variance

    assumed.

    Independent Samples T Test

    Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.

    1. Merumuskan hipotesis

    Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai tes antara laki-laki dan perempuan

    Ha : Ada perbedaan rata-rata nilai tes antara laki-laki dan perempuan

    2. Menentukan t hitung.

    Dari output didapat nilai t hitung (equal variance assumed) adalah 5,172

    3. Menentukan t tabel

    T tabel dapat dilihat pada tabel statistic pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2

    sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – 2 atau 20 – 2 = 18. Hasil yang diperoleh

    untuk t tabel sebesar 2,101 (lihat lampiran tabel t).

    4. Kriteria pengujian :

    -  Jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima

    -  Jika – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

    Berdasar signifikansi :

    -  Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

    -  Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    18/28

    17

    5. Membuat kesimpulan

    Karena nilai – t hitung < - t tabel (-4,132 < 2,101) dan signifikansi < 0,05 (0,196>

    0,05), maka Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidk ada perbedaan

    rata-rata nilai tes antara laki-laki dan perempuan.

    D. Paired Samples T Test

    Paired Samples T Test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua

    sampel yang berpasangan.

    Contoh Kasus 4 :

    Seorang manajer perusahaan ingin meneliti apakah ada perbedaan nilai tes antara

    sebelum dan sesudah adanya pelatihan pada karyawannya. Sampel yangdigunakan sebanyak 10 karyawan. Data yang didapat kemudian diinputkan ke

    dalam SPSS sebagai berikut.

    Gambar 2.12 Input Data

    Di sini kita akan melakukan uji beda 2 rata-rata antara dua sampel berpasangan

    (Paired Samples T Test) untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai tes antara

    sebelum dan setelah diadakan pelatihan. Pengujian menggunakan tingkat

    signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan (confidence interval) sebesar 95%.

    Langkah-langkah analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut.

    1. Bukalah program SPSS

    2. Kliklah variable view pada SPSS data editor

    3. Pada kolom Name  baris pertama ketik sebelum; pada Label ketik Sebelum

    pelatihan; pada kolom Measure pilih Scale. Pada kolom Name  baris kedua

    ketik setelah; pada Label ketik Setelah pelatihan; pada kolom Measure pilih

    Scale; untuk kolom lainnya bisa diabaikan (isian default).

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    19/28

    18

    4. Masuklah ke halaman Data View dengan klik Data View

    5. Isikan data sebelum dan setelah seperti Gambar 2.13

    6. Selanjutnya, kliklah Analyze > Compare Means > Paired Samples T Test.

    Langkah ini akan menampilkan kotak dialog sebagai berikut.

    Gambar 2.13 Kotak dialog Paired Samples T Test

    7. Masukkan variabel “Sebelum pelatihan” dan “Setelah pelatihan” ke kotak

    Paired Variables (Variable 1 dan Variable 2)

    8. Klik OK. Hasil outputnya sebagai berikut.

    Gambar 2.14 Output hasil Paired Samples T Test

    Analisis

    Output Paired Samples Statistics

    Untuk data sebelum pelatihan, nilai rata-rata tes 64,2, jumlah data 10, deviasi

    standar 14,69543, dan standard error mean 4,6710. Sementara itu, untuk data

    setelah pelatihan, nilai rata-rata tes 87,5, jumlah data 10, deviasi standar

    6,81909, dan standard error mean 2,15639.

    Output Paired Samples Correlations

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    20/28

    19

    Dari output didapat nilai korelasi sebesar -1,574 dengan signifikansi 0,644. Hal

    ini berarti ada hubungan antara nilai tes sebelum dan setelah pelatihan karena

    nilai yang mendekati 1.

    Output Paired Samples Test

    Paired Samples T Test digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

    nilai tes antara sebelum dan sesudah diadakan pelatihan. Pengujian

    menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (secara default SPSS sudah

    menggunakan tingkat signifikansi 0,05). Berikut adalah langkah-langkah

    pengujiannya.

    1. Merumuskan hipotesis

    Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai tes antara sebelum dan setelah

    pelatihan

    Ha : Ada perbedaan rata-rata nilai tes antara sebelum dan setelah pelatihan

    2. Menentukan t hitung dan signifikansi

    Dari output diketahui nilai t hitung adalah – 4,297 dan signifikansi 0,002

    3. Menentukan t tabel

    T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2

    sisi) dengan derajat kebebasan (df) n – 1 atau 10 – 1 = 9. Hasil yang diperoleh

    untuk t tabel sebesar 2,262 (lihat lampiran tabel t).

    4. Kriteria pengujian :

    -  Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima

    -  Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

    Berdasar signifikansi :

    -  Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

    -  Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

    5. Membuat kesimpulan

    Karena nilai –t hitung < -t tabel (-4,297 < -2,262) dan signifikansi < 0,05 (0,002 <

    0,05), maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai tes antara sebelum dan setelah pelatihan. Dari perhitungan SPSS

    dapat pula diketahui bahwa rata-rata nilai tes setelah pelatihan lebih tinggi.

    Hal ini dapat diartikan bahwa adanya pelatihan memberikan andil dalam

    peningkatan nilai tes para karyawan.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    21/28

    20

    CORRELATE

    Korelasi bivariate adalah hubungan antara dua variabel atau sering disebut

    korelasi sederhana. Dalam perhitungan korelasi akan didapat koefisien korelasiyang menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut. Nilai

    koefisien korelasi berkisar antara 0 sampai 1 atau 0 sampai – 1. Jika nilai semakin

    mendekati 1 atau – 1, hubungan semakin erat; sebaliknya, jika mendekati 0,

    hubungan semakin lemah. Macam koefisien korelasi yang digunakan adalah

    korelasi Pearson serta Kendalls tau-b dan Spearman.

    A. Product Moment Pearson

    Korelasi Pearson (Product Moment Pearson) berguna untuk mengukur ke-eratan

    hubungan antara dua variabel yang mempunyai distribusi data normal. Data yang

    digunakan adalah tipe interval atau rasio.

    Contoh:

    Seorang Bidan melakukan penelitian tentang hubungan anatar pengetahuan

    tentang kehamilan dengan motivasi melakukan pemeriksaan kehamilan di

    BPS/PUSKESMAS. Sampel menggunakan pasien hamil yang tidak teratur

    memeriksakan kehamilanya di PUSKESMAS Cisadea sebanyak 10 orang diambil

    secara random dari paopulasi yang ada.. Data-data yang didapat telah diinputsebagai berikut.

    Gambar 3.1 Input Data

    Data skor pengetahun kehamilan dan motivasi periksa kehamilan merupakan tipe

    data interval (scale). Disini kita akan melakukan analisis korelasi Product Moment

    Pearson untuk mengetahui keeratan hubungan pengetahuan dan motivasi periksa

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    22/28

    21

    hamil dan melakukan pengujian signifikansi untuk mengetahui apakah terdapat

    hubungan signifikan atau tidak di antara variabel-variabel tersebut.

    Langkah-langkah analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut :

    1. Bukalah program SPSS2. Kliklah variable view pada SPSS data editor

    3. Pada kolom Name  baris pertama ketik pengetahuan ; pada Label ketik

    Skor Pengetahuan Kehamilan; pada kolom Measure pilih Scale. Pada

    kolom Name baris kedua ketik motivasi; pada Label ketik Skor motivasi

    periksa hamil ; pada kolom Measure pilih Scale. Untuk kolom lainnya

     bisa diabaikan (isian default)

    4. Masuklah ke halaman Data View dengan klik Data View

    5. Isikan data pengetahuan dan motivasi seperti Gambar 5.16. Selanjutnya, klik Analyze > Correlate > Bivariate

    Gambar 3.2 Langkah memilih alat analisis

    7. Setelah itu, perhatikan kotak dialog yang tampil seperti berikut.

    Gambar 3.3 Kotak Dialog Bivariate Correlations

    8. Masukkan variabel pengetahuan dan motivasi ke kotak Variables.

    9. Klik OK. Hasil outputnya sebagai berikut.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    23/28

    22

    Correlations

    skor pengetahuan

    kehamilan

    skor motivasi periksa

    hamil

    skor pengetahuan

    kehamilan

    Pearson Correlation 1 .913**

    Sig. (2-tailed) .000

    N 10 10

    skor motivasi periksa hamil Pearson Correlation .913** 1

    Sig. (2-tailed) .000

    N 10 10

    **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

    Gambar 3.4 Output hasil analisis Korelasi Pearson

    Analisis

    Korelasi antara “pendapatan” dengan “motivasi” memberikan nilai koefisiensebesar 0,913. Karena koefisien mendekati 1, maka dapat disimpulkan bahwa

    hubungan antara “pengetahuan” dengan “motivasi” sangat erat. Angka

    koefisien positif menunjukkan hubungan positif, yaitu jika “pengetahuan”

    meningkat, maka “motivasi” juga akan meningkat.

    Uji Signifikansi

    Pengujian signifikansi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat

    hubungan signifikan atau tidak di antara variabel yang ada. Pengujian

    menggunakan uji dua sisi (two taled). Signifikan artinya nyata (“berarti”);maksudnya, hubungan yang terjadi dapat diberlakukan untuk populasi.

    Pengujian Koefisien Harga

    Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :

    1. Menentukan hipotesis

    Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi

    Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan motivasi

    2. Kriteria pengujian :

    -  Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima-  Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

    3. Membuat kesimpulan

    Dari output didapat signifikansi sebesar 0,000. Karena signifikansi < 0,05,

    maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

    pengetahuan dengan motivasi.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    24/28

    23

    B. Korelasi Spearman

    Korelasi Spearman berguna untuk mengukur keeratan hubungan antara

    peringkat-peringkat. Pada korelasi ini tidak mensyaratkan distribusi data normal

    dan bisa memakai data tipe ordinal.Contoh :

    Dua orang bidan melakukan penilaian nyeri dengan menggunakan skala nyeri

     bersama-sama pada beberapa pasien post sectio. Sebagai sampel diambil 10 orang

    pasien sebagai responden.Data-data yang didapat telah diinput sebagai berikut.

    Gambar 3.5 Input Data

    Data “bidana” dan “bidanb” merupakan tipe data ordinal. Dalam hal ini dipakai

    kisaran nilai 0 (sama sekali tidak nyeri) sampai 10 (sangat nyeri sekali). Di sini kita

    akan melakukan analisis korelasi Spearman untuk mengetahui kesesuaian

    penilaian skala nyeri anata bidan A dan B atau mengetahui apakah terdapat

    hubungan signifikan atau tidak antar variabel tersebut.Langkah-langkah analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut :

    1. Bukalah program SPSS

    2. Kliklah variable view pada SPSS data editor

    3. Pada kolom Name baris pertama ketik bidana; pada Decimals ganti menjadi

    0; pada Label ketik skala nyeri oleh bidan A; dan pada kolom Measure pilih

    Ordinal. Pada kolom Name  baris kedua ketik bidanb; pada Decimals ganti

    menjadi 0; pada Label ketik skala nyeri oleh bidan B; pada kolom Measure

    pilih Ordinal. Untuk kolom lainnya bisa diabaikan (isian default)

    4. Masuklah ke halaman Data View dengan klik Data View

    5. Isikan data bidana dan bidanb seperti Gambar 3.5

    6. Selanjutnya, klik Analyze > Correlate > Bivariate. Setelah itu, perhatikan kotak

    dialog yang tampil seperti berikut ini.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    25/28

    24

    Gambar 3.6 Kotak Dialog Bivariate Correlations

    7. Masukkan variabel skala nyeri oleh bidan A dan skala nyeri oleh bidan A ke

    kotak Variables

    8. Pada Correlation Coefficients hilangkan tanda centang pada Pearson ,kemudian beri tanda centang pada Kendall’s tau-b dan Spearman.

    9. Klik OK. Hasil outputnya sebagai berikut.

    Correlations

    skala nyeri

    oleh bidan A

    skala nyeri

    oleh bidan B

    Spearman's rho skala nyeri oleh bidan A Correlation Coefficient 1.000 .957**

    Sig. (2-tailed) . .000

    N 10 10

    skala nyeri oleh bidan B Correlation Coefficient .957** 1.000

    Sig. (2-tailed) .000 .

    N 10 10

    **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

    Gambar 3.7 Output hasil analisis Korelasi Spearman’s rho

    Analisis

    Pada analisis korelasi Spearman’s rho didapat koefisien sebesar 0,957. Karena

    koefisien mendekati 1, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara skala nyerioleh bidan A dengan skala nyeri oleh bidan B adalah sangat erat. Angka koefisien

    positif menunjukkan hubungan positif, yaitu jika kedisiplinan meningkat, maka

    prestasi juga akan meningkat.

    Uji Signifikansi

    Pengujian signifikansi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

    signifikan atau tidak antar variabel tersebut. Pengujian menggunakan uji dua sisi (two

    taled). Signifikan artinya nyata (“berarti”); maksudnya, hubungan yang terjadi dapatdiberlakukan untuk populasi.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    26/28

    25

    Pengujian dengan Spearman’s rho

    Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

    1. Menentukan hipotesis

    Ho : Tidak terdapat kesesuaian antara penilaian skala nyeri bidan A dan bidan B

    Ha : Terdapat kesesuaian antara penilaian skala nyeri bidan A dan bidan B

    2. Kriteria pengujian :

    -  Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima

    -  Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

    3. Membuat kesimpulan

    Dari output didapat signifikansi sebesar 0,000. Karena signifikansi < 0,05, maka

    Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada kesesuaian antara penilaianskala nyeri bidan A dan bidan B.

    C. Korelasi Pearson untuk Uji Validitas Item

    Validitas item adalah kecermatan suatu item atau instrument data dalam

    mengukur apa yang ingin diukur. Item dikatakan valid jika terjadi korelasi yang

    kuat dengan skor totalnya. Hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut

    dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item biasanya berupa pertanyaanatau pernyataan yang ditujukan kepada responden dengan menggunakan bentuk

    kuesioner atau angket dengan tujuan untuk mengungkap sesuatu. Pengujian

    validitas item dalam SPSS menggunakan dua alat analisis, yaitu Korelasi Pearson

    dan Corrected Item Total Correlation.

    Teknik uji validitas item dengan korelasi Pearson, yaitu dengan cara

    mengorelasikan skor item dengan skor total item. Kemudian, pengujian

    signifikansi dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada tingkat

    signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, maka item

    dapat dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel, maka item dinyatakan tidak valid.

    Contoh Kasus 3 :

    Seorang mahasiswa melakukan penelitian dengan menggunakan kuesioner untuk

    mengungkap kepuasan konsumen terhadap pelayanan rumah sakit. Untuk itu

    dibuat 5 item pertanyaan dengan sampel sebanyak 10 orang. Data-data yang

    didapat telah diinput sebagai berikut.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    27/28

    26

    Gambar 3.8 Input Data

    Data item-item merupakan data ordinal. Di sini kita akan melakukan analisis

    korelasi Product Moment Pearson untuk mengetahui apakah tiap-tiap item valid

    atau tidak.Langkah-langkah analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut :

    1. Bukalah program SPSS

    2. Kliklah variable view pada SPSS data editor

    3. Pada kolom Name  baris pertama sampai kelima, ketik item1 sampai

    item5.selanjutnya, pada Name  baris keenam ketik itemtot (total dari

    semua item), pada Decimals ganti menjadi 0 , dan pada kolom Measure

    pilih Ordinal. Untuk kolom lainnya bisa diabaikan (isian default)

    4. Masuklah ke halaman Data View dengan klik Data View

    5. Isikan data item-item dan item total seperti Gambar 3.8

    6. Selanjutnya, klik Analyze > Correlate > Bivariate. Setelah itu, perhatikan

    kotak dialog yang tampil berikut ini.

    Gambar 3.9 Kotak Dialog Bivariate Correlations

    7. Masukkan semua variabel ke kotak Variables

    8. Klik OK. Hasil outputnya sebagai berikut.

  • 8/17/2019 Modul Spss 2016

    28/28

    Gambar 3.10 Output hasil analisis Korelasi Pearson untuk uji validitas item

    Analisis

    Untuk uji validitas item, perhatikanlah koefisien korelasi antara tiap item dengan

    item total (itemtot). Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan r tabel  product

    moment (pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan N = 10). Nilai r tabel yang

    didapat adalah 0,632 (lihat lampiran r tabel). Dari output diperoleh nilai yang

    kurang dari r tabel 0,632 adalah item 4 (0,544), sedangkan yang lain di atas r tabel

    0,632. Jadi, dapat disimpulkan bahwa item 4 tidak valid. Oleh karena itu, harus

    diperbaiki atau dibuang.